KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    1/26

    1

    Fandi Hi. Latief. Kinerja Pembangunan Sektor Pariwisata...

    KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    (Study pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pulau MorotaiTahun 2013) Propinsi Maluku Utara

    Oleh : Fandi Hi. Latief

    ABSTRACT:is research investigates the performance and strategies of Tourism andCulture Departmentin developing the tourism potential in the Regency of Morotai Island.is study aims to: (1) analyze theperformance of Tourism and Culture Department of the Regency of Morotai Island and try to identify factorsthat can be considered affecting the performance of the performance of Tourism and Culture Department inan effortto develop the tourism in the Regency of Morotai Island, (2)know in depth strategies of TourismandCulture Department inorder to attract tourists to the Regency of Morotai Island. is research usesdescriptive qualitative method approach to obtain a clear picture of the performance and strategies ofTourism and Culture Department of the Regency of Morotai Island.While data collection techniques usedis observation technique which observes the conditions in the field, interviewing actors involved in the

    developmentof tourism and find out how successful tourism development

    bydocumenting it.

    e results conclude: first, the performance of the Tourism Department is less than optimal in the developmentof tourism potential due tounfocused planning, policies that do not cover allelements causing tourismdoes not reach the expected target,with the realization of the earning and a high dependency on thebudget.Second, the development of tourism in the island of Morotai districts still needimprovement,due to tourism facilities which are still minimal (in this casehospitality restaurants etc.), the lack ofimprovement in some points of tourist attraction,which results inthe lack of interest from tourists visitingthe Regency of Morotai Island.ird, the strategies of the Tourismand Culture Department of the Regency ofMorotai Island in developing the potential and existing object based solelyon promotion only, and even thennot through electronic media because so farthe Tourism and Culture Department do not have the electronicmedia tourism site yet, and promotionwhich is already built only around the Province of North Maluku.

    e study recommends, first the performance of Tourismand Culture Department of the Regency of Morotai

    Island should be improved.Second, the readiness of tourism infrastructure and superstructure to invite aworld tourmarine-based, and beautiful natural sceneryshould be improved.e third, the strategy ofthe the Tourismand Culture Department should be developed, in order toattract tourists to the Regency ofMorotai Island both local and foreign travelers.

    Keywords: Performance, Tourism development, strategy.

    Abstrak: Penelitian ini melihat Kinerja dan Strategi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalammengembangkan Potensi Wisata yang ada di Kabupaten Pulau Morotai. Penelitian ini bertujuan untuk;(1) menganalisis Kinerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pulau Morotai serta mencobamengidentifikasi factor-faktor yang dianggap mempengaruhi Kinerja Dinas Pariwisata dalam upaya

    mengembangkan Pariwisata yang ada di Kabupaten Pulau Morotai; (2) mengetahui secara mendalamStrategi Dinas pariwisata dan Kebudayaan dalam rangka untuk menarik para wisatawan berkunjung keKab Pulau Morotai. Penelitian ini mengunakan pendekatan Metode Deskriptif Kualitatif guna memperolehgambaran yang jelas mengenai Kinerja dan Strategi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten PulauMorotai. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi yaitu mengamatikondisi obyektif dilapangan, mewawancarai pelaku-pelaku yang terlibat dalam pengembangan pariwisatadan mencari tahu seberapa berhasilnya pengembangan pariwisata dengan mendokumentasikannya.

    Hasil penelitian menyimpulkan; pertama Kinerja dari Dinas Pariwisata kurang optimal dalam upayapengembangan potensi wisata dikarenakan perencanaan yang tidak terarah, kebijakan yang tidak menyentuhpada semua elemen pariwisata sehingga menyebabkan target yang diharapkan tidak sesuai dengan realisasiyang didapatkan dan ketergantungan yang tinggi terhadap APBD. Kedua, pembangunan pariwisata yangada di kabupaten pulau morotai masih butuh pembenahan, dikarenakan fasilitas pariwisata yang masih

    minim (dalam hal ini perhotelan restoran dll), kurangnya pembenahan dibeberapa titik obyek wisata danpotensi wisata, sehingga kurangnya minat dari wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Pulau Morotai.Ketiga, strategi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pulau Morotai dalam mengembangankan

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    2/26

    2

    JOURNAL OF GOVERNANCE AND PUBLIC POLICY VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2014 : 1-26

    potensi dan obyek yang ada hanya bertumpu pada promosi saja. Itupun tidak melalui media elektronikkarena sejauh ini Disparbud belum memiliki Situs pariwisata di media elektronik, dan promosi yangdibangunpun hanya seputaran propinsi Maluku Utara.

    Penelitian ini merekomendasikan; pertama harus ditingkatkan kinerja pariwisata yang ada di KabupatenPulau Morotai. kedua, kesiapan suprastrukr dan infrastruktur pariwisata untuk menjemput wisata duniayang berbasis bahari, dan panorama alam yang indah serta ketiga harus ada pengembangan strategi dari

    Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, agar dapat menarik wisatawan berkunjung ke Kab. Pulau Morotaibaik wisatawan lokal maupun mancanegara.

    Kata Kunci : Kinerja, Pembangunan Pariwisata, Strategi

    akan bermuara kepada peningkatan

    kesejahteraan masyarakat.

    Kabupaten Pulau Morotai menjadi

    kekuatan sekaligus peluang tersendiridalam usaha pengembangan beberapa

    jenis industri besar dan strategis, seperti

    industri maritim, industri kelautan,

    perikanan dan industri Pariwisata. Potensi

    pariwisata di Kabupaten Pulau Morotai

    sangatlah beragam, diantaranya; benda-

    benda peningalan Perang Dunia II di Pulau

    Morotai menjadi potensi tersendiri yang

    harus dikembangkan dan dimanfaatkan

    untuk berbagai kepentingan strategis yangmenjadi wahana wisata Sejarah di Morotai,

    potensi wisata budaya yang menjadi

    keunikan tersendiri dalam bentuk Babari

    (gotong royong), Tarian adat berupa Tide-Tide, Cakalele, soya-soya, serta budaya Babaridll dan wisata bahari yaitu surga didasar

    laut yang menjadi keunikan tersendiri.(Diakses pada hari Minggu,/02/2013.

    http://www.sailmorotai2012.com/index.php/20catinformasisail/catberitasail/58arperesmianacarasailmorotai2012).

    ini, belum dikelola secara maksimal

    oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau

    Morotai sehingga kurangnya wisatawan

    yang berkunjung ke Pulau Morotai,

    kondisi ini disebabkan kurang optimalnya

    kinerja dari Dinas Pariwisata Kabupaten

    Pulau Morotai demikian yang disampaikandari Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Keberadaan UU 32 Tahun 2004

    jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun2008 Tentang Pemerintahan Daerah

    telah memberikan kewenangan kepada

    daerah untuk mengatur dan mengurus

    kepentingan masyarakat setempat menurut

    prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

    masyarakat sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan. Dengan adanya

    keleluasaan daerah untuk mengatur segala

    aspek kehidupan yang ada di daerahseiring dengan pemenuhan kebutuhan

    atau aspirasi masyarakat, maka pemerintah

    daerah Kabupaten Pulau Morotai sebagai

    pengelola daerah sangat dituntut untuk

    memiliki daya inovasi, kreasi, intelegensi,

    dan kejujuran dalam menggagas atau

    mengembangkan potensi daerah yang

    tersedia, serta memunculkan potensi

    baru bagi daerah. Hal ini memberikan

    konsekuensi pada daerah untuk dapatmenggali dan memberdayakan seluruh

    potensi yang dimiliki sebagai penerimaan

    daerah yang dapat digunakan sebagai modal

    pembangunan termasuk pembangunan

    pariwisata. Dengan pemberian kewenangan

    yang luas, maka Kabupaten Pulau Morotai

    dituntut harus benar-benar berpikiran jauh

    kedepan untuk dapat mengembangkan

    semua potensi sumber daya alam danpariwisata yang pada, yang pada gilirannya

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    3/26

    3

    Fandi Hi. Latief. Kinerja Pembangunan Sektor Pariwisata...

    Pulau Morotai serta terlihat jelas dari

    beberapa titik sentral tempat wisata yang

    ada di Kabupaten Pulau Morotai yang

    tidak terurus dan terbengkalai, salah

    satunya yaitu fasilitas obyek wisata Pulau

    Dodola yang dijadikan mascotSail Morotaiditahun kemarin.(Diakses pada hari jumat8 maret 2013.http://travel.kompas.com/read/2012/02/06/15322321/Fasilitas.Wisata.Pulau.Dodola.Kurang.Terawat).

    Untuk itu Dinas Pariwisata Kabupaten

    Pulau Morotai berupaya mengembangkan

    keputusan-keputusan yang strategis,

    ataupun pemanfaatan peluang yang tercipta

    seiring dengan perubahan lingkunganStrategis Organisasi Pemerintahan.

    Sebagaimana yang telah penulis uraikan

    diatas, dengan demikian menarik kiranya

    untuk penulis mengangkat judul Proposal

    Tesis Kinerja Pembangunan SektorPariwisata (Studi pada Dinas Pariwisata

    dan Kebudayaan Kabupaten Pulau

    Morotai, Tahun 2013) Propinsi Maluku

    Utara

    2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang

    diatas, dapat dirumuskan permasalahan

    dalam penelitian ini Pertama,Bagaimana

    Kinerja Dinas Pariwisata dan pengaruhnya

    terhadap pembangunan sektor Pariwisata

    di Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2013

    ? dan Kedua, Bagaimana Strategi Dinas

    Pariwisata dalam upaya mengembangkan

    potensi wisata yang ada di Kabupaten

    Pulau Morotai ?

    3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Adapun tujuan Penelitian ini adalah

    Pertama, Menganalisis kinerja DinasPariwisata Kabupaten Pulau Morotai

    serta mencoba mengidentifikasi factor-

    faktor yang di anggap mempengaruhikinerja Dinas Pariwisata dalam upaya

    mengembangkan potensi-potensi yang ada

    di Kabupaten Pulau Morotai. dan Kedua,Mengetahui secara mendalam strategi

    Dinas Pariwisata sebagai upaya menarik

    wisatawan untuk berkunjung di Kabupaten

    pulau Morotai dalam mendongkrak

    pendapatan daerah. Sedangkan manfaat

    penelitian sebagai pengayangan dan

    pendalaman terkait dengan kajian teori-

    teori Kinerja, Pembangunan, dan Strategi

    dalam upaya memperkayah dan menambah

    khasanah intelektual khususnya di Bidang

    Ilmu Pemerintahan. Serta diharapkan

    berguna dalam memberikan konstribusi

    bagi pemerintah daerah KabupatenPulau Morotai, serta semua pihak yang

    berkeinginan meneliti dan mengkaji Kinerja

    dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di

    Kabupaten Pulau Morotai.

    TINJAUAN TEORI

    1. Kajian Pustaka

    Kajian Pustaka digunakan sebagai ke-rangka dasar dalam melakukan analisis ter-

    hadap objek yang diteliti, fungsi yaitu mem-

    bantu penentuan tujuan dan alat penelitian

    dengan memilih konsep-konsep yang tepat.

