16
---_. L ALLAH MAUJUD TERLALU BAQi KARYA SYAIKH HAMZAH FANSURI: ANALISIS SEMIOTIK oleh Sangidu FIB Universitas Gajah Mada Abstract This article deals with a study on Allah Maujud Ter/a/u Baqi with the employment of semiotic analysis. Kunhudz-dzatil- Lah (the condition of Allah) is unreal (/a ta ayyun, meaning transcendent or insensible). Human minds are not able to reach His existence. Even if Allah is invisible, He is fond of being recognized through His creation in the world. This makes Him real (ta ayyun). His real existence can be grasped by human minds. That is why human beings can recognize, understand, and approach Him. Then, in the end, human beings can unite themselves with Him (wachdatu/-wujud). KeyWords: La ta 'ayyun, human, Allah, ta 'ayyun, and Wachdatu/- Wujud. A. Pendahuluan Syaikh Hamzah Fansuri (selanjutnya disebut Hamzah) merupakan ulama pertama yang harus dihonnati karena ia telah menghasilkan karya tulis ketasawufan dan keilmuan dalam bahasa Melayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gaya penulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingi oleh ulama sezaman dan sesudahnya. Ia dipandang sebagai perintis tradisi keilmuan di bidang sastra mistik Melayu khususnya dan bahkan di bidang sastra Melayu pada umumnya (AI-Attas, 1970:178). Drewes dan Brakel (1986:42-143) mengatakan bahwa Harnzah telah menghasilkan banyak karya, di antaranya berbentuk syair atau 1

oleh Sangidu FIB Universitas Gajah Mada Abstract · Melayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gaya penulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingi

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: oleh Sangidu FIB Universitas Gajah Mada Abstract · Melayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gaya penulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingi

---_.L

ALLAH MAUJUD TERLALU BAQiKARYA SYAIKH HAMZAH FANSURI: ANALISIS SEMIOTIK

oleh SangiduFIB Universitas Gajah Mada

Abstract

This article deals with a study on Allah Maujud Ter/a/uBaqi with the employment of semiotic analysis. Kunhudz-dzatil-Lah (the condition of Allah) is unreal (/a ta ayyun, meaningtranscendent or insensible). Human minds are not able to reach Hisexistence. Even if Allah is invisible, He is fond of being recognizedthrough His creation in the world. This makes Him real (ta ayyun).His real existence can be grasped by human minds. That is whyhuman beings can recognize, understand, and approach Him. Then,in the end, human beings can unite themselves with Him(wachdatu/-wujud).

KeyWords: La ta 'ayyun, human, Allah, ta 'ayyun, and Wachdatu/-

Wujud.

A. Pendahuluan

Syaikh Hamzah Fansuri (selanjutnya disebut Hamzah)merupakan ulama pertama yang harus dihonnati karena ia telahmenghasilkan karya tulis ketasawufan dan keilmuan dalam bahasaMelayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gayapenulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingioleh ulama sezaman dan sesudahnya. Ia dipandang sebagai perintistradisi keilmuan di bidang sastra mistik Melayu khususnya dan bahkandi bidang sastraMelayupadaumumnya (AI-Attas, 1970:178).

Drewes dan Brakel (1986:42-143) mengatakan bahwa Harnzahtelah menghasilkan banyak karya, di antaranya berbentuk syair atau

1

Page 2: oleh Sangidu FIB Universitas Gajah Mada Abstract · Melayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gaya penulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingi

5

kejadian-kejadian tersebut antara yang satu dengan lainnya sampai iadapat menemukan makna karya sastrapada sistem sastra yang tertinggi,yaitu makna keseluruhan teks sastra sebagai sistem tanda (Riffaterre,1978:2;Culler, 1981:81).

Adapun teknik pembacaannya dapat dilakukan secara simultanatau serentak. Artinya, pembacaan heuristik ataupun pembacaanhermeneutik dapat berjalan secara serentak atau bersama-sama. Akantetapi, secarateoretis sesuaidenganmetode ilmiah untuk mempermudahpemahaman dalam proses pemaknaan dapat dianalisis secara bertahapdan sistematis, yaitu pertama kali dilakukan pembacaan heuristik secarakeselurnhan terhadap teksnya dan kemudian barn dilakukan pembacaanhermeneutik. Dalam kajian ini, teknik pembacaanya dilakukan secarasimultanatau serentak.

c. PembahasanSebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa masalah yang

akan dijawab dan dibahas di dalam kajian ini adalah makna teks Rub'Harnzah Fansuri yang berjudul "Allah Maujud Terlalu Bq". Sementaraitu, teknik pembacaan yang dilakukan di dalam penelitian ini adalahteknik pembacaan secara simultan atau serentak. Artinya, baikpembacaan heuristik maupun pembacaan hermeneutik dilakukan secarasimultan atau bersama-sama sebagaimana terlihat pada uraian di bawahInl.

