4
Klasifikasi Trauma pada gigi dan Mekanisme Sumber: Traumatic Dental Injuries; A Manual. Third Edition. J.O Andreasen, L.K Bakland. Wiley-Blackwell Menurut WHO dalam Application of International Classification of Diseases to Dentistry and Stomatology, Trauma pada gigi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: A. Fraktur di jaringan keras gigi dan pulpa 1. Infraksi Enamel: Fraktur yang tidak komplit / crack dari enamel tanpa kehilangan struktur dari gigi tersebut 2. Fraktur Enamel: Fraktur yang terjadi pada enamel yang menyebabkan hilangnya struktur gigi 3. Fraktur Enamel-Dentin: fraktur yang terjadi pada enamel dan dentin yang menyebabkan hilangnya struktur gigu 4. Fraktur Enamel-Dentin-Pulpa: fraktur yang melibatkan enamel dan dentin yang menyebabkan hilangnya struktur gigi serta mengekspos pulpa B. Fraktur pada jaringan keras gigi: pulpa, ligament periodontal dan prosesus alveolar

Klasifikasi Trauma Pada Gigi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Klasifikasi Trauma pada Gigi

Citation preview

Page 1: Klasifikasi Trauma Pada Gigi

Klasifikasi Trauma pada gigi dan Mekanisme

Sumber: Traumatic Dental Injuries; A Manual. Third Edition. J.O Andreasen, L.K Bakland. Wiley-Blackwell

Menurut WHO dalam Application of International Classification of Diseases to Dentistry and Stomatology, Trauma pada gigi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

A. Fraktur di jaringan keras gigi dan pulpa

1. Infraksi Enamel: Fraktur yang tidak komplit / crack dari enamel tanpa kehilangan struktur dari gigi tersebut

2. Fraktur Enamel: Fraktur yang terjadi pada enamel yang menyebabkan hilangnya struktur gigi

3. Fraktur Enamel-Dentin: fraktur yang terjadi pada enamel dan dentin yang menyebabkan hilangnya struktur gigu

4. Fraktur Enamel-Dentin-Pulpa: fraktur yang melibatkan enamel dan dentin yang menyebabkan hilangnya struktur gigi serta mengekspos pulpa

B. Fraktur pada jaringan keras gigi: pulpa, ligament periodontal dan prosesus alveolar

1. Fraktur mahkota- akar: fraktur yang melibatkan enamel, dentin, dan sementum. Mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi tereksposnya pulpa

2. Fraktur akar: fraktur yang melibatkan dentin, cementum dan pulpa.

Page 2: Klasifikasi Trauma Pada Gigi

3. Fraktur dinding soket alveolar mandibular/ maksila: fraktur prosesus alveolar yang melibatkan soket alveolar

4. Fraktur prosesus alveolar mandibular/ maksila: fraktur prosesus alveolar yang tidak melibatkan soket alveolar

C. Fraktur di jaringan penyokong

1. Konkusi: Lesi pada jarinagan penyokong, tanpa disertai kegoyangan gigi, gigi menjadi sensitive.

2. Subluksasi: Lesi pada jaringan penyokong, disertai dengan kegoyangan, gigi menjadi sensitive, terdapat edema dan perdarahan sulcus gingiva (kegoyangan ≠ dislokasi)

3. Luksasi Ekstrusiv: dislokasi gigi keluar dari soketnya, disertai perdarahan sulcus gingiva.

D. Fraktur pada jaringan periodontal

1. Luksasi lateral: dislokasi gigi dari mahkota kearah palatal pada umunya, dapat menyebabkan perdarahan sulcus gingiva, gigi jadi tidak goyang karena tertanam pada tulang alveolar, sehingga tulang alveolar akan fraktur.

2. Luksasi Intrusiv : Dislokasi gigi kedalam tulang alveolar (mahkota klinis tampak memendek), dapat menyebabkan fraktur tulang alveolar, menyebabkan perdarahan sulcus gingiva

3. Avulsi : Gigi lepas total dari soket gigi

Page 3: Klasifikasi Trauma Pada Gigi

Menurut WHO (dental traumatology), dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

873.60 : fraktur mahkota email

873.61 : fraktur mahkota email dentin

873.62 : fraktur mahkota email dentin pulpa

873.63 : fraktur akar

873.64 : fraktur mahkota

873.66 : luksasi (concussion, subluxation & lateral luxation)

873.67 : intrusi / ekstrusi

873.68 : avulsi

873.69 : soft tissue laceration

Faktor terjadinya Trauma

Terjadinya trauma didukung dengan berbagai faktor. Mekanisme terjadinya trauma lebih tergantung kepada vector dan energy mekanik yang dipicu dengan adanya massa dan velocity. Suatu kejadian dapat menimbulkan trauma yang bentuknya berbeda-beda, tergantung pada:

1. Resillience of impacting object Kelentingan dari suatu benda akan menurunkan resiko fraktur mahkota. Namun bisa menyebabkan luksasi atau avulse.

2. Energy impact Jika masa dari suatu benda lebih tinggi dibandingkan kecepatannya, saat dibenturkan ke gigi, maka yang terkena imbasnya adalah jaringan sekitar. Sedangkan jika kecepatannya yang lebih tinggi dibandingkan massanya, maka yang terkena imbasnya adalah gigi itu sendiri, gigi akan fraktur.

3. Shape of impacting object Jika benda yang menjadi tersangka bentuknya tumpul, maka trauma yang terjadi lebih terpusat, sedangkan jika bendanya tajam, maka trauma yang terjadi bersifat menyebar.