Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah
Vol. 4 No. 1 – Januari 2019 (hal. 26 - 38)
26
PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SAKTI
Hartati1, Husaini2, Zulfan3
Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Email: [email protected] [email protected]
ABSTRACT
The study entitled "Implementation of the Kumon Learning Model in Improving the Historical
Learning Achievements of Class X1 IPS Students of SMA 1 Sakti" aims to (1) to explain how the
process of implementing the Kumon learning model in improving the historical learning
achievements of class X1 IPS in SMA 1 Sakti; and (2) Knowing what factors influence the
process of implementing the Kumon learning model in improving the students learning
achievement of class X1 IPS in SMA 1 Sakti. The approach used in this study is a quantitative
and qualitative approach to the type of experimental research. The population in this study were
all students of class XI IPS SMA 1 Sakti which amounted to 76 students consisting of 3 classes,
and the sample used in this study was class XI IPS 3 as an experimental class consisting of 25
students and class XI IPS 2 as control class consisting of 25 students. The Technique of Data
collection in this study used tests, interviews and documentation. Based on the results of data
processing, it can be seen that the homogeneity of the two classes sampled is homogeneous, it
can be seen from the hypothesis test with the results of the calculation of Fcount ≤ Ftable that is
Fcount = 1.45 and Ftable = 1.98. The normality test in the experimental class X2count = 3.92 and
X2table = 7.81 while the normality test for the control class obtained X2
count = 5.0383 and X2table =
7.81, so it can be concluded that the data from the experimental class and control class normal
distribution. The results of hypothesis testing using the t-test and the value of tcount = 6.40
obtained while the value of ttable at a significant level α = 0.05 with dk = 48 is 1.68 with the
criteria Ha accepted. Factors that influence student learning outcomes using the Kumon
learning model are students becoming more enthusiastic, active and motivated to be more active
in learning, besides students pay more attention to the subject matter delivered by the teacher so
that students become easier in answering questions. The questions given by the teacher with the
right and correct answer. Keywords: Kumon Learning Model, Learning Achievement.
1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah 2 Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah
Vol. 4 No. 1 – Januari 2019 (hal. 26 - 38)
27
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Model Pembelajaran Kumon dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas X1 IPS SMA Negeri 1 Sakti” ini bertujuan untuk (1) untuk
menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran kumon dalam meningkatkan
prestasi belajar sejarah siswa kelas X1 IPS SMA Negeri 1 Sakti; dan (2) Mengetahui Faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi proses pelaksanaan model pembelajaran kumon dalam
meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X1 IPS SMA Negeri 1 Sakti. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan jenis
penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Sakti yang berjumlah 76 siswa yang terdiri dari 3 kelas, dan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 25 siswa dan
kelas XI IPS 2 sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 25 siswa. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan tes, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil pengolahan
data, dapat diketahui bahwa secara homogenitas kedua kelas yang dijadikan sampel bersifat
homogen, dapat diketahui dari uji hipotesis dengan hasil perhitungan Fhitung ≤ Ftabel yaitu Fhitung =
1,45 dan Ftabel = 1,98. Untuk uji normalitas pada kelas eksperimen diperoleh X2 hitung =3,92 dan
X2tabel = 7,81 sedangkan untuk uji normalitas kelas kontrol diperoleh X2
hitung =5,0383 dan X2tabel
= 7,81, jadi dapat disimpulkan bahwa data dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi
normal. Hasil uji hipotesis menggunakan uji-t dan diperoleh nilai thitung = 6,40 sedangkan nilai
ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 dengan dk = 48 adalah 1,68 dengan kriteria Ha diterima.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kumon adalah siswa menjadi lebih semangat, aktif dan termotivasi untuk lebih giat lagi dalam
belajar, selain itu siswa lebih meperhatikan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
sehingga membuat siswa menjadi lebih mudah dalam menjawab soal-soal yang diberikan oleh
guru dengan jawaban yang benar dan tepat.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Kumon, Prestasi Belajar.
