Upload
ngohuong
View
227
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBAGIAN BEBAN TRAFFIC BANDWIDTH
MENGGUNAKAN METODE NTH DI POLITEKNIK NEGERI
BALIKPAPAN
TUGAS AKHIR
EKE AYUNING PUTRI
NIM : 140309248993
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA
BALIKPAPAN
2017
ii
PEMBAGIAN BEBAN TRAFFIC BANDWIDTH
MENGGUNAKAN METODE NTH DI POLITEKNIK NEGERI
BALIKPAPAN
TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU
SYARAT UNTUK MEMPROLEH GELAR AHLI MADYA
DARI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
EKE AYUNING PUTRI
NIM : 140309248993
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA
BALIKPAPAN
2017
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBAGIAN BEBAN TRAFFIC BANDWIDTH
MENGGUNAKAN METODE Nth di POLITEKNIK NEGERI
BALIKPAPAN
Disusun oleh :
EKE AYUNING PUTRI
NIM : 140309248993
Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,
Ali Abrar, S.Si, M.T. Drs. Armin M.T.
NIP. 197702032015041003 NIP. 196408211988031006
Penguji I, Penguji II,
Totok Sulistyo S.T., M.T Erick Sorongan S.T. M.Eng
NIP. 197209022000121003 NIDN. 201590009
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektronika
Drs. Suhaedi M.T.
NIP. 196101211985031011
SURAT PERNYATAAN
iv
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : EKE AYUNING PUTRI
Tempat/Tgl lahir : Balikpapan, 06 Agustus 1996
NIM : 140309248993
Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul “PEMBAGIAN BEBAN
TRAFFIC BANDWIDTH MENGGUNAKAN METODE Nth di POLITEKNIK
NEGERI BALIKPAPAN” adalah bukan merupakan hasil karya tulis orang lain,
baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam kutipan yang kami sebutkan
sumbernya.
Demikian peryataan kami buat dengan yang sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar kami bersedia mendapat sanksi akademis.
Balikpapan, Juli 2017
Mahasiswa
Materai 6000
EKE AYUNING PUTRI
NIM. 140309248993
v
Karya ilmiah ini kupersembahkan kepada
Ayahanda dan Ibunda tercinta
Bapak. Alm.Sutanto dan Ibu Emy
Saudaraku yang kusayangi,
Ocky Hegar Pratama
Ado Dwiky Reynaldy
Temanku yang kucintai,
Mahdalena
Ahmad Setia Budi
Muhamaddin Nur Rahman
vi
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang bertanda
tangan dibawah ini :
Nama : Eke Ayuninng Putri
Nim : 140309248993
Program Studi : Teknik Eketronika
Judul TA : Pembagian beban traffic bandwidth menggunakan metode Nth di
Politeknik Negeri Balikpapan
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan
hak kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan, mengalih media atau
format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Balikpapan
Pada tanggal : 06 Juni 2017
Yang menyatakan
Materai 6000
(Eke Ayuning Putri)
vii
ABSTRACT
Load balancing is a technique to distribute the traffic load on two or more
lines in a balanced connections, so that traffic can run optimally, maximize
throughput, minimize response time and avoid overload on one connection line.
During this time many of us who think wrongly,that by using the
loadbalance two connection point, then the bandwidth will we get a doubling of
bandwidth before using loadbalance (accumulation of both the bandwidth). This
needs to be clear first, that will not add bulk to loadbalance bandwidth we get, but
it only served to divide the traffic of both bandwidth so they can be used in a
balanced way. When our server or network accessed by many users,so this is where
the benefits of load balancing are most felt. Or when an application is very
important in a server, it suddenly can not be accessed due to its server to crash,
then the presence of load balancing can be transferred to another server. With this
method the problem that had occurred the connection is slow when many users are
connected will be resolved, because with this method is rather fast internet
connection because the concept of load balancing is to share equitably the burden
of connecting to multiple paths
Keyword: load balancing, speedy, bandwidth, isp, server.
viii
ABSTRAK
Load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua
atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal,
memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari
overload pada salah satu jalur koneksi.
Selama ini banyak dari kita yang beranggapan salah, bahwa
denganmenggunakan loadbalance dua jalur koneksi , maka besar bandwidth yang
akan kita dapatkan menjadi dua kali lipat dari bandwidth sebelum menggunakan
loadbalance (akumulasi dari kedua bandwidth tersebut). Hal ini perlu kita perjelas
dahulu, bahwa loadbalance tidak akan menambah besar bandwidth yang kita
peroleh, tetapi hanya bertugas untuk membagi trafik dari kedua bandwidth tersebut
agar dapat terpakai secara seimbang.
Ketika server atau jaringan kita diakses oleh banyak pengguna, maka
disinilah keuntungan load balancing yang paling dirasakan. Atau ketika sebuah
aplikasi yang sangat penting yang ada di sebuah server, tiba-tiba tidak bisa diakses
karena server-nya mengalami gangguan, maka dengan adanya load balancing bisa
dialihkan ke server lain. Dengan metode ini maka masalah yang selama ini terjadi
yakni koneksi yang lambat ketika banyak user yang terkoneksi akan bisa teratasi,
karena dengan metode ini koneksi internet terasa lebih cepat karena konsep load
balancing adalah membagi rata beban koneksi ke beberapa jalur.
