Upload
phamliem
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KUALITAS PELAYANAN BANK RAKYAT
INDONESIA DALAM PEMBERIAN
KREDIT PRODUKTIF KANTOR
CABANGKOTA SERANG
SKRIPSI
DiajukanSebagai Salah SatuSyaratUntukMemperolehGelarSarjana (S1)
Program StudiAdministrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Oleh:
ARIO DILLA
NIM. 6661092635
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, NOVEMBER 2016
LEMBAR PERSEMBAHAN
Ilmu,
Bukan seberapa banyak ilmu itu dipelajari,
Tapi seberapa banyak ilmu itu diterapkan
Bukan seberapa tinggi tingkat pendidikan yang dicapai,
Tapi seberapa besar manfaat ilmu itu dirasakan olehnya dan
lingkungannya,
Bukan seberapa jauh jarak yang ditempuh untuk mencapainya,
Tapi seberapa jauh ilmu itu dapat diajarkan ke generasi selanjutnya
Ilmu, Semoga bermanfaat…
MOTO
‘’JANGAN PERNAH MENYERAH JIKA KAMU
INGIN MENCOBA JANGAN BIARKAN
PENYESALAN DATANG KARENA KAMU
SELANGKAH LAGI UNTUK MENANG’’
ABSTRACK
Ariodilla. NIM. 1092535. SKRIPSI. Kuantitas Pelayanan Bank Rakyat Indonesia Dalam
Pemberian Kredit Produktif Kantor Cabang Kota Serang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan Bank BRI dalam
pemberian kredit Kantor Cabang Kota Serang. Kredit produktif ini, diperlukan perusahaan
untuk meningkatkan produksi, baik peningkatan kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi.
Penelitian ini bertitik pada pengukuran tingkat kepuasaan pelanggan yang dikutip oleh Philip
Kotler (1994 : 561). Teori ini adalah menelaah lima determinat kualitas jasa yang dapat
diamsumsikan : 1) keandalan. 2) Keresponsipan, . 3) Keyakinan 4) Empati, 5) Berwujud.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, karena tujuan pokok dari
penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan dalam kualitas pelayanan
bank dalam pemberian kredit produktif. Pelanggan atau nasabah sebanyak 3.270 orang.
Jumlah sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan rumus solvin dengan persisi
sampling eror 10 %. Sementara sampel yang diambil sebanyak 97 responden. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuisioner dengan skala 5
tingkat (linkert) penelitian ini mengunakan dua variabel, yaitu variable x yang merupakan
tingkat kinerja dan variabel y yang merupakan tingkat kepentingan pelanggan. Yang diukur
dalam diagram cartisius. Hasilnya, kemampuan perusahaan untuk cepat tanggap dalam
menghadapi masalah yang timbul dan bertanggung jawab pada keamanan dan kenyamanan
nasabah. Kesimpulannya, ketersediaan dalam pengarahan petugas mengenai mekanisme
pemberian kredit produktif perusahaan belum sesuai dengan keinginan pelanggan.
Ketersediaan dan kecakapan petugas dalam pelayanan petugas dapat dilaksanakan dengan
baik dan dapat memuaskan pelanggan. Ketersediaan dalam kejelasan sistem operasional
prosedur petugas dalam pemberian kredit, kesesuaian yang ditetapkan progam layanan
sebenarnya sudah cukup baik, hanya saja dalam pengarahan kebutuhan pelanggan masih
kurang optimal. Sehingga menimbulkan keluhan yang didampaikan pelanggan.
ABSTRACT
Ario Dilla. NIM. 1092535. Thesis. Quantity Service Bank Rakyat Indonesia
Productive Lending In Serang Branch Office.
The purpose of this study was to determine the service quality of Bank BRI in lending
Branch Office of Serang. This productive credit, required the company to increase
production, both increased quantitatively, the amount of production. This study
focused on measuring the level of customer satisfaction cited by Philip Kotler (1994:
561). This theory is examining five determinate the quality of services that can be
assumed to be: 1) the reliability. 2) Responsiveness, 3) The certainty 4) Empathy,5)
Tangible, The method used is quantitative method, because the ultimate goal of this
study was to measure the level of customer satisfaction in the quality of banking
services in the provision of productive credit. Customers or clients as much as 3,270
people. Total sample was determined by using the formula solvin with precision
sampling error of 10%. While samples taken as many as 97 respondents. Data
collection techniques used is by distributing questionnaires to the five-level scale
(linkert) This study uses two variables, the variable x is the level of performance and
variable y is the level of customer interest. Measured in cartisius diagram. As a
result, the company's ability to be responsive in dealing with problems that arise and
are responsible for the safety and comfort of customers. This is very important for
customers Availability in the clarity of operational systems officer in lending
procedures, suitability defined service program is already quite good, only in the
direction of the needs of the customer is still less than optimal. Giving rise to the
complaints of customers.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillahirobbil’alamin penulis
panjatkan kehadirat ALLAH SWT, serta shalawat salam tercurahkan untuk Nabi
Muhammad SAW, sahabat beserta keluarganya, karena dengan ridho, rahmat,
karunia dan kasih sayang-Nya yang berlimpah sehingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul “Kualitas Pelayanan Bank BRI dalam
Pemberian Kredit Produktif Kantor Cabang Kota Serang”.
Dalam penyususnan Laporan Tugas Akhir ini penulis banyak dibantu oleh
berbagai pihak, dan pada kesempatan ini penulis menghaturkan banyak terima
kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada Yang Terhormat :
1. Kepada Bapak Prof.DR. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Kepada Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos.,M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Kepada Ibu Listyaningsih, S.Sos.,M.Si, Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
4. Kepada Ibu Rina Yulianti, S.Sos, M,Si, Dosen Pembimbing 1.
5. Kepada Deden M Haris, S.sos M,Si, Dosen Pembimbing 2.
6. Kepada Ibu Titi Stiawati, S.Sos, M,Si, Dosen Pembimbing Akademik.
7. Kepada Staf Program Studi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Kepada Seluruh Staff Kantor Pelayanan Bank BRI Cabang Kota Serang.
9. Kepada kedua Orang tua saya, atas dukungan, doa, dan hal-hal positif yang
selalu di berikan kepada saya selama ini dengan tulusnya.
10. Kepada teman-teman seperjuangan Administrasi Negara Untirta 2009,
teman-teman kelas G NR yang selalu memberi dan berbagi suka duka dan
canda tawa setiap harinya selama 7 tahun bersama.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis menerima saran dan masukan demi perbaikan
laporan ini.
Serang, 31 Agustus 2016
Penulis,
Ario Dilla
6661092635
i
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ORISINALITAS
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…..…………………………………………. 1
1.2 Identifikasi Masalah ……………………………………………….. 12
1.3 Pembatasan Masalah ………………………………………………. 13
1.4 Rumusan Masalah …………………………………………………. 13
1.5 Tujuan Peneliti …………………………………………………….. 13
1.6 Manfaat Hasil Peneliti ……………………………………………... 14
BAB II DESKRIPSI TEORI
2.1. Deskripsi Teori …………………………………………………... 15
2.1.1. Tinjauan Pelayanan …………………………………..... 15
2.1.2. Tinjauan Kualitas ……………………………………..... 16
2.1.3. Tinjauan Pelayanan Prima ……………………………... 19
2.1.4. Kualitas Pelayanan …………………………………….... 22
2.1.5. Mengelola Kulaitas Jasa ………………………………… 23
ii
2.1.6. Pendekatan Insiden Kritis ……………………………….. 25
2.1.7. Insiden Kritis ……………………………………………. 27
2.2 Pengertian Kredit ………………………………………………….. 27
2.2.1. Prinsip-prinsip Kredit …………………………………... 31
2.2.2. Macam-macam Kredit ………………………………….. 33
2.2.3. Tujuan dan Fungsi Kredit ………………………………. 35
2.3 Kerangka Berpikir ………………………………………………… 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian ………………………………………………… 41
3.2. Data Penaliti ……. ……………………………………………… 42
3.3.Metode Pengumpulan data ………………………………………. 42
3.3.1 Populasi ...………………………………………………. 42
3.3.2 Sampel ...……………………………………………….. 43
3.4. Teknik Analisis Data ……………………………………………… 44
3.5. Tempat dan Waktu Peneliti ………………………………………. 49
3.5.1 Tempat Peneliti ………………………………………… 49
3.5.2Waktu Peneliti …………………………………………. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan……………………………..………. 52
4.2..Hasil Penelitia (Analisis dan Pembahasan Setiap Faktor atauAtribut)
……………………………………………………………………………69
ii
iii
4.2.1 Analisis keandalan pelayanan..…………………………… 69
4.2.2 Analisis Keresponsifan ………………………………….. 71
4.2.3 Analisi Keyakinan…….………………………………….. 75
4.2.4 .Analisis Empati ………………………………………….. 78
4.2.5 Analisis Berwujud ……….……………………………….. 80
4.3 Diagram Kartesius ………… ………………………………………. 83
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 91
5.2 Saran ………………………………………………………………... 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
L
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi yang pesat pada saat ini menuntut diperlukannya
peranan sektor perbankan. Perbankan merupakan salah satu sektor ekonomi yang
sangat penting peranannya dalam pembangunan ekonomi Indonesia terutam dalam
menghadapi era pasar bebas dan globalisasi, baik sebagai perantara antara sektor
defisit dan sektor surplus maupun sebagai agent of development yangdalam hal ini
masih dibebankan pada bank-bank pemerintah. Bank memilikifungsi yaitu untuk
menarik uang dari dan menyalurkannya kepada masyarakat,oleh karena itu bank
harus memiliki kinerja yang baik yang dicapai dari aktivitas usahanya.
Bank dalam fungsinya memiliki peranan yang sangat penting dalam
perkembangan perekonomian Indonesia pada masa sekarang ini karena setiap aspek
kegiatan operasionalnya memiliki kaitan yang erat dengan perekonomian
nasional.Sesuai dengan Undang-Undang No.7/1992 ketentuan umum tentang
perbankan sebagaimana diubah dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang
perbankan Bank dinyatakan sebagai “badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”. Hal ini sejalan dengan tujuan
bank sebagai lembaga keuangan yang berperan mendukung pembangunan
2
perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak,
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan stabilitas nasional.
Dalam setiap kegiatan operasionalnya bank melakukan peranannya dalam
proses intermediasi. Peran ini merupakan yang paling penting diantara peran lainnya
karena berhubungan langsung dengan kegiatan utama bank yaitu menghimpun dana
dari masyarakat yang kelebihan dana idle fund surplus unit dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana (deficitunit). Peranan inilah
yang dilaksanakan oleh bank dalam rangka memperlancar pembayaran dan pelayanan
jasa kepada masyarakat.
Adapun yang menjadiperanlain dari bank yaitu dalam memperlancar
pembayaran dan pelayanan jasa kepada masyarakat, juga mengharapkan laba dari
kegiatan operasionalnya. Kemampuan bank dalam menghasilkan rentabilitas bank
dapat memperlihatkan kinerja bank yang bersangkutan, karena tingkat rentabilitasnya
merupakan salah satu alat ukur dalam menilai kesehatan dan kinerja bank. Semakin
tinggi tingkat rentabilitasnya, maka akan semakin baik kinerja bank tersebut.
Dalam penilaian kinerja bank diperlukan suatu tolak ukur untuk mengukur
kemampuan hasil usaha tersebut, antara lain dengan menggunakan rasio keuangan
perbankan yang meliputi ratio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Dengan
menggunakan rasio inidapat diketahui apakah kinerja bank tersebut apakah
meningkat atau mengalami penurunan. Peranan sektor perbankan itu sendiri harus
3
didukung dengan tingkat kesehatan bank yang baik, karena akan menentukan kinerja
bank tersebut.
Masyarakat Indonesia dewasa ini sedang giat-giatnya membangun di segala
bidang, mengusahakan agar hasil dari pembangunan itu dapat mencapai tujuan
pembangunan nasional, yaitu masyarakat adil dan merata, dimana hasil-hasil materil
dan spiritual yang dicapai dalam pembangunan harus dapat dinikmati merata oleh
seluruh bangsa, dan tiap-tiap warga negara berhak menikmati hasil-hasil
pembangunan yang layak diperlukan bagi kemanusiaan. Dengan meratanya hasil
pembangunan serta dinikmati oleh seluruh warganya, maka pembangunan itu bukan
milik satu golongan saja, tetapi sesuai dengan tujuannya, diperuntukkan bagi semua
warga negara Indonesia.
Dalam rangka memeratakan hasil dari pembangunan di Indonesia, maka
pemerintah Indonesia menempuh berbagai cara dan kebijaksanaan bagi pengusaha-
pengusaha dari berbagai golongan terutama golongan pengusaha ekonomi lemah.
Pemerintah Indonesia lebih meningkatkan keahlian dari kemampuan mereka, karena
dengan diberikannya dorongan dan kesempatan tersebut, berarti hasil dari
pembangunan akan dapat dirasakan oleh sebagian besar dari rakyat Indonesia, dan
dengan demikian, pemerataan yang dicita-citakan akan terwujud. Dalam
pembangunan nasional tersebut terdapat bidang-bidang pembangunan lainnya yang
salah satu di antaranya adalah pembangunan dibidang ekonomi dimana pembangunan
4
bidang ekonomi ini didasarkan pada demokrasi ekonomi yang peranan pentingnya
dipegang oleh lembaga keuangan.
Pelayanan merupakan faktor paling penting didalam suatu dunia usaha yang
bersifat jasa. Perbankan memegang peranan penting dalam perekonomian sebab
perbankan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan khususnya dibidang
ekonomi. Pada dasarnya bank merupakan lembaga yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat
dalam bentuk simpanan.
Menurut Gronross yang dikutip dari Ratminto (2005:2), pelayanan adalah suatu
aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasatmata (tidak dapat diraba)
yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antar konsumen dangan karyawan atau
hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan
untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.
Sedangkan pengertian pelayanan publik menurut Undang-Undang No.25 Tahun
2009 tentang pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Tujuan dari pelayanan publik
adalah untuk memuaskan keinginan masyarakat pada umumnya.Untuk mencapai
5
kepuasan pelanggan maka harus ada kualitas pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan masyarakat atau pelanggan.
Kualitas pelayanan ini adalah kesesuaian antara harapan dengan kenyataan
yang diterima oleh seseorang, penilaian masyarakat atau pelanggan terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan akan tergantung kepada
tingkat pelayanan yang dirasakan sesuai dengan atau melebihi harapannya. Untuk
menumbuhkan kepuasan pelanggan bukanlah hal yang mudah karena penyedia jasa
harus mampu memberikan pelayanan yang berkualitas, sebab kualitas dapat
mendorong pelanggan untuk menjalin hubungan yang erat dengan perusahaan,
dimana hubungan tersebut memungkinkan perusahaan untuk mengetahui apa
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Dunia perbankan Indonesia saat ini diwarnai dengan persaingan yang semakin
ketat. Untuk menciptakan bisnis yang berulang dengan nasabah yang sudah ada di
tangan menempati titik sentral dalam upaya bank untuk tetap unggul dalam
persaingan jangka panjang hal ini dikarenakan bisnis perbankan merupakan bisnis
jasa yang berdasarkan pada azas kepercayaansehingga masalah kualitas pelayanan
menjadi faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilannya.
Tumbuh dan berkembangnya bisnis perbankan tidak hanya ditandai dengan
banyaknya kantor cabang yang dibuka akan tetapi dapat dilihat dari munculnya
produk- produk baru dengan segala macam atribut yang dimiliki oleh setiap bank
seperti memberikan bunga yang tinggi, jaminan kredit,berbagai hadiah, fasilitas
6
online, ATM serta fasilitas lainnya. PT. Bank Rakyat Indonesia yang dikenal dengan
nama Bank BRI adalah salah satu bank terkemuka di Indonesia yang telah tersebar
luas di seluruh wilayah Indonesia dan memiliki unit kerja yang sangat luas, sampai
pada daerah Kota Serang provinsi Banten adalah PT. BRI (Persero) Kota Serang
Adapun jasa yang tersedia pada PT. Bank Rakyat Indonesia Kota Serang antara lain:
Giro, Deposito, Surat Berharga, Kredit dan Tabungan yang terdiri dari Britama,
Simpedes, dan Tabungan Haji.dari pelanggan. Oleh karena itu penelitian ini lebih
difokuskan hanya pada.jasa layanan kredit Bank BRI
Kredit merupakan salah satu bagian pembentukan modal yang dilakukan oleh
lembaga keuangan dalam hal ini pihak perbankan kemasyarakat dalam upaya
mendorong kinerja usaha sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
produktivitas usaha sektor riil yang dilakukan oleh masyarakat secara individu
maupun kelompok..
