12
Kendala-Kendala Pendeteksian Praktik Insider Trading dalam Transaksi Saham di Bursa Efek Ridwan Khairandy Abstract Before the investor made his decision rationally for purchasing or buying the stock ex change in general, he examines first the condition ofcompany involved. That is why, the transparency principle is the most important matter in transaction in stock exchange. Although, carrying out the transparency principles are sometimes create the handicaps through Insider trading practices and it is sometimes difficult to be solve with law perspec tive. The difficulties are caused bythe weak oflaw instrument and the borderless about when public arebe able to show the fact materially and openly. Pendahuluan Prinsip keterbukaan {disclosure principle] menjadi persoalan inti di pasar modal dan sekaligus merupakan jiwa pasar modal itu sendiri. Dengan keterbukaan tersebut, tersedianya informasi bagi investor, sehingga dapat diambil keputusan rasional untuk membeli atau menjuai efek.' Salah satu bentuk pelanggaran prinsip keterbukaan tersebut adalah insider trading. Insider trading sering teijadi dalam transaksi efek di bursa efek, tetapi seringkali dipertanyakan mengapa praktik insider trading sulit diselesaikan secara hukum. Ada kesulitan dalam pembuktian terjadinya praktik insider trading. Subjek Insider trading UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal tidak memberikan definisi insider trad ing secara tegas. Undang-undang tersebut hanya memberikan batasan terhadap transaksi-transaksi yang dilarang antara lain yang dilakukan oleh orang dalam dari emiten yang memiliki informasi orang dalam dilarang melakukan transaksi penjualan atau pembelian efek emiten atau perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan emiten atau perusahaan publik yang bersangkutan.^ Penjelasan Pasal 95 UUPM mengkategorikan orang dalam sebagai ' Bismar Nasution, Keterbukaan dalam PasarModa/(Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001), him. 1. 2Ridwan Khairandy dan Najib, "Aspek Hukum Insider Trading di Bursa Efek". Media Advokat, Edisi Perdanai997,hlm.23. 26 JURNAL HUKUM. NO. 25 VOL. 11. JANUARI2004:26-37

Kendala-KendalaPendeteksian Praktik Insider Trading dalam

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Kendala-Kendala Pendeteksian Praktik Insider

Trading dalam Transaksi Saham di Bursa Efek

Ridwan Khairandy

Abstract

Before the investor made his decision rationally for purchasing or buying the stock exchange in general, he examines first the condition ofcompany involved. That is why, thetransparency principle is the most important matter in transaction in stock exchange.Although, carrying out the transparency principles are sometimes create the handicapsthrough Insider trading practices and it issometimes difficult to besolve with lawperspective. The difficulties are caused bytheweak oflaw instrument andthe borderless aboutwhen public arebe able to show the fact materially and openly.

Pendahuluan

Prinsip keterbukaan {disclosure principle]menjadi persoalan inti di pasar modal dansekaligus merupakan jiwa pasar modal itusendiri. Dengan keterbukaan tersebut,tersedianya informasi bagi investor, sehinggadapat diambil keputusan rasional untukmembeli atau menjuai efek.'

Salah satu bentuk pelanggaran prinsipketerbukaan tersebut adalah insider trading.Insider trading sering teijadi dalam transaksiefek di bursaefek, tetapi seringkali dipertanyakanmengapa praktik insider trading sulitdiselesaikan secara hukum. Ada kesulitandalam pembuktian terjadinya praktik insidertrading.

Subjek Insider trading

UU No. 8 Tahun 1995 tentang PasarModal tidak memberikan definisi insider trad

ing secara tegas. Undang-undang tersebuthanya memberikan batasan terhadaptransaksi-transaksi yang dilarang antara lainyang dilakukan oleh orang dalam dari emitenyang memiliki informasi orang dalam dilarangmelakukan transaksi penjualan ataupembelian efek emiten atau perusahaan lainyang melakukan transaksi denganemiten atauperusahaan publik yang bersangkutan.^

Penjelasan Pasal 95 UUPMmengkategorikan orang dalam sebagai

' Bismar Nasution, Keterbukaan dalam PasarModa/(Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas HukumUniversitas Indonesia, 2001), him. 1.

