180
PEMBAHASAN TO 5 OPTIMAPREP BATCH IV EXIT EXAM 2014 Office Address: Jl Padang no 5, Manggarai, Setiabudi, Jakarta Selatan (Belakang Pasaraya Manggarai) Phone Number : 021 8317064 Pin BB 2A8E2925 WA 081380385694 Medan : Jl. Setiabudi No. 65 G, Medan Phone Number : 061 8229229 Pin BB : 24BF7CD2 www.optimaprep.com dr. Widya, dr. Eno, dr. Yolina dr. Cemara, dr. Ayu dr. Hendra

Pembahasan CBT 5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pembahasan CBT5

Citation preview

PEMBAHASAN TO 5OPTIMAPREPBATCH IV EXIT EXAM 2014Office Address:Jl Padang no 5, Manggarai, Setiabudi, Jakarta Selatan(Belakang Pasaraya Manggarai)Phone Number : 021 8317064Pin BB 2A8E2925WA 081380385694Medan :Jl. Setiabudi No. 65 G, MedanPhone Number : 061 8229229Pin BB : 24BF7CD2 www.optimaprep.comdr. Widya, dr. Eno, dr. Yolinadr. Cemara, dr. Ayudr. HendraBahan Bacaan Assesment Kompetensi LulusanUKDI Februari 2014Kebijakan JKN a.Undang-Undang - UU No. 40 Tahun 2004 Tentang SJSN - UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan - UU No. 24 Tahun 2011 Tentang BPJS b. Peraturan Pemerintah - PP No. 101 Tahun 2012 Tentang Penerimaan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan c. Peraturan Presiden - Perpres 32 Tahun 2014 Tentang Pemanfaatan Dana Kapitasi - Perpres No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan - Perpres No. 111 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Perpres No. 12 Tahun 2003 Jamkes d. Peraturan Menteri Kesehatan - PMK 19 Tahun 2014 Penggunaan Dana Kapitasi - PMK No. 69 Tentang Tarif Pelayanan Kesehatan Program JKN - PMK No. 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan pada KJNManual Penyelenggaraan Praktik - Buku Penyelengaraan Praktik Kedokteran - Manual Komunikasi KKI - Manual Persetujuan Tindakan Medik - Manual RekamMedisFormulariumNasionalKode Etik Kedokteran IndonesiaJuklak Assessment Dokterhttp://www.idionline.org/2014/05/bahan-bacaan-assesment-kompetensi-lulusan-ukdi-februari-2014-2/1. Jaminan Kesehatan NasionalRegulatorBPJS KesehatanPeserta Jaminan KesFasilitas KesehatanMencari PelayananMemberi PelayananRegulasi Sistem Pelayanan Kesehatan (rujukan, dll)Regulasi (standarisasi) Kualitas Yankes, Obat, AlkesRegulasi Tarif Pelayanan Kesehatan,Kendali Biaya & kualitas YankesPemerintahSistem RujukanSingle payer, regulated, equity1. Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014 adalah: PBI Jaminan Kesehatan, Peserta Askes, Peserta jaminan pemeliharaan kesehatan Jamsostek, dan Peserta ASABRI2. Tahap Kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai peserta BPJS Kesehatan paling lambat 1 Januari 2019Jaminan Kesehatan Nasional (1)Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatanyang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.Perpres No.12/2013 ttg JKN pasal 1Perpres No.12/2013 ttg JKN Pasal 6Kepesertaan1. Penerima Bantuan Iuran (PBI)jaminan kesehatan; dan2. Bukan PBI Jaminan Kesehatan : Pekerja Penerima Upah, Pekerja Bukan Penerima Upah, Bukan Pekerja dan anggota keluarganyaPerpres No.12/2013 ttg JKN pasal 2,3,41.Bantuan Iuran BPJSPenerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatanyang selanjutnya disebut PBIJaminanKesehatan adalah FakirMiskin dan OrangTidak Mampusebagai peserta program jaminan kesehatanPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 101 TAHUN 2012 PesertabukanPBIJaminanKesehatan Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya; Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggotakeluarganya bukan Pekerja dan anggota keluarganya Pekerja PenerimaUpah Pegawai Negeri Sipil Anggota TNI Anggota Polri Pejabat Negara Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri pegawai swasta Bukan Pekerja investor Pemberi Kerja penerima pensiun Veteran Perintis KemerdekaanPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANGJAMINAN KESEHATAN2.Promotif dan preventifManfaat pelayanan promotif dan preventifmeliputipemberian pelayanan: a.penyuluhan kesehatan perorangan; b.imunisasi dasar; c.keluarga berencana; dand.skrining kesehatan. Pasal 21 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANGJAMINAN KESEHATAN3. Tidak dijamin BPJSPelayanan kesehatan yang tidak dijamin meliputi: pelayanan kesehatan yangdilakukan tanpa melaluiprosedur pelayanan kesehatan yangdilakukan diFasilitasKesehatan yangtidakbekerjasama dengan BPJS pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri; pelayanan kesehatan untuktujuan estetik; pelayanan untuk mengatasiinfertilitas; pelayanan meratakan gigi(ortodonsi); gangguankesehatan/penyakit akibat ketergantunganobat dan/atau alkohol gangguan kesehatan akibatsengaja menyakiti dirisendiri,atau akibatmelakukan hobi yang membahayakan diri sendiri; Pengobatan komplementer,alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur,shinshe,chiropractic pengobatan dan tindakanmedis yangdikategorikansebagai percobaan alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu; perbekalan kesehatanrumah tangga; pelayanan kesehatanakibat bencana pada masatanggap darurat, kejadianluar biasa/wabahRawat inap yang dijaminruang perawatan kelas III bagi: 1.Peserta PBI JaminanKesehatan; dan 2.Peserta Pekerja BukanPenerima Upah dan Pesertabukan Pekerja dengan iuranuntuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas III. ruang perawatan kelas II bagi: Pegawai Negeri Sipil danpenerima pensiun PegawaiNegeri Sipil golongan ruang Idan golongan ruang II besertaanggota keluarganya;perawatan kelas I bagi: Pejabat Negara dan anggotakeluarganya; Pegawai Negeri Sipil danpenerima pensiun pegawainegeri sipil golongan ruangIIIdan golongan ruang IV beserta anggota keluarganya; Anggota TNIdan penerimapensiun Anggota TNI yangsetara Pegawai Negeri Sipilgolongan ruang III dangolongan ruang IV besertaanggota keluarganya4.Pelayanan kesehatan BPJSKesehatan melakukan pembayaran kepadaFasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutanberdasarkan cara Indonesian Case Based Groups(INACBGs) Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalahpelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat jalan danrawat inap Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan adalahupaya pelayanan kesehatan perorangan yang bersifatspesialistik atau sub spesialistik yang meliputi rawatjalan tingkat lanjutan5. Persyaratan peserta BPJSPersyaratan Umum Peserta wajib memilikiidentitas sebagai PesertaBPJS Kesehatan. Peserta wajib terdaftar di 1 (satu) FasilitasKesehatan tingkatpertama. Untuk pertama kali setiapPeserta didaftarkan olehBPJS Kesehatan pada satuFasilitas Kesehatantingkat pertama Peserta wajib menyetujuipenggunaan informasitentang kesehatan danpelayanan kesehatanyang diterimanya olehBPJS Kesehatan Rawat Inap Tingkat Lanjutan Persyaratanmendapatkan Pelayanan Menyerahkan surat rujukandari Fasilitas Kesehatantingkat pertama atauFasilitas Kesehatan lain6. Tarif Standar BPJSPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 20137. Metode pembayaran dokter JCRobinson,2001:Therearemanymechanismsforpayingphysicians,some are good and some are bad. The worst arefee for service, capitation and salary Salary Dokter menerimapembayaran yangnilainyatetap untuk jamkerjatertentu secara periodik Fee For Service Dokter dibayarberdasarkan jumlah ataujenis pelayanan yangdiberikan kepada pasien Kapitasi Pembayaran dimuka(prospective) nilai tetap(fixed fee)perpesertaperbulan. Dokter dibayarberdasarkan jumlahpeserta yangmendaftarkepadanya Case-Based Reimbursement Dokter mendapat bayaranyangsudah ditentukansebelumnya (prospective)per kasus atau per episode penyakitMETODE MEMBAYAR DOKTER LAYANAN PRIMER DALAM ERA JKN PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA JAKARTA, 2013 8. Mengakhiri Hubungan dokter pasien Dokter tidak boleh mengakhiri hubungandengan pasien apabila pasien mengeluhtentang pelayanan kedokteran yang diberikan Hubungan profesional dokter pasien dapatberakhir apabila pasien melakukan kekerasanPENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN YANG BAIK DI INDONESIAKONSIL KEDOKTERAN INDONESIAJakarta 2006 9. Pencabutan STR Dalamrangka pembinaan dan pengawasan, Ketua KKI dapat mencabut STR dokter atauSTR dokter gigi apabila: a. atas rekomendasi MKDKI; b. tidak mampu menjalankan praktikkedokteran.PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN YANG BAIK DI INDONESIAKONSIL KEDOKTERAN INDONESIAJakarta 2006 10-11. Persetujuan tindakan persetujuan tindakankedokteran adalah pernyataan sepihakpasien atau yang sahmewakilinya yangisinyaberupa persetujuan atasrencana tindakankedokteran setelah menerimainformasi yang cukupuntuk dapat membuatpersetujuan ataupenolakanSuatu persetujuan dianggapsah apabila: a. Pasien telah diberipenjelasan/ informasib. Pasien atau yang sahmewakilinya dalamkeadaan cakap(kompeten) untukmemberikankeputusan/persetujuan. c. Persetujuan harusdiberikan secarasukarela. Persetujuan meliputi berbagai aspek padahubungan antara dokter dan pasien, diantaranya: Kerahasiaan dan pengungkapan informasi Pemeriksaan skrining Pendidikan PenelitianMANUAL PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIAJakarta 2006 12. Tenaga kesehatan Tenaga kesehatan yangdiatur dalamPasal 2ayat(2)sampai dengan ayat (8) Peraturan PemerintahNomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatanterdiri dari : Tenaga medis meliputi dokterdan dokter gigi; Tenaga keperawatan meliputiperawat dan bidan; Tenaga kefarmasian meliputiapoteker,analis farmasi danasisten apoteker; Tenaga kesehatanmasyarakat meliputiepidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,mikrobiolog kesehatan,penyuluh kesehatan, Administrator kesehatan dansanitarian; Tenaga gizi meliputinutrisionis dan dietisien; Tenaga keterapian fisikmeliputi fisioterapis,okupasiterapis dan terapiswicara; Tenaga keteknisian medismeliputi radiografer,radioterapis,teknisi gigi,teknisi elektromedis,analis kesehatan,refraksionis optisien, othotik prostetik, teknisitranfusi dan perekammedis;MANUAL REKAM MEDIKKONSIL KEDOKTERAN INDONESIAJakarta 2006 13. RekamMedik Isi RekamMedis Catatan,merupakanuraian tentang identitaspasien,pemeriksaanpasien,diagnosis,pengobatan,tindakandan pelayanan lain baikdilakukan oleh dokterdan dokter gigi maupuntenaga kesehatan lainnyasesuai dengankompetensinya. Dokumen, merupakankelengkapan dari catatantersebut, antara lain fotorontgen,hasillaboratorium danketerangan lainsesuaidengan kompetensikeilmuannya.MANUAL REKAM MEDIKKONSIL KEDOKTERAN INDONESIAJakarta 2006 14. Manfaat komunikasi efektifBerdasarkan hasil penelitian, manfaat komunikasi efektifdokter-pasien di antaranya: Meningkatkan kepuasanpasien dalammenerimapelayanan medis daridokter atau institusipelayanan medis. Meningkatkan kepercayaanpasien kepada dokter yang merupakan dasar