Salah satu indikasi yang terkadang menjadi suatu masalah dalam perbankan
adalah bahwa tidak hanya sekedar menyalurkan kredit saja melainkan bagaimana
kredit tersebut dapat kembali sesuai dengan jangka waktu dan imbalan bunga yang
telah disepakati kedua belah pihak karena hal itu yang menggolongkan suatu Bank
dikatakan sehat apabila dalam penyaluran dan pengembalian kredit, keduanya dapat
berjalan lancar dan terus mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya.Sedangkan untuk mengetahui tingkat resiko yang terjadi dilakukan
7
analisis kredit atau penilaian kredit terhadap kredit bermasalah atau problem loan
diantaranya kredit kurang lancar, diragukan dan kredit macet.
Berdasarkan observasi awal sarana penunjang pelaksanaan layanan kredit pada
Bank BRI Kanca Kota Serang hal ini dikarenakan layanan memiliki permasalahan
sehingga bentuk permasalahan tersebut,
1. Belum jelasnya pengarahan petugas Bank BRI mengenai mekanisme
pemberian kredit kepada nasabah sehingga nasabah kurang memahami
tentang mekanisme dalam layanan pembrian kredit.
2. Kurangnya kesopanan petugas Bank BRI dalam melayani pemberian kredit
kepada nasabah dimana sikap petugas sangat berpengaruh dalam pelayanan
kaulitas Bank.
3. Kurangnya kejelasansystem oprasional prosedur petugas Bank BRI dalam
melayani pemberian kredit kepada nasabah
Dalam kondisi persaingan yang ketat tersebut, hal utama yang harus
diprioritaskan oleh Kantor Cabang Bank BRI adalah kepuasan pelanggan agar dapat
bertahan dan bersaing dalam dunia perbankan, pimpinan harus tahu hal-hal apa saja
yang di anggap penting oleh para nasabahnya dan pimpinan berusaha Untuk
menghasilkan kinerja (performance) sebaik mungkin sehingga dapat memuaskan
pelanggan, itu lah sebabnya perlu di lakukan,”importance”dan “performance
analysis”,
8
Kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan menjadi topik yang hangat
dibicarakan pada tingkat global, nasional industry dan perusahaan. Kepuasan
pelanggan ditentukan oleh jasa yang di kehendaki oleh pelanggan, sehingga jaminan
kualitas menjadi prioritas utama bagi setiap perusahaan,yang pada saat ini khususnya
dijadikan sebagai tolak ukur keunggulan daya saing perusahaan
Pada dasarnya, pengertian kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan merupakan
perbedaan antara harapan dan kinerja yang dirasakan jadi pengertian kepuasan
pelanggan berarti bahwa kinerja suatu barang sekurang-kurangnya sama dengan apa
yang diharapkan seperti nasabah mengharapkan kejelasan atas mekanisme dalam
pemberian kredit akan tetapi kenyataanya kurang jelasnya mekanisme dalam
pemberian kredit menimbulkan rasa tidak puas
Meskipun timbul banyak kesulitan dalam pengukuran kepuasan pelanggan,
namun ada prinsipnya, pada hakikatnya pengukuran kepuasan pelanggan menyangkut
penentuan 3 faktor, yaitu:
1. Pilihan tentang ukuran kinerja yang tepat,
2. Proses pengukuran secara normatif,
3. Instrument dan teknik pengukuran yang di pergunakan untuk
menciptakan suatu indicator.
Dengan melihat adanya permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan
pelayanaan Bank BRI Kanca Kota Serang dalam layanan pemberian kredit,maka
9
penulis tertarik untuk melakukan penellitian mengenai „‟Kualitas Pelayanan Bank
BRI Dalam Pemberian Kredit (Studi Kasus di Kota Serang), karena pelayanaan pada
dasarnya adalah kegiatan yang di tawarkan oleh organisasi atau perorangan pada
konsumen (yang di layani), yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimilik.
Sehingga kegiatan pelayanan yang dilaksanakan organisasi untuk melaksanakan
strategi yang telah di tetapkan dan untuk menilai apakah kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia,proses dan lingkungan dapat terpenuhi
atau melebihi harapan sebagaimana semestinya dan bagaimana manfaatnya dan
dampaknya bagi manajemen dan stakeholders.
Berdasarkan latarbelakang tersebut di atas maka penulis tertarik untuk
mengangkat judul: Kualiatas Pelayanan Bank Rakyat Indonesia dalam
pemberian kredit Produktif Kantor Cabang kota Serang
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengidentifikasi beberapa
masalah yang ada adapun permasalahan-permasalahan yang muncul dalam penelitian
adalah:
1. Kurangnya pengarahan petugas Bank BRI mengenai mekanisme pemberian
kredit produktif kepada nasabah
2. Kurangnya kesopanan petugas Bank BRI dalam melayani pemberian kredit
kepada nasabah
10
3. Kurangnya kejelasan system oprasional prosedur petugas Bank BRI dalam
melayani pemberian kredit kepada nasabah
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan penelitian, peneliti akan membatasi ruang lingkup
permasalahan, hal ini dikarenakan dengan adanya focus penelitian maka akan
memberikan batasan studi yang akan dilakukan. Karena apabila peneliti dilakukan
tanpa adanya batasan masalah peneliti akan terjebak dengan banyaknya data yang
melimpah di lapangan. Oleh karena itu, focus penelitian sangat penting dalam
perananya dalam memandang dan mengarahkan.
Maka fokus penelitian ini adalah fenomena-fenomena yang berhubungan
dengan „‟Kualitas Pelayanan Bank Rakyat Indonesia Dalam Pemberian Kredit Kantor
Cabang Kota Serang”
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, peneliti merumuskan masalah
yang diteliti, Bagaimanakah Kualitas Pelayanan Bank BRI Kota Serang dalam
pelaksanaan pemberian kredit ?
1.5 Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan pelaksanaan
penelitian ini adalah "untuk mengetahui kualitas pelayanan Bank BRI dalam
pemberian kredit.
11
1.6 Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat secara teoritis dan praktis dalam penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan
Ilmu Admnistrasi Negara,terutama kajian kualitas pelayanan.
2. Secara praktis, diharapkan hasil penelitian dapat menjadi referensi bagi
peneliti-peneliti lain yang menjadikan kualitas pelayanan sebagai objek
kajiannya.
3. Hasil peneliti ini di harapkan dapat memberikan rekomendasi terhadap
kualitas pelayanan Bank BRI dalam pemberian kredit produktif di Bank BRI
Kota Serang
12
BAB II
DESKRIPSI TEORI
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Tinjauan Pelayanan
Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan oleh organisasi
atau perorangan kepada konsumen (customer/yang dilayani), yang bersifat tidak
berwujud dan tidak dapat dimiliki. Hal ini sesuai dengan apa yang di sampaikan oleh
Norman (1991; 14) mengenai karakteristik tentang pelayanan, yakni sebagai berikut :
1) Pelayana bersifat tidak dapat diraba, pelayanan sangat berlawanan sifatnya
dengan barang jadi.
2) Pelayanan itu kenyataanya terdiri dari tindakan nyata dan merupakan
pengaruh yang sifatnya adalah tindakan sosial.
3) Produksi dan konsumsi dari pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata,
karena ada umumnya kejadiannya bersamaan dan terjadi di tempat yang sama.
Pelayanan adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu
yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan
produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka
meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar atau pun
sebagai strategi untuk terus tumbuh
13
Karakteristik tersebut dapat dijadikan dasar bagaimana memberikan
pelayanan yang terbaik (prima). Pengertian yang lebih luas juga di sampaikan oleh
Daviddow dan Utal (1989; 19) bahwa pelayanan merupakan usaha apa saja yang
mempertinggi kepuasan pelanggan (whatever enhances customer satisfaction).
Adapun keputusan MENPAN Nomor.81 Tahun 1993 yang di maksud
pelayanan umum adalah segala bentuk pelayanan pusat dan daerah, di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian pelayaanan yang
dilakukan oleh pemerintah dapat berupa fisik.Non fisik maupun administrative.
2.1.2. Tinjauan Kualitas
Pengertian kualitas menurut Goets dan Davis dalam Tjiptono (2001; 51) di
nyatakan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau lebih harapan.
Dengan demikian menurut Wyekof (dalam Lovelock, 1988; 43) kualitas
jasa/pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas
tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.Konsep kualitas
pelayanan menurut Tjiptono (2001; 59) adalah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya mengimbangi harapan
pelanggan.
Selanjutnya konsep kualitas menurut Gaspersz (2001; 5) mengacu pada
pengertian pokok yaitu:
14
Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan
langsung maupun keistimewaan atraktif (mempunyai daya tarik; bersifat
menyenagkan) yang dapat memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian
memberikan kapuasan atas penggunaan produk. Kualitas terdiri dari segala sesuatu
yang bebas dari kekurangan atau kerusakan .
Acuan dari kualitas seperti di jelaskan di atas, menunjukan bahwa kualitas
selalu berfokus pada kepentingan atau kepuasan pelanggan (customer focused
quality).Dengan demikian menurut Vincent Gaspearsz (dalam Sampara Lukman dan
Sugiyanto, 2001; 19) produk-produk di desain, produksi, serta pelayanan di berikan
untuk memenuhi keinginan pelanggan. Oleh karena itu, maka kualitas mengacu pada
segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan, suatu produk yang di hasilkan
dapat mengahsilkan dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan
pelanggan, dapat di manfaatkan dengan baik, serta diproduksi (dihasilkan) dengan
cara yang baik dan benar.
Kepuasan pelanggan (masyarakat) dapat dicapai apabila aparatur pemerintah
yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelayanan dapat mengerti
dan menghayati serta berkeinginan untuk melaksanakan pelayanan prima.
Kualitas pelayanan berhasil dibangun, apabila pelayanan yang diberikan
kepada pelanggan mendapatkan pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani.
Pengakuan terhadap keprimaan sebuah pelayanan, bukan dating dari aparatur yang
15
memberikan pelayanan, melainkan datang dari pengguna jasa layanan (pelanggan/
stakeholders).
Menurut Zeithahaml etal seperti di kutip yun, yong, dan loh (dalam Sampara
Lukman dan Sugiyanto, 2001; 6) menyatakan bahwa mutu pelayanan didefinisikan
oleh pelanggan. Oleh karena itu, mutu pelayanan adalah kesesuaian antara harapan
dan atau keinginan dengan kenyataan, sejalan dengan hal tersebut maka dimensi yang
sangat melekat dengan mutu pelayanan adalah:
1) Tidak nyata, artinya penampilan fasilitas fisik, peralatan, tenaga kerja, dan
metode yang digunakan dalam berkomunikasi dengan pelanggan.
2) Daya uji, artinya kemampuan menunjukan sebagai jasa yang dapat
diandalkan dengan akurat seperti yang dijanjikan (standar).
3) Daya tanggap, artinya kemauan membantu pelanggan dan menyadiakan
layanan dengan segera.
4) Keterampilan, artinya memiliki keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan
untuk memberikan pelayanan sesuai standar pelayanan.
5) Keramahan, artinya sopan dan santun, penghargaan, perhatian, dan
persahabatan, dari orang yang menghubungi.
6) Kredibilitas, artinya ketulusan, kepercayaan, kejujuran, dari pemberi layanan.
7) Keamanan, artinya kebebasan dari bahaya ,resiko, atau keragu-raguan.
8) Akses, artinya kemudahan untuk didekati dan atau dihubungi.
16
9) Komunikasi, artiya memberikan pengetahuan yang dapat dipahami oleh
pelanggan dan mendengarkan mereka.
10) Pengertian, artinya berusaha mengenal pelanggan dan kebutuhannya.
2.1.3 Tinjauan Pelayanan Prima
1. Pengertian Pelayanan Prima
Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah “Excellent service” yang
secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik dan atau pelayanan yang terbaik,
karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh Bank yang
memberikan pelayanan. Apabila bank pelayanan belum mamiliki standar pelayanan,
maka pelayanan disebut sangat baik atau terbaik atau akan menjadi prima, manakala
dapat memuaskan pihak yang dilayani (pelanggan). Jadi pelayanan prima dalam hal
ini sesuai dengan harapan pelanggan.
Tentunya agar keprimaan suatu pelayanan dapat terukur, bagi Bank pemberi
pelayanan yang belum memiliki standar pelayanan, maka perlu membuat standar
pelayanan prima sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Dimensi Pelayanan Prima
Menurut Gaspersz (dalam Supriyanto,2001; 27) menyatkan bahwa ada beberapa
dimensi yang harus diperhatikan untuk meningkatkan mutu pelayanan, yaitu:
1) Ketepatan waktu pelayanan, hal-hal ini yang perlu di perhatikan disini terkait
dengan waktu tunggu dan waktu proses.
17
2) Akurasi pelayanan, berkaitan dengan rehabilitas pelayanan dan bebas dari
kesalahan pelayanan.
3) Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan.
4) Tanggung jawab, berkaitan dengan penerimaan pesanan dan penanggung
keluhan dari pelanggan eksternal.
5) Kelangkapan, berkaitan dengan lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana
pendukung.
6) Kemudahan mendapatkan pelayanan, berkaitan dengan banyaknya “outlet”
banyaknya petugas yang melayani, seperti kasir, staff dministrasi, dan
lainya,. Banyaknya fasilitas pendukung, seperti komputer untuk memproses
data dan lain-lain.
7) Variasi model pelayanan, berkaitan dengan “inovasi” untuk memberikan
pola-pola baru dalam pelayanan.
8) Pelayanan pribadi, berkaitan dengan felksibilitas, penanganan permintaan-
permintaan khusus dan lain-lain.
9) Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dangen lokasi, ruang
dan tempat pelayanan, kemudahan menjangkau, tempat parkir kendaraan,
ketersediaan informasi, petunjuk-petunjuk dan lain-lain.
10) Atribut pendukung pelayanan lainya, seperti lingkungan, kebersihan ruangan
tunggu, fasilitas musik, AC, dan lain-lain.
18
3. Tinjauan dan Manfaat Pelayanan Prima
Tinjauan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat
memenuhi dan memuaskan pelanggan atau masyarakat serta memberikan fokus
pelayanan kepada pelanggan. Pelayanan prima pada sector public didasarkan pada
aksisma bahwa “pelayanan dalah pemberdayaan” jika sektor bisnis atau swasta
tentunya pelayanan selalu bertujuan atau berorientasi profit atau keuntungan
perusahaan. Pelayanan sektor publik tidaklah mencari untung, tetapi memberikan
pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara sangat baik atau terbaik.
Dalam hal pemberdayaan masyarakat ini, pelayanan yang diberikan tidaklah
bertujuan selain mencari untung, juga menjadikan masyarakat justru terbebani atau
terperdayakan dengan pelayanan dari Bank yang diterimanya. Untuk itu pelayanan
prima sektor publik yang dilakukan bank , selain memenuhi kebutuhan hajat hidup
masyarakatnya, sudah barang adalah untuk memberdayakan bukan pemberdayaan,
serta membangun kepercayaan masyarakat kepada bank.
Sala satu yang menambah buruk krisis sampai saat ini adalah buruknya
kepercayaan masyarakat terhadap sektor bank terutama di sektor pelayanan publik.
Sehingga munculnya sikap, anggapan dan penilaian terhadap Bank, jadi demikian
perbaikan pelayanan sektor publik jelas merupakan kebutuhan yang mendesak bahwa
dalam rangka administrasi negara perbaikan pelayanan publik merupakan kunci
keberhasilan, pelayan prima bertujuan memberdayakan,sehingga akan membutuhkan
19
kepercayaan publik atau masyarakat kepada bank, adapun kepercayaan adalah awal
atau modal dari kalaborasi dan partisipasi masyarakat dalam program-program
pembangunan.
Adapun pelayanan prima akan bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas
pelayanan Bank kepada masyarakat sebagai pelanggan dan sebagai acuan untuk
pengembangan penyusunan standar pelayanan, baik pelayanan, pelanggan atau
steakholder dalam rangka kegiatan pelayanan akan mamiliki acuan mengenai
mengapa, kapan, dengan siapa, bagaimana pelayanan harus dilakukan.
2.1.4 Kualitas pelayanan
Kualitas pelyanan adalah sebuah kata yang harus dikerjakan dengan
baik.aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan
bagian utama dari strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggalan yang
berkesenambungan, baik sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi Untuk
terus tumbuh.
Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas
yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan
keinginan pelanggan atau nasabah
Philip Kotler (1994: 465) membagi macam-macam jasa sebagai berikut :
1. Barang berwujud murni
2. Barang berwujud yang disertai jasa
20
3. Campuran
4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan
5. Jasa murni
2.1.5 Mengelola kualitas jasa
Suatu perusahan jasa untuk tetap dapat unggul bersaing adalah memberikan
jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari persaingannya secara konsisten. Harapan
pelanggan dibentuk oleh pengalaman masa lalunya, pembicaraan dari mulut ke mulut
serta promosi yang dilakukan oleh perusahan jasa, kemudian di bandingkannya.
Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1991:240) membentuk model kualitas jasa
yang melihat syarat-syarat utama Untuk memberikan kualitas jasa yang
diharapkan.adapun model dibawah ini mengidentifikasikan lima kesenjangan yang
mengakibatkan kegagalan penyampaian jasa, yaitu:
1. Kesenjangan antara harapan konsumen dan presepsi manajemen ,manajeman
tidak selalu memahami benar apa yang menjadi keinginan pelanggan
2. Kesenjangan antara presepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa.
Manajemen mungkin benar dalam memahami kainginan pelnggan tetapi tidak
menetapkan standar pelaksanaan yang spesifik
3. Kesenjangan antara spesifik kualitas jasa dan penyampaian jasa ,para personel
mungkin tidak terlatih baik dan tidak mampu memenuhi standar
21
4. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Harapan
konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat wakil-wakil dan iklan
perusahaan
5. Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan, terjadi bila
konsumen mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang berbeda dan
memiliki persepsi yang keliru mengenai kualitas jasa.
Terdapat lima determinan kualitas jasa yang dapat dirincikan sebagai berikut
(Philip Kotler 1994: 561).
1. Keandalan (realibility)kemampuan untuk melaksanakan jasa yan dijanjikan
dengan tepat dan terpercaya.
2. Keresponsifan (responsivenes) kemampuan untuk membantu pelanggan dan
memberikan jasa dengan cepat atau ketanggapan
3. Keyakinan (confidence) pengetahuan dan kesopanan karyawan serta
kemampuan mereka untuk manimbulkan kepercayaan dan keyakinan atau
“assurance”
4. Empati (emphaty) syarat Untuk peduli, member perhatian pribadi bagi
pelanggan.
5. Berwujud (tangible) penampila fasilitias fisik, peralatan, personil, dan media
komunikasi
22
Berbagai hasil studi menunjukan, bahwa perusahan jasa yang di kelola dengan
sangat baik memiliki sejumlah persamaan diantaranya adalah (Philip Kotler 1994:
561)
2.1.6. Pendekatan Insiden Kritis
Teknik insiden kritis (Flanagan,1954) merupakan pendekatan lain untuk
menentukan kebutuhan pelanggan. Telah dipergunakan didalam bentuk dimensi kerja
dalam system penilaian kinerja (Laten, Fay, dan Saari,1979: Lathan dan Waxley,
1977). Metode tidak hanya cocok diterapkan didalam pengembangan kuisioner akan
tetapi juga bias diterapkan didalam analisis proses bisnis dimana perusahan mencoba
mendefinisikan dan memahami kebutuhan pelanggan mereka, mungkin metode ini
akan mempermudah proses definisi dan pemahaman.
Pendekatan insiden tentang barang atau jasa yang diterima. Pelanggan
merupakan istilah umum mencakup siapa saja yang menerima suatu jenis barang atau
jasa dari beberapa orang lain atau kelompok orang. Pendekatan insiden kritis dapat
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kekuatan dari pendekatan insiden kritis
terletak didalam penggunaan atau pemanfaatan pelanggan dalam
mendefinisikan/menetukan suatu layanan yang bias membuat puas atau bahkan
kecewa, nasabah suatu Bank kecewa karena setipa kali menggunakan ATM untuk
memperoleh uang tunai (cash) mesinnya rusak, dan ,J Supranto (1995: 21)
23
Sebagainya pelanggan dalam posisiyang baik untuk membantu mengartikan
(memahami kebutuhan ini sebab penerima/pengguna produkyang d jual).Hanya
mempercayai pada standar organisasi atau berakibat diperolehnya daftar kebutuhan
yang mungkin tidak memuat faktor yang dianggap penting oleh pelanggan, juga suatu
daftar yang perlu dimasukan. pendekatan insiden kritis mengedintifikasi contoh
kinerja spesifik yang mengilustrasikan kinerja organisasi yang berkaitan dengan
barang atau jasa yang dijual pelanggan sebagai pembeli atau pengguna barang akan
dapat memberikan jawaban apakah barang yang telah dibelinya dapat memberikan
kepuasan atau kekecewaan, ciri atau karakteristik atau atribut apa dari barang
tersebut yang membuatnya kecewa, pimpinan harus segra mengetahui ciri apa dari
produk atau jasa yang membaut pelanggan kecewa, untuk segera dilakukan koreksi
atau pembetulan, kalau tidak akan bertambah jumlah pelanggan yang akan kecewa
atau tidak puas., J Spranto (1995: 23)
2.1.7 Insiden Kritis
Insiden kritis ialah terminologi atau istilah, sebagai suatu contoh kinerja
organisasi dari prespektif pembeli. Artinya insiden kritis adalah aspek kinerja
organisasi yang langsung dirasakan manfaatnya oleh para pelanggan (pembeli),
maksudnya bisa membuat pembeli puas atau kesewa. Sebagai akibatnya biasanya
insiden ini mendefinisikan “kinerja staff” (staff performance), (dalam perusahaan
pemberi jasa) dan “mutu barang” (product quality) (dalam perusahaan bukan jasa), J
supranto (1995: 23).
24
2.2 Pengertian Kredit
Secara etimologi kata kredit berasal dari bahasa Romawi “credere” yang berarti
kepercayaan. Oleh karena itu dasar dari pemberian kredit adalah kepercayaan.
Seseorang yang memberikan kredit percaya bahwa penerima kredit di masa
mendatang sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah diperjanjikan.
Menurut Thomas Suyatno (1997:12), kredit mempunyai arti antara lain :
“Hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan
pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang karena
penyerahan barang-barang sekarang”.
Sedangkan menurut H.M.A. Savelberg (Mariam Darus Badrulzaman,
1991:24), memberikan definisi kredit yaitu :
“Dasar dari setiap perikatan (verbintenis) di mana seseorang berhak menuntut
sesuatu dari yang lain, sebagai jaminan di mana seseorang menyerahkan kembali apa
yang diserahkan itu”.
Pengertian kredit juga dikemukakan oleh Teguh Pudjo Muljono (1997:12)
bahwa: “Kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan
pinjaman dengan suatu janji pembayaran akan dilakukan pada jangka waktu yang
disepakati”.
Namun untuk lebih memperjelas dan mempertegas pengertian kredit, maka
perlu juga dikemukakan pengertian kredit berdasarkan Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perbankan, yang mendefinisikan kredit yaitu :
25
“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga”.
“Pengertian Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian
atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji, pembayaran akan dilaksanakan
pada jangka waktu yang telah disepakati “.(Astiko, Manajemen Perkreditan (2000.
27),
Pengertian kredit yang lebih mapan untuk kegiatan perbankan di Indonesia
telah dirumuskan dalam Undang–Undang Pokok Perbankan No. 7 Tahun 1992
tentang ketentuan perbankan yang menyatakan bahwa kriteria adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan dengan jumlah bunga sebagai
imbalan.
Dalam praktek sehari–hari pinjaman kredit dinyatakan dalam bentuk
perjanjian tertulis baik dibawah tangan maupun secara materil. Dan sebagai jaminan
pengaman, pihak peminjam akan memenuhi kewajiban dan menyerahkan jaminan
baik bersifat kebendaan maupun bukan kebendaan.
Sebenarnya sasaran kredit pokok dalam penyediaan pinjaman tersebut bersifat
penyediaan suatu modal sebagai alat untuk melaksanakan kegiatan usahanya sehingga
26
kredit (dana bank) yang diberikan tersebut tidak lebih dari pokok produksi semata.
(Teguh P. Mulyono, 1987 , hal. 37)
Dari beberapa pengertian di atas, terdapat beberapa unsur yang terkandung
dalam kredit tersebut antara lain :
a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan
baik dalam bentuk uang, barang, jasa, akan benar-benar diterimanya setelah
jangka waktu yang tertentu dimasa akan datang.
b. Penyerahan secara sukarela, yaitu pemberi kredit menyerahkan sejumlah uang
kepada penerima kredit untuk digunakan sebaik-baiknya agar memperoleh
keuntungan.
c. Kemampuan, yaitu kemampuan ekonomi debitur untuk menepati janjinya,
dimana kemampuan itu bernilai ekonomis.
d. Perikatan, yaitu kepastian mengenai hubungan hukum yang terjadi antara debitur
dan kreditur tentang hak dan kewajiban.
e. Bunga, yaitu jumlah yang dibayarkan diperhitungkan dari kredit (modal) yang
diberikan guna keuntungan pihak kreditur agar usahanya (bank) tetap berjalan.
f. Jaminan, yaitu sesuatu yang diberikan kepada kreditur untuk menimbulkan
keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan
uang yang timbul dari suatu perikatan.
27
Menurut M. Djumhana (2003:381) bahwa berdasarkan jaminannya, kredit
dapat dibedakan antara lain :
a. Kredit tanpa jaminan,
Di Indonesia pemberian kredit tanpa jaminan diberikan karena nasabah
tersebut telah teruji, kejujuran dan ketaatannya dalam kegiatan usaha yang dijalankan
atau usaha itu sendiri sebagai jaminannya
b. Kredit dengan jaminan
Kredit ini diberikan kepada kreditur yang didasarkan pada adanya keyakinan
bank atas kemampuan debitur berupa fisik (collateral), di mana jaminan
dimaksudkan untuk memudahkan bank apabila debitur wanprestasi maka bank segera
dapat menerima pelunasan hutangnya melalui cara pelelangan atas jaminan tersebut.
2.2.1 Prinsip-prinsip Kredit
Untuk mendapatkan kredit harus melalui prosedur yang telah ditentukan oleh
bank/lembaga keuangan. Agar kegiatan pelaksanaan perkreditan dapat berjalan
dengan sehat dan layak, dikenal dengan 6 C yaitu
a. Character (kepribadian/Watak)
Character adalah tabiat serta kemauan dari pemohon untuk memenuhi kewajiban
yang telah dijanjikan. Yang diteliti adalah sifat–sifat, kebiasaan, kepribadian, gaya
hidup dan keadaan keluarga.
28
b. Capacity (kemampuan)
Capacity adalah kesanggupan pemohon untuk melunasi kewajiban dari
kegiatan usaha yang dilakukan atau kegiatan yang ditinjau dengan kredit dari bank.
Jadi maksud dari penilaian kredit terhadap capacity ini untuk menilai sampai dimana
hasil usaha yang diperolehnya akan mampu untuk melunasinya pada waktunya sesuai
dengan perjanjian kredit yang telah disepakati.
c. Capital (modal)
Capital adalah modal yang dimiliki calon debitur pada saat mereka
mengajukan permohonan kredit pada bank.
d. Collateral (jaminan)
Collateral adalah barang–barang yang diserahkan pada bank oleh peminjan
atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diberikan.Barang jaminan diperlukan
agar kredit tidak mengandung resiko.
e. Condition of Economic (kondisi ekonomi)
Condition of Economic adalah situasi dan kondisi, sosial, ekonomi, budaya
dan lainnya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun
untuk satu kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi
kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit.
f. Constrain (batasan atau hambatan)
Dalam penilaian debitur dipengaruhi oleh hambatan yang tidak
memungkinkan sesorang melakukan usaha di suatu tempat.
29
Disamping formula 6 C di atas, masih ada prinsip kredit yang disebut 4 P, yaitu :
a. Personality
Personality yaitu penilaian bank tentang kepribadian peminjam seperti riwayat
hidup, hobinya, keadaan keluarga ( istri / anak ), social standing ( pergaulan dalam
masyarakat serta bagaimana masyarakat tentang diri si peminjam dan sebagainya).
b. Purpose
Bank dalam menilai si peminjam mencari dara tentang tujuan atau keperluan
penggunaan kredit, dan apakah tujuan penggunaan kredit itu sesuai dengan line of
business kredit bak bersangkutan.
c. Payment
Untuk mengetahui kemampuan debitur dalam mengembalikan pinjaman.Hal ini
dapat diperoleh dari perhitungan tentan prospek kelancaran penjualan dan pendapatan
sehingga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu
jumlahnya.
d. Prospect
Prospect yaitu harapan usaha di masa yang akan datang dari calon debitur. Ini
dapat diketahui dari perkembangan usaha si peminjam selama beberapa bulan atau
tahun, perkembangan–perkembangan keadaan ekonomi atau usaha perdagangan
sektor usaha debitor, kekuatan keuangan perusahaan yang dilihat dari earning power
( kekuatan pendapatan / keuntungan ) di masa lalu dan perkiraan masa akan datang.
30
2.2.2 Macam-macam Kredit
Untuk membedakan kredit menurut faktor–faktor dan unsur–unsur yang ada
dalam pengertian kredit, maka perbedaan kredit dapat dibedakan atas dasar
a. Sifat penggunaan kredit
1. Kredit Konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk keperluan konsumsi
atau uang akan habis terpakai untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Kredit Produktif adalah kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha, baik
usaha–usaha produksi, perdagangan maupun investasi.
b. Keperluan kredit
1) Kredit produksi/ekploitasi
Kredit ini diperlukan perusahaan untuk meningkatkan produksi baik
peningkatan kuantitatif yaitu jumlah hasil produksi maupun peningkatan kualitatif
yaitu peningkatan kuantitas atau mutu hasil produksi.
2) Kredit Perdagangan
Kredit ini dipergunakan untuk keperluan perdagangn pada umumnya yang
berarti peningkatan utility of place saru suatu barang, barang–barang yang
diperdagangkan ini juga diperlukan bagi industri.
3) Kredit Investasi
Kredit yang diberikan kepada para pengusaha untuk investasi, berarti untuk
penambahan modal dan kredit bukan untuk keperluan perbaikan ataupun penambahan
31
barang modal atau fasilitas–fasilitas yang erat hubungannya dengan itu.Misalnya
untuk membangun pabrik, membeli atau mengganti mesin–mesin dan sebagainya.
2.2.3 Tujuan dan Fungsi kredit
Tujuan kredit mencakup scope yang luas. Fungsi pokok yang saling berkaitan dari
kredit adalah sebagai berikut :
Profitability: Proftability ini bertujuan untuk memperoleh hasil dari kredit
berupa keuntungan yang diteguk dari pemungutan bunga.
Safety: Safety adalah keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan
harus benar – benar terjamin sehingga profitability dapat benar – benar
tercapai tanpa hambatan yang berarti.
Sedangkan Fungsi kredit adalah menyalurkan dana–dana yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Untuk itu fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian adalah sebagai
berikut :
a. Kredit dapat meningkatkan daya guna daru modal, Artinya bahwa para pedagang
kecil dapat menikmati kredit bank melalui PD. BPR BKK Purwodadi Cabang
Kedungjati untuk memperluas usahanya, mengembangkan usaha dan kesempatan
untuk berusaha.
b. Kredit dapat meningkatkan daya guna suatu barang Dengan bantuan kredit dari
PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Kedungjati tersebut maka para pedagang kecil
dapat memproduksi bahan mentah menjadi bahan jadi, berarti daya guna dari bahan
tersebut.
32
c. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi Bahwa dalam menghadapi keadaan
perekonomian yang kurang sehat, maka kredit dapat sebagai alat stabilitas ekonomi
misalnya dalam usaha pengendalian inflasi, peningkatan ekspor serta pemenuhan
kebutuhan pokok rakyat.
Kredit sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional, Bantuan
kredit digunakan para usahawan untuk memperbesar volume usaha produksinya.
Peningkatan usaha nantinya diharapkan akan meningkatkan profit. Bila keuntungan
secara kumulatif dikembangkan lagi dalam arti kata dikembalikan ke dalam struktur
permodalan, maka peningkatan akan berlangsung terus menerus dan akibatnya
pendapatan terus meningkat. (Sinungan M, Dasar – dasar dan teknik Manajemen
Kredit ( Jakarta : PT.Bina Aksara, 1989 ) hal.9)
2.3 Kerangka Berfikir
Pembangunan Nasional bercita-cita mewujudkan pemerataan hasil-hasil
pembangunan merupakan konsep yang ideal, namun dalam pelaksanaan
pembangunan Nasional, Indonesia masih berfokus kepada pembangunan ekonomi
serta memandang sebelah mata pembangunan pemerataan kesejahteraan
pembangunan masyarakat, sehingga tidak dapat dipungkiri lagi terjadi berbagai
permasalahan di bidang ini.
