21
Management Insight, 7 (2): 154-171

Management Insight, 7 (2): 154-171 - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/11609/1/Analisis Akurasi Bearish-Management... · Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu Jl. WR. Supratman,

Embed Size (px)

Citation preview

Management Insight, 7 (2): 154-171

Management Insight, 7 (2): 154-171

Management InsightManagement InsightManagement InsightManagement Insight

Jurnal Ilmiah Manajemen

Volume 7, Nomor 2, Oktober 2012

Analisis Akurasi Bearish versus Bullish Dengan Menggunakan

Candlestick Analysis: Studi Empiris Terhadap Saham LQ45 Index

(1999-2012)

Berto Usman, Ridwan Nurazi, & Iskandar ZulkarnainBerto Usman, Ridwan Nurazi, & Iskandar ZulkarnainBerto Usman, Ridwan Nurazi, & Iskandar ZulkarnainBerto Usman, Ridwan Nurazi, & Iskandar Zulkarnain

154 – 171

Pemetaan Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bengkulu

Syaiful AnwarSyaiful AnwarSyaiful AnwarSyaiful Anwar

172 – 185

Analisis Kinerja Bidang Kesehatan di Kabupaten Bengkulu Utara

PraningrumPraningrumPraningrumPraningrum

186 – 201

Analisis Penilaian Konsumen Terhadap Penerapan Atribut Merchandise,

Atmosfir Dalam Gerai, dan Pelayanan Ritel Pada Retailer Katulistiwa

Bengkulu

Rina Suthia HayuRina Suthia HayuRina Suthia HayuRina Suthia Hayu

202 – 216

Pengaruh Budgetary Goal Characteristics Terhadap Kinerja Aparat

Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes

Faisal Aditya Faisal Aditya Faisal Aditya Faisal Aditya &&&& Titiek SuwartiTitiek SuwartiTitiek SuwartiTitiek Suwarti

217 – 228

Implementasi Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan:

Studi Empiris Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bengkulu

Suci Novi Heriyanti & NasutionSuci Novi Heriyanti & NasutionSuci Novi Heriyanti & NasutionSuci Novi Heriyanti & Nasution

229 – 239

Kepemimpinan Situasional dan Komunikasi Internal Sebagai

Determinan Efektifitas Kerja: Investigasi Empiris Pada Kantor Dinas

Pendidikan Kota Bengkulu

Diah Astuti & Fahrudin Js ParekeDiah Astuti & Fahrudin Js ParekeDiah Astuti & Fahrudin Js ParekeDiah Astuti & Fahrudin Js Pareke

240 – 253

Evaluasi Media Brosur Olympic Pada PT Cahaya Sakti Multi Intraco 254 – 267

Management Insight, 7 (2): 154-171

Cabang Bengkulu

Depri Irawan &Depri Irawan &Depri Irawan &Depri Irawan & Chairil AfandyChairil AfandyChairil AfandyChairil Afandy

Analisis Kualitas Pelayanan Masyarakat Pada Kantor Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Seluma (Aplikasi

Metode Servqual)

Eka Bayu Saputra & Syamsul BachriEka Bayu Saputra & Syamsul BachriEka Bayu Saputra & Syamsul BachriEka Bayu Saputra & Syamsul Bachri

268 – 283

Pengembangan Industri Hilir Usaha Kelapa Sawit di Provinsi Bengkulu

Muhartini SalimMuhartini SalimMuhartini SalimMuhartini Salim

284 – 293

Pengembangan Bisnis Keluarga Nelayan Miskin Melalui Intervensi

Teknologi Tepat Guna Terpadu (Studi Nelayan di Pondok Kelapa

Kabupaten Bengkulu Utara)

Slamet Widodo & Hendri BustamanSlamet Widodo & Hendri BustamanSlamet Widodo & Hendri BustamanSlamet Widodo & Hendri Bustaman

294 – 308

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu

Jl. WR. Supratman, Kota Bengkulu

Telpon 0736-21170

Management Insight, 7 (2): 154-171

ANALISIS AKURASI BEARISH VERSUS BULLISH

DENGAN MENGGUNAKAN CANDLESTICK ANALYSIS:

Studi Empiris Terhadap Indeks Saham LQ45 (1999-2012)

Berto Usman, Ridwan Nurazi, Iskandar Zulkarnain

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu

Abstract: The objective of the study is to determine the differences in index price

prediction according to candlesticks analysis method with the actual index price data.

In addition, this study intended to apply technical analysis as a continuation of

fundamental analysis. Technical analysis that used in this study is the oldest method. It

is found in the 17 thcenturies and called as candlestick analysis. This analysis tool is

used to find how much percentage Bearish versus Bullish resulting in the movement of

index within a certain time interval. The object of this research is LQ45 index, with the

number of monthly stock price data as much as 168 trading month. Data taken

focused on the time interval May 1999 to December 2012. Data processing was

performed with the help of Hendra’s Add Ins tools software that was gained from the

book of “Candlesticks and it's application in Indonesian market”. The software can be

applied into MS-Excel directly (2003, 2007 and 2010). Furthermore, paired samples t-

test performed on the resulting index price prediction from candlestick analysis with

the actual index price with a significant level of 5%. The research proved that

happened 16 times Bullish patterns and 12 times Bearish patterns in index price

movement trends in LQ45 index. Finally, Paired samples t-test output showed that

there is no significant differences in the price acquired from index price predictions by

using candlestick analysis with the actual index.

Keyword: Technical Analysis, Candlestick, Bearish, Bullish.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peramalan terhadap pergerakan harga saham dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu peramalan

dengan menggunakan analisis fundamental dan peramalan dengan menggunakan analisis teknikal.

Teknik analisa fundamental lebih mengutamakan penggunaan informasi keuangan dalam

meramalkan prospek pertumbuhan perusahaan, sedangkan analisa teknikal menggunakan

informasi yang diperoleh dari data perdagangan saham dimasa lalu, untuk mengukur indikator pola

pergerakan saham di masa yang akan datang (Brigham & Ehrhardt, 2005; Tandelilin, 2010).

Kedua teknik peramalaan di atas memiliki perbedaan yang cukup signifikan bila ditelaah

dari segi tingkat efisiensi pasar.Banyaknyapandangan dan pendapat mengenai efektifitas kedua

teknik ini, pada akhirnya memunculkan perdebatan yang tak kunjung selesai (Kavajech & White,

2005).Perbedaan paradigma yang dihasilkan dari penganut kedua aliran ini juga memunculkan

perdebatan diantara kalangan praktisi maupun akademisi.Hingga saat ini, masih banyak penelitian-

penelitian yang dilakukan untuk membuktikan efektifitas kedua teknik tersebut.Penelitian-

penelitiantersebut dilandasi dengan berbagai macam teori pendukung seperti diantaranya teori

Efficient Market Hypothesis danjuga

Teori EMH yang dikemukan oleh Fama (1991) dan Fama & French (1992;1993)

mengungkapkan bahwa pasar dapat

(weak), semi kuat (semi strong) dan juga efisien dalam bentuk kuat (

bahwa dalam keadaan pasar yang efisien, tidak ada satu orangpun yang mampu mengalahkan pasar

dan mendapatkan abnormal return

theory mengatakan bahwa banyak sekali faktor

suatu saham, diantaranya seperti faktor makro maupun mikro.Namun demik

menganut aliran teknikal tidak sependapat dengan hal tersebut.Kalangan praktisi lebih percaya

bahwa pergerakan harga saham dapat diprediksi dengan menggunakan data historis yang diplot ke

dalam sebuah grafik. Pola pergerakan inilah

memperoleh abnormal return yang diharapkan.

Hingga saat ini, telah tersedia berbagai macam alat analisis teknikal yang dapat digunakan

untukmeramalkan pergerakan harga saham.Tercatatbahwa sampai akhir tahun 2012

jenis alat analisis teknikal yang dapat digunakan para

harga dan melakukan peramalan terhadap aksi jual serta aksi beli pada suatu saham

tertentu.Penggunaan tipe atau jenis alat analisis ini dapat disesuaikan de

tingkat pemahaman penggunanya.Hal ini sejalan dengan penelitian Lu & Shiu (2012) yang

mengungkapkan bahwa salah satu alat analisis teknikal yang lazim digunakan oleh sebagian besar

pelaku pasar modaladalah alat analisis teknikal

Analisis candlestick merupakan gambaran grafis mengenai data perdagangan yang

diperoleh dari historical prices suatu saham atau indeks saham. Data

informasi yang kemudian di-plot

Indikator teknikal yang tergambar dalam grafik tersebutadalah satu rangkaian titik data yang

dihasilkan dari penggunaaan satu formula pada data

yang digunakan meliputi berbagai kombinasi dari ha

penutupan selama periode waktu tertentu. Informasi dari data

untuk memprediksi pola pergerakan harga dan juga tren pergerakan saham. Pola utama yang harus

diketahui adalah apakah data historis menunjukkan pola menanjak (

(downward trend) atau pola bergerak menyamping (

2011).

