28
Dispensing Sediaan Aseptik LIPID MCT/LCT Kelompok 6: Arum Winda Setyorini 1406664202 Dilah Rahmah Rububiyah 1406664322 Kartiko Wicaksono W 1406664493 Khalisa Nurfajri 1406664505 Mita Nurdiana 1406664581 Resta Dwi Syachfitri 1406664676 Sri Wahyuni Lestari 1406664751 Yeyet Durotul Yatimah 1406664846 PROGRAM PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

kombinasi lct mt

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lipid emulsion

Citation preview

Page 1: kombinasi lct mt

Dispensing Sediaan Aseptik

LIPID MCT/LCT

Kelompok 6:

Arum Winda Setyorini 1406664202

Dilah Rahmah Rububiyah 1406664322

Kartiko Wicaksono W 1406664493

Khalisa Nurfajri 1406664505

Mita Nurdiana 1406664581

Resta Dwi Syachfitri 1406664676

Sri Wahyuni Lestari 1406664751

Yeyet Durotul Yatimah 1406664846

PROGRAM PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2015

Page 2: kombinasi lct mt

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah berjudul

“Lipid MCT/LCT”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah

Dispensing Sediaan Aseptik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan makalah ini.

Makalah ini berisi mengenai jenis – jenis pemberian lipid MCT/LCT. Penulis

menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini namun penulis

berharap makalah ini dapat berguna bagi setiap pembaca.

Tim Penulis,

2015

ii

Page 3: kombinasi lct mt

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Nutrisi yang cukup sangat penting untuk pertumbuhan dan menjaga

homeostatis tubuh. Gangguan terhadap asupan nutrisi dapat menyebabkan

seseorang terkena malabsorbsi dan berakibat fatal. Penyebabnya dapat berupa

gangguan absorbsi makanan pada saluran cerna ataupun penderita luka bakar yang

tidak mampu mengkonsumsi makanan secara langsung. Salah satu terapi untuk

mengatasi hal tersebut adalah dengan memberikan sumber nutrisi langsung ke

dalam pembuluh darah dalam bentuk sediaan Total Parenteral Nutrition (TPN)

(Dipiro, 2005).

TPN umumnya tersusun dari beberapa komponen utama dan komponen

tambahan. Mikroemulsi parenteral (Intravenous Lipid Emulsion, IVLE)

merupakan salah satu komponen utama dalam TPN yang berfungsi sebagai

sumber energi. Sumber energi TPN yang lain dapat diperoleh dari karbohidarat

(dekstrosa) maupun dari protein (Dipiro, 2005).

Masalah yang sekarang banyak menjadi perhatian dalam formulasi TPN

adalah stabilitas dari IVLE yang dapat mempengaruhi keamanan penggunaan

TPN. Penelitian membuktikan tipe trigliserida dalam komponen minyak

merupakan faktor yang penting yang dapat mempengaruhi kestabilan dari IVLE

(Balogh et al., 2005). Minyak yang mengandung kombinasi trigleserida rantai

menengah (Medium chain triglycerides/ MCT) dan trigiserida rantai panjang

(Long chain triglycerides/ LCT) lebih stabil dibandingkan minyak yang hanya

3

Page 4: kombinasi lct mt

mengandung trigliserida rantai panjang, seperti minyak kedelai dan minyak bunga

matahari yang banyak digunakan sebagai sumber nutrisi dalam TPN

(Balogh et al., 2005).

Keuntungan lain dari kombinasi MCT dan LCT dalam minyak adalah

proses klirens oleh hati akan lebih cepat sehingga tidak akan terjadi penumpukan

kolesterol dalam pembuluh darah (Eastwood, 2003). Selain itu kombinasi MCT

dan LCT dapat menghasilkan mikroemulsi yang lebih jernih dibandingkan

minyak murni mengandung hanya LCT saja.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas

pada mata kuliah Dispensing Sediaan Aseptik. Selain itu, makalah ini bertujuan

untuk memberikan informasi terkait Lipid MCT/ LCT.

1.3 Metode Penulisan

Makalah ini disusun berdasarkan penelusuran literatur terkini, baik melalui

buku teks, jurnal-jurnal ilmiah, serta artikel ilmiah lainnya baik yang tercetak

ataupun melalui penelusuran secara elektronik pada situs-situs ilmiah yang

terpercaya.

