9
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019 7 PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK TRANSPARK BEKASI Dea Fitri 1 , Zahara Dwicahyanti 2 , Denny Yatmadi 3 1,2 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta Jl. Prof. DR. G.A. Siwabessy, Kampus UI Baru, Kota Depok, Jawa Barat 16424 e-mail: [email protected] 1 , [email protected] 2 ABSTRACT To build high-rise buildings, required a lot of cost, time, and good quality in structural stage. The implemantation of structural work consist reinforcement steel work, formwork, and casting on column, beam, and slab. The implementation of the work is on 10th floor which divided into 2 zones at apartement 1 project Mix-Used Kawasan Transpark Bekasi. The construction methode must be understandable, so the construction can be finish on time as planned. Furthermore, labors and materials quantity need to be known to fulfill the cost, quality, and time. On this final project, the authors purposed to analyzing the quaantity of labors, materials, and analyze the strength of formwork on column, beam, and slab. The data that used for making final project are obtained from site, planning specifications, study literatures. Teh conclusions of this final project is to obtain effective and efficient dimensions and distances for formwork materials, and that materials should not above the tension and deflection are allowed Key words : implementation method, material, labor, formwork ABSTRAK Dalam membuat bangunan bertingkat tinggi diperlukan biaya dan waktu yang cukup banyak, serta mutu yang bagus dalam tahap struktur. Pelaksanaan pekerjaan struktur terdiri dari pekerjaan pembesian, bekisting, dan pengecoran pada struktur kolom, balok, dan pelat lantai. Pelaksanaan pekerjaan ini terdapat di lantai 10 yang tebagi menjadi 2 zona pada apartement 1 di Proyek Mix-Used Kawasan Transpark Bekasi. Perlu diketahui dan dimengerti metode pelaksanaan yang baik, agar konstruksi dapat selesai sesuai dengan waktu perencanaan. Selain itu, kebutuhan tenaga kerja dan material juga perlu diketahui untuk memenuhi biaya, mutu, dan waktu. Pada penulisan proyek akhir ini, penulis bertujuan untuk menganalisa kebutuhan tenaga kerja, material, dan kekuatan bekisting pada kolom, balok, dan pelat lantai. Data yang digunakan dieproleh dari data lapangan proyek, spesifikasi perencanaan, dan studi kepustakaan. Kesimpulan dari proyek akhir ini adalah mendapatkan dimensi dan jarak yang efektif dan efisien untuk bahan bekisting kolom, balok, dan pelat lantai yang tidak melebihi tegangan dan lendutan yang diizinkan. Kata kunci : Metode pelaksanaan, material, tenaga kerja, bekisting PENDAHULUAN Beton bertulang sering digunakan pada proyek gedung selain karena pembuatannya yang mudah dan dengan harga yang relative murah, Beton betulang memiliki keunggulan yaitu lebih kuat terhadap gaya Tarik dan gaya tekan, akibat dari penggabungan dua bahan. Sebagai contoh, pada salah satu proyek pembangunan yang kami jadikan studi kasus dalam topik kali ini yaitu Proyek Mix Used Kawasan Transpark Juanda- Bekasi. Proyek ini, yang terdiri dari pembangunan sebuah Mall, Hotel, Kampus, Mini Office dan 5 Tower Apartment, seluruhnya menggunakan beton bertulang untuk pekerjaan struktur kolom, balok dan pelat lantai. Namun dibalik kelebihan-kelebihan yang dimiliki, beton bertulang juga memiliki masalah yang dapat mengurangi keunggulannya. Banyaknya proses yang dibutuhkan untuk mengerjakan sebuah elemen beton bertulang menyebabkan sering di jumpai kesalahan yang menimbulkan adanya keretakan yang sering terjadi pada beton

PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK

Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

7

PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK

TRANSPARK BEKASI

Dea Fitri1, Zahara Dwicahyanti

2, Denny Yatmadi

3

1,2Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta Jl. Prof. DR. G.A. Siwabessy, Kampus UI Baru, Kota Depok,