Dalam analisis candlestick

informasi dan sentimen di pasar tercermin didalam pergerakan/pola pergerakan harga”

diterjemahkan kedalam empat titik penting dari harga, yaitu harga

karena itu, dengan mengamati kombinasi dari keempat posisi harga tersebut, maka kita a

mengambil kesimpulan/perkiraan tentang kemana arah dan berapa target pergerakan harga

berikutnya (Hendra, 2008).Pola-

tujuan untuk mengantisipasi terjadinya fenomena kemunduran perekono

peningkatan perekonomian (bullish

yang terdaftardi pasar modal (Fock et al., 2005).

Untuk melihat fenomena Bulish versusBearish

dapat menggunakan analisa teknikal

direpresentasikan melalui sebuah informasi yang di

kenaikan harga saham secara drasti

seberapa jauh supply dan demand

Tingkat fluktuasi pergerakan saham juga dapat mempengaruhi keputusan investor dalam

berinvestasi, karena investor cenderung akan memilih saham dengan melihat kondisi

versusbullish.

Management Insight, 7 (2):

elitiantersebut dilandasi dengan berbagai macam teori pendukung seperti diantaranya teori

danjuga Arbitrage Pricing Theory.

Teori EMH yang dikemukan oleh Fama (1991) dan Fama & French (1992;1993)

mengungkapkan bahwa pasar dapat dibagi ke dalam tiga bentuk, yaitu efisien dalam bentuk lemah

) dan juga efisien dalam bentuk kuat (strong). Teori ini mengatakan

bahwa dalam keadaan pasar yang efisien, tidak ada satu orangpun yang mampu mengalahkan pasar

abnormal return di atas rata-rata kinerja pasar. Lebih lanjut,

mengatakan bahwa banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan harga

suatu saham, diantaranya seperti faktor makro maupun mikro.Namun demikian, para praktisi yang

menganut aliran teknikal tidak sependapat dengan hal tersebut.Kalangan praktisi lebih percaya

bahwa pergerakan harga saham dapat diprediksi dengan menggunakan data historis yang diplot ke

dalam sebuah grafik. Pola pergerakan inilah yang menjadi dasar bagi para praktisi untuk

yang diharapkan.

Hingga saat ini, telah tersedia berbagai macam alat analisis teknikal yang dapat digunakan

untukmeramalkan pergerakan harga saham.Tercatatbahwa sampai akhir tahun 2012

jenis alat analisis teknikal yang dapat digunakan para trader dalam mengamati pergerakan

harga dan melakukan peramalan terhadap aksi jual serta aksi beli pada suatu saham

tertentu.Penggunaan tipe atau jenis alat analisis ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan

tingkat pemahaman penggunanya.Hal ini sejalan dengan penelitian Lu & Shiu (2012) yang

mengungkapkan bahwa salah satu alat analisis teknikal yang lazim digunakan oleh sebagian besar

pelaku pasar modaladalah alat analisis teknikalcandlesticks.

merupakan gambaran grafis mengenai data perdagangan yang

suatu saham atau indeks saham. Data-data tersebut terdiri dari

plot menjadi indikator pergerakan harga (Marshall

Indikator teknikal yang tergambar dalam grafik tersebutadalah satu rangkaian titik data yang

dihasilkan dari penggunaaan satu formula pada data-data harga sekuritas tertentu. Data

yang digunakan meliputi berbagai kombinasi dari harga pembukaan, tertinggi, terendah, dan

penutupan selama periode waktu tertentu. Informasi dari data-data ini diyakini dapat digunakan

untuk memprediksi pola pergerakan harga dan juga tren pergerakan saham. Pola utama yang harus

a historis menunjukkan pola menanjak (upward trend

) atau pola bergerak menyamping (sideways trend) (Varadharajan & Vikkaraman

candlestick kita akan dibawa pada sebuah keyakinan bahwa

timen di pasar tercermin didalam pergerakan/pola pergerakan harga”

diterjemahkan kedalam empat titik penting dari harga, yaitu harga Open, High, Low

karena itu, dengan mengamati kombinasi dari keempat posisi harga tersebut, maka kita a

mengambil kesimpulan/perkiraan tentang kemana arah dan berapa target pergerakan harga

-pola ini biasa digunakan oleh para pelaku pasar modal, dengan

tujuan untuk mengantisipasi terjadinya fenomena kemunduran perekonomian (

bullish) yang berdampak langsung terhadap kinerja saham

yang terdaftardi pasar modal (Fock et al., 2005).

Bulish versusBearish pada suatu saham ataupun indeks saham, kita

dapat menggunakan analisa teknikal candlestick,dimana semua data masa lalu yang ada akan

direpresentasikan melalui sebuah informasi yang di-plot kedalam bentuk grafis. Fenomena

kenaikan harga saham secara drastis dan menurunnya harga saham secara drastis, menunjukkan

demand terhadap saham yang ditawarkan perusahaan di lantai bursa.

Tingkat fluktuasi pergerakan saham juga dapat mempengaruhi keputusan investor dalam

estor cenderung akan memilih saham dengan melihat kondisi

): 154-171

elitiantersebut dilandasi dengan berbagai macam teori pendukung seperti diantaranya teori

Teori EMH yang dikemukan oleh Fama (1991) dan Fama & French (1992;1993)

dibagi ke dalam tiga bentuk, yaitu efisien dalam bentuk lemah

). Teori ini mengatakan

bahwa dalam keadaan pasar yang efisien, tidak ada satu orangpun yang mampu mengalahkan pasar

rata kinerja pasar. Lebih lanjut, arbitrage pricing

faktor yang dapat mempengaruhi perubahan harga

ian, para praktisi yang

menganut aliran teknikal tidak sependapat dengan hal tersebut.Kalangan praktisi lebih percaya

bahwa pergerakan harga saham dapat diprediksi dengan menggunakan data historis yang diplot ke

yang menjadi dasar bagi para praktisi untuk

Hingga saat ini, telah tersedia berbagai macam alat analisis teknikal yang dapat digunakan

untukmeramalkan pergerakan harga saham.Tercatatbahwa sampai akhir tahun 2012 terdapat

dalam mengamati pergerakan

harga dan melakukan peramalan terhadap aksi jual serta aksi beli pada suatu saham

ngan kebutuhan dan

tingkat pemahaman penggunanya.Hal ini sejalan dengan penelitian Lu & Shiu (2012) yang

mengungkapkan bahwa salah satu alat analisis teknikal yang lazim digunakan oleh sebagian besar

merupakan gambaran grafis mengenai data perdagangan yang

data tersebut terdiri dari

menjadi indikator pergerakan harga (Marshall et al., 2008).

Indikator teknikal yang tergambar dalam grafik tersebutadalah satu rangkaian titik data yang

data harga sekuritas tertentu. Data-data harga

rga pembukaan, tertinggi, terendah, dan

data ini diyakini dapat digunakan

untuk memprediksi pola pergerakan harga dan juga tren pergerakan saham. Pola utama yang harus

upward trend), menurun

) (Varadharajan & Vikkaraman

kita akan dibawa pada sebuah keyakinan bahwa ”semua

timen di pasar tercermin didalam pergerakan/pola pergerakan harga” yang

Open, High, Low dan Close. Oleh

karena itu, dengan mengamati kombinasi dari keempat posisi harga tersebut, maka kita akan dapat

mengambil kesimpulan/perkiraan tentang kemana arah dan berapa target pergerakan harga

pola ini biasa digunakan oleh para pelaku pasar modal, dengan

mian (bearish) dan

) yang berdampak langsung terhadap kinerja saham-saham

pada suatu saham ataupun indeks saham, kita

dimana semua data masa lalu yang ada akan

kedalam bentuk grafis. Fenomena

s dan menurunnya harga saham secara drastis, menunjukkan

terhadap saham yang ditawarkan perusahaan di lantai bursa.

Tingkat fluktuasi pergerakan saham juga dapat mempengaruhi keputusan investor dalam

estor cenderung akan memilih saham dengan melihat kondisi bearish

Management Insight, 7 (2): 154-171

Tujuan penelitian ini secara umum lebih bersifat praktis, tetapi dikombinasikan dengan

berbagai macam bukti-bukti empiris yang digunakan untuk membangun hipotesis penelitian.

Sudah banyak studi yang dilakukan untuk mengkaji efektifitas pengunaan alat analisis teknikal di

pasar modal, namun masih sedikit penelitian yang mencoba untuk mengelaborasi, mendekomposisi

dan mengkombinasikan aplikasi alat analisis dengan pengukurankondisi perekonomian yang

diproksi dengan fenomena Bearish dan Bullish. Kondisi bearish dan bullish ini nantinya

diprediksikan dengan menggunakan data historis masa lalu. Berdasarkan data tersebut, trader

dapat memproyeksikan kemungkinan tren yang akan diikuti oleh pola pergerakan harga atau

indeks suatu saham.Dalampenelitian ini, objek yangditeliti adalah pergerakan indeks saham LQ45

dari tahun 1999 sampai dengan 2012 (168 bulan observasi). Indeks ini dipilih karena perusahaan-

perusahaan yang tergabung dalam indeks tersebut memiliki kemampuan dan kinerja keuangan

yang paling baik diantara perusahan-perusahaan lainnya.

