16
EVALUASI KAPASITAS TAMPUNG KOLAM OKSIDASI RINJANI TERHADAP PERTUMBUHAN JUMLAH PENDUDUK PERUMNAS SELATAN KOTA CIREBON JAWA BARAT Nono Carsono (Dosen Prodi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon) ABSTRACT The tendency of population growth and urbanization are increasing, resulting in increased numbers decrease in the degree of sanitation and improve bdertambahnya amount of waste water generation in the city of Cirebon. According to the White Book Sanitation (BPS) Cirebon as of August 31, 2009 as many as 271 795 people spread in 5 districts, the amount already served is 71 631 people or 26.36%, and more than 73.64% of the population still use local exhaust system (on - site systems) such as septic tanks and latrine. One of the sewage treatment plant in the city of Cirebon under the management of PDAM Cirebon ie WWTP South Housing is located in District Harjamukti 4738 SL has a number of customers with an area of 174.84 Ha coverage, while the length of sewerage in this WWTP 27.7 Km. Currently WWTP Rinjani storage capacity has decreased because of the increase in population. Hence the need for a review of the capacity of the WWTP capacity. The results obtained from the analysis of the design of new capacity based on projected population growth in the district for the village Harjamukti Prohibition and Harp 2023 amounted to 47 288 inhabitants. Total consumption of wastewater per person (domestic) is: 6421.710 m³ / hr, the amount of consumption of non-household waste water (non-domestic) is: 1926.513 m³ // hr so that the total amount of wastewater discharge capacity (liters / sec) is: 8348.223 m³ / hr. Analysis of the capacity of the WWTP Swimming Rinjani based wastewater discharge capacity of the above obtained: The results of the analysis obtained: The capacity of an appropriate capacity assessment is 8348.223 m3 / day. Land required for the processing of land covering an area of 9.6 hectares, consisting of: Swimming Facultative: 6000 m2 Swimming Maturation I: 58 450 m2 and pool Anaerobic: 31 563 m2 while the detention time for each pool WWTP is for 5 days. Wastewater service coverage WWTP Rinjani South Housing has reached approximately 7661 subscriber unit comprising: a. system off site = 46.43% (3,557 units customers) and b. system on site = 53.57% (4,104 units). Keywords : evaluation, capacity and coverage of the WWTP I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan sanitasi di Kota Cirebon saat ini ditangani dengan 2 (dua) sistem, yaitu sistem terpusat (off site sanitation) dan sistem setempat ( on site sanitation ). Sistem setempat terdiri dari sistem konvensional ( cubluk, septick tank ) dan sistem komunal ( Johkasou ,Sanimas ) . Sistem terpusat (off site sanitation ) penanganan Air Limbah dikelola oleh PDAM Kota Cirebon. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah ) yang dimiliki Kota Cirebon sebanyak 4 lokasi yaitu: 1). IPAL Kesenden, 2). IPAL Ade Irma, 3). IPAL Perumnas Utara dan 4). IPAL Perumnas Selatan IPAL Perumnas Utara di Kecamatan Harjamukti melayani pelanggan sejumah 1.419 SL dengan luasan area yang terlayani 53,58 Ha dan panjang saluran 9,2 Km. IPAL Perumnas Selatan yang terletak di Kecamatan Harjamukti mempunyai jumlah pelanggan 4.738 SL dengan luas area cakupan 174,84 Ha, sedangkan panjang saluran air limbah di IPAL ini 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

Nono Carsono ABSTRACT - Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon ... · 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Nono Carsono ABSTRACT - Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon ... · 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

EVALUASI KAPASITAS TAMPUNG KOLAM OKSIDASI RINJANI TERHADAP PERTUMBUHAN JUMLAH PENDUDUK PERUMNAS SELATAN

KOTA CIREBON JAWA BARAT

Nono Carsono

(Dosen Prodi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon)

ABSTRACT The tendency of population growth and urbanization are increasing, resulting in increased numbers decrease in the degree of sanitation and improve bdertambahnya amount of waste water generation in the city of Cirebon. According to the White Book Sanitation (BPS) Cirebon as of August 31, 2009 as many as 271 795 people spread in 5 districts, the amount already served is 71 631 people or 26.36%, and more than 73.64% of the population still use local exhaust system (on - site systems) such as septic tanks and latrine. One of the sewage treatment plant in the city of Cirebon under the management of PDAM Cirebon ie WWTP South Housing is located in District Harjamukti 4738 SL has a number of customers with an area of 174.84 Ha coverage, while the length of sewerage in this WWTP 27.7 Km. Currently WWTP Rinjani storage capacity has decreased because of the increase in population. Hence the need for a review of the capacity of the WWTP capacity. The results obtained from the analysis of the design of new capacity based on projected population growth in the district for the village Harjamukti Prohibition and Harp 2023 amounted to 47 288 inhabitants. Total consumption of wastewater per person (domestic) is: 6421.710 m³ / hr, the amount of consumption of non-household waste water (non-domestic) is: 1926.513 m³ // hr so that the total amount of wastewater discharge capacity (liters / sec) is: 8348.223 m³ / hr. Analysis of the capacity of the WWTP Swimming Rinjani based wastewater discharge capacity of the above obtained: The results of the analysis obtained: The capacity of an appropriate capacity assessment is 8348.223 m3 / day. Land required for the processing of land covering an area of 9.6 hectares, consisting of: Swimming Facultative: 6000 m2 Swimming Maturation I: 58 450 m2 and pool Anaerobic: 31 563 m2 while the detention time for each pool WWTP is for 5 days. Wastewater service coverage WWTP Rinjani South Housing has reached approximately 7661 subscriber unit comprising: a. system off site = 46.43% (3,557 units customers) and b. system on site = 53.57% (4,104 units). Keywords : evaluation, capacity and coverage of the WWTP