    Sehingga pada dasarnya, kajian pustaka

    mempunyai fungsi untuk menjelaskan

    hubungan yang akan dipergunakan untuk

    menjelaskan gejala dan permasalahan yang

    akan diteliti. Bagian ini memuat uraian

    secara sistematis tentang hasil penelitianterdahulu tentang persoalan yang akan

    dikaji dalam penelitian. Hasil-hasil

    penelitian terdahulu antara lain :

    Awira Alam Agni (2008) meneliti

    tentang peningkatan ekonomi Bali melalui

    pengembangan pariwisata, hasil penelitian

    menunjukan bahwa ada keterkaitan antara

    beberapa sub sector (pariwisata) dengan

    sector yang lain sebagai salah satu factorpengerak utama perekonomian di Bali.

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    4/26

    4

    JOURNAL OF GOVERNANCE AND PUBLIC POLICY VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2014 : 1-26

    Anak Agung Ayu Ambarawati (2012),

    meneliti tentang Evaluasi Strategi Promosi

    Dinas Pariwisata Provinsi Bali Dalam

    Event Pesta Kesenian Bali Untuk Menarik

    Wisatawan Mancanegara hasil penelitian

    menunjukan bahwa Strategi promosi

    masih menggunakan elemen standar untuk

    memperluas pengetahuan publik pada

    budaya Bali. Aktifitas yang dilakukan oleh

    Dinas Pariwisata Provinsi Bali salah satunya

    dengan mengikuti pameran di dalam negeri

    maupun di luar negeri. Dengan mencoba

    mendatangkan jurnalis luar negeri dalam

    rangka mengespos (promosi) namun tidak

    maksimal.Farid Kharisma (2012), meneliti

    tentang Manajemen Pengembangan

    Pariwisata Kabupaten Semarang di

    Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan

    dan Pariwisata Kabupaten Semar, hasil

    penelitian menunjukan bahwa manajemen

    pengembangan pariwisata belum

    sempurna. Hal ini dikarenakan masih

    adanya permasalahan di perencanaananggaran dan pengorganisasasian. serta

    kurangnya pegawai berlatar belakang

    pendidikan pariwisata.

    2. Kerangka Teori

    a. Kinerja

    Kinerja (performance) dalam classicalconcept adalah prestasi kerja (Wasistiono,

    2002; 45), sementara itu menurutMangkunegara (2001;67) mengemukakan

    bahwa Istilah kinerja berasal dari kata

    job performance atau actual performance(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya

    yang dicapai oleh seseorang) adalah hasil

    kerja secara kualitas dan kuantitas yang

    dicapai oleh seseorang pegawai dalam

    melaksanakan tugasnya sesuai dengan

    tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

    Prawirosentono seperti dikutip Sinabelia(2006;136) bahwa, secara etimologi

    kinerja berasal dari kata performance,performace berasal dari kata to performyang mempunyai beberapa masukan

    (entry) yaitu Memasukkan, menjalankan,melaksanakan, menggambarkan tanggung-

    jawab; memainkan dan Melakukan sesuatu

    yang diharapkan oleh seseorang atau mesin.

    Definisi kinerja dari pemahaman

    secara eksternal, yang membandingkan

    dengan keseluruhan status organisasi

    dengan pesaing, pemilik dan standart

    eksternal dikemukakan Bill Foster dan

    Karen (2001;223) yang merumuskan

    konsep kinerja secara multidimensional,

    yaitu sebagai the overall status of andorganizaitionin relation to competitors, oraganst its own or externalstandar. Carapandang terhadap kinerja baik secara

    internal maupun eksternal, pada dasarnya

    menunjukkan perlunya suatu perhatian

    terhadap penggunaan standard internal

    dan eksternal dalam pengukuran kinerja

    suatu organisasi pelayanan publik.

    Dalam penjabarannya, beberapa pakarmenjabarkan manajemen kinerja dengan

    pendekatan beberapa model yang berbeda-

    beda dari yang sederhana sampai ke proses

    yang mendalam berikut adalah model

    yang dimulai dari tahapan awal, yaitu

    menyusun rencana, melakukan tindakan

    pelaksanaan, memonitor jalannya dan hasi

    pelaksanaannya serta merevieuw.

    b. Kinerja OrganisasiKinerja organisasi menurut Atkinson

    (dalam Siagian, 1997;73) akan menunjuk

    pada efektivitas organisasi, dimana hal

    itu akan menyangkut pengharapan untuk

    mencapai hasil yang terbaik sesuai dengan

    tujuan kebijakan. Isu efektivitas organisasi

    dalam kaitannya dengan kinerja organisasi,

    menurut Roberts dan Jakson (2002;120)

    mencakup how well the organization is doing,bagaimana suatu organisasi mencapai profit

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    5/26

    5

    Fandi Hi. Latief. Kinerja Pembangunan Sektor Pariwisata...

    tujuannya dan tingkat kepuasan dari para

    pelanggan/pengguna jasa pelayanannya.

    Menurut Dharma (2005;229)

    Manajemen Kinerja pada tingkat organisasi

    berkaitan dengan usaha mewujudkan visiorganisasi. Visi organisasi merupakan arah

    yang menentukan kemana organisasi akan

    dibawa. Apa yang diinginkan organisasi

    kedepan. Visi organisasi harus dirumuskan

    secara jelas dan dipahami oleh semua

    anggota organisasi, visi juga merupakan

    jangkar yang menjadi basis untuk menjaga

    jangan sampai organisasi menjadi kandas

    ditengah gelombang perubahan yang pebuh

    ketidakpastian. Oleh karenanya, factoryang paling penting adalah kepemimpinan

    yang visioner, partisipatif dan berintegritas.

    Organisasi sering dipahami sebagai se-

    kelompok orang yang berkumpul dan beker-

    jasama dengan cara yang terstruktur untuk

    mencapai tujuan atau sejumlah sasaran ter-

    tentu yang telah ditetapkan bersama. Sebuah

    organisasi harus menyediakan direction

    framework (kerangka kerja arahan) sebagaipanduan kegiatan atau proyek dan dasar

    pengambilan keputusan organisasi. Dengan

    direction organisasi tersebut, organisasi

    bisa menilai apakah kegiatan-kegiatan

    organisasi telah dilaksanakan dengan tidak

    menyimpang dari tujuan dan sasaran

    yang telah ditetapkan. Semua keputusan

    harus dapat dievaluasi untuk menentukan

    kesesuaiannya dengan kerangka kerjatersebut. Direction Framework yang harusdisediakan oleh organisasi meliputi : visi,

    misi, strategi, prinsip, klien/pelanggan/

    pengguna, stakeholder, tujuan, sasaran,

    produk atau jasa, roles, responsibility andskills. (Mahsun 2006;1).

    c. Pengukuran Kinerja

    Hatry (dalam Wasistiono, 2002;32)

    bahwa, pengukuran kinerja dapatdilakukan dengan berpedoman pada

    sumber data Tujuan pengukuran kinerja

    disebutkan Hatry adalah untuk: (1)

    mengetahui efisiensi dan kualitas layanan,

    (2) memotivasi birokrasi publik guna

    meningkatkan kualitas layanan, (3)

    pengawasan pelaksana kebijakan, (4)

    menentukan dan menyesuaikan anggaran,

    (5) mendorong birokrasi publik untuk

    memusatkan perhatian pada kebutuhan

    masyarakat, dan (6) memperbaiki

    kualitas layanan. Sementara itu menurut

    McDonald dan Lawton (dalam Ratminto

    dan Winarsih,2005;174) menyebutkan

    bahwa pengukuran kinerja memiliki

    beberapa indikator yaitu outpot orientedmeasures thoughput, effi ciency, effectifines.

    Faktor utama dalam mengukur suatu

    kinerja adalah analisis terhadap perilaku

    yang diperlukan untuk mencapai hasil yang

    telah disepakati, bukan penilaian terhadap

    kepribadian. Kinerja harus terukur, dan

    parameternya harus menjurus pada hal-

    hal konkret. Mengenai hal ini, Ermaya

    (1997;123) menjelaskan bahwa hasil kerjaseseorang yang dipengaruhi oleh latar

    belakang, lingkungan budaya, ketrampilan

    serta ilmu pengetahuan yang mencakup,

    (1), Kebijakan yang menyeluruh yang

    harus diketahui, (2) Kesesuaian antarapengetahuan, ketrampilan dengan tugas

    yang menjadi tanggung jawabnya,(3)

    Mengetahui mekanisme kerja serta

    ketentuan peraturan perundang-undangan

    yang berlaku,(4) Mengetahui bagaimana

    pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan

    oleh atasan dan diri mereka sebagai

    bawahannya,(5) Memiliki pengetahuan

    dan kemampuan serta keistimewaan atasan,

    dan (6) Mengerti perasaan orang lain yang

    berkaitan dengan tugas bersama.

    d Pembangunan Pariwisata

    Katz (dalam Moelyarto,1999;32) me-nyatakan Pembangunan adalah pergeseran

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    6/26

    6

    JOURNAL OF GOVERNANCE AND PUBLIC POLICY VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2014 : 1-26

    dari suatu kondisi nasional yang satu

    menuju kondisi nasional yang lain, yang

    dipandang lebih baik dan lebih berharga.

    Disamping itu pembangunan juga

    merupakan proses multi dimensional yang

    menyangkut perubahan-perubahan yang

    penting dalam suatu struktur, sistem sosial

    ekonomi, sikap masyarakat dan lembaga-

    lembaga nasional dan akselerasi

    pertumbuhan ekonomi, pengangguran

    kesenjangan dan pemberantasan

    kemiskinan absolut. Pengertian tersebut

    mengisyaratkan bahwa pembangunan

    berarti proses menuju perubahan perubahan

    yang dimaksudkan untuk memperbaikikualitas kehidupan masyarakat itu sendiri.

    Pembangunan sebagai suatu usaha

    atau rangkaian usaha pertumbuhan dan

    perubahan yang berencana dan dilakukan

    secara sadar oleh suatu bangsa, negara

    dan pemerintah, menuju modernitas

    dalam rangka pembinaan bangsa (Nation building)(Siagian,1994). Adapun

    pengertian yang lebih sederhana tentangpembangunan yaitu: suatu proses

    perubahan ke arah yang lebih baik melalui

    upaya yang dilakukan secara terencana

    (Kartasasmita, 1997;9).

    Pariwisata seringkali dipersepsikan

    sebagai mesin ekonomi penghasil devisa

    bagi pembangunan ekonomi di suatu

    negara tidak terkecuali di Indonesia.

    Namun demikian pada prinsipnya

    pariwisata memiliki spectrum fundamental

    pembangunan yang lebih luas bagi suatu

    negara. Istilah pariwisata (tourism) barumuncul dimasyarakat kira-kira pada abad

    ke 18 khususnya sesudah revolusi industry

    di inggris. Istilah pariwisata berasal dari

    dilaksanakannya kegiatan wisata (tour)yaitu suatu aktifitas perubahan tempat

    tinggal sementara dari seseorang, diluar

    tempat tinggal sehari-hari dengan suatualasan apa pun selain melakukan kegiatan

    yang bisa menghasilkan upah atau gaji.

