modul hukum benda

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    1/49

    DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

    PUSDIKLAT KEKAYAAN NEGARA DAN

    PERIMBANGAN KEUANGAN

    2009

    DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI

    PEJABAT LELANG

    MODUL/HAND OUT

    MP PENUNJANG 06/07

    Hukum Benda

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    2/49

    i

    DAFTAR ISI

    12

    3

    4

    Kata Pengantar

    Daftar Isi

    KEGIATAN BELAJARKegiatan Belajar I .

    Bab I Hukum Benda.

    1. Pengertian

    2. Dasar Hukum

    3. Macam Macam Benda ..

    4. Hak Kebendaan

    Sifat / Karakter Hak Kebendaan .

    Penggolongan Hak Kebendaan

    Perolehan Hak Kebendaan

    Hapusnya Hak Kebendaan

    Latihan 1

    R a n g k u m a n .Tes Formatif 1

    Kegiatan Belajar 2 .

    Bab II Hak Kebendaan Yang Memberi Kenikmatan

    1. Bezit ...

    Eigendoms Theorie ..

    Legitimatie Theorie....

    2. Hak Milik .

    3. Hak Hak Lainnya ...

    3.1 Hak Memungut Hasil ..

    3.2. Hak Pakai dan Hak Mendiami

    Latihan 2

    R a n g k u m a n .Tes Formatif 2 ..

    Kegiatan Belajar 3 ..

    Bab III Hak Kebendaan yang Bersifat Memberi Jaminan .

    1. Pengertian

    2. Gadai .

    Obyek Hak Gadai

    Subyek Hak Gadai ...

    Kewajiban pemegang gadai .

    Hapusnya Gadai .................................................................

    3. Hipotik . ..

    . Pengertian Hipotik

    Azas Azas Hipotik ..Obyek Hipotik ..

    Subyek Hipotik .

    Prosedur pembebanan hipotik .

    12

    2

    2

    3

    3

    6

    6

    7

    7

    9

    9

    1010

    13

    13

    13

    15

    16

    17

    22

    22

    22

    23

    2425

    27

    27

    27

    27

    28

    29

    30

    30

    30

    31

    3232

    33

    34

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    3/49

    ii

    Kuasa memasang hipotik Hipotik untuk jaminan hutang yang akan ada .

    Hipotik untuk benda yang akan ada

    Tingkatan tingkatan hipotik ..

    Peralihan hipotik .

    Hapusnya hipotik .

    4. Credietverband 5. Fidusia .

    Latihan 3

    R a n g k u m a n .

    Tes Formatif 2 ..

    Jawaban Tes Formatif .

    KEPUSTAKAAN .

    3536

    36

    37

    37

    37

    3940

    40

    40

    42

    45

    46

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    4/49

    - 1 -

    KEGIATAN BELAJAR

    Kegiatan Belajar : Hukum Benda.

    Keperluan : Diklat Teknis Substantif Spesialisasi Pejabat Lelang

    Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara

    Pokok Bahasan : Pengertian benda menurut hukum, berbagai jenis dan

    penggolongan pengertian benda, pembedaan benda yang

    bersifat memberi kenikmatan dan benda yang bersifat

    memberikan aminan serta berbagai hak hak kebendaan

    yang berlaku di Indonesia.

    Tujuan Pengajaran : Pada akhir pokok bahasan Kegiatan Belajar I, para

    peserta diklat dapat memahami dan menjelaskan

    pengertian benda secara umum menurut hukum, dasar

    hukum yang dipergunakan, berbagai macam benda

    menurut sifat/karakteristik tertentu, pembedaan antara

    benda yang memberikan kenikmatan dengan yang

    bersifat memberikan jaminan serta cara perolehan dan

    hapusnya hak hak kebendaan.

    Pada akhir pokok bahasan Kegiatan Belajar II, para

    peserta diklat dapat memahami dan menjelaskan benda

    yang bersifat memberikan kenikmatan kepada

    pemiliknya dan beberapa teori hukum yang berkaitan.

    Pada akhir pokok bahasan Kegiatan Belajar III, para

    peserta diklat dapat memahami dan menjelaskan tentang

    berbagai hak kebendaan yang bersifat memberikan

    aminan yang berlaku di Indonesia.

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    5/49

    - 2 -

    KEGIATAN BELAJAR 1

    BAB I

    Hukum Benda

    1. Pengertian

    Yang dimaksud dengan Benda dalam konteks hukum perdata adalah segala sesuatu

    yang dapat diberikan / diletakkan suatu Hak diatasnya, utamanya yang berupa hak

    milik. Dengan demikian, yang dapat memiliki sesuatu hak tersebut adalah Subyek

    Hukum, sedangkan sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum.

    Benda yang dalam hukum perdata diatur dalam Buku II BWI, tidak sama dengan

    bidang disiplin ilmu fisika, di mana dikatakan bahwa bulan itu adalah benda (angkasa),

    sedangkan dalam pengertian hukum perdata bulan itu bukan (belum) dapat dikatakan

    sebagai benda, karena tidak / belum ada yang (dapat) memilikinya .

    Pengaturan tentang hukum benda dalam Buku II BWI ini mempergunakan sistem

    tertutup, artinya orang tidak diperbolehkan mengadakan hak hak kebendaan selain dari

    yang telah diatur dalam undang undang ini.

    Selain itu, hukum benda bersifat memaksa (dwingend recht), artinya harus dipatuhi,

    tidak boleh disimpangi, termasuk membuat peraturan baru yang menyimpang dari yang

    telah ditetapkan .

    Lebih lanjut dalam hukum perdata, yang namanya benda itu bukanlah segala

    sesuatu yang berwujud atau dapat diraba oleh pancaindera saja, melainkan termasuk

    uga pengertian benda yang tidak berwujud, seperti misalnya kekayaan seseorang.

    Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan, termasuk didalamnya tagihan /

    piutang, atau hak hak lainnya, misalnya bunga atas deposito .

    Meskipun pengertian zaak dalam BWI tidak hanya meliputi benda berwujud saja,

    namun sebagian besar dari materi Buku II tentang Benda mengatur tentang benda yang

    berwujud. Pengertian benda sebagai yang tak berwujud itu tidak dikenal dalam Hukum

    Adat kita, karena cara berfikir orang Indonesia cenderung pada kenyataan belaka,berbeda dengan cara berfikir orang Barat yang cenderung mengkedepankan apa yang

    ada di alam pikirannya.

    Selain itu, istilah zaak didalam BWI tidak selalu berarti benda, tetapi bisa berarti yang

    lain, seperti : perbuatan hukum (Ps.1792 BW), atau kepentingan (Ps.1354 BW),

    dan juga berarti kenyataan hukum (Ps.1263 BW).

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    6/49

    - 3 -

    2.Dasar Hukum

    Pada masa kini, selain diatur di Buku II BWI, hukum benda juga diatur dalam:

    a. Undang Undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1960, dimana diatur hak hak

    kebendaan yang berkaitan dengan bumi, air dan kekayaan yang terkandung

    didalamnya.

    b. Undang Undang Merek No.21 Tahun 1961, yang mengatur tentang hak atas

    penggunaan merek perusahaan dan merek perniagaan .

    c. Undang Undang Hak Cipta No.6 Tahun 1982, yang mengatur tentang hak cipta

    sebagai benda tak berwujud, yang dapat dijadikan obyek hak milik .

    d. Undang Undang tentang Hak Tanggungan tahun 1996, yang mengatur tentang hak

    atas tanah dan bangunan diatasnya sebagai pengganti hipotik dan crediet verband .

    3. Macam macam Benda

    Doktrin membedakan berbagai macam benda menjadi :

    a.Benda berwujud dan benda tidak berwujud

    arti penting pembedaan ini adalah pada saat pemindah tanganan benda dimaksud,

    yaitu :

    Kalau benda berwujud itu benda bergerak, pemindah tanganannya harus

    secara nyata dari tangan ke tangan.

    Kalau benda berwujud itu benda tidak bergerak, pemindah tanganannya

    harus dilakukan dengan balik nama.

    Contohnya, jual beli rokok dan jual beli rumah .

    Penyerahan benda tidak berwujud dalam bentukberbagai piutang dilakukan

    dengan :

    Piutang atas nama (op naam) dengan cara Cessie

    Piutang atas tunjuk (an toonder) dengan cara penyerahan surat dokumen yang

    bersangkutan dari tangan ke tangan

    Piutang atas pengganti (aan order) dengan cara endosemen serta penyerahan

    dokumen yang bersangkutan dari tangan ke tangan ( Ps. 163 BWI).

    b.Benda Bergerak dan Benda Tidak Bergerak

    Benda bergerakadalah benda yang menurut sifatnya dapat dipindahkan (Ps.509

    BWI). Benda bergerak karena ketentuan undang undang adalah hak hak yang

    melekat pada benda bergerak (Ps.511 BWI), misalnya hak memungut hasil atas

    benda bergerak, hak memakai atas benda bergerak, saham saham perusahaan.

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    7/49

    - 4 -

    Benda tidak bergerakadalah benda yang menurut sifatnya tidak dapat dipindah-

    pindahkan, seperti tanah dan segala bangunan yang berdiri melekat diatasnya.

    Benda tidak bergerak karena tujuannya adalah benda yang dilekatkan pada

    benda tidak bergerak sebagai benda pokoknya, untuk tujuan tertentu, seperti

    mesin mesin yang dipasang pada pabrik.Tujuannya adalah untuk dipakai secara

    tetap dan tidak untuk dipindah-pindah (Ps.507 BWI). Benda tidak bergerak

    karena undang undang adalah hak hak yang melekat pada benda tidak bergerak

    tersebut, seperti hipotik, crediet verband, hak pakai atas benda tidak bergaerak,

    hak memungut hasil atas benda tidak bergerak (Ps.508 BWI).

    Arti penting pembedaan benda sebagai bergerak dan tidak bergerak

    terletak pada :

    penguasaannya (bezit), dimana terhadap benda bergerak maka orang

    yang menguasai benda tersebut dianggap sebagai pemiliknya (Ps.1977

    BWI); azas ini tidak berlaku bagi benda tidak bergerak.

    penyerahannya (levering), yaitu terhadap benda bergerak harus

    dilakukan secara nyata, sedangkan pada benda tidak bergerak dilakukan

    dengan balik nama ;

    kadaluwarsa (verjaaring), yaitu pada benda bergerak tidak dikenal

    daluwarsa, sedangkan pada benda tidak bergerak terdapat kadaluwarsa :

    1. dalam hal ada alas hak, daluwarsanya 20 tahun;

    2. dalam hal tidak ada alas hak, daluwarsanya 30 tahun

    pembebanannya (bezwaring), dimana untuk benda bergerak dengan

    gadai, sedangkan untuk benda tidak bergerak dengan hipotik.

    dalam hal pensitaan (beslag), dimana revindicatoir beslah (penyitaan

    untuk menuntut kembali barangnya),hanya dapat dilakukan terhadap

    barang barang bergerak . Penyitaan untuk melaksanakan putusan

    pengadilan (executoir beslah) harus dilakukan terlebih dahulu terhadap

    barang barang bergerak, dan apabila masih belum mencukupi untukpelunasan hutang tergugat, baru dilakukan executoir terhadap barang

    tidak bergerak.

    c. Benda dipakai habis dan benda tidak dipakai habis

    Pembedaan ini penting artinya dalam hal pembatalan perjanjian. Pada

    perjanjian yang obyeknya adalah benda yang dipakai habis, pembatalannya

    sulit untuk mengembalikan seperti keadaan benda itu semula, oleh karena itu

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    8/49

    - 5 -

    harus diganti dengan benda lain yang sama / sejenis serta senilai, misalnya

    beras, kayu bakar, minyak tanah dlsb.

    Pada perjanjian yang obyeknya adalah benda yang tidak dipakai habis tidaklah

    terlalu sulit bila perjanjian dibatalkan, karena bendanya masih tetap ada,dan

    dapat diserahkan kembali, seperti pembatalan jual beli televisi, kendaraan

    bermotor, perhiasan dlsb .

    d. Benda sudah ada dan benda akan ada

    Arti penting pembedaan ini terletak pada pembebanan sebagai jaminan

    hutang, atau pada pelaksanaan perjanjian. Benda sudah ada dapat dijadikan

    jaminan hutang dan pelaksanaan perjanjiannya dengan cara menyerahkan

    benda tersebut. Benda akan ada tidak dapat dijadikan jaminan hutang, bahkan

    perjanjian yang obyeknya benda akan ada bisa terancam batal bila

    pemenuhannya itu tidak mungkin dapat dilaksanakan (Ps.1320 btr 3 BWI) .

    e. Benda dalam perdagangan dan benda luar perdagangan

    Arti penting dari pembedaan ini terletak pada pemindah tanganan benda

    tersebut karena jual beli atau karena warisan.

