8

Click here to load reader

PELAKSANAAN ASESMEN KEMAMPUAN MOTORIK …plb.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/63-Supriatin-Kuat...dilakukan melalui tahap identifikasi, konfirmasi, ... menggambar, menulis,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELAKSANAAN ASESMEN KEMAMPUAN MOTORIK …plb.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/63-Supriatin-Kuat...dilakukan melalui tahap identifikasi, konfirmasi, ... menggambar, menulis,

INTERNATIONAL CONFERENCE

ON SPECIAL EDUCATION IN SOUTHEAST ASIA REGION

7TH SERIES 2017

367

PELAKSANAAN ASESMEN KEMAMPUAN MOTORIK PADA

ANAK DENGAN HAMBATAN MOTORIK DI TAMAN KANAK-KANAK (The Implementation of Motor Skill Assesment Toward Pupil with Motor Impairment

in Kindergarden)

Supriatin Kuat Yuliyania , Yunia Sri Hartanti

b , Mamah Halimah

c, and Mita Apriyanti

d

abcdUniversitas Pendidikan Indonesia, Indonesia

E-mail: [email protected]

Abstrak: Keterampilan motorik merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan anak.

Keterampilan motorik yang dikuasai saat ini dapat menjadi salah satu informasi penting untuk memantau

perkembangan yang telah dicapai oleh anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan

asesmen kemampuan motorik pada anak dengan hambatan motorik di taman kanak-kanak. Penelitian ini

menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data diambil dengan metode observasi, wawancara, dan

dokumentasi terhadap sembilan siswa berusia 5 tahun yang melaksanakan proses asesmen. Data dianalisis

dengan teknik deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan asesmen motorik dilakukan melalui tahap identifikasi, konfirmasi, dan asesmen. Proses asesmen dilakukan untuk menyaring

dan mengidentifikasi siswa yang memiliki hambatan dalam perkembangan motorik. Berdasarkan hasil

analisis, terdapat satu anak yang teridentifikasi memiliki hambatan dalam perkembangan motorik. Sehingga,

pelaksanaan asesmen kemampuan motorik merupakan proses penting dan harus dilakukan melalui proses sistematis. Diharapkan hasil penelitian bisa dijadikan dasar untuk membuat program pelatihan keterampilan

motorik.

Kata kunci: asesmen, kemampuan motorik, anak dengan hambatan motorik.

Abstract: Motor skill is one of the most fundamental aspect in children growth and development. Motor skill

currently acquarried can be used as the the crucial information to monitor the development reached by

children. This study aimed to analyze the implementation of motor skill assesment of chidren with motor

impairment in kindergarden. This study applied descriptive qualitative method. The data gathered through observation, interview, and documentation toward nine 5-year-old doing assesment process. The data were

analyzed through descriptive analytic. The result of the study revealed that the implementation of motoric

assesment applied through several stages: identification, confirmation and assesment. This assesment was

conducted in purposing to select and identify pupil with motor development impairment. Based on the result of the assesment, it was found that one student experienced motor development impairment. Those, the

implementation of motor skill assesment is critical process and should be passed chronologically. Hopefully,

the result of this study can be used as the reference to construct program of motor skill training.

Keywords: assesment, motor skill, children with motor impairment

PENDAHULUAN

Asesmen merupakan istilah umum yang

didefinisikan sebagai sebuah proses yang ditempuh

untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam

rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para

siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan

pendidikan, metode atau instrumen pendidikan lainnya

oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau institusi

resmi yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu (

Uno, Hamzah B., Koni, Satria, 2012). Asesmen adalah

salah satu proses pengumpulan informasi mengenai

kemampuan anak saat ini dalam rangka untuk

mengetahui kemampuan yang dikuasai, hambatan yang

dimiliki dan kebutuhan yang diperlukan oleh anak.

Asemen merupakan proses terstruktur yang

dilaksanakan melalui tahap-tahap yang sistematis,

sistemik, dan komprehensif. Dalam kajian pendidikan

khusus terdapat dua kelompok asesmen yang diterapkan

kepada anak, yaitu asesmen bidang akademik dan

asesmen perkembangan. Asesmen akademik

dilaksanakan untuk menggali informasi dalam hal

membaca, menulis, dan berhitung. Asesmen

perkembangan adalah proses asesmen yang

dilaksanakan untuk menggali kemampuan anak dalam

bidang motorik, bahasa, sosial emosi, dan kognitif. Pada

buku ini membahas mengenai pelaksanaan asesmen

untuk perkembangan motorik pada anak.

Perkembangan motorik merupakan suatu proses

yang terjadi pada tubuh dalam rangka untuk melakukan

kontrol dan penggunaan massa otot tubuh yang besar

dan massa otot tubuh yang kecil dan proses koodinasi

otot dengan syaraf tubuh. (William&Monsma, 2006).