    (Muljadi, 2009;5). Pariwisata merupakan

    aktifitas, pelayanan dan produk hasil

    industry pariwisata yang mampu

    menciptakan pengalaman perjalanan bagi

    wisatawan. McIntosh (dalam Muljadi,

    2009;7) menyatakan bahwa pariwisata

    adalah a composite of activities,serviced and industries that delivers a travelexperience : transportation, accommodation,eating, and dringking establishment, shops,entertainment, activity and other hospitalityservice available for individuals or group thatare away from home. Sedangkan menurut

    Fandeli (1995) pariwisata adalah segalasesuatu yang berkaitan dengan wisata,

    termasuk pengusahaan obyek daya tarik

    wisata serta usaha-usaha yang terkait di

    bidang tersebut. Menurut Joyosuharto

    (1995), pengembangan pariwisata memiliki

    tiga fungsi yaitu: (1) menggalakkan

    ekonomi; (2) memelihara kepribadian

    bangsa dan kelestarian fungsi dan mutu

    lingkungan hidup; (3) memupuk rasa cintatanah air dan bangsa.

    e. Strategi

    Istilah strategi berasal dari kata yunani

    strategos, atau strategus dengan kata jamak

    strategi. Strategos berarti jendral tetapi

    dalam yunani kuno sering berarti perwira

    negara (state offi cer) dengan fungsi yangluas. Pada abad ke-5 SM sudah dikenal

    adanya Board of ten strategy di Athena,mewakili 10 suku di yunani. Hingga abad

    ke-5, kekasaan politik terutama politik

    luar negeri dari kelompok strategi itu

    semakin meluas. Lama kelamaan strategy

    memperoleh pengertian baru (Salusu,

    1996). Sejalan dengan itu, Henry Mintzberg

    (dalam Hutabarat dan Husaini,2002;55)

    mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu:

    Strategi sebagai Perspektif, Strategi sebagaiPosisi, Strategi sebagai Perencanaan, Strategisebagai Pola kegaiatan, dan Strategi sebagai

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    7/26

    7

    Fandi Hi. Latief. Kinerja Pembangunan Sektor Pariwisata...

    Penipuan (ploy), yaitu muslihat rahasia.Sebagai perspektif, di mana strategi dalam

    membentuk visi-misi menggambarkan

    perspektif kepada semua aktivitas. Sebagai

    posisi, dimana dicari pilihan untuk bersaing.

    Sebagai perencanaan, dalam hal strategi

    mentukan tujuan performansi perusahaan

    atau organisasi. Sebagai pola kegiatan

    dimana dalam strategi dibentuk suatu

    pola, yaitu umpan balik dan penyesuaian.

    Menurut Porter, ada tiga landasan

    strategi yang dapat membantu organisasi

    memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu

    keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus.

    Porter menamakan ketiganya strategi

    umum (strategi generik). Keunggulan biaya

    menekankan pada pembuatan produk

    standar dengan biaya per unit sangat rendah

    untuk konsumen yang peka terhadap

    perubahan harga. Diferensiasi adalahstrategi dengan tujuan membuat produk

    yang menyediakan jasa yang dianggap unik

    di seluruh industri dan ditujukan kepada

    konsumen yang tidak terlalu peduli dengan

    perubahan harga. Fokus berarti membuat

    produk dan menyediakan jasa yang

    memenuhi keperluan sejumlah kelompok

    kecil konsumen.

    Gambar 1 Kerangka Pikir Teoritis

    3. Kerangka Pikir Teoritis

    4. Definisi Operasional

    Dalam menjawab permasalahan-

    permasalahan yang telah disebutkan

    diatas, maka ada indikator operasional

    dalam mengukur dan menganalisis hasilpenelitian. Adapun Definisi operasional

    yang dimaksud adalah sebagai berikut :

    a. Kinerja Organisasi Pariwisata diukur

    dari:

    1) Perencanaan

    2) Kebijakan3) Target dan realiasasi

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    8/26

    8

    JOURNAL OF GOVERNANCE AND PUBLIC POLICY VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2014 : 1-26

    b. Pembangunan Pariwisata diukur dari :

    1) Jumlah kunjungan pariwisata

    2) Fasilitas pariwisata

    3) Berkembangnya Potensi Pariwisata

    C. Strategi Dinas Pariwisata diukur dari :1) prespektif,

    2) posisi, dan

    3) pola kegiatan dari Dinas Pariwisata

    Kabupaten Pulau Morotai.

    METODE PENELITIAN

    1. Tipe dan Jenis Penelitian

    Menurut Bogdan dan Taylor (dalamMoleong,2005;5) Metodologi kualitatif

    merupakan prosedur penelitian yang

    menghasilkan data deskriptif berupa

    kata tertulis atau lisan dari orang-

    orang dan perilaku yang dapat diamati.

    Dalam pendekatan kualitatif, peneliti

    berusaha mengamati dan mengungkap

    realitas yang terjadi di lapangan kaitan

    dengan penyelenggaraan Kinerja dariDinas Pariwisata. Jenis penelitian yang

    digunakan adalah deskriptif, yaitu untuk

    mengeksplorasi dan mengklarifikasi

    mengenai suatu fenomena atau kenyataan

    sosial, dengan jalan mendeskripsikan

    sejumlah fariabel yang berkenaan dengan

    masalah atau unit masaalah yang diteliti

    (Sanapiah,1999;20).Tujuan Penelitian

    deskriptif (Descriptive Recearch) adalahuntuk membuat pencanderaan secarasistimatis,faktual, dan akurat mengenai

    fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau

    daerah tertentu (Sumardi,1983;75).

    2. Lokasi Penelitian

    Yang dijadikan lokasi dalam penelitian

    ini adalah di Dinas Pariwisata Kabupaten

    Pulau Morotai. karna Instansi ini memiliki

    tanggung jawab penuh dalam upayamengembangkan dan mempromosikan

    keunggulan wisata yang ada di Kabupaten

    Pulau Morotai. di lain sisi pembangunan

    pariwisata merupakan sector penting yang

    menjadi preoritas daerah Morotai, Hal ini

    sejalan dengan Visi-misi Kabupaten Pulau

    Morotai yang menjadikan Morotai sebagai

    Daerah Perikanan dan Pariwisata. maka

    untuk menjawab kondisi tersebut, kira-nya

    Dinas Pariwisata harus menaruh perhatian

    penuh dalam upaya mendorong Visi-Misi

    Daerah. Untuk itu peneliti ingin melihat

    sejauhmana Kinerja Dinas Pariwisata

    dalam upaya merealisasikan tugas dan

    tanggung jawabnya serta strategi yang

    dilakukan dalam rangka mengembangkandan melestarikan potensi pariwisata yang

    ada di Kabupaten Pulau Morotai.

    3. Jenis Data

    Dalam penelitian ini menggunakan

    jenis data primer dan sumber data se-

    kunder. Sumber data primer adalah sumber

    data yang diperoleh langsung dari res-

    ponden atau obyek yang diteliti, sejalandengan hal tersebut, menurut Lofland dan

    Lofland (1984;47) mengatakan bahwa

    sumber data utama dalam penelitian

    kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,selebihnya adalah data tambahan seperti

    dokumen dan lain-lain. Sedangkan sumber

    data sekunder adalah sumber data yang

    diperoleh melalui dokumen-dokumen

    tertulis, arsip maupun yang lainnya pada

    instansi yang berhubungan dengan pe-nelitian. Data sekunder ini juga merupakan

    data pendukung dan data ini di peroleh

    dari dokumen-dokumen yang diperoleh

    langsung dari lapangan yang berkaitan

    dengan permasalahan yang akan di teliti.

    4. Teknik Pengumpulan Data

    a. Observasi.

    Instrumen yang dapat digunakanyaitu lembar pengamatan, panduan peng-

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    9/26

    9

    Fandi Hi. Latief. Kinerja Pembangunan Sektor Pariwisata...

    amatan. Beberapa informasi yang di-

    peroleh dari hasil observasi antara lain :

    ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek,

    perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu

    dan perasaan (Sanapiah,1999;140). Bungin

    (2012;115) mengemukakan beberapa

    bentuk observasi yang dapat digunakan

    dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi

    paritisipasi, tidak terstruktur dan kelompok

    tidak terstruktur. Dalam Teknik observasi

    ini peneliti menggumpulkan data-data

    yang dilakukan dengan mengadakan

    pengamatan dari dekat objek penelitian

    yaitu aktifitas Kinerja di Dinas Pariwisata

    dan strategi pengembangan wisata, sertatempat-tempat yang menjadi obyek wisata

    dalam pengembangan obyek wisata secara

    langsung untuk memperoleh gambaran dari

    penelitian secara konkrit. Dengan peng-

    amatan ini memungkinkan peneliti untuk

    melihat dan mengamati sendiri kemudian

    mencatat perilaku dan kejadian secara

    langsung Kinerja dari Dinas Pariwisata

    Kabupaten Pulau Morotai serta strategiyang dilakukan oleh dinas tersebut dalam

    pengembangan potensi pariwisata yang ada

    di Kabupaten Pulau Morotai.

    b. Wawancara

    adalah percakapan dengan maksud

    tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh

    dua pihak, yaitu pewawancara (inter-wiewer) yang mengajukan pertanyaan dan

    terwawancara (interviewee) yang mem-berikan jawaban atas pertanyaan itu,

    maksud mengadakan wawancara, seperti

    ditegaskan oleh Lincoln dan Guba antara

    lain : mengkonstruksi mengenai orang,

    kejadian, organisasi, perasaan, motivasi,

    tuntutan, kepeduliaan dan lain-lain ke-

    bulatan (Linclon dan Egon,1985;226).

    c. DokumentasiDokumentasi adalah teknik

    pengumpulan data yang diperoleh melalui

    arsip-arsip tertulis yang berasal dari

    berbagai sumber. Adapun dokumentasi

    yang dimaksud adalah mengumpulkan

    data-data seperti catatan di Dinas Pariwisata

    dan kebudayaan foto dalam bentuk obyek

    wisata, serta dokumen-dokumen kantor.

    5. Unit Analisis Data

    Unit analisis data dalam penelitian

    ini adalah Pemerintah Daerah Kabupaten

    Kepulauan Pulau Morotai yaitu Dinas

    Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai dan

    pelaku dari pembangunan Pariwisata yang

    ada di Pulau Morotai.

    6. Teknik Analisa Data

    Analisas data Kulalitatif merupakan

    upaya yag dilakukan dengan jalan bekerja

    dengan data, mengorganisasikan data,

    memilah-milahnya menjadi satuan yang

    dapat dikelola, mensntesiskannya, mencari

    dan menemukan pola, menemukan apa

    yang penting dan apa yang dipelajari, danmemutuskan apa yang dapat diceritrakan

    kepada orang lain Bogdan dan Biklen,1982).