PENDAHULUAN
Perkembangan zaman menuntut
berbagai kemajuan disemua bidang, begitu
juga dalam bidang pendidikan. Karena
pendidikan merupakan suatu hal yang sangat
perlu dan dibutuhkan oleh semua manusia
dari berbagai golongan, pendidikan
mempunyai peranan dalam pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan
harus dikembangkan dari segala bidang ilmu
pengetahuan, sebab pendidik yang
berkualitas dan bermutu dapat meningkatkan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah
Vol. 4 No. 1 – Januari 2019 (hal. 26 - 38)
28
kecerdasan suatu bangsa. Oleh karena itu
bidang pendidikan pun harus ikut dibenah.
Salah-satu bagian dibidang pendidikan yang
harus dibenah adalah kelas. Kelas
merupakan bagian kecil dalam bidang
pendidikan yang justru menjadi ujung
tombak di dalam kelaslah terjadi proses
transfer ilmu pengetahuan dari pendidik
kepada peserta didik. Pendidikan adalah
pembelajaran, pengetahuan, keterampilan
dan kebiasaan sekelompok orang yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan,
atau penelitia.
Pembelajaran adalah suatu proses
interaksi antara peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik
kepada peserta didik agar dapat terjadi
proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik, dengan kata lain pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik
agar dapat belajar dengan baik (
Fathurrohman, 2016:16 ).
Mengajar berasal dari kata dasar ajar.
Kata ajar bermakna memberi petunjuk atau
menyampaikan informasi, pengalaman,
pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek
tertentu untuk diketahui atau dipahami.
“Mengajar bermakna tindakan seseorang
atau tim dalam memberi petunjuk atau
menyampaikan informasi, pengalaman,
pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek
didik tertentu agar mereka mengetahui dan
memahaminya sesuai dengan tujuan yang
dikehendaki” (Fathurrohman, 2016:12).
Guru mempunyai peranan yang sangat
penting dalam proses belajar mengajar
karena guru menjadi subjek pembelajar
siswa. Sebagai subjek guru berhubungan
langsung dengan siswa, selain itu guru
merupakan penentu dari berhasil atau
tidaknya suatu proses pembelajaran.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang
guru itu harus mampu mendesain suatu
program pembelajaran yang menarik minat
belajar peserta didiknya.
Seorang guru juga mempunyai tugas
terhadap para siswanya yaitu untuk
tercapainya pendidikan berdasarkan
pancasila yang mempunyai tujuan untuk
meningkatkan katakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian agar dapat membangun diri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah
Vol. 4 No. 1 – Januari 2019 (hal. 26 - 38)
29
sendiri serta bersama sama bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa. Guru yang
baik adalah guru yang mampu
mencerdaskan kehidupan anak bangsanya.
Jadi dalam melaksanakan proses
pembelajaran seorang guru harus mampu
menghidupkan suasana kelas, menciptakan
suasana kelas yang menarik dan
menyenangkan. Hal itu bisa dilakukan
dengan menerapkan berbagai model
pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik, agar diperoleh
peningkatan prestasi belajar siswa
khususnya dalam mata pelajaran sejarah.
Mata pelajaran sejarah merupakan suatu
pelajaran yang mengkaji tentang kejadian
yang terjadi pada masa lampau yang disusun
berdasarkan peninggalan-peninggalan
berbagai peristiwa, dengan mempelajari
sejarah banyak sekali nilai-nilai kehidupan
yang dapat diambil. Tujuan siswa
mempelajari sejarah adalah agar mereka
mengetahui bagaimana pentingnya
rekonstruksi masa lampau untuk kehidupan
sekarang.