    Benda dalam perdagangan dapat diperjual belikan dengan bebas, atau

    diwariskan kepada ahli waris,sedangkan benda luar perdagangan tidak dapat

    diperjual belikan atau diwariskan, umpamanya tanah wakaf, narkotika, benda

    benda yang melanggar ketertiban dan kesusilaan .

    f. Benda dapat dibagi dan benda tidak dapat dibagi

    Letak pembedaannya menjadi penting dalam hal pemenuhan prestasi suatu

    perjanjian, di mana terhadap benda yang dapat dibagi, prestasi pemenuhan

    perjanjian dapat dilakukan tidak sekaligus, dapat bertahap, misalnya

    perjanjian memberikan satu ton gandum dapat dilakukan dalambeberapa kali

    pengiriman, yang penting jumlah keseluruhannya harus satu ton. Lain halnya

    dengan benda yang tidak dapat dibagi, maka pemenuhan prestasi tidak dapat

    dilakukan sebagian demi sebagian, melainkan harus secara seutuhnya,

    misalnya perjanjian sewa menyewa mobil, tidak bisa sekarang diserahkan

    rodanya, besok baru joknya dlsb.

    g. Benda terdaftar dan benda tidak terdaftar

    Arti penting pembeaannya terletak pada pembuktian kepemilikannya. Benda

    terdaftar dibuktikan dengan bukti pendaftarannya, umumnya berupa

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    9/49

    - 6 -

    sertifikat/dokumen atas nama si pemilik, seperti tanah, kendaraan bermotor,

    perusahaan, hak cipta, telpon, televisi dlsb.

    Pemerintah lebih mudah melakukan kontrol atas benda terdaftar, baik dari

    segi tertib administrasi kepemilikan maupun dari pembayaran pajaknya.

    Benda tidak terdaftar sulit untuk mengetahui dengan pasti siapa pemilik yang

    sah atas benda itu, karena berlaku azas siapa yang menguasai benda itu

    dianggap sebagai pemiliknya. Contohnya, perhiasan, alat alat rumah tangga,

    hewan piaraan, pakaian dlsb.

    4.Hak Kebendaan

    4.1. Sifat / Karakter Hak kebendaan.

    Perbedaan antara hak kebendaan yang diatur dalam Buku II BWI dengan hak

    perorangan yang diatur dalam Buku III BWI adalah sebagai berikut :

    a. Hak kebendaan bersifat mutlak (absolut), karena berlaku terhadap siapa saja, dan

    orang lain harus menghormati hak tersebut, sedangkan hak perorangan berlaku

    secara nisbi (relatief), karena hanya melibatkan orang / pihak tertentu saja, yakni

    yang ada dalam suatu perjanjian saja.

    b. Hak kebendaan berlangsung lama, bisa jadi selama seseorang masih hidup, atau

    bahkan bisa berlanjut setelah diwariskan kepada ahli warisnya, sedangkan hukum

    perorangan berlangsung relatif lebih singkat, yakni sebatas pelaksanaan perjanjian

    telah selesai dilakukan.

    c. Hak kebendaan terbatas pada apa yang telah ditetapkan dalam peraturan

    perundangan yang berlaku, tidak boleh mengarang / menciptakan sendiri hak yang

    llainnya, sedangkan dalam hak perorangan, lingkungannya amat luas, apa saja dapat

    dijadikan obyek perjanjian, sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang,

    kesusilaan dan ketertiban umum. Oleh karena itu sering dikatakan hukum

    kebendaan itu bersifat tertutup, sedangkan hukum perorangan bersifat terbuka.

    Ciri ciri Hak Kebendaan adalah :

    mutlak / absolut

    mengikuti benda dimana hak itu melekat, misalnya hak sewa tetap

    mengikuti benda itu berada, siapapun yang memiliki hak diatasnya

    hak yang ada terlebih dahulu (yang lebih tua), kedudukannya lebih tinggi;

    misalnya sebuah rumah dibebani hipotik 1 dan hipotik 2, maka penyelesaian

    hutang atas hipotik 1 harus didahulukan dari hutang atas hipotik 2.

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    10/49

    - 7 -

    memiliki sifat diutamakan, misalnya suatu rumah harus dijual untuk

    melunasi hutang, maka hasil penjualannya lebih diutamakan untuk melunasi

    hipotik atas rumah itu.

    dapat dilakukan gugatan terhadap siapapun yang mengganggu hak yang

    bersangkutan.

    pemindahan hak kebendaan dapat dilakukan kepada siapapun .

    4.2. Penggolongan Hak Kebendaan

    Hak atas Kebendaan dibagi dalam 2 (dua) macam, yaitu :

    a. Hak Kebendaaan yang memberi kenikmatan .

    Selain yang mengenai tanah, karena sudah diatur dalam UUPA, maka hak

    kebendaan yang termasuk dalam kategori ini adalah ;

    - Bezit ; Hak Milik (eigendom) ; Hak Memungut Hasil ; Hak Pakai ;

    - Hak Mendiami

    Hak atas tanah yang dengan berlakunya UUPA dinyatakan tidak berlaku lagi :

    - Hak bezit atas tanah ; Hak eigendom atas tanah

    - Hak servitut ; Hak opstal ; Hak erfpacht ; Hak bunga atas tanah

    - Hak pakai atas tanah

    Dengan berlakunya UUPA, pengganti dari hak atas tanah yang dihapus adalah :

    - Hak Milik ; Hak Guna Usaha ; Hak Guna Bangunan ; Hak Pakai

    - Hak Sewa untuk bangunan ; Hak membuka tanah dan memungut hasil hutan

    - Hak guna air, pemeliharaan dan penangkapan ikan

    - Hak guna ruang angkasa

    - Hak hak tanah untuk kepentingan keagamaan dan social

    b. Hak Kebendaan Yang bersifat Memberi Jaminan

    Hak Gadai (pandrechts)

    Hipotik

    Credietverband

    Privilege (piutang yang di istimewakan).

    Fiducia

    4.3. Perolehan Hak Kebendaan

    Ada beberapa cara untuk memperoleh hak kebendaan, seperti :

    a. Melaui Pengakuan

    Benda yang tidak diketahui siapa pemiliknya (res nullius) kemudian didapatkan dan

    diakui oleh seseorang yang mendapatkannya, dianggap sebagai pemiliknya.

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    11/49

    - 8 -

    Contohnya, orang yang menangkap ikan, barang siapa yang mendapat ikan itu dan

    kemudian mengaku sebagai pemiliknya, dialah pemilik ikan tersebut. Demikian

    pula halnya dengan berburu dihutan, menggali harta karun dlsb.

    b.Melalui Penemuan

    Benda yang semula milik orang lain akan tetapi lepas dari penguasaannya, karena

    misalnya jatuh di perjalanan, maka barang siapa yang menemukan barang tersebut

    dan ia tidak mengetahui siapa pemiliknya, menjadi pemilik barang yang

    diketemukannya .

    Contoh ini adalah aplikasi hak bezit.

    c.Melalui Penyerahan

    Cara ini yang lazim, yaitu hak kebendaan diperoleh melalui penyerahan

    berdasarkan alas hak (rechts titel) tertentu, seperti jual beli, sewa menyewa, hibah

    warisan dlsb

    Dengan adanya penyerahan maka titel berpindah kepada siapa benda itu

    diserahkan.

    d.Dengan Daluwarsa

    Barang siapa menguasai benda bergerak yang dia tidak ketahui pemilik benda itu

    sebelumnya (misalnya karena menemukannya), hak milik atas benda itu diperoleh

    setelah lewat waktu 3 tahun sejak orang tersebut menguasai benda yang

    bersangkutan.

    Untuk benda tidak bergerak, daluwarsanya adalah :

    ika ada alas hak, 20 tahun

    ika tidak ada alas hak, 30 tahun

    e Melalui Pewarisan

    Hak kebendaan bisa diperoleh melalui warisan berdasarkan hukum waris yang

    berlaku, bisa hukum adat, hukum Islam atau hukum barat.

    f. Dengan Penciptaan

    Seseorang yang menciptakan benda baru, baik dari benda yang sudah ada maupunsamasekali baru, dapat memperoleh hak milik atas benda ciptaannya itu.

    Contohnya orang yang menciptakan patung dari sebatang kayu, menjadi pemilik

    patung itu, demikian pula hak kebendaan tidak berwujud seperti hak paten, hak

    cipta dan lain sabagainya.

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    12/49

    - 9 -

    g.Dengan cara ikutan / turunan

    Seseorang yang membeli seekor sapi yang sedang bunting maka anak sapi yang

    dilahirkan dari induknya itu menjadi miliknya juga. Demikian pula orang yang

    membeli sebidang tanah, ternyata diatas tanah itu kemudian tumbuh pohon durian,

    maka pohon durian itu termasuk milik orang yang membeli tanah tersebut.

    4.4. Hapusnya Hak Kebendaan

    Hak kebendaan dapat hapus / lenyap karena hal hal :

    a. Bendanya Lenyap / musnah

    Karena musnahnya sesuatu benda, maka hak atas benda tersebut ikut lenyap,

    misalnya hak sewa atas sebuah rumah yang habis/musnah ketimbun longsoran

    tanah gunung, menjadi musnah juga. Atau, hak gadai atas sebuah sepeda

    motor, ikut habis apabila barang tersebut musnah karena kebakaran .

    b. Karena dipindah-tangankan

    Hak milik, hak memungut hasil atau hak pakai menjadi hapus bila benda yang

    bersangkutan dipindah tangankan kepada orang lain.

    c. Karena Pelepasan Hak

    Dalam hal ini pada umumnya pelepasan yang bersangkutan dilakukan secara

    sengaja oleh yang memiliki hak tersebut, seperti radio yang rusak dibuang

    ketempat sampah. Dalam hal ini maka halk kepemilikan menjadi hapus dan

    bisa menjadi hak milik orang lain yang menemukan radio tersebut.

    d. Karena Kadaluwarsa

    Daluwarsa untuk barang tidak bergerak pada umumnya 30 tahun (karena ada

    alas hak), sedangkan untuk benda bergerak 3 tahun.

    e. Karena Pencabutan Hak

    Penguasa publik dapat mencabut hak kepemilikan seseorang atas benda

    tertentu, dengan memenuhi syarat :

    harus didasarkan suatu undang undang

    dilakukan untuk kepentingan umum (dengan ganti rugi yang layak ):-----------------------

    Latihan 1

    1. Apa maksudnya bahwa hukum benda itu bersifat memaksa ?

    2. Bagaimana cara mengembalikan benda habis dipakai?

    3. Termasuk dalam kategori apa warisan yang kelak akan diberikan oleh seseorang ?

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    13/49

    - 10 -

    4. Apa artinya benda tidak bergerak karena tujuannya ? Berikan contohnya.

    5. Apa maksudnya hak kebendaan berlangsung lama ?

    6. Ada berapa macam hak kebendaan , dan berikan contohnya masing masing.

    7. Ada berapa cara untuk memperoleh hak kebndaan, uraikan satu per satu.

    8. Ada berapa cara hapusnya hak kebndaan, uraikan satu per satu.

    Petunjuk Jawaban Latihan 1

    Siapkan buku kerja dan kerjakan Latihan 1 diatas.Usahakan agar jawaban sesuai

    dengan materi Kegiatan Belajar 1 tanpa membuka modul pembelajaran.Lakukan

    terus hingga jawaban benar-benar telah sesuai ( tidak perlu sarna kalirnatnya )

    dengan kandungan materi pembelajaran Kegiatan Belajar 1.

    Rangkuman

    1. Pengertian benda dalam hukum berbeda dengan pengertian umum secara fisika,

    karena dalam pengertian hukum, benda adalah sesuatu yang dapat diberikan hak

    diatasnya.

    2. Terdapat beberapa batasan tentang benda dipandang dari sifat/karakternya, seperti

    benda berwujud /tidak berwujud, benda habis / tidak habis dibagi, benda bergerak /

    tidak bergerak, benda habis/tidak habis terpakai, benda yang sudah /akan ada dlsb.