    Analisa data adalah proses mencari dan

    menyusun secara sistematis data yang

    diperoleh dari hasil wawancara, observasi

    (catatan lapangan), dan dokumentasi,

    dengan cara mengorganisasikan data

    kedalam kategori, menjabarkan kedalam

    unit-unit, melakukan sintesa, menyusun

    kedalam pola, memilih mana yangpenting dan akan dipelajari, dan membuat

    kesimpulan sehingga mudah difahami

    oleh diri sendiri maupun orang lain

    (Sugiyono,2010;244). Adapun teknik

    analisa data dalam penelitian ini yaitu:

    a. Pengumpulan data, yaitu data yang

    didapatkan dari sumber peneliti yang

    masih bersifat mentah serta belum di

    olah oleh peneliti.b. Reduksi data dengan cara membuat

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    10/26

    10

    JOURNAL OF GOVERNANCE AND PUBLIC POLICY VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2014 : 1-26

    abstraksi dengan maksud untuk

    membuat rangkuman dengan maksud

    menyeleksi data sehingga data dapat

    disesuaikan dengan yang diteliti.

    c. Indentifikasi dan Kategori. Dalam bagianini peneliti melakukan identifikasi dan

    kategorisasi sesuai dengan rumusan

    masalah penelitian. Hal ini pula dilakukan

    kodifikasi terhadap data dan informasi

    yang telah di peroleh melalui Observasi,

    Wawancara dan Dokumentasi. Yang

    selanjutnya merumuskan kesimpulan

    secara rinci (Nurul, 2007:247).

    Menyajikan data dalam bentuk yang

    sederhana sesuai dengan kriteria danklasifikasi sesuai dengan rumusan

    masalah dalam penelitian agar mudah

    dipahami. Mengumpulkan data-data

    yang telah di dapat dari seluruh proses

    penelitian untuk membuat pemaknaan

    penuturan yang dapat dipahani

    berkenaan dengan masalah yang diteliti.

    DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

    1. Gambaran Umum Kabupaten Pulau

    Morotai

    Kabupaten Pulau Morotai merupakan

    bagian dari Propinsi Maluku Utara, hasil

    pemekaran dari Kabupaten Halmahera

    Utara. Kabupaten Pulau Morotai ter-

    bentuk pada tanggal 29 Oktober 2008

    yang diresmikan oleh Mentri Dalam

    Negeri, dengan berdasar pada Undang-

    Undang Nomor 53 Tahun 2008 Tentang

    Pembentukan Kabupaten Pulau Morotai.

    Kabupaten ini memiliki luas wilayah sekitar

    2.314,90 kilometer persegi, Kabupaten

    Pulau Morotai terletak antara 20001 LU

    20401 LU dan 1280151 BT 1290081 BT.

    Serta terletak di kawasan Timur Indonesia

    tepatnya berbatasan dengan samudra pasi-

    fik, Laut Sulawesi, Laut Halmahera dan Se-lat Morotai, dengan panjang garis pantai

    311.217 km. daerahnya yang luas 4.301,

    53 km. terdiri dari daratan 2.330,60 Km

    dan laut sejauh 4 mil seluas 1.970,93 Km.

    jumlah pulau-pulau kecil yang terdapat di

    Kabupaten Pulau Morotai adalah sekitar

    33 pulau dan 7 pulau berpenghuni dan

    sisanya tidak berpenghuni. Secara adminis-

    tratif kabupaten Pulau Morotai terdiri

    dari 5 (lima) kecamatan yaitu Morotai

    Selatan, Morotai Selatan Barat, Morotai

    Timur, Morotai Utara dan Morotai Jaya

    dengan pusat Ibu Kota berada di Daruba

    (Morotai Selatan) dan 64 desa. Mata

    pencaharian utama masyarakatnya adalah

    di sector perkebunan dan (kopra, umbi-umbian, sayuran, pala, cengkeh dan

    cokelat), perikanan (perikanan tangkap

    dan budidaya), dan kerajinan besi putih.

    Sebagian besar struktur geologi Kabupaten

    Pulau Morotai merupakan daerah pe-

    gunungan yang didominasi oleh formasi

    batuan gunung api (andiset dan batuan

    beku basaltic). Dengan kondisi tersebut,

    secara umum wilayahnya mempunyaitingkat kesuburan tanah yang cukup tinggi.

    Terdapat 8 (delapan) gunung api aktif dan

    non aktif dengan ketinggian antara 864-

    1.654cm diatas permukaan laut, serta 6

    (enam) aliran sungai utama.

    2. Visi dan Misi Kabupaten Pulau Morotai

    Dalam melakukan pembangunan

    di daerah, perencanaan pembangunanharuslah tersusun secara baik dan terukur,

    demi mencapai tujuan pembangunan yang

    di inginkan. Demikian halnya dengan

    Kabupaten Pulau Morotai, Pada periode

    2011-2016 Pemerintah Daerah menyusun

    rencana strategis pembangunan daerah

    yang merujuk pada Visi dan Misi. Visi

    merupakan pandangan kedepan, kemana

    dan bagaimana Pulau Morotai akan dibawa

    yang tentunya bermuara pada kesejahteraandan pembangunan yang lebih baik. Adapun

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    11/26

    11

    Fandi Hi. Latief. Kinerja Pembangunan Sektor Pariwisata...

    Visi dari Kabupaten Pulau Morotai adalah

    Berbasis Kelautan dan Pariwisata,

    Membangun Morotai Kepualauan

    Menuju Masyarakat Mandiri, Adil,

    Sejahtera dan Damai. Misi merupakan

    rangkaian kegiatan pelaksanaan yang tidak

    bisa dilepaspisahkan dari Visi. Misi juga

    merupakan rumusan umum mengenai

    upaya-upaya yang akan dilaksanakan

    untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi

    sebagai pemersatu gerak, langkah dan

    tindakan nyata bagi segenap komponen

    penyelenggara pemerintahan tanpa meng-

    abaikan mandat yang diberikannya.

    Adapun Misi Pemerintah Kabupaten PulauMorotai adalah, (a) Terselenggaranya Tata

    Pemerintahan yang bersih, berwibawa,

    jujur, terbuka dalam menunjang public. (b)

    Membangun Infrastruktur wilayah yang

    handal, (c). Meningkatkan kualitas Sumber

    Daya Manusia. (d) Memberdayakan dan

    Meningkatkan Ekonomi Masyarakat, (e)

    Penggelolaan Sumber Daya Alam secara

    Optimal dan Lestari, (f) Penegakan Hukumdan tercitanya Kondisi aman.

    3. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

    Kab. Pulau Morotai

    a. Visi dan Misi Dinas Pariwisata dan

    Kebudayaan

    Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau

    Morotai terbentuk sesuai dengan isyarat

    Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Dinas Kabupaten Pulau Morotai. Hal ini

    sesuai dengan kewenangan yang dimiliki

    Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai atas

    dasar kewenangan berdasarkan Undang-

    Undang Nomor 32 Tahun 2004 jo

    Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

    Tentang Pemerintah Daerah. Berdasarkan

    kondisi Kabupaten Pulau Morotai saat ini,

    tantangan yang dihadapi dalam 20 tahunmendatang, dan dengan modal dasar yang

    dimiliki oleh Kabupaten Pulau Morotai,

    maka Visi Pemerintah kabupaten Pulau

    Morotai: Simpul Ekonomi Indonesiadi Kawasan Pasifik. Dengan Misi :Mewujudkan Morotai yang Berdaya Saingdan Sejahtera serta Grand Strategi :

    1) Mewujudkan Pemerintahan yang

    Entrepreneur.

    2) Memacu Pembangunan Infrastruktur

    yang Berdaya Saing.

    3) Membangun SDM yang Berdaya Saing.

    4) Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi

    Morotai sebagai KEK

    Memperhatikan Visi Kabupaten

    Pulau Morotai tersebut, serta dengan

    memperhatikan perubahan paradigma

    dan peranan pariwisata di masa yang akan

    datang, maka Visi Pembangunan Pariwisata

    yang ditetapkan oleh Dinas Pariwisata dan

    Kebudayaan 2012-2016 yaitu Morotai

    Sebagai Destinasi Wisata Dunia

    Berbasis Bahari, Budaya dan Sejarah.

    Selanjutnya untuk mewujudkan visitersebut guna memberikan arah dan tujuan

    yang ingin dicapai guna memberikan fokus

    terhadap program yang akan dilaksanakan

    maupun untuk menumbuhkan partisipasi

    semua pihak, maka ditetapkan Misi yaitu :

    1) Mendorong peningkatan citra

    Kabupaten Pulau Morotai sebagai

    daerah tujuan wisata berkelas dunia,

    berdaya saing dan berkelanjutan2) Mengembangkan jaringan kerjasama an-

    tara pemerintah, masyarakat dan swasta

    dalam pengembangan pariwisata untuk

    mendorong pembangunan daerah.

    3) Mengembangkan sumberdaya pari-

    wisata dan kebudayaan secara ber-

    kualitas.

    4) Menjaga, melestarikan dan mengem-

    bangkan nilai, keragaman dan kekayaanbudaya sesuai dengan tata nilai dan

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    12/26

    12

    JOURNAL OF GOVERNANCE AND PUBLIC POLICY VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2014 : 1-26

    kelembagaan yang secara turun temurun

    dipraktekkan dan dipelihara.

    b. Komposisi Pegawai Dinas Pariwisata

    dan Kebudayaan

    Komposisi pegawai pada Dinas

    Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

    Pulau Morotai secara kuantitas dan

    kualitas masih perlu untuk ditingkatkan,

    oleh karena keberhasilan pelaksanaan tugas

    pemerintahan dan pembangunan sangat

    tergantung pada kecukupan pegawai dan

    kemampuan serta wawasan yang dimiliki.

    Jumlah pegawai di lingkungan Dinas

    Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

    Pulau Morotai sebanyak 69 (enam puluh

    sembilan) orang terdiri dari Pegawai Negeri

    Sipil (PNS) sebanyak 29 (dua puluh)

    orang, dan Pegawai Tidak Tetap (PTT)

    sebanyak 40 (empat puluh) orang. Tingkat

    pendidikan PNS adalah dengan kualifikasi

    berpendidikan S2 sebanyak 2 orang, S1

    sebanyak 12 Orang, D-III sebanyak 2 orang,

    D-I sebanyak 10 orang, dan SMU sebanyak

    3 orang. Sesuai dengan pangkat/golongan

    didominasi oleh pangkat/golongan III

    sebanyak 13 orang, pangkat/golongan II

    sebanyak 13 orang, dan pangkat/golongan

    IV sebanyak 3 orang. Untuk lebih lengkap

    dapat dilihat pada tabel berikut ini :Tabel 1. Komposisi PNS Menurut Tingkat Pendidikan

    NO. JENIS DATA JUMLAH

    Pendidikan

    1 Pasca Sarjana 2

    2 Sarjana 12

    3 D-III 2

    4 D-II -

    5 D-I 10

    6 SMA 37 SLTP -

    JUMLAH 29

    Sumber : Lembaran Disparbud Kab. Pulau Morotai

    Dalam rangka pelaksanaan tugas,

    Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupa-

    ten Pulau Morotai memerlukan sarana

    dan prasarana pendukung. Sampai saat

    ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Ka-

    bupaten Pulau Morotai belum memilikigedung kantor sendiri dan masih menyewa

    di salah satu rumah masyarakat, Jalan Raya

    Daruba No. 156 Morotai Selatan.

    c. Struktur Organisasi Disparbud Ka-

    bupaten Pulau Morotai

    Dengan berdasar pada Perda No 3

    Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata

    kerja Dinas kabupaten Pulau Morotai, Dinas

    Pariwisata dan Kebudayaan adalah unsur

    pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh

    seorang Kepala Dinas, yang berkedudukan

    di bawah dan bertanggungjawab kepada

    Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dalam

    menyelenggarakan tugas, Dinas Pariwisata

    dan Kebudayaan Kabupaten Pulau Morotai

    mempunyai fungsi :1) Perumusan kebijakan teknis di bidang

    pariwisata dan kebudayaan;

