Upload
muhammad-jafar-shodiq
View
156
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PRAKTIKUM
PRAKTIKUM KOMUNIKASI DATA &
JARINGAN KOMPUTER
Judul : SUBNETTING IPV4
Praktikum ke : 7
Asisten : 1. Tri Wahyu Aris Syahrial
2. Dimas A.
Oleh :
MUHAMMAD JA’FAR SHODIQ
NIM 209533424074 – S1 PTI / OFF. E
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
2010
SUBNETTING IPv4
A. DASAR TEORI
1. IP Address
IP address adalah alamat yang diberikan pada jaringan komputer dan
peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP address terdiri atas
32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat kelompok angka
desimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 193.160.5.1.
Gambar 1: Contoh IP Address
IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana
network ID menentukan alamat jaringan komputer, sedangkan host ID
menentukan alamat host (komputer, router, switch). Oleh sebab itu IP address
memberikan alamat lengkap suatu host beserta alamat jaringan di mana host
itu berada.
2. Kelas-Kelas IP Address
Untuk mempermudah pemakaian, bergantung pada kebutuhan pemakai,
IP Address dikelompokkan menjadi lima kelas; Kelas A, Kelas B, Kelas C,
Kelas D, dan Kelas E. Perbedaan pada tiap kelas tersebut adalah pada ukuran
dan jumlahnya.
IP Kelas A dipakai oleh sedikit jaringan, tetapi jaringan ini memiliki
jumlah host yang banyak. Kelas C dipakai untuk banyak jaringan, tetapi
jumlah host sedikit, Kelas D dan E tidak banyak digunakan.
Setiap alamat IP terdiri dari dua field, yaitu:
1) Field NetID; alamat jaringan logika dari subnet dimana komputer
dihubungkan
2) Field HostID; alamat device logical secara khusus digunakan untuk
mengenali masing-masing host pada subnet.
1
a. IP Address Kelas A
Oktet pertamanya mempunyai nilai 0 sampai 127, dan pengalamatan Kelas A
masing-masing dapat mendukung 16.77.214 host.
NNNNNNNN
HHHHHHHH
HHHHHHHH
HHHHHHHH
N adalah NetID atau nomor jaringan dan H adalah HostID atau nomor
workstation. Kelas A hanya menggunakan oktet pertama ID jaringan, tiga
oktet yang tersisa disediakan untuk digunakan sebagai HostID.
Adapun karakteristik IP Address Kelas A ini adalah:
Bit pertama : 0
panjang NetlD : 8 bit
Panjang HostlD : 24 bit
Byte pertama : 0-127
Jumlah Jaringan : 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai dengan 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP : 16.777.214 IP Address pada tiap kelas A
b. IP Address Kelas B
Oktet pertamanya mempunyai nilai 128 sampai 191, dan pengalamatan Kelas
B masing-masing dapat mendukung 65.532 host.
NNNNNNNN
NNNNNNNN
HHHHHHHH
HHHHHHHH
Adapun karakteristik IP Address Kelas B ini adalah:
Dua bit pertama : 10
panjang NetlD : 16 bit
Panjang HostlD : 16 bit
Byte pertama : 128-191
Jumlah Jaringan : 16.384 kelas
Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai dengan 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP : 65.532 IP Address pada tiap kelas B
c. IP Address Kelas C
2
Oktet pertamanya mempunyai nilai 192 sampai 223, dan pengalamatan Kelas
C masing-masing dapat mendukung 256 host.
NNNNNNNN
NNNNNNNN
NNNNNNNN
HHHHHHHH
Adapun karakteristik IP Address Kelas C ini adalah:
Tiga bit pertama : 110
panjang NetlD : 24 bit
Panjang HostlD : 8 bit
Byte pertama : 192-223
Jumlah Jaringan : 2.097.152 kelas C
Range IP : 192.0.0.xxx sampai dengan 223.255.255.xxx
Jumlah IP : 254 IP Address pada tiap kelas C
3. Subnetmask
Nilai subnetmask untuk memisahkan network id dengan host id.
Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah jaringan yang
dimaksud adalah jaringan local atau non local.
Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh
penggunaan subnet mask. Masing-masing subnet mask merupakan pola
nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan
network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Tabel 1: Subnetmask default untuk masing-masing kelas A, B, C
4. Subnetting IPv4
Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator
jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih
efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak
dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur.