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengelolaan sanitasi di Kota Cirebon saat ini ditangani dengan 2 (dua) sistem, yaitu sistem terpusat (off site sanitation) dan sistem setempat ( on site sanitation ). Sistem setempat terdiri dari sistem konvensional ( cubluk, septick tank ) dan sistem komunal ( Johkasou ,Sanimas ) . Sistem terpusat (off site sanitation ) penanganan Air Limbah dikelola oleh PDAM Kota Cirebon. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah ) yang dimiliki Kota Cirebon sebanyak 4 lokasi yaitu: 1).

IPAL Kesenden, 2). IPAL Ade Irma, 3). IPAL Perumnas Utara dan 4). IPAL Perumnas Selatan

IPAL Perumnas Utara di Kecamatan Harjamukti melayani pelanggan sejumah 1.419 SL dengan luasan area yang terlayani 53,58 Ha dan panjang saluran 9,2 Km. IPAL Perumnas Selatan yang terletak di Kecamatan Harjamukti mempunyai jumlah pelanggan 4.738 SL dengan luas area cakupan 174,84 Ha, sedangkan panjang saluran air limbah di IPAL ini 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

Page 2: Nono Carsono ABSTRACT - Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon ... · 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

2

sebanyak 271.795 jiwa yang tersebar di 5 kecamatan, jumlah yang terlayani adalah 71.631 jiwa atau 26,36 % dan lebih dari 73,64 % penduduknya masih menggunakan sistem pembuangan setempat ( on – site sistem ) seperti septic tank dan cubluk.

Kapasitas Pengolahan Air Limbah (IPAL) Rinjani yang ada perlu di kaji kembali kapasitas tampungnya , karena makin bertambahnya jumlah penduduk perumnas selatan akan meningkatkan kebutuhan Air bersih yang secara otomatis akan meningkatkan jumlah air Limbah yang dibuang (effluent).

1.2 Perumusan masalah Rumuskan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana pengolahan air limbah

domestik/IPAL Rinjani Perumnas Selatan di Kota Cirebon

b. Bagaimana kapasitas IPAL yang ada saat ini dihubungkan dengan perkembangan penduduk di Perumnas Selatan yang semakin meningkat.

1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Ruang lingkup dan pembatasan masalah sebagai berikut : a. Evaluasi terhadap sistem pengolahan

IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah ) Rinjani Perumnas Selatan.

b. Evaluasi Kapasitas IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah ) Rinjani Perumnas Selatan.

c. Cakupan pelayanan IPAL Rinjani Perumnas Selatan.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi kapasitas daya tampung dari kolam IPAL Rinjani dan cakupan pelayanannya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar– Dasar Pengolahan Air Limbah

Sanitasi adalah suatu usaha menciptakan keadaan yang dapat menghindarkan timbulnya gangguan dan penyakit. Salah satu cara sanitasi adalah dengan mengusahakan kebersihan dari

segala unsur yang dapat memungkinkan timbulnya gangguan dan penyakit. Pekerjaan Sanitasi meliputi Pembangunan fasilitas : 1) Penyediaan air minum 2) Penanganan perumahan sehat 3) Fasilitas drainase, air limbah 4) Persampahan

2.2 Pembuangan Air limbah 2.2.1 Pengertian Karakteristik Air Limbah

Menurut Mara (1978) komposisi secara kualitatif limbah domestik terdiri atas bahan organik baik padat maupun cair. Pada tinja dan air seni, komposisi air dan bahan organik paling tinggi bila dibandingkan unsur lainnya. Kandungan air pada tinja berkisar antara 60 – 80%, sedangkan pada urin berkisar antara 93–96%. Sementara itu kandungan bahan organik pada tinja berkisar antara 88–97%, sedangkan pada urin berkisar antara 65–85%. Menurut Sugiharto (1987) sumber utama air limbah rumah tangga dari masyarakat adalah berasal dari perumahan, daerah perdagangan, perkantoran, dan daerah rekreasi. Besarnya rata-rata air limbah yang berasal dari daerah hunian dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Rata-rata Aliran Air Limbah dari Daerah Pemukiman.