hubungandokter-pasien yang baik. Meningkatkan keberhasilandiagnosis terapi dantindakan medis. Meningkatkan kepercayaandiri dan ketegaran padapasien fase terminal dalammenghadapi penyakitnya. MANUAL KOMUNIKASI EFEKTIFKONSIL KEDOKTERAN INDONESIAJakarta 2006 15. Cara pengambilan sampelCara sampling Random KeteranganSimple Random Sampling pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata/tingkatan yang ada dalam populasi ituStratified Sampling Penentuan tingkat berdasarkan karakteristik tertentu. Misalnya : menurut usia, pendidikan, golongan pangkat, dan sebagainyaCluster Sampling disebut juga sebagai teknik sampling daerah. Teknik ini digunakanapabila populasi tersebar dalambeberapa daerah, propinsi, kabupaten, kecamatan, dan seterusnyaCara sampling Non-Random KeteranganSystematical Sampling anggota sampel dipilh berdasarkan urutan tertentu. Misalnya setiapkelipatan 10 atau 100 dari daftar pegawai disuatu kantor, pengambilansampel hanya nomor genap atau yang ganjil saja.Porpusive Sampling sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. Snowball Sampling Dari sampel yang sedikit tersebut peneliti mencari informasi sampel lain dari yang dijadikan sampel terdahulu, sehingga makin lama jumlahsampelnya makin banyakQuota Sampling anggota sampel pada suatu tingkat dipilih dengan jumlah tertentu(kuota) dengan ciri-ciri tertentuConvenience sampling mengambil sampel secara sembarang (kapanpun dan dimanapunmenemukan) asal memenuhi syarat sebagai sampel dari populasitertentuSukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta : Bumi aksara.optimized by optimaWhen population is small, homogeneous & readily available. All subsets of the frame are given an equal probability.The frame organized into separate "strata." Each stratum is then sampled as an independent sub-population,out of which individual elements can be randomly selectedIn this technique, the total population is divided into these groups (or clusters) and a simple random sample of the groups is selected (two stage)Ex. Area sampling or geographical cluster sampling16. Uji Hipotesis* : Uji Parametrik; Tanda panah ke bawah : Uji alternatif jika parametrik tidak terpenuhiKorelasi Metode untuk mencari hubungan antara 2 variabel numerik Tidak mengenal variabel bebas dan tergantung menunjukan hubungan antara 2 variabel numerik Langkah: Menggambar scatter plot atau diagram baur Bila terdapat hubungan linear, hitung koefisien korelasi Hasil perhitungan: koefisien korelasi pearson (r) korelasi mutlak: nilai r=1 (nyaris tidak pernah ada dalam fenomena biologis) Tafsiran nilai r Baik : r > 0,8 Sedang : r = 0,6 0,79 Lemah : r = 0,4 0,59 Sangat lemah : r < 0,4Sudigdo. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 201117. Case Fatality Rate (CFR) Rumus CFR: jumlah kematian karena penyakit X x 100%Jmlh seluruh penderita penyakit XCase Fatality Rate (CFR)Dusun JmlhpendudukNamaDesaYang sakit YangDirawatYangMeninggalDesa 1 100 Mata air 25 - -Desa 2 150 Mata hati 38 5 1Desa 3 100 Mata kaki 12 - -Desa 4 50 Mata Sapi 10 6 2 CFR desa 1 = (0/25) x 100% = 0% CFR desa 2 = (1/38) x 100% = 2.6% CFR desa 3 = (0/12) x 100% = 0% CFR desa 4 = (2/10) x 100% = 20%18. Ukuran dalam EpidemiologiInsidens Rate (IR) Insidens : jumlah kasus baru yang timbul pada suatu periode waktu dalam populasi tertentugambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di suatu kelompok masyarakat Contoh : Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk tgl 1 Juli 2005 sebanyak 100.000 orang semua rentan terhadap penyakit diare ditemukan laporan penderita baru sebagai berikutbulan januari 50 orang, Maret 100 orang, Juni 150 orang, September 10 orang dan Desember 90 orang IR = ( 50+ 100+150+10 +90) /100.000 X 100 % = 0,4 %Ukuran dalam EpidemiologiAttack rate (AR) Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama dalam % atau permil. Contoh: Dari 500 orang murid yang tercatat pada SD X ternyata 100 orang tiba-tiba menderita muntaber setelah makan nasi bungkus di kantin sekolah AR = 100 / 500 X 100% = 20 % AR hanya dignkan pada kelompok masyarakat terbatasdan periode terbatas,misalnya KLB.Ukuran dalam EpidemiologiPrevalens rate Gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada jangka waktu tertentu disekelompok masyarakat tertentu. Ada dua Prevalen:Period Prevalence Contoh : Pada suatu daerah penduduk pada 1 juli 2005 100.000 orang, dilaporkan keadaan penyakit A sbb: Januari 50 kasus lama dan 100 kasus baru, Maret 75 kasus lama dan 75 kasus baru, Juli 25 kasus lama dan 75 kasus baru; September 50 kasus lama dan 50 kasusbaru, dan Desember 200 kasus lama dan 200 kasus baru. Period Prevalens rate : (50+100)+(75+75)+(25+75)+(50+50)+(200+200) /100.000 X 100 % = 0,9 %Ukuran dalam EpidemiologiPoint Prevalence Rate Jumlah penderita lama dan baru pada satu saat, dibagi dengan jumlah penduduk saat itu dalam persen atau permil. Contoh: Satu sekolah dengan murid 100 orang, kemarin 5 orang menderita penyakit campak, dan hari ini 5 orang lainnya menderita penyakit campak Point Prevalence rate = 10/100 x 1000 = 100 19. Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalamhubungan kerja, termasukkecelakaan yang terjadi dalamperjalanan darirumah menuju tempat kerja atau sebaliknya, dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungankerja.Teori Kecelakaan Kerja Salah satu teori untukmenjelaskan terjadinyakecelakaan kerja yang diusulkan oleh H.W. Heinrich teori Domino Heinrich Kecelakaan terdiri atas lima faktor yang salingberhubungan, yaitu : (1) kondisi kerja, (2) kelalaianmanusia, (3) tindakan tidakaman, (4) kecelakaan, dan(5) cedera. Teori Frank E. Bird Petersen Teori manajemen yang berisikan lima faktor dalamurutan suatu kecelakaan, antara lain : Manajemen kurang control Sumber penyebab utama penyebab langsung Kontak peristiwa Kerugian gangguan (tubuhmaupun harta benda) Human Error (James Reason, 1990)Decision makersLine ManagementPreconditionsUnsafe ActsDefensesLatent failuresLatent failuresLatent failuresActive failuresActive & Latent FailuresACCIDENTTeori Frank E. Bird Petersen 20. UU no. 40 tahun 2004 Perusahaan jaminan kesehatan yang termasukmenjadi BPJS PT Asuransi Kesehatan Indonesia (PT AskesPersero), PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT JamsostekPersero) Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata RepublikIndonesia (PT ASABRI) PT Dana Tabungan Dan Asuransi Pegawai Negeri(PT TASPEN).21. Dewan Jaminan Sosial NasionaldalamUU no. 40 tahun 2004 Bertanggung jawab pada presiden Bertugas melakukan penelitian terkait penyelenggaraan jamina sosial mengusulkan kebijakan investasi Dana Jaminan Sosial Nasional mengusulkan anggaran jaminan sosial bagi penerima banturan iuran dan tersedianya anggaran operasional kepada pemerintah Diangkat dan diberhentikan oleh presiden Memiliki wewenang dalam monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program jaminan sosial Terdiri dari unsur pemerintah, tokoh/ahli yang memahami bidang jaminan sosial, organisasi pemberi kerja, dan organisasi pekerja. Ketua berasal dari unsur pemerintah22. BPJS (UU no. 24 thn 2011 pasal 5 & 6) BPJS terdiri dari: BPJS Kesehatan: menyelenggarakan program jaminan kesehatan. BPJS Ketenagakerjaan, menyelenggarakanprogram: jaminan kecelakaan kerja; jaminan hari tua; jaminan pensiun; dan jaminan kematian. 23. Pemberian Pelayanan (UU Kesehatan no. 36 thn 2009)PASAL 52 1) Pelayanan kesehatan terdiri atas: pelayanan kesehatan perseorangan; dan pelayanan kesehatan masyarakat. 2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.PASAL 53 1) Pelayanan kesehatan perseorangan ditujukan untukmenyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatanperseorangan dan keluarga. 2) Pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untukmemelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegahpenyakit suatu kelompok dan masyarakat. Pelayanan Kesehatan (UU Kesehatanno. 36 thn 2009) Pelayanan kesehatan promotif: lebih mengutamakankegiatan yang bersifat promosi kesehatan. Pelayanan kesehatan preventif: kegiatan pencegahanterhadap suatu masalah kesehatan/penyakit. Pelayanan kesehatan kuratif: kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, penguranganpenderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderitadapat terjaga seoptimal mungkin. Pelayanan kesehatan rehabilitatif: kegiatan untukmengembalikan bekas penderita ke dalammasyarakatsehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggotamasyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakatsemaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.24. Perlindungan Pasien (UU Kesehatan no. 36 thn 2009) PASAL 56 1) Setiap orang berhak menerima atau menolaksebagian atau seluruh tindakan pertolonganyang akan diberikan kepadanya setelahmenerima dan memahami informasi mengenaitindakan tersebut secara lengkap. 2) Hak menerima atau menolak sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada: penderita penyakit yang penyakitnya dapat secaracepat menular ke dalammasyarakat yang lebih luas; keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri; atau gangguan mental berat. 25. Perlindungan Pasien (UU Kesehatan no. 36 thn 2009) PASAL 57 1) Setiap orang berhak atas rahasia kondisikesehatan pribadinya yang telah dikemukakankepada penyelenggara pelayanan kesehatan. 2) Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisikesehatan pribadi tidak berlaku dalamhal: perintah undang-undang; perintah pengadilan; izin yang bersangkutan; kepentingan masyarakat; atau kepentingan orang tersebut. 26. (UU Kesehatan no. 36 thn 2009) PASAL 64 1) Penyembuhan penyakit dan pemulihankesehatan dapat dilakukan melalui transplantasiorgan dan/atau jaringan tubuh, implan obatdan/atau alat kesehatan, bedah plastik danrekonstruksi, serta penggunaan sel punca. 2) Transplantasi organ /jaringan tubuh dilakukanhanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilaranguntuk dikomersialkan. 3) Organ /jaringan tubuh dilarang diperjualbelikandengan dalih apapun. (UU Kesehatan no. 36 thn 2009) PASAL 65 1)Transplantasi organ/ jaringan tubuh hanya dapat dilakukanoleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dankewenangan untuk itu dan dilakukan di fasilitas pelayanankesehatan tertentu. 