Selanjutnya, prediksi pergerakan indeks LQ45 dilakukan dengan memanfaatkan analisis

candlestick. Analisis ini dijalankan dengan excel melalui software khusus yaitu fungsi add_ins tool,

Hendras_all_candle. Dengan demikian, hasil analisis terhadap prediksi pola pergerakan harga saham

akan menunjukkan indikasi kemunculan fenomena bearish maupun bullish, sehingga investor

maupun trader dapat membekali diri agar tidak tersesat dalam mengambil keputusan menjual atau

menahan suatu saham. Lebih lanjut untuk memperkuat hasil penelitian ini, maka harga prediksi

yang diperoleh dengan mengunakan analisis candlestickakan dibandingkan dengan harga aktual

dariindeks saham LQ45 yang tercatat di BEI.

Rerangka Analisis

Rerangka analisis diperlukan untuk memperjelas dan menggambarkan research design dari sebuah

penelitian (Cooper dan Schindler 2011). Sesuai dengan judul dan latar belakang penelitian di atas,

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi analisis teknikal candlestick yang dilihat dari

segi fenomena bearish dan bullish.Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk membandingkan

harga prediksi dan harga aktual dari indeks saham LQ45. Gambar 1 mengggambarkan rerangka

analisis yang digunakan sebagai rancangan dalam penelitian ini.

Rerangka analisis menggambarkan perbandingan 2 harga,yaitu indeks harga saham LQ45

yang diprediksi dengan menggunakan analisis candlestick dan harga aktual indeks saham LQ45

yang diperoleh dari BEI.Selanjutnya dilakukan uji beda dua sampel berpasangan dengan

menggunakan uji t melalui bantuan SPSS 17.00 for windows untuk mencari tingkat signifikansi

perbedaan antara kedua indeks harga saham tersebut.

Management Insight, 7 (2): 154-171

Gambar 1

Rerangka Analisis

KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Analisis TeknikalCandlestick

Analisis candlesticks pertama kali digunakan di Jepang pada abad ke-17 sebagai alat analisis

teknikal dalam perdagangan beras.Dikembangkan oleh Munehisa Honma seorang pedagang beras

Jepang legendaris yang lahir pada tahun 1724. Honma adalah orang pertama yang berdagang beras

di Sakata, kemudian Homma pergi ke pasar berjangka beras terbesar di Jepang yaitu Dojima Rice

Exchange di Osaka untuk memulai perdagangan berjangka beras. Setelah mendominasi pasar

Osaka, Honma kemudian pindah kepasar regional di Edo (Tokyo) yaitu di Kuramae Rice

Exchange.Beberapa tahun kemudian Honma menjadi Konsultan bagi pemerintah dan diberi gelar

Samurai. Bukunya tentang perdagangan berjangka beras menjadi dasar dari metode candlesticks

yang digunakan di Jepang (Ji Goo et al., 2007; Marshal et al., 2006;2008; Usman, 2010).

Pada periode selanjutnya, pengembangan prinsip-prinsip dalam analisis candlestick banyak

didasari oleh pengalaman para investor/trader selama bertahun-tahun.Alat analisis candlestick ini

mulai masuk ke berbagai belahan dunia termasuk Amerika pada tahun 1900-an.Pada awal

masuknya candlestick ke Amerika, banyak orang memandang sebelah mata atas alat analisis ini.

Pring (2002:xi) seorang penulis analisis teknikal ternamapun pernah berpendapat serupa. Dalam

kata pengantar pada bukunya yang berjudul Candlestick Explained yang dipublikasikan pada tahun

2002 oleh McGraw-Hill. Pring menulis:

“i first heard about candlestick in the 1980’s when my publihers, McGraw-Hill, asked me to

review a proposal for a book that they had received. My conclusion was that concept would never

Harga Prediksi

Indeks LQ45yang

diperoleh Dari

Analisis Candlestick

Harga Indeks

Saham LQ 45

Aktual yang

diperoleh Dari BEI

Uji Beda 2 mean

Bearish

Bullish

Vs Signifikan/ Tidak

signifikan

Management Insight, 7 (2): 154-171

sell in the united states and that was not a worth book, but how wrong i was! Today, no charting

package is complete without the candlestick option, and it is a technique practiced by a huge

proportion of traders.” (Pring, 2002:xi).

Pernyataan Pring di atas memang benar.Hingga saat ini, hampir dalam setiap grafik

pergerakan harga saham, Commodity, Forex, Index dan lainnya selalu menggunakan batang-batang

lilin candlestick.Penggunaan candlestick ini juga seakan merupakan sebuah keharusan dalam

berbagai software analisis teknikal yang ada dipasaran, baik yang dipasarkan di Indonesia ataupun

di belahan dunia lainnya. Meskipun Candlesticks telah berkembang di berbagai negara dan

diaplikasikan pada beragam pasar yang memiliki sifat yang berbeda, namun prinsip-prinsip analisis

candlestick yang digunakan di setiap negara tetap sama, dimana pertanyaan tentang “apa” (price

action) yang akan terjadi jauh lebih penting daripada “mengapa” suatu (price action) itu terjadi.

Dengan kata lain, dalam analisis candlesticks seorang analis akan lebih tertarik untuk mengetahui

tentang “kemana arah pergerakan harga berikutnya daripada memusingkan apa yang

menyebabkan pergerakan itu sendiri (Hendra, 2008).

Sumber: Usman, 2010.

Gambar 2

Batang Lilin (Candlestick)

Interpretasi-interpretasi seperti di atas adalah salah satu faktor yang membuat analisis candlestick

begitu berbeda dengan analisis teknikal lainnya, karena seorang analis bahkan dapat bercerita

tentang apa yang tengah terjadi di pasar dengan hanya menggunakan empat titik harga saja (Fock

et al., 2005).Informasi yang tercermin dalam empat tiitk harga tersebut terdiri dari harga

pembukaan (open) harga terendah (low) harga tertinggi (high), dan harga penutupan (close).

Selanjutnya Usman (2010) menyatakan bahwa setiap informasi ini akan digambarkan pada sebuah

grafik Indikator yang terdiri dari dua warna. Sesuai dengan gambar 2 di atas, Batang candle putih

menunjukkan bahwa harga penutupan berada di atas harga pembukaan, sebaliknya batang candle

hitam menunjukkan bahwa harga penutupan (closing price) berada lebih rendah dibanding harga

pembukaan (open price).

Kondisi Bearish&Bullish

Istilah “Bull” atau ‘banteng” dan “Bear” atau “beruang” digunakan untuk menggambarkan situasi

pasar saham (Tandelilin, 2010). Pasar saham yang tren umumnya menanjak diibaratkan dengan

seekor banteng yang sedang berlari.Sebaliknya, pasar saham yang tren umumnya stagnan atau

menurun diibaratkan dengan seekor beruang yang sedang berhibernasi (tidur dimusim dingin).

Beberapa orang mengasosiasikan tren saham yang naik dengan gerakan banteng yang menanduk

Management Insight, 7 (2): 154-171

ke atas dan mengasosiasikan tren harga saham yang turun dengan gerakan cakar beruang yang

selalu mengarah kebawah (Seneca, 1967;1968; Hanna, 1968; Fabozzi & Francis, 1977;1979).

Harga saham selalu berfluktuasi setiap hari baik pada periode pasar sedang Bullish maupun

Bearish. Harga saham berubah karena hukum supply dan demand. Jika lebih banyak orang ingin

membeli suatu saham, maka harganya akan naik. Jika lebih banyak orang yang ingin menjual suatu

saham, harganya akan turun (Tandelilin, 2010). Naik atau turunnya permintaan terhadap saham

tertentu pada prinsipnya disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya seperti Perubahan perfoma

perusahaan, aksi-aksi korporasi dan spekulasi (Usman, 2010; Lu & Shiu, 2012).

