Modul Break Even Point Ok

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bep

Citation preview

  • 2012

    POLITEKNIK NEGERI MALANG

    MODUL BREAK EVENT POINT

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    MA

    NA

    JEM

    EN P

    ROD

    UKS

    I BER

    BAN

    TAU

    AN

    KO

    MPU

    TER

    POLITEKNIK NEGERI MALANG JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

    Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM i

    HALAMAN PENGESAHAN PENULISAN BUKU / MODUL

    1. a. Judul : BREAK EVEN POINT

    2. Data Pribadi Penulis :

    a. Nama lengkap dan gelar : Drs. Bambang Soepeno. MMKom, MM b. Jenis Kelamin : L c. NIP/Golongan : 195906171989101001 / Vb d. Strata/ Jab. Fungsional : S2/Lektor Kepala e. Jabatan Struktural : Pembina f. Fakultas/Jurusan : Administrasi Bisnis f. Bidang Ilmu : Manajemen dan Komputer g. Alamat Kantor : Jl. Soekarno Hatta No. 9 Malang h. Telp/Fax/email : 0341 404424 / 0341 404420 /

    [email protected] i. Alamat Rumah : Jl. Candi Panggung Perum Taman Indah

    Soekarno Hatta 86 Malang j. Telepon/Fax : 0341- 40878 / 0341 400878

    Menyetujui Malang, September 2012 Ketua Jurusan Administrasi Bisnis, Penulis,

    Drs. Heru Utomo, MELECCOMM Drs. Bambang Soepeno, Mkom, MM NIP. 19641208 199003 1 003 NIP. 19590617 198910 1 001

    Mengetahui

    Pembantu Direktur I, Drs. Ludfi Djajanto, MBA NIP. 19620421 198803 1 003

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM ii

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji syukur alhamdulillah atas petunjuk dan

    rahmat Nya, sehingga dapat diselesaikan buku berjudul Manajemen Produksi

    Berbantuan Komputer modul Break Even Point .

    Pada buku ini, kami sadari bahwa hasilnya masih jauh dari sempurna

    sehingga terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati

    penulis memohon saran dan kritik yang membangun dari pembaca.

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas kesempatan

    yang diberikan, kepada yang terhormat:

    1. Ir. Tundung Subali Patma, MT, selaku Direktur Politeknik Negeri Malang.

    2. Drs. Sumiadji, MSA, Ak, selaku Ketua UPT-P2M Politeknik Negeri Malang

    3. Semua pihak yang telah memberikan bimbingan, motivasi, bantuan dan

    masukan sehingga dapat terselesaikannya buku ini.

    Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami berharap semoga buku ini

    dapat bermanfaat.

    Malang, September 2012

    Penulis

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM iii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

    DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iv

    BAB III 1

    BREAK EVEN POINT BEP ................................................................................... 1

    3.1. Pengertian BEP ................................................................................................ 1

    3.2. Manfaat Break Even Point ............................................................................... 3

    3.3. Model BEP ...................................................................................................... 5

    3.4. Keterbatasan Analisis BEP .............................................................................. 7

    3.5. Pendekatan BEP ............................................................................................ 11

    3.5.1. Pendekatan BEP Unit dan Rupiah. .......................................................... 11

    3.5.2. Pendekatan BEP Contribution Margin (CM). .......................................... 14

    3.5.3. Metode Pendekatan BEP dengan Grafik.................................................. 16

    3.6. Analisa BEP Berbantuan Komputer ............................................................... 16

    3.6.1. BEP Aplikasi Ms. Excel BEP s.1 ............................................................ 17

    3.6.2. Graphik Aplikasi Ms. Excel BEP s.1 ...................................................... 19

    3.7. Soal Praktek BEP........................................................................................... 22

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 24

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM iv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1. Gambar Model BEP ........................................................................... 6

    Gambar 3.2. Model BEP Biaya Variable dan Pendapatan. ...................................... 7

    Gambar 3.3. Gambar Perhitungan BEP ................................................................. 13

    Gambar 3.4. Graphik BEP ................................................................................... 16

    Gambar 3.5. Perhitungan BEP ............................................................................. 17

    Gambar 3.4. Graphik BEP ................................................................................... 19

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 1

    BAB III

    BREAK EVEN POINT BEP

    3.1. Pengertian BEP

    BEP adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik,

    dalam satuan unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya-biaya yang dikeluarkan

    perusahaan sama dengan pendapatan perusahaan. Titik itu disebut sebagai titik

    break even point ( BEP).

    Analisa Break Event adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari

    hubungan antara Biaya Tetap, Biaya Variabel, Keuntungan dan Volume aktivitas.

    Masalah Break Event baru akan muncul dalam perusahaan apabila perusahaan

    tersebut mempunyai Biaya Variabel dan Biaya Tetap. Suatu perusahaan dengan

    volume produksi tertentu dapat menderita kerugian dikarenakan penghasilan

    penjualannya hanya mampu menutup biaya variabel dan hanya bisa menutup

    sebagian kecil biaya tetap.

    Contribution Margin adalah selisih antara penghasilan penjualan dan biaya

    variabel, yang merupakan jumlah untuk menutup biaya tetap dan keuntungan.

    Perusahaan akan memperoleh keuntungan dari hasil penjualannya apabila

    Contribution Marginnya lebih besar dari Biaya Tetap, yang berarti total penghasilan

    penjualan lebih besar dari total biaya.

    Break Event Point menyatakan volume penjualan dimana total penghasilan

    tepat sama besarnya dengan total biaya, sehingga perusahaan tidak memperoleh

    keuntungan dan juga tidak menderita kerugian.

    Break Event Point ditinjau dari konsep Contribution Margin menyatakan

    bahwa volume penjualan dimana Contribution Margin tepat sama besarnya dengan

    total Biaya Tetapnya.

