Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 1, Agustus 2019, Hlm. 15 - 29, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X, doi: http://dx.doi.org/10.25105/jetri.v17i1.4451
Received 14 Mei 2019, revised 11 Juni 2019, accepted 24 Juni 2019
Antena Medical Implantable Communication System
Menggunakan HFSS 13.0
Muhammad Yaser dan Untung Priyanto
Teknik Elektro, Universitas Pancasila, Jakarta, Indonesia
Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta 12640, Indonesia
E-mail: [email protected],
ABSTRACT The medical implantable communications system (MICS) is one of the emerging technologies in the health sector where the implant device, in this case the antenna, is inserted into the human body between the skin layer and the fat. One application is for monitoring patient conditions such as heart rate and blood pressure. Microstrip antennas in the MICS application work in 402-406 MHz frequency range. In this paper, design and simulation of implant antenna is presented. The implant antenna is simulated using High Frequency Simulator Software (HFSS) using miniaturization, biocompatibility and biomaterial techniques. The antenna will be implanted in the upper arm model. The antenna specifications are as follows: the physical size of the antenna is 32 × 40 × 4 mm with a working frequency of 403.03 MHz which corresponds to the MICS frequency standard of 402-405 MHz. The VSWR simulation result is 1.2, which has met the standard VSWR value ≤ 2 on the rectangular antenna, which is generally considered as good. The gain is -27 dBi, which is considered good according to the standard (-31.5 dBi) and the SAR is 12.7 W/kg per 1g. Keywords: MICS application, implanted antenna, miniaturization, microstrip antenna
ABSTRAK
Medical implantable communications system (MICS) adalah salah satu teknologi yang sedang berkembang dalam bidang kesehatan. Dengan teknologi ini perangkat implan, dalam hal ini antena, dimasukkan ke dalam tubuh manusia di antara lapisan kulit dan lemak. Salah satu aplikasinya yaitu untuk memonitor kondisi pasien seperti detak jantung dan tekanan darah. Antena mikrostrip pada aplikasi MICS bekerja pada rentang frekuensi 402-406 MHz. Antena implan yang dirancang disimulasikan dengan menggunakan High Frequency Simulator Software (HFSS) dengan menggunakan teknik miniaturisasi, biokompatibilitas, dan biomaterial. Antena akan ditanamkan pada model lengan bagian atas. Dari hasil simulasi didapat spesifikasi antena sebagai berikut: ukuran fisik antena sebesar 32 × 40 × 4 mm dengan frekuensi kerja 403,03 MHz yang sesuai dengan standard frekuensi MICS sebesar 402-405 Mhz. Hasil simulasi VSWR sebesar 1,2 sudah memenuhi standar nilai VSWR ≤ 2 yang
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 1, Agustus 2019, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
16
dianggap baik pada antena rectangular. Gain sebesar -27 dBi, yang telah memenuhi standar sebesar -31,5 dBi dan SAR sebesar 12,7 W/kg per 1g. Kata kunci: aplikasi MICS, antena implan, miniaturisasi, antena mikrostrip
1. Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi dari era 3G hingga 4G
LTE seperti saat ini kebutuhan akan perangkat komunikasi yang dapat ditanamkan ke
dalam tubuh manusia untuk keperluan aplikasi medis berkembang dengan cepat dan
menjadi kebutuhan akhir-akhir ini [1]. Aplikasi penting yang membutuhkan perangkat
telekomunikasi seperti terapi, monitoring, dan diagnosis dengan pengiriman data
antara alat yang ditanamkan dalam tubuh dengan sebuah base station yang bertugas
menganalisis data. Implantable Medical Devices (IMDs) saat ini digunakan untuk
melakukan diagnosis, monitoring, dan fungsi terapi [2]-[4]. Sistem wireless implan
dapat menjanjikan perbaikan besar dalam perawatan pasien dan kualitas hidup [5].
Komunikasi yang umumnya dipakai yaitu Medical Implantable Communication
System (MICS) yang memiliki frekuensi 402 – 406 MHz [6]. Tulisan ini membahas
tentang simulasi model antena implan pada frekuensi Medical Implant Communication
System (MICS) untuk aplikasi monitoring kondisi kesehatan pasien.
