55
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION FOCUSED COPING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Oleh: SITI HAWA UMAYYA SUKARTI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JOGJAKARTA 2006

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

  • Upload
    dangthu

  • View
    236

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA EMOTION FOCUSED COPING

DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA

MAHASISWA

Oleh:

SITI HAWA UMAYYA

SUKARTI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

JOGJAKARTA

2006

Page 2: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

2

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN MENGGUNAKAN EMOTION

FOCUSED COPING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA

MAHASISWA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI

INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Telah Disetujui Pada Tanggal

_________________________

Dosen Pembimbing Utama Dosen Asisten Pembimbing

(Dr. Sukarti) (Thobagus Muh. Nu’man, S.Psi. Psi)

Page 3: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

3

HUBUNGAN ANTARA EMOTION FOCUSED COPING DENGAN

PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

Siti Hawa Umayya

Sukarti

INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Emotion Focused

Coping dengan perilaku Prokrastinasi Akademik pada mahasiswa. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tingkat Prokrastinasi Akademik dan Emotion Focused Coping pada mahasiswa yang menjadi subjek penelitian. Hipotesa awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara Emotion Focused Coping dengan Prokrastinasi Akademik pada mahasiswa.

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, yang berada pada tingkat pertengahan sampai akhir kuliah (angkatan 1998 sampai 2003). Penelitian ini menggunakan dua skala, yakni Skala Prokrastinasi Akademik yang merupakan modifikasi dari skala yang dibuat oleh Ghufron (2003). Skala ini terdiri dari 36 aitem yang disusun berdasarkan ciri-ciri prokrastinasi akademik Schouwenburg (Ferarri dkk., 1995). Sedangkan Skala Emotion Focused Coping (EFC) disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek EFC milik Folkman, Lazarus, dan rekan kerja mereka yang tertuang dalam Ways of Coping with Stressful Situations (Sarafino, 1998; Taylor, 1995), yang terdiri dari 36 aitem.

Metode analisis yang yang digunakan penelitian ini yakni Korelasi Product Moment dari Pearson. Uji validitas dan reliabilitas menggunakan SPSS for Windows Versi 11.5. Korelasi Product Moment dari Pearson menunjukkan korelasi antar variabel sebesar r = -0,237; p = 0,002 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara Emotion Focused Coping dengan Prokrastinasi Akademik. Hubungan kedua variabel ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat EFC, maka semakin rendah tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat EFC, maka semakin tinggi tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Adapun hasil dari analisa tambahan dengan menggunakan Analisis Regresi diketahui bahwa dari enam aspek EFC, yang menjadi prediktor bagi prokrastinasi akademik dalam penelitian ini hanya dua aspek, yaitu aspek distancing dengan arah hubungan yang positif dan positive reappraisal dengan arah hubungan yang negatif.

Page 4: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

4

Pengantar

Latar Belakang Masalah

Mahasiswa adalah sebutan yang diberikan kepada individu yang sedang

menuntut ilmu di perguruan tinggi (Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa, 1999). Karena status (tingkat) pendidikannya yang lebih tinggi, atau

bahkan tertinggi diantara siswa-siswa lainnya yang masih duduk dalam bangku

sekolah, baik itu SD, SMP, maupun SMU, mahasiswa sampai saat ini masih

menjadi tumpuan dan harapan bangsa. Keberadaan mereka nantinya diharapkan

dapat berguna bagi bangsa dan negara serta dapat berbuat banyak bagi

kemajuan masyarakat dan kecerdasan rakyat.

Berbeda dengan siswa-siswa lainnya, mahasiswa yang karena status

(tingkat) pendidikannya yang tertinggi diantara siswa-siswa lainnya yang masih

duduk dalam bangku sekolah, mereka memiliki tangung jawab yang besar dan

memiliki tugas yang banyak dan beragam. Tugas-tugas tersebut meliputi tugas-

tugas kehidupannya sebagai seorang remaja ataupun seseorang yang beranjak

dewasa dimana pada usia ini dan dengan tingkat pendidikan yang tinggi seperti

ini, mereka mengalami banyak masalah yang lebih kompleks dibandingkan ketika

mereka masih berada di bangku sekolah, maupun tugas-tugas di bidang

akademis yang mempunyai tingkat kesukaran yang jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa-siswa lain yang tingkatannya lebih rendah. Selain

tugas-tugas akademis yang harus mereka kerjakan, seorang mahasiswa juga

dituntut untuk menjadi seorang yang aktif, baik aktif di organisasi, yang sedikit

banyak dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman yang

Page 5: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

5

nantinya dapat membantu mereka ketika memasuki dunia kerja, maupun

kegiatan-kegiatan lain yang mendukung tugas-tugas akademis dan tugas

kehidupan mereka sebagai seorang mahasiswa. Kusumah (http://www.pikiran-

rakyat.com/cetak/2005/0105/18/1105.htm., 08/12/05) mengutarakan hal

senada, dengan mengungkapkan tiga aspek yang menjadi konsekuensi identitas

mahasiswa. Ketiga aspek tersebut yaitu pertama, aspek akademis yang berisikan

bahwa tuntutan peran mahasiswa yang sebenarnya hanya satu, yaitu belajar.

Kedua, aspek organisasional. Tidak semua hal bisa dipelajari di kelas dan

laboratorium. Masih banyak hal yang bisa dipelajari di luar kelas, terutama yang

hanya bisa dipelajari dalam organisasi, yang sekaligus dapat menjadi

laboratorium gratis ajang aplikasi ilmu yang didapat di kelas kuliah. Ketiga, aspek

sosial politik, dimana mahasiswa merupakan bagian dari rakyat, bahkan ia

merupakan rakyat itu sendiri. Kegiatan-kegiatan inilah yang menuntut mahasiswa

harus dapat membagi waktunya dengan baik sehingga tugas-tugas mereka

sebagai mahasiswa yang sarat akan tugas akademis dan tugas-tugas kehidupan

mereka sebagai remaja ataupun dewasa, dapat terpenuhi dengan baik.

Bagaimanapun juga, seorang mahasiswa diharapkan mempunyai

semangat hidup yang tinggi, rasa optimis yang besar dan selalu berusaha

mencapai prestasi yang optimal sehingga pada akhirnya mahasiswa dapat sukses

dalam menjalani hidupnya di perguruan tinggi, dapat menguasai ilmu

pengetahuan dan keterampilan, serta mendapat status yang baik di mata

masyarakat (Widuri, 1995). Namun, dalam mencapai tujuan tersebut mahasiswa

dihadapkan pada problem atau persoalan yang nantinya akan menjadi

penghambat yang mempersulit mereka dalam mencapai tujuan itu.

Page 6: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

6

Banyaknya dan beragamnya tugas-tugas kehidupan yang dimiliki seorang

mahasiswa yang dirasa sulit akan menimbulkan masalah. Masalah-masalah yang

dihadapi mahasiswa tersebut dapat berbentuk masalah akademik dan masalah

non akademik. Masalah akademik berkaitan dengan perencanaan studi, cara

belajar, dan pengenalan peraturan. Sedangkan masalah non akademik berkaitan

dengan penyesuaian diri terhadap lingkungan kampus, kesukaran dalam mencari

teman atau kesukaran dalam pergaulan, pengembangan diri, dan masalah

pribadi yang antara lain menyangkut masalah pergaulan, konflik dengan teman,

keluarga, dan pacar (http://www.urindo.ac.id, 08/12/05;

http://www.stibanas.ac.id, 08/12/05). Suardiman (1981) mengungkapkan bahwa

dari pengalaman praktek Bimbingan dan Konseling mahasiswa UGM, ternyata

dari mahasiswa yang datang berkonsultasi dapat diketahui bahwa masalah yang

paling banyak dihadapi mahasiswa adalah masalah belajar, kemudian berturut-

turut masalah pergaulan, masalah pribadi, dan masalah keluarga. Hal senada

juga diungkapkan oleh Sudarjo dkk. sebagai team pelaksana survei kehidupan

mahasiswa UGM (Bukit, 2000), menyebutkan bahwa lima besar masalah yang

menyebabkan kesulitan pada mahasiswa antara lain masalah studi, hambatan

ekonomi, masalah keluarga, kesehatan, dan hubungan dengan lawan jenis atau

pacar.

Permasalahan-permasalahan tersebut sering membuat mahasiswa

berada dalam perasaan tertekan atau yang lebih populer disebut dengan istilah

stres (Chaplin, 2000). Hal ini juga diungkapkan Hurrelman dan Losel (Smet,

1994), yang menjelaskan stres sebagai suatu keadaan tegang secara

biopsikososial karena banyaknya tugas-tugas perkembangan yang dihadapi

Page 7: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

7

individu sehari-hari, baik dalam kelompok sebayanya, keluarga, sekolah, maupun

pekerjaan. Mengalami stres membuat mahasiswa merasa tidak nyaman.

Perasaan ketidaknyamanan ini memotivasi mahasiswa untuk melakukan suatu

strategi untuk menghilangkan ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh stres yang

dialaminya tersebut (Sarafino, 1998). Strategi yang digunakan mahasiswa dalam

mengatasi stres dinamakan coping (Folkman & Lazarus, 1984; Taylor, 1995;

Sarafino, 1998; Atkinson dkk, 2001). Coping yang dilakukan tiap mahasiswa

berbeda-beda. Ada yang menggunakan Problem Focused Coping (PFC), yang

menurut Folkman & Lazarus, dapat dilakukan dengan cara menghadapi masalah

yang menjadi penyebab timbulnya stres secara langsung dan ada juga yang

menggunakan Emotion Focused Coping (EFC) yang lebih mengarah pada usaha

untuk mempertahankan keseimbangan afeksinya dengan mengatur respon

emosional terhadap stressor agar mahasiswa tersebut merasa lebih baik

(Diponegoro & Thalib, 2001; Taylor, 1995).

Menurut Folkman dan Lazarus, mahasiswa yang memiliki kecenderungan

menggunakan stategi EFC secara terus-menerus, dalam menghadapi suatu

masalah yang menimbulkan stres tidak menghadapi masalah tersebut secara

langsung, tapi melakukan hal-hal yang dapat membuat afeksi mereka nyaman,

seperti mengatur perasaan mereka (aspek Self-control), berbicara pada orang

lain mengenai masalahnya agar mendapatkan support dan kenyamanan

emosional dari orang tersebut (aspek Seeking social support), mencari makna

positif dari masalah yang sedang dihadapi (aspek Positive reappraisal) dan

melakukan penghindaran terhadap masalah, baik dengan kognisi maupun

perilakunya (aspek Distancing dan Escape-avoidance) (Diponegoro & Thalib,

Page 8: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

8

2001; Sarafino, 1998; Taylor, 1995). Ketika mereka dihadapkan pada tugas-

tugas akademik yang menjadi masalah utama mereka sebagai seorang

mahasiswa, maka mereka juga tidak langsung menghadapi atau mengerjakan

tugas tersebut, mereka akan menunda pengerjaannya dan akan melakukan

penghindaran terhadap tugas-tugas akademik tersebut (Sudarjo dkk. (Bukit,

2000); Suardiman, 1981; Burka & Yuen, 1983; Ferrari dkk., 1995). Perilaku

menghindari tugas yang dilakukan mahasiswa dengan menolak atau enggan

mengerjakan tugas akademis tersebut akan membentuk perilaku menunda-

menunda pengerjaan tugas akademis (Solomon & Rothblum, 1984). Mereka akan

menunda mengerjakan tugas kuliah, menunda belajar ketika akan menghadapi

ujian dan terkadang banyak diantara mereka yang melakukan hal-hal yang

sifatnya lebih menyenangkan dan tidak berhubungan dengan tugasnya, seperti

membaca komik, novel, majalah, menonton tv, mendengarkan musik, jalan-jalan

dan lain-lain. Pola belajar seperti ini dikatakan Franz Magnis Suseno (Syafi’i,

2001) sebagai ciri khas dari hedonisme dalam belajar. Para mahasiswa baru akan

belajar jika waktu deadline mengerjakan tugas atau waktu ujian sudah dekat

sehingga mereka akan belajar semalam suntuk yang dikenal dengan istilah

Sistem Kebut Semalam (SKS) (Sudirjo, 1990). Fenomena yang sering terjadi ini

dalam literatur psikologi disebut dengan prokrastinasi.

