Upload
galuhrj
View
135
Download
15
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Keperawatan
Citation preview
MEKANISME KOPING DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN KANKER PAYUDARA
I Wayan Candra
Luh Ade Nirmala SariJurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar
Email : candra6589yahoo.co.id
Abstract : Coping mecanism with anxiety for mamae patient cancer. This research aim to to know relation between mechanism of koping with anxiety storey level at breast cancer patient in Polyclinic Operate On Onkologi RSUP Sanglah Denpasar. This research is analyse correlation.The model approach used is the subject of Cross Sectional. Sampling technique used inthis research was purposive sampling by using sampel counted 30 respondern. Result of research show from 30 accurate by responder most owning mechanism of koping which orienting the problem of that is 21 (70,0%) and anxiety storey level the felt is medium anxiety storey, that is 14 ( 46,7%). There is relation that very signifikan between mechanism of coping with anxiety storey level with value of r 0,738 and p equal to 0,004, there is relation which is signifikan between mechanism of koping which orienting at problem of with anxiety storey level with value of r equal to -0,396 and p equal to 0,005 and there is relation that signifikan between mechanism of koping which orienting at emotion with anxiety storey level with value of r equal to 0,483 and p equal to 0,007.
Abstrak : Mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara di Poliklinik Bedah Onkologi RSUPSanglah Denpasar. Jenis penelitian ini adalah analisis korelasional dengan pendekatan terhadap subjek penelitian menggunakan pendekatan cross sectional.Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sample sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan dari 30 responden yang diteliti sebagian besar memiliki mekanisme koping yang berorientasi pada masalah yaitu 21 (70,0%) dan tingkat kecemasan yang dirasakan adalah tingkat keceasan sedang yaitu 14 (46,7%). Ada hubungan yang sangat signifikan antara mekanisme koping dengan tingkat kecemasan r sebesar 0,738 dan p = 0,004, ada hubungan yang signifikan antara mekanisme koping yang berorientasi pada masalah dengan tingkat kecemasan dengan nilai r sebesar -0,396 p sebesar 0,005 dan ada hubungan yang signifikan antara mekanisme koping yang berorientasi pada emosi dengan tingkat kecemasan dengan nilai r sebesar 0,483 p sebesar 0,007.
Kata kunci : Kanker payudara, koping, kecemasan
Kanker adalah suatu kondisi sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga sel mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali, serta mengancam nyawa individu. Statistik menunjukkan bahwa kanker payudara
merupakan pembunuh nomor dua setalah kanker rahim pada wanita (Baradero, 2008)
Kanker payudara merupakan suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari
parenchym, suatu penyakit yang dapat menimbulkan kesesangsaraan (Tjahjadi, 2003). Pada
umumnya kanker payudara merupakan tumor ganas yang menyerang jaringan payudara,
jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran
kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara (Mardiana, 2007).
WHO menyebutkan pada tahun 2009 angka kematian akibat kanker payudara mencapai
11 juta orang, dua kali lebih banyak dari angka kematian yang disebabkan oleh HIV/AIDS,
bahkan UICC memperkirakan jumlah penderita kanker payudara di negara-negara
berkembang pada tahun 2030 dapat mencapai 27 juta orang dengan 16 kasus baru setiap
tahunnya. Penyakit ini bisa mengenai siapapun tanpa mengenal kelas sosial ekonomi ,jenis
kelamin seseorang dan usia penderita. Angka kematian kanker payudara diperkirakan akan
terus bertambah diakibatkan oleh kecendrungan pasien yang melakukan pengobatan ketika
penyakit ini sudah stadium lanjut (Luwina, 2006). Di Amerika dari 100 ribu wanita
didapatkan 95 wanita menderita kanker payudara dengan angka kematian 27 orang dari 100
ribu penderita atau 18%dari kematian yang dijumpai pada wanita. Sebagai perbandingan di
Indonesia berdsarkan hasil pencatatan pemeriksaan tahun 2010 kanker payudara diperkirakan
mempunyai kejadian minimal 20 ribu kasus pertahun, dengan kenyataan 50% kasus baru
ditemukan pada stadium lanjut. Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Provinsi Bali kejadian
kanker payudra pada tahun 2009 sebanyak 167 kasus, pada tahun 2010 sebanyak 584 kasus.