2. Kajian Pustaka
2.1 Antena Mikrostrip
Antena mikrostrip sebagai salah satu antena gelombang mikro yang digunakan
sebagai peradiasi pada sejumlah sistem telekomunikasi modern karena memiliki
bentuk yang sederhana, kecil, ringan, efisien, ekonomis, serta cenderung lebih mudah
dalam pembuatan. Secara umum, antena mikrostrip terdiri atas tiga bagian, yaitu
patch, substrate, dan ground plane [7].
Antena mikrostrip terdiri dari berbagai macam bentuk salah satunya adalah
rectangular patch, seperti diperlihatkan pada Gambar 1. Untuk menghitung nilai W
dan L dapat digunakan Persamaan (1) dan (2) [8].
M. Yaser dan U. Priyanto. “Antena Medical Implantable Communication System …”
17
22 1r
cWf ε
=+
(1)
L = Leff-2ΔL (2)
ΔL dihitung dengan
( )
( )
0,3 0,2640,412
0,258 0,8
reff
reff
wL h
whh
ε
ε
⎛ ⎞+ +⎜ ⎟Δ ⎝ ⎠=
⎛ ⎞− +⎜ ⎟
⎝ ⎠
(3)
dan εreff [2] 121 1 1 12
2 2r r
reffhw
ε εε
−+ − ⎛ ⎞
= + +⎜ ⎟⎝ ⎠
(4)
dengan εreff adalah konstanta dielektrik efektif (F/mm), εr adalah konstanta dielektrik
bahan (F/mm), h adalah tinggi bahan substrate (mm), W adalah lebar elemen radiasi
(mm), dan L adalah panjang elemen radiasi (mm).
Gambar 1 Mikrostrip Rectangular Patch [7]
2.2 Implantable Medical Devices (IMDs)
Implantable Medical Devices (IMDs) menggunakan komunikasi wireless
untuk melaporkan fungsi sistem dan status pasien [6]. Sistem wireless implan dapat
mempengaruhi metode pemantauan jarak jauh perawatan pasien. Seperti diperlihatkan
pada Gambar 2, pemantauan detak jantung, dan atau glukosa adalah beberapa contoh
penggunaan dari pemantau wireless ini. Salah satu teknologi yang memanfaatkan
perangkat wireless implan medis ini adalah pacemaker yang merupakan perangkat
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 1, Agustus 2019, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
18
implan yang ditanam di dalam tubuh dengan tujuan merangsang otot-otot jantung
melalui pulsa listrik untuk memastikan kelancaran fungsi jantung [9] yang
diperlihatkan pada Gambar 3.
Gambar 2 Implementasi WIMD [5]
Gambar 3 Pacemaker [9]
2.3 Medical Implantable Communication System (MICS)
Alokasi frekuensi global yang digunakan pada implan alat kesehatan menurut
Federal Communications Commision (FCC) adalah sebesar 402-406 MHz atas
rekomendasi International Telecommunication Union-Radio (ITU-R) SA1346 tahun
1998 [10]. Namun pita frekuensi MICS juga digunakan (shared) pada Meteorological
Aids Service (METAIDS), oleh sebab itu frekuensi MICS hanya digunakan di dalam
ruangan.
M. Yaser dan U. Priyanto. “Antena Medical Implantable Communication System …”
19
3. Metode Penelitian
Dalam melakukan desain antena implan ada beberapa aspek yang harus
diperhitungkan antara lain bentuk fisik dan biokompatibel bahan material karena
posisi antena berada dalam jaringan tubuh manusia. Diagram alir pemodelan antena
implan diperlihatkan pada Gambar 4. Simulasi antena menggunakan High Frequency
Simulator Software (HFSS) 13.0.
Mulai
Menentukan dimensi patch antena mikrostrip patch segiempat
Memodelkan rancangan antena patch segiempat
konvensional
Modifikasi antena: - Miniaturisasi - Biokompatibel - Biomaterial
Memodelkan human tissues
Simulasi dengan Ansoft HFSS 13:
- Validasi - Analisis
Apakah parameter antena sudah sesuai dengan yang dimodelkan?