No Sumber Unit Rata-rata

(ltr/unit/hr) 1. Apartemen Orang 260 2. Hotel, penghuni tetap Orang 190 3. Tempat tinggal keluarga

:

-Rumah pada umumnya Orang 280 -Rumah yang lebih baik Orang 310 -Rumah mewah Orang 380 . -Rumah agak modern Orang 200 -Rumah pondok Orang 190 4. Rumah Gandengan Orang 150

(Sumber : Sugiharto, 1987)

Page 3: Nono Carsono ABSTRACT - Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon ... · 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

3

2.2.2 Komposisi Air Limbah 1. Komposisi Umum Komposisi air limbah adalah keanekaragaman air limbah secara umum yang terdiri dari air kotor, air bekas dan air limbah industri Gabungan air kotor dan air bekas disebut air limbah yaitu: Air kotor

Air kotor adalah air limbah yang mengandung kotoran manusia yang berasal dari jamban / kloset dengan perantaraan air bermacam – macam zat yang tidak diperlukan lagi yang dikeluarkan dari tubuh kita dalam bentuk larutan, misal dalam bentuk air seni, air rembesan dari cubluk atau tanki septik yang mengandung bakteri penyakit dapat mencemari sumur – sumur dangkal.

Air Bekas Air bekas adalah air limbah dari aktifitas dapur, mandi, cuci – mencuci dan sejenisnya.

Air Limbah Industri Pada proses Industri air digunakan dengan tiga tujuan utama yaitu pada proses pendinginan, pemanasan, dan penguapan. Disamping itu air dapat menjadi komponen material untuk produksinya.

2.2.3 Komponen yang mempengaruhi Air Limbah

Air limbah terdiri dari komponen Fisika, kimia dan Biologi:

a) Fisika, terdiri dari : Total Solid, Bau,Temperatur dan Warna

b) Biologi, Aspek biologi mencakup mikroorganisme yang ditemukan pada permukaan air buangan dan pada buangan organisme ini digunakan untuk indikator polusi dan untuk mengetahui metoda yang digunakan untuk mengolah air buangan.

c) Mikroorganisme Mikroorganisme yang ditemukan pada air buangan diklasifikasikan pada : 1) Protista : Bakteri, Jamur, Protozoa, dan Algae

2) Tumbuhan: Fern, mosses dan liverwort 3) Binatang : Verbrata dan anverbrata 4) Coliform : Setiap manusia

mengeluarkan sekitar 100 sampai 400 milyard coliform perhari ditambah beberapa macam jenis bakteri. Coliform digunakan sebagai indikator mikroorganisme pathogen. Bakteri Coliform terdiri dari : Escherichia dan Aerobacteri

d) Kimiawi, terdiri dari : Zat Organik, Zat An organic, pH, Chloride, Methan, Gas Beracun dan Phospor

2.2.4 Air Limbah Non Domestik Yang dimaksud dengan air limbah Non domestik adalah air limbah non rumah tangga. Saat ini di Kota Cirebon tidak terdapat industri besar yang menghasilkan buangan dengan kapasitas besar ataupun buangan logam berat. 2.2.5 Air Limbah Domestik Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, yang dimaksud dengan Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama.

2.3.1 Sistem Pembuangan Air Limbah Setempat ( On – Site Sistem ) Pengolahan air limbah yang dilakukan setempat (on – site ) adalah pengolahan air limbah dengan cara individu seperti sistem septic tank , cubluk dan dengan cara komunal ( beberapa keluarga ) seperti Johkasou ataupun sanimas.

2.3.2 Sistem Pembuangan Air Limbah terpusat (Off – Site Sistem ) Sistem pengolahan air limbah terpusat menyalurkan air limbah dari rumah – rumah dengan memanfaatkan jaringan air limbah ( riool ). Untuk selanjutnya air limbah dialirkan dan diolah diinstalasi pengolahan air limbah. Instalasi air limbah mengolah air limbah agar aman untuk dibuang ke badan air seperti laut, sungai dan lain – lain.

Page 4: Nono Carsono ABSTRACT - Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon ... · 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

4

2.4 Perhitungan Kapasitas Air Limbah Kapasitas Buangan air limbah Domestik dan Non Domestik berkaitan dengan kebutuhan air untuk kebutuhan hidup manusia sehari hari ( rumah tangga ). Kebutuhan air untuk kegiatan rumah tangga antara lain : - Mandi (10 – 15 Liter ) - Cuci ( 10 – 15 Liter ) - Minum ( 20 – 30 Liter ) - Toilet ( 10 – 15 Liter ) - Dan lain – lain Tingkat kebutuhan air untuk domestik adalah : a. 130 – 150 liter per hari untuk katagori kota

kecil b. 150 – 170 liter per hari untuk katagori kota

sedang c. 170 – 200 liter per hari untuk katagori kota

besar Perhitungan kapasitas debit air limbah untuk wilayah Kota Cirebon tahun 2014 dilakukan berdasarkan Naoko (2005) sehingga dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Untuk tahun 2014. dengan konsumsi rata –

rata air bersih adalah 194 liter / orang / hari, maka jumlah konsumsi air bersih setiap detik untuk setiap orang adalah :

