27
LONG LIFE EDUCATION DALAM PERSPEKTIF HADITS Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Studi Hadis Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Nizar Ali, M.Ag Disusun oleh: JAMALUDDIN SHIDDIQ 1420411139 PBA-A PRODI PENDIDIKAN ISLAM KONSENTRASI PENDIDIKAN BAHASA ARAB UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

Long Life Education In The Hadith perspective

Embed Size (px)

DESCRIPTION

this paper described about the long life education based on the hadith perspective completely with the hadith critic and up-to date tafsir of the hadith text

Citation preview

Page 1: Long Life Education In The Hadith perspective

LONG LIFE EDUCATION

DALAM PERSPEKTIF HADITS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Studi Hadis

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Nizar Ali, M.Ag

Disusun oleh:

JAMALUDDIN SHIDDIQ

1420411139

PBA-A

PRODI PENDIDIKAN ISLAM

KONSENTRASI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Long Life Education In The Hadith perspective

2

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usia eksistensi dunia ini telah diperkirakan sudah sangat tua. Sejak turunnya

Adam di dunia ini menurut versi al-Quran, dan sejak homo sapiens hidup menurut

versi arkeolog-antropolog, diperkirakan dunia sudah berusia jutaan milyaran tahun.

Dari perjalanan waktu tersebut, banyak rahasia dunia yang sudah terkuak melalui

banyaknya penemuan, perkembangan keilmuan hingga kemajuan di berbagai bidang.

Namun penemuan-penemuan manusia dalam rangka memahami sebagian kecil

dari kekuasaan Allah yang terbentang di alam di dunia ini ternyata belum sepenuhnya.

Allah mengisyaratkan bahwa jikalau air lautan digunakan untuk menuliskan ilmu

Allah, niscaya lautan itu akan habis bahkan bila ditambahkan berkali-kali sebelum

seluruh ilmu-Nya Allah dituliskan.

Demikian perbandingan yang maha dahsyat kekuasaan Allah dan ilmu yang Ia

berikan kepada manusia. Namun dalam rangka mencapai kesejahteraan di dunia dan di

akhirat, manusia sudah sepatutnya mengoptimalkan petunjuk Allah berupa akal unuk

mencari dan memahami ilmu-ilmu Allah yang tersebar dimana-mana. Tugas tersebut

tentu tidak terbatas waktu sekarang saja, namun juga berlaku untuk kapanpun

sepanjang manusia hidup. Inilah kiranya konsep pendidikan yang diamanatkan Islam

yang tertuang dalam banyak ayat Al-Quran dan hadits Nabi Nya agar manusia mencari

ilmu sepanjang hayatnya. Khusus dalam tulisan ini, akan disajikan pesan nabi tentang

Long Life Education berikut penelitian sanad dan matan hadits.

Sependek penelusuran penulis, hadits yang menunjukkan tentang konsep

pendidikan sepanjang hayat bukanlah hadits yang terkenal di kalangan masyarakat,

yaitu: „uthlubu al-„ilma min al-mahdi ila al-lahdi‟. Melainkan hadits dengan redaksi

awal berupa „lan yasybi‟a al-mukmin‟.

Melalui penelusuran via Jawami‟ al-kalim, ditemukan Hadits dengan redaksi

lan yasybi‟a al-mukmin dapat dijumpai di kitab hadits sebagai berikut:

1. Jami‟ al-Turmudzi (no. Hadits 2629)

2. Shohih Ibnu Hibban (no. Hadits 911)

Page 3: Long Life Education In The Hadith perspective

3

3. Al-Mustadrak „ala al-Shohihain (no. Hadits 7233)

4. Ittihafu al-Khoiroh bi Zawaidi al-Masanid al-„Asyroh (no. Hadits 1853)

5. Musnad al-Syihab (no. Hadits 841)

6. Ittihaf al-Muhirroh (no. Hadits 5092)

7. Amali ibnu Busyron (no. Hadits 20)

8. Akhbar Ashbihan li Abi Na‟im (no. Hadits 770)

9. Jami‟ Bayanu al-„ilmi wa Fadhluhu li Ibnu Abdi al-Barr (no. Hadits 442)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana skema sanad dan bentuk matan hadits tentang menuntut ilmu

sepanjang hayat?

2. Bagaimana kritik sanad dan matan pada hadits tentang menuntut ilmu sepanjang

hayat?

3. Bagaimana pendekatan dalam memahami hadits tentang menuntut ilmu sepanjang

hayat dan penilaian tentang derajat hadits tersebut?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui skema sanad dan bentuk matan hadits tentang menuntut ilmu

sepanjang hayat

2. Untuk mengetahui kritik sanad dan matan pada hadits tentang menuntut ilmu

sepanjang hayat

3. Untuk mengetahui pendekatan dalam memahami hadits tentang menuntut ilmu

sepanjang hayat dan penilaian tentang derajat hadits tersebut setelah di-takhrij.

Page 4: Long Life Education In The Hadith perspective

4

BAB 2

PEMBAHASAN

A. TEKS HADITS DAN TERJEMAHAN

a. Riwayat al-Turmudzi (w. 256 H)

ب، عي عىرو ةي بي و ثا عتد الل ، حد يتان الصي ثا عىر بي حفص الش حد قال: " مي يشت ، عي رسل الل ب سعيد الدري

يره، عي أ ب ال

ع الارث، عي دراج، عي أ

ث " الىؤوي اه ال حت يلن وخ )رواه امرتوذي( وي خي يسىعArtinya: “Diriwayatkan oleh Umar bin Hafsh al-Syaibani al-Bashriy, diriwayatkan

oleh Abdullah ibn Wahb, dari Amr bin al-Harits, dari Darraj, dari Abi

Haitsam, dari Abi Sa‟id al-Khudriy, dari Rasulullah saw bersabda: tidak

akan memuaskan bagi seorang mukmin dalam kebaikan yang ia dengar

(menuntut ilmu) sehingga akhir hayatnya adalah surga”. (HR. Al-

Turmudzi)

b. Riwayat al-Syihab al-Qodho‟iy (w. 454 H)

الس ة لعا أ خب

بي أ ني، ذا لع ، أتا عىر بي حفص ةي شا اسطي ي بي خنف ال

د ب ذن مى ب طيتث، حدحد ةي عياض ةي أ

د بي أ ، ذا مى حد امعسكري

د ةي أ ي مى

وحد ، وحدي و وحده، روح امقخيي ب، وحدي و بي و ذن عتد الل ه قال: حد ، ب سعيد الدري

يره، عي أ ب ال

ىح، عي أ ب الس

ذن عىرو بي الارث، عي دراج أ حد

: "ل ث "يشتع عله وي قال: قال رسل الل اه ال عنه حت يلن وخArtinya: “Diberitakan oleh Ali al-Hasan bin Kholaf al-Wasithi, diberitakan oleh

Umar bin Hafs bin Syahin, diriwayatkan oleh Ali bin Muhammad bin

Ahmad al-„Askariy, diriwayatkan oleh Muhammad bin Ahmad bin

„Iyadz bin Abi Thoibah, diriwayatkan oleh Muhammad bin Rouh al-

Qothiry, ia sendiri berkata: diceritakan oleh Abdullah bin Wahb,

diceritakan oleh Amr bin al-Harits, dari Darraj Abi al-Samh, dari Abi

Haitsam, dari Sa‟id al-Khudriy, berkata: Rasulullah saw bersabda: tidak

akan memuaskan bagi seorang alim dalam menuntut ilmu sehingga akhir

hayatnya adalah surga”. (HR. al-Syihab al-Qodho‟iy)