Kata kunci: load balancing, speedy, bandwidth, isp, server.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal Tugas Akhir ini. Pembuatan Proposal Tugas Akhir ini
merupakan sebuah rencana atau sebuah pengajuan judul dari pembuatan Tugas
Akhir yang akan menjadi syarat kelulusan program D3.
Dalam penyelesaian Proposal Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Bpk. Ramli, SE., M.M Selaku direktur Politeknik Negeri Balikpapan.
2. Bpk. Drs.Suhaedi, M.T. Selaku kepala prodi Teknik Elektronika.
3. Bpk. Ali Abrar, S.Si, M.T. Selaku dosen pembimbing 1 atas semua saran yang
telah diberikan.
4. Bpk. Drs. Armin, M.T. Selaku dosen pembimbing 2 atas semua saran yang
telah diberkan.
5. Seluruh dosen dan staff Politeknik Negeri Balikpapan.
6. Orangtua dan teman-teman yang sangat membantu dan mensupport dalam
menyelesaikan proposal ini.
Penulis telah melaksanakan semaksimal mungkin dalam pembuatan
Proposal Tugas Akhir ini, tetapi mungkin baik dari materi ataupun teknik
penyajiannya masih ada kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Balikpapan, 20 Juni 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI
JUDUL ...................................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .......................................................................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................... v
PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR ................................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI.............................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian Tugas Akhir ............................................................................. 2
1.5 Manfaat Penelitian Tugas Akhir ........................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 3
2.1 Mikrotik ................................................................................................................ 3
2.2 Load Balancing ..................................................................................................... 5
2.3 Internet.................................................................................................................. 6
2.4 Network Address Translation (NAT) ................................................................... 7
2.5 Domain Name System (DNS................................................................................ 8
2.6 Firewall ................................................................................................................. 9
2.7 Winbox ................................................................................................................. 9
2.8 Perbandingan Penelitian ....................................................................................... 10
xi
BAB III METODOLOGI ........................................................................................ 11
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................................... 11
3.2 Tempat dan Waktu ............................................................................................... 11
3.3 Peralatan dan Bahan yang digunakan ................................................................... 11
3.3.1 Hardware (Perangkat Keras) .......................................................................... 11
3.3.2 Software (Perangkat Lunak) .......................................................................... 12
3.4 Metodologi Penelitian .......................................................................................... 13
3.5 Rancangan Topologi Jaringan .............................................................................. 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 16
4.1 Konfigurasi Mikrotik ............................................................................................ 16
4.2 Hasil Uji Coba Load Balancing ............................................................................ 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 30
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 30
5.2 Saran ..................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 31
LAMPIRAN............................................................................................................... 32
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Mikrotik ................................................................................................. 3
Gambar 2.2 Representasi Skenario Load Balancing ................................................... 5
Gambar 2.3 Internet .................................................................................................... 7
Gambar 3.1 Alur Diagram Proses Perancangan .......................................................... 13
Gambar 3.2 Rancangan Topologi Jaringan ................................................................. 15
Gambar 4.1 Login melalui Winbox ............................................................................ 16
Gambar 4.2 Tampilan winbox pada mikrotik ............................................................. 17
Gambar 4.3 Interface List pada mikrotik .................................................................... 17
Gambar 4.4 Pemberian IP Address pada ether3-Local ............................................... 18
Gambar 4.5 Pemberian IP Address pada ether1-Asti.................................................. 18
Gambar 4.6 Pemberian IP Address pada ether2-Indi .................................................. 19
Gambar 4.7 Mangle Rule General Connection-1 ........................................................ 19
Gambar 4.8 Mangle Rule Extra Connection-1 ............................................................ 20
Gambar 4.9 Mangle Rule Action Connection-1 ......................................................... 20
Gambar 4.11 Mangle Rule General Connection-2 ...................................................... 21
Gambar 4.11 Mangle Rule Extra Connection-2 .......................................................... 21
Gambar 4.12 Mangle Rule Action Connection-2 ....................................................... 22
Gambar 4.13 Mangle Rule General Route-1 .............................................................. 22
Gambar 4.14 Mangle Rule Action Route-1 ................................................................ 23
Gambar 4.15 Mangle Rule General Route-2 .............................................................. 23
Gambar 4.16 Mangle Rule Action Route-2 ................................................................ 24
Gambar 4.17 Firewall Mangle List ............................................................................. 24
Gambar 4.18 Firewall Nat General Connection-1 ...................................................... 25
Gambar 4.19 Firewall Nat Action Connection-1 ........................................................ 25
Gambar 4.20 Firewall Nat General Connection-2 ...................................................... 26
Gambar 4.21 Firewall Nat Action Connection-2 ........................................................ 26
xiii
Gambar 4.22 Firewall NAT ........................................................................................ 27
Gambar 4.23 Route ISP 1 ........................................................................................... 27
Gambar 4.24 Route ISP 2 ........................................................................................... 28
Gambar 4.25 Route LB ISP 1 ..................................................................................... 28
Gambar 4.26 Route LB ISP 2 ..................................................................................... 29
Gambar 4.27 IP Route List ......................................................................................... 29
Gambar 4.28 Bandwidth ISP 1 (Asti) ......................................................................... 30
Gambar 4.29 Bandwidth ISP 1 (Indi) ......................................................................... 30
Gambar 4.30 Bandwidth ISP 1 dan ISP 2 (Asti+Indi) ................................................ 31
Gambar 4.31 Hasi Perbandingan Bandwith ................................................................ 31
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian.............................................................................. 10
Tabel 3.1 Laptop Toshiba ........................................................................................... 11
Tabel 3.2 Mikrotik RouterBoard 750 .......................................................................... 12
Tabel 3.3 Software ...................................................................................................... 12
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Konfigurasi untuk mengubah nama interface
Lampiran 2 Konfigurasi untuk mengatur IP Address pada setiap interface
Lampiran 3 Konfigurasi firewall mangle untuk mengatur jaringan agar output
mengarah ke interface yang ditentukan
Lampiran 4 Konfigurasi firewall NAT untuk jalur yang telah dibuat
Lampiran 5 Konfigurasi Route untuk menentukan route bagi setiap IP termasuk
menentukan route agar Load Balancing dapat berjalan secara
bersamaan
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akses internet saat ini sangat tinggi, baik untuk mencari informasi,
artikel ataupun ilmu yang baru. Semua universitas yang telah mengintegrasikan
jaringan internet kedalam proses belajar-mengajar. Itu diharapkan agar mahasiswa
dapat dengan mudah mecari materi.