194 lt/org/hr atau sama dengan 0,00224 lt/org/det

2. Jumlah kapasitas debit air limbah domestik ( Liter / Detik ) untuk tahun 2014 adalah :

Jumlah Penduduk x 0.00224 liter / orang / detik x 70%

3. Jumlah kapasitas debit air limbah non domestik ( Liter / Detik ) untuk tahun 2014 adalah : Jumlah kapasitas debit air limbah domestik (liter / detik) x 30%

4. Jumlah total Kapasitas debit air limbah (liter/detik) adalah : Air limbah domestik + Air limbah non domestik = Air Limbah

2.5 Perhitungan Proyeksi jumlah

penduduk 2.5.1 Proyeksi jumlah penduduk Metode

Aritmatik Formula yang digunakan pada metode proyeksi aritmatik adalah: 푃 푃 (1 + 푟푡)

푟 = 1푡푃푡푃표

− 1

dimana : 푃 = jumlah penduduk pada tahun t 푃 = jumlah penduduk pada tahun awal r = laju pertumbuhan penduduk t = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t ( dalam tahun )

2.6 Kolam Stabilisasi

Secara terminologi kolam stabilisasi, lagoon, dan kolam oksidasi memiliki maksud yang sama. Metode yang memanfaatkan cekungan tanah ini dimanfaatkan sebagai cara untuk pengolahan sekunder atau tersier. Metode ini digunakan untuk mengolah air limbah dari limbah domestik dan industri pada berbagai perubahan kondisi cuaca. Metode kolam dapat digunakan sebagai pengolahan tunggal ataupun dikombinasikan dengan berbagai proses pengolahan lainnya

2.6.1 Kolam Fakultatif ( Facultatif Ponds ) Kolam fakultatif merupakan jenis

kolam stabilisasi yang biasanya banyak digunakan. Kolam ini disebut sebagai lagoon. Kedalaman kolam fakultatif biasanya adalah 1,2-2,5 m (4-8 ft) yang memiliki lapisan aerob dan anaerob dan mengandung lumpur. Waktu detensi pada kolam ini biasanya adalah 5-30 hari (USEPA, 1983b). aerob.

2.6.2 Proses Perancangan Rumus yang digunakan untuk

merencanakan kolam fakultatif menggunakan beberapa data operasional disajikan dalam panduan manual perancangan (USEPA, 1974b). Perhitungan dan ilustrasi dari ukuran kolam fakultatif memuat loading rate, persamaan Gloyna, persamaan Marais-Shaw, model aliran, dan persamaan Wehner-Wilhelm. Kemudian untuk perancangan parsial-mix aerated lagoon dijelaskan pada bagian lain (WPCF, 1990). Pada bagian ini akan dibahas mengenai metode perancangan loading rate area dan permodelan Wehner-Wilhelm.

Page 5: Nono Carsono ABSTRACT - Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon ... · 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

5

a. Perancangan Loading Rate Area

Prosedur perancangan biasanya didasarkan pada tingkat beban organik dan waktu tinggal hidrolik. Beberapa model empiris dan rasional untuk desain kolam fakultatif telah diusulkan. Beberapa metode desain yang diusulkan telah dibahas pada bagian lain (USEPA, 1983b). Loading Rate Area adalah metode desain yang paling konservatif dan dapat disesuaikan dengan standar spesifik. Berdasarkan suhu udara musim dingin rata-rata Loading Rate yang direkomendasikan dapat dilihat pada tabel 1 berikut (USEPA, 1974b). Luas permukaan yang diperlukan untuk kolam fakultatif ditentukan dengan membagi kandungan organik (BOD) dengan loading rate BOD yang tercantum pada Tabel sesuai suhu udara dimana kolam akan dibuat. Hal ini dapat dinyatakan sebagai persamaan berikut :

Dimana,

A = Luas area yang dibutuhkan, ha atau acre

BOD = Konsentrasi BOD pada influen, mg/L

Q = Laju alir influen, m3/d atau Mgal/d

LR = Loading Rate BOD (dari tabel), kg/(ha.d) atau (lb/(acre/d)

Loading Rate BOD pada kolam pertama dalam serangkaian kolam tidak boleh melebihi 100 kg / (ha . d) atau (90 lb / (acre . d) untuk iklim hangat dan musim dingin yang suhu udara rata-ratanya lebih besar dari 15o C (59o F); dan 40 kg / (ha . d) atau (36 lb / (acre . d) untuk suhu udara musim dingin rata-rata kurang dari 0o C (32o F).

b. Persamaan Wehner-Wilhelm

Wehner dan Wilhelm (1958) merupakan persamaan tingkat penyisihan substrat orde I untuk reaktor

yang memiliki pola aliran yang tidak teratur, yaitu pola plugflow dan pola complete-mix. Persamaan yang mereka usulkan yaitu sebagai berikut.

Dimana, C = Konsentrasi substrat pada efluen, mg/L

Co = Konsentrasi substrat pada influen, mg/L a = k = konstanta reaksi orde I t = Waktu detensi, h D = Faktor dispersi, H/uL H = Koefisien dispersi aksial, m2/h

atau ft2/h u = Kecepatan aliran, m/h atau ft/h L = jarak yang ditempuh partikel, m

atau ft Persamaan Wehner-Wilhelm untuk

aliran yang tidak beraturan diusulkan oleh Thirumurthi (1969) sebagai metode perancangan kolam fakultatif.