Definisi prokrastinasi menurut Ellis dan Knaus (Syafii, 2001) adalah suatu

kegagalan untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas

pada waktu yang ditentukan. Dalam beberapa penelitian tentang prokrastinasi,

ditemukan bahwa prokrastinasi merupakan suatu masalah yang kompleks yang

Page 9: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

9

menimpa pada sebagian besar masyarakat secara luas maupun pada lingkungan

akademis (Ferrari dkk., 1995).

Prokrastinasi dapat dilakukan baik dalam ruang lingkup akademis maupun

tugas-tugas dalam kehidupan sehari-hari. Ellis dan Knaus (Ferrari dkk, 1995)

memperkirakan ada lebih dari 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi

akademik. Burno (Syafi’i, 2001) menyebutkan bahwa 60% mahasiswa

menyatakan bahwa perilaku menunda-nunda tugas (prokrastinasi) sebagai

perilaku buruk mereka. Biordy dan Aitken (Ferrari dkk., 1995) dalam penelitian

yang terpisah menemukan bahwa 20-25% pelajar atau mahasiswa melakukan

prokrastinasi yang dirasakan menimbulkan masalah bagi dirinya. Hal senada juga

diutarakan oleh Hill, Hill, Chabot, dan Barral dengan hasil suvei yang mereka

lakukan (Ferrari dkk., 1995), yang menyebutkan bahwa kurang lebih 50%

mahasiswa yang menjadi subjek penelitiannya mengaku melakukan prokrastinasi

terhadap tugas akademis mereka. Penelitian tentang prokrastinasi ini juga telah

dilakukan di Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan Rizvi (1997) menunjukkan

bahwa 69% mahasiswa Fakultas Psikologi UGM melakukan prokrastinasi

akademik, bahkan 11%nya digolongkan pada taraf berat.

Permasalahan yang terjadi pada saat ini adalah walaupun sudah mulai

timbul kesadaran mahasiswa bahwa kecenderungannya suka melakukan

prokrasatinasi akademik akan menimbulkan masalah pada diri mereka sendiri,

mereka masih tetap melakukannya. Hasil survey yang dilakukan oleh Hill, Hill,

Chabot, dan Barral pada tahun 1976 (Ferrari dkk., 1995) yang menyebutkan

bahwa 66% mahasiswa tingkat pertama menyatakan bahwa mereka jarang

melakukan prokrastinasi. Hal ini berkebalikan dengan mahasiswa pada tingkat

Page 10: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

10

yang lebih senior, yang menyatakan bahwa hanya 43% yang jarang melakukan

prokrastinasi, atau dengan kata lain sebanyak 57% mahasiswa senior dinyatakan

sebagai pelaku prokrastinasi. Hasil survey tersebut juga menyatakan bahwa

dalam rentang waktu selama tiga tahun, dimana terjadi proses perubahan status

mahasiswa baru (mahasiswa tingkat pertama) menjadi mahasiswa senior, ada

peningkatan kurang lebih sebesar 50% dalam diri mereka untuk melakukan

prokrastinasi. Berdasarkan hasil penelitian Semb, Elick dan Spencer (Solomon &

Rothblum, 1984), disebutkan bahwa prokrastinasi akademik cenderung

meningkat dengan semakin lamanya masa studi seorang mahasiswa di

perguruan tinggi. Berdasarkan penjabaran diatas dapat diartikan bahwa

mahasiswa yang menempuh masa studi yang lama berkemungkinan mempunyai

tingkat prokrastinasi yang tinggi. Semakin lama masa studi yang ditempuh

seorang mahasiswa, maka semakin tinggi dan parah pula tingkat prokrastinasi

yang dimilikinya.

Kemungkinan adanya hubungan antara lamanya masa studi mahasiswa

dengan tingginya tingkat prokrastinasi yang dimilikinya dapat dilihat pada

mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas

Islam Indonesia (UII). Berdasarkan data dari Biro Administrasi Akademik dan

Kemahasiswaan (BAAK) UII dan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Fakultas

Teknologi Industri UII, mahasiswa Jurusan Teknik Informatika yang terdaftar

aktif kuliah pada semester ganjil 2004-2005 dengan masa studi lebih dari lima

tahun sebanyak 93 orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari jumlah

mahasiswa yang melakukan heregistrasi sampai dengan semester ganjil tahun

2005 tersebut, mahasiswa yang mempunyai masa studi paling lama adalah

Page 11: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

11

mahasiswa yang masuk pada tahun ajaran 1996/1997 (angkatan 1996) sebanyak

1 orang. Berdasarkan kebijakan yang berlaku di Fakultas Teknologi Industri UII

(Buku Panduan Akademik Fakultas Teknologi Industri UII 2003-2004), mengenai

lamanya masa studi mahasiswa ilmu eksakta yang maksimal adalah 16 semester,

mahasiswa ini atau mahasiswa-mahasiswa lainnya yang mengalami masalah

yang sama dengan mahasiswa tersebut akan terancam drop out, jika tahun 2006

ini tidak dapat menyelesaikan kuliahnya. Bahkan jika mahasiswa tersebut tidak

pernah mengambil cuti kuliah dengan masa cuti maksimal, yaitu empat

semester, maka seharusnya mahasiswa tersebut sudah didrop out. Jika hal ini

terjadi, maka banyaknya biaya kuliah dan biaya hidup yang sudah dikeluarkan

selama ini menjadi terbuang percuma.

Adanya fenomena yang terjadi seperti yang diuraikan di atas

menginspirasikan penulis untuk melakukan sebuah penelitian tentang

prokrastinasi ini. Asumsi penulis mengenai penyebab mahasiswa tersebut

melakukan prokrastinasi adalah karena selama ini, dalam menghadapi situasi

yang menimbulkan stres, terutama situasi dimana mereka dihadapkan dengan

tugas-tugas akademisnya yang menumpuk, mahasiswa tersebut tidak

menghadapi masalah tersebut secara langsung, tapi melakukan hal-hal yang

dapat membuat afeksi mereka nyaman.

Asumsi penulis mengenai permasalahan penelitian ini adalah ada

hubungan antara EFC dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa, yakni

mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas

Islam Indonesia.

Page 12: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

12

Penelitian ini menjadi penting dilakukan mengingat dampak dari

kebiasaan melakukan perilaku prokrastinasi dapat menimbulkan konsekuensi

negatif. Dengan melakukan prokrastinasi, banyak waktu yang terbuang sia-sia,

tugas yang seharusnya dapat diselesaikan jauh-jauh hari sebelum hari H

(deadline tugas tersebut harus dikumpulkan) dengan perilaku prokrastinasi

jarang yang dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Bila tugas tersebut dapat

terselesaikan tepat waktu hasilnya pun tidak akan sebagus dan semaksimal tugas

yang dikerjakan dengan menggunakan waktu yang cukup lama. Selain waktu

yang terbuang percuma, prokrastinasi akan mengakibatkan individu kehilangan

peluang dan kesempatan yang datang pada dirinya, bila perilaku ini terus

diulang. Rothblum, Solomon, dan Murakami menyatakan bahwa kebiasaan ini

akan berdampak negatif dalam kehidupan akademisnya (Nurpitasari, 2001). Bila

perilaku ini diulang terus-menerus dapat menyebabkan masa studi mahasiswa

prokrastinator menjadi semakin lama dan sudah tentu hal ini akan menyebabkan

penambahan biaya kuliah dan biaya hidup yang tidak sedikit.

Dengan penelitian ini diharapkan para prokrastinator akan tersadar akan

akibat buruk dari tindakan mereka selama ini dan dapat segera mengatasi dan

menghentikan perilaku prokrastinasinya itu.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Emotion

Focused Coping dengan perilaku Prokrastinasi Akademik pada mahasiswa. Selain

itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tingkat Prokrastinasi

Page 13: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

13

Akademik dan tingkat Emotion Focused Coping pada mahasiswa yang menjadi

subjek penelitian.

Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis penelitian ini adalah hasil penelitian ini dapat menjadi

tambahan wacana/ pengetahuan di bidang psikologi, khususnya dalam bidang

psikologi pendidikan dan psikologi kesehatan.

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah hasil penelitian ini diharapkan

dapat bermanfaat bagi para subjek penelitian, dimana jika hasil penelitian

menunjukkan bahwa subjek berada pada kategori prokrastinasi yang sangat

tinggi, tinggi, maupun sedang, mereka akan menyadari tingakat prokrastinasi

yang dimiliknya, sehingga mereka diharapkan dapat menghentikan dan

mengantisipasi perlaku prokrastinasinya tersebut. Hasil penelitian ini juga dapat

memberikan gambaran kategorisasi tingkat EFC pada diri subjek, sehingga

subjek nantinya dapat menilai apakah strategi yang digunakannya selama ini

efektif bagi dirinya, akan mempertahankan penggunaan strategi ini, atau akan

mengkombinasikannya dengan strategi coping jenis yang lain. Selain itu, manfaat

penelitian ini bagi teman-teman mahasiswa, terutama bagi mereka yang tertarik

dengan penelitian yang sama atau yang ingin melanjutkan penelitian ini, dan

bagi lembaga-lembaga yang memerlukan hasil penelitian ini, diharapkan dapat

memberikan suatu informasi dan pengetahuan yang lebih up to date, yang dapat

mempermudah mereka ketika akan melakukan penelitian ataupun melanjutkan

penelitian yang sama.

Page 14: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

14

Keaslian Penelitian

Penelitian-penelitian tentang prokrastinasi maupun strategi coping telah

banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Namun penelitian mengenai

hubungan antara Emotion Focused Coping dengan Prokrastinasi Akademik pada

mahasiswa belum pernah dilakukan.

Penelitian-penelitian yang mengandung kemiripan atau kesamaan dengan

penelitian ini adalah skripsi Risma Mulia yang berjudul Hubungan antara Pola

Asuh Demokratis Orang Tua dengan Optimisme, Problem Focused Coping dan

Emotion Focused Coping pada Remaja Awal. Hasil penelitiannya ada hubungan

positif antara pola asuh demokratis orang tua dengan optimisme, ada hubungan

yang positif antara pola asuh demokratis orang tua dengan strategi Problem

Focused Coping, dan ada hubungan yang positif antara pola asuh demokratis

orang tua dengan strategi Emotion Focused Coping.