Jawa Barat 16424

e-mail: [email protected], [email protected]

2

ABSTRACT

To build high-rise buildings, required a lot of cost, time, and good quality in structural stage. The

implemantation of structural work consist reinforcement steel work, formwork, and casting on column,

beam, and slab. The implementation of the work is on 10th floor which divided into 2 zones at apartement 1

project Mix-Used Kawasan Transpark Bekasi. The construction methode must be understandable, so the

construction can be finish on time as planned. Furthermore, labors and materials quantity need to be known

to fulfill the cost, quality, and time. On this final project, the authors purposed to analyzing the quaantity of

labors, materials, and analyze the strength of formwork on column, beam, and slab. The data that used for

making final project are obtained from site, planning specifications, study literatures. Teh conclusions of this

final project is to obtain effective and efficient dimensions and distances for formwork materials, and that

materials should not above the tension and deflection are allowed

Key words : implementation method, material, labor, formwork

ABSTRAK

Dalam membuat bangunan bertingkat tinggi diperlukan biaya dan waktu yang cukup banyak, serta mutu

yang bagus dalam tahap struktur. Pelaksanaan pekerjaan struktur terdiri dari pekerjaan pembesian,

bekisting, dan pengecoran pada struktur kolom, balok, dan pelat lantai. Pelaksanaan pekerjaan ini terdapat

di lantai 10 yang tebagi menjadi 2 zona pada apartement 1 di Proyek Mix-Used Kawasan Transpark Bekasi.

Perlu diketahui dan dimengerti metode pelaksanaan yang baik, agar konstruksi dapat selesai sesuai dengan

waktu perencanaan. Selain itu, kebutuhan tenaga kerja dan material juga perlu diketahui untuk memenuhi

biaya, mutu, dan waktu. Pada penulisan proyek akhir ini, penulis bertujuan untuk menganalisa kebutuhan

tenaga kerja, material, dan kekuatan bekisting pada kolom, balok, dan pelat lantai. Data yang digunakan

dieproleh dari data lapangan proyek, spesifikasi perencanaan, dan studi kepustakaan. Kesimpulan dari

proyek akhir ini adalah mendapatkan dimensi dan jarak yang efektif dan efisien untuk bahan bekisting

kolom, balok, dan pelat lantai yang tidak melebihi tegangan dan lendutan yang diizinkan.

Kata kunci : Metode pelaksanaan, material, tenaga kerja, bekisting

PENDAHULUAN

Beton bertulang sering digunakan

pada proyek gedung selain karena

pembuatannya yang mudah dan dengan

harga yang relative murah, Beton betulang

memiliki keunggulan yaitu lebih kuat

terhadap gaya Tarik dan gaya tekan, akibat

dari penggabungan dua bahan. Sebagai

contoh, pada salah satu proyek

pembangunan yang kami jadikan studi

kasus dalam topik kali ini yaitu Proyek

Mix Used Kawasan Transpark Juanda-

Bekasi. Proyek ini, yang terdiri dari

pembangunan sebuah Mall, Hotel,

Kampus, Mini Office dan 5 Tower

Apartment, seluruhnya menggunakan

beton bertulang untuk pekerjaan struktur

kolom, balok dan pelat lantai. Namun

dibalik kelebihan-kelebihan yang dimiliki,

beton bertulang juga memiliki masalah

yang dapat mengurangi keunggulannya.

Banyaknya proses yang dibutuhkan untuk

mengerjakan sebuah elemen beton

bertulang menyebabkan sering di jumpai

kesalahan yang menimbulkan adanya

keretakan yang sering terjadi pada beton

Page 2: PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK

Dea Fitri, Zahara Dwicahyanti, Denny Yatmadi, Pelaksanaan Pekerjaan Beton…

8

Oleh karena itu, penting mengetahui

metode pengerjaan yang baik.