    3. Hak Kebendaan bersifat mutlak, berlangsung lama, bersifat tertutup,yang lebih tua

    kedudukannya lebih tinggi / didahulukan, mengikuti benda dimana hak itu melekat

    4. Hak atas Kebendaan dibagi dalam 2 (dua) macam, yaitu hak kebendaaan yang memberi

    kenikmatan (misalnya Bezit ; Hak Milik /eigendom; Hak Memungut Hasil; Hak Pakai)

    dan hak kebendaan yang bersifat memberi jaminan (misalnya Gadai, Hipotik,) .

    Tes Formatif 1

    1. Benda menurut hukum perdata adalah .

    a. yang dapat dinilai dengan uang ;

    b. yang dapat dibebani hak ;c. yang dapat diperdagangkan ;d. yang dapat diperjanjikan .

    2. Sifat hukum benda adalah .

    a. tertutup ;

    b. terbuka.;

    c. suka rela ;

    d. kesepakatan para pihak .

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    14/49

    - 11 -

    3. Hukum benda bersifat memaksa itu berarti .

    a. setiap orang harus mengetahui hukum benda ;

    b. setiap orang harus memiliki hak kebendaan ;

    c. setiap orang harus patuh terhadap hukum banda ;

    d. setiap orang harus tahu benda itu milik siapa.

    4. Benda tidak bergerak adalah .

    a. benda yang tidak ada hak diatasnya ;b. benda yang tidak dapat dipindahkan ;

    c. benda yang haknya tidak dapat dipindahkan ;

    d. benda yang dapat dipindahkan .

    5. Benda yang akan ada misalnya .

    a. bayi dalam kandungan ;

    b. gaji bulan depan ;

    c. rokok yang akan dibeli ;

    d. barang yang sedang dikirim kerumah pembeli.

    6. Seseorang yang memancing dan memperoleh ikan di laut adalah memperoleh hakkebendaan karena .

    a. penemuan ;

    b. pengakuan ;

    c. turunan ;

    d. penyerahan.

    7. Seseorang yang membeli kambing yang sedang bunting dan memperoleh anak

    kambing dari kambing yangdibelinya tersebut adalah memperoleh hak kebendaan

    karena .

    a. penemuan ;

    b. pengakuan ;

    c. turunan ;

    d. pengalihan hak..

    8. Seseorang yang menjual radio kepada temannya berarti telah hapus kepemilikannya atas

    radio tersebut karena .

    a. dipindah tangankan ;

    b. bendanya musnah ;

    c. pelepasan hak ;

    d. daluwarsa.

    9. Seseorang yang membuang koran dan majalah bekas di tong sampah rumahnya berarti

    telah hapus kepemilikannya atas Koran dan majalah tersebut karena .a. dipindah tangankan ;b. bendanya musnah ;

    c. pelepasan hak ;

    d. daluwarsa.

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    15/49

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    16/49

    - 13 -

    KEGIATAN BELAJAR 2

    BAB II

    Hak Kebendaan Yang Memberi Kenikmatan

    1. Bezit (Ps. 529 s/d 568 BWI)

    Secara harfiah berarti Penguasaan. Maksudnya adalah barang siapa menguasai suatu

    barang, maka dia dianggap sebagai pemiliknya .

    Menurut Ps. 529 BWI, bezit adalah keadaan seseorang yang menguasai suatu benda, baik

    dengan diri sendiri maupun melalui perantaraan orang lain, dan yang mempertahankan atau

    menikmatinya selaku orang yang memiliki benda itu.

    Menurut Prof.Subekti lebih dijelaskan maknanya sebagai berikut : Bezit adalah suatu

    keadaan lahir (=fakta), dimana seseorang menguasai sautu benda seolah olah

    kepunyaannya sendiri, dengan tiidak mempersoalkan siapa pemilik benda itu sebenarnya.

    Lebih lanjut dalam Ps. 530 BWI disebutkan bahwa ada dua macam bezit, yaitu yang

    beriktikad baik ( te goede trouw) dan yang beriktikad tidak baik.(te kwader trouw).

    Unsur bezit ada dua, yaitu :

    a. unsur keadaan dimana seseorang menguasai suatu benda (corpus) ;

    b. unsur kemauan orang tersebut untuk memilikinya (animus).

    Karena pada umumnya orang yang tidak waras tidak mempunyai unsur animus, maka

    bezitter (orang yang mempunyai bezit) biasanya bukan orang gila / orang yang tidak

    waras .Yang dapat mempunyai hak bezit adalah orang yang dewasa, sehat pikiran,

    berkehendak bebas / tidak dibawah paksaan,

    Pengertian bezit yang dengan iktikad baik adalah penguasaan karena penguasaan atas

    benda tersebut terjadi tanpa diiketahui cacat cela dalam benda tersebut (Ps.531 BWI).

    Contohnya, seseorang yang menerima warisan dianggap sebagai pemilik barang tersebut,

    demikian pula seseorang yang menang pada suatu lelang barang. Jadi terdapat alas hak

    yang sah .

    Sebaliknya, pencuri juga dapat menguasai dan mau memiliki benda yang dicuri, tetapi

    keadaan ini tergolong dalam bezit yang te kwader trouw. Dalam hal tersebut diatas, maka

    apakah perlindungan oleh undang undang hanya diberikan kepada yang te goede trouw (

    yang jujur), berlaku ungkapan bahwa kejujuran itu dianggap ada pada setiap orang,

    sedangkan ketidak jujuran harus dibuktikan. (Ps.533 BWI).

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    17/49

    - 14 -

    Bezit harus dibedakan dengan detentie, yakni keadaan dimana seseorang menguasai

    suatu benda berdasarkan suatu hubungan hukum tertentu dengan pemilik yang sah dari

    benda tersebut, misalnya hubungan sewa menyewa, tidak harus menimbulkan kemauan

    bagi si penyewa untuk memiliki. Pada diri seorang detentor tersebut, dianggap bahwa

    kemauan untuk memiliki benda yang dikuasai itu tidak ada.

    Menurut ketentuan Ps 538 BWI, Penguasaan atas suatu benda diperoleh dengan cara

    menempatkan benda itu dalam kekuasaan dengan maksud mempertahankannya untuk diri

    sendiri.

    Ketentuan tersebut menngandung unsusr-unsur :

    a. Kata Menempatkan berarti perbuatan aktif yang dapat dilakukan sendiri atau

    dilakukan oleh orang lain atas nama.

    b. Kata, benda meliputi pengertian benda bergerak dan benda tidak bergerak;

    benda bergerak meliputi benda yang sudaha ada pemiliknya , atau yang belum

    ada pemiliknya.

    c. Kata dalam kekuasaan menunjukkan keharusan adanya hubungan langsung

    antara orang yang menguasai dengan benda yang dikuasai.

    d. Kata mempertahankan untuk diri sendiri menunjukkan unsur keharusan

    adanya animus, yaitu kehendak menguasai benda itu untuk memilikinya

    sendiri; setiap pemegang/penguasa benda itu dianggap mempertahankan

    penguasaannya selama benda itu tidak beralih ke tangan orang lain atau

    selama benda itu tidak nyata-nyata telah ditinggalkannya ( Ps. 542 BWI).

    Cara memperoleh penguasaan (Bezit) dapat dibedakan :

    a. Menguasai benda yang tidak ada pemiliknya

    Penguasaan atas benda yang tidak ada pemiliknya disebut penguasaan

    originair, atau bezit occupatio.

    Memperoleh penguasaan cara ini tanpa bantuan orang lain, hanya tertuju pada

    benda bergerak yang tidak ada pemiliknya (res nullius), yang kemudian diakui

    dan dikuasai.

    Contoh : mengaku dan menguasai hasil tangkapan ikan di laut, binatang hasil

    buruan sendiri di hutan, atau benda lain yang dibuang oleh pemiliknya.

    b. Menguasai benda yang sudah ada pemiliknya

    Penguasaan atas benda yang sudah ada pemilikya, mempunyai dua

    kemungkinan, yaitu dengan bantuan orang lain yang menguasai lebih dahulu /

    pemiliknya dan tanpa bantuan orang lain yang terkait.

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    18/49

    - 15 -

    Penguasaan dengan bantuan orang yang menguasai lebih dulu/pemiliknya

    disebut pengusaan traditio atau penguasaan derivatif, yakni melalui

    penyerahan benda tersebut, misalnya penguasaan atas hak gadai, hak pakai, hak

    sewa, hak memungut hasil dlsb.

    Memperoleh penguasaan tanpa bantuan orang yang menguasai lebih dulu/pemiknya

    disebut penguasaan tanpa levering, misalnya menguasai benda temuan di jalan, benda

    orang lain yang hilang.

    Berdasarkan ketentuan Ps. 1977 ayat (1) BWI, penguasaan berlaku sebagai alas hak yang

    sempurna. Dengan demikian orang yang menguasai benda itu sama dengan pemiliknya.

    Hak milik adalah alas hak yang sempurna.

    Ketentuan tersebut di atas dibatasai oleh ayat (2) nya, bahwa perlindungan hukum yang

    diberikan oelh ayat (1) itu tidak berlaku bagi benda-benda yang hilang atau benda-benda

    curian. Terhadap benda-benda ini, bezit sebagai hak yang sempurna tidak berlaku.

    Barangsiapa kehilangan atau kecurian suatu benda, dalam waktu tiga tahun terhtung sejak

    hilang atau dicurinya bendanya, berhak meminta kembali bendanya itu dari

    pemegangnya. Tetapi jika pemegang benda itu menguasai benda tersebut karena

    memperolehnya atau membelinya dari pedagang yang lazim memperdagangkan benda itu

    atau tempat pelelangan umum, pemilik yang kehilangan benda / kecurian benda yang

    bersangkutan harus mengem-balikan harga benda yang telah dibayar oleh pemegang itu

    (Ps. 582 BWI).

    Masalahnya adalah mengapa penguasaan benda bergerak yang tidak berupa bunga, atau

    piutang yang tidak atas tunjuk berlaku ketentuan siapa yang menguasainya dianggap

    pemiliknya sebagai yang ditetapkan dalam Ps. 1977 ayat (1), tidak diatur dalam Buku II

    BWI tentang Benda?

    Ternyata pembentuk undang-undang menyatakan bahwa Ps. 1977 BWI (Buku IV BWI)

    tersebut mengatur tentang kadaluarsa yang membebaskan dari perikatan, artinya, siapa

    yang menguasai benda bergerak seketika ia bebas dari tuntutan pemiliknya karena

    tenggang waktu / daluarsa sudah lampau.

    Apakah benar penguasaan itu sebagai alas hak yang sempurna, sama dengan hak milik,

    padahal syarat-syarat sah levering (penyerahannya tidak dipenuhi) ?, Ada dua teori yang

    menjawab soal ini, yaitu eigendomstheorie dan legitimatietheorie.

    Eigendoms theorie

    Teori ini dikemuakan oleh Meijers, yang menafsirkan Ps. 1977 BWI secara gramatikal.

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    19/49

    - 16 -

    Menurut Mejers siapa yang menguasai benda bergerak secara jujur ia adalah pemilik benda

    itu, tanpa memperhatikan apakah ada alas hak yang sah atau tidak, apakah berasal dari orang

    yang berwenang mengauasai benda itu atau tidak.

    Teori ini mengesampingkan Ps. 584 BWI mengenai syarat sahnya suatu levering, yaitu

    harus ada alas hak yang sah dan harus dilakukan oleh orang yang berwenang menguasai

    benda itu.

    Masalahnya adalah, pasal. mana yang harus diikuti diantara dua pasal. tersebut ?

    Mejers berpendapat Ps. 1977 BWI yang diikuti, berarti mengabaikan dua syarat sahnya

    levering, dan oleh karena itu pada masa sekarang teori Mejers ini sudah ditinggalkan orang.

    Legitimatie theorie

    Teori ini dikemukakan oleh Paul Scholten : Pada umunya hak milik atas suatu barang hanya

    dapat berpindah secara sah bila seseorang memperolehnya dari orang yang berhak

    memindahkan hak milik atas barang tersebut yaitu pemiliknya. Akan tetapi dapat dimengerti,

    bahwa kelancaran lalu lintas hukum akan sangat terganggu, jilka dalam setiap jual beli

    barang bergerak si pembeli harus menyelidiki terlebih dahulu apakan si penjual sungguh-

    sungguh mempunyai hak milik atas barang yang dijualnya. Untuk kepentingan kelancaan lalu

    lintas hukum itulah, Ps. 1977 BWI menetapkan mengenai barang bergerak si penjual

    dianggap sudah cukup membuktikan hak miliknya dengan mempertunjukkan bahwa ia

    menguasai barang itu seperti seorang pemilik, yaitu bahwa menurut keadaan yang tampak

    barang itu seperti kepunyaannya sendiri.