    2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan

    dan pelayanan umum di bidang

    pariwisata dan kebudayaan;

    3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di

    bidang Pariwisata dan Kebudayaan;

    4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan

    oleh Bupati sesuai dengan tugas danfungsinya

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    13/26

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    14/26

    14

    JOURNAL OF GOVERNANCE AND PUBLIC POLICY VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2014 : 1-26

    fungsinya.

    e. Bidang Pengembangan Pariwisata

    terdiri dari :

    1) Seksi Pengembangan Obyek Daya Tarik

    Wisata

    2) Seksi Usaha Jasa, Sarana dan Standar

    Mutu Produksi Pariwisata

    Bidang Pengembangan Pariwisata

    dipimpin oleh seorang Kepala Bidang,

    mempunyai tugas membantu Kepala Dinas

    dalam merencanakan, mengkoordinasikan,

    membagi, memonitoring, mengevaluasi,

    melaporkan, dan menilai penyelenggaraan

    tugas di lingkup Bidang PengembanganPariwisata. Dalam menyelenggarakan

    tugas, Kepala Bidang mempunyai fungsi :

    1) Perumusan operasionalisasi rencana

    kerja Bidang Pengembangan Pariwisata;

    2) Penyelenggaraan program dan kegiatan

    Bidang Pengembangan Pariwisata;

    3) Pembinaan, pengkoordinasian, pengen-

    dalian, pengawasan program dan

    kegiatan kepala seksi dan pejabat

    fungsional umum dalam lingkup

    Bidang Pengembangan Pariwisata;

    4) Penyelenggaraan evaluasi program

    dan kegiatan kepala seksi dan pejabat

    fungsional umum dalam lingkup

    Bidang Pengembangan Pariwisata;

    5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan

    oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan

    fungsinya.

    e. Bidang Pemasaran terdiri dari :

    1) Seksi Promosi dan Kerja Sama

    2) Seksi Informasi Pasar dan Pengembangan

    Jaringan

    Bidang Pemasaran dipimpin olehseorang Kepala Bidang, mempunyai tugas

    membantu Kepala Dinas dalam me-

    rencanakan, mengkoordinasikan, mem-

    bagi, memonitoring, mengevaluasi, me-

    laporkan, dan menilai penyelenggaraan

    tugas di lingkup Bidang Pemasaran. Dalam

    menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang

    mempunyai fungsi :

    1) Perumusan operasionalisasi rencanakerja Bidang Pemasaran;

    2) Penyelenggaraan program dan kegiatan

    Bidang Pemasaran;

    3) Pembinaan, pengkoordinasian, pengen-

    dalian, pengawasan program dan ke-

    giatan kepala seksi dan pejabat fungsi-

    onal umum dalam lingkup Bidang Pe-

    masaran;

    4) Penyelenggaraan evaluasi program dankegiatan kepala seksi dan pejabat fungsi-

    onal umum dalam lingkup Bidang

    Pemasaran;

    5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan

    oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan

    fungsinya.

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    15/26

    15

    KEPALA DINAS

    Kelompok Jabatan

    Fungsional

    Subbagian Umum &

    Penyusun Program

    Sekretaris

    Kepala BidangPengembangan Pariwisata

    Kepala Bidang Kebudayaandan sejarah

    Kepala Bidang Pemasaradan Promosi

    Kepala Seksi Pengemban

    Obyek Daya Tarik WisaKepala Seksi Pengembangan

    Obyek Daya Tarik Wisata

    Kepala Seksi Kebudayaan

    Kepala Seksi Pengemban

    Obyek Daya Tarik Wisa

    Kepala Seksi Usaha Jasa,

    Sarana & Standar Mutu

    Produksi Pariwisata

    Kepala Seksi Sejarah dan

    Kepurbakalaan

    Gambar 1.Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai dan kebudayaan kabupat

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    16/26

    16

    JOURNAL OF GOVERNANCE AND PUBLIC POLICY VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2014 : 1-26

    4. Tujuan dan Sasaran Pengembangan

    Pariwisata Kab. Pulau Morotai

    Untuk mewujudkan misi Pengembang-

    an Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai,

    maka perlu dijabarkan kembali menjaditujuan dan sasaran yang lebih operasional.

    Misi pertamayaitu Mendorong peningkatancitra Kabupaten Pulau Morotai sebagai

    daerah tujuan wisata berkelas dunia,

    berdaya saing dan berkelanjutan. Tujuan

    dari misi tersebut adalah Peningkatan daya

    saing kepariwisataan Kabupetan Pulau

    Morotai; serta Peningkatan pariwisata

    berbasis bahari, budaya dan sejarah yang

    kreatif dan inovatif, dengan sasaran :

    a. Meningkatnya jumlah kunjungan wisa-

    tawan Nusantara maupun mancanegara

    b. Tersedianya paket wisata yang menarik

    c. Terlaksananya eventpariwisata tahunan

    d. Meningkatnya kualitas dan kuantitas

    Daya Tarik Wisata yang aman dan

    nyaman

    e. Tereksposenya potensi-potensi pari-wisata lokal spesifik dan dominan guna

    meningkatkan kunjungan wisatawan

    dan investasi

    Misi kedua yaitu Mengembangkanjaringan kerjasama antara pemerintah,

    masyarakat dan swasta dalam pengembangan

    pariwisata untuk mendorong pembangun-

    an daerah. Tujuan dari misi tersebut adalah

    Mengembangkan kepariwisataan yangmampu memberikan kontribusi yang

    signifikan terhadap perekonomian daerah

    dan kesejahteraan masyarakat; serta me-

    wujudkan industri pariwisata yang mam-

    pu menggerakkan perekonomian daerah

    melalui perluasan lapangan kerja dan pem-

    berdayaan masyarakat, dengan sasaran :

    a. Meningkatnya Keterlibatan Stakeholders

    Pariwisata Dalam Memasarkan Pari-wisata Kabupaten Pulau Morotai

    b. Meningkatnya PAD sektor Pariwisata

    c. Meningkatnya Kesadaran dan Keter-

    libatan Masyarakat Dalam Pembangun-

    an Kepariwisataan

    d. Berkembangnya Usaha, Industri danInvestasi Pariwisata

    e. Terlaksananya pengembangan

    pariwisata secara berhasil guna dan

    berdaya guna, terarah dan terpadu

    dengan tetap mengedepankan Sapta

    Pesona dalam pelaksanaannya

    Misi ketiga yaitu Mengembangkansumberdaya pariwisata secara berkualitas.

    Tujuan dari misi tersebut adalah Peningkatankapasitas sumberdaya pembangunan

    pariwisata; serta Peningkatan kualitas dan

    kuantitas SDM pariwisata, dengan sasaran

    a. Meningkatnya Kapasitas SDM Apara-

    tur/Industri/ Masyarakat Bidang Ke-

    pariwisataan

    b. Meningkatnya Kualitas Pelayanan, Pe-

    ngelolaan, Perencanaan dan Pelaksana-

    an yang Ditunjang Oleh PembinaanAdministrasi dan Pengelolaan Keuangan

    Dinas Pariwisata

    c. Tercapainya peningkatan kuantitas

    dan kualitas sumberdaya aparatur dan

    pelaku usaha wisata yang profesional

    d. Meningkatnya Profesionalisme dan

    Daya Saing SDM Bidang Pariwisata

    Adapun Indikator dalam melihattingkat keberhasilan dari pengembangan

    pariwisata di Kabupaten Pulau Morotai

    adalah sebagai berikut :

    a. Terselenggaranya pelayanan administrasi

    kantor secara optimal.

    b. Tersusunnya Laporan Capaian Kinerja

    dan Ikhtisar Realisasi Kinerja Laporan

    Keuangan Semesteran, Laporan

    Prognosis Realisasi Anggaran danLaporan Keuangan Akhir Tahun.

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    17/26

    17

    Fandi Hi. Latief. Kinerja Pembangunan Sektor Pariwisata...

    c. Terwujudnya peningkatan kualitas

    kelembagaan.

    d. Peningkatan jumlah kunjungan

    wisatawan.

    e. Peningkatan pendapatan masyarakat.f. Bertambahnya KSP wisata alam, budaya

    dan kuliner.

    g. Tersedianya produk wisata yang

    berkualitas dan memadai (atraksi,

    aksesibilitas, amenitas).

    h. Tersedianya SDM Aparatur dan pelaku

    usaha pariwisata.

    i. Tumbuhnya sanggar seni budaya

    daerah.j. Terselenggaranya event pariwisata dan

    budaya daerah.

    k. Terlaksananya pelayanan pengurusan

    izin prinsip usaha pariwisata.

    PEMBAHASAN DAN HASIL PENELI-

    TIAN

    1. Kinerja Dinas Pariwisata dan Ke-budayaan Kab. Pulau Morotai

    a. Perencanaan Pengembangan Pari-

    wisata

    Perencanaan pada asasnya berkisar

    kepada dua hal : yang pertama ialah

    penentuan pilhan secara sadar mengenai

    tujuan-tujuan konkrit yang hendak dicapai

    dalam jangka waktu tertentu atas dasar

    nilai-nilai yang dimiliki masyarakat yangbersangkutan, dan yang kedua ialah pilihan

    diantara cara-cara alternatif yang efisien

    serta rasional guna mencapai tujuan-

    tujuan tersebut. Baik untuk penentuan

    tujuan yang meliputi jangka waktu tertentu

    maupun bagi pemilihan cara-cara tersebut

    diperlukan ukuran-ukuran atau kriteria-

    kriteria tertentu yang terlebih dahulu

    harus dipilih pula Nitisastro (dalamTjokroamidjojo1996;15). sebagai upaya

    untuk merealisasikan program tersebut,

    maka dibentuklah Ivent Pariwisata atau

    kalender pariwisata, yang dilakukan oleh

    Disparbud Kab. Pulau Morotai sebagai

    upaya untuk mendorong pertumbuhan

    ekonomi dari sisi pariwisata. Perencanaan

    pariwisata bila dilakukan dengan baik

    tentu akan memberikan manfaat dan

    dapat memperkecil semua efek yang tidak

    menguntungkan.

    Karena itu pentingnya perencanaan

    dalam pengembangan pariwisata sebagai

    suatu industri agar perkembangan industri

    pariwisata sesuai dengan apa yang telah

    dirumuskan dan mencapai sasaran yangdikehendaki, baik itu ditinjau dari segi

    ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan.

    Jadi Perencanaan yang dilakukan oleh

    Disparbud telah maksimal mulai dari

    program yang kegiatan, ivent-ivent

    pariwisata/kalender pariwisata dll, maka

    diperlukan perencanaan tata ruangnya

    secara sinergis atau terpadu. Untuk itu

    Disprabud telah membuat Rencana IndukPengembangan Pariwisata daerah (RIPPDA)

    sebagai payung hukum pariwisata didaerah.