Rub' Harnzah Fansuri yang berjudul "Allah Maujud TerlaluBq"ini terdiri atas tiga belas bait dan setiap baitnya terdiri atas empat baris.Ketigabelasbait yang dimaksud adalahsebagaiberikut.

Allah maujud terlalu bqDari enamjihat kunhinya kh/Wahuwa/-awwa/u sempuma 'IiWahuwa/-khiru d'im nurani

Allah Maujud Terlalu Baqi Karya SyaikhHarnzah Fansuri (Sangidu)

-- -- --

Page 3: oleh Sangidu FIB Universitas Gajah Mada Abstract · Melayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gaya penulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingi

J --

6

Nurani itu hakikat khtamPertama terang di laut dalamMenjadi makhluk sekalian alamltulah bangsa Hawa dan Adam

Tertentu awal suatu cahayaltulah cermin yang mulia rayaKelihatan di sana miskin dan kayaMenjadi dua, Tuhan dan saya

Nurani itu terlalau zhhir

Bernama Ahmad dari cahaya stirPancarnya alam keduanya hadirInilah makna awal dan akhir

Awal dan akhir asmanya jarakZhhir dan batin rupanya banyakSungguh pun dua ibu dan anakKeduanya cahaya dari sana nyarak

Yogya kau pandang kapas dan kainKeduanya wchid asmanya lainWchid kan hendak zhhir dan batinltulah ilmu kesudahan main

Anggamu itu asalnya thhirBatinnya arak zhhimya tkirLagi kau sq lagi kau sldrltulah manshr menjadi nzhir

Hunuskan mata tunukan sarongItsbtkan Allah nafikan patung

DIKSI Vo/.Jl. No.1, Januari 2004

Page 4: oleh Sangidu FIB Universitas Gajah Mada Abstract · Melayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gaya penulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingi

7

Laut tauhid yogya kau arungltulah ilmu tempat bernaung

Rupamu zhhir kau sangka tanahltulah cermin sudah terasah

Jangan kau pandang jauh berpayahMachbbmu hampir sertamu ramah

KeIjamu muda periksamu kurangKau sangka tashbch membilang tulangIlmumu baru berorang-orangLupakanfardhu yang sedia hutang

Jauharmu penuh lengkap dengan tubuhWarnanya nyala seperti suluhLupa kan nafsu yang sedia musuhmanakan dapat adamu luruh

Jauhar nin mulia sungguh pun sangatAkan orang muda kasih kan alatAkan ilmu Allah hendak kau perdapatMakanya sampai pulangmu rchat

Harnzah Syahranawi zhhirnya JawiBatinnya cahaya Ahmad yang shfSungguh pun ia terhina jatisyiqnya d'im akan dztul-bari

.,

Bait Pertama

Kata Harnzah, "Allah maujud terlalu bq". Arti maujud itu yangada, dan arti bq itu kekal. Dengan demikian, maksud baris pertama padabait pertama ini adalah bahwa Allah Ta' ala itu ada dan kekal. Kata

Allah Maujud Terlalu Baqi Karya Syaikh Harnzah Fansuri (Sangidu)

- --

Page 5: oleh Sangidu FIB Universitas Gajah Mada Abstract · Melayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gaya penulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingi

---

8

Hamzah, "Dari enamjihat kunhinya khf'. Artijihat itu segala pihak atauarah, artikunhi (kunhun) ituDzt, asal-muasalatau hakikat, dan artikh/ itusunyi ataUsepi. Dengan demikian,maksud baris kedua pada bait pertamaini adalah bahwa wujud Allah dan Dzt-Nya tidak berenam arah, yaknitidak beratas, tidak berbawah, tidak berhadapan, tidak berbelakang,tidak berkanan, dan tidak berkiri. Kata Harnzah, "Wa huwa/-awwa/usempurna 'Ii.Arti wa huwa itu dan la, arti a/-awwa/u itu yang pertama,dan '/ itu yang tinggi. Karena itu, maksud baris ketiga pada bait pertamaini adalah bahwa wujud Allah dan Dzt-Nya itu yang pertarna dan yangtinggi. Kata Hamzah, "Wa huwa/-khiru d'im nurani". Arti wa huwa itudan la, arti a/-khiru itu yang akhir, arti d'im itu senantiasa, selalu, atauterus menerus, dan arti nurani itu terang, nyata, cahaya, atau pelita.Dengan demikian, maksud baris keempat pada bait pertama ini adalahbahwa wujud dan Dzt Allah itu pada martabat yang akhir senantiasanyata dan terang bagiAh/u/-Lh (As-Samatr' dalam Syarah Rub " hIm.9).