    Jadi ia tidak usah memperlihatkan cara bagaimana ia memperoleh penguasaan atas benda

    tersebut, tak usah ia memperlihatkan tanda bukti tentang hak miliknya dan pembeli yang

    percaya atas adanya bezit di pihak penjual tersebut akan dilindungi oleh undang-undang. Jika

    kemudian ternyata si penjual bukan pemilik tetapi misalnya hanya meminjam barang itu dari

    pemilik, maka barang itu akan menjadi milik si pembeli (pembeli yang beritikad baik).

    Bezit bukan sebagai hak milik, jadi siapa yang secara jujur menguasai benda tak bergerak ia

    dilindungi oleh undang-undang. Jika dihubungkan dengan Ps. 584 BWI tentang syarat-

    syaratnya sahnya levering, teori Paul Scholten ini mengabaikan satu syarat levering, yaitu

    tidak perlu berasal dari orang yang berwenang menguasai benda itu, melainkan cukup

    dengan anggapan saja bahwa benda itu memang berasal dari yang berwenang menguasainya,

    demi kelancaran lalu lintas hukum.

    Tujuan teori ini adalah melindungi pihak ketiga yang jujur, tetapi agar tidak terlalu luas

    penafsirannya, maka dikatakan bahwa perindungan hukum yang dimaksud dalam Ps. 1977

    BWI hanya berlaku terhadap perbuatan-perbuatan dalam perdagangan. Jadi, seseorang yang

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    20/49

    - 17 -

    bagaimanapun jujurnya menerima suatu benda sebagai hadiah, tidak dilindungi oleh hukum,

    karena bisa saja benda itu beasal dari benda curian, sedangkan kasus pemberian hadiah tidak

    termasuk sebagai perbuatan perdagangan.

    Pembatasan yang diajarkan oleh Paul Scholten ini disebut rechtsvefijning (penghalusan

    hukum).

    2. Hak Milik (Hak Eigendom)

    Pengertian hak milik disebutkan dalam Ps. 570 BWI yang menyatakan bahwa hak milik

    adalah hak untuk menikmati sepenuhnya kegunaan suatu benda dan untuk berbuat sebebas-

    bebasnya terhadap benda itu asal tidak bertentangan dengan undang-undang atau peraturan

    umum yang ditetapkan oleh sesuatu kekuasaan yang berwenang yang menetapkannya dan

    tidak menimbulkan gangguan terhadap hak-hak orang lain, dengan tidak mengurangi

    kemungkinan pencabutan hak itu demi kepeningan umum berdasarkan ketentuan

    perundangan dengan pembayaran ganti rugi.

    Berdasarkan ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa eigendom adalah hak yang paling

    sempurna atas suatu benda. Memang dahulu hak eigendom dipandang benar-benar mutlak,

    dalam arti tidak terbatas, namun pada masa akhir-akhir ini mincul pengertian tentang asas

    kemasyarakatan (sociale functie ) dari hak tersebut. Hal tersebut tercermin dalam UUPA kita

    yang menonjolkan asas kemasyarakatan tesebut dengan menyatakan bahwa semua hak atas

    tanah mempunyai fungsi sosial. Hal ini berarti bahwa kita sudah tidak dapat berbuat

    sewenang-wenang atau sebebas-bebasnya dengan hak milik kita sendiri. Bahkan pada masa

    kini suatu perbuatan yang pada hakekatnya berupa suatu pelaksanaan hak milik dapat

    dipandang sebagai bertentangan dengan hukum, jika perbuatan itu dilakukan dengan tidak

    menyangkut kepentingan yang patut, atau dengan maksud semata-mata untuk mengganggu

    kepentingan orang lain (misbruikvanrecht).

    Contoh yang terkenal adalah putusan mahkamah agung di Perancis (Tahun 1855) di mana

    telah dikalahkan perkaranya seseorang yang membuat suatu pipa asap di atas atap

    rumahnya yang ternyata tidak ada gunanya dan hanya dimaksudkan untuk mengganggu

    tetangganya sehingga kehilangan suatu pemandangan yang indah. Hakim mahkamah agungtersebut menyatakan pembuatan pipa tersebut sbagai suatu misbruik van recht dan

    memerintahkan untuk menyingkirkan pipa asap yang bersangkutan.

    Putusan pengadilan tinggi Belanda yang membenarkan tindakan berdasarkan gangguan atas

    hak milik (30 Januari 1914) yang terkenal dengan nama Krul Arrest. Dalam perkara ini

    seorang pengusaha roti bernama Krul digugat oleh Joosten karena pabrik rotinya

    menimbulkan suara yang keras dan getaran-getaran yang kuat yang menimbulkan gangguan

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    21/49

    - 18 -

    bagi Joosten. Gugatan Joosten dikabulkan oleh pengadilan tinggi Belanda karana suara yang

    keras dan getaran yang kuat dari pabrik roti Krull itu, dianggap merupakan gangguan

    terhadap penggunaan hak milik Joosten.

    Sebagai hak kebendaan yang sempurna, hak milik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

    a. Merupakan hak induk terhadap hak-hak kebendaan yang lain.

    b. Ditinjau dari segi kualitasnya, merupakan hak yang paling lengkap.

    c. Bersifat tetap, artinya tidak akan lenyap terhadap hak kebendaan yang lain.

    Sedangkan hak kebendaan yang lan dapat lenyap jika menghadapi hak milik.

    d. Mengandung inti dari hak kebendaan yang lain, sedangkan hak kebendaan yang lain

    hanya meupakan bagian saja dari hak milik.

    Setiap orang yang mempunyai hak milik atas sesuatu benda, berhak meminta kembali benda

    miliknya itu dari siapapun juga yang menguasainya (Ps. 574 BWI). Permintaan kembali yang

    didasarkan atas hak milik dinamakan revindicatie; di dalam sidang pengadilan baik sebelum

    maupun pada saat perkara belangsung, pemilik dapat mengajukan permohonan agar benda

    yang diminta kembali itu disita terlebih dahulu ( revindicatoir beslag), yaitu penyitaan yang

    dilakukan terhadap benda-benda bergerak milik pemohon yang berada dibawah kekuasaan

    orang lain dengan tidak perlu mengemukakan atau menguraikan bagaimana cara

    memperolehnya hak milik itu.

    Cara memperoleh hak milik datur dalam Ps. 584 BWI, yang megatur hanya secara

    limitatif saja :

    a. Melalui pengambilan (toegening atau occupatio)

    Cara memperoleh hak milik dengan mengambil benda-benda bergerak yang

    sebelumnya tidak ada pemiliknya

    b. Malalui penarikan oleh benda lain (natrekking atau accecio)

    Cara memperoleh hak milik di mana benda pokok yang telah dimiliki secara

    alamiah bertambah besar atau bertambah jumlahnya.

    Misalnya pohon-pohoan (sebagai benda pokok) bertambah banyak sehingga jumlah

    pohon yang menjadi hak milik menjadi bertambah.

    c. Melalui daluwarsa (verjaring)

    Cara memperoleh hak milik karena lampaunya waktu 20 tahun dalam hal ada alas

    hak yang sah atau 30 tahun dalam hal tidak ada alas hak (Ps. 610 BWI). Kadaluarsa

    yang dimaksud disini adalah acquisiteve verjaring, yakni suatu cara untuk

    memperoleh hak kebendaan setelah lampau waktu tertentu, disisi lain tedapat

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    22/49

    - 19 -

    extinctieve verjaring yaitu suatu cara untuk dibebaskan dari suatu hutang setelah

    terlampauinya waktu tertentu.

    d. Melalui perwarisan (erfopvolging)

    Cara memperoleh hak milik bagi para ahli waris yang ditinggalkan pewaris. Disini

    para ahli waris memperoleh hak milik menurut hukum tanpa harus ada tindakan

    penerimaan benda secara fisik.

    Ahli waris bisa berupa ahli waris menurut undang-undang (ab intestato) maupun

    menurut wasiat (testament)

    e. Melalui penyerahan (levering atau overdracht).

    Cara memperoleh hak milik karena adanya pemindahan hak milik seseoarang yang

    berhak memindahkannya kepada orang lain yang memperoleh hak milik itu. Cara

    ini merupakan cara yang paling banyak dilakukan dalam kehidupan masyarakat

    sekarang.

    Perkataan levering mempunyai dua arti. Yang pertama berarti perbuatan berupa

    penyerahan kekuasaan belaka atas suatu benda (feicelijke levering); pengertian

    kedua berarti perbuatan hukum yang bertujuan memindahkan hak milik kepada

    orang lain (yuridische levering). Penyerahan hak milik atas benda bergerak cukup

    dilakukan dengan penyerahan kekuasaan belaka atas benda itu, sedangkan

    penyerahan hak milik atas benda tak bergerak harus dibuatkan suatu surat

    penyerahan yang harus dituliskan dalam daftar hak milik.

    Mengenai levering dari benda bergerak yang tidak berwujud dapat dibedakan atas :

    Levering dari surat piutang atas tunjuk (aan tonder), berdasarkan Ps. 613

    ayat (3) BWI dilakukan dengan penyerahan surat yang bersangkutan.

    Levering dari surat piutang atas nama (op naam), berdasarkan Ps. 613 ayat

    (1) BWI dilakukan dengan cara membuat akte otentik atau akte di bawah

    tangan (cessie). Ini berarti pergantian kedudukan berpiutang dari kredirur

    lama (cedent) kepada kreditur baru (cessionaris), sedangkan debiturnya

    dinamakan cessus. Jadi hak berpiutang dianggap telah beralih dari cedentkepada cessionaris pada saat akte cessie dibuat, bukan pada waktu akte

    cessie diberitahukan kepada cessus.

    Levering dari piutang atas perintah (aan order) yang berdasarkan Ps. 613

    ayat (3) BWI harus dilakukan dengan surat piutang tersebut disertai

    dengan endosemen, yaitu menulis dibalik surat piutang yang menyatakan

    kepada siapa piutang tersebut dialihkan

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    23/49

    - 20 -

    Cara memperoleh hak milikyang tidak disebutkan dalam Ps. 584 BWI :

    a.Pembentukan benda (zaaksvorming), yaitu dengan cara membentuk atau menjadikan

    benda yang sudah ada menjadi benda yang baru. Misalnya, kayu diukir menjadi

    patung, benang ditenun menjadi kain dlsb. Orang yang menjadikan atau membentuk

    benda baru tersebut menjadi pemiliknya (Ps. 606 BWI).

    b. Penarikan hasilnya (vruchttrekking), yaitu benda yang merupakan hasil/buah dari

    benda pokok yang dikuasainya, misalnya buah pisang dari pohon pisang, anak sapi

    dari sapi yang dikuasainya (Ps. 575 BWI).

    c. Percampuran atau persatuan benda vereniging), yaitu perolehan hak milik karena

    bercampurnya beberapa macam benda kepunyaan beberapa orang :

    Jika bercampurnya benda itu karena kebetulan, maka benda itu menjadi

    milik bersama orang-orang tersebut, seimbang dengan harga benda

    mereka semula.

    Jika bercampurnya benda itu karena perbuatan seseorang pemilik benda,

    maka dialah menjadi peimilik dari benda baru tersebut dengan

    kewajiban membayar ongkos-ongkos, ganti rugi dan bunganya kepada

    para pemilik lain dari benda-benda semula (Ps. 607-609 BWI).

    d.. Pencabutan hak (onteigening),, yaitu cara memperoleh hak milik bagi penguasa

    dengan jalan pencabutan hak milik atas suatu benda kepunyaan satu atau beberapa

    orang. Untuk melakukan hal ini penguasa harus mendasarkan tindakannya pada

    undang-undang dan harus untuk tujuan kepentiangan umum dengan disertai

    pemberian ganti rugi yang layak kepada (para) pemiliknya.

    e.Perampasan (verbeurdverklaring), yaitu cara memperoleh hak milik dari penguasa

    dengan jalan merampas hak milik atas suatu benda kepunyaan terpidana yang

    dipergunakan untuk melakukan tindak pidana.

    f. Pembubaran suatu badan hukum, yaitu dengan pembuabaran badan hukum maka

    para anggota badan hukum dapat memperoleh bagian dari harta kekayaan badan

    hukum tersebut (Ps. 1665 BWI).Pasal 573 BW mengatur tentang adanya suatu benda yang dipunyai oleh lebih satu

    orang, sehingga terjadi hak milik bersama (medeeigendom) atas suatu benda, di mana

    dinyatakan bahwa membagi suatu benda menjadi milik lebih dari satu orang, harus

    dilakukan menurut aturan-aturan yang ditetapkan tentang pemisahan dan

    pembagian harta peninggalan. Sedangkan aturan-aturan tentang pemisahan dan

    pembagian harta peninggalan diatur dalam Buku II Ps. 1066-1125 BWI.

