Upload
ngotu
View
214
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN
DANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
(STUDI PROGRAM PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN
MASYARAKAT OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA)
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Disusun dan Diajukan untuk
Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1
Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Oleh :
Intan Kusuma Maharani
NIM. E0008091
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
INTAN KUSUMA MAHARANI. E0008091. ANALISIS KEBIJAKAN
PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN DANA ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (STUDI PROGRAM
PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT OLEH DINAS
KESEHATAN KABUPATEN BLORA). Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret Surakarta. 2012.
Penulisan hukum ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan pemerintah
dalam pengelolaan dana anggaran pendapatan dan belanja negara melalui program
jaminan kesehatan masyarakat oleh dinas kesehatan untuk mewujudkan tata
pemerintahan yang baik di Indonesia. Penulisan hukum ini termasuk penelitian
hukum normatif, yang bersifat preskriptif dengan menggunakan sumber bahan
hukum baik yang berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan
hukum tersier. Teknik pengumpulan bahan hukum dalam penulisan hukum ini
adalah dengan cara studi kepustakaan melalui pengumpulan peraturan
perundangan-undangan, buku, dan dokumen-dokumen yang mendukung
diantaranya adalah peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan
keuangan negara khusunya mengenai anggaran pendapatan dan belanja negara
dan peraturan perundang-undangan tentang kesehatan. Pemerintah sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi bertanggungjawab dalam mengelola keuangan
negara.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diperoleh
bahwa terselenggaranya tata pemerintahan yang baik merupakan syarat bagi setiap
dinas atau lembaga pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam
menciptakan tujuan negara Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum.
Pemerintah Kabupaten Blora telah bertanggungjawab dalam memberikan
informasi yang benar dan jujur kepada masyarakat terhadap program pelayanan
jaminan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan oleh pemerintah dan juga
pemerintah juga telah bertanggungjawab dalam mengelola dana anggaran
pendapatan dan belanja negara melalui program jaminan kesehatan masyarakat
sesuai dengan prinsip akuntabilitas. Pemerintah berkewajiban membuat kebijakan
publik yang mengatur kepentingan umum dan pelayanan publik diantaranya
kebijakan pemerintah mengenai pelayanan kesehatan untuk menciptakan
kesejahteraan rakyat. Pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat di
Kabupaten Blora telah dilaksanakan sesuai dengan prinsip efektifitas dan efisiensi
dengan pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat diseluruh puskesmas
di Kabupaten Blora dan pengelolaan dana sesuai dengan kebutuhan pelayanan
keseatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Keberhasilan program jaminan
kesehatan masyarakat di ukur dengan kinerja pemerintah dalam
menyelenggarakan program tersebut. Anggaran yang berbasis kinerja menuntut
adanya manfaat yang optimal atas pengeluaran anggaran yang telah dialokasikan
sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat
sehingga setiap pengeluaran dapat dipertanggungjawabkan.
Kata kunci : Akuntabilitas, Efektifitas, dan Efisiensi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
INTAN KUSUMA MAHARANI, E0008091. AN ANALYSIS ON
GOVERNMENTAL POLICY IN MANAGING THE STATE INCOME
AND EXPENSE BUDGET (STUDY THE PUBLIC HEALTH SECURITY
SERVICE BY HEALTH OFFICE IN BLORA REGENCY). Faculty of Law
of Sebelas Maret University. 2012.
This law writing aims to find out the governmental policy in managing the
state income and expense budget through the public health security service by
health office to realize the good governance in Indonesia. This study belonged to a
normative law research that was prescriptive in nature using law material source
encompassing primary, secondary and tertiary law materials. Technique of
collecting law material in this law research was library study by collecting the
legislations, book, and supporting documents such as other legislation relevant to
the state finance particularly concerning the state income and expense budget and
that concerning health. The government as the supreme power was responsible for
managing the state finance.
Based on the result of research the writer had conducted, it could be found
that the good governance was a condition for any governmental office or
institution to realize the public aspiration in setting up Indonesia state’s objective
to promote the public welfare. Blora Regency’s Government had been responsible
for providing true and frank information to the people on the public health care
service program that was implemented by the government and the government
had also been responsible for managing the state income and expense budget
through the public health care program corresponding to the accountability
principle. The government was obliged to develop a governmental policy
governing the general interest and public services such as the one concerning
health care to create public welfare. The implementation of public health care in
Blora Regency had been conducted corresponding to the effectiveness and
efficiency principles by implementing the public health care program in all
puskesmas (public health centre) of Blora Regency and the fund management had
been consistent with the health care needed by the society. The public health care
program’s success was measured by the government’s performance in organizing
such the program. The performance-based budget required the optimum benefit
from the budget expense that had been allocated corresponding to the health
service need the people needed so that each issuance could be justified.
Keywords: Accountability, Effectiveness, and afficiency.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Semua di awali dengan bismillah...
~ Allah ~
Bukan bersyukur karena bahagia, melainkan bahagia karena bersyukur...
~ Intan Kusuma Maharani ~
Setiap kegagalan, pasti ada keberhasilan yang akan datang dengan tiba-tiba tanpa kita
sadari keberhasilan itu adalah hasil kesabaran kita menghadapi sebuah kegagalan
~ Intan Kusuma Maharani ~
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Sebuah Karya ini Penulis persembahkan kepada :
1. Allah SWT yang senantiasa melimpahkan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian hukum ini.
2. Bapak Haryatno dan Ibu Haryanti beliau adalah orang tua penulis dan
kakak Guntur Galuh Kusuma yang selama ini memberikan dukungan dan
kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum ini.
3. Seseorang yang terkasih, Gilang Tega Pratama yang selalu setia
memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian penulisan hukum
ini.
4. Sahabat-sahabat yang baik, Winda, Dessy, Rizha, Al-drie, Vitriyani, Rani,
Yuni, Andromeda, Ikha, Galuh, Puspita, Iva, Susan, Lizha, Aprilia, Dewi.
5. Semua pihak yang membantu dalam penyelesaian penulisan hukum ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
6. Almamater Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum
yang berjudul : “Analisis Kebijakan Pemerintah Dalam Pengelolaan Dana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Studi Program Pelayanan
Jaminan Kesehatan Masyarakat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Blora)”
ini dengan lancar. Penulisan Hukum atau Skripsi merupakan tugas wajib yang
harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa untuk melengkapi syarat memperoleh
derajat sarjana dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan hukum ini tidak lepas dari dukungan
dan bantuan banyak pihak, maka perkenankanlah penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret;
2. Bapak Pembantu Dekan I, Ibu Pembantu Dekan II, dan Bapak Pembantu
Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan
ijin dalam penyusunan penulisan hukum ini;
3. Bapak Wasis Sugandha, S.H., M.H. selaku pembimbing penulisan skripsi ini
yang telah menyediakan waktu dan pikirannya untuk memberikan
bimbingannya serta terima kasih untuk segala arahan dan masukan bagi
tersusunnya penulisan hukum ini.
4. Bapak Dr. M. Hudi Asrori S, S.H., M.Hum. selaku pembimbing akademis,
atas bimbingannya selama penulis menimba ilmu di Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret yang telah
memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan serta membuat penulis menjadi
mengerti mengenai seluk beluk ilmu hukum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
6. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan dalam kesempatan ini, tapi jasanya
dapat dirasakan oleh penulis terima kasih banyak.
Mengingat keterbatasan kemampuan diri penulis, penulis sadar bahwa
penulisan hukum (Skripsi) ini masih jauh sempurna. Oleh karena itu adanya saran
dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan.
Meskipun demikian, penulis barharap agar penulisan hukum ini dapat bermanfaat
bagi yang memerlukannya.
Surakarta, 11 Juli 2012
Penulis,
Intan Kusuma Maharani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8
E. Metode Penelitian .......................................................................... 9
F. Sistematika Penelitian .................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori .............................................................................. 15
1. Tinjauan Umum tentang Negara Kesejahteraan ....................... 15
2. Tinjauan Umum tentang Tata Pemerintahan yang baik ............ 19
3. Tinjauan Umum tentang Kebijakan Pemerintah ....................... 34
4. Tinjauan Umum tentang Jaminan Kesehatan Mayarakat.......... 39
B. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dana anggaran
pendapatan dan belanja negara sesuai dengan prinsip
akuntabilitas ................................................................................... 47
B. Kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dana jaminan
kesehatan masyarakat sesuai dengan prinsip efektifitas dan
efisiensi .......................................................................................... 61
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 71
B. Saran .............................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Fakultas hukum Universitas
Sebelas Maret
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daeah
Kabupaten Blora
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Tujuan negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat adalah segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial. Dalam rangka mencapai tujuan negara, maka
diselenggarakan pembangunan nasional di semua bidang kehidupan yang
berkesinambungan, terpadu, dan terarah.
Salah satu tujuan negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat adalah “untuk memajukan
kesejahteraan umum”. Negara Indonesia dalam hal ini pemerintah Indonesia
berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkan masyarakat Indonesia
menjadi masyarakat yang sejahtera. Seseorang dapat dikatakan sejahtera
apabila telah tercukupi semua kebutuhan hidupnya untuk menunjang
kehidupan masyarakat sebagai makhluk hidup.
Salah satu kebutuhan hidup untuk menunjang kehidupan masyarakat
yang sejahtera adalah tercukupinya kebutuhan akan pelayanan kesehatan
bagi seluruh masyarakat dan khususnya bagi masyarakat miskin dan tidak
mampu. Masih banyak masyarakat khususnya masyarakat miskin dan tidak
mampu yang tidak mempunyai biaya untuk mencukupi kebutuhan kesehatan
bagi keluarganya karena biaya pelayanan kesehatan yang mahal.
Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua orang, maka
pemerintah bertanggungjawab untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dan mewujudkan keadaan masyarakat yang sehat. Sehat
merupakan hak dasar manusia yang menjadi tanggungjawab pemerintah.
Sebagai penanggungjawab pembangunan kesehatan di Indonesia,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pemerintah melalui Kementerian Kesehatan bertanggungjawab melakukan
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Dalam menjamin akses penduduk miskin dan tidak mampu terhadap
pelayanan kesehatan masyarakat sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang Dasar 1945, pemerintah telah berupaya untuk mengatasi hambatan
dan kendala mengenai pelayanan kesehatan bagi masyarakat melalui
pelaksanaan kebijakan program jaminan pemeliharaan kesehatan
masyarakat miskin. Program ini diselenggarakan oleh Kementerian
Kesehatan melalui penugasan kepada PT Asuransi kesehatan (Askes)
berdasarkan SK Nomor 1241/Menkes/SK/XI/2004, tentang penugasan PT
Asuransi kesehatan (Askes) dalam pengelolaan program pemeliharaan
kesehatan bagi masyarakat miskin.
Upaya peningkatan pelayanan kesehatan menjadi kebijakan
pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat untuk
keselamatan hidup yang makmur bagi seluruh golongan masyarakat
terutama bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Dalam Undang-Undang
Dasar 1945 dan Undang-Undang No 40 Tahun 2004 tentang Jaminan Sosial
Nasional menjelaskan bahwa pemerintah menjamin pembiayaan kesehatan
terhadap perlindungan bagi fakir miskin, anak dan orang terlantar serta
orang tidak mampu. Setiap orang, keluarga dan masyarakat berhak
memperoleh perlindungan kesehatan, dan negara bertanggungjawab
mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu.
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H menyatakan bahwa “Setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan” dan Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan. Penjaminan hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
tersebut diperkuat dengan amendemen UUD 1945 Pasal 34 ayat (2) dan ayat
(3) dinyatakan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Pasal 34 ayat (2), berbunyi :
“ Negara mengembangkan jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan” dan,
Pasal 34 ayat (3), berbunyi :
“ Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”.
Tugas pemerintah harus semakin lebih jelas yaitu menempatkan
kesehatan sebagai bagian utama dari pembangunan rakyat yang harus
tersedia secara merata bagi seluruh rakyat. Dengan jelas tercantum dalam
UUD 1945 pemerintah pusat dan pemerintah daerah bertanggung jawab
dalam penyediaan anggaran bagi sektor kesehatan atau mengembangkan
sebuah sistem jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kesehatan
adalah hak dasar setiap orang dan semua warga negara berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin dan tidak mampu.
Peningkatan kualitas hidup manusia di bidang kesehatan merupakan
suatu usaha yang sangat luas dan menyeluruh, usaha tersebut meliputi
peningkatan masyarakat baik fisik maupun non fisik. Di dalam sistem
kesehatan nasional, bahwa kesehatan menyangkut semua segi kehidupan
yang ruang lingkup dan jangkauannya sangat luas dan kompleks. Upaya
peningkatan kualitas kesehatan dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial
budaya, termasuk juga ekonomi, lingkungan fisik dan biologis yang bersifat
dinamis dan kompleks. Upaya tersebut menitikberatkan pada pelayanan
kesehatan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang
lebih optimal (Bahder Johan Nasution, 2005: 1).
Pada tahun 2005, penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan
bagi masyarakat miskin dikelola sepenuhnya oleh PT Asuransi kesehatan
(Askes)meliputi pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya
serta pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit. Berdasarkan pada upaya
pengembangan sistem jaminan tersebut pada tahun 2006, penyelenggaraan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang meliputi pelayanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya serta pelayanan kesehatan
rujukan di rumah sakit dikelola sepenuhnya melalui mekanisme asuransi
sosial oleh PT Asuransi kesehatan (Askes)
(http://www.sanglahhospitalbali.com/informasi.php?ID=14).
Dengan pertimbangan pengendalian biaya pelayanan kesehatan,
peningkatan mutu, transparansi dan akuntabilitas, serta mengingat
keterbatasan pendanaan, dilakukan perubahan pengelolaan program asuransi
kesehatan masyarakat miskin (Askeskin) pada tahun 2008, dengan
memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi pembayaraan dengan
didukung penempatan tenaga verifikasi di setiap rumah sakit. Selain itu
mulai di berlakukannya tarif paket pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin di rumah sakit dengan nama program berubah menjadi jaminan
kesehatan masyarakat (JAMKESMAS). Pembayaran menurut tarif paket
mengacu pada jenis dan tarif pelayanan kesehatan bagi program jaminan
pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin dan tidak mampu pada tahun
2008. Besaran tarif pada masing-masing rumah sakit ditentukan berdasarkan
kesepakatan negosiasi antara PT Asuransi kesehatan (Askes) dengan rumah
sakit. Peserta jaminan kesehatan masyarakat telah dibagi dalam bentuk
kuota disetiap kabupaten dan kota berdasarkan data badan pusat statistik
tahun 2006.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah sebagai pengelola keuangan
negara dan keuangan daerah dalam pelaksanaan alokasi dana program
pelayanan jaminan kesehatan masyarakat lebih efektif dan efisien dalam
perencanaan anggaran yang telah disusun untuk tercapainya peningkatan
pelayanan publik, karena pelayanan kesehatan merupakan salah satu dari
pelayanan publik yang menjadi tanggungjawab pemerintah, dimana
kesehatan merupakan kebutuhan penting masyarakat terutama bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu. Sumber penerimaan negara yang
merupakan dana pelayanan publik harus dikelola secara
bertanggungjawab.Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara pada Pasal 3 mengamanatkan bahwa pengelolaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
keuangan negara dilaksanakan secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab
dalam memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Pengelolaan keuangan publik oleh pemerintah pusat dilakukan dengan
melimpahkan kewenangan pengelolaan keuangan kepada daerah.
Pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat berdasarkan aspirasi masyarakat. Kebijakan yang
diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah ini, mendorong
pemerintah daerah untuk mengelola sumber daya yang dimiliki secara
efektif dan efisien sesuai dengan kapasitas kemampuan daerah masing-
masing. Pengelolaan keuangan yang baik akan membuat setiap aktivitas
yang dilakukan oleh pemerintah dapat dipertanggungjawabkan dan akan
menciptakan akuntabilitas publik (Abdul Halim, 2007: 17).
Upaya pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat, pemerintah
mempunyai tugas dan tanggung jawab agar tujuan pembangunan bidang
kesehatan dapat mencapai hasil yang optimal melalui pemanfaatan tenaga,
sarana, dan prasarana. Upaya pelayanan kesehatan tidak hanya
mengandalkan kepada pemerintah, namun harus dilaksanakan bersama oleh
pemerintah bekerja sama dengan masyarakat. Peran serta pemerintah dan
masyarakat secara proporsional, yaitu pemerintah wajib mengarahkan,
membina, dan mengembangkan peran serta aktif masyarakat, terutama
dalam mengembangkan fungsi dan tanggungjawab sosialnya sebagai mitra
pemerintah, khususnya dalam menciptakan pemerataan pelayanan kesehatan
bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia (Hermien Hadiati Koeswadji,
2002: 11).