Page 5: Long Life Education In The Hadith perspective

5

B. SKEMA JALUR SANAD

C. KRITIK SANAD DAN MATAN

1. Kritik Sanad

Ulama Mustholahul Hadits, sepakat bahwa syarat hadits sahih ada lima,

yaitu:

a. Keadilan perawi

b. Ke-dhlobith-an perawi

c. Ke-muttashil-an sanad

d. Tidak terdapat syadz

e. Tidak terdapat „illat1

1 Mahmud at-Tahhan, Metode Takhrij dan Penelitian Sanad Hadits, (Surabaya: Bina Ilmu, 1995), hal.

144

Page 6: Long Life Education In The Hadith perspective

6

Adapun kritik sanad hadits tersebut diatas adalah sebagai berikut:

a. Riwayat al-Turmudzi

1) Abu Sa‟id al-Khudriy2

Nama lengkapnya adalah Sa‟d bin Malik bin Sinan bin „Ubaid bin

Tsa‟labah bin „Ubaid bin Khudroh bin „Auf bin al-Harits bin al-Khazraj

dan memiliki nama panggilan Abu Sa‟id al-Khudriy. Ia termasuk

golongan sahabat, lahir di Makkah, pada tahun 63 H.3

Di antara guru-gurunya adalah: Usamah bin Zaid al-Kilabiy (Abu

Muhammad al-Madaniy), Usaid bin Hadhir al-Asyhaliy (Abu Yahya al-

Anshoriy), al-Harits bin Ruba‟iy al-Salmiy (al-Harits bin Ruba‟iy bin

Rofi‟ bin al-Harits bin „Umair al-Anshoriy), isteri Abu Sa‟id al-Khudriy,

Bilal bin Rabah al-Habasyiy (abu Abdillah al-Mu‟dzin), Jabir bin

Abdillah al-Anshoriy (Abu Abdillah al-Madaniy), Abu Dzarr al-Ghifariy

(Barir bin Janadah al-Hijaziy), Hudzaifah bin al-Yaman al-„Abasiy (abu

„Abdillah al-„Abasiy), Hafshoh binti „Umar al-„Adawiyah, Khulah binti

Hakim al-Salmiyah (ummu syarik al-salmiyah), zaid bin Tsabit al-

Anshoriy (Abu Sa‟id al-Madaniy), Salman al-Farisi (Salman al-Khoir),

Shakhr bin al-„Ailah al-Akhmasiy (Abu Ahzim Al-Ahmasiy), Aisyah

binti Abi Bakr al-Shiddiq, abu Hurairah al-Dawsi (Abu Hurairah al-

Yamaniy), Abdullah bin Zubair al-Asadiy, „Abdullah bin Salam al-

Khazrajiy, Abdullah bin Abbas al-Quraisy, abu bakr al-Shiddiq,

Abdullah bin Qois al-Asy‟ariy, Abdullah bin Mas‟ud, Ali bin Abu

Tholib, Umar bin Khattab, Umar bin Hashin al-azdiy, Qatadah bin

Nu‟man al-Anshoriy, Qois al-Akbar bin „Ubaid al-Anshoriy, Mu‟awiyah

bin abi Sufyan al-Umawiy, Ummu Salamah (isteri rasulullah), „Alqamah

bin „Ulatsah al-„Amiriy.4

Di antara murid-muridnya adalah: Abu Arthah al-Kufiy, Abu

Ibrahim al-Asyhiliy, Abu al-Khattab al-Mishriy, abu al-Mubarok, abu al-

2 Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

3 Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

4 Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

Page 7: Long Life Education In The Hadith perspective

7

Mutsanna al-Jahniy, Abu Bakr al-Munkadir, Abu Bakr bin Amr al-

Anshoriy, abu Khalid al-Makhzumiy, Abu Sa‟id al-Mahriy, Wahab al-

Asadiy, Abu Sulaiman hamba sahaya Ummu Salamah, Abu „Alqamah al-

Mishriy, Abu „Isa al-Aswariy, Abu Nadhrah bin Baqiyyah, Abu Hisyam,

Abu Ya‟qub al-Khayyahth, Ahzab bin Rasyid al-Sima‟iy, saudara Imran

al-Salmiy, As‟ad bin Sahl al-Anshoriy, Aflah hamba sahaya Abu Ayyub

al-Anshoriy, Anas bin Malik, Aus bin Abi Aus al-Hijaziy, Aus bin

Abdillah, Aiman bin Ummu Aiman, Ayyub bin Busyair al-Anshoriy,

Ayyub bin Busyair al-„Adwiy, Ibrahim bin Abdillah al-Kinaniy, Ishaq

bin Abdillah, Ibrahim al-Nakh‟iy, Sulaiman bin Abi Sulaiman al-

Quraisy, Sulaiman bin Amr al-Laitsiy, Sulaiman bin Mahron al-A‟masy,

Sulaiman bin Musa al-Quraisy, Sulaiman bin Yassar al-Hilaliy, dll.5

Komentar ulama mengenai Abu Sa‟id al-Khudriy, diantaranya:

Abu Hatim al-Razi mengatakan: ia termasuk kalangan sahabat; Abu

Hatim bin Hibban al-Basthiy menyebutnya sebagai salah satu kalangan

sahabat, dan Ibnu Hajar al-„Asqalaniy berkomentar dalam kitab (Taqrib):

ia dikatakan termasuk kalangan sahabat kecil.

Berdasarkan kaidah umum dalam ilmu hadits, al-shahabah

kulluhum „udul, maka dia dimasukkan kedalamnya yang berarti keadilan

dan ke-dhabith-annya dapat diterima.6

2) Sulaiman bin „Amr bin „Ubad7

Nama aslinya adalah Sulaiman bin „Amr bin „Ubad, mempunyai

julukan Abu al-Haitsam. Namanya yang masyhur adalah Sulaiman bin

Amr al-Laitsiy. Lahir di Palestina tahun 100 H, wafat dan dikebumikan

di Mesir.

5 Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

6 Argumen yang mendasari sifat adil para sahabat nabi adalah dalil-dalil al-Quran, hadits Nabi, dan

ijma‟ para ulama‟. M. Syuhudi Isma‟il,. Kaidah Kesahihan Sanad Hadits, (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), hal.

16-168

7 Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

Page 8: Long Life Education In The Hadith perspective

8

Penilaian kritikus hadits dapat dilihat dari pendapat Abu Hatim

bin Hibban al-Basti yang menyebutnya „tsiqat‟, dan di kali lain

menyebutnya salam kitab „shahih‟-nya, „termasuk penduduk Palestina

yang paling tsiqat‟. Abu Hafsh Umar bin Syahiin mencantumkannya

dalam daftar para perawi yang tsiqat, abu Abdillah al-Hakim menyebut

dalam al-mustadrak-nya sebagai „orang Mesir yang paling tsiqat‟.

berturut-turut Ahmad bin Abdillah al-„Ajali, Ibnu Hajar al-„Asqalaniy,

al-Daruquthni, al-Dzahabiy, Yahya bin Mu‟ayyan, dan Ya‟qub bin

Sufyan al-Faswiy, menganggapnya „tsiqat‟.8

Diantara guru-gurunya adalah: Abu Dzarr al-Ghifary, Jamil bin

Bashrah al-Ghifariy, Sa‟d bin Abi Waqash, Abu Sa‟id al-Khudriy,

Abdurrahman bin Hajirah, abu Hurairah, Abdullah bin „Amr, Isa bin

Hilal, al-Dhahhak bin Nu‟man.