4

Page 5: kombinasi lct mt

BAB II

ISI

1.1 Kombinasi MCT dan LCT

Emulsi lipid mengandung minyak kelapa – turunan trigliserida rantai

menengah (MCT) dan minyak kedelai-trigliserida rantai panjang (LCT). LCT

pada emulsi lipid MCT/LCT mensuplai tubuh dengan asam lemak esensial

omega-6 yang dibutuhkan sebagai komponen fosfolipid dalam membran sel dan

precursor eicosanoid. Sedangkan MCT menyediakan kalori untuk energy.

Emulsi yang mengandung kombinasi trigliserida rantai menengah

(Medium chain triglycerides/MCT) dan trigliserida rantai panjang (Long chain

triglycerides/LCT) lebih stabil dibandingkan emulsi yang hanya mengandung

trigliserida rantai panjang, seperti minyak kedelai dan minyak bunga matahari

yang banyak digunakan sebagai sumber nutrisi dalam TPN (Driscoll et al, 2000).

Keuntungan lain dari kombinasi MCT dan LCT dalam emulsi adalah proses

klirens oleh hati akan lebih cepat sehingga tidak akan terjadi penumpukan

kolesterol dalam pembuluh darah (Eastwood, 2003). Ikatan rantai karbon yang

panjang pada LCT membutuhkan banyak asam empedu dan banyak langkah

percernaan untuk memecahnya menjadi unit yang lebih kecil yang dapat diserap

sampai dengan ke jaringan. Sesampainya di jaringan darah, LCT diserap oleh sel

lemak dan disimpan sebagai lemak tubuh. Sedangkan MCT lebih mudah larut

dalam air dan dapat memasukan aliran darah lebih cepat karena jumlah ikatan

rantai karbonnya yang sedikit. Sesampainya di jaringan darah, MCT

ditransportasikan langsung ke hati. Kemudian MCT dengan cepat diserap menjadi

5

Page 6: kombinasi lct mt

sumber energi dan sangat sedikit yang diubah menjadi lemak tubuh. Selain itu

kombinasi MCT dan LCT dapat menghasilkan mikroemulsi yang lebih jernih

dibandingkan emulsi murni yang mengandung LCT saja.

1.2 Mekanisme Kerja

Ikatan rantai karbon yang panjang pada LCT membutuhkan banyak asam

empedu dan banyak langkah percernaan untuk memecahnya menjadi unit yang

lebih kecil agar dapat diserap. Pada peredaran darah, LCT diserap oleh sel lemak

dan disimpan sebagai lemak tubuh. Sedangkan MCT lebih mudah larut dalam air

dan masuk ke aliran darah lebih cepat karena jumlah ikatan rantai karbonnya yang

sedikit. Pada peredaran darah, MCT ditransportasikan langsung ke hati. Kemudian

MCT dengan cepat diserap menjadi sumber energi dan sangat sedikit yang diubah

menjadi lemak tubuh.

1.3 Indikasi

Sebagai sumber kalori dan asam lemak esensial untuk pasien yang

membutuhkan nutrisi parenteral

1.4 Dosis

Dewasa : 1-2 g/kgBB per hari

Kecepatan infus : 15 menit pertama tidak melebihi 0.5-1.0 ml/kgBB/ jam.

Jika tidak menunjukkan efek samping dapat ditingkatkan sampai 2

ml/kgBB/jam

Neonatal: sampai dengan 3 g/kgBB/hari

6

Page 7: kombinasi lct mt

Kecepatan Infus : sampai dengan 0.15 g/kgBB/jam

1.5 Kontra Indikasi

Dikontraindikasikan pada pasien yang mengalami gangguan metabolisme

lemak seperti penyakit hyperlipaemia, lipoid nephrosis atau pankreatitis akut

yang disertai dengan hyperlipaemia, ketoacidosis atau hypoxia, tromboembolisme

(B. Braun Melsungen AG · 34209 Melsungen, Germany). Selain itu juga dikontra

indikasikan untuk pasien :

- Hipersensitivitas terhadap ikan , telur , kedelai atau protein kacang

- Hiperlipidemia berat

- Insufisiensi hati berat

- Gangguan pembekuan darah yang parah

- Insufisiensi ginjal berat tanpa akses ke hemofiltrasi atau dialisis

- Kontraindikasi Umum terapi infus : akut paru edema, hiperhidrasi, insufisiensi

jantung dekompensasi

- Kondisi yang tidak stabil ( misalnya kondisi pasca-trauma yang

parah, diabetes mellitus terkompensasi, akut miokard infark, stroke,

asidosis metabolik dan sepsis parah dan hipotonik dehidrasi)

(SMOFlipid™ 20% Lipid Injectable Emulsion, FK Std).