2)Pengambilan organ/jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan kesehatan pendonor yang bersangkutan dan mendapat persetujuan pendonordan/atau ahli waris atau keluarganya. PASAL 123 1)Pada tubuh yang telah terbukti mati batang otak dapatdilakukan tindakan pemanfaatan organ sebagai donor untukkepentingan transplantasi organ27. Model proses komunikasi(Schermerhorn, Hunt & Osborn;1994) 52.2Elemen-el emen dalam Model Proses Komunikasi Komunikasidapatefektifapabilapesanditerimadandimengertisebagaimana dimaksudolehpengirimpesan,pesanditindaklanjutidengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003). Model proses komunikasi digambarkan Schermerhorn, Hunt & Osborn (1994) sebagai berikut: Sumber : Schermerhorn, Hunt & Osborn (1994) Sumber(source) ataukadangdisebutjugapengirimpesanadalahorangyang menyampaikanpemikiranatauinformasiyangdimilikinya.Pengirimpesan bertanggungjawabdalammenerjemahkanideataupemikiran(encoding) menjadi sesuatu yang berarti, dapat berupa pesan verbal, tulisan, dan atau non verbal,ataukombinasidariketiganya.Pesaninidikomunikasikanmelalui saluran (channel) yang sesuai dengan kebutuhan.Pesan diterima oleh penerima pesan (receiver). Penerima akan menerjemahkan pesantersebut(decoding)berdasarkanbatasanpengertianyangdimilikinya.Dengandemikiandapatsajaterjadikesenjanganantarayangdimaksudoleh MessageReceives Noise Physical distraction Semantic problems Cultural differences Absenceof Sends Feedback Source IntendedEncodes meaning Receiver Decodes Perceived meaning Channel Sumber (source) : orang yang menyampaikan pemikiran atau informasiyang dimilikinya. bertanggungjawab menerjemahkan ide (encoding) menjadi sesuatusuatu pesan baik verbal, tulisan, dan atau non verbal, atau kombinasi. Disampaikan melalui saluran (channel) yang sesuai Pesan diterima oleh receiver yang akan menerjemahkan pesan (decoding) berdasarkan batasan pengertian yang dimiliki. Bisa terjadi kesenjangan antara yang dimaksud source dengan yang dimengerti receiver o.k. adanya penghambat (noise). Penghambat : perbedaan sudut pandang, pengetahuan atau pengalaman, perbedaan budaya, masalah bahasa, dan lainnya. Umpan balik/ feedback penting sebagai proses klarifikasi untukmenghindari salah interpretasi. Dalamhubungan dokter-pasien, baik dokter maupun pasien dapatberperan sebagai source dan receiver secara bergantian komunikasi 2 arah28. Simpati dan Empati Empati merupakan perasaan yang mampumenempatkan kita dalamsudut pandang pasien yang menghadapi masalah/ keluhan yang dialami. Empati menempatkan kita secara obyektif danmemungkinkan kita memberikan tanggapan yang tepatpada pasien mengenai ketakutan dan kekhawatirannyatanpa perlu terseret dalamperasaan subyektif danemosi yang mengganggu penilaian kita. Simpati menjadikan dokter yang seharusnyamemberikan penilaian obyektif menjadi terganggukarena adanya unsur emosi yang menguasai.Refleksi Isi & Perasaan Refleksi isi: dokter merangkumdanmengungkapkan kembali inti pembicaraanpasien. Hal ini dilakukan untukmengkonfirmasi informasi yang diterima daripasien ke dokter Refleksi perasaan: dokter mengungkapkanperasaan, kekhawatiran, ketakutan, sertaharapan pasien mengenai kondisinya29. Five Star Doctor (WHO) Penyedia Pelayanan Kesehatan & Perawatan (Care provider) melakukan pelayanan medis secara komprehensif dan holistik karena pasienadalah bagian tak terpisahkan dari keluarga, komunitas, lingkungannya. menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalamjangka waktu panjang dalamwujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai danmempercayai Pengambil Keputusan (Decision-maker) Mampu membuat keputusan klinis yg ilmiah dan empatik (pengobatan, pemeriksaan penunjang, dll) berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan denganmempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, cost effectiveness untukkepentingan pasien sepenuhnya. Komunikator (Communicator) Mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektifsehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkankesehatan serta memicu perubahan pola pikir menuju hidup sehat danmandiri kepada pasien dan komunitasnyaFive Star Doctor (WHO) Pemimpin Masyarakat (Community leader) memperoleh kepercayaan dari komunitas yang dilayaninya, menselaraskan kebutuhan kesehatan individu dankomunitasnya, memberikan nasihat kepada komunitas, melakukan kegaiatan atas nama masyarakat dan menjadipanutan masyaraka Pengelola Manajemen (Manager) Berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalammaupun di luar sistemkesehatan sehingga mampumemenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnyaberdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin sarana kesehatan30. Perpres 12 thn 2013 ttg JaminanKesehatanPASAL 25 Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin meliputi: pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedursebagaimana diatur dalamperaturan yang berlaku pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasusgawat darurat pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminankecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaankerja atau hubungan kerja pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik pelayanan untuk mengatasi infertilitas dengan Manfaat JaminanKesehatan yang diberikanPerpres 12 thn 2013 ttg JaminanKesehatanPASAL 25 Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin meliputi: pelayanan meratakan gigi (ortodonsi) gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/ataualkohol gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibatmelakukan hobi yang membahayakan diri sendiri pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasukakupuntur, shin she, chiropractic, yang belumdinyatakan efektifberdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment) pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan(eksperimen) alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu perbekalan kesehatan rumah tangga pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadianluar biasa/wabah; dan biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungandengan Manfaat Jaminan Kesehatan yang diberikan. 31. Komunikasi efektif Tujuan komunikasi efektif dokter-pasiennya: mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat untukdokter, lebih memberikan dukungan pada pasien, shg lebih efektif &efisien bagi keduanya Disease centered communication style /doctor centered communication style. Komunikasi berdasarkan kepentingan dokter dalamusahamenegakkan diagnosis, termasuk penyelidikan dan penalaran klinikmengenai tanda dan gejala-gejala. Illness centered communication style/ patient centered communication style. Komunikasi berdasarkan apa yang dirasakan pasien tentangpenyakitnya yang secara individu merupakan pengalaman unik. Termasuk pendapat pasien, kekhawatirannya, harapannya, apa yang menjadi kepentingannya serta apa yang dipikirkannya. 32. Kesehatan ibu, bayi, dan anak(UU Kesehatan no. 36 thn 2009) PASAL 130 Pemerintah wajib memberikan imunisasilengkap kepada setiap bayi dan anak. Perpres 12 thn 2013 ttg JaminanKesehatanPASAL 21 Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi: penyuluhan kesehatan perorangan faktor risiko penyakit & perilaku hidup bersih & sehat imunisasi dasar; keluarga berencana; dan skrining kesehatan. Pelayanan imunisasi dasar meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis-B (DPT- HB), Polio, dan Campak. Pelayanan keluarga berencana meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan tubektomi bekerja samadengan lembaga yang membidangi keluarga berencana. 33. Hubungan sesama dokter KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT Pasal 18 Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiriingin diperlakukan. Pasal 19 Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat,kecuali dengan persetujuan keduanyaatau berdasarkan prosedur yang etis.34. Kegawatdaruratan Hubungan Dokter - Pasien dalam Keadaan GawatDarurat Hubungan dokter-pasien dalam keadaan gawat daruratsering merupakan hubungan yang spesifik. Dalamkeadaan biasa (bukan keadan gawat darurat) makahubungan dokter pasien didasarkan atas kesepakatankedua belah pihak, yaitu pasien dengan bebas dapatmenentukan dokter yang akan dimintai bantuannya(didapati azas voluntarisme). Demikian pula dalam kunjungan berikutnya, kewajibanyang timbul pada dokter berdasarkan pada hubunganyang telah terjadi sebelumnya (pre-existingrelationship). Dalam keadaan darurat hal di atas dapattidak ada dan azas voluntarisme dari keduabelah pihakjuga tidak terpenuhi Apabila seseorang bersedia menolong orang laindalam keadaan darurat, maka ia harusmelakukannya hingga tuntas dalam arti ada pihaklain yang melanjutkan pertolongan itu ataukorban tidak memerlukan pertolongan lagi. Dalam hal pertolongan tidak dilakukan dengantuntas maka pihak penolong dapat digugatkarena dianggap mencampuri/ menghalangikesempatan korban untuk memperolehpertolongan lain (loss of chance).35. Penanganan dengan risiko Pasal 5 : Perbuatan Melemahkan Psikis maupun Fisik. Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik, wajib memperoleh persetujuan pasien/ keluarganya dan hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.36. Rekam MedisA. Pengobatan Pasien Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien.B. Peningkatan Kualitas Pelayanan Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.C. Pendidikan dan Penelitian Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.D. Pembiayaan Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien.E. Statistik Kesehatan Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu.F. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.37-38. Komunikasi dokter-pasien Di dalam komunikasi dokter-pasien, ada duasesi yang penting, yaitu sesi pengumpulaninformasi yang di dalamnya terdapat prosesanamnesis, dan sesi penyampaian informasi.Tanpa penggalian informasi yang akurat,dokter dapat terjerumus ke dalam sesipenyampaian informasi (termasuk nasihat,sugesti atau motivasi dan konseling) secaraprematur. Akibatnya pasien tidak melakukansesuai anjuran dokter.Ada empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan komunikasi, yaitu SAJI (Poernomo, Ieda SS, Program Family Health Nutrition, Depkes RI, 1999). S = Salam A = Ajak Bicara J = Jelaskan I = Ingatkan39-40. Kewajiban dan hak dokterSebagaimana lazimnya suatu perikatan, perjanjian medik punmemberikan hak dan kewajiban bagi dokter. DalamUndang-UndangNomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, hak dankewajiban dokter atau dokter gigi terdapat dalamparagraf 6, yaitu;Kewajiban Dokter/Dokter Gigia. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi danstandar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyaikeahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampumelakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien,bahkan juga setelah pasien meninggal dunia;d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecualibila ia yakin ada orang lain yang bertugas mampu melakukannya;e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.Hak Dokter/Dokter Gigi memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional; memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional; memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan menerima imbalan jasa.41. Etik Kedokteran Kaidah dasar moral terdiri atas:1. Autonomy: pasien dapat mengambil keputusan sendiri & dijamin kerahasiaan medisnya dasar informed consent & kerahasiaan medis2. Nonmaleficence (Do No Harm): tidak dengan sengaja melakukan tindakan yang malah merugikan/invasif tanpa ada hasilnya dasar agar tidak terjadi kelalaian medis3. Beneficence: mengambil langkah yang bermanfaat, untuk mencegah atau menghilangkan sakit4. Justice: perlakuan yang sama untuk kasus yang sama42. Komunikasi Dokter-Pasien Komunikasi dokter pasien harus dilandasi dengan rasa empati Rasa empati yang tumpul dapat menyebabkan berkurangnya informasi yang didapat Pada kasus ini seorang wanita tampak cemasdan ragu-ragu. Melihat hal tersebut,seharusnya seorang dokter memberikankenyamanan dan menanyakan apakah masihada yang ignin ditanyakan.43. Hubungan dokter-pasien Hubungan antara dokter dengan pasien yangseimbang atau setara dalam ilmu hukum disebuthubungan kontraktual. Hubungan kontraktual atau kontrak terapeutikterjadi karena para pihak, yaitu dokter dan pasienmasing-masing diyakini mempunyai kebebasandan mempunyai kedudukan yang setara. Kedua belah pihak lalu mengadakan suatuperikatan atau perjanjian di mana masing-masingpihak harus melaksanakan peranan ataufungsinya satu terhadap yang lain. Peranantersebut berupa hak dan kewajiban.44. Rahasia Kedokteran Physician may not disclose any medicalinformationrevealedbyapatientordiscoveredbyaphysicianinconnectionwiththetreatmentof a patient (American Medical Association) Hippocratic Oath : Apapun yang saya lihatdengar atau lihat, tentang kehidupan seseorangyang tidak patut disebarluaskan, tidak akan sayaungkapkan, karena saya harus merahasiakannya Diatur dalam PP. No. 10 Tahun 1966 tentangwajib simpan rahasia kedokteran, dan dapatdipidana dengan Pasal 322 KUHP jika dilanggar45. Keterampilan BerkomunikasiKeterampilan berkomunikasi berlandaskan empat unsur yang merupakan inti komunikasi:- Sumber (yang menyampaikan informasi). Siapa dia? Seberapa luas/dalam pengetahuannya tentang informasi yang disampaikannya?- Isi pesan (apa yang disampaikan). Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi, media penyampaian, penerimanya.- Media yang digunakan. Apakah hanya berbicara? Apakah percakapan dilakukan secara tatap muka atau melalui telepon, menggunakan lembar lipat, buklet, vcd, peraga).- Penerima (yang diberi informasi). Bagaimana karakternya? Apakepentingannya? (langsung, tidak langsung). Keempat unsur ini masih perlu dilengkapi dengan umpan balik. Dokter sebagai sumber atau pengirim pesan harus mencari tahu hasil komunikasinya (apa yang dimengerti pasien?).46. Pemberian Informasi MedisMenyadari bahwa tidak semua pasien dapatmemahami informasi dari dokter, di sampingkemungkinan pasien sendiri tidak mampumengemukakan keluhannya karena keadaannya tidakmemungkinkan, perlu diperhatikan adanya 4 kelompokpasien yang tidak perlu mendapat informasi secaralangsung, yaitu: Pasien yang diberi pengobatan dengan placebo yaitumerupakan senyawa farmakologis tidak aktif yangdigunakan sebagai obat untuk pembanding atausugesti (suggestif-therapeuticum). Pasien yang akan dirugikan jika mendengar informasitersebut, misalnya karena kondisinya tidakmemungkinkan untuk mendengarkan informasi yangdikhawatirkan dapat membahayakan kesehatannya. Pasien yang sakit jiwa dengan tingkat gangguanyang sudah tidak memungkinkan untukberkomunikasi (cara berpikirnya tidak realistis,tidak bisa mendengar karena terperangkap olehpemikirannya sendiri; menarik diri darilingkungan dan mungkin hidup dalam duniaangannya sendiri, sulit kontak atau berkomunikasidengan orang lain; tidak peduli pada dirinyasendiri maupun orang lain/lingkungan, tidakpeduli pada tampilannya, tidak merawat diri;mpikirnya tidak jelas, tidak logis; afeksi sukar atautidak tersentuh). Pasien yang belum dewasa. Seseorang dikatakancakap-hukum apabila ia pria atau wanita telahberumur 21 tahun, atau bagi pria apabila belumberumur 21 tahun tetapi telah menikah. Pasal1330 KUH Perdata, menyatakan bahwa seseorangyang tidak cakap untuk membuat persetujuanadalah orang yang belum dewasa. Menurut KUHPerdata Pasal 1330, belum dewasa adalah belumberumur 21 tahun dan belum menikah.Permenkes tersebut menyatakan umur 21 tahunsebagai usia dewasa.47. Kewajiban Pasal 10(penghormatan hak-hak pasien dan sejawat) Seorang dokter wajib menghormati hak-hak pasien, teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien Pada kasus ini dokter menghargai autonomy pasien, karena pasien masih dalam kondisi sadar dan dapat dimintai keterangan.48. Kewajiban Pasal 3(kemandirian profesi) Pasal 3 :Kemandirian profesi Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi Pada bagian penjelasan pasal 3, butir kedua: Melibatkan diri secara langsung atau tidak langsung dalam segala bentuk kegiatan yang bertujuan untuk mempromosikan atau mengiklankan dirinya, barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksudpasal 3, cakupan pasal butir 1 dan 2 di atas guna kepentingan dan keuntungan pribadinya, sejawat/pihak lain kelompoknya49. Kewajiban Pasal 6(bijak dalam penemuan baru) Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan tekhnik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat Pada bagian penjelasan diterangkan: Hanya dibenarkan mempublikasikan temuan tersebut pada media ilmia profesi, dan penelitian sudah lolos kajian etik.50. Kewajiban Pasal 12(pelayanan kesehatan holistik) Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif), baik fisik maupun psiko sosial-kulturan pasiennya, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat Pada penjelasan pasal 12 Dalam aspek preventif dokter harus bertindak sebagai pemberi pelayanan, pendidikan kesehatan, dan perlindungan pencegahan supaya klien dan keluarganya dapat tetap sehat, terhindar dari risiko/sumber penyakit51. Kewajiban Pasal 18(menjunjung tinggi kesejawatan) Setiap dokter wajib memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan. Penjelasan pada pasal 18 Setiap dokter wajib berupaya untuk mencegah dan tidak memulai terjadinya konik etikolegal di dalam dan/atau antar profesi dalambentuk apapun serta dilarang bertengkar dengan sejawat pada saat tugas profesi Setiap dokter dilarang memberikan komentar negatif tentang sejawat lain pada saat di depan pasien/keluarganya.52. Kewajiban pasal 17(pertolongan darurat) Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan, kecuali bila dia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya. Penjelasan pada pasal 17 Jika terdapat kasus yang membutuhkan gawat darurat, maka dokter dapat menghentikan layanannya pada pasien lain yang non-gawat darurat atau gawat darurat dengan kondisi saat itu memiliki prioritas secara pertimbangan medik lebih rendah dari saat ini.53. Kewajiban pasal 4(memuji diri) Setiap dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri Penjelasan Dilarang menggunakan gelar yang bukan hak-nya Mencantumkan gelar profesor dan akademik atau sebutan keanggotan profesi yang tidak berhubungan dengan pelayanan medis pada papan praktek, kertas resep, atau atribut praktik lainnya Mengiklankan diri sebagai yang terbaik Masih diperkenankan membuat iklan di media cetak sebagai pengenalan awal praktek, pengumunan cuti praktek.54. Kewajiban Pasal 3(kemandirian profesi) Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi Penjelasan pada pasal 3 Dalam kehadirannya pada temu ilmiah, dokter dilarang untuk mengikatkan diri untuk mempromosikan/meresepkan barang/ produk dan jasa tertentu, apapun bentuk bantuan sponsorshipnya Dokter dapat menerima bantuan dari pihak sponsor untuk keperluan keikutsertaan dalam temu ilmiah mencakup pendaftaran, akomodasi dantransportasisewajarnyasesuaikodeetikmasing-masing.55. Rekam Medis Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan kerahasiaan yang menyangkut riwayat penyakit pasienyang tertuang dalam rekam medis. Rahasia kedokteran tersebut dapatdibuka hanya untuk kepentingan pasien untuk memenuhi permintaanaparat penegak hukum (hakim majelis), permintaan pasien sendiri atauberdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Berikut ini adalah manfaat dari rekam medis: alat komunikasi (informasi) dan dasar pengobatan bagi dokter, dokter gigi dalam memberikan pelayanan medis. Masukan untuk menyusun laporan epidemiologi penyakit dan demografi (data sosial pasien) serta sistem informasi manajemen rumah sakit Masukan untuk menghitung biaya pelayanan Bahan untuk statistik kesehatan Sebagai bahan/pendidikan dan penelitian data56. Mengakhiri hubungan profesional dengan pasien Dokter tidak boleh mengakhiri hubungan dengan pasien apabila pasien mengeluh tentang pelayanan kedokteran yang diberikan. Termasuk apabila pasien mengeluh tentang tagihan pembiayaan jasa layanan atau terapi yang diberikan. Hubungan profesional dokter pasien dapat berakhir apabila pasien melakukan kekerasan. Dokter harus menjelaskan kepada pasien secara lisan atau tertulis, alasan mengakhiri hubungan profesional dengan pasien tersebut. Walau demikian dokter tidak boleh menerlantarkan pasien tersebut. Dokter bertanggung jawab untuk mencarikan dokter penggganti. Selanjutnya ringkasan salinan rekam medis pasien diberikan pada dokter pengganti.57. Asuhan klinis yang baikAsuhan klinis yang baik meliputi: Menilai keadaan pasien yang adekuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, apabila diperlukan juga melakukan pemeriksaan tambahan yang sesuai; Melakukan atau merencanakan pemeriksaan lanjutan, dan melakukan terapi apabila diperlukan; Melakukan tindakan yang tepat; Melakukan tindakan segera apabila diperlukan; dan Merujuk pasien kepada dokter lain yang sesuai, bila ada indikasi58-59. Autonomy Merupakan prinsip kaidah dasar etik untuk memiliki hak menentukan nasibnya sendiri Pada kasus ini hanya pasien yang boleh memberitahukan kondisi medisnya kepada suami atau dokter diberikan izin oleh pasien untuk menerangkan kondisinya kepada suami60. Kewajiban Pasal 5(perbuatan melemahkan fisik atau psikis) Setiap dokter terhadap pasien yang sedang menderita sakit wajib menyampaikan informasi yang dapat melemahkan kondisi psikis pasien secara patut, teliti dan hati-hati dengan perkataan yang tepat. Dalam rangka menimbulkan dan/atau menjaga rasa percaya diri pasien, dokter seyogyanya dilarang berbohong kepada pasiennya yang menderita penyakit berat/parah, kecacatan atau gangguan kualitas hidup tetapi boleh menahan sebagian informasi yang dapat melemahkan psikis pasien dan/atau fisiknya.61. AsasPraktikKedokteran BerdasarkanpedomanpenyelanggaraanpraktikkedokteranBab