25
i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad Saw dan terima kasih kepada dosen yang telah memberi bimbingan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini Makalah yang kami buat yaitu mengenai KONSEP IBADAH DALAM ISLAM, dalam makalah ini kami menjelaskan tentang pengertian ibadah, ruang lingkup ibadah, tujuan ibadah, hakikat ibadah, fungsi ibadah, pembagian jenis ibadah, dan meningkatkan kualitas ibadah. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan kami mohon maaf apabila ada kekurangan pada makalah ini, untuk itu kami harapkan agar pembaca dapat memberi kritik serta saran yang membangun sehingga kami bisa membuat makalah yang lebih baik untuk selanjutnnya.

Konsep Ibadah Part 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

wew

Citation preview

PENGERTIAN IBADAH

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad Saw dan terima kasih kepada dosen yang telah memberi bimbingan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

Makalah yang kami buat yaitu mengenai KONSEP IBADAH DALAM ISLAM, dalam makalah ini kami menjelaskan tentang pengertian ibadah, ruang lingkup ibadah, tujuan ibadah, hakikat ibadah, fungsi ibadah, pembagian jenis ibadah, dan meningkatkan kualitas ibadah.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan kami mohon maaf apabila ada kekurangan pada makalah ini, untuk itu kami harapkan agar pembaca dapat memberi kritik serta saran yang membangun sehingga kami bisa membuat makalah yang lebih baik untuk selanjutnnya.

Samarinda, 7 Maret 2015

Homat Kami,

Tim Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantari

Daftar Isiii

A. Pengertian Ibadah3

B. Ruang Lingkup Ibadah5

C. Tujuan Ibadah6

D. Hakikat Ibadah7

E. Fungsi Ibadah8

F. Pembagian Jenis Ibadah10

G. Meningkatkan Kualitas Ibadah13

Kesimpulan15

Daftar Pustaka17

A.PENGERTIAN IBADAH

Ibadah diambil dari bahasa Arab yang artinya adalah menyembah. Konsep ibadah memiliki makna yangluas yang meliputi seluruh aspek kehidupan baik sosial, politik maupun budaya. Ibadah merupakan karakteristik utama dalam sebuah agama, karena pusatnya ajaran agama terletak pada pengabdian seorang hamba pada Tuhannya. Allah SWT dengan jelas dalam surah An-Nisa ayat 36 menyatakan :

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (QS. An-Nisa : 36)

Berbicara tentang ibadah berarti membahas mengenai posisi diantaradua dimana yang satu kedudukannya lebih tinggi dari yang lain seperti hubungan antara seorang majikan dan budaknya. Seorang budak tidak memiliki kekuatan lain kecuali hanya tunduk dan patuh pada perintah majikannya. Seorang budak tentu didasari oleh kesadarannnya sebagai hamba yang lemah dan tak berdaya. Oleh karena itu kesadaran ibadah bersifat fitriah, karena manusia menyadari akan kekurangan dan kelemahan dirinya, sehingga ia membutuhkan kekuatan lain yang dapat memberikan bantuan dan pertolongan. Kecendrungan ini disebutkan oleh Allah di dalam alquranQS. Adz-Dzariyat ayat 56.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Ayat ini menjelaskan tentang kecendrungan fitrah manusia untuk beribadah. Tidak mungkin ada mahluk yng keluar dari kecendrungannya sebagai hamba, namun kecendrungan ini jika tidak diiringi oleh wahyu maka ketundukan manusia sebagai bentuk penghambaan diri pada yang mutlak menjadi pembelengguan diri manusia, sehingga manusia jatuh ke dalam derajat yang hina.

Pengertian Ibadah Menurut Etimologi Bahasa Arab

Secara linguistik (kamus bahasa Arab), Kata Ibadah dalam Islam berasal dari bahasa Arab, adalah bentuk Mashdar dari kata A~bada yang bermakna menyebah atau hamba yg menyembah. Secara harfiah diartikan penyembahan, amal kebaikan, tunduk, patuh, merendahkan diri.

Pengertian Ibadah Menurut Istilah(Terminologi)

Kata Ibadah mempunyai banyak defenisi sesuai dengan sudut pandang dan cara pemberian arti ibadah tersebut. Namun begitu, secara umum ditujukan kepada maksud yg sama yaitu memyembah kepada Allah, taat kepada Allah. Berikut ini beberapa definisi tentang Ibadah:

1. Kata Ibadah Menurut Terminologi Al-Qur`an

Menyembah Allah sebagai maksud dari diciptakannya Manusia dan Jin seperti ditegaskan Allah: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Maha Pemberi rizki yang mempunyai kekuatan lagi Sangat Kokoh. (QS. Adz-Dzariyat: 56-58).