Seiring dengan menambahnya penggunaan intenet tersebut, agar jaringan
benar-benar optimal, selain pengaturan IP address perlu juga dilakukan pengaturan
routing. Device yang digunakan untuk proses tersebut disebut router. Namun
karena harga dari router relatif mahal, oleh karena itu ada alternatif hardware lain
yaitu Mikrotik. Mikrotik RouterOS merupakan sistem operasi yang mampu
membuat komputer menjadi router atau sering disebut PC Router. Sistem operasi
tersebut mencakup berbagai fitur lengkap untuk wireline dan wireless, antara lain
adalah bandwidth management,hotspot,load balancing dan sebagainya.
Di Indonesia sendiri para penyedia layanan internet atau yang lebih dikeal
dengan ISP (Internet Service Provider), tidak dapat menyediakan layanan internet
yang handal dan murah. Banyak kelebihan dan kekurangan atara satu provider
dengan provider lainnya. (Andri Dwi Utomo ,2011)
Politeknik Negeri Balikpapan adalah salah satu instansi pendidikan yang
telah menjadikan Teknik Komputer Jaringan sebagai salah satu jurusan yang ada di
kampus tersebut. Dan setiap proses belajar-mengajar juga memerlukan koneksi
internet yang stabil dan handal.
Akan tetapi daerah yang kurang terjangkau dengan provider-provider yang
digunakan, maka timbulah solusi untuk menggunakan load balancing agar stabilnya
pembagian beban bandwidth dan diharapkan juga mikrotik dapat mengoptimalkan
pembagian bandwidth pada setiap client yang ingin mengakses internet.
Mekanismenya yaitu mikrotik akan menandai paket yang mengakses intenet,
kemudian menyetarakan beban pada kedua ISP dan akan memilih jalur ISP yang
akan dilewatinya.
2
1.2 Rumusan Masalah
Politeknik Negeri Balikpapan saat ini telah mengalami masalah pada jaringan
internet, Politeknik Negeri Balikpapan menggunakan 2 ISP yang berbeda.
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan ini tidak menyimpang dari rumusan masalah yang telah
ditentukan maka diadakan pembatasan masalah, yaitu :
1. Membatasi masalah hanya pada jaringan internet.
2. Tidak membahas tentang keamanan jaringan.
3. Penelitian ini membahas mengenai pembagian beban traffic pada dua ISP.
4. Penelitian ini menggunakan NAT tipe statik.
5. Tidak membahas mengenai metode queue.
1.4 Tujuan Penelitan Tugas Akhir
Tujuan dari penelitan tugas akhir ini adalah untuk membagi beban bandwidth
antara 2 ISP agar seimbang dan jaringan dapat digunakan secara maksimal.
1.5 Manfaat Penelitian Tugas Akhir
Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah bagi pengguna/user agar
kecepatan internet yang digunakan stabil.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Mikrotik
Mikrotik sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang berhubungan dengan sistem
jaringan komputer yang berpusaat di Latvia. Bersebelahan dengan Rusia. Mikrotik
didirikan pada tahun 1995 untuk mengembangkan router dan system ISP (Internet
Service Provider) nirkabel.
(Sumber: www.mikrotik.co.id)
Mikrotik dibuat oleh MikroTikls sebuah perusahaan di kota Riga, Latvia.
Latvia adalah sebuah negara yang merupakan “pecahan” dari Negara Uni Soviet.
Dulunya. Mikrotik awalnya ditujukan untuk perusahaan jasa layanan internet (ISP)
yang melayani pelanggannya menggunakan teknologi nirkabel atau wireless. Saat
ini Mikrotilks memberikan layanan kepada ISP nirkabel untuk layanan akses
internet. Mikrotik sekarang menyediakan hardware dan software untuk
konektivitas internet di sebagian besar Negara di seluruh dunia.
