24
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI (ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN KONFIRMASI MIKROBA ) DISUSUN OLEH KELOMPOK D1 10060310105 Siti Aminah 10060310106 Irma Yunita Aryani 10060310107 Selly Nurul Ulfah 10060310108 Haniva Humanisya 10060310109 Tara Verina ASISTEN KELOMPOK: Dina Rosdiana, S.Farm. LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT D PROGRAM STUDI FARMASI

LAPORAN_3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hjhjhuhyhygyhnvgbhnm

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

(ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN

KONFIRMASI MIKROBA )

DISUSUN OLEH KELOMPOK D1

10060310105 Siti Aminah

10060310106 Irma Yunita Aryani

10060310107 Selly Nurul Ulfah

10060310108 Haniva Humanisya

10060310109 Tara Verina

ASISTEN KELOMPOK:

Dina Rosdiana, S.Farm.

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT D

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MIPA

UNISBA

2011

I. TUJUAN

1. Dapat memahami prinsip isolasi, identifikasi dan konfirmasi mikroba serta dapat

melakukannya dengan baik.

2. Dapat mengamati hasil pertumbuhan bakteri tertentu yang diinokulasi pada media

spesifik yang digunakan.

3. Dapat mengamati hasil dari perubahan media spesifik yang diinokulasikan bakteri.

II. TEORI DASAR

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba

lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Identifikasi mikroba yaitu

untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri dapat diperiksa dalam keadaan

hidup atau mati. Pemeriksaan morfologi bakteri ini perlu, untuk mengenal nama bakteri.

Disamping itu juga perlu pengenalan sifat-sifat fisiologisnya bahkan sifat-sifat fisiologis ini

kebanyakan merupakan faktor terentu dalam mengenal nama spesies suatu bakteri.

Sedangkan konfirmasi jenis bakteri yaitu tindakan untuk mengetahui apakah suatu bakteri

tertentu benar tumbuh pada media spesifik yang digunakan. Terutama jika identifikasi

menggunakan media masih meragukan/belum memuaskan. (Sutedjo,1996).

Media spesifik yaitu media yang digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis

metabolisme suatu mikroba khusus. Media spesifik ini beraneka ragam komposisinya

tergantung nutrisi apa yang diperlukan oleh bakteri tersebut. Untuk menelaah bakteri di

dalam laboratorium , pertama- tama kita harus dapat menumbuhkan bakteri tersebut di dalam

suatu biakan murni. Untuk melakukannya haruslah dimengerti jenis- jenis nutrient yang

disyartakan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang mana dapat menyebabkan

kondisi yang optimum bagi pertumbuhannya tersbut (Pelczar, 1986).

Pada umumnya media yang digunakan untuk membiakkan mikroba mengandung

air, sumber energi (protein dan karbohidrat), zat hara (sumber karbon,  nitrogen, sulfur,

fosfat, oksigen dan hidrogen), serta faktor penunjang pertumbuhan (seperti asam amino,

vitamin). Suatu media yang memenuhi kebutuhan mikroba untuk bertahan hidup dan

melakukan aktivitasnya secara normal diperlukan untuk melakukan isolasi jenis mikroba

tertentu. Setiap media spesifik memiliki kandungan senyawa tertentu yang dapat mendukung

pertumbuhan mikroba tertentu tetapi menghambat pertumbuhan jenis mikroba lainnya.

Sebagai contoh Media MCA ( Mac Conkey Agar) mengandung zat warna yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Gram Positif, sedangkan bakteri Gram Negatif tetap

tumbuh. ( suriawirnia, 1995 )

Salah satu komposisi dari media spesifik yang sering digunakan yaitu:

Mac Conkey Agar ( Merah) : Lactose , Bile Salts, Agar , Crystal Violet, Indikator pH,

Pepton.

Laktose disini digunakan untuk membedakan bakteri yang dapat memfermentasikan latosa

atau tidak dan satu-satunya sumber karbohidrat bagi basil, gram-negatif yang menghasilkan

laktosa ferments merah tua menjadi merah muda koloni.

Kemudian adanya kristal violet yang dapat menghambat pertumbuhan gram positif dan

menumbuhkan bakteri gram negatif. Dan perubahan warna media berasal dari indikator pH

yang akan berubah menjadi kuning (bersifat asam).