Penelitian lain yang menggunakan variabel yang sama atau mengandung

kemiripan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah skripsi yang

disusun oleh Syafi’i Muhammad yang berjudul Hubungan antara Kecemasan

Menghadapi Masalah dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang

Sedang Mengerjakan Skripsi. Hasil penelitian ini adalah ada hubungan positif

antara kecemasan menghadapi masalah dengan prokrastinasi akademik pada

mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Naf’an Arifian, salah seorang

mahasiswa fakultas Psikologi UGM melakukan penelitian dengan judul Hubungan

antara Emotion Focused Coping dengan Prokrastinasi Akademik dalam

Mengerjakan Skripsi. Hasil penelitian Naf’an adalah ada hubungan positif yang

sangat signifikan antara EFC dengan prokrastinasi akademik.

Page 15: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

15

Tinjauan Pustaka

Prokrastinasi

Menurut Desimore (Ferrari dkk., 1995), istilah prokrastinasi berasal dari

kata kerja latin “procrastinare”, yang secara harafiah berarti, menangguhkan

atau menunda sampai hari berikutnya. Kata ini merupakan suatu kumpulan dari

dua kata, “Pro” yang berarti dorongan dan “Crastinate” berasal dari bahasa latin

“Cratinus” yang berarti sampai hari esok. Definisi prokrastinasi menurut Desimore

adalah menunda melakukan pekerjaan hingga esok hari, dan tidak mungkin tidak

akan dilakukan secara terus-menerus atau berkelanjutan (Ferrari dkk., 1995). Hal

senada juga terdapat dalam American College Dictionary (Burka dan Yuen, 1983)

yang menyebutkan bahwa kata prokrastinasi berasal dari kata “Procrastinate”

yang berarti sama dengan yang disebutkan di atas, yaitu menunda untuk

melakukan sampai waktu atau hari beriktunya.

Definisi prokrastinasi menurut Ellis dan Knaus (Syafi’i, 2001) adalah suatu

kegagalan untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas

pada waktu yang ditentukan. Selain itu mereka juga menyebutkan bahwa

prokrastinasi merupakan hasil dari penyimpangan kognisi, yaitu terbentuknya

pola pikir yang salah. Burka dan Yuen (Burka dan Yuen, 1983; Ferrari, dkk.,

1995) mendefinisikan prokrastinasi sebagai perilaku menunda pengerjaan tugas.

Burka dan Yuen serta Ellis dan Knaus, menyebutkan bahwa perilaku

prokrastinasi atau penundaan yang kronis pada umumnya dipandang oleh

individu yang berorientasi pada sesuatu yang efisien dan tepat waktu sebagai

suatu yang mengganggu dan termasuk tindakan yang irasional (Ferrari dkk.,

1995). Burka dan Yuen (1983) mengatakan bahwa seorang prokrastinator

Page 16: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

16

(pelaku prokrastinasi) memiliki aspek irasional dalam memandang suatu tugas

karena individu tersebut berpikir bahwa suatu tugas harus dikerjakan secara

sempurna, sehinggga dia merasa aman untuk melakukan penundaan dalam

menyelesaikan tugas tersebut daripada mengambil resiko dan mengalami

kegagalan dalam pengerjaannya. Selain itu, prokrastinator juga melakukan

persiapan diri yang berlebihan dalam mengerjakan tugas, seperti mengumpulkan

bahan untuk dipelajari selengkap mungkin dan tidak akan memulai pengerjaan

tugas jika belum mendapatkan semua bahan yang diperlukannya. Menurutnya

pula, seorang prokrastinatinator akan mengalami “lingkaran prokrastinasi”, yang

artinya seseorang dapat melakukan prokrastinasi secara berulang-ulang pada

suatu tugas dan tugas-tugas lain.

Solomon dan Rothblum (1984) mengungkapkan bahwa prokrastinasi

adalah penundaan yang tidak berguna (needless) dalam menyelesaikan tugas.

Masih menurut mereka, seorang prokrastinator sadar jika dirinya menunda tugas

yang penting dan bermanfaat bagi dirinya dengan melakukan sesuatu yang tidak

perlu yang nantinya mengakibatkan perasaan yang tidak menyenangkan. Yang

dimaksud dengan sesuatu yang dinilai tidak perlu dalam hal ini diantaranya

adalah melakukan hal-hal yang lebih menyenangkan dan tidak berhubungan

dengan tugas yang seharusnya dikerjakannya, seperti jalan-jalan, membaca

komik, novel, majalah, menonton tv, dan lain-lain.

Prokrastinasi bisa dilakukan oleh tiap individu baik laki-laki, maupun

perempuan dengan latar belakang usia yang beragam, baik anak-anak, remaja,

dewasa, maupun individu yang sudah tua. Prokrastinasi juga dapat terjadi pada

berbagai bidang kehidupan, baik bidang pendidikan, lingkungan kerja, maupun

Page 17: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

17

dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini diungkapkan Ferrari dkk. (1995), yang

menerangkan bahwa dalam beberapa penelitian tentang prokrastinasi,

ditemukan bahwa prokrastinasi merupakan suatu masalah yang kompleks yang

menimpa pada sebagian besar masyarakat secara luas maupun pada lingkungan

akademis.

Proses Terbentuknya Prokrastinasi

Berikut ini akan disampaikan beberapa pendekatan yang menjelaskan

penyebab munculnya perilaku ini, diantaranya adalah Teori Psikodinamika, Teori

Reinforcement, dan Teori Cognitive Behavioral.

a. Psikodinamika

Van der Kolk menyebutkan bahwa menurut teori ini, individu melakukan

prokrastinasi sebagai akibat dari pengalaman masa lalu atau pengalaman pada

masa kanak-kanaknya, terutama pengalaman trauma pada masa kanak-kanak

(Ferrari, dkk., 1995). Selain itu, disebutkan pula bahwa penggunaan pola

pengasuhan anak yang salah juga merupakan penyebab munculnya prokrastinasi

pada masa dewasa (Ferrari, dkk., 1995). MacIntyre (Ferrari, dkk., 1995)

mengungkapkan bahwa jika salah satu dari orang tua mendidik anak dengan

cara yang keras dapat menyebabkan permasalahan prokrastinasi ini.

b. Teori Reinforcement

Menurut teori Classical Learning yang menitikberatkan pada punishments

(hukuman) dan reward (hadiah), prokrastinasi sering terjadi pada para

mahasiswa yang mendapatkan reward ketika melakukan prokrastinasi, atau

terjadi pada para mahasiswa yang tidak mendapat punishment yang cukup

Page 18: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

18

ketika melakukan prokrastinasi (Ferrari dkk., 1995). Perilaku prokrastinasi ini

cenderung akan diulang jika tidak ada hukuman yang menyertainya.

Berbeda dengan teori di atas, sesuai dengan pernyataan Skiner (Ferrari

dkk., 1995) yang menyebutkan bahwa perilaku ada karena mendapat penguatan,

maka mahasiswa yang melakukan prokrastinasi mungkin memiliki pengalaman

bahwa mereka sukses ketika menjadi seorang prokrastinator, atau menurut

Bijou, Morris, & Parsons, mereka lebih menyukai tugas lain yang lebih

menguatkan daripada belajar (Ferrari dkk., 1995). Hal ini dikuatkan dengan

pernyataan McCown dan Johnson (Ferrari dkk., 1995), yang menyatakan bahwa

mahasiswa melakukan penghindaran belajar dengan cara melakukan aktivitas

lain yang lebih menguatkan daripada belajar. Aktivitas yang lebih menguatkan,

yang dimaksudkan di sini adalah aktivitas yang dinilai lebih menyenangkan

daripada belajar. Hal senada juga diutarakan Solomon dan Rothblum (1984)

yang mengatakan bahwa faktor umum penyebab prokrastinasi pada mahasiswa

adalah tugas yang tidak menyenangkan.

c. Teori Cognitive-Behavoiral

Menurut teori ini, prokrastinasi muncul karena adanya kesalahan berpikir

dan adanya pikiran-pikiran yang irrasional terhadap tugas. Penelitian klinis yang

dilakukan Ellis dan Knaus (Ferrari dkk., 1995), menunjukkan ada hubungan

antara prokrastinasi dengan ketakutan irrasional (Irrational fear) dan self-

criticism (kritisisme-diri). Menurut mereka, prokrastinator sering tidak percaya

pada kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas. Karena itu, prokrastinator

menunda untuk memulai pengerjaan tugas. Contoh yang diberikan Ellis dan

Page 19: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

19

Knaus, serta Solomon dan Rothblum tentang ketakutan irrasional ini adalah takut

gagal dalam menyelesaikan tugas (Ferrari dkk., 1995; Solomon & Rothblum,

1984).

Ciri-ciri Prokrastinasi

Menurut Schouwenburg (Ferarri dkk., 1995) berbagai bentuk

prokrastinasi mempunyai ciri-ciri yang sama, yang dapat diamati dan diukur. Ciri-

ciri tersebut antara lain:

a. Adanya penundaan untuk memulai mengerjakan tugas. Prokrastinator

sebenarnya tahu bahwa tugas yang sedang dihadapinya harus segera

diselesaikan dan berguna bagi dirinya, namun individu yang bersangkutan

menunda untuk mulai mengerjakan tugas tersebut. Disamping itu, jika

individu tersebut sudah mulai mengerjakan tugas, maka dia akan menunda

untuk menyelesaikannya hingga tuntas.

b. Adanya kelambanan dalam menyelesaikan tugas. Seorang prokrastinator

memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan pada

umumnya dalam mengerjakan suatu tugas. Mereka menghabiskan waktu

yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun

melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas,

tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kelambanan,

dalam arti lambannya kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas, dapat

menjadi ciri utama dalam prokrastinasi akademik (Ghufron, 2003).

Page 20: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

20

c. Adanya kesenjangan waktu antara rencana dengan pelaksanaan. Seorang

prokrastinator mengalami kesulitan dalam melakukan suatu tugas sesuai

dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

d. Gemar melakukan aktivitas lain yang dirasa lebih menyenangkan daripada

mengerjakan tugas yang harus dikerjakannya. Seorang prokrastinator dengan

sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu

yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih

menyenangkan dan mendatangkan hiburan, sehingga menyita waktu yang

dia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus dia selesaikan (Ghufron,

2003).

Faktor-Faktor Penyebab Prokrastinasi

Solomon dan Rothblum (1984) melakukan penelitian terhadap mahasiswa

yang melakukan prokrastinasi dan mengategorikan penyebab prokrastinasi

menjadi 2 faktor utama, yaitu:

a. Takut gagal (Fear of Failure). Takut gagal atau motif menolak kegagalan

menurut Weiner (Rivzi, dkk., 1997), adalah suatu kecenderungan individu

yang akan mengalami perasaan bersalah apabila tidak dapat mencapai tujuan

atau gagal.

b. Menolak tugas (aversiveness of the task) dan malas (Laziness). Sikap ini bisa

diakibatkan karena adanya perasaan ketidaksukaan individu terhadap tugas

yang menjadi tanggungannya. Ini mencerminkan akan adanya kekurangan

energi yang dimiliki individu prokrastinator dan tugas yang dihadapinya dinilai

tidak menyenangkan.