3
Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan batasan host yang
lebih realistis sesuai kebutuhan.
Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan
bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID dan
bagian mana yang mewakili host ID.
Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network
ID yang tersedia; 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk
kelas C. Subnetting mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary
number) untuk digunakan sebagai network ID.
Dua alasan utama melakukan subnetting:
1) Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika
internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network
akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya.
Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254,
namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang
memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki
lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin
akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.
2) Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host
device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang
sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar
semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical
network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast
yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua
traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya
disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan
lebih kecil – dari Class C address.
a. Subnets
Subnet adalah network yang berada di dalam sebuah network lain
(Class A, B, dan C). Subnets dibuat menggunakan satu atau lebih bit-bit di
dalam host Class A, B, atau C untuk memperlebar network ID. Jika standar
4
Internet 144.28.0.0
144.28.28.0Router
Internet
network ID adalah 8, 16, dan 24 bit, maka subnet bisa memiliki panjang
network ID yang berbeda-beda.
Gambar 2: Subnetting
Gambar 2 menunjukkan sebuah network sebelum dan sesudah
subnetting diaplikasikan. Di dalam jaringan yang tidak subnetkan, network
ditugaskan ke dalam Address di Class B 144.28.0.0. Semua device di dalam
network ini harus berbagi domain broadcast yang sama.
Di network yang ke dua, empat bit pertama host ID digunakan untuk
memisahkan network ke dalam dua bagian kecil network – diidentifikasikan
dengan subnet 16 dan 32. Bagi dunia luar (di sisi luar router), kedua network
ini tetap akan tampak seperti sebuah network dengan IP 144.28.0.0. Sebagai
contoh, dunia luar menganggap device di 144.28.16.22 dimiliki oleh jaringan
144.28.0.0. Sehingga, paket yang dikirim ke device ini dikirim ke router di
144.28.0.0. Router kemudian melihat bagian subnet dari host ID untuk
memutuskan apakah paket diteruskan ke subnet 16 atau 32.
b. Subnet Mask
Agar subnet dapat bekerja, router harus diberi tahu bagian mana dari
host ID yang digunakan untuk network ID subnet. Cara ini diperoleh dengan
5
144.28.0.0144.28.16.0
Router
144.28.32.0
menggunakan angka 32 bit lain, yang dikenal dengan subnet mask. Bit IP
address yang mewakili network ID tampil dengan angka 1 di dalam mask,
dan bit IP address yang menjadi host ID tampil dengan angka 0 di dalam
mask. Jadi biasanya, sebuah subnet mask memiliki deretan angka-angka 1 di
sebelah kiri, kemudian diikuti dengan deretan angka 0.
Sebagai contoh, subnet mask untuk subnet di Picture 1 – dimana
network ID yang berisi 16 bit network ID ditambah tambahan 4-bit subnet ID
– terlihat seperti ini:
11111111 11111111 11110000 00000000
Atau dengan kata lain, 20 bit pertama adalah 1, dan sisanya 12 bit
adalah 0. Jadi, network ID memiliki panjang 20 bit, dan bagian host ID yang
telah disubnetkan memiliki panjang 12 bit.
Untuk menentukan network ID dari sebuah IP address, router harus
memiliki kedua IP address dan subnet masknya. Router kemudian
menjalankan operasi logika AND di IP address dan mengekstrak
(menghasilkan) network ID. Untuk menjalankan operasi logika AND, tiap bit
di dalam IP address dibandingkan dengan bit subnet mask. Jika kedua bit 1,
maka hasilnya adalah, Jika salah satu bit 0, maka hasilnya adalah 0.
Sebagai contoh, berikut ini adalah contoh network address yang di
hasilkan dari IP address menggunakan 20-bit subnet mask dari contoh
sebelumnya.
144. 28. 16. 17
IP address (biner) 10010000 00011100 00100000 00001001
Subnet mask 11111111 11111111 11110000 00000000
Network ID 10010000 00011100 00100000 00000000
144. 28. 16. 0
Jadi network ID untuk subnet ini adalah 144.28.16.0
Subnet mask, seperti juga IP address ditulis menggunakan notasi
desimal bertitik (dotted decimal notation). Jadi 20-bit subnet mask seperti
contoh diatas bisa dituliskan seperti ini: 255.255.240.0
Subnet mask:
11111111 11111111 11110000 00000000
6
255. 255. 240. 0.
Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address.
Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet.
Cuma menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk
menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali
subnet mask, karena octet pertama pasti 255, 255 bukanlah octet yang valid
untuk IP address class.
c. Aturan-aturan Dalam Membuat Subnet Mask
1) Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, oktet pertama
dari subnet pasti 255.
2) Angka maksimal untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan
sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika
anda menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan
tersisa untuk host ID. Ya, pastilah nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga
tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi
angka 1 digunakan untuk broadcast address dan semua 0 digunakan untuk
mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit
untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1
digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu
sendiri) maka tidak akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya
maximum network ID adalah 30 bit.
3) Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9
nilai saja yang mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0).
Tabel berikut ini adalah kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 9 bit.
Binary Octet Decimal
00000000 010000000 12811000000 19211100000 22411110000 24011111000 24811111100 25211111110 254
7
11111111 255
d. Private dan Public Address
Host apapun dengan koneksi langsung ke internet harus memiliki IP
address unik global. Tapi, tidak semua host terkoneksi langsung ke internet.
Beberapa host berada di dalam network yang tidak terkoneksi ke internet.
Beberapa host terlindungi firewall, sehingga koneksi internet mereka tidak
secara langsung.
Beberapa blok IP address khusus digunakan untuk private network atau
network yang terlindungi oleh firewall. Terdapat tiga jangkauan (range) untuk
IP address tersebut seperti di tabel berikut ini. Jika anda ingin menciptakan
jaringan private TCP/IP, gunakan IP address di tabel ini.
CIDR Subnet Mask Address Range
10.0.0.0/8 255.0.0.0 10.0.0.1 – 10.255.255.254
172.16.0.0/12 255.255.240.0 172.16.1.1 – 172.31.255.254
192.168.0.0/16 255.255.0.0 192.168.0.1 – 192.168.255.254
B. ALAT DAN BAHAN
a. Personal Computer/Laptop yang dilengkapi NIC
b. Hub/Switch
c. Kabel UTP Straight
C. LANGKAH KERJA
a. Menyiapkan semua alat dan bahan pada tempat yang aman.
b. Memeriksa dan memastikan semua alat dan bahan dalam kondisi baik.
c. Hubungkan beberapa komputer/laptop ke switch/hub dengan
menggunakan kabel UPT Straight dan jangan lupa untuk
menyambungkan switch/hub dengan sumber daya listrik.
8
Gambar 3: Jaringan dengan pengkabelan UTP Straight
d. Dalam kasus ini digunakan IP Address kelas C jaringan 192.168.10.0/29.
Sehingga Subnet Mask yang digunakan adalah :
11111111.11111111.11111111.11111000
255. 255. 255. 248
e. Kemudian dapat ditentukan jumlah range IP-nya dengan cara:
Range IP : 23 = 8
Pangkat 3 diambil dari jumlah bit yang bernilai ‘0’ dari Subnet Mask.
f. Jumlah maksimal host setiap subnet adalah :
Jumlah host maksimal : 23 - 2 = 8
Atau dengan kata lain, jumlah Range IP dikurang 2 yaitu untuk SubnetID
dan Broadcast ID.
g. Dengan demikian Range IP yang dapat digunakan di masing-masing
Subnet adalah :
1) 192.168.10.0 – 192.168.10.7
2) 192.168.10.8 – 192.168.10.15
3) 192.168.10.16 – 192.168.10.23
4) 192.168.10.24 – 192.168.10.31
5) 192.168.10.32 – 192.168.10.39
6) 192.168.10.40 – 192.168.10.47
7) 192.168.10.48 – 192.168.10.55
8) dan seterusnya…
h. Sedangkan SubnetID masing-masing adalah :
1) 192.168.10.0
2) 192.168.10.8
3) 192.168.10.16
4) 192.168.10.24
5) 192.168.10.32
9
6) 192.168.10.40
7) 192.168.10.48
8) dan seterusnya…
i. BroadcastID-nya :
1) 192.168.10.7
2) 192.168.10.15
3) 192.168.10.23
4) 192.168.10.31
5) 192.168.10.39
6) 192.168.10.47
7) 192.168.10.55
8) dan seterusnya…
j. IP Address yang valid dan bisa digunakan adalah :
1) 192.168.10.1 – 192.168.10.6
2) 192.168.10.9 – 192.168.10.14
3) 192.168.10.17 – 192.168.10.22
4) 192.168.10.25 – 192.168.10.30
5) 192.168.10.33 – 192.168.10.38
6) 192.168.10.41 – 192.168.10.46
7) 192.168.10.49 – 192.168.10.54
8) dan seterusnya…
k. Lakukan konfigurasi IP di masing-masing komputer yang akan
terhubung, baik untuk jaringan Peer-to-Peer atau yang menggunakan
switch/hub.
