38
METODE PROYEKSI Oleh: Hesti Daryadi NIM. 1507727 S2 Administrasi Pendidikan P2TK 2015

Metode Proyeksi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Metode Proyeksi dalam Perencanaan Pendidikan

Citation preview

Page 1: Metode Proyeksi

METODE PROYEKSI

Oleh:

Hesti DaryadiNIM. 1507727

S2 Administrasi Pendidikan P2TK 2015

Page 2: Metode Proyeksi

METODE PROYEKSI

METODE PERENCANAAN

PENDIDIKAN

Page 3: Metode Proyeksi

Pengertian PerencanaanUNESCO (Modul 1: Educational Planning: approaches, challenges and international)

Planning is the intellectual anticipation of possible future situations, the selection of desirable situations to be achieved (objectives) and the determination of relevant actions that need to be taken in order to reach those objectives at a reasonable cost.

In other words, planning implies thinking about the future and trying to assume control over future events by organizing and managing resources so that they cater to the successful completion of the objectives set forth.

Page 4: Metode Proyeksi

•Perencanaan adalah antisipasi intelektual terhadap kemungkinan yang terjadi di masa depan, pemilihan situasi yang diinginkan untuk dicapai (tujuan) dan penentuan tindakan yang relevan yang perlu diambil untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan biaya yang wajar.

•Dengan kata lain, perencanaan berarti berpikir tentang masa depan dan mencoba untuk mengambil kendali atas peristiwa masa depan dengan mengorganisir dan mengelola sumber daya sehingga mereka berhasil memenuhi (menyelesaikan)

Page 5: Metode Proyeksi

H. Maman, Iwan Ruswanda, dan Lalu Mabrur (2014)Perencanaan pendidikan pada hakikatnya adalah proses pemilihan yang sistematis, analisis yang rasional mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa pelaksananya dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan lebih efektif dan efisien, sehingga proses pendidikan itu dapat memenuhi tuntutan / kebutuhan masyarakat.

Pengertian perencanaan pendidikan

Page 6: Metode Proyeksi

Pengertian Metode Perencanaan

•Cara/langkah atau strategi yang ditempuh dalam penyusunan sebuah perencanaan

•Metode dalam lingkup pendidikan diartikan sebagai cara yang ditempuh dalam menyusun rencana pendidikan secara umum

Page 7: Metode Proyeksi

Metode Perencanaan PendidikanBeberapa metode perencanaan yang digunakan secara umum dalam perencanaan pendidikan oleh Augus W. Smith (1982), antara lain:

1. Metode mean-ways and analysis (analisis mengenai alat – cara – tujuan).

2. Metode input-output analysis (analisis masukan dan keluaran).

3. Metode econometric analysis (analisis ekonometrik).4. Metode Cause – effect diagram (diagram sebab

akibat).5. Metode Delphi.6. Metode Heuristik.7. Metode Analisis Siklus Kehidupan (life – cycle

analysis).8. Metode Value Added Analysis.9. Metode Proyeksi (Husaini Usman:2014)

Page 8: Metode Proyeksi

Metode ini digunakan untuk meneliti sumber sumberdan alternatif untuk mencapai tujuan tertentu. Tiga hal yang perlu dianalisis dalam metode ini, yaitu • means yang berkaitan dengan sumber-sumber

yang diperlukan, • ways yang berhubungan dengan cara dan

aternatif tindakan yang dirumuskan dan bakal dipilih

• ends yang berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai.

1. Metode mean-ways and analysis (analisis mengenai alat – cara – tujuan).

Page 9: Metode Proyeksi

Metode ini dilakukan dengan mengadakan pengkajian terhadap interelasi dan interpendensi berbagai komponen masukan dan keluaran dari suatu sistem. Sebagai penyusun perencanaan pendidikan yang menggunakan metode ini, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:

1. Melakukan analisis tentang faktor-faktor input pendidikan.

2. Melakukan analisis tentang proses layanan pendidikan.

3. Melakukan analisis output pendidikan.

2. Metode input-output analysis (analisis masukan dan keluaran).

Page 10: Metode Proyeksi

Metode ini menggunakan data empirik, teori ekonomi dan statistika dalam mengukur perubahan dalam kaitan dengan ekonomi. Sebagai penyusun perencanaan pendidikan yang menggunakan metode ini, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:

1. Melakukan analisis secara empirik atau kuantitatif tentang sumber daya dan sumber dana yang dimiliki oleh lembaga.

2. Melakukan analisis  tentang peluang output dari layanan pendidikan yang dapat terserap oleh dunia usaha atau industri.