Vogel Jonhson Agar ( Merah) : Pepton, Ragi, Manitol, Phenol merah, Kalium tellurite,

Litium klorida, Agar.

Mannitol yang digunakan untuk membedakan bakteri yang memfermentasikan mannitol dan

tidak. Kemudian adanya lithium klorida untuk menghambat bakteri selain E. Coli dan kalium

tellurite yang mewarnai koloni menjadi hitam.

Cetrimide Agar (Putih) : Gelatin, Gliserol, Cetrimide, MgCl, Kalium, Agar.

Cetrimide pada media ini berfungsi untuk menghambat bakteri lain karena akan terjadi

pecahan sel pada bakteri selain pseudomonas aeruginosa. Media ini selektif terhadap

psedomonas aeruginosa.

Simmons sitrat (Hijau) : Sitrat, Bromtimol blue, media SI, ion amoniak, ion anorganik,

Agar.

Media ini ditujukkan untuk mengetahui bakteri mana yang dapat menggunakan sitrat sebagai

sumber karbonnya. Bromtimol biru digunakan untuk mengetahui perubahan warna media

dari hijau menjadi biru yang menandakan menghasilkan basa.

Media Triple Sugar Iron Agar (Orange) : Karbohidrat(glukosa, sukrosa, laktosa), FeSO4

, Casein, Natrium klorida, Fenol merah, Agar.

Karbohidrat yang digunakan 3 jenis untuk membedakan bakteri mana yang dapat

menfermentasikan glukosa, sukrosa, laktosa. FeSO4 untuk menunjukkan adanya H2S endapan

hitam. Media ini dapat diusulkan untuk konfirmasi Salmonella dan memilahkan dari Pseudomonas

yang tumbuh pada media lain BSA dan BGA. Terjadinya fermentasi dekstrosa oleh Salmonella akan

menurunkan pH menjadi asam. Kondisi ini akan menyebabkan perubahan phenol red (media merah)

menjadi kuning. Sedangkan Pseudomonas karena tidak mampu memfermentasi dekstrosa, maka

media akan tetap berwarna merah. Dengan demikian media ini dapat dengan mudah memilah

Salmonella dari Pseudomonas.

III. ALAT DAN BAHAN

III. 1.Alat

- Alumunium foil

- Batang pengaduk

- Benang kasur

- Cawan petri

- Gelas ukur

- Gunting

- Inkubator 35 °C

- Kapas

- Kertas label

- Labu Erlenmeyer

- Ose bundar

- Pemanas

- Pinset

- Rak tabung reaksi

- Pipet ukur 10 mL

- Spatel

- Tabung reaksi steril

III. 2.Bahan

- Media Mac ConKey Agar (MCA)

- Media Vogel Jonhson Agar (VJA)

- Media Cetrimide Agar

- Media Simmons Sitrat

- Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA)

- Pottasium telurite

- Suspensi bakteri : Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa,

Escherichia coli.

 

 

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM

Di buat media Mac Conkey Agar (MCA), Vogel Johnson Agar (VJA), dan Cetrimide Agar (CA)

dalam bentuk plat agar, serta Simmon Sitrat, dan Triple Sugar Iron Agar (TSIA) dalam bentuk agar

miring. Warna masing-masing media dicatat dan di dokumentasikan sebelum diinokulasi dengan

bakteri. Masing-masing suspensi bakteri diinokulasi pada media dan seluruh kultur bakteri diinkubasi

pada inkubator 37°C. Selanjutnya diamati warna media, warna dan bentuk koloni, dan ada atau

tidaknya endapan hitam atau retakan pada koloni. Pengamatan dilakukan pada hari jum’at (2

Desember 2011) dan senin (5 Desember 2011).

VI. PEMBAHASAN

Isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang

berasal dari campuranbermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan

menumbuhkannya dalam mediapadat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang

tetap pada tempatnya. Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa tempat

yang terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu

koloni yang terpisah, sehingga memudahkan pemisahan selanjutnya (Sutedjo, 1996).

Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara individu karena

terlalu kecil dan tidak tetap tinggal di tempatnya. Akan tetapi bila sel-sel itu dipisahkan

dengan cara pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam media padat dan dibiarkan

membentuk koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya dapat diisolasi dalam tabung-tabung

reaksi atau cawan petri-cawan petri yang terpisah (Sutedjo, 1996).