Bait Kedua

Kata Hamzah, "Nurani itu hakikat khtam". Arti khtam itu yangakhir, tutup, atau kesudahan. Karena itu, yang dimaksud baris pertamapada bait kedua ini adalah bahwa nurani atau cahaya yang nyata adalahhakikat nabi Muhammad SAW.Kata Hamzah, "Pertarna terang di lautdalam". Maksud baris kedua pada bait kedua ini adalah bahwa nuraniyang berupa hakikat Muhammad SAW merupakan tajall Allah yangpertama-tama pada diri nabi Muhammad SAW.Kata Harnzah, "Menjadimakhluk sekalian alam". Arti makhluk itu yang dijadikan dan arti alamitu segala sesuatu selain wujud Allah. Dengan demikian, maksud barisketiga pada bait kedua ini adalah bahwa dari nurani yang berupa hakikatMuhammad SAW itu kemudian menjadi alam semesta seisinya atausemua makhluk. Kata Harnzah, "Itulah bangsa Hawa dan Adam".Maksud baris keempat pada bait kedua ini adalah bahwa wujud darihakikat Muhammad SAWitujuga berupa Adam, Hawa, semua manusia,dan seluruh alam semesta (As-Samatr'dalamSyarah Rub " hIm.9-10).

DIKSI Vo/.ll. No.1. Januari 2004

Page 6: oleh Sangidu FIB Universitas Gajah Mada Abstract · Melayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gaya penulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingi

9

Bait KetigaKata Hamzah, "Tertentu awal suatu cahaya". Maksud baris

pertama pada bait ketiga ini adalah bahwa nurani yang berupa hakikatMuhammad SAWmerupakan hal yang pertama-tama nyata di luar ilmuAllah. Kata Hamzah, "Itulah cermin yang mulia raya". Maksud bariskedua pada bait ketiga ini adalah bahwa nurani yang berupa hakikatMuhammad SAW merupakan cermin dan tempat (lembaga) nyataWujud, Dzt, Sifat,Asm', dan afl-Nya. Kata Hamzah, "Kelihatan di sanamiskin dan kaya". Maksudbaris ketiga pada bait ketiga ini adalah bahwadari hakikat Muhammad SAWterlihat segala yang miskin, segala yangkaya, segala yang baik, segala yangjahat, dan terlihat pula seluruh alamsemesta. Kata Hamzah, "Menjadi dua, Tuhan dan saya". Maksud bariskeempat pada bait ketiga ini adalah bahwa dari hakikat MuhammadSAW menjadi nyata kenyataan Tuhan dan menjadi nyata pula (lebihnyata) kenyataan hamba dan alam semesta (As-Samatr' dalam SyarahRub " hIm. 10).

Bait KeempatKata Hamzah, "Nurani itu terlalau zhhir. Arti nurani adalah

cahaya dan arti zhhir itu yang nyata. Karena itu, maksud baris pertamapada bait keempat ini adalah bahwa nurani yang berupa hakikatMuhammad SAW terlalu nyata pada seluruh alam semesta. KataHamzah, "Bemama Ahmad dari cahaya stir". Arti Ahmad itu nama nabiMuhammad SAW dan arti stir itu tersembunyi atau tertutup. Dengandemikian, maksud baris kedua pada bait keempat ini adalah bahwanurani yang berupa hakikat Muhammad SAWitu bemama Ahmad yangnyata pada martabat batin dan tersembunyi. Kata Hamzah, "Pancamyaalam keduanya hadir". Arti hadir itu yang menghadap. Dengandemikian, maksud baris ketiga pada bait keempat ini adalah bahwa darinurani yang berupa hakikat Muhammad SAW itu menjadi nyata seluruhalam semesta. Setelah seluruh alam semesta menjadi nyata, maka alamsemesta dan hakikat Muhammad SAWhadirjuga. Kata Hamzah,"Inilah

Allah Maujud Terlalu Baqi Karya Syaikh Harnzah Fansuri (Sangidu)

Page 7: oleh Sangidu FIB Universitas Gajah Mada Abstract · Melayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gaya penulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingi

10

makna awal dan akhir". Arti awal dan akhir adalah yang pertama danyang terakhir atau yang kemudian. Dengan demikian, maksud bariskeempat pada bait keempat ini adalah bahwa dari kenyataan hakikatMuhammad SAW dan kenyataan seluruh alam semesta, maka menjadijelas arti yang pertama dan yang terakhir atau yang kemudian (As-Samatr'dalam SyarahRub " hIm. 10-11).