    Definisi Break Even Point dari pendapat berbagai ahli terlihat ada kesamaan

    diantaranya pendapat-pendapat tersebut adalah :

    o Menurut Bambang Riyanto (1995:359). Analisis break even point adalah suatu tehnik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel,

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 2

    keuntungan dan volume kegiatan. Oleh karena analisis tersebut mempelajari

    hubungan antara biaya keuntungan volume kegiatan, maka analisis tersebut

    sering pula disebut Cost Profit Volume analysis (C. P. V analysis).

    Dalamperencanaan keuntungan, analisis break even point merupakan profit

    planning approach yang mendasarkan pada hubungan antara biaya (cost)dan

    penghasilan penjualan (revenue).

    o Charles T. Horngren, Srikant M Datar, dan Gorge Foster (2003:75) mendefinisikan break even dalam buku terjemahan Akuntansi Biaya:

    Penekanan Manajerial sebagai berikut: Titik impas (break even point )

    adalah volume penjualan dimana pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak

    terdapat laba maupun rugi bersih.

    o Menurut Reza Lingga (2003: 436) Break Even Point adalah suatu titik atau suatu keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh

    keuntungan dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain pada keadaan itu

    keuntungan dan kerugian sama dengan nol, hal ini bisa terjadi apa bila

    perusahaan dalamoperasinya menggunakan biaya tetap dan volume penjualan

    hanya cukupuntuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.

    o Menurut Hansen dan Mowen (2005:274) dalam buku terjemahan Management Accounting break even point adalah: Break even point adalah

    titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba sama

    dengan nol.

    o Menurut Charles T. Horngren, Srikant M Datar, dan Gorge Foster (2003:75) mendefinisikan break even dalam buku terjemahan AkuntansiBiaya:

    Penekanan Manajerial sebagai berikut: Titik impas (break even point )

    adalah volume penjualan dimana pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak

    terdapat laba maupun rugi bersih.

    Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan dengan kata lain, pada keadaan

    break event poin keuntungan atau kerugian sama dengan Nol.

    Suatu kondisi dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak

    menderita kerugian atau

    TR (total revenue)= TC (total cost), dimana laba = 0

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 3

    Hal ini bisa terjadi, apabila perusahaan di dalam operasinya menggunakan biaya

    tetap. Dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya

    variabel. Dengan mengetahui titik impasnya (Break Even Point ), manajemen suatu

    perusahaan dapat mengindikasikan tingkat penjualan yang disyaratkan agar

    terhindar dari kerugian, dan diharapkan dapat mengambil langkah-langkah yang

    tepat untuk masa yang akan datang. Dengan mengetahui titik impas ini, manajer

    juga dapat mengetahui sasaran volume penjualan minimal yang harus diraih oleh

    perusahaan yang dipimpinnya

    Breakeven analysis menunjukkan jumlah pemasukan yang harus dihasilkan untuk

    menutupi pengeluaran sebelum membuat keuntungan sepeser pun. Jika dapat

    mencapai dan melampaui titik impas, jika dapat menghasilkan lebih dari jumlah

    pendapatan penjualan yang dibutuhkan untuk membayar pengeluaran maka bisnis

    memiliki peluang yang baik untuk menghasilkan uang.

    Banyak pengusaha berpengalaman menggunakan analisa titik impas sebagai alat

    skrining utama untuk usaha bisnis baru mereka. Mereka bahkan tidak akan menulis

    business plan yang lengkap, kecuali jika perkiraan titik impas mereka dapat

    tercapai, meramalkan bahwa pendapatan penjualan mereka diproyeksikan jauh

    melebihi biaya mereka melakukan bisnis.

    3.2. Manfaat Break Even Point

    Analisis break even ini selain digunakan untuk menganalisis pada unit atau

    pada omzet penjualan, agar perusahaan tidak menderita rugi dan tidak menerima

    keuntungan. Ada beberapa manfaat lain yang bisa diambil dengan menggunakan

    konsep break even point.

    a. Perencanaan Penjualan atau Produksi

    Pada setiap awal periode perusahaan sudah harus mempunyai perencanaan

    produksi dan penjualan. Rencana produksi dan penjualan bisa direncanakan dengan

    menggunakan konsep BEP. Penjualan yang direncanakan perusahaan tentunya

    disertai dengan target laba yang diinginkan. Dengan demikian rencana penjualan

    minimal (PM) adalah :

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 4

    b. Perencanaan Harga Jual Normal

    Salah satu keputusan yang harus diambil oleh manager keuangan adalah

    penentuan harga jual. Harga jual merupakan sejumlah uang yang dibayarkan oleh

    pembeli untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan. Bagi perusahaan

    harga jual harus bisa menutup semua biaya semua biaya dan target keuntungan.

    Apabila tidak bisa menutup target laba, apalagi biaya yang dikeluarkan berarti

    perusahaan dalam kondisi rugi.

    c. Perencanaan Metode Produksi

    Analisis Break Even ini juga sering digunakan untuk menentukan alternatif

    pemilihan metode produksi atau mesin produksi. Ada mesin produksi yang

    mempunyai karakteristik biaya variabel tinggi tetapi biaya variabel per unit rendah

    (sering disebut padat karya) atau biaya tetap tinggi tetapi biaya variabel per unit

    rendah (sering disebut padat modal). Dari dua pilihan tersebut, mana yang akan

    dipilih apakah dengan padat karya atau padat modal. Untuk memilih alternatif mana

    yang terbaik, bisa digunakan analisa biaya, laba, dan volume (cost, profit, volume

    analisis).

