26
Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805 Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505 201 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul IAIN Syekh Nurjati Cirebon PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA DISHARMONI DI KECANDRAN SALATIGA Nur Zumrotus Sholihah 1, Muchamad Chairul Umam 2 IAIN Salatiga Email: 1 [email protected], 2 [email protected] Abstract The purpose of this study was to determine how the character of children in disharmony families. This research method is a type of qualitative research that has the main characteristic of being descriptive, so that the data obtained are in the form of speech, writing and behavior that can be observed by researchers. The research approach used is descriptive qualitative. Family disharmony is family life whose member structure is still complete but in family members there is a lack of attention, lack of communication, family members have their own activities and quarrels between father and mother that can lead to family divorce. The results showed that the purpose of character education in family disharmony in Kecandran Salatiga was different. The ideals and expectations of parents for their children are always good and they want their children to be good, religious individuals who can respect followers of other religions. The material taught by parents is related to parental speculation, usually about good advice and good Islamic teachings. How to educate children according to 18 character values through exemplary methods, methods of advice and punishment. Evaluation of character testing is done by testing the level of honesty. Obstacles in children's character education in family disharmony in Kecandran Salatiga. First, parents must always remind their children because their children have obstacles and obstacles in learning so it is difficult to catch the subject matter. Second, addressing children who are spoiled and lazy to learn. Third,

PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

201 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

PENANAMAN KARAKTER ANAK

PADA KELUARGA DISHARMONI

DI KECANDRAN SALATIGA

Nur Zumrotus Sholihah1, Muchamad Chairul Umam2 IAIN Salatiga

Email: [email protected], [email protected]

Abstract

The purpose of this study was to determine how the character of children in disharmony families. This research method is a type of qualitative research that has the main characteristic of being descriptive, so that the data obtained are in the form of speech, writing and behavior that can be observed by researchers. The research approach used is descriptive qualitative. Family disharmony is family life whose member structure is still complete but in family members there is a lack of attention, lack of communication, family members have their own activities and quarrels between father and mother that can lead to family divorce. The results showed that the purpose of character education in family disharmony in Kecandran Salatiga was different. The ideals and expectations of parents for their children are always good and they want their children to be good, religious individuals who can respect followers of other religions. The material taught by parents is related to parental speculation, usually about good advice and good Islamic teachings. How to educate children according to 18 character values through exemplary methods, methods of advice and punishment. Evaluation of character testing is done by testing the level of honesty. Obstacles in children's character education in family disharmony in Kecandran Salatiga. First, parents must always remind their children because their children have obstacles and obstacles in learning so it is difficult to catch the subject matter. Second, addressing children who are spoiled and lazy to learn. Third,

Page 2: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

202 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

children are still often asked for help from their parents when there are various kinds of economic problems.

Keywords :Character Culvitation,Disharmony Family

Abstrak

Ketidakharmonisan keluarga adalah kehidupan keluarga yang struktur

anggotanya masih lengkap tetapi dalam anggota keluarga terdapat

kurangnya perhatian, kurangnya komunikasi, anggota keluarga

memiliki aktivitas masing-masing dan pertengkaran antara ayah dan

ibu yang dapat membawa perceraian keluarga. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakter anak di dalam

keluarga disharmoni. Metode penelitian ini merupakan jenis penelitian

kualitatif yang memiliki ciri utama yaitu bersifat deskriptif, sehingga

data yang didapatkan berupa ucapan, tulisan, dan perilaku yang dapat

diamati oleh peneliti. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah

deskriptif kualitatif.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan

pendidikan karakter dalam ketidakharmonisan keluarga di Kecandran

Salatiga berbeda. Materi yang diajarkan orang tua berkaitan dengan

spekulasi orang tua, biasanya tentang nasehat yang baik dan ajaran

Islam yang baik. Cara mendidik anak sesuai 18 nilai karakter melalui

metode keteladanan, metode nasehat dan pemberian hukuman. Evaluasi

pengujian karakter dilakukan dengan menguji tingkat kejujuran.

Kendala pendidikan karakter anak dalam ketidakharmonisan keluarga

di Kecandran Salatiga. Pertama, orang tua harus selalu mengingatkan

anaknya karena anaknya memiliki kendala dan kendala dalam belajar

sehingga sulit menangkap materi pelajaran. Kedua, menyikapi anak

yang manja dan malas belajar. Ketiga, anak masih sering dimintai

tolong orangtuanya disaat ada berbagai macam masalah ekonomi.

Kata Kunci: Penanaman karakter, Ketidakharmonisan Keluarga

Pendahuluan :

KI Hadjar Dewantara sebagaimana dikutip oleh Aisyah

menyatakan bahwa pendidikan didefinisikan dengan upaya

untuk membawa ke dalam keadaan yang lebih baik yakni

perangkai/budi pekerti, dan jasmani peserta didik agar senada

Page 3: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

203 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

dengan masyarakat dan alam. 1 Pendidikan nilai dan karakter

dimaknai dengan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter

kepada warga, sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,

kesadaran, atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan

nilai-nilai tersebut baik terhadap kepada Tuhan Yang Maha Esa,

diri sendiri, sesama lingkungan, maupun kebangsaan sehingga

menjadi manusia insan kamil.2

Generasi penerus bangsa yang berkualitas yang mampu

menyesuaikan diri dalam masyarakat, bangsa serta negara akan

muncul dengan adanya sistem pendidikan yang baik.

Pendidikan merupakan usaha manusia guna membina

kepribadian seseorang sesuai dengan nilai-nilai budaya dan

kemasyarakan. Pendidikan sangat berhubungan dengan etika

dan sikap seseorang. Hasbullah mendefiniskan bahwa

pendidikan adalah fenomena manusia yang fundamental yang

bersifat konstruktif dalam kehidupan manusia.3

Pendidikan karakter dimulai dari lingkungan keluarga,

karena anak mulai tumbuh dan berkembang di lingkungan

keluarga. Pendidikan karakter seharusnya diperkenalkan dan

diterapkan sedini mungkin atau kanak-kanak, karena pada usia

kanak-kanak anak dapat mengasah bakat dan potensinya. Total

Moral Quality (TMQ) telah sukses dikembangkan pondok

pesantren selama ini bagi peserta didik dalam menghadapi

perkembangan globalisasi. Total Moral Quality (TMQ)

merupakan perkembangan dari teori Thomas Lickona yaitu

moral modeling, moral knowing, moral feeling dan moral habituation

yang dilaksanakan secara terpadu dalam aplikasinya.4 Zuchdi

1Aisyah, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasinya,

(Jakarta:Kencana), 2018, hlm.10. 2 Samani, Muchlas dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter,(

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) hlm. 46 3 Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Edisi Revisi. Jakarta: P.T Raja

Grafindo Persada, 2012. 6. 4Hasan Baharun, “Total Moral Quality: A New Approach for Character

Education in Pesantren,” Ulumuna21, no 1(2017),77.