Fr : 403 MhzΓ : -15 hingga -30 dB
Detuning:- Mengatur boundaries atau mesh operation- Hitung atau ubah nilai dimensi antena
Tidak
Selesai
Ya
Gambar 4 Diagram Alir Pemodelan Antena
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 1, Agustus 2019, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
20
3.1 Miniaturisasi
Dengan adanya teknik miniaturisasi, teori setengah panjang gelombang (2λ)
pada antena rectangular menjadi tidak berlaku. Desain patch menggunakan teknik
miniaturisasi dengan tujuan untuk mengurangi ukuran antena namun tetap
mempertahankan kinerja elektromagnetik [4]. Beberapa teknik miniaturisasi antena
diuraikan di bawah ini.
a. Penggunaan material dengan permitivitas dielektrik tinggi.
Teknik sederhana yaitu dengan mengubah nilai konstanta dielektrik material.
Beberapa material dengan konstanta dielektrik tinggi seperti ceramic alumina dengan
εr = 9,4 atau Rogers 3210 dengan εr = 10,2. Dengan demikian bahan dengan konstanta
dielektrik tinggi dan lapisan dielektrik yang tipis digunakan dalam teknik ini.
b. Modifikasi Bentuk Dasar Antena
Pada Gambar 5 diperlihatkan modifikasi geometri antena agar dapat diperoleh
pengurangan ukuran antena yang signifikan. Berbagai bentuk seperti spiral,
meandered, waffle dapat digunakan agar efektivitas jalur arus patch dapat mengurangi
frekuensi resonansi sehingga mencapai ukuran yang kompak.
Gambar 5 Modifikasi Geometri Antena
3.2 Biokompatibel dan Biomaterial
Penggunaan material dalam jaringan tubuh manusia harus memperhitungkan
jaringan tubuh manusia yang bersifat konduktif dan dapat menyebabkan hubungan
pendek jika terjadi kontak langsung dengan metal (patch). Hal tersebut harus dicegah
M. Yaser dan U. Priyanto. “Antena Medical Implantable Communication System …”
21
jika antena akan digunakan untuk jangka panjang. Pendekatan sederhana adalah
menutupi struktur dengan lapisan dielektrik atau superstrate untuk memisahkan
radiator (patch) dari human body.
3.3 Human Tissues Model
Pemodelan jaringan tubuh manusia menggunakan bentuk kotak menurut
referensi penelitian dan memudahkan dalam analisis. Antena ditanamkan pada lengan
atas yang terdiri atas 3 layer yaitu kulit, lemak, dan otot yang diperlihatkan pada
Gambar 6. Data dielektrik biologi tissues pada frekuensi 403 MHz menurut The
Foundation For Research On Information Technologies In Society (IT’IS)
diperlihatkan pada Tabel 1.
Gambar 6 Desain 3 Layer Human Tissues
Tabel 1 Data Elektrik Biologis Tissues
Biological Tissues Permitivity Conductivity (S/m)
Mass Density (kg/m3)
Fat (Lemak) 11,6 0,08 911 Skin (Kulit) 46,7 0,69 1109
Muscle (Otot) 57,1 0,79 1090
3.4 Hasil Simulasi Antena Implan
Bentuk antena implan yang diperoleh dari hasil simulasi diperlihatkan pada
Gambar 7, sedangkan dimensi antena diperlihatkan pada Tabel 2.
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 1, Agustus 2019, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
22
Gambar 7 Hasil Simulasi Antena
Tabel 2 Dimensi Antena Implan
Nama Elemen Panjang (mm) Lebar (mm) Tinggi/Tebal (mm) Substrat 32 40 4
L1 24 4 0 L2 32 4 0 L3 24 4 0 L4 24 4 0 L5 15 4 0 W1 0 4 0
Nilai return loss antena paling rendah pada frekuensi 403 MHz yaitu sebesar
20,7 dB dan bandwidth sebesar 17 MHz seperti yang diperlihatkan pada Gambar 8.
Dari perolehan nilai return loss maka dapat dihitung efisiensi bandwidth (BW) antena
simulasi yaitu:
0 00 0
411 394 100 4,22402,5
BW x−= =
Gambar 8 Return Loss Antena Implan
300.00 325.00 350.00 375.00 400.00 425.00 450.00 475.00 500.00Freq [MHz]
-22.50
-20.00
-17.50
-15.00
-12.50
-10.00
-7.50
-5.00
-2.50
0.00
dB
(S(1
,1))
modifikasi antennaXY Plot 1 ANSOFT
F1F2
MICS
Curve InfodB(S(1,1))
Setup1 : Sw eep1
Name X YF1 394.9495 -8.7138F2 411.1111 -8.0337
MICS 403.0303 -20.7052
M. Yaser dan U. Priyanto. “Antena Medical Implantable Communication System …”
23
Nilai Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) yang diperoleh dari simulasi
ditunjukkan pada Gambar 9. Nilai VSWR antena pada frekuensi 403,03 MHz sebesar
1,2 dianggap baik karena VSWR ≤ 2.