    d. Titik Tutup Pabrik

    Apabila kondisi perusahaan sudah menunjukan biaya total melebihi

    penjualan totalnya, artinya bahwa perusahaan beroperasi dibawah titik break even,

    apakah perusahaan sebaiknya ditutup atau dipertahankan. Untuk itu manajemen

    harus menganalisa apakah kondisi yang demikian akan berlanjut dalam waktu yang

    relatif lama atau tidak. Ada kemungkinan manajemen harus memutuskan untuk

    menghentikan sementara atau seterusnya apabila kondisi sudah sedemikian

    parahnya

    Alat yang dapat digunakan manejemen dalam mengadakan analisa

    penutupan perusahaan tersebut adalah analisa titik tutup pabrik atau sering disebut

    shut down point. Apabila perusahaan beroperasi dibawah BEP berarti perusahaan

    secara akuntansi mengalami kerugian. Namun cash flow perusahaan masih

    mendapatkan sisa kas, selama penerimaan penghasilan masih bisa menutup biaya

    PM = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 5

    variabel dan biaya tetap tunai. Biaya tetap tunai adalah biaya tetap yang

    dikeluarkan tunai seperti pembayaran gaji, biaya promosi, sewa gudang dan biaya

    tetap tunai lainnya. Artinya pada kondisi tersebut perusahaan masih bisa membayar

    gaji karyawannya, walaupun untuk menutup biaya tetap tidak tunai (penyusutan)

    tidak mencukupi. Tetapi kalau penerimaan penjualan tidak bisa menutup biaya

    variabel dan biaya tetap tunai, maka perusahaan sudah harus ditutup.

    3.3. Model BEP

    Sasaran analisis break-even adalah untuk mengetahui pada tingkat volume

    atau rupiah berapa perusahaan mencapai titik impas dari kegiatan usahanya. Dalam

    hal lain, analisis ini dapat dipakai untuk membantu pemilihan jenis produk atau

    proses dengan mengidentifikasi produk atau proses yang mempunyai total biaya

    terendah untuk suatu volume yang diharapkan. Dalam pemilihan lokasi, analisis ini

    dapat dipakai untuk menentukan lokasi yang memiliki total biaya terendah, yang

    berarti juga memiliki total pendapatan tertinggi untuk kapasitas produksi yang

    ditentukan.

    Analisis BEP adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu

    titik, dalam satuan unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya-biaya yang

    dikeluarkan perusahaan sama dengan pendapatan perusahaan.Titik itu disebut

    sebagai titik break even / BEP (break-even point ).

    Kegunaan analisis BEP adalah dapat diketahui pada volume penjualan berapa

    perusahaan mencapai titik impasnya, tidak rugi tetapi juga tidak untung, sehingga

    apabila penjualanmelebihi titik tersebut maka perusahaan mulai mendapatkan

    untung.

    Estimasi biaya yang diperlukan dalam analisi BEP adalah Biaya tetap ( fixed

    cost ) adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan besar yang tetap , tidak

    tergantung pada volume penjualan dan biaya variable ( variable cost ) yaitu biaya

    yang besarnya bervariasi sesuai dengan jumlah unit yang dijual

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 6

    Gambar 3.1 menunjukkan model dasar analisi break-even , dimana garis

    pendapatan berpotongan dengan garis biaya pada titik break-even ( BEP ) .

    Sebelah kiri BEP menunjukkan daerah kerugian,sedangkan daerah sebelah

    kanan BEP menunjukkan daerah keuntungan. Model ini memiliki asumsi dasar

    bahwa biaya per unit ataupun harga jual per unit dianggap tetap/konstan., tidak

    tergantung dari jumlah unit yang terjual. Meskipun pada kenyataannya,biaya

    tetap dan biaya variable per unit tidak selamanya konstan. Misalnya, dengan

    semakin bertambahnya volume produksi maka perusahaan harus menambah

    mesin dan ruangan , sehingga jumlah biaya tetap bertambah. Atau dengan

    semakin banyaknya jumlah karyawan terampil yang direkrut dibandingkan

    dengan karyawan yang kurang terampil akan mengakibatkan rata-rata upah

    menjadi lebih besar, sehingga biaya variable per unit berubah.

    Gambar 3.1. Gambar Model BEP

    Seperti telah disebutkan, biaya variable per unit dan pendapatan per unit

    dapat berubah dengan berubahnya kapasitas produksi atau volume penjualan.

    Gambar 3.2 menunjukkan bagaimana analisis break-even digunakan dalam situasi

    seperti ini.

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 7

    Gambar 3.2. Model BEP Biaya Variable dan Pendapatan.

    3.4. Keterbatasan Analisis BEP

    Analisa BEP merupakan perhitungan statis yang berlaku pada kondisi

    tertentu dalam situasi konstan dengan pengaruh external diabaikan, walaupun

    dengan kondiri demikian analisa BEP termasuk variabel yang penting dalam

    keputusan bisnis. Beberapa keterbatasan tersebut adalah :

    a. perlu asumsi, terutama mengenai hubungan antara biaya dengan pendapatan

    b. bersifat statis, artinya analisis ini hanya digunakan pada titik tertentu, bukan

    pada suatu periode tertentu.

    c. tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir, analisis BEP hanya baik

    digunakan jika ada penentuan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan.

    d. tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik, artinya jika aliran kas

    telah ditentukan melebihi aliran kas yang harus dikeluarkan, proyek dapat

    diterima dan hal-hal lainnya dianggap sama.

    e. kurang memperhatikan resiko-resiko yang terjadi selama masa penjualan,

    misalnya kenaikan harga bahan baku.

    Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa satu kelemahan analisis BEP

    adalah karena banyaknya asumsi yang mendasari analisis ini. Akan tetapi, asumsi-

    asumsi ini memang harus dilakukan jika kita mau analisis ini dapat dilakukan

    secara tepat. Kemudian dengan asumsi-asumsi ini, analisis BEP dapat dilakukan

    secara cepat dan akurat. Hanya saja asumsi-asumsi yang dilakukan terkadang

    terlalu memaksa dan pertanggungjawabannya sering diambangkan.

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 8

    Oleh karena itu para manager menganggap bahwa asumsi ini harus tetap dilakukan

    dan ini merupakan salah satu keterbatasan analisis BEP bila kita mau

    menggunakannya.