Permasalahan yang dihadapi
sebagian siswa sekarang ini adalah
rendahnya minat belajar siswa khususnya
pada mata pelajaran sejarah. Banyak anak-
anak yang kurang memperhatikan
pembelajaran dan memilih untuk cenderung
bermain-main ketika belajar sehingga
membuat mereka menjadi malas dalam
mengerjakan apa yang diperintahkan oleh
guru sehingga menimbulkan permasalahan
pada nilai siswa yang berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa yang bersangkutan.
Permasalahan serupa juga terjadi di SMA
Negeri 1 Sakti, dimana prestasi belajar pada
mata pelajaran sejarah kelas X1 IPS masih
bermasalah. Hal ini bisa terlihat dari hasil
ulangan harian siswa yang masih sangat
rendah dan tidak mencapai kriteria
ketuntasan minimum (KKM). Adapun KKM
untuk pelajaran sejarah di kelas XI IPS
SMA Negeri 1 Sakti adalah 75, sedangkan
rata-rata nilai yang diperoleh siswa berkisar
di bawah 50. Selain itu guru yang mengajar
sejarah di SMA Negeri 1 Sakti juga masih
menerapkan metode konfensional dalam
proses pembelajaran yaitu metode ceramah
dimana siswa hanya sebagai pendengar dan
kurang teribat dalam proses pembelajaran,
sehingga menyebabkan siswa menjadi bosan
dan malas untuk belajar. Upaya yang dapat
dilakukan agar proses pembelajaran bisa
berjalan dengan baik dan tidak
membosankan adalah dengan menggunakan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah
Vol. 4 No. 1 – Januari 2019 (hal. 26 - 38)
30
model pembelajaran yang menarik dan
cocok untuk diterapkan. Salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran adalah model
pembelajaran Kumon.
Berdasarkan uraian di atas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul Pelaksanaan Model Pembelajaran
Kumon dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Sejarah Siswa Kelas X1 IPS SMA
Negeri 1 Sakti. Berdasarkan latar belakang
masalah di atas maka tujuan penelitian ini
adalah: (1) Menjelaskan bagaimana proses
pelaksanaan model pembelajaran kumon
dalam meningkatkan prestasi belajar sejarah
siswa kelas X1 IPS SMA Negeri 1 Sakti, (2)
Mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi prestasi belajar sejarah siswa
dengan pelaksanaan model pembelajaran
kumon di kelas X1 IPS SMA Negeri 1 Sakti.
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui
pendekatan gabungan antara pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Ishak (Kamza,
2015:82) mengemukakan proses
penggabungan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif akan bersifat komplementer atau
saling melengkapi.
Senada dengan pendapat di atas
Brannen (2005) mengemukakan dengan
memadukan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif dalam suatu penelitian akan
mampu memperkuat kelebihan serta
menutupi kekurangan dari masing-masing
paradigma pendekatan ini, (Kamza,
2015:82). Penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang
dilandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada pupolasi atau
sampel tersebut, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2017:82).
Metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrument
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi (Sugiyono,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah
Vol. 4 No. 1 – Januari 2019 (hal. 26 - 38)
31
2017: 9). Pendekatan kualitatif ini sangat
cocok dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti. Pendekatan
kualitatif digunakan untuk pengolahan data
ataupun data yang diperoleh dalam bentuk
kata-kata atau penalaran, pendapat, maupun
asumsi dari siswa yang diberikan
pertanyaan.
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendali (Sugiyono,
2012:107). Penelitian eksperimen
merupakan penelitian yang sistematis, logis,
dan teliti dalam melakukan kontrol terhadap
kondisi.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012:117). Yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
Sakti yang berjumlah 76 siswa yang terdiri
dari 3 kelas IPS.
Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2012:118). Adapun
yang menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah terdiri dari dua kelas dimana kelas XI
IPS 2 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPS
3 sebagai kelas eksperimen. Pemilihan
sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan teknik random atau
sampel acak. Karena di dalam pengambilan
sampelnya, peneliti “mencampur” subjek-
subjek di dalam populasi sehingga semua
subjek dianggap sama.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA
Negeri 1 Sakti. Alasan peneliti memilih
sekolah SMA Negeri 1 Sakti karena peneliti
adalah mahasiswa praktikan magang III di
sekolah ini. Model pembelajaran masih
sangat jarang diterapkan dalam pelajaran
sejarah, sehingga sering kali siswa merasa
bosan dalam belajar dan itu menjadi daya
tarik tersendiri bagi peneliti untuk
melakukan penelitian. Waktu penelitian
akan dilakukan pada tanggal 1-2 Oktober
2018.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah
Vol. 4 No. 1 – Januari 2019 (hal. 26 - 38)
32
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah
Tes
Tes ialah seperangkat rangsangan
(stimuli) yang diberikan kepada seseorang
dengan maksud untuk mendapatkan jawaban
yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan
skor angka, Margono (2009:170). Adapun
dalam penelitian ini tes dilakukan khusus
dalam ranah pengetahuan atau kognitif
siswa dengan tes berupa 20 butir instrument
soal bentuk pilihan ganda (multiple choice)
yang diberikan kepada 50 orang siswa kelas
XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas
XI IPS 2 sebagai kelas kontrol, soal yang
diberikan sama antara kelas tersebut sesuai
dengan materi yang dipelajari.
Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu (Sugiyono, 2012:317). Wawancara
adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui tatap muka dan tanya
jawab langsung antara peneliti dan
narasumber untuk memperoleh informasi
mengenai suatu hal yang ingin diteliti.
Wawancara ini juga dilakukan untuk
memperoleh data mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa
terhadap pelaksanaan model pembelajaran
kumon.
Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlaku (Sugiyono, 2012:329).
Dokumentasi adalah salah-satu cara yang
digunakan untuk mencari data yang berasal
dari peninggalan tertulis seperti arsip,
catatan-catatan, literatur, teori, serta
dokumen yang berhubungan dengan
masalah penelitian ini.
Teknik Analisa Data
Analisis data merupakan salah satu
kegiatan ahir yang dilakukan oleh peneliti
setelah semua data terkumpul. Analisis data
dalam penelitian ini menggunakan penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif. Teknik
analisis data kuantitatif menggunakan
statistik yang sesuai dengan varian kedua
kelompok sampel homogen atau tidak,
masing-masing diuji dengan uji normalitas
dan uji homogenitas. Kemudian jika data
tersebut berdistribusi normal dan homogen,
maka uji-t dapat digunakan. Sedangkan
analisis data kualitatif menggunakan hasil
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah
Vol. 4 No. 1 – Januari 2019 (hal. 26 - 38)
33
temuan yang didapatakan dilapangan selama
kegiatan penelitian berlangsung
1. Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah data dari sampel
tersebut berdristibusi normal atau tidak.
Untuk mendapat data berdistribusi
normal, maka diuji dengan rumus Chi
Kuadrat.
ᵪ2 = ∑(𝑜𝑖−𝐸𝑖)2
𝐸𝑖
𝐾
𝑖=1
2. Uji homogenitas varians berguna untuk
mengetahui apakah sampel dari
penelitian ini berasal dari populasi yang
sama atau bukan atau dengan kata lain
apakah sampel yang diperoleh homogen
atau tidak. Apabila kesimpulan
menunjukkan kelompok data homogen,
maka data layak untuk diuji parametrik.
Uji homogenitas dilakukan dengan
menggunakan rumus Fisher.
F = Varians terbesar
Varians terkecil
3. Selanjutnya penulis menentukan nilai t-
hitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
thitung = �̅�1−�̅�2
𝑠√(1
𝑛1+
1
𝑛2)
Analisis data kualitatif
a. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada halhal yang penting,
dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.
b. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian
data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart dan sejenisnya.