Diantara murid-muridnya adalah: Ayyub bin Habib al-Zuhriy, al-

Harits bin Yazid al-Hadhromiy, al-Harits bin Ya‟qub al-Anshariy, al-

Walid bin Qois al-Sukuniy, al-Walid bin Qois al-Tajibiy, Abdullah bin

al-Samh al-Sahmiy, Salim bin Ghilam al-Tajiibiy, „Ubaidullah bin al-

Mughiroh al-Siba‟iy, „Utbah bin Abi Hakim al-Sya‟baniy, „Amr bin al-

Harits al-Anshariy, Musa bin Wardan al-Quraisy, Darraj bin Najiyah al-

Mishriy.

3) Abdullah bin al-Samh al-Sahmiy9

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin al-Samh bin Usamah bin

Zakir al-Sahmiy. Memiliki julukan Darraj. Lahir pada tahun 126 H. Ia

adalah majikan dari bani Amir bin „Ada bin Tajib, dan Abdillah bin Amr

bin „Ash.

Penilain ulama terhadapnya dapat dilihat dari penuturan Abu

Ahmad bin „Ada al-Jurjani menyebut dalam beberapa kitab haditsnya

8 Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

9 Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

Page 9: Long Life Education In The Hadith perspective

9

sebagai „la ba‟tsa bihi‟, Abu al-Qasim bin Baskawal menyebutnya

„tsiqah‟, Abu Basyar al-Daulabiy menyebutnya „munkarul hadits‟, abu

Ja‟far al-Aqily menyebutnya „al-dhu‟afa‟ wa al-Matrukiin‟, abu Hatim

al-Raziy, menyebutnya „dhaif‟, Abu Hatim bin Hibban al-Busti,

menyebutkan: ia meriwayatkan dari Abdullah bin Harits bin Juz,

dikatakan: bahwa namanya adalah Abdullah dan sering ia digolongkan

sebagai orang yang bernama Abdurrahman, dan ia menyebutnya „tsiqat‟.

Abu Hafsh Umar bin Syahin menyebutnya „watsiqat‟, Abu Dawud al-

Sijistani, menyebutkan, bahwa hadits-hadits yang diriwayatkan Abdullah

bin al-Samh al-Sahmiy semuanya lurus (mustaqimah), kecuali hadits

yang riwayatnya bersumber dari Abu Sa‟id Al-Khudriy. Ahmad bin

Hanbal menyebutnya hadits-haditsnya termasuk „hadits munkar (ahadits

manakir)‟, Ahmad bin Syu‟aib menyebutnya „laisa bil qowiy‟, dan di kali

lain menyebutnya „munkar al-hadits‟, Ibnu Hajar al-Asqalaniy

berkomentar, bahwa ia termasuk rowi yang „shoduq‟, namun haditnya

„dho‟if‟, al-Daruquthni menyebutnya „dho‟if‟, dan di kali lain

menyebutnya „matruk‟.

Diantara guru-gurunya adalah: abu al-Mutsanna, al-Saib majikan

Ummu Salamah, Hayyi Bin Hani‟ al-Mu‟afiriy, Kholid bin Maimun al-

Khurasaniy, Abu Sa‟id al-Khudriy, Sulaiman bin „Amr al-Laitsiy, Ubad

bin Katsir al-Tsaqofiy, Abdurrahman bin Jubair al-Mu‟dzin,

Abdurrohman bin Hajiroh al-Khulaniy, abu Hurairah al-Dusi, Abdullah

bin Harits al-Zubaidiy, Abdullah bin Hubairoh al-Saba‟iy, Aqil bin

kholid al-ailiy, „ali Zainal Abidin, Umar bin al-Hakam al-Anshariy, Isa

bin Hilal al-Shodafiy, Muhammad bin Abi Dzi‟b al-„Amiriy, Nashr bin

Dahr al-Aslamiy, Abdullah bin Juz al-Salamiy, dan sebagainya.

Diantara muridnya adalah: „Amr bin al-Harits al-Tsaqofiy, al-

Hasan bin Musa al-Asyib, Zahir bin Harb al-Harosyiy, Zaid bin al-Habab

al-Tamimiy, Salim bin Ghailan al-Tajibiy, Sa‟id bin Zaid al-Azdiy, Sa‟id

bin Maqlash al-Khoza‟iy, Sa‟id bin Yazid al-Hamiriy, Abdullah bin

Sulaiman al-Hamiriy, Abdullah bin Abdul Hakam al-Malikiy, Abdullah

Page 10: Long Life Education In The Hadith perspective

10

bin Luhai‟ah al-Hadhromiy, Abdullah bin Wahb al-Quraisy, Utsman bin

Katsir al-Quraisy, „Amr bin Harits al-Anshoriy, al-Laits bin Sa‟d al-

fahmiy, Mu‟awiyah bin Sholih al-Asy‟ariy, Manshur bin Abi Aswad al-

Laitsi, Haql bin Ziyad al-Saksakiy, Yahya bin Bakir al-Quraisy, „Amr bin

Sholih al-Hadhromiy, dan sebagainya.

4) Amr bin Harits Al-Anshoriy10

Nama lengkapnya adalah „Amr bin Harits bin Ya‟qub bin

Abdullah bin al-Asyj. Mempunyai nama kunyah Abu Umayyah, dan Abu

Ayub. Lahir 149 H, dan wafat di Mesir. Ia merupakan majikan Qois bin

Sa‟d bin Ubadah, dan majikan dari al-Anshar.

Kualitas periwayatannya dapat dilihat daari penuturan Abu Qasim

bin Bisyakwal yang menilainya „tsiqat‟, „qari faqih‟, „‟alim mufti‟, abu

Hatim al-Razi menilainya sebagai „orang yang paling kuat hafalannya

tidak ada yang menandingi hafalannya di masanya‟, Abu Hatim bin

Hibban al-Busti menilainya sebagai „penghafal hadits yang paling

bertakwa, dan ahli wira‟i‟, abu Zur‟ah al-Razi menilainya „tsiqat‟, Abu

Ya‟la al-Kholiliy menilainya sebagai „tsiqat muttafaq „alaih‟, Ahmad bin

Hanbal menilainya „tsabitah‟, dan di kali lain menilainya „manakir‟, dan

berkata: „ia meriwayatkan dari qatadah hadit-hadits yang hukumnya

mudhtharabah dan salah dalam meriwayatkannya‟. Berturut-turut Ahmad

bin Syu‟aib al-Nasai‟i, Ahmad bin Abdullah al-„Ajali, ibnu Abd al-Barr

al-Andalusiy, dan al-Daruquthniy menilainya „tsiqat‟.

Diantara gurunya adalah Abu Bakr bn al-Munkadir, Umayah bin

Hind al-Muzniy, Ayub al-Sakhtiyaniy, Ishaq bin Abdullah al-Quraisy,

Ishaq bin Yusuf al-Azraq, Abdullah bin al-Samh al-Sahmiy, Ibn Harsyaf

al-Azdiy, al-Harits bin Ya‟qub al-Anshariy, dan sebagainya.

Diantara muridnya adalah: Ahmad bin Sholih al-Mishriy, Ahmad

bin Abdurrahman al-Quraisy, Ahmad bin „Amr al-Quraisy, Ahmad bin

Abi Musa al-Mishriy, Abdullah bin „Amr al-Kinaniy, Abdullah bin Wahb

10

Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

Page 11: Long Life Education In The Hadith perspective

11

al-Abnawiy, Abdullah bin Wahb al-Quraisy, al-Laits bin Sa‟d al-Fahmiy,

Malik bin Anas al-Ashbihiy, Muhammad bin Syu‟aib al-Quraisy,

Muhammad bin Auf al-Tha‟i, dan sebagainya.