Kerjasama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan untuk seluruh golongan masyarakat
serta masyarakat miskin dan tidak mampu, dengan adanya program jaminan
kesehatan masyarakat akan sedikit meringankan beban masyarakat miskin
dan tidak mampu dalam menikmati hidup sehat. Pengelolaan dana anggaran
yang dikhususkan untuk pelayanan kesehatan merupakan tanggung jawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar dana tersebut dapat
dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan sebagai
penanggungjawab pelayanan kesehatan masyarakat, mempunyai tugas
sebagai penyelenggara sebagian dari tugas umum pemerintahan dan
pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pemerintah daerah, yang
bertanggungjawab dalam bidang kesehatan adalah kantor dinas kesehatan
provinsi, kantor dinas kesehatan kabupaten atau kota dan puskesmas.Kerja
sama untuk melaksanakan kebijakan publik dan pelayanan publik dalam
pertanggungjawaban pengelolaan dana anggaran pendapatan dan belanja
negara di bidang kesehatan melalui program pelayanan kesehatan jaminan
kesehatan masyarakat yang diberikan oleh pemerintah pusat melalui
Kementerian Kesehatan kepada pemerintah daerah baik melalui dinas
kesehatan provinsi maupun dinas kesehatan kabupaten dan kota yang
kemudian dikelola oleh puskesmas di masing-masing wilayah di Indonesia,
diharapkan dapat menciptakan pertanggungjawaban pengelolaan dana
kesehatan yang baik sehingga akan meningkatkan derajat kesehatan di
negara Indonesia. Kementerian Kesehatan dan atau dinas kesehatan
kabupaten dan kota tidak hanya sebagai pelaksana fungsi administrasi
dalam hal pengelolaan dana saja, namun juga bertanggungjawab dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Untuk lebih memperluas dan
mempermudah dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat sehari-
hari, pemerintah daerah mendirikan pusat kesehatan masyarakat
(Puskesmas) di setiap kecamatan di Indonesia untuk lebih mendekatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Azrul Azwar, 1996: 118).
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan
penelitian yang tertuang dalam bentuk penulisan hukum dengan judul :
“ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN
DANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
(STUDI PROGRAM PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
MASYARAKAT (JAMKESMAS) OLEH DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BLORA)”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan
sebelumnya, serta agar permasalahan yang diteliti menjadi lebih jelas dan
penulisan penelitian hukum mencapai tujuan yang diinginkan, maka
permasalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah kebijakan pemerintah Kabupaten Blora dalam pengelolaan dana
anggaran pendapatan dan belanja negara telah dikelola sesuai dengan
prinsip akuntabilitas dimana pemerintah Kabupaten Blora sebagai
pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah terhadap
penyelenggaraan pelayanan kesehatan jaminan kesehatan masyarakat
(Jamkesmas) untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik?
2. Apakah pengelolaan dana jaminan kesehatan mayarakat (Jamkesmas)
melalui dinas kesehatan Kabupaten Blora yang di salurkan ke puskesmas
telah dilaksanakan sesuai dengan prinsip efektifitas dan efisiensi sebagai
pencapaian pelayanan publik untuk mewujudkan tata pemerintahan yang
baik di daerah?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian hukum dilakukan untuk mencari pemecahan isu hukum
yang timbul (Peter Mahmud Marzuki, 2006 : 41), berdasarkan hal tersebut
maka penelitian ini mempunyai tujuan obyektif dan tujuan subyektif
sehingga mampu mencari pemecahan isu hukum terkait. Adapun tujuan
yang hendak dicapai peneliti adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk memahami dan menganalisa pelaksanaan program jaminan
kesehatan masyarakat (JAMKESMAS) di Indonesia.
b. Untuk mengetahui mekanisme pengelolaan dana anggaran pendapatan
dan belanja yang digunakan untuk program pelayanan bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
masyarakat miskin dan tidak mampu dengan menggunakan dana
anggaran pendapatan dan belanja negara melalui dinas kesehatan
setempat.
2. Tujuan Subjektif
a. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan penulis mengenai
hukum nasional dalam bidang Hukum Administrasi Negara
khususnyamengenai pengelolaan dana anggaran pendapatan dan
belanja negara untuk perlindungan masyarakat miskin dan tidak
mampu melalui program pelayanan jaminan kesehatan masyarakat
(JAMKESMAS) oleh dinas kesehatan.
b. Memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh derajat sarjana
dalam bidang Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penulis berharap bahwa kegiatan penelitian dalam penulisan hukum
ini akan bermanfaat bagi penulis maupun pihak-pihak lain, antara lain :
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian yang telah dilakukan oleh penulis diharapkan dapat
memberikan hasil yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya dan Hukum
Administrasi Negara pada khususnya serta dapat dipakai sebagai
acuan terhadap penulisan maupun penelitian sejenis untuk tahap
berikutnya.
b. Penelitian yang telah dilakukan oleh penulis diharapkan dapat
menambah referensi atau pengetahuan tentang pengelolaan dana
anggaran pendapatan dan belanja negara untuk perlindungan
kesehatan masyarakat miskin dan tidak mampu melalui program
pelayanan jaminan kesehatan masyarakat (JAMKESMAS) oleh dinas
kesehatan setempat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan pengetahuan dan informasi bagi masyarakat luas dengan
adanya program pelayanan kesehatan masyarakat bagi masyarakat
miskin dan tidak mampu melalui program jaminan kesehatan
masyarakat (JAMKESMAS) yang pendanaannya dikelola oleh dana
dari anggaran pendapatan dan belanja negara.
b. Memberikan manfaat yang dapat di ambil dari permasalahan hukum
yang telah diteliti dan dikaji oleh penulis, sehingga tidak hanya
bermanfaat bagi penulis namun juga diharapkan bermanfaat bagi orang
lain yang membacanya.
E. METODE PENELITIAN
Penelitian hukum dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori
atau konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi (Peter Mahmud Marzuki, 2005: 35). Penelitian hukum dilakukan
untuk mencari pemecahan atas isu hukum yang timbul. Hasil yang dicapai
adalah untuk memberikan preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi (Peter Mahmud Marzuki, 2009 : 41).
Adapun metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a) Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian
doktrinal atau disebut juga penelitian hukum normatif. Metode penelitian
hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk
menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi
normatifnya. Penelitian doktrinal adalah suatu penelitian hukum yang
bersifat perskriptif sebagaimana ilmu sosial dan ilmu alam (Peter
Mahmud Marzuki, 2006: 33).
b) Sifat Penelitian
Ilmu hukum mempunyai karakteristik sebagai ilmu yang bersifat
perskriptif dan terapan. Dalam penelitian hukum ini karakteristik yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
digunakan yaitu ilmu hukum yang bersifat perskriptif. Sebagai ilmu yang
bersifat perskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai
keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum dan norma-
norma hukum. Sifat perskriptif ini merupakan hal substansial yang tidak
mungkin dapat dipelajari oleh disiplin lain yang obyeknya juga hukum
(Peter Mahmud Marzuki, 2006 : 22).
c) Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian hukum ini penulis menggunakan pendekatan
perundang-undangan (statue approach). Pendekatan perundang-
undangan (statue approach) dilakukan dengan menelaah semua undang-
undang dan regulasi yang bersangkutan dengan isu hukum yang sedang
ditangani. Pendekatan tersebut melakukan pengkajian peraturan
perundang-undangan yang berhubungan dengan tema sentral penelitian
(Peter Mahmud Marzuki, 2006: 93).
d) Sumber Bahan Hukum
a. Bahan hukum primer
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara.
4) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
5) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional.
6) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
7) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun 2012.
8) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
903/MENKES/PER/V/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
b. Bahan hukum sekunder
1) Jurnal hukum, salah satu contoh jurnal nasional adalah tulisan
Herlambang Perdana Wiratraman yang berjudul Good Governance
dan mitos ketatanegaraan dalam jurnal bersatu edisi Mei 2008 dan
jurnal nasional tulisan Astriyani, S.H, yang berjudul Good
Governance yang di tulis pada tahun 2003 dan di terbitkan pada
majalah dictum. Salah satu contoh jurnal internasional adalah
tulisan Richard O. Omotoye yang berjudul Restoring financial
transparency and accountability in Nigeria yang di tulis pada tahun
2011 dan jurnal internasional tulisan Andrei Akhremenko yang
berjudul Good governance efficiency as a variable and
effectiveness as a structure yang di tulis pada tahun 2011. Jurnal
internasional tulisan Wamasebu B.K yang berjudul Accountable
Political Leadership the link between good governance in
electioneering and sustainable development in Africa yang di tulis
pada tahun 2011.
2) Buku teks, antara lain :
a) Buku karangan Abdul Halim yang berjudul Pengelolaan
keuangan daerah.
b) Buku karangan Azrul Azwar yang berjudul Pengantar
administrasi kesehatan.
c) Buku karangan Arifin P. Soeria Atmadja yang berjudul
Keuangan publik dalam prespektif hukum.
d) Buku karangan Peter Mahmud yang berjudul Penelitian hukum.
e) Buku karangan Sjahruddin Rasul yang berjudul Pengintegrasian
sistem akuntabilitas kinerja dan anggaran dalam prespektif
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara.
f) Buku karangan Muhadam Labolo yang berjudul Memahami
ilmu pemerintahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
g) Buku karangan Leo Agustino yang berjudul dasar-dasar
kebijakan publik.
h) Buku karangan Fadhilah Putra yang berjudul paradigma kritis
dalam studi kebijakan publik dan ruang partisipasi dalam proses
kebijakan publik.
c. Bahan hukum tersier, salah satunya bahan hukum dari internet, antara
lain:
1. Wisnu Wardana yang berjudul Hukum Dalam Kehidupan
Masyarakat(http://fh.wisnuwardhana.ac.id/index.php?option=com_
content&task=view&i =18/).
2. Biro Hukum dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang
berjudul Jaminan Kesehatan Masyarakat Salau Satu Cara
MenyejahterakanRakyat.(http://www.sanglahhospitalbali.com/info
rmasi.php?ID=14).
3. Diasyuri yang berjudul sosiologi komparatif sistem kesejahteraan
negarah.(http://diasyuri.wordpress.com/2011/12/16/sosiologi-
komparatif-sistem-kesejahteraan-negara-welfare-state-indonesia/).
e) Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Penelitian yang penulis angkat merupakan penelitian doktrinal,
maka dalam pengumpulan sumber hukumnya dilakukan dengan studi
kepustakaan atau studi dokumen dan pengumpulan data melalui internet
dengan cara download beberapa artikel yang berhubungan dengan
masalah penelitian. Teknik studi kepustakaan atau studi dokumen
merupakan cara pengumpulan sumber hukum dengan membaca,
mempelajari, mengkaji, dan menganalisis serta membuat catatan dari
buku literatur, peraturan perundang-undangan, dokumen dan hal-hal lain
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
f) Teknik Analisis Bahan Hukum
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deduksi.
Metode deduksi ini berpangkal dari pengajuan premis mayor kemudian
diajukan premis minor. Philipus M. Hadjon mengemukakan bahwa untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
penalaran hukum yang merupakan premis mayor adalah aturan hukum
sedangkan premis minornya adalah fakta hukum.Dari kedua hal tersebut
kemudian ditarik suatu kesimpulan atau conclusion (Peter Mahmud
Marzuki, 2009: 47).
F. SISTEMATIKA SKRIPSI
Untuk lebih mempermudah dalam melakukan pembahasan,
penganalisaan, serta penjabaran isi dari penelitian ini, maka penulis
menyusun sistematika penulisan hukum ini sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan mengemukakan tentang :
A. Latar Belakang Masalah.
B. Perumusan Masalah.
C. Tujuan Penelitian.
D. Manfaat Penelitian.
E. Metode Penelitian.
F. Sistematika Skripsi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab yang kedua ini memuat dua sub bab, yaitu kerangka teori
dan kerangka pemikiran.
A. Kerangka Teori akan menguraikan tinjauan umum, yang terdiri
dari :
1. Tinjauan Umum tentang Negara Kesejahteraan
2. Tinjauan Umum tentang Tata Pemerintahan yang baik
3. Tinjauan Umum tentang Kebijakan Pemerintah
4. Tinjauan Umum tentang Jaminan Kesehatan Mayarakat.
B. Kerangka Pemikiran, dalam kerangka pemikiran penulis akan
menampilkan bagan kerangka pemikiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penulis dalam bab ke tiga membahas dan menjawab tentang
permasalahan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam rencana
penelitian ini, penulis membahas 2 (dua) permaslahan, yaitu :
1. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dana
anggaran pendapatan dan belanja negara telah dikelola sesuai
dengan prinsip akuntabilitas dimana pemerintah sebagai
pemegang kekuasaan pengelola keuangan negara terhadap
penyelenggaraan pelayanan kesehatan jaminan kesehatan
masyarakat untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik?
2. Apakah pengelolaan dana jaminan kesehatan masyarakat
melalui dinas kesehatan yang disalurkan ke puskesmas telah
dilaksanakan sesuai dengan prinsip efektifitas dan efisiensi
sebagai pencapaian pelayanan publik untuk mewujudkan tata
pemerintahan yang baik di daerah?
BAB IVPENUTUP
Merupakan penutup yang menguraikan secara singkat tentang
kesimpulan akhir dari pembahasan dan jawaban atas rumusan
permasalahan, dan diakhiri dengan saran-saran yang didasarkan
atas hasil keseluruhan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Umum tentang Negara Kesejahteraan
a. Pengertian kesejahteraan
Kesejahteraan merupakan kondisi yang diinginkan oleh
setiap manusia. Kebahagiaan merupakan suatu konsep yang sangat
relatif. Dalam filosofi yunani, kebahagiaan diartikan sebagai
kondisi yang baik, menjadi baik, serta melakukan yang baik. Rasa
aman dalam konteks kesejahteraan mencakup rasa aman dari
penghasilan, tempat tinggal, kepercayaan, lingkungan serta segala
sesuatu yang berhubungan dengan kehidupannya. Banyaknya
peluang untuk memilih membuat seseorang merasa lebih puas
karena dapat memiliki kemampuan untuk memilih yang terbaik
untuk kehidupan dalam hidupnya. Dalam pemenuhan kebutuhan,
kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan terhadap udara,
minuman, makanan, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan
seseorang untuk mengembangkan pekerjaan untuk memenuhi
kebutuhan dalam hidupnya. Kesejahteraan juga menuntut adanya
distribusi yang adil yang merupakan prinsip moral dalam suatu
masyarakat.
Kesejahteraan adalah keseluruhan usaha sosial yang
terorganisir dengan baik dan benar dan mempunyai tujuan utama
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks
sosialnya. Adanya unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas
yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat antara
lain adalah pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan,
pendidikan, rekreasi budaya, dan lain sebagainya. Tidak semua
orang memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
oleh karena itu peran pemerintah sebagai pemimpin negara sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dibutuhkan untuk membantu kemerataaan kesejahteraan dari setiap
golongan yang ada dalam masyarakat dan khususnya kesejahteraan
pada masyarakat miskin dan tidak mampu. Dalam sebuah negara,
kesejahteraan dikaitkan dengan peran pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan warganya dalam bidang kesehatan, pendidikan dan rasa
aman (http://diasyuri.wordpress.com/2011/12/16/sosiologi-
komparatif-sistem-kesejahteraan-negara-welfare-state).
b. Pengertian negara kesejahteraan
Konsep negara hukum mengalami pertumbuhan menjelang
abad XX yang ditandai dengan lahirnya konsep negara hukum
modern, dimana tugas negara sebagai penjaga malam keamanan
mulai berubah. Negara dalam hal ini adalah pemerintah tidak boleh
pasif tetapi harus aktif turut serta dalam kegiatan untuk masyarakat
sehingga kesejahteraan bagi semua orang dapat terjamin. Adanya
larangan bagi pemerintah untuk ikut campur tangan dalam urusan
warga negara baik di bidang sosial maupun bidang ekonomi
bergeser kearah gagasan baru bahwa pemerintah harus
bertanggungjawab atas kesejahteraan rakyat. Demokrasi dalam
gagasan baru tersebut harus meluas mencakup dimensi ekonomi
dengan suatu sistem yang menguasai ketentuan-ketentuan
ekonomidan berusaha memperkecil perbedaan sosial dan ekonomi,
terutama perbedaan-perbedaan yang timbul dari distribusi kekayaan
yang tidak merata. Negara dengan gagasan baru tersebut
merupakan negara kesejahteraan yakni negara yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat (Ni’matul Huda, 2007: 55).
Negara kesejahteraan merupakan sistem pemerintahan
dimana negara bertanggung jawab besar terhadap kesejahteraan
warganya. Welfare state ditandai dengan tingginya peran negara
dalam pembangunan kesejahteraan warganya. Program ini
bertujuan untuk mengurangi penderitaan masyarakat seperti
kemiskinan, pengangguran, gangguan kesehatan dan lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
sebagainya. Suatu negara yang menerapkan welfare state
mempunyai kebijakan publik yang bersifat pelayanan, bantuan,
perlindungan atau pencegahan pada masalah sosial. Negara
kesejahteraan dipercayai sebagai suatu konsep yang dibuat oleh
kaum kapitalis. Negara kesejahteraan adalah sebuah mekanisme
untuk mempertahankan kekuasaan dan kedudukan kaum kapitalis
agar kaum borjuis atau buruh merasa terlindungi dan terayomi
sehingga tidak melakukan tindakan anarki seperti gerakan sosial
atau aksi revolusioner
(http://diasyuri.wordpress.com/2011/12/16/sosiologi-komparatif-
sistem-kesejahteraan-negara-welfare-state/).