Asesmen perkembangan motorik adalah salah satu

proses pengumpulan informasi mengenai kemampuan

anak saat ini dalam rangka untuk mengetahui

kemampuan yang dikuasai, hambatan yang dimiliki dan

kebutuhan yang diperlukan oleh anak. Perkembangan

motorik pada anak usia dini sangat diperluhkan, untuk

mengembangkan kecerdasan anak dibidang

pengembangan bahasa, kognitif, seni dan kreativitas.

Motorik merupakan tindakan yang bisa menimbulkan

gerak / motorik adalah : semua gerakan yang mungkin

dapat di lakukan oleh seluruh tubuh, sedangkan

perkembangan motorik dapat di sebut sebagai

Page 2: PELAKSANAAN ASESMEN KEMAMPUAN MOTORIK …plb.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/63-Supriatin-Kuat...dilakukan melalui tahap identifikasi, konfirmasi, ... menggambar, menulis,

368 INTERNATIONAL CONFERENCE ON SPECIAL EDUCATION IN SOUTHEAST ASIA REGION 7TH SERIES 2017

Seminar Internasional Pendidikan Khusus Wilayah Asia Tenggara Seri Ke-7, 2017

perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian

gerak tubuh (Erlinda, Esti, 2014).

Perkembangan motorik adalah perkembangan

gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, uarat

saraf, dan otot yang terkoordinasi. (Harlock, 1998). Jadi

perkembangan motoric merupakan kegiatan yang

terkoordinir antara sususan saraf, otot, otak dan spinal

cord. Perkembangan motoric adalah proses yang sejalan

dengan betambahnya usia secara bertahap dan

berkesinambungan, dimana gerakan individu meningkat

dari keadaan sederhana, tidak terorganisir, dan tidak

terampil, kearah penguasaan keterampilan motoric yang

kompleks dan terorganisasi dengan baik. Perkembangan

motorik juga selalu mengacu pada “perkembangan

perseptual motor” dan atau “koordinasi fisik dan

motorik” secara terpisah karena keduanya merupakan

pola interaksi yang rumit antara sistem otak dan otot

untuk memerintahkan anak menggerakkan tubuh secara

lincah dalam memanipulasi obyek atau benda2 dan

mengeksplorasi hal-hal yang berhubungan dengan fisik

di sekitarnya. Perkembangan motorik terbagi atas dua

yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar

memerlukan koordinasi kelompok otot-otot anak yang

tertentu yang dapat membuat mereka melompat,

memanjat, berlari, menaiki sepeda. Sedangkan motorik

halus memerlukan koordinasi tangan dan mata seperti

menggambar, menulis, menggunting (Indraswari,

Lolita). Keterampilan motorik kasar merupakan

keterampilan yang membutuhkan atau melibatkan otot

besar, sedangkan motorik halusmelibatkan gerakan-

gerakan yang diatur secara halus (Santrok, Jhon W,

2007).

METODE

Pelaksanaan asesmen perkembangan motorik

dilaksanaan di TK Al-Mansyuriah Bandung, subjek

penelitian yaitu delapan orang siswa berusia 5 tahun,

guru dan orang tua. Penelitian ini dilakukan selama tiga

bulan yaitu dari mulai bulan Oktober sampai Desember.

Teknik pengumpula data yang digunakan yaitu

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berikut adalah

kisi-kisi instumen asesmen yang digunakan :

RANAH

MOTORIK

TARAF

KEMAMPUAN

ASPEK GERAK INDIKATOR

Tahap

Gerakan

Dasar

(Fundament

al Movement

Phase)

Gerak Motorik Kasar (Gross

Motor Skill):

A. Locomotor

Skill: Anak menguasai

keterampilan

lokomotor

Berjalan (Walking)

Anak mampu melakukan gerakan berjalan dengan seimbang

Berlari (Running)

Anak mampu melakukan gerakan berlari

Melompat

(Jumping)

Anak mampu melakukan gerakan melompat

Engklak

(Hopping)

Anak mampu melakukan gerakan hopping (engkling)

Lompat tali (Skipping)

Anak mampu melakukan gerakan skipping (lompat tali)

Lari Kuda (Galloping)

Anak mampu melakukan gerakan lari kuda

Leaping Anak mampu gerakan leaping (lompat lalu

mengangkat satu kaki)

Bergeser

(Sliding)

Anak mampu melakukan gerakan meluncur kaki

(menyeret kaki ke samping)

B. Non-Locomotor

Skill

Swing (Berayun) Anak mampu melakukan gerakan berayun saat berlari dan berjalan sesuai instruksi tanpa terjatuh.