Thirumurthi mengembangkan grafik yang dapat dilihat pada gambar 2.6. untuk membantu penggunaan persamaan nantinya. Dalam gambar 2.6. tersebut nilai kt dihubungkan dengan nilai persen BOD5 penyisihan (C/Co) pada limbah untuk faktor dispersi yang bervariasi dari nol untuk reaktor plug-flow ideal hingga tak terbatas nilainya untuk reaktor complete-mix. Faktor dispersi untuk kolam stabilisasi berkisar dari 0,1 sampai 2,0, dengan sebagian besar nilai tidak melebihi 1,0 disebabkan syarat pencampuran.

Page 6: Nono Carsono ABSTRACT - Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon ... · 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

6

Gambar 2.1 Grafik hubungan kt dan persenBOD remaining

2.6.3 Kolam Aerob ( Aerobic Ponds )

Kolam aerobik, juga disebut sebagai kolam aerobik tingkat tinggi. Kolam ini relatif dangkal dengan kedalaman biasanya berkisar antara 0,3 sampai 0,6 m (1 sampai 2 ft) sehingga memungkinkan cahaya untuk menembus lapisan air hingga bagian dasar kolam. Hal ini menjaga agar DO tersebar di seluruh bagian kolam. Hal ini meransang kinerja ganggang sehingga terjadinya kondisi anaerobik dapat dicegah.DO pada air berasal dari proses fotosintesis yang dilakukan oleh ganggang atau alga dan oksigen yang berasal dari permukaan kolam. Bakteri aerobik memanfaatkan dan menstabilkan kandungan organik dalam air limbah untuk memperoleh nutrisi. Waktu tinggal (Hidraulic Retention Time) di tambak adalah singkat, yaitu 3 sampai 5 hari. Penggunaan kolam aerobik biasanya hanya terbatas pada daerah yang beriklim hangat dan cerah, terutama di mana tingkat tinggi penghapusan BOD diperlukan tapi ketersediaan lahan tidak terbatas.

2.6.4 Kolam Anaerob ( Anaerobic Ponds )

Kolam anaerobik biasanya relatif lebih dalam dan digunakan untuk mengolah limbah yang memiliki beban organik tinggi. Pada kolam anaerobik tidak terdapat adanya zona aerob. Kedalaman kolam anaerobik biasanya berkisar 2,5-5 m (8-16 ft). Waktu detensi

berkisar antara 20 sampai 50 hari (USEPA 1983b). Bakteri anaerob menguraikan bahan organik menjadi karbon dioksida dan metana. Prinsip dari reaksi biologi adalah pembentukan asam dan fermentasi metana. Kolam anaerobik biasanya digunakan untuk mengolah limbah pekat industri dan pertanian. Kolam ini telah digunakan sebagai pretreatment kolam fakultatif atau kolam aerobik untuk air limbah pekat industri dan limbah area domestik di daerah pedesaan yang memiliki beban organik yang tinggi, seperti sisa-sisa makanan.

2.6.4 Kolam Tersier

Kolam tersier juga disebut sebagai kolam pelengkap, terakhir atau kolam maturasi atau (pemasakan), merupakan tahap ketiga untuk mengolah efluen yang berasal dari proses lumpur aktif atau trickling filter. Kolam ini juga digunakan pada tahap kedua setelah proses di kolam fakultatif dan kolam aerobik. Kedalaman air pada kolam tersier ini biasanya berkisar 1 – 1,5 m (3 – 4,5 ft). Loading Rate BODnya kecil dari 17 kg/ha . d atau 15 lb/acres . d. Sedangkan waktu detensinya relatif singkat, yaitu 4 hingga 15 hari.

Page 7: Nono Carsono ABSTRACT - Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon ... · 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

7

1. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dijelaskan pada Gambar. 3.1 sebagai berikut:

Pengolahan Data

rekomendasi

No/Tidak Ok

Ok

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data Sekunder

Tinjauan Studi Di Lapangan

Pengumpulan Data

Data Primer : Pengamatan langsung pada IPAL Rinjani Eksisting, (Desain IPAL, Pengukuran pH, BOD, TSS, Minyak dan lemak.

Data Sekunder : Data – data teknis awal desain IPAL dari Dinas terkait, seperti , jumlah penduduk, geografi dan topografi IPAL.

Analisa Data : - Analisa dimensi dan kapasitas IPAL

Rinjani

- Analisa Cakupan Pelayanan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

evaluasi

Page 8: Nono Carsono ABSTRACT - Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon ... · 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

8

3.2 Data yang Diperlukan

Tabel 3.1 Pengelompokan Data

Nama Data Jenis Data

Sumber Data

1.Jumlah penduduk Sekunder

BPS Kota Cirebon Th.2014

2.Pengukuran kualitas air limbah IPAL: Pengukuran pH, BOD, TSS, Minyak dan lemak.