Bait Kelima

Kata Hamzah, "Awal dan akhir asmanya jarak". Maksud barispertama pada bait kelima ini adalah bahwa yang pertama dan yangterakhir atau yang kemudian itu pada sebutannama-Nyadipandang amatjauh, tetapi bagi yang empunya nama dipandang esajuga. Kata Hamzah,"Zhhir dan batin rupanya (wamanya) banyak". Arti zhhir dan batin ituyang nyata dan yang tersembunyi. Dengan demikian, maksud bariskedua pada bait kelima ini adalah bahwa martabat zhhir dan batin AllahTa'ala itu kenyataan-Nya terdiri dari bermacam-macam, tetapi yangEmpunya zhhir dan batin itu esajuga. Kata Harnzah, "Sungguh pun duaibu dan anak". Maksud baris ketiga pada bait kelima ini adalah bahwasungguh pun antara ibu dan anak itu kenyataannya dua macam (nama)dan demikian juga antara Tuhan dan hamba juga dua macam (nama),tetapi pada hakikatnya keduanya esa. Kata Harnzah, "Keduanya cahayadari sana nyarak". Maksud baris keempat pada bait kelima ini adalahbahwa sebutan yang dua dan yang banyak itu semuanya nyata darikenyataan hakikat Muhammad SAW dan hakikat Muhammad SAW itunyata dari wujud dan Dzt Allah yang Esa (As-Samatr' dalam SyarahRub " hIm. 11).

Bait Keenam

Kata Hamzah, "Yogya kau pandang kapas dan kain". Maksudbaris pertama pada bait keenam ini adalah bahwa apabila segala 'rifmemandang se1uruhmakhluk Allah yang banyak, maka ia memandangDzt Allah yang esa. Kata Hamzah, "Keduanya wchid asmanya lain". Arti

DIKSI Vol.1J, No.1, Januari 2004

Page 8: oleh Sangidu FIB Universitas Gajah Mada Abstract · Melayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gaya penulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingi

II

wchid itu esa dan arti asm I itu segala nama atau nama-nama. Dengandemikian, maksud baris kedua pada bait keenam ini adalah bahwasungguh pun seluruh makhluk itunamanya berlain-Iainandan Allah punnama-Nya juga berlain-Iainan, tetapi pada hakikatnya esa juga. KataHamzah, "Wchidkan hendak zhhir dan batin". Arti wchid itu esa, artizhhir itu yang nyata, dan arti batin itu yang tersembunyi. Dengandemikian, maksud baris ketiga pada bait keenam ini adalah bahwa yangnyata dan yang tersembunyi hendaklah diesakan atau disatukan. KataHarnzah, "Itulah ilmu kesudahan main". Arti ilmu itu pengetahuan ataupengenalan. Maksud baris keempat pada bait keenam ini adalah bahwabarang siapa telah mengesakan atau menyatukan antara yang lahir ataunyata dan yang batin, niscaya ia telah memperoleh makrifat Allah secarasempurna(As-Samatr' dalamSyarahRub', hIm. 11-12).

Bait KetujuhKata Harnzah, "Anggamu itu asalnya thhir". Arti angga itu

anggota, arti asal itu pohon, dan arti thhir itu yang suci. Dengandemikian, maksud baris pertama pada bait ketujuh ini adalah bahwaanggota dari segala atau sesuatu yang beranggota itu asalnya suci, yaitudari hakikat Muhammad SAW.Kata Harnzah, "Batinnya arak zhhirnyatkir". Maksud baris kedua pada bait ketujuh ini adalah bahwa batinsemua hal yang beranggota (mempunyai anggota) dan termasuk jugaalam semesta seisinya merupakan minuman yang dipandang dapatmembuat birahi. Adapun zhhirnya (sesuatu yang terinderawi) berupatkir atau minuman itu sendiri. Kata Harnzah, "Lagi kau sq lagi kau skir".Arti sq adalah orang yang meminum atau orang yang memberi minumdan arti skir adalah orang mabuk karena minum minuman yangmemabukkan (Yuns, 1972:173-174). Maksud baris ketiga pada baitketujuh illi adalah bahwa barang siapa meminum yang dipandang dapatmembuat peminumnya menjadi birahi, niscaya ia akan menjadi sangatmabuk. Demikian juga, barang siapa di antara para slik yang dapatmemperoleh makrifat Allah, niscaya ia akan menjadi sangat mesra,

Allah Maujud Terlalu Baqi Karya Syaikh Hamzah Fansuri (Sangidu)

Page 9: oleh Sangidu FIB Universitas Gajah Mada Abstract · Melayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gaya penulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingi

12

birahi, dan sangat mabuk pada Allah Ta'ala. Kata Hamzah, "Itulahmanshr menjadi nzhir". Arti manshr adalah nama seseorang dari waliAllah yang bemama Husain dan ayahnya bemama Manshur. Sementaraitu, arti nzhir adalah orang yang melihat, menilik, memeriksa ataumemandang. Maksud baris keempat pada bait ketujuh ini adalah bahwawali Allah yang bemama Husain Ibn Manshur AI-Hallaj dapat menilikdan melihat Allah di dalam alam semesta seisinya sehingga iamengatakan "an/-Chaqq" yang berarti "akulah yang sebenamya" yangdipandang tidak sesuai dengan syariat Nabi Muhammad SAW (As-Samatr'dalamSyarah Rub " hIm. 12-13).

