Upload
lailatul-rizkah
View
127
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tour De FK bertujuan untuk memperkenalkan kepada siswa-siswi SMA se-Indonesia mengenai segala fasilitas, sistem belajar, dan prodi - prodi yang ada di Fakultas Kedokteran UGM, meningkatkan minat peserta Tour de FK terhadap Fakultas Kedokteran UGM, ikut serta dalam mengkampanyekan tema GamaMedFair 7 “Safe Motherhood” kepada siswa-siswi SMA se-Indonesia dalam setiap acara di Tour de FK, serta mengenalkan kehidupan mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM kepada seluruh peserta Tour de FK.Kegiatan ini mengambil konsep wisata FK dan menjadi mahasiswa FK dalam dua hari. Di dalam kegiatan Tour de FK ini disisipkan Short Course bertujuan untuk memberikan bekal berupa pelatihan, dan lecture interaktif.Contents:- Lecture- Talkshow- Skenario tutorial- Praktikum- Skill lab
Citation preview
PANDUAN TDFK Safe Motherhood
Gadjah Mada Medical Fair 7
Contents: -‐ Lecture
a. Seven Jumps b. Fisiologi Ibu Hamil
-‐ Talkshow “Aborsi pada Remaja” -‐ Skenario tutorial “Teen Pregnancy” -‐ Praktikum
a. Fisiologi : Pemeriksaan b-‐hCG b. Anatomi : Sistem Reproduksi dan Payudara c. Patologi Anatomi : Tumor Payudara
-‐ Skills Lab “Sadari”
LECTURE
SEVEN JUMPS dr. Ide Pustaka Setiawan
BACKGROUND Problem Based Learning (PBL) adalah suatu metode pembelajaran yang mendorong mahasiswa belajar dalam kelompok kecil, secara mandiri, saling berkolaborasi sebagai hasil belajar secara mandiri untuk memecahkan problem nyata atau sesuai dengan kenyataan. Problem dalam PBL tersebut berfungsi sebagai pemicu dalam diskusi tutorial. Secara filosofis PBL melatih mahasiswa mampu untuk memecahkan problem yang ditemui pada saat berkarya di dunia kerja. Sejak diperkenalkan oleh Universitas Mc Master, Canada 1966 dan dikembangkan oleh Universitas Maastricht Belanda sejak 1976, PBL kini menyebar di seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada sebagai pusat inovasi PBL dan pendidikan kedokteran di Indonesia, membidani lahirnya dan penerapan PBL di seluruh Indonesia. Pembelajaran dengan metode PBL (Problem Based Learning) dimulai dengan “problem”. PBL sendiri mempunyai karakteristik CCCS: constructive, colaborative, contextual, self directed learning. Dalam memecahkan sebuah problem mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil sekitar 8-10 mahasiswa per kelompok. Kelompok tersebut berdiskusi, menganalisis problem yang diberikan menggunakan pendekatan “seven jump”. Dengan menggunakan “seven jump” mahasiswa didorong untuk menganalisis suatu permasalahan secara kolaboratif sesuai dengan sumber pustaka terpercaya. Metode ini memacu mahasiswa secara mandiri untuk belajar lebih aktif dan untuk kemudian secara kolaboratif memecahkan problem bersama. SEVEN JUMPS Masing-masing problem didiskusikan dalam 2 kali pertemuan tutorial. Pada pertemuan pertama, mahasiswa menempuh step 1-5. Pada step 6 mahasiswa diberi kesempatan untuk belajar secara mandiri untuk kemudian hasil dari belajar mendiri tersebut dilaporkan pada pertemuan kedua, dan inilah yang disebut step 7. Diskusi tutorial dipimpin oleh seorang leader dan dibantu oleh scriber (sekretaris). Dalam perkembangannya ada 2 orang sekretaris yang bertugas mencatat semua diskusi di papan tulis dan di buku catatan. STEP 1 Clarify unfamiliar term Proses Anggota kelompok mengidentifikasi kata-kata yang kurang jelas maknanya. Pada step ini ada mahasiswa yang mungkin tidak tahu arti dan makna sebuah istilah, namun mahasiswa yang lain mungkin mengetahuinya. Output Semua anggota kelompok memahami problem yang disajikan STEP 2 Define the problem Anggota kelompok mendefinisikan problem. Pendefinisian problem bisa dalam bentuk membuat daftar pertanyaan. Step ini adalah step yang terbuka, semua pertanyaan dari anggota kelompok ditampung untuk dicarikan jawabannya. Output: Daftar pertanyaan
STEP 3 Brainstorm possible hypotheses Proses Anggota kelompok mengajukan hipotesis dengan menjawab pertanyan pada step 2. Jawaban pertanyaan tersebut dianjurkan singkat, tidak perlu jawaban analisis yang panjang. Pada step ini prior knowledge anggota kelompok akan diaktifkan. Pengaktifan prior knowledge akan mempermudah otak untuk mengkaitkan dengan ilmu baru yang didapat. Output Daftar hipotesis STEP 4 Analyzing the problem Proses Anggota kelompok berdiskusi untuk memperdalam dan mengembangkan hypothesis yang telah terbentuk pada step 3. Mahasiswa berdiskusi dengan prior knowledge yang dinyai. Pada step ini pengetahuan anggota kelompok akan dielaborasi dan terkolaborasi antar sesame. Output
-‐ Daftar penjelasan dari pertanyaan, pengorganisasian dan pengelompokan data-data hasil analisa.
-‐ Mind map STEP 5 Define learning objective Proses Dari hasil step 4, mungkin masih ada hal-hal yang belum jelas atau perlu diklarifikasi lebih lanjut. Anggota kelompok harus setuju dalam menentukan learning objective ini. Penentuan learning objective secara mandiri oleh anggota kelompok akan lebih memotivasi mahasiswa untuk belajar mandiri, karena mereka benar-benar ingin belajar dari apa yang mereka ingin pelajari. Output Daftar learning objective STEP 6 Independent study Proses Anggota kelompok mencari jawaban dari learning objective secara mandiri. Mahasiswa bisa mencari dari buku teks, jurnal ilmiah dan konsultasi pakar. Output Rangkuman hasil belajar mandiri STEP 7 Reporting Proses Anggota kelompok berdiskusi kembali untuk membahas learning objective. Masing-masing anggota kelompok melaporkan hasil belajar mandirinya. Pada tahap ini mahasiswa berdiskusi dengan “recall” hasil belajar mandiri bukan membaca laporan. Proses ini akan membuat informasi baru lebih tertanam dalam long term memory Output Laporan pemecahan learning objective hasil belajar mandiri berdasar pada literature yang terpercaya. PERAN ANGGOTA KELOMPOK Diskusi tutorial dipimpin oleh seorang leader yang dibantu oleh 2 orang scriber (sekretaris). Berikut adalah peran masing-masing anggota kelompok diskusi tutorial.