Primer

Oleh Petugas Laboratorium PDAM kota Cirebon

3.Pengamatan dan dokumentasi IPAL

Primer

Pengamatan Langsung

4.Data Teknis IPAL Rinjani

Sekunder

PDAM Kota Cirebon

5.Data Perhitungan Kolam stabilisasi atau IPAL

Sekunder

Lin,Shun Dar,and Lee,C.C. 2007, Metcalf & eddy, .,1991

6.Data Perhitungan Proyeksi penduduk

Sekunder

Metoda aritmatik

3.3 Alat Penelitian

Peralatan yang digunakan untuk memperlancar pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Water Quality Checker digunakan

untuk mengukur kualitas air limbah dengan parameter pH, BOD, TSS dan Minyak lemak. (Dilakukan petugas Laboratorium PDAM Kota Cirebon.

2. Botol untuk menampung air limbah influent sebagai sampel untuk diuji lebih lanjut.

3. Kamera digital 3.4 Analisa Pembahasan

Gambar 3.3. Dibawah ini adalah diagram alir perencanaan penelitian kapasitas kolam IPAL Rinjani Perumnas Selatan.

Gambar 3.2 Gambar alir perencanaan penelitian

IV. PEMBAHASAN KAPASITAS KOLAM AIR LIMBAH RINJANI

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Harjamukti mempunyai luas wilayah 17,62 Km² dengan jumlah penduduk tahun 2014 sebanyak 104.896 Orang, kepadatan penduduk 36,60 Orang/Km², Laju pertumbuhan penduduk 19,68 % ( Hasil Sensus penduduk BPS tahun 2000 s/d 2010. Kecamatan Harjamukti terdiri dari 5 Kelurahan yaitu Argasunya, Kalijaga, Larangan, Harjamukti dan Kecapi .

Kolam Oksidasi Rinjani Perumnas Selatan masuk dalam wilayah Kecamatan Harjamukti dibangun pada tahun 1978 mengalami renovasi tahun 1992, dengan luas area pelayanan 311,05 Ha secara garis besar fasilitas instalasi sebagai berikut :

푟 = 1푡

푃푡푃표

− 1

Aritmatik 푃 푃 (1 + 푟푡)

-Proyeksi jumlah penduduk sampai 10 th x (Konsumsi air limbah domestik rata rata penduduk/hari (70 % dari konsumsi air bersih) + Konsumsi air limbah Non domestik rata rata penduduk/hari (30 % dari

퐴 = 푝 − 2(12 ℎ)

tan ß푥 푙 − 2

(12ℎ)

tan 훼

퐴 = 푝 − 2(ℎ)

tan ß푥 푙 − 2

(ℎ)tan 훼

-Kapasitas Daya tampung saat ini -Kapasitas Daya tampung 10

tahun akan datang -Pengembangan kolam: A =

( )( )( )

(SIUnits)

V = ( ) 퐴 = 푝푥푙

Menghitung proyeksi

Menghitung debit

influent

Evaluasi tampung

IPAL

Pengembangan Kolam IPAL

Perhitungan cakupan pelayanan

Page 9: Nono Carsono ABSTRACT - Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon ... · 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

9

1. Pipa Saluran Diameter 150 mm – 400 mm panjang total 27,739 m’ terdiri dari pipa sekunder 3.992 m’ dan pipa tersier 23.747 m’( Keterangan : Saluran primer Ø 900 – 1100 mm, Saluran sekunder Ø 250 – 800 mm, Saluran tersier Ø 150 – 200 mm )

2. Kolam anaerobik Adalah kolam penampung untuk mengurai kandungan bahan pencemar, yang berfungsi untuk menampung dan homogenisasi lumpur tinja yang berasal dari mobil tangki. Kolam Anaerobic mempunyai luas 0,35 Ha

3. Kolam fakultatif Kolam penampung untuk menguraikan kandungan bahan pencemar organik yang masih mengandung senyawa organik 250 – 400 mg/l dari efluen lumpur tinja kolam anaerobik, bentuk kolam empat persegi panjang dengan kedalaman 1 – 2 meter. Kolam Fakultatif, mempunyai luas 0,75 Ha

4. Kolam maturasi 1 dan 2 Kolam penampung untuk menguraikan lebih sempurna sisa kandungan bahan pencemar organik yang masih mengandung senyawa organik dan membunuh bakteri coil dengan bantuan ganggang, bentuk kolam empat persegi panjang, dengan kedalaman 1 – 2 meter, dan kemiringan tanggul 1:3. Kolam Maturasi ke – 1 Luas 0,70 Ha dan Kolam Maturasi ke – 2 Luas 0,60 Ha

4.2 Luas Cakupan Kolam Oksidasi Rinjani

Luas Cakupan dilayani adalah sebagian besar Perumnas Gunung yang berada dalam wilayah Kelurahan Larangan dan Kecapi dengan jumlah pelanggan sambungan Air Limbah (SL) sebanyak 3.557 Unit .dan jumlah Non Pelanggan atau yang mengunakan sistem on site sebanyak 4.104 Unit Angka didapat dari jumlah pelanggan air bersih tahun 2014 di dua kelurahan dikurangi jumlah pelanggan air bersih Perumnas Selatan yang tersambung dengan sambungan Air Limbah (SL).