Bait KedelapanKata Harnzah, "Hunuskan mata tunukan sarong". Arti tunukan

adalah matikan atau bunuhlah. Dengan demikian, maksud baris pertamapada bait kedelapan ini adalah bahwa mata merupakan batin seseorangdan sarnng merupakan zhhirnya sehingga apabila seseorang dari waliAllah dapat memperkuat batinnya dan dapat menyingkirkan hal-halyang sifatnya lahiriah, maka batinnya semakin kokoh dan diharapkandapat melihat Allah Ta'ala. Kata Harnzah, "ltsbtkan Allah nafikanpatung". Maksud baris kedua pada bait kedelapan ini adalah bahwa paraAh/u/-Lh menetapkan WujuddanDzt Allah itu mutlak dan harns ada atauWjibu/-Wujd.Di lain pihak, mereka meniadakan hal-hal yang sifatnyalahiriah. Artinya, hal-hal yang sifatnya lahiriah itu tidak harus ada atauMumkinu/- Wujd karena keberadaannya tergantung pada yang mutlak(Wjibu/-Wujd). Kata Hamzah, "Laut tauhid yogya kau arung". Maksudbaris ketiga pada bait kedelapan ini adalah bahwa laut tauhd yangdipandang dapat mengesakan Allah seyogyanya diresapi, dimasuki, dandiiktikati supaya tidak lalai dan lupa terhadap kasih dan sayang AllahTa' ala. Kata Harnzah, "Itulah ilmu tempat bemaung". Maksud bariskeempat pada bait kedelapan ini adalah bahwa ilmu tauhid dan ilmumakrifat merupakan tempat untuk berlindung dan bemaung dari duniamenujuke akherat. Karena itu, ilmu tauhid dan ilmu makrifat merupakan

DIKSI Vo/.ll, No.1, Januari 2004 .

Page 10: oleh Sangidu FIB Universitas Gajah Mada Abstract · Melayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gaya penulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingi

13

jembatan yang berada di dunia untuk menuju ke akherat (As-Samatr'dalam Syarah Rub " hIm. 13).

Bait KesembilanKata Hamzah, "Rupamu zhhir kau sangka tanah". Maksud baris

pertama pada bait kesembilan ini adalah bahwa anggota dan tubuhmanusia yang sifatnya lahiriah dan terinderawi ini disangka berasal atauterbuat dari tanah, angin, air, dan api. Kata Hamzah, "Itulah cerminsudah terasah". Maksud baris kedua pada bait kesembilan ini adalahbahwa anggota dan tubuh yang sifatnya lahiriah dan terinderawi inimerupakan cermin yang sudah terasah atau sudah dibersihkan bagimanusia atau para slik untuk melihat dan memandang Allah yangmutlak. Kata Hamzah, "Jangan kau pandang jauh berpayah". Maksudbaris ketiga pada bait kesembilan ini adalah bahwa apabila seorang slikingin memandang dan melihat Allah, hendaklah ia hanya memandangdan melihat dirinya sendiri. Man 'arafa nafsahufa qad 'arafa rabbahu.Artinya, barang siapa telah mengetahui (melihat, memandang,mengenal, menyaksikan) dirinya, maka sesungguhnya ia telahmengetahui (melihat, memandang, mengenal, menyaksikan) Tuhannya.Kata Hamzah, "Machbbmu hampir sertamu ramah". Hadis inimerupakan salah satu penopang paling kuat dalam tasawuf. Denganmengenal diri sendiri, seseorang akan dapat mencapai pengetahuantentang Allah. Namun demikian, ini bukanlah pengetahuan tentangAllah sebagai esensi karena pengetahuan tersebut tidak mungkindijangkau oleh seorang hamba Allah. Artinya, tidak ada yang dapatmengetahui, melihat, dan menyaksikan Allah selain Allah sendiri.Perjalan spiritual seorang hamba Allah dimulai dari jiwa yang rendahmenuju jiwa yang tinggi. Tatkala seorang hamba Allah dapat mencapaijiwa yang tinggi, maka ia akan dapat mencapai pengetahuan tentangTuhannya (Armstrong, 1996:174). Maksud baris keempat pada baitkesembilan ini adalah keadaanAllah yang merupakan Kekasihbagi paraslik itu amat dekat, mesra, danramah kepada mereka. Karena itu, mereka

Allah Maujud Terlalu Baqi Karya Syaikh Harnzah Fansuri (Sangidu)

----

Page 11: oleh Sangidu FIB Universitas Gajah Mada Abstract · Melayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gaya penulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingi

14

hendaknya jangan memandang atau melihat yang lain kecuali padadirinya sendiri (As-Samatr' dalamSyarah Rub " hIm. 13-14).