LEADER:
-‐ Memimpin diskusi -‐ Memastikan semua anggota kelompok berkontribusi -‐ Memparafrase pendapat anggota kelompok -‐ Bersikap bijaksana dalam mengatur waktu dan dinamika kelompok -‐ Menyimpulkan diskusi
SCRIBER: -‐ Mencatat hasil diskusi -‐ Membuat laporan
ANGGOTA: Berkontribusi secara aktif dalam berdiskusi
LECTURE FISIOLOGI IBU HAMIL
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang terjadi bila ovum (sel telur wanita) dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (cukup bulan). Lama kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-‐kira 280 hari atau 40 minggu, dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi atas 3 bagian; masing-‐masing (1) kehamilan triwulan/trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu), (2) kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu), dan (3) kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu) Untuk menentukan kehamilan yang sudah lanjut tidak begitu sulit. Hal ini dapat terlihat secara fisik, misal dengan pembesaran perut. Berbeda halnya dalam menentukan kehamilan awal yang biasanya agak sulit. Maka dari itu, kita harus tahu kira-‐kira apa saja tanda-‐tanda kehamilan pada seseorang. Secara klinis, tanda-‐tanda kehamilan dapat dibagi ke dalam 2 kategori besar, yaitu tanda kehamilan yang tidak pasti dan tanda kehamilan pasti. TANDA KEHAMILAN TIDAK PASTI (PROBABLE SIGNS)
1. Amenorea Amenorea berarti tidak haid. Ketika seseorang wanita usia reproduksi mengeluhkan amenorea, terlebih telah menikah, maka pikirkan kemungkinan dia hamil, walaupun amenorea dapat disebabkan oleh kondisi lain, seperti infeksi lokal, stress, pengaruh obat dll yang mampu mengakibatkan terlambat haid.
2. Mual dan muntah Dalam istilah kedokteran lebih dikenal dengan morning sickness karena muncul biasa pada pagi hari. Penyebab gejala ini belum jelas, sebagian orang mengaitkan dengan peningkatan b-‐Hcg. Ada juga yang dikaitkan dengan akibat peningkatan estrogen yang mempengaruhi metabolism hepar dan menurunnya motilitas lambung.
3. Mastodinia Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara yang disebabkan oleh pembesaran payudara. Vaskularisasi berambah, asinus dan duktus mengalami proliferasi akibat pengaruh progesterone dan estrogen.
4. Quickening Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama yang dirasakan. Biasanya dirasakan saat usia kehamilan 18-‐20 minggu dan bisa dirasakan oleh multigravida. Tanda ini sering terlalu dirasakan pada wanita hysteria yang menganggap dirinya hamil (pseudocyesis).
5. Keluhan Buang Air Kecil Frekuensi BAK meningkat akibat tekanan uterus yang membesar dan mengenai kandung kemih.
6. Konstipasi
Susah BAB disebabkan karena efek relaksasi progesterone pada tonus otot usus atau dapat juga disebabkan oleh perubahan pola makan pada ibu hamil.
7. Perubahan Warna Kulit Perubahan di kulit antara lain adalah kloasma, yakni warna kulit kehitaman pada dahi, punggung hidung dan kulit pada daerah tulang pipi dan biasa muncul pada usia kehamilan 16 minggu. Pada daerah areola dan puting payudara, warna kulit menjadi hitam. Perubahan ini disebabkan stimulasi MSH (Melanocyte Stimulating Hormone). TANDA KEHAMILAN PASTI
1. Denyut Jantung Janin (DJJ) DJJ dapat didengarkan dengan stetoskop Laenec pada minggu 17-‐18. Dengan stetoskop ultrasonic (Doppler), DDJ dapat didengarkan pada minggu ke 12.
2. Rontgenografi Pada hasil rontgen didapatkan tulang pada janin setelah minggu 12-‐14. Pemeriksaan ini hanya boleh dilakukan bila terdapat keraguan dalam diagnosis kehamilan, dan atas indikasi yang mendesak sekali sebab janin sangat peka terhadap sinar X. Saat ini biasanya sinar X telah digantikan menjadi USG.
3. Ultrasonografi (USG) Pada minggu ke 6, sudah terlihat adanya gestational sac atau kantong kehamilan. Adanya 2 gestational sac pada minggu ke 6 dapat mengindikasikan adanya kehamilan ganda.
4. Fetal ECG Fetalcardiography dapat merekam jantung janin pada minggu ke 12.
5. Tes Laboratorium Tes laboratorium yang paling terkenal adalah melalui tes HCG dalam urin. Tes ini lebih dikenal dengan PP-‐test dan baru positif pada minggu ke 6. MENENTUKAN HARI PERKIRAAN LAHIR Metode ini bekerja dengan berpatokan pada haid terakhir. Metode ini sangat berkaitan erat dengan siklus menstruasi. Metode ini dihitung dengan berdasarkan rumus Naegele. Rumus Naegele dapat digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan perkiraan tanggal kelahiran bayi. Rumus Naegele: HPL = Tanggal hari pertama haid terakhir + 7, bulan – 3, tahun + 1. Jika bulan tidak bisa dikurangi 3 maka bulan ditambah 9 dan tidak ada penambahan tahun Misalkan hari terakhir menstruasi pada 11 November 2009, maka perkiraan kelahiran bayi adalah (11+7), (11-‐3), (2009+1) sehingga menjadi 18 Agustus 2010 Rumus Naegele ini sudah digunakan sejak tahun 1800an dan tetap dipergunakan hingga sekarang. Asumsi nya usia kehamilan normal adalah 38 minggu. Tetapi karena diperhitungkan dari HPHT dan bukan dari tanggal ovulasi, maka menjadi 40 minggu. Karena pada siklus haid normal (28 hari) ovulasi terjadi pada 14 hari sebelum haid yang akan datang atau 14 hari setelah HPHT. PERUBAHAN FISIOLOGIS
a. Hormon yang mempengaruhi perubahan fisiologis ibu hamil 1. ESTROGEN :Menyebabkan pertumbuhan baik ukuran maupun jumlah sel. 2. PROGESTERON: Peningkatan sekresi, mengendurkan (relaksasi) otototot polos. b. Perubahan pada Sistem Reproduksi dan Organ lain 1. UTERUS Ukuran dan berat uterus bertambah. Berat uterus yang semula 30 gram dapat menjadi 1000 gram. Pertumbuhan rahim tidak sama kesemua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat didaerah implatasi plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama yg disebut Tanda Piskacek. Mulut rahim menjadi hipertropi dan bertambah panjang, sehingga teraba lebih lunak (soft) disebut tanda hegar. 2. Serviks uteri Serviks bertambah vaskularisasi dan menjadi lunak (soft) disebut tanda goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus, karena bertambahnya pembuluh darah dan melebar, warnanya menjadi livid, ini disebut tanda Chadwick. 3. Vagina dan vulva Akibat hipervaskularisasi vagina dan vulva kelihatan lebih merah atau kebiru-‐biruan. Warna livid pada vagina dan portio serviks disebut tanda Chadwick. 4. Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan pemberian ASI pada laktasi. Payudara menjadi lebih besar. Areola payudara menjadi lebih besar. Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi. Glandula Montgomery makin tampak, putting susu semakin menonjol. 5. Sistem sirkulasi darah Selama kehamilan sirkulasi darah ibu dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yg membesar dgn pembuluh2 darah yang membesar pula, payudara dan alat2 lain yg berfungsi berlebihan selama kehamilan. Selama kehamilan volume darah ibu semakin meningkat secara fisiologi dengan adanya pencairan (hemodilusi). Hemodilusi menyebabkan anemia fisiologi. 6. Sistem pernafasan Terdapat desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada 32 minggu. Ibu hamil bernafas 20-‐25% lebih dalam dari biasanya. 7. Sistem pencernaan Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat menyebabkan : Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi), Daerah lambung terasa panas, terasa mual, pusing terutama dipagi hari (morning sickness). Muntah (emesis gravidarum). Progesteron menimbulkan gerakan usus (peristaltic) semakin berkurang sehingga menyebabkan obstipasi.