2. Kata Ibadah Menurut Terminologi Ilmu Fiqih

Ibadah dalam ilmu fiqh termasuk kegiatan amal kebaikan manusia, dalam hal ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

A.Ibadah mahdhohdisebut juga dengan istilahibadah khos(ibadah khusus), adalah ibadah dalam pengertian sempit, yaitu semua bentuk amal ibadah yang telah menjadi ketentuan wajib syara`. Bentuk ibadah dalam pengertian ini tidak dapat dirubah baik dalam cara, bacaan, rukun ibadah, dll, semuanya harus mengikuti ketentuan panduan al-Qur`an dan Hadis. Seperti: Ibadah Sholat, Ibadah Haji, Ibadah Puasa, dll.

B.Ibadah Ghairu Mahdhohdisebut juga denganibadah `Am(Ibadah Umum), adalah ibadah dalam pengertian yg lebih luas, yaitu semua bentuk amal ibadah manusia yang tidak melanggar ketentuan larangan syara`. Bentuk ibadah dalam pengertian ini menyangkut seluruh aspek kegiatan manusia seperti berumamalah, aktivitas sosial kemasyarakatan, dll

3. Kata Ibadah Menurut TerminologiUlama Syaikhul Islam

A. Ibnu Taimiyyah Rahimahullah:

Ibadah adalah segala sesuatu yang mencakup semua hal yang dicintai dan diridhai Allah Taala, baik berupa ucapan dan amalan, yang nampak dan yang tersembunyi. Untuk pendalamannya, silahkan baca pada beberapa kitabnya seperti:Majmu` Fatawa Syeikh al-Islam Ahmad Ibn Taimiyah, Kitab al-Iman, dll.

B. Imam Abu Hamid al-Ghazali :

Ibadah adalah cinta kepada Allah (mahabbah ilallah). Lebih jelasnya, baca dalam beberapa kitab karya Imam al-Ghazali: sepertiIhya al-Ulumuddin, al-Munqidz Min al-Dlalal, dll

C.Menurut Jurjani :

Ibadah ialah perbuatan yang dilakukan oleh mukallaf, tidak menurut hawa nafsunya, untuk memuliakan Tuhanmu.

D. Menurut Ibnu Katsir :

Himpunan cinta, ketundukan, dan rasa takut yang sempurna.

B.RUANG LINGKUP IBADAH

Islam amat istimewa hingga menjadikan seluruh kegiatan manusia sebagai ibadah apabila diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi mencapai keridhaan-Nya serta dikerjakan menurut cara-cara yang disyariatkan olehNya. Islam tidak membatasi ruang lingkup ibadah kepada sudut-sudut tertentu saja. Seluruh kehidupan manusia adalah medan amal dan persediaan bekal bagi para mukmin sebelum mereka kembali bertemu Allah di hari pembalasan nanti. Islam mempunyai keistimewaan dengan menjadikan seluruh kegiatan manusia sebagai ibadah apabila ia diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi untuk mencapai keridaan Nya serta dikerjakan menurut cara cara yang disyariatkan oleh Nya. Islam tidak menganggap ibadah ibadah tertentu saja sebagai amal saleh akan tetapi meliputi segala kegiatan yang mengandung kebaikan yang diniatkan karena Allah SWT. Ruang lingkup ibadah di dalam Islam sangat luas sekali. Mencakup setiap kegiatan kehidupan manusia. Setiap apa yang dilakukan baik yang bersangkut dengan individu maupun dengan masyarakat adalah ibadah menurut Islam ketika ia memenuhi syarat syarat tertentu. Syarat syarat tersebut adalah :

a)Amalan yang dikerjakan itu hendaklah diakui Islam, sesuai dengan hukum hukum syara' dan tidak bertentangan dengan hukum hukum tersebut. Adapun amalan - amalan yang diingkari oleh Islam dan ada hubungan dengan yang haram dan maksiyat, maka tidaklah bisa dijadikan amalan ibadah.

b)Amalan tersebut dilakukan dengan niat yang baik dengan tujuan untuk memelihara kehormatan diri, menyenangkan keluarga nya, memberi manfaat kepada seluruh umat dan untuk kemakmuran bumi seperti yang telah diperintahkan oleh Allah.

c)Amalan tersebut haruslah dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

d)Ketika membuat amalan tersebut hendaklah sentiasa menurut hukum- hukum syara' dan ketentuan batasnya, tidak menzalimi orang lain, tidak khianat, tidak menipu dan tidak menindas atau merampas hak orang.

e)Tidak melalaikan ibadah - ibadah khusus seperti salat, zakat dan sebagainya dalam melaksanakan ibadah - ibadah umum.