Gambar 2.1. Mikrotik
4
Jenis-jenis Mikrotik
Mikrotik di bagi kedalam 2 jenis yaitu Mikrotik RouterOS (software), dan
Mikrotik RouterBoard (hardware).
a. Mikrotik RouterOS
MikroTik RouterOS™ merupakan sistem operasi yang diperuntukkan
sebagai network router. MikroTik routerOS sendiri adalah sistem operasi dan
perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer biasa
menjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat
untuk ip network dan jaringan wireless. Fitur-fitur tersebut diantaranya:
Firewall & Nat, Routing, Hotspot, Point to Point Tunneling Protocol, DNS
server, DHCP server, dan masih banyak lagi fitur lainnya. MikroTik
routerOS merupakan sistem operasi Linux base yang diperuntukkan sebagai
network router.
b. Mikrotik RouterBoard
MikroTik RouterBoard adalah suatu hardware khusus yang didesign untuk
menjalankan RouterOS Mikrotik sehingga bisa menjadi sebuah router yang
handal. RouterBoard bisa juga dianggap atau sama dengan PC atau Laptop
tanpa Sistem Operasi.
c. Fungsi Mikrotik
Fungsi mikrotik sebagai salah satu pusat management jaringan Internet,
baik dalam jaringan local maupun public. Berikut beberapa uraian dari
fungsinya:
a. Pengaturan koneksi internet dapat dilakukan secara terpusat dan
memudahkan untuk pengelolaannya.
b. Konfigurasi LAN dapat dilakukan dengan hanya mengandalkan PC
Mikrotik RouterOs dengan hardware requirements yang sangat
rendah.
c. Blocking situs-situs terlarang dengan menggunakan proxy di
mikrotik.
d. Pembuatan PPPoE Server.
e. Billing Hotspot.
f. Memisahkan bandwith traffic internasional, local, dan lainnya.
5
2.2 Load Balance
Load Balance dalam jaringan komputer adalah teknik untuk membagi beban
(load) kedalam beberapa jalur atau link. Ini dilakukan jika untuk menuju suatu
network terhadap beberapa jalur. Tujuan dari load balance ini agar tidak ada link
yang mendapatkan beban lebih besar dari link yang lain. Diharapkan dengan
membagi beban kedalam beberapa link tersebut, maka akan tercapai keseimbangan
(balance) penggunaan link tersebut.Ada berbagai macam implementasi load
balance yang sering dijumpai dilapangan. Yang paling sering adalah penerapan
load balance pada saat suatu jaringan lokal yang memiliki dua atau lebih koneksi
ke internet. Koneksi-koneksi tersebut dapat saja berasal dari ISP yang sama maupun
dari ISP yang berbeda.
Metode load balance sendiri ada 4 yang umum dipergunakan. Di antaranya :
1. Static route dengan Address list
Static route dengan Address list adalah metode load balancing yang
mengelompokkan suatu range IP address untuk dapat di atur untuk melewati salah
satu gateway dengan menggunakan static routing. Metode ini sering di gunakan
pada warnet yang membedakan PC untuk browsing dengan PC untuk Game Online.
Mikrotik akan menentukan jalur gateway yang di pakai dengan membedakan src-
address pada paket data.
2. Equal Cost Multi Path (ECMP)
Gambar 2.2. Representasi Skenario Load Balancing
6
Equal Cost Multi Path adalah pemilihan jalur keluar secara bergantian pada
gateway. Contohnya jika ada dua gateway, dia akan melewati kedua gateway
tersebut dengan beban yang sama (Equal Cost) pada masing-masing gateway.
3. Nth
Nth bukanlah sebuah singkatan. Melainkan sebuah bilangan integer (bilangan
ke-N). Nth menggunakan algoritma round robin yang menentukan pembagian
pemecahan connection yang akan di-mangle ke rute yang dibuat untuk load
balancing. Pada dasarnya, koneksi yang masuk ke proses router akan menjadi satu
arus yang sama. Walaupun mereka datang dari interface yang berbeda. Maka pada
saat menerapkan metode Nth, tentunya akan ada batasan ke router untuk hanya
memproses koneksi dari sumber tertentu saja. Ketika router telah membuat
semacam antrian baru untuk batasan yang kita berikan di atas, baru proses Nth di
mulai.
4. Per Connection Classifier (PCC)
Per Connection Classifier merupakan metode yang menspesifikasikan suatu
paket menuju gateway suatu koneksi tertentu. PCC mengelompokkan traffic
koneksi yang keluar masuk router menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan ini
bisa dibedakan berdasarkan src-address, dst-address, src-port dan dst-port.
Mikrotik akan mengingat-ingat jalur gateway yang telah dilewati di awal traffic
koneksi. Sehingga pada paket-paket data selanjutnya yang masih berkaitan akan
dilewatkan pada jalur gateway yang sama dengan paket data sebelumnya yang
sudah dikirim.
2.3 Internet
Internet (interconnected computer networks) adalah sumber daya informasi
yang menjangkau seluruh dunia. Dimana antara satu komputer dengan komputer
yang lain di dunia (word wide) dapat saling berhubungan atau berkomunikasi.
Untuk melakukan komunikasi tersebut diperlukan bahasa protokol yang sama yaitu
TCP/IP (Transmision Control Protocol / Internet Protocol). Fungsi dari TCP/IP
tersebut adalah memberi suatu alamat (address) pada setiap komputer dalam bentuk
nomor, sehingga masing-masing komputer mempunyai identitas atau nama yang
unik dan berlainan.
7
Sumber : www.adhiyamaan.ac.in
2.4 Network Address Translation (NAT)
Kebanyakan jaringan lokal merupakan LAN yang menggunakan private IP
address yang tidak dikenal oleh Internet. Untuk mengatasi masalah tersebut,
digunakanlah Network Address Translation (NAT) yang berfungsi untuk
memetakan public IP address dengan private IP address yang dipergunakan
jaringan lokal. Dengan demikian, NAT menyembunyikan IP lokal sehingga tidak
bisa dilihat dari luar. Oleh sebab itu NAT juga sekaligus berfungsi sebagai firewall.