3. Metode econometric analysis (analisis ekonometrik)

Page 11: Metode Proyeksi

Metode ini digunkan dalam perencanaan dengan menggunakansikuenhipotetik untuk memperoleh gambaran tentang masa depan, metode ini sangat cocok untuk perencanaan yang bersifat strategik. Sebagai penyusun perencanaan pendidikan yang menggunakan metode ini, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:

1. Melakukan analisis beragam problem atau beragam tantangan yang akan dihadapi oleh dunia pendidikan di masa yang akan datang.

2. Melakukan analisis tindakan atau langkah-langkah yang tepat

4. Metode Cause – effect diagram (diagram sebab akibat)

Page 12: Metode Proyeksi

• Metode ini bertujuan untuk menentukan sejumlah alternatif program, mengeksplorasi asumsi-asumsi atau fakta yang melandasi“judgment” tertentu dengan mencari informasi yang dibutuhkan untuk mencapai suatu konsesus.

• Metode ini digunakan untuk menghimpun keputusan-keputusan tertulis yang diajukan calon pesdik atau para pakar yang tempat tinggalnya tersebar dan mereka tidak dapat berkumpul atau bertatap muka dalam menentukan keputusan.

5. Metode Delphi

Page 13: Metode Proyeksi

Metode ini dirancang untuk mengeksplorasi isu-isu dan untuk mengakomodasi pandangan-pandangan yang bertentangan atau ketidak pastian. Metode ini didasarkan atas seperangkat prinsip dan prosedur yang mensistemastikan langkah-langkah dalam usaha pemecahan masalah.

6. Metode Heuristik

Page 14: Metode Proyeksi

Metode ini digunakan terutama dalam mengalokasikan sumber-sumber dengan memperhatikan siklus kehidupan mengenai produksi, proyek, program, dan aktivitas. , langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ini adalah:

1. fase konseptualisasi.

2. fase spesifikasi.

3. fase pengembangan prototipe.

4. fase pengujian dan evaluasi.

5. fase operasi.

6. fase produksi.

7. Metode Analisis Siklus Kehidupan (life – cycle analysis)

Page 15: Metode Proyeksi

Metode ini digunakan untuk mengukur keberhasilan peningkatan produksi atau pelayanan. Dengan demikian, kita dapat mendapatkan gambaran singkat tentang konstribusi dari aspek tertentu terhadap aspek lainnya.

8. Metode Value Added Analysis

Page 16: Metode Proyeksi

Metode ini paling banyak dipakai dalam perencanaan pendidikan di tingkat mikro (lembaga satuan pendidikan). Perencanaan pendidikan yang menggunakan metode proyeksi, akan menghasilkan cara (metode) pemecahan masalah penduduk lima tahunan, data persekolahan, proyeksi penduduk usia sekolah, proyeksi siswa, proyeksi ruang kelas, dan proyeksi kebutuhan guru. Dalam metode ini paling tidak ada tiga metode proyeksi, yaitu:

1. Angka pertumbuhan siswa.

2. Kohort siwa.

3. Arus siswa.

9. Metode Proyeksi

Page 17: Metode Proyeksi

1. Angka Pertumbuhan SiswaAngka pertumbuhan siswa (APn) ialah kenaikan siswa setiap tahunnya. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Keterangan:Apn = Angka Pertumbuhan Siswa tahun 2Sn-1 = Siswa Tahun n-1Sn-2 = Siswa Tahun n-2

Page 18: Metode Proyeksi

2. Kohort SiswaKohort ialah suatu angkatan siswa yang masuk kelas 1 sampai tamat sekolah. Dengan kohort ini kita bisa melihat perkembangan jumlah siswa dari semenjak masuk kelas 1 hingga lulus ujian kelas terakhir.

