13

Click here to load reader

OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT … Abu... · OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG ... increase in 1 unit of production facilities

  • Upload
    ledieu

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT … Abu... · OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG ... increase in 1 unit of production facilities

OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN

RAKYAT DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PROVINSI SULAWESI TENGAH

Sofya A. Rasyid1 dan Abubakar M. Lahjie

2

1Faperta Universitas Muhammadiyah, Palu. 2Laboratorium Politik, Ekonomi dan Sosial

Kehutanan, Fahutan Unmul, Samarinda

ABSTRACT. Income Optimization of Community Forest Farm in Parigi

Moutong District of Central Sulawesi Province. The research purposes were to

determine the optimum benefit on the commodity forests, how extensive (field

capacity), the rest of the optimum production inputs (capacity) on optimum

revenue, the earnings per hectare sensitivity value and input production in

commodity forest. The research was conducted in Suli, Balinggi, Parigi Moutong,

Central Sulawesi from March to June 2011 on the community forest. The

results showed that the net income optimum of community forest was

Rp1,299,555,000,- or per month amounted to Rp5,000,000,- in 20 years cycle and

7 ha. The earning optimum of community forest was reached by combination of

farming system of nyatoh 2.5 ha, nyatoh and cacao in agroforestry system 1.5 ha,

palapi 0.5 ha, agroforestry palapi and cacao 1.5 ha and cacao 1 ha. The optimum

earning reached at the time when all existing production facilities were used

completely. The optimum income would not change if nyatoh farming income

was Rp286,900,000,- increased to Rp326,899,996,- or decreased

to Rp.246,072,500,-. The nyatoh and cacao agroforestry system income

was Rp326,900,000,- increased to Rp392,224,003,- or decreased to

Rp286,900,004,-. The palapi monoculture farming income was Rp 227,700,000,-

increased to Rp286,900,000,-. The palapi and cacao agroforestry system income

was Rp251,700,000,- increased to Rp326,900,000,-. The cocao

monoculture system income was Rp111,360,000,- increased to

Rp1,222,473,335,-. The changes of increase or decrease in revenue were

influenced by the price of timber in the market and the potential outcome of

stands per hectare during the cycle. The sensitivity value indicated that the

increase in 1 unit of production facilities for seeds, cacao seeds, making holes,

planters, manure, insecticides, maintenance 3x a year, NPK, Urea, KCL, TSP,

cacao harvesting and harvesting did not change the optimum value of income due

to the addition of 1 unit production of any means of production would only be a

residual value stock. It is suggested that the farmers should use the existing

production facilities of stock remaining value as optimum as possible according

to the land capacity and better use agroforestry to manage their land than

monoculture system and pay attention to the standing crops selection and plant

combination, so it can increase the revenue.

Kata kunci: pendapatan optimum, agroforestri, kakao, palapi, nyatoh

Hutan rakyat mempunyai peran positif baik secara ekonomi maupun secara ekologi.

Secara ekonomi hutan rakyat dapat meningkatkan pendapatan, penyediaan lapangan

kerja dan memacu pembangunan daerah, sedangkan dari aspek ekologi, hutan rakyat

mampu berperan positip dalam mengendalikan erosi dan limpasan permukaan,

173

Page 2: OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT … Abu... · OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG ... increase in 1 unit of production facilities

JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 4 (2), OKTOBER 2011 174

memperbaiki kesuburan tanah dan menjaga keseimbangan tata air.

Lahan kritis di Sulawesi Tengah seluruhnya seluas 625.302,80 ha. Dari luas

tersebut ±220.333,33 ha terletak di dalam kawasan hutan dan ±404.969,47 ha berada

di luar kawasan hutan. Di Kabupaten Parigi Moutong, lahan kritis seluruhnya seluas

99.997,31 ha, dengan rincian seluas 24.292.,97 ha terletak di dalam kawasan hutan

dan seluas 75.704,34 ha terletak di luar kawasan hutan. Berdasarkan data tersebut

lahan kritis yang berada di luar kawasan hutan atau kawasan budidaya Areal

Penggunaan Lain (APL) mencapai 33,36% dari seluruh kawasan budidaya APL

seluas 226.949 ha (Anonim, 2009).

Salah satu pola rehabilitasi lahan adalah dengan membangun hutan rakyat.