2Ridwan Khairandy dan Najib, "Aspek Hukum Insider Trading di Bursa Efek". Media Advokat, EdisiPerdanai997,hlm.23.

26 JURNAL HUKUM. NO. 25 VOL. 11. JANUARI2004:26-37

Ridwan Khairandy. Kendala-Kendala Rendeteksian Praktik Insider,..

berikut:

1. Komisaris, direktur, atau pegawaiperusahaan terbuka;

2. Pemegang saham utama perusahaanterbuka;

3. Orang yang karena kedudukannya,profesinya, atau karena hubunganusahanya dengan perusahan terbukamemungkinkan memperoleh informasiorang dalam. Dengan kedudukan di sinidimaksudkan sebagai lembaga, institusi,atau badan pemerintahan. Sementarayang merupakan hubungan usaha adalahhubungan kerja atau kemitraan dalamkegiatan usahanya, seperti nasabah,pemasok, kontraktor, krediturdan Iain-Iain.

4. Pihak yang tidak lain menjadi pihaksebagaimana tersebut dalam poin 1, 2.dan 3 tersebut sebelum lewat jangkawaktu 6 bulan.

Menurut Pasal95,96. dan 97 UUPM yangtermasuk trading yang dilarang adalah;^1. Orangdalam yang melakukan pembelian

atau penjualan atas;a. efek perusahaan dimana informasi

berasal;b. efek perusahaan lain yang melakukan

transaksi dengan perusahaantransaksi tersebut.

2. Orang dalam yang mempengaruhi pihaklain untuk melakukan pembelian ataupenjualan atas efek tersebut.

3. Orang dalam yang member! informasiorang dalam kepada pihak lain manapunyang patut diduga dapat menggunakaninformasi tersebut melakukan pembelian

atau penjualan efek.4. Orang lain yang secara melawan 'hukum

memperoleh Informasi orang dalam dariorang dalam tersebut iaiu digunakannyadengan cara-cara seperti tersebut dalambutir 1,2 dan 3 tersebut. ,

5. Orang lain yang berusaha untukmemperoleh informasi orang dalamsecara tidak melawan hukum, tetapipenyediaan informasi tersebut denganpembatasan-pembatasan (misalnyadengan kewajiban merahasiakan),kemudian menggunakan informasi tersebutdengan cara-cara seperti dimaksud dalambutir 1,2 dan 3 tersebut.

6. Perusahaan efek yang memiliki informasiorang dalam dari suatu perusahaanterbuka yang melakukan transaksi sepertidimaksud dalam butir 1,2 dan 3 tersebut,kecuali yangterpenuhi dua syarat sebagaiberikut:

a. Transaksi dilakukan bukan atas

tanggungan sendiri, tetapi atasperintah nasabah, dan

b. Perusahaan efek tersebut tidak

memberikan rekomendasi kepadanasabahnya mengenai efek yangbersangkutan.

Sebenarnya masih ada pihak lain selainyang disebut dalam UUPM yang mestinyamasih mungkin dan pantas dijerat denganperbuatan insider trading Ini. Pihak lain ituadalah pihak yang menerima informasi dariinsider (tidak secara malawan hukum) yangmasih belum masuk kategori persyaratan"dengan pembatasan" sebagaimana dimaksud

^MunirFuady, Pasar Modal Modem (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1996), him. 171.

27

butir 5 di atas (Pasal 97 ayat (2) UUPM).Bahkan, mungkin hanya pasif saja dalammenerima informasi tersebut tetapi kemudiandigunakan dalam artian trading UUPMmenggunakan kata-kata "berusaha untukmemperoleh informasi" bag! pihak lain, yangberarti pihak Iain tersebut harus aktif daninisiatif untuk mendapatkan informasi tersebutmesti berasai darl pihak lain tersebut. Misainyaapa yang disebut sebagal f/ppee, baik yangaktif. mencari informasi, ataupun yang pasifmenerima informasi tanpa mencarinya.Mestinya pihak f/ppee ini diiarang juga untukmelakukan trading daiam pengertian insidertrading. Sementara yang diiarang UUPMhanyalah pihak f/ppee yang aktif dan denganinisiatifnya sendiri mencari informasi.dimana:^