Page 19: Metode Proyeksi

Contoh Kohort Siswa SD Berdasarkan TingkatContoh

Page 20: Metode Proyeksi

3. Arus SiswaMetode proyeksi dengan arus siswa menggambarkan hasil proyeksi tiga arus siswa yaitu angka mengulang, angka naik kelas, dan angka putus sekolah dari setap angkatan/tingkat.

Page 21: Metode Proyeksi

Contoh Arus Siswa SDContoh

Page 22: Metode Proyeksi

Hasil metode proyeksi

1• Pemecahan Penduduk Usia Lima Tahunan Menjadi

Tahunan

2• Proyeksi penduduk dan penduduk usia sekolah

3• Proyeksi kebutuhan ruang kelas

4• Proyeksi Kebutuhan Guru

Page 23: Metode Proyeksi

Pemecahan Penduduk Usia Lima Tahunan Menjadi Tahunan

Metode ini diperlukan karena dalam dunia pendidikan proyeksi jenjang usia berbeda dengan yang disusun oleh BPS (Badan Pusat Statistik), data pada BPS menggunakan interval 0 – 4 tahun, 5 – 9 tahun, 10 – 14 tahu, 15 – 19 tahun, 20 – 24 tahun, dan seterusnya. Sedangkan usia untuk perencanaan pendidikan menggunakan interval 7 – 12 tahun (SD), 13 – 15 tahun (SMP), 16 – 18 tahun (SMA), dan 19 – 24 tahun (PT).

Page 24: Metode Proyeksi

Proyeksi penduduk dan penduduk usia sekolah

Proyeksi ini dilakukan BPS dengan menggunakan dua pola, yaitu :1. Metode componen berdasarkan asumís kecenderungan

fertilitas, mortalitas, dan perpindahan penduduk antarpropinsi

2. Angka pertumbuhan, angka pertumbuhan dapat dihitung minimal untuk dua tahun berurutan. Untuk menghitung angka pertumbuhan, maka diperlukan data penduduk minimal dua tahun, semakin banyak data penduduk semakin teliti proyeksi yang dihasilkan.

Page 25: Metode Proyeksi

Proyeksi kebutuhan ruang kelas

Perhitungan tahap pertama yaitu kebutuhan jumlah ruang seluruhnya dapat digunankan dengan rumus:

BRKt = PSt / (S/K)t x (K/RK)t – (RKLt-1 + RKSt-1)

Keterangan:BRKt               = jumlah kebutuhan ruang kelas seluruhnya pada tahun tPSt                   = proyeksi jumlah siswa pada tahun t(S/K)t              = rasio siswa per kelas tahun t(K/RK)t           = rasio kelas per ruang kelas tahun tRKLt-1            = jumlah ruang kelas lama yang sudah adaRKSt-1            = jumlah ruang kls yang sedang dibangun / belum digunakan

Page 26: Metode Proyeksi

Contoh Soal Kebutuhan Ruang Kelas Diketahui:Proyeksi Siswa SD = 300Rasio Siswa Per kelas = 30Rasio kelas per ruang kelas = 1Jumlah Ruang Kelas = 9Hitunglah: Kebutuhan Ruang Kelas

Perhitungan : BRK SD = 1

Jadi kebutuhan akan ruang kelas adalah 1 ruang

Page 27: Metode Proyeksi

Proyeksi Kebutuhan GuruKebutuhan guru SD ada lima jenis, yaitu kepala sekolah, guru kelas, guru penjas, guru agama, dan guru bimbingan penyuluhan.