Secara umum, penyaluran kredit menggambarkan proses pengelolaan kredit
yang sistematis mulai dari akurasi data atau informasi sampai dengan monitoring
yang dapat mencegah tejadinya kredit Non Perfoming Loan (NPL) yang dapat
33
mengganggu kelangsungan usaha Bank. Proses pengelolaan kredit telah diatur dalam
menajemen perkreditan sebagai prosedur pelaksaan dari pemberian kredit. PT. Bank
Rakyat Indonesia Kanca Kota Serang telah rnelakukan proses analisa terhadap
kriteria usaha yang dijadikan dasar penelaian terhadap kolektebilitas calon debitur
Untuk dapat menganalisa berbagai pos dan laporan keuangan yang berkaitan
dengan tingkat risiko kredit digunakan analisis kualitas pelayanan kredit.dengan
adanya analisis ratio tersebut diharapkan dapat diketahui apakah tingkat risiko kredit
Bank tersebut rendah atau tidak berdasarkan ketetapan Bank indonesia. Untuk lebih
jelasnya dapat kita lihat
Dalam persingan yang semakin tajam di antara perusahaan Bank saat ini,
maka kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama dimana tingkat kepentingan dan
harapan pelanggan serta pelaksanaan atau kinerja yang dilakukan perusahan haruslah
sesuai, perusahan harus mamperhatikan hal-hal yang di anggap penting oleh para
pelanggan agar mereka puas.
Untuk itulah, maka perusahan perlu menilai Faktor-faktor apa saja yang akan
mempengaruhi kepuasan pelanggannya dan apakah telah dipenuhinya, misalnya
keramahan pegawai terutama tellernya, dianggap penting dan ternyata menurut
pengalaman para nasabah kesenjangan dalam waktu tunggunya jadi merasa kurang
puas.
34
Di dalam memberikan jasa pelayanan yang baik kepada pelanggan, terdapat
lima kriteria penetu kualitas jasa pelayanan yaitu: keandalan, keresponsifan
(ketanggapan), keyakinan, empati, serta berwujud (Philip Kotler 1994: 561).
Kelima unsur tersebut akan menjadi acuan utama dalam kerangka penelitian
ini dan terbentuk dalam gambar 3. Pada halaman berikut ini.
35
Gambar 3.
Lima Kriteria Penentu Kualitas Jasa Pelayanan Bank BRI
1. Keandalan
Ketepatan waktu layanan
dalam pelayanan kredit
Pelayanan yang ramah serta
selalu siap menolong
2. Keresponsifan
Kemampuan perusahaan
Untuk cepat tanggap dalam
menghadapi masalah yang
timbul
Kemampuan perusahaan
cepat tanggap terhadap
keluhan yang disampaikan
pelanggan
3. Keyakinan
Pengetahuan dan kecakapan
staf baik groundstaf maupun
inflightstaf
Melakukan komunikasi yang
efektif dengan pelanggan
4. Empati
Memberikan perhatian secara
individu kepada pelanggan
Bertnggung jawab terhadap
ke amanan dan kenyamanan
nasabah
5. Berwujud
Kebersihan dan kerapihan
tempat , dan ruang tunggu,
serta karyawan
Penataan eksterior dan
interior Bank yang baik
Tanggapan
Pelanggan
Tingkat
Pelaksanaan
pelayanan
pelanggan
Tingkat
Kepentingan
pelanggan
Kualitas
pelayanan
Meningkat
36
2.4 Hipotesi Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pikir yang dikemukakan, maka
hipotesis yang diajukan penulis adalah diduga, bahwa tingkat kualitas pelayanan
masyarakat dalam pemberian kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Kantor Cabang Kota Serang sebesar 65% sehingga menimbulkan rasa ketidak puasan
.bagi para nasabah dalam pemberian layanan kredit.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Ruslan (2003: 32), dinilai sebagai kegiatan ilmiah
yang berkaitan dengan suatu cara kerja sistematis Untuk memahami suatu subjek atau
objek penelitian, sebagai upaya Untuk menunjukan jawaban yang sapat di
pertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya. Secara sederhana
metode penelitian dapat diartikan sebagai cara utama yang digunakan peneliti untuk
mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang di ajukan (33). Metode
penelitian yang digunakan pada penelitian adalah survey kuantitatif.
Creswell dan Clark mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang terju pada data yang ditemukan dari partisipan dan sesuai dengan keberadaan
teori yang telah ditetapkan sebelumnya (34).Sedangkan penelitian survey adalah
penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner
sebagai alat pengumpulan data yang pokok.Dalam penelitian kuantitatif, peneliti
dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data.Artinya peneliti tidak boleh
membuat batasan konsep maupun alat ukur data sekehendak hatinya sendiri.
38
3.2 Data peneliti
Teknik penelitian berhubungan dengan data, data penelitian dalam penelitian ini
terbagi menjadi data primer dan data skunder.
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden, data
primer dalam penelitian ini merupakan data yang di dapatkan melalui kuisioner yang
disebarkan peneliti ke responden.
Data skunder adalah data yang diperoleh dari beberapa referensi selain dari
responden yang masih berhubungan dengan penelitian. Data skunder dalam penelitian
ini diantaranya yaitu data mengenai kualitas pelayanan Bank BRI dalam mekanisme
pemberian kredit
3.3 Metode Pengumpulan Data
1) Populasi
Secara sederhana polpulasi di artikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/subjek penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai
kesempatan yang sama Untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan sampel
adalah bagian dari suatu populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah yang mengajukan
sebanyak 3.270 orang para nasabah dalam pemberian kredit Bank BRI Kanca Kota
Serang Provinsi Banten.
39
2) Sampel
Menurut Ismayanto sampel adalah sebagian dari totalitas subjek penelitian atau
sebagian populasi yang diharapkan dapat mewakili karakteristik populasi yang
penetapannya dengan teknik-teknik tertentu. Sampel terkadang memiliki nilai
kesalahan yang disebut dengan sampling eror
Dari jumlah populasi sebesar 3.270 orang, jumlah sampel penelitian
ditentukaan dengan menggunakan rumus Slovin dengan presisi sampling eror 10%
sebagai berikut:
Keterangan
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = presisisampling eror
jumlah sampel yang di dapatkan dari hasil perhitungan diatas yaitu sebanyak
97 responden. Jumlah sampel tersebut adalah para nasabah yaitu di Kantor Cabang
Bank BRI Kota Serang
40
3.4 Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif
kuantitatif. Untuk menjawab perumusan masalah menganai Bagaimana Kualitas
Pelayanan Bank BRI Kota Serang dalam pelaksanaan pemberian kredit maka
digunakan importance-performance analysis (Jhon A. Martial and Jhon C,
James,1977: 77-79) atau analisis tingkat kepentingan kerja dan kinerja kepuasan
pelanggan.
Jasa akan menjadi sesuatu yang bermanfaat apabila didasarkan pada
kepentingan pelanggan dan kinerjanya bagi perusahaan perbankan. Artinya
perusahaan tersebut seharusnya mencurahkan perhatiannya pada hal-hal yang
memang di anggap penting oleh para pelanggan/ nasabah.
Dalam hal ini, digunakan skala 5 tingkat (Likert)yang terdiri sangat
penting,penting, cukup penting, kurang penting, dan tidak penting
Kelima penilaian tersebut diberikan bobot sebagai berikut :
a) Jawaban sangat penting diberi bobot 5.
b) Jawaban penting diberi bobot 4.
c) Jawaban cukup penting diberi bobot 3.
d) Jawaban kurang penting di beri bobot 2.
e) Tidak penting di beri bobot 1.
41
Untuk kinerja atau penampilan diberikan lima penilaian dengan bobot sebagai
berikut :
a) Jawaban sangat baik di beri bobot 5, berarti nasabah sangat puas
b) Jawaban baik diberi bobot 4, berarti nasabah puas
c) Jawaban cukup baik diberi bobot 3, berarti nasabah cukup puas
d) Jawaban kurang baik diberi bobot 2, berarti nasabah kurang puas
e) Jawaban tidak baik diberi bobot 1, berarti penumpang tidak puas
Berdasarkan hasil penelitian tingkat kepentingan dan hasil penelitian
kinerja/penampilan maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenal tingkat
kesesuaian anatara tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaanya oleh perusahaan
Bank BRI.
Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja/pelaksanaan dengan
sekor kepentingan, tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas
peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan
Dalam penelitian ini terdapat 2 buah variable yang di wakilkan oleh huruf X
dan Y, dimana : X merupakan tingkat kinerja perusahaan yang dapat memberikan
kepuasan para pelanggan, sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan pelanggan.
42
Adapun rumus yang di gunakan adalah :
Tk
X 100%
Dimana : Tki = Tingkat kesesuaian responden
Xi = Skor penilaian kinerja Bank BRI
Yi = Skor penilaian kinerja kepentingan pelanggan
Selanjutnya sumbu mendatar (X) aka diisi oleh skor tingkat pelaksanaan,
sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat kepentingan, dalam
penyederhanaan rumus, maka Untuk setiap faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan dengan :
∑
∑
Dimana X = skor rata-rata tingkat pelaksanaan/kepuasan
Y = skor rata-rata tingkat kepentingan
N = jumlah responden
Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang di bagi atas emapt bagian
yang di batasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X ,
Y) dimana X merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat pelaksanaan atau
kepuasan nasabah seluruh faktor atau atribut dan, Y adalah rata-rata dari rata-rata
43
skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Seluruhnya ada 10 faktor atau atribut. Seluruhnya ada K = 10
Rumus selanjutnya :
N N
∑
∑
Dimana K = Banyaknya atribut/ fakta yang dapat mempengaruhi kepuasan
pelanggan (dalam contoh soal ini K = 10)\
Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan di bagi menjadi
empat bagian ke dalam diagram kartesius seperti pada gambar 4, selain dari itu, bias
juga dilakukan analisis korelasi data kuantitatif Untuk mengetahui seberapa dekat
hubungan tingkat kepuasan pelanggan terhadapa pelayanan Bank BRI dalam
pemberian Kredit (dalam contoh soal ini tidak dilakukan analisis korelasi).
44
Gambar 4
Diagram Kartesius
Kepentingan
Yi Prioritas utama pertahankan prestasi
A B
Y ii C D
Prioritas rendah Berlebihan
XiXii
Pelaksanaan (kinerja/kepuasan)
Keterangan
A. Menunjukan faktor atau atribut yang di anggap mempengaruhi kepuasan
pelanggan, termasuk unsur-unsur layanan yang dianggap sangat penting, namun
manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan pelanggan, sehingga
mengecewakan atau tidak puas.
45
B. Menunjukan unsur layanan pokok yang telah berhasil dilaksanakan oleh Bank,
Untuk itu wajib dipertahankannya. Dianggap sangat penting dan sangat
memuaskan
C. Menunjukan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan,
pelaksanaan oleh Bank BRI biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan
kurang memuaskan
D. Menunjukan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang penting, akan tetapi
pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan.
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini yaitu di Kantor BRI Cabang Serang yang berlokasi
di jl. P. Diponogoro No. 3 Kota Serang. Alasan di pilihnya Bank Rakyat Indonesia
Kantor Cabang Kota Serang sebagai lokasi penelitian karena pelaksanaan
pelaksanaan pelayanan dalam pemberian kredit di Bank banyak keluhan dalam
pelayanannya, dimana pelayanan ini berupaya Untuk merubah ekonomi
pembangunan masyarakat dan meminimalisir perubahan masyarakat kurang mampu
Untuk merubah perekonomian pembangunan masyarakatnya, salah satu sasarannya
adalah para nasabah Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia) yang di mana harapan
perubahan dalam kehidupannya Untuk merubah perekonomianya dalam
kehidupannya
46
Selain itu alasan lain pemilihan lokasi di Bank BRI Kanca Kota Serang karena
dalam program pelayanan pemberian kredit masih memiliki kekurangan, seperti
mekanisme dalam peminjaman dana usaha, lamanya antrian yang kurang
efektif bagi para nasabahnya, tentunya untuk melihat “Kualitas Pelayanan
dalam Pemberian Kredit di Bank BRI Kanca Kota Serang” diperlukan kajian khusus
mengenai hal standarisasi kualitas pelayanan dalam pemberian kredit di Provinsi
Banten
2. Waktu Penelitian
dalam penelitian ini di mulai dari informasi perizinan/ prariset, penyusun
pproposal, penelitian dan penulisan hasil penelitian yang secara lengkap tertuang
dalam tabel berikut :
47
No Kegiatan
Bulan Mei 2015 - Februari 2016
Tahun 2015 Tahun 2016
Maret April Mei Juni Juli Agustus September November Oktober Desember Januari Februari Agustus
1
Observasi
awal
2
Penyusunan
Jadwal
3
Penyusunan
Bab 1
4
Peyusunan
Bab 2
5
Membuat
Hipotesis
6
Penyusuan
Bab 3
7
Seminar
Proposal
8
Pembuatan
Kuisioner
9
Penyebaran
Kuisioner
10
Analisis
Data
11
Penggunaan
Hasil
12
Penyusunan
Hasil
13 Sidang
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah singkat PT. Bank Rakyat Indonesia
Pada 16 Desember 1895 Raden Wiriatmadja dan kawan-kawan mendirikan
De Poerwokertoeche hulp-en Spaarbank derlindlandsche Hoffen yang berarti Bank
Priyayi Purwokerto. Kemudian pada Tahun 1896 W.P.D de wolf vanwesterroddo,
Assisten Residen Purwokerto yang menggantikan E. Sieburgh bersama A.L. Schiff
mendirikan De Poerwokertoeche hulp-en Spaarbank derlind landsche Hoffen.
Pada tahun 1898 dengan bantuan pemerintah Hindia Belanda dimana-mana
didirikan Volkscbanken (Perkreditan Rakyat) dan Bank Rakyat. Awal abad ke XX
Volkscbanken tersebut mengalami kesulitan sehingga pemerintah Hindia Belanda ikut
campur tangan dalam perkembangan perkreditan rakyat dan sejak tahun 1904
mendirikan Dienst del Volksccredietwesen (Dinas Perkreditan Rakyat) yang
membantu secara materil yaitu dengan tambahan modal, bimbingan, pembinaan, dan
pengawasan sehingga perkreditan rakyat mulai tahun 1904 menjadi regeringzong
(Tugas Pemerintahan).
Dalam tahun 1912 dengan stbl 1912-393 didirikan lembaga berbadan hukum
dengan nama Central Kas yang berfungsi sebagai bank sentral sebagai Volksbanken
49
pada umumnya termasuk Bank Desa. Sebagai akibat dari resesi dunia pada tahun
1929 - 1932, banyak Volksbanken yang tidak berjalan dengan baik, untuk mengatasi
kesulitan tersebut maka pada tahun 1934 dengan stbl 1934-82 didirikan Aglemene
Volkscreditebank (AVB) yang berstatus Badan Hukum Eropa.
Modal pertama berasal dari hasil likuidasi Central Kas ditambahkan dengan
kekayaan Volksbanken tersebut.Dengan demikian Algremene Volkscreditebank
dipulau Jeae diganti namanya menjadi Syomin Ginko (Bank Rakyat).
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, maka dengan peraturan pemerintah No. 1 Tahun 1947 tanggal 22
Februari 1946, ditetapkan berdirinya Bank Rakyat Indonesia yang merupakan bank
pemerintah yang dahulu berturut-turut bernama Algemene Volkscreditebank dan
Syomin Ginko.Sementara Nederlandcshe India Civil Administration(NICA) di Jakarta
mendirikan kembali kantor besar Algemene Volkscreditebank.
Pada tahun 1946 ketika Ibukota Republik Indonesia berada di Yogyakarta dan
dalam keadaan diduduki Pemerintahan Belanda.Kantor besar Bank Rakyat Indonesia
dihapuskan oleh Nederlandcshe India Civil Administration(NICA).Direksi Bank
Rakyat Indonesia yang tidak mau bekerjasama dengan Algemene Volkscreditebank
dipenjarakan. Dengan demikian sejak saat itu Bank Rakyat Indonesia berhenti untuk
sementara dan setelah tercapainya persetujuan Poem Royen, kantor besar Bank
Rakyat Indonesia dihidupkan kembali akan tetapi wilayah kerjanya hanya meliputi
50
daerah yang dikembalikan kepada Pemerintahan Republik Indonesia tahun 1945
(daerah Renville) sedangkan di daerah lainnya menjadi BARRIS (Bank Rakyat
Republik Indonesia Serikat).
Perkembangan sejarah politik ternyata mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan Bank Rakyat Indonesia. Dengan surat keputusan Menteri
Kemakmuran Republik Indonesia Serikat tanggal 16 Maret 1959, direksi Bank
Rakyat Indonesia Negara bagian Pemerintahan Republik Indonesia 1945 dipindahkan
dari Yogyakarta ke Jakarta untuk dijadikan Direksi Bank Rakyat Indonesia Serikat,
Surat Keputusan ini diprotes oleh para federasi dengan alasan bahwa Kantor Besar
Bank Rakyat Indonesia Serikat itu belum merupakan realita, sehingga Menteri
Kemakmuran Republik Indonesia Serikat meralatnya dengan menamakan direksi
baru itu adalah direksi Algemene Volkscreditebank(BankRakyat Indonesia).
