36
LAPORAN HASIL DISKUSI PROBLEM-BASED LEARNING PBL Blok COMMUNITY SKENARIO ‘Ayo lawan obesitas denngan membaca food labelMinggu ke – 1 Tanggal 20 – 26 Februari 2015 Grup B ULFA ANGGRAINI M 125070300111019 CECILIA AYU D 125070300111007 ORCHIDARA HERNING K 125070300111037 INDAH NUR QURANI 125070300111044 HESTI RETNO BUDI ARINI 125070301111006 AULIA MILADITYA 125070301111015 DHANDY BUYA SANTOSA 125070301111021 SEPTYA AYU KUSUMAWARDANI 125070301111022 VIVI DIAN WAHYUNINGTYAS 125070301111031 UNUN FITRY FEBRIA B 125070306111003 MAULANA BAHRIAN J 125070307111016 LUH PT WULAN CAHYANI 125070307111017 RAHMAWATI 125070307111022 Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya 1

Laporan_DK_Week_1[1]

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

Page 1: Laporan_DK_Week_1[1]

LAPORAN HASIL DISKUSI

PROBLEM-BASED LEARNING

PBL Blok COMMUNITY

SKENARIO ‘Ayo lawan obesitas denngan membaca food label’

Minggu ke – 1

Tanggal 20 – 26 Februari 2015

Grup B

ULFA ANGGRAINI M 125070300111019

CECILIA AYU D 125070300111007

ORCHIDARA HERNING K 125070300111037

INDAH NUR QURANI 125070300111044

HESTI RETNO BUDI ARINI 125070301111006

AULIA MILADITYA 125070301111015

DHANDY BUYA SANTOSA 125070301111021

SEPTYA AYU KUSUMAWARDANI 125070301111022

VIVI DIAN WAHYUNINGTYAS 125070301111031

UNUN FITRY FEBRIA B 125070306111003

MAULANA BAHRIAN J 125070307111016

LUH PT WULAN CAHYANI 125070307111017

RAHMAWATI 125070307111022

Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya

Malang

2015

1

Page 2: Laporan_DK_Week_1[1]

Daftar Isi

Kompetensi yang Akan Dicapai...............................................................................................................3

Skenario..................................................................................................................................................3

Daftar Unclear Terms..............................................................................................................................3

Daftar Cues..............................................................................................................................................3

Daftar Learning Objective........................................................................................................................4

Hasil Brainstorming.................................................................................................................................4

Hipotesis.................................................................................................................................................8

Pembahasan Learning Objective.............................................................................................................9

Penugasan Skill Lab.................................................................................................................................21

Kesimpulan dan Rekomendasi................................................................................................................22

Daftar Pustaka.........................................................................................................................................23

Tim Penyusun..........................................................................................................................................25

2

Page 3: Laporan_DK_Week_1[1]

A. KOMPETENSI YANG DICAPAI

10. supervise education & training11. Develop and review education material12. parcipate in use of mass media42. provide NCP across-culture43. cunduct community-based health promotion44. participate in fevelopment & evaluation45. supervise community-based food & nutrition program

B. SKENARIO

“Ayo lawan obesitas denngan membaca food label …”

Konsumsi makanan snack yang tinggi pada anak dan keengganan orang tua meneliti food label disertai

kehidupan yang serba cepat dewasa ini telah mendongkrak angka prevalensi obesitas anak menjadi 35%

tahun lalu. Promosi kesehatan berupa iklan singkat televisi telah dilakukan oleh Kementrian Kesehatan,

tetapi hasilnya masih diluar harapan. Tahun ini Kementrian Kesehatan mengadakan kegiatan lomba

promosi kesehatan berbasis media cetak, dalam penyusunannya pengusul wajib melengkapi dengan

perencanaan dari SWOT hingga anggaran, ditambah dengan bagaimana promosi kesehatan ini akan

dievaluasi menggunakan indikator yang tepat dapat direncanakan program jangka panjangnya.

C. DAFTAR UNCLEAR TERMS

1. Food Label:Setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan kedalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian dari kemasan pangan. [Kamus Gizi]

2. Promosi kesehatan Merupakan suatu kegiatan dimana di dalamnya ada kegiatan memberikan info, meningkatkan skill individu, dan juga meningkatkan pengetahuan yang bertujuan untuk menangani masalah kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup.

3. SWOT Analisa terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi analisa program tsb. Dimana faktor-faktor dinilai dari dalam atau luar.

4. ObesitasPenyakit kronik berupa peningkatan BB melampui batas fisik dan skeletal akibat penimbunan lemak yang berlebihan [Kamus Dorland].

5. Program Rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang akan dijalankan [KSBI, 2013]

6. Indikator Sesuatu yg dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur sesuatu (yang bisa memberi petunjuk keterangan) [KLBI, 2008]

D. DAFTAR CUES

3

Page 4: Laporan_DK_Week_1[1]

Ahli gizi mampu merencanakan, melaksanakan promosi kesehatan berbasis media cetak tentang food

label dan obesitas pada anak, dilengkapi dengan SWOT hingga anggaran sarta mengevaluasi

menggunakan indikator yang tepat agar dapat direncanakan program jangka panjangnya sehingga dapat

menurunkan prevalensi obesitas anak.

E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVES

LO dari Unclear Terms:

1. Promosi Kesehatan

2. SWOT

LO dari Problem Identifications

1. Pengetahuan tentang media cetak secara umum dan yang berkaitan dengan promosi kesehatan

a. Macam media cetak, fungsi, dan karakteristiknya

b. Analisis SWOT dari media cetak berkaitan dengan promosi kesehatan

c. Kriteria Sasaran dan karakteristiknya, sesuai dengan media cetak yang dipilih

1. Desain materi, alat bantu pembuatan, dan metode komunikasi

2. Cara materi media promosi kesehatan dapat menjelaskan, membedakan dan menyimpulkan

perbedaan obesitas pada anak (child obesity).