1. informasi tersebut dicari dengan jaianmelanggar hukum, seperti denganmencuri membujuk, kekerasan, atauancaman atau;

2. Atas informasi tersebut disertai denganpembatasan-pembatasan {sepertikewajiban merahasiakan).

Bahkan semestinya. seiain f/ppeetersebut (aktif atau pasif). apa yang disebutsecondary f/ppee pun pantas diiarang. Secondary f/ppee adalah pihak lain yang menerimainformasi bukan iangsung dari orang daiamtetapi melaiui f/ppee yang lain. '

Seiain itu, pihak-pihak seperti konsultanhukum pasar modai. akuntan pubiik. peniiai{appraiser), notaris. dan /nvesfmenf bankersjuga terikat untuktidak meiakukan frad/ng untuk

^/b/d,hlm.172.s/b/d,him.173.®BismarNasution, op.cit, him. 184.

saham dari emiten yang bersangkutan.berdasarkan teori yang dikenai dengan sebutancontractualobligation ofconfidentiality. Mestinyapihak-pihak yang pantas dikecuaiikan sebagaiinsider adaiah

1. Analis yang independen. seperti orang iuaryang ahii dalam bidang tertentu, di manadengan keahliannya dapatmemperkirakan dengan tepat tentang apayang terjadi daiam perusahaan, atau;

2. Penerima informasi secara kebetuian,seperti seseorang yang kebetuian"nguping" percakapan di antara dua orang di sebuah warung pojok.

Beberapa kasus meionjaknya hargasuatu saham di iantai bursa banyak yangberbau insiderinformation. Artinya, pembeiianatau penjuaian saham tersebut teijadi setelahada informasi dari "orang daiam". Ha! tersebutantara lain dijelaskan daiam beberapa kasusdi bawah ini.

Kasus Saham Super Mitory Utama^

indikasi insider trading iainnya dapatdiiihat dari transaksi saham Super MitoryUtama, tanpa adanya informasi yang sifatnyamateriel, saham Super Mitory Utama secaratiba-tiba transaksinya meiejit sampai 64,71persen. Pada awai transaksi tanggal 14 Maret1996 harga sahamnya menjadi Rp. 850.00 danpada akhir sesikedua ditutup harga sahamnyamenjadi Rp. 1.400. Dua buian kemudian tangai14 Mei 1996 terdapat berita bahwa PT SuperMitory Kencana menguasai saham Super

28 JURNAL HUKUM. NO. 25 VOL 11. JANUARi 2004: 26-37

Ridwan Khairandy. Kendala-Kendala Pendeteksian Praktik Insider...

Mitory Utama. Di samping indikasi-indikasi ini,terdapat juga tudingan terjadinya insider trading sebagaimana diarahkan kepada TFT saattransaksi saham PT. Elang Realty (ELTY). ladituding memborong saham ELTY tanggal 26- 28 Februari 1997 berdasarkan informasi

orang daiam dan melepas kembali sahamtersebut saat harganya naik. Terhadap kasusini Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)masih melakukan peneiitian dan Bapepammenyatakan bahwa insider trading tidakmudah dibuktlka. Dua bulan kemudian,tepatnya tanggal 14 Mel 1996 muncul beritabahwa PT. Surya Mitory Kencana akanmenguasai 48,6% saham Super MitoryUtama, setelah membeli 9. 803 juta iembarsaham PT. Gita Pacific.

Kasus Perdagangan PT Saham SemenGresik Tbk^

Indikasi terjadinya insider trading jugadapat dicermati darl perdagangan saham PTSemen Gresik Tbk. Pada tanggal 14 Maret1996hargasaham SG tiba-tiba melejit 64,71%daiam satu hari transaksi. Dari posisi awai sesipertama harga sahamnya Rp. 850 mengalamikenaikan yang bergerak terus hingga penutupansesi kedua dengan ditutup pada posisi Rp 1.400,00.