Kebutuhan guru kelas untuk SD sama dengan jumlah kelas, tetapi jika guru kelas I merangkap guru kelas II, maka dapat dihitung dengan rumus :

KGK = JKt – JKIIt – JG

Keterangan :KGK = kebutuhan guru kelasJKt      = jumlah kelas pada tahun tJKIIt    = jumlah kelas II pada tahun tJG       = jumlah guru seluruhnya

Page 28: Metode Proyeksi

Contoh Soal Kebutuhan Guru

• Diketahui:

• Jumlah Kelas SD = 11

• Terdiri dari Kelas 1 = 1, Kelas 2 = 2, Kelas 3 = 2, Kelas 4 = 2, Kelas 5 = 2 dan Kelas 6 = 2

• Jumlah Guru Kelas SD = 8

• Hitunglah: Kebutuhan Guru

• Perhitungan : KGK = 11 – 2 – 8 = 1

• Jadi kebutuhan akan Guru Kelas adalah 1 orang

Page 29: Metode Proyeksi

Kegunaan metode proyeksi1

• Memprediksi Rasio Siswa per guru

2• Memprediksi Rasio Siswa per kelas

3• Memprediksi Rasio Kelas per guru

4• Menghitung Angka Partisipasi Kasar (APK)

5• Menghitung Angka Partisipasi Murni (APM)

6• Menghitung Angka transisi dari semua jenjang baik jalur sekolah maupun luar sekolah

7• Menghitung Jumlah lulusan SMA/SMK yang diterima di PTN/PTS dan jumlah

mahasiswa baru yang diterima di PTN/PTS

8• Menghitung Jumlah lulusan SMA/SMK yang diterima di dunia kerja

Page 30: Metode Proyeksi

•Memprediksi Rasio Siswa per guru

RS/G =  Jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentuJumlah guru pada jenjang pendidikan tertentu

Semakin tinggi rasio berarti semakin banyak siswa yang dilayani guru atau jumlah guru semakin kurang

Page 31: Metode Proyeksi

•Memprediksi Rasio Siswa per kelas

RS/K   = Jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentuJumlah kelas pada jenjang pendidikan tertentu

Semakin tinggi rasio berarti semakin padat siswa di kelas atau semakin kekurangan jumlah kelas

Page 32: Metode Proyeksi

• Memprediksi Rasio Kelas per guru

RK/G   = Jumlah kelas pada jenjang pendidikan tertentuJumlah guru pada jenjang pendidikan tertentu

Semakin tinggi rasio berarti semakin kurang guru dibandingkan jumlah kelas.

Page 33: Metode Proyeksi

•Menghitung Angka Partisipasi Kasar (APK)

APK = Jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentu  x 100%Jumlah penduduk kelompok usia tertentu

Semakin tinggi APK berarti semakin banyak anak usia sekolah yang sekolah di jenjang pendidikan tertentu.

Page 34: Metode Proyeksi

•Menghitung Angka Partisipasi Murni (APM)

APM = Jumlah siswa kelompok usia sekolah jenjang tertentu X 100%Jumlah penduduk usia tertentu

Semakin tinggi APM berarti semakin banyak usia sekolah yang sekolah di suatu daerah tertentu.

Page 35: Metode Proyeksi

•Menghitung Angka transisi dari semua jenjang baik jalur sekolah maupun luar sekolah

PAT = Jumlah sekolah jenjang pendidikan tertentuJumlah sekolah jenjang yang lebih tinggi

Semakin tinggi nilai angka transisi semakin besar kesenjangan antara sekolah tertentu dengan jenjang sekolah yang lebih tinggi.

Page 36: Metode Proyeksi

•Menghitung Jumlah lulusan SMA/SMK yang diterima di PTN/PTS dan jumlah mahasiswa baru yang diterima di PTN/PTS

Angka melanjutkan = Jumlah mahasiswa baru di jenjang PT tertentu tahun t  x 100 %Jumlah lulusan SMA/SMK tahun t

Semakin tinggi nilai angkanya maka semakin baik, idealnya 100%.

Page 37: Metode Proyeksi

•Menghitung Jumlah lulusan SMA/SMK yang diterima di dunia kerja

Jumlah lulusan SMA/SMK yang diterima kerja x 100 %Jumlah lulusan seluruhnya

Semakin tinggi nilai hasilnya maka semaikin baik, ideal angkanya 100%.

Page 38: Metode Proyeksi

Sekian & Terima Kasih