Bait KesepuluhKata Hamzah, "Kerjamu muda periksamu kurang". Maksud

baris pertama pada bait kesepuluh ini adalah bahwa pekerjaan para 'rifbil-Lh untuk bertemu dengan Allah Ta'ala itu sebenamya sangat mudah,tetapi mereka kebanyakan kurang teliti sehingga sehingga pekerjaannyamenjadi sukar. Kata Hamzah, "Kau sangka tashbch membilang tulang".Maksud baris kedua pada bait kesepuluh ini adalah orang menyangkabahwa bertasbch itu hanya sekedar menghitung ucapan tasbchsebanyak tiga puluh tiga kali. Padahal, bertasbch tidak sekedarmenghitung ucapanya sebanyak tiga puluh tiga kali, tetapi hams dapatmengesakan Allah Ta'ala. Kata Harnzah, "Ilmumu barn berorang-orang". Maksud baris ketiga pada bait kesepuluh ini adalah bahwabarang siapa di antara para 'rif bil-Lh yang barn memperoleh ilmumakrifat berarti ia dipandang belum sampai atau mengendap ilmumakrifatnya. Kata Hamzah, "Lupakan fardhu yang sedia hutang".Maksud baris keempat pada bait kesepuluh ini adalah bahwa barangsiapa di antara para 'rifbil-Lh yang barn memperoleh ilmu makrifat dania meninggalkan apa saja yang diperintahkan Allah kepadanya, maka iatidak akan memperoleh kesempumaan ilmu makrifatnya (As-Samatr'dalam Syarah Rub " hIm. 14).

Bait Kesebelas

Kata Hamzah, "Jauharmu penuh lengkap dengan tubuh". Artijauhar adalah mutiara atau esensi. Mutiara itu sangatberharga dan tidakdapat dimsak sehingga menjadi simbol ketakbembahan esensi(Armstrong, 1996:132). Maksud baris pertama pada bait kesebelas iniadalah bahwa barang siapa di antara hamba Allah yang dapat mencari,memahami, dan mengamalkan ilmu jauhar, yaitu suatu ilmu yangmempelajari suatu esensi segala sesuatu, temtama yang berkaitan

DIKSI Vo/.ll. No.1. Jalluari 2004

Page 12: oleh Sangidu FIB Universitas Gajah Mada Abstract · Melayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gaya penulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingi

15

dengan a yn tsbitah (kenyataan yang tetap), niscaya ia dapatmemperoleh kesempurnaan ilmu jauharnya pada seluruh tubuhnya.Kata Harnzah, "Warnanya nyala seperti suluh". Maksud baris keduapada bait kesebelas ini adalah bahwa barang siapa dapat mencari danmemperoleh ilmu jauhar, maka warna seluruh tubuh dan dirinyamenjadi bercahaya. Kata Harnzah, "Lupa kan nafsu yang sedia musuh".Maksud baris ketigapada bait kesebelas ini adalahbahwa para 'rifbil-Lhhendaklah senantiasa mengingat jalan yang dipandang dapatmendekatkan dirinya kepada Allah dan senantiasa menjauhi,meninggalkan, dan melalaikan keinginan hawa nafsunya. Kata Hamzah,"Manakan dapat adamu luruh". Maksud baris keempat pada baitkesebelas ini adalah bahwa barang siapa di antara 'rifbil-Lh yang dapatmenjauhi, meninggalkan, dan melalaikan hawa nafsunya, maka ia dapatmemperolehfan'menuju baq'fil-Lh atau al-baq' ba 'dal-fan' (keabadiansesudah kefanaan). Artinya, tingkatan ini hanya diperuntukkan bagimanusia paripurna yang harns bekerja dan beramal di dunia supaya dapatmembimbing dan menyempurnakan manusia yang dipandang belumsempurna (Armstrong, 1996:48; As-Samatr' dalam Syarah Rub " hIm.14-15).

Bait Keduabelas

Kata Harnzah,"Jauhar nin mulia sungguh pun sangat". Maksudbaris pertama pada bait keduabelas ini adalah bahwa ilmu jauhar danhamba Allah yang telah memperolehnya dipandang mulia, tetapi perludigarisbawahi bahwa yang paling mulia itu hanyalah Allah sendiri danpara Ahlul-Lh yang telah memperoleh ilmu makrifat secara lengkap dansempurna juga mulia di sisi-Nya. Kata Harnzah, "Akan orang mudakasih kan alat". Alat berati pegawai. Dengan demikian, maksud bariskedua pada bait keduabelas ini adalah bahwa ilmu jauhar itu dapatmembuat mulia orang muda yang mengasihi pegawainya sehingga ilmujauhar itu mulia di sisi Allah dan para Ahlul-Lh. Kata Harnzah, "Akanilmu Allah hendak kau perdapat". Arti ilmu di sini adalah ilmu makrifat.