SCENARIO TUTORIAL
Teen Pregnancy
Seorang remaja perempuan berusia 16 tahun kehilangan selera makannya, terlambat menstruasi, dan mengalami mual muntah di pagi hari, sehingga ia dibawa ke rumah sakit oleh orang tuanya. Dokter menyarankan untuk menginap di rumah sakit karena ia mengalami dehidrasi. Dari hasil diagnosis dokter, tenyata remaja tersebut telah hamil. Mengetahui hal ini, ia dan orang tuanya sangat terkejut. Si remaja sangat depresi hingga ia ingin melakukan aborsi. Namun orang tuanya melarang untuk melakukan aborsi karena besarnya resiko yang dapat terjadi.
TALKSHOW
Aborsi Pada Remaja
A. Efek Aborsi Terhadap Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
PENDAHULUAN Saat ini Aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari tingginya angka aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun.Di Indonesia sendiri, angka pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta.Angka yang tidak sedikit mengingat besarnya tingkat kehamilan di Indonesia.Selain itu, ada yg mengkategorikan aborsi itu pembunuhan. Ada yang melarang atas nama agama. Ada yang menyatakan bahwa jabang bayi juga punya hak hidup sehingga harus dipertahankan, dan lain-‐lain. Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Namun sebenarnya aborsi juga merupakan penyebab kematian ibu, hanya saja muncul dalam bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis. Akan tetapi, kematian ibu yang disebabkan komplikasi aborsi sering tidak muncul dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis.Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat kabar tentang terjadinya aborsi di masyarakat, selain dengan mudahnya didapatkan jamu dan obat-‐obatan peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat datang bulan. Tidak ada data yang pasti tentang besarnya dampak aborsi terhadap kesehatan ibu, WHO memperkirakan 10-‐50% kematian ibu disebabkan oleh aborsi(tergantung kondisi masing-‐masing negara). Diperkirakan di seluruh dunia setiap tahun dilakukan 20 juta aborsi tidak aman, 70.000 wanita meninggal akibat aborsi tidak aman, dan 1 dari 8 kematian ibu disebabkan oleh aborsi tidak aman. Di Asia tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya, di antaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko kematian akibat aborsi tidak aman di wilayah Asia diperkirakan antara 1 dari 250, negara maju hanya 1 dari 3700.Angka tersebut memberikan gambaran bahwa masalah aborsi di Indonesia masih cukup besar.
PENGERTIAN ABORSI
Menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh Institute for Social, Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu. Jadi, gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah terjadi keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu). Secara
umum, istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa kehamilan).
RESIKO ABORSI Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan apa-‐apa dan langsung boleh pulang”. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi: 1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik 2. Resiko gangguan psikologis Resiko kesehatan dan keselamatan fisik Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat. 2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal 3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan 4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation) 5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya 6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada
wanita) 7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer) 8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer) 9. Kanker hati (Liver Cancer) 10. Kelainan pada placenta/ari-‐ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat 11. pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya 12. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic
Pregnancy) 13. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease) 14. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis) 15. Infeksi alat reproduksi karena melakukan kuretase (secara medis) yang
dilakukan secara tak steril. Hal ini membuat remaja mengalami kemandulan dikemudian hari setelah menikah.
16. Pendarahan sehingga remaja dapat mengalami shock akibat pendarahan dan gangguan neurologist. Selain itu pendarahan juga dapat mengakibatkan kematian ibu maupun anak atau keduanya.
17. Resiko terjadinya reptur uterus atau robeknya rahim lebih besar dan menipisnya dinding rahim akibat kuretase. Kemandulan oleh karena robeknya rahim, resiko infeksi, resiko shock sampai resiko kematian ibu dan anak yang dikandungnya.
18. Terjadinya fistula genital traumatis adalah suatu saluran atau hubungan antara genital dan saluran kencing atau saluran pencernaan yang secara normal tidak ada.
B. Efek Aborsi Terhadap Psikologis Pada Remaja
Pendahuluan Kehadiran seorang bayi dalam kehidupan pasangan suami istri terkadang sangat dirindukan, namun di sisi lain kehadiran janin dalam tubuh seorang wanita dapat juga tidak diinginkan. Pada tahun 2010 terdapat 2,5 juta janin yang dibuang paksa1), dan calon ibu yang tidak siap ini 63%nya adalah berusia 18 tahun. Yang menyedihkan, bayi yang tidak diinginkan ini mencapai separuh (2,5juta) dari jumlah kelahiran (5 juta) pertahun di Indonesia menurut laporan BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana) Usaha untuk menekan angka aborsi, terutama di kalangan remaja telah dilakukan sejak dua dekade, namun kasus aborsi masih belum turun. Sementara itu, jumlah remaja yang melakukan aktivitas seksual semakin bertambah, seiring dengan semakin terbukanya informasi, peluang dan akses remaja terhadap kemungkinan melakukan aktivitas tersebut. Meskipun data yang dilaporkan oleh BKKBN maupun Hullmenunjukkan bahwa yang melakukan aborsi sebagian besar adalah wanita yang telah menikah, namun jumlah remaja putri yang melakukan aborsi dari tahun ke tahun semakin bertambah. Dalam tulisan ini pembahasan akan dibatasi aborsi yang dilakukan oleh remaja putri yang belum menikah atau belum mempunyai pasangan.