    Sasaran dari RIPDDA diarahkan pada

    beberapa hal diantaranya; Tujuan dan

    sasaran pengembangan kepariwisataan, Visi

    dan misi pengembangan kepariwisataan,

    Strategi pengembangan kepariwisataan,

    Kebijakan dan pedoman pelaksanaan

    pengembangan kepariwisataan, Program

    pengembangan kepariwisataan yang terdiri

    dari program pokok (pengembangan

    produk dan pasar) dan program penunjang

    (program sektor lain yang menunjang

    pengembangan wisata).

    b. Kebijakan Pembangunan Pariwisata

    Kab. Pulau Morotai

    Dalam posisi seperti ini, kebijakan

    sangat bermakna, tidak saja sebagaifungsi regulatif tetapi juga fungsi strategis

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    18/26

    18

    JOURNAL OF GOVERNANCE AND PUBLIC POLICY VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2014 : 1-26

    dalam hubungan nasional bahkan

    internasional. Dengan demikian, maka

    kebijakan pengembangan pariwisata

    di satu negara tidak dapat dianalisis

    tanpa mengkaitkan dengan kepentingan

    kemitraan antar pemerintah, bisnis dan

    masyarakat. Kebijakan kelembagaan

    kemitraan antara pemerintah, masyarakat

    dan swasta, merupakan satu sistem yang

    saling berinteraksi dengan batasan-batasan

    dan aturan aturan yang telah disepakati

    antar berbagai pihak yang bermitra.

    Dan kemitraan ini dikembangkan dalam

    kerangka kebutuhan dan sumber daya yang

    dimiliki oleh pihak yang bermitra ini.Pembangunan sektor pariwisata

    di Kabupaten Pulau Morotai haruslah

    bersinergi dari semua elemen, baik dalam

    pembuat kebijakan, SKPD sampai kepada

    keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan

    pariwisata, sehingga tidak hanya menjadi

    tanggung jawab penuh dari dinas terkait

    saja. Hubungan kelembagaan pemerintahan

    daerah (eksekutif dan legislatif/DPRD)harus lebih fungsional guna memantapkan

    fungsi (legislasi, pengawasan dan

    budgeting). Kebijakan dan perencanaan

    kepariwisataan seharusnya dapat berfungsi

    secara efektif sebagai arah pembangunan

    kepariwisataan suatu destinasi. Akan tetapi,

    pada kenyataannya terjadi konflik interestdi tingkat para pengambil keputusan.

    Pada dasarnya koordinasi pemerintahswasta dan masyarakat haruslah berjalan

    baik dan berkualitas. Langkah demikian

    selain untuk menjamin proses perencanaan

    pembangunan, sampai pelaksanaan dan

    evaluasi. yang terpenting memberikan

    kepastian berusaha dan suasana yang

    nyaman untuk pengusaha dan investor

    serta masyarakat. Hal ini sejalan dengan

    apa yang disampaikan oleh Edgell, dkk

    (2008) yang mengemukakan bahwakebijakan pariwisata merupakan kerangka

    etis yang terfokus pada isu-isu yang

    dihadapi dan mempertemukan secara

    efektif keinginan/kebutuhan masyarakat

    dengan rencana, pembangunan, produk,

    pelayanan, pemasaran, serta tujuan dan

    sasaran keberlanjutan bagi pertumbuhan

    pariwisata di masa yang akan datang, seperti

    yang dinyatakan berikut ini.Tourism policyis a progressive course of actions, guidelines,directives, principles, and procedures set inan ethical framework that is issues-focusedand best represents the intent of a community

    Gambar 2. Unsur-unsur Pokok Kelembagaan Pariwisata Kab. Pulau Morotai

    Sumber : RIPDDA Kab. Pulau Morotai

    Pemerintah pusat dan

    propinsi

    DPRDAkademisi

    DinasPariwisata Dinasterkaitswasta

    Media massa dan

    elektronik

    Organisasi

    Independen

    Masyarakat

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    19/26

    19

    Fandi Hi. Latief. Kinerja Pembangunan Sektor Pariwisata...

    (or nation) to effectively meet its planning,development, product, service, marketing,and sustainability goals and objectives for thefuture growth of tourism.

    c. Target dan Realisasi Program KegiatanDinas Pariwisata dan Kebudayaan

    Kab. Pulau Morotai.

    Pembangunan bidang pariwisata

    Kabupaten Pulau Morotai selama lima tahun

    ke depan akan diarahkan pada penciptaan

    aktivitas pariwisata bernilai ekonomis tinggi

    melalui peningkatan jumlah dan kualitas

    sarana dan prasarana, promosi wisata,

    dan peningkatan investasi sektor swastaterutama pada aktivitas pariwisata bahari,

    budaya, dan sejarah. Dengan langkah

    kebijakan dan pola investasi tersebut,

    jumlah kunjungan wisata pada 2015

    diprediksi dapat mencapai angka 5000

    orang, terdiri dari 1.500 wisatwan asing,

    dan 3.500 wisatawan domestik dengan

    rata-tata lama kunjungan 5 hari untuk

    wisatawan asing dan 7 hari untuk wisatawandomestik. Capaian target sasaran tersebut

    akan didukung dengan peningkatan

    investasi swasta pada sektor perhotelan

    yang termanifestasi pada jumlah hotel dan

    penginapan masing-masing sebanyak 3 dan

    10 buah (RPJMD Kab. Pulau Morotai).

    Adapun target atau sasaran dari Disparbud

    yang tertuang dalam Laporan akuntabilitas

    instansi pemerintahan Dinas Pariwisata

    dan kebudayaan memuat 4 (empat) sasaranyang ingin di capai yaitu diantaranya

    sebagai berikut :

    1) Terlaksananya 10 event pariwisata

    tahunan, terlaksananya 5 paket

    wisata, tercapainya jumlah kunjungan

    wisatawan nusantara sebanyak 35.000orang maupun mancanegara sebanyak

    1.000 orang pada tahun 2016,

    pengembangan KSP Wisata Budaya

    Desa Adat, pengembangan KSP Wisata

    Budaya Desa Seni, pengembangan

    KSP Wisata Budaya Situs Sejarah,

    pengembangan Wisata Alam pantai,

    pengembangan KSP Wisata Alam, dan

    pengembangan wisata kuliner.

    2) Tercapainya peningkatan kualitas

    promosi potensi pariwisata daerah baik

    untuk kebutuhan sebagai tujuan wisata

    maupun sebagai tujuan investasi;

    3) Tercapainya peningkatan kuantitas

    dan kualitas sumberdaya aparatur dan

    pelaku usaha wisata yang profesional

    serta partisipasi masyarakat bagi

    pengembangan pariwisata daerah;

    4) Terwujudnya revitalisasi institusi adat

    serta peningkatan apresiasi dan partisipasi

    masyarakat dalam mengembangkan

    seni dan budaya daerah sebagai aset

    sekaligus terselenggaranya event-event

    budaya yang berkualitas dan dikemas

    sebagai atraksi wisata yang mempunyai

    nilai jual bagi pengembangan pariwisata

    daerah; (Sumber Lakip Kab. Pulau

    Morotai)

    Adapun kontribusi jasa pariwisata sebagai berikut :

    Tabel 2.Konstribusi sector pariwisata pada PAD Kab. Pulau Morotai

    Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp)

    Retribusi usaha (jasa, penginapan,pengsakrahan, dan vila)

    25.000.000.- 16.000.000.-

    Pajak (hotel dan restoran) 817.773.000 415.457.000

    Sumber : Lakip 2013 Disparbud Kab. Pulau Morotai

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    20/26

    20

    JOURNAL OF GOVERNANCE AND PUBLIC POLICY VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2014 : 1-26

    Jadi Kendala-kendala umum yang

    menjadi faktor penghambat Kinerja dari

    Dinas pariwisata dan kebudayaan Kab.

    Pulau Morotai antara lain (a) minat para

    investor untuk berinvestasi di sektor

    pariwisata khususnya dalam pembangunan

    obyek wisata masih rendah dikarenakankondisi daerah yang tidak memungkinkan

    (bergejolak), (b) kondisi obyek wisata yang

    ada masih belum optimal, dengan kata lain

    masih ada yang belum memenuhi segi jumlah

    maupun kualitas standar fasilitas (fisik

    dan sarana) dan (c) pelaku pembangunan

    sektor kepariwisataan belum berperan

    secara optimal baik dalam perencanaan,

    pelaksanaan dan pengawasan. Hal inisebagai akibat dari masih kurangnya sumber

    daya manusia pada sektor kepariwisataan

    dan pariwisata belum merupakan prioritas

    pembangunan ekonomi daerah.

    2. Pembangunan Sektor Pariwisata Di

    Kabupaten Pulau Morotai

    a. Kunjungan wisatawan Di Kab. Pulau

    MorotaiPariwisata merupakan aktivitas per-

    jalanan yang dilakukan untuk sementara

    waktu dari tempat tinggal semula ke daerah

    tujuan dengan alasan bukan untuk menetap

    atau mencari nafkah melainkan hanya

    untuk bersenang senang, memenuhi rasa

    ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

    atau waktu libur serta tujuan. Kabupaten

    Pulau Morotai merupakan salah satu darirangkaian aktivitas perjalanan, dengan

    alasan rekreasi, mencari nafkah dan bahkan

    menghabiskan waktu senggang baik

    itu wisata mancanegara maupun wisata

    domestic. data pengunjung yang datang ke

    obyek Wisata Kabupaten Pulau Morotai.

    Umumnya, para wisatawan domestik lebih

    tertarik untuk berkunjung ke daerah objek

    wisata yang menjadi andalan KabupatenPulau Morotai seperti, Pulau Dodola,

    Pulau Sum-Sum, Air Kaca, Tank Amphibi,

    Museum Perang dunia II dan pantai-

    pantai yang memiliki panorama indah

    yang dimiliki Kabupaten Pulau Morotai.

    Namun Jumlah kunjungan wisatawan baik

    domestik maupun mancanegara masih

    dirasa sedikit. Hal ini dapat dilihat dari

    data pengunjung yang datang ke obyek

    Wisata Kabupaten Pulau Morotai.

    Selain itu juga terdapat pungutan jasa usaha yang terlihat pada tabel berikut :

    Tabel 3. Pendapatan Disparbud Kab. Pulau Morotai

    No Jenis Pendapatan Jumlah (Rp)

    1 Pungutan Jasa Usaha Pariwisata 4.130.000.-

    2 Pungutan Jasa Usaha Pariwisata 3.465.000.-Jumlah 7.595.000.-

    Sumber : Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Disparbud 2013

    Tabel 4.Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara

    Tahun 2011-2013Wisatawan

    2011 2012 2013

    Jumlah % Jumlah % Jumlah %

    Domestik 300 71,4 5.940 96,6 500 70,0

    Mancanegara 120 28,6 500 3,4 300 30,0

    Jumlah 420 100 6.149 100 800 100Sumber : Lakip Disparbud Kab. Pulau Morotai

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    21/26

    21

    Fandi Hi. Latief. Kinerja Pembangunan Sektor Pariwisata...

    Jadi pada dasarnya wisatawan merasa

    jenuh dikarenakan mahalnya factor

    penunjang pariwisata dalam hal biaya

    transportasi, makan penginapan, dan belum

    adanya kelengapan penyediaan pariwisata.