Perdagangan saham PT Semen GresikTbk disebut berindikasi insider trading berawaidari pemyataan bekas ketua Bapepam i PutuGede Ary Suta pada tanggal 22 Juni 1998beberapa saat sebelum la diganti sebagai ketuaBapepam. Bapepam mensinyalir adanya

7b/d, hImlSS.

kasus insider trading daiam perdagangansaham Semen Gresik. Bahkan, pengamatpasar modal jugamenduga teiahterjadi praktikinsidertrading daiam perdagangan saham PTSemen Gresik Tbk.

Muncuinya indikasi insider trading daiamperdagangan saham ini bermula daripengungkapan secara tajam harga saham PTSemen Gresik Tbk. Peningkatan harga sahamini dianggap tidak wajar, disebabkan daiamjangka waktu 2 minggu harganya melonjak60%. Hal ini misalnya dapat dilihat pada 3 Juniharganya tercatat Rp. 4.850,00 dan hariberikutnya pada 16 Juni meningkat dengantajam menjadi Rp. 7.800,00 bahkan sempatmenyentuh Rp. 10.000,00. Volume perdagangansaham pada tanggal 3 Juni 1998 tercatat977.500 iembar dengan niiai perdaganganRp. 4.772.500.000,00 dan tanggal 16 Juni1998 voiumenya 2.193.500 iembar denganniiai perdagangan Rp. 16.846.937.500 yangpaling menonjol perdagangan ini dapat dilihatpada tanggal 19 Juni 1998.

Kenaikan harga saham ini semiring denganrencana privatisasi BUMN termasuk PTSeman Gresik Tbk atau divestasi 65 persensaham PT Semen Gresik Tbk. Tanggal 19Juni 1998, setelah Rapat Umum PemegangSaham (RUPS) menerima penawaran darlcalon mitra strategis, yang terdiri dari Mexico(Cement Mexico), Swiss (Hoiderbank) danJerman (ZemeutAG). Pada 18 Juni 1998 tigadari lima belas perusahaan sekuritas yangsangat menonjol melakukan perdagangansaham adaiah PT. Danareksa Securities, PT.Bahana Securities dan Jardine FlemingNusantara.

29

Indikasi insider trading tersebut sampaisekarang ini belum dapat dituntaskan. Tidaktuntasnya kasus-kasus tersebut, disampingalasan sulitnya pembuktian kasus insider trading, juga tidak cukupnya formulasi peraturaninsider trading di pasar modal Indonesia.®

Sebenarnya soal kasus ini, bila dilihatsecara materi, bukan hal yang terialu biasa,karena soal dugaan adanya insider tradingdisetiap kebocoran atau keanehan pergerakansaham di lantai bursa, sering diteriakan olehinvestor. Dugaan-dugaan tidak pernahterselesaikan secara tuntas. "Ributnya" soalinsider trading 61PT Semen GresikTbk, dipicuoleh faktor-faktor sebagai berikut

1) Pemyataan tentang dugaan adanya insidertrading disampaikan oleh seorang ketuaBapepam yang secara fungsional saat itumefnegang kendali organisasi;

2) Saham yang diduga menjadi ajang"persellngkuhan", kebetulan adalahsahamperusahaan milik pemerintah yangsedang dalam proses privatisasi, danvolume transaksi serta lalu lintasperdagangan di saham tersebut tergolongaktif dan mendapat banyak perhatian;

3) Kemudian pihak-pihak yang didugateiiibat, balk itu pialang maupun individu-individunya adalah mereka yang memilikiposisi penting dalam proses danpengambllan keputusan tentang rencanaprivatisasi tersebut;

4) Pada saatyang bersamaan puia, ganjalanprivatisasi PT Semen Gresik Tbk, tidakhanya datang dart lantai bursa tetapi juga

berbagaiprotesdan masalah kepentinganlainnya, yang berurutan dengan polemik-polemik seputar PT Krakatau Steel Tbkdan PT Telkom Tbk;

5) Pada kondisi awal perbincangan soal insider trading, Bapepam terlihat tidakmenunjukkan sikap yang independen,namun ada kesan mengambil posisiaman untuk diam, justruyangmenyatakansoal kemungkinan-kemungkinan tersebutdatangnya dari kantor Menteri NegaraBUMN.