    Adapun asumsi-asumsi dan keterbatasan analisis BEP adalah sebagai berikut :

    a. Biaya

    Dalam analisis BEP, hanya digunakan dua macam biaya, yaitu fixed cost dan

    variable cost. Oleh karena itu, kita harus memisahkan dulu komponen antara

    biaya tetap dan biaya variabel. Artinya mengelempokkan biaya tetap disatu sisi

    dan biaya variabel disisi lain. Dalam hal ini secara umum untuk memisahkan

    kedua biaya ini relatif sulit karena ada biaya yang tergolong semi variabel dan

    tetap. Untuk memisahkan biaya ini dapat dilakukan melalui dua pendekatan

    sebagai berikut :

    pendekatan analitis, yaitu kita harus meneliti setiap jenis dan unsur biaya

    yang terkandung satu per satu dari biaya yang ada beserta sifat-sifat biaya

    tersebut.

    Pendekatan historis, dalam hal ini yang harus dilakukan adalah memisahkan

    biaya tetap dan variabel berdasarkan angka-angka dan data biaya masa

    lampau.

    b. Biaya tetap (Fixed Cost)

    Biaya tetap merupakan biaya yang secara total tidak mengalami perubahan,

    walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan (dalam batas

    tertentu). Artinya kita menganggap biaya tetap konstan sampai kapasitas

    tertentu saja, biasanya kapasitas produksi yang dimiliki. Namun, untuk

    kapasitas produksi bertambah, biaya tetap juga menjadi lain. Contoh biaya

    tetap adalah seperti gaji, penyusutan aktiva tetap, bunga, sewa atau biaya

    kantor dan biaya tetap lainnya.

    c. Biaya variabel (Variable Cost)

    Biaya variable merupakan biaya yang secara total berubah-ubah sesuai dengan

    perubahan volume produksi atau penjualan. Artinya asumsi kita biaya variabel

    berubah-ubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume

    produksi atau penjualan. Dalam hal ini sulit terjadi dalam praktiknya karena

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 9

    dalam penjualan jumlah besar akan ada potongan-potongan tertentu, baik yang

    diterima maupun diberikan perusahaan . contoh biaya variabel biaya variabel

    adalah biaya bahan baku, upah buruh langsung, dan komisi penjualan biaya

    variabel lainnya.

    d. Harga Jual

    Maksudnya dalam analisis ini hanya digunakan untuk satu macam harga jual

    atau harga barang yang dijual atau diproduksi.

    e. Tidak Ada Perubahan Harga Jual

    Artinya diasumsikan harga jual per satuan tidak dapat berubah selama periode

    analisis. Hal ini bertentangan dengan kondisi yang sesungguhnya, dimana

    harga jual dalam suatu periode dapat berubah-ubah seiring dengan perubahan

    biaya-biaya lainnya yang berhubungan langsung dengan produk maupun tidak.

    Untuk melakukan analisa titik impas, harus membuat terkaan tentang

    pengeluaran dan pendapatan. Meskipun tidak memiliki bola kristal, harus

    melakukan riset serius termasuk analisa pasar untuk menentukan proyeksi

    volume penjualan dan beban yang harus antisipasi. Taruhan terbaik adalah dengan

    berinventasi dalam belajar membuat business plan sendiri, untuk belajar

    bagaimana membuat estimasi pendapatan dan biaya yang wajar.

    perhitungan dapat dilakukan ketika mempersiapkan analisa titik impas :

    Biaya tetap. (kadang-kadang disebut overhead) tidak bervariasi banyak dari

    bulan ke bulan. Mereka mencakup sewa, asuransi dan sekumpluan biaya lain.

    Juga merupakan ide yang baik untuk menambah biaya ekstra, sekitar 10%,

    dalam analisa titik impas untuk menutup biaya lain-lain untuk menutup biaya

    tak terduga.

    Pendapatan penjualan. Ini adalah total rupiah dari aktivitas penjualan yang

    bawa ke dalam bisnis setiap bulan atau setiap tahun. Untuk melakukan analisa

    titik impas yang valid, harus mendasarkan perkiraan pada volume perkiraan

    bisnis yang benar tidak pada berapa banyak yang dibutuhkan untuk

    menghasilkan keuntungan yang baik.

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 10

    Rata-rata gross profit dari setiap penjualan. Rata-rata gross profit adalah uang

    yang tersisa dari setiap rupiah penjualan setelah membayar direct cost dari

    penjualan. (Direct Cost adalah apa yang bayar untuk menyediakan produk atau

    layanan .) Sebagai contoh, jika Andi membayar rata-rata Rp 100 untuk barang-

    barang yang diperlukan untuk membuat gaun, yang dijual dengan rata-rata Rp

    300, rata-rata gross profitnya adalah Rp 200.

    Rata-rata persentase gross profit. Persentase ini memberitahukan berapa besar

    gross profit dari setiap penjualan. Untuk menghitung rata-rata persentase

    gross profit, bagi angka rata-rata gross profit oleh rata-rata harga jual. Sebagai

    contoh, jika Andi membuat rata-rata gross profit Rp 200 dari gaun yang dia

    jual untuk rata-rata Rp 300, persentase gross profitnya adalah 66,7% (Rp 200

    dibagi dengan Rp 300).

    Dengan uraian diatas dapat diketahui bahwa asumsi break even point adalah ;

    a. Biaya dan pendapatan merupakan fungsi linear.

    b. Harga jual, biaya tetap dan biaya variabel perilaku unit dapat diidentifikasi

    secara tepat.

    c. Produk yang diproduksi adalah untuk di jual.

    d. Harga jual dan biaya diketahui dengan pasti

    e. Untuk multiple produk,sales mix diketahui

    f. Konsep biaya yang dipakai adalah :

    Biaya tetap (fixed cost)

    Biaya variabel (variabel cost )

    g. Unsur-unsur dalam Analisa Break Even Point

    Dalam menganalisis Break Even Point terdapat unsur-unsur yang mendasari

    timbulnya masalah titik impas.

    Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut :

    Laba, kelebihan yang diperoleh dari jumlah penerimaan penghasilan

    dikurangi dengan jumlah biaya yang dikeluarkan atau penerimaan kotor

    perusahaan akibat dari penjualan barang-barang

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 11

    Biaya, jumlah uang yang dikeluarkan atau dapat berbentuk hutang untuk

    barang-barang atau jasa-jasa yang kesemuanya diarahkan untuk kegiatan

    operasi perusahaan

    Volume, jumlah barang yang diproduksi atau dijual pada periode tertentu

    Sebagian besar keputusan yang harus diambil oleh manajemen suatu

    perencanaan manajemen ketiga unsur diatas, sedangkan hubungan timbal

    balik antara ketiganya membentuk apa yang dinamakan dengan struktur laba

    maka manajemen dapat meramalkan akibat apa yang akan terjadi dari

    berbagai tindakan yang telah direncanakan.

    3.5. Pendekatan BEP

    Dalam perhitungan BEP ebagai alat bantu analisa dapat dilakukan pendekatan BEP

    Unit dan Rupiah, Pendekatan BEP Contribution Margin dan Pendekatan dalam

    tampilan Graphik. Bebagai pendekatan ini apabila dipersatukan dengan alat analisa

    yang lain dapat membantu dalam operasional sebuah perusahaan

    3.5.1. Pendekatan BEP Unit dan Rupiah.

    Dalam perhitungan BEP dengan pendekatan matematik dapat dilakukan

    dengan dua cara, yaitu : atas dasar unit dan atas dasar rupiah.

    Seperti pada pengertian BEP bahwa:

    Perusahaan tidak memperoleh laba atau menderita rugi

    Total penghasilan sama dengan total biaya

    Laba sama dengan nol

    Oleh kerana itu persamaannya adalah

    Bila,

    P= Harga jual per unit

    BV= Biaya variabel

    Penghasilan = Biaya

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 12

    BT= Biaya tetap total selama satahun dan

    Q= Kuantitas penjualan

    Pengahasilan adalah perkalian antara Harga jual per unit dengan Kuantitas

    Penjualan atau P.Q

    Biaya adalah Total Biaya Variabel + Biaya Tetap atau BV.Q + BT

    P.Q = BV.Q + BT

    P.Q - BV.Q = BT

    (P - BV).Q = BT

    Q = BT / (P - BV)

    Nilai Q karena pada posisi penghasilan sama dengan biaya maka dapat dikatakan Q

    merupakan jumlah dalam situasi BEP.

    Dari uraian penghasilan sama dengan biaya, maka didapatkan :

    Rumus BEP dalam unit sebagai berikut :

    BEP unit = BT/(P-BV)

    Rumus BEP dalam rupiah sebagai berikut :

    BEP Rp =BT /(1-(V/P))

    Penerapan sederhana sebagai contoh suatu bisnis untuk pemprosuk suatu produk

    membutuhkan biaya tetap Rp. 80,- dan membutuhkan biaya variable Rp. 20,- per

    unit serta produknya dijual dengan harga Rp. 30,- per unit. Dengan perhitungan

    matematis dapat kita hitung :

    BEP Unit = 80 / (30-20)

    = 8

    BEP Rupiah = 80 / (1-(20/30)

    = 80 / (1/3)

    = 240

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 13

    Dari rumus BEP unit dan BEP rupiah diatas bila kita aplikasi dengan Ms. Excel

    dapat kita lihat hasil perhitungan BEP Unit dan BEP rupiah serta tabel BEP yang

    dapat kita pakai sebagai dasar pembuatan graphik seperti pada gambar berikut :

    Gambar 3.3. Gambar Perhitungan BEP

    Metode persamaan dapat juga berbentuk sebagai berikut :

    Laba = penjualan (biaya variable + biaya tetap )

    atau dapat kita rubah menjadi persamaan berikut

    Penjualan = biaya variabel + biaya tetap + laba

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 14

    Pada titik impas, besarnya laba adalah nol. Oleh karenya, titik impas dapat dihitung

    dengan menemukan titik dimana penjualan sama dengan biaya variabel ditambah

    dengan biaya tetap.

    Maka, berdasarkan pada data contoh diatas, jika diketahui harga per-unit

    produk yang dijual dalah Rp 30,- dan jika diketahui bahwa biaya variable per unit

    produk yang dijual Rp 20,- dan fixed cost Rp 80,- sedang perusahaan ingin

    mengetahui jumlah produksi saat keuntungan Rp 0,- maka besarnya penjualan

    yang harus dicapai dapat dihitung sbb:

    Penjualan = biaya variable + biaya tetap + laba

    30Q = 20Q + 80 + 0

    30Q 20Q = 80 + 0

    10Q = 80

    Q = 80 / 10

    Q = 8 unit.

    BEP dalam unit adalah sebesar 8 unit

    Persamaan BEP dalam rupiah merupakan perkalian atara BEP dalam unit dengan

    harga per unit dan dapat dirumuskan sebagai berikut :

    BEP rupiah = BEP unit x Harga per unit

    BEP dalam rupiah dapat dihitung sebagai berikut :

    BEP rupiah = BEP unit x Harga per unit

    = 8 x Rp. 30,-

    = Rp. 240,-

    3.5.2. Pendekatan BEP Contribution Margin (CM).

    Metode kontribusi marjin pada dasarnya adalah metode singkat dari metode

    persamaan yang telah dijelaskan diatas. Pendekatan ini memusatkan ide bahwa

    setiap unit yang terjual memberikan marjin kontribusi tertentu yang dapat

    digunakan untuk menutup biaya tetap.

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 15

    Dalam pendekatan Contribution Margin (CM) dapat dipakai rumur - rumus sebagai

    berikut :

    a. Rumus CM.