Negara kesejahteraan adalah suatu bentuk pemerintahan
demokratis yang menegaskan bahwa negara bertanggung jawab
terhadap kesejahteraan rakyat yang minimal, bahwa pemerintah
harus mengatur pembagian kekayaan negara agar tidak ada rakyat
yang kelaparan, tidak ada rakyat yang meninggal dunia karena
tidak dapat membayar biaya rumah sakit. Dapat dikatakan bahwa
negara kesejahteraan mengandung unsur sosialisme, mementingkan
kesejahteraan di bidang politik maupun di bidang ekonomi. Dapat
juga dikatakan bahwa negara kesejahteraan mengandung asas
kebebasan, asas kesetaraan hak maupun asas persahabatan atau
kebersamaan. Asas persahabatan atau kebersarnaan dapat
disamakan dengan asas kekeluargaan atau gotong royong.
c. Model dan Pendekatan dalam teori negara kesejahteraan
Tolok ukur keberhasilan sebuah negara di dalam
memajukan bangsa dapat dilakukan melalui berbagai macam
pendekatan. Diantaranya adalah melalui pendekatan output
indikator,seperti tingkat kemiskinan, harapan hidup dan partisipasi
sosial. Pendekatan kedua adalah pendekatan input indcators,yang
umumnya dilihat dari pengeluaran pemerintah untuk pembangunan
sosial antara lain pendidikan, kesehatan dan jaminan sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Negara berperan lebih besar dalam menjamin kesejahteraan
sosial secara terencana, melembaga, dan berkesinambungan
Perkembangan negara kesejahteraan ini mengalami penyesuaian
dengan kondisi yang terjadi di negara Indonesia. Dalam
penyesuaian negara kesejahteraan di negara Indonesia, banyak
kewajiban pemerintah dalam mewujudkan suatu negara
kesejahteraan, diantaranya adalah kewajiban pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia salah
satunya dengan menyelenggarakan sebuah program jaminan sosial
untuk menjamin akses kesehatan masyarakat sehingga dapat
menwujudkan negara kesejahteraan karena masyarakat yang dapat
dibantu oleh pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan akan
kesehatan untuk sebuah hidup yang sejahtera dengan keadaan
hidup sehat. Dilihat dari besarnya anggaran negara untuk jaminan
kesehatan masyarakat, teori negara kesejahteraan dapat
dikategorikan dalam empat model, yaitu
(http://diasyuri.wordpress.com/2011/12/16/sosiologi-komparatif-
sistem-kesejahteraan-negara-welfare-state) :
1. Model Universal, pelayanan sosial diberikan oleh negara
secara merata kepada seluruh penduduknya,baik kaya
maupun miskin.
2. Model Korporasi atau Work Merit Welfare States, jaminan
sosial juga dilaksanakan secara melembaga danluas, namun
kontribusi terhadap berbagai skema jaminan sosial berasal
dari tiga pihak, yakni pemerintah, dunia usaha dan pekerja
(buruh). Pelayanan sosial yangdiselenggarakan oleh negara
diberikan terutama kepada mereka yang bekerja atau mampu
memberikan kontribusi melalui skema asuransi sosial.
3. Model Residual, pelayanan sosial khususnya memberikan
kebutuhan dasar, diberikanterutama kepada kelompok-
kelompok yang kurang beruntung, seperti orang miskin,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
penganggur, penyandang cacat dan orang lanjut usiayang
tidak kaya.
4. Model minimal, ditandai oleh pengeluaran pemerintah untuk
pembangunan sosial yang sangat kecil. Program
kesejahteraan dan jaminan sosial diberikan secara sporadis,
parsial dan minimal dan umumnya hanya diberikan kepada
pegawai negeri, anggota militerdan pegawai swasta yang
mampu membayar premi.
2. Tinjauan Umum tentang Tata Laksana Pemerintahan yang baik di
Indonesia
a. Pengertian Pemerintahan yang baik (Good Governance)
Governance, yang diterjemahkan menjadi tata
pemerintahan, adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik dan
administrasi guna mengelola urusan-urusan negara pada semua
tingkat. Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses
dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok
masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak
hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-
perbedaan diantara mereka.
Definisi lain menyebutkan tata pemerintahan adalah
mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial yang
melibatkan pengaruh sektor negara dan sektor selain pemerintah
dalam suatu usaha kolektif. Definisi pemerintahan adalah
mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial untuk
tujuan pembangunan, sehingga tata pemerintahan adalah
mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial yang
substansial dan penerapannya untuk menunjang pembangunan yang
stabil dengan syarat utama efisien dan relatif merata.
Jelas bahwa pemerintahan yang baik adalah masalah
perimbangan antara negara, pasar dan masyarakat. Sampai saat ini,
sejumlah karakteristik kebaikan dari suatu pemerintahan lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
banyak berkaitan dengan kinerja pemerintah. Pemerintah
berkewajiban melakukan investasi untuk mempromosikan tujuan
ekonomi jangka panjang seperti pendidikan kesehatan dan
infrastuktur. Untuk mengimbangi negara, suatu masyarakat yang
kompeten dibutuhkan melalui diterapkannya sistem demokrasi, hak
asasi manusia (http://perencanaankota.blogspot.com/2011/11/
pengertian-tata-pemerintahan-yang-baik.html).
Fungsi utama dari pemerintah yaitu membuat kebijakan
publik. Semua warga negara akan senantiasa bersentuhan dengan
kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah, karena yang
diatur oleh kebijakan publik adalah yang menyangkut kepentingan
umum, dan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat merupakan
kebijakan terhadap publik yang harus pemerintah perhatikan,
khususnya terhadap masyarakat miskin dan tidak mampu
(Muhadam Labolo, 2006: 27).
Good governance merupakan suatu manual yang
didefinisikan sebagai implementasi efektif kebijakan dan provisi
pelayanan yang yang responsive terhadap kebutuhan-kebutuhan
warganya. Good governance melekat pada kualitas, seperti
akuntabilitas, responsif, transparan, dan efisiensi (Herlambang
Perdana W, 2008: 4).
Definisi mengenai tata pemerintahan yang baik menurut
Wamasebu yang diterapkan dinegara Afrika, yaitu :
“ Good Governance also means competent management of
the country’s resources and affairs, that is, strengthening
parliament, protecting the autonomy of the judiciary,
improving the performance of the public sector, supporting
the development of professional media, encouraging private
investment and decentralizing the delivery of service, open,
tranparent, accountable, aquitable and responsive to
people’s need” (Journal Academic, 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Good governance merupakan isu relevan dalam
pengelolaan administrasi publik. Pelaksanaan otonomi daerah
memiliki kaitan yang erat dengan tuntutan dilakukannya tata
pemerintahan yang baik di Indonesia. Arti good dalam good
governance sendiri mengandung dua pengertian, pertama adalah
menjunjung tinggi keinginan atau kehendak masyarakat dan nilai-
nilai yang mampu meningkatkan kemampuan rakyat dalam
pencapaian tujuan kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan
keadilan sosial. Pengertian yang kedua adalah merupakan aspek-
aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam
pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut. Good
governance berorientasi pada orientasi ideal negara yang diarahkan
pada pencapaian tujuan nasional, serta pemerintahan yang
berfungsi secara ideal yaitu secara efektif dan efisien dalam
melakukan upaya untuk mencapai tujuan nasional (Abdul Halim,
2007: 18).
b. Transparansi dan Tanggung Jawab Pemerintahan yang baik
Pembangunan ekonomi bertujuan untuk mencapai tingkat
kemakmuran yang lebih tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut
pemerintah dapat ikut campur secara aktif maupun secara pasif.
Peran pemerintah dalam perekonomian sehari-hari sebagian besar
merupakan konsekuensi daripada semakin kompleks dan saling
ketergantungan di dalam masyarakat modern (Yuswar Zainal Basri,
2003: 11).
Transparency (transparansi) merupakan salah satu prinsip
dalam perwujudan good governance (pemerintahan yang baik).
Good governance dan otonomi daerah adalah dua konsep yang
saling berkaitan, dan berinteraksi dalam suatu korelasi yang
bersifat positif. Keduanya saling menyediakan iklim kondusif yang
perkembangan satu sama lain. Transparansi penyelenggaraan
pelayanan publik adalah pelaksanaan tugas dan kegiatan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
bersifat terbuka bagi masyarakat dari proses kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan atau pengendaliannya,
serta mudah diakses oleh semua pihak yang membutuhkan
informasi.
Membangun pemerintahan yang good governance sangat
ditentukan oleh sikap dan perilaku para pejabat pemerintahan.
Konsekuensinya, pemerintah dengan sendirinya dituntut untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia sesuai dengan
bidang tugasnya, kesejahteraannya, termasuk menentukan sikap
dan perilakunya, agar mampu berpikir dengan baik dan benar.
(http://fh.wisnuwardhana.ac.id/index.php?option=com_content&tas
k=view&id=18).
Terselenggaranya suatu tata pemerintahan yang baik
merupakan prasyarat bagi setiap dinas atau lembaga pemerintahan
untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan
serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Tata pemerintahan yang
baik adalah tata kelola organisasi secara baik dengan prinsip
keterbukaan, keadilan, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam
rangka mencapai tujuan organisasi pemerintah. Dalam rangka
mewujudkan kepentingan-kepentingan masyarakat diperlukan
pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang
tepat, jelas, terukur, dan terlegitimasi sehingga kinerja
pemerintahan dan pembangunan nasional dapat berlangsung secara
berdaya guna, berhasil guna, bersih, dan bertanggungjawab (Abdul
Halim, 2007: 17).
Prinsip transparansi menghendaki adanya keterbukaan dan
akses yang memadai bagi masyarakat atau pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap proses dan informasi yang dimiliki
pemerintah dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Prinsip
akuntabilitas atau prinsip tanggungjawab yang sering kali tidak
dapat dipisahkan dari prinsip transparansi, yang mensyaratkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
bentuk pertanggungjawaban lembaga pemerintah terhadap
masyarakat secara luas maupun lembaga-lembaga lain yang
berkepentingan. Prinsip akuntabilitas sangat penting untuk
menghindaro terjadinya penyalahgunaan kekuasaan oleh lembaga
pemerintah (Astriyani, 2003: 5).
Prinsip akuntabilitas dan prinsip transparansi di negara
Nigeria dapat didefinisikan sebagai berikut :
“Accountability and transparency, in a true democracy,
unequivocally represent a universal, equivalent concept of
shared responsibility, trustworthiness, and open
communication between the government and the governed.
The two participating sides government and governed
mutually need each other. The government- in order to
justify its democratic legitimacy- needs the trust of the
public to be voted into and kept in power; on the other
hand, the governed needs the government to do the right
thing and make decisions which will advance public
interests and validate entrusted power” (Journal of Finance
and Economics, 2011).
Prinsip akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan
pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan
tindakan seseorang atau badan hukum atau pimpinan suatu
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk
meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Akuntabilitas
ditujukan untuk mencapai jawaban terhadap pertanyaan yang
berhubungan dengan pelayanan apa, siapa, kepada siapa, milik
siapa, yang mana, dan bagaimana, pertanyaan yang memerlukan
jawaban tersebut antara lain apa yang harus
dipertanggungjawabkan, mengapa pertanggungjawaban harus
diserahkan, kepada siapa pertanggungjawaban tersebut harus
diserahkan, siapa yang bertanggungjawab terhadap berbagai bagian
kegiatan dalam masyarakat, apakah pertanggungjawaban berjalan
seiring dengan kewenangan yang memadai. Dalam pengertian yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
luas, akuntabilitas pelayanan publik merupakan
pertanggungjawaban pegawai pemerintah kepada publik yang
menjadi konsumen pelayanan tersebut (Abdul Halim, 2007: 85).
Unsur-unsur yang terkait dengan pelaksanaan prinsip
akuntabilitas di lingkungan instansi pemerintah antara lain (Abdul
Halim, 2007: 89) :
(1) Perencanaan
Dalam prinsip akuntabilitas kinerja pemerintah,
perencanaan yang strategis pemerintah memerlukan
integritas antara keahlian sumber daya manusia dan
sumber daya lain agar mampu menjawab tuntutan
perkembangan lingkungan strategis nasional global.
Perencanaan strategis yang disusun oleh pemerintah
harus mencakup :
a) Pertanyaan visi, misi, strategi dan faktor-faktor
keberhasilan organisasi.
b) Rumusan tentang tujuan dan sasaran serta
uraian aktivitas organisasi.
c) Uraian tentang cara mencapai tujuan dan
sasaran organisasi.
(2) Pengukuran kinerja
Dengan disusunnya perencanaan yang strategis dan
jelas, perencanaan operasional yang terukur, maka
dapat diharapkan tersedia kebenaran yang logis dan
argumental yang memadai untuk mengatakan suatu
pelaksanaan program berhasil atau tidak.
a) Penetapan indikator kinerja
Penetapan indikator kinerja merupakan proses
identifikasi indikator kinerja melalui sistem
pengumpulan data, pengolahan data, informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
untuk menentukan capaian tingkatan kinerja
kegiatan program.
b) Penetapan capaian kerja
Dimaksudkan untuk mengetahui dan menilai
capaian indikator kinerja pelaksanaan kegiatan
program dan kebijaksanaan yang telah
ditetapkan oleh suatu pemerintah.
c) Formulir pengukuran kinerja.
Dalam melakukan evaluasi atas kesesuaian
dan keselarasan antara kegiatan dan program,
atau antara program penunjang, dengan
program utama, atau program yang lebih
rendah dengan program yang lebih tinggi
dapat digunakan formulir pengukuran kinerja.
(3) Pelaporan
Laporan akuntabilitas kinerja pemerintah harus
disampaikan oleh instansi dari pemerintah pusat,
pemerintah daerah, kebupaten dan kota. Penyusunan
laporan harus secara jujur, objektif, dan transparan
dan juga perlu memperhatikan prinsip-prinsip :
a) Prinsip pertanggungjawaban.
b) Prinsip pengecualian.
c) Prinsip manfaat.
(4) Tanggungjawab
Merupakan unsur kewenangan pemerintah sebagai
pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara
dalam mengelola dana pelayanan publik. Pemerintah
merupakan pemegang kekuasaan dalam pengelolaan
administrasi negara. Pemerintahan yang baik
merupakan suatu tatanan penyelenggaraan
manajemen pembangunan yang bertanggungjawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
dan sejalan dengan makna dalam demokrasi yang
efisien, menghindari adanya kesalahan alokasi dana
dan investasi yang langkah serta pencegahan terjadi
korupsi baik secara politik maupun secara
administrasi dan menjalankan disiplin anggaran
yang baik.
Dari sisi intern seseorang, akuntabilitas merupakan
pertanggungjawaban orang tersebut kepada Tuhannya, yang
meliputi pertanggungjawaban mengenai segala sesuatu yang
dijalankan yang hanya diketahui dan dipahami oleh dirinya sendiri.
Akuntabilitas dari sisi ekstern seseorang adalah akuntabilitas orang
tersebut kepada lingkungannya baik lingkungan formal maupun
lingkungan masyarakat (Abdul Halim, 2007: 85).
Dalam pelaksanaan akuntabilitas di lingkungan instansi
pemerintah, ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan antara lain
(Abdul Halim, 2007: 89):
(1) Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf
instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan
misi agar akuntabel.
(2) Merupakan suatu sistem yang dapat menjamin
penggunaan sumber daya secara konsisten dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan.
(4) Berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta
hasil dan manfaat yang diperoleh.
(5) Jujur, objektif, transparan, dan inovatif sebagai
pedoman perubahan manajemen instansi pemerintah
dalam bentuk pemutakhirandata dan teknik
pengukuran kinerja dan penyusunan laporan
akuntabilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Yang mempengaruhi akuntabilitas suatu entitas meliputi
lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang merupakan
faktor yang membentuk, memperkuat, atau memperlemah
efektifitas pertanggungjawaban entitas atas wewenang dan
tanggungjawab yang dilimpahkan kepadanya. Faktor-faktor yang
relevan dengan akuntabilitas instansi pemerintah adalah (Abdul
Halim, 2007: 88):
(1) Falsafah dan konstitusi negara.
(2) Tujuan dan sasaran pembangunan nasional.
(3) Ilmu pengetahuan dan teknologi.
(4) Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan.
(5) Ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
mengatur akuntabilitas.
(6) Tingkat keterbukaan pengelolaan.
(7) Sistem manajemen birokrasi.
(8) Misi, tugas pokok dan fungsi, serta program
pembangunan yang terkait.
(9) Jangkauan pengendalian dan kompleksitas program
instansi.
c. Asas dan Prinsip Pemerintahan yang baik
Asas umum pemerintahan yang baik sangat penting untuk
dipahami oleh para aparatur negara dalam rangka penciptaan tata
pemerintahan yang baik. Prinsip dasar pemerintahan hendaknya
selain menjadi kesepakatan diantara para pejabat negara juga
menjadi pedoman di dalam pembuatan kebijakan, pelaksanaan
manajemen pemerintahan maupun dalam sistem pengawasan
aparatur negara. Prinsip demokrasi, dengan menghendaki agar
kekuasaan tertinggi dan kedaulatan tetap berada di tangan rakyat
sehingga apapun tugas aparatur negara hendaknya senantiasa
merujuk kepada kepentingan rakyat. Prinsip kedaulatan sosial dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
pemerataan merupakan asas umum pemerintahan yang baik harus
dilaksanakan pada semua jenjang administrasi pemerintah (Abdul
Halim, 2007: 59).