Page 4: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

204 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

mengatakan bahwa tujuan pendidikan nasional dalam UU

Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa tujuan pendidikan

nasional antara lain mengembangkan potensi peserta didik

untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, serta akhlak mulia.5

Akhlak mulia bisa dibentuk oleh keluarga yang memiliki

kerharmonisan dalam rumah tangga, sehingga ketika anak

berada dalam lingkungan kekuarga yang tidak harmonis maka

akan menimbulkan efek buruk terhadap anak. Ada bermacam-

macam masalah yang menyebabkan ketidakharmonisan yang

dialami keluarga. Masalah yang timbul antara lain masalah

ekonomi, perbedaan argumentasi/pendapat, dan masalah

prinsip yang berbeda. Masalah-masalah tersebut berpengaruh

dalam pembentukan karakter bagi seorang anak.

Istilah lain dari keluarga disharmoni yaitu keluarga

brokenhome. Menurut kamus Inggris Indonesia (1992) kata

broken home berasal dari dua kata yaitu broken dan home. Arti

dari kata broken yaitu memecahkan atau merusakkan dan arti

kata home yaitu rumah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

keluarga broken home adalah kondisi keluarga yang mengalami

disharmonisasi akibat perceraian, sehingga kedua orang tua

sudah tidak berperan sebagaimana perannya. Akibat kondisi

keluarga disharmoni menyebabkan terjadinya disfungsi peran

orang tua karena kesibukan bekerja atau perceraian akan

membuat komunikasi dalam keluarga berjalan kurang baik. Hal

ini terjadi di desa yang terletak di perbatasan antara Kota

Salatiga dan Kabupaten Semarang yaitu Desa Kecandran

Salatiga. Di desa Kecandran ada seorang anak yang di anggap

tidak baik oleh masyarakat sekitar dan mengalami masalah

tentang belajarnya yaitu sulit menerima pelajaran serta

mengalami masalah dalam pergaulannya. Anak tersebut

beberapa kali tinggal kelas dan sering bergaul dengan orang

5Darmiyati Zuchdi. Pendidikan Karakter Dalam Prespektif dan Teori Praktik.

Yogyakarta: UNY Press. 2011. 29.

Page 5: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

205 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

yang usianya lebih dewasa. Berdasarkan informasi yang penulis

peroleh, anak tersebut mengalami disharmonisasi keluarga

akibat perceraian yang diasuh oleh salah satu pihak orang

tuanya yaitu ibunya.

Dari observasi yang peneliti peroleh bahwasanya di Desa

Kecandran ditemukan bahwa ada beberapa keluarga disharmoni

atau brokenhome, dampak dari keluarga disharmoni ada berbagai

macam, terutama yang menjadi korban dari keluarga

disharmoni adalah anak, sehingga membuat kepercayaan diri

anak semakin berkurang bahkan ada anak yang menjadi agresif

karena kurangnya perhatian dari orang tua.maka dari itu

peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana cara menanamkan

pendidikan karakter pada anak dari keluarga disharmoni

supaya anak tersebut tetap memiliki jiwa yang besar dan

semangat yang tinggi untuk menjalani kehidupan.

Dengan demikian semua anggota keluarga memliki

pengaruh yang sangat berarti dalam perkembangan karakter

anak. Perkembangan karakter anak dapat dilakukan dengan

cara keteladanan atau peniruan. Orang tua merupakan acuan

pertama bagi seorang anak dalam pembentukan karakter. oleh

sebab itu, orang tua perlu dibekali pengetahuan tentang

pendidikan karakter sehingga anak akan tumbuh dan

berkembang menjadi pribadi yang mempunyai karakter mulia.

Pada kenyataannya banyak orang tua memilih jalan

untuk berpisah, sehingga anak akan menjadi korban. Beberapa

hal yang menyebabkan terjadinya kasus pertikaian dalam

keluarga yang berakhir dengan jalan perpisahan. Perceraian

menyebabkan berbagai macam persoalan baik bagi anak

maupun bagi orang tua. Anak akan mendapatkan kurang kasih

sayang, anak mengalami berbagai macam permasalahan moral

yang berat dan anak akan mudah mendapatkan pengaruh buruk

dari lingkungan serta prestasi anak akan menurun.Membuat

perasaan anak yang tidak menentu, sejak saat perpisahan orang

tua tidak lagi berperan efektif dalam mendidik anak. Kedua

Page 6: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

206 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

orang tua tidak lagi bertanggung jawab penuh dalam mendidik

dan mengasuh anak.6 Pendidikan agama perlu diarahkan untuk

mengembangkan iman, akhlak, hati nurani, budi pekerti serta

aspek kecerdasan dan keterampilan sehingga terwujud

keseimbangan.7

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti

lebih dalam berkaitan dengan pola pendidikan anak dan

bagaiamana cara menanamkan pendidikan karakter pada anak

pada keluarga disharmoni menganggap bahwa pendidikan

karakter sangat penting bagi anak dalam keluarga disharmoni

akibat perceraian yang diasuh oleh salah satu pihak orang tua

dengan kesibukan bekerja sekaligus mengurus anak dan

terkadang dibantu oleh neneknya. Penelitian terdahulu yang

mempunyai topik hampir sama dengan penelitian penulis yaitu

Jurnal Kusmaya Sari, yang berjudul “Dinamika Psikologis Anak

Amplang dengan Disharmoni Keluarga: Sebuah Autobiografi”.

Tujuan penelitian ini ialah untuk memahami dinamika

psikologis yang terjadi pada anak amplang yang memiliki

disharmoni keluarga serta mencari tahu konflik yang terjadi baik

dari segi eksternal maupun internal pada diri anak amplang lalu

pemaknaan dan penerimaan atas pengalamannya. Persamaan

jurnal ini dengan penelitian yang penulis teliti terletak pada

subyek penelitiannya yaitu sama-sama meneliti tentang keluarga

disharmoni sedangkan perbedaan jurnal ini dengan penelitian

yang penulis teliti terletak pada obyek penelitiannya.8

6Save M Dagun.Psikologi Keluarga (Peranan Ayah Dalam Keluarga).