3. Cara menyusun analisa masalah dengan SWOT.

4. Indator keberhasilan (terkait media cetak yang dipilih) dan kriteria untuk mengukur keberhasilan

suatu promkes

5. Cara menyusun anggaran pada promosi kesehatan.

F. HASIL BRAINSTORMING

Diskusi Kelompok 1 (DK 1)

1. Apa saja karakteristik, fungsi, dan SWOT media cetak; serta karakteristik dan kriteria sasaran (anak-

anak dan orang tua)?

Agar lebih mudah dijabarkan, penjelasan dijabarkan menggunakan table sehingga mudah dibaca dan

dibandingkan. Tabel seperti di bawah ini:

Poster Leaflet Buletin Koran Majalah Pamflet Spanduk

Karakteristik dan fungsi

Singkat dan mengena (mengajak)Gambar menjadi hal yang lebih ditonjolkan.Terkadang perlu penjelasan

Penjelasan lebih rinci dari poster, topik dari leaflet bersifat deksriptif dan spesifik.

Terbitnya lebih sering seperti mingguan. Gabungan Koran dan majalah.

Kebanyakan kontennya adalah tulisan, sedangkan gambarnya tidak ditonjolkan, konten rapat karena

Berita yang baru, gambar, dan selingan desain menarik, semiformal, bisa dikhususkan untuk anak-

Berupa selebaran seperti brosur.

Dicetak dikain dan besar tetapi konten tidak banyak.

4

Page 5: Laporan_DK_Week_1[1]

untuk mengerti isinya.

berbagi dengan yang lain, bahasa formal.

anak.

Strength Cepat dimengerti dan membekas.

Deskripsi lengkap, bisa disimpan dan berbagi dengan orang lain.

Penerbitan secara pasti berkelanjutan.

Detail dan update.

Banyak artikel dan mencakup beberapa sasaran.

Belum terjawab di DK 1,

sehingga disepakati menjadi

LO dalam week ini.

Tulisannbesar sehingga semua orang bisa membaca.

Weakness

Belum terjawab di

DK 1, sehingga

disepakati menjadi LO dalam week

ini.

Beberapa membutuhkan penjelasan secara lisan untuk mengerti, terbatas informasinya

Belum terjawab di

DK 1, sehingga

disepakati menjadi LO dalam week

ini.

Membutuhkan waktu lama untuk dimengerti, kurang menarik

Belum terjawab di

DK 1, sehingga

disepakati menjadi LO dalam week

ini.

Belum terjawab di DK 1,

sehingga disepakati menjadi

LO dalam week ini.

Ga banyak yang kita masukkanMahal untuk kegiatan masif

Opportunities

Belum terjawab di DK 1, sehingga disepakati menjadi LO dalam week ini.

Threat Tidak semua bisa diungkapkan dalam gambarGambar kurang menarik

Belum terjawab di

DK 1, sehingga

disepakati menjadi LO dalam week

ini.

Belum terjawab di

DK 1, sehingga

disepakati menjadi LO dalam week

ini.

Tidak cocok untuk anak-anak.

Tidak semua orang membeli

Tidak semua orang membeli

Ada harga yang harus dibayar

Belum terjawab di DK 1,

sehingga disepakati menjadi

LO dalam week ini.

Orang melihat hanya sekilas

Karakteristik Sasaran- Anak-anak: perlu diajak, cenderung tertarik dengan hal yang melibatkan banyak gambar, cepat

bosan, lebih suka yang mengandung cerita.- Orang tua: harus lebih intens diajari mengenai informasi baru (sulit untuk menerima hal baru),

sibuk, lebih percaya dengan sumber terpercaya dan info yang terbaru.

Kriteria

- Anak-anak: berusia 6-12thn (SD)- Orang tua: tidak buta huruf, dapat mengerti kegiatan promosi kesehatan jika menggunakan alat

bantu tertentu

Media yang dipilih alat bantu, desain materi, metode komunikasi menjadi LO.

5

Page 6: Laporan_DK_Week_1[1]

Sementara yang disepakati pada DK1 adalah “ Poster dan Leaflet “Desain materi berisi step membaca food labeling dalam makanan.

2. Apa saja aspek yang diperlukan dalam media cetak terpilih yang menarik sasaran?

- Poster: pembuat perlu memperhatikan detail gambar, warna, font, pemilihan kata-kata yang lebih

persuasif.

- Leaflet: konten manfaat dari materi lebih disorot dan menjadi hal utama yang ditujukan kepada

pembaca. Warna, pemilihan kertas, pemilihan font, diberikan cara penanganan juga, memakai

bullet and numbering

Semua media yang digunakan, harus memperhatikan bahasa yang digunakan agar dimengerti oleh

sasaran.

3. Bagaimana materi media promosi kesehatan dapat menjelaskan, membedakan dan menyimpulkan

perbedaan obesitas pada anak (child obesity)?

Obesitas pada anak berbeda dengan orang dewasa, sehingga memerlukan penangan yang berbeda.

Penangan pada anak obesitas lebih menitikberatkan pada pemilihan makanan dan aktifitas fisik, bukan

pada mengurangi jumlah makanan dan kebutuhan kalori. Hal ini dikarenakan anak-anak masih

mengalami masa pertumbuhan, sehingga tidak dikehendaki jika mereka kekurangan asupan zat gizi

baik makro dan mikro. Realisasinya dalam media cetak dapat berupa gambar anak sedang

beratifitas, makanan yang dikonsumsi (mereka tahu apa penyebab makanan yang dikonsumsi)

4. Bagaimana cara menyusun analisa masalah dengan SWOT?

S merupakan kelebihan, W merupakan kekurangan kategori ini dianalisis dari program yang dilaksanakan.O & T: mencari kesempatan dan ancaman yang berasal dari luar programS & O diberi skala 1-5 , 1 semakin buruk 5 semakin bagusW & T diberi skala 1-5 , 1 semakins sedikit kendala, 5 semakin banyak kendala.Dibuat kuadran, dari semua kategori yang sudah dibuat. Apabila program berada di kuadran paling atas maka program tersebut merupakan program yang paling baik.Apabila kuadran di kanan atau atas tengah merupakan program yang cukup bagusApabila kuadran bawah (kiri) berarti program tidak bagus

5. Bagaimana indator keberhasilan (terkait media cetak yang dipilih) dan kriteria untuk mengukur

keberhasilan suatu promkes?