Remaja, siapakah mereka? Dalam literature psikologi perkembangan, masa remaja dibedakan menjadi remaja awal (12-‐15 tahun), remaja (15-‐18 tahun) dan remaja akhir, dalam peralihan ke dewasa (18-‐21 tahun). Sementara itu, usia 10-‐12 tahun dianggap dalam masala pra remaja. Namun demikian, dalam literature kesehatan reproduksi remaja, berpijak pada pertumbuhan dan perkembangan kesehatan reproduksi, yang termasuk dalam kategori remaja adalah usia 10-‐19 tahun. Rentang usia tersebut merupakan masa rentan dalam kapabilitas mereka dalam perkembangan kesehatan reproduksi. Pada usia pra remaja, perkembangan mental yang ditunjukkan adalah:
o Membentuk sikap sehat mengenai dirinya sendiri o Belajar bergaul dengan teman sebaya o Belajar peranan jenis yang sesuai dengan jenisnya o Membentuk konsep-‐konsep yang perlu untuk hidup sehari-‐hari o Membentuk hati nurani, nilai moral dan nilai sosial o Memperoleh kebebasan pribadi o Membentuk sikap-‐sikap terhadap kelompok-‐kelompok sosial dan
lembaga Pada usia remaja, perkembangan yang ditunjukkan adalah :
Karakteristik
Perkembangan fisik yang pesat dan dorongan seksual yang tumbuh seiring dengan berfungsinya organ reproduksi mendorong remaja untuk mencari tahu yang sedang terjadi pada dirinya.Sayangnya remaja mencari tahunya lebih pada teman sebayanya, karena pada masa ini remaja memang lebih cenderung lebih mendekat pada teman sebayanya daripada orang tua, guru ataupun orang yang lebih tua.Kedekatan dengan sebaya dan pencarian tahu tentang dirinya seiring dengan keinginan remaja menemukan identitas dirinya, selain untuk konformitas.Pada masa ini sebetulnya komunikasi antara remaja dan orang tua diperlukan, namun menurut beberapa kajian dilaporkan bahwa orang tua mendapatkan kesulitan berkomunikasi dengan remaja karena orang tua juga kurang mendapatkan pengalaman di masa remaja mereka dalam berkomunikasi dengan orang tuanya.Keadaan ini di Indonesia diperparah dengan tidak adanya atau sedikitnya pemahaman kesehatan reproduksi kesehatan yang diberikan secara formal di sekolah.Oleh karenanya remaja kemudian mendapatkan informasi dan pemahaman yang beragam tentang kesehatan reproduksi, dan belum tentu benar.Banyak persepsi, mitos ataupun kepercayaan dan keyakinan yang membawa remaja ke dalam pergaulan yang tidak dipikirkan akibatnya, sehingga terjadilah kehamilan.Kebingunan tentang kehamilannya tersebut menyebabkan beberapa diantara mereka memutuskan untuk aborsi.
Mengapa Remaja melakukan aborsi? Mempelajari perkembangan dan kehidupan remaja, alasan mereka melakukan aborsi akan dapat dikaji. Berdasar beberapa kajian yang telah dilakukan di Indonesia, remaja melakukan aborsi karena:
ü Ketidakpahaman bahwa aktivitas seksualnya menyebabkan kehamilan Teknologi informasi yang pesat, media elektronik dengan seribu satu acara yang dapat mendorong remaja untuk mencoba aktivitas seksual menyebabkan remaja terpapar pada informasi yang beragam tentang hubungan laki-‐laki dan wanita. Meskipun kegiatan keagamaan di Indonesia juga tumbuh menguat, namun kekuatan ini belum mampu
Fisik ü Kematangan fisik dan pubertas ü Fungsi reproduksi sudah berjalan ü Keinginan seksual sudah tumbuh ü Gerakan-‐gerakan kadang kaku à karena
pertumbuhan fisiknya yang pesat Psikososial ü Berpusat pada kelompok sebaya
ü Keinginan untuk ‘sama’ dengan kelompoknya ü Peduli terhadap dirinya ü Beberapa di antaranya mengalami stress dan
konflik ü Remaja putri lebih cemas terhadap
persahabatan Intelektual ü Sudah dapat berpikir konkrit dan abstrak
ü Dapat mematuhi perintah tanpa bertanya
membendung arus informasi, media sosial dan media elektronik yang menarik remaja untuk mencoba aktivitas membina hubungan yang bertanggung jawab. Keinginan untuk mencoba aktivitas keintiman dan seksual pada remaja tidak didukung oleh pengetahuan yang cukup dan benar, karena pembelajaran mengenai hal ini memang sangat terbatas dalam kurikulum formal. Remaja juga enggan bertanya pada orang tua atau gurunya. Mitos bahwa berhubungan badan hanya sekali tidak menyebabkan kehamilan masih dijumpai dalam beberapa kajian
ü Pemahaman bahwa terminasi kehamilan aman atau tidak berdampak pada kehidupan selanjutnya Banyak remaja yang beranggapan bahwa aborsi berkali-‐kali tidak mengakibatkan dampak yang berbahaya dikarenakan selama aborsi masih dilakukan oleh tenaga kesehatan (bidan atau dokter), maka mereka merasa aman saja.
ü Rasa malu orang tua karena anaknya yang remaja hamil sebelum menikah, sehingga lebih baik memilih jalan aborsi daripada menikahkan anaknya atau kemungkinan yang terjadi adalah pacar atau pasangan remaja wanita yang hamil melarikan diri Sebagian orang tua belum siap menikahkan remajanya yang hamil, meskipun beberapa pasangan dari anaknya remaja yang hamil mau bertanggung jawab. Aborsi menjadi pilihannya bila mereka enggan anaknya melanjutkan kehamilannya.