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi mikroorganisme adalah :

1. Sifat dan jenis mikroorganisme

2. Habitat mikroorganisme

3. Medium pertumbuhan

4. Cara menginokulasi dan inkubasi

5. Cara mengidentifikasi

6. Cara pemeliharaannya (Dwidjoseputro, 1998).

Ada bermacam-macam metode isolasi yang dapat digunakan. Macam-macam metode

isolasi tersebut antara lain:

1. isolasi tunggal merupakan metode isolasi dengan cara meneteskan bahan yang mengandung

mikroorganisme pada suatu kaca penutup dengan menggunakan mikropipet, yang kemudian

diteliti dibawah obyektif mikroskop.

2. isolasi gores merupakan metode isolasi dengan cara menggeser atau menggoreskan

ujung jarum ose yang telah mengandung mikroorganisme dengan hati-hati di atas

permukaan agar secara zig zag yang dimulai dari dasar tabung menuju ke bagian atas tabung.

3. isolasi tebar merupakan metode isolasi dengan cara menebarkan bahan yang mengandung

mikroorganisme pada permukaan atas tabung.

4. isolasi tuang merupakan metode isolasi dengan cara mengambil sedikit sampel campuran

bakteri yang telah diencerkan dan sampel tersebut kemudian disebarkan didalam suatu medium

dari kaldu dan gelatin encer. koloni-koloni yang lebih baik juga diperoleh dalam cawan

penaburan yang dibuat denganbaik, dan isolasi akan lebih mudah dibuat. Supaya koloni yang

tumbuh dalam cawan tidak terlalu banyak ataupun sedikit maka contoh diencerkan hingga

beberapa kali pengenceran

Karakteristik koloni bakteri hasil inokulasi merupakan salah satu bagian dalam

identifikasi bakteri. Beberapa bentuk koloni spesifik koloni bakteri pada media agar datar

yaitu (Sutedjo, 1996) :

1. Ukuran

• Titik

• Kecil

• Sedang

•Besar

2. Warna koloni

Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak kontras dengan air, di mana sel-sel bakteri

tersebut disuspensikan. Oleh karena itu pengamatan tanpa pewarnaan menjadi lebih sukar dan

tidak dapat digunakan untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti.

3. Bentuk koloni

• Bundar

• Tidak beraturan

• Rhizoid (tersebar seperti akar)

4. Bentuk bagian tepi koloni

• Rata (entire)

• Tidak rata, bergelombang secara beraturan (lobate )

• Bergelombang (undulate )

• Bergerigi(serrate )

• Seperti filamen (f ilamentous)

5. Bentuk koloni dilihat dari samping atau tingginya (elevation )

• Datar ( flat)

• Agak menonjol ke atas (raised )

• Menonjol ke atas (convek )

• Menonjol dengan bagian pusat yang lebih tinggi (umbonate )

Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut

medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan

mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis

mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada

medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber

karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium

yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks

lainnya (Volk, dan Wheeler,1993).

Media yang akan digunakan itu harus mengandung zat hara untuk mikroba, mempunyai

tegangan osmosis, tegangan pemukaan, pH, dan lingkungan yg sesuai, tidak toxic, harus steril

(Syafa'atin Ani, 2010). Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat

sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Dan dalam

melakukan konfirmasi suatu bakteri dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai

pewarnaan, reaksi ensimatis atau reaksi biokimia.

Macam medium berdasarkan tujuan yaitu :

Media untuk isolasi yang mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan

mikroba, misalnya Blood Agar.

Media selektif/penghambat yaitu media yang selain mengandung nutrisi juga

ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan

mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya

adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli

resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth

yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran

terhadap garam.

Media diperkaya (enrichment) yaitu media yang mengandung komponen dasar untuk

pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum,

kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri

yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk

berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood

Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll.

Media untuk peremajaan kultur yaitu media umum atau spesifik yang digunakan

untuk peremajaan kultur.

Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik. Media ini digunakan unutk

mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah

Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan

asam sitrat sebagai sumber karbon.

Media untuk karakterisasi bakteri yaitu media yang digunakan untuk mengetahui

kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk

menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose

Broth, Arginine Agar.