Dirangkum kedalam matriks yang bisa memuat apa indikatornya, targetnya, dan sumber mendapat hal

tersebut.

IndikatorKeberhasilan PROMKES

Target Keberhasilan Sumber Frekuensi

Daya Terima 80% Menjadi LO

6

Page 7: Laporan_DK_Week_1[1]

Pengetahuan Food Labeling

80% mengerti food labeling

Prevalensi obesitas Turun 10% dalam 3 tahun

6. Bagaimana cara menyusun anggaran pada promosi kesehatan?

Ada tahap-tahap dalam menyusun anggaran dana secara umum, sbb:- Membuat rancangan kebutuhan - Survey harga pasar- Disesuaikan dg anggaran dana (ex. Menyesuaikan budget terkecil hingga terbesar setelah melihat

harga pasar)- Membuat rincian pengeluaran- Membuat rincian dana tak terduga. (menangani adanya dana yang tak terduga)- Pokok-pokok hal yang diperlukan- Anggaran per bagian (leaflet dan poster)- Melihat besar sasaran dan lokasi yang dicakup

7

Page 8: Laporan_DK_Week_1[1]

INDIKATOR KEBERHASILANINPUTPROSESOUTPUTDAMPAK

Prevalensi obesitas pada anak meningkat

Prevalensi obesitas pada anak meningkat

Promosi Kesehatan

Faktor penyebab :Konsumsi snack tinggiAwareness terhadap food labelling rendah

Sasaran

Orang tua

anakkarakteristik

Kriteria

Kriteria

karakteristikMedia cetak promosi kesehatan

terpilihPOSTER

MATERIPENANGANAN OBESITAS DI KHUSUS KAN PADA ANAK USIA SEKOLAH <13 THN

DESAIN MATERI MEDIA KOMUNIKASISATU ARAH

SWOT ANGGARAN DANAALAT BANTU PENYUSUNAN

G. Hipotesis

8

Page 9: Laporan_DK_Week_1[1]

Berdasarkan kesepakatan pada DK 1, semua masalah yang tertera pada Problem Identifications akan

dijadikan sebagai Learning Objective selain nomor 2,sehingga setiap mahasiswa diharapkan mencari

jawaban sesuai sumber untuk dibahas pada DK 2.

H. Pembahasan Learning Objectives

Diskusi Kelompok 2 (DK 2)

- LO dari unclear terms

1. Promkes

- Kebudayaan harus sama dengan yang berjalan pada masyarakat tersebut dan sesuai peraturan

pemerintah (Depkes, 2005).

- Suatu pendekatan etis, efektif, dan efisien dan berkelanjutan sebagai upaya untuk

meningkatan kemampuan masyarakat dan mencapai kesehatan yang lebih baik sesuai dengan

kebudayaan yang harus sama dengan yang berjalan pada masyarakat tersebut dan sesuai

peraturan pemerintah (Davies, 2005).

- Proses yang membuat masyarakat dapat meningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan

cara mengenalkan, menyebarkan pengetahuan sehingga masyarakat menerima pesan-pesan

tersebut. Sehingga ada penambahan ketrampilan.

- Tujuan yang ingin dicapai melalui promosi kesehatan adalah meningkatkan

kesadaran,kemauan dan ketrampilan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (Dekes,2006

dan Efendi,Ferry & Makhfudli,2009)

- Proses yang memungkinka nseseorang untuk meningkatkan kontrol dan meningkatkan

kesehatan mereka (Ottawa charter for health Promotion. WHO, Geneva, 1986).

Sehingga kesimpulannya adalah:

Pendekatan yang mungkin paling etis, efektif, efisien dan berkelanjutan sebagai upaya untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat dan mencapai kesehatan yang baik melalui pembelajaran

dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta

mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan

didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

(Kemenkes RI, 2011) (Davies, 2006)

2. SWOT

Pemeriksaan terhadap kelemahan dan kekuatan internal organisasi, kesempatan untuk tumbuh

kembang, serta ancaman dari luar terhadap keberlangsungan organisasi tersebut. Merupakan

teknik analisis untuk memutuskan masa depan organisasi; untuk menentukan kinerja organisasi

9

Page 10: Laporan_DK_Week_1[1]

tersebut sehingga dapat meningkatkan sumber daya yang dimiliki, dan dapat menghadapi situasi

yang dihadapi organisasi tersebut sesuai tujuannya.

Sehingga kesimpulannya adalah:

proses identifikasi atau menganalisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang

selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis

internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness).

Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threat).

(Nuariputri, 2010)

- LO dari Problem Identifications

1. Pengetahuan tentang media cetak secara umum dan yang berkaitan dengan promosi

kesehatan

a. Macam media cetak, fungsi, dan karakteristiknya

Media Cetak Karakteristik FungsiPoster Gambar-gambar yang dirancang

sedemikian rupa sehingga menarik perhatian audience, sedikit menggunakan kata-kata, dicetak pada sehelai kertas/bahan lain yang ditempelkan pada tempat tertentu. Sebuah poster harus didesain menggugah/menarik perhatian khalayak terhadap suatu isu, sehingga dapat menyampaikan secara tepat (Utami, 2004).