Sway (Bergoyang) Anak mampu menggoyangkan badan sesuai irama lagu

Strecth (Peregangan)

Anak mampu melakukan gerakan peregangan tangan dan kaki

Twist (Berputar) Anak mampu melakukan gerakan berputar ke kanan

dan ke kiri masing-masing sebanyak 3 kali tanpa

terjatuh

Bend (Menikung) Anak mampu melakukan gerakan menikung / berbelok tajam melewati objek sambil berlari

Turn (Berbelok) Anak mampu melakukan gerakan berbelok sesuai petunjuk arah kanan atau kiri saat berjalan dan berlari

tanpa terjatuh sebanyak 3 kali

Balancing (Keseimbangan)

1. Anak mampu melakukan gerakan keseimbangan tubuh yaitu meniti jembatan

2. Anak mampu bersepeda tanpa roda bantu

C. Manipulative

Skill

Throw

(Melempar)

Anak bisa melempar bola ke arah temannya sebanyak

10 kali sesuai target

Catch Anak bisa menangkap bola yang dilempar sebanyak 10

Page 3: PELAKSANAAN ASESMEN KEMAMPUAN MOTORIK …plb.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/63-Supriatin-Kuat...dilakukan melalui tahap identifikasi, konfirmasi, ... menggambar, menulis,

INTERNATIONAL CONFERENCE ON SPECIAL EDUCATION IN SOUTHEAST ASIA REGION 7TH SERIES 2017 369 Seminar Internasional Pendidikan Khusus Wilayah Asia Tenggara Seri Ke-7 2017

(Menangkap) kali

Dribble (Menggiring bola)

Anak mampu mendribble bola basket selama 20 detik

Kick (Menendang) Anak mampu menendang bola menggunakan kaki (posisi diam)

Strike (Meninju) Anak mampu melakukan gerak meninju/memukul

benda dengan tepat sasaran

Volley (Menembak

bola voli)

Siswa dapat melakukan gerakan memukul bola

menggunakan telapak ttangan (seperti gerakan bermain bola voli) sebanyak 10 kali

Keterampilan

Motorik Halus

(Fine Motor Skill)

A. Gerakan

Motorik Halus

Melipat kertas Melipat kertas menjadi beberapa bagian

Menggunting Menggunting kertas sesuai garis / pola

Menggambar bentuk

Menggambar bentuk persegi di kertas Menggambar gambar segitiga di kertas

Menggambar bentuk manusia dengan 6 bagian anggota

badan

Menyusun benda

Menyusun balok menjadi bentuk rumah atau menara Menyusun mainan di kotak dengan rapi

Membuat bentuk benda dari plastisin

Membuat bentuk-bentuk meja, kotak, perahu, dengan plastisin

Membuat simpul

tali

Mampu membuat simpul tali menggunakan pensil

sesuai contoh yang diberikan

B. Gerakan

dalam Keterampilan

Bina Diri

Keterampilan

koordinasi tangan

Mencuci tangan dan kaki dengan baju yang tidak

terlalu basah

Membawa gelas yang berisi air dan tempat minum tanpa tumpah

Bisa makan sendiri menggunakan sendok

Memegang cangkir

Bisa memakai dan melepas sepatu dan kaos kaki

Bisa memakai dan melepas baju kaos

Bisa memakai dan melepas seragam

Bisa memakai dan melepas celana

C. Keterampilan

Menulis

Menuis beberapa huruf kapital, besar, tidak beraturan,

biasanya huruf awal namanya

Menulis semua alfabet dalam ukuran yang besar, huruf

yang tidak beraturan/kurang rapi, banyak yang terbalik,

menjiplak kata,

HASIL PENELITIAN Sebelum melakukan asesmen, sebaiknya menyusun rencana kerjaterlebih dahulu. Rencana kerja dibuat untuk

mengetahui proses pelaksanaan yang akan dilaksanakan secara tersruktur. Berikut rencana kerja asesmen kemampuan

motorik:

Setelah penyusunan timeline, selanjutnya yaitu penyusunan strategi pelaksanaan asesmen. Berikut adalah strategi

dalam pelaksanaan asesmen motorik. :

Page 4: PELAKSANAAN ASESMEN KEMAMPUAN MOTORIK …plb.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/63-Supriatin-Kuat...dilakukan melalui tahap identifikasi, konfirmasi, ... menggambar, menulis,

370 INTERNATIONAL CONFERENCE ON SPECIAL EDUCATION IN SOUTHEAST ASIA REGION 7TH SERIES 2017

Seminar Internasional Pendidikan Khusus Wilayah Asia Tenggara Seri Ke-7, 2017

Skema Pelaksanaan Identifikasi dan Asesmen

Dalam penyusunan pengembangan instrumen

berdasarkan teori dari Gallahue dan jurnal William

dan Monsma. Berangkat dari teori dan jurnal tersebut

maka penulis mulai membuat kisi-kisi instrumen

motorik satu dan motorik dua, motorik satu mencakup

aspek lokomotor, non-lokomotor, dan manipulative

skill sedangkan motorik dua terdiri dari, hands skill,

bina diri, dan menulis. Pembuatan instumen

identifikasi dikembangkan dari kisi-kisi instrumen,

begitupun dengan instrumen Asesmen.