Media diferensial yaitu media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari

campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial,

misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria

berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling

koloni. Meskipun telah dijabarkan berbagai macam jenis dari medium, perlu diiingat

bahwa tidak ada satupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi kultivasi untuk

semua bakteri di laboratorium. Bakteri amat beragam, baik dari persyaratan nutrisi

maupun fisiknya. Beberapa berapa bakteri memiliki persyaratan nutrient yang

sederhana, sedang yang lain memiliki persyaratan yang rumit. Karena alsan ini

kondisi harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga bisa menguntungkan bagi

kelompok bakteri yang sedang ditelaah (Pelczar, 1986).

Suatu media yang memenuhi kebutuhan mikroba untuk bertahan hidup dan melakukan

aktivitasnya secara normal diperlukan untuk melakukan isolasi jenis mikroba tertentu. Setiap

media spesifik memiliki kandungan senyawa tertentu yang dapat mendukung pertumbuhan

mikroba tertentu tetapi menghambat pertumbuhan jenis mikroba lainnya. Media yang

digunakan pada praktikum ini yaitu MCA (Mac Conkey Agar), Vogel Johnson Agar(VJA),

Cetrimide Agar (CA), Simmon sitrat dan Triple Sugar Iron Agar (TSIA).

1. Media Mac Conkey Agar Warna media merah tua

Bakteri Staphylococcus aureus pada media MCA yang diamati pada hari jum’at

(2/12/2011), Media pecah, warna media tetap yaitu merah tua, tidak ada koloni. Sedangkan

pengamatan yang dilakukan pada hari senin (5/12/2011) media pecah karena adanya koloni,

ada bintik-bintik kecil berwarna putih, tidak ada retakan. Bakteri S. Aureus merupakan

bakteri gram positif yang akan terhambat pertumbuhannya pada media MCA karena pada

media MCA mengandung garam empedu dan kristal ungu yang akan menghambat

pertumbuhan mikroorganisme gram positif, maka pada media ini bakteri S. Aureus hanya

memecah media dan koloni yang dihasilkan berwarna putih karena S.Aureus tidak dapat

memfermentasikan laktosa.

Bakteri E. Coli pada pada media MCA yang diamati pada hari jum’at (2/12/2011), warna

media menjadi lebih muda, di tepi koloni berwarna pink tua, koloni berwarna pink muda,

tidak ada retakan. Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada hari senin (5/12/2011) warna

media kuning, koloni berwarna merah di tepi dan putih di tengah, tidak ada retakan. Bakteri

E. Coli merupakan bakteri gram negatif yang pertumbuhannya baik pada media MCA

karena pada media MCA mengandung kristal ungu yang akan menghambat pertumbuhan

mikroorganisme gram positif, dan mendukung pertumbuhan gram negatif. Kemampuan E.

coli memfermentasi laktosa menyebabkan penurunan pH, sehingga mempermudah absorpsi

neutral red untuk mengubah koloni menjadi merah bata dan bile/ empedu diendapkan. MCA

ini mengandung laktosa dan indikator pH untuk mendeteksi produksi asam.

Bakteri Pseudomonas aeruginosa pada media MCA yang diamati pada hari jum’at

(2/12/2011), Media berwarna orange, koloni berwarna coklat, tidak ada retakan. Sedangkan

pengamatan yang dilakukan pada hari senin (5/12/2011) media berwarna cream, ada koloni

berwarna coklat di tepi dan putih di tengah, tidak ada retakan. Bakteri Pseudomonas

aeruginosa merupakan bakteri gram negatif yang pertumbuhannya baik pada media MCA

karena pada media MCA mengandung kristal ungu yang akan menghambat pertumbuhan

mikroorganisme gram positif, dan mendukung pertumbuhan gram negatif. Namun P.

Aeruginosa tidak menfermentasi laktosa sehingga warna media di akhir pengamatan menjadi

cream dan koloni berwarna cokelat.

2. Media Vogel Jonhson Agar warna media merah

Bakteri Staphylococcus aureus pada media VJA yang diamati pada hari jum’at

(2/12/2011) warna media lebih muda, ada koloni berwarna hitam, tidak ada retakan.

Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada hari senin (5/12/2011) warna media menjadi

kuning sebagian dan sebagian lagi bewarna merah, ada koloni berwarna hitam seperti titik-

titik tinta. Vogel Johnson Agar Medium mengandung mannitol, tellurite dan lithium chloride

yang berperan untuk mengisolasi bakteri yang bersifat koagulase positif, karena semua yang

bersifat koagulase positip akan tumbuh pada media ini. S. aureus mempunyai koloni hitam

sebagai akibat pengendapan hasil reduksi tellurite. Media di sekitar koloni akan berubah

menjadi kuning akibat fermentasi mannitol. Koagulase merupakan enzim yang diproduksi

Staphylococcus aureus yang mengubah fibrinogen menjadi plasma darah fibrin yang

merangkai kembali pada koagulasi plasma darah. Ketika koagulase dihasilkan oleh suatu

organisme patogen, maka akan dihasilkan formasi acak fibrin yang berfungsi untuk

melindungi bakteri dari mekanisme prtahanan tubuh.

Bakteri Pseudomonas aeruginosa pada media VJA yang diamati pada hari jum’at

(2/12/2011 Media tidak berubah warna, koloni tidak ada, tidak ada retakan. Sedangkan

pengamatan yang dilakukan pada hari senin (5/12/2011) Media berwarna pink keunguan, ada

koloni berwarna hitam seperti tinta, tidak ada retakan. Yang membedakan dengan

Staphylococcus aureus adalah perubahan warna media, bila Staphylococcus aureus berubah

menjadi kuning karena menfermentasikan mannitol, tapi Pseudomonas aeruginosa berubah

menjadi pink keunguan, itu karena Pseudomonas aeruginosa tidak memfermentasikan

mannitol. Adanya lithium chloride: sangat bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan

bakteri lain termasuk E. coli. Namun demikian media ini kurang mampu memilah S. aureus

karena semua koagulase positif dapat tumbuh termasuk Pseudomonas aeruginosa.

Bakteri E. Coli pada pada media VJA yang diamati pada hari jum’at (2/12/2011), Media

tetap, koloni tidak ada, tidak ada retakan. Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada hari

senin (5/12/2011) tetap tidak ada perubahan yaitu media tetap, koloni tidak ada, tidak ada

retakan. Ini menandakan bahwa E.coli memang tidak tumbuh karena dihambat oleh Litium

klorida dan memang E.coli tidak memfermentasi mannitol. Sedangkan perubahan warna yang

terjadi pada media disebabkan oleh asam yang dihasilkan pada metabolisme bakteri atau

akibat fermentasi manitol.

3. Cetrimide Agar warna media bening

Bakteri Pseudomonas aeruginosa pada media CA yang diamati pada hari jum’at

(2/12/2011) Media tetap, ada koloni berwarna hijau, tidak ada retakan. Sedangkan

pengamatan yang dilakukan pada hari senin (5/12/2011) Media berwarna hijau, koloni

berwarna putih, tidak ada retakan. Karena koloni yang dihasilka berwarna hijau, maka

Pseudomonas aeruginosa menghassilkan pigmen pyoferdin. Ini disebabkan Cetrimide Agar

Medium biasanya digunakan untuk isolasi Pseudomonas. Kandungan cetrimide yang

merupakan quarternary ammonium merupakan senyawa yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri lain, karena menyebabkan kebocoran unsur-unsur di dalam sel, namun

tidak terjadi pada Pseudomonas.

Bakteri E. Coli pada pada media CA yang diamati pada hari jum’at (2/12/2011), Media

tetap, ada koloni berwarna putih, tidak ada retakan. Sedangkan pengamatan yang dilakukan

pada hari senin (5/12/2011) Media tetap, ada koloni berwarna putih, tidak ada retakan. Ini

menunjukkan bahwa E.coli dapat tumbuh sdikit pada media Cetrimide Agar, namun tidak

menghasilkan pigmen pyosianin( biru) atau pyoferdin(hijau) karena hanya timbul koloni

putih.