5) Abdullah bin Wahb11

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Wahb bin Muslim.

Memiliki nama Kuniyah Abu Muhammad. Lahir pada tahun 197 H di

Mesir dan wafat di Mesir pula.

Kualitas periwayatannya dapat dilihat dari penuturan Abu Ahmad

bin „Ada al-Jurjaniy, yang menilainya „tsiqat‟, Abu Ya‟la al-Kholiliy

menilainya sebagai „tsiqat muttafaq „alaih‟, ahmad bin hanbal menilainya

“shohih al-hadits‟, ibnu hajar al-asqalaniy menilainya „tsiqat hafidh „abid

faqih‟, al-Bukhori memasukkannya dalam „al-tarikh al-kabir‟, al-

daruquthniy menilainya dalam kitab „Sunan‟nya „tsiqat‟.

Diantara gurunya adalah Usamah bin Zaid al-„Adawiy, Anas bin

„Iyadh al-Laitsi, Ibrahim bin Abi Yahya al-Aslamiy, Ibrahim bin Nasyith

al-Wa‟laniy, Ishaq bin Thalhah al-Quraisy, Ishaq bin Abdullah al-

Quraisy, Ishaq bin Yahya al-Quraisy, Isma‟il bin Rafi‟ al-Anshoriy,

Abdullah bin Wahb al-Quraisy, Abdullah bin al-Samh al-Sahmiy,

Sulaiman bin Bilal al-Quraisy, dan sebagainya.

Diantara muridnya adalah Ahmad bin Abi al-Thib al-Baghdadiy,

Ahmad bin Abi Bakr al-Quraisy, Ahmad bin Kholid al-Wahbiy, Ahmad

Bin Sa‟id al-Qurthubiy, Ahmad bin Sholih al-Mishriy, Ahmad bin

Abdurrohman al-Quraisy, Ahmad bin Abdullah al-Hasyimiy, Ahmad bin

„Amr al-Quraisy, Ahmad bin Hanbal al-Syibaniy, Umar bin Hafsh al-

Syibaniy, „Amr bin Sawad al-Quraisy, Ibn al-Baghdadi al-„Asqalaniy, Isa

bin Ibrahim al-Matsrudiy, Isa bin Hamad al-Tajibiy, isa bin Dinar al-

Khuzaiy, Malik bin Isma‟il al-Nahdiy, Muhammad ibn al-Mutawakkil al-

Quraisy, Muhammad bin Isma‟il al-Bukhoriy, dan sebagainya.

11

Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

Page 12: Long Life Education In The Hadith perspective

12

6) Umar bin Hafsh12

Nama lengkapnya adalah Umar bin Hafs bin Umar bin Shobih.

Mempunyai nama kuniyah „Abu al-Hasan‟. Dilahirkan pada tahun 250 H

di Yaman.

Penilaian para ulama terhadapnya diutarakan oleh abu Hatim ibn

Hibban al-Busti yang menilainya „tsiqat‟, dan Ibn Hajar al-Asqalaniy

meneybutkan dalam kitab „al-Taqrib‟, sebagai „shoduq‟.

Diantara sebagian gurunya adalah al-Dhohhak bin Mukhlid al-

Nabil, al-Nadhr bin Katsir al-Azdiy, Hafsh bin „Amr al-Dhorir, Hafsh bin

Ghiyats al-Nakh‟iy, Sufyan bin „Uyainah al-Hilaliy, Abu Dawud al-

Thoyalisi, Sulaiman bin Dawud al-Quraisy, Abdullah bin Wahb al-

Quraisy, „Abd al-Majid bin „Abd al-„Aziz al-„Atkiy, dan sebagainya.

Diantara muridnya adalah: al-„Abbas bin Muhammad al-Duri,

Ahmad bin Ishaq al-Anmathiy, Ahmad bin Hamamd al-Quraisy, Ahmad

ibn „Amr al-„Atkiy, Ibrahim bin Mahdiy, al-Ibiliy, Ja‟far ibn Ahmad al-

Jujuraiy, Muhammad bin Isa al-Turmudziy, Ahmad bin Abdullah al-

Sijistaniy, Muhammad ibn Nuh al-„Askariy.

7) Muhammad bin Isa13

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Isa bin Surah bin Musa

bin al-Dhahhak. Namanya yang masyhur adalah Muhammad bin Isa al-

Turmudzi. Lahir pada tahun 279 di Turmudz.

Penilaian ulama terhadapnya dapat dilacak dari penuturan Abu

Ahmad al-Hakim: „semenjak wafatnya Imam Bukhari, tidak ada yang

menyamai keilmuan dan sifat wira‟inya Abu Isa‟, Abu Hatim bin Hibban

al-Busti menilainya sebagai „tsiqat‟, Abu Ya‟la al-Kholiliy menilainya

sebagai „tsiqat muttafaq „alaih‟, Ibnu Hajar al-Asqalaniy menilainya

sebagai „ahad al-aimmah tsiqah hafidl‟, al-Dzahabiy menilainya „tsiqah

12

Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

13 Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

Page 13: Long Life Education In The Hadith perspective

13

majma‟ „alaih‟.

Diantara gurunya adalah Abu Bakr bin Abi al-Nadhr, Abdullah

bin Yahya al-Razi, Ahmad Bin abi Bakr al-Quraisy, Ahmad bin Abi

Ubaidullah al-Sulaimiy, Ahmad ibn Ibrahim al-Dauruqiy, Ahmad Ibn

hasan al-Turmudzi, Ahmad ibn Hasan al-Baghdadiy, Ahmad ibn al-

Miqdam al-„Ajaliy, Ahmad ibn Kholid al-Khilal, Ahmad ibn Sa‟id al-

Rabathiy, Umar bin Hafs bin Umar bin Shobih dan sebagainya.

Diantara muridnya adalah: Abdullah ibn Ishaq al-Jauhariy,

Abdullah ibn Abi Ziyad al-Quthwaniy, Abdullah bin Shobah al-

Hasyimiy, Abdullah ibn Sa‟id al-Kindiy, Abdullah bin Abdurrahman al-

Darimiy, Ali ibn Sa‟id al-Kindiy, dan sebagainya.

b. Riwayat al-Syihab al-Qodho‟iy

Di Dalam periwayatan hadits jalur al-Syihab al-Qodho‟iy, terdapat kesamaan

beberapa perawi dengan periwayatan al-Turmudzi yaitu Abu Sa‟id al-Khudriy,

Sulaiman bin „Amr bin „Ubad, Abdullah bin al-Samh al-Sahmiy, Amr bin

Harits Al-Anshoriy dan Abdullah bin Wahb.adapun biografi dan hal-ihwla

mengenai perawi-perawi tersebut telah dipaparkan di muka. Berikut ini

pemaparan biorafi dan hal-ihwal para perawi selanjutnya, yaitu:

1) Abdullah bin Wahb14

Namanya adalah Abdullah bin Wahb bin Muslim. Lahir di Mesir

tahun 125 H, dan wafat di Mesir tahun 197 H.

Penilaian ulama terhadapnya dapat dilacak dari penuturan Abu

Ya‟la al-Kholili menyebutnya sebagai „tsiqoh muttafaq alaih‟. Ahmad

bin Hanbal menyebutnya „shohih al-hadits‟. Ibn Hajar al-Asqalaniy,

menyebutnya „tsiqoh hafidl „abid, dan faqih‟.

