16

Click here to load reader

Paper Multiple Intelligences

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Paper Multiple Intelligences

MULTIPLE INTELLIGENCIES(TUGAS BK DI SEKOLAH)

Penulis

Nama : Hanny Kruisdiarti

NPM : 0913022048

Program Studi : Pendidikan Fisika

Mata Kuliah : BK di Sekolah (KIP 233)

Dosen : Ranni Rahmayanti, S.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

UNIVERSITAS LAMPUNG2009

Page 2: Paper Multiple Intelligences

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN

1.1 Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan sukses

gagalnya peserta didik belajar di sekolah. Peserta didik yang mempunyai taraf

kecerdasan rendah atau di bawah normal sukar diharapkan berprestasi tinggi.

Tetapi tidak ada jaminan bahwa dengan taraf kecerdasan tinggi seseorang secara

otomatis akan sukses belajar di sekolah.

Intellegence (Kecerdasan) adalah kemampuan untuk memecahkan

persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam

dan dalam situasi nyata (Gardner; 1983;1993). Kecerdasan juga diartikan sebagai

kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari

pengalaman masa lalu seseorang. Kecerdasan bergantung pada konteks, tugas

serta tuntutan yang diajukan oleh kehidupan kita, dan bukan tergantung pada nilai

IQ, gelar perguruan tinggi atau reputasi bergengsi.

Namun, skala kecerdasan yang selama ini dipakai, ternyata memiliki

banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan kinerja yang sukses

untuk masa depan seseorang.

1.2 Pengertian Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligencies)

Kecerdasan majemuk diperkenalkan oleh Prof. Howard Gardner, yaitu

seorang psikolog dan profesor utama di Cognition and Education, Harvard

Graduate School of Education dan juga profesor di bidang Neurologi, Boston

University School of Medicine.

Konsep ini memiliki esensi bahwa setiap orang adalah unik, setiap orang

perlu menyadari dan mengembangkan ragam kecerdasan manusia dan kombinasi-

kombinasinya. Setiap siswa berbeda karena mempunyai kombinasi kecerdasan

yang berlainan.

Page 3: Paper Multiple Intelligences

Kecerdasan-kecerdasan tersebut kemudian terbagi menjadi 9 jenis.

1.3 Jenis-Jenis Kecerdasan

Menurut Prof. Howard Gardner ragam kecerdasan terbagi menjadi 9 jenis,

yaitu:

1. Kecerdasan Verbal - Linguistik

2. Kecerdasan Matematis - Logis

3. Kecerdasan Visual - Spasial

4. Kecerdasan Kinestetis - Jasmani

5. Kecerdasan Musikal

6. Kecerdasan Interpersonal

7. Kecerdasan Intrapersonal

8. Kecerdasan Naturalis

9. Kecerdasan Eksistensial

1.4 Perincian Kecerdasan Majemuk

1. Kecerdasan Verbal - Linguistik

Kecerdasan bahasa menunjukkan kemampuan seseorang untuk

menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan, dalam

berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya.

Peserta didik dengan kecerdasan bahasa yang tinggi umumnya ditandai dengan

kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan suatu bahasa

seperti membaca, menulis karangan, membuat puisi, menyusun kata-kata mutiara,

dan sebagainya. Peserta didik seperti ini juga cenderung memiliki daya ingat yang

kuat, misalnya terhadap nama-nama orang, istilah-istilah baru, maupun hal-hal

yang sifatnya detail. Mereka cenderung lebih mudah belajar dengan cara

mendengarkan dan verbalisasi. Dalam hal penguasaan suatu bahasa baru, peserta

didik ini umumnya memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

peserta didik lainnya.

Kecerdasan verbal-linguistik ini merupakan kecerdasan para jurnalis, juru

cerita, penyair, dan pengacara. Jenis pemikiran inilah yang menghasilkan King

Lear karya Shakespeare, Odyssey karya Homerus, dan Kisah Seribu Satu Malam

Page 4: Paper Multiple Intelligences

dari Arab. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargumentasi, meyakinkan

orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang

diucapkannya. Mereka senang bermain-main dengan bunyi bahasa melalui teka-

teki kata, permainan kata (pun), dan tongue twister. Kadang-kadang mereka pun

mahir dalam hal-hal kecil, sebab mereka mampu mengingat berbagai fakta. Bisa

jadi mereka adalah ahli sastra. Mereka gemar sekali membaca, dapat menulis

dengan jelas, dan dapat mengartikan bahasa tulisan secara luas. Kecerdasan ini

lazim pula dijumpai pada novelis, penulis iklan, penulis naskah, orator, pemimpin

politik, editor, dan penulis pidato.

