Opini Ekonomi World Cup Brazil 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Opini bidang ekonomi diselenggarakannya piala dunia Brasil 2014

Citation preview

Piala Dunia dan Ekonomi BrasilSport is the universal language, understood from Milan to Manila, from Montreal to Montevideo. It engages and brings our world together in a way few, if any other activity, can manage. It has an almost unmatched role to play in promoting understanding, healing wounds, mobilizing support for social causes, and breaking down barriers.-Kofi Annan-Sepak bola saat ini bukan hanya sekadar olahraga, ia telah menjadi arena publik yang ditayangkan melalui televisi untuk kontes global antar bangsa. Kesuksesan sepak bola internasional adalah kemampuannya untuk mengembangkan rasa keikutsertaan global dalam acara dengan hasil yang sulit diperhitungkan. Pendukung dari berbagai belahan dunia secara kolektif mengkonstruksikan identitas nasional dimana mereka menempatkan emosi mereka. Pada kenyataannnya pun permainan sebelas lawan sebelas orang ini telah menjadi icon, pemersatu ideologi, bahkan agama bagi banyak orang. Sepak bola merupakan olahraga terpopuler di dunia dengan anggota FIFA bahkan lebih banyak daripada anggota PBB. Piala Dunia FIFA yang dilaksanakan tiap empat tahun sekali, sejak pertama kali digelar di Uruguay pada 1930, dianggap acara olahraga terbesar dengan jangkauan mengglobal. Apabila masyarakat menjadi lebih tertarik pada hasil pertandingan sepak bola dikompetisi ini daripada perkembangan politik dunia tampaknya bukanlah sesuatu yang aneh. Berbagai negara pun berlomba-lomba untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan turnamen ini, tidak terkecuali Indonesia yang sempat mengajukan diri untuk Piala Dunia tahun 2022. Piala Dunia 2014 sendiri akan diselenggarakan pada tanggal 12 Juni sampai 13 Juli di Brasil, negara yang telah lima kali meraih gelar juara dunia.Brasil kini merupakan negara dengan ekonomi nasional terbesar di Amerika Latin, menempati peringkat ketujuh dunia dalam nilai tukar pasar dan dalam Purchasing Power Parity (PPP) menurut IMF dan World Bank. Kemampuan ekonomi tersebut didukung oleh sumber daya alam yang melimpah. Ekonomi Brasil diperkirakan menjadi salah satu dari lima terbesar di dunia dalam beberapa tahun ke depan, begitu juga dengan PDB per kapita yang juga akan terus berkembang. PDB nominal saat ini adalah US$ 2,523 triliun dan PDB per kapita US$ 12.528. Stabilitas makroekonomi, degradasi tingkat kesenjangan pendapatan, serta perdagangan bebas menjadi beberapa faktor yang mendorong kemajuan ekonomi Brasil. Dengan kekuatan ekonomi yang emerging saat ini, maka tidak heran apabila Brasil mencoba memaksimalkan kesempatan untuk menyelenggarakan Piala Dunia, karena secara rasional hal ini tentu akan menguntungkan Brasil.Banyak yang diperdebatkan tentang situasi ekonomi dan sosial negara, terutama setelah tahun lalu masyarakat melakukan protes atas korupsidi kalangan pemerintah dan kenaikan harga transportasi di kota-kota besar seperti Sao Paulo. Dilain pihak, turnamen global seperti Piala Dunia membuka peluang ekonomi baru bagi negara tuan rumah, jumlah uang yang dihabiskan untuk acara ini juga menimbulkan pertanyaan: Apakah itu semua bermanfaat? Apakah benar menjadi tuan rumah Piala Dunia dapat membawa berkah tersendiri bagi rezim yang sekarang dipimpin oleh Dilma Rousseff ini? Pertanyaan yang tidak mudah dijawab; karena untuk melihat dampak pastinya, orang mesti menunggu beberapa tahun setelah selesainya turnamen. Meskipun demikian, orang dapat mulai menghitung-hitung manfaat (atau sebaliknya mudarat) ekonomi dan politik Piala Dunia 2014 bagi Brasil.PROManfaat Pembangunan InfrastukturMenurut pandangan salah seorang ekonom, Caio Megale, Piala Dunia tiba pada momen yang tepat bagi Brasil.Selama dua dekade terakhir, perekonomian negara telah tumbuh secara signifikan berkat meningkatnya konsumsi, dan sekarang lebih stabil.Tetapi tantangan baru terbentang di depan.Kelemahan di bidang infrastruktur dan produktivitas telah menghambat kemajuan