1.6 Perhatian dan Kewaspadaan

Perhatian harus dilakukan dalam pemberian lemak intravena emulsi pada

pasien dengan asidosis metabolik, kerusakan hati yang parah, penyakit paru,

sepsis, penyakit sistem retikuloendotelial, anemia atau gangguan pembekuan

7

Page 8: kombinasi lct mt

darah, atau ketika ada bahaya emboli lemak. Pemantauan kadar trigliserida

dilakukan pada pasien dengan kapasitas eliminasi lemak,gangguan fungsi hepar

atau pemberian lipid intravena jangka panjang . Pengurangan dosis atau

penghentian emulsi lipid harus dipertimbangkan jika serum atau plasma

trigliserida konsentrasi selama atau setelah infus melebihi 3 mmol / L.

Administrasi MCT / LCT harus disertai dengan karbohidrat infus dengan

pembuatan sampai 40% (minimal) dari asupan kalori total. Hal ini dapat

menghilangkan resiko asodosis pada pemberian asam lemak rantai menengah.

Metabolisme dan endokrin:

MCT / LCT harus diberikan dengan hati-hati dalam kondisi gangguan

metabolisme lipid, yang mungkin terjadi pada pasien dengan gagal ginjal ,

diabetes mellitus , pankreatitis , gangguan fungsi hati , hipotiroidisme dan

sepsis . Data klinis pada pasien dengan diabetes mellitus atau gagal ginjal

sangat terbatas terkait pemberian LCT /MCT.

Sistem imun:

Dengan adanya kandungan minyak kedelai, minyak ikan atau fosfolipid telur

kemungkinan akan menyebabkan reaksi hipersensitivitas, dari hasil studi

jarang ditemukan pada pasien .

Pemberian pada lansia :

Meskipun dosisi yang direkomendasikan tidak berbeda pada dosis dewasa,

tetapi tingkat metabolisme dan asupan pada lansia bervariasi pada setiap

individu.

8

Page 9: kombinasi lct mt

Pemberian pada kehamilan:

Pemberian selama kehamilan dan menyusui bisa jadi sangat diperlukan, dan

penggunaannya selama periode ini tidak dianggap berbahaya, tetapi tidak

disarankan pemakaiannya, terutama selama trimester pertama, kecuali manfaat

yang diharapkan diperkirakan lebih besar daripada kemungkinan risiko pada

janin.

1.7 Pengujian Laboratorium

Tes laboratorium standar untuk memantau nutrisi parenteral harus

dilakukan secara teratur. Ini termasuk kadar glukosa darah, tes fungsi hati,

trigliserida, metabolisme asam-basa, keseimbangan cairan, hitung darah lengkap

dan elektrolit.

1.8 Reaksi yang Tidak Diinginkan

Reaksi akut

dyspnea, reaksi alergi, hyperlipaemia, hypercoagulability, mual, muntah, sakit

kepala, muka merah, hipertermia, berkeringat, menggigil, mengantuk, chest

and back pain

Reaksi tertunda

hepatomegali, ikterus karena centrallobular kolestasis, splenomegali,

trombositopenia, leukopenia, Peningkatan nilai tes fungsi

hati, dan overloading sindrom. Pengendapan pigmen coklat di

sistem retikuloendotel yang disebut "pigmen lemak intravena”

(B. Braun Melsungen AG · 34209 Melsungen, Germany).

9

Page 10: kombinasi lct mt

Hasil laporan reaksi yang tidak diinginkan paska pemasaran SMOFlipid™ 20%

Lipid Injectable Emulsion, FK Std.