Dua tipe NAT diantaranya adalah :
1. Statik
Translasi Statik terjadi ketika sebuah alamat lokal di petakan ke sebuah
Internet. Alamat lokal dan global dipetakan satu-ke-satu secara statik .
Gambar 2.3. Internet
8
2. Dinamik sendiri terbagi lagi menjadi dua yaitu:
a. NAT dengan Pool(kelompok)
Translasi dinamik terjadi ketika router NAT diset untuk memahami
alamat lokal yang harus ditranslasikan, dan kelompok (pool) alamat global
yang akan digunakan untuk terhubung ke Internet. Proses NAT Dinamik
ini dapat memetakan bebarapa kelompok alamat lokal ke beberapa
kelompok alamat global.
b. NAT Overload
NAT Overload sejumlah IP lokal/internal dapat ditranslasikan ke satu
alamat IP global/outside. Hal ini sangat menghemat penggunakan alokasi
IP dari ISP. Sharing/pemakaian bersama satu alamat IP ini menggunakan
metoda port multiplexing, atau perubahan port ke paket outbound
NAT hanya memetakan satu public address dengan satu private
address. Jika satu public address ingin dipetakan dengan sejumlah private
address, dipergunakan PAT (Port Address Translation) atau disebut juga
NAT overloaded. Dengan menggunakan PAT, hanya diperlukan satu public
IP address untuk jaringan global. PAT akan memetakan public IP address
tersebut dengan private IP address jaringan lokal (LAN). Sehingga
penggunaan PAT akan menghemat pemakaian public IP address yang
semakin lama semakin berkurang persediaannya. (D Lukitasari, AF Oklilas -
2013)
2.5 Domain Name System (DNS)
Sistem yang mengatur translasi antara suatu nama situs dengan suatu alamat
IP lainnya disebut Domain Name System (DNS). Tujuan dari DNS adalah untuk
memudahkan manusia dalam mengingat. Karena IP suatu situs dapat berubah
dikarenakan pemindahan ISP atau karena serangan hacker dan untuk menghafalkan
IP suatu situs adalah hal yang sulit, maka DNS akan mengubah alamat IP menjadi
nama seperti www.google.com atau www.bolehgame.com dan sebagainya.
Root dari Domain Name Space adalah titik (.), sedangkan level bawahnya
sering disebut juga sebagai TLD atau Top Level Domain seperti com, net, edu, gov,
dan org. Selain itu juga terdapat domain untuk suatu negara yang berdasarkan kode
9
ISO (International Organization for Standarization) untuk sebuah negara kecuali
Inggris yang menggunakan kode .uk (kode ISOnya adalah .gb).
Tata cara penamaan DNS merupakan cara penamaan yang berdasarkan hirarki
atau pohon yang saling tergantung dan dinamakan sebagai Domain Name Space.
2.6 Firewall
Firewall adalah perangkat yang berfungsi untuk memeriksa dan menentukan
paket data yang dapat keluar atau masuk dari sebuah jaringan. Dengan kemampuan
tersebut maka firewall berperan dalam melindungi jaringan dari serangan yang
berasal dari jaringan luar (outside network). Firewall mengimplementasikan packet
filtering dan dengan demikian menyediakan fungsi keamanan yang digunakan
untuk mengelola aliran data ke, dari dan melalui router. Sebagai contoh, firewall
difungsikan untuk melindungi jaringan lokal (LAN) dari kemungkinan serangan
yang datang dari Internet. Selain untuk melindungi jaringan, firewall juga
difungsikan untuk melindungi komputer user atau host (host firewall).
Firewall digunakan sebagai sarana untuk mencegah atau meminimalkan
risiko keamanan yang melekat dalam menghubungkan ke jaringan lain. Firewall
jika dikonfigurasi dengan benar akan memainkan peran penting dalam penyebaran
jaringan yang efisien dan infrastruktur yang aman.
2.7 Winbox
Winbox adalah sebuah software atau utility yang di gunakan untuk meremote
sebuah server mikrotik kedalam mode GUI (Graphical User Interface) melalui
operating system windows. Winbox dibuat menggunakan win32 binary tapi dapat
dijalankan pada Linux, Mac OSX dengan menggunakan Wine. Semua fungsi
winbox didesain dan dibuat semirip dan sedekat mungkin dengan fungsi console,
sehingga Anda akan menemukan istilah-istilah yang sama pada fungsi console.
10
2.8 Perbandingan Penelitian
2.9 Tabel 2.1. Perbandingan Penelitian
Nama Judul Metode Masalah Hasil Kesimpulan
Eris
Arianto
Implementasi
Load Balancing
Dua Line ISP
Mengunakan
Mikrotik
Menggunakan
metode PCC
topologi dari suatu jaringan
menggunakan topologi STAR
yaitu banyak client yang
dihubungkan ke satu server
atau switch maka terjadilah
kepadatan jalur akses internet.
Dengan menggunakna metode load
balancing makan koneksi sangatlah
stabil.
Penerapan PCC Load Balancing
telah membagi bena traffic
secara seimbag di Babel Pos dan
client dapat mengakses internet
lebih nyaman
Hazra
Rinaldi
Analisan dan
Perancangan
Sistem Load
Balancing Dua
ISP
Menggunakan
Mikrotik di PT.