Sesuai dengan teori Dow dan teori Elliot Wave yang menyebutkan bahwa harga telah

mencerminkan segala informasi yang mempengaruhinya, sehingga pergerakan harga akan

terbentuk ke dalam tiga pola, yaitu dalam tren menanjak, menurun atau menyamping (Brown et al.,

1998). Hasil analisis mengenai harga prediksi dengan menggunakan analisis candlestick diharapkan

tidak memiliki perbedaan yang signifikan dibanding harga saham aktual. Penjelasan tersebut

didukung oleh penelitian Jia Goo et al., (2007) yang menemukan bahwa aplikasi analisis candlestick

di pasar modal Taiwan dapat digunakan untuk menghasilkan return yang lebih baik, terutama

dalam jangka waktu perdagangan yang relatif singkat. Marshall et al., (2008) menguji efektifitas alat

analisis teknikal tertua di dunia yaitu candlestick di pasar modal Jepang.Mereka menemukan bahwa

alat analisis tersebut efektif dalam mengukur pola bearish dan juga bullish.Selain itu Usman(2010)

dan Oktaviani (2010) juga menemukan bahwa harga saham individual di Bursa Efek Indonesia yang

dianalisis dengan menggunakan candlestick tidak berbeda signifikan dengan harga saham

aktual.Penelitian-penelitian tersebut juga dikonfirmasi oleh penelitian Varadharajan & Vikkaraman

(2011) yang meneliti efektifitas analisis candlestick pada beberapa saham individual di pasar modal

India.Shiu & Lu (2011) mengkonfirmasi bahwa pola reversal yang dihasilkan oleh candlestick

mampu memberikan tambahan informasi bagi trader untuk melakukan aksi jual maupun

beli.Selanjutnya Zulkarnain (2012) menemukan bahwa peramalan harga saham dalam jangka

waktu pendek (short term) dengan memanfaatkan analisis teknikal memberikan keuntungan

tersendiri dari segi kemudahan aplikasi dan efisiensi waktu investasi.Berdasarkan penelitian-

penelitian terdahulu tersebut, maka disusun hipotesis penelitian sebagai berikut.

Ho: Tidak terdapat perbedan signifikan harga prediksi Indeks LQ45 dengan menggunakan

analisis candlestick dan harga aktual Indeks LQ45.

H1: Terdapat perbedaan signifikan harga prediksi indeks LQ45 dengan menggunakan analisis

candlestick dan harga aktual indeks LQ45.

METODE RISET

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang berdasarkan pada data

berupa angka-angka yang dijabarkan dan dijelaskan menjadi suatu analisis secara sistematis. Data

kuantitatif pada penelitian ini adalah data informasi harga pembukaan (Open), harga tertinggi

(High), harga terendah (Low), dan harga penutupan (Close) indeks harga saham LQ45 selama

periode waktu pengamatan 14 tahun (1999-2012).

Definisi Operasional

Menurut Hartono (2007), definisi operasional merupakan definisi yang didasarkan pada sifat-sifat

atau hal yang didefinisikan dan dapat diamati serta diobservasi. Untuk memudahkan analisis, maka

definisi operasional dari penelitian ini terdiri dari:

1. Harga Saham: Merupakan hak kepemilikan terhadap suatu perusahaan yang dinilai dengan

ukuran dan satuan mata uang tertentu, dalam hal ini rupiah.

Management Insight, 7 (2): 154-171

2. Indeks LQ45: merupakan indeks yang terdiri dari 45 saham terlikuid yang listing di BEI.

3. Akurasi: Merupakan tingkat signifikansi jumlah persentase Bearish&Bullish yang dihasilkan

oleh metode analisisis candlesticks dan juga melalui data indeks harga saham aktual.

4. Kondisi Bearish: Merupakan kondisi pasar saham pada saat grafik saham menunjukkan pola

menukik ke bawah, di mana kondisi pasar/bursa saham dilanda aksi jual secara besar-besaran

(terjadi kecenderungan penurunan). Nilai bearish dihitung berdasarkan nilai saham yang

berada di bawah rata-rata nilai saham selama periode pengamatan

5. Kondisi Bullish: Merupakan kondisi pasar saham pada saat grafik saham menunjukkan pola

menukik ke atas, di mana kondisi pasar/bursa dilanda aksi beli secara besar-besaran (terjadi

kecenderungan kenaikan). Nilai bullish dihitung berdasarkan nilai saham yang berada di atas

rata-rata nilai saham selama periode pengamatan.

6. Analisa candlestick: merupakan bentuk analisa teknikal yang menggunakan batang-batang lilin

sebagai deskripsi pergerakan saham dan informasi saham pada periode waktu tertentu.

Sumber Data

Memilih data sangat penting dalam melakukan uji analisis teknikal.Data yang digunakan harus

benar-benar berdasarkan pada aktivitas perdagangan bursa dimana saham diperdagangkan. Indeks

data yang dipergunakan Dalam penelitian ini menggunakan data bulanan(monthly) dari bulan mei

1999 sampai dengan bulan desember 2012 (168 bulan pengamatan).Selain itu, penelitian ini juga

menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai macam literatur dan

referensi.Selanjutnya metode pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini

adalah dokumentasi, yaitu suatu metode pengumpulan data yang memperoleh sumber data dari

media elektronik, prospektus perusahaan, sampai internet.Dalam hal ini, data perdagangan indeks

saham LQ45 diperoleh dariwebsite www.idx.co.id.

Metode Analisis Dengan Menggunakan Metode Aplikasi Hendras Add_Ins pada Microsoft

Office Excel

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah aplikasi dari analisis teknikal

candlestick, yaitudengan menggunakan pendekatan formulasi untuk melihat formula candle yang

terjadi.Setiap harga mengandung informasi. Untuk itu, diperlukan data mengenai harga Open, High,

Low dan Close dari perusahaan agar dapat mengaplikasikan pendekatan formulasi dalam

melakukan analisis Candlestick.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pengenalan tren bullish atau bearish yang

mendahului kemunculan sebuah formasi candlestick (formasi grafik lilin).Pengolahan data pada

analisis ini didasarkan atas penggunaan aplikasi excel_adds_ins “auto pattern recommendation” dari

Hendra (2008). Analisis langsung yang dilakukan dari spreadsheet excelini diberi nama “hendras

candle function”. Selain itu, pengkategorian periode waktu yang termasuk ke dalam

fenomenabearish dan bullish didasarkan pada metode Fabozzi & Francis (1979), yaitu dengan

merata-ratakan nilai perdagangan pada saat terjadi kemunculan indikasi dalam analisis candlestick.

Setiap nilai prediksi hasil analisis candlestickindeks LQ45 yang berada di bawah rata-rata (periode

pengamatan)akan digolongkan sebagai fenomena bearish, sedangkan nilai indeks yang berada di

atas rata-rata akan digolongkan sebagai fenomena bullish.

Untuk mengaplikasikan semua formasi dan formulasi yang ada pada software ini, kita harus

menyiapkan sebuah software dengan bentuk add ins excel yang bisa di-insert kedalam spreadsheet

excel.Software ini diperoleh dari buku karangan Hendra yang berjudul “Candlestick And Its

Aplications In Indonesia Market”.Buku tersebut berisikan formula-formula dan software yang

mengacu pada Auto Pattern Identification and Recommendation CD Software Included.

Aturan dalam prosedur metode analisis penelitian ini dibantu oleh fungsi add

insHS_WB_Candle untuk mengidentifikasi warna candle, HS_C_Size untuk mengidentifikasi Long

candle, dan untuk menggabungkan semua fungsi formasi

Hendras_All_Candle.

Dimana:

1. O adalah nilai atau Cell Open Price

2. H adalah nilai atau Cell High price

3. L adalah nilai atau Cell Low Price

4. C adalah nilai atau Close Price

5. Period adalah periode analisis di tetapkan antara 5 hingga 9.

6. Method adalah metode analisis dalam periode tertentu, dengan angka yang ditetapkan

adalah 2.

7. Multiplier (MLT) adalah besaran yang secara ideal harus >

ditetapkan 2.

8. SLT/signifikansi tren dalam penelitian ini adalah ditetapkan 0,7 (Hendra, 2008).

Berikut gambar 3 yang memvisualisasikan proses pengolahan data dengan menggunakan fungsi

formula Hendras_All_Candledari program

Sumber: Data diolah, 2012.

Proses Estimasi Indikasi Fenomena

Berdasarkan hasil function arguments

nantinya akandiperolehbeberapa indikasi hasil yang menyatakan fenomena

sehingga perlu dihitung persentasi signifikansi dari keakurasian

dengan formula sebagai berikut:

Management Insight, 7 (2):

, dan untuk menggabungkan semua fungsi formasi Candle yaitu dengan menggunakan

Cell Open Price.

Cell High price.

Cell Low Price.

Close Price.

Period adalah periode analisis di tetapkan antara 5 hingga 9.

adalah metode analisis dalam periode tertentu, dengan angka yang ditetapkan

(MLT) adalah besaran yang secara ideal harus > 1 dan dalam penelitian ini

SLT/signifikansi tren dalam penelitian ini adalah ditetapkan 0,7 (Hendra, 2008).

Berikut gambar 3 yang memvisualisasikan proses pengolahan data dengan menggunakan fungsi

dari program Microsoft office 2010.

Gambar 3

Proses Estimasi Indikasi Fenomena Bearish&Bullish dengan Analisis Candlestick

function argumentsdan gambar proyeksi dari pengolahan data mentah di atas,

nantinya akandiperolehbeberapa indikasi hasil yang menyatakan fenomenabullish

sehingga perlu dihitung persentasi signifikansi dari keakurasian bullish atau

Open Price

High Price

Low Price

Close Price

Formula Hendras_Candles

): 154-171

yaitu dengan menggunakan

adalah metode analisis dalam periode tertentu, dengan angka yang ditetapkan

1 dan dalam penelitian ini

SLT/signifikansi tren dalam penelitian ini adalah ditetapkan 0,7 (Hendra, 2008).