Hasil Skor Motorik 1 Tahap Identifikasi

No Nama Skor

Lokomotor

Skor Non-

Lokomotor

Skor Manipulative

Skill

Keterangan

1 OR 26 45 17 Proficient

2 ST 22 39 13 Elementary

3 ZD 26 45 17 Proficient

4 PT 29 45 15 Proficient

5 FD 16 16 8 Initial

6 AN 30 45 16 Proficient

7 NR 25 45 16 Proficient

8 NB 28 45 15 Proficient

Hasil Skor Motorik 2 Tahap Identifikasi

No Nama Skor Hand

Skill

Skor Binadiri Skor

Keterampilan

Menulis

Keterangan

1 OR 42 15 6 Proficient

2 ST 26 15 4 Elementary

3 ZD 41 14 6 Proficient

4 PT 37 15 6 Proficient

5 FD 27 9 2 Initial

6 AN 38 15 6 Proficient

7 NR 37 15 6 Proficient

8 NB 41 15 6 Proficient

Pelaksanaan tahap identifikasi dilakukan pada

delapan siswa di TK-Almansyuriah, berdasarkan hasil

pada tahap identifikasi enam dari delapan siswa

asesor anggap tidak memiliki hambatan yang

signifikan, Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan

dan skor yang asesor dapat, enam dari delelapan siswa

masuk pada kategori proficient. Sedangan dua siswa

lainnya yaitu ST masuk pada kategori elementary dan

FD masuk pada Kategori initial. ST dan FD inilah

yang akan mendapatkan perlakuan konfirmasi untuk

mendapatakan data yang konsisten.

Page 5: PELAKSANAAN ASESMEN KEMAMPUAN MOTORIK …plb.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/63-Supriatin-Kuat...dilakukan melalui tahap identifikasi, konfirmasi, ... menggambar, menulis,

INTERNATIONAL CONFERENCE ON SPECIAL EDUCATION IN SOUTHEAST ASIA REGION 7TH SERIES 2017 371 Seminar Internasional Pendidikan Khusus Wilayah Asia Tenggara Seri Ke-7 2017

Hasil Skor Motorik 1 Tahap Konfirmasi

No Nama Skor

Lokomotor

Skor Non-

Lokomotor

Skor Manipulative

Skill

Keterangan

1 FD 22 30 11 Elementary

2 ST 30 44 14 Proficient

Hasil Skor Motorik 2 Tahap Konfirmasi

No Nama Skor Hand

Skill

Skor Binadiri Skor

Keterampilan

Menulis

Keterangan

1 FD 27 12 4 Elementary

2 ST 34 12 6 Proficient

Dalam pelaksanaan identifikasi, terjaring dua

siswa yang masuk kedalam tahap konfirmasi yaitu FD

dan ST. Dari hasil kerja kedua siswa tersebut terlihat

salah satu yaitu ST sudah ada kemajuannya. ST

mampu menggunting menurut pola garis-garis yang

sudah diberikan, begitupun dengan menulis dan

menebalkan garis putus-putus terlihat rapi. Sedangkan

jika dibandingkan dengan yaitu FD sangat terlihat

perbedaannya. Tidak ada perubahan pada FD dalam

aspek menulis, menggunting, melipat, menempel, dan

menebalkan. Hal ini dikarenakan kurangnya kemauan

dari diri FD sendiri. FD kurang menyukai hal-hal yang

menurut ia rumit dan membetuhkan ketelatenan

seperti, menulis, menggunting, melipat dan menempel.

FD lebih menyukai hal-hal yang lebih menantang

seperti, bermain bola, berlari dan kegiatan lainnya

yang membutuhkan power lebih.