Page 21: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

21

Bentuk-Bentuk Prokrastinasi

Enam gaya prokrastinasi menurut Sapadin dan Maguire (Syafi’i, 2001)

adalah sebagai berikut:

a. Perfectionis, yaitu ketakutan individu dalam mengerjakan sesuatu yang dirasa

kurang sempurna.

b. Dreamer, yaitu individu mempunyai ide-ide besar, tetapi tidak dapat

melakukannya. Prokrastinator lebih banyak menghabiskan waktunya untuk

mempersiapkan diri, namun sebenarnya berlebihan sehinggga dia menunda

mengerjakan tugas tersebut.

c. Worrier, yaitu individu merasa takut apa yang dilakukannya akan buruk atau

gagal dan tidak berfikir bahwa tugas dapat berjalan dengan baik. Individu

merasa tidak dapat mengerjakan tugas dengan baik.

d. Defier, yaitu individu suka menentang, tidak mau diperintah/ dinasehati oleh

orang lain. Individu tersebut disebut penunda karena berlawanan dengan

kebiasaan pada umumnya.

e. Crisis-maker, individu sering membuat masalah dalam pekerjaannya yang

disebabkan karena keterlambatannya memulai pekerjaan tersebut.

f. Over-doer, yaitu terlalu banyaknya tugas yang harus dikerjakannya. Indvidu

prokrastinator selalu mengatakan”Ya” pada tugas yang diberikan kepadanya,

namun cenderung kurang dapat membagi waktu, kurangnya sumber daya

yang ada, dan kurang dapat menyelesaikan konflik yang terjadi.

Berbeda dengan pendapat Sapadin dan Maguire di atas, Ferrari dkk.

(1995) membedakan Prokrastinasi menjadi 2 bentuk, yaitu:

Page 22: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

22

a. Prokrastinasi Fungsional, yaitu penundaan pelaksanaan tugas yang bertujuan

untuk memperoleh informasi/data yang lebih lengkap dan akurat sehingga

tugas dapat diselesaikan dengan baik

b. Prokrastinasi Disfungsional, yaitu penundaan penyelesaian tugas tanpa arah

tujuan yang jelas dan menggantikan dengan pekerjaan lain yang tidak

bermanfaat sehingga berakibat buruk, menimbulkan masalah, dan

membuang waktu percuma.

Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi dapat terjadi pada beberapa jenis pekerjaan. Peterson

(Alyna, 2004) menyatakan bahwa seseorang dapat melakukan prokrastinasi

hanya pada hal-hal tertentu saja, atau pada semua hal. Ferrari dkk. (1995),

menerangkan bahwa dalam beberapa penelitian tentang prokrastinasi,

ditemukan bahwa prokrastinasi merupakan suatu masalah yang kompleks yang

menimpa pada sebagian besar masyarakat secara luas maupun pada lingkungan

akademis. Hal ini diperjelas oleh Peterson (Alyna, 2004) yang mengatakan bahwa

jenis-jenis tugas yang sering ditunda oleh prokrastinator yaitu tugas pembuatan

keputusan, tugas-tugas rumah tangga, aktivitas akademik, pekerjaan kantor, dan

lainnya.

Alyna (2004) mengatakan bahwa para ahli sering menggunakan istilah

prokrastinasi akademik dan non-akademik untuk membagi jenis–jenis tugasnya.

Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas

formal yang berhubungan dengan bidang akademik, misalnya tugas sekolah atau

tugas kursus. Sedangkan prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang

Page 23: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

23

dilakukan pada jenis tugas non formal atau tugas yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari, misalnya tugas rumah tangga, tugas kantor, dan

sebagainya (Alyna, 2004).

Berdasarkan penjabaran di atas dan definisi prokrastinasi yang telah

dipaparkan sebelumnya, maka definisi prokrastinasi akademik adalah perilaku

menunda-nunda pelaksanaan tugas-tugas akademis yang penting dan

bermanfaat bagi diri mahasiswa prokrastinator, yang disadarinya dan

menggantinya dengan melakukan sesuatu yang tidak perlu, yang nantinya

mengakibatkan perasaan yang tidak menyenangkan pada diri mahasiswa pelaku

prokrastinasi tersebut.

Solomon dan Rothblum (Rivzi, A., Prawitasari, J. E. & Soetjipto, H. P.

1997; Solomon & Rothblum, 1984) membagi enam area akademik dimana biasa

terjadi prokrastinasi. Enam area akademik tersebut, yaitu:

a. tugas menulis.

b. belajar menghadapi ujian.

c. tugas membaca per minggu.

d. tugas administratif.

e. menghadiri pertemuan.

f. tugas akademik lainnya pada umumnya.

Pengertian Coping

Atkinson dkk. (2001) mendefinisikan coping sebagai proses yang

digunakan individu untuk menangani tuntutan yang menimbulkan stres. Individu

Page 24: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

24

akan melakukan coping ketika dihadapkan pada situasi tidak nyaman, yang

ditimbulkan oleh situasi stres.

Lazarus dan Folkman serta Lazarus dan Launier (Folkman, 1984),

menjelaskan coping sebagai usaha perilaku dan kognitif untuk menguasai,

mengurangi atau bertahan terhadap tuntutan internal dan atau eksternal yang

ditimbulkan oleh situasi yang penuh stres. Usaha untuk mengelola tuntutan ini

dilakukan tanpa menghiraukan sukses atau tidaknya hasil dari usaha yang

dilakukan. Coping juga dapat diartikan sebagai suatu proses dinamik dari suatu

pola tingkah laku maupun pikiran-pikiran seseorang yang secara sadar digunakan

untuk mengatasi tuntutan-tuntutan dalam situasi yang menekan atau

menegangkan (Stone & Neale, 1984).

Lazarus dan Folkman (Sarafino, 1998; Smet, 1994; Taylor, 1995)

mendefinisikan coping sebagai suatu proses dimana individu mencoba mengelola

ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan, baik tuntutan dari dalam diri individu

maupun dari lingkungan dengan kemampuan yang digunakannya dalam

menghadapi situasi stressful. Lazarus (Taylor, 1995) menyebutkan bahwa coping

terdiri dari usaha, perilaku dan intrapsikis untuk mengelola tuntutan internal dan

eksternal bahkan pertentangan diantara keduanya yang diprediksi melebihi

kemampuan individu untuk mengatasinya.

Sarafino (1998) mengemukakan bahwa proses coping bukanlah peristiwa

tunggal, karena proses ini melibatkan transaksi dengan lingkungan. Individu

dapat melakukan coping melalui transaksi antara perilaku dan kognitif dengan

lingkungan. Menurut Skiner (Suciyani, 2004), coping dapat dicapai melalui

pengaturan emosi, perilaku, dan orientasi. Coping dapat dicapai bergantung pada

Page 25: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

25

asal munculnya distress, yang dapat timbul dari diri sendiri atau yang berasal

dari lingkungan. Ketika stressor dipandang sebagai sebuah tantangan, maka

coping yang dilakukan bersifat cenderung lebih adaptif dan konstruktif. Begitu

pula sebaliknya, bila stressor dipandang individu sebagai sebuah ancaman, maka

coping yang akan dipakai adalah jenis coping yang bersifat tidak konstruktif dan

menghindar.

Lazarus dan Folkman (Carver dkk, 1989) membagi proses individu dalam

menghadapi masalah (coping) ini ke dalam tiga tahapan, yaitu:

a. Primary Appraisal, yaitu tahapan dimana individu merasakan adanya suatu

masalah.

b. Secondary Appraisal, yaitu tahapan penilaian kognitif individu terhadap

masalah tersebut.

c. Coping, yaitu proses penentuan respon dan strategi yang akan digunakan

individu untuk mengatasi masalah tersebut.

Bentuk dari strategi coping terdiri dari dua bentuk utama, yaitu PFC dan

EFC (Atkinson, 2001; Safarino, 1998; Smet, 1994; Taylor, 1995; Suciyani, 2004).

a. Problem Focused Coping (PFC)

Problem Focused Coping (PFC) merupakan coping yang digunakan

individu dengan cara memfokuskan pada masalah atau situasi spesifik yang telah

terjadi, sambil mencoba menemukan cara untuk mengubahnya atau

menghindarinya di kemudian hari. Strategi ini dapat diarahkan ke dalam, artinya

individu dapat mengubah sesuatu pada dirinya sendiri dan bukan mengubah

lingkungan (Atkinson dkk, 2001). Sharp dan Cowie (Suciyani, 2004)

mendefinisikan PFC sebagi usaha untuk mencari solusi dari situasi stres dimana

Page 26: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

26

PFC diarahkan untuk mengubah stressor. Sedangkan Taylor (1995)

mengemukakan bahwa PFC merupakan usaha untuk melakukan sesuatu yang

bersifat konstruktif pada situasi stres yang merugikan, mengancam, dan

menantang individu.

Smet (1994) dan Sarafino (1998) mengungkapkan bahwa strategi PFC

cenderung digunakan, bila individu menilai situasi yang dihadapinya dapat

dikendalikan dan diatasi. Folkman dan Lazarus (Diponegoro & Thalib, 2001)

mengungkapkan bahwa PFC mengarah pada usaha individu untuk mengurangi

atau menghilangkan stres dengan cara menghadapi masalah yang menjadi

penyebab timbulnya stres secara langsung. Contoh perilaku coping yang

menggunakan PFC antara lain; membebaskan situasi stres, negosiasi dengan

tekanan, mencari jadwal belajar baru, memilih alternatif untuk mencapai tujuan,

mencari terapi medis atau psikologis, dan mempelajari kemampuan yang baru

(Safarino, 1998). Contoh lain strategi ini adalah mengubah tingkat aspirasi,

menemukan sumber pemuasan alternatif dan mempelajari kecakapan baru

(Atkinson dkk., 2001; Smet, 1994).

b. Emotion Focused Coping (EFC)

Lazarus dan Folkman (Atkinson dkk, 2001) mendefinisikan Emotion

Focused Coping (EFC) sebagai coping yang digunakan individu dengan

memfokuskan pada usaha untuk menghilangkan emosi yang berhubungan

dengan situasi stres, walaupun situasinya sendiri tidak dapat diubah. Folkman

dan Lazarus (Diponegoro & Thalib, 2001) mengungkapkan bahwa EFC

merupakan usaha-usaha individu untuk mengurangi atau menghilangkan stres

yang dirasakannya tidak dengan cara menghadapinya secara langsung, tetapi

Page 27: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

27

lebih pada usaha untuk mempertahankan keseimbangan afeksinya. Hal ini

senada dengan pengertian EFC yang dikemukakan oleh Sharp dan Cowie

(Suciyani, 2004), yaitu EFC merupakan usaha untuk menyesuaikan reaksi emosi

individu dengan stressor. EFC digunakan untuk mengatur respon emosional

terhadap stres (Smet, 1994). EFC tidak mengubah situasi, tetapi membantu

individu agar merasa lebih baik. EFC meliputi usaha untuk mengatur konsekuensi

emosional pada peristiwa stres (Taylor, 1995).

Individu menggunakan strategi EFC untuk mencegah emosi negatif

menguasai dirinya dan untuk mencegahnya melakukan tindakan untuk

memecahkan masalahnya. Hal ini dilakukan jika suatu masalah tidak dapat

dikendalikan (Atkinson dkk, 2001). Hal senada juga diungkapkan Smet (1994)

yang menyatakan bahwa individu yang merasa tidak mampu dan tidak berdaya

dalam menghadapi situasi stressful cenderung menggunakan strategi ini. EFC

lebih mengarah pada mengontrol respon emosi terhadap situasi yang

mendatangkan stres.

Penggunaan strategi coping pada individu tergantung pada masalah yang

dihadapinya. Maka dari itu, strategi coping yang tepat digunakan untuk suatu

jenis masalah tertentu belum tentu tepat dan berhasil digunakan untuk jenis

masalah yang lain. Seseorang cenderung menggunakan PFC apabila masalah

yang dihadapinya dapat dikendalikan, begitu pula sebaliknya seseorang yang

tidak dapat mengendalikan masalah yang dihadapinya cenderung menggunakan

EFC. Namun, saat menghadapi situasi stres, sebagian besar individu melakukan

kedua strategi tersebut (Atkinson, dkk, 2001).