Melalui pembangunan hutan rakyat akan terjadi peningkatan produktivitas lahan

serta menunjang konservasi tanah dan air (Andayani, 1995). Pada lahan yang sempit

tersebut petani harus mendapatkan bahan-bahan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-

hari. Kendala lain yang dihadapi petani ialah rendahnya tingkat pendidikan petani

terutama dalam penguasaan teknologi budidaya hutan. Pengetahuan yang dimiliki

petani hutan rakyat adalah hasil budaya turun temurun, akibatnya pengelolaan lahan

dilakukan secara sederhana, baik dari segi pengaturan pola tanam maupun teknologi

konservasi (Sudiana, 2006).

Pengembangan hutan rakyat pada dasarnya ditujukan untuk memenuhi

kekurangan kayu yang tidak dapat dipenuhi dari hutan alam sebagai akibat lebih

besarnya permintaan dibandingkan dengan penawaran kayu. Selain itu juga untuk

penghijauan, membantu masyarakat desa memenuhi kebutuhan kayu bangunan,

kayu bakar, kebutuhan bahan baku industri, peningkatan kualitas lingkungan,

peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan (Anonim,

1990).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar pendapatan optimum

(Z) usahatani hutan rakyat, mengetahui berapa luas (kapasitas lahan) pada saat

pendapatan optimum, mengetahui berapa nilai sisa penggunaan sarana produksi

pada saat pendapatan optimum, mengetahui nilai sensitivitas pendapatan per hektar

usahatani hutan rakyat dan mengetahui nilai sensitivitas sarana produksi usahatani

hutan rakyat.

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah menjadi informasi bagi

petani hutan rakyat untuk mengetahui performa usahatani hutan rakyat sekarang,

apakah kondisi sekarang sudah mencapai kondisi produksi yang optimal atau belum

berproduksi optimal, sehingga petani dapat menentukan alternatif kombinasi

usahatani yang dihasilkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di Desa Suli Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi

Moutong Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan

yakni bulan Maret sampai dengan Juni 2011 yang meliputi persiapan penelitian,

pengambilan data primer dan sekunder.

Objek utama yang ditelaah dalam penelitian ini adalah petani pemilik hutan

hutan rakyat di Desa Suli yang mengusahakan tanaman agroforestri nyatoh, palapi

dan kakao, dengan meliputi input sarana produksi dan optimalisasi pendapatan yang

Page 3: OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT … Abu... · OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG ... increase in 1 unit of production facilities

175 Rasyid dan Lahjie (2011). Optimalisasi Pendapatan Usahatani

diterima dari usahatani hutan rakyat tersebut.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi, kuesioner dan

format isian, global positioning system (GPS), kamera foto dan video untuk

merekam kegiatan dan objek observasi, terutama objek-objek penting yang diseleksi

dan ditampilkan dalam hasil penelitian ini serta software LINDO (linear interactive

and discrete optimizer) adalah suatu bahasa program yang digunakan dalam suatu

persamaan linear dengan n variabel.

Jenis data penelitian yang dikumpulkan meliputi data primer yang dihasilkan

dari penelitian dan wawancara langsung dengan objek penelitian meliputi,

pelaksanaan pengelolaan lahan, input sarana produksi meliputi bibit, pupuk, tenaga

kerja dan besarnya produksi masing-masing jenis tanaman. Data sekunder yaitu data

atau informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan atau dokumentasi berupa data

statistik maupun hasil penelitian yang diperoleh dari dinas/instansi atau lembaga

yang terkait dalam keperluan penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penggunaan Input Sarana Produksi Berdasarkan Persediaan dan Jangka

Waktu

1. Tahapan kegiatan penggunaan sarana produksi nyatoh, palapi, kakao,

berdasarkan persediaan dan jangka waktu dengan pola tanam monokultur

Tahapan dalam kegiatan penggunaan sarana produksi dalam pengusahaan

nyatoh, palapi dan kakao berdasarkan persediaan dan jangka waktu selama daur 20

tahun adalah sebagai berikut:

Nyatoh (Palaquium sp.)

Sarana produksi yang digunakan dalam pengusahaan hutan rakyat jenis nyatoh

selama daur 20 tahun dapat terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Sarana Produksi dan Jangka Waktu Pengolahan Nyatoh

Sarana produksi Jangka waktu (tahun) Persediaan (ha) Unit

Bibit

Pembuat lubang

Penanam

Pupuk kandang

Insektisida

Pemeliharaan 3x setahun

NPK

Penebangan

Pemanenan

1

1

1

1 s/d 4

1 s/d 8

1 s/d 5

1 s/d 3

10 dan 15

20

400

4

6

3000

8

500

300

5

15

Batang

HOK

HOK

Kg

Liter

HOK

Kg

HOK

HOK

Palapi (Heritiera sp.)