Hasil Asesmen Hasil konfirmasi dari tahap identifikasi

terjaringlah satu anak yaitu FD, sedangkan ST asesor

anggap lolos karena berdasarkan hasil pekerjaan

dalam aspek lokomotor, non-lokkomotor,

manipulative skill, hands skill, dan menulis

mengalami perubahan yang lebih baik dan pencapaian

nilai yang di dapatpun masuk pada Proficiente. Maka

subjek yang mendapatkan perlakuan untuk di asesmen

hanya satu orang yaitu, FD. Pelaksanaan asesmen

dilakukan di satu ruangan yaitu ruang aula yang

berada dilantai satu, pada proses pelaksanaannya

hanya melakukan asesmen motorik halus saja yang

terdiri dari hands skill dan menulis, karena pada kedua

aspek ini FD asesor anggap kurang. Pada kegiatan

melipat, FD masih terlihat malas-malasan dan

melipatnya masih sembarang hasilya pun tidak jelas

bentuknya. Gerakan tangan FD pada saat menggunting

sebenarnya sudah bagus, namun jika dilihat dari hasil

guntingannya sangat tidak rapi. Imajinasi FD dalam

menggambar orang sudah bagus yakni terdapat

gambar kepala, tubuh, tangan, kaki, dan rambut. FD

juga tidak hanya menggambar dirinya saja namun

menggambar ayah dan ibunya juga. Pada aspek

merobek kertas dengan pola lurus FD sudah mampu

melakukannya dengan baik, hanya saja FD masih suka

terburu-buru dalam melakukannya jadi hasil

sobekannya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Pada saat diintruksikan untuk memainkan lego

imajinasi FD sudah bagus, ia sudah mampu meyusun

lego menjadi sebuah mainan seperti menjadi kapal dan

tembak-tembakan. Saat merakit mainan rakitan FD

tidak mau mengerjakannya, dengan alasan tidak bisa.

Dalam kegiatan menyusun puzzle sebenarnya FD bisa

melakukannya namun hanya untuk puzzle yang tidak

terlalu banyak potongannya dan untuk bermain

kelereng FD dapat melakukannya dengan baik. Untuk

menulis huruf dan angka, masih ada angka ataupun

huruf yang terbalik dan salah dalam penulisannya

misal huruf ‘a’ terlihat seperti huruf ‘o’, huruf ‘b d a s

h’ dan angka ‘2 5 4 ‘ masih suka terbalik arah.

Nama Usia Deskripsi Hand Skill

FD

5 Keterampilan tangan FD saat bermain lego terlihat baik. FD dapat membuat sesuatu seperti

kereta, pesawat dengan sendiri dan tidak ada kesulitan dalam melakukan kegiatan tersebut.

Kecepatan gerakan FD dalam menyusun lego sudah bagus. FD terlihat senang dan enjoy

menyusun lego menjadi bentuk-bentuk yang ia inginkan. Begitu juga saat bermain puzzle,

ketepatan ia dalam bermain sudah bagus. Kecepatan gerakkan saat memasangkan puzzle ia

mempunyai cara sendiri dengan menghubungkan puzzle di udara lalu di pasangkan di dalam

kotak. Tetapi terkadang ia masih butuh bantuan untuk menemukan potongan-potongan puzzle.

Beda ketika ia diberikan mainan robot rakitan. FD terlihat kebingungan saat merakit robot, dan

ia meminta bantuan pada instruktur. Gerakan tangan FD sudah cukup tepat ketika ia memilah

milih rakitan yang akan disusun.

Selanjutnya ketika ia sedang bermain kelereng. Kecepatan FD saat menyentil kelereng sudah

cukup baik. Gerakkanya juga sudah benar, ia mengarahkan kelereng kedalam lingkaran yang

sudah di buat oleh instruktur. Keakuratan ia saat menyentil kelereng dan sampai terkena

Page 6: PELAKSANAAN ASESMEN KEMAMPUAN MOTORIK …plb.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/63-Supriatin-Kuat...dilakukan melalui tahap identifikasi, konfirmasi, ... menggambar, menulis,

372 INTERNATIONAL CONFERENCE ON SPECIAL EDUCATION IN SOUTHEAST ASIA REGION 7TH SERIES 2017

Seminar Internasional Pendidikan Khusus Wilayah Asia Tenggara Seri Ke-7, 2017

kelereng yang lainnya juga sudah bagus.

Nama Usia Deskripsi Persepsi Arah

FD 5 Pada kemampuan mempersepsikan arah atas dan bawah, membedakan arah kanan dan kiri FD

sudah mampu. Ketika diintruksi untuk mengangkat tangan kanan dan kiri secara bergantian,

menunjuk anggota bada lain sebelah kanan dan kiri, FD sudah bisa menunjukkan dengan benar.