II Pasal(1)62. STR Sementara63. Persyaratan RS kelas D Pratama Persyaratan yang harus dipenuhi bagi FasilitasKesehatan Tingkat pertama, khususnya untukRumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara, yaitu: Surat Ijin Operasional Surat Ijin Praktik (SIP) tenaga kesehatan yang berpraktik Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan Perjanjian Kerjasama dengan jejaring jika diperlukan Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional PMK No.71 Thn 2013 mengenai Pelayanan Kesehatan pada JKN Bagian Kedua tentang Persyaratan, Seleksi, dan Kredensialing64. Asuhan Klinis yang Baik Pedoman Penyelenggaraan Praktik Kedokteran Indonesia Bab V mengenai AsuhanKlinis yang baik65. Kelalaian Medis Tipe medical error berdasarkan aspek teknis dibedakan atas : Error of omission, yaitu tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Tipe error ini contohnya adalah keterlambatan dalam penanganan pasien atau tidak meresepkan obat untuk indikasi yang jelas. Error of commission, yaitu melakukan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan. Tipe error ini contohnya adalah kesalahan dalam memutuskan pilihan terapi dengan memberikan obat yang salah, atau obat diberikan melalui cara yang salah. ACCEPTABLE RISKSUNFORESEEABLE RISKSACTIVE ERRORS(Error of planning & error of execution)LATENT ERRORSUNDERLYING DISEASEDUTY + BREACH OF DUTYPREVENTABLE ADVERSE EVENTSNEGLIGENT ADVERSE EVENTS+ DAMAGE+ CAUSALADVERSE EVENTSNO ERRORKONSTRUKSI MEDIS DAN HUKUM(KELALAIAN MEDIS)PREVENTABLE ADVERSE EVENTSPERJALANAN PENYAKIT DAN KOMPLIKASIMEDICAL ERRORS DILIHAT DARI KONTRIBUSINYA LATENT ERRORS CENDERUNG BERADA DI LUAR KENDALI OPERATOR GARIS DEPAN; SEPERTI DESAIN BURUK, INSTALASI TAK TEPAT, PEMELIHARAAN BURUK, KESALAHAN KEPUTUSAN MANAJEMEN, STRUKTUR ORGANISASI YG BURUK ACTIVE ERROR KESALAHAN PADA TINGKAT OPERATOR GARIS DEPANTIDAK SEMUA ERRORS MENGAKIBATKAN ADVERSE EVENTSKELALAIAN MEDIK JENIS MALPRAKTEK TERSERING BUKAN KESENGAJAAN TIDAK MELAKUKAN YG SEHARUSNYA DILAKUKAN, MELAKUKAN YG SEHARUSNYA TIDAK DILAKUKAN OLEH ORANG2 YG SEKUALIFIKASI PADA SITUASI DAN KONDISI YG IDENTIKSYARAT KELALAIAN (4D) DUTY (Duty of care) KEWAJIBAN PROFESI KEWAJIBAN KONTRAK DG PASIEN DERELICTION / BREACH OF DUTY PELANGGARAN KEWAJIBAN TSB DAMAGES CEDERA, MATI ATAU KERUGIAN DIRECT CAUSALSHIP HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT, SETIDAKNYA PROXIMATE CAUSEBENTUK KELALAIAN MALFEASANCE MELAKUKAN TINDAKAN YG MELANGGAR HUKUM (UNLAWFUL / IMPROPER) SEJAJAR DENGAN ERROR OF PLANNING MIS. TINDAKAN MEDIS TANPA INDIKASI MISFEASANCE IMPROPER PERFORMANCE YG AKIBATKAN CEDERA SEJAJAR DENGAN ERROR OF EXECUTION MIS. TINDAKAN MEDIS TAK SESUAI PROSEDUR NONFEASANCE TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN YG MERUPAKAN KEWAJIBAN66. UU No.24 thn 2011 ttg BPJS67. Kendali Mutu dan Biaya BPJS PMK No.71 Thn 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN Bab VI mengenai Kendali Mutu dan Kendali Biaya1) Pelayanan obat, Alat Kesehatan, dan bahan medis habis pakai pada Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan merupakan salah satu komponen yang dibayarkan dalam paket INA CBGs.2) Dalam hal obat yang dibutuhkan sesuai indikasi medis pada Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan tidak tercantumdalam Formularium Nasional, dapat digunakan obat lain berdasarkan persetujuan Komite Medik dan kepala/direktur rumah sakit.68. PERMENKES No 71 Tahun 2013tentang Pelayanan Kesehatan pada JKNPasal 24Biaya tidak dapat ditagihkan tersendiri kepada BPJS Kesehatan serta tidak dapat dibebankan kepada Peserta. 1. BPJS Kesehatan menjamin kebutuhan obat program rujuk balik melalui Apotek atau depo farmasi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.2. Obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayar BPJS Kesehatan di luar biaya kapitasi.3. Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur pelayanan obat program rujuk balik diatur dengan Peraturan BPJS Kesehatan.Pasal 25PERMENKES nomor 71 tahun 2013tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN68. Pelayanan Obat rujuk balik Dilayani dan ditagihkan oleh Apotek atau Depo Farmasi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS KesehatanDaftar Obat Program Rujuk Balik ditetapkan oleh BPJS Kesehatan Klaim secara kolektif dari Apotek atau Depo FarmasiTagihan Fee For Servicedengan Faktor pelayanan dan embalage sesuai SE Menkes No.31 Tahun 2014CAKUPAN PROGRAM RUJUK BALIKA.JENIS PENYAKIT (SESUAI DENGAN SE MENKES HK/MENKES/31/I/2014)1. DIABETES MELLITUS 6. EPILEPS 2. HIPERTENSI 7. SCHIZOPHRENIA3. JANTUNG 8. STROKE4. ASTMA 9. SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)5. PPOK 10. SIROSIS HEPATITIS B. OBAT PROGRAM RUJUK BALIK1. OBAT UTAMA, YAITU OBAT KRONIS YANG DIRESEPKANOLEH DOKTER SPESIALIS/SUB SPESIALIS DI FASKES TINGKAT LANJUTAN 2. OBAT TAMBAHAN, YAITU OBAT YANG MUTLAK DIBERIKAN BERSAMA OBAT UTAMA DAN DIRESEPKAN OLEH DOKTER SPESIALIS/SUB SPESIALIS DI FASKES TINGKAT LANJUTAN UNTUK MENGATASI PENYAKIT PENYERTA ATAU MENGURANGI EFEK SAMPING AKIBAT OBAT UTAMA.MEKANISME PROGRAM RUJUK BALIKIDENTIFIKASI PESERTA PRBPENDAFTARAN PESERTA PRBPELAYANAN PRB PENDAFTARAN PRBDILAKUKAN DI POJOK PRB DGN MENUNJUKKAN:a. KARTU IDENTITAS PESERTAb. SRBc. SEP d. LEMBAR /SALINAN RESEP PESERTA MENGISI FORMULIR PENDAFTARAN PESERTA PRB PESERTA MENERIMA BUKU KONTROL PESERTA PRB DILAKUKAN DI FASKES TINGKAT PERTAMA TEMPAT PESETA TERDAFTAR DOKTER LAYANAN PRIMER MELAKUKANa. PEMERIKSAAN b. MEMBERIKAN RESEPc. MENCATAT PADA BUKU KONTROL PRB OBAT DIAMBIL DI APOTEK/DEPO FARMASI PRB YANG BEKERJA SAMA DENGAN BPJS KESEHATAN PESERTA YANG MENDERITA PENYAKIT KRONIS (9 PENYAKIT CAKUPAN PRB) KONDISI TELAH DITETAPKAN STABIL OLEH DOKTER SPESIALIS/SUB SPESIALIS MENUNJUKKAN SURAT RUJUKAN BALIK (SRB)69. Prevalence Ratio (PR)Prevalence Ratio in Cross-Sectional Study Prevalence of an event/outcome in one group of subjects/individuals (with exposure to the disease/outcome) relative to another group (withoutexposure to the disease/outcome)YaTidakJumlahYa153550 Tidak 203050 3565100 RP:a/(a+b) : c/(c+d)RP:15/(15+35) = 0.7520/(20+30)70. Occupancy rate Produktivitas DLP terkait langsung denganwaktu efektif yang tersedia untuk melayanipasien. Sebagaimana profesi lainnya, DLP bekerja 40 jam per minggu, atau 8 jam per hari sepanjang hari kerja setahun. Dengan memperhitungkan jumlah hari liburnasional, Sabtu/Minggu, cuti tahunan, makawaktu kerja DLP adalah sekitar 2.268 jam/tahun Pada tabel berikut ini disajikan kegiatan rutin DLP dalammemanfaatkan 2.268 jam waktu kerjanya dengan proporsiwaktu yang ideal, yaitu 80% untuk tatap muka melayanipasien (peserta baru, kasus baru, kasus lama, edukasi, tindakan medik, dan kunjungan rumah), dan 20% untukkegiatan lain. Dengan proporsi waktu tersebut DLP dapat melayani 7.180 kunjungan atau sekitar 28 kunjungan per hari denganvariasi waktu tatap muka yang berbeda. Produktivitas ini dipengaruhi oleh keterampilan, cara kerja, standar sarana dan perangkat kerja, serta dukungan daritimkerja DLP. Potensi produktivitas seorang DLP dalamsetahun adalahsekitar 7.180 kunjungan (dibulatkan menjadi 7.200 kunjungan). Angka ini disebut 1 full time equivalent atau 1 FTE. Occupancy rate atau angka akupansi DLP adalahpersentase jumlah kunjungan yang dilayani DLP dalam1 tahun terhadap potensi produktivitasnya dalamkerjapenuh waktu selama 1 tahun (1 FTE). Seorang DLP mempunyai 1500 peserta JKN. Dengan asumsi angkakunjungan populasi tersebut adalah 3 kali/peserta-tahun, makaperkiraan kunjungan setahun adalah 1500 x 3 = 4.500 kunjungan. 1 FTE untuk seorang DLP adalah 7.180 kunjungan, maka angka kesibukanDLP adalah 4.500/7.180 x 100% 71. Pengambilan Samplereflection-on-presentation-2-sampling.htmlCara pengambilan sampelCara sampling Random KeteranganSimple Random Sampling pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata/tingkatan yang ada dalam populasi ituStratified Sampling Penentuan tingkat berdasarkan karakteristik tertentu. Misalnya : menurut usia, pendidikan, golongan pangkat, dan sebagainyaCluster Sampling disebut juga sebagai teknik sampling daerah. Teknik ini digunakanapabila populasi tersebar dalambeberapa daerah, propinsi, kabupaten, kecamatan, dan seterusnyaCara sampling Non-Random KeteranganSystematical Sampling anggota sampel dipilh berdasarkan urutan tertentu. Misalnya setiapkelipatan 10 atau 100 dari daftar pegawai disuatu kantor, pengambilansampel hanya nomor genap atau yang ganjil saja.Porpusive Sampling sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. Snowball Sampling Dari sampel yang sedikit tersebut peneliti mencari informasi sampel lain dari yang dijadikan sampel terdahulu, sehingga makin lama jumlahsampelnya makin banyakQuota Sampling anggota sampel pada suatu tingkat dipilih dengan jumlah tertentu(kuota) dengan ciri-ciri tertentuConvenience sampling mengambil sampel secara sembarang (kapanpun dan dimanapunmenemukan) asal memenuhi syarat sebagai sampel dari populasitertentuSukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta : Bumi aksara.optimized by optimaWhen population is small, homogeneous & readily available. All subsets of the frame are given an equal probability.The frame organized into separate "strata." Each stratum is then sampled as an independent sub-population,out of which individual elements can be randomly selectedIn this technique, the total population is divided into these groups (or clusters) and a simple random sample of the groups is selected (two stage)Ex. Area sampling or geographical cluster sampling72. Pengujian hipotesisPengujian Hipotesis secara statistiska memerlukanpembentukan Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis Alternatif(H1). Hipotesis Nol (H0): Pernyataan yang menjadi dasar pembanding Secara matematik, Hipotesis Nol (H0) ditulis dalambentukpersamaan (=) H0 harus menyatakan tidak ada perbedaanatau tidak ada hubungan Hipotesis Alternatif (H1): Pernyataan yang menjadi altenatif H0 Secara matematik, Hipotesis Alternatif (H1):ditulis dalambentuk pertidak-samaan (. ) H1 menyatakan ada perbedaan atau ada hubungan73. Uji Hipotesis dengan Mean Tunggal Pengujian ini dibedakan atas dua jenis yaitu :Uji dua ujung ( two tailed test)Uji satu ujung ( one tailed test). Pada kedua jenis statisik uji tersebut masing-masing dapat dilakukan dengan dua kondisi yaitu dengan nilai variansi populasi yang diketahuiatau tidak diketahui.Terdapat tiga macambentuk pengujian hipotesis. Adapun jenis uji mana yang akan dipakai tergantung pada bunyi kalimat hipotesis. Berikut 3 macambentuk pengujian hipotesis tersebut: Uji Dua Pihak (Two Tail Test)Uji dua pihak digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi samadengan dan