Diantara gurunya adalah Abu Yazid al-Khoulaniy, Usamah bin

Zaid al-Laitsiy, Usamah bin Zaid al-Aduwiy, Ibrohim bin Sa‟d al-Zuhriy,

Amr bin Harits, dan al-Yasa‟ bin Ya‟qub.

14

Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

Page 14: Long Life Education In The Hadith perspective

14

Diantara muridnya adalah: Ahmad bin Abi al-Thoyib al-

Baghdadiy, Ahmad bin Abi Bakr al-Quraisy, Ahmad bin Abdullah al-

Hamisyi, Ibrohim bin al-Hujjaj al-Samiy, Ibrahim bn al-Harits al-

Baghdadiy, Muhammad bin Rouh, Muhamamd bin Nashr al-Farra‟,

Muhammad bin Yahya al-Dzihliy, dan sebagainya.

2) Muhammad bin Rouh15

Namanya adalah Muhammad bin Rouh, wafat tahun 245 H.

Penilaian ulama terhadapnya dapat dilacak dari penuturan Abu Hatim

dan Ibn Abi Hatim al-Raziy yang menyebutnya „shoduq‟. Abu Sa‟id al-

Sam‟aniy dan Abu Sa‟id bin Yunus al-Mishriy menyebutnya „munkaru

al-hadits‟. Al-Daruquthni menyebutnya „dhoif‟. Ibnu Hajar al-Asqalaniy

menyebunya „kana rojulan sholihan‟.

Diantara gurunya adalah: Ibrahim bin Muhammad bin Syafi‟i,

Abdullah bin Wahb al-Quraisy, Ali bin Hasan al-Samiy, Abdul Malik bin

Qorib al-Ashma‟iy, Yunus bin Harun al-Arnadiy, dan sebagainya.

Diantara muridnya adalah: Sa‟id bin „Afir al-Anshoriy,

muhammad bin Abi Hatim al-Azdiy, Ahmad bin Hammad al-Tajiibi,

Ahmad bin Yahya al-Roqiy, Abdurrohman bin Abi Hatim al-Roziy,

Abdullah bin Ahmad al-Dimasyqiy, Muhammad bin Abi Ghossan al-

Mishriy, al-Husain bin Hamid al-„Akiy, Yahya bin Ayyub al-Khoulaniy,

dan sebagainya.

3) Muhammad bin Abi Ghossan16

Namanya adalah Muhammad bin Ahmad bin „Iyadh bin Abi

Thoibah. Lahir di Mesir tahun 291 H. Penilaian ulama terhadapnya dapat

dilacak dari penuturan Abu al-Qasim bin „Asakir menyebutnya sebagai

ahli hadits dari Damaskus, dan al-Dzahabiy menyebutnya sebagai

„shoduq‟.

15

Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

16 Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

Page 15: Long Life Education In The Hadith perspective

15

Diantara gurunya adalah: Ahmad bin Sa‟id al-Qurthubi,

Muhamad bin Salamah al-Murodiy, Makiy bin Ibrohim al-Handholiy,

Ahmd bin Iyadh al-Fardhiy, Zakariya bin Yahya al-Sajiy, Amr bin

Yusuf, Muhammad bin Rouh al-Qotiry, dan sebagainya.

Diantara muridnya adalah: Ahmad bin Isma‟il al-Shodafiy,

Ahmad bin Makhul al-Bairutiy, Hamid bin Yunus al-Ziyat, Sulaiman bin

Ahmad al-Thabraniy, Ali bin Muhammad al-Baghdadiy, dan sebagainya.

4) Ali bin Muhammad17

Namanya adalah Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Yazid. Lahir

di Baghdad tahun 340 H. Penilaian ulama terhadapnya dapat dilacak dari

penuturan Khotib al-Baghdadiy menilainya „tsiqah‟.

Diantara gurunya adalah: Abu Bakr bin Abi an-Nadhr, Ahmad

bin Abdullah al-Haddad, Muhamad bin Ahmad al-Tamimiy, dan

Muhammad bin Abi Ghossan al-Mishriy.

Diantara muridnya adalah: Abdullah bin Ahmad al-Sudzarjaniy,

Amr bin Syahin al-Wa‟idz, dan Ubaidullah bin Muhammad al-Fardhiy.

5) Amr bin Syahin18

Namanya adalah Amr bin Ahmad bi Utsman bin Ahmad bin

Muhammad bin Ayub bin Yazdad bin Siroj bin Abdurrohman. Terkenal

dengan nama Amr bin Syahin al-Wa‟idz. Lahir di Baghdad tahun 297 H,

dan wafat di Baghdad tahun 385 H.

Penilaian ulama terhadapnya dapat dilacak dari penuturan Abu al-

Hasan al-Atiqiy dan Abu Ja‟far al-Aqily menilainya „shohibu hadits

tsiqah ma‟mun‟, Abu al-Fath bin Abi al-Fawaris menilainya „tsiqoh

ma‟mun‟, Abu al-Qosim al-Azhariy, Abu Nashr ibn Ma‟kula dan Abu al-

Qlid al-Bajiy menilainya „tsiqoh‟.

17

Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

18 Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

Page 16: Long Life Education In The Hadith perspective

16

Diantara gurunya adalah: Ahmad bin Sa‟id al-Darimiy, Ahmad

bin Abid Syu‟aib, al-Hasan bin Muhammad al-Anshoriym Hammad bin

Zaid al-Azdiy, Ali bin Muhammad, dan sebagainya.

Diantara muridnya adalah: Ahmad bin Abdullah al-Ashbihaniy,

al-Khotib al-Bagdadiy, Ahmad bin Umar al-Ashbihaniy, Ahmad bin

Muhammad al-Barqoniy, Ahmad bin Muhammad al-Malayniy, al-hasan

bin Ali al-Tamimiy, Al-Hasan bin Kholaf, dan sebagainya.

6) Al-Hasan bin Kholaf19

Namanya adalah Al-Hasan bin Kholaf bin Ya‟qub. Terkenal

dengan nama Al-Hasan bin Kholaf al-Wasithiy. Wafat tahun 442 H.

Penilaian ulama terhadapnya dapat dilacak dari penuturan Ibrahim bin

Sa‟id al-Hubal yang menyebutnya sebagai „kana tsiqoh lakinnahu ibtala‟.

Diantara gurunya adalah: Abdullah bin Masi al-Baghdadiy, Ali

bin Muhammad al-Harabiy, Amr bin Syahin al-Wa‟idz, Umar bin

Ibrahim al-Kattaniy, Muahmmad bin al-Mudzoffar al-Bazaz, dan

sebagainya.

Diantara muridnya adalah: Ahmad bin Muhamad al-Qoisiy, Sahl

bin Basyir al-Isfarainiy, Muhamad bin Salamah al-Qodhoiy.

7) Muhammad bin Salamah20

Namanya adalah Muhammad bin Salamah bin Ja‟far bin Ali bin

Hakmun bin Ibrahim bin Muhammad bin Muslim. Memiliki nama

populer Muhamad bin Salamah al-Qodhoiy. Wafat tahun 454 H.

Penilaian ulama terhadapnya dapat dilacak dari penuturan Abu

Thohir al-Salafiy dan Ibnu Khitob al-Roziy menyebutnya sebagai „min

al-tsiqat al-atsbat‟.

Diantara gurunya adalah: al-Qosim bin Salam bin al-Harwiy,

19

Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

20 Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

Page 17: Long Life Education In The Hadith perspective

17

Muslim bin al-Hujjaj al-Qusyairi, Ahmad bin Hasan al-Roziy, Al-Hasan

bin Kholaf, Ahmad bin Umar al-Jaiziy, dan sebagainya.