    Di samping itu, industri perhotelan terlihat

    belum cukup terorganisir di Kabupaten

    Pulau Morotai dan bahkan belum ada sama

    sekali di beberapa kecamatan.

    b. Fasilitas Pariwisata Di Kabupaten

    Pulau Morotai

    Prasarana Kepariwisataan merupakan

    semua fasilitas yang mendukung agar sarana

    pariwisata dapat hidup dan berkembangserta dapat memberikan pelayanan pada

    wisatawan guna memenuhi kebutuhan

    mereka yang beraneka ragam, adapun hal-

    hal yang harus diperhatikan dalam fasilitas

    pariwisata seperti Prasarana perhubungan,

    seperti jalan, terminal angkutan darat dan

    laut dan bandara udara, System perbankan

    dan Moneter, serta Telekomunikasi seperti

    telpon, internet, kantor pos, Tv dan radioserta pelayanan kesehatan dan keamanan.

    Jadi pada dasarnya Upaya untuk

    mendorong Pertumbuhan Pembangunan

    Pariwisata di Kab.Pulau Morotai, maka

    perlu disediakannya sarana dan prasarana

    penunjang, sehingga wisatawan merasa

    nyaman dan ingin berlama-lama di daerah

    tersebut.

    c. Perkembangan Obyek Wisata DiKabupaten Pulau Morotai

    Dalam rangka mengembangkan po-

    tensi pariwisata di Kabupaten Pulau

    Morotai, sudah selayaknya Kinerja dari

    dinas pariwisata harus bekerja secara optimal

    demi terwujudnya tujuan yang diharapkan.

    Berikut adalah beberapa titik yang menjadi

    obyek wisata yang ada di Kabupaten

    Pulau Morotai yang sudah terdeteksi ke-beradaannya baik wisata bahari, alam,

    sejarah maupun panorama pulau-pulau

    surga yang indah. Namun Disparbud Kab.

    Pulau Morotai hanya berkonsetrasi pada

    pengembangan infrastruktur pulau dodola

    saja yang berakibat pada tidak tersentuhnya

    beberapa obyek wisata yang sudah

    terdeteksi keberadaannya yang memang

    perlu dilakukan pengelolaan, pelestarian

    dan pengembagan beberapa obyek wisata.

    Jadi pada dasarnya keberadaan obyek wisata

    tersebut belum diikuti oleh perkembangan

    pariwisata yang optimal. Hal ini dapat

    dilihat dari tingkat perkembangan objek

    dan daya tarik wisata serta kunjungan

    wisata ke tiap objek wisata yang ada diKabupaten Pulau Morotai.

    3. Strategi Pengembangan Sektor Pari-

    wisata di Kab. Pulau Morotai

    a. Prespektif Disparbud Kabupaten

    Pulau Morotai

    Prespektif pengembangan pariwisata

    di Pulau Morotai merupakan bentuk

    peningkatan citra pariwisata sehinggapariwisata di pulau morotai dapat mencapai

    tingkat nasional bahkan internasional yang

    berdaya saing dan mampu memberikan

    kenyamanan kepada wisatawan yang

    berkunjung di Kab. Pulau Morotai. Sejalan

    dengan hal tersebut, Kab.Pulau Morotai

    merupakan Pulau yang memiliki beragam

    obyek dan potensi wisata yang ada mulai

    dari wisata bahari, histori, panoramapulau-pulau yang indah, dan benda-benda

    peninggalan PD II, dari beragamnya potensi

    tersebut, sehingga Pemkab Pulau Morotai

    beroentasi pada pengembangan pariwisata

    dan perikanan, sesuai dengan Grand besar

    Visi dari Bupati Pulau Morotai. Untuk

    mejewantahkan Visi tersebut, Disparbud

    sebagai elemen didaerah merealisasikan

    dan tercermin dalam Visi dari Disparbud

    yaitu Morotai sebagai Destinasi WisataDunia Berbasis Bahari, Budaya. Destinasi

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    22/26

    22

    JOURNAL OF GOVERNANCE AND PUBLIC POLICY VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2014 : 1-26

    Wisata Dunia. memiliki arti bahwa Pulau

    Morotai berupaya melakukan percepatan

    pembangunan kepariwisataan secara

    menyeluruh, terpadu, bertahap dan

    berkelanjutan melalui upaya penyediaan

    sumberdaya dan daya tarik wisata, fasilitas

    pariwisata dan fasilitas umum, aksesabilitas,

    dukungan kesiapan dan keterlibatan

    masyarakat, positioning pariwisata secarastrategis dalam pembangunan daerah

    guna meraih kunjungan wisatawan dalam

    jumlah besar, sebagai indicator daerah

    wisata destinasi dunia, bahari dan wisata

    sejarah. (Renstra Disparbud)

    b. Posisi Pariwisata Kab. Pulau Morotai

    Tidak sedikit daerah-daerah di

    Indonesia mulai banyak yang menggali,

    membangun dan mengembangkan obyek

    pariwisata daerahnya. Hal ini dikarenakan

    daerah-daerah di Indonesia menyadari

    manfaat adanya pembangunan dan

    pengembangan kepariwisataan yang salah

    satunya adalah kesejahteraan masyarakat dibidang ekonomi. Kabupaten Pulau Morotai

    merupakan salah satu daerah yang sangat

    mengandalkan sektor pariwisata dalam

    membangun daerahnya. Hal tersebut

    dikarenakan posisi atau letak Kabupaten

    Pulau Morotai itu sendiri sangat strategis

    yaitu berada di kawasan asia pasifik sehingga

    kedepannya morotai akan di jadikan

    simpul kawasan pasifik yang terlewati jalan

    utama penghubung antar Kabupaten PulauMorotai dengan negara lain.

    Untuk itu, dalam memenuhi

    tanggung jawab Pemerintah Daerah

    dalam menjamin kesejahteraan masyarakat

    terutama dalam hal ekonomi, dengan

    melihat dan memanfaatkan peluang yang

    ada, Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai

    melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

    terus berupaya dalam membangundan mengembangkan pariwisata agar

    kesejahteraan masyarakat dalam bidang

    ekonomi terpenuhi. Upaya-upaya tersebut

    yaitu dengan menyusun dan melaksanakan

    berbagai strategi dalam membangun,

    dan mengembangkan kepariwisataan

    daerah. Selain itu upaya Dinas Pariwisata

    dan Kebudayaan Pulau Morotai dalam

    membangun dan mengembangkan

    kepariwisataan daerah yaitu dengan

    membuka dan memperluas jejaring atau

    kerjasama dengan berbagai pihak baik

    swasta, masyarakat, maupaun pemerintah

    daerah lainnya dalam hal penyelenggaraan

    kepariwisataan daerah. Semua upaya-upaya

    tersebut terus dilakukan agar kesejahteraanekonomi masyarakat di Kabupaten Pulau

    Morotai dapat meningkat. Dengan

    menggunakan alur logika Pemkab Pulau

    Morotai yang mengedepankan pariwisata

    sebagai leading sector(sektor utama) sesuaidengan Visi Bupati, Morotai akan digenjot

    dari sector perikanan dan pariwisata dalam

    rangka menyejahterakan masyarakat

    setempat. Keputusan menetapkanpariwisata sebagai sektor utama dalam

    pembangunan tentu dilandasi oleh

    beberapa pertimbangan, antara lain adalah

    letak Kabupaten Pulau Morotai secara

    geografis berada di daerah timur terluar

    dari Indonesia, daerah tujuan wisata utama

    dan pintu masuk utama bagi Negara-negara

    lain, memiliki potensi yang beragam di

    bandingkan dengan Kabupaten/Kota yang

    ada di Propinsi Maluku Utara dan menjadibukti sejarah peninggalan perang dunia ke

    II

    c. Pola Kegiatan Dinas pariwisata dan

    Kebudayan Kab. Pulau Morotai

    Berbagai obyek dan potensi wisata yangdimiliki oleh di Kab. Pulau Morotai adalahmodal dasar pengembangan kepariwisataan

    Indonesia. Namun, mengandalkankekayaan alam, budaya, dan kesenian saja

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    23/26

    23

    Fandi Hi. Latief. Kinerja Pembangunan Sektor Pariwisata...

    belum cukup untuk mendongkrak angkakunjungan wisatawan. Diperlukan langkahstrategis untuk memasarkan dan merancangpola pengembangan pariwisata yang sesuaidengan karakter daerah, adapun strategi

    yang dilakukan mulai dari pemasaran,promosi dan pola kegiatan dari disparbud.program pemasaran yang dilakukan olehDisparbud adalah menganalisis pasar terkaitdengan membangun prsepsi wisatawanterhadap pariwisata yang ada di Kab.Pulau Morotai, tentunya dengan prsepsiyang dibangun diharapkan akan menarikwisatawan untuk mau berkunjung ke kab.

    Pulau morotai karena memiliki keunikanpariwisata yang ada di Kabupaten pulaumorotai serta bisa menjawab kebutuhanakan wisatawan baik domestik maupunmancanegara. Pada dasarnya Setiappemasaran, termasuk pemasaran pariwisatapada awalnya dimulai dengan membuatanalisis pasar wisata. Analisis ini meliputianalisis persepsi dan preferensi wisatawan.Pada umumnya calon wisatawan

    menginginkan suatu produk wisata tertentu.Faktor sosiodemografi dan psikografimemiliki peran yang sangat besar dalammemilih macam produk dan destinasipariwisata. Berawal dari data inilahbagaimana pemasaran harus dilakukan.Jelas bahwa dalam proses pemasaran pihakpemilik produk harus bisa menyesuaikandengan keinginan wisatawan ataumenyesuaikan dengan segmen wisatawan

    yang berminat pada jenis produk yangdimilikinya. Seharusnya, organisasimengambil keputusan untuk membangunpersepsi pasar potensial terhadap suatuproduk/jasa yang unggul agar tampakberbeda dengan produk yang lain. Dengandemikian, diharapkan calon konsumenmau membeli dengan harga mahal karenaadanya perbedaan itu. Menurut Porter(2007), ada tiga landasan strategi yangdapat membantu organisasi memperolehkeunggulan kompetitif, yaitu keunggulan

    biaya, diferensiasi, dan fokus. Portermenamakan ketiganya strategi umum(strategi generik). Keunggulan biayamenekankan pada pembuatan produkstandar dengan biaya per unit sangat rendah

    untuk konsumen yang peka terhadapperubahan harga. Diferensiasi adalahstrategi dengan tujuan membuat produkyang menyediakan jasa yang dianggap unikdi seluruh industri dan ditujukan kepadakonsumen yang tidak terlalu peduli denganperubahan harga. Fokus berarti membuatproduk dan menyediakan jasa yangmemenuhi keperluan sejumlah kelompok

    kecil konsumen.Perbaikan image dan revitalisasiproduk pariwisata dapat dilakukan melaluipromosi di berbagai media, baik cetakmaupun elektronik serta brosur/leafletyangmenyajikan informasi potensi wisata dankondisi keamanan suatu daerah. Promosimerupakan salah satu bagian dari bauranpemasaran pariwisata yang tidak bisaberjalan sendiri dan terpisah dari indikator-

    indikator bauran pemasaran pariwisatayang lainnya. Strategi pengembanganpariwisata harus memberikan rasa amandan ketenangan bagi wisatawan untukdapat menikmati obyek wisata yangdisajikan. Melalui cara ini, citra suatudaerah dapat ditingkatkan dan kesan baikbangsa lain terhadap bangsa kita dapatditumbuh kembangkan.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    1. Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan dan hasil

    penelitian yang telah diuraikan pada Bab-

    bab sebelumnya, maka dapatlah di tarik

    kesimpulan terkait dengan pembangunan

    pariwisata adalah sebagai berikut :

    a. Kinerja dari Dinas Pariwisata dan

    Kebudayaan Kabupaten Pulau Morotaikurang optimal dalam mengembangkan

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    24/26

    24

    JOURNAL OF GOVERNANCE AND PUBLIC POLICY VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2014 : 1-26

    obyek dan potensi wisata yang ada

    di Kabupaten Pulau Morotai. Hal

    ini terlihat dari Perencanaan Dinas

    Pariwisata yang tidak terarah pada

    program preoritas hanya sebatas blue

    print dikarenakan direvisinya RPJMD

    dan belum didistribusikan ke semua

    SKPD yang ada di jajaran Pemerintah

    Kabupaten sehingga belum adanya

    kejelasan arah pembangunan 5 (lima)