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah
pemerintahan yang memberikan berbagai kemudahan, kepastian
dan bersih, dalam menyediakan pelayanan dan perlindungan dari
berbagai tindakan sewenang-wenang, baik atas diri, hak, maupun
harta bendanya. Dalam kaitan pelayanan dan perlindungan, ada dua
cabang pemerintahan yang berhubungan langsung dengan
masyarakat, yakni administrasi negara dan penegak hukum.
Konsep tata pemerintahan meliputi tiga dimensi utama yaitu
ekonomi, politik dan administrasi, yang kesemuanya berada dalam
kawasan negara dan masyarakat yang saling berinteraksi untuk
menjalankan fungsinya masing-masing. Dengan demikian, untuk
mewujudkan tata pemerintahan yang baik maka harus ada
kerjasama antara negara dengan masyarakat yang mengacu pada
prinsip-prinsip demokrasi dengan elemen-elemennya, seperti
legitimasi, akuntabilitas, perlindungan hak asasi manusia,
kebebasan, transparansi, pembagian kekuasaan dan kontrol
masyarakat.
Prinsip-prinsip untuk terwujudnya suatu tata pemerintahan
yang baik antara lain:
(1) Partisipasi, artinya bahwa semua warga masyarakat
mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik
secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga
perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan
masyarakat Indonesia.
(2) Tegaknya supremasi hukum, kerangka hukum harus
adil dan diperlakukan tanpa pandang bulu, terutama
penehakan hukum yang menyangkut tentang hak asasi
manusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
(3) Transparansi, artinya bahwa transparansi dibangun atas
dasar arus informasi yang bebas, informasi yang benar,
jujur, tidak diskriminatif. Seluruh proses pemerintahan,
lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses
oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan informasi
yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan
dipantau dan tetap memperhatikan perlindungan hak
asasi manusia.
(4) Responsif, lembaga-lembaga dan seluruh proses
pemerintahan harus berusaha melayani semua pihak
yang berkepentingan yakni masyarakat.
(5) Berorientasi pada konsensus, tata pemerintahan yang
baik menjembatani kepentingan-kepentingan yang
berbeda demi terciptanya suatu konsensus menyeluruh
dalam hal yang terbaik bagi kelompok-kelompok
masyarakat.
(6) Kesetaraan dan keadilan, semua masyarakat
mempunyai kesempatan memperbaiki atau
mempertahankan kesejahteraan masyarakat.
(7) Efektifitas dan Efisiensi, merupakan proses yang
diberikan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga
lainnya yang dapat menghasilkan sesuai kebutuhan
warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-
sumber daya yang ada dengan seoptimal mungkin.
(8) Akuntabilitas, para pengambil keputusan di
pemerintahan, sektor swasta dan organisasi masyarakat
bertanggungjawab baik kepada masyarakat atau rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam suatu
negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
(9) Visi strategi, para pemimpin dan masyarakat memliki
perspektif yang luas dan jauh kedepan atas tata
pemerintahan yang baik dengan pembangunan
masyarakat serta kepekaan akan apa saja yang
dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan
masyarakat tersebut.
Dalam prinsip efektifitas dan efisiensi untuk mewujudkan
tata pemerintahan yang baik, diperlukan beberapa unsur yang
menunjang terwujudnya tata pemerintahan yang baik sesuai dengan
prinsip efektifitas dan efisiensi. Unsur-unsur tersebut antara lain
(Abdul Halim, 2007: 74) :
(1) Ekonomis
Konsep yang pertama dalam pengelolaan organisasi
sektor publik adalah ekonomis yang merupakan
pemerolehatan input dengan kualitas dan kuantitas
tertentu dengan harga yang terendah. Ekonomi
merupakan perbandingan input dengan input value
yang dinyatakan dalam satuan moneter.
(2) Efisiensi
Konsep kedua adalah efisiensi yang merupakan
pencapaian output yang maksimal dengan input
tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk
mencapai output tertentu.
(3) Efektifitas
Konsep yang ketiga adalah efektifitas yang berarti
tingkat pencapaian hasil program kerja dengan target
yang ditetapkan. Efektifitas merupakan
perbandingan antara outcome dengan output.
Audit ekonomis dan efisiensi bertujuan untuk menentukan
bahwa suatu entitas telah memperoleh, melindungi, menggunakan
sumber daya secara ekonomis dan efisien dan bertujuan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
menentukan dan mengidentifikasikan penyebab terjadinya praktik-
praktik yang tidak ekonomis dan tidak efisien, termasuk
ketidakmampuan organisasi dalam mengelola sistem informasi,
prosedur administrasi dan struktur organisasi. Audit efektifitas
bertujuan untuk menentukan tingkat pencapaian hasil atau manfaat
yang diinginkan, kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan
sebelumnya. Efektifitas berkenaan dengan dampak suatu output
bagi pengguna jasa. Untuk mengukur efektifitas suatu kegiatan
harus didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Efisiensi instansi pemerintahan mencakup beberapa unsur-
unsur dasar, antara lain (Journal of Political Science, 2011) :
(1) Inputs – limited resources, used to obtain definite results.
Studies of government efficiency deal with two major types of
inputs: monetary (budget expenditures primarily) and
“physical” (human and capital resources).
(2) Outputs – achieved results. Measuring the outcomes is
especially difficult because they rarely fall for direct
estimation; the task is to find empirical proxies for such
phenomena as “quality of education” or “national health
condition”. Therefore outcomes are commonly registered in
non-monetary form: life expectancy or infant mortality for
healthcare, examination results and unemployment indicators
of school-leavers for education, crime levels for law
enforcement system.
(3) Decision-Making Units (DMU) that transform inputs into
outputs. Those could be organizations in a narrow sense –
schools, hospitals or police departments, or national and
regional healthcare and edu-cation systems, or – at top level
- national and regional governments. On the one hand an
important feature of DMU is some degree of autonomy in
resource allocation decisions and inner institutional design
(both formal and informal). Otherwise efficiency estimation
task does not make sense, because the performance is
determined by higher positioned body. On the other, a
certain degree of homogeneity is required for DMUs; for
example, it is not correct to compare national systems to
regional.
Kesembilan prinsip dasar tata pemerintahan yang baik
saling memperkuat dan tidak dapat berdiri sendiri. Dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
disimpulkan bahwa wujud tata pemerintahan yang baik adalah
penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bertanggungjawab,
serta efisien dan efektif dengan menjaga interaksi yang saling
berkesinambungan di antara lembaga-lembaga negara, sektor
swasta, dan masyarakat (Abdul Halim, 2007: 19).
Wujud tata pemerintahan yang baik adalah penyelenggaraan
pemerintahan negara yang baik dan bertanggungjawab, serta efektif
dan efisien dengan menjaga interaksi yang konstruktif di antara
lembaga-lembaga negara, sektor swasta dan masyarakat. Dari segi
pemerintahan good governance dapat dilihat melalui beberapa
aspek, antara lain (Abdul Halim, 2007: 83):
(1) Hukum atau kebijakan yang ditujukan pada
perlindungan kebebasan sosial, politik, dan
ekonomi.
(2) Kemampuan membuat perencanaan dan melakukan
implementasi secara efisien, kemampuan melakukan
penyederhanaan organisasi, penciptaan disiplin dan
model administrasi, keterbukaan informasi.
(3) Desentralisasi, regional dan dekonsentrasi dalam
departemen.
(4) Penciptaan pasar yang kompetitif, penyempurnaan
mekanisme pasar, peningkatan peran pengusaha
kecil dan segmen lain dalam sektor swasta,
deregulasi, dan kemampuan pemerintah dalam
mengelola kebijakan makro ekonomi.
Selain prinsip-prinsip, dalam sebuah tata pemerintahan yang
baik, juga dengan adanya asas-asas umum yang mendorong dalam
penyelenggaraan negara agar dapat mewujudkan suatu tata
pemerintahan yang baik. Upaya-upaya perwujudan tata
pemerintahan yang baik dapat dimulai dengan membangun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
landasan demokratis penyelenggaraan negara. Asas-asas tersebut
antara lain:
(1) Asas kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum
yang mengutamakan landasan peraturan perundang-
undangan, kepatutan, dan kadilan dalam setiap
kebijakan negara.
(2) Asas tertib penyelenggaraan negara, asas yang menjadi
landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan
dalam pengendalian penyelenggaraan negara.
(3) Asas kepentingan umum, dimana dalam asas ini lebih
mendahulukan kesejahteraan dengan cara aspirasi,
akomodasi dan selektif.
(4) Asas keterbukaan, adalah asas yang membuka diri
terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi
yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara, dengan memperhatikan atas
hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.
(5) Asas proporsionalitas, asas yang mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban
penyelenggaraan negara.
(6) Asas profesionalitas, asas yang mengutamakan keahlian
yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peratiran
perundang-undangan yang berlaku.
(7) Asas akuntabilitas, asas yang menentukan bahwa para
pengambil keputusan di suatu pemerintahan, sektor
swasta dan organisasi-organisasi masyarakat
bertanggungjawab baik kepada masyarakat atau rakyat,
dimana rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi
di suatu negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
3. Tinjauan Umum tentang Kebijakan Pemerintah
a. Pengertian Kebijakan
Pemerintah sebagai penyelenggara negara mempunyai
tanggung jawab kepada rakyatnya. Fungsi pemerintah adalah
menyelenggarakan negara berdasarkan kewenanganya.
Kewenangan yang diberikan kepada pemerintah merupakan dasar
bagi pembuatan sampai penetapan kebijakan. Peran pemerintah
sangat menentukan dalam menyelsaikan permasalahan yang ada
dalam masyarakat. Permasalahan yang terjadi dimasyarakat akan
terselsaikan dengan baik melalui kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
Pemerintah sebagai penentu dari penyelesaian masalah yang
terjadi dimasyarakat bisa dilhat dari hasil kebijakan yang
ditetapkannya. Perencanaan, penyusunan sampai penetapan
kebijakan akan sangat menentukan efektifitas kebijakan itu sendiri.
Kebijakan harus mempunyai output yang signifikan dalam
penyelsaian masalah yang sedang terjadi.
Kebijakan adalah salah satu unsur vital dalam organisasi
atau lembaga apapun, apakah itu lembaga pemerintah, swasta,
lembaga pendidikan, lembaga sosial masyarakat atau lembaga
internasional, bahkan dalam keluarga atau institusi informal.
Kebijakan merupakan landasan untuk tindakan-tindakan nyata
dilapangan. Kebijakan ada pada setiap lembaga atau organisasi
yang dapat diturunkan dalam bentuk strategi, rencana, peraturan,
kesepakatan, konsensus dan kode etik, program dan proyek.
Keberhasilan kebijakan sangat ditentukan oleh proses
pembuatannya dan pelaksanaannya.
Kebijakan adalah cara dan tindakan pemerintah untuk
mengatasi masalah pembangunan tertentu atau untuk mencapai
tujuan pembangunan tertentu dengan mengeluarkan keputusan,
strategi, perencanaan, dan implementasinya di lapangan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
menggunakan intrumen tertentu. Kebijakan bukan hanya apa yang
tertulis dalam peraturan dan perundangan-undangan. Kebijakan
merupakan refleksi dari struktur dan fungsi pemerintahan yang
mengaturnya. Peraturan, perundang-undangan dan ketetapan berisi
pembatasan-pembatasan, hak dan kewajiban serta pengaturan
lainnya yang mengikat. Setiap peraturan dijalankan oleh suatu
struktur pemerintahan yang berbeda-beda dan sangat tergantung
akan budaya kebijakannya.
Sesuai dengan sistem administrasi Negara Republik
Indonesia kebijakan dapat terbagi 2 (dua) yaitu :
1. Kebijakan internal (manajerial), yaitu kebijakan yang
mempunyai kekuatan mengikat aparatur dalam organisasi
pemerintah sendiri.
2. Kebijakan eksternal (publik), suatu kebijakan yang mengikat
masyarakat umum. Sehingga dengan kebijakan demikian
kebijakan harus tertulis.
b. Pengertian Kebijakan Pemerintah (Kebijakan Publik)
Kebijakan pemerintah adalah keputusan-keputusan yang
mengikat bagi orang banyak pada tataran strategis atau bersifat
garis besar yang dibuat oleh pemegang otoritas publik. Kebijakan
sebagai keputusan yang mengikat publik maka kebijakan publik
dibuat oleh otoritas publik, yakni mereka yang menerima mandat
dari publik atau orang banyak, umumnya melalui suatu proses
pemilihan untuk bertindak atas nama rakyat banyak.
Kebijakan pemerintah akan dilaksanakan oleh administrasi
negara yang dijalankan oleh birokrasi pemerintah. Fokus utama
kebijakan publik dalam negara Indonesia adalah memberikan
pelayanan publik kepada masyarakat, yang merupakan segala
sesuatu yang bisa dilakukan oleh negara untuk mempertahankan
atau meningkatkan kualitas kehidupan orang banyak khususnya
masyarakat miskin dan tidak mampu. Untuk menyeimbangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
peran negara yang mempunyai kewajiban menyediakan pelayanan
publik dengan hak untuk menarik pajak dan retribusi, dan pada sisi
lain juga menyeimbangkan berbagai kelompok dalam masyarakat
dengan berbagai kepentingan serta mencapai amanat konstitusi.
Kebijakan publik merupakan tindakan yang dilakukan oleh
pemerintah dalam mengendalikan pemerintahannya. Kebijakan
merupakan seperangkat keputusan yang diambil oleh pelaku-pelaku
politik dalam rangka memilih tujuan dan bagaimana cara untuk
mencapainya.
Dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah, kebijakan
pemerintah harus diturunkan dalam serangkaian petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis yang berlaku internal dalam
birokrasi. Untuk dari sisi masyarakat, adanya suatu standar
pelayanan publik, yang menjabrkan pada masyarakat apa pelayanan
publik yang menjadi haknya, siapa yang bisa mendapatkannya, apa
persyaratannya, dan juga bagaimana bentuk pelayanan publik yang
menjadi hak masyarakat tersbut. Pelaksanaan kebijakan publik
yang dilaksanakan oleh pemerintah akan mengikat pemerintah
sebagai pemberi pelayanan publik dan masyarakat sebagai
penerima pelayanan publik (Fadillah Putra, 2002: 34).
Sifat kebijakan publik sebagai bagian dari suatu kegiatan
pemerintah dapat dikategorikan sebagai berikut (Leo Agustino,
2008: 9):
1. Permintaan kebijakan, merupakan permintaan, kebutuhan,
klaim yang dibuat oleh warga masyarakat secara pribadi atau
kelompok dengan resmi dalam sistem politik oleh karena
adanya masalah yang mereka rasakan. Keinginan publik akan
penyelesaian suatu masalah yang dapat mendorong adanya
suatu kebijakan publik yang dibuat untuk memuaskan warga
masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2. Putusan kebijakan putusan yang dibuat oleh pejabat publik
yang memerintah untuk memberikan arahan pada kegiatan-
kegiatan kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah.
3. Pernyataan kebijakan, merupakan sebuah ungkapan secara
formal atau artikulasi dari keputusan politik yang telah
ditetapkan.
4. Hasil kebijakan, merupakan perwujudan nyata dari kebijakan
publik. Hasil kebijakan biasanya dititikberatkan pada
masalah-masalah pengumpulan pajak, pembangunan jalan
raya, dan lain sebagainya.
5. Akibat dari kebijakan adalah konsekuensi kebijakan yang
diterima masyarakat, baik yang diinginkan atau yang tidak
diinginkan yang berasal dari apa yang dikerjakan atau yang
tidak dikerjakan oleh pemerintah.
Berbagai implikasi dari pengertian diatas ini adalah bahwa
kebijakan publik memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Selalu mempunyai tujuan tertentu atau merupakan suatu
tindakan yang berorientasi tujuan.
2. Berisi tindakan-tindakan atau pola tindakan pejabat
pemerintah.
3. Merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah.
4. Bersifat posistif dalam arti suatu tindakan hanya dilakukan
dan negatif dalam arti keputusan itu bermaksud untuk tidak
melakukan sesuatu.
5. Kebijakan itu didasarkan pada peraturan atau perundang-
undangan yang bersifat memaksa.
c. Faktor penentu dilaksanakan atau tidak suatu kebijakan
publik
Semua kebijakan publik dimaksudkan untuk mempengaruhi
atau mengawasi perilaku manusia dalam beberapa cara, untuk
membujuk orang agar bertindak sesuai dengan aturan atau tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
yang ditentukan oleh pemerintah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan atau tidaknya suatu kebijakan publik
antara lain (Leo Agustino, 2008: 157):
1. Faktor penentu pemenuhan kebijakan publik
a. Perhatian dari anggota masyarakat pada otoritas dan
keputusan yang di buat oleh pemerintah.
b. Adanya kesadaran untuk menerima kebijakan publik.
c. Adanya sanksi hukum terhadap masyarakat yang tidak
mematuhi kebijakan publik yang ada.
d. Adanya kepentingan publik.
e. Adanya kepentingan pribadi.
f. Masalah waktu.