Adapun deskripsi atau ciri yang menonjol pada pemilik kecerdasan ini,

antara lain :

• Sensitif terhadap pola

• Teratur, sistematis

• Mampu beragumentasi

• Suka mendengarkan, membaca, dan menulis

• Suka drama, puisi, buku

• Mengeja dengan mudah

• Suka permainan kata

• Punya ingatan tajam pada hal-hal sepele

• Mempunyai kosa kata yang kaya

• Pembicara publik dan tukang debat andal, fasih dan ekspresif, pandai

menjelaskan sesuatu

2. Kecerdasan Matematis – Logis

Kecerdasan matematis - logis menunjukkan kemampuan seseorang dalam

berpikir secara induktif dan deduktif, berpikir menurut aturan logika, memahami

dan menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan masalah dengan

menggunakan kemampuan berpikir. Apabila kurang memahami, mereka akan

cenderung berusaha untuk bertanya dan mencari jawaban atas hal yang kurang

dipahaminya tersebut. Peserta didik ini juga sangat menyukai berbagai permainan

yang banyak melibatkan kegiatan berpikir aktif, seperti catur dan bermain teka-

teki

Page 5: Paper Multiple Intelligences

Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan

pemrogram komputer. Newton menggunakan kecerdasan ini ketika ia menemukan

kalkulus. Demikian pula dengan Einstein ketika ia menyusun teori relativitasnya.

Kecerdasan ini lazim dijumpai pada ahli matematika, sarjana, pemburu binatang,

penyelidik polisi, pengacara, dan akuntan.

Adapun deskripsi atau ciri yang menonjol pada pemilik kecerdasan ini, antara

lain :

• Suka berpikir abstrak, penjelasan logis, mengerjakan teka-teki, berhitung

• Suka pada ketepatan, teratur, langkah demi langkah

• Menggunakan struktur logis

• Sangat suka memecahkan masalah

• Sangat suka bereksperimen secara logis

• Suka mencatat secara teratur

• Mencatat sesuatu dengan teratur

• Mencari pola dari segala sesuatu

3. Kecerdasan Visual – Spasial

Kecerdasan visual-spasial menunjukkan kemampuan seseorang untuk

memahami secara lebih mendalam hubungan antara objek dan ruang. Peserta

didik demikian akan unggul, misalnya dalam permainan mencari jejak pada suatu

kegiatan di kepramukaan.

Kecerdasan visual – spasial mencakup kemampuan untuk menyerap,

mengubah, dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial.

Siapa pun yang merancang piramida di Mesir, pasti mempunyai kecerdasan ini.

Demikian pula dengan tokoh-tokoh seperti Thomas Edison, Pablo Picasso, dan

Ansel Adams. Orang dengan tingkat kecerdasan spasial yang tinggi hampir selalu

mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat

menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide

secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga

dimensi. Kecerdasan ini lazim dijumpai pada arsitek, fotografer, artis, pilot,

insinyur mesin, pelukis, pemahat, navigator, pemain catur, ahli fisika, bahkan ahli

strategi perang.

Page 6: Paper Multiple Intelligences

Adapun deskripsi atau ciri yang menonjol pada pemilik kecerdasan ini,

antara lain :

• Berpikir dengan gambar

• Menggunakan citra mental

• Menggunakan metafora

• Indra konfigurasi kuat

• Suka seni, menggambar, memahat

• Mudah baca grafik, peta, diagram arah

• Mengingat berdasarkan gambar

• Memiliki indra warna hebat

• Menggunakan semua indra untuk imajinasi

• Senang mengamati

• Kecerdasan visual-spasial tidak selalu muncul bersamaan

4. Kecerdasan Kinestetis – Jasmani

Kecerdasan kinestetik menunjukkan kemampuan seseorang untuk secara

aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi

dan memecahkan berbagai masalah. Hal ini dapat dijumpai pada peserta didik

yang unggul pada salah satu cabang olahraga, seperti bulu tangkis, sepakbola,

tenis, renang, dan sebagainya, atau bisa pula dijumpai pada peserta didik yang

pandai menari, terampil bermain akrobat, atau unggul dalam bermain sulap.

Kecerdasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan

kete-rampilan dalam menangani benda. Atlet, pengrajin, montir, dan ahli bedah

mempunyai kecerdasan kinestetik-jasmani tingkat tinggi. Demikian pula Charlie

Chaplin, yang memanfaatkan kecerdasan ini untuk melakukan gerakan tap dance

sebagai "Little Tramp". Orang dengan kecerdasan fisik memiliki keterampilan

dalam menjahit, bertukang, atau merakit model. Selain profesi yang telah

disebutkan di atas, kecerdasan ini lazim pula dijumpai pada penari, aktor, penemu,

ahli mimik/ekspresi, karateka, pembalap, dan pekerja luar.