Memperhatikan data kasus kanker payudara tersebut diatas, terjadi peningkatan kasus setiap
tahunnya. Peningkatan kasus pada tahun 2009 sampai tahun 2010 sebanyak 417 kasus
(71,40%).
Data dari medical record RSUP Sanglah Denpasar menunjukkan jumlah pasien kanker
payudara di RSUP Sanglah yang menjalani rawat jalan pada tahun 2009 sebanyak 412 pasien
dengan jumlah kasus baru sebanyak 113 kasus. Pada tahun 2010, jumlah pasien yang dirawat
jalan sebanyak 620 pasien dengan jumlah kasus baru sebanyak 93 kasus. Pada triwulan
keempat di tahun 2011, jumlah pasien kanker payudara yang dirawat jalan sebanyak 203
pasien dengan jumlah kasus baru 40 kasus (RSUP Sanglah, 2011).
Menurt Nuracmah (1999), dampak kanker payudara dan pengobatannya terhadap aspek
bio-psiko-sosio-spiritual adalah pasien kanker payudara sering mengekspresikan
ketidakberdayaan, merasa tidak sempurna, merasa malu dengan bentuk payudara, ketidak
bahagian, merasa tidak menarik lagi, perasaan kurang diterima oleh orang lain, merasa
terisolasi, takut, berduka, gagal memenuhi kebutuhan keluarga, sulit berkonsentrasi,
kecemasan dan depresi. Menurut Pucket (2007), bagi banyak wanita yang di diagnosis kanker
payudara bukan saja berdampak pada fisiknya namun juga pada emosi dan mentalnya, yang
kemudian dapat berpengaruh terhadap hubungannya dengan orang lain yakni hubungan
dengan suami, anak, keluarga dan teman. Selanjutnya Pucket (2007) menemukan bahwa
ketidakpastian dari penyakit itu sendiri memperparah dampak tersebut. Ketidaktauan tentang
kanker payudara akan semakin meningkatkan emosionalitas penderita yang berkaitan
hubungan dengan orang lain. Hal itu meningkatkan kecemasan dan mengubah segalanya
dalam kehidupan.
Pengobatan pada penyakit kanker payudara dapat ditentukan berdasarkan tingkat
stadiumnya. Pada stadium I dan II dapat dilakukan mastektomi atau pengangkatan payudara
dilanjutkan pada terapi radiasi dan kemoterapi, pada stadium IIIA dilakukan mastektomi
radikal ditambah dengan kemoterapi atau mastektomi simpleks dengan radioterapi sedangkan
pada stadium IIIB dilakukan biopsy,insisi dan dilanjtkan radiasi, dan pada stdium akhir hanya
dilakukan kemoterapi CMF.
Reaksi kecemasan pada seorang pasien kanker payudara sering muncul tidak saja
sewaktu pasien diberi tahu mengenai penyakitnya, tetapi juga setelah menjalani operasi,
kecemasan tersebut lazimnya mengenai finasial, kekhawatiran tidak diterima dilingkungan
keluarga atau masyarakat. Pada kasus-kasus pasien kanker payudara yang akan menjalani
operasi pengangkatan payudara (mastektomi) menunjukkan ekspresi yang mencerminkan
cemas dan depresi, penolakan dan menyebabkan banyak kasus yang seharusnya mempunyai
pronogsis baik menjadi sebaliknya (Hawari,2004)
Pasien kanker payudara, ketika mengalami kecemasan, individu tersebut menggunakan
berbagai mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan dalam
mengatasi kecemasan secara konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku
patologis (Stuart, 2007).