- Dibuat untuk memberi pesan singkat dan mempengaruhi orang banyak

- Untuk mengubah pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang kemudian berkontribusi untuk mencapai goal yaitu mengubah perilaku (Depkes RI, 2008)

- Tujuan poster adalah untuk mengingatkan kembali dan mengarahkan pembaca ke arah tindakan tertentu/ sebagai bahan diskusi kelompok (Efendi,Ferry & Makhfudli, 2009)

Flyer Bisa digunakan menyebarkan pesan kesehatan, bukan penawaran sebuah produk, seperti leaflet tetapi tidak berlipat.

Memuat pesan ajakan

Leaflet Selembaran kertas berisi tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat mudah dimengerti dan dilengkapi dengan gambar-gambar sederhana, terkadang disajikan dengan bentuk lipatan, sederhana, sangat murah, dapat dibawa kemana-mana.Leaflet terdiri atas 200-400 kata (Efendi, Ferry & Makhfudli. (2009).

Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare dan pencegahannya, dan lain-lain. Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan seperti pertemuan FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy (Utami, 2004).

10

Page 11: Laporan_DK_Week_1[1]

Booklet Desain berbentuk buku, memuat informasi relative lebih banyak, bertahan lama, hanya mengangkat 1 ide atau masalah, dapat diarahkan pada segmen tertentu, dapat dibawa kemana-mana

- memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah (Depkes RI, 2008)

- sebagai pengingat pesan atau untuk memperkuat pesan yang disampaikan

- untuk mengubah pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang kemudian berkontribusi untuk mencapai goal yaitu mengubah perilaku (Septiarini, 2008)

Flipchart (lembar balik)

Media penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi berkaitan dengan gambar tersebut.

Lembar balik (flipchart) mempunyai dua ukuran. Ukuran besar terdiri atas lembaran yang berukuran ± 50x75 cm, sedangkan ukuran kecil ±38x50 cm. Lembar balik yang berukuran lebih kecil disebut flipbook/flipchart meja. Lembaran-lembaran ini disusun dalam urutan dan dibundel pada salah satu sisinya. Flipbook biasa digunakan untuk pendidikan individu/kelompok yang lebih kecil (kurang dari 5 orang) (Efendi, Ferry & Makhfudli, 2009).

- Memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah (Depkes RI, 2008)

- Sebagai pengingat pesan atau untuk memperkuat pesan yang disampaikan

- Untuk mengubah pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang kemudian berkontribusi untuk mencapai goal yaitu mengubah perilaku

(Depkes RI, 2008) (Notoatmodjo, 2003 dalam Zulkarnain, dkk, 2009)

Koran Lembaran-lembaran kertas bertuliskan kabar berita dan sebagainya yang terbagi ke dalam kolom-kolom. Koran (dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Perancis courant) atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas Koran.

Memuat berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa event politik, kriminalitas, olahraga, kesehatan, tajuk rencana, atau cuaca.

Pamflet Terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Pamflet satu halaman bisa merupakan cetakan satu muka

Pamflet dimaksudkan agar orang menyimpannya agar sekali waktu digunakan bila membutuhkan informasi (Utami, 2014).

11

Page 12: Laporan_DK_Week_1[1]

saja maupun cetakan dua muka atau bolak-balik. Tentu saja untuk cetakan dua muka, kualitas medianya pun lebih baik. Pada umumnya, pamflet dicetak dengan kualitas bagus karena dimaksudkan untuk membangun citra yang baik terhadap layanan atau produk yang diinformasikan dalam pamflet tersebut.

Majalah Media yang mengandalkan tulisan atau teks yang berisi bermacam-macam artikel dalam topik yang bervariasi dan populer yang ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang. Majalah biasanya diterbitkan mingguan, dwimingguan, atau bulanan.

Memuat bermacam-macam artikel dalam topik yang bervariasi dan populer yang ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang (Utami, 2004).

Spanduk Dicetak di kain, bisa dibawa dan dipamerkan dicetak di kain, bertujuan untuk mempublikasikan informasi atau kegiatan tertentu, ditempatkan di tempat umum

Fungsi untuk menginfokan berita tertentu secara garis besar dan di tempat umum (Aran, 2010)

b. Analisis SWOT dari media cetak berkaitan dengan promosi kesehatan

Strength Weakness Opportunities ThreatsPoster

- Khalayak dapat mengatur tempo dalam membaca, dapat mengulang bacaannya kembali dan mengatur cara membaca.

- Informasi yang disampaikan lebih jelas dan lengkap.

- Biaya percetakan lebih murah.

- Lebih mudah untuk mempromosikan.

- Mudah sobek.- Lebih lama untuk

memahami poster, dibutuhkan kemampuan membaca dan perhatian, karena tidak bersifat auditif dan visual.

- Membutuhkan proses penyusunan dan penyebaran yang kompleks dan waktu yang relatif lama.

- Jika terkena air terkadang luntur, tergantung kertas dan tinta printer yang digunakan.

- Dapat disebar dan diterima disemua kalangan

- Jangkauan sasaran lebih luas karena bisa dilihat oleh orang banyak

- Konten poster bisa membekas di ingatan sasaran dan menjadi hal yang selalu diingat

- Harus bisa memiliki daya tinggal lama dalam ingatan orang yang melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak, diacuhkan karena harus mendatangi suatu tempat untuk melihatnya

- bisa diacuhkan oleh orang.

- materi berkualitas tinggi memerlukan ahli grafis dan peralatan cetak yang baik dan ini sangat mahal (Efendi,Ferry &Makhfudli,2009)

- Leaflet- Leaflet menarik

untuk dilihat.- Salah dalam desain

tidak akan menarik Pengguna dapat melihat isinya pada saat santai,

Bisa terjadi perbedaan selera sasaran, sehingg

12

Page 13: Laporan_DK_Week_1[1]

- Mudah untuk dimengerti.