Gambar 9 Nilai VSWR Antena
Hasil simulasi menunjukkan bahwa gain pada antena tertinggi sebesar -34,36
dBi pada posisi 180 derajat yang diperlihatkan pada Gambar 10. Pada Gambar 11
diperlihatkan hasil simulasi gain antena dalam bentuk polar tiga dimensi.
Gambar 10 Pola Radiasi Gain Antena
Gambar 11 Hasil Simulasi 3D Polar
300.00 325.00 350.00 375.00 400.00 425.00 450.00 475.00 500.00Freq [MHz]
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
VS
WR
(1)
modifikasi antennaXY Plot 2 ANSOFT
VSWR
Curve InfoVSWR(1)
Setup1 : Sw eep1
Name X YVSWR 403.0303 1.2031
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 1, Agustus 2019, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
24
Pada perancangan antena, hal yang sangat vital dan perlu diperhatikan adalah
radiasi, karena radiasi dapat mengganggu atau berbahaya bagi jaringan tubuh manusia.
Hasil simulasi medan listrik antena diperlihatkan pada Gambar 12 dengan nilai electric
field antena adalah 143 V/m. Specific Absorption Rate (SAR) dapat dihitung Dengan
Persamaan (5) dan diperoleh SAR sebesar 12,7 W/Kg per 1g. Hasil simulasi SAR
Field diperlihatkan dalam Gambar 13.
( )( ) ( )
( )
2
0
r E rSAR r dr
rσ
ρ= ∫
(5)
Gambar 12 Hasil Simulasi Medan Listrik Antena
Gambar 13 Hasil Simulasi SAR Field
4. Hasil dan Pembahasan
Untuk memperoleh spesifikasi antena yang diinginkan, dibutuhkan percobaan
berulang-ulang (iteratif) dalam hal dimensi antena, material (dengan konstanta
dielektrik untuk substrate dan superstrate), dan letak kedalaman implan yang
diuraikan di bawah ini.
M. Yaser dan U. Priyanto. “Antena Medical Implantable Communication System …”
25
a. Iterasi boundaries terhadap panjang patch tail L5. Dilakukan simulasi untuk
mengubah ukuran panjang ekor (tail) pada shape L5, pada kondisi ukuran
boundaries lainnya tetap. Perubahan dimensi tail L5 dan hasil simulasinya
diperlihatkan pada Tabel 3. Hasil simulasi perubahan dimensi tail L5 juga
diperlihatkan pada Gambar 14 yang menunjukkan bahwa pengurangan radius
patch tail L5 dapat menghasilkan frekuensi yang semakin besar.
Tabel 3 Hasil Simulasi Perubahan Dimensi Patch
Ukuran Tail L5 (mm) Frekuensi (MHz) Return Loss (dB) VSWR 10 423,2 -24 1,12 11 417,17 -27 1,08 12 413,13 -25 1,10 13 411,11 -23 1,14 14 407,07 -22 1,16 15 403,0 -20 1,2
Gambar 14 Grafik Perubahan Dimensi Patch
b. Iterasi boundaries terhadap kombinasi material substrate dan superstrate yang
memiliki konstanta dielektrik (εr) berbeda, kombinasi material diperlihatkan pada
Tabel 4 dan Gambar 15. Hasil simulasi menunjukkan bahwa konstanta dielektrik
300.00 325.00 350.00 375.00 400.00 425.00 450.00 475.00 500.00Freq [MHz]
-30.00
-25.00
-20.00
-15.00
-10.00
-5.00
0.00
Y1
modifikasi antennaXY Plot 91 ANSOFT
L5 10mm
L5 11mm
L5 12mm
L5 13mmL5 14mm
L5 15mm
Curve InfodB(S(1,1))_1
ImporteddB(S(1,1))_2
ImporteddB(S(1,1))_3
ImporteddB(S(1,1))_4
ImporteddB(S(1,1))
ImporteddB(S(1,1))_5
Imported
Name X YL5 10mm 423.2323 -24.5871L5 11mm 417.1717 -27.5959L5 12mm 413.1313 -25.7870L5 13mm 411.1111 -23.4576L5 14mm 407.0707 -22.3919L5 15mm 403.0303 -20.7052
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 1, Agustus 2019, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
26
yang rendah dapat menyebabkan frekuensi meningkat dan efisiensi menjadi lebih
tinggi.