Diantara muridnya adalah: al-Khotib al-Bagdadiy,Abu Thohir al-

Salafiy, Jamahir bin Hamid al-Jarsyiy, Ali bin Ibrahim al-Husainiy, Ali

bin Hasan al-Mawaziniy, dan sebagainya.

Bertolak dari penelitian sanad di atas, maka dapat dianalisis sebagai berikut:

Sanad hadis pada jalur al-Turmudziy adalah muttasil (bersambung kepada

Nabi Muhammad saw). Semua perawi adalah adil. Sebagian besar perawi adalah

dhobith, kecuali Abdullah bin al-Samh al-Sahmiy yang mendapat penilaian la ba‟tsa

bihi dan munkar al-hadits. Komentar ini sebenarnya membuat kualitas hadits menjadi

dho‟if. Namun karena komentar ulama yang lain menilainya dengan penilaian tingkat

tsiqoh, maka hadits ini menjadi hasan.

Sanad hadis pada jalur al-Syihab al-Qodho‟iy, muttasil (bersambung kepada

Nabi Muhammad saw). Semua perawi adalah adil. Sebagian besar perawi adalah

dhobith, kecuali Muhammad bin Rouh yang mendapat penilaian „dhoif‟ dan „munkar

al-ahadits‟. Komentar seperti ini otomatis membuat derajat kesahihan hadits menjadi

dhoif pada jalur riwayat al-Syihab al-Qodho‟iy. Dan kesimpulan pada kritik sanad

hadits diatas adalah hasan pada riwayat jalur al-Turmudziy dan dhoif pada riwayat

jalur al-Syihab al-Qodho‟iy.

D. KRITIK MATAN

Adapun langkah-langkah kritik matan menurut Hasyim Abbas dalam bukunya

„Kritik Matan Hadits‟, adalah: 1) Analisis kebahasaan, termasuk kritik teks yang

mencermati keaslian dan kebenaran teks, format qouly atau format fi‟liy. 2) Analisis

terhadap isi kandungan makna (konsep doktrin pada matan hadits),. 3) Penelurusan

ulang nisbah (asosiasi pemberitaabn dalam matan hadits kepada narasumber).21

Sedangkan kriteria studi matan hadits diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Ungkapannya tidak dangkal, sebab yang dangkal tidak akan pernah

21

Hasyim Abbas, Kritik Matan Hadits, (Yogyakarta: Teras, 2004), hal. 16

Page 18: Long Life Education In The Hadith perspective

18

diucapkan oleh orang yang mempunyai apresiasi sastra tinggi atau fasih.

2. Tidak menyalahi orang yang luas pandangannya atau fikirannya, sebab

sekiranya menyalahi tidak mungkin ditakwil.

3. Tidak menyalahi al-Quran dan al-Sunnah yang telah jelas hukumnya, tidak

menyalahi ijma‟ para ulama‟ atau ketetapan agama yang telah menjadi

keharusan yang tidak perlu ditafsirkan lagi

4. Tidak mentimpang dari kaidah umum dan akhlaq.

5. Tidak menyalahi cendekiawan dalam bidang kedokteran dan filsafat.22

Secara kaidah kebahasaan, kedua hadits ini jelas berbeda. Pada hadits riwayat

jalur al-Turmudziy, redaksi hadits menggunakan huruf al-nafiy „lan‟ (tidak akan) dan

fa‟il-nya fi‟il berupa al-mu‟minu (orang mukmin). Sedangkan Pada hadits riwayat

jalur al-Syihab al-Qodho‟iy, redaksi hadits menggunakan huruf al-nafiy „la‟ (tidak)

dan fa‟il-nya fi‟il berupa „alimun (orang berilmu).

Secara semantis, hadits riwayat jalur al-Turmudziy, menerima pemahaman

multitafsir, karena redaksi teks bisa diartikan sebagai kewajiban berbuat baik sepanjng

hayat, bisa juga diartikan sebagai kewajiban menuntut ilmu sepanjang hayat, dan

sebagainya. Sedangkan hadits riwayat jalur al-Syihab al-Qodho‟iy secara tegas

mengisyaratkan bahwa kewajiban seorang mukmin untuk menuntut ilmu sepanjang

hayat.

Kemudian bila dianalisis, dengan memperbandingkan redaksi hadits ini dengan

redaksi hadits sejenis di kitab-kitab hadits lainnya, didapatkan hasil bahwa tidak ada

perbedaan redaksi yang signifikan. Perbedaan hanya terdapat dalam pemakaian „huruf

nafi‟ di awal redaksi, perbedaan penggunaan redaksi „alim‟ dan „al-mukmin‟. Ini

artinya matan hadits ini terhindar dari syadz dan „illat. Perbedaan ini tentu saj tidak

menyebabkan kualitas hadits tersebut menurun. Karena sekalipun ada perbedaan

dalam redaksi, namun secara makna kedua redaksi hadits tersebut sesuai. Lihat varian

redaksi hadits sejenis di kitab lain:

Page 19: Long Life Education In The Hadith perspective

19

1. Dalam kitab Shohih ibn Hibban (no. Hadits 911), disebutkan:

نىة وقال: " " ال يشبع المؤمن خيا حتى يكون منتهاه ال2. Dalam kitab Al-Mustadrak „ala al-Shohihain (no. Hadits 7233):

نىة وقال: " ذا حديد ضحيح ال يشبع مؤمن يسمع خيا، حتى يكون منتهاه ال ." اإلساد، وله يرجاه

3. Dalam kitab Ittihafu al-Khoiroh bi Zawaidi al-Masanid al-„Asyroh (no. Hadits

1853):

نىة وقال: ". ال يشبع مؤمن من خي حتى يكون منتهاه ال4. Dalam kitab Musnad al-Syihab (no. Hadits 841):

خب بي أ ني، ذا لع ، أتا عىر بي حفص ةي شا اسطي السي بي خنف ال ة لع

ا أ

د ب ذن مى ب طيتث، حدحد ةي عياض ةي أ

د بي أ ، ذا مى حد امعسكري

د ةي أ ي مى

وحده، روح امقخيي ب، وحدي و بي و ذن عتد الل وحده قال: حد ، وحدي و ، ب سعيد الدري

يره، عي أ ب ال

ىح، عي أ ب الس

ذن عىرو بي الارث، عي دراج أ حد

" : نىة القال: قال رسل الل حتى يكون منتهاه ال من ل " يشبع

5. Dalam kitab Ittihaf al-Muhirroh (no. Hadits 5092):

) حت نىة له (: وب عد اةي حتان، .ال يشبع المؤمن خيا حتى يكون منتهاه ال و وعي الاكه ي قتن ف الديد ال

6. Dalam kitab Akhbar Ashbihan li Abi Na‟im (no. Hadits 770):

ب، ، ذا ابي و د بي ةلي حد بي جعفر ةي سعيد، ذا بدار بي الىطيار، ذا مىث أ حد

: " عي عىرو ةي الارث، عي در ب سعيد، قال: قال رسل الليره، عي أ ب ال

ال اج، عي أ

نىة " يشبع مؤمن يسمع خيا حتى تكون منتهاه ال

22

Nizar Ali, Memahami Hadits Nabi (Metode dan Pendekatan), (Yogyakarta: YPI al-Rohmah, 2001),

hal. 18

Page 20: Long Life Education In The Hadith perspective

20

7. Dalam kitab Jami‟ Bayanu al-„ilmi wa Fadhluhu li Ibnu Abdi al-Barr (no. Hadits

442):

ب وروي ع يره، عي أ ب ال

ىح، عي أ ب الس

اج أ ب، عي عىرو ةي الارث، عي در ي اةي و " : ، قال: قال رسل الل ع ، رض الل لن يشبع المؤمن من خي يسمعه سعيد الدري

نىة حتى يكون م " نتهاه الBertolak dari penelusuran di atas, dapat disimpulkan bahwa hadits tentang

menuntut ilmu sepanjang hayat seperti tersebut di muka dinilai shohih secara kritik

matan.