    Contribustion Margin (CM) = Harga Penjualan (P) Biaya Variable (V)

    b. Rumus CMR.

    CM Ratio = CM / Penjualan per unit

    c. Rumus BEP dalam Unit.

    BEP (Unit) = Biaya Tetap / CM per unit

    b. Rumus BEP dalam Rupiah.

    BEP (Rupiah) = Biaya Tetap / CM Ratio

    Berdasarkan data contoh diatas, maka besarnya penjualan pada titik impas atau

    pulang pokok dapat dihitung sebagai berikut:

    CM per-unit = penjualan per-unit Biaya variabel per-unit

    CM per-unit = Rp 30,- Rp 20,-

    CM per-unit = Rp 10,-

    Maka unit BEP unit dapat dihitung sebagai berikut:

    BEP (Unit) = biaya tetap / CM per unit

    = 80 /10

    = 8

    BEP dapat pula dihitung dengan melihat besaran penjualan dalam satuan moneter

    tertentu (rupiah). Setelah diketahui CMR (Contribution Margin Ratio) yang

    merupakan pembagian CM Unit dengan Harga penjualan per unit, selanjutnya

    dapat dihitung BEP rupiah. Sehingga berdasar data diatas, maka penjualan pulang

    pokok pada satuan rupiah adalah:

    CM Ration = CM Unit / Harga Penjualan per unit

    = 10 / 30

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 16

    BEP (Rupiah) = Biaya Tetap / CMR

    = 80 / ( 1/3 )

    = (80 x 3) / 1

    = 240

    3.5.3. Metode Pendekatan BEP dengan Grafik

    Salah satu pendekatan penentuan titik break even adalah dengan

    menggambarkan unsur-unsur biaya dan penghasilan ke dalam suatu gambar grafik.

    Dengan menerapkan fasilitas Graphik pada Ms. Excel maka pada grafik tersebut

    nampak garis BEP, garis-garis biaya variabel, biaya tetap, total biaya, dan garis

    total penghasilan. Berikut adalah tampilan grafik BEP hasil aplikasi Ms. Excel

    terdapat perpotongan antara garis total biaya dan total penjualan terdapat satu titik

    yang disebut titik BEP. Terjemahan dari titik ini terhadap nilai sebelah kiri

    (vertikal) adalah nilai dalam rupih sedang terhadap nilai dibawah (horizontal)

    adalah nilai unit. Titik BEP ini akan bertemu juga pada satu titik dengan garis BEP.

    Gambar 3.4. Graphik BEP

    3.6. Analisa BEP Berbantuan Komputer

    Penghitunga BEP secara automatis dapat dibuat dengan berbantuan komputer

    dengan memakai Ms. Exel atau aplikasi lainnya. Aplikasi BEP dengan Ms. Excel

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 17

    pada buku ini diberi nama BEP s.1 merupakan aplikasi sederhana yang dapat

    dipraktekan dengan data sebanyak 12 dengan perhitungan BEP dan pembuatan

    graphik automatis, sebagai pengengkap juga disertakan aplikasi BEP s.2 sebagai

    penghitungan BEP sederhana untuk menghitung BEP unit dan BEP rupiah tanpa

    disertai graphik. Pada prinsipnya apabila sudah memahami rumus-rumus BEP maka

    aplikasi BEP dengan memanfaatkan Ms. Excel dapat dibuat sendiri dalam berbagai

    variasi.

    3.6.1. BEP Aplikasi Ms. Excel BEP s.1

    Aplikasi penghitungan BEP dengan bantuan komputer dapat dilakukan

    dengan memakai software Ms. Excel memanfaat fungsi matematis kali (*), bagi (/),

    kurang (-) dan tambah (+).

    Aplikasi Ms. Excel untuk penghitungan BEP unit dan BEP rupiah dapat dilakukan

    dengan membuat tabel Data BEP dan tabel Perhitungan BEP seprti tertampil pada

    gambar berikut :

    Gambar 3.5. Perhitungan BEP

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 18

    Langkah pembuatan Aplikasi BEP dengan Ms. Excel.

    a. Buat Tabel Data BEP dan isikan data untuk No. dan data Q

    b. Buat Tabel Perhitungan BEP isikan data pada BT (Biaya Tetap) di cell D3,

    pada V (Biaya Variabel / unit) di cell D4 dan pada P (Harga Jual / Unit) di

    cell D5.

    c. Pada Tabel Perhitungan BEP unit di cell D6 tulis rumus =$D$2/($D$4-$D$3)

    dengan cara letakkan kursor di cell D6 ketik = , klik pada cell D2 tekan

    tombol F4, ketik /, Klik pada cell D4 tekan tombol F4, ketik -, klik pada cell

    D3 tekan tombol F4.

    d. Pada Tabel Perhitungan BEP rupiah di cell D7 tulis rumus =$D$2/((1-

    ($D$3/$D$4))) dengan cara letakkan kursor di cell D7 ketik = , klik pada cell

    D2 tekan tombol F4, ketik /, ketik ( dua kali, ketik angka 1, ketik -, ketik (

    satu kali, Klik pada cell D3 tekan tombol F4, ketik /, klik pada cell D4 tekan

    tombol F4, Ketik ) tiga kali.

    e. Pengisian kolom BT, letakkan kursor di cell C11, ketik =, klik cell D3 tekan

    tombol F4, tekan enter, copy cell C11 ke cell C12 sampai cell C22.

    f. Pengisian kolom TBV, letakkan kursor di cell D11, ketik =, klik cell B11,

    Ketik *, Klik cell D4 tekan tombol F4, tekan enter, copy cell D11 ke cell D12

    sampai cell D22.

    g. Pengisian kolom TP, letakkan kursor di cell E11, ketik =, klik cell B11, Ketik

    *, Klik cell D5 tekan tombol F4, tekan enter, copy cell E11 ke cell E12

    sampai cell E22.

    h. Pengisian kolom TB, letakkan kursor di cell F11, ketik =, klik cell C11, Ketik

    +, Klik cell D11, tekan enter, copy cell F11 ke cell F12 sampai cell F22.

    i. Pengisian kolom BEP-U, letakkan kursor di cell G11, ketik =, klik cell D6

    tekan tombol F4, tekan enter, copy cell G11 ke cell G12 sampai cell G22

    j. Pengisian kolom BEP-R, letakkan kursor di cell H11, ketik =, klik cell D7

    tekan tombol F4, tekan enter, copy cell H11 ke cell H12 sampai cell H22

    k. Pengisian kolom Laba, letakkan kursor di cell I11, ketik =, klik cell E11,

    Ketik -, Klik cell F11, tekan enter, copy cell I11 ke cell I12 sampai cell I22.