Jadi terlihat adanya benturan-benturankepentingan, kekuasaan dan kekuatan,sehingga persoalan insider trading itu tidakdibahas dan dikaji secara jemih dalam konteksdan hubungan hukum. Sebaliknya, terlihatkesan ada pertarungan elit politik soalmasalah itu.JadI jangan heran didalam kasusini ada nuansa-nuansa politik yangtidak dapatdilepaskan begitu saja. Justru hal semacamini tidak memberikan kondisi yang kondusifuntuk mengembangkan perangkat hukumsebagaiaiatuntuk mencegah timbulnya praktikkotor dan curang sehingga membuatsemakinjauh larinya para investor yang merasa tidakadanya perlindungan dan keamanan soalinvestasi.

Indikator terjadlnya insider tradingbiasanya tercium ketika pelaku telahmelakukan penjualan atas saham yangdibelinya, dengan menggunakan informasiorang dalam jumlah yang signifikan adalahfaktor pemicu yang dapat mengarahkan parapenyidlk pada dugaan telah dilakukannyapelanggaran tersebut.^®

®Ridwan Khairandy dan Najib, op.cit, him. 31.®http://www. Bapepam. go. id.

Indra SafiW, TransparansiIndependensidan Kejahatan PasarWoda/(Jakarta: Go Global Book, 1998),him. 229.

30 JURNAL HUKUM. NO. 25 VOL 11. JANUARI2004:26-37

Ridwan Khairandy. Kendala-Kendala Pendeteksian Praktik Insider...

Secara tekhnis, penggunaan variabeltransaksi yang dilakukan melalui perusahaanefek, yang berkepentingan dalam transaksitersebut, dapat dijadikan sebagal alat untukmelacak. Hal in! penting, karena menyangkutpengerahan harga dan jumlah transaksi yangterjadi sebelum dan sesudah informasiditerima oleh pasar. Oleh sebab itu, sistempengawasan pasar harussegera bereaksi bilavariabel danpola insidertrading terjadi disalahsatu counter saham emiten."

Pendeteksian Insider trading

Amerika Serikat mengembangkan duametode pendeteksian praktik insider tradingsecara dini, yakni sun/eillance dan bounties^^

Surveillance (Pengawasan)

Metode yang dipergunakan adalahmelakukan peneiitian (pemeriksaan) kebelakang dari bukti perdagangan efek yangtidak sah secara tidak langsung. Alatpengawasan pasar secara elektronik adalahsangat mudahuntuk dapat mengetahul secaracepat volume perdagangan, sehingga dapatmenyimpulkan secara kuat atau past) bahwaseseorang telah melakukan perdagangan,berdasarkan pengetahuan informasi yangberharga atau sensitive.

Business Week misalnya, telahmelaporkan dalam artikelnya mengenaipenyelldikan yangdilakukan olehPasific StockExchange dan SEC terhadap perdagangancall option pada saham Amerika Broadcasting Company. Pada minggu sebelum

" Ibid.

diumumkannya akuisisi oleh Capital CitiesCommunication Inc. Harga saham naiksampai 42%, kenaikan harga tersebut luarbiasa balk dalam volume perdaganganmaupun harga berbagai macam ABC call option. Sementara Itu tidak seorangpun dari yangmembeli call option tersebut mengetahuladanya informasi mengenai merger, aktivitasperdagangan tersebut sebenamya tidak dapatdijelaskan sampai terjadinya Insider trading.

The New York Exchange misalnya,mempunyai Stock Watch Group, yang manakeduanya terus menerus mencatat aktivitasperdagangan melalui komputer pengawassetiap hari dan mengadakan penyelldikanketika terdapat informasi yang mencurigakan.Pada tahun 1985, Group menyampaikanadanya 6000 kasus yang mungkin menyimparigdan mengadakan penyelldikan terhadap 10%dari kasustersebut. danakhimya menemukankemungkinan diadakannya penyelldikansecara formal dalam 10% kasus tersebut.

"Penyelldikan secara formal yangdilakukan bukan tidak mungkin akan bertiasil.Wall Street Joumal dalam salah satu artikelnya,memperkirakan proses penegakan hanya15% - 20% dari penyelldikan yang dilakukandapat berhasil.