Bakteri Staphylococcus aureus pada media CA yang diamati pada hari jum’at

(2/12/2011), Media tetap, koloni tidak ada, tidak ada retakan. Sedangkan pengamatan yang

dilakukan pada hari senin (5/12/2011) tetap tidak berubah yaitu media tetap, koloni tidak

ada, tidak ada retakan. Ini menandakan bahwa bakteri gram positif tidak dapat tumbuh di

media Cetrimide Agar karena media ini selektif terhadap bakteri gram positif dan gram

negatif. Pada media cetrimide konvensional beberapa bakteri dapat tumbuh seperti Klebsiella,

Proteus dan Providencia. Untuk menghambat pertumbuhan mereka dapat ditambahkan

cetrimide.

4. Simmon Sitrat warna media hijau

Bakteri Pseudomonas aeruginosa pada media SS yang diamati pada hari jum’at (2/12/2011)

Warna media di bagian atas biru, didasar hijau kebiruan, dan tidak ada koloni. Sedangkan

pengamatan yang dilakukan pada hari senin (5/12/2011) Media berwarna biru karena adanya

koloni, tidak ada retakan. Ini menandakan Pseudomonas aeruginosa positif terhadap media

SS. Pembentukkan warna biru pertama kali terdapat pada bagian atas media karena bakteri ini

memerlukan oksigen karena bakteri ini termasuk bakteri aerob obligate.

Kemudian bakteri E. Coli pada pada media SS yang diamati pada hari jum’at (2/12/2011),

Warna media menjadi biru, koloni berwarna putih, tidak ada retakan. Sedangkan pengamatan

yang dilakukan pada hari senin (5/12/2011) Warna media berubah menjadi biru karena

adanya koloni, tidak ada retakan. Ini menandakan E.coli pun positif terhadap SS. Dan

Bakteri Staphylococcus aureus pada media SS yang diamati pada hari jum’at (2/12/2011),

Media tetap, ada titik tebal berwarna coklat di permukaan media, tidak ada retakan.

Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada hari senin (5/12/2011) Warna media di bagian

atas kuning, tengah biru, dasar hijau, ada koloni titi-titik coklat, tidak ada retakan. Ini

mendakan pula S. Aureus positif terhadap SS. karena dapat menggunakan sitrat sebagai

sumber karbon tunggal dan ion ammonium sebagai sumber nitrogen tunggal. Perubahan

warna terjadi karena penggunaan sitrat akan meningkatkan pH media. Peningkatan pH media

tersebut menyebabkan perubahan warna pada indikator bromthymol biru yang mengubah

media menjadi warna biru. Bakteri ini termasuk dalam bakteri aerob fakultatif.

Simmon sitrat mengandung amonium dihidrogen fosfat, natrium klorida, natrium sitrat.

Magnesium sulfat, agar, bromtimol biru, aquades dan memiliki pH 6,9. Media SS digunakan

untuk menentukan apakah isolasi dari bakteri ada yang mampu menggunakan sitrat sebagai

karbohidrat yang dioksidasi juga mengandung brom timol blue yang berubah dari kuning

menjadi biru. Namun saat penggunaan sitrat, reaksi ini akan muncul dengan perubahan

indikator dari hijau ke biru.

H2NH4PO4 NH4OH

amonium dihidrogen fosfat Ammonium Hidroksida

reaksi yang terjadi diatas, yaitu dari netral berubah menjadi basa merupakan proses reaksi

yang rumit yang berhubungan dengan reaksi logam alkali bumi pada suatu media.

(Syafa’atin,2010)

5. Media Triple Sugar Iron Agar warna media merah

Bakteri Pseudomonas aeruginosa pada media TSIA yang diamati pada hari jum’at

(2/12/2011) Warna media jadi merah marun, ada koloni berwarna putih di permukaan, tidak

ada retakan. Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada hari senin (5/12/2011) Media

berwarna merah pekat, tidak ada retakan. Ini menandakan Pseudomonas aeruginosa positif

terhadap media TSIA. Kemudian bakteri E. Coli pada pada media TSIA yang diamati pada

hari jum’at (2/12/2011), Ada gas bagian tengah menuju dasar pada media berwarna kuning,

ada koloni berwarna putih. Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada hari senin

(5/12/2011) Ada gas warna media bagian atas kuning, ditengah warna merah dan sedikit

hitam, dan ada koloni berwarna putih. Ini menandakan E.coli pun positif terhadap TSIA. E.