Allah Maujud Terlalu Baqi Karya Syaikh Hamzah Fansuri (Sangidu)

Page 13: oleh Sangidu FIB Universitas Gajah Mada Abstract · Melayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gaya penulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingi

16

Dengan demikian, maksud baris ketiga pada bait keduabelas ini adalahbahwa barang siapa ingin mendekatkan diri pada Allah, makaseyogyanya ia mencari dan memohon ilmu makrifat karena dengan ilmuitu ia dapat dekat dan mesra dengan Allah Ta'ala. Kata Harnzah,"Makanya sampai pulangmu rchat". Arti pulangmu rchat itu adalahkembalimu kepada Allah dengan selamat Dengan demikian, maksudbaris keempat pada bait keduabelas ini adalah bahwa barang siapa telahmemperoleh ilmu makrifat dengan sempuma, maka ia akan memperolehkarunia dari Allah. Dengan karunia-Nya, hamba Allah akan selamat danbahagia di dunia dan di akherat (As-Samatr' dalamSyarah Rub " hIm. 15-16).

Bait KetigabelasKata Harnzah, "Harnzah Syahranawi zhhirnya Jawi". Maksud

baris pertama pada bait ketigabelas ini adalah bahwa HarnzahSyahranawi yang mengarang Rub' ini namanya adalah Harnzah dannisbah (keturun~'1)bangsanya adalah orar.g yang berasal dari negeriSyahranawi, yakni bangsa Jawi. Kata Harnzah, "Batinnya cahayaAhmad yang shf'. Arti batin adalah yang tersembuny atau rahasia, artiAhmad adalah hakikat Muhammad SAW,dan arti shf adalah yang suci,bersih, atau jemih. Dengan demikian, maksud baris kedua pada baitketigabelas ini adalah bahwa batin Harnzah,para 'rifbil-Lh, dan lainnyamerupakan rahasia dari hakikat Muhammad SAW. Kata Hamzah,"Sungguh pun ia terhinajati". Maksud baris ketiga pada bait ketigabelasini adalah bahwa sungguh pun Harnzah secara lahiriah termasuk orangketurunan negeri Syahranawi yang dipandang hina, tetapi batinnyatermasuk keturunan yang amat mulia dan tinggi karena ia telahmemperoleh hakikat Muhammad SAW dan demikian juga para 'rif bil-Lh. Kata Harnzah,"syiqnya d'im akan dztul-br". Arti syiq adalah yangbirahi, arti d'im adalah senantiasa, selalu, terus menerus, dan arti dztul-bradalah Dzt Allah. Dengan demikian, maksud baris keempat pada baitketigabelas ini adalah bahwa Harnzah yang mengarang Rub " sungguh

DIKSI Vo/.Il. No.1, Januari 2004

Page 14: oleh Sangidu FIB Universitas Gajah Mada Abstract · Melayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gaya penulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingi

17

pun ia secara lahiriah dipandang hina, tetapi batinnya selalu birahi danmabuk kepada Dzt Allah yang Mutlak dan yang amat Mulia. Karena itu,barang siapa birahi dan mabukkepada Dzt Allah, maka ia akanmemperoleh kemuliaan di sisi Allah dan akan selamat dan bahagia diduniadandiakherat(As-Samatr'dalamSyarahRub" hIm.16-17).

Dari pembahasan di atasdapat dikemukakan bahwa Allah Ta' alaitu kekal. Wujud dan Dzat-Nya tidak dapat dijangkau oleh pikiranmanusia (transenden). Dialah Yang Maha Pertama, Yang Maha Akhir,dan YangMaha Tinggi.WalaupunWujuddanDzat-Nya transenden, Diadapat dikenal dan diketahui (imanen) melalui sifat, asma' (nama-nama),dan af'al-Nya (Perbuatan-perbuatan). Prosen pengenalan danpengetahuan terhadap Wujud dan Dzat Allah dinamakan tajalli(penampakan diri Allah).

Tajalliyatudz-dzatil-Lah adalah penyingkapan (penampakan,pengejawantahan) Dzat Allah. Artinya, Allah menyingkapkan(menampakkan, mengejawantahkan) diri-Nya sendiri kepada makhluk-Nya. Hamza..'1men~rjemahkan tajallf sebagai pertunjukan ata~penampakan. Artinya, penampakan diri Allah melalui penciptaan alamsemesta seisinya, termasuk manusia. Proses penciptaannya tersusunsecara menurun dari martabat yang "teratas atau tertinggi" ke martabatyang "terbawah atau terrendah".

SeorangsaUkyangtelahdapatmengenaldanmengetahuiAllahmelalui kerangka tajallf (penampakan diri Allah), berarti ia telahmendapatkanilmu makrifat.Karena itu, seorang saUkdengan ilmumakrifatnya berusaha sekuat .tenaga untuk mendekati dan mencintaiAllah. Semakin ia merasa mesra dan cinta kepada Allah, maka iasemakin birahi dan mabuk kepada-Nya sehingga pada akhimya iamerasa bersatu dengan-Nya (Wachdatul-Wujud). Dalam kondisi iabirahi dan mabuk cinta pada Allah dan merasa dirinya telah bersatudengan-Nya, ia mengucapkan kata-kata anal-chaqq wa anal-Lah yangartinya "akulah yang sebenamya, akulah Allah".