Penelitian tentang mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker
sepengetahuan peneliti belum pernah dietmukan. Inayah (2009) meneliti tentang hubungan
mekanisme koping dengan tingkat kecemasan, namun dilakukan pada pasien dengan gagal
jantung di RSU Pandan Arang Boyolali Propinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara mekanisme koping dengan
tingkat kecemasan.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara mekanisme
koping dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara di Poliklinik Bedah Onkologi
RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012. Tujuan khusus penelitian ini meliputi: mengidentifikasi
jenis mekanisme koping (mekanisme koping yang berorientasi pada masalah dan mekanisme
koping yang berorientasi pada emosi) pada pasien kanker payudara di Poliklinik Bedah
Onkologi RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012, mengidentifikasi tingkat kecemasan pada
pasien kanker payudara di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012,
dan menganalisa hubungan antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker
payudara di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012.
METODE
Jenis penelitian ini adalah suatu penelitian analitik korelasional dan pendekatan
terhadap subyek penelitian dengan cross sectional. Subyek penelitian ini adalah pasien
kanker payudara yang menjalani rawat jalan di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Sanglah
Denpasar tahun 2012. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah
sample dalam penelitian ini sebanyak 30 responden. Data didapatkan langsung dari
responden dengan menggunakan dua instrumen pengumpulan data yaitu dengan
menggunakan skala mekanisme koping dan HRS-A (Hamilton Rating Scale Anxiety). Skala
mekanisme koping ini khusus untuk pasien kanker telah dilakukan ujicoba terhadap 30
responden di ruang Flamingo RSUP Sanglah, dengan validitas 0,503 – 0,736 dan
reliabilitasnya 0,942. HRS-A adalah alat ukur untuk mengetahui tingkat kecemasan yang
telah baku. Analisis data dilakukan dengan suatu uji statistik menggunakan korelasi
Spearman Rank dengan derajat kesalahan maksimal 5 %.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan pada minggu pertama bulan April hingga minggu terakhir bulan
Mei 2012 di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Sanglah Denpasar. Sebelum diuraikan lebih
lanjut mengenai hasil penelitian, dapat dikemukakan terlebih dahulu karakteristik subyek
penelitian penelitian sebagai berikut.
Tabel 1.Karakteristik responden sesuai golongan mur
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa
dari 30 responden yang diteliti yang terbanyak
adalah pada golongan umur 35-39 tahun yaitu 10
responden (33,3%)
Tabel 2.Karakteristik responden sesuai pendidikan
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 30
responden yang diteliti yang terbanyak adalah
responden yang berpendidikan dasar yaitu 17
responden (56,7%).
Tabel 3.Karakteristik responden sesuai pekerjaan
Pekerjaan f %
PNS 1 3,3
Swasta 6 20,0
Petani 11 36,7
Buruh 8 26,7
Wiraswasta 4 13,3
Σ 30 100
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden yang diteliti yang terbanyak
berkerja sebagai petani yaitu 11 orang responden (36,7%).
Selanjutnya diuraikan hasil penelitian atau temuan yang diperoleh dalam penelitian ini
secara rinci sebagai berikut.
Tabel 4.Hasil pengukuran jenis mekanisme koping
Golongan Umur F %
30-34 tahun 8 26,7
35-39 tahun 10 33,3
40-45 tahun 7 23,3
> 45 tahun 5 16,7
Σ 30 100
Pendidikan f %
Pendidikan dasar 17 56,7
Pendidikan menengah 10 33,3
Pendidikan tinggi 3 10
Σ 30 100
No Pilihan Kategori f %
1 A Mekanisme koping yang berorientasi pada masalah
21 70,0
2 B Mekanisme koping yang berorientasi pada emosi
9 30,0
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden yang diteliti yang terbanyak
adalah yang memiliki mekanisme koping yang berorientasi pada masalah yaitu sebanyak 21
orang (70,0%) responden.
Tabel 5.Hasil pengukuran tingkat kecemasan
No Skor Kategori f %
1 6-14 Kecemasan ringan
7 23,3
2 15-27 Kecemasan sedang
14 46,7
3 28-41 Kecemasan berat
9 30,0
Dari tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang di teliti sebagian
besar memiliki tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak 14 orang (46,7%) responden.