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    24/49

    - 21 -

    Milik bersama dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hak milik bersama yang bebas

    (vrije medeeigendom) dan hak milik bersama yang teriikat (gebonden medeeigendom).

    Contoh hak milik bersama yang bebas adalah a, b, dan c bersama-sama membeli sebuah

    komputer. Contoh hak milik bersama yang terikat adalah hak milik bersama suami istri

    terhadap harta perkawinan, terhadap harta peninggalan, terhadap harta kekayaan suatu

    badan hukum.

    Inti perbedaannya adalah hak milik bersama yang bebas tidak mempunyai hubungan

    apa-apa sebelum mereka bersama menjadi pemilik ssesuatu barang; sedangkan dalam

    hak milik bersama yang terikat pemilikan bersama atas suatu benda itu justru sebagai

    akibat dari hubungan mereka satu sama lain yang telah ada sebelumnya.

    Perbedaan yang lain adalah bahwa di dalam hak milik bersama yang bebas terdapat

    kehendak bersama dari beberapa orang untuk memiliki suatu benda; sedangkan di

    dalam hak milik bersama yang terikat, kehendak untuk bersama sama menjadi pemilik

    hampir tidak ada, yang semata-mata ada diantara mereka adalah karena hubungan

    hukum yang telah ada sebelumnya.

    Secara umum para ahli hukum mengatakan perbedaan antara hak milik bersama yang

    bebas dengan hak milik bersama yang terikat sebagai berikut :

    a. Para pemilik dalam hak milik bersama yang bebas dapat meminta pemisahan

    dan pembagian atas benda yang merupakan milik bersama, sedangkan para

    pemilik di dalam hak milik bersama yang terikat tidak dapat meminta

    pemisahan dan pembagian terhadap benda milik bersama itu.

    Dalam hal ini terdapat keberatan / sanggahan dari para ahli hukum yang lain

    oleh karena mengenai harta peninggalan, para ahli waris dapat meminta

    pemisahan dan pembagian harta peninggalan tersebut.

    b. Di dalam hak milik bersama yang bebas, masing-masing orang mempunyai

    bagian yang merupakan harta kekayaan yang berdiri sendiri, sehingga masing-

    masing berwenang untuk menguasai atau berbuat apa saja terhadap benda

    tersebut tanpa memerlukan izin dari pemilik yang lain; sedangkan di dalam hak

    milik bersama yang terikat, hal yang demikian tidak mungkin sebab harus

    mendapat izin dari pemilik-pemilik yang lain.

    c. Di dalam hak milik bersama yang bebas, tiap-tiap pemilik mempunyai bagian

    atas benda milik bersama itu; sedangkan dalam hak milik bersama yang terikat

    tiap-tiap pemilik berhak atas seluruh bendanya.

    Sebab-sebab yang mengakibatkan hapusnya hak milik adalah :

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    25/49

    - 22 -

    a. Karena ada orang lain yang memperoleh hak milik atas suatu benda yang

    sbelumnya menjadi hak milik seseorang, dengan salah satu cara untuk memperoleh

    hak milik seperti telah diuraikan di atas.

    b. Karena musnahnya benda yang dimiliki.

    c. Karena pemilik melepaskan benda yang dimilikinya dengan maksud untuk

    melepaskan hak miliknya.

    3. Hak Hak Lainnya

    3.1. Hak Memungut Hasil (VRUCHTGEBRUIK)

    Hak memungut hasil adalah hak untuk memungut hasil dari benda orang lain,

    seolah-olah benda itu miliknya sendiri, dengan kewajiban bahwa dirinya harus

    menjaga benda tersebut tetap dalam keadaan seperti semula (Ps. 756 BWI).

    Kewajiban dari pemegang hak memungut hasil diatur di dalam Ps. 782-806 BWI :

    a. Kewajiban pada permulaan adanya hak memungut hasil :

    Membuat pencatatan (inventarisasi) terhadap benda-bendanya

    Mengadakan jaminan-jaminan yang diperlukan (asuransi dlsb) terhadap

    benda-benda yang bersangkutan

    b. Kewajiban selama adanya hak memungut hasil :

    Mengadakan perbaikan terhadap benda-benda

    Menanggung biaya perbaikan dan pajak yang harus dibayar dalam

    pengelolaan benda-benda itu.

    Memelihara benda itu dengan sebaik-baiknya.

    c. Kewajiban pada waktu berakhirnya hak memungut hasil :

    Mengembalikan semua benda seperti dalam keadaan semula

    Mengganti segala kerusakan / kerugian yang timbul atas benda-benda itu

    3.2 Hak Pakai dan Hak Mendiami

    Di dalam BW hak pakai dan hak mendiami ini diatur dalam Buku II Ps. 818-829

    BWI, akan tetapi tidak ada satu pasalpun yang memberikan definisi / pengertian

    tentang kedua hak tersebut.

    Di dalam Ps. 818 BWI hanya disebutkan bahwa hak pakai dan hak mendiami itu

    merupakan hak kebendaan yang terjadinya dan hapusnya sama seperti hak memungut

    hasil.Hak pakai sebetulnya sama dengan hak mendiami, namun apabila hak ini

    menyangkut rumah kediaman maka dinamakan hak mendiami.

    Bilamana obyek hak pakai adalah binatang, maka pemilik hak pakai berhak untuk

    mempekerjakannya, memakai air susunya dan rabuknya, sekedar dibutuhkan untuk

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    26/49

    - 23 -

    diri sendiri dan anggota keluarganya, akan tetapi tidak boleh menikmati hak pakai /

    hak milik (Ps. 824 BWI) terhadap anak binatang yang bersangkutan.

    Dalam Ps. 826 BWI ditentukan bahwa barangsiapa mempunyai hak mendiami atas

    sebuah rumah, maka ia boleh mendiami rumah itu sejak ia masih bujangan hingga ia

    mempunyai keluarga / keturunan yang diam di rumah tersebut.

    3.3. Erfdienstbaarheid / Servituut (Ps. 674-710 BWI)

    Erfdienstbaarheid adalah suatu beban yang diletakkan di atas suatu pekarangan untuk

    keperluan pekarangan lain yang berbatasan. Misalnya pemilik dari pekarangan A

    harus mengizinkan orang-orang ang tinggal di pekarangan B setiap waktu melalui

    pekarangan A atau air yang dibuang pekarangan B harus dialirkan melalui

    pekarangan A.

    Oleh karena erfdienstbaarheid itu suatu hak kebendaan, maka haknya tetap melekat

    pada pekarangan yang bersangkutan walaupun pekarangan tersebut dijual kepada

    orang lain.

    3.4. Hak opstal, yaitu suatu hak untuk mendirikan dan menguasai bangunan atau tanaman

    di atas tanah milik orang lain (Ps. 711 BWI).

    3.5. Hak Erfpacht, yaitu suatu hak kebendaan untuk memungut hasil seluas-luasnya dalam

    angka waktu yang lama atas bidang tanah milik orang lain dengan kewajiban

    membayar sejumlah uang atau penghasilan tiap-tiap tahun (Ps. 720 BWI).

    Semua hak pemilik tanah dijalankan oleh orang yang memegang hak erfpacht,

    sedangkan bukti pengakuan terhadap hak pemilik tanah berupa pembayaran sejumlah

    uang atau penghasilan tiap-tiap tahun (pacht atau canon) tersebut.

    (Hak ini dahulu banyak dipergunakan untuk perusahaan perkebunan yang besar atau

    pembukaan tanah yang masih belukar sehingga diberikan untuk jangka waktu yang

    cukup lama, biasanya selama 75 tahun).

    --------------------

    Latihan 2

    1. Apa pengertian Bezit menurut Kitab Undang Undang Perdata Indonesia (BWI)?

    2. Apa saja unsure dari bezit, uraikan masing masing.

    3. Apa maksudnya bezit te goede trouw dan te kwader trouw itu? Jelaskan .

    4. Jelaskan bedanya bezit dengan detentie.

    5. Jelaskan perbedaan eigendoms theorie dengan legitimatie theorie.

    6. Uraikan cara cara perolehan bezit.

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    27/49

    - 24 -

    7. Apa pengertian Hak Milik (Eigendom) menurut Kitab Undang Undang

    Perdata Indonesia (BWI)?

    8. Berikan contoh bahwa hak milik dibatasi dengan kepentingan orang lain.

    9. Uraikan cara cara perolehan hak milik.

    10. Apakah ada hak milik bersama itu? Jelaskan.

    Petunjuk Jawaban Latihan 2

    Siapkan buku kerja dan kerjakan Latihan 2 diatas.Usahakan agar jawaban sesuai

    dengan materi Kegiatan Belajar 2 tanpa membuka modul pembelajaran.Lakukan

    terus hingga jawaban benar-benar telah sesuai ( tidak perlu sarna kalirnatnya )

    dengan kandungan materi pembelajaran Kegiatan Belajar 2.

    Rangkuman

    1. Barang siapa menguasai suatu barang maka ia dianggap sebagai pemiliknya,

    merupakan suatu ungkapan yang menunjukkan bahwa bezit merupakan suatu hak

    kebendaan yang kuat tanpa harus membuktikan asal usul barang tersebut.

    2. Untuk dapat dikatakan adanya bezit, harus terpenuhi adanya unsur corpus, yaitu fakta

    bahwa suatu benda berada dalam kekuasaan seseorang, dan animus, yaitu adanya

    kehendak dari orang tersebut untuk memilikinya.

    3. Bezit dengan iktikad baik adalah bilamana orang yang menguasai benda tersebut tidak

    mengetahui asal usul barang, sedangkan bezit dengan iktikad tidak baik adalah

    bilamana orang yang menguasai barangtersebut tahu bahwa ia tidak sepatutnya

    menguasai barang yang secara hokum termasuk sebagai tidak sah.Misalnya menguasai

    barang hasil rampasan/pencopetan dlsb.

    4. Detentie adalah penguasaan barang tanpa animus untuk memiliki benda yang

    bersangkutan, karena penguasaan tersebut timbul karena adanya suatu alas hak (misalnya

    perjanjian sewa menyewa)

    5. Eigendoms theorie memberlakukan pengertian bezit secara sempurna,sebagaimana halnya

    dengan kepemilikan atas segala benda berdasarkan hak milik, sedangkan legitimatie

    theorie memperhalus pengertian bezit dengan cara bahwa hanya untuk kepentingan

    perdagangan saja maka penguasaan barang berdasarkan bezit tidak perlu di

    permasalahkan asal usul barang yang bersangkutan.

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    28/49

    - 25 -

    6. Hak milik tidak berlaku mutlak, karena dibatasi dengan fungsi sosial, misalnya sebagai

    yang dirumuskan di dalam Undang Undang Pokok Agraria bahwa hak milik atas tanah

    dibatasi dengan fungsi sosial.

    7. Suatu benda bisa saja dimiliki oleh lebih dari satu orang, disebut n hak milik bersama,

    misalnya dua siswa secara patungan membeli seperangkat computer, maka keduanya

    memiliki hak yang sama atas computer tersebut, dengan ketentuan pembagian

    kewenangan masing masing bukan atas bagian dari barang tersebut, melainkan misalnya

    dari jadwal / giliran penggunaan barang tersebut.

    Tes Formatif 2

    1. Bezit adalah hak kebendaan yang bersifat .

    a. memberikan jaminan hutang ;

    b. tidak dapat dialihkan ;

    c. memberikan kenikmatan ;

    d. milik bersama.

    2. Mana yang merupakan unsur dari Bezit ?:

    a. keinginan untuk memiliki ;

    b. penguasaan atas hak milik ;

    c. memiliki karena membeli ;

    d. penguasaan keinginan membeli.

    3. Mana yang menurut Saudara kurang tepat sebagai bezit ?

    a. penguasaan barang yang diperoleh karena warisan ;

    b. penguasaan barang yang diperoleh karena pengakuan ;

    c. penguasaan barang yang diperoleh karena penemuan ;

    d. penguasaan barang yang diperoleh karena daluwarsa.