Berikut gambar 3 yang memvisualisasikan proses pengolahan data dengan menggunakan fungsi

Candlestick

dan gambar proyeksi dari pengolahan data mentah di atas,

bullish dan bearish,

bearish tersebut

Metode Analisis dengan Menggunakan SPSS Versi 17

Untuk menguji hipotesispada kajian teoritis dan pengembangan hipotesis di atas, maka dilakukan

uji beda dua mean yaitu Uji t sampel berpasangan (

pengujian sebagai berikut;

1. Menentukan probabilitas

(Paired_Sampel T test). Jika probabilitas >0,05, maka Ho di

<0,05, maka Ho tidak didukung

alternatifnya adalah sebagai berikut:

Ho :

Tidak terdapat perbedaan signifikan harga prediksi Indeks LQ45 dengan

menggunakananalisis candlestick

Ha :

Terdapat perbedaan signifikan harga prediksi indeks LQ45 dengan menggunakan

analisiscandlestick dan harga aktual indeks saham LQ45.

2. Uji yang dipakai adalah uji t (t

3. Kesimpulan apakah Ho didukung

Jika thitung (angka output) < t

Jika thitung (angka output) >t

Dimana Ho adalah meanindeks harga saham LQ45 yang dihasilkan oleh analisis

dengan menggunakan metode Hendra.

Cara yang dapat digunakan untuk memperoleh indikasi

didasarkan pada pola pergerakan harga saham.Pergerakan ini bisa ditinjau dari tren yang

ditunjukkan oleh grafik candlestick

bertujuan untuk memprediksikan nilai indeks LQ45. Periode pengamatan yang panjang, yaitu dari

tahun 1999 sampai dengan 2012 diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai pola dan

juga trend perdagangan saham di Indonesia, khususnya pada indeks saham LQ45.

Deskripsi Variabel Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mempekerjakan beberapa data historis yang terdiri dari,

Price (O)yaitu harga pembukaan dari transaksi yang terjadi pertama kali sepanjang periode

pengamatan, Cell High Price(H) yaitu harga tertinggi yang dihasilkan dalam periode pengamatan,

Cell Low Price(L) yaitu harga terendah hasil transaksi yang terjadi sepanjan

Cell Close Price (C) yaitu harga dari transaksi terakhir yang terjadi dalam periode pengamatan.

Hasil Penelitian

Analisis candlestick yang diaplikasikan pada data perdagangan indeks LQ45 menghasilkan indikasi

yang melatarbelakangi munculnya fenomena

yang munculakan menghasilkan prediksi padapergerakan harga saham tersebut. Dengan adanya

prediksi harga yang dihasilkan oleh analisis

signifikansi prediksi indeks harga saham LQ45 dengan data indeks harga saham aktual LQ45 yang

diperoleh dari BEI.

Management Insight, 7 (2):

Metode Analisis dengan Menggunakan SPSS Versi 17

Untuk menguji hipotesispada kajian teoritis dan pengembangan hipotesis di atas, maka dilakukan

uji beda dua mean yaitu Uji t sampel berpasangan (Paired-Sampel t Test) dengan tahap

Menentukan probabilitas output statistik nonparametrik uji t sampel berpasangan

. Jika probabilitas >0,05, maka Ho didukung dan jika probabilitas

didukung. Sedangkan model statistik hipotesis n

alternatifnya adalah sebagai berikut:

Tidak terdapat perbedaan signifikan harga prediksi Indeks LQ45 dengan

candlestick dan harga aktual Indeks saham LQ45.

Terdapat perbedaan signifikan harga prediksi indeks LQ45 dengan menggunakan

dan harga aktual indeks saham LQ45.

Uji yang dipakai adalah uji t (t test) dengan taraf signifikan

dukung atau tidak, diperoleh degan cara:

) < ttabel, maka Ho didukung dan Hatidak didukung

) >ttabel maka Hotidak didukung dan Hadidukung.

indeks harga saham LQ45 yang dihasilkan oleh analisis

ggunakan metode Hendra.

Cara yang dapat digunakan untuk memperoleh indikasi bearish ataupunbullish dalam penelitianini

didasarkan pada pola pergerakan harga saham.Pergerakan ini bisa ditinjau dari tren yang

candlestick.Selain itu, pengolahan dengan menggunakan

bertujuan untuk memprediksikan nilai indeks LQ45. Periode pengamatan yang panjang, yaitu dari

tahun 1999 sampai dengan 2012 diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai pola dan

gangan saham di Indonesia, khususnya pada indeks saham LQ45.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan mempekerjakan beberapa data historis yang terdiri dari,

(O)yaitu harga pembukaan dari transaksi yang terjadi pertama kali sepanjang periode

(H) yaitu harga tertinggi yang dihasilkan dalam periode pengamatan,

(L) yaitu harga terendah hasil transaksi yang terjadi sepanjang periode pengamatan,

(C) yaitu harga dari transaksi terakhir yang terjadi dalam periode pengamatan.

yang diaplikasikan pada data perdagangan indeks LQ45 menghasilkan indikasi

nculnya fenomena Bearish & Bullish. Selain itu, pada tiap level konfirmasi

yang munculakan menghasilkan prediksi padapergerakan harga saham tersebut. Dengan adanya

prediksi harga yang dihasilkan oleh analisis candlestick, maka dapat dilihat perbandingan ti

signifikansi prediksi indeks harga saham LQ45 dengan data indeks harga saham aktual LQ45 yang

): 154-171

Untuk menguji hipotesispada kajian teoritis dan pengembangan hipotesis di atas, maka dilakukan

) dengan tahap-tahap

uji t sampel berpasangan

dan jika probabilitas

hipotesis nol dan hipotesis

Tidak terdapat perbedaan signifikan harga prediksi Indeks LQ45 dengan

Terdapat perbedaan signifikan harga prediksi indeks LQ45 dengan menggunakan

indeks harga saham LQ45 yang dihasilkan oleh analisis candlestick

dalam penelitianini

didasarkan pada pola pergerakan harga saham.Pergerakan ini bisa ditinjau dari tren yang

.Selain itu, pengolahan dengan menggunakan softwarejuga

bertujuan untuk memprediksikan nilai indeks LQ45. Periode pengamatan yang panjang, yaitu dari

tahun 1999 sampai dengan 2012 diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai pola dan

Penelitian ini dilakukan dengan mempekerjakan beberapa data historis yang terdiri dari,Cell open

(O)yaitu harga pembukaan dari transaksi yang terjadi pertama kali sepanjang periode

(H) yaitu harga tertinggi yang dihasilkan dalam periode pengamatan,

g periode pengamatan,

(C) yaitu harga dari transaksi terakhir yang terjadi dalam periode pengamatan.

yang diaplikasikan pada data perdagangan indeks LQ45 menghasilkan indikasi

Selain itu, pada tiap level konfirmasi

yang munculakan menghasilkan prediksi padapergerakan harga saham tersebut. Dengan adanya

, maka dapat dilihat perbandingan tingkat

signifikansi prediksi indeks harga saham LQ45 dengan data indeks harga saham aktual LQ45 yang

Management Insight, 7 (2): 154-171

Berdasarkan analisiscandlestickdengan menggunakan formasi Hs_All_Candle yaitu

memasukkan nilai Open, High, Low, Close, Perioddengan ketetapan 9 periode, Multiplier 2, SLT

ditetapkan 0,7. Maka diperoleh beberapa bulan tertentu yang masuk kedalam rumus formasi candle

tersebut, yaitu formasi candle dengan akurasi Bullish dan Bearishyang paling berpengaruh dari

periode pengamatan 1999 sampai dengan 2012. Berikut gambar 4 yang menggambarkan pola

pergerakan indeks saham LQ45 selama periode empat belas tahun atau 168 bulan terakhir.

Sumber: ETrading HOTS, 2012

Gambar 4

Pergerakan Indeks Harga Saham LQ45 Dari Tahun 1999-2012

Berdasakan informasi yang dapat diperoleh dari gambar 4 di atas, terlihat bahwa pergerakan

indeks harga saham LQ45 menunjukkan pola yang meningkat.Secara kasat mata dapat disimpulkan

bahwa tren utama yang mengikuti nilai Indeks LQ45 adalah upward trend (pola Bullish).Namun

demikian, pada pertengahan tahun 2007 terlihat bahwa nilai perdagangan indeks LQ45 menurun

secara drastis.Hal ini menunjukkan terjadinya fenomena bearish yang melanda indeks tersebut.

Peristiwa (Shock) ini dikarenakan Indonesia dilanda oleh krisis keuangan global yang dipicu dari

krisis subprime mortage di Amerika dan berdampak pada aktifitas perdagangan Bursa di Indonesia.