Selain cara pengerjaan yang baik, Dalam

suatu proyek tahapan-tahapan pelaksanaan

konstruksi harus selalu memperhatikan

Biaya, Mutu, dan Waktu (BMW), agar

tidak hanya aman dan benar, namun juga

dapat terjangkau dan efisien.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis

tertarik untuk membahas pelaksanaan

pekerjaan beton bertulang yang baik, dan

efisien pada peng-aplikasian kolom, balok

dan pelat lantai, yang kami tuangkan

dengan judul “Pelaksanaan Pekerjaan

Beton Bertulang pada Struktur

Apartment Proyek Mix-Used Kawasan

Transpark Bekasi”

Adapun tujuan dan manfaat dalam

penulisan proyek akhir ini, yaitu untuk

memberikan pembaca informasi dan

gambaran untuk: (a) Mengetahui tahapan–

tahapan pelaksanaan pekerjaan untuk

Balok, Kolom dan Pelat Lantai. (b)

Menganalisis kebutuhan alat dan material,

serta tenaga kerja, yang diperlukan dalam

pelaksanaan (c) Menganalisis kekuatan

bekisting yang digunakan.

Pada Proyek Akhir ini permasalahan

yang akan dibahas mengenai: (1) Proses

pelaksaan pekerjaan beton bertulang yang

meliputi pekerjaan kolom, balok, dan pelat

lantai, (2) Perhitungan bahan dan material

yang digunakan yang ada pada lantai 10.

dan (3) Pelaksanaan bekisting (semi

sistem) serta analisis kekuatan bekisting,

berdasarkan objek pengamatan yang

penulis lakukan pada Apartment Tower 1,

lantai 10-Proyek Mix Used Kawasan

Transpark Bekasi.

Beton Bertulang adalah gabungan

dari dua jenis bahan, yaitu Beton Polos

yang memiliki kuat tekan tinggi namun

kuat tarik rendah, dan Baja Tulangan

yang ditanamkan dalam beton untuk

memberikan kekuatan tarik yang

diperlukan.[1]

Baja tulangan dan beton

merupakan kombinasi yang baik,

diakibatkan oleh: (1) lekatan (bond) antara

baja dan beton dapat berinteraksi

mencegah selip pada beton keras, (2)

Campuran beton yang baik mempunyai

sifat kedap air yang dapat mencegah

korosi pada baja tulangan, (3) Angka

kecepatan muai antara baja dan beton

hamopir sama, yaitu antara 0,000010-

0,000013 untuk beton per derajat celcius,

sedangkan baja 0.000012 per derajat

celcius.[2]

Dalam pembuatan beton bertulang

pada pelaksanaan proyek, ada beberapa

tahapan yang diperlukan, yaitu: (1)

menganalisis kebutuhan material dan

bahan, alat dan tenaga kerja yang

dibutuhkan, (2) menganalisis bekisting

yang akan digunakan, bekisting dapat

dikatakan aman apabila analisis

lendutan/tegangan lentur yang dihitung

lebih kecil dari lendutan/tegangan lentur

yang diizinkan, (3) mengetahui tahapan

pekerjaan pada setiap elemen pekerjaan,

agar tidak terjadi kesalahan dalam

pelaksanaan pekerjaan.

Analisis kebutuhan material

dan bahan terdiri dari 3 bagian,

berdasarkan material yang digunakan,

yaitu: perhitungan beton, perhitungan baja

tulangan, dan perhitungan bahan dan

material bekisting. Kemudian, analisis

Kebutuhan Alat yang dihitung berdasarkan

kebutuhan alat, yaitu: (1) Tower Crane, (2)

Bar Bending Mechine, (3) Bar Cutter

Mechine,

Sedangkan, Dalam merencanakan

tenaga kerja, harus dipertimbangkan

perkiraan jenis, waktu, dan lokasi proyek

baik secara kualitas maupun kuantitas.