    4. Unsur corpus dalam bezit berarti .

    a. keinginan untuk menguasai benda ;

    b. mempertahankan benda untuk dikuasainya ;

    c. keadaan dikuasainya suatu benda ;

    d. keinginan kuat untuk memiliki benda .

    5. Unsur menempatkan benda dalam kekuasaannya (bezit) diartikan bahwa .

    a. harus benda bergerak ;

    b. harus benda tidak bergerak ;

    c. harus oleh diri sendiri ;d. harus ada hubungan langsung.

    6. Detentie pada hakekatnya merupakan penguasaan atas suatu benda, tetapi .

    a. atas benda yang tidak halal ;

    b. tidak disertai keinginan memiliki ;

    c. penguasaannya berdasarkan hak milik ;

    d. proses penguasaannya melangar hukum.

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    29/49

    - 26 -

    7, Perolehan hak milik karena pertambahan jumlahpohon diatas kebun, disebut .

    a. karena perolehan ;

    b. karena penarikan ;

    c. karena daluwarsa ;

    d. karena penarikan.

    8. Seseorang memperoleh sebungkus rokok karena pembelian, merupakan perolehan hak

    milik karena :a. pengambilan ;

    b. feitelijke levering ;

    c. juridische levering ;

    d. penarikan .

    9. Hak milik secara bersama mengandung ciri .

    a. tidak ada kehendak sebelumnya ;

    b. adanya kehendak yang bebas ;

    c. tidak dapat dilakukan pembagian atas benda yang bersangkutan ;

    d. akibat hubungan yang telah ada sebelumnya .

    10. Mana yang bukan merupakan ciri dari hak milik ?

    a. tidak dapat dicabut ;

    b. berlangsung selamanya ;

    c. merupakan induk dari hak kebendaan lainnya ;

    d. tidak akan lenyap dalam menghadapi hak kebendaan lainnya.

    Umpan Balik dan Tindak Laniut

    Cocokkanlah hasil jawaban Saudara dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang ada di

    bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang benar, kemudian

    gunakan rumus dibawah untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi

    Kegiatan Belajar 2.

    Rumus:

    Jumlah awaban anda yang benarTingkat penguasaan = X 100 %

    Jumlah Soal

    Arti tingkat penguasaan yang anda capai :

    90% - 100% = baik sekali

    80% - 89% = baik70% - 79% = sedang

    - 69% = kurang

    Kalau Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Saudara dapat meneruskan dengan

    Kegiatan Belajar 3 tetapi bila tingkat penguasaan Saudara masih dibawah 80%, Saudara

    harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum Saudara kuasai .

    ---oo000oo---

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    30/49

    - 27 -

    KEGIATAN BELAJAR 3

    BAB III

    Hak Kebendaan Yang Bersifat Memberi Jaminan

    1. Pengertian

    Hak kebendaan yang bersifat memberi jaminan selalu bertumpu atas benda orang lain, baik

    benda bergerak maupun benda tak bergerak. Jika benda yang menjadi obyek jaminan adalah

    benda bergerak maka disebut hak gadai (pandrecht), sedangkan benda yang menjadi obyek

    jaminan adalah benda tidak bergerak maka hak kebendaannya adalah hipotik.

    Kreiditur yang mempunyai hak gadai dan atau hipotik mempunyai kedudukan preferens

    yaitu hak untuk didahulukan dalam pemenuhan hutangnya dari kreditur-kreditur yang lainnya(Ps. 1133 BWI).

    2. GADAI (Pandrecht)

    Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu benda bergerak yang diberikan

    debitur kepadanya sebagai jaminan pelunasan pembayaran dan memberikan hak kepada

    kreditur untuk mendapat pembayaran lebih dahulu dari kreditur-kreditur lainnya atas hasil

    penjualan benda tersebut (Ps. 1150 BWI).

    Pengertian gadai di atas membuktikan bahwa hak gadai adalah tambahan atau buntut dari

    suatu perjanjian pokok, yaitu perjanjian pinjam meminjam uang, dengan tujuan agar kreditur

    jangan sampai dirugikan apabila debitur lalai membayar kembali uang pinjaman berikut

    bunganya.

    Jadi tidak mungkin timbul adanya hak gadai tanpa ada perjanjian pokok berupa perjanjian

    hutang piutang.

    Dalam hukum Romawi terdapat semacam hak gadai yang dinamakan fidutia, yaitu suatu

    pemindahan hak milik dengan perjanjian bahwa benda akan dikembalikan apabila si

    berhutang sudah membayar lunas hutang dan bunganya. Selama hutang belum dibayar

    kreditur menjadi pemilik benda yang dijaminkan itu. Sebagai pemilik, ia berhak menyuruh

    memakai atau menyewakan benda itu kepada debitur sehingga orang yang berhutang ini tetap

    menguasai bendanya.

    Hak gadai senantiasa melekat meskipun hak milik atas benda itu jatuh ke tangan orang lain

    seperti ahli warisnya.

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    31/49

    - 28 -

    Pemegang hak gadai yang kehilangan benda gadai itu, berhak meminta kembali benda itu

    dari tangan siapapun benda tersebut berada selama 3 (tiga) tahun (Ps. 1152 ayat (3) jo Ps.

    1977 ayat (2) BWI)

    Hak untuk meminta kembali ini berdasarkan Ps. 1977 ayat (2) BWI diberikan kepada pemilik

    benda bergerak, sehingga Ps. 1152 ayat (3) BWI dapat diartikan bahwa hak gadai

    dipersamakan dengan hak milik.

    Unsur terpentiing dari hak gadai adalah benda yang dijaminkan harus berada dalam

    kekuasaan pemegang gadai. Namun penguasaan tersebut bukan untuk menikmati, memakai

    dan memungut hasil, melainkan hanya untuk menjadi jaminan pembayaran hutang si debitur

    (pemberi gadai).

    Obyek hak gadai

    Obyek hak gadai berupa benda bergerak, baik benda bergerak yang berwujud (lichamelijke

    zaken) maupun benda bergerak yang tidak berwujud (onlichamelijke zaken) berupa hak

    untuk mendapatkan pembayaran uang dalam bentuk surat-surat berharga.

    a. Apabila surat berharga yang digadaikan berupa surat berharga atas bawa / atas

    tunjuk / aan toonder (pembayaran uang dilakukan kepada siapa saja yang

    membawa/ memegang surat itu), maka cara menggadaikannya adalah dengan cara

    menyerahkan begitu saja surat berharga tersebut kepada pemegang gadai.

    b. Apabila surat berharga yang digadaikan berupa atas perintah / aan order

    (pembayaran uang dilakukan kepada orang yang disebut dalam surat berharga

    yang bersangkutan), maka dalam cara menggadaikan surat berharga tersebut

    diperlukan adanya endosemen (Ps. 1152 BWI dst) dan kemudian surat berharga

    itu harus diserahkan kepada pemegang gadai.

    c. Apabila surat berharga yang digadaikan berupa surat berharga atas nama / op

    naam (pembayaran dilakukan kepada orang yang namanya disebut di dalam surat

    berharga itu), maka cara menggadaikannya harus diberitahukan terlebih dahulu

    kepada orang yang berwajib membayar uang dan orang yang wajib membayar ini

    dapat menuntut supaya ada bukti tertulis izin pemberi gadai.

    Sebagai konsekuensi bahwa penguasaan pemegang hak gadai bukan untuk menikmati,

    memakai atau memungut hasil, maka kalau yang digadaikan adalah surat-surat berharga yang

    memberikan berbagai hak, seperti bunga, Ps. 1158 BWI menentukan bahwa pemegang gadai

    dapat memungut bunga itu tetapi bunga itu harus diperhitungkan dengan hutang maupun

    bunga yang haruis dibayar oleh pemberi gadai.

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    32/49

    - 29 -

    Subyek hak gadai

    Subyek hak gadai adalah pemberi dan penerima hak gadai, hanya dapat dilakukan oleh

    orang-orang yang pada umumnya cakap dan mampu melakukan perbuatan hukum

    mengasingkan (menjual, menukar, dll) benda itu.

    Ps. 1152 ayat (4) BWI menentukan bahwa kalau ternyata debitur tidak berhak untuk

    mengasingkan (menjual, menukar, menghibahkan dlsb) benda itu, gadai tidak dapat

    dibatalkan sepanjang penerima gadai (kreditur) betul-betul beranggapan bahwa pemberi

    gadai berhak untuk membebankan benda yang bersangkutan dengan hak gadai. Kalau

    penerima gadai mengetahui atau seharusnya dapat menyangka bahwa pemberi gadai tidak

    berhak mengasingkan obyek gadai, maka penerima gadai tidak mendapat perlindungan

    hukum dan hak gadai harus dibatalkan.

    Timbulnya hak gadai didasarkan atas perjanjian mengadakan gadai, baik yang dibuat secara

    tertulis (otentik atau di bawah tangan) atau dibuat secara lisan.

    Akan tetapi dengan perjanjian gadai saja, tidak berarti hak gadai telah terbentuk dengan

    sendirinya, melainkan masih harus disertai dengan penyerahan benda yang digadaikan.

    Jika barang-barang yang akan digadaikan merupakan barang-barang yang sehari-hari

    dipergunakan untuk berusaha maka akan timbul kesulitan apabila benda itu diserahkan

    sebagai benda gadai karena ia tidak akan memperoleh penghasilan untuk melunasi hutang-

    hutangnya itu.

    Jalan keluar yang ditempuh untuk mengatasi kesulitan terbut di atas adalah dengan

    mempergunakan suatu lembaga jaminan yang dinamakan fiduciare eigendoms overdracht

    (fidutia) yang disingkat menjadi FEO.

    Hak-hak pegang gadai (kreditur) :

    Menahan benda yang digadaikan selama hutang pokok , bunga dan biaya lainnya

    belum dilunasi oleh debiur.

    Mendapat pembayaran atas piutangnya dari hasil penjualan benda yang

    digadaikan. Penjualan benda gadai dapat dilakukan sendiri oleh pemegang gadai

    atau melalui pengadilan. Meminta ganti seluruh biaya yang timbul yang telah menjadi beban dirinya dalam

    memelihara benda gadai.

    Menggadaikan kembali benda gadai, dalam hal kasus seperti telah menjadi

    kebiasaan, seperti menggandaikan saham-saham perseroan atau obligasi.

    Mempunyai hak untuk didahulukan (preferensi) dalam menerima pembayaran

    atas piutangnya terhadap piutang-piutang lainnya.

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    33/49

    - 30 -

    Kewajiban pemegang gadai

    Kewajiban pemegang gadai adalah :

    Bertanggung jawab atas hilangnya atau berkurangnya nilai barang yang

    digadaikan yang disebabkan oleh karena kelalaiannya.

    Wajib memberitahukan kepada pemberi gadai jika ia bermaksud untuk menjual

    barang gadai.

    Memberikan perhitungan tentang perincian hasil penjualan benda gadai dan

    setelah mengambil sebagian untuk pelunasan piutangnya, harus menyerahkan

    kelebihannya kepada pemberi gadai.

    Harus mengembalikan benda gadai bilamana hutang pokok, bunga dan biaya

    pemeliharaan benda gadai telah dilunasi oleh debitur.

    Hapusnya gadai

    Gadai menjadi hapus karena :

    Karena hapusnya perjanjian hutang piutang (perjanjian pokoknya)

    Karena penyalahgunaan wewenang pemegang gadai sehingga diperintah-kan untuk

    mengembalikan benda gadai.

    Karena benda gadai dikembalikan atas kemauan sendiri oleh pemegang gadai kepada

    pemberi gadai (dalam hal hutang dianggap telah dihapuskan).

    Karena pemegang gadai oleh sesuatu sebab menjadi pemilik benda yang digadaikan.

    Karena dieksekusi oleh pemegang gadai.

    Karena lenyapnya / hilangnya benda gadai

    Didalam gadai dikenal lembaga yang disebut parate executie, yaitu orang yang berhutang

    (pemberi gadai) sejak semula telah memberikan persetujuan bahwa jika dirinya lalai dalam

    memenuhi kewajibannya kepada kreditur (pemegang gadai), barang jaminan yang

    diserahkannya itu boleh dijual oleh pemegang gadai untuk pelunasan hutangnya tanpa harus

    melalui pengadilan.

    3. Hipotik

    Tentang hipotik ini sepanjang yang diatur dalam BWI, terletak di dalam Buku II titel XXI Ps.