Bounties (Hadlah)

Konggres Amerika pada pembuatanundang-undang baru tentang insider tradingmenambahkan keuntungan agar Stock Exchange Commission (SEC) atau DepartemenKehakiman memberikan penghargaan

"Najib AGisymar, Insidertrading dalam TransaksiEfek{Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999), him. 48- 50.

31

kepada seseprang atau beberapa orang yangmemberikan informasi, yang pembayarannyadibebankan dari 10% hukuman atau denda

dari pelakunya. Ketentuann banjsebagaimanaterdapat dalam Pasal 21A (e) Securities Exchange Act of 1984, merupakan suatukebulatan tekad yang dilakukan semata-matamerupakan kebijakan administratif dan bukanpersoalan pokok pada judicial review.Bagaimanapun juga, maksud pemberianhadiah tersebut kepada karyawan perusahaansekuritas merupakan perkecualian dan bukanmerupakan suatu peraturan.

Jepang mengadakan beberapapengembangan peraturan mengenai msidertrading. Hal tersebut dilakukan karena adanyakecenderungan internasional yangmengawasi secara teliti terhadap insider trading. The Securities Dealer Association of Ja-.pan melakukan adopsi beberapa ketentuanbaru dalam praktik yang fair, yaitu:^^1. Seseorang sebagai anggota perusahaan

harus mencoba untuk mencegahpegawai atau pemegang saham utamaperusahaan dari penjualan atau perusahaansaham dengan mempergunakan informasikhusus karena poslsinya;

2. Anggota perusahaan harus mempunyaiperaturan didalam perusahaannya yangmelawan insider trading dan memastikanatau menjamin karyawannya mengikutinya;

3. Perusahaan sekuritas diwajibkan mengadakansistem kartu baru, yangmana kartutersebut dapat mengklasifikasikan orangdaiam seperti direktur perusahaan, suamiatau istrinya, danfamili, pemegang saham

utama, afiliasi perusahaan dan Iain-Iainserta memperlihatkannya pada kartuinformasi. Staf perusahaan diharapkanmempergunakan sistem tersebut dalammencegah insider trading. •

Pencegahan praktik insider trading dlIndonesia dilakukan dengan cara menegakkansecara tegas ketentuan yang tercantum dalamUndang-undang Pasar Modal dan Undang-undang Perseroan Terbatas. Kedua Undang-undang tersebut diharapkan dapatmengantisipasi praktik insider trading,meskipun sampai saat ini beium dipergunakansecara maksimal.

Undang-undang Pasar Modal secaratidak iangsung menganut fiduciary duty theory.Hal tersebut dapat terlihat dengan jelas padaketentuan Pasal 95 Undang-undang PasarModal mengenai batasan orang daiam.Berdasarkan haltersebut, makaapablla terjadipraktik insider trading dalam arti breach of fiduciary duty, pencegahan ataupertanggungjawabannya dapat dilakukan,tetapi di luar hal tersebut. pencegahannya sulitsekali sebagaimana kasus di Amerika Serikat.

Undang-undang Perseroan Terbatasmemberikan amanat yang besar bagi paradireksi dan komisaris dalam menjalankanserta mengawasi perseroan. Setiap anggotadireksi maupun komisaris wajib dengan iktikadbaik dan penuh tanggung jawab menjalankantugasnya untuk kepentingan dan usahaperseroan." Apabila perseroan akan melakukanmerger, akuisisi maupun konsolldasi, makaharus mendapatkan persetujuan dari RapatUmum Pemegang Saham masing-masingperseroan.^®

13 Ibid.

" Pasal 85 ayat {1) Jo.Pasal 98ayat (1) Undang-undang Perseroan Terbatas (UUPT)."Pasal 102ayat (3) UUPT.

32 JURNAL HUKUM. NO. 25 VOL 11. JANUARI2004: 26-37

Ridwan Khairandy. Kendala-Kendala Pendeteksian Praktik Insider...

Rencana perseroan yang telah "go public" un\uk melakukan merger, akuisisi maupunkonsolidasi merupakan suatu fakta materielyang harus dibuka kepada masyarakat atauinvestor. Fakta tersebut sangat menentukanterjadinya fluktuasi harga perseroan yangbersangkutan. Pelanggaran terhadapketentuan tersebut, maka pihak perseroanakan terkena sanksi sebagaimana diaturdalam Pasal 104 Undang-undang PasarModal.