DISKUSI

Nama Usia Jumlah Skor Kategori

1. OR 5 91 Proficient

1. AN 5 91 Proficient

2. ZD 5 88 Proficient

3. ST 5 74 Elementary

4. NR 5 86 Proficient

5. FD 5 43 Initial

6. PT 5 80 Proficient

7. NB 5 88 Proficient

Untuk menetapkan kategori anak, pada asesmen

motorik ini, digunakan tiga tingkatan atau stage

berdasar teori dari David L. Gallhue yaitu Proficient,

Elementary, dan Initial. Berikut definisi setiap

tingkatan:

a. Proficient, pada tahap ini anak sudah bisa

menunjukkan gerak yang terkoordinasi dan

seimbang. Tahap dan teknik gerak yang

ditunjukkan sudah sesuai dengan panduan. Anak

sudah bisa mengembangkan dan

mengkombinasikan satu gerak dengan gerak

lainnya.

b. Elementary, pada tahap ini gerak anak yang

ditunjukkan sudah terkoordinasi dengan baik.

Anak sudah bisa melakukan gerakan sesuai

dengan teknik namun belum bisa

mengembangkan gerakan.

c. Initial, pada tahap ini koordinasi gerak yang

ditunjukkan masih kurang. Gerak yang

ditunjukan juga masih belum seimbang. Anak

masih belum mampu menunjukkan gerakan

sesuai dengan teknik gerak yang ditentukan.

Analisis Tahap Identifikasi gerak lokomotor, non-

lokomotor, dan manipulative skill

Berdasarkan data yang diperoleh secara

kuantitatif dan kualitatif, maka dapat terlihat bahwa

anak yang memperoleh skor rendah pada aspek gerak

lokomotor, nonlokomotor dan manipulatif ada dua

siswa yaitu FD dan ST. Pada subjek FD hampir semua

gerakan yang dilakukan pada ketiga jenis gerak tersbut

belum sesuai dengan pola yang ditentukan. Ketika

melakukan gerak, FD terlalu banyak menggunakan

tenaga (power). Gerakan yang ditunjukkan sudah

nampak benar, namun karena power yang diberikan

terlalu berlebihan maka gerakan menjadi tidak teratur

dan berarah. Berbeda dengan FD, ST terlihat ragu-ragu

dan sangat berhati-hati dalam melakukan gerakan.

Berdasarkan hasil identifikasi ini maka selanjutnya

kedua anak sesuai prosedur akan menjadi tahap

konfirmasi.

Analisis Tahap Identifikasi gerak hands skill, bina

diri, dan menulis

Berdasarkan hasil dari tahap identifikasi yang

telah dilakukan, maka yang teridentifikasi memiliki

keterlambatan perkembangan motorik adalah dua anak,

yaitu FD dan ST. FD dan ST masing-masing memiki

kesulitan dalam melakukan beberapa aspek gerak

selama proses identifikasi. Pada subjek FD, anak

mengalami kesulitan saat melakukan gerakan melipat,

menggunting, dan menempel. Anak masih belum bisa

mengikuti intruksi untuk melipat dengan rapi.

Selanjutnya berdasarkan prosedur, tahap selanjutnya

anak yang termasuk dalam kategori elementary dan

initial pada seluruh aspek gerakan akan menjalani tahap

konfirmasi. Tahap konfirmasi dilakukan untuk

mengecek ulang kemampuan anak dengan perosedur

pelaksanaan yang sama dengan proses identifikasi.

Analisis Tahap Konfirmasi

Berdasarkan data hasil kegiatan konfirmasi ,

maka anak yang mengalami hambatan perkembangan

motorik paling banyak adalah FD. Pada tahap

konfirmasi ini FD mengalami kesulitan dalam

melakukan gerakan-gerakan tertentu terutama dalam

kemampuan gerak yang berkaitan dengan penggunaan

otot-otot jari tangan dan kemampuan koordinasi jari dan

mata. Kurangnya kemampuan dalam koordinasi antara

mata dan tangan ini ditunjukkan dalam beberapa

gerakan seperti melipat, menggunting, mengelem dan

menulis. Berdasarkan prosedur, tahap selanjutnya

adalah melakukan asesmen individual terhadap FD.

Asesmen individual ini akan mengungkap secara lebih

detail kemampuan motorik FD pada beberapa aspek.

Tahap Asesmen

Berdasarkan prosedur asesmen yang telah dilalui

mulai dari proses identifikasi, konfirmasi dan asesmen

indivdual, maka dapat dilihat beberapa hal terkait

kondisi perkembangan subjek FD. Pada proses asesmen

secara individual ini, anak terlihat lebih nyaman dan

senang dengan aktifitas yang dilakukan. Dalam

suasananya yang sendirian, anak bisa mengeksplor

kemampuan yang selama ini belum muncul. Hal ini

terlihat pada saat anak bermain dengan senang

menggunakan lego dan mainan lainnya. Anak bisa

memainkan mainan tersebut dengan baik dan

membentuk bentuk dengan kreatif dan baik.