    Tahun kedepan, Kebijakan pariwisata

    yang tidak melibatkan semua elemen

    pendukung pariwisata dimulai dari

    DPRD yang sampai saat ini belum

    membuat prodak hukum yangmengatur tentang kepariwisataan,

    tidak adanya keterlibatan masyarakat

    dalam pembangunan pariwisata, minat

    para investor untuk berinvestasi di

    sektor pariwisata khususnya dalam

    pembangunan obyek wisata masih

    rendah disebabkan kasus yang mencuat

    di Kabupaten Pulau Morotai akhir-akhir

    ini yaitu tidak efektifnya keamananserta pelaku pembangunan sektor

    kepariwisataan belum berperan secara

    optimal (SDM) di Dinas Pariwisata dan

    Kebudayaan Kabupaten Pulau Morotai

    yang berimbas kepada target dan

    realisasi yang masih jauh dari pencapaian

    yang di inginkan, terlihat dari jumlah

    pendapatan daerah dari segi pariwisata

    yang hanya berkisar Rp. 7.120.000.-

    serta adanya efek ketergantungan yangtinggi terhadap APBD

    b. Dampak dari buruknya Kinerja dari

    Dinas Pariwisata dan kebudayaan

    Kabupaten Pulau Morotai menyebabkan

    kurangnya minat wisatawan yang

    berkunjung mulai dari Wisman dan

    Wisatawan Lokal di karenakan obyek

    wisata di Kabupaten Pulau Morotai

    tidak terekspos secara luas, hanya diakhir tahun 2012 saja ketika diadakan

    Ivent Nasional dan Internasional yaitu

    Sail Morotai 2012, namun pasca Ivent

    tersebut tidak ada kelanjutan dalam

    upaya menarik wisatawan, dikarenakan

    Fasilitas Pariwisata (infrastruktur dan

    suprastruktur) yang kurang memadai

    karena tidak berdasar pada Sapta Pesona

    Sadar Wisata (aman, tertib, bersih, dan

    kenangan).

    c. Strategi Pengembangan Potensi wisata di

    Kabupaten Pulau Morotai diharapkan

    mampu untuk menarik wisatawan

    berkunjung ke Kabupaten Pulau

    Morotai sehingga terciptanya lapangan

    kerja didaerah dan mampu mendorongpendapatan asli daerah. Namun

    prsepktif pengembangan pariwisata

    tidak sejalan dengan konsep yang

    dibangun yaitu menciptakan morotai

    sebagai destinasi wisata dunia, wisata

    bahari dan wisata sejarah karena belum

    adanya kesiapan dari pemerintah daerah,

    Selain itu, posisi dari Dinas pariwisata

    tidak mampu mengenbang amanahdan tanggung jawab yang terlalu besar

    yang untuk itu dibutuhkan sinergitas

    dari semua elemen pendukung, serta

    pola kegiatan dari dinas pariwisata

    kabupaten Pulau Morotai yang hanya

    melakukan promosi dan itupun hanya

    pada territorial Propinsi Maluku Utara

    saja. Dikarenakkan akses dalam bentuk

    promosi di media massa ataupun

    elektronik belum ada dan tidak adanya

    kordinasi antara Dinas Pariwisata

    dengan pihak swasta, masyarakat dan

    elemen pedukung pariwisata lainnya.

    2. Saran

    Dari beberapa kesimpulan tersebut

    diatas adapun saran dari peneliti terhadap

    Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

    Kabupaten Pulau Morotai adalah sebagaiberikut :

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    25/26

    25

    Fandi Hi. Latief. Kinerja Pembangunan Sektor Pariwisata...

    a. Untuk meningkatkan tingkat

    kunjungan wisatawan, Dinas Pariwisata

    dan Kebudayaan Kabupaten Pulau

    Morotai haruslah mampu menjawab

    tuntutan dan kebutuhan daerah hal

    itu tercermin dari peningkatan kinerja

    dari Dinas Pariwisata dan kebudayaan

    mulai dari program perencanaan

    yang terarah, kebijakan yang mampu

    melibatkan semua elemen artinya

    artinya ada sinergitas dari semua

    elemen kelembagaan, diantaranya

    penguatan fungsi legislasi dari DPRD,

    penguatan kesadaran masyarakat akan

    pentingnya pengembangan pariwisata,mampu menumbuhkan kepercayaan

    kepada infestor sehingga target dan

    realisasi yang diinginkan dapat tercapai

    yaitu dapat mendorong pertumbuhan

    pariwisata yang ada.

    b. Prespktif pengembangan pariwisata

    haruslah didasarkan pada kondisi

    obyektif yang ada dilapangan,

    sehingga tidak ada kekecewaan daripara wisatawan yang berkunjung

    ke Kabupaten Pulau Morotai, dan

    diharapkan pula Dinas Pariwisata

    haruslah bekerja ektramaksimal dalam

    mempromosikan potensi dan obyek

    wisata yang ada di Kabupaten Pulau

    Morotai sehingga Grand Visi dari Bupati

    yaitu Morotai berbasis Pariwisata dan

    Perikanan dapat terjewantahkan dalam

    tahapan implementasi.

    c. pelaporan kinerja dilakukan haruslah

    dengan mengacu pada prinsip dan

    sasaran terwujudnya tata kelola

    pemerintahan yang baik (goodgovernance) yang berasaskan prinsip-prinsip transparansi, paritisipasi dan

    akuntabilitas serta disampaikan secara

    terbuka kepada public, agar mendapat

    gambaran secara obyektif mengenaiperkembangan kinerja pembangunan

    pariwisata secara utuh, Sehingga

    public dapat melihat keterkaitan dan

    konsistensi perumusan dan pelaksanaan

    visi, misi dan program kerja.

    DAFTAR PUSTAKA

    Buku-Buku

    Bill Foster dan Karen R. Seker,PembinaUntuk Meningkatkan KinerjaKaryawan. Jakarta: PPM. 2001.

    Bungin Burhan, Metodologi PenelitianKualitatif, (aktualisasi, Metodogis kearah ragam varian kontemporer), Jakarta:Rajawali pers, 2012.

    Bogdan Robert C and Sari Knopp

    Biklen,Qualitative Research foreducation : an. Introduction to eoryand Methods. Boston : Alin and Bacon,1982.

    Dharma Surya, Manajemen Kinerja,

    Jakarta: Pustaka Pelajar, 2005.Ermaya Suradinata, Pemimpin dan

    Kepemimpinan Pemerintahan. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 1997.

    Fandeli, Ch. Pengertian dan KerangkaDasar Kepariwisataan dalam Dasar-dasar manajemen KepariwisataanAlam, Editor: Ch, Fandeli, Liberty,Yogyakarta.1995

    Kartasasmita Ginanjar, Administrasi

    Pembangunan.Jakarta: LP3ES, 1997.

    Lofland, John dan Lin H. Lofland,Analizingsocial settings :a Guide to QualitativeObservation and analizing, Belmont,Compani.(Terjemahan), 1984.

    Lincoln, Yvona S, dan Egon G., Guba,

    Naturalistic Inquiry, Beverly Hills :

    Sage Publications, 1985.

    Mangkunegara Anwar Prabu, Manajemen

  • 8/12/2019 KINERJA PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA

    26/26

    JOURNAL OF GOVERNANCE AND PUBLIC POLICY VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2014 : 1-26

    Sumber Daya Manusia, Bandung:Administrasi Niaga Politeknik Negri,

    2001.

    Mahsun Mohammad, Pengukuran

    Kinerja sektor Publik (edisi pertama).Yogyakarta: BPTE, 2006.

    Moelyarto, Tjokrowinoto, Restrukturisasi

    Ekonomi dan Birokrasi. Yogyakarta:

    Kreasi Wacana, 2006.

    Muljadi. A.j, Kepariwsataan DanPerjalanan. Jakarta: Rajawali press,2002.

    Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian SosialDan Pendidikan Teori dan Praktik.Jakarta: Bumi Aksara, Cet; II, 2007.

    Robert L. Mathis dan John H Jakson,

    Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: Salemba Empat, 2009.

    Ratminto dan Winarsih Atik Septi,

    Manajemen Pelayanan Publik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

    Siagian P. Sondang, Teori PembangunanOrganisasi. Jakarta: Bumi Aksara,1997.

    _______________, Administrasi

    Pembangunan. Jakarta: Gunung

    Agung, 1994.

    Sinabelia Lijan, Reformasi Pelayanan Public.Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

    Wasistiono Sadu, Kapita selektapenyelenggaraan Pemerintahan Daerah,Jatinagor: Alqapirint, 2002.

    Skripsi, Tesis, Jurnal dan Artikel.

    Ambarawati Ayu Anak Agung, EvaluasiStrategi Promosi Dinas PariwisataProvinsi Bali Dalam Event PestaKesenian Bali Untuk MenarikWisatawan Mancanegara. Skripsi,Jurusan Ilmu Komunikasi,

    Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

    Politik, Universitas Pembangunan

    NasionalVeteran Yogyakarta. 2011.

    Awira Alam Agni, Peningkatan Ekonomi

    Bali melalui Pengembangan Pariwisata.Jurnal, 2008.

    Farid Kharisma,ManajemenPengembanganPariwisata Kabupaten Semarang diDinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaandan Pariwisata Kabupaten Semarang.Skripsi, Jurusan Administrasi Publik,

    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

    Universitas Diponegoro, 2012.

    Peraturan Perundangan

    Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

    tentang Pemerintahan Daerah

    Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009

    Tentang Kepariwisataan

    Rencana Induk Pengembangan Pariwisata

    Daerah (RIPPDA) Kab. Pulau Morotai

    Web

    (Diakses pada hari Minggu,/02/2013.

    http://www.sailmorotai2012.com/

    index.php/20catinformasisail/catbar

    itasail/58arperesmianacarasailmorot

    ai2012).(Diakses pada hari jumat 8 maret

    2013.http://travel.compas.com/

    read/2012/02/06/15322321/fasilitas.

    wisata.pulau. Dodola.Kurang.

    Terawat)