4.3 Analisa Proyeksi Penduduk Proyeksi penduduk menggunakan metode aritmatik mengasumsikan bahwa jumlah penduduk pada masa depan akan bertambah dengan jumlah yang sama setiap tahun. Laju pertumbuhan penduduk dengan aritmatik adalah r = 0.028 atau 2,8%

Tabel 4.2 Hasil proyeksi penduduk menurut Kelurahan Larangan dan Kelurahan Kecapi Th. 2023 Kelurahan

Kecapi dan

larangan

Jumlah Penduduk ( Orang )

Proyeksi Jumlah

penduduk (5 tahun)

Proyeksi Jumlah

penduduk (10 tahun)

2010 2013 2018 2023 Jumlah total

36.586 36.897 40.222 47.228

(Sumber Analisis 2015)

4.4 Perhitungan Kapasitas Air Limbah Perhitungan kapasitas debit air limbah untuk wilayah Kecamatan Harjamukti Kelurahan Larangan Dan Kecapi Kota Cirebon Tahun 2023. dengan konsumsi rata – rata air bersih adalah 194 liter / orang / hari, maka jumlah konsumsi air limbah setiap orang ( domestik )adalah :

47.288 org x 194 L /Org/ hr x 70% = 6.421.710 L/ hr = 6.421,710 m³/hr

Jumlah konsumsi air limbah non rumah tangga ( non domestik )adalah : 6.421,710 m³/ hr x 30% = 1.926,513 m³// hr Jumlah total Kapasitas debit air limbah (liter/detik) adalah : 6.421,710 m³/hr +1.926,513 m³/hr=8348,223 m³/hr

Page 10: Nono Carsono ABSTRACT - Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon ... · 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

10

Tabel 4 .3 Hasil pengujian Outlet IPAL Rinjani terhadap Standar baku mutu Permen LH Nomer 5 tahun 2014 bagi usaha dan/ atau kegiatan Domestik.

No. Parameter Satuan Baku mutu

Gol.I*

Hasil Pengujian

1 2 3 4

pH Padatan tersuspensi BOD Minyak lemak

- mg / L mg / L mg / L

8,2 94,00

67,462 10

9,13 11 36,6 0

(Sumber : Analisis 2015) Tabel 4.4 Waktu detensi Eksisting Kolam Oksidasi Perumnas Selatan

Jenis Kolam Waktu Detensi

Anaerobik 2 Fakultatif 2 Maturasi 3

(Sumber PDAM Kota Cirebon 2014)

(a) Kolam I Dengan memanfaatkan data perhitungan maka diperoleh dimensi kolam I yang dinyatakan sebagai PxLxh,yaitu 382 m x 100 m x 1,5 m

(b) 2 Kolam lainnya Luas masing masing kolam lainnya diperoleh dari, (101.800 m − 38.200m )/2= 31.800 m

Gambar 4.1 Luas Total areal kolam yang dibutuhkan

Page 11: Nono Carsono ABSTRACT - Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon ... · 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

11

Gambar 4.2 Luas Areal Kolam hasil coba-coba Asumsi: Kedalaman air pada semua kolam 1,5 m , LR = 36,6 kg/(ha.d) Loading rate BOD 40 kg/(ha.d), karena maksimal LR kolam pertama 100 kg/(ha.d)

Page 12: Nono Carsono ABSTRACT - Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon ... · 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

Gambar 4.3 Desain Kolam Fakultatif

Page 13: Nono Carsono ABSTRACT - Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon ... · 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

13

Gambar 4.4 Desain Kolam Maturasi

Page 14: Nono Carsono ABSTRACT - Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon ... · 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

14

Gambar 4.5 Desain Kolam Anaerobic

Tabel 4.5 Tabel Perbandingan Eksisting dan Analisis Luas Kolam Rinjani

NO

EXISTING ANALISIS KETERANGAN KOLAM KOLAM

P L H Td (Hr) P L H Td

(Hr)

Kolam Fakultatif 126,05

46,91 2,5 2 600

100 1,5 5

Kolam Anaerobik 88,26 41,65 3 2 189

167 3 5

Kolam maturasi 1 106,15

71,25 2,5 3 350

167 1,5 5

Kolam maturasi 2 94,87 70,04 2,5 3 - - - ( Sumber: Analisis )

Page 15: Nono Carsono ABSTRACT - Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon ... · 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

15

4.4.1 Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan pengelolaan air limbah IPAL Rinjani Perumnas Selatan telah mencapai lebih kurang 7.661 unit pelanggan yang terdiri dari : a. sistem off site = 46,43 % ( 3.557 unit pelanggan ) b. sistem on site = 53,57% ( 4.104 unit )

Tabel 4.6 Penggunaan Sistem On-Site dan Off-Site di Kota Cirebon No KECAMATA

N / KELURAHAN

SISTEM KETERANGAN

ON - SITE

OFF –

SITE 1 Kecapi Ada Ada Perumnas

2 Larangan Ada Ada Perumnas

( Sumber : Analisis )

Hal ini menandakan bahwa penduduk Perumnas Selatan banyak yang belum mengolah kotoran dan air limbahnya dengan sistem off-site dikarenakan jaringan perpipaan belum dikembangkan dan belum di rehabilitasi. Jumlah sambungan air limbah yang terlayani oleh IPAL Rinjani Perumnas Selatan 3.557 unit pelanggan, sisanya menggunakan septic tank dan cubluk.