C.TUJUAN IBADAH

Ibadah adalah wujud pengabdian seorang hamba pada Tuhan-Nya yangdidasari sikap ikhlas danpasrah diri.Dengan demikian tujuan ibadah tidak lain adalah mendapat Keridhaan Allah SWT semata. Olehkarena itu, hambanya yang menjalankan ibadah dengan ikhlas dia akan merasakan dirinya akan selalu dekat dengan Tuhannya, sehingga ibadahdapat menjadi sarana taqarub ilallah atau pendekatan diri pada Allah. Melalui jalan taqarub ilallah Allah,maka kita baru bisa menyerap sifat-sifat Allah yang mulia, sehingga mampu melahirkan seorang hamba yang shaleh.

Allah SWT menyatakan bahwa dunia ini akan dihuni oleh hamba-hambaku yang sholeh. Ayat ini menunjukan bahwa fungsi agama memeberikan pencerahan dan kesdaran tentang makna dan arti hidup, sehingga manusia dapat menyadari tujuan hidupnya dan mampu menjalanksn fungsinya sebagai hamba yang soleh.dengan demikian Ibadah tidak hanya sarana menciptakan kesalahen individu tetapi juga bagaimana ibadah melahirkan hamba-hamba yang shaleh yang memberi kebaikan dan mamfaat bagi orang lain.

D.HAKIKAT IBADAH

Tujuan diciptakannya manusia di muka bumi ini yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. Ibadah dalam pengertian yang komprehensif menurut Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyah adalah sebuah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah SWT berupa perkataan atau perbuatan baik amalan batin ataupun yang dhahir (nyata). Adapun hakekat ibadah yaitu:

1)Ibadah adalah tujuan hidup kita. Seperti yang terdapat dalam surat Adz-dzariat ayat 56, yang menunjukan tugas kita sebagai manusia adalah untuk beribadah kepada Allah.

2)Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.

3)Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.

4)Hakikat ibadah sebagai cinta. Maksudnya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya yang mengandung makna mendahulukan kehendak Allah dan Rasul-Nya atas yang lainnya. Adapun tanda-tandanya: mengikuti sunah Rasulullah saw

5)Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang dicintai Allah).

6)Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.

Dengan demikian orang yang benar-benar mengerti kehidupan adalah yang mengisi waktunya dengan berbagai macam bentuk ketaatan, baik dengan melaksanakan perintah maupun menjauhi larangan. Sebab dengan cara itulah tujuan hidupnya akan terwujud.

E.FUNGSI IBADAH

Setiap muslim tidak hanya dituntut untuk beriman, tetapi juga dituntut untuk beramal sholeh. Karena Islam adalah agama amal, bukan hanya keyakinan. Ia tidak hanya terpaku pada keimanan semata, melainkan juga pada amal perbuatan yang nyata. Islam adalah agama yang dinamis dan menyeluruh. Dalam Islam, Keimanan harus diwujudkan dalam bentuk amal yang nyata, yaitu amal sholeh yang dilakukan karena Allah. Ibadah dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, tetapi juga untuk mewujudkan hubungan antar sesama manusia. Islam mendorong manusia untuk beribadah kepada Allah SWT dalam semua aspek kehidupan dan aktifitas. Baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari masyarakat. Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam Islam.

Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.

Mewujudkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya dapat dilakukan melalui muqorobah yaitu sikap merasa selalu dalam pengawasan Allah SWT dan khudlu yaitu sikap tunduk kepada Allah SWT. Orang yang beriman dirinya akan selalu merasa diawasi oleh Allah. Ia akan selalu berupaya menyesuaikan segala perilakunya dengan ketentuan Allah SWT. Dengan sikap itu seseorang muslim tidak akan melupakan kewajibannya untuk beribadah, bertaubat, serta menyandarkan segala kebutuhannya pada pertolongan Allah SWT. Demikianlah ikrar seorang muslim seperti tertera dalam Al-Quran surat Al-Fatihah ayat 5

Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan" (QS. Al-Fatihah: 5)

Atas landasan itulah manusia akan terbebas dari penghambaan terhadap manusia, harta benda dan hawa nafsu.

Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya

Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah anggota masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan memberi nasihat. Oleh karena itu, banyak ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang fungsi ibadah menyebutkan juga dampaknya terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat. Contohnya: Ketika Al-Qur'an berbicara tentang sholat, ia menjelaskan fungsinya:

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Ankabut: 45)

Dalam ayat ini Al-Qur'an menjelaskan bahwa fungsi sholat adalah mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Perbuatan keji dan mungkar adalah suatu perbuatan merugikan diri sendiri dan orang lain. Maka dengan sholat diharapakan manusia dapat mencegah dirinya dari perbuatan yang merugikan tersebut. Ketika Al-Qur'an berbicara tentang zakat, Al-Qur'an juga menjelaskan fungsinya:

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.(QS. At-Taubbah 103)

Zakat berfungsi untuk membersihkan mereka yang berzakat dari kekikiran dan kecintaan yang berlebih-lebihan terhadap harta benda. Sifat kikir adalah sifat buruk yang anti kemanusiaan. Orang kikir tidak akan disukai masyarakatzakat juga akan menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati pemberinya dan memperkembangkan harta benda mereka. Orang yang mengeluarkan zakat hatinya akan tentram karena ia akan dicintai masyarakat. Dan masih banyak ibadah-ibadah lain yang tujuannya tidak hanya baik bagi diri pelakunya tetapi juga membawa dapak sosial yang baik bagi masyarakatnya. Karena itu Allah tidak akan menerima semua bentuk ibadah, kecuali ibadah tersebut membawa kebaikan bagi dirinya dan orang lain. Dalam hal ini Nabi SAW bersabda:

Barangsiapa yang sholatnya tidak mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar, maka dia hanya akan bertambah jauh dari Allah (HR. Thabrani).

Melatih diri untuk berdisiplin

Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita untuk berdisiplin. Kenyataan itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan sholat, mulai dari wudhu, ketentuan waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-aturan lainnya, mengajarkan kita untuk berdisiplin. Apabila kita menganiaya sesama muslim, menyakiti manusia baik dengan perkataan maupun perbuatan, tidak mau membantu kesulitan sesama manusia, menumpuk harta dan tidak menyalurkannya kepada yang berhak. Tidak mau melakukan amar ma'ruf nahi munkar, maka ibadahnya tidak bermanfaat dan tidak bisa menyelamatkannya dari siksa Allah SWT.

F.PEMBAGIAN JENIS IBADAH

Setiap dari perintah ataupun dari semua larangan Alloh dan Rosul-Nya bila dipatuhi berarti kita telah beribadah kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala dengan sesuatu yang telah dicintai lagi diridhoi-Nya, dari itu berikut dibawah ini kita sampaikan pembagian/ jenis daripada Ibadah dengan beberapa bentuknya yaitu sebagai berikut :

Pembagian Bentuk serta Jenis Ibadah.

Bentuk Ibadah. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh para Ulama ketika memberikan definisi tentang makna Ibadah yaitu sebuah nama yang mencakup bagi segala sesuatu dari yang dicintai dan diridhoi oleh Alloh Subhanahu wa Ta'ala baik dari perkataan ataupun perbuatan baik yang lahir maupun yang bathin, maka dari definisi tersebut dapatlah diketahui bahwasanya bentuk ataupun wujud dari sebuah Ibadah itu ada 2 kategori yaitu :

1.Ibadah yang berupa perkataan baik yang bersifat lahir maupun perkataan yang bersifat bathin. Contoh dari perkataan yang lahir seperti : berdzikir ,berdoa ,membaca Al-Quran ...dsb ,dan sedangkan contoh dari perkataan yang bathin seperti :membenarkan /Tasdiq sebagaimana dalam kaitanya dengan persoalan iman .

2.Ibadah yang berupa perbuatan baik yang bersifat lahir maupun perbuatan yang bersifat bathin. Contoh dari perbuatan yang lahir seperti : sholat ,berhajji ,berpuasa ...dsb ,dan sedangkan contoh dari perbuatan yang bathin seperti :berniat ,Tawakal ,Takut kepada Alloh Ta'ala ,mencintai-Nya.