Walaupun pada tanggal 17 Agustus 1950 Negara Republik Indonesia Serikat
dengan Undang-Undang Sementara Tahun 1950 Negara Republik Indonesia
dijadikan Negara Kesatuan, akan tetapi Algemene Volkscreditebank baru dibubarkan
pada tanggal 29 Agustus 1951 berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1951.
Selain itu, Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1946 diperbaharui dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) No. 41 Tahun 1960. Pada tanggal
26 Oktober 1960 sebagai Lembaran Negara No.126 Tahun 1960 dibentuk Bank
Koperasi, Tani dan Nelayan (BKTN) dalam bank mana seharusnya berturut-turut
dilebur dan diintegrasikan :
51
1. Bank Rakyat Indonesia dengan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang
No. 42 tahun 1960 tanggal 26 Oktober 1960.
2. Perseroan Terbatas Bank Tani Nelayan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang No. 43 Tahun 1960 tanggal 26 Oktober 1960.
3 Nederlandsche Handel Mij (NHM) setelah dinasionalisasi berdasarkan peraturan
Menteri Keuangan No. 261206/BUM/II Tanggal 20 November 1960 diserahkan
Kepada Bank Koperasi, Tani dan Nelayan.
Belum sampai integrasi ini dilaksanakan semua Bank Umum serta Bank
Tabungan Pos berdasarkan ketetapan Presiden No. 8 Tahun 1965 tanggal 4 Juni 1965
dijadikan satu dengan Bank Indonesia. Kebijakan pemerintah pada saat itu menjurus
kepada terbentuknya Bank Tunggal, Bank Koperasi, Tani, dan Nelayan ikut
diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia Unit II. Selanjutnya Bank Indonesia Unit II
dalam kegiatan sehari-hari Bank Rakyat Indonesia bekerja sama dengan Bank Negara
Indonesia Unit II Bidang Rural, sedangkan ex Nederlandsche Handel Mij bekerja
sama dengan Bank Negara Indonesia bidang Eksport-Import.
Pada akhir tahun 1968 berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967
tentang undang-undang pokok perbankan dan Undang-Undang No. 13 Tahun 1968
tentang undang-undang Bank Senteral mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai
Bank Sentral. Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rural / Eksport-Import
dipindahkan menjadi bank-bank milik Negara dengan nama :
52
1. Bank Rakyat Indonesia yang menampung segala hak dan kewajiban serta
kekayaan dan perlengkapan Bank Negara Indonesia Unit II bidang Rural dengan
Undang-Undang No. 21 tahun 1968.
2. Bank Eksport-Import Indonesia, maka berdasarkan surat keputusan Direksi Bank
Rakyat Indonesia Nomor Keputusan S. 67 - DIR/12/1982 ditentukan bahwa hari
jadi Bank Rakyat Indonesia adalah tanggal 16 Desember 1895.
Perubahan Bank Rakyat Indonesia menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia
(persero) yang didirikan dengan akte tertanggal 32 Juli 1992 No. 133 dibuat
dihadapan notaris Muhani Salim, SH notaris di Jakarta dan telah diumumkan dalam
berita Negara RI tertanggal 11 September 1992 No. 73 tambahan berita Negara RI
No. 3A tahun 1992, berikut perubahannya dengan akte tertanggal 19 September 1992
No. 78 tentang berita Acara Rapat akte tertanggal 1 Oktober 1992 No. 6 yang
keduanya dihadapan Notaris Mihani Salim, SH dan telah diumumkan diberita Negara
RI No. 10 A tahun 1992.
Kantor Pusat PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berlokasi di Gedung
RI Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44 - 46 Jakarta. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk memiliki 13 Kantor Wilayah, 11 Kantor Inspeksi dan 326 Kantor Cabang dalam
negeri.Sedangkan Kantor Cabang Khusus Sebanyak 1 cabang, Untuk Kantor Cabang
Perwakilan Luar Negeri sebanyak 3 cabang. Kantor Cabang Pembantu (KCP) atau
Kantor Kas Bank sebanyak 186 KCP, BRI Unit sebanyak 4.112 unit, Pos Pelayanan
Desa sebanyak 127 Pos dan Kantor Cabang Syariah (BRI Syariah) sebanyak 27
53
dengan KCP BRI Syariah sebanyak 16 KCP. Jumlah karyawan PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk adalah 37.545 karyawan.
2. Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia
Pada umumnya suatu perusahaan mempunyai tujuan yang merupakan Syarat
mutlak berdirinya suatu perusahaan, oleh karena itu tujuan harus dirumuskan secara
jelas sehingga dapat ditentukan kegiatan-kegiatan apa dapat dilakukan oleh
perusahaan. Perusahaan sebagai suatu organisasi merupakan fungsi dari manajemen
untuk mencapai tujuan dan sasaran dengan menggunakan sumber-sumber yang ada
dalam perusahaan itu.didalam melaksanakan Kegiatannya itu, salah satu yang perlu
diperhatikan adanya struktur organisasi yang baik dan tersusun rapi untuk kelancaran
tugas operasional perusahaan.
Organisasi pada prinsipnya merupakan suatu sistem antar fungsi-fungsi
manajemen yang ada, dimana terdiri dari segolongan orang-orang tertentu untuk
melaksanakan suatu pekerjaan dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan.Adapun
fungsi dan tanggung jawab serta wewenang dari masing-masing bagian dalam
struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk adalah sebagai berikut:
1. Pimpinan Kantor Cabang
a. Tugas dan tanggung jawab
1) Menciptakan dan menjamin kelancaran operasional di kantor cabang induk
serta melakukan pembinaan secara aktif dalam meningkatkan kemampuan
54
pegawai dalam peningkatan kualitas setiap fungsi marketing, operasional dan
support.
2) Menjamin bahwa seluruh transaksi yang disetujui atau disahkan telah sesuai
dengan kewenangannya.
3) Menjamin ketetapan dan kebenaran pembukuan dan laporan.
4) Mengembangkan bisnis pengkreditan dikanca guna memperoleh keuntungan
atau penghasilan yang optimal dengan risiko yang dapat diterima dan tetap
mempertahankan kualitan fortofolio yang sehat.
5) Membentuk tim penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah dan
bertindak sebagai ketua tim di Kanca induk dengan tugas sebagai berikut:
a) Mengadakan identifikasi masalah dan membuat usul penyelesaian atas
kredit bermasalah di kanca induk.
b) Memberikan rekomendasi dan masukan kepada pejabat yang berwenang
terhadap rencana-rencana penyehatan dan atau penyelamatan kredit
bermasalah.
c) Mengawasi ketertiban administrasi dan kelengkapan berkas atau dokumen
seluruh kredit bermasalah termasuk penyelesaian dengan pihak ketiga.
d) Menindak lanjuti temuan-temuan audit baik pihak dari intern maupun pihak
ekstern BRI.
e) Melaksanakan tugas-tugas lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.
55
b. Wewenang:
1) Melakukan negosiasi dan menyetujui tingkat suku bunga simpanan dan suku
bunga kredit sesuai dengan kewenangannya.
2) Memprakarsai, merekomendasi dan memutuskan kredit (kredit baru, suplai,
review kredit, restrukturisasi, dan penyelesaian kredit bermasalah sesuai
dengan kewenangannya).
3) Memberikan persetujuan penggunaan biaya sesuai kewenangannya.
4) Mewakili direksi dalam urusan dengan pihak lain.
5) Memberikan dan merubah "accs" untuk OLSIB (pasword, user ID).
6) Memberikan rekomendasi pendidikan dan latihan pegawai.
7) Megusulkan dan atau menetapkan promosi dengan demosi pegawai sesuai
dengan ketentuan.
2. Manajer Operasional
a. Tugas dan Tanggung Jawab
1) Memastikan bahwa tidak terjadi transaksi dalam kurun waktu setelah close
sistem pada hari kerja sebelumnya sampai dengan awal hari kerja berikutnya.
2) Memastikan bahwa semua pegawai dibawahnya telah siap ditempatnya
masing-masing dan melaksanakan flag operational (mengaktifkan atau
menonaktifkan terminar user).
56
3) Mengelola kas Kanca, melaksanakan pergeseran kas antar unit kerja,
memelihara kerja register dan penyimpanan surat berharga serta kwitansi
Payment Point.
4) Melaksanakan tambahan kas awal hari atau selama jam pelayanan kas bagi
superfisor atau teler dan ATM serta menerima setoran kas dari supervisor atau
teller.
5) Mengesahkan OLSIB dan menandatangani bukti kas atau transaksi
tunai,kliring dan pemindah bukuan yang ada dalam batas kewenangannya.
6) Mengaktifkan rekening pinjaman dan simpanan serta rekening peserta phone
banking atau ATC.
7) Memastikan kebenaran laporan yang menjadi tanggung jawabnya.
8) Menindaklanjuti keluhan nasabah dan laporan kehilangan cek/BG/bilyet
deposito/buku tabungan.
9) Melayani segala kebutuhan Kanca Spoke BRI unit sebagai intenal costumer
dengan cara yang sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
(misalnya dalam hal tambahan setoran kas Kanca Spoke dan BRI unit,
perusahaan transfer keluar masuk kanca Spoke dan BRI unit).
b. Wewenang
1) Memegang salah satu kunci berankas
2) Menyetujui pembayaran tunai, kliring dan pemindah bukuan dalam batas
wewenang, baik pada OLSBI maupun pada bukti pembukuan.
57
3) Mengelola semua surat berharga yang ada di Kanca induk dan pendistribusian
surat berharga ke Kanca Spoke.
4) Mengaktifkan pembukuan rekening pinjaman dan simpanan TAG dan phone
banking.
3. Account Officer Umum
a. Tugas dan Tanggung Jawab
1) Mempersiapkan dan melaksanakan rencana atas account yang menjadi
tanggung jawabnya serta memantau hasil yang dapat dicapainya dan
menetapkan prioritas pembinaan atas account yang dikelolanya.
2) Mengelola account yang sesuai dengan batas-batas yang ditetapkan untuk
mencapai pendapatan optimal bagi kanca.
3) Menyampaikan masalah-masalah yang timbul kepada atasannya dalam
pelayanan debitur untuk diselesaikan dengan unit terkait.
4) Melakukan penelitian keabsahan dokumen kredit sebelum diputuskan.
5) Melakukan pembinaan dan penagihan serta pengawasan kredit yang menjadi
tanggung jawabnya mulai dari kredit dicairkan sampai kredit dilunasi.
6) Melaporkan situasi dan kondisi debitur yang masih lancar maupun memburuk
serta memberikan usul, saran dan pemecahan serta penanggulangannya kepada
atasan.
7) Membuat usulan kepada pinca untuk mengklarifikasikan pinjaman-pinjaman
yang buruk.
58
8) Sebagai anggota tim penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah dan
melaksanakan fungsi tersebut sebaik-baiknya.
b. Wewenang
1) Bertindak sebagai pemrakarsa atau penganalisa kredit.
2) Mewakili BRI dalam negosiasi dengan debitur guna menyusun struktur dan tipe
kredit sesuai dengan batas kewenangnnya.
3) Bertindak sebagai pemrakarsa dan rekstrukturisasi atau penyelamatan kredit
bermasalah dan menghapus bukukan pinjaman putusan Kanca.
4. Administrasi dana dan Jasa
a. Tugas dan Tanggung Jawab
1) Melakukan pengawasan atas semua kegiatan pelayanan dana, jasa dan pinjaman
yang dilakukan oleh petugas admnistrasi dan jasa.
2) Memastikan input data pemberian cek/BG kepada nasabah telah sesuai dengan
ketentuan.
3) Mengaktifkan pembukuan rekening simpanan.
4) Meyakinkan keberadaan bukti pembukuan dengan dokumen sumber dan
melakukan pengecekan atas semua transaksi pemindah bukuan pada bidang
dana jasa bank.
5) Melakukan pengesahan atas teransaksi pemindah bukuan pada bidang dana jasa
menjadi wewenangnya.
6) Memastikan hitungan penalty bunga deposito dilakukan dengan benar.
59
7) Melakukan veriflkasi atas data transfer yang telah dientry ke dalam PC transfer
sesuai wewenangnya.
8) Melakukan kebenaran pengisian register dan pembuatan laporan yang dibuat
oleh petugas administrasi dana dan jasa.
9) Menindaklanjuti laporan kehilangan cek/BG/buku tabungan dan kartu ATM.
10) MeIayani kegiatan back office bagi Kanca sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
11) Melayani seluruh kebutuhan BRI unit sebagai "internal Costumer"
dengan cara yang sebaik-baiknya.
b. Wewenang
1) Bertindak sebagai checker atas semua transaksi pemindah bukuan yang ada
dalam bidang dana dan jasa sekaligus mengesahkan secara wewenangnya.
2) Menandatangani nota yang berkaitan dengan transaksi dibidang DJS bersama-
sama pejabat berwenang.
5. Unit Pelayanan Nasabah
a. Tugas danTanggung Jawab
1) Memberikan informasi saldo, transfer maupun pinjaman bagi nasabah yang
memerlukan.
2) Membenkan informasi kepada calon nasabah mengenai produk dana dan Jasa
BRI.
60
3) Melayani permintaan salinan rekening koran bagi nasabah yang
memerlukan (diluar pengiriman secara rutin setiap awal bulan).
4) Membantu nasabah yang memerlukan pengisian aplikasi dana maupun jasa.
5) Menerima dan menginfertarisir keluhan-keluhan nasabah untuk diteruskan
kepadapejabat yang berwenang.
6) Melaksanakan informasi saldo simpanan maupun bagi nasabah yang
memerlukan
b. Wewenang
Memberikan informasi saldo simpanan maupun pinjaman bagi nasabah yang
memerlukan.
6. Sekretariat
a. Tugas tanggung Jawab
1) Mengagenda surat-surat keluar dan surat-surat masuk dengan tertib dengan
ketentuan yang berlaku.
2) Mengatur lalu lintas pembicaraan melalui telepon.
3) Mengatur agenda kerja Pinca Induk
4) Mendistribusikan semua surat-surat yang masuk kapada pejabat-pejabat yang
berwenang di Kanca Induk.
5) Melayani tamu-tamu yang akan bertemu dengan Pinca Induk.
6) Melayani semua berita penting lainnya melalui Televisi atau Facsimile atas
perintah Pinca Induk.
61
7) Menyiapkan konsep atau mengetik surat-surat sesuai perintah Pinca Induk.
8) Menindak lanjuti semua temuan audit baik dari intern maupun ekstern BRI
khususnya ysng berkaitan dengan tugasnya.
b. Wewenang
Memberikan informasi tentang agenda kerja Pinca Induk.
7. Tugas dan fungsi Bank Rakyat Indonesia Cabang Kota Serang
Uraian mengenai tugas dan fungsi pokok BRI Cabang Kota Serang senantiasa
berpedoman pada ketentuan Undang-Undang No. 21 tahun 1998 Tentang Bank
Rakyat Indonesia.
A. Tugas Bank Rakyat Indonesia Cabang Kota Serang
1) Memberikan kredit atau pinjaman kepada seseorang atau badan usaha yang
membutuhkan dana dan modal.
2) Menarik dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan-simpanan seperti giro
dan deposito
3) Memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
B. Fungsi Bank Rakyat Indonesia Cabang Kota Serang
1) Sebagai lembaga pengkreditan
Salah satu kegiatan Bank Rakyat Indonesia Cabang Kota Serang yang bersifat
aktif adalah pemberian kredit kepada masyarakat yang disalurkan kepada
62
pemerintah, disamping bank swasta yang telah ditunjuk dengan sumber
pendanaan sebagian dari bank Indonesia sebagian dari bank pelaksana.
2) Sebagai Agen Of Development
Adapun peranan Bank Rakyat Indonesia Cabang Kota Serang sebagai badan
yang memandang bank sebagai badan usaha yang lebih jelasnya sebagai badan usaha
yang bertindak sebagai bank komersil (profit Making) dan dilain pihak berperan
sebagai aparat pemerintah (Agen of development). Bank dikatakan aparat pemerintah
karena dapat mengatur kehidupan perekonomian dan membangun perekbnomian.
C. Prosedur pemberian kredit
1. Pemohon datang ke bank
Adapun persyaratan kredit dari BRI Cabang Kota Serang antara lain:
a. Nomor NPWP (pajak)
b. Surat ijin perusahaan yang terdiri dari: SITU (Surat Ijin Tempat Usaha),
SRJP (Surat Ijin Usaha Perdagangan), TDP (Tanda Daftar Perusahaan).
c. Angunan antara lain proyek itu sendiri, surat-surat tanah, kendaraaan dan
sebagainya.
