22
[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document. Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document.] UIN ALAUDDIN MAKASSAR AJUDDIN MAJID KELOMPOK VIII ESENSI HADITS DHAIF

Makalah Hadits Ahkam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Hadits Ahkam

[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document. Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document.]

uin ALAUDDIN MAKASSAR

NURATIKA TAJUDDINNURCHALIQ MAJID

UIN MAKASSARJURUSAN ILMU HUKUM

KELOMPOK VIII

ESENSI HADITS DHAIF

Page 2: Makalah Hadits Ahkam

Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt yang telawh melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “ ESENSI HADITS

DHAIF” ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada

junjungan nabi besar Muhammad saw yang telah membawa cahaya terang benderang

pada lembah kegelapan dunia.

Ilmu hadits merupakan salah satu pilar-pilar tsaqofah islam yang memang

sudah selayaknya dimiliki oleh setiap kaum muslim. Dewasa ini, begitu banyak opini

umum yang berkembang yang mengatakan bahwa ilmu hadits hanya cukup dipelajari

oleh para salafus sholeh yang memang benar-benar memilki kredibilitas dalam ilmu

agama sehingga stigma ini membuat sebagian kaum muslim merasa tidak harus untuk

mempelajari ilmu hadits.

Teringat pepatah “tak ada gading yang tak retak”. Tentu kesalah dan

kekurangan masih ditemukan dalam makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran sangat

kami harapkan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para akademisi dan praktisi ahli

hadits atau masyarakat pada umumnya. Kiranya Allah swt menggolongkan sebagai

amal ibadah bagi kita semua.

Samata, 2 oktober 2012

PENYUSUN

1

UIN MAKASSARJURUSAN ILMU HUKUM

Page 3: Makalah Hadits Ahkam

Halaman judul

Kata pengantar……………………………………………………………… 1

Daftar isi………………………………………………………………………2

BAB I pendahuluan

A. Latar belakang……………………………………………………….3

B. Rumusan masalah……………………………………………………4

C. Tujuan penulisan……………………………………………………..4

D. Manfaat penulisan……………………………………………………4

BAB II pembahasan

A. Pengertian hadits dhaif………………………………………………5

B. Macam-macam hadits dhaif…………………………………………5

C. Kehujjahan hadits dhaif……………………………………………..12

BAB III penutup

A. Kesimpulan…………………………………………………………..13

B. Saran………………………………………………………………….13

Daftar pustaka

2

Page 4: Makalah Hadits Ahkam

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu hadits merupakan salah satu pilar-pilar tsaqofah islam yang memang sudah

selayaknya dimiliki oleh setiap kaum muslim. Dewasa ini, begitu banyak opini umum

yang berkembang yang mengatakan bahwa ilmu hadits hanya cukup dipelajari oleh

para salafus sholeh yang memang benar-benar memilki kredibilitas dalam ilmu

agama sehingga stigma ini membuat sebagian kaum muslim merasa tidak harus untuk

mempelajari ilmu hadits.

Hal ini tentu sangat tidak dibenarkan karena dapat membuat masyarakat muslim

menjadi kurang tsaqofah islamnya terutama dalam menjalankan sunnah-sunnah rosul.

Terlebih dengan keadaan saat ini dimana sangat bayak beredar hadits-hadits dho’if

dan hadits palsu yang beredar di tengah-tengah kaum  uslim dan tentunya hal ini akan

membuat kaum muslimin menjadi pelaku bid’ah. Jika kaum muslim masih

memandang remeh tentang ilmu hadits ini maka tentu ini adalah suatu hal yang

sangat berbahaya bagi aqidah kaumm muslimin dalam menjalankah sunnah rosul.

Oleh karena itulah, perlunya kita sebagai umat muslim memilki pengetahuan yang

luas tentang ilmu hadits.

3

Page 5: Makalah Hadits Ahkam

B. RUMUSAN MASALAH

Dari pembahasan materi tentang telaah krisis terhadap hadits dhoif ini, ada beberapa

rumusan masalah yang harus diselesaikan diantaranya:

1. Apa itu hadits dhoif?

2. Apa saja Macam-macam hadits dhoif?

3. Bagaimana kehujjahan hadits dhoif?

C. TUJUAN PENELITIAN

Karya tulis ini bertujuan untuk untuk menabah sedikit pengetahuan kepada para

akademisi mengenai hadits dhaif itu sendiri, lebih jauh karya tulis ini dibuat untuk

memberikan arahan agar ummat islam terlebih dahulu meneliti sebuah hadits

sebelum dijadikan sebagai pedoman hidup.

D. MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat penulisan karya ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui defenisi hadits dhaif

2. Mengetahui macam-macam hadits dhaif

3. Mengetahui bagaimana kehujjahan hadits dhaif

4

Page 6: Makalah Hadits Ahkam

BAB IIPEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HADITS DHAIF

Hadits dhoif 1secara bahasa berarti lemah atau hadits yang tidak kuat. 2

Sedangkan secara istilah para ulama terdapat perbedaan rumusan dalam mendefinisikan hadits dhoif ini akan tetapi pada dasarnya,isi, dan maksudnya tidak berbeda. Beberapa definisi,diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Hadits yang di dalamnya tidak terdapat syarat-syarat hadits shohih dan syarat-syarat hadits hasan.

2. Hadits yang hilang salah satu syaratnya dari syarat-syarat hadits maqbul3(hadits shohih atau yang hasan)

3. Pada definisi yang ketiga ini disebutkan secara tegas,bahwa Hadits dhoif adalah  hadits yang jika satu syarat hadist shahih hilang maka itu dikategorikan dhaif.

B. MACAM-MACAM HADITS DHAIF

Hadits dhaif  sangat banyak macamnya, masing-masing memiliki derajat yang berbeda satu sama lain. Hadits dlaif yang memiliki kekurangan 1 syarat dari syarat-syarat hadits shahih dan hasan lebih baik daripada Hadits dlaif yang memiliki kekurangan 2 syarat dari syarat-syarat hadits shahih dan hasan dan begitu seterusnya.

Berdasarkan sebab-sebab di atas maka macam-macam hadits dhoif ini digolongkan menjadi beberapa kelompok di antaranya .

I. Dhoif pada segi sanad,yaitu terbagi lagi menjadi:a. Dhoif karena tidak bersambung sanadnya,misalnya :- Hadits munqathi’

1 R.A liliz fauziah, (kebenaran al-qur’an dan hadis) hal. 125, 1262 Dr. idri, M.ag, studi hadits (hadits dhaif : pengertian hadits dhaif, 2010,)hlm. 1773 mak·bul : diluluskan (tt permintaan, doa); terkabul:

5

Page 7: Makalah Hadits Ahkam

Hadits munqathi’ menurut etimologi ialah hadits yang terputus. Para ulama memberi batasan bahwa hadits munqathi’ adalah hadits yang gugur satu atau dua orang rawi sebelum sahabat di suatu tempat,atau gugur pada dua tempat dalam keadaan tidak berturut turut.

عبد الرزاق عن الثوري عن أبي إسحاق عن زيد بن يثيع عنحذيفة مرفوعا: ” إن وليتموها أبا بكر فقوي أمين ” ، الحديث

“Dari Abdur Razzaq: dari At Tsauri: dari Abu Ishaq: dari Zaid bin Yatsi’: dari

Hudzaifah, secara marfu 4’: ‘Kalau kalian menjadikan Abu Bakar sebagai pemimpin,

sungguh dia itu kuat dan terpercaya‘”

- Hadits muallaqMenurut bahasa, hadits mu’allaq berarti hadits yang tergantung. Batasan para ulama tentang hadits ini ialah hadits yang gugur satu rawi atau lebih di awal sanad atau bisa juga bila semua rawinya digugurkan ( tidak disebutkan ).5

Contoh :قال م وسل عليه ه الل ى صل بي الن عن عائشة عن روي وقد عيسى أبو قال

ة الجن في بيتا له ه الل بنى ركعة عشرين المغرب بعد ى صل من

Abu Isa (Tirmidzi) berkata; "Diriwayatkan dari 'Aisyah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa shalat dua puluh rakaat setelah maghrib, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga."

-  Hadits mursalHadits mursal menurut bahasa, berarti hadits yang terlepas. Manurut istilah adalah hadits yang gugur rawi dari sanadnya setelah tabiin,baik tabiin besar maupun kecil,seperti bila seorang tabiin mengatakan “Rasulullah SAW bersabda bagini atau berbuat seperti ini”. Jadi, hadits mursal adalah hadits yang dalam sanadnya tidak menyebutkan sahabat Nabi, sebagai rawi yang seharusnya menerima langsung dari Rasulullah.6

4 marfuk hadis yg mempunyai sanad sampai kpd Nabi Muhammad saw. atau yg tidak bersanad5 Dr. idri, M.Ag. studi hadis hal.1796 Dr. Mahmud thahan, ilmu hadits praktis, hal.84

6

Page 8: Makalah Hadits Ahkam

Contoh hadits mursal ::

الذي الكتاب في أن حزم بن بكر أبي بن ه الل عبد عن مالك عن يحيى حدثنيإال القرآن يمس ال أن حزم بن لعمرو م وسل عليه ه الل صلى ه الل رسول كتبه

طاهر

“ Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari Abdullah bin Abu Bakr bin Hazm bahwa di antara isi surat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang beliau tulis untuk 'Amru bin Hazm adalah: "Tidak ada yang boleh menyentuh al Qur'an kecuali yang telah bersuci."