2. Faktor penentu penolakan atau penundaan kebijakan publik
a. Adanya kebijakan yang bertentangan dengan sistem nilai
yang tidak benar.
b. Tidak adanya kepastian hukum.
c. Adanya keanggotaan seseorang dalam suatu organisasi.
d. Adanya konsep ketidakpatuhan yang selektif terhadap
hukum.
Pemerintah Indonesia dalam menjalankan tugas-tugasnya
harus senantiasa berdasarkan pada kebijakan yang berdasarkan
pada keinginan rakyat. Untuk menilai seberapa jauh kebijaksanaan
pemerintah itu dapat berhasil, harus didasarkan pada seberapa jauh
kebijaksanaan pemerintah itu dapat mempengaruhi masyarkat
untuk melaksanakannya. Setiap kebijaksanaan yang dilakukan
pemerintah dalam pembangunan terkait dengan pengalokasian
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber pemerataan
pendapatan masyarakat, terdapat empat kriteria yang dipakai untuk
menilai kebijakan pemerintah, yaitu :
1. Keadilan, dimana pemerintah harus bertindak adil, meskipun
ukuran adil tersebut sulit ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
2. Efisiensi Ekonomis, yang berkaitan dengan
kebendaan,berorientasi pada kesejahteraan materil,
meminimalkan biaya dan memaksimalkan hasil atau
keuntungan. Hasilnya kemudian digunakan untuk
meningkatkan keterampilan pengusaha lemah, agar
pendapatannya meningkat.
3. Sikap kepemimipinan (fathernalisme), pemerintah
menyelenggarakan pendidikan demi masa depan rakyatnya.
Hal ini seperti bapak memikirkan masa depa ankanya. Rakyat
diberi kesempatan mengenyam pendidikan yang lebih tinggi
agar hidupnya lebih baik.
4. Kebebasan individu, pemerintah harus memikirkan bahwa
tindakannya itu jangan berakibat memberatkan beban rakyat
sama dengan mengganggu dan mengurangi kebebasan
individu. Tetapi di lain pihak, kebebasan individu juga jangan
sampai berlebihan.
4. Tinjauan tentang Program Jaminan Kesehatan Masyarakat
a. Pengertian Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)
Jaminan kesehatan masyarakat adalah program bantuan
sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak
mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi
subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan
yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.
Pada hakekatnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat
miskin menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah provinsi atau
kabupaten atau kota berkewajiban memberikan kontribusi sehingga
menghasilkan pelayanan yang optimal. Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan masyarakat miskin mengacu pada prinsip-prinsip yaitu
dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata-mata
peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
b. Tujuan Jaminan Kesehatan Masyarakat
Tujuan dari Jamkesmas dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Tujuan umum yaitu :
(1) Terselenggaranya akses dan mutu pelayanan
kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan
tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien;
(2) Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan
sehinga tercapai derajat; dan
(3) Kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien
bagi seluruh peserta jaminan kesehatan masyarakat.
b. Tujuan khususnya yaitu :
(1) Memberikan kemudahan dan askes pelayanan
kesehatan kepada peserta di seluruh jaringan pusat
pemberi kesehatan jaminan kesehatan masyarakat;
(2) Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang
terstandar bagi peserta, tidak berlebihan sehingga
terkendali mutu dan biayanya;
(3) Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang
transparan dan akuntabel;
(4) Meningkatkan cakupan masyarakat dan tidak
mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di
puskesmas serta jaringannya dan di rumah sakit; dan
(5) Serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
bagi masyarakat miskin.
c. Sasara, Target, dan Kepesertaan Jaminan Kesehatan
Mayarakat
Sasaran program jaminan kesehatan masyarakat adalah
masyarakat miskin tidak mampu diseluruh indonesia dan yang
tidak termasuk sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya,
masyarakat miskin dan tidak mampu yang ditetapkan oleh bupati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
atau walikota sesuai kuota, gelandangan, pengemis, anak terlantar,
peserta program keluarga harapan (PKH), masyarakat miskin
penghuni lapas, panti sosial, rutan dan korban bencana alam pasca
bencana. Jumlah sasarannya yaitu 76,4 juta jiwa, dan tidak
termasuk penduduk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan
lainnya (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
903/MENKES/PER/V/2011).
Sasaran jaminan kesehatan masyarakat saat ini masih sama
dengan tahun 2009 yakni 76,4 juta meski data masyarakat miskin
menurut badan pusat statistik tahun 2008 telah turun menjadi 60,39
juta. Data kepesertaan tahun 2010 tetap menggunakan data
sebelumnya.
Peserta jaminan kesehatan adalah setiap orang yang
membayar iuran atau iuarannya dibayar oleh pemerintah. Peserta
program jaminan kesehatan masyarakat adalah fakir miskin dan
orang yang tidak mampu dan peserta lainnya yang iurannya dibayar
oleh pemerintah sejumlah 76,4 juta jiwa bersumber dari data makro
badan pusat statistik (BPS) Tahun 2006. Peserta yang dijamin
dalam program jaminan kesehatan masyarakat tersebut meliputi :
a) Masyarakat miskin dan tidak mampu yang telah
ditetapkan oleh Surat Keputusan (SK) Bupati atau
Walikota Tahun 2008 berdasarkan pada kuota
kabupaten atau kota (BPS) yang dijadikan database
nasional;
b) Gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar,
masyarakat miskin yang tidak memiliki identitas;
dan
c) Semua peserta program keluarga harapan (PKH)
yang telah memiliki atau mempunyai kartu jaminan
kesehatan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Apabila masih terdapat masyarakat miskin dan tidak
mampu, tidak termasuk dalam Surat Keputusan Bupati atau
Walikota maka jaminan kesehatan menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah (Pemda) setempat. Cara penyelenggaraan
jaminan kesehatan daerah seyogyanya mengikuti kaidah-kaidah
pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat.
d. Prinsip Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat
Ada beberapa prinsip penyelenggaraan di dalam jaminan kesehatan
masyarakat, yaitu :
a) Pendanaan berasal dari bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara sebagai dana bantuan sosial
sektor kesehatan.
b) Prinsip-prinsip penyelenggaraan sebagai berikut :
(1) Dana amanah dan dikelola secara nirlaba;
(2) Portabilitas dan ekuitas;
(3) Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara terstruktur
berdasarkan kebutuhan medis yang efektif;
(4) Iuran dijamin oleh pemerintah; dan
(5) Dikelola secara transparan dan akuntabel.
c) Pengelolaan meliputi :
(1) Tatalaksana kepesertaaan;
(2) Tatalaksana pelayanan kesehatan;
(3) Tatalaksana administrasi keuangan; dan
(4) Pengorganisasian dan manajemen.
e. Prosedur Pendanaan Program Jaminan Kesehatan
Masyarakat
Dana pelayanan jaminan kesehatan masyarakat bersumber
dari anggaran pendapatan dan belanja negara sektor kesehatan dan
anggaran pendapatan dan belanja daerah. Pemerintah daerah
melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah berkontribusi
dalam menunjang dan melengkapi pembiayaan pelayanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu di daerah
masing- masing.
Adapun dana operasional manajemen tim pengelola di
provinsi bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara
melalui dana dekonsentrasi, sedangkan untuk tim pengelola
kabupaten dan kota bersumber dari anggran pendapatan dan belanja
negara melalui dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Besaran alokasi dana pelayanan jaminan kesehatan
masyarakat di pelayanan dasar untuk setiap kabupaten/kota dan
pelayanan rujukan untuk rumah sakit/balkesmas ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan.
(1) Dana pelayanan kesehatan
Adalah dana yang langsung diperuntukkan untuk pelayanan
kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas
kesehatan tingkat lanjutan. Dana pelayanan kesehatan bagi
peserta jaminan kesehatan masyarakat meliputi seluruh
pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit.
(2) Dana operasional manajemen
Adalah dana yang diperuntukkan untuk operasional
manajemen tim pengelola dan tim koordinasi jaminan
kesehatan masyarakat dan bantuan operasional kesehatan
pusat, provinsi, kabupaten, dan atau kota dalam menunjang
program jaminan kesehatan masyarakat.
f. Ruang lingkup jaminan persalinan
Jaminan persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan
persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan
persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan keluarga berencana
(KB) paska persalinan dan bayi yang baru lahir. Pelayanan
persalinan tingkat pertama adalah pelayanan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan yang berkompeten dan berwenang memberikan
pelayanan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
pelayanan nifas termasuk keluarga berencana (KB) paska
persalinan, pelayanan bayi yang baru lahir, termasuk pelayanan
persiapan rujukan pada saat terjadinya komplikasi tingkat pertama.
Pelayanan persalinan tingkat lanjutan adalah pelayanan yang
diberikan oleh tenaga spesialistik, yang terdiri dari pelayanan
kebidanan dan neonatus kepada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi
dengan resiko tinggi dan komplikasi, di rumah sakit pemerintah
dan swasta yang tidak dapat ditangani pada fasilitas pemberi
pelayanan kesehatan tingkat pertama dan dilaksanakan berdasarkan
rujukan, kecuali pada kondisi darurat. Pelayanan tingkat lanjutan
diberikan di fasilitas perawatan kelas III di rumah sakit pemerintah
dan swasta yang memiliki perjanjian kerjasama dengan tim
pengelola kabupaten atau kota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
B. Kerangka Pemikiran
Interpretasi
Gambar1 : Kerangka Pemikiran
Premis Mayor :
1. Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia 1945.
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 Tentang Keuangan Negara.
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan.
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2011 Tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
2012.
5. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor
903/MENKES/PER/V/2011
tentang Pedoman Pelaksanaan
Program Jaminan Kesehatan
Masyarakat.
Premis Minor :
1. Tanggungjawab pemerintah Kabupaten
Blora sebagai pemegang kekuasaan
pengelola keuangan negara untuk
memberikan informasi dan mengelola
keuangan negara dengan benar dan jujur
dalam pelaksanaan program jaminan
kesehatan masyarakat.
2. Masyarakat miskin dan tidak mampu
berhak memperoleh pelayanan
kesehatan salah satunya melalui
program jaminan kesehatan masyarakat.
Kesimpulan :
1. Sesuai atau tidaknya pengelolaan
dana anggaran pendapatan dan
belanja negara dengan prinsip
akuntabilitas oleh pemerintah
Kabupaten Blora sebagai
pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan daerah.
2. Sesuai atau tidak pengelolaan
dana jaminan kesehatan
masyarakat dengan prinsip
efektifitas dan efisiensi oleh dinas
kesehatan Kabupaten Blora dan
puskesmas.
Fakta Hukum :
1. Kebijakan pemerintah Kabupaten
Blora dalam pengelolaan dana
anggaran pendapatan dan belanja
negara dengan prinsip
akuntabilitas untuk mewujudkan
tata pemerintahan yang baik.
2. Pengelolaan dana jaminan
kesehatan masyarakat oleh dinas
kesehatan Kabupaten Blora dan
puskesmas dengan prinsip
efektifitas dan efisiensi untuk
mewujudkan tata pemerintahan
yang baik di daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Keterangan :
Kerangka pemikiran di atas menjelaskan alur penulis dalam menjabarkan
serta menentukan jawaban atas permasalahan hukum yang terkait dengan
kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dana anggaran pendapatan dan belanja
negara melalui dinas kesehatan dan puskesmas dalam pelaksanaan program
jaminan kesehatan masyarakat. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan negara bertanggungjawab dalam pengelolaan dana
anggaran pendapatan dan belanja negara.Berawal dengan adanya Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Keuangan negara dapat
didefinisikan sebagai semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang., serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut. Keuangan negara yang meliputi hak negara untuk memungut pajak,
mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman, kewajiban
negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan
membayar tagihan pihak ketiga, penerimaan negara dan daerah, pengeluaran
negara dan daerah.Masyarakat miskin dan tidak mampu merupakan sasaran
program jaminan kesehatan masyarakat. Pemerintah menganggarkan dana dari
dana anggaran pendapatan dan belanja negara untuk pelaksanaan program
jaminan kesehatan masyarakat. Dana untuk program jaminan kesehatan
masyarakat masuk ke dalam dana bantuan sosial. Masyarakat sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi di Negara Indonesia yang merupakan negara demokrasi perlu
mengetahui bagaimana pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat yang
benar dan jujur dan mendapatkan informasi tentang pelayanan kesehatan yang di
laksanakan oleh pemerintah. Dalam permasalahan mengenai pengelolaan dana
anggaran pendapatan dan belanja negara dalam pelaksanaan program jaminan
kesehatan masyarakat sesuai prinsip tata pemerintahan yang baik perlu di analisis
dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Indonesia Nomor 903/MENKES/PER/V/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat untuk mencapai kesimpulan mengenai
kebijakan pemerintah dalam mengelola dana anggaran pendapatan dan belanja
negara melalui program jaminan kesehatan masyarakat oleh dinas kesehatan dan
puskesmas untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dana anggaran pendapatan dan
belanja negara dengan prinsip akuntabilitas untuk mewujudkan tata
pemerintahan yang baik.
1. Data hasil penelitian
Program pelayanan jaminan kesehatan masyarakat merupakan
program nasional yang sumber anggarannya bersumber dari dana
anggaran pendapatan dan belanja negara. Alur belanja anggaran
pendapatan dan belanja negara ke daerah, dimana belanja anggaran
pendapatan dan belanja negara terdiri dari dua belanja yakni belanja
pusat dan belanja daerah. Belanja pusat antara lain pertama melalui
anggaran kementerian atau lembaga dan kedua melalui anggaran non
kementerian atau lembaga. Dalam belanja pusat melalui anggaran
kementerian atau lembaga, anggaran pendapatan dan belanja negara
mendanai tiga kewenangan, yakni kewenangan diluar 6 (enam) urusan
pemerintah pusat, kewenangan 6 (enam) urusan pemerintah pusat, dan
mendanai program nasional yang merupakan kewenangan bersama.
Mendanai kewenangan diluar 6 (enam) urusan pemerintah pusat yakni
mendanai penyelenggaraan asas dekonsentrasi dan tugas pembantu di
daerah. Mendanai kewenangan 6 (enam) urusan pemerintah pusat yakni
mendanai penyelenggaraan urusan pemerintah oleh kantor vertikal di
daerah. Pendanaan program nasional yang menjadi kewenangan bersama
yakni mendanai program di daearah yang menyangkut tentang bantuan
yang antara lain mendanai program nasional pemberdayaan masyarakat
(PNPM), bantuan operasional sekolah, jaminan kesehatan masyarakat,
bantuan operasional kesehatan, dan lain sebagainya. Pendanaan belanja
pusat melalui anggaran non kementerian atau lembaga misalnya saja
belanja pusat untuk subsidi pupuk, subsidi minyak goreng, dan lainnya
ke daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Penyebaran anggaran kesehatan dari pusat ke daerah, penyebaran
dana anggaran pendapatan dan belanja negara ke daerah terdiri dari 3
(tiga) jenis dana, yakni dana perimbangan, dekonsentrasi dan tugas
pembantu, dan dana bantuan sosial. Dana perimbangan yakni digunakan
untuk mendanai dana alokasi khusus, dana penguatan infrastruktur dan
prasarana daerah (DPIPD) dan dana penguatan desentralisasi fiskal dan
percepatan pembangunan daerah (DPD dan PPD).
Dana anggaran pendapatan dan belanja negara ke daerah untuk
mendanai dana bantuan sosial yakni digunakan untuk mendanai program
nasional dalam pelayanan kesehatan yakni program jaminan kesehatan
masyarakat dan mendanai bantuan opersional kesehatan. Dana program
jaminan kesehatan masyarakat merupakan salah satu dana anggarana
yang menjadi tanggungjawab pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah yang termasuk dalam dana bantuan sosial.
Dalam Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
2012 Nomor 22 Tahun 2011 Pasal 5 ayat (1) menjelaskan tentang
anggaran belanja negara tahun anggaran 2012 yang terdiri dari anggaran
belanja pemerintah pusat dan anggaran transfer ke daerah. Dalam belanja
pemerintah pusat terdiri dari belanja melalui anggaran kementerian atau
lembaga dan melalui anggaran non kementerian atau lembaga.
Penyaluran dana dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan
masyarakat di Kabupaten Blora, disalurkan mencakup dana pelayanan
kesehatan dan dana operasional manajemen tim pengelola. Pelaksanaan
program jaminan kesehatan masyarakat di Kabupaten Blora dikelola oleh
dinas kesehatan Kabupaten Blora dan 26 (dua puluh enam) puskesmas
dan jaringannya di setiap kecamatan yang terdapat di Kabupaten Blora
yang disalurkan melalui PT Pos Indonesia.