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 19

    Dengan langkah a s.d. k maka pembuatan aplikasi BEP dengan Ms Excel telah

    selesai

    3.6.2. Graphik Aplikasi Ms. Excel BEP s.1

    Pembuatan graphik pada aplikasi BEP dengan software Ms Excel sumber

    datanya adalah dari Tabel data BEP dan hasil perhitungan BEP dalam jumlah unit

    maupun dalam jumlah rupiah.

    Tampilan graphik dari data tabel BEP dan hasil perhitungan BEP pada perhitungan

    diatas dapat tersaji dalam gambar berikut :

    Gambar 3.5. Graphik BEP

    Langkah langkah cara pembuatan graphik BEP dengan Ms. Excel Aplikasi BEP

    s.1 adalah sebagai berikut :

    a. Klik worksheet baru, edit nama worksheet dengan cara klik nama work sheet

    dibagian bawah, tekan tombol secondary button mouse sebelah kanan, klik

    rename, ketik Graphik BEP.

    b. Letakkan kursor di cell B3

    c. Klik menu Insert, Klik All Chard Type, pada jendela Insert Chard klik line,

    Klik Line with marker, Klik Oke.

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 20

    d. Klik Chart area di worksheet, Klik select data, pada jendela select data source

    Klik Add, Klik pada Series name, Klik worksheet Data BEP, Klik pada judul

    kolom BT di cell C10, Klik pada series value hapus seluruh karakter (tulisan),

    ketik =, Klik worksheet Data BEP, Klik Cell C11 dan blok sampai C22, Klik

    OK

    e. Masih di jendela select data source, Klik Add, Klik pada Series name, Klik

    worksheet Data BEP, Klik pada judul kolom TBV di cell D10, Klik pada series

    value hapus seluruh karakter (tulisan), ketik =, Klik worksheet Data BEP, Klik

    Cell D11 dan blok sampai D22, Klik OK

    f. Masih di jendela select data source, Klik Add, Klik pada Series name, Klik

    worksheet Data BEP, Klik pada judul kolom TP di cell E10, Klik pada series

    value hapus seluruh karakter (tulisan), ketik =, Klik worksheet Data BEP, Klik

    Cell E11 dan blok sampai E22, Klik OK

    g. Masih di jendela select data source, Klik Add, Klik pada Series name, Klik

    worksheet Data BEP, Klik pada judul kolom TB di cell F10, Klik pada series

    value hapus seluruh karakter (tulisan), ketik =, Klik worksheet Data BEP, Klik

    Cell F11 dan blok sampai F22, Klik OK

    h. Masih di jendela select data source, Klik Add, Klik pada Series name, Klik

    worksheet Data BEP, Klik pada judul kolom BEP-R di cell H10, Klik pada

    series value hapus seluruh karakter (tulisan), ketik =, Klik worksheet Data

    BEP, Klik Cell H11 dan blok sampai H22, Klik OK

    i. Cara memberi grid vertikal dengan merubah chart type, Klik chart area, Klik

    bar more pada bar chart layouts, klik layout 7.

    j. Merubah valaue vertikal axis, double pada angka vertikal axis, tekan scondary

    button mouse sebelah kanan, klik format axis, pada jendela format axis klik

    pada fixed maximum ganti angka menjadi 360, klik pada fixed major units

    rubah dengan angka 20, klik OK

    k. Merubah vertikal title axis, double pada title axis, tekan scondary button mouse

    sebelah kanan, klik edit text, hapus tex dan ketik title baru Rupiah, klik

    sembarang tempat. Lakukan langkah yang sama untuk merubah horizantal title

    axis dengan kata Jumlah.

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 21

    l. Cara memberi judul graphik, klik menu layout, klik bar chart title, pilih dan

    klik Bar above chart, rubah title chart dengan cara klik kotak title carat dan

    rubah denagan kat Graphik BEP.

    m. Cara memberi label BEP, double klik salah satu titik garis BEP, klik scondary

    button mouse, pilih dan klik add data label.

    n. Cara merubah data label menjadi label BEP, klik pada nilai data label, klik

    scondary button pada mouse, Klik format data label, pada jendela format data

    label beri tanda check pada label contains hanya pada series name, Klik Close

    Dengan langkah dari a s.d. n diatas maka dapat dibuat graphik BEP

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 22

    3.7. Soal Praktek BEP

    Soal 1

    PT Semarang mempunyai biaya tetap sebesar Rp. 1.000.000 pada periode ini. Biaya

    tenaga kerja langsung sebesar Rp. 1.500 per unit dan biaya material sebesar Rp. 500

    per unit. Harga jual produk Rp. 4.000 per unit. Tentukan :

    a. BEP.

    b. Apabila keuntungan ditargetkan sebesar Rp. 560.000, berapa unit produk yang

    harus terjual ?

    c. Apabila dari hasil keuntungan dikenakan pajak sebesar 30 %, berapa unit yang

    harus terjual agar keuntungan tetap sebesar Rp. 560.000 ?

    d. Buat Graphik dengan Ms. Excel

    Soal 2

    Sebuah perusahaan menjual produk jadi dengan harga Rp. 100.000,- per unit

    dengan biaya tetap rata-rata sebesar Rp. 25.000.000,- per bulan. Pada penjualan

    (omset) sebesar Rp. 100.000.000,- per bulan ternyata mengalami Break Even Point.