- Hadits mu’dhalMenurut bahasa, hadits mu’dhal adalah hadits yang sulit dipahami. Batasan yang diberikan para ulama bahwa hadits mu’dhal adalah hadits yang gugur dua orang rawinya, atau lebih, secara beriringan dalam sanadnya7.

وقد روى األعمش عن الشعبي قال: ” ويقال للرجل يوم القيامة: عملت كذا وكذا؛ فيقول: ال، فيختم على فيه ” ، الحديث

قال: فقد أعضله األعمش، ألن الشعبي يرويه عن أنس عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال: فقد أسقط منه األعمش أنسا

والنبي صلى الله عليه وسلم، فناسب أن يسمى معضالArtinya :

“Akan dikatakan pada seseorang di hari kiamat kelak: Engkau mengetahui ini dan itu? Ia berkata: Tidak. Maka mulutnya pun ditutup‘. (Al Hadits)

- hadits mudallas

Hadits mudallas adalah hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan bahwa hadits tersebut tidak bernoda.

Contoh hadits mudallas :

صلى ر الله رسول ان عائشة عن عروة عن الزهزي عن راشد بن النعمان وى

وسلم عليه امرأة  الله يضرب الله  لم سبيل فى يجاهد اال خادما وال قط7 Dr. Mahmud thahan, ilmu hadits praktis, hal. 88

7

Page 9: Makalah Hadits Ahkam

          Diriwayatkan oleh nu’man ibn rasyid, dari zuhri dari urwah dari aisyah,

bahwasannya rasulullah SAW bersabda tidak pernah sekalikali memukul seorang

perempuan dan juga tidak seorang pelayan, melainkan jika ia berjihad dijalan Allah.

b)    Dhoif karena tidak ada syarat adil

- Hadits matruk Hadits ini, menurut bahasa berarti hadits yang ditinggalkan / dibuang. Para

ulama memberikan batasan bahwa hadits matruk adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang-orang yang pernah dituduh berdusta dalam buku lain definisi hadits matruk adalah hadits yang pada sanadnya ada seorang rawi 8yang tertuduh Dusta9.

Contoh :

Hadits ‘Amr bin Syamir al-Ju’fi Al-Kufi asy-Syi’i dari Jabir dari Abu at-Thufail dari ‘Ali dan ‘Ammar bahwa mereka berdua berkata : صالة من عرفة يوم ويكبر الفجر في يقنت سلم و عليه الله صلى النبي كان

التشريق أيام آخر العصر صالة ويقطع الغداة“Nabi Sallallahu 'Alahi Wasallam selalu membaca qunut pada shalat fajar, bertakbir

pada hari Arafah dari semenjak shalat shubuh dan berhenti pada waktu shalat ashar

di terakhir dari hari tasyrik”

- hadits majhul

hadits majhul adalah hadits yang tak diketahui akan kondisi perawinya karna

banyaknya sebutan, gelar, sifat, dan juga nasabnya.

Contoh hadis majhul

8 ra·wi [1] n 1 orang yg meriwayatkan hadis Nabi Muhammad saw9 Prof. Dr. T.M. hasbi ash shiddieqy, pokok-pokok ilmu dirayah hadits (jilid 1), hal. 262

8

Page 10: Makalah Hadits Ahkam

Hadis yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi di dalam as-Sunan al-Kubra.

ا لوطي رجم عنه الله رضي ا علي أن قومه بعض عن الوليد بن القاسم عن  شريك

Syarik dari al-Qasim bin al-Walid, dari Yazid -Arah bin Madzkur, bahwasan-nya Ali

merajam orang homoseksual

c)    Dhoif karena tidak ada dhobit

- Hadits munkarhadits munkar adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang yang lemah (perawi yang dhoif) yang bertentangan dengan periwayatan orang yang lebih terpercaya.10

- Hadits mudrajHadist ini memiliki pengertian hadits yang dimasuki sisipan, yang sebenarnya bukan bagian dari hadits itu. 11

Contohnya hadis mudraj :

بن محمد عن شعبة عن وشبابة قطن أبي رواية من الخطيب رواه ما“ : : أسبغوا وسلم عليه الله صلى الله رسول قال قال هريرة أبي عن زياد