Faktor – faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam merencanakan

tenaga kerja adalah: Produktivitas tenaga

kerja, Jumlah tenaga kerja pada periode

yang paling maksimal, Jumlah tenaga

kerja tetap dan tidak tetap, Biaya yang

dimiliki, dan Jenis Pekerjaan. Umumnya,

kapasitas produksi yang didapatkan di

lapangan pada setiap proyek tidak sama,

karena kapasitas produksi orang/hari

didapatkan dari kebijakan masing-masing

proyek yang didapat dari pengalaman

pelaksanaan. Berikut merupakan tabel

kapasitas produksi yang digunakan untuk

Page 3: PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK

Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

9

menghitung tenaga kerja berdasarkan

pekerjaan: Tabel 1. Kapasitas Produksi yang digunakan pada

proyek[3]

I PEKERJAAN BEKISTING

1

Pasang / Bongkar

Bekisting Kolom / Core

Wall

2 m2/org/hari

2 Pasang / Bongkar

Bekisting Balok / Pelat 5 m2/org/hari

II PEKERJAAN PEMBESIAN

1 Pembesian Balok / Pelat

/ Kolom / Dinding 200 kg/org/hari

III PEKERJAAN PENGECORAN

1 Cor Beton Kolom 1.5 m3/org/hari

2 Cor Beton Pelat dan

Balok 7.5 m3/org/hari

METODE PENELITIAN

Metode penelitian dilakukan dengan

Memulainya dengan memilih objek yang

akan kami ambil dari Proyek Mix-Used

Kawasan Transpark Bekasi. Kemudian

mengidentifikasi masalah yang akan

dibahas dan menentukan batasan masalah

dengan membatasi hal – hal yang akan

dibahas. Lalu menentukan tujuan

penulisan. Membuat studi pustaka yang

akan menunjang dalam penulisan ini.

Mengumpulkan data–data yang terkait

mengenai permasalahan yang akan dibahas

guna membantu dalam penulisan ini, yang

berupa data primer dan data sekunder.

Melaksanakan pengamatan atau

peninjauan langsung ke lapangan untuk

mendapatkan metode kerja serta

pelaksanaan, dengan metode tinjauan

lapangan, atau wawancara, dan

pengambilan dokumentasi. Setelah data

tersebut didapat maka dilakukan

pengolahan data berupa analisis metode

pelaksanaan, perhitungan bahan dan

tenaga kerja, dan anilisis bekisting.

Kemudian, yang terakhir membuat

kesimpulan yang merupakan hasil analisis

proyek akhir ini.

Alur penelitian pada Proyek Akhir

ini, digambarkan pada diagram alir

berikut:

Gambar 1. Flowchart Metode Penelitian

HASIL dan PEMBAHASAN

Analisis Bekisting

Analisis Bekisting dikatakan aman

apabila analisa Tegangan dan lendutan

yang dihitung kurang dari Tegangan dan

lendutan yang diizinkan. Untuk mengecek

besar defleksi bisa digunakan rumus

dengan persamaan dibawah ini :

a) Tegangan Lentur

=m x y

I=

M

W Kg/cm2

b) Momen Inersia

I =B x H3

12 cm4

c) Momen Tahanan

W = B x H2

6 cm3

d) Cek Lendutan Maksimum

W = L

400 cm

Berikut analisa bekisting yang didapatkan

berdasarkan perhitungan penulis:

Tabel 2. Rekapitulasi Perhitungan Bekisting Balok

300 x 650

Bekisting Kolom Cek Tegangan Cek Lendutan ()