hipotesis alternatif (Ha) berbunyi tidak sama dengan (Ho = ; Ha ). Uji Pihak Kiri (One tailed left sided)Uji pihak kiri digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi lebihbesar atau sama dengan dan hipotesis alternatif (Ha) berbunyilebih kecil (Ho ; Ha ).74. Hazard Modern Hazard dan Traditional Hazard merupakan bentukdari environmental health hazard yang kedua penyebabnyabersumber dari alamdan antropogenik (human-caused). Modern hazard: asap rokok, transportasi, polusi dari industri, polusi udara luar, penyalahgunaan bahan-bahan kimia, mesin-mesin industry, pola makan yang tidak seimbangTraditional hazard: vector penyakit, agen infeksius, perumahandan persinggahan yang tidak layak, sanitasi dan higienitas air yang buruk, polusi udara dalamruang dari kegiatan memasak, malnutrisi, satwa liar dan berbahaya, hama pertanianPsychosocial hazard: stress, bully, kekerasan di tempat kerja, pelecehan seksual75. Jenis Data Berdasarkan SifatnyaJenis Data KeteranganKualitatifdata yang berbentuk kata-kata, bukan dalambentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macamteknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atauobservasi yang telah dituangkan dalamcatatan lapangan (transkrip)Teknik KeteranganKuantitatifData kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisismenggunakan teknik perhitungan matematika atau statistikaNominal data yang diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategoritertentu. Contoh: laki-laki dan perempuanOrdinal data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah disusun secaraberjenjang menurut besarnya. Contoh: miskin, menengah, kayaNumerik Terdapat informasi peringkat yang lengkap dan dapat di ukur.Interval = tidak memiliki nilai 0 mutlak suhuRasio = memiliki nilai 0 mutlak kadar obatSastroasmoro S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Sagung Seto. Jakarta: 2002.optimized by optimaDataNumerikKategoriNominalHanya MembedakanGender Sembuh / tak sembuhHidup/ matiGol. darah (O, A, B, AB)Status perkawinanOrdinalMembedakanurutan/tingkatanContoh:Baik, sedang, burukStadiumpenyakit :I, II, III, IVDiskretDidapat dari perhitunganKontinuDidapat dari pengukuranInterval Perbedaan besaran dan jarak(Tak ada nilai nol mutlak- Suhu badan- Denyut jantungRatio(ada nilai nol mutlak)-Berat badan-Tinggi badan76. Aliran Filsafat Logika: Suatu dasar untuk memperoleh pengetahuan yang benar, sebabtanpa logika penalaran tidak mugnkin dilakukan, dan tanpa penalaranpengetahuan tidak akan dibenarkan. Dasar penalaran logika ada dua yaitupenalaran logika deduktif dan penalaran logika induktif Deduksi: kegiatan berpikir dengan kerangka pikir dari pernyataan yang bersifat umumditarik kearah kesimpulan yang lebih bersifat khusus, ataupenarikan kesimpulan dari dalil atau hukummenuju contoh-contoh Induksi: cara berpikir untuk menarik kesimpulan dari kasus khusus ataucontoh menuju kasus umumatau dalil atau hukumatau kesimpulanhukum Verikfikasi: salah satu cara pengujian hipotesis yang tujuan utamanyaadalah untuk menemukan teori-teori, prinsip-prinsip, generalisasi, danhukum-hukum Empiris: salah satu aliran yang menekankan peranan pengalaman dalammemperoleh pengetahuan serta pengalaman itu sendiri dan mengecilkanperanan akal77. Uji Klinis Obat Efficacy: Respon maksimal yang dihasilkan suatu obat. Efficacy tergantung pada jumlah kompleks obat-reseptoryang terbentuk dan efisiensi reseptor yang diaktifkan dalammenghasilkan suatu kerja seluler Efektivitas: untuk menilai perlu diperhatikan seberapa baikintervensi tersebut, kemampuannya untuk menyaring danmendiagnosis penyakit secara akurat, intervensi tersebutmemberi keuntungan bagi masyarakat Efisiensi: suatu ukuran yang menunjukkan hubungan antarahasil-hasil yang dicapai oleh suatu intervensi atau program terhadap sumber-sumber yang dikeluarkan Reliabilitas: dapat diandalkan, dalamproses pengukuranberarti hasil pengukuran akan sama atau hampir samaapabila dilakukan berulang kaliRegulasi Perijinan Obat BaruPerijinan obat baru harus melewati uji praklinis (hewan coba) danuji kinis sebagai berikut : 1. Fase I. Uji fase I dilakukan terhadap probandus sehat, kecuali untuksitotoksik. Uji ini bertujuan untuk menentukan metabolisme obat, mencari rentang dosis aman, mengidentifikasi reaksi toksik. 2. Fase II. Uji fase II dilakukan terhadap sejumlah kecil pasien. Uji inibertujuan untuk mendapatkan lebih banyak informasifarmakokinetika, efek samping relatif, informasi efikasi obat, penentuan dosis harian dan regimen. 3. Fase III. Uji fase III dilakukan terhadap sejumlah besar pasien, 500-3000. Uji ini bertujuan untuk evaluasi efikasi dan toksisitas obat, umumnya desain penelitian yang digunakan adalah randomized clinical trial. Pedoman dasar uji klinis78. Kaidah Dasar bioetikaBertolak dari Childress & Beauchamp yang memaparkan adanya 4 kaidah dasar moral (KDM atau moral principle/principle-based ethics atau ethical guidelines) dalambukusucinya The Principles of Biomedical Ethics (1994)yakni beneficence, non-maleficence, justicedan autonomy.kemudian ditinjau melalui etika sehinggamerupakan maxim (kaidah dasar) yang berlaku normatif ketika dokter menghadapikasus kongkrit di klinikThepati ent scontextsf orpri maf aci e schoi ce(AgusPurwadi anto, 2004)Beneficence AutonomyNon maleficenceJus tic eT i meGener albenef itr esul t ,mostofpeople,Elect ive,educat ed,br ead- winner ,mat ur e per son Vulner ables,emer gency,lif e saving,minor>1 per son,ot her s similar it y, communi t y/socials r ight s YL-BLOK 1- 2010Autonomy Dalamhal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuatkeputusan sendiri. Autonomi bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri. Kaidah Autonomi mempunyai prinsip prinsip sebagai berikut: Menghargai hak menentukan nasib sendiri Tidak mengintervensi pasien dalammembuat keputusan Berterus terang menghargai privasi Menjaga rahasia pasien Menghargai rasionalitas pasien Melaksanakan Informed Consent Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalammembuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien Mejaga hubungan atau kontrak79. Prinsip Kedokteran Keluarga Standar Pelayanan Paripurna (standard of comprehensive of care) Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive & spesific protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etika kedokteran Standar Pelayanan Medis (standard of medical care) Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis (Dimulai dari anamnesis, pemeriksaan, komunikasi hasil pemeriksaan hingga edukasi)STANDAR PROFESI DOKTER KELUARGA. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. 2006Prinsip Kedokteran Keluarga Standar Pelayanan Menyeluruh (standard of holistic of care) Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya Standar Pelayanan Terpadu (standard of integration of care) Bersifat terpadu, selain merupakan kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan kedokteran, baik dari formal maupun informal Standar Pelayanan Bersinambung (standard of continuum care) Melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efisien, proaktif dan terus menerus demi kesehatan pasien80. Kaidah Dasar Moral Beneficience Individu berkewajiban melalukan hal yang baiksebagai kebalikan dari hal yang membahayakan. Kewajiban moral untuk bertindak demikeuntungan dan kebaikan orang lain. Non-maleficence Tidak berbuat jahat atau merugikan Harus mencegah atau mengurangi kerugian Melakukan atau meningkatkan kebaikan Justice Individu memiliki hak untuk diperlakukan setara, adil antara hak dan kewajiban, serta berhakmendapatkan pelayanan sesuai dengan haknya. Pada tiap orang dengan porsi yang sama Pada tiap orang sesuai kebutuhan Pada tiap orang sesuai usaha Sesuai bobot individu atau jasaKaidah Dasar Moral81. Informed Consent PermenKes no 290/MenKes/Per/III/2008 dan UU no 29 th 2004 Pasal 45 serta Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI tahun2008: maka Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteranyang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelahmendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakankedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut Pengecualian terhadap keharusan pemberian informasi sebelumdimintakan persetujuan tindakan kedokteran adalah: Dalamkeadaan gawat darurat (emergency), dimana dokter harussegera bertindak untuk menyelamatkan jiwa. Keadaan emosi pasien yang sangat labil sehingga ia tidak bisamenghadapi situasi dirinya.optimized by optima82. RekamMedis DalamPasal 47 ayat (1) UU Praktek Kedokteran bahwa dokumen rekammedismilik dokter,doktek gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekammedis milik pasien. DalamPasal 48 UU Praktek Kedokteran. Ayat (1) setiap dokter atau dokter gigi dalammelaksanakan praktek kedokteran wajibmenyimpan rahasia kedokteran; Ayat (2) rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri,atau berdasarkan ketentuan perundang undangan. Permenkes RekamMedis Pasal 11 ayat (2) yang menyatakan pimpinan saranapelayanan kesehatan dapat menjelaskan isi rekammedis secara tertulis ataulangsung kepada pemohon tanpa izin pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan Penyidik dapat meminta kopi rekammedis pada sarana pelayanan kesehatan yang menyimpannya, untuk melengkapi alat bukti yang diperlukan dalamperkarahukum(pidana). 