ekonomi, menempatkan kebutuhan untuk meningkatkan investasi.Pengorganisasian suatu mega event membuka kesempatan untuk melakukan investasi baru secara besar-besaran dan dapat mempercepat pengembangan di berbagai sektor.Dua belas kota yang menjadi tuan rumah akan mendapatkan keuntungan dari diperluasnya bandara, sistem transportasi, dan layanan telekomunikasi.Meskipun upgrade ini memang diperlukan, mereka tidak akan terjadi secara bersamaan jika bukan untuk Piala Dunia.Going GlobalPiala Dunia mendatangkan kesempatan untuk meningkatkan perdagangan internasional, membuat perusahaan-perusahaan negara itu lebih mengglobal.Hal ini sangat penting bagi Brasil, dimana kurang dari 1 persen ekspor berasal dari usaha kecil dan menengah.Para pengusaha asing telah singgah ke Brasil untuk melakukan bisnis selama persiapan dan akan datang kembali selama turnamen berlangsung.Para pengusaha Brasil dapat mengambil keuntungan dari hal ini dan membangun hubungan internasional yang kuat.Fun, Sun and EnglishEvent ini mendorong perusahaan untuk melatih para pekerja untuk lebih memuaskan pelanggan baru dengan, misalnya, mengajarkan bahasa baru.Dampak terhadap produktivitas pekerja ini menyebabkan upah menjadi lebih tinggi, terutama di negara di mana hanya sebagian kecil dari angkatan kerja yang mampu berbicara bahasa Inggris. Peluang ini yang jelas, seperti di sektor jasa (restoran, event planning dan transportasi), olahraga dan pariwisata.Selain itu,stadion barudan semangat Piala Dunia memiliki efek jangka panjang pada kepentingan penduduk dalam olahraga.CONKalkulasi PerhitunganDi lain pihak, menurut seorang ekonom, Marcelo Weishaupt Proni, apapun manfaat yang dijanjikan akan dibawa oleh Piala Dunia (kenaikan PDB, penerimaan pajak, pariwisata, pekerjaan dan transportasi umum), sebagian besar terbatas pada 12 kota tuan rumah.Selain itu, ada bukti bahwa warisan Piala Duniatidak akan cukup seperti yang diharapkan.Prediksi dampak ekonomi potensial didasarkan pada anggapan yang tidak mencerminkan realitas.Misalnya, perkiraan jumlah pekerjaan yang diciptakan langsung dan tidak langsung turnamen tersebut tidak mempertimbangkan peningkatan produktivitas dan fakta bahwa sebagai hasilnya, perusahaan bisa menghasilkan lebih banyak dan menawarkan layanan yang lebih tanpa membuat sejumlah besar pekerjaan tetap.Menurut Moody, suatu lembaga pemeringkat dunia, Piala Dunia 2014 membebani Brasil dengan biaya ekonomi tinggi dan hanya menyumbang 0,4 persen saja dari produk domestik bruto (PDB). Belanja infrastruktur itu hanya menyumbang 0,7 persen setelah dipersiapkan selama lima tahun terakhir, 2010-2014."Perekonomian Brasil itu besar. Namun, karena durasi Piala Dunia itu begitu ketat dan terbatas, sehingga investasi hanya terpusat di kota-kota tertentu. Jadinya, dampaknya ke perekonomian nasional tidak terlalu besar," kata Moody, dilansir dari Financial Times, Sabtu (24/5).Stadion atau Rumah Sakit?Total biaya investasi infrastruktur untuk Piala Dunia memakan anggaran lebih dari 26 miliar Reais Brasil atau setara Rp 135,3 triliun, tiga kali lipat dari Piala Dunia di Afrika Selatan dan Jeman, yang hanya 15 persen dibiayai oleh sektor swasta.Pengeluaran ini menyebabkan risiko penurunan belanja publik di sektor lain.Uang publik akan lebih efisien bila digunakan untuk membangun gedung rumah sakit baru daripada stadion baru.Saya suka sepak bola, tetapi Brasil telah menghabiskan banyak dana pada turnamen itu ketika masyarakat tidak memiliki pendidikan publik yang baik, kesehatan atau infrastuktur, tandas salah satu demonstran di Rio bernama Nelber Bonifcacio.Namun, uang sebesar 26 miliar Reais hanya mewakili 5 persen dari total Program Percepatan Pertumbuhan Brasil (dikenal sebagai PAC dan diluncurkan oleh mantan Presiden Lula, sebelum dilanjutkan saat ini oleh Presiden Dilma Rousseff).Jadi secara keseluruhan, Piala Dunia tidak terlalu mahal untuk perekonomian sebesar itu.Tetapi dalam beberapa kasus, uang yang dipinjam oleh otoritas lokal bisa menjadi beban yang akan membahayakan realisasi proyek-proyek lainnya.White