Jakarta: Rieneka Cipta. 1990. 150. 7 Hasan Baharudin, Zulfaizah, Revitalisasi Pendidikan Agama Dalam

Pembentukan Karakter Peserta Didik Di Madrasah, Jurnal Elementary, Vol.6 No 1

Juni 2018, 43-59. 8 Sari, Kusmaya. 2013. Dinamika Psikologis Anak Amplang Dengan

Disharmoni Keluarga: Sebuah Autobiografi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas

Surabaya, 2: 1-9.

Page 7: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

207 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Penelitian terdahulu lainnya yaitu Jurnal Endang

Astorini, yang berjudul “Hubungan antara Keluarga

Disharmonis dan Motivasi Belajar pada Siswa Kelas X Dan XI

SMA Negeri 1 Kutorejo Mojokerto Tahun Ajaran 2012/2013”.

Dari hasil penelitian menerangkan bahwa ada hubungan yang

negatif dan signifikan antara keluarga disharmonis dengan

prestasi belajar siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara keluarga disharmonis dan

motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa. Persamaan jurnal

ini dengan penelitian yang penuis teliti yaitu terletak pada

subyek penelitiannya yang sama-sama meneliti kuluarga

disharmoni sedangkan perbedaannya terletak pada metode

penelitiannya yaitu pada jurnal ini menggunakan metode

kuantitatif. 9

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1)

Bagaimana strategi pendidikan karakter anak yang mengalami

disharmonisasi keluarga akibat perceraian yang diasuh oleh

salah satu pihak orang tua? 2) Bagaimana kendala pendidikan

karakter yang mengalami disharmonisasi keluarga akibat

perceraian yang diasuh oleh salah satu pihak orang tua?

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang

memiliki ciri utama yaitu bersifat deskriptif, sehingga data yang

didapatkan berupa ucapan, tulisan dan perilaku yang dapat

diamati oleh peneliti.10 Pendekatan penelitian yang digunakan

adalah deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini yaitu orang tua

dari anak dalam keluarga disharmoni akibat perceraian. Usia

anak berkisar antara 6 sampai 12 tahun, dan mereka tinggal di

Desa Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

9Astorini, Endang. 2014. Hubungan Antara Keluarga Disharmonis Dan Motivasi

Belajar Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas X dan XI SMA N 1 Kutorejo.

Jurnal BK UNESA, 4: 187-193. 10RobertBogdan& S.J Taylor. Metode Penelitian Kualitatif Terj. Arier Fuchan.

Surabaya: Usaha Nasional. 1992. 21-22.

Page 8: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

208 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data pada

penelitian ini menggunakan 3 langkah yaitu Display data,

Reduksi data dan Verifikasi data. Penelitian kualitatif ini

bertujuan mengetahui strategi pendidikan karakter anak yang

mengalami disharmonisasi keluarga akibat perceraian dan

mengatasi hambatan terkait pendidikan karakter anak yang

mengalami disharmonisasi keluarga akibat perceraian.

Metode pengumpulan data yang dihasilkan berbentuk

data deskriptif berupa kata-kata atau ucapan lisan dari informan

dan perilaku yang dihasilkan dari mengamati informan.. Peneliti

terjun langsung dan mengkaji permasalahan secara penuh

dengan melibatkan diri serta mengkaji buku-buku yang

berhubungan dengan permasalahan yang dikaji.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Definisi Penanaman Karakter

Penanaman berasal dari kata tanam yang berarti kegiatan

tanam-menanam.11 Penanaman sendiri merupakan proses, cara,

perbuatan menanami atau menanamkan. Penanaman nilai-nilai

agama Islam adalah segala usaha memelihara dan

mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya insani yang

ada padanya menuju terbentuknya manusia yang seutuhnya

(insan kamil) sesuai dengan norma Islam.12

Pengertian karakter secara bahasa yaitu watak atau sifata-

sifat kejiwaan seseorang. Pendidikan karakter sangat penting

diberikan sejak dini apalagi pada anak yang dibesarkan dalam

keluarga disharmoni akibat perceraian. Menurut Ratna

Megawangi, karakter berasal dari kata charessein yang berarti

mengukir hingga terbentuk suatu pola. Mendidik seorang anak

11Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, KamusBesar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm. 1133. 12Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan DalamPrespektif Islam, (Bandung: PT

RemajaRosdakarya, 2005), hlm. 20.

Page 9: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

209 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

agar memiliki karakter yang baik dan mulia diperlukan proses

mengukir yaitu pengasuhan dan proses pendidikan yang

tepat.13Internalisasi pendidikan karakter erat hubungannya

dengan menanamkan nilai-nilai ajaran Islam ke dalam diri anak,

salah satunya melalui tahapan afeksi diharapkan dapat

menumbuhkan motivasi dalam diri anak untuk mengamalkan

ajaran Islam sehingga diharapkan memiliki karakter islami.14

Menurut Whyne, karakter berasal dari Bahasa Yunani to

mark yang artinya memadai atau menfokuskan penerapan nilai-

nilai kebaikan dalam kegiatan sehari-hari hari.15 Maka dikatakan

seseorang yang berperilaku jujur, baik dan sering membantu

dikatakan orang yang memiliki karakter baik. Sebaliknya,

apabila ada seseorang yang suka berbohong, kejam dan suka

mencuri dikatakan orang yang tidak berkarakter baik.

Dapat disimpulkan bahwa karakter adalah nilai perilaku

seseorang yang mencakup hubungan sesama manusia dan

hubungan manusia dengan Tuhannya serta lingkungan .

Karakter tersebut berupa sikap, perasaan, perkataan dan

perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata

krama, budaya, dan adat istiadat.

Setelah mengetahui definisi karakter atau yang sering

disebut watak, tabiat sifat, ataupun akhlak maka seseorang bisa

memperkirakan respon-respon dirinya terhadap berbagaimacam

fenomena yang muncul dalam diri ataupun hubungannya

dengan orang lain, sehingga ia akan mampu bagaimana

mengendalikannya. Karakter dapat terlihat pada sikap

seseorang, baik terhadap dirinya, terhadap orang lain, terhadap

tugas-tugas yang dipercayakan padanya dan dalam situasi-

13Safrudin Aziz. Pendidikan Keluarga :Konsep dan Stratagi. Yogyakarta Gava

Media. 2015. 119. 14Umam, Muchamad. (2020). “Implementasi Teori Belajar Humanistik Carl R.

Rogers Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”. Tadrib,5(2), 247-264.

http://doi.org/http://doi.org/10.19109/tadrib.v5i2.3305. 15Mulyasa. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2014.

3.