Page 28: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

28

Aspek-Aspek Emotion Focused Coping

Aspek-Aspek Emotion Focused Coping (EFC) berdasarkan pendapat

Cohen dan Lazarus, Pearlin dan Schooler, Moos dan Schaefer (Suciyani, 2004),

antara lain:

a. Seeking information, yaitu usaha untuk mencari informasi mengenai

masalah yang dihadapi.

b. Direct action, merupakan tindakan yang dilakukan saat menghadapi situasi

stres. Tindakan yang dilakukan pengguna EFC ini mungkin tidak berkaitan

dengan situasi stres, namun dapat membantu individu untuk melepaskan

diri dari situasi stres.

c. Turning to others, yaitu usaha untuk mencari dukungan dari orang-orang

yang ada di sekitarnya, seperti keluarga dan teman.

d. Emotional discharge, individu akan mengekspresikan, menyalurkan atau

melepaskan perasaannya ketika mengalami situasi stres.

e. Intrapsychic pcrocess, individu menggunakan strategi kognitif (berpikir)

saat menghadapi situasi yang mendatangkan stres. Yang termasuk dalam

strategi ini antara lain, mengubah makna dari situasi stres dan menolak

kejadian yang tidak menyenangkan.

f. Resigned acceptance, individu menerima situasi yang mendatangkan stres

dengan pasrah, tanpa melakukan usaha dalam menghadapi situasi stres

tersebut.

Folkman, Lazarus, dan rekan kerja mereka menguraikan aspek-aspek EFC

dalam Ways of Coping with Stressful Situations (Sarafino, 1998; Taylor, 1995),

yaitu:

Page 29: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

29

a. Seeking social support (dalam Taylor (1995), hanya masuk dalam kategori

strategi PFC), yaitu usaha individu untuk memperoleh informasi atau bantuan

emosional dari orang lain. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kenyamanan

emosional. Contohnya individu akan berbicara pada orang lain mengenai

masalahnya agar mendapatkan support dan kenyamanan emosional dari

orang tersebut.

b. Distancing, usaha kognitif individu untuk melepaskan diri dari situasi stres

yang dihadapinya. Contohnya pernyataan individu, “Aku tidak akan

membiarkan masalah ini menghampiriku. Aku menolak untuk memikirkannya

terlalu banyak.”

c. Escape-avoidance, individu berpikir dan mengkhayalkan tentang situasi

stress, contohnya individu berharap situasi stres akan hilang dengan

sendirinya, atau individu yang melakukan escape-avoidance akan melakukan

suatu tindakan sebagai usahanya untuk melepaskan diri atau menghindari

situasi stres yang mungkin dilakukan dengan tidur, makan, minum minuman

keras, merokok, menggunakan obat-obatan terlarang (drugs) atau menjalani

pengobatan, dan lain-lain.

d. Self-control, usaha individu untuk mengatur perasaan atau tindakannya yang

berhubungan dengan masalah. Contohnya pernyataan individu, “Aku

mencoba untuk menyimpan dan menyembunyikan perasaanku sendiri.”

e. Accepting responsibility, individu mengakui perannya dalam masalah yang

terjadi. Individu tersebut juga mencoba memperbaiki kesalahan yang

diperbuatnya. Contohnya pernyataan, “Aku mengkritik dan memaki diri

Page 30: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

30

sendiri atas kejadian ini dan aku berjanji akan melakukan tindakan

pencegahan agar masalah ini tidak terjadi lagi.”

f. Positive reappraisal, berusaha menciptakan makna positif dari pengalaman

atau situasi stres yang terkait dengan perkembangan pribadi, kadang-kadang

dengan suatu sifat/tanda religius. Contohnya adalah individu yang mengalami

masalah akan menjadi lebih baik atau lebih kuat dengan pengalaman yang

dimilikinya ini atau individu menjadi merasa bahwa keimanannya telah

berkembang menjadi lebih kuat.

Adapun aspek–aspek EFC yang diutarakan Aldwin & Revenson (Mulia,

2002) adalah sebagai berikut:

a. Pelarian diri dari masalah (Escaping), usaha individu dalam menghadapi

masalah yang dilakukan dengan cara menghindar dan mencari-cari

pemecahan yang dianggap dapat melupakan tekanan masalah.

b. Meringankan beban masalah (Minimization), individu berusaha membuat

tekanan masalah menjadi seringan mungkin.

c. Menyalahkan diri sendiri (Self blaming), perasaan menyesal dan menyalahkan

diri sendiri atas segala tekanan masalah.

d. Mencari makna (Seeking meaning), individu berusaha mengambil nilai-nilai

positif atau mencari hikmah dari kegagalan yang dialami tanpa melakukan

tindakan langsung dan segera untuk mengatasi masalah yang sedang

dihadapinya.

Page 31: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

31

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Emotion Focused Coping

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkah laku coping

seseorang. Kobasa (Suciyani, 2004) mengemukakan bahwa perbedaan

karakteristik kepribadian dan pengalaman yang diperoleh individu selama

hidupnya akan mempengaruhi kecenderungannya menggunakan strategi coping

tertentu dalam menghadapi masalah. Hal senada diungkapkan juga oleh

Atkinson dkk. (2001) yang mengemukakan bahwa kecakapan individu dalam

menerapkan strategi coping tergantung pada pengalaman dan kapasitasnya

untuk mengendalikan diri.

Taylor (1995) menyebutkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi

individu dalam melakukan coping. Kedua faktor itu adalah yaitu faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

sendiri, seperti karateristik sifat kepribadian, dan metode (cara) coping yang

digunakan. Faktor kedua adalah faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari

luar diri individu, yang antara lain: waktu, uang, pendidikan, standar hidup,

dukungan keluarga, dan sosial serta tidak adanya stressor yang lain.

Dinamika Psikologis antara Emotion Focused Coping dengan

Prokrastinasi Akademik

Mahasiswa, sebagai siswa yang memiliki satatus pendidikan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan siswa yang lain, memiliki tugas kehidupan yang

banyak dan beragam dibandingkan ketika mereka masih berada di bangku

sekolah. Mereka juga dituntut untuk aktif, baik aktif di organisasi, maupun

kegiatan-kegiatan lain yang mendukung tugas-tugas akademis dan tugas

Page 32: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

32

kehidupan mereka sebagai seorang mahasiswa. Berdasarkan Kusumah

((http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0105/18/1105.htm., 08/12/05), tiga

aspek yang menjadi konsekuensi identitas mahasiswa, yaitu pertama, aspek

akademis, aspek organisasional, dan aspek sosial politik, seperti yang telah

diuraikan pada bab1.

Banyaknya dan beragamnya tugas-tugas kehidupan yang dimiliki seorang

mahasiswa yang dirasa sulit akan menimbulkan masalah. Masalah-masalah yang

dihadapi mahasiswa tersebut dapat berbentuk masalah akademik dan masalah

non akademik. Masalah akademik berkaitan dengan perencanaan studi, cara

belajar, dan pengenalan peraturan. Sedangkan masalah non akademik berkaitan

dengan penyesuaian diri terhadap lingkungan kampus, kesukaran di dalam

mencari teman atau kesukaran di dalam pergaulan, pengembangan diri dan

masalah pribadi yang antara lain menyangkut masalah pergaulan, konflik dengan

teman, keluarga dan pacar (http://www.urindo.ac.id, 08/12/05;

http://www.stibanas.ac.id, 08/12/05).

Permasalahan-permasalahan tersebut sering membuat mahasiswa berada

dalam perasaan tertekan atau yang lebih populer disebut dengan istilah stres

(Chaplin, 2000). Hal ini juga diungkapkan Hurrelman dan Losel (Smet, 1994)

yang menjelaskan stres sebagai suatu keadaan tegang secara biopsikososial

karena banyaknya tugas-tugas perkembangan yang dihadapi orang sehari-hari,

baik dalam kelompok sebayanya, keluarga, sekolah, maupun pekerjaan.

Mengalami stres membuat mahasiswa merasa tidak nyaman. Perasaan

ketidaknyamanan ini memotivasi mahasiswa untuk melakukan suatu strategi

untuk menghilangkan ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh stres yang

Page 33: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

33

dialaminya tersebut (Sarafino, 1998). Strategi yang digunakan mahasiswa dalam

mengatasi stres dinamakan coping (Folkman, 1984; Taylor, 1995; Sarafino,

1998; Atkinson dkk., 2001). Coping yang dilakukan tiap mahasiswa berbeda-

beda. Ada yang menggunakan PFC, yang menurut Folkman dan Lazarus, dapat

dilakukan dengan cara menghadapi masalah yang menjadi penyebab timbulnya

stres secara langsung, ada juga yang menggunakan EFC yang lebih mengarah

pada usaha untuk mempertahankan keseimbangan afeksinya dengan mengatur

respon emosional terhadap stressor agar mahasiswa tersebut merasa lebih baik

(Diponegoro & Thalib, 2001; Taylor, 1995).

Menurut Folkman dan Lazarus, mahasiswa yang memiliki kecenderungan

menggunakan stategi EFC secara terus-menerus dalam menghadapi suatu

masalah yang menimbulkan stres tidak menghadapi masalah tersebut secara

langsung, tapi melakukan hal-hal yang dapat membuat afeksi mereka nyaman,

seperti mengatur perasaan mereka, berbicara pada orang lain mengenai

masalahnya agar mendapatkan support dan kenyamanan emosional dari orang

tersebut, mencari makna positif dari masalah yang sedang dihadapi, dan

melakukan penghindaran terhadap masalah, baik dengan kognisi maupun

perilakunya (Diponegoro & Thalib, 2001; Sarafino, 1998; Taylor, 1995). Ketika

mereka dihadapkan pada tugas-tugas akademik yang menjadi masalah utama

mereka sebagai seorang mahasiswa, maka mereka juga tidak langsung

menghadapi atau mengerjakan tugas tersebut, mereka akan menunda

pengerjaannya dan akan melakukan penghindaran terhadap tugas-tugas

akademik tersebut (Sudarjo dkk. (Bukit, 2000); Suardiman, 1981; Burka & Yuen,

1983; Ferrari dkk., 1995). Perilaku menghindari tugas yang dilakukan mahasiswa

Page 34: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

34

dengan menolak atau enggan mengerjakan tugas akademis tersebut akan

membentuk perilaku menunda-menunda pengerjaan tugas akademis (Solomon &

Rothblum, 1984). Perilaku menunda-nunda pengerjaan tugas akademis dalam

Psikologi dikenal dengan istilah prokrastinasi akademik (Alyna, 2004; Solomon &

Rothblum, 1984). Hal ini diperjelas dengan pernyataan Rothblum (Ferrari dkk.,

1995) yang mengemukakan bahwa penghindaran tugas merupakan contoh dari

prokrastinasi akademik, serta pendapat Ferrari dkk. (1995) yang menyebutkan

bahwa kecenderungan melakukan perilaku penghindaran terhadap situasi

stressful secara terus-menerus, kemungkinan besar merupakan ciri-ciri

permulaan dari prokrastinasi sebagai sebuah ciri kepribadian yang berlangsung

secara terus-menerus.