- Merangsang imajinasi dalam pemahaman isi leaflet.

- Lebih ringkas dalam penyampaian isi informasi.

- Dapat memberikan detail (misalnya statistik) yang tidak mungkin bila disampaikan lisan(Simnett & Ewles ,1994 dalam Sunarti,Ira,2013)

pembaca.- Leaflet hanya untuk

dibagikan, tidak bisa di pajang/ ditempel.

- Dibutuhkan kemampuan membaca dan perhatian, karena tidak bersifat auditif dan visual.

informasi dapat dibagikan dengan keluarga dan teman (Simnett dan Ewles,1994 dalam Sunarti,Ira,2013)

susah untuk mencari desain yang terbagus untuk disajikan pada responden (Kamil, 2013).

Koran- Biasanya relatif tidak

mahal.- Flexibility (bebas

tentukan pasar/sasaran, ukuran, jenis, frekuensi tayang,warna)

- Dapat dinikmati lebih lama.

- Market coverage : surat kabar mampu menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai cakupan wilayahnya.

- Positive consumer attitude : aktualitas informasi yang sampaikan digunakan juga sebagai acuan pembaca (Utami, 2014).

- Mudah diabaikan.- Short life span :

meski jangkauannya luas dan massal serta dapat didokumentasikan, pembaca surat kabar hanya butuh waktu kurang lebih 15 menit hingga 30 menit untuk membacanya serta umumnya hanya sekali saja membacanya. Selain itu, usia informasinya hanya 24 jam setelah itu sudah dianggap basi.

- Clutter : Jika isi dan tata letaknya kacau akan mempengaruhi pemaknaan dan pemahaman isi pesan oleh pembacanya.

- Limited coverage of certains group : beberapa kelompok tertentu tidak bisa dijangkau oleh surat kabar,

Disepakati tidak relevan untuk promosi kesehatan

13

Page 14: Laporan_DK_Week_1[1]

misalnya masyarakat usia di bawah 15 tahun.

- Products criteria ; beberapa produk tidak dapat diiklankan dengan menggunakan surat kabar karena memerlukan demonstrasi atau memerlukan pertimbangan tertentu.

- Poor reprodution ; kualitas cetak tak sebaik majalah atau brosur (Utami, 2014).

Majalah- Khalayak sasaran

(kemampuan menjangkau khalayak lebih segmented)

- Penerimaan Khalayak (produk diangkat sejajar dengan prestige majalah tersebut).

- Long Life Span, usia edar paling lama, disimpan lama, dibaca selama 60-90 menit, serta berulang-ulang dan disimpan

- Format orang membaca secara lambat, sampai lebih dari sehari, memungkinkan memuat info secara detail, dan juga format iklan kreatif.

- Kualitas Visual sangat prima, didukung dengan kertas, pencetakan, dan jilid.

- Alat Promosi efektif (Utami, 2014).

- Fleksibilitas Terbatas (materi iklan harus jauh hari sebelumnya, halaman menarik sudah laku oleh pengiklan besar)

- Relatif mahal- Tidak cepat,

pembaca tidak langsung membaca majalah begitu terbit

- Distribusi, peredarannya lambat,dan kadang daerah tertentu tak terjangkau (Utami, 2014).

Disepakati tidak relevan untuk promosi kesehatan

Booklet

14

Page 15: Laporan_DK_Week_1[1]

- Keunggulan dari booklet itu adalah bahwa booklet ini menggunakan media cetak sehingga biaya yang dikeluarkannya itu bisa lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan media audio dan visual serta juga audio visual.

- Proses booklet agar sampai kepada obyek atau masyarakat bisa dilakukan sewaktu-waktu.

- Proses penyampaiannya juga bisa disesuaikan dengan kondisi yang ada.

- Lebih terperinci dan jelas, karena lebih banyak bisa mengulas tentang pesan yang disampaikannya (Utami, 2014).

- Booklet ini tidak bisa menyebar ke seluruh masyarakat, karena disebabkan keterbatasan penyebaran booklet.

- Tidak langsungnya proses penyampaiannya, sehingga umpan balik dari obyek kepada penyampai pesan tidak secara langsung (tertunda).

- Memerlukan banyak tenaga dalam penyebarannya (Utami, 2014).

Disepakati tidak relevan untuk promosi kesehatan

c. Kriteria Sasaran dan karakteristiknya, sesuai dengan media cetak yang dipilih

Sasaran Kriteria Karakteristik

Anak-anak Anak usia 6-12 tahun, aktif,

bisa mendengar dan

membaca (Kusmaedi,

Husdarta, Hidayat, 2004

dalam Budiman).

Kelas rendah (6-9 tahun) : -

seringkali membandingkan

dirinya dengan temannya.

Kelas tinggi (10-12 tahun) : -

mulai senang membentuk

kelompok sebaya. Sampai

usia 11 tahun,seorang anak

Senang bermain, senang bergerak, senang berkerja dalam

kelompok, senang merasakan atau melakukan sesuatu secara

langsung, semua keinginan harus terpenuhi, gampang

dipengaruhi, lebih tertarik dengan gambar dan warna, suka

memuji diri sendiri, bersifat egois/menang sendiri, perasaan

ingin tahu dan ingin belajar meningkat, suka membandingkan

diri sendiri dan orang lain (Kusmaedi, Husdarta, Hidayat, 2004

dalam Budiman).

15

Page 16: Laporan_DK_Week_1[1]

membutuhkan guru/orang

deawsa lainnya untuk

menyelesaikan tugasnya

(Hurlock dalam Yusuf 2003

dalam Depkes,2008).

Orangtua Tingkat pemahaman lebih

tinggi, decision maker dari

anak, punya tanggungjawab

terhadap kesehatan anak.

Ibu terutama, selektif

terhadap informasi yang

berkaitan dengan anak.