Infoglobal
Autoptima
Menggunakan
metode PCC
Client mengalami k epadatan
jalur transfer data sehingga
ketika ingin mengakses data
tidak lancar
Pada saat sebelum load balancing
rata-rata time yang didapatkan
ketika ping google adalah
1520ms&ketika sudah di load
balancing rata time yang didapat
adalah 191ms.
Dengan menggunakan metode
load balancing maka akan
menyelesaikan masalah dalam
penggunaan 2 ISP sehingga tidak
ada ISP yang idle
Eke
Ayuning
Putri
Pembagian
Beban Traffic
Menggunakan
Metode Nth di
Politeknik Negeri
Balikpapan
Menggunakan
metode Nth
Terbatasnya kuota provider 2
ISP menyebabkan jaringan
koneksi internet yang tidak
stabil.
Paket dapat merata secara
seimbang.
Beban traffic dapat merata pada
dua jalur internet karena paket
dibebankan secara seimbang dan
tidak akan terjadi overload pada
salah satu jalur internet
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah pembagian beban trafffic bandwidth menggunakan
metode Nth di Politeknik Negeri Balikpapan agar jaringan ke 2 ISP stabil.
3.2 Tempat dan Waktu
Tempat Tugas Akhir dilaksanakan di Politeknik Negeri Balikpapan, jalan
Soekarno Hatta KM.8 Balikpapan Utara. Waktu pengerjaan mulai Mei 2017 sampai
dengan sidang TA.
3.3 Peralatan dan Bahan yang digunakan
Tugas akhir tentang pembagian beban traffic bandwidth dua ISP yang
berbeda ini bertujuan untuk menstabilkan jaringan internet agar dapat digunakan
secara nyaman, terdapat perangkat keras dan perangkat lunak dalam pengerjaan
proyek akhir.
3.3.1 Hardware (Perangkat Keras)
• Laptop Toshiba L840 Rp 7.900.000
Tabel 3.1. Laptop Toshiba
No Nama Spesifikasi
1. CPU Intel Corei7 - 3630QM CPU 2.40Ghz
2. Memory 4GB
3. Storage 500 GB
4. Battery Li-ion
12
• Mikrotik RouterBoard 750 Rp. 600.000
Tabel 3.2. Mikrotik RouterBoard 750
3.3.2 Software (Perangkat Lunak)
Tabel 3.3. Software
No Nama Spesifikasi
1. CPU AR7241 400MHz
2. Main Storage/NAND 64 MB
3. RAM 32MB
4. ARCHITECTURE MIPS-BE
5. ROUTER OS
LICENSE
10 User
No Nama
1. WINBOX
13
3.4 Metodologi Penelitian
Gambar 3.4 Alur Diagram Proses Perancangan
14
3.4.1 Menetukan judul Tugas Akhir bersama pembimbing sehingga kita dapat
menyusun proposal.
3.4.2 Setelah mendapatkan judul, dilanjutkan dengan membuat proposal Tugas
Akhir yang akan dikerjakan.
3.4.3 Dengan diadakannya sidang proposal ini yang akan menentukan seorang
mahasiswa dapat melanjutkan ke tahap Tugas Akhir, jika proposal di setujui
maka mahasiswa dapat melanjutkandan mengerjakan tugas akhir yang
dirancang pada proposal yag telah dibuat.
3.4.4 Jika proposal sudah disetujui, maka mahasiswa dapat menyiapkan alat dan
bahan-bahan yang dibutuhkan.
3.4.5 Kemudian dilanjutkan dengan mengkonfigurasi yang sudah di rancang sesuai
pada skenario yang telah dibuat.
3.4.6 Jika konfigurasi sudah selesai, maka dapat dilanjutkan ke tahap pengujian
hasil konfigurasi agar kita yakin bahwa konfigurasi yang kita buat tadi sudah
berjalan sesuai dengan harapan.
3.4.7 Dilanjutkan dengan penyusunan laporan Tugas Akhir yang bertujuan untuk
memberikan bukti tertulis kepada pihak kampus mengenai semua apa yang
telah dikerjakan dalam pembuatan tugas akhir.
3.4.8 Setelah itu jika sistem yang telah kita kerjakan berhasil maka dilanjutkan
dengan pembuatan laporan Tugas Akhir yang nantinya akan dipresentasikan
kepada penguji di sidang tugas akhir.
15
3.5 Rancangan Topologi Jaringan
Gambar 3.2 Rancangan Topologi Jaringan
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Konfigurasi Mikrotik
1. Sambungkan adaptor mikrotik ke listrik.
2. Kemudian sambungkan kabel lan dari ether 3 ke Laptop dan kabel lan dari
ether 1 ke ISP yang tersedia.
3. Connect ke mikrotik melalui Winbox pada laptop, kemudian login ke
winbox dengan menggunakan Mac-Address mikrotik lalu klik tombol
connect. Kemudian akan muncul table pada winbox seperti ini setelah itu
klik Connect pada menu winbox, dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Login melalui Winbox
17
4. Kemudian setelah klik tombol connect pada winbox, maka akan masuk ke
menu mikrotik, dapat dilihat pada gambar 4.2.
5. Langkah selanjutnya setting interface untuk mengganti nama pada masing-
masing interface untuk mempermudah pengerjaan. Klik menu tab pada
Interface, dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.2 Tampilan winbox pada mikrotik
Gambar 4.3 Interface List pada mikrotik
18
6. Selanjutnya klik dua kali pada menu interface untuk mengatur IP address
yang akan kita gunakan, ketika muncul Address List klik tombol (+)
kemudian tentukan IP yang akan digunakan, dapat dilihat pada gambar 4.4.