83. Etika Klinis Medical Indication(terkait prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai dari sisi etikkaidah yang digunakan adalah beneficence dan nonmaleficence) Patient Preferrence(terkait nilai dan penilaian pasien tentang manfaat dan beban yang akan diterimanya cerminan kaidah otonomi) Quality of Life(aktualisasi salah satu tujuan kedokteran :memperbaiki, menjaga ataumeningkatkan kualitas hidup insani terkait dengan beneficence, nonmaleficence & otonomi) Contextual Features(menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi pembuatankeputusan, spt faktor keluarga, ekonomi, budaya kaidah terkaitjustice)Etika Klinis(Jonsen, siegler & winslade, 2002)84. Calgary CambridgeCalgary Cambridge85. Relative risk Risiko munculnya penyakit pada populasi yang terpajan risiko (relatif terhadap populasi yang tidak terpajan risiko)86. Foodborne illness Yang dimaksud dengan foodborne illness/ poisoningialah timbulnya sindroma klinik disebabkan karenamemakan makanan tertentu. Tujuan dari penyelidikanyang dilakukan oleh petugas kesehatan meliputi: Identifikasi macammakanan/ minuman yang tersangkamengandung racun atau mikroorganisme patogen. Menjelaskan/ mengetahui keterangan tentang penyebabsakit atau (causative agents) dan sumbernya. Menentukan faktor-faktor yang menunjang/ mempengaruhi terjadinya peristiwa keracunan. Mencegah terjadinya peristiwa yang sama dikemudianhari.87. Klasifikasi KasusKlasifikasi kasus menurut kriteria pemeriksaan klinis, epidemiologis, dan laboratorisKlasifikasi kasus KriteriaKasus suspek (suspected case, syndromic case)Tanda dan gejala klinis cocok dengan penyakit, terdapat buktiepidemiologi, tetapi tidak terdapat bukti laboratoriumyang menunjukkan tengah atau telah terjadi infeksi (bukti laboratoriumnegatif, tidak ada, atau belumada) The definition of a possible case has high sensitivity and low specificity. It allowsfor detection of most cases but some false positives cases will be included into this category. Kasus mungkin (probable case, presumptive case)Tanda dan gejala klinis cocok dengan penyakit, terdapat buktiepidemiologis, terdapat bukti laboratorium yang mengarah tetapibelumpasti, yang menunjukkan tengah atau telah terjadi infeksiKasus pasti (confirmed case, definite case)Terdapat bukti pasti laboratorium (serologis, biokimia, bakteriologis, virologis, parasitologis) bahwa tengah atau telah terjadi infeksi, denganatau tanpa kehadiran tanda, gejala klinis, atau bukti epidemiologisSumber: Bres (1986)Suspected H5N1 caseA person presenting with unexplained acute lower respiratory illness with fever (>38 C ) and cough, shortness of breath or difficulty breathing. AND One or more of the following exposures in the 7 days prior to symptom onset: Close contact (within 1 m) with a person who is a suspected, probable, or confirmed H5N1 case; Exposure to poultry or wild birds or their remains or to environments contaminated by their faeces in an area where H5N1 infections in animals or humans have been suspected or confirmed in the last month; Consumption of raw or undercooked poultry products in an area where H5N1 infections in animals or humans have been suspected or confirmed in the last month; Close contact with a confirmed H5N1 infected animal other than poultry or wild birds (e.g. cat or pig); Handling samples (animal or human) suspected of containing H5N1 virus in a laboratory or other setting.Probable H5N1 case (WHO)1. A person meeting the criteria for a suspected case ANDOne of the following additional criteria: infiltrates or evidence of an acute pneumonia on chest radiograph plus evidence of respiratory failure (hypoxemia, severe tachypnea) OR positive laboratory confirmation of an influenza A infection but insufficient laboratory evidence for H5N1 infection.2. A person dying of an unexplained acute respiratory illness who is considered to be epidemiologically linked by time, place, and exposure to a probable or confirmed H5N1 case.Confirmed H5N1 case (WHO)A person meeting the criteria for a suspected or probable caseAND One of the following positive results conducted in a national, regional or international influenza laboratory whose H5N1 test results are accepted by WHO as confirmatory: Isolation of an H5N1 virus; Positive H5 PCR results from tests using two different PCR targets A fourfold or greater rise in neutralization antibody titer for H5N1 based on testing of an acute serum specimen (collected 7 days or less after symptom onset) and a convalescent serum specimen. The convalescent neutralizing antibody titer must also be 1:80 or higher; A microneutralization antibody titer for H5N1 of 1:80 or greater in a single serum specimen collected at day 14 or later after symptom onset and a positive result using a different serological assay88. Stratified Random Sampling Probability sampling Simple random sampling Systematic random sampling Stratified random sampling Cluster ampling Non-probability sampling Consecutive sampling Convenient sampling Pusposive sampling Stratified Random SamplingSystematic random samplingDari seluruh subjek yang dapat dipilih, setiap subjek nomor ke sekian dipilih sebagai sampel. Apabila kita ingin mengambil 1/n dari populasi, maka tiap pasien nomor ke-n dipilih sebagai sampel .Cluster random samplingProses penarikan sampel secara acak pada kelompok individu yang terjadi seacara alamiah, misalnya berdasarkan wilayah (kota, kecamatan, kabupaten). Sangat efisien untuk populasi yang luas.Simple randomsamplingMenghitung terlebih dahulu jumlah subjek dalam populasi(terjangkau) yang akan dipilih sampelnya. Kemudian tiap subjek diberi nomor, dan dipilih sebagian dari merekan dengan bantuan tabel random.Stratified random samplingSubyek penelitian dikelompokkan berdasarkan karakteristik (misal usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan) tertentu sesuai dengan proporsi yang terdapat dalam populasiStratified Random SamplingConsecutive sampling Semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.Convenient samplingSampel diambil tanpa sistematika tertentu, tidak terikat tempat dan waktu (sampel dapat diambil di mana pun dan kapan pun) When population is small, homogeneous & readily available. All subsets of the frame are given an equal probability.The frame organized into separate "strata." Each stratum is then sampled as an independent sub-population,out of which individual elements can be randomly selectedIn this technique, the total population is divided into these groups (or clusters) and a simple random sample of the groups is selected (two stage)Ex. Area sampling or geographical cluster sampling89. Uji Hipotesis Variabel Kategorik vs Numerik Kategorik : Memiliki kategori variabel. Nominal (kategorisederajat, cth laki-laki-perempuan)/Ordinal (kategoribertingkat, cth baik-sedang-buruk) Numerik : Dalamangka numerik, rasio (memiliki nilai nolalami, cth tinggi badan)/interval (tidak memiliki nilai nolalami, cth suhu) Hipotesis Komparatif vs Korelatif Komparatif : perbedaan/hubungan (cth. Apakahterdapat/hubungan antara kadar gula darah dengan jenispengobatam?) Korelasi : Cth. Berapa besar korelasi antara kadartrigliserida dan kadar gula darah? Uji Hipotesis Skala Pengukuran Komparatif : Dianggap skala kategorikal bila kedua variabelkategorik. Skala numerik jika salah satu variabel numerik Korelatif : Dianggap skala kategorikal bila salah satuvariabel kategorik. Skala numerik jika kedua variabelnumerik Berpasangan vs Tidak Berpasangan Berpasangan : Dua atau lebih kelompok data berasal darisubyek yang sama atau yang berbeda tapi telah dilakukanmatching Tidak berpasangan : Data berasal dari kelompok subyekyang berbeda, tanpa matching Uji Hipotesis Apakah terdapat hubungan antara jenis pemberian suplementasi (Fe, Zn, kombinasi keduanya) dengan kadar Hb (g/dL)? Variabel yang dihubungkan: jenis suplementasi (kategorik) dengan kadar Hb (numerik) Jenis hipotesis: komparatif (kata membandingkan mengacu pada hipotesis komparatif Skala variabel: numerik Berpasangan/tidak berpasangan: tidak berpasangan Jumlah kelompok: tiga kelompok (kelompok fe vs kelompok Zn vs kelompok Fe-Zn) Uji HipotesisKomparatif, numerik, tidak berpasangan, tiga kelompok90. Uji Hipotesis Hubungan perilaku hidup bersih sehat (variabel bebas) dengan angka infeksi kecacingan (variabel terikat). Dengan menggunakan skor perilaku hidup bersih sehat: 1-100, dan infeksi kecacingan dengan standar ada infeksiatau tidak. Variabel yang dihubungkan: skor perilaku hidup bersih (numerik) dengan kejadian kecacingan (kategorik) Jenis hipotesis: komparatif (kata hubungan mengacu pada hipotesis komparatif Skala variabel: numerik Berpasangan/tidak berpasangan: tidak berpasangan Jumlah kelompok:2 kelompokUji Hipotesis BivariatKorelatif, numerik91. Audit Maternal-Perinatal (AMP) Audit Maternal-Perinatal (AMP) merupakan salah satuupaya dari patient safety Audit maternal perinatal merupakan kegiatan death and case follow up. kegiatan untuk menelusuri sebab kesakitan dan kematianibu dan perinatal untuk menentukan hubungan antarafaktor penyebab yang dapat dicegah dankesakitan/kematian yang terjadi shg mencegahkesakitan dan kematian dimasa yang akan datang. ruang lingkup wilayah dibatasi pada kabupaten/kota, sebagai unit efektif yang mempunyai kemampuanpelayan obstetrik-perinatal dan didukung olehpelayanan KIA sampai ketingkat masyarakat.Audit Maternal-Perinatal (AMP) Dari kegiatan ini dapat ditentukan: Sebab dan faktor-faktor terkaitan dalamkesakitan/kematian ibudan perinatal Dimana dan mengapa berbagai sistemprogram gagal dalammencegah kematian Jenis intervensi dan pembinaan yang diperlukan Audit maternal perinatal juga dapat berfungsi sebagai alatpemantauan dan sistemrujukan, maka diperlukan Pengisian rekammedis yang lengkap dengan benar di semuatingkat pelayanan kesehatan Pelacakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas (cthbidan desa) dengan cara otopsi verbal, yaitu wawancara kepadakeluagga atau orang lain mengenai perjalanan penyakitAudit Maternal-Perinatal (AMP) Metoda pelaksanaan AMP Penyelenggaran pertemuan dilakukan teratur sesuai kebutuhanoleh dinas kesehatan kabupaten/kota bersama dengan RS kabupaten/kota Kasus yang dibahas dapat berasal dari RS kabupaten/kota ataupuskesmas (kasus meninggal/kasus menarik) Pembahasan ini dilakukan oleh Tim AMP Kabupaten/Kota yang sudahterbentuk dengan berazaskan No Name, No Shame, No Blame dan No Pro Justicia. Audit yang dilaksanakan lebih bersifat mengkaji riwayatpenanganan kasus sejak dari : Timbulnya gejala pertama dan penanganan oleh keluarga /tenagakesehatan dirumah Proses rujukan yang terjadi Siapa saja yang memberikan pertolongan dan apa saja yang telahdilakukan Hasil akhir meninggal/dapat dipertahankan hidup. Audit Maternal-Perinatal (AMP) Dari pengkajian tersebut diperoleh indikasi dimanaletak kesalahan/kelemahan dalampenanganan kasus. Hal ini memberi gambaran kepada pengelola program KIA dalammenentukan apa yang perlu dilakukan untukmencegah kesakitan/kematian ibu/perinatal yang tidakperlu terjadi. Pertemuan ini bersifat pertemuan menyelesaikanmasalah dan tidak bertujuan menyalahkan, ataumemberi sanksi salah satu pihak Dilakukan pembuatan laporan bulanan oleh RS kabupaten /kota/puskesmas ke dinas kesehatankabupaten/kota92. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien Komponen Komunikasi efektif dokter-pasien: Sikap profesional: S= Salam A= ajak bicara J=jelaskan I= Ingatkan Mendengarkan aktif Empati Komunikasi non Verbal Ekspresi wajah Eye contact Gerakan tubuh Isyarat tangan Penampilan Sentuhan Isyarat vokalMendengarkan AktifPengertianMerupakan proses pengiriman kembalipesan, baik mengenai apa yang telahdisampaikan maupun emosi-emosiyang melibatkannya..Mendengarkan AktifTujuan Tujuan mendengarkan aktif, tidak semata-mata mengulangi kata-kata yangdisampaikan LAWAN BICARA, tetapi dapatmenyampaikan kembali pesan secarakeseluruhan -- verbal maupun non-verbalisi maupun perasaan yang melingkupinya.Teknik Mendengarkan Aktif Merefleksikan kembali isiMerefleksikan kembali apa yang telahdisampaikan oleh klien. Hal ini juga berfungsimemberikan perhatian yang lebih besar padaklien, sehingga klien termotivasi untukmenyampaikan masalahnya. Merefleksikan kembali perasaan. Menanyakan kembali93. Rahasia PasienERRORSNEAR MISSADVERSE EVENTSACCEPTABLE RISKSVIOLATIONUNFORESEEABLE RISKSDISEASE / COMPLICATIONSetiap cedera yang lebih disebabkan oleh manajemen medis drpd akibat penyakitnyaAdalah tindakan yg dapat mencederai pasien, tetapi tidak mengakibatkan cedera karena faktor kebetulan, pencegahan atau mitigasiUNPREVENTABLE 94. Patient safety Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah suatu sistemdiRumah Sakit yang mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatutindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnyadiambil. Insiden Keselamatan Pasien: setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacat, kematian, dll) yang tidak seharusnya terjadi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD): suatu kejadian yang mengakibatkan cedera tidak diharapkan pada pasienkarena suatu tindakan (commission) atau karena tidakbertindak (omission) ketimbang karena underlying disease atau kondisi pasien.95. Kaidah Dasar ModalKriteria Justice 1.Memberlakukan sesuatu secara universal 2.Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan3.Memberikesempatanyangsamaterhadappribadidalamposisiyang sama4.Menghargai hak sehat pasien5.Menghargai hak hukum pasien 6.Menghargai hak orang lain 7.Menjaga kelompok yang rentan 8.Tidak melakukan penyalahgunaan 9.Bijak dalam makro alokasi 10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien 11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya 12.Kewajibanmendistribusikankeuntungandankerugian(biaya,beban, sanksi) secara adil 13.Mengembalikanhakkepadapemiliknyapadasaatyangtepatdan kompeten14.Tidakmemberibebanberatsecaratidakmeratatanpaalasan tepat/sah 15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan 16.TidakmembedakanpelayananpasienatasdasarSARA,statussocial, dsb 96. BPJS ketenagakerjaan UU no 24 thn 2011 BPJSKetenagakerjaan menyelenggarakanprogram: jaminan kecelakaan kerja; jaminan hari tua; jaminan pensiun; dan jaminan kematian.97. Formulir untuk pengurusan STR Formulir 1A: Pendaftaran ujian kompetensi dan registrasi baru Formulir 1B: Surat pernyataan akan mematuhi etika profesi Formulir 1C: Surat perubahan kompetensi dan registrasi ulang Formulir 1D: Surat permohonan penerbitan STRSumber: http://www.kki.go.id/index.php/subMenu/108798. Jenis LiteraturJenis Literatur DefinisiLiterature review Menelaah point-point penting dari pengetahuan terkini termasuk penemuan-penemuansubstantif untuk topik tertentuReview the critical points of current knowledge including substantive findings as well as theoreticaland methodological contributions to a particular topicCohort study Analisa faktor risiko, dengan mengikuti kelompok yang tidak/belum menderita penyakit denganfaktor risiko dan tidak dengan faktor risiko.Ananalysisof riskfactorsandfollowsa group ofpeople who donothavethedisease,andusescorrelations to determine the absolute risk of subject contractionClinical practiceguidelinesPedoman dengan tujuan untuk memandu membuat keputusan dan kriteria terkait diagnosis,manajemen, dan penatalaksanaan pada area spesifik pelayanan kesehatanDocumentwiththeaimofguidingdecisionsandcriteriaregardingdiagnosis, management, andtreatment in specific areas of healthcareCase report study Laporan detail mengenai gejala, tanda, diagnosis, tatalaksana, dan follow-up dari pasien secaraindividual.Detailedreport of the symptoms, signs, diagnosis, treatment, and follow-upof anindividualpatienta demographic profile of the patient and describe an unusual or novel occurrenceRandomizedControlled TrialMerupakan studi intervensi, yaitu suatu penelitian eksperimental terencana yang dilakukan padamanusia dan dilakukan secara random. Peneliti memberikan perlakukan pada subyek penelitian,kemudian efek perlakuan diukur dan dianalisisA study in which people are allocated at random (by chance alone) to receive one of several clinicalinterventions. Compare the outcomes after the participants receive the interventions99. Peraturan KKI no.7 tahun 2012 Dokter WNI lulusan luar negeri wajibmengikuti internsip sebagai bagian dariprogramadaptasi WNI lulusan luar negeri.100. JPK Tenaga Kerja Hak-hak Peserta Program JPK: Memperoleh kesempatan yang sama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal dan menyeluruh, sesuai kebutuhan dengan standar pelayanan yang ditetapkan, kecuali pelayanan khusus seperti kacamata, gigi palsu, mata palsu, alat bantu dengar, alat Bantu gerak tangan dan kaki hanya diberikan kepada tenaga kerja dan tidak diberikan kepada anggota keluarganya Bagi Tenaga Kerja berkeluarga peserta tanggungan yang diikutkan terdiri dari suami/istri beserta 3 orang anak dengan usia maksimum 21 tahun dan belum menikah Memilih fasilitas kesehatan diutamakan dalam wilayah yang sesuai atau mendekati dengan tempat tinggal Dalam keadaan Emergensi peserta dapat langsung meminta pertolongan pada Pelaksana Pelayanan Kesehatan (PPK) yang ditunjuk oleh PT Jamsostek (Persero) ataupun tidak. Peserta berhak mengganti fasilitas kesehatan rawat jalan Tingkat I bila dalam Kartu Pemeliharaan Kesehatan pilihan fasilitas kesehatan tidak sesuai lagi dan hanya diizinkan setelah 6 (enam) bulan memilih fasilitas kesehatan rawat jalan Tingkat I, kecuali pindah domisili. Peserta berhak menuliskan atau melaporkan keluhan bila tidak puas terhadap penyelenggaraan JPK dengan memakai formulir JPK yang disediakan diperusahaantempat tenaga kerja bekerja, atau PT. JAMSOSTEK (Persero) setempat. Tenaga kerja/istri tenaga kerja berhak atas pertolongan persalinan kesatu, kedua dan ketiga. Tenaga kerja yang sudah mempunyai 3 orang anak sebelum menjadi peserta program JPK, tidak berhak lagi untuk mendapatkan pertolongan persalinan. Kewajiban Peserta Program JPK Menyelesaikan Prosedur administrasi, antara lain mengisi formulir Daftar Susunan Keluarga (Formulir Jamsostek 1a) Menandatangani Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK) Memiliki Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK) sebagai bukti diri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan Mengikuti prosedur pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan Segera melaporkan kepada PT JAMSOSTEK (Persero) bilamana terjadi perubahan anggota keluarga misalnya: status lajang menjadi kawin, penambahan anak, anak sudah menikah dan atau anak berusia 21 tahun. Begitu pula sebaliknya apabila status dari berkeluarga menjadi lajang Segera melaporkan kepada Kantor PT JAMSOSTEK (Persero) apabila Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK) milik peserta hilang/rusak untuk mendapatkan penggantian dengan membawa surat keterangan dari perusahaan atau bilamana masa berlaku kartu sudah habis Bila tidak menjadi peserta lagi maka KPK dikembalikan ke perusahaanHal yang tidak menjadi tanggungan JPK 1. Peserta Dalam hal tidak mentaati ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan oleh Badan Penyelenggara Akibat langsung bencana alam, peperangan dan lain-lain Cidera yang diakibatkan oleh perbuatan sendiri, misalnya percobaan bunuh diri, tindakan melawan hukum Olah raga tertentu yang membahayakan seperti: terbang layang, menyelam, balap mobil/motor, mendaki gunung, tinju, panjat tebing, arumjeram Tenaga kerja yang pada permulaan kepesertaannya sudah mempunyai 3 (tiga) anak atau lebih, tidak berhak mendapatkan pertolongan persalinan 2. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan diluar fasilitas yang ditunjuk oleh Badan Penyelenggara JPK, kecuali kasus emergensi dan bila harus rawat inap, ditanggung maksimal 7 hari perawatan sesuai standar rawat inap yang telah ditetapkan Imunisasi kecuali Imunisasi dasar pada bayi General Check Up/Check Up/Regular Check Up (termasuk papsmear) Pemeriksaan, pengobatan, perawatan di luar negeri Penyakit yang disebabkan oleh penggunaan alkohol/narkotik Penyakit Kanker (terhitung sejak tegaknya diagnosa) Penyakit atau cidera yang timbul dari atau berhubungan dengan tugas pekerjaan (Occupational diseases/accident) Sexual transmited diseases termasuk AIDS RELATED COMPLEX Pengguguran kandungan tanpa indikasi medis termasuk kesengajaan Kelainan congential/herediter/bawaan yang memerlukan pengobatan seumur hidup, seperti: debil, embesil, mongoloid, cretinism, thalasemia, haemophilia, retardasi mental, autis Pelayanan untuk Persalinan ke 4 (empat) dan seterusnya termasuk segala sesuatu yang berhubungan dengan proses kehamilan pada persalinan tersebut Pelayanan khusus (Kacamata, gigi palsu, prothesa mata, alat bantu dengar, prothesa anggota gerak) hilang/rusak sebelum waktunya tidak diganti Khusus akibat kecelakaan kerja tidak menjadi tanggung jawab Penyelenggara JPK Haemodialisa termasuk tindakan penyambungan pembuluh darah untuk hemodialisa Operasi jantung berserta tindakan-tindakan termasuk pemasangan dan pengadaan alat pacu jantung, kateterisasi jantung termasuk obat-obatan Katerisasi jantung sebagai tindakan Therapeutik (pengobatan) Transpalantasi organ tubuh misalnya transplantasi sumsum tulang Pemeriksaan-pemeriksaan dengan menggunakan peralatan canggih/baru yang belum termasuk dalam daftar JPK, antara lain: MRI (Magnetic Resonance Immaging), DSA (Digital Substraction Arteriography), TORCH (Toxoplasma, Rubella, CMV, Herpes) Pemeriksaan dan tindakan untuk mendapatkan kesuburan termasuk bayi tabung 3. Obat-obatan: Semua obat/vitamin yang tidak ada kaitannya dengan penyakit Obat-obatan kosmetik untuk kecantikan termasuk operasi keloid yang bukan atas indikasi medis Obat-obatan berupa makanan seperti susu untuk bayi dan sebagainya Obat-obatan gosok sepeti kayu putih dan sejenisnya Obat-obatan lain seperti: verban, plester, gause stril Pengobatan untuk mendapatkan kesuburan termasuk bayi tabung dan obat-obatan kanker 4. Pembiayaan: Biaya perjalanan dari dan ke tempat berobat Biaya perjalanan untuk mengurus kelengkapan administrasi kepesertaan, jaminan rawat dan klaim Biaya perjalanan untuk memperoleh perawatan/pengobatan di Rumah sakit yang ditunjuk. Biaya perawatan emergensi lebih dari 7 (hari) diluar fasilitas yang sudah ditunjuk oleh Badan Penyelenggara JPK Biaya Perawatan dan obat untuk penyakit lebih dari 60 hari/kasus/tahun sudah termasuk perawatan khusus (ICU, ICCU, HCU, HCB, ICU, PICU) pada penyakit tertentu sehingga memerlukan perawatan khusus lebih dari 20 hari/kasus/tahun Biaya tindakan medik super spesialistik Batas waktu pengajuan klaim paling lama 3 (tiga) bulan setelah perusahaan melunasi tunggakan iuran, selebihnya akan ditolakSumber: http://www.bpjs.info/program/Jaminan_Pemeliharaan_Kesehatan-19/