Jenis Ibadah. Dalam hal ini maka dapatlah disebutkan tentang jenis-jenis Ibadah yaitu sebagai berikut :

1.Jenis ibadah aqodiah /keyakinan seperti, membenarkan sebagaimana dalam kaitanya dengan persoalan iman.

2.Jenis ibadah qolbiah/ hati seperti, rasa cinta, takut, berharap, tawakal kepada Allohu Ta'ala, termasuk pula kedalam jenis ibadah Hati ini yaitu rasa khusyu, ikhlas ..dsb .

3.Jenis ibadah lafdziah/ lisan seperti, berdzikir, berdoa, membaca Al-Qur'an, memerintahkan kepada yang ma'ruf dan melarang dari yang mungkar ...dsb.

4.Jenis ibadah badaniah/ badan seperti sholat, berpuasa, berhaji, berjihad, menikah.. dsb.

5.Jenis ibadah maliah/ harta seperti, zakat, wakaf, infak ...dsb.

Demikianlah diantara bentuk dan juga jenis ibadah dan yang kesemuanya itu wajib hanya diberikan/ ditujukan kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala semata dan serta wajib untuk dilaksanakan/ dikerjakan sesuai dengan yang telah dicontohkan oleh Rosululloh sholallohu alaihi wa salam.

Selanjutnya dan tidaklah sebuah ibadah itu dari yang telah dikerjakan oleh seseorang dapat dikatakan telah sesuai dengan contoh/ sunnah Rosululloh, kecuali dalam pelaksanaan ibadah tersebut itu memang telah adanya kesesuaian dalam beberapa hal berikut :

1.Tata cara/sifat daripada pelaksanaanya, seperti ketika melaksanakan ibadah sholat, berpuasa, berhaji, berdakwah...dsb, maka dalam hal tata cara ataupun sifat daripada pelaksanaanya haruslah sesuai dengan yang telah diperintahkan ataupun yang dicontohkan oleh Rosululloh .

2.Jumlahnya, seperti ketika dalam membaca dzikir sesudah sholat yang wajib yaitu saat membaca Tasbih/Subhanalloh, Tahmid/Alhamdulillah, Takbir/ Allohu Akbar, maka kita tidak boleh menentukan bagi jumlah yang harus kita baca kecuali hanya mengikuti berapa jumlah yang memang telah ditetapkan oleh Rosululloh dalam hal itu .

3.Kadar/ ukuranya, seperti ketika dalam mengeluarkan zakat untuk semua jenisnya, maka dalam hal tersebut Rosululloh telah menentukan bagi ukuranya dari zakat yang harus dikeluarkan dan kita tinggal mengikuti saja dan tidak boleh membuat kadar atau ukuran sendiri dalam perkara zakat tersebut .

4.Jenisnya, seperti ketika dalam menyembelih hewan qurban, maka Rosululloh telah menetapkan jenis bagi hewan qurban itu dan barang siapa yang telah berqurban namun tidak dengan hewan yang telah ditetapkan oleh Rosululloh maka qurbanya tidaklah akan diterima alias tidak sah .

5.Tempatnya, seperti ketika berhaji dengan semua rangkaianya, maka telah tertentu bagi tempatnya.

6.Waktunya, seperti ketika hendak sholat ,berhajji ,berqurban ,maka kesemuanya itu telah ditetapkan bagi waktu waktunya masing masing .

7.Sebabnya, seperti ketika mengucapkan hamdalah /Alhamdulillah karena sebab bersin ,maka pada yang demikian itu telah ada dasar perintahnya dari Rosulullloh, jadi maksudnya kita tidak boleh atau tidak diperkenankan untuk menetapkan suatu bacaan ataupun perbuatan tertentu yang kita lakukan untuk suatu sebab tertentu yang mana hal tersebut itu memang tidak pernah diperintahkan ataupun dicontohkan oleh Rosululloh sholallohu alaihi wa salam.

G.MENINGKATKAN KUALITAS IBADAH

Allah menerima ibadah kita bukan dilihat dari segi kuantitas atau jumlahnya, namun Allah melihat ibadah seseorang dari segi kualitasnya. Kualitas ibadah seseorang dapat dilihat dari beberapa tingkatan, tingkatan pertama adalah tingkata ibadah orang awam, tingkatan ini haya melihat ibadah dari segi upah atau pahalanya saja. Tingkatan yan kedua adalah tingkatan orang. Untuk membangun kualitas ibadah yang benar, maka harus dimulai dari dua hal yaitu.cintayang sempurma dan ketundukan dan kepatufan yang sempurna.