Adapun bagan skema dinamika psikologis variabel penelitian ini yaitu:

Tugas-tugas kehidupan mahasiswa yang banyak, beragam, dan dirasa sulit

Menimbulkan masalah (masalah akademis dan non akademis)

Stres

Coping

Emotion Focused Coping (EFC) Problem Focused Coping (PFC)

Ada masalah

Page 35: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

35

Tidak menghadapi masalah tersebut secara langsung

Ada tugas-tugas akademik yang menjadi masalah utama mereka

Tidak langsung dikerjakan & menghindari

tugas akademik tersebut

Menunda-nunda mengerjakan tugas akademis

prokrastinasi akademik

Bagan 1. Dinamika Psikologis antara Emotion Focused Coping dengan Prokrastinasi Akademik

Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ada hubungan positif

antara Emotion Focused Coping dengan prokrastinasi akademik pada

mahasiswa”, dimana semakin tinggi tingkat EFC pada diri subjek, maka semakin

tinggi pula tingkat prokrastinasi akademik yang dimiliki subjek. Begitu pula

sebaliknya, semakin rendah tingkat EFC pada diri subjek, maka semakin rendah

pula tingkat prokrastinasi akademik yang dimiliki subjek.

Page 36: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

36

Metode Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia, baik laki-laki maupun

perempuan. yang berada pada tingkat pertengahan sampai akhir kuliah

(angkatan 1998 sampai 2003) dengan jumlah sebanyak 155 orang. Menurut Gay,

jumlah subjek penelitian ini sudah memenuhi ukuran minimum sampel metode

penelitian deskriptif korelasional yang berjumlah minimal 30 subjek (Hasan,

2002).

Penelitian ini menggunakan metode skala. Bentuk skala yang digunakan

adalah skala sikap model Likert. Skala ini terdiri dari dua buah skala, yaitu Skala

Prokrastinasi Akademik yang merupakan modifikasi dari skala yang dibuat oleh

Ghufron (2003). Skala ini terdiri dari 36 aitem yang disusun berdasarkan aspek-

aspek prokrastinasi akademik Schouwenburg (Ferarri dkk., 1995). Sedangkan

Skala Emotion Focused Coping (EFC) disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-

aspek EFC milik Folkman, Lazarus, dan rekan kerja mereka yang tertuang dalam

Ways of Coping with Stressful Situations (Sarafino, 1998; Taylor, 1995), yang

terdiri dari 36 aitem.

Metode analisis yang yang digunakan penelitian ini yakni Korelasi Product

Moment dari Pearson. Uji validitas dan reliabilitas menggunakan SPSS for

Windows Versi 11.5.

Page 37: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

37

Hasil Penelitian

Deskripsi Statistik Data Penelitian

Tabel 1 Deskripsi Data Penelitian Variabel Hipotetik Empirik

Xmax Xmin Mean SD Xmax Xmin Mean SD Prokrastinasi 144 36 90 18 123 54 88,50 11,998 Akademik EFC 144 36 90 18 132 85 108,83 9,927

Kriteria Kategorisasi Prokrastinasi Akademik

Tabel 2 Kriteria Kategorisasi Prokrastinasi Akademik

Kategori Norma Rentang skor Jumlah Prosentase Sangat Tinggi X > 122,4 122,5 - 144 1 0,65 % Tinggi 100,8 < X = 122,4 100,9 - 122,4 21 13,55 % Sedang 79,2 < X = 100,8 79,3 - 100,8 101 65,16 % Rendah 57,6 = X = 79,2 57,6 - 79,2 31 20 % Sangat Rendah X < 57,6 36 - 57,5 1 0,65 %

155 100,01 %

Kriteria Kategorisasi Emotion Focused Coping

Tabel 3 Kriteria Kategorisasi Emotion Focused Coping

Kategori Norma Rentang skor Jumlah Prosentase Sangat Tinggi X > 122,4 122,5 - 144 11 7,1 % Tinggi 100,8 < X = 122,4 100,9 - 122,4 109 70,32 % Sedang 79,2 < X = 100,8 79,3 - 100,8 35 22,58 % Rendah 57,6 = X = 79,2 57,6 - 79,2 0 0 % Sangat Rendah X < 57,6 36 - 57,5 0 0 %

155 100 %

Pada penelitian ini, uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji

linieritas terpenuhi sehingga uji hipotesis yang digunakan berupa Product

Moment dari Pearson.

Page 38: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

38

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebaran skor pada

variabel penelitian mengikuti distribusi kurve normal atau tidak. Tehnik yang

digunakan untuk uji normalitas adalah tehnik One Sample Kolmogorov-Smirnov.

Uji normalitas variabel Prokrastinasi Akademik menunjukkan distribusi yang

normal dengan angka K-S-Z sebesar 0,770 dengan p = 0,594 (p>0,05).

Distribusi variabel EFC adalah normal dengan angka K-S-Z sebesar 0,867 dengan

p = 0,440 (p>0,05).

Uji linieritas ini dilakukan untuk menguji apakah hubungan antar variabel

Prokrastinasi Akademik dengan EFC mengikuti garis linier (membentuk garis

lurus) atau tidak. Hasil uji linieritas hubungan EFC dengan Prokrastinasi

Akademik diperoleh hasil F = 9,696 dengan p = 0,002 (p<0,01) dan deviation of

linierity F = 1,270 dengan p = 0,167. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel

Prokrastinasi Akademik dengan EFC bersifat linier.

Hasil analisis data menunjukkan korelasi (r) antara variabel EFC dengan

Prokrastinasi Akademik sebesar -0,237 dengan p = 0,002 (p<0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara EFC dengan

Prokrastinasi Akademik, sehingga hipotesis yang diajukan, yaitu adanya

hubungan antara kedua variabel ditolak.

Analisis koefisien determinasi (R2) variabel EFC dengan Prokrastinasi

Akademik menunjukkan angka sebesar 0,056. Hal ini menunjukkan bahwa EFC

memberikan sumbangan sebesar 5,6 % terhadap Prokrastinasi Akademik.

Page 39: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

39

Hasil Analisis Data Tambahan

Selain melakukan uji hipotesis korelasi Product Moment Pearson, peneliti

juga melakukan uji regresi pada setiap aspek EFC untuk mengetahui aspek mana

yang memiliki pengaruh paling besar terhadap prokrastinasi akademik. Dari

enam aspek EFC, ada empat aspek yang mempunyai pengaruh terhadap

prokrastinasi akademik, yaitu aspek seeking social support, distancing, self-

control, dan positive reappraisal, sedangkan aspek escape-avoidance dan

accepting responsibility tidak berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik.

Namun, dari empat aspek yang berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik,

aspek yang berpengaruh paling besar dan dapat berfungsi sebagai prediktor bagi

prokrastinasi akademik hanya dua, yaitu aspek positive reappraisal dan

distancing. Gugurnya aspek lain sebagai prediktor dari prokrastinasi akademik,

dimungkinkan karena koefisien beta (B) aspek-aspek tersebut berharga nol (0),

yang berarti prediktor (aspek-aspek tersebut) tidak memberi sumbangan apa-apa

terhadap prokrastinasi akademik (Hadi, 2001). Dari uji ANOVA atau F test yang

terdapat dalam lampiran 7 (analisis data tambahan), didapat F hitung sebesar

13,779 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang jauh lebih kecil dari 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa positive reappraisal dan distancing secara bersama-sama

berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik.

Angka R square adalah 0,153 menunjukkan 15,3% prokrastinasi

akademik disebabkan oleh aspek positive reappraisal dan distancing, sedangkan

sisanya (84,7%) disebabkan oleh sebab-sebab yang lain.

Aspek positive reappraisal berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik

dengan hubungan yang berarah negatif, yaitu semakin tinggi tingkat positive

Page 40: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

40

reappraisal pada subjek maka semakin rendah prokrastinasi akademik yang

dimilikinya, begitu pula sebaliknya. Sedangkan aspek distancing berpengaruh

terhadap prokrastinasi akademik dengan hubungan yang berarah positif, yaitu

semakin tinggi tingkat distancing pada subjek, maka semakin tinggi pula

prokrastinasi akademik yang dimilikinya, begitu pula sebaliknya.

Pembahasan

Berbeda dengan hipotesa penelitian yang berbunyi ada hubungan positif

antara Emotion Focused Coping (EFC) dengan Prokrastinasi Akademik pada

mahasiswa, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang

signifikan antara EFC dengan Prokrastinasi Akademik pada mahasiswa. Adanya

hubungan negatif antara kedua variabel penelitian, ditunjukkan oleh koefisien

korelasi (r) sebesar -0,237 dengan p = 0,002 (p<0,05), seperti yang dapat dilihat

pada tabel 14. Hubungan negatif kedua variabel ini menunjukkan bahwa semakin

tinggi tingkat EFC pada diri subjek, maka semakin rendah tingkat prokrastinasi

akademiknya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat EFC, maka

semakin tinggi tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang menjadi

subjek penelitian.

Hasil penelitian tersebut tidak selaras dengan teori yang mendasari

hipotesa penelitian, yaitu kecenderungan individu melakukan perilaku

penghindaran terhadap situasi stressful secara terus-menerus kemungkinan

besar merupakan ciri-ciri permulaan dari prokrastinasi sebagai sebuah ciri

kepribadian yang berlangsung secara terus-menerus (Ferrari dkk., 1995).

Sedangkan perilaku penghindaran terhadap situasi stressful sendiri menurut

Page 41: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

41

pendapat Folkman, Lazarus, dan rekan kerja mereka, merupakan salah satu

aspek EFC yaitu aspek Escape-avoidance (Sarafino, 1998; Taylor, 1995).

Hasil penelitian ini juga tidak sama dengan hasil penelitian yang dilakukan

Arifian terhadap mahasiswa Psikologi Universitas Gadjah Mada yang sedang

mengambil mata kuliah penulisan skripsi. Hasil penelitian tersebut menyebutkan

bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara EFC dengan

Prokrastinasi Akademik (Arifian, 2004). Selain itu, hasil penelitian ini juga tidak

selaras dengan penelitian yang pernah dilakukan di luar negeri, yang dilakukan

Endler dan Parker, Hewitt, Flett, dan Endler, yang bertujuan untuk menguji

tingkat prokrastinasi, coping, dan depresi pada 156 mahasiswa perguruan tinggi

(Ferrari dkk., 1995). Hasil analisa korelasi penelitian tersebut menunjukkan

adanya hubungan positif yang sangat signifikan antara prokrastinasi dengan

coping yang berorientasi pada emosi yang dimiliki oleh subjek penelitian.

Adanya perbedaan hasil antara penelitian ini dengan penelitian Arifian

dimungkinkan akibat dari adanya perbedaan skala yang digunakan. Sedangkan

perbedaan hasil antara penelitian ini dengan penelitian yang dipublikasikan

Endler dan Parker dan Hewitt, Flett, dan Endler, selain dimungkinkan akibat dari

adanya perbedaan skala yang digunakan, juga akibat dari perbedaan budaya

yang sedikit banyak dapat mempengaruhi hasil penelitian. Selain itu, hal lain

yang mungkin menjadi penyebab perbedaan hasil kedua penelitian ini adalah

karena coping yang dilakukan oleh subjek pada penelitian di atas adalah jenis

coping yang maladaptif (Ferrari dkk., 1995), sedangkan pada penelitian ini,

coping yang digunakan subjek tidak dapat dipastikan apakah termasuk jenis

coping EFC yang maladaptif atau adaptif.