ü Perkosaan Kehamilan pada remaja beberapa diantaranya disebabkan oleh perkosaan, yang dapat dilakukan 1 atau lebih pelaku. Sebagian korban perkosaan akhirnya memutuskan untuk melakukan aborsi
ü Putus asa, tidak mendapatkan jalan keluar terhadap kehamilan yang tidak diinginkan Sebagian remaja mengalami kehamilan yang tidak diinginkan berusaha untuk dapat menerima kehamilannya, untuk kemudian meneruskan kehamilannya dan akhirnya melahirkan anak tersebut. Sebagian yang lain meskipun dapat menerima kehamilannya, namun tidak mampu untuk mempertahankan karena rasa malu, dikucilkan, dikeluarkan dari sekolah, dan dijauhkan dari teman-‐teman.Kehamilan pada remaja yang sebagian besar tidak diinginkan karena terjadi di luar pernikahan menimbulkan permasalahan dalam keluarga karena masih dianggap memalukan, menimbulkan aib dalam keluarga
Selain beberapa penyebab di atas, beberapa kajian juga melaporkan factor risiko remaja terdorong pada perilaku seksual pranikah yang akhirnya menyebabkan pilihan pada aborsi. Faktor risiko tersebut adalah kemiskinan, keluarga yang kurang mendukung perkembangan remaja (lebih tak acuh, kurang harmonis, kurang komunikasi, sangat mengekang), kurangnya kepercayaan diri dan harga diri pada remaja. Selain itu factor sosial, tidak adanya keyakinan beragama yang kuat, kegagalan sekolah, depresi, tidak mempunyai cita-‐cita atau masa depan,
masa kecil yang terabaikan atau menjadi korban, tidak tinggal dengan orang tua dan rendahnya kepercayaan atau harga diri
Aborsi, Kesehatan Reproduksi dan Pandangan dari Beberapa Aspek Aborsi dalam pandangan petugas kesehatan sangat dipengaruhi oleh religi yang menganggap bahwa aborsi merupakan perbuatan yang berdosa. Aborsi atau terminasi kehamilan di Indonesia hanya diperbolehkan bila terdapat indikasi medis atau sebagai akibat perkosaan.Indikasi medisnya pun disebutkan bahwa terminasi dapat dilakukan dalam keadaan darurat, ibu dan anak terancam jiwanya.Para tenaga kesehatan mengatakan bahwa terminasi sebaiknya memang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, seperti ahli kebidanan dan kandungan, atau paling tidak oleh dokter.Sebagian tenaga kesehatan yang akhirnya membantu terminasi kehamilan mengatakan bahwa mereka akhirnya mau melakukan dengan dalih daripada terminasi kehamilan tersebut dilakukan oleh tenaga non kesehatan yang tidak kompeten. Selain tenaga kesehatan yang berpendapat bahwa aborsi sebaiknya tidak dilakukan, dukun bayi juga memiliki pandangan yang serupa.Bidan dalam kajian tersebut juga memiliki pandangan yang tidak jauh berbeda dengan pandangan dokter maupun dukun, mereka juga hanya menyetujui bahwa terminasi kehamilan sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, dalam hal ini dokter umum atau ahli kebidanan dan kandungan. Oleh karena itu, bila ada pasien atau klien yang datang ingin diterminasi kehamilannya, bidan akan merujuk ke klinik yang menyediakan tenaga dokter yang berkompeten untuk melakukan hal tersebut.
Aborsi dan Dampaknya Secara Psikologis
ü Emosional distress yang berkepanjangan Sebagian remaja yang akhirnya melakukan aborsi sebagai jalan keluar kehamilannya mengalami penyesalan yang mendalam, ketakutan akan besarnya dosa yang ditanggungnya, rasa bersalah karena bertindak jauh dan tidak terpikirkan sebelumnya, serta telah menimbulkan permasalahan dalam keluarga. Selain itu, di Indonesia, remaja hamil yang masih dalam umur sekolah menengah terpaksa harus keluar dari sekolahnya
ü Depresi dan kecenderungan bunuh diri Gangguan emosional yang berkepanjangan dapat membuat remaja akhirnya depresi (sedih yang berkepanjangan dan dapat mengarah ke patologis atau gangguan kejiwaan), dan sebagian penderita depresi cenderung bunuh diri.
Sudah siapkah Aku untuk aktif secara seksual dan hamil? Bagaimana cara melindungai diri? 1. Pencegahan secara individu dan keluarga
Beberapa pencegahan yang dapat disarankan didasarkan beberapa teori dan kajian adalah sebagai berikut:
Ø Sejak awal remaja dilibatkan ke dalam kegiatan-‐kegiatan positif (olah raga, kesenian atau minat lainnya), sehingga selain ada kesibukan (dengan demikian sepulang sekolah remaja tidak “main-‐main” yang tidak ada gunanya) , remaja juga akan terangkat citranya bila dia mempunyai kemampuan tertentu selain kemampuan akademisnya
Ø Mengajarkan pada remaja untuk berpikir positif, terutama tentang keadaan dirinya untuk meningkatkan kepercayaan dan harga dirinya.
Ø Pada remaja perlu diiajari cara untuk mengatasi ketegangan, salah satunya dengan mengajarkan anak agar selalu berkomunikasi dan terbuka dengan orang tua
Ø Memberikan pengertian bahwa remaja sebaiknya dapat menerima keadaan dirinya, terutama berkaitan dengan penampilan fisiknya dengan cara tidak mengolok-‐olok si kurus, si gemuk, si bodoh tetapi justru menunjukkan caranya agar fisik dan psikologis remaja berkembang seperti diharapkannya.
Ø Pengertian ini juga diharapkan berkaitan dengan perkembangan reproduksinya. Remaja kadang-‐kadang membandingkan “barangnya”, sehingga pengertian tentang “besar kecilnya”, baik untuk wanita (payudara) dan pria (penis), hubungannya dengan kemampuannya diperlukan di saat ini, agar anak tidak tegang dan tidak lari ke perilaku seksual aktif yang “kebablasan” atau terlalu jauh.
Ø Menjelaskan keuntungan untuk tidak melakukan aktivitas seksual dalam usia dini. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa “menakut-‐nakuti remaja atau anak” tidak efektif, justru menekankan “kepositifannya” yang lebih diikuti.
Ø Menjelaskan bahwa sinetron atau iklan (tentang kondom misalnya) itu jelas menampilkan hal-‐hal yang menarik karena itu adalah “strategi penjualan”
2. Pencegahan secara kelompok dan masyarakat
Ø Mengajarkan cara menolak aktivitas seksual dan mendorong cara berkomunikasi secara terbuka (guru-‐guru dapat diajari pelatihan ini)
Ø Menganjurkan pada sekolah-‐sekolah untuk mengajarkan keterampilan kehidupan (peningkatan kepercayaaan diri, cara pengambilan keputusan, pengatasan stress atau tekanan dan keterampilan menolak perilaku berisiko), cara ini terbukti cukup efektif di negara maju
Ø Sementara itu untuk pemerintah dan masyarakat secara luas dapat disarankan: • Menghimbau agar menayangkan hanya acara positif untuk remaja • Memberikan aturan main untuk sinetron remaja • Memberikan sarana prasarana untuk kegiatan remaja (olah raga,
kesenian, organisasi dan kegiatan yang positif bagi remaja), agar remaja tersalur energy dan waktunya.