Tidak lama setelah itu, Indonesia mulai melakukan recovery, sehinggasecara umum dapat

diinferensikan bahwa pergerakan nilai indeks menunjukkan pola atau tren yang positif.Hal ini

menggambarkan bahwa pertumbuhan nilai tersebut berada pada kondisi perekonomian yang

membaik (bullish).

Candlesticks Pada Indeks Saham LQ45

Krisis Keuangan

Global 2007

Resesi Pasca Krisis

Keuangan 1998

Recovery Pasca Krisis

Keuangan Global Upward trend

Sideways Trend

Movement

Downward Trend

Movement

Jumlah Bearish

Sumber: Data diolah, 2012.

Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai indeks harga saham LQ45 dengan menggunakan

metode “Hendras candle function”

(terendah), close (penutupan) selama periode pengamatan dari tahun 1999

28 bulan indikasi yang menunjukkan terjadinya fenomena

fenomena tersebut terbagi menjadi 12 bulan indikasi pola

fenomena bullish. Akurasi dari indikasi kedua fenomena tersebut dapat dikalkulasikan

1.

Formulasi yang digunakan untuk menghitung akurasi

LQ45 di atas, didasarkan pada hasil pengolahan data dengan menggunakan metode

Candle_function.Selanjutnya data tersebut dikelompokkan kembali berdasarkan kategori

dan bullishdengan menggunakan metode dari Fabozzi& Fancis (1979).

Kalkulasi BullishIndeks LQ45 Dengan Metode

Management Insight, 7 (2):

Tabel 1

Bearish&Bullish yang dihasilkan Analisis Candlestick

Jumlah Bearish & Bullish yang

Muncul

Metode Hendra

Bearish Bullish

12 16

Sumber: Data diolah, 2012.

Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai indeks harga saham LQ45 dengan menggunakan

“Hendras candle function” yang memasukan nilai open (pembukaan), high

(penutupan) selama periode pengamatan dari tahun 1999-2012,maka diperoleh

28 bulan indikasi yang menunjukkan terjadinya fenomena bearish dan juga

ebut terbagi menjadi 12 bulan indikasi pola bearish dan 16 bulan kemunculan

. Akurasi dari indikasi kedua fenomena tersebut dapat dikalkulasikan

Formulasi yang digunakan untuk menghitung akurasi Bearish & Bullish indeks harga

LQ45 di atas, didasarkan pada hasil pengolahan data dengan menggunakan metode

Selanjutnya data tersebut dikelompokkan kembali berdasarkan kategori

dengan menggunakan metode dari Fabozzi& Fancis (1979).

Indeks LQ45 Dengan Metode Hendras Candle_Function.

): 154-171

nalisis Candlestick

Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai indeks harga saham LQ45 dengan menggunakan

high (tertinggi), low

2012,maka diperoleh

dan juga bullish.Indikasi

dan 16 bulan kemunculan

. Akurasi dari indikasi kedua fenomena tersebut dapat dikalkulasikan pada Tabel

indeks harga saham

LQ45 di atas, didasarkan pada hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Hendras

Selanjutnya data tersebut dikelompokkan kembali berdasarkan kategoribearish

Setelah diperoleh persentase fenomena

saham LQ45 yaitu sebesar 42.85%, dapat disimpulkan bahwa tren utama yang mengikuti pola

pergerakan harga yang terjadi pada indeks LQ45 adalah pola

persentase fenomena bullishyang terja

sebesar 57.14%, sedangkan 42.85% lainnya merupakan indikasi dari fenomena

Kalkulasi Bearish Indeks LQ45 Dengan Metode

Pengujian hipotesis perlu dilakukan untuk memastikan serta mengkonfirmasi dugaan sementara

mengenai variabel yang digunakan dalam sebuah penelitian.Sejalan dengan pernyataan Cooper &

Schindler (2011), teori yang digunakan untuk menyusun hipotesis merupakan kumpulan definisi

definisi, konsep dan proposisi-proposisi yang memberikan penjelasan tentatif mengenai suatu

peristiwa.Dengan begitu,output penelitian ini juga bertujuan untuk mengkonfirmasi hipotesis yang

telah dibentuk sebelumnya.Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nilai

yang diperoleh dengan analisis candlestick

beda dua mean berpasangan (paired sample t test

menggunakan teknik analisis uji beda dua mean dengan menggunakan SPSS 17.

Management Insight, 7 (2):

Setelah diperoleh persentase fenomena bullish yang terjadi pada pergerakan indeks harga

saham LQ45 yaitu sebesar 42.85%, dapat disimpulkan bahwa tren utama yang mengikuti pola

pergerakan harga yang terjadi pada indeks LQ45 adalah pola bullish. Hal ini dikarenakan

yang terjadi sepanjang periode 1999 sampai dengan 2012 adalah

sebesar 57.14%, sedangkan 42.85% lainnya merupakan indikasi dari fenomena bearish.

Indeks LQ45 Dengan Metode Hendras Candle_Function.

PEMBAHASAN

dilakukan untuk memastikan serta mengkonfirmasi dugaan sementara

mengenai variabel yang digunakan dalam sebuah penelitian.Sejalan dengan pernyataan Cooper &

Schindler (2011), teori yang digunakan untuk menyusun hipotesis merupakan kumpulan definisi

proposisi yang memberikan penjelasan tentatif mengenai suatu

penelitian ini juga bertujuan untuk mengkonfirmasi hipotesis yang

telah dibentuk sebelumnya.Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nilai indeks saham LQ45

candlestick dan nilai aktual dari indeks LQ45, maka dilakukan uji

paired sample t test). Berikut hasil pengujian hipotesis dengan

menggunakan teknik analisis uji beda dua mean dengan menggunakan SPSS 17.

): 154-171

yang terjadi pada pergerakan indeks harga

saham LQ45 yaitu sebesar 42.85%, dapat disimpulkan bahwa tren utama yang mengikuti pola

. Hal ini dikarenakan

di sepanjang periode 1999 sampai dengan 2012 adalah

bearish.

dilakukan untuk memastikan serta mengkonfirmasi dugaan sementara

mengenai variabel yang digunakan dalam sebuah penelitian.Sejalan dengan pernyataan Cooper &

Schindler (2011), teori yang digunakan untuk menyusun hipotesis merupakan kumpulan definisi-

proposisi yang memberikan penjelasan tentatif mengenai suatu

penelitian ini juga bertujuan untuk mengkonfirmasi hipotesis yang

indeks saham LQ45

dan nilai aktual dari indeks LQ45, maka dilakukan uji

Berikut hasil pengujian hipotesis dengan

Management Insight, 7 (2): 154-171

Tabel 2

Paired Samples Statisticst Test

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Harga Prediksi

dengan

Analisis Candlestick

368.428 28 222.395 43.615

Harga Aktual yang

diperoleh dari BEI

366.154 28 209.598 41.105

Sumber: Data diolah, 2012.

Output group statistics di atas menampilkan jumlah subjek pada masing-masing kelompok

28 harga saham bulanan yang terindikasi dengan kemunculan fenomena bearish dan bullish. Tabel

tersebut juga menunjukkan bahwa rata-rata mean dari harga prediksi indeks LQ45 yang diperoleh

dengan menggunakan analisiscandlestick adalah sebesar 368.428. Sedangkan rata-rata nilai indeks

saham LQ45aktual yang diperolehdari BEI adalah sebesar 366.154.Selanjutnya hasil pengujian

dengan menggunakan uji beda dua mean berpasangan dapat diuraikan sebagai berikut.

Tabel 3

Paired Samplest Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Harga Prediksi

- Harga Aktual

2.273 25.454 4.992 -8.007 12.554 .455 27 .653

Sumber: Data diolah, 2012.

Berdasarkan hasil perhitungan pada output statistik di atas, dapat diperoleh informasi

mengenaiangka signifikansi sebesar 0.653. Jika dibandingkan dengan pedoman pengambilan

keputusan, maka terlihat bahwa angka 0.653 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa hipotesis

nol didukung dan hipotesis alternatif tidak terdukung.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat perbedaan signifikan antara harga prediksi Indeks LQ45 dengan menggunakan

analisiscandlestickdan harga aktual Indeks LQ45.Hasil temuan ini turut mendukung hasil penelitian

sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Usman (2010) dan Oktaviani (2010), di mana harga

prediksi yang diperoleh dengan menggunakan analisis candlestick tidak berbeda signifikan dengan

harga saham aktual.