Page 42: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

42

Coping adaptif (positive coping) adalah strategi mengatasi masalah yang

efektif, sedangkan coping maladaptif (negative coping) adalah strategi

mengatasi/ merespon masalah yang tidak efektif, yang sering menimbulkan

kerugian pada diri individu tersebut atau pada orang lain

(http://www.cincinnatichildrens.org/svc/alpha/p/psychiatry/teens/real-life/coping.

htm, 30/05/06). Diantara contoh-contoh coping adaptif dan maladaptif yang

terdapat pada artikel yang dipublikasikan oleh Cincinnati Childrens Hospital

Medical Center, terdapat beberapa contoh coping adaptif yang mempunyai

maksud yang sama dengan beberapa aspek EFC, yaitu: talking to parents or

friends dan social support/ asking for help yang dalam EFC masuk dalam aspek

seeking social support. Thinking positive/ being optimistic dalam EFC masuk

dalam aspek positive reaprraisal. Listening to music, hobbies/ recreation, hanging

out with friends dan contoh-contoh yang lainnya, jika dilakukan sebagai usaha

individu untuk melepaskan diri atau menghindari situasi stres, maka dalam EFC

masuk dalam aspek escape-avoidance. Selain itu terdapat pula beberapa contoh

coping maladaptif yang mempunyai maksud yang sama dengan beberapa aspek

EFC. Wishful thinking, Smoking cigarettes, using drugs, drinking alcohol, avoiding

problems dan contoh-contoh lainnya, jika dilakukan dengan tujuan untuk

melepaskan diri atau menghindari situasi stres, maka dalam EFC juga termasuk

dalam aspek escape-avoidance. Yelling or lashing out at others, physical fights,

dan physical self-abuse merupakan contoh-contoh yang bertentangan dengan

aspek self-control. Hal tersebut menunjukkan bahwa aspek self-control termasuk

coping adaptif. Penjabaran di atas menunjukkan bahwa EFC tidak hanya dapat

dinilai sebagai coping yang tidak baik (coping maladaptif) karena dalam strategi

Page 43: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

43

EFC masalah tidak dihadapi secara langsung dan situasi stres pun tidak dapat

diubah. Namun, EFC juga dapat dinilai sebagai coping yang baik (coping adaptif),

karena baik (efektif) tidaknya strategi coping yang digunakan oleh individu lebih

didasarkan pada tepat atau tidaknya penggunaan jenis coping tersebut pada

situasi stressful yang sedang dihadapi. Hal ini sejalan dengan pendapat Rutter

yang menyatakan bahwa strategi coping yang paling efektif adalah strategi yang

sesuai dengan jenis stres dan situasi (Smet, 1994). Hal senada juga diungkapkan

Taylor, yang mengatakan bahwa keberhasilan coping lebih bergantung pada

penggabungan strategi coping yang sesuai dengan ciri masing-masing kejadian

yang penuh stres, daripada mencoba menemukan satu strategi coping yang

paling berhasil (Smet, 1994; Taylor, 1995).

Setelah dilakukan analisis regresi sebagai analisis data tambahan, untuk

mengetahui aspek-aspek EFC mana yang berfungsi sebagai prediktor, dan

bagaimana arah hubungannya dengan prokrastinasi akademik, diketahui bahwa

dari enam aspek EFC, aspek yang berfungsi sebagai prediktor prokrastinasi

akademik adalah aspek distancing dan positive reappraisal. Menurut Hadi (2001),

gugurnya suatu variabel sehingga tidak dapat menjadi prediktor bagi kriterium

(variabel yang diramalkan) disebabkan karena koefisien beta (B) variabel

tersebut bernilai nol (0), yang berarti varibel tersebut tersebut tidak memberi

sumbangan apa-apa terhadap kriterium. Hal demikian juga yang mungkin

menjadi penyebab mengapa dari enam aspek EFC yang dapat menjadi prediktor

dari prokrastinasi akademik hanya aspek distancing dan positive reappraisal saja.

Meskipun secara keseluruhan hubungan antara EFC dan prokrastinasi

akademik adalah negatif, namun hasil analisis regresi antara aspek-aspek EFC

Page 44: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

44

dengan prokrastinasi akademik ada yang berhubungan negatif dan ada yang

berhubungan dengan arah yang positif. Aspek positive reappraisal berpengaruh

terhadap prokrastinasi akademik dengan hubungan yang berarah negatif, yaitu

semakin tinggi tingkat positive reappraisal pada subjek maka semakin rendah

prokrastinasi akademik yang dimilikinya, begitu pula sebaliknya. Sedangkan

hubungan antara aspek distancing dengan prokrastinasi akademik berarah

positif, yang berarti semakin tinggi tingkat distancing pada subjek maka semakin

tinggi pula prokrastinasi akademik yang dimilikinya, begitu pula sebaliknya. Seperti yang telah dipaparkan di atas, bahwa menurut contoh-contoh

coping yang terdapat pada artikel yang dipublikasikan oleh Cincinnati Childrens

Hospital Medical Center, contoh coping dari aspek positive reappraisal termasuk

ke dalam contoh coping yang adaptif. EFC yang berbentuk coping adaptif dapat

mengarah pada hasil yang lebih baik, begitu pula dengan aspek positive

reappraisal. Hal ini terlihat dari definisi positive reappraisal, yang berarti usaha

untuk menciptakan makna positif dari pengalaman atau situasi stres yang terkait

dengan perkembangan pribadi, kadang-kadang dengan suatu sifat/tanda religius.

Individu yang dapat mengambil makna positif dari setiap masalah yang

dihadapinya akan dapat mengambil hikmah dari masalah tersebut. Individu

tersebut sadar bahwa setiap masalah tidak hanya mengandung hal negatif saja,

namun juga mengandung hal positif dan hikmah. Hal ini akan mengurangi emosi

negatif yang dirasakannya, sehingga individu tersebut tidak akan merasa terlalu

terbebani dengan situasi stres dihadapinya dan bukan tidak mungkin bila stres

yang dialaminya akan berkurang. Jika hal ini terjadi maka, kecenderungan

prokrastinator melakukan prokrastinasi karena mengalami stres yang tinggi, yang

Page 45: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

45

dalam hal ini salah satunya menurut Ferrari dkk., (1995) dan Cairns (http://www.

cacuss.ca/files/cacuss/scairns-cacuss2004-procrastination.pdf, 26/06/06) adalah

stres dalam belajar, akan berkurang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Milgram dan Ferrari yang menyatakan bahwa prokrastinasi

berhubungan signifikan dengan tingginya tingkat daily hasless, negative life

event, dan perasaan stres (Ferrari dkk., 1995). Paparan tersebut dapat

menjelaskan penyebab dari hubungan aspek positive reappraisal dengan

prokrastinasi akademik yang berarah negatif.

Seperti yang sudah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya bahwa definisi

distancing yang diungkapkan oleh Folkman, Lazarus, dan rekan kerja mereka

adalah usaha kognitif individu untuk melepaskan diri dari situasi stres yang

dihadapinya. Sedangkan contohnya adalah pernyataan “Aku tidak akan

membiarkan masalah ini menghampiriku. Aku menolak untuk memikirkannya

terlalu banyak.” (Sarafino, 1998; Taylor, 1995). Jika kita melihat dari definisi dan

contoh distancing yang terdapat pada buku Sarafino (1998) dan Taylor (1995),

dapat dilihat bahwa makna yang terkandung dalam aspek ini adalah makna yang

negatif, karena individu pengguna EFC dengan aspek distancing ketika

dihadapkan pada situasi yang penuh stres, maka dia akan berusaha untuk

melepaskan diri dari situasi itu (Taylor, 1995), bahkan jika individu sampai

bertekad untuk menolak memikirkannya, maka bukannya tidak mungkin bila

nantinya stres yang dialaminya akan meningkat. Ini dikarenakan masalah yang

menjadi penyebab stres yang sedang dihadapinya tidak akan terselesaikan jika

hanya dibiarkan berlalu tanpa adanya usaha untuk mengatasinya, apalagi bila

individu ini justru menolak untuk memikirkannya. Dari uraian tadi terlihat bahwa

Page 46: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

46

distancing termasuk ke dalam coping EFC yang maladaptif karena sesuai dengan

definisi coping maladaptif, distancing termasuk strategi mengatasi/merespon

masalah yang tidak efektif dan dapat menimbulkan kerugian pada diri individu

pengguna EFC dengan aspek ini. Distancing tidak akan memecahkan masalah

yang menjadi penyebab stres, justru mungkin nantinya dapat meningkatkan

stres. Semakin tinggi tingkat stres pada diri individu, maka semakin tinggi pula

kecenderungan individu tersebut untuk melakukan prokrastinasi, karena

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Milgram dan Ferrari, diketahui

bahwa prokrastinasi berhubungan signifikan dengan tingginya perasaan stres

(Ferrari dkk., 1995). Hal tersebut dapat menjelaskan penyebab dari arah

hubungan aspek distancing dengan prokrastinasi akademik yang berarah positif.

Kelemahan pada penelitian ini terletak pada skala yang mengandung

social desirable. Hal ini terkait dengan teori yang dipakai sebagai acuan

penelitian, yaitu teori yang mengungkap ciri-ciri EFC menurut Folkman, Lazarus,

dan rekan kerja mereka, terutama aspek Escape-avoidance yang terikat dengan

budaya tempat teori tersebut berasal. Contoh pada aspek Escape-avoidance yang

diutarakan Taylor (1995) menunjukkan bias budaya dan tidak bisa diterapkan

pada skala yang akan diberikan pada subjek yang berada di Indonesia. Contoh-

contah aspek tersebut seperti melakukan penghindaran terhadap suatu masalah

atau situasi stressful dengan cara mengkonsumsi minuman beralkohol, obat-

obatan terlarang (drugs), atau merokok yang bagi kalangan wanita di Indonesia

masih merupakan hal yang tabu. Selain itu, kelemahan penelitian ini juga

terdapat pada belum dipisahkannya EFC yang adaptif dan yang maladaptif yang

Page 47: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

47

memungkinkan terjadinya overlapping antara kedua jenis EFC tersebut pada data

penelitian yang didapat.

Berdasarkan kategorisasi prokrastinasi akademik pada tabel 10, dapat

disimpulkan bahwa tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa Jurusan

Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri berada pada kategori sedang

(sebesar 65,16 %), karena jumlah subjek yang berada pada rentang skor 79,3 -

100,8 paling banyak jika dibandingkan dengan jumlah subjek pada rentang skor

yang lain. Tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Industri yang berada pada kategori sedang ini berada

diantara dua kategori (tingkat) yaitu tingkat prokrastinasi rendah dan tinggi, ini

bermakna bahwa tingkat prokrastinasi sedang ini berada pada posisi bisa

cenderung naik, yaitu ke arah kategori prokrastinasi tinggi atau sangat tinggi,

atau cenderung menurun, yaitu ke arah kategori prokrastinasi rendah atau

sangat rendah. Perubahan tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa Jurusan

Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri yang berada pada kategori

sedang menjadi tinggi atau sangat tinggi sangat tidak diharapkan, mengingat

buruknya dampak yang dapat ditimbulkan oleh perilaku prokrastinasi ini, seperti

terbuangnya waktu dan biaya yang harus dikeluarkan seorang mahasiswa

prokrastinator. Sebaliknya, perubahan tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri yang berada pada

kategori sedang menjadi rendah atau bahkan sangat rendah sangat diharapkan.