Coli memfermentasikan laktosa dan sukrosa, maka bagian butt akan berwarna kuning

(bersifat asam), dan bagian slantnya merah (bersifat basa). E.Coli juga dapat membentuk

H2S (endapan hitam) dan pembentukan dari fermentasi H2 dan CO2 dpt dilihat dari gas yang

terangkap di agar. Dan Bakteri Staphylococcus aureus pada media TSIA yang diamati pada

hari jum’at (2/12/2011), Warna media menjadi kuning, koloni di permukaan media berbentuk

titik-titik putih. Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada hari senin (5/12/2011) Warna

media kuning, ada koloni putih. Ini mendakan pula S. Aureus positif terhadap TSIA. Bakteri

ini tidak memfermentasikan laktosa dan sukrosa maka butt dan slant berwarna kuning

(bersifat asam), tetapi menfermentasikan glukosa. Triple Sugar Iron Agar medium, biasanya

digunakan untuk konfirmasi pengujian E. coli dan dapat digunakan untuk identifikasi bakteri

gram negatif yang memfermentasi dekstrosa/laktosa/sukrosa dan produksi H2S. TSIA

mengandung 3 macam gula, yaitu glukosa, laktosa, dan sukrosa, juga terdapat indikator fenol

merah serta FeSO4 untuk memperlihatkan pembentukan H2S (endapan hitam). Bila

mikroorganisme Pembentukan dari fermentasi H2 dan CO2 dpt dilihat dari terangkatnya agar.

Media ini dapat diusulkan untuk konfirmasi Salmonella dan memilahkan dari Pseudomonas

yang tumbuh pada media lain BSA dan BGA. Terjadinya fermentasi dekstrosa oleh

Salmonella akan menurunkan pH menjadi asam. Kondisi ini akan menyebabkan perubahan

phenol red (media merah) menjadi kuning. Sedangkan Pseudomonas karena tidak mampu

memfermentasi dekstrosa, maka media akan tetap berwarna merah. Dengan demikian media

ini dapat dengan mudah memilah Salmonella dari Pseudomonas.

VII. KESIMPULAN

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba

lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba.

Prinsip identifikasi mikroba yaitu mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka

bakteri dapat diperiksa dalam keadaan hidup atau mati.

Konfirmasi jenis bakteri yaitu suatu bentuk tindakan untuk mengetahui apakah suatu

bakteri tertentu benar tumbuh pada media spesifik yang digunakan.

Tabel pertumbuhan bakteri pada media spesifik

Media Bakteri

Staphylococcus aureus Pseudomonas

aeruginosa

Escherichia coli

Mac Conkey

Agar

+

Meretakan media tapi

tidak menfermentasi

laktosa

+

Warna koloni

cokelat

+

Menfermentasikan

laktosa

Vogel Jonhson

Agar

+

Menfermentasikan

mannitol

+

Tidak

menfermentasika

n mannitol

_

Cetrimide Agar _ +

Menghasilkan

pigmen pyoferdin

+

Tidak menghasilkan

pigmen pyoferdin

Simmons Citrate +

Menggunakan

Sitrat sebagai sumber C

+

Menggunakan

Sitrat sebagai

sumber C

+

Menggunakan

Sitrat sebagai

sumber C

Triple Sugar Iron

Agar

+

Menfermentasikan

glukosa

_ +

Menfermentasikan

sukrosa dan latosa

 

Keterangan : (+) tumbuh koloni

(-) tidak tumbuh koloni

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.

Hadioetomo, R.S. 1993.  M ikrob iologi Dasar dalam  P raktik : Teknik dan

P rosedur Dasar Lab o rato rium. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kusnadi, Peristiwati, Ammi Syulasmi, Widi Purwianingsih, & Diana

Rochintaniawati. 2003. Mikrobiologi.

Lay, B.W & S. Hastowo. 1992.M ikrob i ologi. Rajawali Pers, Jakarta.

Pelczar, Michael J, Jr dan E.C.S.Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi

(Terjemahan). Jakarta : Universitas Indonesia.

Syafa'atin Ani, DRA. 2010. Panduan Laboratorium Mikrobiologi. Bandung

Suriawirnia, U. 1995.  P engantar  B iologi Umum . Angkasa, Bandung.

Volk & Wheeler. 1993.M ikrobiologi dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Waluyo, L. 2005.M ikrob iologi Umum. UMM Press, Malang