Dengan menyajikan data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.
c. Verifikasi ( Kesimpulan)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada.Temuan
dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu obyek yang sebelumnya masih
remang-remang atau gelap sehingga
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah
Vol. 4 No. 1 – Januari 2019 (hal. 26 - 38)
34
setelah di teliti menjadi jelas, dapat
berupa hubungan kausal atau interaktif,
hipotesis atau teori.
PEMBAHASAN
Hasil pelaksanaan model
pembelajaran kumon di kelas esperimen
adalah terdapat tiga (3) orang siswa
mendapatkan nilai 70 dan 1 orang mendapat
nilai 60, 21 orang mendapat nilai di atas 75,
rentang nilai terendah adalah 60 sedangkan
nilai tertinggi adalah 95. Ini menunjukkan
bahwa secara klasikal siswa di kelas
eksperimen sudah tuntas pembelajaran,
namun secara individu masih terdapat 4
orang siswa yang belum tuntas atau terdapat
16 % siswa di kelas eksperimen tidak tuntas
belajar dan siswa yang tuntas dalam belajar
terdapat 21 orang siswa atau terdapat 84%.
Berbeda dengan kelas eksperimen,
hasil belajar siswa di kelas kontrol terdapat
delapan belas (19) orang siswa yang
mendapat nilai 70-40, dan 6 orang siswa
mendapat nilai di atas 75. Jika dilihat dari
rentang nilai terendah 40 dan nilai tertinggi
80. Dapat dinyatakan bahwa secara
keseluruhan siswa di kelas kontrol belum
tuntas pembelajaran, hal ini terlihat dari 25
jumlah siswa kelas kontrol, terdapat 19
siswa atau 76% yang tidak tuntas belajar,
sedangkan siswa yang tuntas belajar hanya
terdapat 6 orang atau 24%.
Uji normalitas Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Dari analisis data yang telah dilakukan
sebelumnya, dapat diketahui nilai rata-rata
yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen.
Dengan taraf signifikan α = 0,05 dan banyak
kelas k = 6, maka diperoleh derajat
kebebasan (dk) = k-3=6-3-3. Maka dari tabel
Chi kuadrat x20,95 (3) =7,81 karena X
2hitung
<X
2tabel yaitu (3,92 < 7,81) maka H0 diterima
dan dapat disimpulkan bahwa sebaran data
dari siswa kelas eksperimen berdistribusi
normal.
Sedangkan untuk kelas kontrol Pada
taraf signifikan α = 0,05 dengan derajat
kebebasan dk = k-3 = 6-3, maka dari tabel
distribusi chi kuadrat diperoleh X2
1-α (dk) = X2
1-0,05 (3) = X2
(0,95) (3) = 7,81 karena X2
hitung <
X2
tabel yaitu = 5,0383 < 7,81 maka dapat
disimpulkan H0 diterima, maka dapat
disimpulkan bahwa sebaran data nilai tes
akhir siswa pada kelas kontrol berdistribudi
normal.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah
Vol. 4 No. 1 – Januari 2019 (hal. 26 - 38)
35
Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah sampel yang diperoleh
homogen atau tidak. Apabila kesimpulan
menunjukkan kelompok data homogen,
maka data layak untuk diuji parametik. Uji
homogenitas dilakukan dengan
menggunakan rumus Fisher.