Pemohon datang ke BRI Cabang Kota Serang dan bertemu pejabat kredit
dengan membawa kelengkapan dokumen.Surat permohonan kredit terdiri dari
1. Identitas pemohon, misalnya foto copy KTP, surat domisili
2. Jumlah modal yang diperlukan umtuk mengembangkan usahanya
3. Jumlah kredit yang diperlukan
63
4. Jumlah modal sendiri
5. Tujuan penggunaan kredit
6. Manfaat kredit untuk pengembangan usaha
7. Keterangan mengenai usaha pemohon, antara lain mengenai manajemen,
produksi, pemasaran dan keuangannnya.
8. Pemenuhan persyaratan kredit.
2. Mengisi persetujuan formulir persetujuan kredit
Pemohon akan diminta mengisi formulir pengajuan kredit antara lain:
a) Sebelum menerima formulir isian, melampiri, mengisi, membubuhi tanda
tangan dan melengkapi dari lampiran-lampiran yang dibutuhkan.
b) Formulir isian diberikan kembali kepada pihak BRI
c) Menerima surat persetujuan KUK dari PT. BRI Cabang Kota Serang
d) Mempelajari menyetujui dan membubuhi tanda tangan pada surat
persetujuan kredit.
e) Memberikan kembali kepada pihak PT. BRI Cabang Kota Serangsurat
persetujuan kredit yang telah ditanda tangani.
3. Pencairan kredit
Setelah semua persyaratan diatas dipenuhi oleh nasabah, maka pencairan
kredit dapat dilakukan sampai batas maksimum kredit yang disetujui.
64
Adapun hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh debitur antara lain:
1. Debitur tidak boleh bertindak sebagai personal guarantee Perusahaan
2. Selama masih terikat kredit, debitur tidak boleh mengadakan investasi atau
penyertaan pada perusahaan lain.
3. Debitur tidak boleh mengikatkan diri sebagai penjamin, menjaminkan harta
kekayaan dalam bentuk dan maksud apapun kepada pihak lain tanpa seizin
tertulis dari PT. BRI.
4. Debitur tidak boleh merubah status hukum perusahaan, perubahan
manajemen, dan komposisi perimbangan membayar utang perusahaan tanpa
seijin dari PT. BRI.
5. Debitur tidak boleh meminjam kepada pihak lain dan atau pihak ketiga
manapun juga, barang-barang yang telah diserahkan sebagai agunan kepada
BRI untuk fasilitas kredit ini.
6. Debitur tidak boleh membubarkan perusahaan atau meminta dinyatakan pailit
tanpa adanya persetujuan tertulis dari PT. BRI.
65
4.2. HASIL PENELITIAN
(Analisis dan Pembahasan Setiap Faktor atau Atribut)
1. Analisis Keandalan Pelayanan
1. Ketepatan Waktu Layanan Dalam Pelayanan Kredit
Di dalam bagian ini di jelaskan mengenai tingkat kepentingan secara
rinci.Untuk ketepatan waktu layanan dalam pelayanan kredit barati pihak
perusahaan berwajijb untuk dapat menjamin tepatnya waktu layanan dalam
pelayanan kredit sesuai ketentuan tertentu sebelumnya. Hal ini mencerminkan
tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan-pelanggannya/nasabah
Dari Sembilan puluh tujuh responden yang diteliti, maka telah diperoleh
hasil penilainnya terhadap tingkat kepentingan dari faktor ketepatan waktu
layanan dalam pelayanan kredit telah munujukan mayoritas responden
menyatakan bahwa tingkat kepentingan terhadap ketepatan waktu layanan dalam
pemberian kredit sangat di butuhkan, data dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1
Tingkat Kepentingan Responden Terhadap Ketepatan Waktu Layanan
dalamPemberian Kredit
Sangat
penting
Penting Cukup
penting
Kurang
penting
Tidak
penting
Bobot
11 41 38 7 0 347
Keterangan : angka 347 = 5 x 11 + 4 x 41 + 3x 38 +2 x 7 + 1 x 0 = 347
Dari hasil dari tabel 1.1 tetang ketepatan waktu, hasilnya pentig atas layanan
dalam pemberian kredit terhadap nasabahnya
Sumber: Hasil Kuisioner
66
Sedangkan hasil analisis tentang penilaian pelanggan terhadap kinerja
perusahaan dalam ketepatan waktu layanan, menurut hasil penelitian menunjukan
bahwa respoden menyatakan ketepatan waktu dalam layanan kredit pada Bank
BRI mayoritas baik data dapat dilihat pada tabel 1.2
Tabel 1.2
Penilaian Responden Terhadap Kualitas Ketepatan Waktu Layanan dalam
Pemberian kredit
Sangat
baik
Baik Cukup
baik
Kurang
baik
Tidak baik Bobot
24 40 22 11 0 368
Keterangan : angka 368 = 5 x 24 + 4 x 40 + 3 x 22 +2 x 11 + 1 x 0 = 368
Hasil Tabel 1.2 Tentang Kualitas Ketepatan Waktu, hasilnya baik dalam
pemberian kredit produktif sehingga tanggap atas adanya masalah alam pelayanan Bank
BRI
Sumber: Hasil Kuisioner
Dari kedua data yang diperoleh daru tabel 1.1 dan tabel 1.2 tersebut akan
menghasilkan suatu tingkat kesesuaian yang sebesar 106,05 %
2. Pelayanan Yang Ramah Serta Selalu Siap Menolong
Dalam memberikan pelayanan yang efektif, diharapkan bersikap ramah
serta selalu siap menolong kepada pelanggan/nasabah.Berikut ini akan disajikan
data mengenai tingkat kepentingan pelanggan terhadap pelayanan yang ramah
serta selalu siap menolong hal ini dapat disimpulkan bahwa kepentingan layanan
yang ramah menunjukan lebih penting data tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Tingkat Kepentingan Responden Terhadap Pelayanan yang Ramah Serta
Selalu Siap Menolong
67
Sangat
penting
Penting Cukup
penting
Kurang
penting
Tidak
penting
Bobot
9 46 18 21 3 328
Keterangan : angka 328= 5 x 9 + 4 x 46 + 3 x 18 +2 x 21 + 1 x 3 = 328
Hasil Tabel 2.1 Tentang Pelyanan Yang ramah serta selalu siap menolong,
hasilnya penting atas nasabahnya dalam melakukan pelayanan pemberian kredit produktif
Sumber: Hasil Kuisioner
Selanjutnya akan disajikan pada penilaian responden lebih menunjukan
pada cukup baik terhadap kinerja perusahaan dalam pelayanan yang ramah serta
selalu siap menolong lebih pada tabel Tabel 2.2
Tabel 2.2
Penilaian Responden Terhadap Kualitas Pelayanan yang Ramah Serta Selalu
Siap Menolong
Sangat
baik
Baik Cukup
baik
Kurang
baik
Tidak baik Bobot
23 15 27 21 11 309
Keterangan : angka 309 = 5 x 23 + 4 x 15 + 3 x 27 +2 x 21 + 1 x 11 = 309
Hasil tabel 2.2 Tentang kualitas pelayananya, hasilnya cukup baik atas pelayanan
yag ramah sertaselalu siap menolong
Sumber: Hasil Kuisioner
Dari kedua data pada tabel 2.1 dan 2.2 tersebut maka dicapai tingkat
kesesuaian sebesar 94,21 %
2. Analisis Keresponsifan
1. Kemampuan Perusahaan Untuk Cepat Tanggap Dalam Menghadapi Masalah
yang Timbul.
68
Kemampuan perusahaan untuk cepat tanggap dalm menghadapi masalah
yang timbul misalnya terdapat kekurangan dalam persyaratan dalam pemberian
kredit perusahaan harus dapat mengatasinya dengan cara memberi informasi pada
pelanggan/nasabah agar dapat melengkapinya sehingga dapat mengatasinya. Hal
ini, mencerminkan tanggung jawab perusahaan terhadap pelangan-pelanggannya.
Dari Sembilan puluh tujuh responden yang diteliti, maka telah diperoleh
hasil penilaiannya terhadap tingkat kepentingan dari kemampuan perusahaan
untuk cepat tanggap dalam menghadapi masalah yang timbul dalam hal ini cukup
penting dalam harapan nasabah sebagai yang tertera pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Tingkat Kepentingan Responden Terhadap Kemampuan Perusahaan Untuk
Cepat Tanggap Dalam Menghadapi Masalah yang Timbul
Sangat
penting
penting Cukup
penting
Kurang
penting
Tidak
penting
Bobot
12 45 36 4 0 356
Keterangan : angka 356 = 5 x 12 + 4 x 45 + 3 x 36 +2 x 4 + 1 x 0 = 356
Hasil tabel 3.1, tentang kemampuan perusahaan untuk cepat tanggap hasilnya
penting bagi para nasabahya
Sumber: Hasil Kuisioner
Sedangkan penilaian pelanggan terhadap kinerja perusahaan munujukan
bahwa hal ini cukup baik data dapat dilihat pada Tabel 3.2
69
Tabel 3.2
Penilaian Responden Terhadap Kualitas Kemampuan Perusahaan Untuk
Cepat Tanggap Dalam Menghadapi Masalah yang Timbul
Sangat
baik
baik Cukup
baik
Kurang
baik
Tidak baik Bobot
12 32 28 23 2 320
Keterangan : angka 320 = 5 x 12 + 4 x 32 + 3 x 28 +2 x 23 + 1 x 2 = 320
Hasil tabel 3.2 tehadap kualitas kemampuan perusahaan, hasilnya cukup baik atas
pelayanannya
Sumber: Hasil Kuisioner
Dari kedua data yang di peroleh pada tabel 3.1 dan 3.2 tersebut akan
menghasilkan suatu tingkat kesesuaian yang sebesar 95,35 %.
2. Kemampuan Perusahaan Cepat Tanggap Terhadap Keluhan yang di Sampaikan
Pelanggan.
Dalam faktor ini di perlukan suatu kemampuan untuk cepat tanggap dari
perusahaan terhadap keluhan yang disampaikan oleh pelanggan, sesuatu masalah
yang di antisipasi dengan baik dan cepat oleh perusahaan dapat memberikan suatu
kesan yang baik kepada pelanggan dan pelanggan tidak akan menjadi terlalu
kecewa dan terus mengingat kejadian itu, hal ini cukup penting terhadap penilaian
kemampuan perusahaan maka dari 97 responden yang memilih faktor ini
tingkatannya sebagai yang tertera Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Tingkat Kepentingan Responden Terhadap Kemampuan Perusahaan Cepat
Tanggap Terhadap Keluhan yang di Sampaikan Pelanggan
Sangat
penting
penting Cukup
penting
Kurang
penting
Tidak
penting
Bobot
6 40 24 27 0 316
70
Keterangan : angka 316 = 5 x 6 + 4 x 40 + 3 x 24 +2 x 27 + 1 x 0 = 316
Hasil tabel 4.1 tentang kemampuan perusahaan, hasilnya pening bagi tanggapan
nasabahnya
Sumber: Hasil Kuisioner
Sedangkan untuk penilaian responden terhadap kinerja perusahaan
cenderung baik atas penilain pelanggan data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Penilaian Responden Terhadap Kualitas Kemampuan Perusahaan Cepat
Tanggap Terhadap Keluhan yang di Sampaikan Pelanggan
Sangat
baik
baik Cukup
baik
Kurang
baik
Tidak baik Bobot
6 42 22 27 0 318
Keterangan : angka 318 = 5 x 24 + 4 x 40 + 3 x 22 +2 x 11 + 1 x 0 = 318
Hasil tabel 4.2 tentang kemampuan perusahaan, hasilnya baik bagi pelayananya
terhadap nasaba Bank BRI kantor cabang Kota Serang
Sumber: Hasil Kuisioner
Dari kedua data pada tabel 4.1 dan 4.2 tersebut didapat tingkat kesesuaian
sebesar 100,63 %.
3. Analisis Keyakinan
1.Terhadap Pengetahuan dan Kecakapan staf baik Ground-staf maupun Inflight-
Staf
Pengertian faktor ini adalah menuntut karyawan, masing-masing sesuai
keahlian dalam memiliki pengetahuan yang luas dalam bidangnya, tingkat
kepentingan reponden terhadap faktor pengetahuan dan kecakapan staf, baik
71
ground staf maupun inflight staf, ini sangat penting bagi penilaian pelanggan
tertera pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1
Tingkat Kepentingan Responden Terhadap Pengetahuan dan Kecakapan
staf baik Ground-staf maupun Inflight-Staf
Sangat
penting
Penting Cukup
penting
Kurang
penting
Tidak
penting
Bobot
18 32 37 10 0 349
Keterangan : angka 349 = 5 x 18 + 4 x 32 + 3 x 37 +2 x 10 + 1 x 0 = 349
Hasil tabel 5.1 Tentang pengetahuan dan kecakapan, hasil dari responden cukup
penting bagi pelayannya
Sumber: Hasil Kuisioner
Sedangkan penilaian kinerja pengetahuan dan kecakapan staf baik
Ground-Staf maupun Inflight-Staff rata-rata cukup baik atas penialian pelnggan
tertera pada Tabel 5.2
Tabel 5.2
Penilaian Responden Terhadap Kualitas Pengetahuan dan Kecakapan staf
baik Ground-Staf maupun Inflight-Staf
Sangat
baik
Baik Cukup
baik
Kurang
baik
Tidak baik Bobot
18 35 23 17 4 337
Keterangan : angka 337 = 5 x 18 + 4 x 35 + 3 x 23 +2 x 17 + 1 x 4 = 337
Hasil tabel 5.2 tentang kualitas pengetahuan dan kecakapan staf Bank hasilnya
Baik atas pelayananya
Sumber: Hasil Kuisioner
72
Dari kedua tabel di atas antara tabel 5.1 dan tabel 5.2 kemudian dapat
diperoleh tingkat kesesuaian sebesar 94,56 %
2. Melakukan komunikasi yang Efektif dengan Pelanggan
Untuk memperoleh dan mempertahankan loyalitas pelanggan, maka harus
dilakukan suatu komunikasi yang terus-menerus serta efektif dengan pelanggan,
guna menciptakan keunggulan daya saing.
Sala satu upaya yang jelas adalah mendengarkan apa yang diingikan oleh
pelanggan dan memberikan pengertian yang jelas mengenai kemampuan
perusahaan dalam melayanai pelanggan, hal ini cuk penting bagi penilaian
pelanggan
Penilaian 97 responden terhadap tingkat kepentingan kemampuan
melakukan komunikasi yang efektif dengan pelanggan adalah tertera pada Tabel
6.1.
Tabel 6.1
Tingkat Kepentingan Responden Terhadap Komunikasi yang Efektif dengan
Pelanggan
Sangat
penting
Penting Cukup
penting
Kurang
penting
Tidak
penting
Bobot
22 45 30 0 0 380
Keterangan : angka 380 = 5 x 22 + 4 x 45 + 3 x 30 +2 x 0 + 1 x 0 = 380
Hasil tabel 6.1 tentang kepentingan komuikasi yang efektif hasil dari tanggapan
pelanggan penting bagi pelayanannya.
Sumber: Hasil Kuisioner
Selanjutnya penilaian responden terhadap tingkat kinerjanya lebih
menunjukan cukup baik hal ini dapat dilihat pada Tabel 6.2.
73
Tabel 6.2
Penilaian Responden Terhadap Kualitas Komunikasi yang Efektif dengan
Pelanggan
Sangat
baik
Baik Cukup
baik
Kurang
baik
Tidak baik Bobot
27 35 26 9 0 371
Keterangan : angka 371 = 5 x 27 + 4 x 35 + 3 x 26 +2 x 9 + 1 x 0 = 371
Hasil tabel 6.2 tentag kualitas komunokasi yang efektif hasilnya baik bagi
pelayananya
Sumber: Hasil Kuisioner
Dari kedua data pada tabel 6.1 dan 6.2 tersebut maka didapatkan tingkat
kesesuaian sebesar 97,63 %
4. Analisis Empati
1.Memberikan Perhatian Secara Individu Kepada Pelanggan
Kemampuan pihak perusahaan untuk dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhan pelangganya merupakan suatu nialai tambah bagi perusahaan tersebut,
dimana pihak perusahaan dapat mengerti dan menganalisis kebutuhan dan
keinginan pelanggan.