    1162 1232. Namun sebagaimana telah dikemukakan dengan berlakunya UUPA maka

    ketentuan di dalam Buku II BWI, sepanjang mengenai bumi, air serta kekayaan yang

    terkandung di dalamnya dinyatakan tidak berlaku lagi, kecuali ketentuan-ketentuan mengenai

    hipotik.

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    34/49

    - 31 -

    Sampai sejauh mana ketentuan-ketentuan mengenai hipotik dalam Buku II BWI hingga kini

    masih diyakini masih berlaku ? Secara garis besar dapat dikatakan, sepanjang ketentuan

    dalam Buku II tesebut mengatur tentang hak dan kewajiban pemberi dan pemegang hipotik,

    azas-azas hipotik, maka ketentuan-ketentuan itu masih berlaku. Sedangkan ketentuan yang

    mengatur tentang cara pembebanan hipotik, cara pendaftaran hipotik, cara peralihan hupotik

    dan obyek serta subyek hipotik diberlakukan ketentuan yang terdapat di dalam UUPA serta

    peraturan-peraturan pelaksanaannya :

    a. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah;

    b. Peraturan Menteri Agraria Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pejabat Pembuat Akta

    Tanah;

    c. Peraturan Menteri Agraria Nomor 15 Tahun 1961 tentang Pembebanan dan

    Pendaftaran Hipotik dan Credietverband;

    d. Surat Keputusan Direktur Jenderal Agraria Nomor 67/DDA/1968 tentang Bentuk

    Buku Tanah dan Sertifikat Hipotk dan credietverband;

    e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1978 tentang Biaya Pendaftaran

    Tanah.

    Pengertian Hipotik

    Menurut Ps. 1162 BWI yang dimaksud dengan hipotik adalah suatu hak kebendaan atas

    benda-benda tak bergerak (kepunyaan orang lain), untuk mengambil penggantian

    daripadanya bagi pelunasan suatu perikatan.

    Seperti halnya tujuan gadai, pengertian di atas menunjukkan bahwa tujuan hipotik adalah

    juga untuk memberi jaminan kepada kreditur tentang kepastian pembayaran pelunasan atas

    uang yang dipinjam debitur sedemikian rupa, bahwa apabila debitur wanprestasi maka

    benda-benda yang dibebani hipotik dapat dijual / dilelang dan pendapatan penjualan tersebut

    dipergunakan untuk membayar hutang yang dijamin dengan hipotik, kecuali ditetapkan lain

    oleh undang-undang.

    Dengan demikian perjanjian hipotik merupakan perjanjian tambahan (accessoir) dari suatu

    perjanjian hutang piutang sebagai perjanjian pokoknya.

    Selanjutnya di dalam Ps. 1163 ayat (2) BWI diterangkan bahwa karena hipotik tetap melekat

    pada bendanya, maka meskipun benda itu kemudian dimiliki oleh orang lain hipotik tetap

    melekat atas benda itu (jual beli tidak menggugurkan hipotik).

    Beberapa sifat yang terdapat dalam hipotik adalah :

    a. Sifat Konvensional, artinya perjanjian pembebanan hipotik harus secara tegas

    menyatakan hal itu dan dibuat dengan akta otentik;

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    35/49

    - 32 -

    b. Sifat tidak dapat dibagi (ondeelbaarheid), artinya bahwa hipotik itu tetap berlangsung

    walaupun sebagian dari hutang telah dibayar;

    c. Sifat tetap melekat pada bendanya (zaaksgevolg), meskipun benda yang dibebani

    hipotik berpindah tangan, hipotik tetap melekat pada benda itu;

    d. Sifat mudah dieksekusi, artinya benda yang dibebani hipotik dapat dijual sendiri oleh

    kreditur atau denan perantaraan hakim, tidak perlu bantuan tenaga penjualan khusus;

    e. Sifat didahulukan (droit de preference), artinya pelunasan hipotik lebih didahulukan

    daripada piutang-piutang lainnya, kecuali ditetapkan lain oleh undang-undang;

    f. Sifat accessoir, artinya sebagai pelengkap dari perjanjain pokok yaitu hutang

    piutang;

    g. Bersifat sebagai jaminan, yaitu untuk menjamin pelunasan suatu hutang saja dan tidak

    memberi hak untuk menguasai dan memiliki benda jaminan.

    Azas-azas hipotik

    Secara umum dapat dikatakan bahwa yang merupakan azas-azas hipotik adalah :

    i. Terbuka untuk umum (ovenbaarheid), yaitu bahwa hipotik didasarkan dalam suatu

    daftar umum supaya dapat diketahui oleh pihak ketiga. Azas ini dikenal pula dengan

    nama azas publisitas;

    ii. Azas spesifikasi (specialiteit), artinya bahwa hipotik hanya dapat dibeban-kan atas

    benda-benda yang ditunjuk secara khusus, berupa apa, berapa luas, berapa besar,

    umlah, ukuran, di mana letaknya / batas-batasnya dlsb. Hipotik atas benda tak

    bergerak yang telah ditentukan secara khusus sebagai unit kesatuan misalnya sebuah

    rumah, tidak dapat hanya dibebankan atas paviliun rumah tersebut atau hanya atas

    satu atau dua kamar di dalam rumah tersebut.

    Obyek hipotik

    Berdasarkan ketentuan Ps. 1164 BWI, benda yang dapat dibebani hipotik / obyek hipotik

    adalah benda-benda tak bergerak yang dapat dipindah tangankan.

    Setelah berlakunya UUPA Nomor 5 Tahun 1960 berikut peraturan pelaksanaannya, maka

    benda tak bergerak yang dapat dibebani hipotik adalah hak milik, hak guna bangunan, hak

    guna usaha (baik yang berasal dari konversi hak tanah barat, seperti hak eigendom / hak

    opstal / hak erfpacht maupun hak tanah adat), dengan syarat hak-hak tersebut telah

    didaftarkan dalam Daftar Buku Tanah.

    Dengan demikian maka hak atas tanah lainnya yang disebutkan di dalam UUPA yang

    walaupun harus didaftar dalam Daftar Buku Tanah, tetap tidak dapat dibebani hipotik atau

    credietverband.

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    36/49

    - 33 -

    a. Hak meungut hasil (vruchtgebruik);

    b. Hak opstal (Ps. 711 - 719 BWI) dan hak erfpacht (Ps. 720 736 BWI);

    c. Bunga tanah (Ps. 737 739 BWI);

    d. Bunga sepersepuluh (Ps. 740 755 BWI);

    e. Pasar yang diakui pemerintah berikut hak-hak istimewa yang melekat

    padanya.

    Masalah yang sering diperbincangkan oleh para ahli hukum kita, seandainya tanah hak milik

    dihipotikkan apakah hipotik itu meliputi bangunan dan tanaman yang berada di atas tanah itu,

    atau sebaliknya, kalau bangunan atau tanaman yang dihipotikkan, apakah hipotik tesebut

    meliputi tanah di mana bangunan dan tanaman itu berada ?

    Sebagian ada yang berpendapat bahwa ketentuan mengenai cessie vertikal sebagaimana

    diatur dalam Ps. 571, Ps. 600, Ps. 602-605 BWI tidak berlaku lagi setelah berlakunya UUPA,

    sehingga bangunan dan tanaman di atas tanah milik yang dihipotikkan tidak dengan

    sendirinya turut terbebani hipotik (azas pemisahan horisontal). Pendapat ini didasarkan atas

    azas yang berlaku dalam hukum adat yang memungkinkan pemilikan dan peralihan benda-

    benda di atas tanah terlepas dari tanahnya.

    Sementara itu ada yang berpendapat bahwa cessie vertikal tetap dianut dalm

    UUPA, khususnya untuk tanah yang mempunyai sertifikat. Dengan demikian hipotik atas

    tanah meliputi juga segala bangunan dan tanaman yang ada di atasnya; sedangkan azas

    pemisahan horisontal yang memang dikenal dalam hukum adat hanyalah berlaku untuk hak

    atas tanah yang belum mempunyai sertifikat berati tidak dapat dibebani hipotik.

    Dalam praktek perkreditan di bank-bank tertentu ternyata hipotik atas tanah meliputi

    bangunan dan tanaman yang ada di atasnya. Hal ini memang lebih praktis untuk lalu lintas

    kelancarn hukum, khususnya hukum bisnis, karena pembeli benda jaminan tidak lagi harus

    pusing memikirkan status bangunan / tanaman di atas tanah yang dibelinya.

    Sehubungan dengan ini Menteri Pertanian dan Agraria dengan suratnya tanggal 8 Februari

    1964 Nomor Unda 9/1/14 mengisntruksikan kepada PPAT untuk tidak membuat akta

    pemindahan hak atas tanah tanpa sekaligus memindahkan juga hak atas bangunan-bangunan

    yang melekat di atas tanah tersebut.

    Subyek Hipotik

    Yang dimaksud dengan subyek hipotik adalah para pihak yang mengadakan perjanjian

    hipotik yaitu pihakpemberi hipotikdan pihakpenerima hipotik.

    Orang yang dapat membeli hipotik atau dalam hal ini berarti yang berhak menghipotikkan

    suatu benda haruslah orang yang berhak mengasingkan benda itu. Orang dilarang membebani

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    37/49

    - 34 -

    hipotik suatu benda yang tidak atau belum dapat diasingkannya; namun orang boleh

    membebani hipotik suatu benda miliknya untuk menjamin pembayaran hutang orang lain.

    Di dalam UUPA telah ditentukan siapa saja yang dapat mempunyai hak atas tanah (hak

    milik, hak guna usaha dan hak guna bangunan) yang dapat dibebani hak tanggungan.

    Yang dapat mempunyai hak milikatas tanah adalah :

    a. Warga negara Indonesia;

    b. Badan-badan hukum yang ditetapkan pemerintah :

    Bank-bank milik negara

    Perkumpulan koperasi pertanian

    Badan-badan keagamaan yang ditunjuk Menteri dalam Negeri setalh

    mendengar Menteri Agama

    Badan-badan sosial yang ditunjuk Menteri Dalam Negeri.

    Yang dapat mempunyai hak guna usaha atas tanah adalah :

    a. Warga Negara Indonesia;

    b. Badan hukum Indonesia

    Yang dapat mempunyai hak guna bangunan adalah :

    a. Warga Negara Indonesia;

    b. Badan hukum Indonesia

    Dalam UUPA tidak ditentukan siapa-siapa yang dapat menjadi pihak penerima hipotik

    ataupun syarat-syarat tertentu untuk menjadi pihak penerima hipotik. Oleh karena itu tidak

    dipersoalkan apakah kreditur (penerima hipotik) itu perorangan atau badan hukum, WNI atau

    orang asing, apakah badan hukum Indonesia atau badan hukum asing, apakah berdomisili di

    Indonesia atau berkedudukan di luar negeri, semua dianggap memenuhi syarat

    Prosedur pembebanan hipotik

    a. Pembuatan hipotik dilakukan oleh kreditur dan debitur dalam suatu akta otentik

    yang dibuat oleh dan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (Ps. 19 Peraturan

    Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961);

    b. Sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Agraria 67/DDA/1968, maka kepala aktahipotik berbunyi Demi Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, berarti

    grosse (salinan pertama) akta hipotik ini mempunyai kekauatan eksekutorial seperti

    keputusan pengadilan yang telah memeproleh kekuatan hukum yang tetap;

    c. Akta pemberian hipotik dibuat dalam dua rangkap, masing-masing rangkap

    ditandatanagani oleh debitur dan kreditur, para saksi dan PPAT. Satu lembar akta

    itu disimpan PPAT dan satu lembar lainnya beserta sertifikat hak atas tanah berikut

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    38/49

    - 35 -

    surat-surat lain yang diperlukan disampaikan oleh PPAT (atau kreditur) kepada

    Kantor Pendaftaran Tanah untuk diidaftarkan dalam Buku Tanah ;

    d. Pendaftaran yang dilakukan oleh Kepala Kantor Pendafataran Tanah meliputi :

    Memuat Buku Tanah (yang baru) untuk hipotik yang bersangkutan;

    Membuat sertifikat hipotik yang terdiri dari salinan Buku Tanah tersebut

    dan salinan akta pemberian hipotik;

    Mencatat adanya hipotik pada Buku Tanah serta sertifikat hak atas tanah

    yang dibebaninya.