E. PEMAHAMAN HADITS

Kandungan hadits diatas, menyiratkan tentang pesan Nabi bahwa menuntut

ilmu bagi seorang mukmin itu berlaku sampai akhir hayat. Pemahaman ini didapat dari

redaksi yang secara eksplisit menyebutkan „akhir kehidupannya adalah surga‟. Konsep

pendidikan Nabi ini sesuai dengan konsep pendidikan al-Quran. Sifat pendidikan al-

Quran adalah „rabbaniy‟, berdasarakan ayat pertama dalam wahyu pertama, yaitu

„iqro‟ bismi rabbika‟.

Jangkauan yang harus dipelajari itu sedemikian luas dan menyeluruh, meliputi

alam makro kosmos, alam mikro kosmos, manusia, dan laijn sebagianya tidak akan

pernah dapat diraih secara sempurna oleh seseorang. Namun, ia harus berusaha

semaksimal mungkin untuk mendapatkan apa yang mampu diraihnya. Karenanya, ia

dituntut untuk terus menerus belajar sepanjang hayatnya. Nabi Muhammad saw.,

sekalipun telah mencapai puncak segala puncak, masih tetap juga diperintah untuk

selalu memohon (berdoa) sambil berusaha untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.23

Allah berfirman:

Artinya : “Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu

23

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 2013), edisi ke-2, Cet. Ke 1, hal. 278

Page 21: Long Life Education In The Hadith perspective

21

tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya

kepadamu dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu

pengetahuan." (QS. Thaha: 114).

Ada suatu qoul yang terkenal:

د إل امنحد طنتا امعنه وي الى أ

Ungkapan ini menunjukkan bahwa ide yang terdapat dalam khazanah

pemikiran Islam ini mendahului “Long Life Education” yang dipouplerkan oleh Paul

Lengtrand dalam bukunya An Introduction To Life Long Education.24

Bahkan al-Quran menegaskan bahwa pendidikan anak sudah dimulai sejak

pemilihan calon ibu dari anak-anak seorang mukmin. Allah berfirman:

Artinya: “Hai saudara perempuan Harun (Maryam), ayahmu sekali-kali bukanlah

seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina" (QS.

Maryam: 28)

Muhamamad Ali al-Shobuni menuturkan bahwa Maryam dipanggil sebagai

saudara Harun karena dipersamakan sebagai sesama hamba Allah yang dikenal

kebajikan dan ketaatan kepada Allah Swt. Qatadah menambahkan, bahwa Harun yang

dimaksudkan disini bukan Harun, suadaranya Musa as bin Imron, namun Harun disini

adalah seorang warga bani Israil yang dikenal karena kesalehannya dan ketekunannya

dalam beribadah.25

Kandungan ayat ini menjelaskan kaitan erat dengan kesalehan orang tua

dengan kesalehan putra-putrinya. Maryam adalah wanita sholehah yang dipilih Allah

menjadi Ibu dari Nabi-Nya, Isa ibn Maryam. Kesalehan ini ditegaskan dalam ayat di

atas, bahwa orangtuanya pun juga seorang yang saleh yang dikasihi Allah bukan

sebaliknya. Oleh karenanya, suami yang sholih dan isteri yang sholihah

24

Ibid

25 Muhammad Ali al-Shobuni, Shofwah al-Tafasir, (Beirut: Dar el-Fikr, 2001), juz 2, hal. 197

Page 22: Long Life Education In The Hadith perspective

22

berkemungkinan besar mewariskan potensi kesalehan pada anaknya kelak.

Kaitannya dengan pendidikan anak sejak dini Nabi berpesan tentang pemilihan

calon isteri:

، بيب سعيد، عي أ

ذن سعيد بي أ ، قال: حد ا يي، عي عتيد الل ث د، حد ثا مسد ب حد

عي أ

ا، و ا، ولست ربع: لىالة ل

، عي انلب قال: " تكح الىرأ ع ريرة رض الل ا، ي ا، ول جال

يي حربج يداك اخاري(ال)رواه "فاظفر ةذات الArtinya: “Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena nasabnya,

karena kecantikannya, dan karena agamanya. Raihlah yang memiliki agama,

karena kalau tidak, engkau akan sengsara” (HR. Bukhori)26

، عي ع ن، عي اإلفريق ، وجعفر بي ع ثا عتد الرحي الىحاريب ة كريب، حدثا أ حد تد الل

ةي عىر ةي يزيد، عي عتد الل ، فعس و، قال: قال رسل الل ي : " ل حزوجا امنساء لس، وملي ح ي ن تطغي

ي أ ال م

، فعس أ ي ال م

ي ل ، ول حزوج ي ن يردي

ي أ ي حس زوج

ف داء ذات ديي أ وث خرواء س

يي، ول ضل لع ال

Artinya: “Janganlah kamu mengawini wanita-wanita karena kecantikannya, karena

boleh jadi kecantikan itu akan merusaknya, dan jangan pula kawini wnaita

itu karena harta bendanya, boleh jadi harta itu membuat mereka aniaya

(congkak). Akan tetapi kwainilah mereka atas dasar ketaatan beragamanya.

Dan sungguh budak sahaya yang buruk muka lagi hitam, tapi agamanya

kuat adalah jauh lebih baik” (HR. Ibnu Majah)

Wanita yang sholihah memberikan ketenangan dan kebahagiaan bagi

kehidupan rumah tangga serta mampu mendidik anak dengan baik. Hafez Ibrahim

bersenandung:

“Ibu ibarat madrasah, jika engkau persiapkan dia, berarti engkau telah

mempersipakna suatu generasi yang kuat dan kokoh”.27

26

Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

27 Muh. Atiah al-Abrasy, Al-Tarbiyah Al-Islamiyah, (Kairo: Dar el.-Qaumiyyah, 1964), hal. 116

Page 23: Long Life Education In The Hadith perspective

23

“tanaman yang tumbuh di taman, tidaklah sama seperti tanaman yang tumbuh

di padang tandus, apakah kesempurnaan dapat diharapkan bagi anak-anak jika

mereka menyusu pada wanita yang gersang”.28

Penjelasan teks diatas menjadi pijakan dalam periodisasi pendidikan Islam

yang dirumuskan beberapa pakar yang salah satunya prinsip dasarnya adalah

pendidikan sepanjang hayat, yaitu diantaranya:

1. Pendidikan Prenatal; atau Tarbiyah Qabl al-Wiladah terbagi atas dua masa periode

yaitu:

a. Masa pra konsepsi; masa ini terjadi sebelum kedua orang tua belum

memiliki status kekeluargaan atau belum mengalami pernikahan. Awal mula

pendidikan anak tidak dapat dilepaskan dari tujuan pernikahan yaitu

lahirnya keturunan yang dapat dibanggakan dalam pendidikan Islam. Maka

dari itu pemilihan pasangan sebelum menikah sudah menjadi kepedulian

utama dalam merancang pendidikan anak. Persiapan mendidik anak dalam

ajaran Islam suadah dimulai pada waktu pemilihan pasangan yaitu

pemilihan calon istri atau suami.29

b. Masa konsepsi; pada masa ini proses pendidikan sudah bisa dimulai, walau

masih bersifat tidak langsung. Masa ini disebut juga dengan masa kehamilan

yang berlangsung kurang lebih Sembilan bulan. Meskipun masa ini relatif

singkat namun memberikan makna sangat penting bagi proses pembentukan

kepribadian manusia berikutnya. Didalam al-Quran dan hadits tidak

menjelaskan secara terperinci mengenai proses pendidikan yang terdapat

pada masa kehamilan, namun Islam melihatnya dari beberapa aspek

pendidikan. Pada masa kehamilan harus diyakini bahwa kandungan berawal

dari adanya kehidupan, setelah itu Allah Swt. mengutus malaikat untuk

meniupkan roh kepadanya, dan aspek yang penting bagi janin dalam

kandungan adalah aspek agama.30

28

Abdullah Nasikh Ulwan, Tarbiyah Al-Aulad Fi Al-Islam, (Beirut : Dar el-Salam, 1975), juz 1, hal. 28

29 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Cet. III, hal. 256.