Adapun deskripsi atau ciri menonjol pada kecerdasan kinestetis – jasmani

ini, antara lain :

Page 7: Paper Multiple Intelligences

• Memiliki daya kontrol yang baik terhadap tubuh dan obyek

• “Timing” bagus

• respons/refleks terlatih terutama terhadap lingkungan fisik

• belajar paling efektif dengan bergerak dan melibatkan diri dengan kelompok

• Suka melakukan olahraga fisik, bermain

• Tampil bekerja dengan tangan

• Suka menggunakan manipulasi

• Gampang mengingat apa yang dilakukan

• Bermain dengan obyek

• Resah jika diam/pasif

• Berpikir mekanis

5. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka

terhadap suara-suara nonverbal yang berada di sekelilingnya, termasuk dalam hal

ini adalah nada dan irama. Peserta didik jenis ini cenderung senang sekali

mendengarkan nada dan irama yang indah, entah melalui senandung yang

dilagukannya sendiri, mendengarkan tape recorder, radio, pertunjukan orkestra,

atau alat musik dimainkannya sendiri. Mereka juga lebih mudah mengingat

sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengan musik.

Ciri utama kecerdasan ini adalah kemampuan untuk menyerap,

menghargai, dan menciptakan irama dan melodi. Bach, Beethoven, atau Brahms,

dan juga pemain gamelan Bali atau penyanyi cerita epik Yugoslavia, semuanya

mempunyai kecerdasan ini. Kecerdasan musikal lazim dijumpai pada pemain

drama, penggubah lagu, konduktor, penikmat musik, penata rekaman, pembuat

instrumen musik, penyelaras piano, dan budaya tradisional (tanpa bahasa tulis).

Adapun deskripsi atau ciri menonjol pada kecerdasan musikal ini, antara

lain :

• Sensitif terhadap nada, irama dan wahana musik

• Sensitif terhadap kekuatan musik

• Sensitif terhadap susunan musik rumit

• Bisa jadi amat spiritual

Page 8: Paper Multiple Intelligences

• Menyukai bunyi-bunyi dari alam

• Menikmati mendengarkan musik

6. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka

terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan

berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi dengan lingkungan

di sekelilingnya. Kecerdasan semacam ini juga sering disebut sebagai kecerdasan

sosial, yang selain kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman,

juga mencakup kemampuan seperti memimpin, mengorganisir, menangani

perselisihan antar teman, memperoleh simpati dari peserta didik yang lain, dan

sebagainya.

Direktur sosial sebuah kapal pesiar harus mempunyai kecerdasan ini, sama

halnya dengan pemimpin perusahaan besar. Seseorang yang mempunyai

kecerdasan antarpribadi bisa mempunyai rasa belas kasihan dan tanggung jawab

sosial yang besar seperti Mahatma Gandhi, atau bisa juga suka memanipulasi dan

licik seperti Machiavelli. Namun, mereka semua mempunyai kemampuan untuk

memahami orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang yang

bersangkutan. Oleh karena itu, mereka dapat menjadi networker, perunding, guru

yang ulung, politisi, pemimpin religius, penasehat, psikolog, penjual, manajer, dan

relasi publik.

Adapun deskripsi atau ciri yang menonjol pada kecerdasan interpersonal

ini, antara lain :

• Kemampuan negosiasi tinggi

• Mahir berhubungan dengan orang lain

• Tertarik pada pikiran dan perasaan orang lain

• Peka terhadap reaksi dan suasanan hati orang lain

• Menikmati berada di tengah banyak orang dan kegiatan bersama

• Punya banyak teman

• Mampu berkomunikasi dengan baik

• Suka menengahi pertengkaran

• Suka bekerja sama

Page 9: Paper Multiple Intelligences

• “Membaca” situasi sosial dengan baik

• Terlibat aktif dalam kegiatan masyarakat

7. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka

terhadap perasaan dirinya sendiri. Ia cenderung mampu untuk mengenali berbagai

kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya sendiri.

Pemilik kecerdasan ini sangat mawas diri dan suka bermeditasi,

berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya,

mereka juga sangat mandiri, sangat terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin.

Secara garis besar, mereka merupakan orang yang gemar belajar sendiri dan lebih

suka bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain. (Armstrong: 1999: 3-6).

Kecerdasan intrapersonal lazim dijumpai pada konselor, filosof, guru,

wirausahawan, mistikus, novelis, dan orang tua bijak.