Management Insight, 7 (2): 154-171

Hasil temuan di atas juga mengkonfirmasi penelitian-penelitian sejenis yang telah

dilakukan di emerging capital market Asia. Diantaranya penelitian-penelitian tersebut menemukan

bahwa analisis candlestick telah teruji kemampuannya dalam menjelaskan berbagai fenomena

bearish maupun bullish, baik di pasar modal Taiwan, Jepang, India dan juga Indonesia (Jia Goo et al.,

2007; Marshall et al., 2008; Hendra, 2008; Usman, 2010; Oktaviani; 2010; Lu & Shu,

2012).Kemampuan candlestick sebagai sebuah alat analisis teknikal, menjadikannya sebagai salah

satu indikator yang sangat berguna untuk menjelaskan pola-pola pergerakan harga dalam suatu

periode.Namun demikian, kemampuan alat ini masih dapat ditingkatkan apabila penggunanya

melakukan beberapa kombinasi alat teknikal.Salah satu alat analisis teknikal yang kompatibel dan

lazim dikombinasikan dengan analisis candlestick adalah garis SMA dan MACD (Moving Average

Convergen Divergen).

IMPLIKASI STRATEGIK

Analisis Fundamental yang didasarkan pada laporan keuangan perusahaan emiten terbukti hanya

bermanfaat bagi pemilik perusahaan, yaitu investor yang membeli saham dengan motivasi semata-

mata untuk mendapat dividen.Investor dengan motivasi tersebut benar-benar membeli saham

untuk disimpan dalam jangka waktu panjang, kemudian menunggu pembayaran dividen dan

selanjutnya menggunakan haknya dalam rapat umum pemegang saham sebagai pemilik. Dalam hal

ini, perusahaan emiten yang mempunyai fundamental yang bagus terbukti dalam jangka panjang

akan memberikan keuntungan kepada pemegang saham. Pada umumnya literatur-literatur

manajemen keuangan hanya membahas analisis fundamental, sehingga menjadi kurang bermanfaat

bagi trader.

Berbanding terbalik dengan motivasi investasi yang dilakukan oleh investor, para trader

yang terlibat dalam perdagangan saham lebih mengutamakan keuntungan jangka pendek.Motif

utama trader bukanlah dividen, tetapi capital gain (selisih perbedaan harga).Hal ini mengakibatkan

para trader lebih mengoptimalkankinerja perangkat lunak yang digunakan sebagai alat peramalan

pergerakan harga.Kemudahan akses informasi, terutama kemudahan penggunaan gadget serta

semakin tipisnya batas jarak, ruang dan waktu mengakibatkan aktifitas dan peluang investasi

menjadi semakin mudah untuk dilakukan.

Dalam perkembangan teknologi informasi, terutama dari aspek kemajuan pemograman

komputer, analisis teknikal candlesticks telah berhasil membantu para trader (pedagang saham

jangka pendek, pialang, konsultan dan analis keuangan) dalam mengambil keputusan “apa” yang

harus dilakukannya, yaitu dengan mengamati pergerakan harga-harga saham yang dapatdiamati

secara visual.Selanjutnya dalam era perdagangan jarak jauh(remote trading),alat analisis

candlesticks menjadi alat yang dapat diandalkan oleh para trader. Secara sederhana alat analisis

teknikal candlestick dapat memberitahu para trader tentang kapan akan terjadi pola pembalikan

harga (reversal pattern), dan kapan terjadi penerusan tren harga (continuation).

Sumber: Data diolah, 2012.

Grafik Pergerakan Harga Prediksi Indeks LQ45dan Harga Aktual Indeks LQ45

Gambar 5 di atas merupakan hasil perbandingan efektifitas dan signifikansi pergerakan harga

saham, yang dilihat dari dua buah metode yang telah diterapkan dalam menganalisis pergerakan

nilai indeks saham LQ45.Dari gambar terlihat bahwa garis biru merupakan harga aktua

realisasi yang didapat dari Bursa Efek Indonesia, sedangkan garis merah merupakan harga prediksi

yang dihasilkan apabila kita menggunakan analisis

Gambar pergerakan harga saham di atas terlebih dahulu diolah dengan metode

Tools, lalu kemudian dibandingkan dengan harga realisasi dari BEIuntuk kemudian diolah kembali

dengan menggunakan SPSS 17.00

antara kedua metode tersebut.Selanjutnya dapat disimpulkan pada im

prediksi harga saham yang dilakukan dengan menggunakan analisis

mendekati harga saham aktual, sehingga alat analisis teknikal ini

diperhitungkan dalam melakukan peramalan terhadap

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan analisis

periode waktu pengamatan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2012 (168 bulan perdagangan),

maka dapat diinferensikan beberapa hal sebagai berikut;

1. Penggunaan analisis candlestick

pengamatan dari tahun 1999

2. Berdasarkan hasil penelitian, analisis

Fundamental, artinya jika fundamental keuangan perusahaan emiten bagus, maka analis

candlestick menghasilkan lebih banyak harga naik dalam tren harga. Sebaliknya jika

fundamental keuangan perusahaan emiten tidak bagus, maka analisis

menghasilkan lebih sedikit harga naik dalam tren harga. Dengan demikian dapat dibuktikan

bahwa analisis teknikal, termasuk

keuangan perusahaan.

Management Insight, 7 (2):

Gambar 5

Grafik Pergerakan Harga Prediksi Indeks LQ45dan Harga Aktual Indeks LQ45

atas merupakan hasil perbandingan efektifitas dan signifikansi pergerakan harga

saham, yang dilihat dari dua buah metode yang telah diterapkan dalam menganalisis pergerakan

nilai indeks saham LQ45.Dari gambar terlihat bahwa garis biru merupakan harga aktua

realisasi yang didapat dari Bursa Efek Indonesia, sedangkan garis merah merupakan harga prediksi

yang dihasilkan apabila kita menggunakan analisis candlestick.

Gambar pergerakan harga saham di atas terlebih dahulu diolah dengan metode

, lalu kemudian dibandingkan dengan harga realisasi dari BEIuntuk kemudian diolah kembali

dengan menggunakan SPSS 17.00 for windows. Tujuannya adalah untuk melihat tingkat signifikansi

antara kedua metode tersebut.Selanjutnya dapat disimpulkan pada implikasi strategik ini bahwa

prediksi harga saham yang dilakukan dengan menggunakan analisis candlestick

mendekati harga saham aktual, sehingga alat analisis teknikal ini (candlestick)

diperhitungkan dalam melakukan peramalan terhadap harga saham.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan analisis candlestick padaindeks saham LQ45, yaitu selama

periode waktu pengamatan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2012 (168 bulan perdagangan),

maka dapat diinferensikan beberapa hal sebagai berikut;

candlestick pada indeks saham LQ45selama periode wa

pengamatan dari tahun 1999-2012 mengalami tren utama dalam kondisi Bullish

Berdasarkan hasil penelitian, analisis candlestick tetap merupakan kelanjutan dari analisis

Fundamental, artinya jika fundamental keuangan perusahaan emiten bagus, maka analis

menghasilkan lebih banyak harga naik dalam tren harga. Sebaliknya jika

fundamental keuangan perusahaan emiten tidak bagus, maka analisis

menghasilkan lebih sedikit harga naik dalam tren harga. Dengan demikian dapat dibuktikan

wa analisis teknikal, termasuk candlestick merupakan rangkaian pembuktian kinerja

): 154-171

Grafik Pergerakan Harga Prediksi Indeks LQ45dan Harga Aktual Indeks LQ45

atas merupakan hasil perbandingan efektifitas dan signifikansi pergerakan harga

saham, yang dilihat dari dua buah metode yang telah diterapkan dalam menganalisis pergerakan

nilai indeks saham LQ45.Dari gambar terlihat bahwa garis biru merupakan harga aktual atau harga

realisasi yang didapat dari Bursa Efek Indonesia, sedangkan garis merah merupakan harga prediksi

Gambar pergerakan harga saham di atas terlebih dahulu diolah dengan metode Add Ins

, lalu kemudian dibandingkan dengan harga realisasi dari BEIuntuk kemudian diolah kembali

. Tujuannya adalah untuk melihat tingkat signifikansi

plikasi strategik ini bahwa

candlestick ternyata hampir

(candlestick) layak

padaindeks saham LQ45, yaitu selama

periode waktu pengamatan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2012 (168 bulan perdagangan),

pada indeks saham LQ45selama periode waktu

Bullish.

tetap merupakan kelanjutan dari analisis

Fundamental, artinya jika fundamental keuangan perusahaan emiten bagus, maka analisis

menghasilkan lebih banyak harga naik dalam tren harga. Sebaliknya jika

fundamental keuangan perusahaan emiten tidak bagus, maka analisis candlestick

menghasilkan lebih sedikit harga naik dalam tren harga. Dengan demikian dapat dibuktikan

merupakan rangkaian pembuktian kinerja

3. Penggunaan analisis candlestick

mampu memberikan konfirmasi kepada para

penerusan harga dalam skala waktu relatif singkat.

4. Dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji beda 2

outputyaitunilai Sig>dari

dapat disimpulkan bahwa Ho didukung dimana Ho adalah

dihasilkan oleh analisis candlestick sama dan tidak berbeda secara signifikan dengan Mean

indeks harga saham aktual.

Saran-Saran

1. Para trader harus cermat da

Bearish, karena kondisi pasar

kondusif.