Prosedur pencairan dan pengambilan dana dari rekening giro
puskesmas untuk kegiatan-kegiatan pelayanan program jaminan
kesehatan masyarakat di puskesmas yang akan dibiayai harus mengikuti
prosedur :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
a. Puskesmas di Kabupaten Blora membuat plan of action (POA)
kegiatan dan pembiayaannya yang telah disepakati dalam forum
mini lokakarya setiap bulan atau tri-bulanan sesuai dengan kondisi
setempat yang dihadiri oleh tim pengelola jaminan kesehatan
masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Blora.
b. Berdasarkan POA tersebut puskesmas mengusulkan pencairan dana
sebagai uang muka kegiatan (POA bulan pertama), kepada kepala
dinas kesehatan Kabupaten.
c. Pencairan dana berikutnya dapat dilakukan dengan tetap membuat
POA dari hasil mini lokakarya termasuk membuat laporan
pemanfaatan dana sebelumnya dan laporan hasil kegiatan. Laporan-
laporan tersebut dilakukan verifikasi oleh tim pengelola jaminan
kesehatan masyarakat dinas kesehatan kabupaten.
d. Verifikasi oleh tim pengelola jaminan kesehatan masyarakat dinas
kesehatan kabupaten pada hakekatnya berupa kegiatan pembinaan
pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat di puskesmas
dan jaringannya.
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan jaminan kesehatan
masyarakat, langkah-langkah pengajuan klaim dana pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh puskesmas sebagai fasilitas kesehatan yang telah
memberikan pelayanan, puskesmas berhak untuk mendapatkan
penggantian biaya pelayanan kesehatan yang telah dikeluarkan. Untuk
mendapatkan penggantian biaya untuk peserta jaminan kesehatan
masyarakat tersebut, maka puskesmas sebagai pusat kesehatan
masyarakat yang melaksanakan program jaminan kesehatan masyarakat
harus mempersiapkan semua bukti-bukti pengeluaran pelayanan yang
telah diberikan kepada pasien peserta jaminan kesehatan masyarakat dan
formulir klaim.
Semua bukti pengeluaran dalam pembiayaan program jaminan
kesehatan masyarakat untuk pasien yakni bukti pelayanan rawat inap,
pelayanan rawat jalan, jaminan pelayanan persalinan, transportasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
rujukan harus disimpan dengan baik oleh puskesmas sebagai fasilitas
kesehatan yang suatu saat diperlukan untuk pemeriksaan oleh aparat
pemeriksaan fungsional. Pengajuan klaim dana pelayanan kesehatan
jaminan kesehatan masyarakat dan jaminan persalinan dilaksanakan
dengan mekanisme sebagai berikut :
a. Puskesmas menginventarisasi dan mengkompilasi semua biaya-
biaya pelayanan kesehatan yang telah dikeluarkan sesuai tarif
yang telah ditentukan sebagai penggantian pelayanan kesehatan
bagi peserta jaminan kesehatan masyarakat.
b. Puskesmas menginventarisasi dan mengkompilasi berkas
pelayanan persalinan yang telah dikeluarkan sesuai tarif jaminan
persalinan yang telah diberikan oleh puskesmas dan
jaringannya.
c. Puskesmas membuat dan mengajukan klaim dana pelayanan
kesehatan dengan menggunakan form klaim beserta
kelengkapannya. Klaim diajukan oleh puskesmas setiap bulan.
d. Form klaim tersebut selanjutnya diserahkan oleh kepala
puskesmas kepada kepala dinas kesehatan Kabupaten Blora
selaku penanggungjawab tim pengelola jaminan kesehatan
masyarakat kabupaten.
e. Bagi fasilitas kesehatan swasta (bidan praktek swasta, rumah
bersalin, dokter praktek) yang ikut dalam pelaksanaan pelayanan
persalinan mengajukan langsung klaim pelayanan persalinan
beserta bukti pelayanan kepada kepala dinas kesehatan.
f. Tim pengelola jaminan kesehatan masyarakat kabupaten/kota
melakukan verifikasi terhadap klaim pelayanan dasar peserta
jaminan kesehatan masyarakat dan klaim persalinan yang
diajukan oleh puskesmas dan fasilitas kesehatan swasta.
Agar dana yang telah diterima dapat dipertanggungjawabkan secara
baik, transparan dan akuntabel dilakukan suatu tahapan yang dikenal
dengan verifikasi. Verifikasi merupakan suatu kegiatan untuk menguji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
kebenaran administrasi klaim dari pelayanan yang telah diberikan oleh
fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Klaim dana pelaksanaan penyelenggaraan jaminan kesehatan
masyarakat dan jaminan persalinan mencakup pelayanan kesehatan
dasar, pelayanan persalinan oleh tim pengelola jaminan kesehatan
kabupaten/kota. Klaim pelayanan kesehatan dasar, mencakup :
1. Klaim rawat jalan, berisi formulir daftar tagihan klaim rawat jalan
peserta jaminan kesehatan masyarakat di pelayanan dasar.
2. Klaim rawat inap, berisi formulir daftar tagihan klaim rawat inap
peserta jaminan kesehatan di pelayanan dasar, fotocopy kartu
peserta jaminan kesehatan masyarakat, surat jaminan kesehatan
masyarakat pelayanan perawatan oleh puskesmas.
3. Klaim penggantian biaya transport rujukan peserta jaminan
kesehatan masyarakat. Biaya transport rujukan pelayanan kesehatan
dasar bagi peserta jaminan kesehatan masyarakat dibayarkan dari
dana jaminan kesehatan masyarakat. Untuk rujukan, kepala
puskesmas atau petugas yang ditunjuk mempunyai kewenangan
untuk menentukan perlu atau tidak peserta menggunakan fasilitas
transportasi dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat terutama dilaksanakan
oleh puskesmas, karena dianggap puskesmas merupakan pusat kesehatan
masyarakat yang terdapat disetiap kecamatan di Kabupaten Blora,
sehingga lebih memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pertolongan
terhadap penyakit yang diderita. Puskesmas yang melaksanakan program
jaminan kesehatan masyarakat di Kabupaten Blora antara lain :
1. Puskesmas Blora.
2. Puskesmas Cepu.
3. Puskesmas Doplang.
4. Puskesmas Randublatung.
5. Puskesmas Randulawang.
6. Puskesmas Kunduran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
7. Puskesmas Kutu’an.
8. Puskesmas Menden.
9. Puskesmas Kedungtuban.
10. Puskesmas Ketuan
11. Puskesmas Ngroto
12. Puskesmas Kapuan
13. Puskesmas Sambong
14. Puskesmas Jiken
15. Puskesmas Jepon
16. Puskesmas Puledagel
17. Puskesmas Medang
18. Puskesmas Tunjungan
19. Puskesmas Banjarejo
20. Puskesmas Ngawen
21. Puskesmas Rowobungkul
22. Puskesmas Sonokidul
23. Puskesmas Todanan
24. Puskesmas Gondoriyo
25. Puskesmas Bogorejo
26. Puskesmas Japah
Pemerintah juga bertanggungjawab menentukan rumah sakit atau
fasilitas kesehatan yang akan bekerjasama dengan dinas kesehatan
Kabupaten Blora dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan
masyarakat di Kabupaten Blora. Apabila pasien peserta jaminan
kesehatan masyarakat tidak dapat ditangani oleh pihak puskesmas maka
pasien akan dirujuk ke rumah sakit daerah Kabupaten Blora dan rumah
sakit pusat provinsi Jawa Tengah yang bekerjasama dengan dinas
kesehatan Kabupaten Blora dalam pelaksanaan program jaminan
kesehatan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2. Pembahasan
Kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dana anggaran pendapatan dan
belanja negara dengan prinsip akuntabilitas untuk mewujudkan tata
pemerintahan yang baik. Dalam prinsip akuntabilitas terdiri dari beberapa
unsur untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik antara lain (Abdul
Halim, 2007: 21) :
a. Pelaporan, merupakan kewajiban yang dilaksanakan oleh
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan atau melaporkan hasil
kinerja dalam mengelola sumber daya atau dana untuk kepentingan
publik. Puskesmas melakukan rekapitulasi hasil pencatatan
kegiatan program jaminan kesehatan masyarakat dari kegiatan
puskesmas maupun kegiatan puskesmas pembantu, puskesmas desa
dan sarana pelayanan lainnya yang terdiri dari format :
1) Format PPK-IA, yaitu formatlaporan kepesertaan dan pendanaan
peserta jaminan kesehatan masyarakat di puskesmas.
2) Format PPK-IB, yaitu format laporan gambaran 10 penyakit
terbanyak rawat jalan dan rawat inap peserta jaminan kesehatan
masyarakat di puskesmas.
3) Format PPK-IC, yaitu format laporan jumlah dan asal jenis
penanganan keluhan peserta jaminan kesehatan masyarakat di
puskesmas.
Laporan hasil kegiatan puskesmas dikirimkan ke dinas kesehatan
kabupaten dan kota melalui sekretariat tim pengelola program
jaminan kesehatan masyarakat setiap bulannya atau sesuai dengan
kondisi daerah. Periode pengeiriman laporan kegiatan jaminan
kesehatan masyarakat di daerah di daerah ditetapkan berdasarkan
keputusan kepala dinas kesehatan Kabupaten Blora.
Dinas kesehatan Kabupaten Blora melakukan rekapitulasi laporan
dari seluruh laporan hasil kegiatan puskesmas di wilayah
Kabupaten Blora dengan menggunakan format:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
1) Format Kab I-A.1, yaitu laporan rekapitulasi kepesertaan dan
pendanaan peserta jaminan kesehatan masyarakat di puskesmas.
2) Format Kab I-A.2, yaitu laporan rekapitulasi pendanaan
pelayanan kesehatan peserta jaminan keshatan masyarakat di
puskesmas.
3) Format Kab I-B.1, yaitu format laporan rekapitulasi gambaran
10 penyakit terbanyak rawat jalan peserta jaminan kesehatan
masyarakat di pukesmas.
4) Format Kab I-B.2, yaitu format laporan rekapitulasi gambaran
10 penyakit terbanyak rawat inap peserta jaminan kesehatan
masyarakat di puskesmas.
5) Format Kab I-C, yaitu laporan rekapitulasi asal dan jenis
penanganan keluhan peserta jaminan kesehatan masyarakat di
puskesmas.
Hasil rekapitulasi laporan Kabupaten Blora dikirim ke dinas
kesehatan provinsi melalui sekretariat tim pengelola program
jaminan kesehatan masyarakat dinas kesehatan provinsi.
Dinas kesehatan provinsi melakukan rekapitulasi laporan hasil
kegiatan jaminan kesehatan masyarakat dari setiap kabupaten di
wilayah provinsi Jawa Tengah dengan format :
1) Format Prov I-A.1, yaitu laporan rekapitulasi kepesertaan dan
pendanaan peserta jaminan kesehatan masyarakat di puskesmas.
2) Format Prov I-A.2, yaitu laporan rekapitulasi pendanaan
pelayanan kesehatan peserta jaminan kesehatan masyarakat di
puskesmas.
3) Format Kab I-B.1, yaitu format laporan rekapitulasi gambaran
10 penyakit terbanyak rawat jalan peserta jaminan kesehatan
masyarakat di pukesmas.
4) Format Kab I-B.2, yaitu format laporan rekapitulasi gambaran
10 penyakit terbanyak rawat inap peserta jaminan kesehatan
masyarakat di puskesmas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
5) Format Kab I-C, yaitu laporan rekapitulasi asal dan jenis
penanganan keluhan peserta jaminan kesehatan masyarakat di
puskesmas.
Hasil rekapitulasi kemudian dikirim kepada Kementerian
Kesehatan.
b. Pencarian informasi, merupakan kewenangan dari masyarakat
yakni sebagai pihak yang mendapatkan informasi tentang
pelayanan publik dan mengetahui kinerja pemerintah dalam
mengelola sumber daya publik tersebut. Masyarakat sebagai pihak
yang berhak mendapatkan informasi tentang program nasional
pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah. Dalam
program jaminan kesehatan masyarakat yang berhak mendapatkan
informasi khususnya adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di
Indonesia. Untuk mempermudah masyarakat mendapatkan
informasi tentang pelaksanaan program jaminan kesehatan
masyarakat, masyarakat dapat memperoleh informasi di setiap
puskesmas yang terdapat di setiap kecamatan di wilayah
kabupaten. Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan dasar tingkat
pertama yang melaksanakan program jaminan kesehatan
masyarakat.
c. Pengarahan, merupakan kewenangan dari pemerintah untuk
capaian kinerja pemerintah dalam mengelola sumber daya publik
untuk pelayanan publik untuk masyarakat. Pengarahan penetapan
peserta jaminan kesehatan masyarakat di Kabupaten Blora adalah
dengan pendataan dilakukan oleh ketua RT dan ketua RW
kemudian data warga miskin dan tidak mampu masing-masing desa
diserahkan kepada lurah kemudian diserahkan kepada camat dan
kemudian diserahkan kepada badan pusat statistik Kabupaten Blora
dan kemudian pihak badan pusat statistik menyerahkan data
masyarakat miskin dan tidak mampu kepada Bupati Kabupaten
Blora, dan Bupati Kabupaten Blora akan mengeluarkan Surat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Keputusan mengenai siapa saja yang berhak menjadi peserta
jaminan kesehatan masyarakat di Kabupaten Blora. Pemerintah
mengarahkan masyarakat sebagai sasaran program jaminan
kesehatan masyarakat tentang pengarahan menjadi peserta jaminan
kesehatan masyarakat.
d. Bertanggungjawab, merupakan unsur kewenangan pemerintah
sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara dalam
mengelola dana pelayanan publik. Pemerintah sebagai pihak yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan program jaminan kesehatan
masyarakat, bertanggungjawab mulai dari penyaluran dana hingga
pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat dapat
dilaksanakan tepat sasaran. Pemerintah bertanggungjawab dalam
mengambil keputusan siapa saja yang berhak menjadi peserta
jaminan kesehatan masyarakat, adanya surat keputusan Bupati
Kabupaten Blora mengenai siapa saja yang berhak menjadi peserta
jaminan kesehatan masyarakat merupakan tanggungjawab Bupati
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam setiap kabupaten.
Dana program jaminan kesehatan masyarakat disalurkan dari pusat
dengan mekanisme ditransfer secara langsung dari kantor
pelayanan perbendaharaan negara (KPPN) wilayah V Jakarta untuk
ditransfer ke rekening dinas kesehatan Kabupaten Blora yang
kemudian akan dikelola oleh tim pengelola program jamianan
kesehatan masyarakat Kabupaten Blora. Kepala dinas kesehatan
Kabupaten Blora akan menerbitkan surat keputusan tentang
puskesmas penerima dana, pertanggungjawaban dan besaran
alokasi dana setiap puskesmas.
Agar dana yang telah diterima dapat dipertanggungjawabkan secara
baik, transparan dan akuntabel dilakukan suatu tahapan yang dikenal
dengan verifikasi. Verifikasi merupakan suatu kegiatan untuk menguji
kebenaran administrasi klaim dari pelayanan yang telah diberikan oleh
fasilitas kesehatan tingkat pertama, mencakup :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
1. Memeriksa dan memastikan identitas peserta jaminan kesehatan
masyarakat sesuai dengan penetapan surat keputusan Bupati
Kabupaten Blora pada tahun 2008. Karena peserta program
jaminan kesehatan masyarakat pada tahun 2012 masih mengacu
pada surat keputusan Bupati Kabupaten Blora mengenai siapa saja
yang berhak menjadi peserta jaminan kesehatan masyarakat.
2. Memeriksa dan memastikan adanya surat rujukan bagi peserta
jaminan kesehatan masyarakat dan jaminan persalinan yang
dirujuk.
3. Memeriksa kebenaran dan kesesuaian besaran tarif pelayanan
jaminan kesehatan masyarakat dasar sesuai yang telah ditentukan.
4. Memastikan kepala puskesmas dan penanggungjawab pelayanan
puskesmas telah menandatangani usulan klaim dana yang akan
dicairkan.
Dinas kesehatan Kabupaten Blora bertanggungjawab mengadakan
kerjasama dengan rumah sakit daerah dan rumah sakit pusat provinsi
dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat. Apabila
penyakit pasien tidak bisa ditangani oleh pihak puskesmas, maka pasien
tersebut dirujuk ke rumah sakit daerah Kabupaten Blora yang
bekerjasama dengan dinas kesehatan Kabupaten Blora dalam pelayanan
kesehatan bagi pasien program jaminan kesehatan masyarakat tahun
2012 yakni rumah sakit DR.R. Soetijono, rumah sakit bantuan TNI AD
Kabupaten Blora (Rumkitban 04.08.05), rumah sakit daerah Dr.R.
Soeprapto Cepu.
Apabila rumah sakit daerah Kabupaten Blora juga tidak dapat
menangani pasien, maka dirujuk ke rumah sakit pusat, antara lain adalah:
1. Rumah sakit Dr. Moewardi Surakarta.
2. Rumah sakit jiwa Surakarta.
3. Rumah sakit Oertopedi Surakarta.
4. Rumah sakit Karyadi Semarang.
5. Rumah sakit jiwa Gondoaminoto Semarang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
6. Rumah sakit Dr. Sarjito Jogjakarta.
Pelaksanaan Rujukan di Kabupaten Blora dari puskesmas baik ke
rumah sakit daerah maupun ke rumah sakit pusat dilaksanakan dengan
sistem berjenjang atau bertahap. Sistem berjenjang atau bertahap bahwa
pelaksanaan rujukan harus dilakukan di rumah sakit daerah, apabila
rumah sakit daerah tidak mampu menangani penyakit pasien, maka akan
dirujuk ke rumah sakit pusat provinsi yang bekerjasama dengan dinas
kesehatan Kabupaten Blora.