Tabel 4 Hasil Simulasi Perubahan Material
Material Substrate-Superstrate Frekuensi (MHz) Return Loss (dB) Roger RT6010 (10,2) – Teflon (2,1) 403,0 -20
Roger RT6010 (10,2) – FR4Epoxy (2,1) 475,7 -8 Roger RT6010 (10,2) – Roger RT6010 (10,2) 445,4 -4
Gambar 15 Hasil Simulasi Penggunaan Material yang Berbeda
c. Iterasi boundaries terhadap letak kedalaman implan, hasil simulasi ditunjukkan
dalam Gambar 16. Hasil simulasi menunjukkan bahwa posisi letak kedalaman
antena implan dapat mempengaruhi frekuensi antena dan return loss antena.
Gambar 16 Hasil Simulasi Letak Kedalaman Implan
300.00 325.00 350.00 375.00 400.00 425.00 450.00 475.00 500.00Freq [MHz]
-22.50
-20.00
-17.50
-15.00
-12.50
-10.00
-7.50
-5.00
-2.50
0.00
Y1
modifikasi antennaXY Plot 75 ANSOFT
Both RogerRT
RogerRTw ithTeflon
RogerRTw ithFR4Epoxy
Curve InfodB(S(1,1))
Setup1 : Sw eep1dB(S(1,1))_1
ImporteddB(S(1,1))_2
Imported
Name X YBoth RogerRT 403.0303 -20.7052
RogerRTw ithTeflon 445.4545 -8.7486RogerRTw ithFR4Epoxy 475.7576 -4.3598
300.00 325.00 350.00 375.00 400.00 425.00 450.00 475.00 500.00Freq [MHz]
-30.00
-25.00
-20.00
-15.00
-10.00
-5.00
0.00
Y1
modifikasi antennaXY Plot 87 ANSOFT
posisi 0
posisi 1posisi 2
posisi 3
Curve InfodB(S(1,1))
Setup1 : Sw eep1dB(S(1,1))_1
ImporteddB(S(1,1))_2
ImporteddB(S(1,1))_3
Imported
Name X Yposisi 0 403.0303 -20.7052posisi 1 396.9697 -28.2088posisi 2 386.8687 -28.1227posisi 3 405.0505 -17.2149
M. Yaser dan U. Priyanto. “Antena Medical Implantable Communication System …”
27
Perbandingan hasil simulasi antena implan dengan Standar Regulasi
International Telecommunication Union (ITU) pada pita frekuensi MICS
diperlihatkan pada Tabel 5.
Tabel 5 Perbandingan Hasil Simulasi Antena Implan dengan Standar ITU
Paramater Antena Nilai
Standar ITU Simulasi Frekuensi Kerja (MHz) 402-405 403
Return Loss (dB) -15 hingga -30 -20,7 VSWR ≤ 2 1,2
Gain (dBi) -31,5 -27,4 Bandwidth (MHz) 0,3 17
SAR (W/kg) 1,6 per 1 g 12,7
Dari hasil simulasi pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa antena implan yang
dirancang telah mampu mendekati standar parameter ITU untuk antena pada
implantasi medis. Antena memiliki frekuensi 403 MHz yang berada pada frekuensi
MICS dan nilai return loss sebesar -20,7 dB telah memenuhi standar yang berada pada
rentang -15 hingga -30 dB. Nilai tersebut telah optimal karena jaringan tubuh bukanlah
medium yang ideal atau baik untuk gelombang pada frekuensi radio.
Selanjutnya nilai VSWR yang paling baik adalah ketika VSWR tersebut
bernilai 1 (VSWR=1) yang berarti tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan
matching sempurna, namun kondisi ini masih sulit untuk didapatkan. Pada umumnya
nilai VSWR yang masih dianggap baik adalah ≤ 2. Nilai VSWR yang didapatkan pada
simulasi ini sebesar 1,2 sudah memenuhi standar dan nilai VSWR dipengaruhi oleh
dimensi patch dan saluran pencatu.