Orang tua dari anak <13 tahun yang bisa membaca dan

mendengar.

d. Desain materi, alat bantu pembuatan, dan metode komunikasi media yang dipilih

Media Alat Bantu Desain Materi Metode Komunikasi

Poster Laptop, aplikasi, list

materi yang akan

dimasukkan

(rancangan).

- Fokus pada

kebiasaan makan

dan aktivitas fisik

- Menajemen BB

terstruktur

Komunikasi Satu arah

(oneway

communication) :

pesan/informasi

disampaikan pada

penerima pesan melalui

suatu media dan tidak

ada komunikasi

pembicaraan/tatap

muka , informasi ini

dapat diterima secara

luas oleh masyarakat

banyak

(Chandra,Budiman,2006)

Pada poster terdapat media komunikasiuntukmempengaruhiseseorang yang membaca,yaitu terdiri dari tiga aspek:

- Pengalaman: dalam poster hendaknya dikombinasikan dengan gambar atau kejadian dalam sehari hari yang dapat memberikan informasi sesuai tema yang diangkat

- Imaginasi: dalam poster memuat hal yang dapat membuat orang membayangkan pesan yang ingin disampaikan dengan jelas agar tidak terjadi salah penafsiran

16

Page 17: Laporan_DK_Week_1[1]

- Pengamatan atau kecurigaan: pembuatan poster hendaknya diberikan unsur yang dapat meembuat seseorang penasaran saat sepintas dalam pembacaannya agar pembaca dapat membaca keseluruhan isi poster (Bradley,2012)

2. Perbedaan child obesity dengan adult’s

a. Penyebab

Hal yang dapat menyebabkan obesitas pada anak adalah kurangnya aktivitas fisik, asupan tinggi gula dan lemak serta faktor genetik. Penyebab tersebut dapat menjadi lebih besar efeknya bila didukung perilaku orang tua yang tidak memperhatikan asupan seimbang untuk anaknya serta pengaruh iklan makanan yang membuat anak ingin mengonsumsi snack padat energi, tinggi lemak, dan tinggi gula

b. Bahaya/Dampak

Anak yang obesitas berisiko mengalami penyakit kardiovaskuler, DM tipe 2, gangguan napas dan ortopedik. Selain itu, anak juga memiliki risiko dikucilkan/diolok oleh teman sebayanya sehingga rawan terjadi penurunan rasa percaya diri

c. Penanganan

Penanganan obesitas pada anak

1. Menetapkan target penurunan berat badan -> usia di bawah 7 tahun tidak dilakukan untuk mempertahankan berat badannya,jika usia lebih dari 7 tahun dianjurkan penurunan dengan kecepatan 0,5-2kg perbulan

2. Pengaturan diet -> prinsip diet yang dilakukan adalah diet seimbang rendah kalori.3. Pengaturan aktivitas fisik -> anak usia 6-12 dilakukan olahraga seni otot seperti

berenag,bersepeda,senam, dan menari selama 20-30 menit perhari4. Peran keluarga dan teman-> teman temannya dapat ikut mengubah perilaku anak,dan

orang tuanya juga memberikan makanan yang seimbang. Dan juga dapat dilakukan pembelajaran food labeling pada orang tua dan anak

5. Mengubah perilaku-> dapat dirubah kebiasaan anak oleh orang tua6. Terapi intensif -> jika terjadi obesitas berat pada anak

(Nurul,2011)

Pencegahan Plus

Pada tahap ini pasien overweight dan obesitas serta keluarga memfokuskan diri pada kebiasaan makan yang sehat dan aktifitas fisik sebagai strategi pencegahan obesitas. Kebiasaan makan dan beraktivitas yang sehat adalah sebagai berikut

1. Mengonsumsi 5 porsi buah-buahan dan sayur-sayuran setiap hari. Setiap keluarga dapat meningkatkan jumlah potsi menjadi 9 porsi per hari

2. Kurangi meminum minuman manis seperti soda, punch3. Kurangi kebiasaan menonton televisi (ataupun bentuk lain menonton) hingga 2 jam per

hari. Jika berusia < 2 tahun maka sebaiknya tidak menonton sama sekali. Untuk membantu anak beradaptasi, maka televisi sebaiknya dipindahkan dari kamar tidur anak.

4. Tingkatkan aktivitas fisik ≥ 1 jam per hari. Bermain adalah aktivitas fisik yang tepat untuk anak-anak yang masih kecil, sedangnkan pada anak yang lebih besar dapat melakukan

17

Page 18: Laporan_DK_Week_1[1]

kegiatan yang mereka sukai seperti olahraga atau menari, bela diri, naik sepeda dan berjalan kaki

5. Persiapkan makanan rumah lebih banyak ketimbang membeli makanan dari restoran6. Biasakan makan di meja makan bersama keluarga minimal 5 atau 6 kali per minggu.7. Mengonsumsi sarapan bergizi setiap hari8. Libatkan seluruh anggota keluarga dalam perubahan gaya hidup9. Biarkan anak untuk mengatur sendiri makanannya dan hindari terlalu mengekang perilaku

anak, terutama pada anak < 12 tahun.10. Bantu keluarga mengatur perilaku sesuai kultur masing-masing.

(Pudjiadi, 2009)3. Bagaimana cara menyusun analisa masalah dengan SWOT?

a. Mengidentifikasi peluang dan ancaman

b. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan

c. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT

Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.

Keterangan:Sel A: Comparative AdvantagesSel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.

Sel B: MobilizationSel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.

Sel C: Divestment/InvestmentSel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).

18

Page 19: Laporan_DK_Week_1[1]

Sel D: Damage ControlSel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.

(www.daps.bps.go.id)( Muyasarah, 2010.)