30 Ibid, hal. 259-260.

Page 24: Long Life Education In The Hadith perspective

24

2. Pendidikan Pasca Natal;

a. Pendidikan bayi; setelah masa pra konsepsi dan masa pasca konsepsi

kemudian dilanjutkan pada periode bayi. Periode ini kehidupan bayi sangat

bergantung pada pihak lain, terutama seorang ibu. Peranan ibu mulai dari

memberi makan, membersihkan tempat dan pakaian, memandikan,

menidurkan, dan lain-lain yang hampir semuanya dilakukan oleh seorang

ibu. Peranan ibu tersebut tentu mempunyai arti tersendiri bagi

pendidikannya.

b. Pendidikan kanak-kanak; Kemudian periode kanak-kanak yang bermula dari

selepas umur dua tahun sampai enam tahun. Anak-anak pada masa ini mulai

bersifat meniru keadaan sekitarnya. Banyak bermain dengan sandiwara atau

khayalan. Kegiatan yang bermacam-macam tersebut akan memberikan

keterampilandan pengalaman si anak dalam pendidikannya. Maka dari itu

kelakuan sekitar anak pada masa ini hendaknya tetap, tak ada kegoncangan,

karena akan menyebabkan kebingunan dan keraguan pada anak.

c. Pendidikan anak-anak; Selanjutnya pada masa anak-anak. Pada masa ini

anak mulai mengenal tuhan melalui bahasa, dari kata-kata orang yang

berada pada lingkungannya yang mula-mula diterimanya secara acuh tak

acuh. Lama-kelamaan tanpa disadari oleh anak tersebut, masuklah

pemikiran tentang tuhan dalam pembentukan kepribadiannya dan menjadi

objek pengalaman agama.

d. Pendidikan remaja; masa ini berlansung antara umur 12 sampai 21 tahun.

Pada masa ini, anak semakin mampu dan memahami nilai-nilai norma yang

berlaku didalam kehidupannya. Periode ini sangat baik untuk membantu

anak-anak guna menumbuhkan sikap bertanggung jawab dan memahami

nilai-nilai terutama yang bersumber dari agama Islam.

e. Pendidikan dewasa; Setelah itu anak akan mengalami masa periode dewasa.

Umur dewasa dimulai dari berakhirnya kegoncangan pada masa remaja.

Ketika seseorang telah mencapai usia dewasa, maka sudah mempunyai

banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman. Pada masa ini seseorang mulai

Page 25: Long Life Education In The Hadith perspective

25

langsung berhadapan dengan masalah pekerjaan, masalah kemasyarakatan,

dan masa perkawinan. Untuk itu pendidikan agama Islam masih dibutuhkan

dalam menyelesaikan masalah-masalah tersebut. 31

Berakhirnya masa dewasa bukan berarti berakhir pula pendidikan.

Mengucapkan syahadat bagi orang yang sakaratul maut dianggap menjadi akhir bagi

pendidikan Islam. Sampai pun di akhir kehidupan seorang muslim, nabi tetap

memerintahkan muslim untuk mengajari saudaranya membaca „La Ilaha Illallah‟.

(HR. Muslim).

Demikianlah peran penting pendidikan sepanjang hayat dalam kehidupan

seorang muslim. Sehingga dengan prinsip ini, akan lahir banyak ulama-ulama yang

akan mewarisi nabi, mewarisi bukan dalam harta kekayaan, jabatan dan lain

sebagainya, namun mewarisi dalam tanggung jawab keilmuan, dakwah islamiyah, dan

penjaga moral masyarakat.

31

Ibid, hal. 263-274.

Page 26: Long Life Education In The Hadith perspective

26

BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah diadakan penelitian secara mendalama terhadap hadits kewajiban

menuntut ilmu sepanjang hayat yang diriwayatkan oleh al-Turmudzi dan al-Syihab al-

Qodho‟iy, dapat disimpulkan:

1. Sanad hadis pada jalur al-Turmudziy dinilai marfu‟ muttashil (bersambung

sanadnya secara sempurna berdasarkan urutan thabaqatnya), dan kualitas

sanadnya adalah hasan karena ada satu perawi daalam jalur tersebut yang

mendapat penilaian la ba‟tsa bihi, yaitu Abdullah bin al-Samh al-Sahmiy.

2. Sanad hadis pada jalur al-Syihab al-Qodho‟iy dinilai marfu‟ muttashil

(bersambung sanadnya secara sempurna berdasarkan urutan thabaqatnya), dan

kualitas sanadnya adalah dho‟if, karena ada satu perawi daalam jalur tersebut

yang mendapat penilaian dho‟if „, yaitu Muhammad bin Rouh yang mendapat

penilaian „dhoif‟ dan „munkar al-ahadits‟.

3. Secara matan, hadits ini dinilai shahih dan maqbul karena kesesuaian

kandungannya dengan al-Quran, hadits ini juga tidak bertentangan dengan hadits

lain, serta terhindar dari syadz dan illat.

4. Pendidikan sepanjang hayat sudah dimulai dejak pemilihan calon ibu hingga saat

sakaratul maut menjelang.

Demikian bagi pengkaji hadits, dituntut cermat dalam menelaah kualitas hadits

agar dapat diperoleh fakta yang secara ilmiah akademis dapat dipertanggung

jawabkan. Semoga makalah sederhana ni dapat bermanfaat baik secara akademis

maupun sebagai referensi ilmu pengetahuan. Wallahu a‟lamu bi al-shawab.

Page 27: Long Life Education In The Hadith perspective

27

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Hasyim, Kritik Matan Hadits, (Yogyakarta: Teras, 2004)

al-Abrasy, Muh. Atiah, Al-Tarbiyah Al-Islamiyah, (Kairo: Dar el.-Qaumiyyah, 1964)

Ali, Nizar, Memahami Hadits Nabi (Metode dan Pendekatan), (Yogyakarta: YPI al-Rohmah,

2001)

al-Shobuni, Muhammad Ali, Shofwah al-Tafasir, (Beirut: Dar el-Fikr, 2001), juz 2

at-Tahhan, Mahmud. Metode Takhrij dan Penelitian Sanad Hadits, (Surabaya: Bina Ilmu,

1995)

Freeware, Jawami‟ Al-Kalim versi 4,5

Isma‟il, M. Syuhudi. Kaidah Kesahihan Sanad Hadits, (Jakarta: Bulan Bintang, 1995)

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 2013), edisi ke-2, Cet. Ke 1

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Cet. III

Ulwan, Abdullah Nasikh, Tarbiyah Al-Aulad Fi Al-Islam, (Beirut : Dar el-Salam, 1975), juz 1