Pemegang saham perseroan memintapertanggungjawaban direksi terhadap faktamateriel yarig ada, tetapi tidak dibuka kepadamasyarakat. Dengan kata lain, informasi materiel yang belum terbuka tersebut hanyadipergunakan urituk kepentingan pribadidireksi. Atas nama perseroan, pemegangsaham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satupersepuluh) bagian darijumlah seluruh sahamdenganhaksuara yang sah dapatmengajukangugatan ke Pengadiian Negeri terhadapanggota direksi atau komisaris yang karenakesalahan atau kelalaiannya menimbulkankerugian pada perseroan.'^

Praktik insider trading jelas merupakanpelanggaran terhadap prinsip keterbukaandalam perdagangan efek. Pengaturanterhadap larangan insider trading ditujukanuntuk menciptakan mekanisme perdaganganefekyangefisien dan fair.

Di dalam praktik, penelusuran terhadapinsider trading temyata bukan suatu hal yangmudah, banyak sekali kesulitannya. Kesulitantersebut antara lain disebabkan oleh

Lemahnya pengaturan hukum dan tidak

adanya batasan mengenai kapan drangdalam dapat melakukan transaksi setelahmateriel terbuka:''

Lemahnya Pengaturan Hukum

Kasus-kasus insider trading yang tegadidi Amerika Senkat pada awalnya mengenaipelanggaran terhadap kewajibanmenyampaikan informasi kepada masyarakat.Hal tersebutdapat dllihat dalam kasus TexasGulf Sulphur Conipany dan Cady, Robert &Co.Dalam perkembangan kasus berikutnya, Securities Exchange and Commission (SEC)dengan Securities Exchange Act of 1934.Mampu menjangkau setiap orang yangmempergunakan Informasi yang belumterbuka bagi masyarakat untuk melakukantransaksi efek (misappropriation theory).

Pertimbangan yang dipergunakan teoritersebut bukan mengenai adanya laranganterhadap FiduciaiyDuty,\etap\ kepada persoalanadanya informasi yang diperoleh seseorang daninformasi tersebut disalahgunakan untukmelakukan transaksi efek.

Penjelasan Pasal 95 huruf a UUPMsepintas kelihatan cukup jelas. Tidak adapenafsiran yang berbeda bagi masyarakatmengenai komisaris dan direktur, tetapibagaimana dengan status pegawai.

Penjelasan Pasal 95 hurufa di atas tidakmenjelaskan lebih lanjut mengenai siapa yangdimaksud dengan pegawai emiten.Ketidakjelasan tersebut menimbulkanpenafsiran yang berbeda, yaitu apakahpegawaiemiten tersebut hanya ditujukan kepada

'8 Pasal85ayat(3) Jo. Pasal98ayat(2) UUPT." Ridwan Khairandy danNajlb A. Gisymar, op.cit, him. 31.

33

pegawai tetap, ataukahjuga tertiadap pegawaitidak tetapnya. Apabila yang dimaksud pasaltersebut hanya pegawai tetapnya saja, makaUU tersebut tidak akan dapat menjangkaupegawai tidak tetapnya yang meiakukantransaksi efek yang didasarkan pada faktamateriel yang belum terbuka untuk masyarakatyang dlperoleh secara tidak sengaja, artinyadiperoieh secara tidak langsung oleh orangdalam.'® UUPM juga masih mengandungcelah hukum (loopehole) dalam menjangkauinsider trading yang didasarkan penggunaanatau penyalahgunaan informasi oleh orangiuar untuk meiakukan transaksi. Undang-undang hanya mampu menjangkau insidertrading karena peianggaran Fiduciary Duty.

Undang-undang dapat menjatuhkansanksi bagi pemberi maupun penerima tip dariorang dalam mengenai fakta materiel.^® latidak mampu menjangkau atau menjatuhkansanksi terhadapseseorang yang bukan orangdalam yang mendapatkan informasi secaratidak sengaja, yaitu kebetulan mendengarpembicaraan orang dalam mengenaikebijakan perusahaan yang merupakan suatufakta materiel, misainya rencana akuisisiterhadap perusahaan target.