2. Pada kondisi pasar Bearish

analisis candlestick menghasilkan lebih banyak pola

berukuran sangat kecil tanpa ekor atas maupun ekor bawah dan tanpa memiliki body.

Formasi ini menggambarkan situasi harga yang membingungkan karena harga saham

bergerak ditempat).

3. Sebaiknya Inverstor atau

memperoleh konfirmasi yang lebih akurat dalam meramalkan pergerakan harga saham.

Seperti menggabungkan Analisis

Oscillator.

Brigham, F. E., & Ehrhadt, C. M. (2005).

Mac Graw-Hill/Irwin.

Brown, J. S., Goetzman, N. W., & Kumar.A. (1998).

Tracks Record Reconsidered.

Cooper, D. R., & Schindler S. P. (2011).

Hill/Irwin.

Fabozzi, F. J., & Francis, C. J. (1979).Alpha and Betas Overs Bull and Bear Markets Conditions.

The Journal of Finance.Vol. 32 (4). Pp. 1093

Fabozzi, F. J., & Francis, C. J. (1979). Mutual Fund Systematic Risk for A Bull and Bear Market:

An Empirical Examination.

Fama, E. (1991). Efficient Capital Ma

Management Insight, 7 (2):

candlestick dalam kedua jenis kondisi Bearish Versus Bullish

mampu memberikan konfirmasi kepada para trader tentang pembalikan harga maupun

penerusan harga dalam skala waktu relatif singkat.

Dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji beda 2 mean,

(0.653>0,05) dan t hitung lebih kecil dari t tabel. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa Ho didukung dimana Ho adalah Mean harga prediksi yang

dihasilkan oleh analisis candlestick sama dan tidak berbeda secara signifikan dengan Mean

indeks harga saham aktual.

harus cermat dalam menggunakan alat analisis candlestick pada kondisi pasar

karena kondisi pasar Bearish mencerminkan kondisi ekonomi makro yang tidak

Bearish para trader harus lebih extra hati-hati karena penggunaan

menghasilkan lebih banyak pola doji, (sebuah formasi

berukuran sangat kecil tanpa ekor atas maupun ekor bawah dan tanpa memiliki body.

Formasi ini menggambarkan situasi harga yang membingungkan karena harga saham

atau Trader Menggabungkan beberapa alat Analisis teknikal agar

memperoleh konfirmasi yang lebih akurat dalam meramalkan pergerakan harga saham.

Seperti menggabungkan Analisis Candlestick dengan SMA, MACD, Volume

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, F. E., & Ehrhadt, C. M. (2005).Financial Management, Theory and Practice

Brown, J. S., Goetzman, N. W., & Kumar.A. (1998). The Dow Theory: William Peter Hamilton’s

Tracks Record Reconsidered. The Journal of Finance.Vol. 53 (4).1311-1333.

Cooper, D. R., & Schindler S. P. (2011). Business Research Methods, 11thed. New York: Mac Graw

Fabozzi, F. J., & Francis, C. J. (1979).Alpha and Betas Overs Bull and Bear Markets Conditions.

Vol. 32 (4). Pp. 1093-1099.

Fabozzi, F. J., & Francis, C. J. (1979). Mutual Fund Systematic Risk for A Bull and Bear Market:

An Empirical Examination.The Journal of Finance.Vol. 34 (5).Pp.1243-1250.

Fama, E. (1991). Efficient Capital Markets .The Journal of Finance.Vol. 46.(5) Pp. 1575

): 154-171

Bearish Versus Bullish terbukti

kan harga maupun

mean,diperoleh hasil

. Dengan demikian,

harga prediksi yang

dihasilkan oleh analisis candlestick sama dan tidak berbeda secara signifikan dengan Mean

pada kondisi pasar

mencerminkan kondisi ekonomi makro yang tidak

hati karena penggunaan

(sebuah formasi candlestick yang

berukuran sangat kecil tanpa ekor atas maupun ekor bawah dan tanpa memiliki body.

Formasi ini menggambarkan situasi harga yang membingungkan karena harga saham

Menggabungkan beberapa alat Analisis teknikal agar

memperoleh konfirmasi yang lebih akurat dalam meramalkan pergerakan harga saham.

Volume atau Stochastic

Financial Management, Theory and Practice.New York:

The Dow Theory: William Peter Hamilton’s

1333.

. New York: Mac Graw

Fabozzi, F. J., & Francis, C. J. (1979).Alpha and Betas Overs Bull and Bear Markets Conditions.

Fabozzi, F. J., & Francis, C. J. (1979). Mutual Fund Systematic Risk for A Bull and Bear Market:

1250.

Vol. 46.(5) Pp. 1575-1617.

Management Insight, 7 (2): 154-171

Fama, E., & French K. (1992). The Crosssection of Expected Stock Return.The Journal of Finance.

Vol. 47 (2). Pp. 427-465.

Fama, E., & French K. (1993). Common Risk Factors in the Returns on Bonds and Stocks.The Journal

of Finance.Vol. 33 (3). Pp. 3-56

Fock, H. J., Klein, C., & Zwergel, B. (2005).Performance of Candlesticks Analysis on Intraday Future

Data.The Journal of Derivatives.Vol. 4 (4) pp.28-40.

Hartono, J. (2007). Metode Penelitian Bisnis, Salah Kaprah dan Pengalaman Pengalaman.

Yogyakarta.BPFE.

Hanna, M. (1968). Short Interest: Bullish or Bearish? Comment.The Journal of Finance.Vol. 23

(3).Pp.520-523.

Hendra, S. (2008).Candlestick And Its Application In Indonesian Market.Jakarta: Elex media

komputindo.

Jia Goo, Y., Chen, H. D., & Chang, W. Y. (2007).The Application of Japanesse Candlestick Trading

Strategies in Taiwan.Investment Management and Financial Innovations.Vol. 4 (4). Pp.49-

80.

Kavajech, A. K., & White, O. R. E., (2005).Technical Analysis and Liquidity Provision.The Review

of Financial Studies.Vol. 17 (4). Pp. 1043-1071.

Lu, H. T., & Shiu, M. Y. (2012). Test for Two Day Candlestick Pattern in The Emerging Equity Market

of Taiwan. Emerging Markets Finance and Trade.Vol. 48 (1). Pp. 41-57.

Marshall, B. R., Young, R. M., Cahan R.(2006).Market Timing WithCandlestickTechnical Analysis.

Departement of Finance, Banking &Propherty.Massey University.New Zaeland.

Marshall, B. R., Young, R. M., & Cahan, R. (2008).Are Candlestick Technical Trading Strategies

Profitable in The Japanese Equity Market? Review Quantitative Financial Accounting. Vol.

31 (1). Pp. 191-207.

Oktaviani, Y. (2010).Analisis Bearish dan Bullish Saham PT TelekomunikasiIndonesia dan PT

Plantation Indonesia pada Studi kasus 1 November2008 sampai 1 November 2009.

Perpustakaan Jurusan Manajemen. (Tidak dipublikasikan). UniversitasBengkulu.

Pring, M, (2002). Candlesticks Explained. New York: Mac Graw-Hill/Irwin.

Seneca, J. J. (1967). Short Interest: Bearish or Bullish?.The Jurnal of Finance.Vol. 22 (1).Pp. 67

70.

Seneca, J. J. (1968). Short Interest: Bearish or Bullish? Reply.The Jurnal of Finance.Vol. 23 (3).

Pp. 524-527.

Shiu, M. Y., & Lu, H. T. (2011).Pintpoint and Synergistic Trading Strategies of Candlesticks.

International Journal of Economic and Finance.Vol. 3 (1). Pp. 234-244.

Management Insight, 7 (2): 154-171

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi “Teori dan Aplikasinya”.Yogyakarta.Kanisius.

Usman, B. (2010). Analisis Bearish Versus Bullish Saham PT Bakrie Telecom Tbk. Pada Interval

Waktu 1 Januari sampai Dengan 31 Desember 2010, dengan menggunakan Analisis

Candlestick. Perpustakaan Jurusan Manajemen.(Tidak dipublikasikan). Universitas

Bengkulu.

Varadharajan, P., & Vikkaraman.P. (2011). Efectiveness of Technical Analysis Using Candlestick

Chart for Selection of Equity Stock In Indian Capital Capital Market. The Journal

Contemporary Management Research.Vol. 25 (1). Pp. 12-23.

www.idx.co.id . (2012). Data Historical Prices Perdagangan Indeks Saham LQ45, Selama Periode

Observasi Dari tahun 1999 sampai dengan 2012.Diakses tanggal 8 Desember 2012. 02.14.

A.M.

www.etrading.com. (2012) Grafik Pergerakan Indeks Harga Saham LQ45 Dari Tahun 1999 Sampai

Dengan 2012.Diakses tanggal 10 Desember 2012. 15.46. P.M.

Zulkarnain, I. (2012). Akurasi Pemodelan Harga Saham Dengan Model ARIMA dan Kombinasi

Main Chart+Ichimoku Chart.Management Insight.Vol. 7 (1). Pp. 59-70.