Sistem organReaksi yang tidak

diinginkanFrekuensi

Gangguan sistem imun

Reaksi hipersensitivitas misalnya Reaksi

anafilaktik, ruam kulit, urtikaria, sakit kepala

Jarang(>0.01% – ≤ 0.1%)

Gangguan pembuluh darah

Hipertensi, hipotensiJarang

(>0.01% – ≤ 0.1%)

Gangguan pencernaan Mual muntahSering

(≥0.1% – < 1%)Gangguan sistem

reproduksipriapism

Sangat jarang(≤ 0.01%)

Keadaan umum

DemamUmum terjadi

(≥1% – < 10%)

Panan dinginSering

(≥0.1% – < 1%)nyeri pada leher,

punggung,tulang, dada dan

pinggang

Jarang(>0.01% – ≤ 0.1%)

1.9 Farmakokinetik

Karena pemberian administrasi LCT/MCT secara intravena, maka

bioavaibilitas dari LCT/MCT adalah 100%. Konsentrasi serum trigliserida

maksimum selama administrasi LCT/MCT bergantung pada dosis, kecepatan

infus, dan kondisi metabolisme masing-masing pasien. Namun konsentrasi serum

trigliserida tidak akan melebih 5 µmol/l selama pemberian LCT/MCT sesuai

dengan dosis yang direkomendasikan.

Waktu paruh plasma dari LCT/MCT diperkirakan selama 9 menit. Proses

LCT/MCT tidak melewati cairan cerebrospinal dan belum ada data yang

menyebutkan bahwa LCT/MCT menembus plasenta dan kelenjar ASI di

10

Page 11: kombinasi lct mt

payudara. LCT/MCT tidak dieskresikan melalui ginjal melainkan dieskresi

melalui feses.

1.10 Penyiapan dan pencampuran MCT dan LCT

MCT dan LCT merupakan salah satu contoh sediaan steril digunakan

secara parenteral. Dalam pembuatan MCT dan LCT, perlu diperhatikan beberapa

aspek pembuatan sediaan meliputi area pembuatan, personalia yang melakukan

pembuatan, dan peralatan yang digunakan. Ketiga aspek tersebut harus memenuhi

persyaratan untuk menjaga kesterilan dan kualitas sediaan parenteral.

Penyiapan dan pencampuran MCT & LCT dilakukan di ruangan tipe kelas

100 yakni di lakukan didalam laminar air flow. Semua alat yang digunakan harus

disterilkan terlebih dahulu. Beberapa peralatan yang diperlukan dalam

penyiapannya antara lain jarum suntik, syringe, filter, alkohol 70%,

disinfektan,alcohol pad lap pembersih, wadah-wadah yang bersifat disposable use,

dan kantung larutan nutrisi parenteral.

Dalam hal pencampuran, nutrisi parenteral terbagi atas komponen dasar

dan komponen additive (tambahan). Dalam pembuatananya komponen dasar

dicampur terlebih dahulu dan dibuat dalam sejumlah volume tertentu. Komponen

dasar pada LCT + MCT adalah lemak (lipid). Lemak biasanya diberikan dalam

bentuk emulsi lemak. Dipasaran lemak tersedia dalam konsentrasi 10 % atau 20

%. Sedangkan komponen additive (tambahan) merupakan nutrisi dalam jumlah

kecil yang dapat berupa vitamin, trace elemen, elektrolit, dan obat-obatan.

Elektrolit ini biasanya diberikan dalam bentuk garamnya seperti NaCl, KC1,

11

Page 12: kombinasi lct mt

Kalium Fosfat, Kalium Asetat. Jumlah elektrolit yang diberikan kepada penderita

disesuaikan dengan hasil tes laboratorium pasien yang bersangkutan. Dapat pula

lemak ini dicampurkan dengan komponen larutan nutrisi parenteral lain seperti

protein dan karbohidrat. Campuran ini disebut larutan 3-in 1 atau total nutrient

admixture.

Pen yiapan proses pencampuran :

1. Terima resep dari dokter, periksa kesesuaian resep dengan identitas pasien

dan kebenaran jenis emulsi lipid yang diresepkan apakah sudah sesuai

kebutuhan pasien atau tidak. Lakukan perhitungan kebutuhan sediaan.

Buat etiket.