Evaluasi dan penilaian akuntabilitas terhadap kinerja pemerintah
bertujuan untuk memberikan informasi yang memadai dan bermanfaat
baik dalam pengembilan keputusan yang bersifat kebijakan maupun yang
berkepentingan dengan pengendalian manajemen dan administrasi dalam
suatu struktur organisasi pemerintah. Penilaian terhadap pelaksanaan
program jaminan kesehatan masyarakat dilakukan oleh masyarakat
sebagai pihak yang menjadi peserta program tersebut. Baik dan buruk
penilaian masyarakat terhadap tanggungjawab pemerintah dalam
melaksanakan program jaminan kesehatan masyarakat tersebut.
Sistem akuntabilitas merupakan suatu tatanan, instrumen, metode
pertanggungjawaban yang pada pokoknya meliputi tahapan perencanaan,
pelaksanaan, penilaian, dan pelaporan. Sistem ini juga merupakan
infrastruktur bagi proses pemenuhan kewajiban pemerintah dalam
mempertanggunjawabkan keberhasilan maupun kegagalan dalam
pencapaian program pelayanan publik untuk masyarakat (Sjahruddin
Rasul, 2003: 15).
Dalam perencanaan program jaminan kesehatan masyarakat sudah
dilaksanakan sejak tahun 2008 hingga sekarang, pada tahun 2005
jaminan kesehatan masyarakat bernama asuransi kesehatan masyarakat
miskin (Askeskin). Pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat
di Kabupaten Blora dilaksanakan oleh 26 (dua puluh enam) puskesmas, 3
rumah sakit daerah dan 6 (enam) rumah sakit pusat provinsi yang
bekerjasama dengan dinas kesehatan masyarakat Kabupaten Blora.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Pelaksanaan program jaminan kesehatan dapat dinilai oleh masyarakat
Kabupaten Blora yang menjadi peserta jaminan kesehatan masyarakat.
Setelah dilaksanakan pelayanan jaminan kesehatan masyarakat oleh
puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tahap pertama, puskesmas wajib
melaporkan kegiatan dalam pelayanan kepada peserta jaminan kesehatan
masyarakat. Untuk mendapatkan penggantian biaya pelayanan kesehatan,
puskesmas wajib membuat klaim pembiayaan yang diserahkan kepada
dinas kesehatan Kabupaten Blora untuk mendapatkan penggantian biaya
dari dana anggaran pendapatan dan belanja negara.
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Pasal 23 ayat (1) menetapkan bahwa “Anggaran pendapatan dan belanja
negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan
setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Pada
Pasal 23 ayat (3) ditetapkan bahwa “ Apabila Dewan Perwakilan Rakyat
tidak menyetujui rancangan anggaran pandapatan dan belanja negara
yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan anggaran
pendapatan dan belanja negara tahun lalu”.
Sumber hakikat anggaran pendapatan dan belanja negara adalah
kedaulatan. Kedaulatan negara tertinggi di Republik Indonesia berada
ditangan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat
berdasarkan hak budget mempunyai kedaulatan di bidang anggaran
pendapatan dan belanja negara, disebabkan karena pelimpahan
wewenang dari Majelis Permusyawaratan Rakyat kepada Dewan
Perwakilan Rakyat yang dituangkan ke dalam Pasal 23 Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Pemerintah bertanggungjawab
kepada kedaulatan rakyat dimana kedaulatan di tangan rakyat (Arifin P.
Soeria, 2009: 55).
Kebijakan pemerintah adalah keputusan-keputusan yang mengikat
bagi orang banyak pada tataran strategis atau bersifat garis besar yang
dibuat oleh pemegang otoritas publik. Keputusan yang mengikat publik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
maka kebijakan publik harus dibuat oleh mereka yang menerima mandat
dari publik atau orang banyak, dan umumnya melalui suatu proses
pemilihan untuk bertindak atas nama rakyat Indonesia. Kebijakan
pemerintah akan dilaksanakan oleh administrasi negara yang di jalankan
oleh lembaga pemerintah. Fokus utama kebijakan publik dalam negara
adalah mewujudkan pelayanan publik untuk kesejahteraan masyarakat
Indonesia dan mempertahankan dan meningkatkan kualitas kehidupan
orang banyak.
Prinsip akuntabilitas juga mencakup unsur sistem pencatatan yang
jelas, akurat, dan sederhana. Kepala dinas kesehatan Kabuptaen Blora
sebagai penanggungjawab pengelola dana program pelayanan jaminan
kesehatan masyarakat, dalam bidang pembukuan penanggungjawab
pengelola dana dilaksanakan dengan 2 (dua) prinsip, yaitu:
1. Prinsip pembukuan.
Penanggungjawab pengelola dana wajib menyelenggarakan
pembukuan sebagai salah satu bentuk tanggungjawab kepala
dinas kesehatan Kabupaten Blora. Setiap transasksi misalnya
pembiayaan pelayanan rawat jalan, pembiayaan rawat inap dan
lainnya harus dicatat dalam buku pembantu yang selanjutnya
segera dicatat dalam buku kas umum sebagai bukti. Kepala
dinas kesehatan Kabupaten Blora wajib melaksanakan
pemeriksaan kas sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan.
2. Sumber dokumen pembukuan
Sumber dokumen pembukuan terdiri dari dokumen-dokumen
yang terkait dengan penggunaan dana program jaminan
kesehatan masyarakat serta transaksi yang dilakukan untuk
pelaksanaan program jaminan kesehatn masyarakat. Semua
bukti pengeluaran pelayanan harus disimpan dengan baik oleh
puskesmas sebagai fasilitas kesehatan yang suatu saat
diperlukan untuk pemeriksaan oleh aparat pemeriksa fungsional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Pengeluaran untuk pelayanan program jaminan kesehatan seperti
untuk belanja yang terdiri dari uang transport pelayanan luar gedung, jasa
pelayanan, insentif, honor, biaya makan, dan lainnya yang dikeluarkan
harus diserta bukti tanda tangan penerima uang untuk kegiatan tersebut
pada buku kas keuangan puskesmas. Pembayaran retribusi dibuktikan
dengan tanda tangan setoran ke kas pemerintah daerah.
Tanggungjawab dinas kesehatan Kabupaten Blora dalam
pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat membuat laporan
rekapitulasi laporan bulanan puskesmas dan laporan tersebut dikirim atau
dilaporkan kepada dinas kesehatan provinsi. Laporan rekapitulasi
kemudian dilaporkan kembali ke kementerian kesehatan sebagai pusat
pelaksana program jaminan kesehatan masyarakat.
Dalam prinsip akuntabilitas, adanya unsur pelaporan untuk setiap
dinas kesehatan baik di tingkat provinsi, tingkat kabupaten dan kota
saling mengetahui pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat
di setiap puskesmas dan jaringannya. Laporan-laporan yang dibuat oleh
dinas kesehatan setiap provinsi, kabupaten dan kota akan diserahkan
kepada kementerian kesehatan sebagai pusat pelaksana program jaminan
kesehatan masyarakat untuk diverifikasi. Laporan tersebut merupakan
tindakan tanggungjawab pihak pelaksana program jaminan kesehatan
masyarakat atas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta
jaminan kesehatan masyarakat.
B. Pengelolaan dana jaminan kesehatan masyarakat melalui dinas kesehatan
dan puskesmas dilaksanakan dengan prinsip efektifitas dan efisiensi
untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik di daerah.
1. Data hasil peneltian
Penetapan peserta jaminan kesehatan masyarakat dilakukan oleh
badan pusat statistik dengan mengacu Surat Keputusan Bupati Kabupaten
Blora mengenai siapa saja yang berhak menjadi peserta jaminan
kesehatan masyarakat. Data dari BPS menyatakan bahwa di Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
yang menjadi peserta jaminan kesehatan masyarakat adalah 76,4 juta
jiwa. Kabupaten Blora ada 90,278 jumlah rumah tangga miskin,
sedangkan jumlah anggota rumah tangga miskin di Kabupaten Blora
sebanyak 296,916 jiwa. Syarat menjadi peserta jaminan kesehatan
masyarakat terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 903/MENKES/PER/V/2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat dan di Kabupaten
Blora mengenai syarat menjadi peserta jaminan kesehatan masyarakat di
atur dalam Peraturan Bupati Blora Nomor 22 A Tahun 2011 tentang
perubahan atas perubahan peraturan bupati Blora Nomor 22 Tahun 2010
tentang ketentuan pelaksanaan pemberian dan pertanggungjawaban
bantuan sosial di Kabupaten Blora adalah :
1. Orang atau masyarakat Kabupaten Blora yang miskin dan tidak
mampu. Masyarakat miskin yang ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1185/Menkes/SK/XII/2009
tentang peningkatan kepesertaan jaminan kesehatan masyarakat
bagi panti sosial, penghuni lembaga pemasyarakatan dan rumah
tahanan negara serta korban bencana pasca tanggap darurat. Tata
laksana pelayanan diatur dengan petunjuk teknis tersendiri
sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1259/Menkes/SK/XII/2009 tentang petunjuk teknis pelayanan
jaminan kesehatan masyarakat bagi masyarakat miskin akibat
bencana, masyarakat miskin penghuni panti sosial, dan masyarakat
miskin penghuni lembaga pemasyarakatan serta rumah tahanan
negara.
2. Pendapatan dalam 1 bulan tidak lebih dari Rp 400.000,00.
3. Rumah maksimal ukuran 4 x 4 M2.
4. Setiap hari minimal makan hanya 1 kali dan maksimal makan 2
kali setiap hari.
5. Tidak mempunyai harta lebih dari Rp 1.000.000,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
6. Tidak memiliki pakaian yang berbeda untuk dirumah, bepergian,
maupun bekerja.
7. Lantai rumah dari tanah.
8. Tidak mampu membiayai pendidikan dasar 9 tahun.
9. Dinding rumah dari bambu atau papan yang berkualitas rendah.
Pendataan untuk peserta jaminan kesehatan masyarakat Kabupaten
Blora tahun 2012 masih menggunakan data peserta pada tahun 2008.
Karena pihak badan pusat statistik pada tahun 2011 sudah mengajukan
pendataan kembali peserta jaminan kesehatan masyarakat, dan sudah
diserahkan kepada Kementerian Kesehatan namun belum ada persetujuan
Dalam program kesehatan jaminan kesehatan masyarakat
menjamin semua jenis penyakit, sebagai contoh 10 penyakit terbanyak
untuk rawat jalan di Kabupaten Blora antara lain :
1. Thypoid
2. Mamae
3. Disentri
4. Dermatitis
5. Rematik
6. Conjungtivitis
7. Influensa
8. Hypertensi
9. Varicela
10. Batuk
Program pelayanan jaminan kesehatan masyarakat dilaksanakan di
Kabupaten Blora karena jaminan kesehatan masyarakat merupakan
program nasional. Setiap kabupaten di Indonesia wajib melaksanakan
program nasional ini, dengan tujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat miskin dan tidak mampu di Indonesia. Penduduk
Kabupaten Blora banyak warga masyarakat yang tergolong sebagai
masyarakat miskin dan tidak mampu, sehingga dengan adanya program
nasional yakni salah satunya program jaminan kesehatan masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, memberikan
kemudahan kepada peserta jaminan kesehatan masyarakat di seluruh
jaringan pusat kesehatan masyarakat, terselenggaranya pengelolaan
keuangan yang transparan dan akuntabel.
Pemanfaatan dana program jaminan kesehatan masyarakat
disesuaikan dengan alokasi biaya untuk setiap kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada peserta jaminan kesehatan masyarakat.
Dalam program jaminan kesehatan masyarakat ada 6 (enam) kegiatan
pelayanan kesehatan yang akan diberikan kepada peserta jaminan
kesehatan masyarakat.
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
pada Pasal 168 menjelaskan bahwa untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang
dilakukan melalui sistem informasi lintas sektor. Pemerintah
bertanggungjawab memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk
memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya untuk masyarakat
miskin dan tidak mampu dengan adanya program jaminan kesehatan
masyarakat. Adanya kerjasama antara pihak pemerintah dengan
masyarakat, maka informasi mengenai program jaminan kesehatan
masyarakat dapat lebih mudah diketahui oleh masyarakat.
2. Pembahasan
Pengelolaan dana jaminan kesehatan masyarakat melalui dinas kesehatan
dan puskesmas dengan prinsip efektifitas dan efisiensi untuk
mewujudkan tata pemerintahan yang baik di daerah.
Penganggaran kesehatan adalah besarnya dana yang harus
disediakan untuk menyelanggarakan dan atau memamfaatkan berbagai
upaya kesehatan yang di perlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok,
dan masyarakat. Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia
dalam jumlah yang cukup dalam arti dapat membiayai penyelenggaraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
semua upaya kesehatan yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan
masyarakat yang ingin memanfatkannya.
Kebijakan efisiensi belanja negara mencakup kebijakan penerapan
sistem biaya dan penggunaan anggaran pendapatan dan belanja negara
dalam anggaran pembangunan yang menyangkut upaya-upaya
optimalisasi pada tahapan perencanaan dan pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanja negara dengan baik. Hakikat efisiensi dalam
rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara atau
anggaran pendapatan dan belanja daerah pada dasarnya adalah
optimalisasi anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah menyangkut nilai uang yang meliputi
tidak hanya nilai efisiensi, tetapi juga ekonomis dan efektif.
Dalam pengertian ekonomis, yaitu suatu cara kerja yang hemat dan
bijaksana atau sikap atau tindakan atau kebijakan tersebut yang ekonomis
apabila penggunaan sumber dana yang tersedia dapat memperoleh
manfaat dengan kualitas dan kuantitas yang maksimal untuk pelayanan
publik. Efisiensi dapat diartikan bahwa aspek manfaat atau hasil yang
optimal harus dapat dicapai dengan biaya yang relatif lebih kecil. Jadi
anggaran dapat meningkatkan efisiensi apabila dengan biaya yang relatif
lebih kecil dapata mencapai sasaran yang telah ditentukan, atau dengan
biaya yang sama dapat meningkatkan hasil yang dicapai. Efektif dapat
diartikan bahwa hasil yang dicapai dari suatu pengeluaran dana sehingga
dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Jadi efektifitas
mencerminkan kemampuan untuk mencapai tepat sasaran.
Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah
yang cukup serta penyebaran dana yang harus sesuai dengan kebutuhan
dalam arti dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan
yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat yang ingin
memanfatkannya. Pemakaian dana kesehatan seharusnya dilakukan
dengan memperhatikan aspek teknis maupun alokatif sesuai
peruntukannya secara efisien dan efektif untuk terwujudnya pengelolaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
pembiayaan kesehatan yang transparan, akuntabel serta penyelenggaraan
pemerintahan yang baik (good governance).
Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara pada Pasal 3 telah menjelaskan bahwa pengelolaan keuangan
negara dilaksanakan secara tertib, taat pada peraturan dan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Adapun ruang
lingkup tata kelola dana mencakup sumber dan alokasi dana, penyaluran
dana, pengelolaan dana, pembayaran dana, pertanggungjawaban dana,
dan pemanfaatan.
Dalam sumber dan alokasi dana program pelayanan jaminan
kesehatan masyarakat, dana pelayanan kesehatan jaminan kesehatan
masyarakat bersumber dari dana anggaran pendapatan dan belanja negara
oleh kementerian kesehatan berupa belanja bantuan sosial (Bansos) yang
disediakan untuk membiayai pelayanan kesehatan dasar peserta jaminan
kesehatan masyarakat. Alokasi dana program pelayanan kesehatan
jaminan kesehatan masyarakat tahun 2008 tidak lagi dipisah-pisah (dana
pelayanan kesehatan dasar, pertolongan persalinan dan operasional dan
manajemen) tetapi merupakan satu kesatuan untuk pelayanan kesehatan
di puskesmas dan jaringannya. Alokasi dana setiap puskesmas ditetapkan
berdasarkan surat keputusan kepala dinas kesehatan kabupaten atau kota
setelah mendapat ketetapan oleh Keputusan Menteri Kesehatan tentang
alokasi dana per kabupaten atau kota.
Alokasi dana setiap kabupaten atau kota di hitung berdasarkan
jumlah masyarakat miskin dan tidak mampu yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan yakni jumlah mayarakat miskin dan tidak mampu di
setiap kabupaten atau kota melalui badan pusat statistik (BPS) (kuota)
dikalikan Rp. 1.000,00 dikalikan 12 bulan. Sedangkan alokasi dana setiap
kabupaten atau kota dan selanjutnya di kirim ke rekening masing-masing
puskesmas besarnya dikurangi dengan sisa dana tahun sebelumnya yang
masih tercatat di rekening giro pos setiap bulan Januari, sehingga alokasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
dana per puskesmas yang ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan
kabupaten atau kota harus memperhatikan sisa dana di puskesmas.