1) Masuk ke dalam Control Panel, pilih Network Connections
kemudian pilih Local Area Connection, lihat gambar 4 dan jika
muncul seperti gambar 5, pilih Properties.
10
Gambar 4: Network Connection dalam Control Panel
Gambar 5: Local Area Connection Status
2) Setelah muncul menu Local Area Connection Properties (gambar
6a), pilih Internet Protocol (TCP/IP) kemudian klik Properties
sehingga muncul menu seperti gambar 6b.
11
Gambar 6: (a) Local Area Connection Properties dan
(b) Internet Protocol (TCP/IP) Properties
3) Ada 2 macam konfigurasi IP :
Obtain an IP address outomatically : konfigurasi IP secara
otomatis dengan menggunakan DHCP Server.
Use the following IP address : konfigurasi IP secara manual
dengan mengisikan langsung di masing-masing perangkat
jaringan
Pada kasus ini gunakan Use the following IP address karena
tidak menggunakan DHCP Server.
4) Kemudian isikan IP Address seperti yang telah ditentukan di atas
(Subnet ke 7), 192.168.10.49 sampai dengan 192.168.10.54. IP
Address antara satu komputer/laptop dengan komputer/laptop yang
lain dalam satu jaringan LAN tidak boleh sama.
5) Subnet Mask diisi 255.255.255.248.
6) Default gateway dan DNS Server dikosongkan saja.
7) Kemudian klik OK, sehingga tahap konfigurasi IP sudah selesai.
l. Setelah konfigurasi IP selesai, lanjutkan dengan mengecek konektifitas
jaringan dengan perintah “ping”.
12
a b
1) Coba ping IP Address komputer/laptop dalam satu Network dan
analisa.
2) Coba ping IP Network ID, analisa dan beri alasan.
3) Coba ping IP Broadcast ID, analisa dan beri alasan.
D. HASIL DAN KESIMPULAN
1. Hasil
a. Ping ke IP Address komputer/laptop dalam satu Network (misal
192.168.10.50 dan 192.168.10.51) hasilnya adalah sebagai berikut :
Gambar 7: Ping IP komputer/laptop dalam satu network
b. Ping ke IP Network ID 192.168.10.48 hasilnya adalah sebagai berikut :
13
Gambar 8: Ping IP Network ID 192.168.10.48
c. Ping IP Broadcast ID 192.168.10.55 hasilnya adalah sebagai berikut:
Gambar 9: Ping IP Broadcast ID 192.168.10.55
2. Kesimpulan
a. Ping ke IP Address komputer/laptop dalam satu Network (misal
192.168.10.50 dan 192.168.10.51) berhasil dilakukan. Karena IP tersebut
terletak dalam satu jaringan dan bukan SubnetID ataupun BroadcastID.
b. Ping ke IP Network ID 192.168.10.48 tidak berhasil, hasilnya
“Destination specified is invalid.”. Hal ini karena jika
menggunakan Subnet Mask 255.255.255.248, maka IP 192.168.10.48
dikenali sebagai Network ID. Sehingga IP tersebut tidak bisa digunakan
(invalid) sebagai IP Host. Oleh karena itu IP tersebut tidak bisa di-Ping.
14
c. Ping ke IP Broadcast ID 192.168.10.55 tidak berhasil, hasilnya
“Request timed out.”. Hal ini terjadi karena jika menggunakan
Mask 255.255.255.248, maka IP 192.168.10.55 dikenali sebagai
Broadcast ID. Broadcast ID digunakan untuk mencari informasi daya
yang dicari, apakah informasi tersebut bisa ditemukan atau tidak.
Broadcast ID hanya bisa memancarkan, tidak bisa menerima. Sehingga
ketika IP Broadcast di-Ping, maka Broadcast ID tidak bisa merespon.
15