Adapun berdasarkan kategorisasi Tingkat EFC pada mahasiswa Jurusan

Teknik Informatika didapat berdasarkan tabel 11, dapat dapat disimpulkan

bahwa tingkat EFC pada diri mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Fakultas

Page 48: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

48

Teknologi Industri, berada pada kategori tinggi (70,32 %), karena jumlah subjek

yang berada pada rentang skor 100,9 - 122,4 paling banyak jika dibandingkan

dengan jumlah subjek pada rentang skor yang lain. Tingkat EFC pada diri

mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri yang berada

pada kategori tinggi tidak menjadi persoalan selama EFC yang digunakan

merupakan EFC adaptif, yaitu strategi EFC yang efektif digunakan pada situasi

stres yang dihadapinya. Namun seperti yang telah dipaparkan sebelumnya,

menurut Smet (1994), tidak ada satupun metode coping yang dapat digunakan

untuk semua situasi stres. Tidak ada strategi coping yang paling berhasil. Rutter

(Smet, 1994) menyatakan bahwa strategi coping yang paling efektif adalah

strategi yang sesuai dengan jenis stres dan situasi yang dihadapi. Taylor (Smet,

1994) juga mengatakan hal yang serupa, dengan mengatakan bahwa

keberhasilan coping lebih bergantung pada penggabungan strategi coping yang

sesuai dengan ciri masing-masing kejadian yang penuh stres, daripada mencoba

menemukan satu strategi coping yang paling berhasil.

Page 49: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

49

Penutup

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang

signifikan antara Emotion Focused Coping (EFC) dengan Prokrastinasi Akademik

pada mahasiswa. Adanya hubungan antara kedua variabel, ditunjukkan oleh

koefisien korelasi (r) sebesar -0,236 dengan p = 0,002 (p<0,05). Hubungan

kedua variabel ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat EFC pada

mahasiswa, maka semakin rendah tingkat prokrastinasi akademiknya. Begitu

pula sebaliknya, semakin rendah tingkat EFC pada diri mahasiswa maka semakin

tinggi tingkat prokrastinasi akademiknya.

B. Saran

1. Saran Bagi Subjek Penelitian

Saran bagi subjek penelitian yang memiliki tingkat prokrastinasi

akademik yang tinggi dan sangat tinggi adalah sedapat mungkin berusaha

menghentikan perilaku prokratinasi akademik mereka, karena jika hal ini tidak

segera dihentikan akan menimbulkan efek yang negatif pada diri mereka, seperti

tidak maksimalnya nilai-nilai mata kuliah dan Indeks Prestasi (IP) yang akan

mereka dapatkan. Selain itu prokrastinasi akdemik juga akan memperlama waktu

mereka untuk berkuliah, yang akan mengakibatkan semakin banyaknya biaya

yang harus mereka keluarkan.

Saran bagi subjek penelitian yang memiliki tingkat prokrastinasi

akademik yang sedang, rendah, maupun sangat rendah sedapat mungkin

Page 50: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

50

mengantisipasi agar tingkat prokrastinasi pada diri mereka tidak naik, bahkan

diharapkan tingkat prokrastinasi tersebut dapat dikurangi.

Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek yang memiliki

kecenderungan menggunakan Emotion Focused Coping terbanyak berada pada

kategori tinggi (70,32 %). Meskipun jika strategi coping yang subjek penelitian

gunakan ternyata merupakan EFC yang adaptif, sebaiknya subjek juga

diharapkan dapat menggunakan strategi Problem Focused Coping (PFC), karena

baik bentuk coping PFC maupun EFC sendiri dapat menjadi coping yang efektif

jika digunakan sesuai dengan jenis stres dan situasi stressful yang sedang

dihadapi.

2. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

Saran bagi peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian yang sejenis

adalah:

a. Melakukan pengontrolan terhadap variabel lain yang dapat mempengaruhi

hasil penelitian, seperti adanya bias PFC pada variabel EFC. Sebaiknya

penelitian variabel EFC lebih difokuskan lagi pada salah satu bentuk EFC saja,

yaitu EFC yang maladaptif atau EFC yang adaptif, sehingga hasil penelitian

yang didapat lebih akurat lagi.

b. Melakukan peninjauan terhadap faktor-faktor lain yang menjadi penyebab

prokrastinasi, seperti ada atau tidaknya pengaruh kebijakan yang diterapkan

institusi terhadap perilaku prokrastinasi subjek yang akan diteliti.

c. Melakukan penelitian lebih mendalam lagi dengan membedakan bentuk-

bentuk Prokrastinasi yang mungkin dimiliki subjek penelitian.

Page 51: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

51

d. Menggunakan metode pengumpulan data lain seperti obervasi dan

wawancara yang mendalam, sebagai data pelengkap, sehingga informasi

yang didapat semakin lengkap dan akurat.

e. Memperhatikan bahasa dalam penulisan skala, baik bahasa yang digunakan

pada petunjuk pengisian skala, maupun bahasa yang digunakan pada

penulisan aitem, sehingga social desirability dan kecenderungan subjek

menjawab what should be dapat diminimalisir.

f. Memperhatikan teori yang dipakai, apakah terikat dengan kultur/budaya

tempatnya berasal atau tidak, serta melakukan penilaian apakah teori yang

digunakan cocok digunakan di tempat penelitian yang akan dilakukan atau

tidak.

3. Saran Bagi Institusi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat prokrastinasi

akademik pada mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi

Industri yang menjadi subjek penelitian berada pada kategori sedang (65,16 %).

Pada posisi ini, tingkat prokrastinasi akademik subjek penelitian yang berada

pada kategori sedang bisa berubah, menjadi naik ataupun menjadi turun.

Mengingat besarnya dampak buruk yang dapat ditimbulkan dari perilaku

prokrastinasi akademik, maka turunnya kategori tingkat prokrastinasi akademik

subjek menjadi berada pada kategori rendah atau bahkan sangat rendah

merupakan suatu harapan, begitu pula sebaliknya, peningkatan kategori sedang

menjadi tinggi atau bahkan sangat tinggi merupakan hal yang sangat tidak

diharapkan yang sedapat mungkin dihindari. Agar perubahan kategori subjek

Page 52: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

52

yang saat ini berada pada kategori sedang tidak mengarah pada tingkat

prokrastinasi yang tinggi atau sangat tinggi, maka pihak institusi, dalam hal ini

adalah pihak Jurusan Informatika dan Fakultas Teknologi Industri Universitas

Islam Indonesia, diharapkan melakukan strategi yang bertujuan untuk

mengantisipasi hal tersebut, seperti memberlakukan kebijakan-kebijakan yang

dapat meningkatkan kedisiplinan mahasiswa sehingga kesempatan mahasiswa

untuk melakukan prokrastinasi semakin berkurang dan perilaku prokrastinasi

dapat diminimalisir.

Page 53: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

53

DAFTAR PUSTAKA

Alyna, Rizka. 2004. Pengaruh Pelatihan Manajemen Diri terhadap Sikap Prokrastinasi Akademik. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Arifian, Naf’an. 2004. Hubungan antara Emotion Focused Coping dengan Prokrastinasi Akademik dalam Mengerjakan Skripsi. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Atkinson, R. L., Atkinson, R. C., Smith, E.E. & Bem, D. J. 2001. Pengantar Psikologi. Edisi Kesebelas. Jilid2. Batam: Interaksara.

Bukit, Khatarina. 2000. Hubungan Efikasi Diri dengan Strategi Coping dalam Menghadapi Stres pada Mahasiswa. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Burka, Jane. B. & Yuen, Lenora. M. 1983. Procrastination. Why You Do It, What to Do About It. Massachusetts, USA: Perseus Books.

Cairns, Sharon. L. 2004. Procrastination: Is the Why Central to Effective Intervention? http://www.cacuss.ca/files/cacuss/scairns-cacuss2004-procrastination.pdf. 26/06/06

Carver, C. S., Scheier, M. F. & Weintraub, J. K. 1989. Assesing Coping Strategies: A Theoretically Based Approach. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 56, No. 2, 267 – 283.

Chaplin, J. P. 2000. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Diponegoro, Ahmad Muhammad & Thalib, Syamsul Bachri. 2001. Meta-Analisis tentang Perilaku Koping Preventif dan Stres. Jurnal Psikologika No 12 Tahun VI (hal 51-61)

Ferrari, J. R., Johnson, J. L., & Mc Cown, W. G. 1995. Procrastination and Task Avoidance; Theory, Research and Treatment. New York: Plenum Press

Folkman, S. & Lazarus, R.S. 1984. Personal Control, Stress and Coping Process: A Theoretical Analysis. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 46, 839 - 852.

Page 54: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

54

Ghufron, M. Nur. 2003. Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja terhadap Penerapan Disiplin Orang Tua dengan Prokrastinasi Akademik. Tesis (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Hadi, Sutrisno. 1991. Analisis Butir untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai dengan BASICA. Yogyakarta: Andi Offset.

Hadi, Sutrisno. 2001. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kusumah.2005. Identitas Mahasiswa Sebuah Konsekuensi. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0105/18/1105.htm. 08/12/05

Mulia, R. 2002. Hubungan antara Pola Asuh Demokratis Orang Tua dengan Optimisme, Problem Focused Coping, dan Emotional Focused Coping pada Remaja Awal. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

NN. 2005. http://www.urindo.ac.id. 08/12/05

NN. 2005. Bimbingan Konseling. http://www.stibanas.ac.id. 08/12/05

NN. 2006. http://www.cincinnatichildrens.org/svc/alpha/p/psychiatry/teens/real-life/coping.htm. 30/05/06

Nurpitasari, Eny. 2001. Prokrastinasi Akademik ditinjau dari Perfeksionisme pada Mahasiswa. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka.

Rivzi, A. , Prawitasari, J. E. & Soetjipto, H. P. 1997. Pusat Kendali dan Efikasi Diri sebagai Prediktor terhadap Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Psikologika, No. 3, 51 – 66.

Page 55: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMOTION … · naskah publikasi hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa oleh: siti hawa umayya sukarti

55

Rivzi, A. 1997. Pusat Kendali dan Efikasi Diri Sebagai Prediktor terhadap Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Sarafino, E. P. 1998. Health Psychology Biopsychological Interactions. 2nd Edition. New York.: John Wiley & Sons Inc.

Smet, Bart. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Grasindo.

Solomon, L. J. & Rothblum, E. D. 1984. Academic Procrastination; Frequency and Cognitive Corelation, Journal of Counseling Psychology. Vol 31,P; 304-510.

Stone , A. A., & Neale, J. M. 1984. New Measure of Daily Coping: Development and Preliminary Result. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 46, No.4, 892 - 906.

Suardiman. 1981. Bimbingan Konseling untuk Mahasiswa. Kumpulan Naskah Bimbingan Konseling dalam Rangka Penataran Dosen-Dosen Perguruan Tinggi se-Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Suciyani. 2004. Hubungan antara Kelekatan Aman dengan Kecenderungan Menggunakan Problem Focused Coping pada Remaja Tengah. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Sudirjo, S.B. 1990. Bahaya Hedonisme dalam Belajar. Kedaulatan Rakyat 8 Maret.

Syafi’i, Muhammad. 2001. Hubungan antara Kecemasan Menghadapi Masalah dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Mengerjakan skripsi. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Taylor, S. E. 1995. Health Psychology. 3th Edition. New York: McGraw-Hill Inc.

Widuri, E. Listyanti. 1995. Hubungan antara Religiusitas dengan Stres pada Mahasiswa Muslim di Universitas Gadjah Mada. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada