Upload
alim-sumarno
View
36
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : Mita Agustina, Nurul Khotimah,
Citation preview
1
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN
MEDIA PLAYDOUGH DI PLAY GROUP
Mita Agustina
Nurul Khotimah
PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Jalan Teratai 4 Surabaya 60136.([email protected])([email protected])
Abstract : This study uses a class action research. This study was to determine the increase in the
fine motor skills of children through Playdough media.Subjects were children in Play Group
Annashiriyah. The results showed an increase in the fine motor skills of 75% based on the
evaluation of the results of the first cycle and cycle II .
Keywords: fine motoric skills, Media Playdough
Abstrak: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik halusanak dengan media Playdough. Subjek
penelitian adalah anak Play Group Annashiriya. Hasil penelitian menujukkan adanya peningkatan
kemampuan motorik halus75% berdasarkan evaluasi hasil dari siklus I dan siklus II.
Kata kunci :Motorik halus,Media Playdough
Salah satu amanat luhur yang tercantum dal-
am UUD 45 adalah, Mencerdaskan Kehid- upan Bangsa. Setiap manusia memiliki pote-nsi/ bakat kecerdasan, tanggung jawab pendi-
dik untuk memupuk dan mengembangkan
secara sistematis dalam bentuk pendidikan.
Pendidikan anak usia dini merupakan ben-
tuk pendidikan dalam kehidupan seorang anak
dan merupakan aset dan investasi masa depan
suatu bangsa. Pendidikan anak usia dini perlu
mendapat perhatian yang sangat serius dari
semua pihak baik pemerintah, masyarakat dan
pihak-pihak lain yang terkait dan memiliki
perhatian terhadap pengembangan sumber
daya manusia dimasa yang akan datang.
Anak usia dini khususnya anak usia 3-4
tahun adalah anak-anak yang memiliki karakt-
eristik spontan, memiliki rasa ingin tahu yang
sangat besar, yang mempunyai sifat egose-
ntris dan senang bertualang dengan mengek-
splorasi lingkungan sekitarnya. Karakteristik
seperti ini perlu di pahami oleh pendidik
(Guru, pengasuh, dan orang tua) agar mampu
memfasilitasi anak dengan menyediakan ling-
kungan belajar yang sesuai dan dapat meng-
embangkan potensi dan aspek perkembangan
anak secara optimal.
Lingkungan belajar yang memilih kualitas
yang tinggi dengan mudah dapat menum-
buhkan minat anak untuk membuat anak men-
getahui apa dan bagaimana lingkungan belajar
tersebut. Rangsangan-rangsangan belajar per-
lu ditentukan oleh pendidik kepada anak mel-
alui berbagai alat indra mendengar, melihat,
berbicara, merasa, mencium. Hal ini sangat
penting di lakukan pada anak usia dini karna
kemampuan berfikir mereka dalam memper-
sepsikan sesuatu masih bersifat konkret. Oleh
karenannya pendidik harus menyediakan
lingkungan belajar yang dapat merangsang
seluruh indra anak. Semakin tepat lingkungan
belajar yang diciptakan dan dipersiapkan guru
dengan kemampuan multisensory anak maka
lingkungan belajar tersebut semakin
memberikan rangsangan bagi perkembangan
dan kemampuan belajar anak.
PTK ini disimpulkan bahwa untuk
mencapai generasi yang cerdas dan
berkualitas, oleh karenanya pendidikan harus
dilakukan sejak dini salah satunya adalah
dengan menyelenggarakan lembaga
pendidikan anak usia dini (PAUD ).
Pada pengamatan kami anak didik di Play
Group Annashiriyah Kecamatan Jogoroto
2
Kabupaten Jombang Jawa Timur, tahun ajaran
2014/2015. Kemampuan motorik halus
anakbelum berkembang dengan baik. Hal ini
dapat terlihat ketika anak melakukan kegiatan
melempar dan menangkap bola, terlihat anak
belum bias melempar dan menangkap bola
dengan baik.
Upaya telah dilakukan guru dalam
mengasah kemampuan motorik halus anak
seperti mencocok, menempel dan lain-lain.
Akan tetapi dengan kegiatan mencocok anak
merasa cepat lelah sehingga tidak
menyelesaikan tugas dengan baik. Adapun
peneliti memberikan tugas menempel tetapi
anak cenderung tidak sabaran.
Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah; bagaimana media playdough dapat meningkatkan kemampuan
motorik halus pada anak Play Group
Annashiriyah
Perkembangan motorik adalah
perkembangan jasmaniah melalui kegiatan
pusat saraf, urat saraf, dan otot yang
terkoordinasi. Gerak tersebut berasal dari
perkembangan refleks dan kegiatan yang telah
ada sejak lahir. Dengan demikian, sebelum
perkembangan gerak motorik ini mulai
berproses, maka anak akan tetap tak berdaya.
Menurut Berk dalam (suyadi, 2010:67-68)
menjelaskan bahwa perkembangan motorik
pada anak usia dini dengan melakukan
pengamatan terhadap anak-anak yang sedang
bermain di halaman sekolah atau pusat-pusat
permainan edukatif lainnya. Hasil pengamatan
menunjukan bahwa ketika anak-anak bermain,
akan muncul adanya keterampilan motorik
baru yang masing-masing membentuk pola
kehidupannya.
Kemampuan motorik halus adalah
kemampuan yang berhubungan dengan
keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil
dan koordinasi mata dan tangan. Saraf motorik
halus ini dapat dilatih dan dikembangkan
melalui kegiatan dan rangsangan Seperti,
bermain puzzle, menyusun balok, memasukan
benda ke dalam lubang sesuai bentuknya,
membuat garis, melipat kertas, meremas dan
sebagainya.
Menurut Gerlach dan Ely (1971) dalam
(Arsyad tentang media pembelajaran 2002:3),
menyatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks, dan
lingkungan sekolah merupakan media. Secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses
belajar mengajar cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis, photografis, atau elektronis
untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal.
Menurut Einon tentang Permainan Cerdas
untuk Anak usia 2-6 tahun (2005), Playdough
adalah bahan yang sangat cocok untuk anak-
anak kecil. Cukup lembut untuk diremas,
namun cukup elastis untuk dibuat sebuah
bentuk. Ini adalah cara yang paling sederhana
untuk membuat tiga dimensi. Kegiatan ini
akan mengajarkan anak-anak bahwa mereka
dapat membuat sesuatu, meningkatkan
pengendalian jari tangan, dan koordinasi
tangan dan mata. Selain itu, kegiatan ini
membuat mereka mampu mengekspresikan
diri melalui kesenian.
METODE
Penelitian ini menggunakan jenis PTK
(penelitian tindakan kelas) PTK menurut
Aqib, (2009:13) merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan,
dan terjadi dalam sebuah kelas. Penelitian
Tindakan Kelas yaitu penelitian yang
dilakukan oleh guru didalam kelasnya melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru.
Penelitian Tindakan Kelas adalah pencermatan
yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan
untuk memperbaiki profesinya sebagai guru
sehingga hasil belajar peserta didik terus
meningkat (Suyadi, 2012:22-23).
Metode observasi ini juga dapat
digunakan untuk mengukur atau menilai hasil
pembelajaran motorik halus sekaligus proses
3
p-embelajaran motorik halus yang diadakan
dise-kolah ( Decraprio, 2013: 70).
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
secara garis besar dilaksanakan dalam empat
tahapan yang lazim dilalui, yaitu(1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan,
dan (4) refleksi (Arikunto,2010:137).
Hubungan antara keempat komponen tersebut
menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan
berulang. Siklus inilah yang sebetulnya menjadi salah satu ciri utama dari penelitian
tindakan kelas. Dengan demikian, penelitian
tindakan kelas tidak terbatas dalam satu kali
intervensi saja, tetapi berulang hingga
mencapai ketuntasan yang diharapkan
(Arikunto, 2010).
Lokasi penelitian ini bertempat diPlay
Group Annashiriyah Kecamatan Jogoroto,
Kabupaten Jombang. Subjek penelitian adalah
anak Play Group Annashiriyah yang berjumlah
16 anak tahun pelajaran 2014/2015. Lokasi ini
dipilih berdasarkan tempat mengajar peneliti
dengan alasan utama untuk menghemat waktu
dan pembiayaan.
Data pada penelitian ini berupa
dokumentasi dan observasi. Instrumen yang
digunakan adalah aktivitas guru,aktivitas
anakdan instrumenkemampuan motorik halus.
Observasidilakukan selama kegiatan
berlangsung. Pada penelitian ini, pengamatan
pada saat pembelajaran berlangsung dilakukan
berdasarkan lembar observasi. Penelitian ini
dibantu dengan teman sejawat.Catatan
lapangan merupakan catatan tertulis tentang
apa yang didengar, dilihat, dan dialami, dalam
rangka pengumpulan data dan refleksi
terhadap data. Catatan lapangan ini berisi hasil
pengamatan yang diperoleh peneliti selama
pemberian tindakan berlangsung. Dalam
penelitian ini, untuk mengukur kemampuan
motorik halusdilakukan melalui kegiatan
Playdough. Dalam penelitian yang
dilaksanakan, selaindata berupa catatan tertulis
juga dilakukan pendokumentasian berupa foto.
Foto ini dapat dijadikan sebagai bukti otentik
bahwa pembelajaran benar-benar berlangsung.
Teknik Analisis data menggunakan data
statistik deskriptif. Analisis data merupakan
us-aha memilih, memilah, membuang
danmengg-olongkan data. Tehnik analisis data
berlangsung dari awal penelitian yaitu mulai
dari pengamatan, perencanaan, tindakan,
pelaksanan tindakan, sampai refleksi terhadap
tindakan. Beberapa data yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah data hasil observasi
aktivitas guru dan aktivitas anak terhadap
penerapankegiatan meremas. Data yang sudah
terkumpul kemudian dianalisis. Alat yang
digunakan untuk mengobservasi aktivitas guru
dan aktivitas anak berupa skor.
Penelitian dikatakan berhasil apabila 75% dari
jumlah anak mendapat nilai 3 atau 4 (* 3 atau
* 4) dari kemampuan motorik
halusnyaApabila pada siklus pertama belum
mencapai target 75% dari kemampuan motorik
halus anak maka dilanjutkan pada siklus
kedua. Jika pada siklus pertama sudah
mencapai target 75% dari kemampuan motorik
halus maka tetap dilanjutkan pada siklus ke
dua sebagai pemantapan data pada penelitian.
HASIL
Berdasarkan dari data lapangan bahwa dari 16
anak hanya 19% atau 3 anak yang mampu
melakukan kegiatan meremas secara mandiri
dan 81% atau 13 anak belum mampu
melakukan kegiatan meremas secara mandiri.
Pembelajaran yang dilakukan selama ini
menggunakan LKA, sehingga anak lebih
banyak mengerjakan tugas dari pada membuat
hasil karya anak misalnya kegiatan meremas.
Pelaksanaan proses belajar mengajar pada
siklus 1 ini dilaksanakan selama 3 kali
pertemuan oleh guru dan teman sejawat, dalam
satu kali pertemuan peneliti membutuhkan 1
hari karena dirasa mampu dan menguasai
untuk meneliti subyek sebanyak 16 anak.
Adapun langkah-langkah pelaksanaannya
sebagai berikut. Pertemuan Idilaksanakan hari
Senin tanggal 19 Januari 2015. Pertemuan II
hari Rabu20 Januari 2015 Pertemuan III hari
Rabu tanggal 21 Januari 2015. Pertemuan ini
difokuskan pada indikator yaitu meremas
dengan menggunakan bahan yang disediakan
oleh guru.
Berdasarkan pada lembar observasi
aktivitas guru siklus 1 pertemuan pertama hasil
yang dicapai 56%, pertemuan ke dua 63%,
pertemuan ke tiga 75% hal ini menunjukkan
4
bahwa belum mencapai kriteria keberhasilan
belajar, namun pada siklus II pertemuan
pertama terjadi peningkatan hasil yang dapat
di capai 76%, pada pertemuan kedua mencapai
88%, dan pada pertemuan ketiga
mencapai94% hal ini dapat dilihat sudah
mencapai kriteria keberhasilan aktivitas guru
dalam penelitian ini. Pada lembar observasi
aktivitas anak pada siklus 1 56%, ini
menunjukkan bahwa belum mencapai kriteria
keberhasilan belajar, namun pada siklus II
pertemuan pertama terjadi peningkatan hasil
yang dapat dicapai 81% Ini dapat dilihat sudah
mencapai kriteria keberhasilan aktivitas anak
dalam penelitian ini. Pada hasil kemampuan
motorik halus anak pada siklus I hasil yang
dicapai 56%, pada siklus II terjadi peningkatan
hasil yang dapat dicapai 94%, ini dapat dilihat
sudah mencapai kriteria keberhasilan
kemampuan motorik anak dalam penelitian ini.