Ada hubungan yang sangat signifikan r sebesar 0,738 dan p sebesar 0,004 antara
mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara di Poliklinik
bedah RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012. Ada hubungan yang sangat signifikan r sebesar
-0,396 dan p sebesar 0,005 antara mekanisme koping yang berorientasi pada masalah dengan
tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP
Sanglah Denpasar tahun 2012, ada hubungan yang sangat signifikan r sebesar 0,483 dan p
sebesar 0,007 antara mekanisme koping yang berorientasi pada emosi dengan kecemasan
pada pasien kanker payudara di Poliklinik Bedah RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012.
Berarti semakin baik mekanisme koping yang digunakan maka tingkat kecemasan pasien
kanker payudara semakin berkurang.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penellitian sebelumnya yaitu penelitian yang di
lakukan Inayah (2009), yang menemukan ada hubungan yang signifikan antara mekanisme
koping dengan tingkat kcemasan pada subyek penelitian yang berbeda yaitu pada pada pasien
dengan gagal jantung di RSU Pandan Arang Boyolali Propinsi Jawa Tengah. Hal ini juga
dapat terjadi pada pasien kanker mengingat reaksi yang timbul akibat sakit kronis yang
diderita pada prinsipnya memiliki kesamaan seperti kecemasan. Penelitian dengan subyek
yang sama belum ditemukan oleh peneliti.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan Mekanisme Koping
dengan tingkat kecemasan pada Pasien Kanker Payudara di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP
Sanglah Denpasar tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa: Jenis mekanisme koping yang
terbanyak dimiliki pasien kanker payudara di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Sanglah
Denpasar tahun 2012 adalah pasien yang memiliki mekanisme koping yang berorientasi pada
masalah sebanyak 21 responden (70,0%) dan yang memiliki mekanisme koping yang
berorientasi pada emosi sebanyak 9 responden (30,0%). Tingkat kecemasan pasien kanker
payudara di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012 di peroleh hasil
responden yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 7 responden (23,3%), yang
mengalami kecemasan sedang sebanyak 14 responden ( 46,7%) dan yang mengalami
kecemasan berat sebanyak 9 responden (30,0%). Ada hubungan yang sangat signifikan r
sebesar 0,738 dan p sebesar 0,004 antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien
kanker payudara di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012. Ada
hubungan yang sangat signifikan r sebesar 0,396 dan p sebesar 0,005 antara mekanisme
koping yang berorientasi pada masalah dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker
payudara di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012. Ada hubungan
yang sangat signifikan r sebesar 0,483 dan p sebesar 0,007 antara mekanisme koping yang
berorientasi pada emosi dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara di Poliklinik
Bedah Onkologi RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012.
DAFTAR RUJUKAN
Baradero, M., 2008, .Seri Asuhan Keperawatan Pada Klien Kanker, Jakarta: EGC.
Hawari, D , 2004, Psikiatri Kanker Payudara, Dimensi Psikoreligi, Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Inayah, Atina, 2009, Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Gagal Jantung di RSU Pandan Boyolali Propinsi Jawa Tengah, Skripsi.Tidak diterbitkan
Luwina, N.S., 2006, Stres Meningkatkan Resiko Timbulnya Kanker Payudara, http//www.detak. org/articles.php? id=14 ( tanggal 16 Februari 2012)
Mardiana, L., 2007, Kanker Pada Wanita ; pencegahan dan pengobatan dengan tanaman obat, Cetakan V, Jakarta: Panebar Swadaya.
Nurachmah, E., 1999, Dampak Kanker Payudara dan Pengobatannya terhadap qspek Bio-Psiko-Sosio-Spiritualk klien yang berpartisipasi dalam kelompok pendukung. Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol.II : hal 186-194, Jakarta: Universitas Indonesia
RSUP Sanglah Denpasar, 2011, Laporan tahunan, Denpasar: RSUP Sanglah.
Stuart, Gail W, 2007, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi Kelima, Jakarta: EGC
Tjahjadi, V., 2003, Kanker Payudara, http//www.detak.org/articles.php? id=14 ( tanggal 16 Februari 2012)