Page 4: PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK

Dea Fitri, Zahara Dwicahyanti, Denny Yatmadi, Pelaksanaan Pekerjaan Beton…

10

() Kg/cm

2 cm

Polyfilm 12 mm Jarak hollow 50/50 ok

0,0140 ≤ 0,0375 ok

Hollow 50/50 Jarak suri - suri ok

0,002 ≤ 0,15 ok

Suri – suri Kanal 2x 40/60

Jarak gelagar induk ok

0,3 ≤ 0,3 ok

Gelagar Induk Hollow 75/75

1237,53 ≤ 1600 ok

0,29 ≤ 0,45 ok

Tabel 3. Rekapitulasi Perhitungan Bekisting Pelat

A-1

Bekisting Kolom Cek Tegangan

() Kg/cm

2

Cek Lendutan () cm

Polyfilm 12 mm Jarak hollow 50/10 ok

0,065 ≤ 0,075 ok

Hollow 50/50 Jarak kanal ok 0,23 ≤ 0,30 ok

Kanal 2x 40/60 891,2 ≤ 1600 ok

0,15 ≤ 0,45 ok

Tabel 4. Rekapitulasi Perhitungan Kekuatan

Kolom KA-1

Bekisting Kolom Cek Tegangan

() Kg/cm

2

Cek Lendutan () cm

Polyfilm 18 mm Jarak hollow 5/10 ok

0,052 ≤ 0,068 ok

Hollow 50/100 Jarak column whaler ok

0,268 ≤ 0,375 ok

Column Whaler 693,23 ≤ 1600 ok

0,036 ≤ 0,375 ok

Analisis Perhitungan Bahan

Analisis Perhitungan Bahan terdiri

dari 3 bagian yaitu:

1 Perhitungan Beton

Kebutuhan Beton dihitung

berdasarkan volume dari masing-

masing elemen yang akan di cor

2 Perhitungan Baja Tulangan

Analisis kebutuhan baja tulangan

terbagi berdasarkan elemen struktur

yaitu kolom, balok, dan pelat lantai

3 Perhitungan Bekisting

Analisis kebutuhan bekisting terdiri

dari kebutuhan Polyfilm dan Material

bekisting seperti Column whaler,

hollow, adjustable kickers, base plate,

tie rod,dan wing nut untuk kolom,

atau Frame scaffolding, hollow, kanal,

triangle, jack base, U-head dan

Gelagar Induk untuk balok dan pelat

lantai, dan lain sebagainya.

Analisis Perhitungan Tenaga Kerja

Produktivitas tenaga kerja dihitung

berdasarkan pekerjaan bekisting,

pembesian, dan pengecoran. Berikut

adalah perhitungan analisis produktivitas

tenaga kerja yang dihitunng dengan rumus

berikut:

Volume pek/hari = Volume Pekerjaan

Waktu yang Dibutuhkan

Jumlah Pekerja =Volume Pek/Hari

Produktivitas Pekerja

Jumlah Mandor = 1

20/30x Jumlah Pekerja

Berdasarkan analisis dari rumus diatas,

didapat jumlah Tenaga Kerja yang

dibutuhkan pada Zona 1 dan 2, yaitu

sebagai berikut:

Tabel 5. Rekapitulasi Tenaga Kerja

Pekerjaan Elemen Struktur Jumlah TK

Zona 1

Bekisting Kolom 11 TK dan 1 Mandor

Balok & Pelat 17 TK dan 1 Mandor

Pembesian Kolom 25 TK dan 1 Mandor

Balok & Pelat 26 TK dan 1 Mandor

Pengecoran Kolom 2 TK dan 1 Mandor

Balok & Pelat 13 TK dan 1 Mandor

Zona 2

Bekisting Kolom 6 TK dan 1 Mandor

Balok & Pelat 8 TK dan 1 Mandor

Pembesian Kolom 19 TK dan 1 Mandor

Balok & Pelat 16 TK dan 1 Mandor

Pengecoran Kolom 2 TK dan 1 Mandor

Balok & Pelat 12 TK dan 1 Mandor

Analisis Produktivitas Alat

Produktivitas Alat yang dibahas

yaitu: (1) Tower Crane, (2) Bar Bending

Mechine, (3) Bar Cutter Mechine.