7. Indator keberhasilan *terkait media cetak yang dipilih*, kriteria untuk mengukur keberhasilan suatu

promkes ?

a) Indikator masukan

Adanya komitmen dalam melakukan promosi kesehatan

Adanya tenaga kesehatan yang memenuhi standar dalam melakukan promosi kesehatan

Adanya sarana dan peralatan promosi kesehatan yang standar

Adanya dana yang mencukupi dalam pelaksanaan promosi kesehatan

b) Indikator proses

Melakukan pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan

Frekuensi informasi kesehatan

Kondisi media komunikasi yang digunakan baik

c) Indikator keluaran

Semua sasaran sudah menjadi bagian promosi kesehatan

d) Indikator dampak

Berubahnya sikap dan perilaku sasaran setelah dilakukan promosi kesehatan

Bertambahnya pengetahuan sasaran

Berubahnya kondisi lingkungan

(Kemenkes RI, 2012)

8. Bagaimana cara menyusun anggaran pada promosi kesehatan?

(Cara 1)

Menggunakan Tabel

Langkah Kegiatan Variabel Komponen Rumus

Penyebarluasan

Informasi

Media cetak :

poster,leaflet

A. Kuantitas

B. Unit cost

A x B

19

Page 20: Laporan_DK_Week_1[1]

(Kemenkes RI,Pusat Promkes,2010)

(Cara 2)

Step 1 : Identifikasi dan pelajarilah pedoman dan petunjuk penyusunan anggaran dana untuk RFP

Baca petunjuk dengan hati-hati kemudian buat check list untuk anggaran dana sesuai dengan

pedoman dan persyaratan dalam RFP. Kemudian saat anda mengembangkan anggaran dana

(mulai menyusun) cek selalu dengan pedoman dan persyaratan, dan saat telah selesai menyusun,

maka seluruh chek list harus sudah tercentang agar anggaran dana anda sesuai.

Contoh Checklist :

1. Sudah kah menentukan jumlah tepat sasaran yang akan diajukan dalam proposal? Apakah

dalam menentukan angka itu sudah mempertimbangkan kapasitas sumberdaya yang dimiliki?

2. Apakah sudah menyusun rincian anggaran untuk setiap item pengeluaran yang relevan untuk

program anda?

3. Apakah pengeluaran sudah disesuaikan dengan jumlah sasaran?

4. Apakah sudah menyelesaikan semua total anggaran?

5. Apakah anggaran yang dibuat sudah seimbang dan dalam range wajar dengan jenis dan jumlah

pelayanan yang akan diberikan untuk program tersebut

Step 2 : Buat Keputusan akhir

Menentukan untuk seberapa banyak partisipan dalam program yang akan di anggarkan

Sebelum menentukan kebutuhan kepegawaian dan bahan, kita harus menentukan berapa banyak

sasaran yang akan ada dalam program kita. Ada 2 pertimbangan yang bisa membantu untuk

menentukan hal tersebut, yang pertama Batas kapasitas realistis anda (fasilitas, peralatan, staf,

dll). Kedua permintaan local untuk program ini (seberapa banyak sasaran yang membutuhkan)

Step 3 : Buat biaya secara detail

Setelah mendapatkan jumlah sasaran, maka dapat dirancanglah biaya rinci dari setiap

pengeluaran

Setelah detail pengeluaran selesai di rinci, maka bandingkan antara jumlah administrative cost

(gaji karyawan, bahan, peralatan dll) dan non administrative cost (biaya perbaikan,biaya audit,

dll). Pertimbangkan untuk mereduksi jika jumlah total administrative lebih besar dari 10% total

budget

Step 4 : Total Seluruh Pengeluaran

Lengkapi dengan summary budget form ( ringkasan pengeluaran yang dibedakan berdasarkan

administrative cost dan non administrative cost untuk tiap kategori) dan budget narasi (deskripsi

singkat tujuan pengeluaran)

(TANF, tanpa tahun)

20

Page 21: Laporan_DK_Week_1[1]

21

Page 22: Laporan_DK_Week_1[1]

KEGIATAN SKILL LABORATORIUM

A. WAKTU PELAKSANAAN

Skill Laboratorium dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Februari – 25 Februari 2015.

B. PENUGASAN

- Membuat proposal pengajuan kegiatan promosi kesehatan

- Merealisasikan promosi kesehatan kedalam media cetak yang dipilih

22

Page 23: Laporan_DK_Week_1[1]

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Food labeling dirasa perlu disosialisasikan terhadap orangtua dan anak untuk memerangi obesitas

anak, karena dengan gaya hidup yang serba cepat, orangtua cenderung memilih makanan jadi (buatan

pabrik) untuk anak mereka, maka perlu untuk diberi pengetahuan tentang food labeling. Agar mereka

dapat mencegah konsumsi terlalu banyak pada anak sehingga berakibat obesitas.

B. REKOMENDASI

Skenario ini dapat memperdalam pengetahuan yang telah didapat dari materi – materi dari semester

sebelumnya, sehingga mahasiswa tidak terlalu kesulitan dalam pembahasannya. Namun, mahasiswa

masih merasa kebingungan jika terdapat istilah yang kurang dipahami secara mendalam. Diharapkan

skenario selanjutnya dapat dipertahankan agar memicu mahasiswa untuk mengingat serta dapat

mengaplikasikan materi yang telah didapat.

23

Page 24: Laporan_DK_Week_1[1]

DAFTAR PUSTAKA

Nuariputri, Hanna. 2010. Analisis SWOT Terhadap Penetapan Strategi Pemasaran pada PT. Kusumahadi

Santosa di Karanganyar. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Depkes RI. 2008. Metode dan Media Promosi Kesehatan . Jakarta

Kemenkes RI. 2011. Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan – Panduan bagi Petugas

Kesehatan di Puskesmas. Jakarta

Davies, M. dan Wendy M. 2006. Health Promotion Theory. London School of Hygiene & Tropical Medicine :

London.