4.4.2 Peningkatan Pelayanan

Perlunya DED ( Detailed Enginerring Design ) sistem jaringan pipa untuk optimalisasi pelayanan sistem eksisting termasuk peningkatan / pengembangan pelayanan rangka optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan fungsi IPAL, atau pencapaian pelayanan dengan program sejenis yaitu, Sanimas ( Sanitasi Berbasis Masyarakat ) adalah program untuk menyediakan prasarana air limbah bagi masyarakat di daerah kumuh padat perkotaan, SLBM ( Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat ) merupakan pengembangan dari sanimas yang berupa pengembangan sarana dan prasarana air limbah komunal, fasilitas pengurangan sampah dan sarana

drainase mandiri berwawasan lingkungan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. IPAL Rinjani Perumnas Selatan perlu dilakukan rehabilitasi berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk di dua kelurahan Larangan dan Kecapi.

2. Secara garis besar hasil perhitungan ( analisis ) penambahan kapasitas kolam dapat meningkatkan pelayanan Air limbah di Perumnas Selatan.

3. Hasil analisis didapatkan : a. Kapasitas daya tampung kolam

sesuai kajian adalah 8.348,223 m3/hari.

b. Lahan yang dibutuhkan untuk lahan pengolahan seluas 9,6 Hektar. Yang terdiri dari : - Kolam Fakultatif : 6.000 m2 - Kolam Maturasi I : 58.450

m2 - Kolam Anaerobik : 31.563

m2 a. Waktu detensi yang ideal untuk

pengolahan adalah - Kolam Fakultatif : 5 Hari - Kolam Maturasi I : 5 Hari - Kolam Anaerobik : 5 Hari

5.2 Saran

1. IPAL Rinjani Perumnas Selatan perlu dilakukan perbaikan pada bagian dinding kolam atau senderan agar tidak terjadi kebocoran yang berakibat terkontaminasi air tanah.

2. Perlu dipikirkan mencari area baru untuk penambahan kekurangan kolam IPAL bila ingin meningkatkan pelayanan air limbah di Perumnas Selatan di masa akan datang. Untuk peningkatan pelayanan bisa dilakukan dengan cara : a. DED ( Detailed Enginerring

Design ) sistem jaringan pipa untuk optimalisasi pelayanan sistem eksisting termasuk peningkatan / pengembangan pelayanan rangka optimalisasi

Page 16: Nono Carsono ABSTRACT - Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon ... · 27,7 Km. Menurut Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Cirebon dari jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Agustus 2009

16

pemanfaatan dan peningkatan fungsi IPAL.

b. Sanimas ( Sanitasi Berbasis Masyarakat ) adalah program untuk menyediakan prasarana air limbah bagi masyarakat di daerah kumuh padat perkotaan.

c. SLBM ( Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat ) merupakan pengembangan dari sanimas yang berupa pengembangan sarana dan prasarana air limbah komunal.

DAFTAR PUSTAKA 1. Buku putih sanitasi (BPS) Kota Cirebon

(2012). 2. CUDP. 1991. First Stage

Implementation Waste Stabilization Ponds Near Ade Irma. Ministry of Public Work Directorate General of Human Settlements, Cirebon.

3. Detail Engineering Design Report Volume 1 ( 2005 )“Feasibility Study and DED of Wastewater & sludge Treatment Installation in kesenden (Kota Cirebon 3 – 2 )”.

4. Flint, K.P. 1992. Microbial Ecology of Domestic Waste. In Brns, R.G. and Slater, J.H. (Eds). Experimental Microbial Ecology. Blackwell Scientific Publication.

5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

6. Lin, Shun Dar, and Lee, C. C. 2007 . Handbook of Environmental Engineering Calculation, 2nd Edition . New York : McGraw-Hill.

7. Master Plan Feasibility Report ( 2005 )“Feasibility Study and DED of Wastewater & sludge Treatment Installation in kesenden (Kota Cirebon 3 – 2 )”.

8. Mara, D. 1978. Sewage Treatment in Hot Climates. English Language Book Society. Thomson Press Ltd, New Delhi.

9. Naoko, Nakagawa. 2005. Suitability of Gray Water Treatments for a Sustainable Sanitation System. Proceedings International Symposium on Ecohydrology.

10. Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. 3rd edition. W.B. Saunders Company, Philadelphia.

11. PERDA No. 16 / 2012 tentang : Pelayanan untuk Pengolahan Air Limbah Kota Cirebon.

12. Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

13. Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.