Kemampuan yang baik dalam bermain media permainan

ini juga erat kaitannya dengan pengalaman atau

Page 7: PELAKSANAAN ASESMEN KEMAMPUAN MOTORIK …plb.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/63-Supriatin-Kuat...dilakukan melalui tahap identifikasi, konfirmasi, ... menggambar, menulis,

INTERNATIONAL CONFERENCE ON SPECIAL EDUCATION IN SOUTHEAST ASIA REGION 7TH SERIES 2017 373 Seminar Internasional Pendidikan Khusus Wilayah Asia Tenggara Seri Ke-7 2017

intervensi yang telah dilakukan oleh keluarga di rumah.

Berdasarkan wawancara, anak sering dibelikan mainan

sehingga hal ini membuat FD dengan mudah bisa

bermain lego.

Dukungan dari lingkungan dalam menstimulus

kemampuan motorik FD cukup baik. Di sekolah, guru

selalu membimbing FD dalam menyelesaikan tugas-

tugas hariannya. Dalam kelas klasikal, FD sering

menunjukkan perilaku yang semaunya, hal ini bisa

disebabkan oleh rasa tidak nyaman berada di kelas. Di

kelas, FD cepat merasa bosan dan mood nya gampag

berubah, hal ini bisa disebabkan karena tugas yang

diberikan terlalu sulit seperti membuat kerajinan dengan

menggunting, menempel, dan menulis. Di rumah,

sepulang sekolah FD lebih banyak melakukan aktifitas

bermain fisik di luar rumah bersama teman-temannya.

FD sudah bisa menaiki sepeda roda tiga. FD lebih suka

beraktifitas di luar seperti berlari, bergabung dengan

teman daripada duduk diam di rumah menonton tivi

atau main games. Kegiatan bermain inilah yang juga

menjadi salah satu faktor perkembangan kemampuan

motorik anak.

Kemampuan FD dalam bergerak sudah cukup

baik. Pada 6 jenis gerakan yang digerakkan, FD

sebenarnya tidak mengalami kesulitan berarti. Untuk

gerakan yang melibatkan sebagian besar otot tubuh dan

anggota gerak tubuh, FD masih belum bisa mengontrol

gerakan dan tenaga yang digunakan dalam bergerak.

Tenaga yang dikeluarkan FD saaat melakukan proses

tes identifikasi sampai asesmen cenderung belum bisa

ditahan. Power yang dikeluarkan masih cukup besar.

Pada kemampuan koordinasi gerak anggota tubuh sudah

berkembang dengan baik, namun pada kemampuan

koordinasi mata dan tangan anak masih mengalami

sedikit kesulitan.

Profil Siswa

ASPEK

MOTORIK

KEMAMPUAN HAMBATAN KEBUTUHAN

Menulis - FD sudah bisa

menulis jika

suah ada

contohnya

- Posisi FD saat

menulis sudah

benar gerakan

saat menulis dan

memegang

pensil juga

sudah benar .

- Tulisan FD tanpa mencontoh

masih terbalik-balik. Terdapat

beberapa huruf yang masih

terbalik, dan tidak sesuai

bentuknya. Misal saja pada saat

menuliskan huruf ‘a’ menjadi

huruf ‘o’ pada saat menulis huruf

‘b’ terbalik menjadi huruf ‘d’,

lengkung huruf ‘h’ yang terbalik,

juga pada saat menuliskan angka

seperti ‘3, 5, 4 FD

menuliskannya secara tebalik.

- Tulisan FD tanpa mencontoh

masih terbalik-balik. Terdapat

beberapa huruf yang masih

terbalik, dan tidak sesuai

bentuknya.

1. FD membutuhkan latihan

menulis permulaan. Program

latihan menulis dapat

dilakukan dengan menulis

coretan bebas untuk

melemaskan tangan.

2. FD juga membutuhkan

bimbingan dan strategi khusus

dalam menghafal dan menulis

huruf. Bisa dengan

membedakan warna dan

mengilustrasikan huruf dengan

suatu bentuk. Misal huruf h

seperti bentuk kursi tebalik.

3. Melakukan senam brayn gym

untuk meningkatkan

kemampuan persepsi arah.

Power dan

Kontrol

Gerak

- Power FD bisa

dikontrol jika

dibimbing

dalam

melakukan

gerakan.

- Gerakan yang

ditunjukkan

sudah sesuai

dengan instruksi

dan teknik gerak

- Power yang diikeluarkan anak

saat melakukan gerakan terlalu

berlebihan. Sehingga gerakan

menjadi tidak berarah .