Sarana produksi yang digunakan dalam pengusahaan hutan rakyat jenis palapi

selama daur 20 tahun dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 4: OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT … Abu... · OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG ... increase in 1 unit of production facilities

JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 4 (2), OKTOBER 2011 176

Tabel 2. Sarana Produksi dan Jangka Waktu Pengolahan Palapi

Sarana produksi Jangka waktu (tahun) Persediaan (ha) Unit

Bibit

Pembuat lubang

Penanam

Pupuk kandang

Insektisida

Pemeliharaan 3x setahun

NPK

Penebangan

Pemanenan

1

1

1

1 s.d 4

1 s.d 8

1 s.d 5

1 s.d 3

10 dan 15

20

400

4

6

3000

8

500

300

5

15

Batang

HOK

HOK

Kg

Liter

HOK

Kg

HOK

HOK

Kakao (Theobroma cacao L.)

Sarana produksi yang digunakan dalam pengusahaan hutan rakyat jenis kakao

selama daur 15 tahun dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Sarana Produksi dan Jangka Waktu Pengolahan Kakao

Sarana produksi Jangka waktu (tahun) Persediaan (ha) Unit

Bibit

Pembuat lubang

Penanam

Pupuk kandang

Insektisida

Pemeliharaan 3x setahun

Urea

KCL

TSP

Pemanenan

1

1

1

1 s.d 4

1 s.d 10

1 s.d 10

1 s.d 10

1 s.d 10

1 s.d 10

4 s.d 15

1000

4

6

5000

10

750

500

300

300

1200

Batang

HOK

HOK

Kg

Liter

HOK

Kg

Kg

Kg

HOK

2. Tahapan kegiatan penggunaan input produksi nyatoh, palapi, kakao

berdasarkan persediaan dan jangka waktu dengan pola agroforestri

Tahapan dalam kegiatan penggunaan input sarana produksi agroforestri nyatoh,

palapi dan kakao berdasarkan persediaan dan jangka waktu selama daur 20 tahun

adalah sebagai berikut:

Agroforestri Nyatoh dan Kakao

Sarana produksi yang di gunakan dalam pengusahaan hutan rakyat jenis

agroforestri nyatoh dan kakao selama daur 20 tahun dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Produksi dan Jangka Waktu Pengolahan Agroforestri Nyatoh dan Kakao

Sarana produksi Jangka waktu (tahun) Persediaan (ha) Unit

Bibit nyatoh

Bibit kakao

Pembuat lubang

Penanam

Pupuk kandang

Insektisida

Pemeliharaan 3x setahun

NPK

1

1

1

1

1 s/d 4

1 s/d 10

1 s/d 10

1 s/d 10

300

500

8

12

5000

10

700

500

Batang

Batang

HOK

HOK

Kg

Liter

HOK

Kg

Page 5: OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT … Abu... · OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG ... increase in 1 unit of production facilities

177 Rasyid dan Lahjie (2011). Optimalisasi Pendapatan Usahatani

Tabel 4 (lanjutan)

Urea

KCL

TSP

Penebangan

Pemanenan kakao

Pemanenan nyatoh

1 s/d 10

1 s/d 10

1 s/d 10

10 dan 15

4 s/d 15

20

400

200

300

8

1000

75

Kg

Kg

Kg

HOK

HOK

HOK

Agroforestri Palapi dan Kakao

Sarana produksi yang digunakan dalam pengusahaan hutan rakyat jenis

agroforestri palapi dan kakao selama daur 20 tahun dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Sarana Produksi dan Jangka Waktu Pengolahan Agroforestri Palapi dan Kakao