Kecintaan yang sempurna harus dilandasi dengan niat yanig ikhlas tampa mengharapkan apa -apa kecuali keridhaan Allah semata. Kecintaan kepada Allah harus diatas segala cinta yang lainnya, dengan demikian tidak ada sesuatupun yang menjadi tempat kita bergantung kecuali kepada Allah SWT. Bukti cinta kepada Allah tercermin dalam ajaran Tauhid, yaitu larangan memperkutuka Allah dengan seauatu apapun, baik itu yang mengandung syirik khoupi maupun syirik besar.

Sementara ketundukanya yang sempurna yaitu menjalankan ibadah harus mengikuti seluruh perintah Allah dan menjauhi larangannya. Menurut para ulama Allah memiliki hak atas hambanya, sebaliknya hamba memiliki hak atas Tuhan. Hak Allah atas hambanya yaitu Allah memiliki hak untuk disembah dengan jalan melaksanakan segala perintahnya perintah apapun yang kepada hamba tanpa menambah atau mengurangi sedikitpun.

Kualitas ibadah seseorang dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu dari segi sumbernya dan dari segi pelaksanaanya.

Dilihat dari segi sumbernya ibadah merupakan sebuah kegiatan ritual yang bersumber langsung dari alquran dan hadis. Khususnya pelaksanaan ibadah khas, ibadah ini sudah diatur mekanisnya atau tata carananya secara terperinci. Sementara itu ibadah dilihat dari segi pelaksaanaanya, maka landasan utama dalam islam adalah masalah keimanan.

KESIMPULAN

Ibadah adalah taat dan merendahkan diri kepada Allah SWT yaitu tinkatan tunduk disertai kecintaan yang paling tinggi dan melaksanakan perintahnya (ibadah) atau sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah SWT baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang batin.

1.Ibadah Secara Umum

Ibadah umum atau ghairu mahdhah adalah segala amalan yang diizinkan oleh Allah, misalnya; belajar, dzikir, dakwah, tolong menolong dan lain sebagainya.

2.Ibadah Secara Khusus

Ibadah khusus atau mahdhah adalah ibadah yang apa saja yang telah ditetapkan Allah akan tingkat, tata cara dan perincian-perinciannya. Jenis ibadah yang termasuk mahdhah misalnya adalah Thaharah, Shalat, Puasa, Zakat,Haji.

Hakikat ibadah menurut Imam Ibnu Taimiyah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah baik berupa perbuatan maupun ucapan yang tampak maupun yang tersembunyi.

Tujuan Ibadah adalah Agar manusia selalu tahu dan sadar bahwa betapa lemah dan hinanya mereka bila berhadapan dengan kekuasaan Allah, sehingga ia menyadari benar-benar kedudukannya sebagai hamba Allah.Manusia adalah hamba Allah Ibaadullaah jiwa raga hanya milik Allah, hidup matinya di tangan Allah, rizki, miskin, kayanya ketentuan Allah, dan diciptakan hanya untuk ibadah atau menghamba kepada-Nya:

(56)

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Secara bahasa, hikmah berarti kebijaksanaan, atau arti yang dalam. Hikmah juga berarti mengetahui keunggulan sesuatu melalui suatu pengetahuan. Ahli tasawuf mengartikan hikmah sebagai pengetahuan tentang rahasia Allah dalam menciptakan sesuatu.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul,KarimAbu.2014.http://abu-abdul-karim.heck.in/pembagian-jenis-ibadah.xhtml.akses terakhir 6 Maret 2015

Anonim.2013.http://sharring-artikel.blogspot.com/2013/04/konsep-ibadah-dalam-islam.html.akses terakhir 6 Maret 2015

Anonim.2014.http://koirula.blogspot.com/2014/01/maksud-dan-tujuan-ibadah.html.akses terakhir 7 Maret 2015

Holiq.2014.http://holiqs.blogspot.com/2014/02/makalah-konsep-ibadah-dalam-islam.html.akses terakhir 5 Maret 2015

TimPenyusun.2013.http://studi-agama-islam.blogspot.com/2013/10/pengertian-hakikat-dan-fungsi-ibadah.html.akses terakhir 7 Maret 2015