Rumus yang digunakan pada

masing-masing alat yaitu sebagai berikut:

Produktivitas TC =𝑞 𝑥 60 𝑥 𝐸

𝑐𝑚

Prod Alat Pembesian =Vol Pek.

Durasi

Jml Alat Pembesian =Kap Produksi

Kap Mesin

Kap Prod Alat Pembesian

= Kapasitas Mesin x Jumlah Alat

Page 5: PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK

Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

11

Waktu =Volume Pekerjaan

Kapasitas Produksi

Tabel 6. Rekapitulasi Alat yang digunakan

Pekerjaan Elemen Struktur

Jumlah TK

Zona 1

Bekisting Kolom 1 TC

Balok & Pelat 1 TC

Pembesian Kolom 1 TC, 3 bar bending, 2 Bbar cutter

Balok & Pelat 1 TC, 2 bar bending, 5 Bbar cutter

Pengecoran Kolom 1 TC dan 1 Bucket

Balok & Pelat 1 Concrete Pump

Zona 2

Bekisting Kolom 1 TC

Balok & Pelat 1 TC

Pembesian Kolom 1 TC, 3 bar bending, 2 Bbar cutter

Balok & Pelat 1 TC, 3 bar bending, 2 Bbar cutter

Pengecoran Kolom 1 TC

Balok & Pelat 1 Concrete Pump

Alur Kerja Pelaksanaan Proyek

Alur Kerja pelaksanaan proyek

digambarkan pada gambar berikut:

Gambar 2. Flowchart Pelaksanaan proyek

Pada gambar diatas, digambarkan bahwa

pekerjaan zona 1 dan 2 tidak saling

berhubungan itu dikarenakan kedua zona

memiliki Core Wall yang membutuhkan

pelaksanaan yang cukup rumit, sehingga

pelaksanaan zona 1 dan zona 2

direncanakan tidak saling berhubungan,

sehingga apabila terjadi keterlambatan di

salah satu zona, tidak mengakibatkan

keterlambatan pada zona lainnya

Pelaksanaan Pekerjaan Balok dan Pelat

lantai

Pelaksanaan Pekerjaan Balok dan Pelat

Lantai dimulai dari pekerjaan persiapan,

sampai perawatan/curing, yang

digambarkan pada flowchart dibawah ini:

(terdapat di akhir artikel)

Pelaksanaan Pekerjaan Kolom

Pelaksanaan Pekerjaan kolom

digambarkan pada flowchart dibawah ini:

(terdapat di akhir artikel)

KESIMPULAN

Tahapan pelaksanaan pekerjaan

pada balok dan pelat lantai adalah

persiapan, pemasangan bekisting,

pengukuran, perakitan tulangan,

pengecoran, curing, pembongkaran

bekisting. Sedangkan pada kolom adalah

persiapan, pengukuran, fabrikasi tulangan

dan pemasangan tulangan, pemasangan

bekisting, verticality kolom,

pembongkaran bekisting¸ kemudian

curing.

Kuantitas yang dihitung didasarkan

pada volume pekerjaan yang terdapat pada

proyek, karena volume pekerjaan disetiap

proyek berbeda.

Kekuatan bekisting yang dianalisis

sudah memenuhi syarat yaitu tegangan

lentur dan lendutan tidak melebihi yang

diizinkan.

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kami panjatkan kepada

Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan

penulisan proyek akhir ini yang berjudul

”Pelaksanaan Pekerjaan Beton

Bertulang pada Struktur Apartment

Proyek Mix-Used Kawasan Transpark

Bekasi”dengan sebaik-baiknya dan tepat

pada waktunya.

Dalam penyusunan Proyek Akhir ini,

Penulis mendapatkan banyak bantuan dari

berbagai pihak, Oleh karena itu, pada

Page 6: PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK

Dea Fitri, Zahara Dwicahyanti, Denny Yatmadi, Pelaksanaan Pekerjaan Beton…

12

kesempatan ini Penulis mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang

membantu tim penulis, yang tidak bisa

kami sebutkan satu persatu.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Departmen PU. 2007. Pengantar

Teknologi Beton dan Pengendalian

Mutu.