Page 10: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

210 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

situasi yang lainnya.16 Pendidikan karakter adalah modal

membangun dan membentuk watak sekaligus peradaban yang

bermartabat sebagaimana fungsi pendidikan yang tercantum

dalam perundang-undangan, yakni sebagai upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa.17

Dari karakter, maka terlahir konsep pendidikan karakter

sebagaimana dikemukakan oleh beberapa ahli seperti Ratna

Megawangi yang mengemukaan definisi pendidikan karakter

sebagai sebuah usaha untuk mendidik anak agar dapat

mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya

dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

memberikan kontribusi yang positif pada lingkungannya.18

Menurut Fakry Gaffar, mengemukakan pendidikan

karakter sebagai proses transformasi nilai kehidupan guna

ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga

menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang tersebut. Dalam

pengertian tersebut ada tiga pokok pikiran penting yaitu proses

transformasi nilai-nilai, ditumbuhkembangkan dalam

kepribadian, dan menjadi satu dalam perilaku.19 Jadi dapat

disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan proses

pendidikan yang digunakan untuk membentuk perilaku atau

watak seseorang sehingga seseorang tersebut dapat memahami

dan menerapkan perbuatan dan sikap yang mulia dalam

kehidupan sehari-hari.

Sementara itu pendidikan karakter dalam pendidikan

Islam harus diajarkan sejak usia dini melalui orang tua, terutama

16Abdul Mujib, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2012), 12 17 Jannah, nur, Khairul Umam, Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Karakter

Berbasis Keluarga Di Masa Pandemi Covid-19, Falasifa Jurnal Studi Keislaman,

Vol.12 Nomor 1 Maret 2021, 95-115. 18Safrudin Aziz. Pendidikan Keluarga :Konsep dan Stratagi. Yogyakarta

GavaMedia. 2015. 131. 19Dharma Kesuma dkk. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012. 5.

Page 11: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

211 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

melalui ibu, dimana ibu merupakan madrasah pertama yang

diikuti oleh setiap anaknya. Hal-hal fundamental hendaknya

diajarkan sejak dini guna membentuk karakter anak, seperti

nilai-nilai tauhid, akhlak dan etika, pengetahuan mengenai

hukum beragama (fikih) dan yang tak kalah penting yakni

menanamkan integritas serta nilai-nilai kejujuran yang dewasa

ini mulai tergerus kemajuan zaman.20

B. Penanaman Karakter di Keluarga

Menurut Rohman, keluarga adalah pusat pendidikan

yang pertama dan utama yang dialami oleh anak.21 Pendidikan

formal maupun non formal tampaknya masih belum mampu

menyentuh pendidikan karakter seorang anak. Keluarga

bermanfaat sebagai institusi perkembangan karakter yang

pertama dan utama, jika pendidikan karakter masih kurang

terealisasi pada jenjang pendidikan formal, keluarga otomatis

memberikan dasar pendidikan karakter secara utuh untuk

membentengi setiap anak dari perbuatan yang tidak berkarakter.

Pola pengasuhan yang berbeda-beda tentunya juga akan

menentukan karakter yang berbeda pula kepada anak. 22

Muslich dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan

Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional”

menjelaskan bahwa keluarga merupakan wahana pertama dan

utama bagi pendidikan karakter anak, jika keluarga gagal dalam

melaksanakan pendidikan karakter pada anak, maka akan terasa

sulit bagi institusi lain (sekolah) untuk memperbaiki pendidikan

20Prabowo, Sultan Hadi, dkk, Peran Orangtua Dalam Pembentukan Karakter

Anak Di Masa Pandemi Covid-19 Perspektif Pendidikan Islam, Al-Tadzkiyyah Jurnal

Pendidikan Islam, Volume 11. No. 2 2020, 191-207. 21Rohman, Arif, Memahami Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: CV Aswaja

Pressindo, 2013, hlm. 198. 22Utami, Fadilah, Iis Prasetyo, Pengasuhan Keluarga Terhadap Perkembangan

Karakter Disiplin Anak Usia Dini, Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,

Volume 5 Issue 2 (2021), 1777-1786.

Page 12: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

212 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

karakter anak. Setiap keluarga harus sadar dan melek terhadap

pendidikan karakter anak di rumah.23

Pendidikan karakter seharusnya diberikan kepada anak

sejak usia dini bertujuan untuk menanamkan dijiwa anak

perilaku berkarakter dalam kehidupan sehari-harinya.

Pendidikan karakter yang paling efektif diberikan kepada anak

yakni melalui pembiasaan, bisa dengan kebiasaan yang paling

sederhana dan kebiasaan yang bersifat kompleks.

Menumbuhkan rasa kasih sayang kepada anak diyakini sebagai

medote pendidikan yang sangat baik. Hal tersebut telah

dicontohkan oleh suri tauladan umat Islam yaitu Nabi

Muhammad SAW. Penanaman dan pembentukan kepribadian

tersebut dilakukan bukan hanya dengan cara memberikan

pengertian dan mengubah pola pikir dan pola pandang

seseorang tentang sesuatu yang baik dan benar, melainkan nilai-

nilai kebaikan tersebut dibiasakan, dilatihkan, dicontohkan,

dilakukan secara terus menerus dan dipraktikkan dalam

kehidupan sehari-hari.24

Tumbuh kembang seorang anak sangat ditentukan oleh

peranan keluarga yang harmonis, seperti di Kecandran Salatiga.

Akibat perceraian orang tua, anak menjadi korban, mereka

memiliki karakter yang kurang baik dan menyimpang. Dalam

perkembangan karakternya, seorang anak membutuhkan figur

seorang ayah dan ibu secara komplementatif. Peran ayah dan

peran ibu tidak bisa digantikan, peran seorang ayah yang

khusus sulit digantikan oleh seorang perempuan, meskipun

sebagai single mom yang berperan sebagai ayah sekaligus sebagai

ibu. Peran ibu dalam mengasuh anak yang hati-hati akan

diseimbangkan oleh seorang ayah. Pada umumnya seorang ayah

23Mansur Muslich. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan

KrisisMultidimensional. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2011. 98. 24Nata, Abuddin, Kapita Selekta Pendidikan Islam: Isu-Isu Kontemporer

Tentang Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, hlm.400.

Page 13: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

213 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

akan bersikap lebih santai, lugas dan banyak memberikan

kebebasan pada anak untuk bereksplorasi.25

Anak akan menjadi individu yang sejahtera apabila

berada dalam lingkungan keluarga yang harmonis. Keluarga

yang rukun, penuh kasih sayang, saling menghormati dan

damai merupakan gambaran keluarga yang harmonis. Keluarga

harmonis diharapkan mampu mengurangi masalah sosial yang

terjadi dalam masyarakat. Gagalnya pendidikan karakter dalam

keluarga dapat dilihat melalui krisisnya karakter di negara kita

tercinta. Metode pendidikan anak dengan menumbuhkan kasih

sayang kepadanya kini diyakini ketepatannya di dunia modern.