Dalam mengalokasikan ke puskesmas, dinas kesehatan kabupaten
atau kota memperhatikan sisa dana tahun lalu yang masih tercatat di
rekening giropos puskesmas, sehingga tidak terjadi penumpukan sisa
dana di puskesmas tertentu. Dana yang telah dialokasikan ke setiap
puskesmas tersebut selanjutnya dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan
program jaminan kesehatan masyarakat termasuk persalinan dan
manajemen jaminan kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan dana progam pelayanan kesehatan jaminan kesehatan
masyarakat di puskesmas dalam bidang praktek dan swasta lainnya. Dana
jaminan kesehatan masyarakat dan dana jaminan persalinan terintegrasi
dan merupakan dana belanja bantuan sosial yang diperuntukkan untuk
pelayanan kesehatan peserta jaminan kesehatan masyarakat dan
pelayanan jaminan persalinan bagi seluruh masyarakat miskin dan tidak
mampu. Setelah dana tersebut disalurkan pemerintah ke rekening kepala
dinas kesehatan sebagai penanggungjawab program, maka status dana
tersebut berubah menjadi dana masyarakat (peserta jaminan kesehatan
masyarakat) yang ada di rekening dinas kesehatan. Setelah puskesmas
dan jaringannya serta fasilitas kesehatan lainnya (swasta yang
bekerjasama), melakukan pelayanan kesehatan dan mendapatkan
pembayaran klaim dari tim pengelola jaminan kesehatan masyarakat
kabupaten atau kota, maka status dana tersebut berubah menjadi
pendapatan atau penerimaan fasilitas kesehatan.
Jaminan kesehatan masyarakat merupakan program pemerintah
yang harus diukur tingkat keberhasilannya sehingga
pertanggungjawabannya kepada pihak yang berkepentingandalam hal ini
adalah masyarakat luas dan lebih jelas. Aspek indikator kinerja anggaran
berbasis kinerja antara lain adalah input, output, outcome, benefit, dan
impact. Asas indikator kinerja tersebut digunakan untuk mengukur
kinerja suatu program yang berdasarkan atas efisiensi, efektivitas, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
ekonomis (3E). Anggaran yang berbasis kinerja menuntut adanya output
yang optimal atas pengeluaran yang dialokasikan sehingga setiap
pengeluaran harus berorientasi atau bersifat ekonomis, efisien, efektif
(Abdul Halim, 2007: 32).
Input adalah sumberdaya yang digunakan untuk melaksanakan
program dan kegiatan. Input yang digunakan dalam pelayanan kesehatan
antara lain jam kerja dokter dan tenaga medis, jumlah peralatan medis,
jumlah barang habis pakai dan obat-obatan. Ukuran ekonomis ada pada
berapa biaya yang dihabiskan untuk mengadakan barang atau jasa
tersebut. Ekonomis berarti biaya terendah yang dihabiskan untuk
mengadakan barang dan jasa dengan kualitas danatau kuantitas tertentu.
Untuk mencapai aspek ekonomis, digunakan standard biaya untuk
mengontrol anggaran. Pemanfaatan dana program pelayanan kesehatan
jaminan kesehatan masyarakat disesuaikan dengan alokasi biaya untuk
setiap kegiatan yang ditetapkan berdasarkan pembayaran retribusi,
operasional pelayanan kesehatan, pelayanan rawat inap, pelayanan rawat
jalan, jaminan pelayanan persalinan, pelayanan spesialis, dan transportasi
rujukan, karena pasien peserta jaminan kesehatan masyarakat yang tidak
dapat di tangani pihak puskesmas, maka pasien tersebut dapat dirujuk ke
rumah sakit daerah dan rumah sakit pusat provinsi Jawa Tengah yang
bekerjasama dengan dinas kesehatan Kabupaten Blora. Adanya biaya
transportasi rujukan mengurangi biaya peserta jaminan kesehatan
masyarakat yang perlu dirujuk, sehingga dapat mengurangi biaya
perawatan yang harus ditanggung oleh peserta jaminan kesehatan
masyarakat.
Aspek output adalah barang dan jasa yang dihasilkan secara
langsung dari pelaksanaan kegiatan berdasarkan input yang digunakan.
Terkait dengan program jaminan kesehatan masyarakat dan jaminan
persalinan, output adalah jumlah pasien yang ditangani melalui program
jaminan kesehatan masyarakat dan jaminan persalinan. Semakin banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
jumlah pasien yang ditangani dengan jumlah input tertentu, maka dapat
dikatakan anggaran yang digunakan semakin efisien.
Outcome (hasil) adalah segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya output atau efek langsung dari output. Dalam program
jaminan kesehatan masyarakat, outcome tercapai ketika pasien yang
ditangani dapat sembuh dari penyakitnya danatau tingkat kesehatan
masyarakat meningkat (jangka pendek). Perbandingan antara outcome
dengan output ini merupakan ukuran efektivitas. Hasil penelitian
mengenai pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat terdapat
10 (sepuluh) penyakit terbanyak di Kabupaten Blora yang di tangani
melalui program jaminan kesehatan masyarakat, 10 (sepuluh) penyakit di
Kabupaten Blora yang ditangani melalui program jaminan kesehatan
masyarakat.
Benefit (manfaat) adalah pencapaian pada aspek yang lebih luas
dalam jangka menengah. Benefit program jaminan kesehatan masyarakat
adalah tingkat kesehatan masyarakat diharapkan dapat meningkat.
Sedangkan indikator impact (dampak) merupakan dampak atau pengaruh
yang lebih luas akibat meningkatnya tingkat kesehatan. Ketika seseorang
menjadi lebih sehat, maka tingkat produktivitasnya meningkat. Tingkat
produktivitas itu berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraannya.
Jaminan kesehatan masyarakat merupakan program nasional, setiap
provinsi, kabupaten dan kota wajib melaksanakan program jaminan
kesehatan masyarakat. Pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat dapat
mempermudah masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan karena di
puskesmas di setiap kecamatan di kabupaten melaksanakan program
tersebut. Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam
pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat. Kebutuhan
masyarakat yang semakin banyak, masyarakat dituntut hidup sehat untuk
dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Salah satunya adalah
dengan bekerja masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Indikator-indikator itu adalah salah satu cara untuk melakukan
evaluasi suatu program terutama dalam aspek penggunaan anggaran.
Program merupakan penjabaran strategi dalam pendek, sedangkan
strategi sendiri merupakan penjabaran visi dan misi dalam jangka
menengah. Program biasanya dirancang dalam rentang waktu satu tahun.
Suatu program dinilai berhasil, maka untuk periode selanjutnya, program
dapat dilanjutkan atau diperbaiki imlementasinya agar hasilnya
meningkat (http://www.wilayah-4.ismki.org/ukuran-keberhasilan-
jamkesmas-dan-jampersal-dengan-indikator-kinerja-anggaran/).
Hubungan antara keluaran (output) suatu pusat
pertanggungjawaban dengan tujuan atau sasaran (outcome) yang harus
dicapai. Efektifitas dalam pemerintahan daerah dapat diartikan sebagai
penyelesaian kegiatan tepat waktu dan dalam batas anggaran yang
tersedia, untuk mencapai tujuan dan sasaran seperti apa yang
direncanakan (Abdul Halim, 2007: 32).
Negara Indonesia adalah negara yang demokratis dimana semua
atas kehendak dan kemauan rakyat, untuk kesejahteraan rakyat, dengan
kata lain rakyat memegang kekuasaan tertinggi dalam Negara Indonesia.
Pemerintah bertanggungjawab kepada masyarakat untuk dapat
memajukan kesejahteraan masyarakatnya. Masyarakat berhak
mendapatkan kehidupan yang layak dan pelayanan kesehatan yang
memadai, oleh sebab itu dengan adanya program jaminan kesehatan
masyarakat diharapkan dapat meringankan beban pelayanan kesehatan
bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Dalam teori demokratis
dijelaskan bahwa rakyat berhak menentukan hidupnya dan diatur dalam
sebuah peraturan yang dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat sebagai
dewan yang mewakili aspirasi rakyat atau kemauan rakyat Indonesia dan
mengatur gaya hidup masyarakat dengan pengaturan di dalam sebuah
anggaran pendapatan dan belanja negara (Arifin P. Soeria, 2009: 54).
Upaya yang dilakukan untuk mengatur pemanfaatan dana program
jaminan kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
efektifitas dan peningkatan efisiensi. Dalam peningkatan efektifitas
dilakukan dengan sistem pencegahan penyakit tidak sistem pengobatan
penyakit. Pemerintah memberikan informasi kepada masyarakat untuk
melakukan pencegahan terhadap penyakit. Dalam peningkatan efisiensi
pemerintah dapat memberikan standart minimal pelayanan dan adanya
kerjasama baik kerjasama institusi maupun kerjasama sistem. Standart
minimal sarana pelayanan yang diberikan oleh pelayanan rumah sakit
kepada peserta jaminan kesehatan masyarakat maupun standart minimal
tindakan pengobatan, perawatan dan pemberian obat-obatan. Pemerintah
harus memperkenalkan kepada masyarakat mengenai kerjasama antar
berbagai fasilitas kesehatan. Masyarakat harus mengetahui fasilitas mana
yang bekerjasama dengan dinas kesehatan Kabupaten Blora dalam
pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat. Apabila peserta
jaminan kesehatan masyarakat tidak mampu ditangani oleh puskesmas
sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama, maka peserta dapat
mengetahui rumah sakit mana saja yang bekerjasama dengan dinas
kesehatan Kabupaten Blora untuk menerima pasien peserta jaminan
kesehatan masyarakat yang harus dirujuk. Untuk rumah sakit daerah
dinas kesehtan bekerjasama dengan 3 (tiga) rumah sakit daerah dan 6
(enam) rumah sakit pusat provinsi Jawa Tengah (Azrul Azwar, 1996:
129).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di dalam bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat di Kabupaten
Blora telah sesuai dengan prinsip akuntabilitas, karena telah
dilaksanakan sesuai dengan unsur-unsur dalam prinsip
akuntabilitas. Adanya tanggungjawab dinas kesehatan kabupaten
dalam membuat laporan rekapitulasi laporan bulanan yang
diserahkan kepada dinas kesehatan provinsi dan kemudian
dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan mengenai laporan-
laporan yang wajib diketahui oleh kementerian kesehatan mengenai
pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat baik di
kabupaten maupun di provinsi, sehingga dapat diketahui pelayanan
kesehatan apa saja yang diberikan puskesmas dan rumah sakit
kepada pasien program jaminan kesehatan masyarakat dan dana
program jaminan kesehatan masyarakat tersebut digunakan untuk
apa saja dalam satu bulan sehingga penggunaan dana program
jaminan kesehatan masyarakat dapat dipertanggungjawabkan
dengan adanya laporan tersebut.
2. Pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat telah cukup
sesuai dengan prinsip efektifitas dan efisiensi untuk mewujudkan
tata pemerintahan yang baik di daerah. Efektifitas dalam
pemerintahan daerah dapat diartikan sebagai penyelesaian kegiatan
tepat waktu dan dalam batas anggaran yang tersedia, untuk
mencapai tujuan dan sasaran seperti apa yang direncanakan. Dalam
pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat dilakukan
sesuai prinsip efektifitas sebagai contoh adalah penyelenggaraan
program jaminan kesehatan masyarakat tidak hanya melakukan
sistem pengobatan penyakit saja, juga dilakukannya sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
pencegahan penyakit, dengan tanggungjawab pemerintah
Kabupaten Blora memberikan sosialisasi dan memberikan
informasi kepada masyarakat untuk bekerjasama dalam melakukan
pencegahan penyakit dan juga dilaksanakannya program jaminan
kesehatan masyarakat pada 26 (dua puluh enam) puskesmas yang
ada di setiap kecamatan Kabupaten Blora, walaupun jumlah tenaga
medis dan jumlah peralatan medis di setiap puskesmas tetap harus
diperhatikan oleh pemerintah, dengan dilaksanakannya program
jaminan kesehatan masyarakat di puskesmas di setiap kecamatan
Kabupaten Blora lebih memudahkan masyarakat yang bertempat
tinggal di kecamatan mendapatkan pelayanan kesehatan dengan
program jaminan kesehatan masyarakat. Kebijakan efisiensi
belanja negara mencakup kebijakan penerapan sistem biaya dan
penggunaan anggaran pendapatan dan belanja negara dalam
anggaran pembangunan yang menyangkut upaya-upaya
optimalisasi pada tahapan perencanaan dan pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanja negara dengan baik. Dalam pelaksanaan
prinsip efisiensi sebagai contoh adalah untuk melaksanakan prinsip
efisiensi pemerintah Kabupaten Blora, dinas kesehatan Kabupaten
Blora dalam mengalokasikan dana ke puskesmas tetap
memperhatikan sisa dana tahun lalu yang masih tercatat di rekening
giropos puskesmas, sehingga tidak terjadi penumpukan sisa dana di
puskesmas tertentu. Pemanfaatan dana yang ada dapat digunakan
sesuai dengan kebutuhan upaya kesehatan sehingga dapat
meringankan beban biaya pelayanan kesehatan masyarakat miskin
dan tidak mampu sehingga pasien mendapatkan pelayanan
kesehatan dan puskesmas juga memanfaatkan dana sesuai dengan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien peserta program
jaminan kesehatan masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat peserta
program jaminan kesehatan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
B. Saran
1. Dalam melaksanakan prinsip akuntabilitas untuk mewujudkan tata
pemerintahan yang baik maka pemerintah bertanggungjawab dalam
mengelola dana anggaran penadapatan dan belanja negara untuk
program jaminan kesehatan masyarakat dengan baik dan
melaksanakan program jaminan kesehatan masyarakat dengantepat
sasaran. Pemerintah dapat memberikan informasi tentang program
pelayanan kesehatan yang lebih mudah dan dapat dimengerti oleh
masyarakat. Sasaran pelaksanaan program jaminan kesehatan
masyarakat adalah masyarakat miskin dan tidak mampu, maka
pemerintah lebih memperhatikan dan mengutamakan masyarakat
miskin dan tidak mampu menjadi peserta program jaminan
kesehatan masyarakat. Dalam setiap penggunaan dan pemanfaatan
dana program jaminan kesehatan masyarakat tetap harus disertai
dengan bukti dan tercatat dalam laporan rekapitulasi sehingga dapat
dipertanggungjawabkan dan tercatat dengan jelas dalam laporan
penggunaan dana dan laporan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada pasien program jaminan kesehatan masyarakat. Untuk
pelayanan jaminan persalinan yang juga termasuk dalam program
jaminan kesehatan masyarakat, pelaksanaan program jaminan
persalinan dapat sejalan dengan program keluarga berencana yang
menerapkan 2 (dua) anak lebih baik yang juga diselenggarakan
oleh pemerintah, maka pemerintah dapatmemberikan jaminan
persalinan hanya kepada anak pertama dan anak kedua saja agar
dapat sejalan dengan program keluarga berencana.
2. Dalam meningkatkan pelaksanaan prinsip efektifitas dan efisiensi
dalam program pelayanan jaminan kesehatan masyarakat untuk
mewujudkan tata pemerintahan yang baik di daerah, pemerintah
tetap memperhatikan jumlah tenaga medis, jumlah peralatan medis
dan jumlah obat-obatan yang ada di puskesmas karena puskesmas
merupakan fasilitas kesehatan masyarakat tingkat pertama yang ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
di setiap kecamatan yang merupakan fasilitas pemberi pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang terdekat dekat wilayah tempat
tinggal masyarakat yang jauh dari rumah sakit. Puskesmas
merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama, maka tenaga medis,
peralatan medis dan obat-obatan yang ada di puskesmas harus
diperhatikan agar pasien peserta program jaminan kesehatan
masyarakat yang tempat tinggalnya jauh dari rumah sakit
mendapatkan pertolongan perawatan dan pengobatan yang baik di
puskesmas. Puskesmas juga merupakan pihak pemberi pelayanan
kesehatan paling dekat dengan masyarakat sehingga selain
pemerintah pihak puskesmas juga harus lebih sering mengadakan
sosialisasi dengan mudah dan dapat dimengerti kepada masyarakat
mengenai kesehatan sehingga dapat membantu mengobati
masyarakat yang sakit dengan adanya kegiatan pengobatan yang
dilakukan oleh puskesmas. Dalam peningkatan pelaksanaan prinsip
efisiensi, puskesmas dalam pemanfaatan dana program jaminan
kesehatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat peserta program
jaminan kesehatan masyarakat dan dinas kesehatan kabupaten tetap
selalu memeriksa rekening giropos setiap puskesmas agar dalam
mengalokasikan dana ke rekening giropos puskesmas tidak terjadi
penumpukan dana di rekening puskesmas karena dana yang
dialokasikan oleh dinas kesehatan kepada puskesmas disesuaikan
dengan jumlah pasien peserta program jaminan kesehatan
masyarakat dan disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat peserta program
jaminan kesehatan masyarakat untuk melaksanakan prinsip
efisiensi dana dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan
masyarakat karena kesehatan merupakan prioritas pembangunan
nasional pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
anggaran program pelayanan jaminan kesehatan masyarakat perlu
diperhatikan dan diutamakan jumlah anggaran untuk disesuaikan
dengan jumlah kebutuhan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
oleh masyarakat.