Usaha lain yang dapat dilakukan perusahaan adalah peningkatan
kemampuan karyawan untuk dapat memahami kebutuhan pelanggannya melalui
pelatihan khusus hasil penilaian pelanggan cukup penting dalam keinginan dan
kebutuhan pelanggan .Dari 97 responden, maka didapat data tingkat kepentingnya
sebagai yang tertera pada Tabel 7.1
74
Tabel 7.1
Tingkat Kepentingan Responden Terhadap Memberikan Perhatian Secara
Individu Kepada Pelanggan
Sangat
penting
penting Cukup
penting
Kurang
penting
Tidak
penting
Bobot
10 37 23 27 0 321
Keterangan : angka 321 = 5 x 10 + 4 x 37 + 3 x 23 +2 x 27 + 1 x 0 = 321
Hasil tabel 7.1 tentang memberikan perhatian secara individu ,hasilnya cukup
peting bagi pelanggannya
Sumber: Hasil Kuisioner
Kemudian untuk penilaian tingkat kinerjanya dapat disimpulkan bahwa
penilaian perhatian secara individu cukup baik pada pelanggan dilihat pada Tabel
7.2
Tabel 7.2
Penilaian Responden Terhadap Kualitas Memberikan Perhatian Secara
Individu Kepada Pelanggan
Sangat
baik
Baik Cukup
baik
Kurang
baik
Tidak baik Bobot
11 24 29 28 5 299
Keterangan : angka 299 = 5 x 11 + 4 x 24 + 3 x 29 +2 x 28 + 1 x 5 = 299
Hasil tabel 7.2 tentang kualitas memberi perhatian secara individu hasilnya baik
bagi pelanggan
Sumber: Hasil Kuisioner
Selanjutnya dari kedua tabel data di atas antara tabel 7.1 dan 7.2 dapat
diperoleh tingkat kesesuaian sebesar 99,69 %
2.Tanggung Jawab Keamanan dan Kenyamanan Pelanggan
75
Rasa aman merupakan suatu yang diperlukan oleh setiap manusia dalam
menjalankan kehidupannya dan ini sudah menjadi keharusan, demikian pula
halnya dengan pelanggan/nasabah Bank BRI. Berikut ini dari 97 responden
memberikan penilaiannya dalam tingkat kepentingan hal ini sangat penting
terhadap tanggung jawab keamanaan dan kenyamanan pelanggan pada tabel 8.1.
Tabel 8.1
Tingkat Kepentingan Responden Terhadap Tanggung Jawab Keamanan dan
Kenyamanan Pelanggan
Sangat
penting
Penting Cukup
penting
Kurang
penting
Tidak
penting
Bobot
21 29 31 15 1 345
Keterangan : angka 345 = 5 x 21 + 4 x 29 + 3 x 31 +2 x 15 + 1 x 1 = 345
Hasil tabel 8.1 tentang tanggung jawab keamanan dan kenyamanan hasilnya
cukup penting bagi pelanggan dikarnakan akan lebih ber pengaruh terhadap kualitaas
pelayanan
Sumber: Hasil Kuisioner
Sedangkan penilaian responden terhadap tingkat kinerjanya dalam
penilaian pelanggan lebih cenderung pada cukup baik hal ini dapat terliahat pada
Tabel 8.2.
Tabel 8.2
Penilaian Responden Terhadap Kualitas Tanggung Jawab Keamanan dan
Kenyamanan Pelanggan
Sangat
baik
baik Cukup
baik
Kurang
baik
Tidak baik Bobot
16 23 25 24 9 304
Keterangan : angka 304 = 5 x 16 + 4 x 23 + 3 x 25 +2 x 24 + 1 x 9 = 304
Hasil tabel 8.2 tentang tanggung jawab keamanan dan kenyamanan hasilnya
cukuo baik gagi pelanggan atas kenyamanan
76
Sumber: Hasil Kuisioner
Dari kedua data pada tabel 8.1 dan tabel 8.2 di atas didapatkan tingkat
kesesuaian sebesar 103,40 %
5. Analisis Berwujud
1. Kebersihan, dan Kerapihan Tempat, dan Ruang Tunggu, Serta Karyawan
Kebersihan merupakan faktorlain yang termasuk dapat dirasakan dan
dapat dilihat langsung oleh pelanggan dan termasuk sala satu faktor yang sering
dinilai oleh pelanggan. Untuk menjaga tingkat kebersihan dan kerapihan, maka
diperlukan adanya kebersihan ruangan sebelum dan sesudah jam kerja dan udara
juga tidak dapat di abaikan pula, karena ini akan mencerminkan citra perusahaan
di mata pelanggan/nasabah dalam penilaian ini sangat penting atas kenyamanaan
pelanggan .
Adapun tingkat kepentingan 97 responden terhadap faktor kebersihan dan
kerapihan karyawan dapat dilihat dalam Tabel 9.1.
Tabel 9.1
Tingkat Kepentingan Responden Terhadap Kebersihan, dan Kerapihan
Tempat, dan Ruang Tunggu, Serta Karyawan
Sangat
penting
Penting Cukup
penting
Kurang
penting
Tidak
penting
Bobot
30 50 8 7 2 390
Keterangan : angka 390 = 5 x 30 + 4 x 50 + 3 x 8 +2 x 7 + 1 x 2 = 390
Hasil tabel 9.1 tentang kebersihan dan kerapihan hasil tanggapan dari pelanggan
penting bagi pelayanannya
Sumber: Hasil Kuisioner
77
Sedangkan penilaian tingkat kinerjanya cukup baik dalam penilaian
pelanggan hal ini dapat dilihat pada Tabel 9.2.
Tabel 9.2
Penilaian Responden Terhadap Kualitas Kebersihan, dan Kerapihan
Tempat, dan Ruang Tunggu, Serta Karyawan
Sangat
baik
Baik Cukup
baik
Kurang
baik
Tidak baik Bobot
24 37 19 15 2 357
Keterangan : angka 357 = 5 x 24 + 4 x 37 + 3 x 19 +2 x 15 + 1 x 2 = 357
Hasil tabel 9.2 tentang kebersiahan dan kerapihan hasilnya baik dan tempatnya
nyaman bagi para pelanggan
Sumber: Hasil Kuisioner
Dari kedua tabel di atas antara tabel 9.1 dan tabel 9.2 dapat di peroleh
tingkat keseuaian sebesar 91,54 %
2.Penataan Eksterior dan Interior Bank yang Baik
Dalam hal ini yang langsung terlihat oleh pelanggan ruang tunggu atau
antrian harus dalam kondisi sejuk dan aman dan untuk interior diutamakan tempat
duduk yang lapang dan nyaman, pengaturan udara yang sejuk cukup penting bagi
pelanggan, dalam Tabel 10.1 disajikan pendapat 97 responden mengenai faktor
eksterior dan interior tersebut.
Tabel 10.1
Tingkat Kepentingan Responden Terhadap Penataan Eksterior dan Interior
Bank yang Baik
Sangat
penting
Penting Cukup
penting
Kurang
penting
Tidak
penting
Bobot
36 41 13 7 0 397
78
Keterangan : angka 397 = 5 x 36 + 4 x 41 + 3 x 13 +2 x 7 + 1 x 0 = 397
Hasil tabel 10.1 tentang penataan eksterior dan interior tanggapan dari pelanggan
penting bagi kenyaman para pelanggan
Sumber: Hasil Kuisioner
Kemudian pada Tabel 10.2 disajikan pula penilaian tingkat
kinerjanya.Hasil kinerja terhadap eksterior dan interior bank cuku baik atas
penilaian pelanggan
Tabel 10.2
Penilaian Responden Terhadap Kualitas Penataan Eksterior dan Interior
Bank yang Baik
Sangat
baik
Baik Cukup
baik
Kurang
baik
Tidak baik Bobot
29 28 12 16 12 337
Keterangan : angka 337 = 5 x 29 + 4 x 28 + 3 x 12 +2 x 16 + 1 x 12 = 337
Hasil tabel 10.2 tentang kualitas penataan eksterior dan interior hasilnya sangat
baik atas segala fasilitas penataan eksterior dan interiornya
Sumber: Hasil Kuisioner
Dari kedua data tabel di atas antara tabel 10.1 dengan tabel 10.2 tersebut
diperoleh tingkat kesesuaian sebesar 84,89 %.
4.3. Diagram Kartesius
Untuk dapat melihat posisi penempatan data yang telah dianalisis tersebut,
maka dapat dilihatpada empat kuadran bagian, atau disebut juga dengan nama
diagram kartesius.Keempat kuadran tersebut terdiri dari:
1. Kuadran A yang menunjukan bahwa unsur-unsur jasa yang sangat penting
bagi pelanggan, akan tetapi pihak perusahaan belum melaksanakan sesuai
79
dengan keinginan pelanggan, sehingga menimbulkan kekecewaan rasa
tidak puas.
2. Kuadran B menunjukan, bahwa unsur-unsur jasa pokok yang dianggap
penting oleh pelanggan/nasabah telah dilaksanakan dengan baik dan dapat
memuaskan pelanggan, maka kini kwajiban dari perusahaan adalah
mempertahankan kinerjanya.
3. Kuadran C menunjukan, bahwa unsur-unsur yang memang dianggap
kurang penting oleh pelanggan dimana sebaiknya perusahaan menjalankan
secara sedang saja.
4. Dan kuadran D yang menunjukan, bahwa unsur-unsur jasa yang dianggap
kurang penting, tetapi telah dijalankan dengan baik oleh pihak
perusahaan/sangat memuaskan. Hal ini di anggap berlebihan.
Hasil pengukuran unsur-unsur jasa ini berdasarkan tingkat kepentingan
dan kinerjanya yang memungkinkan pihak perusahaan untuk dapat
menitikberatkan usaha-usaha perbaikan untuk hal-hal atau atribut yang benar-
benar dianggap penting saja oleh para pelanggan/nasabah.
Untuk memperoleh titik-titik pada diagram kartesius sebelumnya perlu
dihitung terlebih dahulu nilai rata-rata dari penilaian pelaksanaan dan Penilaian
kepetingan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan.Nilai rata-
rata tersebut dapat dilihat pada Tabel 11.
80
Tabel 11.
Perhitungan Rata-Rata Dari Penilaian Pelaksanaan dan Penilaian
Kepentingan Pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan
Bank BRI Dalam Pemberian Kredit Kantor Cabang Kota Serang
No Pernyataan Penilaian
pelaksanaan
Penilaian
Kepentingan X Y
1 Ketepatan waktu layanan dalam pelayanan
kredit 368 347 3,8 3,6
2 Pelayanan yang ramah serta selalu siap
menolong 309 328 3,2 3,4
3
Kemampuan perusahaan untuk
cepattanggapan dalam meenghadapi masalah
yang timbul
328 344 3,3 3,7
4 kemepuan perusahaan cepat tanggap terhadap
keluhan yang di sampaikan pelanggan 318 316 3,3 3,3
5 pengetahuan dan kecakapan staf baik ground
staf maupun iflight staf 330 349 3,5 3,6
6 melakukan komunikasi yang efektif dengan
pelanggan 371 380 3,8 3,9
7 memberikan perhatian secara individu kepada
pelanggan 320 321 3,1 3,3
8 bertanggung jawab terhadap keamanaan dan
kenyamanan nasabah 304 294 3,1 3,6
9 kebersihan dan kerapihan tempat, dan ruang
tunggu, serta karyawan 357 390 3,7 4,0
10 Penataan eksterior dan interior Bank yang baik 337 397 3,5 4,1
Rata-rata (X dan Y)
3,4 3,5
Dari hasil nilai rata-rata dari penilaian pelaksanaan dan Penilaian
kepentingan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan dapat
dilihat pada diagram kartesius di bawah ini.
81
Diagram Kartesius Dari Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
selayanan nasabah Bank BRI dalam Pemberian Kredit
Y A B
4,5
4
3,5
3
2,5
2 C D
1,5
1
0,5
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 X
3,4
Dalam diagram kartesius ini terlihat, bahwa letak dari unsur-unsur
pelaksanaan faktor-faktor atau atribut yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan/nasabah Bank BRI Kantor Cabang Kota Serang terbagi menjadi empat
bagian. Adapun interpretasi dari diagram kartesius tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Kuadran A
Menunjukan faktor-faktor atau atribut yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan/nasabah Bank BRI Kantor Cabang Kota Serang, berada dalam kuadran
82
ini dan penanganannya perlu di prioritaskan oleh perusahaan, kerana keberadaan
faktor-faktor inilah yang dinilai sangat penting oleh pelanggan, sedangkan tingkat
pelaksanaanya masih belum memuaskan
Faktor-faktor yang termasuk dalam kuadran ini adalah :
Kemampuan perusahaan untuk cepat tanggap dalam menghadapi
masalah yang timbul ( = 3 )
Bertanggung jawab pada keamanan dan kenyamanan nasabah (= 8 )
2. Kuadran B
Menunjukan faktor-faktor atau atribut yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan/nasabah Bank BRI Kantor Cabang Kota Serang, berada dalam kuadran
ini perlu dipertahankan, karena pada umumnya tingkat pe;aksanaannya telah
sesuai dengan kepentingan dan harapan pelanggan, sehingga dapat memuaskan
pelanggan/nasabah
Faktor-faktor yang termasuk dalam kuadran B ini adalah :
1) Ketepatan waktu layanan dalam pemberian kredit ( = 1 )
2) Pengetahuan dan kecakapan staf baik groundstaf maupun inflightstaf ( = 5 )
3) Melakukan komunikasi yang efektif dengan pelanggan ( = 6 )
4) Kebersihan dan kerapihan tempat, dan ruang tunggu, serta karyawan ( = 9 )
5) Penataan eksterior dan interior Bank yang baik ( = 10 )
83
3. Kuadran C
Menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan/nasabah Bank BRI Kantor Cabang Kota Serang berada dalam kuadran
ini masih di anggap kurang penting bagi pelanggan, sedangkan kualitas
pelaksanaanya biasa atau cukup saja.
Adapun faktor yang termasuk dalam kuadran C adalah :
Pelayanan yang ramah serta selalu siap menolong ( = 2 )
Kemampuan perusahaan cepat tanggap terhadap keluhan yang di
sampaikan pelanggan ( = 4 )
Memberikan perhatian secara individu kepada pelanggan ( = 7 )
4. Kuadran D
Menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan
/nasabah Bank BRI Kantor Cabang Kota Serang berada dalam kuadran ini dinilai
berlebihan dalam pelaksanaanya, hal ini terutama ssdisebabkan karena pelanggan
menganggap tidak terlalu penting terhadap adanya faktor tersebut, akan tetapi
pelaksanaanya dilakukan dengan baik sekali oleh perusahaan, sehingga sangat
memuaskan, akan tetapi menjadi lebih rumit. Dalam hal ini, tidak terdapat faktor-
faktor yang termasuk didalam kriteria ini.
84
HASIL KUISIONER
No Pernyataan
Kinerja Harapan Tingkat
Kesesuaian
(%)
SB B CB KB TB Bobot SP P CP KP TP Bobot
1
Ketepatan
waktu
layanan
dalam
pelayanan
kredit
24 40 22 11 0 368 11 41 38 7 0 347 106,05
2
Pelayanan
yang ramah
serta selalu
siap
menolong
23 15 27 21 11 309 9 46 18 21 3 328 94,21
3
Kemampua
n
perusahaan
untuk
cepattangga
pan dalam
meenghada
pi masalah
yang timbul
12 32 28 23 2 328 12 45 36 4 0 344 95,35
4
kemampuan
perusahaan
cepat
tanggap
terhadap
keluhan
yang di
sampaikan
pelanggan
6 42 22 27 0 318 6 40 24 27 0 316 100,63
5
pengetahua
n dan
kecakapan
staf baik
ground staf
maupun
iflight staf
18 35 23 17 4 330 18 32 37 10 0 349 94,56
85
6
melakukan
komunikasi
yang efektif
dengan
pelanggan
27 35 26 9 0 371 22 45 30 0 0 380 97,63
7
memberikan
perhatian
secara
individu
kepada
pelanggan
11 24 29 28 5 320 10 37 23 27 0 321 99,69
8
bertanggung
jawab
terhadap
keamanaan
dan
kenyamana
n nasabah
16 23 25 24 9 304 21 29 31 15 1 294 103,40
9
kebersihan
dan
kerapihan
tempat, dan
ruang
tunggu,
serta
karyawan
24 37 19 15 2 357 30 50 8 7 2 390 91,54
10
penataan
eksterior
dan interior
Bank yang
baik
29 28 12 16 12 337 36 41 13 7 0 397 84,89
86
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penalitian dan pembahasan mengenai “Kualitas
Pelayanan Bank BRI Dalam Pemberian Kreditproduktif, Kantor Cabang di Kota
Serang” maka uraian dan analisis yang telah dikemukakan pada bab-bab
terdahulu, makadalam pembahasan yang dilakukan merupakan penguraian satu
persatu sub indikator yang antara lain terdiri atas pembahasan keandalan,
keresponsifan, keyakinan, empati, berwujud.
1. Ketersedian dalam pengarahan petugas mengenai mekanisme pemberian
kredit produktif.