Hal itu ternyata telah diterapkan oleh teladan umat Islam,

Rasulullah SAW .26

C. Tujuan Pendidikan Karakter Anak

Wynne mengemukakan bahwa karakter berasal dari

Bahasa Yunani yang berarti “to mark” (memadai) dan

memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan

dalam tindakan nyata atau perilaku sehari-hari.27 Model

pembinaan penanaman karakter dalam keluarga disharmoni di

Kecandran Salatiga dapat dilakukan dengan keteladanan dari

tiap keluarga yang bersangkutan, baik keteladanan dari salah

satu pihak orang tua yang mengasuh, nenek, saudara ataupun

kerabat lainnya. Adapun bentuk implementasi pendidikan

karakter dalam keluarga disharmoni dapat dilakukan melalui

manajemen marah dan manajemen amanah. Bentuk pembiasaan

ini dapat dimulai dari pihak orang tua yang mengasuhnya

dalam menahan amarah ketika seorang anak melakukan

kesalahan. Pengelolaan kejujuran dalam keluarga harus

25Zubaedi.Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.2011. 144-148. 26Syarifuddin, Ahmad, Mendidik Anak: Membaca, Menulis, dan Mencintai Al

Quran. Jakarta: Gema Insani Press, 2004, hlm. 101. 27Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014,

hlm. 3.

Page 14: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

214 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

dilakukan melalui pembiasaan dan keteladanan dari berbagai

unsur dalam keluarga.

Kesadaran akan pentingnya pendidikan karakter oleh

pihah orang tua yang mengasuh juga sangat diperlukan guna

membentuk karakter baik pada anak. pentingnya pendidikan

karakter bagi semua orang, sehingga bisa mewujudkan sikap

yang mencerminkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.28

Hal ini secara fisiologi dan psikologi anak khususnya usia

dini hanya mampu berpikir inderawi. Artinya seorang anak

pada usia dini hanya mampu memahami perihal yang bersifat

maknawi.

Pendidikan karakter dalam keluarga memiliki beberapa

tujuan diantarannya yakni pendidikan karakter memberikan

bekal akhlak mulia bagi setiap anggota keluarga agar mampu

berperilaku sesuai norma dan kaidah yang berlaku

dimasyarakat. Pendidikan karakter secara umum bertujuan

untuk menyiapkan anak agar hidup secara optimal dan

bermanfaaat baik untuk dirinya, keluargaannya, masyarakat dan

bangsa ini, sedangkan secara khusus pendidikan karakter

bertujuan untuk mengarahkan dan membina anak agar memiliki

karakter yang baik dan mulia.29

Penelitian yang telah penulis laksanakan pada keluarga

disharmoni di Kecandran Salatiga menghasilkan beberapa hal

yang pertama yaitu tujuan orang tua dalam hal pendidikan

karakter anak. Tujuan orang tua mendidik karakter anak pada

keluarga disharmoni di Kecandran yaitu agar anak tetap

bertaqwa berada dalam satu keyakinan karena salah satu orang

tua sudah memilih pindah keyakinan, selain Islam. Selain itu,

28 Agus wibowo, Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah,(Yogyakarta:

Pustak Pelajar, 2013) hlm. 1

29Amirullah Syarbini. Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media. 2016. 12.

Page 15: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

215 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

orang tua bertujuan agar si anak dapat menghargai tamu dan

menghormati tamu. Keluarga ini juga mengajarkan toleransi

antar umat beragama dan menghormati pemeluk agama

lain.Aziz berpendapat bahwa toleransi merupakan tindakan

yang menghargai perbedaan baik perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari

dirinya.30 Hal ini terdapat di Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa

tidak boleh menyembah apa yang orang lain sembah dan

mengajarkan sikap toleransi dengan cara untukmu agamamu,

dan untukku agamaku seperi firman Allah surat Al-Kafirun ayat

1-6 berikut ini: أيها فرون) قل ي بدون ما أعبد ) ٢( ل أعبد ما تعبدون) ١ٱلك ( ول أنا عابد ٣( ول أنتم ع

ا عبدتم) بدون ما أعبد) ٤م (٦( لكم دينكم ولي دين)٥( ول أنتم ع

Artinya: "Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, aku tidak aka

nmenyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah

Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah

apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi

penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan

untukku agamaku". (QS. al-Kafirun: 1-6).

Surat Al-Kafirun adalah jawaban tegas bahwa dalam

aqidah tidak ada kompromi. Dalam ibadah tidak boleh ada

percampurbauran. Tidak mungkin Rasulullah dan orang-orang

beriman menyembah berhala dan sesembahan orang kafir

meskipun hanya setahun, sehari bahkan sedetik, karena itu

adalah kemusyrikan dan kekafiran.

Tujuan yang kedua yaitu bertujuan agar anak menjadi

anak yang sholeh, berbakti kepada kedua orang tua dan tidak

bandel. Tujuan orang tua agar anak memiliki akhlak yang mulia,

menjadi anak sholeh dan sholihah dengan tidak menyekutukan

Allah, serta berbuat baik kepada kedua orang tua terutama ibu,

karena ibu telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang

bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.

30Safrudin Aziz. Pendidikan Keluarga :Konsep dan Stratagi.

YogyakartaGavaMedia. 2015. 143

Page 16: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

216 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Tujuan orang tua ini sejalan dengan nasihat Luqman kepada

anaknya dalam firman Allah kitab suci Al-Qur’an surat Luqman

ayat 13-14.

ينا ) ١٣(واذ قال لقمان لبنه وهو يعظه يابنى ل تشرك بالله انشرك لظلم عظيم. ووص

ه وهنا على وهن وفصاله فى عامين أن اشكرلى ولوٲلديكالى الأنسان بوالديه حملته أم

)١٤ (المصير

Artinya: Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di

waktu ia memberi pelajaran kepadanya “ Hai anakku ! Janganlah kamu

mempersekutukkan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)

adalah kezaliman yang besar. Dan kami perintahkan kepada manusia

(berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya ; Ibunya telah

mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan

menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada

dua orang ibu bapakmu. Hanya kepadakulah kembalimu.