2. Periksa kebutuhan alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai literature yang

dirujuk. Pastikan hal ini terhadap sedian lipid nya: Expiration Date, ada

tidaknya kebocoran, perubahan warna, emulsion cracking, kejernihan

3. Pastikan alat-alat yang mau digunakan sudah steril.

4. Desinfeksi terlebih dahulu permukaan wadah-wadah yang akan digunakan.

5. Tempatkan alat dan bahan ke dalam laminar air flow.

6. Ambil bahan tambahan dan masukkan ke kantung nutrisi parenteral.(kalau

tidak ada bahan tambahan langsung ke poin 6)

7. Pindahkan larutan MCT/LCT juga ke dalam kantung nutrisi parenteral.

Tutup slot tempat memindahkan larutan. Goyang-goyangkan kantung

pelan-pelan hingga tercampur homogeny.

12

Page 13: kombinasi lct mt

8. Periksalah lipid yang sudah dipindahkan ke kantung larutan nutrisi

parenteral, pastikan ia terbebas dari partikel. Keluarkan dari laminar air

flow.

1.11 Pemberian dan Penyimpanan

Durasi penggunaan: Pada TPN, Lipofundin MCT/LCT diberikan selama

1-2 minggu. Jika infus lemak masih dibutuhkan dan dilakukan monitoring,

periode penggunaan Lipofundin MCT/LCT dapat diperpanjang.

Penyimpanan: Simpan dibawah suhu 25C, jangan dibekukan. Jika beku

secara tidak sengaja, buang sediaan. Isi yang tidak digunakan harus dibuang dan

tidak boleh digunakan kembali. Jangan menggunakan botol yang menunjukkan

tanda telah mengalami pemisahan fase.

Metode dan rute administrasi: Lipofundin MCT/LCT harus diberikan

secara intravena sebagai bagian dari regimen TPN melalui vena perifer atau

kateter vena sentral. Lipofundin MCT/LCT dapat diinfus ke kateter vena sentral

atau vena perifer yang sama seperti larutan karbohidrat dan asam amino dengan

menggunakan sambungan Y dekat daerah infus. Hal ini menyebabkan terjadinya

pencampuran larutan dengan cepat sebelum memasuki vena. Laju aliran dari

setiap larutan harus dikontrol secara terpisah dengan pompa infus. Set infus

dengan line filter tidak boleh digunakan untuk emulsi lemak.

1.12 Monitoring

13

Page 14: kombinasi lct mt

Monitoring pasien selama pemberian nutrisi parenteral penting karena

pasien beresiko lebih besar terhadap toksisitas, defisiensi dan komplikasi lain.

Perlu pemantauan kadar plasma lipid  (trigliserida) yang diukur sebelum dan

selama memulai TPN.

Dalam pengelolaan metabolik dan gizi pasien sakit parah, pengecekan

awal spesifik dan pemantauan terus menerus sangat penting, Terutama

pemantauan elektrolit, kadar vitamin dan trace elements. Elektrolit, vitamin,

mineral, dan trace elements penting untuk menyediakan sumber nutrisi

menyeluruh dan mencegah ketidakseimbangan atau defisiensi yang mungkin

timbul. Larutan elektrolit untuk nutrisi parenteral mengandung Na, K, Ca, Mg, Cl,

dan asetat dalam berbagai konsentrasi, atau berupa garam elektrolit tunggal.

Larutan asam amino dapat mengandung klorida dan asetat, atau fosfat, dan ada

yang mengandung berbagai jenis elektrolit. Jumlah tiap-tiap elektrolit yang

ditambahkan bersifat individual bergantung kebutuhan pasien. Vitamin

dibutuhkan tubuh dalam proses metabolisme. Vitamin-vitamin larut air seperti

asam askorbat, vitamin B6, niasin, riboflavin, dan vitamin B12 biasanya tersedia

dalam bentuk injeksi tunggal. Sedangkan vitamin larut lemak, seperti vitamin A,

D, E, K dapat ditambahkan ke dalam formulasi nutrisi parenteral. Trace elements

esensial dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang kecil, yaitu zink, tembaga,

mangan, besi, krom, molibdenum, dan selenium. Trace elements ini berperan

sebagai kofaktor dalam sistem enzim.  