Sarana produksi Jangka waktu (tahun) Persediaan (ha) Unit

Bibit palapi

Bibit kakao

Pembuat lubang

Penanam

Pupuk kandang

Insektisida

Pemeliharaan 3x setahun

NPK

Urea

KCL

TSP

Penebangan

Pemanenan kakao

Pemanenan

1

1

1

1

1 s/d 4

1 s/d 10

1 s/d 10

1 s/d 3

1 s/d 10

1 s/d 10

1 s/d 10

10 dan 15

4 s/d 15

20

300

500

8

12

5000

10

700

500

400

200

300

8

1000

75

Batang

Batang

HOK

HOK

Kg

Liter

HOK

Kg

Kg

Kg

Kg

HOK

HOK

HOK

B. Analisis Program Linear (LP)

Perumusan model

Perumusan model program linear untuk perencanaan yang ditampilkan

memiliki variabel-variabel keputusan dan kendala-kendala, dalam hal ini

sumberdaya yang tersedia untuk menghasilkan seluruh jenis produksi pada masing-

masing industri dengan satu fungsi tujuan yaitu memaksimumkan pendapatan.

Pendapatan dan biaya usahatani hutan rakyat

Pendapatan usahatani hutan rakyat diperoleh dari penjualan kayu hasil tebangan

dan penebangan hasil hutan rakyat serta hasil panen kakao. Besarnya pendapatan

usahatani hutan rakyat dapat dihitung berdasarkan kepada banyaknya rata-rata panen

dari bentuk produk pohon berdiri per satuan luas dikalikan dengan nilai uang yang

berlaku sekarang. Jenis pendapatan usahatani hutan rakyat ditampilkan pada

Tabel 6. Pada tabel tersebut diketahui bahwa pendapatan total untuk 5 jenis

usahatani rakyat adalah sebesar Rp1.203.560.000,-/ha selama daur 20 tahun, untuk

usahatani agroforestri nyatoh dan kakao pendapatan yang diperoleh lebih tinggi

dibandingkan dengan usahatani rakyat monokultur. Hal ini membuktikan bahwa

usahatani dengan sistem agroforestri mempunyai prospek yang baik dalam

Page 6: OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT … Abu... · OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG ... increase in 1 unit of production facilities

JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 4 (2), OKTOBER 2011 178

pengembangan usahatani hutan rakyat, namun lebih besar dalam menggunakan

biaya.

Tabel 6. Pendapatan Usahatani Hutan Rakyat Per Hektar (Daur 20 Tahun)

Jenis Unit Pendapatan (Rp/ha) Nilai (Rp)

Nyatoh

Penebangan I

Penebangan II

Pemanenan

3 m3

4 m3

236 m3

300.000

700.000

1.200.000

900.000

2.800.000

283.200.000

Pendapatan A 286.900.000

Agroforestri Nyatoh dan Kakao

Penebangan I

Penebangan II

Pemanenan

Pemanenan kakao

3 m3

4 m3

203 m3

3.980 kg

300.000

700.000

1.200.000

20.000

900.000

2.800.000

243.600.000

79.600.000

Pendapatan B 326.900.000

Palapi

Penebangan I

Penebangan II

Pemanenan

4 m3

5 m3

185 m3

300.000

700.000

1.200.000

1.200.000

3.500.000

222.000.000

Pendapatan C 226.700.000

Agroforestri Palapi dan Kakao

Penebangan I

Penebangan II

Pemanenan

Pemanenan kakao

3 m3

4 m3

145 m3

3.700 kg

300.000

700.000

1.200.000

20.000

900.000

2.800.000

174.000.000

74.000.000

Pendapatan D 251.700.000

Kakao

Pemanenan kakao

5.568 kg

20.000

111.360.000

Pendapatan A+B+C+D+E 1.203.560.000

Total pendapatan dengan kombinasi usahatani hutan rakyat dapat dilihat pada

Tabel 7.

Tabel 7. Pendapatan dan Kombinasi Jenis Usahatani Hutan Rakyat Selama Daur 20 Tahun

Jenis usahatani Luas (ha) Pendapatan (Rp/ha) Pendapatan total (Rp)

Nyatoh

Agroforestri nyatoh dan kakao

Palapi

Agroforetri palapi dan kakao

Kakao

2,5

1,5

0,5

1,5

1

286.900.000

326.900.000

226.700.000

251.700.000

111.360.000

717.250.000

490.350.000

113.350.000

377.550.000

111.360.000

Jumlah 7 1.205.800.000 1.809.860.000

Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa pendapatan optimum usahatani hutan rakyat

sebesar Rp1.809.860.000,- dengan menghasilkan 5 jenis usahatani selama daur 20

tahun adalah 7 ha.