Anak diajarkan untuk selalu berbuat baik kepada sesama

manusia, untuk tidak sombong, tidak memiliki sifat angkuh dan

tinggi hati. Atas dasar ini tujuan pendidikan karakter yang

utama yaitu membuat anak bertambah taat dan patuh kepada

Allah, sehingga anak mampu menjalankan perintah Allah dan

mempraktikkan dalam kehidupan sehari-harinya. Anak juga

diajarkan untuk senantiasa menjauhi hal-hal yang dilarang Allah

seperti berbohong, mencuri dan berbuat jahat. Hal ini sejalan

dengan pendapat yang berpendapat bahwa contoh teladan dari

orang tua terhadap anak-anaknya dalam bertakarub kepada

Allah bisa dilakukan melalui bentuk pemberian nasihat dan

pembiasaan.31Tujuan yang ketiga yaitu orang tua berharap agar

anak mendapatkan pendidikan yang tinggi dan memperleh

kesuksesan kelak. Orang tua juga berharap agar anak memiliki

ilmu yang berguna dan kelak anaknya menjadi pribadi yang

berbakti kepada orang tua.

Keberhasilan pendidikan karakter anak dapat dilihat dari

bagaimana pola asuh kedua orang tua di lingkungan keluarga.

31 Zubaedi.Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.2011. 156.

Page 17: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

217 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Kualitas asuhan yang digunakan orang tua dan bimbinsgan

kasih sayang orang tua dalam lembaga informal atau keluarga

sangat berpengaruh dalam mendidik karakter anak. Pola asuh

yang tepat bagi anak akan berpengaruh dalam perkembangan

karakter yang baik. Orang tua seyogyanya harus memahami

pola asuh yang tepat dan terbaik guna mengembangkan

karakter anak. Anak diharapkan memiliki karakter baik dan

mulia yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-harinya.

D. Nilai-Nilai Karakter Anak dalam Keluarga Disharmoni

Samani dan Hariyanto (2013:52) dalam bukunya yang

berjudul “pendidikan karakter” menyatakan bahwa ada 18 nilai

karakter yang bersumber dari agama, pancasila, budaya dan

tujuan pendidikan nasional, nilai karakter tersebut antara lain:

religius, jujur, toleransi, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, disiplin, kerja

keras, kreatif, mandiri, bersahabat/komunikatif, cinta damai,

gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung

jawab. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 18 nilai

karakter guna mengetahui apakah anak yang dibesarkan pada

keluarga disharmoni di Kecandran Salatiga memiliki 18 nilai

tersebut atau tidak.

Nilai karakter yang 18 tersebut dalam keluarga disharmoni

di Kecandran Salatiga dikembangkan sejak anak mulai berusia

dini. Nilai-nilai karakter tersebut memuat beberapa hal

diantaranya nilai keagamaan, nilai sosial dan nilai kebudayaan.

Hal-hal yang diajarkan orang tua yang mengalami

disharmonisasi akibat perceraian di Kecandran Salatiga terkait

pendidikan karakter meliputi nasihat. Nasihat orang tua kepada

sang buah hati agar dapat mewujudkan harapan dan cita-cita

orang tua. Orang tua juga mengajarkan taat dan patuh kepada

orang tua serta mengajarkan pengamalan agama Islam. Orang

tua mengajarkan untuk menghargai sesama manusia dan

berharap supaya anak tidak nakal atau bandel. Dalam

Page 18: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

218 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

mengajarkan kepada anak orang tua selalu memberikan

bimbingan dengan cara memerintahkan untuk membaca Al-

Qur’an, menghafal surat-surat pendek serta menghafa doa-doa

ibadah solat.

Penjelasan nilai-nilai akhlakul karimah sangat perlu

diupayakan untuk penanaman rasa hormat dan patuh kepada

orang tua. Pembiasaan dan contoh teladan dilaksanakan orang

tua melalui ucapan, sikap dan penampilan orang tua dalam

kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dirasa dapat memupuk

akhlakul karimah anak karena hal tersebut dapat diamati anak

secara langsung.

Mendidik anak sesuai dengan 18 nilai karakter bisa

dilakukan melalui : Keteladanan

1. Keteladanan

Memberi contoh atau teladan dapat dilakukan dikarenakan

anak lebih sering mengamati perilaku langsung dan

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua

yang mengalami disharmonisasi akibat perceraian

menggunakan cara ini seperti rajin beribadah ke masjid agar

anak dapat meniru dan meningkatkan nilai religius anak.

2. Pemberian petuah nasihat

Memberikan nasihat dilakukan orang tua kepada anak agar

anak berperilaku positif. Keadaan keluarga yang kurang

harmonis membuat banyak orang tua lebih sering

menggunakan cara ini untuk menasihati anak. Di Kecandran

Salatiga orang tua memberi petuah/nasihat agar anak tetap

bertaqwa berada dalam satu keyakinan karena salah satu

pihak orang tua sudah memilih pindah keyakinan, selain

Islam.

3. Pemberian hukuman

Langkah terakhir yang diambil orang tua ketika pemberian

petuah nasihat tidak berhasil yaitu memberikan hukuman

kepada anak. Hukuman yang diberikan kepada anak

haruslah bersifat mendidik. Orang tua yang mengalami

Page 19: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

219 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

disharmonisasi akibat perceraian memberikan hukuman

kepada anak ketika anak berbohong dan bandel. Hukuman

yang diberikan biasanya membersihkan rumah/ kamar

mandi, hal ini dilakukan untuk menumbuhkan nilai karakter

peduli lingkungan pada anak.

Implementasi pendidikan karakter dalam keluarga

biasanya dilakukan melalui berbagai macam manajemen

diantarannya yaitu manajemen marah, manajemen amanah dan

manajemen kejujuran. Aziz dalam bukunya yang berjudul

“Pendidikan Keluarga Konsep dan Strategi” berpendapat bahwa

implementasi pendidikan karakter di keluarga dapat

dilaksanakan melalui keteladanan dari anggota keluarga, baik

dari kedua orang tua maupun anggota keluarga lainnya. 32

E. Kendala Pendidikan Karakter Anak

Pengertian keluarga banyak dikemukakan oleh para

ahli. Pengertian keluarga memiliki berbagai pengertian yang

sangat kompleks. Dalam istilah jawa, keluarga terdiri dari dua

kata yakni kawula dan warga. Kawula dapat diartikan sebagai

warga atau anggota. Kawula diartikan sebagai kumpulan

individu yang memiliki rasa pengabdian tanpa pamrih demi

kepentingan anggota keluarga didalamnya. Secara istilah,

keluarga dapat diartikan kumpulan sekelompok orang yang

terikat karena pernikahan dan bersama-sama memperteguh

kenyamanan, kesejahteraan serta kebahagiaan anggota keluarga

yang ada didalamnya.Keluarga bisa juga disebut sebagai

cerminan kemajuan bangsa, karena keadaan keluarga dapat

dilihat melalui kesejahteraan lahir dan batin suatu bangsa,

kebodohan serta keterbelakangan bangsa.33

32Safrudin Aziz. Pendidikan Keluarga :Konsep dan Stratagi.