    Setelah itu Kepala Kantor Pendaftaran Tanah menyerahkan sertifikat hipotik kepada

    penerima hipotik (kreditur) dan menyerahkan sertifikat hak atas tanah kepada

    pemberi hipotik (debitur); namun dalam praktek umumnya yang terjadi sertifikat

    hak atas tanah tetap disimpan oleh kreditur sampai piutangnya dilunasi.

    Mengenai kapan miulai berlakunya hipotik ada sementara pihak yang berpendapat bahwa

    pembebanan hipotik telah mulai berlaku sah sejak dibuatkan akta otentik oleh PPAT, namun

    ada pihak lainnya menekankan azas publisitas, sehingga berpendapat bahwa setelah terdaftar

    di Kantor Pendaftaran Tanah maka hipotik baru mempunyai kekuatan mengikat, karena telah

    bersifat terbuka untuk diketahui secara umum.

    Kuasa memasang hipotik

    a. Di dalam praktek perkreditan dewasa ini tidak semua jaminan yang dipegang kreditur

    (khususnya dalam hal ini bank) berupa hipotik, karena suatu proses hipotik termasuk di

    dalamnya proses sertifikasi hak atas tanah, tentunya memerlukan jangka waktu yang

    cukup lama dan biaya yang tidak sedikit.

    Khusus untuk penyaluran kredit kepada pengusaha kecil dan golongan ekonomi lemah,

    pembebanan hipotik dirasakan terlalu berat, karena kebanyakan hak atas tanah mereka

    belum memperoleh sertifikat hak atas tanah, sedangkan mereka sudah memerlukan

    bantuan berupa kredit baik untuk investasi maupun untuk modal kerja mereka. Dalam

    hal ini sebagai jalan keluar maka kreditur menerima kuasa memasang hipotik berikut

    kuasa untuk mengurus sertifikat hak atas tanah yang bersangkutan. Dengan demikianmaka keditur / bank dapat menyelesaikan proses sertifikasi hak atas tanah tersebut, dan

    pemasangan hipotik baru dilakukan jika benar-benar diperlukan, misalnya jika sudah

    ada tanda-tanda bahwa debitur lalai memenuhi kewajibannya

    Dalam prakteknya bank selalu meguasai sertifikat hak atas tanah yang dijadikan

    aminan, selain untuk kemungkinan pemasangan hipotik seperti diuraikan di atas, juga

    untuk menjaga jangan sampai terjadi penyalah gunaan debitur, misalnya hak tersebut

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    39/49

    - 36 -

    dijadikan sebagai jaminan hutang yang lain atau dipindah tangankan, tanpa

    sepengetahuan bank / kreditur.

    b. Berdasarkan Ps. 1171 ayat (2) BWI, surat kuasa memasang hipotik harus dibuat dalam

    bentukakta otentik (akta notaris), bukan akta PPAT;

    c. Surat kuasa memasang hipotik mempunyai sifat tidak dapat dicabut / ditark kembali

    oleh debitur. Kalau sifat ini tidak melekat pada surat kuasa tersebut maka kreditur /

    bank pada saat yang diperlukan bisa jadi tidak dapat melakukan pembebanan hipotik

    dimaksud.

    Sifat tidak dapat dicabut ini secara yuridis sebenarnya bertentangan dengan prinsip

    umum tentang pemberian kuasa sebagaimana yang diatur di dalam Ps. 1813 BWI yang

    antara lain menyatakan bahwa pemberian kuasa berakhir dengan ditariknya kembali

    kuasa tersebut oleh pemberi kuasa.

    Hipotik untuk jaminan hutang yang akan ada

    Di dalam Ps. 1176 ayat (1) BWI dengan tegas ditentukan bahwa suatu hipotik hanyalah

    sah, sekedar jumlah uang untuk mana ia telah diberikan, adalah (jumlah ter)tentu dan

    ditetapkan di dalam akta.

    Dalam kenyataannya yurisprudensi membolehkan hipotik untuk jaminan hutang, yang pada

    saat pembebanan hipotik tersebut dilakukan belum seluruh hutang diserahkan kreditur

    kepada debitur, sehingga jumlah hutang debitur yang aktual pada saat pembebanan hipotik

    lebih kecil dari jumlah formal yang tercantum di dalam akta.

    Dalam prakteknya hipotik semacam ini lazim dilakukan di mana debitur mengambil

    pinjamannya hanya sebagian demi sebagian sesuai dengan kebutuhannya pada saat itu.

    Setelah sebagian hutang dibayar lunas oleh debitur hipotik tidak dihapuskan, tetapi dibiarkan

    terus untuk keperluan pengambilan kredit bagian berikutnya. Hipotik semacam ini lazim

    disebut crediet hypotheek.

    Hipotik untuk benda yang akan ada.

    Berdasarkan Ps. 1175 ayat (1) BWI telah ditegaskan bahwa hipotik hanya dapat dilepaskan

    atas benda-benda yang sudah ada. Hipotik atas benda-benda yang akan ada dikemudian hari

    adalah batal.

    Akan tetapi yurisprudensi dengan mempergunakan lembaga crediet hypotheek

    memungkinkan terjadinya hipotik dengan jaminan benda yang akan ada, dalam prakteknya

    sering terjadi dalam hal pembangunan perumahan. Kredit diberikan sebagian demi sebagian

    sesuai dengan kemajuan pembangunan rumah tersebut, sampai akhirnya jumlah maksimum

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    40/49

    - 37 -

    kredit tercapai dan rumah yang dijadikan jaminan yang tadinya belum ada menjadi ada

    (selesai dibangun).

    Tingkatan-tingkatan hipotik

    Sebidang tanah dapat dibebani lebih dari satu hipotik. Susunan urutan dari para pemegang

    hipotik atas sebidang tanah tertentu didasarkan atas tanggal pendaftaran hipotik pada Buku

    Tanah di Kantor Pendaftaran Tanah.

    Kreditur yang hipotiknya dicatat lebih dahulu mempunyai kedudukan yang lebih tinggi

    dengan ketentuan, bila beberapa pemegang hipotik mendaftarkan hipotiknya pada hari yang

    sama namun pada jam yang berbeda, mereka mempunyai kedudukan yang sama (Ps. 1181

    BWI).

    Tingkatan hipotik ini penting artinya untuk menentukan hutang siapa yang harus didahulukan

    pembayarannya. Kalau benda hipotik dijual, maka pemegang hipotik dibayar dengan uang

    hasil penjualan itu sesuai dengan tingakatannya.

    Bilamana hasil penjualan itu tidak cukup untuk membayar semua hutang para pemegang

    hipotik, maka yang lebih dahulu dilunasi adalah hutang pemegang hipotik pertama. Kalau

    ada sisanya baru dibayarkan kepada pemegang hipotik kedua, demikian seterusnya sesuai

    dengan urutan tingkatannya. Tingkatan-tingkatan hipotik tidak hanya berkaitan dengan

    pelunasan hutang pokok, melainkan sekaligus dengan pelunasan bunga dari hutang pokok

    tersebut (Ps. 1184 BWI).

    Peralihan hipotik

    Hipotik merupakan hak atas harta kekayaan yang dapat dialihkan, namun sebagai hak

    accessoir, peralihannya tidak mungkin terjadi terlepas dari piutang pokoknya. Dalam hal ini

    peralihan piutang pokok yang dijaminkan dengan suatu hipotik yang berwujud penjualan,

    penyerahan dan pemberian suatu hipotik menurut Ps. 1172 BWI hanya dapat dilakukan

    melalui akta otentik yaitu akta notaris. Selanjutnya peralihan tersebut harus diberitahukan

    kepada Kepala Kantor Pendaftaran Tanah untuk dilakukan pencatatan pada Buku Tanah dan

    sertifikatnya.

    Peralihan hipotik tidak berarti hapusnya hutang debitur, yang terjadi hanyalah perubahan

    pemegang hipotik.

    Hapusnya hipotik

    Berdasarkan Ps. 1209 BWI, hipotik hapus karena hal-hal sebagai berikut :

    a. Hapusnya perjanjian hutang pokok

    Kasus ini merupakan cara hapusnya hipotik yang paling sering terjadi dibandingkan

    dengan cara yang lainnya.

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    41/49

    - 38 -

    Hapusnya perhutangan (perjanjian) pokok mengakibatkan hapusnya hipotik sebagai hak

    accessoir (Ps. 1381 BWI)

    b. Pelepasan hipotik oleh debitur

    c. Karena keputusan hakim

    Diluar Ps. 1209 BWI tersebut di atas masih terdapat banyak cara lain yang mengakibatkan

    hapusnya hipotik antara lain :

    ii. Karena hapusnya benda yang dihipotikkan

    Bilamana suatu hak atas tanah yang dibebani hipotik habis karena jangka waktunya

    telah selesai maka hipotik atas tanah itu juga menjadi hapus;

    iii. Karena adanya percampuran hutang, yakni pemegang hipotik menjadi pemilik

    benda yang dihipotikkan; dalam hal ini berarti penerima hipotik statusnya juga

    menjadi pemberi hipotik;

    iii. Karena berakhirnya hak dari pemberi hipotik sebagai diatur dalam Ps. 1169 BWI;

    iv. Karena berakhirnya jangka waktu hipotik;

    i. Karena dipenuhinya syarat batal untuk mana hipotik diberikan;

    ii. Karena adanya pencabutan hak atas barang yang dihipotikkan;

    Di dalam UUPA terdapat juga ketentuan mengenai hapusnya hipotik terhadap hak-hak

    atas tanah yang dituangkan dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor DA

    10/241/10 tanggal 27 Oktober 1970 tentang hapusnya hak atas tanah yang dibebani

    hipotilk dan tanahnya kembali dalam kekuasaan negara.

    Kemungkinan terjadi hapusnya hak atas tanah itu adalah karena :

    a. Karena waktunya berakhir;

    b. Karena Dipenuhinya salah satu syarat batal, walaupun jangka waktu hak yang

    bersangkutan belum berakhir;

    c. Karena dicabut untuk kepentingan umum;

    d. Karena pelepasan secara sukarela oleh pemilik hak atas tanah yang bersangkutan.

    Dengan hapusnya hak atas tanah yang dibebani hipotik tidak mengakibatkan hapusnya

    perhutangan pokoknya berupa perjanjian pinjam meminjam uang. Yang hapus hanyalah

    hipotiknya saja, sehingga kreditur bukan lagi merupakan kreditur yang preference.

    Pencoretan (roya)

    Jika hipotik hapus maka dilakukan pencoretan / roya terhadap daftar hipotik pada Buku

    Tanah. Pencoretan hanya dapat dilakukan berdasarkan persetujuan antara pihak-pihak yang

    bersangkutan atau atas keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang

    tetap (Ps. 1195 BWI). Dalam praktek perbankan, hapusnya hipotik ini diberitahukan secara

  • 8/2/2019 modul hukum benda

    42/49

    - 39 -

    resmi oleh pihak bank kepada Kepala Kantor Pendaftaran Tanah untuk dapat dilakukan

    pencoretan atas permintaan pihak yang berkepentingan.

    Pencoretan dilakukan oleh Kepala Kantor Pendaftaran Tanah setelah menerima surat tanda

    bukti hapusnya hipotik (Ps. 29 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961). Atas

    dasar permintaan pencoretan, maka Kepala Kantor Pendaftaran Tanah mencatat pada Buku

    Tanah Hipotik bahwa jipotik seluruhnya dihapuskan. Kemudian pada Buku Tanah dan

    sertifikat tanah dicatat bahwa hipotik pada tanggal, bulan, tahun sekian dengan nomor sekian,

    dihapuskan (Peraturan Menteri Agraria Nomor 7 Tahun 1961 Ps. 47).

    Perbedaan antara gadai dan hipotik

    Gadai Hipotik

    1. Obyeknya benda bergerak

    2. Didasarkan atas perjanjian tertulis

    atau atau lisan

    3. Harus disertai dengan penyerahan

    kekuasaan atas benda yang dijadikan

    jaminan;

    4. Status tidak berwenang untuk

    mengasingkan benda yang dijadikan

    jaminan pada diri pemberi gadai

    tidak dapat membatallkan gadai;

    5. Tidak perlu diumumkan,

    1. Obyeknya benda tidak bergerak

    2. Didasarkan atas perjanjian yang harus

    dibuat dlam bentuk akta otentik

    3. Benda yang dijadikan jaminan tetap

    berada dalam kekuasaan pemberi

    hipotik;

    4. Pemberi hipotok disyaratkan untuk

    benar-benar berwenang

    mengasingkan