Biaya adalah input yang digunakan untuk menghasilkan output. Penggunaan

biaya-biaya dalam usahatani hutan rakyat dapat dilihat pada Tabel 8.

Page 7: OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT … Abu... · OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG ... increase in 1 unit of production facilities

179 Rasyid dan Lahjie (2011). Optimalisasi Pendapatan Usahatani

Tabel 8. Biaya Usahatani Hutan Rakyat Per Hektar (Daur 20 Tahun)

Jenis Unit Harga (Rp) NiIai (Rp)

Nyatoh

Bibit (batang)

Pembuatan lubang(HOK)

Penanaman (HOK)

Pupuk kandang(kg)

Insektisida (liter)

Pemeliharaan 3x setahun (HOK)

NPK(kg)

Penebangan (HOK)

Pemanenan (HOK)

400

4

6

3000

8

500

300

5

15

3.000

40.000

40.000

2.000

110.000

40.000

7.000

50.000

75.000

1.200.000

160.000

240.000

6.000.000

880.000

20.000.000

2.100.000

250.000

1.125.000

Biaya A 31.955.000

Agroforestri Nyatoh dan Kakao

Bibit (batang)

Pembuatan lubang(HOK)

Penanaman (HOK)

Pupuk kandang(kg)

Insektisida (liter)

Pemeliharaan 3x setahun (HOK)

NPK(kg)

Urea (kg)

KCL (kg)

TSP (kg)

Penebangan (HOK)

Pemanenan kakao (HOK)

Pemanenan (HOK)

800

8

12

5000

10

700

500

400

200

300

8

1000

75

2.500

40.000

40.000

2.000

110.000

40.000

7.000

1.500

7.600

2.000

50.000

50.000

50.000

2.000.000

320.000

480.000

10.000.000

1.100.000

28.000.000

3.500.000

600.000

1.520.000

600.000

400.000

50.000.000

3.750.000

Biaya B 102.270.000

Palapi

Bibit (batang)

Pembuatan lubang(HOK)

Penanaman (HOK)

Pupuk kandang(kg)

Insektisida (liter)

Pemeliharaan 3x setahun (HOK)

NPK(kg)

Penebangan (HOK)

Pemanenan (HOK

400

4

6

3000

8

500

300

5

15

3.000

40.000

40.000

2.000

110.000

40.000

7.000

50.000

75.000

1.200.000

160.000

240.000

6.000.000

880.000

20.000.000

2.100.000

250.000

1.125.000

Biaya C 31.955.000

Agroforestri Palapi dan Kakao

Bibit (batang)

Pembuatan lubang(HOK)

Penanaman (HOK)

Pupuk kandang(kg)

Insektisida (liter)

Pemeliharaan 3x setahun (HOK)

NPK(kg)

Urea (kg)

KCL (kg)

TSP (kg)

Penebangan (HOK)

Pemanenan kakao (HOK)

Pemanenan (HOK)

800

8

12

5000

10

700

500

400

200

300

8

1000

75

2.500

40.000

40.000

2.000

110.000

40.000

7.000

1.500

7.600

2.000

50.000

50.000

50.000

2.000.000

320.000

480.000

10.000.000

1.100.000

28.000.000

3.500.000

600.000

1.520.000

600.000

400.000

50.000.000

3.750.000

Biaya D 102.270.000

Page 8: OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT … Abu... · OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG ... increase in 1 unit of production facilities

JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 4 (2), OKTOBER 2011 180

Tabel 8 (lanjutan)

Jenis Unit Harga (Rp) NiIai (Rp)

Kakao

Bibit kakao (batang)

Pembuatan lubang(HOK)

Penanaman (HOK)

Pupuk kandang(kg)

Insektisida (liter)

Pemeliharaan 3x setahun (HOK)

Urea (kg)

KCL (kg)

TSP (kg)

Pemanenan kakao (HOK)

1000

4

6

5000

10

750

500

300

300

1200

2.500

40.000

40.000

2.000

110.000

40.000

1500

7.600

2.000

50.000

2.500.000

160.000

240.000

10.000.000

1.100.000

30.000.000

750.000

2.280.000

600.000

60.000.000

Biaya E 107.630.000

Biaya A+B+C+D+E 376.080.000

Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa total biaya 5 jenis usahatani hutan rakyat

adalah sebesar Rp376.080.000,-/ha selama daur 20 tahun. Pada usahatani kakao

biaya yang dikeluarkan lebih tinggi dari usahatani hutan rakyat sistem agroforestri

nyatoh dan kakao, hal ini dikarenakan banyaknya penggunaan sarana produksi

selama proses produksi. Total biaya produksi usahatani hutan rakyat dapat dilihat

pada Tabel 9.

Tabel 9. Biaya Produksi Usahatani Hutan Rakyat Setelah Pendapatan Optimum Selama Daur 20

Tahun

Jenis usahatani Luas (ha) Biaya (Rp/ha) Biaya total (Rp)

Nyatoh

Agroforestri nyatoh dan kakao

Palapi

Agroforetri palapi dan kakao

Kakao

2,5

1,5

0,5

1,5

1

31.955.000

102.270.000

31.955.000

102.270.000

107.630.000

79.887.500

153.405.000

15.977.500

153.405.000

107.630.000

Jumlah 7 376.080.000 510.305.000

Pada Tabel 9 menunjukkan bahwa biaya optimum usahatani hutan rakyat

sebesar Rp.510.305.000,- dengan menghasilkan 5 jenis usahatani selama daur 20

tahun adalah 7 ha.

Pendapatan bersih merupakan pengurangan dari total pendapatan dan total

biaya. Pendapatan bersih usahatani hutan rakyat dapat dilihat pada Tabel 10 berikut:

Tabel 10. Pendapatan Usahatani Hutan Rakyat Setelah Optimum Selama Daur 20 Tahun

Jenis

usahatani

Luas

(ha)

Pendapatan

total (Rp)

Biaya total

(Rp)

Pendapatan

bersih (Rp)

Nyatoh

Agroforestri nyatoh dan kakao

Palapi

Agroforetri palapi dan kakao

Kakao

2,5

1,5

0,5

1,5

1

717.250.000

490.350.000

113.350.000

377.550.000

111.360.000

79.887.500

153.405.000

15.977.500

153.405.000

107.630.000

637.362.500

336.945.000

97.372.500

224.145.000

3.730.000

Jumlah 7 1.809.860.000 510.305.000 1.299.555.000

Page 9: OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT … Abu... · OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG ... increase in 1 unit of production facilities

181 Rasyid dan Lahjie (2011). Optimalisasi Pendapatan Usahatani

Tabel 10 menunjukkan bahwa pendapatan bersih dari 5 jenis usahatani rakyat

adalah sebesar Rp1.299.555.000,-. Artinya jika kepala keluarga memiliki lahan

seluas 7 ha, maka pendapatan per bulan adalah Rp5.000.000,-. Hal ini membuktikan

bahwa usahatani dengan sistem kombinasi mempunyai prospek yang baik dalam

pengembangan usahatani hutan rakyat.

Nilai sisa sarana produksi saat pendapatan optimum

Sarana yang digunakan petani dalam penelitian ini berbentuk bahan baku fisik.

Pada saat usahatani mencapai pendapatan optimum, sarana produksi yang digunakan

belum semua terpakai jadi masih terdapat nilai sisa, namun jika sarana produksi

tersebut habis terpakai, maka terdapat nilai penambahan pendapatan optimum setiap

1 unit (Tabel 11).

Tabel 11. Rekapitulasi Sarana Produksi Usahatani Hutan Rakyat Selama Daur 20 tahun

No Sarana produksi Sisa persediaan Kenaikan pendapatan (Rp)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Luas lahan

Bibit

Bibit kakao

Pembuat lubang

Penanam

Pupuk kandang

Insektisida

Pemeliharaan 3x setahun

NPK

Urea

KCL

TSP

Penebangan

Pemanenan kakao

Pemanenan

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

220.233.328

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

13.333.333

0

0

Pada Tabel 11 terlihat, bahwa pada saat petani mencapai pendapatan yang

optimum semua bahan baku habis, tetapi untuk luas lahan jika ditambahkan 1 ha

maka pendapatan optimum naik menjadi Rp220.233.328,- dan untuk penebangan

jika ditambahkan 1 HOK maka pendapatan optimum naik menjadi Rp13.333.333,-

Analisis sensitivitas nilai fungsi tujuan

Analisis sensitivitas menjelaskan sampai sejauh mana parameter-parameter

program linier, yaitu koefisien fungsi tujuan boleh berubah tanpa harus

mempengaruhi jawaban optimal atau penyelesaian optimal. Dinamakan demikian

karena analisis ini dikembangkan dari penyelesaian optimal, dalam penelitian ini

fungsi tujuan yaitu pendapatan usahatani hutan rakyat dan jawaban optimalnya

adalah pendapatan optimum. Dari nilai sensitivitas ini petani dapat mengetahui

sampai di mana pendapatan dapat diturunkan atau dinaikkan seperti terlihat pada

Tabel 12.

Page 10: OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT … Abu... · OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG ... increase in 1 unit of production facilities

JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 4 (2), OKTOBER 2011 182

Tabel 12. Analisis Sensitivitas Fungsi Tujuan Usahatani Hutan Rakyat Selama Daur 20 Tahun

No Jenis usahatani Pendapatan

(Rp/ha)

Batas kenaikan

pendapatan (Rp)

Batas penurunan

pendapatan (Rp)

1

2

3

4

5

Nyatoh

Agroforestri nyatoh dan kakao

Palapi

Agroforestri palapi dan kakao

Kakao

286.900.000

326.900.000

226.700.000

251.700.000

111.360.000

39.999.996

65.324.003

60.200.000

75.200.000

108.873.335

40.827.500

39.999.996

0

0

0

Pada Tabel 12 terlihat, bahwa pendapatan optimal tidak akan berubah jika

nyatoh dengan pendapatan Rp286.900.000,- dinaikkan menjadi Rp326.899.996,-

atau diturunkan menjadi Rp246.072.500,-. Agroforestri nyatoh dan kakao dengan

pendapatan Rp326.900.000,- dinaikkan menjadi Rp392.224.003,- atau diturunkan

menjadi Rp286.900.004,-. Palapi dengan pendapatan Rp226.700.000,- dinaikkan

menjadi Rp286.900.000,-. Agroforestri palapi dan kakao dengan pendapatan

Rp251.700.000,- dinaikkan menjadi Rp326.900.000,-. Kakao dengan pendapatan

Rp111.360.000,- dinaikkan menjadi Rp1.222.473.335,-.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas nilai fungsi tujuan adalah:

a. Harga kayu di pasaran. Jika harga kayu per m3 tiap jenis pohon diasumsikan naik

atau turun maka akan mempengaruhi pendapatan per hektar naik ataupun turun.

Perubahan harga kayu tiap jenis pohon di pasaran juga mempengaruhi

pendapatan per hektar.

b. Potensi tegakan per hektar selama daur. Jika potensi tegakan per hektar (m3)

yang didapat pada saat tebang antara (penebangan pertama dan kedua) serta

pemanenan di akhir daur meningkat, maka akan meningkat pula pendapatan per

hektar, begitu pula jika potensi tegakan menurun maka menurun pula pendapatan

per hektar selama daur.

Analisis sensitivitas nilai ruas kanan (persediaan)

Analisis sensitivitas menjelaskan sampai sejauh mana parameter-parameter

program linier, yaitu nilai ruas kanan (persediaan) tanpa harus mempengaruhi nilai

keuntungan setiap penambahan 1 unit sarana produksi atau dinamakan demikian

karena analisis ini dikembangkan dari penyelesaian optimal, dalam penelitian ini

nilai ruas kanan adalah persediaan. Dari nilai sensitivitas ini petani dapat

mengetahui sampai di mana persediaan sarana produksi dapat dinaikkan atau dapat

diturunkan tanpa harus mengalami kerugian seperti terlihat pada Tabel 13. Pada

tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai persediaan luas lahan sebesar 7 ha, jika

dinaikkan atau diturunkan akan mengubah nilai optimum, yang mana setiap

kenaikan persediaan luas lahan 1 ha maka pendapatan optimum bertambah sebesar

Rp220.233.328,- dan jika diturunkan, maka pendapatan akan turun. Untuk bibit,

bibit kakao, pembuatan lubang, penanam, pupuk kandang, insektisida, pemeliharaan

3x setahun, NPK, Urea, KCL, TSP, pemanenan kakao dan pemanenan, jika

dinaikkan sebesar tidak terbatas maka tidak akan mempengaruhi nilai pendapatan

optimum karena setiap penambahan persediaan akan menjadi nilai sisa persediaan.

Untuk penebangan, nilai tidak dapat dinaikkan ataupun diturunkan.