PRAKTIKUM FISIOLOGI Pemeriksaan b-‐Hcg (Chorionic Gonadotropin Hormone) Pendahuluan Sebelum mengetahui tentang b-‐Hcg, sebaiknya kita memahami sedikit mengenai tentang proses perkembangan manusia di dalam rahim (uterus) ibu. Sel telur pada wanita yang dihasilkan oleh ovarium akan dibawa menuju uterus melalui sebuah saluran yang disebut tuba uterina/tuba falopi. Dalam perjalanannya di dalam saluran tersebut, biasanya sel telur akan bertemu dengan sperma dan terjadilah pembuahan (fertilisasi/konsepsi). Sel telur yang telah terbuahi ini akan berkembang menjadi zigot. Sambil terus berjalan menuju uterus, zigot ini akan mengalami serangkaian pembelahan sehingga jumlah selnya bertambah. Ketika membelah ini, dia disebut sebagai blastomer. Setelah 3 kali pembelahan, blastomer mengalami pemadatan (compaction) dan menjadi kumpulan sel padat dengan bagian dalam (inner cell mass) dan luar (outer cell mass). Blastomer yang telah padat ini akan mengalami pembelahan menjadi morula. Sewaktu morula masuk ke uterus (implantasi), mulailah terbentuk suatu rongga yang disebut blastokista. Inner cell mass yang tadi terbentuk akan berkembang menjadi janin manusia. Outer cell mass akan berkembang menjadi trofoblas yang kemudian berkembang menjadi plasenta.Trofoblas inilah yang akan menghasilkan hormon b-‐Hcg. Kalau tidak ada hormon ini, proses implantasi akan gagal, dan sel telur yang telah berkembang tadi akan luruh dan keluar melalui jalan lahir bersama darah menstruasi. hCg ini berfungsi untuk mempertahankan korpus luteum untuk menghasilkan estrogen dan progesterone. Karena kedua hormon inilah, lapisan endometrium (lapisan terdalam uterus) tidak luruh sehingga tidak terjadi menstruasi. Nantinya, fungsi korpus luteum ini akan digantikan oleh plasenta. hCG terdapat di urin pada 6-‐8 hari setelah konsepsi dan akan meningkat 2x lipat tiap 1,5 hari dengan kadarnya tertinggi pada hari ke 70, setelah itu menurun hingga hari ke 100 atau akhir trimester 1 (12 minggu awal sejak HPMT-‐Hari pertama menstruasi terakhir). Setelah trimester 1 corpus luteum akan
mengalami regresi karena trophoblast dari palsenta sudah mampu menghasilkan progesterone yang cukup. Jika sebelum trimester 1 kadar hCg sedikit yang menyebabkan corpus luteum meluruh, maka akan terjadi abortus. Kadar hCG ini digunakan untuk mendeteksi kehamilan pada trimester 1.
Fungsi Human chorionic gonadotropin berinteraksi dengan reseptor LHCG (Luteinizing hormone / choriogonadotropin receptor) dan menyebabkan pemeliharaan korpus luteum selama awal kehamilan. Hal ini
memungkinkan korpus luteum untuk mensekresi hormon progesterone selama trimester pertama. Progesteron memperkaya rahim (uterus) dengan lapisan tebal pembuluh darah dan kapiler sehingga dapat mempertahankan janin tumbuh. Juga telah diperkirakan bahwa kadar hCG terkait dengan keparahan morning sickness (perasaan mual dan keinginan untuk muntah yang terjadi pada wanita hamil khususnya di pagi hari).
Struktur Merupakan molekul heterodimeric, dengan α (alpha) subunit identik dengan hormon luteinizing(LH), follicle-‐stimulating hormone (FSH), thyroid-‐stimulating hormone (TSH) dan β(beta) subunit yang unik untuk hCG.
TEORI PERCOBAAN
1. Direct Latex Agglutination Test Prinsip: test ini menggunakan partikel latexpolystyrene yg diselubungi oleh antibody anti hCG. Antibodi ini spesifik pada rantai beta. Ketika antibodi anti-‐hCG bertemu dengan beta hCG, akan terhadi aglutinasi (penggumpalan) Hasil: aglutinasi (+)
2. Test Pack Prinsip: Di dalam test pack ada 2 garis tak terlihat, garis bagian bawah merupakan polystyrene latex yang diberi antibody anti hCG, garis atas merupakan polystyrene latex yang ditanami antibodi anti-‐hCG serta hCG sintetik. Jika alat ini dimasukkan ke dalam urin yang mengandung b-‐hCG maka akan timbul 2 garis (atas dan bawah) berwarna merah. Jika urin tersebut tidak mengandung b-‐hCG maka akan timbul 1 garis (atas). Garis bagian atas berfungsi sebagai kontrol. Apabila tidak muncul pada garis
bagian atas, terdapat kemungkinan kesalahan teknis ataupun kesalahan dari alat. Hasil: 2 garis (+)
PRAKTIKUM ANATOMI
PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU HAMIL
( SISTEM REPRODUKSI DAN PAYUDARA )
Pendahuluan Sistem reproduksi atau sistemgenitaladalah sistemorgandalam organismeyang bekerja samauntuk tujuanreproduksi. Pada wanita, system reproduksi meliputi uterus, vagina, ovarium, dan serviks.
Uterus Uterus merupakan organ berbentuk seperti buah alvokad atau pir, tebal dan Terletak di dalam pelvis antara rektum (bagain usus sebelum dubur) di belakang dan kandung kemih di depan. Perubahan yang terjadi pada uterus, yaitu peningkatan berat dari 30 gram sampai 1000 gram pada akhir kehamilan. Berikut ini adalah perubahan uterus pada setiap trimester kehamilan yaitu sebagai berikut:
Trimester 1 • uterus akan membesar pada bulan-‐bulan pertama kehamilan di bawah
pengaruh hormone estrogen dan progesteron
• Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima konsepsi (hasil pembuahan) sampai persalinan
• Pada minggu-‐minggu pertama kehamilan uterus berbentuk seperti buah alvokad
• Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur bebek
• pada kehamilan 12 minggu kira-‐kira sebesar telur angsa, pada saat ini fundus uteri telah dapat diraba dari luar di atas sympisis.
• Terjadi perubahan pada isthmus uteri yang menyebabkan isthmus uteri menjadi lebih lunak dan panjang.
Trimester 2 • Pada trimester II ini uterus mulai memasuki rongga peritoneum (rongga
abdomen atau perut)
• Minggu ke 16 : pertengahan antara tulang kemaluan-‐pusat
• Minggu ke 20 : 3 jari bawah pusat
• Minggu ke 24 : setinggi pusat
• Uterus akan bertambah besar dalam rongga pelvis dan menyentuh dinding abdomen dan mendesak usus ke kedua sisi abdomen
• Uterus mengalami perkembangan desidua
• Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus (badan) uteri
Trimester 3 • Pada akhir kehamilan dinding uterus akan menipis dan lebih lembut.
• Pada akhir kehamilan biasanya kontraksi sangat jarang dan meningkat pada satu dan dua minggu sebelum persalinan.
• Pada trimester III mulut rahim lebih nyata menjadi bagian korpus (badan) uteri dan berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR).