[2] Ir. R Sagel. 1994. Pedoman Pengerjaan

Beton, seri 2.

[3] Dokumen Pelaksanaan Proyek Mix

Used Kawasan Transpark Juanda-

Bekasi.

[4] Ali Arsoni. 2010. Kolom, Fondasi, dan

Balok T Beton Bertulang. Yogyakarta;

Graha Ilmu.

[5] Andri Adiyatno, Wawan Darmawan.

2017. Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting

Semi dan Full System pada Proyek

Pembangunan Apartemen Dave

Depok: Politeknik Negeri Jakarta.

[6] Aprilia Yudita Putri, Reno Maulana

Yusuf. 2014. Pelaksanaan Pekerjaan

Struktur Beton Lantai 20 Proyek

Apartemen Margonda Residence V

Depok-Jawa Barat. Depok: Politeknik

Negeri Jakarta

[7] Devianna Novianingsih, Irti

Simanjorang. 2018. Pelaksanaan

Pekerjaan Struktur Lantai 2 pada

Proyek Transpark Cibubur Area Hotel.

Depok: Politeknik Negeri Jakarta

[8] F.Wigbout Ing. 1992. Pedoman tentang

Bekisting (Kotak Cetak). Jakarta:

Erlangga.

[9] Gusti Rahman Karana, Nadi Kusnadi.

2005. Tinjauan Kembali Perhitungan

dan Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting

PERI Sistem Multiflex di Basemet 1

pada Proyek Pembengunan Menara

Kuningan. Depok : Politeknik Negeri

Jakarta.

[10] Hafiz, M. Ali Indra Hafiz,

Septiawan. 2014. Pengaruh Cangkang

Kelapa Sawit Terhadap Kuat Tekan

Beton Normal dengan Perlakuan

Tekanan Awal pada Beton Segar.

Palembang: Politeknik Negeri

Sriwijaya.

[11] Inas Athaya Ichianary, Puri

Wikiarsih. 2018. Tinjauan Pelaksanaan

Sturktur Lantai 3 Proyek Apartment

Grand Melati Margonda 2. Depok:

Politeknik Negeri Jakarta

[12] Irene Maulina. 2008. Kajian

Perbandingan Rumah Tinggal

Sederhana dengan Menggunakan

Bekisting Baja terhadap Metode

Konvensional dari Sisi Konstruksi dan

Kekuatan Struktur. Depok: Universitas

Indonesia.

[13] Marthin D.J Sumajouw, Reky S.

Windah. 2014. Evaluasi Balok dan

Kolom pada Bangunan Sederhana.

Manado: Universitas Sam Ratulangi

[14] www.pt.adhipersadagedung.com

(diakses pada Februari 2019)

[15] Regita Pramesti, Tri Nurhakim

Sarip. 2018. Pelaksanaan Pekerjaan

Struktur Beton Bertulang Lantai 2

Apartemen Tower C Proyek Transpark

Cibubur. Depok: Politeknik Negeri

Jakarta.

[16] Rizky Fajar Pratama, Sugeng P

Budio, Ming Narto Wijaya. 2013.

Analisis Kekuatan Struktur Beton

Bertulang Dengan Lubang Hollow

Core pada Tengah Balok. Malang;

Universitas Brawijaya

[17] Berbagai SNI yang Mendukung

Page 7: PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK

Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

13

Gambar 3. Flowchart pengerjaan Balok dan Kolom. Sumber: Dokumen Proyek

Page 8: PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK

Dea Fitri, Zahara Dwicahyanti, Denny Yatmadi, Pelaksanaan Pekerjaan Beton…

14

Gambar 4. Flowchart pengerjaan Kolom. Sumber: Dokumen Proyek

Page 9: PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK

Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

15