Dari 16 anak, 15 anak sudah Tuntas dan 1
anak Tidak Tuntas. Namun dalam persentase
kelas sudah dikategorikan Tuntas, jadi
penelitian tindakan kelas pada siklus ke-2
dinyatakan berhasil. Untuk itu peneliti tidak
perlu melanjutkan pada siklus berikutnya.
PEMBAHASAN
Kemampuan motorik halus dengan media
Playdough di Play Group Annashiriyah
Jogoroto Jombang pada kegiatan pembelajaran
meningkatkan kemampuan motorik halus
dengan media Playdough pada indikator
meremas adonann dengan media Playdough
menyatakan prestasi belajar anak masih
rendah. Dari 16 adak di Play Group
Annashiriyah Jogoroto Jombang hanya 3 anak
yang dapat melaksanakan tugas dengan baik,
dan yang lainnya hasil belajarnya di bawah
standar ketuntasan minimal yang ditentukan
yaitu 75%. Setelah dilakukan tindakan mulai tampak adanya peningkatan yaitu perubahan
hasil dari siklus I ke siklus II.
Pada siklus I ditahap awal meteri pagi
guru membuka pelajaran dengan
menyampaikan tentang tema dan sub tema
pada hari itu kemudian anak- anak diajak
bercakap-cakap tentang tema dan dilanjutkan
dengan guru memberikan penjelasan aturan
dalam kegiatan dengan media playdough.
Dalam siklus I peneliti dalam menjelaskan
cara melakukan kegiatan dengan media
Playdough kurang jelas sehingga
menyebabkan anak kurang maksimal dalam
melakukan kegiatan. Pada waktu kegiatan
siklus I kemampuan meremas Playdough
memperoleh prosentasi sebesar 56% , dapat di
katakan bahwa pada siklus I belum berhasil
mencapai target yaitu 75% jumlah anak. Sehingga penggunaan media Playdough utuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak
belum tuntas.
Pada siklus II penelitian berhasil karena
sudah mencapai target yang di tentukan yaitu
75, dengan hasil yang memuaskan yaitu mencapai 94%. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kegiatan dengan media
Playdough dapat meningkatkan dan
menumbuhkan kemampuan motorik halus
pada anak. Penghargaan terhadap hasil karya
anak juga sudah mulai dilakukan. Skor secara
keseluruhan hasil penelitian menunjukkan
peningkatan , hal ini menunjukkan bahwa
kemampauan motorik halus anak dengan
media Playdough berfungsi dengan baik.
Dengan demikian perbaikan pembelajaran
pada siklus II berhasil dan tidak perlu adanya
perbaikan lagi. Ini dapat dikatakan bahwa
penggunakan kegiatan Playdough dapat
meningkatkan kemampuan motorik halus
anak.
.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dipaparkan di bab IV maka dapat disimpulkan
bahwa kegiatan meremas dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus di Play Group
Annashiriyah.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disimpulkan di atas dan dalam upaya
peningkatan kemampuan motorik halus melaui
kegiatan meremasdi Play Group Annashiriyah
di kemukakan beberapa saran sebagai
5
berikut:guru harus mengetahui karakteristik
anak, guru harus bersikap profesional guru
dalam kegiatan belajar mengajar, memberikan
pembelajaran yang menarik untuk anak, antara
lain: adanya persiapan sebelum mengajar,
pengelolaan yang kondusif dalam kegiatan
belajar mengajar, memberikan bimbingan dan
semangat kepada siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan praktik.
Jakar-ta:P.T Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 2013 Media Penbelajaran,
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Aqib, Zainal.2009 Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung; YRAMA WIDYA.
Decaprio, Richard, 2013. Aplikasi Teori
Pembelajaran Motorik Di Sekolah.
Jogjakarta: Diva Press
Einon, Dorothy, 2005. Permainan Cerdas
untuk Anak Usia 2-6 Tahun.
Jakarta: Erl-angga