Monitoring pada pasien dengan gangguan hati juga harus dilakukan yaitu

tidak lebih dari 1g/kg perhari. Pada penyakit hati terjadi peningkatan lipolisis,

14

Page 15: kombinasi lct mt

sehingga lipid harus diberikan dengan hati-hati untuk mencegah

hipertrigliseridemia

PERTANYAAN dan JAWABAN DISKUSI

1. Syarifatul imamah: sediaan ini bisa dicampur dengan apa saja? Kalau

vitamin K kan bisa, kalau seperti suspensi apakah bisa dicampur?

Bagaimana caranya? Kalau untuk dicampur apa saja yang perlu

diperhatikan?

Jawab: Yang bisa ditambahkan : vitamin yang larut lemak (A,D,E,K),

trace elemen, elektrolit dalam bentuk garam, obat-obatan,

karbohodrat,dekstrosa, protein (asam amino). Kalau dicampur dengan

karbohidrat dan protein, maka proses pencampurannya harus sesaat

sebelum digunakan. Yang harus diperhatikan kalau mau mencampurkan:

1. ketercampuran bahan tambahan dengan lipid, jadi zat-zat yang

kompatibel dengan lipid saja yang dicampur.

2. rasio pencampuran, jadi diperhatikan rasio komponen yang bisa

dicampur sehingga tidak terbentuk agregraasi, zat zat yang

2. Kalau setelah tercampur pemakaiannya langsung dipakai hingga habis

atau bisa disimpan? Berapa lama?

Jawab: langsung dipakai karna tidak boleh lebih dari 24 jam.

Baik LCT/MCT tunggal maupun yang dicampur dengan komponen lain

maksimal disimpan 24 jam sejak pencampuran. Walau bekum habis

digunakan, tapi kalau sudah lebih dari 24 jam, tidak boleh dipakai lagi.

15

Page 16: kombinasi lct mt

3. Fikry: penggunaan mct lct apakah memang selalu kombinasi, kalo ada

yang tanpa kombinasi apa tetap bisa dipakai?

Jawab: tidak selalu digabung,sediaan di indonesia yang gabungan hanya

sedikit, tapi ada yang LCT saja atau MCT saja.

4. Dosis dewasa dan anak apakah ada perbedaan?

Jawab: dewasa = 1-2 gram lemak per kg berat badan per hari. Neonates =

2-3 (maks: 4) gram lemak per kg berat badan per hari.

5. Lusiana: bagaimana komposisinya dari kombinasi MCT LCT?

Jawab: lipofundin selalu 50:50, 100 gram masing-masing. Tidak pernah

dicampur sendiri, selalu dalam sediaan jadi, karna kompisisi lipid nya

macam macam dari berbagai jenis minyak yang dipakai.

6. Lusiana: Kondisi pasien seperti apa yang harus pakai kombinasi atau

tidak?

Jawab: Pasien yang menggunakan IVLE ini adalah pasien yang saluran

pencernaan ataupun organ pencernaan nya bermasalahatau tidak bisa

mencerna nutrisi yang diperoleh secara oral sehingga ia tidak bisa

mendapatkan nutrisi dengan cara normal (oral). Penambahan kombinasi

atau tidak tergantung dari kebutuhan nutrisi pasien, kalau pasien juga

butuh karbohodrat ya ditambah karbohidrat dsb tergantung kebutuhan

tubuh pasien. Misalnya pada pasien sepsis, infeksi usus, pasien kurang

gizi.

16

Page 17: kombinasi lct mt

17

Page 18: kombinasi lct mt

Daftar Pustaka

Bach, Andre, dan Vigen K Kabayan. 1982. Medium Chain Triglycerides: an update. The American Journal of Clinical Nutrition.

Balogh, Judit, et al., 2005, The Effect of Structure Triglycerides on The Kinetic Stability of Total Nutrient Admixture, Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences; 8(3):552-7.

Dipiro, Joseph T, Robert L, Talbert, Gary C Yees, Gary R Matzke, Barbara G Wells, L. Micael Posey (Eds). 2005. Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach (6th Ed). United States : Mc Graw-Hill

Eastwood. M. 2003. Principles of Human Nutrition. Second Edition. Edinburgh, UK. Blackwell Science.\

Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition, Vol. 41, Suppl. 2, November 2005.

18