النار من لألعقاب ويل ”الوضوء،

“Diriwayatkan oleh Khatib Al Baghdadi, Riwayat Abu Qathan dan Syababah dari Syu`bah dari Muhammad bin Ziad dari Abu Hurairah berkata Rasululllah saw. Telah bersabda sempurnakanlah wudhumu, neraka wail bagi tumit-tumit (milik orang-orang yang tidak membasuh dengan sempurna ketika berwudhu)"

- Hadits maqlub

10 Dr. Mahmud thahan, ilmu hadits praktis. Hal.9311

9

Page 11: Makalah Hadits Ahkam

Menurut bahasa, berarti hadits yang diputarbalikkan. Para ulama menerangkan bahwa terjadi pemutarbalikkan pada matannya atau pada nama rawi dalam sanadnya atau penukaran suatu sanad12 untuk matan yang lain.13

Contoh:”

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Hammad bin ‘Amr An-Nashibi (seorang pendusta), dari Al-A’masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu secara marfu’ :

فإذا لقيتم المشركين فـي الطريق فال تـبدءوهم بالسالم“Jika kalian bertemu dengan orang-orang musyrik di suatu jalan, maka janganlah kalian memulai mengucapkan salam kepada mereka”.

- Hadits mudhtharib Hadits mudtharib14 adalah hadits yang diriwayatkan dengan periwayatannya yang

berbeda-beda padahal berasal dari satu perawi(yang meriwayatkan),dua atau lebih atau dari dua perawi atau lebih yang berdekatan(dan tidak bisa ditarjih15).

Contoh Hadits Mudhat harib pada sanad Adapun ciontoh Mudhatharib pada sanad a dalah s eperti hadits Abu Bakar

يا ر سو ل الله ار يك شبت ؟ شيبتنى هو د وا خوا ته

“Ya Rosulullah saya lihat anda telah berubah. Nabi SAW menjawab Surah Hud dan saudara – saudaranya telah menyebutkan saya beruban.

- Hadits mushahhaf

12 sa·nad Ar n 1 sandaran, hubungan, atau rangkaian perkara yg dapat dipercayai; 2 rentetan rawi hadis sampai kpd Nabi Muhammad saw.13 Dr. Mahmud thahan, ilmu hadit spraktis, hal. 10414 Prof. dr. T. M. hasbi ash shiddieqy, pokok-pokok ilmu dirayah hadits (jilid 1), hal. 28015 tar·jih v memilih pendapat yg dalihnya paling kuat di antara yg telah ada

10

Page 12: Makalah Hadits Ahkam

Hadits mushahhaf adalah hadits yang perbedaannya(dengan hadits riwayat lain) terjadi karena perubahan titik kata, sedangkan bentuk tulisannya tidak berubah.

هدي عن عثمان بنع ن العوام بن مراجم عن أبي عثمان الن عفان رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه

وسلم: لتؤدن الحقوق إلى أهلها

Dari ‘Awwam bin Murajim dari Abu ‘Utsman An-Nahdiy dari ‘Utsman bin ‘Affan

beliau berkata: Rasulullah saw bersabda: “Hendaklah kamu tunaikan hak-hak kepada

orang yang berhak.” Yahya bin Ma’in telah melakukan tashhif 16dengan mengatakan

‘Awwam bin Muzahim yang seharusnya ‘Awwam bin Murajim

C. Kehujjahan hadits dhoif

Hadits dhoif ada kalanya tidak bisa ditolerir kedhoiffannya misalnya karena kemaudhu’annya, ada juga yang bisa tertutupi kedhoiffannya(karena ada faktor yang lainnya). Untuk yang pertama tersebut, berdasarkan kesepakatan para ulama hadits, tidak diperbolehkan mengamalkannya baik dalam penetapan hukum-hukum,akidah maupun fadhail al ‘amal.17

Sementara untuk jenis yang kedua dalam hal kehujjahannya18 hadits dhoif tersebut ,ada yang berpendapat menolak secara mutlak baik unuk penetapan hukum-hukum,akidah maupun fadhail al ‘amal  dengan alasan karena hadits dhoif ini tidak dapat dipastikan datang dari Rosulullah SAW. Di antara yang berpendapat seperti ini adalah imam al Bukhari,imam muslim, dan Abu bakr abnu Al ‘Araby.