Adapun deskripsi atau ciri menonjol pada kecerdasan intrapersonal ini,

antara lain :

• Sadar diri (kekuatan dan kelemahan)

• Paham betul akan perasaan diri

• Sensitif terhadap nilai diri

• Sensitif terhadap tujuan hidup

• Memiliki kemampuan intuitif

• Memiliki motivasi diri (instrinsik)

• Suka menyendiri, senang bekerja terpisah dari orang lain

• Ingin berbeda dari orang kebanyakan

• Senang merenungkan dan mengambil kesimpulan dari masa lalu pribadi

• Menghargai privasi dan ketenangan

• Kecakapan inti dari kecerdasan ini adalah kemampuan mengakses sisi batiniah

diri 

8. Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan naturalis menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka

terhadap lingkungan alam, misalnya senang berada di lingkungan alam yang

Page 10: Paper Multiple Intelligences

terbuka seperti pantai, gunung, cagar alam, atau hutan.

Salah satu contoh orang yang mungkin punya inteligensi lingkungan tinggi

adalah Charles Darwin. Kemampuan Darwin untuk mengidentifikasi dan

mengklasifikasi serangga, burung, ikan, mamalia, membantunya mengembangkan

teori evolusi.

Inteligensi lingkungan masih dalam penelitian lebih lanjut karena masih

ada yang merasa bahwa inteligensi ini sudah termasuk dalam inteligensi

matematis-logis. Namun, Gardner berpendapat bahwa inteligensi ini memang

berbeda dengan inteligensi matematis-logis.

Kecerdasan ini lazim dijumpai pada petani, aktifis Green Peace, ahli botani dan

biologi, dan ahli lingkungan hidup.

Adapun deskripsi atau ciri yang menonjol dari kecerdasan naturalis ini,

antara lain :

• Mampu mengenali unsur alami

• Ingin hidup selaras dengan alam

• Punya segudang ide untuk konservasi alam

• Merasa dekat dengan alam

• Mampu ‘dekat’ dengan hewan

• Sensitif dengan tanda-tanda alam

• Peka terhadap ciri-ciri gejala alam

• Aktif dalam kegiatan menjaga lingkungan

9. Kecerdasan Eksistensial

Intelegensi ini menyangkut kemampuan seseorang untuk menjawab

persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak

puas hanya menerima keadaannya, keberadaannya secara otomatis, tetapi

mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam. Pertanyaan itu

antara lain: mengapa aku ada, mengapa aku mati, apa makna dari hidup ini,

bagaimana kita sampai ke tujuan hidup. Inteligensi ini tampaknya sangat

berkembang pada banyak filsuf, terlebih filsuf eksistensialis yang selalu

mempertanyakan dan mencoba menjawab persoalan eksistensi hidup manusia.

Page 11: Paper Multiple Intelligences

Filsuf-filsuf seperti Sokrates, Plato, Al-Farabi, Ibn Sina, Al-Kindi, Ibn

Rusyd, Thomas Aquinas, Descartes, Kant, Sartre, Nietzsche termasuk mempunyai

inteligensi eksistensial tinggi.

Anak yang menonjol dengan inteligensi eksistensial akan mempersoalkan

keberadaannya di tengah alam raya yang besar ini. Mengapa kita ada di sini? Apa

peran kita dalam dunia yang besar ini? Mengapa aku ada di sekolah, di tengah

teman-teman, untuk apa ini semua? Anak yang menonjol di sini sering kali

mengajukan pertanyaan yang jarang dipikirkan orang, termasuk gurunya sendiri.

Misalnya, tiba-tiba ia bertanya, "Apa manusia semua akan mati? Kalau semua

akan mati, untuk apa aku hidup?"

Ingatlah bahwa meskipun Anda merasa sangat cocok dengan salah satu

atau dua definisi di atas, sebenarnya Anda mempunyai semua kecerdasan itu.

Tambahan lagi, setiap manusia normal dapat mengem-bangkan ketujuh jenis

kemampuan itu sampai ke tingkat penguasaan tertentu. Setiap pribadi adalah unik,

sebagaimana ketujuh/Delapan/Sembilan kecerdasan itu memperlihatkan

bentuknya dalam kehidupan kita. Jarang sekali ada orang yang dapat mencapai

tingkat penguasaan yang tinggi dalam enam, tujuh atau delapan kecerdasan

tersebut.

Ibn Sina atau Al Kindi mungkin beberapa orang dengan kecerdasan yang

sangat banyak. Ia Dokter ulung, filosof, ahli bahasa, Negarawan, penulis dll, Al

Kindi juga Dokter, Pemusik handal (konon katanya ia menyembuhkan penyakit

orang dengan musik), Filosof, penulis, penerjemah dengan penguasaan berbagai

bahasa, dan pemilik kebun-binatang yang cukup luas dan lengkap. Rudolf Steiner,

pemikir Jerman awal abad ke-20 juga. Ia adalah filsuf, penulis, dan ilmuwan. Ia

juga menciptakan sistem dansa, teori warna, dan sistem berkebun, sekaligus

pematung, ahli teori sosial, dan arsitek.