Page 11: OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT … Abu... · OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG ... increase in 1 unit of production facilities

183 Rasyid dan Lahjie (2011). Optimalisasi Pendapatan Usahatani

Tabel 13. Analisis Sensitivitas Nilai Ruas Kanan (Persediaan) Usahatani Hutan Rakyat Selama

20 Tahun (Daur)

No Sarana

produksi

Jumlah

persediaan

Batas kenaikan

persediaan

Batas penurunan

persediaan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Luas lahan

Bibit

Bibit kakao

Pembuat lubang

Penanam

Pupuk kandang

Insektisida

Pemeliharaan 3x setahun

NPK

Urea

KCL

TSP

Penebangan

Pemanenan kakao

Pemanenan

7

3.600

1.000

40

60

29.000

64

4.350

2.400

1.700

900

1.200

39

4.200

270

0

Infinity

Infinity

Infinity

Infinity

Infinity

Infinity

Infinity

Infinity

Infinity

Infinity

Infinity

0

Infinity

Infinity

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pendapatan bersih optimum (Z) usahatani hutan rakyat adalah sebesar

Rp1.299.555.000,- atau per bulan sebesar Rp5.000.000,- dengan luas lahan 7 ha

selama daur 20 tahun.

Pendapatan optimum usahatani hutan rakyat selama daur dicapai dengan

kombinasi model usahatani nyatoh dengan luas lahan sebesar 2,5 ha, agroforestri

nyatoh kakao dengan luas lahan sebesar 1,5 ha, palapi dengan luas lahan sebesar 0,5

ha, agroforestri palapi kakao dengan luas lahan sebesar 1,5 ha dan kakao dengan

luas lahan sebesar 1 ha.

Pendapatan optimum tidak akan berubah, jika pendapatan usahatani nyatoh

sebesar Rp286.900.000,- naik menjadi Rp326.899.996,- atau turun menjadi

Rp246.072.500,-. Agroforestri nyatoh dan kakao dengan pendapatan sebesar

Rp326.900.000,- naik menjadi Rp392.224.003,- atau turun menjadi Rp286.900.004,-

. Palapi dengan pendapatan sebesar Rp227.700.000,- naik menjadi Rp286.900.000,-.

Agroforestri palapi dan kakao dengan pendapatan Rp251.700.000,- naik menjadi

Rp326.900.000,-. Kakao dengan pendapatan sebesar Rp111.360.000,- naik

Rp1.222.473.335,-. Perubahan kenaikan atau penurunan pendapatan dipengaruhi

oleh harga kayu di pasaran serta hasil potensi tegakan per hektar selama daur.

Nilai sensitivitas menunjukan bahwa kenaikan 1 unit sarana produksi untuk

bibit, bibit kakao, pembuatan lubang, penanam, pupuk kandang, insektisida,

pemeliharaan 3x setahun, NPK, Urea, KCL, TSP, pemanenan kakao dan pemanenan

tidak mengubah nilai pendapatan optimum karena penambahan 1 unit produksi

setiap sarana produksi hanya akan menjadi nilai sisa persediaan.

Page 12: OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT … Abu... · OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG ... increase in 1 unit of production facilities

JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 4 (2), OKTOBER 2011 184

Saran

Petani dalam mengkombinasikan usahatani sebaiknya nilai sisa persediaan

sarana produksi yang ada digunakan seoptimal mungkin sesuai dengan kapasitas

lahan, selanjutnya sebaiknya petani dalam mengelola lahannya menggunakan sistem

agroforestri dari pada sistem monokultur dan sebaiknya perlu memperhatikan

pemilihan tegakan pokok dan kombinasi tanaman agar dapat meningkatkan

pendapatan misalnya memilih sistem agroforestri lain dengan tanaman jati, jabon,

jati putih.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani. 1995. Hutan Rakyat dan Peranannya dalam Pembangunan Daerah. Majalah

Kehutanan Indonesia.

Anonim. 1990. Manual Pengembangan Pengelolaan Hutan Rakyat. Dephut, Direktorat

Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan, Jakarta.

Anonim. 2009. Statistik Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah 2008. Palu.

Sudiana, E. 2006. Identifikasi Kelompok Tani dalam Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

di Kabupaten Ciamis. Prosiding Dialog Stakeholders: Dinas Kehutanan Kabupaten

Ciamis. Proyek ITTO PD.271/04.REV.3(F).

Page 13: OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT … Abu... · OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHATANI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG ... increase in 1 unit of production facilities