• 28 minggu : fundus uteri terletak kira-‐kira tiga jari diatas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke proses us xifoideus (25 cm0)
• 32 minggu : fundus uteri terletak kira-‐kira antara 102 jarak pusat dan prosesus xifoideus (27 cm)
• 36 minggu: fundus uteri kira-‐kira 1 jari dibawah peosesus xifoideus (30 cm)
• 40 minggu : fundus uteri terletak kira-‐kira 3 jari dibawah prosesus xifoideus (33 cm)
• Setelah minggu ke-‐28 kontraksi brakton hicks (kontraksi palsu pada rahim. Kontraksi ini menyebabkan sering terjadinya false labor (persalinan yang sebelum waktunya))semakin jelas
Ovarium Ovarium berjumlah sepasang dan terletak antara rahim dan dinding panggul. Ovulasi berhenti selama kehamilan dan pematangan folikel ditunda. Hanya satu korpus luteum yang berfungsi (max 6-‐7 minggu) didalam ovarium wanita hamil kemudian fungsinya diganti oleh plasenta pada umur kehamilan 16 minggu. Berikut iniadalah perubahan yang terjadi setiap trimester kehamilan, yaitu sebagai berikut
Trimester 1 • Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatum,
korpus luteum graviditatium berdiameter kira-‐kira 3 cm. dan akan mengecil etelah plasenta terbentuk.
Trimester 2 • Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan menggantikan
fungsi korpus luteum graviditatum.
Servix Servix adalah bagian sempit dan rendah darirahimdimana merupakan pertemuan antara uterus dan ujung atasvagina. Berbentuksilinder atau kerucutdalam bentuk danmenonjol melaluidinding vaginaanterior atas. Berikut ini adalah perubahan yang terjadi pada setiap trimester kehamilan, yaitu sebagai berikut
Trimester 1 • Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lunak yg disebut dengan
tanda Goodlell.
• Selama kehamilan serviks tetap tertutup rapat.
Trimester 2 • Pada awal trimester ini berkas jaringan ikat kurang kuat terbungkus.
• Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-‐kelenjar di serviks berfungsi lebih dan mengeluarkan sekresi lebih banyak.
Trimester 3 • Akibat aktivitas uterus selama kehamilan serviks mengalami pematangan
secara bertahap dan kanal mengalmi dilatasi
Vagina Vagina merupakan saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8 – 10 cm, dan berakhir pada rahim. Vagina dilalui oleh darah pada saat menstruasi dan merupakan jalan lahir. Karena terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit, berikut ini adalah perubahan vagina tiap trimester kehamilan, yaitu sebagai berikut:
Trimester 1 • terjadi peningkatan vaskularisasi karena pengaruh hormon estrogen,
peningkatan vaskularisasi menimbulkan tanda chadwick (warna merah tua atau kebiruan) pada vagina sampai minggu ke-‐8 kehamilan.
• Selama masa hamil pH sekresi vagina menjadi lebih asam. Keasaman berubah dari 4-‐6,5.
Trimester 2 • Karena hormone estrogen dan progesterone terus meningkat dan terjadi
hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-‐pembuluh darah alat genitalia membesar
• Sekresi vagina meningkat,hal ini normal jika tidak disertai gatal iritasi atau berbau busuk.
Trimester 3 • Dinding vagina mengalami peregangan (bertambah panjangnya dinding
vagina)
• Lapisan otot membesar, vagina lebih elastis
Payudara (Glandula Mammae) Payudara adalah organ pelengkapreproduksi wanita. Pada masa laktasi akan mengeluarkan susu (ASI).
Trimester 1 • Mamae membesar tegang dan berat
• Puting susu membesar dan warnanya lebih gelap
• Munculnya tuberkel (benjolan berisi cairan) Montgomery
• Perubahan kronologi payudara
• 3-‐4 minggu : Sensasi gatal dan kesemutan
• 6-‐8 minggu: Peningkatan ukuran, nyeri ketegangan.
Trimester 2 • Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang
kekuningan disebut colustrums.
• Areola (bagian hitam disekitar puting) payudara makin hitam
• Glandula montgomery makin menonjol dipermukaan areola mamae
Trimester 3 • Mamae semakin membesar dan tegang sebagai persiapan untuk laktasi
akibat pengaruh hormone somatotropin (human growth hormone atau hGH), estrogen dan progesteron
• Peningkatan prolaktin merangsang sintesis laktose dan akhirnya meningkatkan produksi air susu
• Kolustrum mulai keluar
Aerola mamae hitam
Glandula montgomery
PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI
Tumor Payudara Neoplasma adalah massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasikan, sehingga walaupun rangsangan untuk pertumbuhan telah berhenti, sel-‐sel jaringan ini tetap terus tumbuh. Neoplasma ini merupakan parasit dan bersaing dengan sel dan jaringan normal untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam istilah kedokteran umum, neoplasma sering disebut sebagai tumor. Ilmu yang mempelajari tumor disebut onkologi (“oncos” artinya tumor, “logos” artinya ilmu). Neoplasma/tumor ini dibagi menjadi 2 berdasarkan sifat klinis, tumor jinak (benigna) dan ganas (maligna). Tumor maligna sering disebut sebagai kanker (dari “cancer” yang berarti kepiting). Pada payudara normal, terdapat duktus (saluran yang berfungsi sebagai tempat penyaluran air susu). Duktus ini dilapisi oleh epithelium cuboid (berbentuk kubus) dan lapisan mioepitel (mio : otot). Epitelium pada ujung-‐ujung duktus inilah yang nantinya mampu menghasilkan sekret. Lapisan mioepitel berfungsi membantu pengeluaran sekret. Selain struktur duktus, juga terdapat struktur stroma (jaringan ikat) yang disana terdapat lemak, jaringan ikat padat, pembuluh darah (vasa) dll. FAM (Fibroadenoma Mammae) FAM adalah tumor jinak tersering pada wanita. FAM banyak ditemukan pada usia 20-‐30 tahun, walaupun di bawah 20 tahun juga bisa ditemukan. FAM sangat jarang berubah menjadi keganasan. Etiologi : terkait peningkatan kadar hormone estrogen. FAM
membesar saat sebelum menstruasi dan saat hamil. Regresi atau mengalami kalsifikasi saat menopause.
Manifestasi Klinis : massa teraba mobile, densitas mamografi, tumbuh lambat. Makroskopis : massa solid, putih keabu-‐abuan, kenyal, berbatas tegas
dan mudah dipisahkan dari jaringan sekitar, sedikit pola lobule.
Mikroskopis : FAM disebabkan proliferasi stroma intralobular yang berlebih yang dapat menekan duktus payudara menyebabkan penampakan duktus intrakanalikular (duktus tidak beraturan) dan duktus perikanalikular (duktus bulat). Sel tumor monomorf (berbentuk sama). Terdapat kapsul yang mebatasi tumor sebagai respon pertumbuhan tumor jinak yang lambat. Treatment : lumpektomi, mastektomi.