Nilai gain yang didapatkan pada saat simulasi adalah sebesar -27,4 dBi
sedangkan standar ITU menetapkan gain sebesar -31,5 dBi, dalam hal ini terdapat
selisih 4,1 dBi dari standar. Hal tersebut dapat disebabkan karena simulasi tidak
memperhitungkan tingkat temperatur kondisi tubuh karena memang kondisi
lingkungan sekitar antena terutama lapisan jaringan dapat mempengaruhi kinerja
antena.
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 1, Agustus 2019, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
28
Nilai SAR yang didapatkan pada saat simulasi sebesar 12,7 W/kg, sedangkan
standar SAR untuk implantasi medis adalah sebesar 1,6 W/kg per 1 g dan 2 W/kg per
10 g [7]. Hasil simulasi tersebut lebih besar daripada standar regulasi yang ditetapkan
American National Standards Institute (ANSI), sehingga ada kemungkinan dapat
mengganggu jaringan tubuh.
5. Kesimpulan
Artikel ini membahas perancangan dan simulasi antena MICS menggunakan
HFSS 13.0 dengan teknik miniaturisasi, biokompatibilitas, dan biomaterial. Dari hasil
simulasi didapat spesifikasi antena sebagai berikut: ukuran fisik antena sebesar 32 ×
40 × 4 mm dengan frekuensi kerja 403,03 MHz yang sesuai dengan standar frekuensi
MICS sebesar 402-405 Mhz. Antena memiliki VSWR sebesar 1,2, yang sudah
memenuhi standar VSWR ≤ 2 atau dianggap baik pada antena rectangular; gain
sebesar -27 dBi yang telah memenuhi standar -31,5 dBi, meskipun demikian SAR
sebesar 12,7 W/kg per 1g belum memenuhi standar 1,6 W/kg per 1 g.
Daftar Pustaka
[1] M. Yaser, “Impact of Macrocell Size on the Implementation of LTE Femto
Integrated with GSM Network,” Jurnal Ilmiah Setrum, vol 5, No 2, 2016.
[2] P. Blanos, “Miniaturization of Implantable Antennas for Medical Applications,”
Tesis Master. European Postgraduate Programme on Biomedical Engineering,
Athens, Yunani, 2013.
[3] F. Merli, ”Implanted Antenna for Biomedical Applications,” Tesis Doktor. Ecole
Polytechnique Federale de Lausanne, Perancis, 2011.
[4] J. Kim, Y.R.-Samii, “Implanted Antennas Inside a Human Body: Simulations,
Designs, and Characterizations,” IEEE Transactions On Microwave Theory And
Techniques, 52 (8), 1934-1943, 2004.
[5] A. J. Johansson, “Wireless Communication with Medical Implants: Antennas and
Propagation,” Tesis Doktor, Lund University, Swedia, 2004.
M. Yaser dan U. Priyanto. “Antena Medical Implantable Communication System …”
29
[6] R. Brinda, S.S, Preethy, “Miniaturized Antenna with Combination of Meander
and Square Spiral Slot for Biomedical Applications,” International Journal of
Computer Applications, 85 (4), 21-24, 2014.
[7] C. A. Balanis, Antenna Theory: Analysis and Design, 3rd Ed. Hoboken, New
Jersey: Wiley Interscience, 2005.
[8] M. Nalam, N. Rani, A. Mohan, “Biomedical Application of Microstrip Patch
Antenna,” International Journal of Innovative Science and Modern Engineering
(IJISME), 2 (6), 6-8, 2014.
[9] P. Soontornpipit, “An Implantable BioTelemetry Review: Technology for a
Cardiac Pacemaker Device,” Asia Journal of Public Health, 3 (3), 111-120, 2012.
[10] A. Kiourti, J.R. Costa, C.A. Fernandes, A.G. Santiago, K.S. Nikita, “Miniature
Implantable Antennas for Biomedical Telemetry: From Simulation to
Realization,” IEEE Transaction on Biomedical Engineering, 59 (11), 3140-3147,
2012.
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 1, Agustus 2019, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
30
Halaman ini sengaja dikosongkan