Septiarini, Chitra. 2008. Pengembangan Metode. Universitas Indonesia : Jakarta

Zulkarnain , E., et al. 2009. Perbedaan Efektivitas Antara Metode Penyuluhan dengan Flipchart dan

Menggunakan Video Compact Disc (VCD) dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil

Trhadap Inisisasi Menyusui Dini. Universitas Jember

Muyasarah, Siti. 2010. Analisis SWOT Terhadap Produk Asuransi Unit Link. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah : Jakarta

Mahan, Kathleen and Stump, Sylvia. 2007. Krause’s Food and Nutrition Therapy. Kanada: Saunders.

Hidayati, Siti N., Irawan, Rudi., Hidayat, Boerhan. 2006. Obesitas pada Anak. SMF IKA RS dr. Soetomo.

Mann, Jim., Truswell, Stewart A. 2014. Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC.

Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan Obesitas pada Anak

Sekolah. Jakarta: Kemenkes RI.

Handoko, Aran. 2010. Karakteristik Media. http://www.staff.uny.ac.id. Diakses 21 Februari 2015

Guswar, 2009. Bagaimana Membuat Media Promosi Kesehatan (Field Book). www.new.pamsimas.org.

Diakses 21 Februari 2015

WHO. (1998). Health Promotion Glossary. Switzerland: WHO.

EquitasInternationalCentreforHumanRightsEducation. (2008). Developmental characteristics of children age

6 to 12. Equitas International Centre for Human Rights Education.

HealthServiceExecutive. (2013). A guide to preventing childhood obesity. Ireland: safe food.

KEMENKES. (2011). Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan. Jakarta: KEMENKES.

TANF. (tanpa tahun). Grant Writing Guide, Writing Successful Proposal. state of Lousiana.

Priyatin. (tanpatahun). KARAKTERISTIK MEDIA CETAK (BROSUR, LEAFLET, FOLDER DAN NEWSLETTER)

DALAM PENYAMPAIAN INFORMASI PUBLIK. Yogyakarta.

Utami, Rifa. 2014. media pendidikan kesehatan

Pudjiadi, A. H. 2009. Pedoman Pelayanan Medis. Ikatan Dokter Anan Indonesia

Efendi, Ferry & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

24

Page 25: Laporan_DK_Week_1[1]

www.promkes.depkes.go.id diakses pada tanggal 22 Februari 2015 pukul 16.00 WIB

Sunarti,Ira.2013. Perubahan Pengetahuan Peternak Ayam Ras Broiler Tentang Penyakit Flu Burung Dengan

Menggunakan Media Cetak Brosur Di Kecamatan Marusu Kabupaten Maros. Jurusan Sosial Ekonomi

Peternakan Fakultas Peternakan.Universitas Hasanuddin.Makassar.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Pusat Promosi Kesehatan.2008. Promosi Kesehatan di Sekolah.

Chandra,Budiman.2006.Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas.Jakarta : EGC.

Bradley, McGurk. 2013. Visual Art. Stationery Office. Novara

Sutrisno et all. tanpa tahun. Karakteristik Media Cetak (Brosur, Leaflet, Foldur, Newsletter) Dalam

Penyampaian Informasi Publik. Mahasiswa MMTC Yogyakarta

Depkes RI. 2008. Metode dan Media Promosi Kesehatan. Field Book

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114 /MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi

Kesehatan di Daerah.

http://www.pamsimas.org. 2009. Metode dan Media Promosi Kesehatan. Diakses pada tanggal 21 Februari

2015.

Hidayah, N. 2011. Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Persuasif Dengan Pendekatan Kontekstual

Komponen Learning Community Melalui Media Brosur Pada Siswa Kelas X Ma Sunan Muria Pati Tahun

Ajaran 2010/2011 Skripsi. Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Semarang

http://www.daps.bps.go.id. Tanpa tahun. Analisis SWOT. Diakses pada tanggal 21 Februari 2015.

Kemenkes RI. 2012. Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit. Jakarta : Kemenkes RI

25

Page 26: Laporan_DK_Week_1[1]

TIM PENYUSUN

i. Ketua : LUH PT WULAN CAHYANI 125070307111017

ii. Sekretaris : ORCHIDARA HERNING K 125070300111037

INDAH NUR QURANI 125070300111044

iii. Anggota :

ULFA ANGGRAINI M 125070300111019

CECILIA AYU D 125070300111007

HESTI RETNO BUDI ARINI 125070301111006

AULIA MILADITYA 125070301111015

DHANDY BUYA SANTOSA 125070301111021

SEPTYA AYU K. 125070301111022

VIVI DIAN WAHYUNINGTYAS 125070301111031

UNUN FITRY FEBRIA B 125070306111003

MAULANA BAHRIAN J 125070307111016

RAHMAWATI 125070307111022

iv. Fasilitator : DK1 Bu Mita

DK2 Bu Mita

v. Proses Diskusi

1. Kemampuan Fasilitator dalam Memfasilitasi (berisi penjelasan deskriptif mengenai kemampuan

fasilitator setiap kelompok dalam memfasilitasi kegiatan diskusi mahasiswa)

b. Fasilitator telah memiliki kemampuan memfasilitasi proses jalannya diskusi dengan baik

dan dapat memberikan masukan kepada mahasiswa sehingga proses diskusi dapat

berjalan lebih baik.

c. Mampu mengarahkan jalannya diskusi sesuai dengan learning objective yang dituju

d. Mampu memotivasi seluruh anggota diskusi untuk berpartisipasi aktif dalam jalannya PBL

e. Mampu memberikan evaluasi yang baik dan tepat.

2. Kompetensi/ Hasil Belajar Yang Dicapai Oleh Anggota Diskusi

a. 10. supervise education & trainingb. 11. Develop and review education materialc. 12. parcipate in use of mass mediad. 42. provide NCP across-culturee. 43. cunduct community-based health promotionf. 44. participate in fevelopment & evaluationg. 45. supervise community-based food & nutrition program

26