- FD selalu mengeluarkan power

yang berlebih dibanding teman-

temannya saat melakukan

gerakan. Hal ini terlihatt pada

saat FD bermain bola dengan

teman-teman, saat menendang

bola selalu dengan power yang

berlebih sampai lampu yang

menempel di atas rusak karena

terkena tendangannya. FD juga

terkesan tidak bisa diam, saat

observer sedang melakukan

pengkodisian, ia lari kesana

kemari.

-

- Lebih difokuskan untuk

mengikuti bidang olahraga yang

dapat membantu FD dalam

mengontrol power ataupun

memfokuskan keakuratan arah,

seperti olahraga renang ataupun

bela diri, dan sebaiknya di

lakukan secara rutin dan

terjadwal misal 1 - 2 kali dalam

seminggu.

- Bisa dilakukan kegiatan

permainan yang menggunakan

peraturan dan kerja sama

dengan orang lain agar gerakan

lebih terarah.

Hand skill

(menggunting

- FD sudah bisa

mengikuti

- Kemampuan FD daam

meggunting masih blum rapi.

- FD bia diberikan latihan

keterampilan tangan seperti

Page 8: PELAKSANAAN ASESMEN KEMAMPUAN MOTORIK …plb.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/63-Supriatin-Kuat...dilakukan melalui tahap identifikasi, konfirmasi, ... menggambar, menulis,

374 INTERNATIONAL CONFERENCE ON SPECIAL EDUCATION IN SOUTHEAST ASIA REGION 7TH SERIES 2017

Seminar Internasional Pendidikan Khusus Wilayah Asia Tenggara Seri Ke-7, 2017

KESIMPULAN

Keterampilan motorik yang dikuasai saat ini

dapat menjadi salah satu informasi penting untuk

memantau perkembangan yang telah dicapai oleh

anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pelaksanaan asesmen motorik dilakukan melalui tahap

identifikasi, konfirmasi, dan asesmen. Proses asesmen

dilakukan untuk menyaring dan mengidentifikasi

siswa yang memiliki hambatan dalam perkembangan

motorik. Berdasarkan hasil analisis, terdapat satu anak

yang teridentifikasi memiliki hambatan dalam

perkembangan motorik. Penelitian ini menggunakan

jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data diambil

dengan metode observasi, wawancara, dan

dokumentasi terhadap sembilan siswa berusia 5 tahun

yang melaksanakan proses asesmen. Sehingga,

pelaksanaan asesmen kemampuan motorik merupakan

proses penting dan harus dilakukan melalui proses

sistematis. Diharapkan hasil penelitian bisa dijadikan

dasar untuk membuat program pelatihan keterampilan

motorik.

DAFTAR RUJUKAN Erlinda, Esti. 2014. Pengembangan Motorik Kasar

Anak Usia Dini Melalui Permainan Melempar

dan Menangkap Bola. Jurnal Skripsi

Univeritas Bengkulu.

Gallahue, David L & Ozmun, John C. 2002.

Understanding Motor Development. New

york: McGraw Hill Inc.

Idraswari, Lolita. Nd. Peningkatan Perkembangan

Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui

Kegiatan Mozaik di Taman Kanak-kanak

Pembina Agam. Jurnal Pesona PAUD Vol. 1.

No. 1

Hurlock, Elizabeth B. 1956. Child Development.

NewYork: McGraw Hill.

Hurlock, Elizabeth B.1998. Perkembangan Anak Jilid

1. Jakarta : Erlangga

William, Harriet J & Monsma, Eva V. 2006.

Assesment of Gross Motor Skill. Journal of

University of South Carolina, p. 397-p.42.

Lismadiana. Nd. Peran Perkembangan Motorik pada

Anak Usia Dini. Transfor 2.

Santock, John W. 2007. Child Development, eleventh

edition. New York: McGraw Hill Companies

Inc.

Uno, Hamzah B., Koni, Satria. 2012. Asesmen

Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

dan melipat) intruksi dan

mengetahui arah

kanan dan kiri.

- FD mempunyai

ketrtarikan

dalam hal

melipat

khususnya

bentuk pesawat.

- Kemampuan

imjinasi dan

kreativitas FD

baik

Gerakan saat mengguntig masih

belum bisa mengikuti pola secara

konsisten.

- Gerakan tann FD saat melipat

masih belum terarah dan belum

bisa mengikuti contoh pola. FD

juga belum bisa merapikan

halipatan dan menentukn arah

lipatan.

meremas, bermain plastisin.

- FD bisa dilibatkan dalam

kegiiatn sehari-hari yang

mengasah kemampuan motorik

tangan seperti melipaat baju,

membuat hiasan rumah dan

kegiatan rumah tangga.

- FD bisa diberikan mainan-

mainan yang bisa melatih

motorik tangan seperti lego,

merakit mainan, dan puzzle.