YogyakartaGavaMedia. 2015. 146-147. 33Nur Ahida. Pendidikan Keluarga dalam Prespektif Islam. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.2010. 76.

Page 20: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

220 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah beberapa

orang yang tergabung menjadi satu kelompok yang dikepalai

oleh kepala keluarga dan anggota keluarga dalam ikatan

perkawinan atau saudara senasab yang hidup ditempat yang

sama. Keluarga biasanya memiliki aturan-aturan yang harus

ditaati oleh anggota keluarga. Keluarga sebagai tempat yang

paling awal yang sangat berpengaruh dalam perkembangan

karakter anak.

Pengukuran atau evaluasi pendidikan karakter yaitu

suatu proses penentuan nilai sesuatu baik secara kulitatis

maupun secara kuantitatif berdasarkan perilaku yang berkaitan

dengan pendidikan karakter anak. Evaluasi pendidikan karakter

anak ini bertujuan mendapatkan hasil yang relevan dan obyektif

terkait pengamalan anak dalam memahami pendidikan

karakter.

Muhibbin Syah menjelaskan bahwa sasaran evaluasi yang

utama adalah peserta didik dikarenakan tingkat keberhasilan

pendidikan terletak pada muridnya. Pengukuran pendidikan

karakter adalah suatu bentuk penilaian terhadap setiap

tindakan, sikap, maupun tingkat kemampuan seseorang.

Instrumen pengukuran digunakan oleh seorang pendidik untuk

mengetahui keberhasilan pendidikan karakter anak.34

Pengukuran atau evaluasi merupakan salah satu

pengkajian yang digunakan orang tua untuk mengukur karakter

anaknya. Evaluasi ini berguna untuk mengetahui tingkat

karakter anak. Pengukura atau evaluasi pendidikan karakter

anak pada keluarga disharmoni dilakukan melalui pengujian

kejujuran anak. Pengujian kejujuran anak diimplementasikan

melalui perintah kepada sang anak membelikan sesuatu barang

dengan memberikan uang yang lebih, dari pengujian kejujuran

orang tua akan mengetahui apakah sang anak cukup jujur

34Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2005. 211.

Page 21: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

221 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

ataupun tidak. Pada hakikatnya sikap jujur yang dikelola

dengan baik akan membawa seseorang menuju pintu surga. Jadi

salah satu cara menuju pintu surga dapat diperoleh melalui

sikap yang jujur. Menanamkan perilaku jujur kepada anak

biasanya dilakukan melalui pembiasaan dan keteladanan dari

semua anggota keluarga.Jika dari perilaku itu timbul perilaku

terpuji, baik berdasarkan akal sehat maupun syara’ maka

disebut aklak terpuji (akhlak mahmudah). Jika yang timbul

perilaku buruk, ia disebut akhlak tercela (akhlak madzmumah). 35

Menurut prespektif Islam, perceraian adalah berakhirnya

akad (kontrak) nikah karena satu sebab dari berbagai sebab yang

mengharuskan perkawinan itu berakhir.36 Perpisahan yang

terjadi didalam keluarga biasanya dimulai dari sebuah konflik

antar suami istri. Apabila konflik sudah tidak bisa teratasi maka

perceraianlah jalan satu-satunya yang dapat ditempuh. Menurut

Dagun ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya

permasalahan dalam keluarga dan terkadang berakhir pada

perceraian, diantaranya yaitu:37

a. Permasalahan yang berkaitan dengan ekonomi

b. Permasalahan perbedaan umur

c. Permasalahan prinsip hidup

d. Permasalahan pola pikir, cara mendidik buah hati dan

motivasi dari luar, keluarga, tetangga, saudara dan faktor

lingkungan.

Dalam menghadapi situasi ini, setiap anak memiliki cara

yang berbeda-beda berdasarkan tingkat usia anak. keadaan anak

yang mengalami disharmonisasi keluarga karena perceraian

biasanya anak tersebut menjadi pribadi yang memiliki

35Abd Hamid Wahid, Chusnul Muali dan Baqiyatus Sholehah, “Pendidikan

Akhlak Persepektif Al-Ghazalia, At-Tajdid Jurnal Ilmu Tarbiyah, No 2 Tahun 2018,

197.

36Mathlub, Abdul Majid M, Panduan Hukum Keluarga Sakinah, Solo: Era

Intermedia, 2005, hlm. 305. 37Save M Dagun. Psikologi Keluarga (Peranan Ayah Dalam Keluarga).

Jakarta: Rieneka Cipta. 1990. 146.

Page 22: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

222 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

kecemasan dalam dirinya dan ingin mencari ketenangan. Anak

yang mengalami disharmonisasi keluarga biasanya kepercayaan

dirinya terganggu. Anak akan merasa kehilangan semangat dan

merasa sangat kehilangan sesuatu yang amat berharga dalam

kehidupannya. Kondisi ini membuat anak mengalami gangguan

psikologi, jiwanya tergoncang dan perilakunya menjadi kurang

baik. Emosi anak juga menjadi kurang terkontrol dan kadang

anak lebih suka menyendiri.

Dampak dari keadaan keluarga yang seperti ini yaitu

salah satunya menyebabkan anak berperilaku

menyimpang.Keadaan keluarga ini juga menyebabkan anak sulit

bersosialisasi dan dikucilkan oleh temannya. Apabila dalam

suatu perceraian, hak asuh anak jatuh ke suami maka suami

kadang memberikan pengaruh kepada sang anak untuk

membenci ibunya, mempengaruhi agar tali silaturahmi antara

anak dan ibunya terputus serta mempengaruhi agar anak tidak

mendengarkan perkataan sang ibu.38 Hubungan orang tua dan

anak juga mengandung signifikasi emosional khusus, yang bisa

menyebabkan anak-anak merasa dicintai dan tidak berharga .39

Hambatan atau kendala yang dihadapi orang tua single

parent dalam menanamkan karakter anak antara lain ;Pertama

yaitu pihak orang tua yang mengasuh anak mau tidak mau

harus enantiasa selalu mengingatkan dalam berbagai hal karena

anak sering lupa dan prestasi anak menurun. Kendala

selanjutnya yakni menyikapi anak yang manja dan malas

belajar. Kendala terakhir yaitu anak masih sering menanyakan

salah satu orang tuanya sedangkan adanya berbagai macam

masalah ekonomi.