Untuk melakukan uji statistik Fisher
dibutuhkan nilai varians dari hasil post-test
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Fhitung = varians terbesar
varians terkecil
Fhitung = 130.34
89.76
Fhitung = 1,45
Setelah memeperoleh nilai Fhitung =
1,45 maka selanjutnya dikonfirmasi dengan
nilai Ftabel pada taraf signifikan 5% (α =
0,05) dengan dk1 = dkpembilang = n-1 (untuk
varians terbesar), dan dk2 = dkpenyebut = n-1
(untuk varian terkecil) mengacu pada tabel
distribusi F. Adapun nilai Ftabel pada taraf
signifikan 5% (α = 0,05) dengan dk1 = 25-1
= 24 dan dk2 = 25-1 = 24 adalah 1,98
Hasil perhitungan menunjukkan nilai
Fhitung = 1,45 dan nilai Ftabel = 1,98 pada taraf
signifikan 5% (α = 0,05) dengan dk1 = 25-1
= 24 dan dk2 = 25-1 = 24. Berarti bahwa
Fhitung < Ftabel atau 1,45 < 1,98. Dengan
demikian, sesuai dengan kriteria pengujian
maka Ho diterima. Ho diterima berarti data
kelas eksperimen dengan kelas kontrol
bersifat homogen atau data tersebut berasal
dari populasi yang sama.
Uji Uji-t
Selanjutnya perhitungan untuk
pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan
melakukan uji – t:
thitung = �̅�1− �̅�2
𝑠 √(1
𝑛1+
1
𝑛2)
t = 80,98−64
9,47√(1
25+
1
25)
t = 16,98
9,47 √0,08
t = 16,98
9,47 (0,28)
t = 16,98
2,65
t = 6.40
Dengan tabel signifikan = 0,05 dan
untuk mengetahui t maka ditentukan derajat
kebebesan ( dk) sebagai berikut :
Dk = n1 + n2 – 2
= 25 + 25 – 2
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah
Vol. 4 No. 1 – Januari 2019 (hal. 26 - 38)
36
= 48
Maka dari tabel diperoleh ttabel =
1,68.
Setelah memperoleh nilai thitung =
6,40 maka selanjutnya dibandingka dengan
nilai ttebel pada taraf signifikan α = 0,05
dengan dk = n1 + n2 -2. Adapun nilai ttabel
pada taraf signifikan α = 0,05 dengan dk =
48 adalah 1,68.
Kriteria pengujiannya ialah terima
Ha jika thitung > ttabel bila bernilai lain maka Ha
ditolak. Terima Ha berarti hasil belajar siswa
yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran kumon lebih baik
dibandingkan dengan hasil belajar siswa
yang tidak menggunakan model
pembelajaran kumon . Berdasarkan hasil
penelitian di atas, diperoleh nilai thitung =
6,40 sedangkan > ttabel =1,68. Berarti bahwa
thitung > ttabel atau 6,40 >1,68. Dengan
demikian sesuai dengan kriteria pengujian
maka Ha diterima. Ha diterima berarti hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran kumon
lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa
yang tanpa menggunakan model
pembelajaran kumon.
Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Hasil Belajar Siswa dengan Pelaksanaan
Model Pembelajaran Kumon Pada
Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPS
SMA Negeri 1 Sakti Kabupaten Pidie.
Menurut pernyataan siswa pada
kelas eksperimen belajar menggunakan
model pembelajaran kumon memberikan
sesuatu hal yang baru dalam proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan,
belajar sejarah dengan menggunakan model
pembelajaran kumon dapat meningkatkan
motivasi serta minat belajar siswa. Karena
model pembelajaran ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam
memahami materi pembelajaran.
Motivasi ialah keadaan internal
organisme baik manusia ataupun hewan
yang mendorong untuk berbuat sesuatu
(Syah, 2011:153). Sedangkan minat adalah
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu
(Syah, 2011:152). Hal ini sesuai dengan
pernyataan siswa di kelas eksperimen XI
IPS 3, belajar dengan menggunakan model
pembelajaran kumon sangat
menyenangkan, dan penggunaan model
pembelajaran kumon juga memberikan
kemudahan bagi siswa dalam memahami
materi pembelajaran. Selain itu siswa juga
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah
Vol. 4 No. 1 – Januari 2019 (hal. 26 - 38)
37
mengatakan bahwa model pembelajaran
kumon masih baru bagi mereka, karena
selama ini belum ada guru yang
melaksanakan model pembelajaran kumon
di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sakti.