Sementara bagi kelompok yang membolehkan beramal dengan hadits dhoif ini secara mutlak adalah imam Abu Hanifah, An-Nasa’i dan juga Abu dawud. Mereka berpendapat bahwa megamalkan hadits dhoif ini lebih disukai dibandingkan mendasrkan pendapatnya kepada akal pikiran atau qiyas. Imam ibnu Hambal,Abd

1617 Ahmad sutardi, studi kritis tentang pengaruh israiliah dan nasraniah. Hal.1418 Yutanto, et. Al., Muhammad ismail (prinsip-prinsip pemahaman al-qur’an dan al-hadits). Hal 78.

11

Page 13: Makalah Hadits Ahkam

Al-Rahman ibn Al-Mahdy dan Abdullah ibn Al mubarak menerima pengalaman hadits dhoif sebatas fadhail al ‘amal saja,tidak termasuk urusan penetapan hukum seperti halal dan haram atau masalah akidah19.

Al-Qasiny memaparkan pendapat-pendpat ulama hadits yang lain tentang penerimaan terhadap hadits dhoif ini, yang juga tidak jauh berbeda dengan pemaparan di atas. Misalnya, ia mengutip pendapat ibnu Sholeah bahwa ia sendiri dalam kitabnya yang biasa dikenal ‘’Muqaddimah Ibnu Al-Sholah’’ tidak banyak mengulas tentang hal ini, selain kata ‘’hendaknya tentang fadhail dan semisalnya’’. Sementara Ibnu Hajar mengemukakan tiga syarat yang harus ada pada hadits dhoif yang bisa diterima dan diamalkan,yaitu: 

pertama, tingkat kelemahannya tidak parah: orang yang meriwayatkan bukan termasuk pembohong atau tertuduh berbohong atau kesalahannya abanyak.20

Kedua, tercakup dalam dasar hadits yang masih dibenarkan atau tidak bertentangan dengan hadits yang shohih(yang bisa diamalkan).21

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

19 Ahmad sutardi, studi kritis tentang pengaruh israiliah dan nasraniah. Hal.1520 Prof.Dr. H.M. syuhudi ismail, hadits nabi menurut pembela, pengingkar dan pemalsunya. Hal. 5721 Dr. H. abdul majid hkon, M.Ag, ulumul hadits, hal.165,166

12

Page 14: Makalah Hadits Ahkam

1. Hadits dhoif merupakan hadits yang di dalamnya tidak terdapat syarat-

syarat hadits shohih dan syarat-syarat hadits hasan. Hadits dhoif ini

memilki penyebeb mengapa bisa tertolak di antaranya dengan sebab-

sebab dari segi sanad dan juga dari segi matan.

2. Hadits dhoif terbagi menjadi beberapa kelompok baik itu yang

didasarkan pada pembagian berdasarkan sanad hadits atau juga matan

hadits.

3. Dalam menyikapi penerimaan dan pengamalan hadits dhoif ini terhadi

khilafiah di kalangan ulama,ada yang membolehkannya dan ada juga

yang secara mutlak tidak membolehkan beramal dengan hadits dhoif

tersebut.

B. Saran

1. Kami berharap, dengan makalah ini dapat dijadikan bahan kajian bagi

para akademisi yang ingin lebih mengetahui lebih dalam tentang

hadirs dhaif.

2. Terkhusus kepada para muslimin muslimat, kiranya terlebih dahulu

mengkaji hadits tersebut sebelum di amalkan.

Daftar pustaka

Idri, M.Ag., Dr., 2010. Studi hadis. Jakarta: kencana prrenada media group.

13

Page 15: Makalah Hadits Ahkam

H. M. syuhudi ismail., Prof., dr., 2009. Hadits nabi menurut pembela,

pengingkar dan pemalsunya. Semarang : gema insani press.

H. Abd. Majid Khon, M.Ag., Dr., 2008. Ulumul hadis. Jakarta: Amzah.

T. M. Hasbi ash shiddieqy., Prof., Dr., 1987. Pokok-pokok ilmu dirayah hadits

(jilid 1). Jakarta: PT. karya unipress.

H. Ahmad sutarmadi., Dr., 1999. HADITS DHAIF (studi kritis tentang

pengaruh israiliah dan nasraniah). Pamulan timur, ciputat. Yayasan kalimah.

Mahmud thahan., Dr., 2005. ilmu hadits praktis bogor :pustaka thariqul izzah

Yutanto, et. Al., Muhammad ismail., 2002 prinsip-prinsip pemahaman al-

qur’an dan al-hadits Jakarta; khairul bayan sumber pemikiran islam

R. A., Liliz fauziah, satyawan, andi., 2008 kebenaran al-qur’an dan hadis

Solo: PT. tiga serangkai pustaka mandiri.

14