7. Kemudian masih sama pada langkah yang pertama tadi, untuk menentukan
IP addres pada ISP 1 maka klik menu pada mikrotik IP kemudian klik
Addresses, lalu klik tombol (+) kemudian tulis IP pada ISP 1 yang akan
kita gunakan. Dapat dilihat pada gambar 4.5
Gambar 4.4 Setting IP address ether3-local pada mikrotik
Gambar 4.5 Setting IP address ether1-Asti pada mikrotik
19
8. Setelah itu sama pada langkah yang kedua tadi, untuk menentukan IP
addres pada ISP 2 maka klik menu IP pada mikrotik kemudian klik
Addresses, lalu tulis klik tombol (+) kemudian tulis IP pada ISP 2 yang
akan kita gunakan. Dapat dilihat pada gambar 4.6.
9. Kemudian Klik menu IP kemudian klik menu Firewall Mangle untuk
menandai jalur-jalur trafik yang akan masuk ke local dan keluar sesuai
dengan port yang ada. Untuk membuat tanda jalur yang masuk ke ISP 1 ke
jalur local tulis dengan nama Connection 1. Dapat dilihat pada gambar 4.7.
Gambar 4.7 Mangle Rule General Connection-1
Gambar 4.6 Setting IP address ether2-Indi pada mikrotik
20
10. Lalu klik menu extra, kemudian isi Nth every=2 dan packet=1 kemudian
klik apply dan ok. Lalu tab ke action dengan action=mark connection,
new mark connection=connection 1 dan passthrough=yes. Dapat dilihat
pada gambar 4.8.
11. Lalu tab ke menu action dengan action=mark connection, new mark
connection=connection 1 dan passthrough=yes. Dapat dilihat pada
gambar 4.9.
Gambar 4.8 Mangle Rule Extra Connection-1
Gambar 4.9 Mangle Rule Action Connection-1
21
12. Kemudian Klik menu IP kemudian klik menu Firewall Mangle untuk
menandai jalur-jalur trafik yang akan masuk ke local dan keluar sesuai
dengan port yang ada. Untuk membuat tanda jalur yang masuk ke ISP 2
ke jalur local tulis dengan nama Connection 2. Dapat dilihat pada gambar
4.10.
13. Lalu klik menu extra, kemudian isi Nth every=2 dan packet=2
kemudian klik apply dan ok. Lalu tab ke action dengan action=mark
connection, new mark connection=connection 2 dan passthrough=yes.
Dapat dilihat pada gambar 4.11.
Gambar 4.10 Mangle Rule General Connection-2
Gambar 4.11 Mangle Rule Extra Connection-2
22
14. Lalu tab ke menu action dengan action=mark connection, new mark
connection=connection 2 dan passthrough=yes. Dapat dilihat pada
gambar 4.12.
15. Setelah jalur ditandai dengan connection-mark, selnajutnya buat jalur
pada route mark. Dapat dilihat pada gambar 4.13 dan 4.14.
Gambar 4.12 Mangle Rule Action Connection-2
Gambar 4.13 Mangle Rule General Route-1
23
16. Kemudian buat jalur ditandai dengan connection-mark, selnajutnya buat
jalur pada route mark untuk ISP 2. Dapat dilihat pada gambar 4.15 dan
4.16.
Gambar 4.14 Mangle Rule Action Route-1
Gambar 4.15 Mangle Rule General Route-2
24
17. Maka setelah di setting seperti gambar di atas tadi,berikut ini adalah hasil
dari mangle yang telah dibuat untuk menandai jalur koneksi yang akan
dilewati. Dapat dilihat pada gambar 4.17.
Gambar 4.17 Hasil Firewall Mangle
Gambar 4.16 Mangle Rule Action Route-2
25
18. Selanjutnya klik menu IP kemudian Firewall setelah itu klik NAT, untuk
mengarahkan jalur-jalur yang sudah kita tandai melalui IP Firewall NAT.
Dapat dilihat pada gambar 4.18.
19. Kemudian pada menu NAT Rule klik Action=masquerade kemudian
apply dan OK. Dapat dilihat pada gambar 4.19.
Gambar 4.18 Hasil Firewall Mangle
Gambar 4.19 Firewall NAT Action Connetion-1
26
20. Kemudian masih sama seperti yang diatas tadi untuk mengarahkan jalur-
jalur yang sudah kita tandai melalui IP Firewall mangle maka di atur lagi
melalui Connection 2. Klik menu IP kemudian Firewall setelah itu klik
NAT. Dapat dilihat pada gambar 4.20.
21. Kemudian pada menu NAT Rule klik Action=masquerade kemudian apply
dan OK. Dapat dilihat pada gambar 4.21.
Gambar 4.20 Firewall NAT Action Connetion-2
Gambar 4.21 Firewall NAT Action Connetion-2
27
22. Berikut ini adalah hasil NAT yang telah dibuat dalam konfigurasi di atas.
Dapat dilihat pada gambar 4.22.
23. Selanjutnya langkah terakhir adalah menentukan Gateway yang telah dibuat
melalui IP Routes untuk jalur ISP1 , ISP2 dan jalur yang diutamakan. Klik
menu IP kemudian klik Routes lalu klik (+) kemudian isi Gateway dari ISP-
1 dan ISP 2 untuk fail-over. Dapat dilihat pada gambar 4.23 dan 4.24.