    Pertanyaan :

    a. Berapa Harga Pokok penjualan (Average variabel Cost) per unitnya ?

    b. Berapa minimal omset dan jumlah minimal produk yang dijual perbulan ?

    c. Berapa labanya apabila dijual sebanyak 2.000 per bulannya ?

    d. Berapa labanya apabila omset (total revenue) sebesar Rp. 2.000.000.000 per

    tahun.

    e. Hitung dan buat graphik dengan Ms Excel

    f. Hitung dan buat graphik dengan Aplikasi BEP s.1

    Soal 3

    Perusahaan ABC memproduksi barang yang terbuat dari karet, yang memiliki

    struktur biaya,sebagai berikut.

    Biaya tetap Rp. 30.000.000 per tahun

    Biaya variable Rp. 15.000 per unit

    Harga jual Rp. 30.000 per unit

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 23

    a. Tentukan titik berak-even,dalam unit atau pun rupiah.

    b. Jika penjualan sekarang 1.500 unit,tentukan berapa keuntungan atau kerugian

    yang diperoleh.

    c. Jika penjualan sekarang mencapai Rp. 75.000.000,hitung keuntungan atau

    kerugiannya.

    d. Buat graphik BEP dengan Ms. Excel

    Soal 4

    Perencanaan laba dan kegiatan operasi lainnya dari PT Arema tahun 2011 yang

    bergerak dibidang alat alat rumah tangga yang telah dapat memproduksi sebanyak

    12.000 unit , dengan biaya produksi per unit terdiri dari: Bahan baku Rp. 4,50,

    Tenaga kerja langsung Rp. 2 , Overhead tetap sebesar Rp. 2 dan Overhead variabel

    Rp. 5 . Selama tahun 2011 direncanakan biaya untuk pemasaran dan administrasi

    umum total biaya tetap Rp.36.000 dan total biaya variabel Rp. 30..000.- Harga jual

    barang dipasar reguler Rp. 22/unit dan Tax rate ditetapkan 50%.

    Diminta :

    a. Hitunglah BEP berdasarkan unit dan dalam rupiah dengan menggunakan margin

    konstribusi dan rasio margin konstribusi.

    b. Bila target profit( laba ) yang diharapkan sebesar Rp. 15.000, hitunglah jumlah

    penjualan dalam unit dan rupiah.

    c. Sehubungan dengan pertanyaan butir b diatas, dengan memperhitungkan tax

    rate ssebesar 50% hitunglah jumlah penjualan dalam unit dan rupiah.

    d. Buat graphik dengan Ms. Excel

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 24

    DAFTAR PUSTAKA

    Adam Jr., Everett E., dan Ronald J. Ebert. 1989. Production and Operations

    Management. 4th ed. Englewood Cliffs, NJ: Prentce Hall.

    Amirullah, haris Budiyono, 2004. Pengantar Manajemen; Graha Ilmu, Yogyakarta

    Amrine, Harold T., J. A. Ritckey, dan O. S. Hulley. 1982. Manufacturing

    Organization and Management. 3rd ed. New Delhi: Prentice Hall of India.

    Assauri Sofyan. 1980, Management Produksi, Lembaga Penerbit FEUI

    Browne, Jimmie, John Harhen, dan James Shivnan. 1988. Production Management

    Systems: A CIM Perspective. Addison-Wesley Publishing Company.

    Buchari Zainun, Organisasi Dan Manajemen, Balai Aksara

    Buffa, Elwood S. 1991. Manajemen Produksi/Operasi. Edisi ke-7. Jakarta: Penerbit

    Erlangga.

    Dilworth, James B. 1992. Operations Management: Design, Planning, and Control

    for Manufacturing and Services. McGraw Hill.

    Fogarty, Hoffmann, dan Stonebroker. 1989. Production and Operations management.

    South-Western Publishing.

    Griffin, Alih bahasa Gina Gania MBA, 2002, Manajemn Jilid I; Erlangga, Jakarta

    Heizer, Jay, dan Barry Render. 1993. Production and Operations Management. 3rd

    ed. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

    John R Schermerhorn Jr, 1998, Manajemen, Jilid I dan II, Edisi Bahasa Indonesia,

    Andi, Yogyakarta

    Manullang, 1971, Dasar-Dasar Manajemen, CV Amanlaham, Medan

    Murdifin Haming dan Mahfud Nurjamuddin. 2011, Manajemen Produksi Modern,

    Bumi Aksara edisi kedua

    P Siagian Sondang, 1999, Teori dan Praktek kepemimpinan; Rineka cipta, Jakarta

    Robert J Mockler, 1972, Management Control Proces, Prentice Hall, Engelwood

    Cliffs

    Robins and Coulter, 1996, management 5 ed Prentice Hall, Inc

  • Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 25

    Schroeder, Roger G. 1994. Manajemen Operasi, Pengambilan Keputusan dalam

    Fungsi Operasi. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga.

    Stevenson, William J. 1990. Production/Operations Management. 3rd ed. Homewood,

    Stoner James AF, Alihbahasa Gunawan Hutauruk MBA, 1986, Manajemn Jilid I;

    Erlangga, Jakarta

    Stoner James F, Freeman, Edward R and Gilbert, Daniel R, 1995, Management 6

    ed, Prentice Hall, Inc,

    Sutarto, 1978, Dasar-Dasar Organisasi; Gadjah Mada Press, Yogyakarta

    T Hani Handoko. 1986, Manajemen, BPFE, Yogyakarta

    T Hani Handoko. 1999, Dasar Dasr Manajemn Produksi dan Operasi, BPFE-

    Jogyakarta cetakan keduabelas

    Wild, R. 1983. Production and Operations management: Principle and Techniques.

    3rd ed. EK: Holt Rinehart and Winston.