Ductal Infiltrative Carcinoma (DIC) of the Breast Tidak ada kanker yang lebih ditakuti oleh wanita di seluruh dunia selain karsinoma (keganasan berasal dari komponen epitel) payudara. Merupakan tumor ganas tersering (95 %) yang sering menyebabkan kematian. Hal ini diakibatkan kemampuan tumor yang dapat bermetastasis (pergi menuju organ lain dalam tubuh) ke limfanodi, paru-‐paru, hepar, otak dll. Etiologi :
-‐ Herediter : mutasi genetik gen BRCA 1, BRCA 2 dll -‐ Sporadik : jenis kelamin (99 % terjadi pada wanita, 1% terjadi pada pria,
prognosis lebih buruk pada pria), usia menarche dan menopause, riwayat reproduksi dan menyusui, penggunaan estrogen eksogen, dll.
Manifestasi Klinis : Massa terfiksir, retraksi kulit dan puting, penurunan kesehatan umum, kulit seperti kulit jeruk (peau d orange). Paling sering mengenai kuadran superolateral (dekat dengan ketiak). Pasien biasanya berusia tua.
Makroskopis : massa keras dan berbatas tidak tegas, di bagian sentral tumor mengalami kalsifikasi keputihan.
Mikroskopis : Tumor berasal dari komponen epitel duktus dan dapat membentuk pola-‐pola pertumbuhan seperti pola solid, komedo, cribiformis dll. Sel-‐sel tumor berantakan, atipik (berbeda dengan sel asal), pleomorfik (inti sel bermacam-‐macam bentuk) dan tanda-‐tanda keganasan lainnya.
Treatment : bergantung pada staging, mastektomi, kemoterapi, terapi hormone dll.
SKILLS LAB SADARI
Sekilas tentang Sadari Sadari atau Periksa Payudara Sendiri adalah suatu metode yang dapat dilakukan untuk para wanit amemeriksa payudaranya sendiri. Sadari merupakan salahsatu cara yang efektif untuk penemuan kanker payudara dini. Namun, tidak semua bentuk kanker payudara bisa ditemukan seperti ini.
Pros and Contras Selama bertahun-‐tahun, telah ada beberapa perdebatan tentang manfaat BSE dalam mendeteksi kanker payudara dini dan meningkatkan kemungkinan kelangsungan hidup. Misalnya, pada musim panas 2008, salah satu penelitian terhadap hampir 400.000 perempuan di Rusia dan China melaporkan bahwa pemeriksaan payudara sendiri tidak mengurangi kanker payudara dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan dengan mendorong biopsi yang tidak perlu (pengambilan dan pemeriksaan jaringan yang mencurigakan). Karena ketidakpastian ini, American Cancer Society telah memilih untuk menyarankan perempuan bahwa BSE merupakan alat skrining opsional. Beberapa wanita mungkin merasakan banyak kecemasan setelah melakukan pemeriksaan payudara sendiri dalam satu atau dua hari, karena mereka tidak yakin apa yang mereka cari (meskipun dokter telah menjelaskan kepada mereka). Setiap temuan perubahan payudara dapat menginduksi kecemasan lebih banyak pada wanita sampai konsultasi dokter diperoleh. Beberapa organisasi masih memercayai bahwa BSE adalah strategi skrining yang berguna dan penting, terutama bila digunakan dalam kombinasi dengan ujian fisik secara teratur oleh dokter dan mamografi (X-‐ray yang digunakan khusus untuk pemeriksaan payudara). Seringkali kanker payudara ditemukan oleh pemeriksaan fisik daripada dengan mamografi. Beberapa organisasi merekomendasikan bahwa semua wanita rutin melakukan ujian payudara sendiri sebagai bagian dari keseluruhan strategi skrining kanker payudara mereka. Bukti menegaskan bahwa sebagian besar kanker payudara teraba dan terdeteksi sendiri, bahwa beberapa jenis kanker payudara tidak terlihat padapemeriksaan payudara terutama pada wanita muda dan wanita dengan jaringan payudara yang padat, bahwa komponen pemeriksaan payudara sendiri yang efektif dikenal dan divalidasi, bahwa keterampilan dapat dipelajari dan bahwa perempuan yang belajar dan berlatih pemeriksaan payudara mahir memiliki keuntungan dalam melindungi kesehatan mereka dan kehidupan mereka. Perempuan harus, bagaimanapun, dapat mengetahui setiap perubahan payudara, Hal ini dimungkinkan bahwa peningkatan kesadaran payudara mungkin telah berkontribusi terhadap penurunan angka kematian dari kanker payudara yang telah dicatat di beberapa negara. Perempuan harus, karena itu, didorong untuk mencari saran medis apabila mereka mendeteksi perubahan dalam dada mereka yang mungkin kanker payudara. Beberapa tips untuk Sadari
• Cobalah untuk menjadikan kebiasaan melakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan untuk membiasakan diri dengan bagaimana payudara Anda biasanya terlihat dan terasa. Periksa diri Anda beberapa hari setelah hari menstruasi terakhir, ketika payudara Anda terasa kurang bengkak dan sakit. Jika Anda tidak lagi mengalami menstruasi, pilihlah hari yang mudah diingat, seperti hari pertama atau terakhir dari bulan.
• Jangan panik jika Anda berpikir Anda merasa benjolan. Kebanyakan wanita memiliki beberapa benjolan atau daerah padat pada payudara mereka sepanjang waktu. Di Amerika Serikat, hanya 20% wanita yang memiliki benjolan yang mencurigakan dibiopsi ternyata memiliki kanker payudara.
• Payudara cenderung memiliki bagian berbeda. Bagian atas, daerah luar, disekitar ketiak Anda -‐ cenderung memiliki benjolan. Bagian bawah payudara Anda dapat terasa seperti pantai berpasir atau berkerikil. Area di bawah puting dapat terasa seperti koleksi biji-‐bijian yang besar. Bagian lain mungkin merasa seperti semangkuk oatmeal kental.
• Yang penting adalah bahwa Anda mengetahui tampilan dan nuansa dari berbagai bagian payudara anda. Apakah sesuatu yang mencolok karena berbeda dari yang lain (seperti batu di pantai berpasir)? Apakah ada yang berubah? Perikasakan ke dokter Anda setiap perubahan payudara Anda yang berlangsung selama siklus satu bulan penuh atau terlihat menjadi lebih buruk atau lebih jelas dari waktu ke waktu.
• Anda mungkin ingin memulai sebuah jurnal di mana Anda mencatat temuan pemeriksaan payudara anda. Ini bisa menjadi seperti peta kecil payudara Anda, dengan catatan tentang di mana Anda merasa benjolan atau penyimpangan. Terutama di awal, ini dapat membantu Anda ingat, dari bulan ke bulan, apa yang "normal" untuk payudara Anda. Hal ini tidak biasa bagi benjolan muncul pada waktu tertentu bulan, tetapi kemudian menghilang, karena perubahan tubuh Anda dengan siklus menstruasi (jika Anda masih menstruasi). Hanya perubahan yang berlangsung lebih dari satu siklus penuh, atau tampaknya mendapatkan lebih besar atau lebih menonjol, membutuhkan perhatian dokter Anda.