Gambar 4.25 Firewall NAT
Gambar 4.23 Gateway ISP-1
Gambar 4.22 Hasil Firewall NAT
28
24. Kemudian menentukan jalur Route (ISP1 & ISP2) yang akan di utamakan
dalam load balancing. Klik menu IP kemudian Routes lalu klik tombol (+)
kemudian tentukanlah jalur yang diutamakan. Dapat dilihat pada gambar 4.25
dan 4.26.
Gambar 4.24 Gateway ISP-2
Gambar 4.25 IP Route-1
29
25. Gambar dibawah ini adalah hasil dari settingan IP Routes tadi,Route List
inilah yang harus di perhatikan dalam load balancing. Klik menu IP kemudian
Klik Routes, maka akan route list yang sudah kita atur sebelumnya. Dapat
dilihat pada gambar 4.27.
Gambar 4.26 IP Route-2
Gambar 4.27 IP Route List
30
4.2 Hasil Uji Coba Load Balancing
Setelah semua uji coba sudah dilakukan, maka kita dapat membuktikan apakah
konfigurasi yang telah kita coba berhasil atau tidak. Maka kita dapat melakukan
percobaan tersebut melalui Download. Pada percobaan pertama Isp 2 dalam kondisi
mati dan Isp 1 dalam kondisi menyala dan diperoleh Download ratenya sebesar 3.8
MB/sec. Dapat dilihat pada gambar 4.28.
Percobaan kedua yaitu Isp 1 dalam kondisi mati dan Isp 2 dalam kondisi
menyala Maka diperoleh Download ratenya sebesar 1.6 MB/sec. Dapat dilihat pada
gambar 4.29.
Gambar 4.28 ISP1-Astinet
Gambar 4.29 ISP2-Indihome
31
Pada percobaan ketiga yaitu ketika kedua Isp pada posisi menyala. Maka
diperoleh Download ratenya sebesar 5.6 MB/sec, gabungan dari Isp 1 sebesar 3.8
MB/sec dan Isp 2 sebesar 1.6 MB/sec. Dapat dilihat pada gambar 4.30.
Jika dibuat dalam grafik maka akan menjadi seperti gambar 4.31
0
1
2
3
4
5
6
LB
Chart Title
ISP 1 ISP 2 LOCAL
Gambar 4.31 Hasil Perbandingan Bandwidth
Gambar 4.30 ISP1-ISP2 Astinet&Indihome
32
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah membuat pembagian beban traffic bandwidth, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Beban dapat merata pada dua jalur internet karena paket dibebankan secara
seimbang.
2. Jika salah satu link jaringan internet terputus, maka seluruh beban akan
dialihkan secara otomatis ke jaringan internet yang masih aktif.
3. Tidak akan terjadi overload pada salah satu jalur internet.
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah
1. Agar konfigurasi ini dapat menggunakan 2 isp yang berbeda dimana
jaringan 1 menggunakan jaringan indihome dan jaringan 2 menggunakan
jaringan yang lebih stabil dibandingan dengan jaringan hostpot yang
kurang stabil agar load balancing dapat berjalan dengan sempurna.
33
DAFTAR PUSTAKA
Sumarno, Eko. 2013. Metode Load Balancing Dengan Dua Jalur. Jakarta. IJNS
Volume 2 no 1
Setiyawan, Raden Arif.(2014). Load Balancing Dengan Metode SSL. Malang.
Jurnal EECIS Vol.8, No.2
Arianto, Eris. (2014). Impelementasi Load Balancing Dua Line ISP Menggunakan
RouterOs. Yogyakarta. Jurnal JARKOM Vol.1 No.2
34
LAMPIRAN
1. Konfigurasi Interface
/interface
set name=ether1-Asti ether1
set name=ether2-Indi ether2
set name=ether3-Local ether3
2. Konfigurasi IP Adress
/ip address
add address=180.250.192.58/29 interface= ether1-Asti
add address=192.168.1.2/24 interface= ether2-Indi
add address=172.16.10.1/24 interface= ether1-Local
3. Konfigurasi IP Firewall Mangle
/ip firewall mangle
add chain=prerouting in-interface= ether3-Local connection-state=new nth=2,1
action=mark-connection new-connection-mark=Connection-1 passthrough=yes
add chain=prerouting in-interface= ether3-Local connection-state=new nth=2,2
action=mark-connection new-connection-mark=Connection-2 passthrough=yes
add chain=prerouting in-interface= ether3-Local connection-mark=Route-1
action=mark-routing new-routing-mark=Koneksi1 passthrough=no
add chain=prerouting in-interface= ether3-Local connection-mark=Route-2
action=mark-routing new-routing-mark=Koneksi2 passthrough=no
4. Konfigurasi IP Firewall Nat
/ip firewall nat
add chain=srcnat connection-mark=Connection-1 action=masquerade out-
interface= ether1-Asti disabled=no
add chain=srcnat connection-mark=Connection-2 action=masquerade out-
interface= ether1-Indi disabled=no
5. Konfigurasi IP Route
/ip route
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=180.250.192.57 scope=255 target-scope=10
routing-mark=Route-1
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.1.1 scope=255 target-scope=10
routing-mark=Route-2
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=180.250.192.57 scope=255 target-scope=10
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.1.1 scope=255 target-scope=10