Walaupun pelaksanaan model
pembelajaran kumon ini masih baru bagi
siswa, akan tetapi antusias siswa dalam
belajar dengan menggunakan model
pembelajaran kumon sangat besar. Belajar
dengan menggunakan model pembelajaran
kumon juga membuat siswa lebih aktif dan
cepat tanggap dalam menyelasikan setiap
permasalahan. Siswa juga merasa senang
karena dapat belajar dengan menggunakan
model pembelajaran baru yang belum
pernah mereka pelajari dan hanya melihat
gambar dan mengetahuinya dari buku saja.
Selain itu siswa juga menyarankan agar
model pembelajaran kumon ini bisa
digunakan untuk setiap mata pembelajaran
dan tidak hanya dipelajaran sejarah saja.
Model pembelajaran kumon ini
merupakan model pembelajaran perorangan,
yang tidak berbentuk kelompok. Jadi siswa
di sini di utamakan untuk bekerja sendiri
dalam menjawab soal dan permasalahan
yang diberikan oleh guru. Belajar dengan
menggunakan model pembelajaran kumon
dapat membuat siswa menjadi lebih aktif
dengan melibatkan diri secara langsung
dalam proses pembelajaran. Maka dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa dengan
adanya pelaksanaan model pembelajaran
kumon adalah ketertarikan siswa terhadap
proses belajar di dalam kelas, dan
mendorong siswa untuk lebih terbiasa
sendiri, mandiri, dan tidak mencontek dalam
menyelesaikan tugas dan soa-soal yang
diberikan oleh guru.
SIMPULAN
Model pembelajaran kumon dapat
dilaksanakan pada mata pelajaran sejarah di
SMA Negeri 1 Sakti. Pelaksanaan model
pembelajarn kumon sangat efektif bagi
siswa karna dapat membuat siswa menjadi
lebih serius dan aktif dalam belajar. Selain
itu siswa juga berpikir kritis dalam
menjawab soal-soal yang diberikan oleh
guru. Berdasarkan hasil pengolahan data,
dapat diketahui bahwa secara homogenitas
kedua kelas yang dijadikan sampel bersifat
homogen, dapat diketahui dari uji hipotesis
dengan hasil perhitungan Fhitung ≤ Ftabel yaitu
Fhitung = 1,45 dan Ftabel = 1,98. Untuk uji
normalitas pada kelas eksperimen diperoleh
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah
Vol. 4 No. 1 – Januari 2019 (hal. 26 - 38)
38
X2 hitung =3,92 dan X2
tabel = 7,81 sedangkan
untuk uji normalitas kelas kontrol diperoleh
X2 hitung =5,0383 dan X2
tabel = 7,81, jadi dapat
disimpulkan bahwa data dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi
normal. Hasil uji hipotesis menggunakan
uji-t dan diperoleh nilai thitung = 6,40
sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikan α
= 0,05 dengan dk = 48 adalah 1,68 dengan
kriteria Ha diterima.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran kumon adalah siswa
menjadi lebih semangat, aktif, dan
termotivasi untuk lebih giat lagi dalam
belajar. Selain itu siswa lebih meperhatikan
materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru sehingga membuat siswa menjadi lebih
mudah dalam menjawab soal-soal yang
diberikan oleh guru dengan jawaban yang
benar dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Fathurrohman, Muhammad. 2016. Model-
model Pembelajaran Inovatif.
Jakarta: AR-Ruzz Media.
Margono. 2009. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhjam Kamza. 2015. Pengembangan
Model Pembelajaran Sejarah Lokal
Berbasis Problem Solving Outdoor
Learning Untuk Meningkatkan
Kreativitas dan Prestasi Belajar
Mahasiswa Pendidikan Sejarah
Universitas Syiah Kuala. Tesis.
Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Sudjana. 2005. Metode Statistika Bandung:
Tarsito.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabeta.
_______.2017. Metode Penelitian
Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : PT
Alfabeta.
Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.