38Ahmad Nizar Baiquni.Jika Salah Mengasuh dan Mendidik Anak.

Yogyakarta: Sabil.2016. 115. 39Lickona, Thomas.Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa

Menjadi Pintar dan Baik. Terjemahan oleh Lita S. 2013. Bandung: Nusa Media,

1991, hlm.42.

Page 23: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

223 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Dengan demikian maka untuk mendapatkan hasil yang

maksimal tentunya orang tua single parent harus memiliki sikap

tegas dalam menanamkan karakter baik kepada anak.

Sebagaimana tantangan pelaksanaan pendidikan karakter anak

dibagi menjadi tiga hal yaitu banyak keluarga yang sudah

modern kurang melek terhadap perkembangan karakter anak,

keluarga modern sering kali lebih mementingkan pencapaian

karier daripada mengembangkan pendidikan karakter sang

anak. Keadaan keluarga disharmoni juga mengalami berbagai

macam kendala dalam menanamkan karakter baik ke anak.

Keadaan anak yang menjadi korban disharmonisasi keluarga

berbeda-beda, antara satu anak dengan anak yang lain juga

memperlihatkan cara penyelesaian yang berbeda pula. Biasanya

dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

pembentukan karakternya ditentukan oleh tingkat usia sang

anak.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan

bahwasannya pada dasarnya pengenalan karakter harus

diberikan sedini mungkin. Keluarga yang harmonis berperan

penting dalam pertumbuhan anak. Figur ayah dan ibu yang

lengkap sangat diperlukan bagi seorang anak untuk

perkembangan karakternya. Orang tua memiliki peran yang

berbeda. Meskipun keluarga disharmoni sering dipandang

sebelah mata oleh masyarakat umum khususnya di Kecandran

Salatiga, akan tetapi mereka juga memiliki tujuan hidup yang

bermakna, antara lain memiliki tujuan yang baik dan berharap si

anak menjadi pribadi lebih baik, taat beribadah serta memiliki

sikap toleransi antar sesama umat beragama. Salah satu cara

orang tua dalam mendidik anak-anaknya adalah dengan

memberi nasihat-nasihat yang baik dan ajaran agama Islam yang

baik serta menanamkan karakter yang sesuai dengan 18 nilai

Page 24: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

224 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

karakter melalui metode keteladanan, metode nasihat dan

pemberian hukuman.

DAFTAR PUSTAKA

Ahida, Nur. (2010). Pendidikan Keluarga dalam Prespektif Islam.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aisyah. (2018) Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasinya.

Jakarta:Kencana.

Astorini, Endang. (2014). Hubungan Antara Keluarga Disharmonis

Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa

Kelas X dan XI SMA N 1 Kutorejo. Jurnal BK UNESA, 4:

187-193.

Aziz, Safrudin. (2015). Pendidikan Keluarga :Konsep dan Stratagi.

Yogyakarta Gava Media.

Bag, R & Taylor S.J. (1992). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif

Terj. Arier Fuchan. Surabaya: Usaha Nasional.

Baharudin, Hasan . Zulfaizah. (2018). Revitalisasi Pendidikan Agama

Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik Di Madrasah,

Jurnal Elementary, Vol.6 No 1 Juni 2018, 43-59.

Baharun, Hasan. (2017). “Total Moral Quality: A New Approach for

Character Education in Pesantren,” Ulumuna21, no 1(2017).

77.

Baiquni, Ahmad Nizar. (2016). Jika Salah Mengasuh dan Mendidik

Anak. Yogyakarta: Sabil.

Dagun, Save M. (1990). Psikologi Keluarga (Peranan Ayah Dalam

Keluarga). Jakarta: Rieneka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Hasbullah. (2012). Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Edisi Revisi.

Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada.

Kesuma, Dharma, dkk. (2012). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan

Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Lickona, Thomas. (1991). Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap

Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik. Terjemahan oleh

Lita S. 2013. Bandung: Nusa Media.

Mathlub, Abdul Majid M. (2005). Panduan Hukum Keluarga Sakinah.

Solo: Era Intermedia.

Page 25: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

225 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Mujib, Abdul, Pendidikan Karakter PerspektifIslam, (Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2012), 12

Mulyasa. (2014). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Muslich, Mansur. (2011). Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan

Krisis Multidimensional. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nata, Abuddin. 2013. Kapita Selekta Pendidikan Islam: Isu-Isu

Kontemporer Tentang Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali

Pers.

Rasjid, Sulaiman. (2009). Fiqih Islam: Hukum Fiqih Islam. Bandung:

Sinar Baru Algesindo.

Rohman, Arif. (2013). Memahami Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: CV

Aswaja Pressindo.

Samani, Muchlas, Hariyanto. (2013). Pendidikan Karakter. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Sari, Kusmaya. (2013). Dinamika Psikologis Anak Amplang dengan

Disharmonisasi Keluarga: Sebuah Autobiografi. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Universitas Surabaya, 2:19.

Sarosa, Samiaji. (2012). Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta:

P.T Indeks.

Syah, Muhibbin. (2005). Psikologi Pendidikan . Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Syarbini, Amirullah. (2016). Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Syarifuddin, Ahmad. (2004). Mendidik Anak: Membaca, Menulis, dan

Mencintai Al-Quran. Jakarta. Gema Insani Press.

Tafsir, Ahmad. (2005). Ilmu Pendidikan DalamPrespektif

Islam. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Umam, Muchamad. (2020). “Implementasi Teori Belajar Humanistik

Carl R.Rogers Pada

PembelajaranPendidikanAgamaIslam”.Tadrib,5(2),

http://doi.org/http://doi.org/10.19109/tadrib.v5i2.3305.

Wahid , Abd Hamid , Chusnul Muali dan Baqiyatus Sholehah.

(2018). “Pendidikan Akhlak Persepektif Al-Ghazalia, At-

Tajdid Jurnal Ilmu Tarbiyah, No 2 Tahun 2018, 197.

Wibowo, Agus. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah.

Yogyakarta: Pustak Pelajar

Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Page 26: PENANAMAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA …

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 6, No. 1 Juni 2021 eISSN: 2580-6505

226 Jurnal Pendidikan Islam Zumrotus, Chairul

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Zuchdi, Darmiyati. (2011). Pendidikan Karakter Dalam Prespektif

dan Teori Praktik. Yogyakarta: UNY Press.