Allah Ma~iud Terlalu Baqi Karya Syaikh Harnzah Fansuri (Sangidu)

Page 15: oleh Sangidu FIB Universitas Gajah Mada Abstract · Melayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gaya penulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingi

18

D. PenutupWujud dan Dziit Allah itu transenden. Artinya, Wujud dan Dziit-

Nya tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia. Oleh karena itu, Diadisebut /ii ta 'ayyun (tidak nyata, transenden, tak terinderawi). WalaupunWujud dan Dziit Allah itu tidak dapat dijangkau oleh akal pikiranmanusia, Dia cinta untuk dikenal dan diketahui. Karena itulah, Diamenciptakan alam semesta seisinya lewat proses tajalliyiitudz-dziitil-Liih agar akal pikiran manusia dapat menjangkaunya.

Hamzah menyatakan bahwa tajalliyiitudz-dziitil-Liih adalahpenampakan atau pengejawantahan diri Allah sehingga Dia menjadinyata (ta 'ayyun, imanen, terinderawi). Allah pertama-tamamena\llpakkan diri-Nya melalui Nur Muhammad dan kemudianterciptalah alam semesta seisinya. Wujud dari Nur Muhammad atauHakikat Muhammad adalah Nabi Adam, hawa, semua makhluk, danseluruh alam semesta seisinya. Oleh karena itulah, Allah menciptakanalam semesta seisinya tujuannya adalah agar manusia dapat mengenal,mengetahui, dan pada akhimya ia dapat menjadi dekat dengan Allah.Apabia manusia itu sudah dekat dengan Allah, pada akhimya ia merasabersatu dengan-Nya (Wachdatu/-Wujud). Dengan demikian, Harnzahmenyatakan dan menegaskan bahwa manusia dengan Allah padahakikatnya satuwujud.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, I. T. 1991.Hikayat Meukuta A/am: Suntingan TeksdanTerjemahan beserta Te/aahStruktur dan Resepsi. Jakarta:Penerbit Intermasa.

As-Samatr', S. tt. Syarah Rub' Hamzah Fansuri A. 24 halamanNaskah Koleksi Pribadi Prof. Ali Hasymi, Banda Aceh

Baroroh-Baried, S. 1987. "Syair Ikan Tongkol: Paham Tasawuf AbadXVI-XVII di Indonesia" dalam T. Ibrahim Alfian, H.J.

DIKSI Vo/.ll, No.1, Januari 2004

Page 16: oleh Sangidu FIB Universitas Gajah Mada Abstract · Melayu tinggi. Kesistematisan, kelogisan, dan kecemerlangan gaya penulisan Harnzah dalam karya-karyanya dipandang sulit ditandingi

19

Koessoemanto, Dhannono Hardjo-widjono, dan DjokoSuryo Dari babad dan Hikayat sampai Sejarah Kritis.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Chamamah-Soerattni, S. 1991.Hikayat Iskandar Zulkarnain AnalisisResepsi.Jakarta:Balai Pustaka.

Culler. 1981.ThePursuit of Signs: Semiotic, Literature,Deconstruction. London and Henley: Routledge and KeganPaul.

Drewes, G.W.J. and L. F. Brakel. 1986.ThePoems ofHamzahFansuri. Leiden: Koninklijk Instuut voor Taal, Land-enVolkenkunden.

Pradopo, R. D. 1990.Pengkajian Puisi. Yogyakarta. Gajah MadaUniversity Press.

Riffaterre, M. 1978. Semiotic of Poetry. Bloomington London:Indiana University Press.

Roolvink, R. 1964. "Two New Old Malay Manuscripts" dalam JohnBastin and R. Roolvink Malayan and Indonesian Studies.London:Oxford University Press, E1yHouse.

Segers, R. T. 1978. The Evaluation of Text.Lisse: The Peter deRidder Press.

Teeuw,A. 1984.Sastra dan Ilmu Sastra, Pengantar TeoriSastra.Jakarta: Pustaka Jaya.

Usman, Z. 1963.Kesusastraan Lama Indonesia. Jakarta:PT GunungAgung.

Wahbi, M. 1984.Mu 'jamul-Mushthalachtil- 'Arabiyyatifil-Lughahwal Adab. Beirut: Percetakan Libanon.

Wellek, R. dan Austin, W. 1990. TeoriKesusastraan di Indonesiakanoleh Melani Budianta dari judul asli Theory of Literature.Cetakan ke-2. Jakarta: PT Gramedia.

Yunus, M. 1973.Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: YayasanPenyelenggara Pen- terjemah dan Pentafsiran A1-Qur'an.

Allah Maujud Terlalu Baqi Karya Syaikh Hamzah Fansuri (Sangidu)

--- -

7