Elephants?Piala Dunia akan sangat menguntungkan bagi federasi sepak bola dunia FIFA, serta kesepakatan bisnis yang baik untuk perusahaan-perusahaan besar yang terlibat, atau dalam beberapa kasus, perbaikan dari stadion.Namun untuk negara dan penduduk dari beberapa kota tuan rumah, arena ini berpotensi berakhir sebagai instalasi yang mahal dan tidak terpakai, yang dikenal sebagaigajah putih. Hal ini mengingatkan pada situasi yang pernah dihadapi oleh Portugal, di mana pemeritah mempertimbangkan untuk meruntuhkan beberapa stadion hanya beberapa tahun setelah menjadi tuan rumah kejuaraan UEFA 2004. Diperkirakan Piala Dunia FIFA 2014 adalah satu-satunya turnamen sepak bola yang bisa disaksikan dalam stadion yang dibangun di kota Manaus, Natal, Cuiaba dan bahkan dari ibukotaBrasilia, karena kota-kota tersebut tidak memiliki klub sepak bola papan atas. Tidak heran Romario, legenda sepak bola Selecao, julukan timnas Brasil, mengatakan, "Mungkin mereka akan menggelar konser di stadion-stadion tersebut beberapa kali dalam sebulan, selain itu tidak terpakai."Besarnya biaya, seperti yang ditulis Forbes, dianggarkan untuk merenovasi 7 stadion, membangun 5 stadion dan perbaikan semua infrastruktur. Namun hingga mendekati waktu perhelatan, masih ada beberapa venue yang belum rampung pengerjaannya.Dengan biaya yang begitu besar, pemerintah Brasil tentu berharap Piala Dunia 2014 nanti berdampak kepada perekonomian secara jangka panjang. Biaya pengeluaran jelas tidak akan tertutupi selama turnamen berlangsung. Tetapi Pemerintah Brasil yakin bahwa Piala Dunia dapat menarik jumlah pariwisata negaranya di masa mendatang sama seperti di Piala Dunia sebelumnya."Sekitar 600.000 wisatawan asing yang diperkirakan datang untuk menikmati pertandingan akan disenangkan bagitu turnamen dimulai. Ialah masyarakat, dan bukan pemerintah, yang akan membuat Piala Dunia ini sukses besar," ujar seorang penerjemah bahasa yang tinggal di Sao Paulo, Eduardo Purtado, dilansir dari The Guardian, Sabtu (24/5).Peluang Indonesia Menjadi Host?Tuan rumah Piala Dunia zaman milenium semakin ketat persyaratan. Berdasarkan regulasi turnamen, dua pertandingan di grup yang sama harus dipisah di 2 stadion, dan dalam waktu bersamaan. Jika babak penyisihan terbagi 6 grup maka diperlukan 12 stadion. Boleh 2 stadion dalam kota yang sama.Brasil 2014 mematok 12 kota 12 stadion. Tahun 2009 PSSI pernah bidding tuan rumah 2022, akhirnya kalah oleh Qatar. Indonesia bahkan memberanikan diri untuk turut serta dalam bidding tanpa rasionalisasi yang kuat. Mengambil patokan Brasil 2014, pembangunan stadion lengkap dengan infrastuktur menghabiskan total biaya 26 miliar Reais atau Rp 135,3 triliun, tidak heran rakyat Brasil melakukan protes dan demo, biaya terlalu besar dan menyerap uang rakyat yang pasti semakin terpuruk ke lembah kemiskinan.Kapasitas stadion standar 50-60 ribu. Piala Dunia 2002 di Jepang stadion terkecil Sapporo Dome 42 ribu, terbesar stadion Yokohama International 70 ribu. Di Korea Selatan terkecil Daejeon kapasitas 40 ribu, terbesar stadion Daegu 68 ribu.Sementara infrastuktur pendukung, bandara internasional, jarak bandara ke stadion haruslah highway atau railway bebas hambatan dengan waktu tempuh terukur, hotel five-star dan hotel diamond, stadion standar FIFA untuk latihan tim peserta, press centre di setiap kota dimana pertandingan berlangsung.Entah berapa kali lipat peningkatan nilai tukar di tahun 2026 dan tahun 2030. Jelas ini melibatkan pemerintah. Itu sebab FIFA mensyaratkan bidding harus disertai persetujuan dan garansi pemerintah.Brasil yang merupakan anggota dari negara-negara BRICS dan dijuluki Land of Soccer saja, masih belum bisa menyelaraskan kepentingan ekonomi makro dengan kesejahteraan sosial masyarakat mereka. Bagaimana dengan Indonesia? Negara kita masih berada pada fase taking off. Jika Hambalang yang hanya Rp 1,2 triliun menjadi terbengkalai diserang korupsi, apalagi mega proyek 100 kali lipat besarnya. Segelintir orang akan semakin kaya, sebaliknya jutaan anak bangsa terpuruk semakin miskin.