Unsur pertama dalam pendukung pelaksanan suatu layanan pengarahan
petugas Bank BRI dalam melayani pemberian kredit, bagi pelaksanaan layanan
maka ketersedian pengarahan petugas tersebut dapat menjadi kekuatan dalam
upaya pencapaian untuk meningkatkan mutu pelayanan yang baik masalah
kurangnya pengarahan petugas Bank BRI mengenai mekanisme pemberian kredit
perusahan belum sesuai dengan keinginan pelanggan, dimana yang dianggap
kurang penting bagi pelanggan sebaiknya perusahaan menjalankan secara sedang
saja.
2. Ketersedian keyakinan petugas Bank BRI dalm pengetahuan dan kecakapan
petugas.
87
Suatu program memiliki berbagai macam tahapan atau kegiatan untuk
mencapai tujuan adapun yang di butuhkan oleh pelanggan pengetahuan kecakapan
atau melakukan komunikasi yang efektif dengan pelanggan.
Dalam hal ini pelayan petugas pada pelanggan telah dilaksanakan dengan baik dan
dapat memuaskan pelanggan, maka kewajiban dari perusahaan adalah
mempertahankan kinerjanya.
3. Ketersediaan dalam kejelasan sistem oprasional prosedur petugas Bank BRI
dalam pemberian kredit.
Kejelasan sistem merupakan aspek punujang yang berfungsi sebagai wadah
atau batasan bagi terselenggaranya program dengan adanya system oprasional
prosedur yang baik maka akan mendukung pelaksanaan program sehingga
mencapai tujuan yang diharapkan, selain ketersedian system oprasional prosuder
proses penggunaan dalam memberikan pertanggung jawaban terhadap keamanaan
dan kenyamanaan nasabah tersebut harus di perhatikan juga. Dalam hal ini sangat
penting bagi pelanggan akan teteapi pihak perusahaan masih belum melaksanakan
sesuai dengan keinginan pelanggan, sehingga menimbulkan kekecewaan rasa
tidak puas.
Adapun kesesuaian antara apa yang ditetapkan program pelayanan Bank BRI
sebenarnya sudah cukup baik, hanya saja dalam melaksanakan pengarahan
kebutuhan pelanggan masih kurang optimal sehingga menimbulkan keluhan yang
disampaikan nasabah, adapun mereka yang tidak menyampaikan keluhan bukan
berarti mereka telah puas dengan pemenuhan pengarahan kebutuhan mereka,
namun hal ini disebabkan sifat menerima apa adanya yang ada dalam diri mereka
88
sehingga hal inilah yang menjadi faktor maengapa mereka tidak menyampaikan
keluhannya
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran
yang kiranya dapat bermanfaat bagi perusahaan, yaitu :
1. Hendaknya lebih mmemperhatikan dalam melakukan komunikasi yang
efektif dengan pelanggan agar prlanggan lebih dapat memahami atas
pelayanannya hal ini unsur yang diinginkan oleh pelanggan dan membawa
image yang baik bagi perusahaan.
2. Hendaknya lebih tanggap dalam bertanggung jawab terhadap keamanan
pelanggan, hal ini yang di harapkan pelanggan atas kenyamanan dan
keamanan pelanggan terhadap pelayanan perusahaan
3. Hendaknya lebih tanggap dalam menghadapi masalah yang titmbul,
misalnya apabila pelanggan yang kurang memahami prosedur dalam
pemberian layanan kredit.
89
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Alfabeta:
Bandung.
Hasan, M.I. 2002.Pokok-pokok Materi Metodologi penelitian dan aplkasinya.
Ghalia Indonesia: Jakarta.
Supriyanto, Eko. 2001. Oprasionalisasi Pelayanan Prima. Jakarta: LAN RI.
Lukman, Sampara dan Sugiyanto. 2001. Pengambangan Pelaksanaan Pelayanan
Prima. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Kotler Philip: Marketing Manajemen: Analysis, Pleaning, Implementation &
Control: Prentice Hall Internasional Editions: Eight Edition.
Likert, R.A. 1932. Technique For The Measurement Of Atitudes. Archives of
Psychology.NO. 140.
Lilies Christine Lesmana: 1996. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kepuasan Pelanggan, China Air Lines.
Parasuramana, A; Zeithaml, V.A.: and Berry. L.L., 1985. AConceptual Model Of
Service Quality and its Implications for Future Research. Journal of Marketing
(fall): 41-50
Parasuraman, A.; Zeithaml, V.A.: and Berry, L.L., 1988. SERVQUAL: A
Multiple-item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality.
Journal of Retailing 64: 12-40
Zeithaml, V.A..: Parasuraman, A.: and Berry, L.L. 1990. Delivering Quality
Service: Balancing Costumer Perceptionand Expectation.New York: The free
press
90
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator
Kuaalitas
pelayanan
Keandalan
Ketepatan waktu layanan dalam pemberian
kredit
Pelayanan yang ramah serta selalu siap
menolong
Keresponsifan
Kemampuan perusahaan untuk cepat
tanggap dalam menghadapi masalah yang
timbul
Kemampuan perusahaan cepat tanggap
terhadap keluhan yang disampaikan
pelanggan
Keyakinan
Pengetahuan dan kecakapan staf baik
ground-staf maupun inflight-staf
Melakukan komunikasi yang efektif dengan
pelanggan
Empati
Memberikan perhatian secara individu
kepada pelanggan
Bertnggung jawab terhadap ke amanan dan
kenyamanan nasabah
Berwujud
Kebersihan dan kerapihan tempat , dan
ruang tunggu, serta karyawan
Penataan eksterior dan interior Bank yang
baik
Tanggapan
nasabah
Bank BRI
Tingkat Kepentingan
(Sangat Penting, Penting, Cukup Penting,
Kurang Penting, Tidak Penting)
Tingkat Kinerja
(Sangat Baik, Baik, Cukup Baik, Kurang
Baik, Tidak Baik)
91
KUISIONER PENELITIAN
KUALITAS PELAYANAN BANK BRI DALAM PEMBERIAN KREDIT
Kantor Cabang Kota Serang
Yth. Responden
Di tempat
Dengan Hormat,
Semoga kesehatan dan kebahagiaan selalu meliputi Bapak/Ibu/Saudara/i di
setiap saat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Perkenankan saya memperkenalkan diri :
Nama : ARIO DILLA
NIM : 6661092635
Jurusan : Ilmu Administrasi Negara, FISIP UNTIRTA
Dalam rangka penelitian skripsi yang berjudul Kualitas Pelayanan Bank
BRI Dalam Pemberian Kredit, Studi Kasus di Kota Serang.
Dengan ini saya memohon bantuan kepada Bapak/Ibu/Saudara/i Untuk
bersedia mengisi kuisioner penelitian yang nantinya dapat memberikan manfaat
positif bagi berbagai pihak.
Atas kesedian Bapak/Ibu/Saudara/i yang telah berkenan meluangkan
waktu untuk menjawab semua pertanyaan dalam kuisionar ini, saya ucapkan
terimakasih
92
A. Petunjuk Pengisian No. Responden
(di isi oleh peneliti)
1. Berilah tanda ( √ ) pada jawaban yang di anggap tepat
2. Jika anda salah menjawab, coret jawaban dengan seperti ini ( √ ) dan
beri tanda ( √ ) kembali pada kolom jawaban anda yang benar
3. Kami sangat mengharapkan agar Bapak/Ibu/Saudara/i menjawab semua
pertanyaan dengan jujur dan benar, sebab jawaban yang diberikan sangat
penting untuk penelitian yang sedang dilakukan
B. Data Responden
1. Jenis kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Berapa usia anda sekarang?
a. 17-25
b. 25-35
c. >35 tahun
3. Apakah pekerjaan anda ?
a. Pelajar/Mahasiswa
b. Karyawan/Wiraswasta
c. Guru/Dosen/Pengajar
d. Ibu rumah tangga/tidak bekerja
93
C. Data Penelitian
Keterangan :
SB = Sangat Baik /Sangat Puas SP = Sangat Penting
B = Baik /Puas P = Penting
CB = Cukup Baik /Netral CP = Cukup Penting
KB = Kurang Baik /Kurang Puas KP = Kurang Penting
TB = Tidak Baik /Tidak Puas TP = Tidak Penting
NO PERNYATAAN KINERJA PEGAWAI
SB B CB KB TB
Skor Jawaban 5 4 3 2 1
1
Ketepatan waktu layanan
dalam pemberian kredit
2
Pelayanan yang ramah serta
selalu siap menolong
3
Kemampuan perusahaan
untuk cepat tanggap dalam
menghadapi masalah yang
timbul
4
Kemampuan perusahaan
cepat tanggap terhadap
keluhan yang disampaikan
pelanggan
5
Pengetahuan dan kecakapan
staf baik ground-staf maupun
inflight-staf
94
NO PERNYATAAN KINERJA PEGAWAI
SB B CB KB TB
Skor Jawaban 5 4 3 2 1
6
Melakukan komunikasi yang
efektif dengan pelanggan
7
Memberikan perhatian
secara individu kepada
pelanggan
8
Bertnggung jawab terhadap
ke amanan dan kenyamanan
nasabah
9
Kebersihan dan kerapihan
tempat, dan ruang tunggu,
serta karyawan
10
Penataan eksterior dan
interior Bank yang baik
95
NO PERNYATAAN HARAPAN NASABAH
SP P CP KP TP
Skor Jawaban 5 4 3 2 1
1
Ketepatan waktu layanan
dalam pemberian kredit
2
Pelayanan yang ramah serta
selalu siap menolong
3
Kemampuan perusahaan
untuk cepat tanggap dalam
menghadapi masalah yang
timbul
4
Kemampuan perusahaan
cepat tanggap terhadap
keluhan yang disampaikan
pelanggan
5
Pengetahuan dan kecakapan
staf baik ground-staf maupun
inflight-staf
96
NO PERNYATAAN HARAPAN NASABAH
SP P CP KP TP
Skor Jawaban 5 4 3 2 1
6
Melakukan komunikasi yang
efektif dengan pelanggan
7
Memberikan perhatian
secara individu kepada
pelanggan
8
Bertanggung jawab terhadap
ke amanan dan kenyamanan
nasabah
9
Kebersihan dan kerapihan
tempat, dan ruang tunggu,
serta karyawan
10
Penataan eksterior dan
interior Bank yang baik
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, M.I. 2002.Pokok-pokok Materi Metodologi penelitian dan aplkasinya.
Ghalia Indonesia: Jakarta.
Kotler Philip: Marketing Manajemen: Analysis, Pleaning, Implementation &
Control: Prentice Hall Internasional Editions: Eight Edition.
Lukman, Sampara dan Sugiyanto. 2001. Pengambangan Pelaksanaan Pelayanan
Prima. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Likert, R.A. 1932. Technique For The Measurement Of Atitudes. Archives of
Psychology.NO. 140.
Lilies Christine Lesmana: 1996. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kepuasan Pelanggan, China Air Lines.
Parasuramana, A; Zeithaml, V.A.: and Berry. L.L., 1985. AConceptual Model Of
Service Quality and its Implications for Future Research. Journal of
Marketing (fall): 41-50
Parasuraman, A.; Zeithaml, V.A.: and Berry, L.L., 1988. SERVQUAL: A
Multiple-item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service
Quality. Journal of Retailing 64: 12-40
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Alfabeta:
Bandung.
Supriyanto, Eko. 2001. Oprasionalisasi Pelayanan Prima. Jakarta: LAN RI.
Zeithaml, V.A..: Parasuraman, A.: and Berry, L.L. 1990. Delivering Quality
Service: Balancing Costumer Perceptionand Expectation.New York: The
free press
SB B CB KB TB Bobot SP P CP KP TP Bobot
1
Ketepatan waktu
layanan dalam
pelayanan kredit
24 40 22 11 0 368 11 41 38 7 0 347 106,05
2
Pelayanan yang
ramah serta selalu
siap menolong
23 15 27 21 11 309 9 46 18 21 3 328 94,21
3
Kemampuan
perusahaan untuk
cepattanggapan
dalam
meenghadapi
masalah yang
timbul
12 32 28 23 2 328 12 45 36 4 0 344 95,35
4
kemepuan
perusahaan cepat
tanggap terhadap
keluhan yang di
sampaikan
pelanggan
6 42 22 27 0 318 6 40 24 27 0 316 100,63
5
pengetahuan dan
kecakapan staf
baik ground staf
maupun iflight
staf
18 35 23 17 4 330 18 32 37 10 0 349 94,56
6
melakukan
komunikasi yang
efektif dengan
pelanggan
27 35 26 9 0 371 22 45 30 0 0 380 97,63
7
memberikan
perhatian secara
individu kepada
pelanggan
11 24 29 28 5 320 10 37 23 27 0 321 99,69
8
bertanggung
jawab terhadap
keamanaan dan
kenyamanan
nasabah
16 23 25 24 9 304 21 29 31 15 1 294 103,40
9
kebersihan dan
kerapihan tempat,
dan ruang tunggu,
serta karyawan
24 37 19 15 2 357 30 50 8 7 2 390 91,54
10
penataan eksterior
dan interior Bank
yang baik
29 28 12 16 12 337 36 41 13 7 0 397 84,89
Rekapan Hasil Kuisioner
Harapan Tingkat
Kesesuaian (%)No Pernyataan
Kinerja
Diagram Cartesius
Y
B
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
C D
0,5
0 x
0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4
A
Pelaksanaan/Kinerja/kepuasan
HARAPAN
3,4
1. 2.
3. 4.
5. 6.
8. 7.
9. 10.
1 Ketepatan waktu layanan dalam pelayanan kredit 368 347 3,8 3,6
2 Pelayanan yang ramah serta selalu siap menolong 309 328 3,2 3,4
3 Kemampuan perusahaan untuk cepattanggapan dalam meenghadapi masalah yang timbul 328 344 3,3 3,7
4 kemepuan perusahaan cepat tanggap terhadap keluhan yang di sampaikan pelanggan 318 316 3,3 3,3
5 pengetahuan dan kecakapan staf baik ground staf maupun iflight staf 330 349 3,5 3,6
6 melakukan komunikasi yang efektif dengan pelanggan 371 380 3,8 3,9
7 memberikan perhatian secara individu kepada pelanggan 320 321 3,1 3,3
8 bertanggung jawab terhadap keamanaan dan kenyamanan nasabah 304 294 3,1 3,6
9 kebersihan dan kerapihan tempat, dan ruang tunggu, serta karyawan 357 390 3,7 4,0
10 penataan eksterior dan interior Bank yang baik 337 397 3,5 4,1
Rata-rata (X dan Y) 3,4 3,5
No.
106,05 1
94,21 2
95,35 3
100,63 4
94,56 5
97,63 6
99,69 7
103,40 8
91,54 9
84,89 10
Penilaian Rata - Rata Sumbu X dan Y Di Dalam Diagram Cartesius
(Penilaian pelaksanaan / Penilaian Kepentingan ) X 100 %
Tingkat Kesesuaian
YNo PernyataanPenilaian
pelaksanaan
Penilaian
KepentinganX
SB B CB KB TB Bobot
1 Ketepatan waktu layanan dalam pelayanan kredit 24 40 22 11 0 368 3,8 97
2 Pelayanan yang ramah serta selalu siap menolong 23 15 27 21 11 309 3,2 97
3 Kemampuan perusahaan untuk cepattanggapan dalam meenghadapi masalah yang timbul 12 32 28 23 2 320 3,3 97
4 kemepuan perusahaan cepat tanggap terhadap keluhan yang di sampaikan pelanggan 6 42 22 27 0 318 3,3 97
5 pengetahuan dan kecakapan staf baik ground staf maupun iflight staf 18 35 23 17 4 337 3,5 97
6 melakukan komunikasi yang efektif dengan pelanggan 27 35 26 9 0 371 3,8 97
7 memberikan perhatian secara individu kepada pelanggan 11 24 29 28 5 299 3,1 97
8 bertanggung jawab terhadap keamanaan dan kenyamanan nasabah 16 23 25 24 9 304 3,1 97
9 kebersihan dan kerapihan tempat, dan ruang tunggu, serta karyawan 24 37 19 15 2 357 3,7 97
10 penataan eksterior dan interior Bank yang baik 29 28 12 16 12 337 3,5 97
bobot 5 4 3 2 1
poin 1 120 160 66 22 0 368
poin 2 115 60 81 42 11 309
ponit 3 60 128 84 46 2 320
point 4 30 168 66 54 0 318
point 5 90 140 69 34 4 337
point 6 135 140 78 18 0 371
point 7 55 96 87 56 5 299
point 8 80 92 75 48 9 304
point 9 120 148 57 30 2 357
point 10 145 112 36 32 12 337
Nilai Kuisioner Jumlah
Bobot
Jumlah
Korespond
ensi
Rata-Rata
Rekapan Kuisioner (Kinerja)
No Pernyataan
KUALITAS