Berdasarkan informasi yang diperoiehtidak sengaja itu kemudian disampaikankepada temannya lag! yang memahamitransaksi efek, sehingga akhirnya merekamembeii saham perusahaan target yang

dimaksud daiam jumlah yang signifikan.Contoh lain dapat dikemukakan, yaitu

kasusyang menimpa R. FosterWinan seorangwartawan The Wall Street Journal beserta

temannya yang digugat karenamenyaiahgunakan informasi perusahaannya.R. Foster Winan dan temannya menulis fcoauthor) kolom Heard of the Street di jurnaltersebut.^"

Koiom tersebut adalah sejenis penilaiandan analisis mengenai kondisi perusahaantertentu yang tercatatdi Bursa Amerika Serikat.Penilaian dan analisa tersebut didukung hasi!riset yang balk dari kedua penulis itu. Sehinggakoiom itu sangatberwibawa dan diminati parapelaku bursa sertadapatmempengaruhi harga

' saham perusahaan yang bersangkutan. '̂Keadaantersebutdimanfaatkan keduanya

untuk menambah penghasilan dengan caramemberitahukan hasi! analisisnya kepadateman baiknya mengenai isi kolom yang belumberedar dengan menganjurkanriya untukmeiakukan transaksi atas dasar rekomendasi

Winan. Winan beserta temannya memperolehkeuntungan ribuan dollar."

Berdasarkan misappropriation theory,SEC menuduh Winan telah meiakukan insider

trading. . Winan dianggap telahmenyaiahgunakan informasi Wall Street demikeuntungan pribadinya. SEC beranggapanjuga, bahwa Winan mengetahui secara sadarkebijakan Wail Street dimana dia harus

Sofyan A. Jalil, "Manipulation dan Insider trading", makalah di Pendidikan dan Pelatihan bagiProfesiPenunjang untukKonsultan Hukum PasarModaiAngkatan VII, LMKA- BPLK, Jakarta, 21 )ktober- 8November 1996, him. 6.

Pasal 96 hurufbUUPM.

^ Najib A. Gysmar, op.cit, him. 56.Ibid.

" Ibid.

34 JURNAL HUKUM. NO. 25 VOL 11. JANUARI2004:26-37

Ridwan Khairandy. Kendala-Kendala Pendeteksian Praktik Insider...

menjaga informasi serta rahasia yang dimilikiWall Street. Pengadilan sependapat dengan'SEC, setiinggatindakan tersebutdikategorikansebagai insider frad/ng."

Pertanyaan kemudian muncul, apabllakasus serupa terjadi di Indonesia, mampukahUUPM menjangkaunya. Dengan perkataanlain, dapatkali pengadilan menjatuhkan sanksikepada pelakunya berdasarkan UU PasarModal Indonesia tersebut.

Tidak adanya jiwa misappropriationtheory dalam Undang-undang Pasar ModalIndonesia merupakan celah hukum yangdapat merugikan investor daiamtransaksi efekdi bursa efek, yang pada akhirnya dapatmenimbulkan ketidakpercayaan masyarakatterhadap bursa efek.

Tidak Adanya Batasan Mengenal KapanOrang Dalam dapat MelakukanTransaksi Fakta Materiel Terbuka

Batasan waktu tersebut maksudnyaadalah apablla ada suatu fakta materiel yangoleti emiten diinformasikan kepadamasyarakatdan setelatifaktamateriel tersebutdiinformasikan, maka apakah setelah itu orang daiam dapat meiakukan transaksi efekatau menunggu sampai waktu tertentu.

Di Amerika Serikat dikenaladanya short-swing profits, yaitu orang daiam perusahaan,pemegang saham 10% atau iebih diiarangmelakukan transaksi efek perusahaannyauntuk kepentingan dirinya dalamJangka waktuenam bulan. Apablla tial tersebut tegadi, maka

"/b/d,hlm.57." Ridwan Khairandy dan Najib, op.cit, him. 34.«Ibid.

ha! itu tiarus dilaporkan kepada SEC sepuluhhari seteiah akhir bulan transaksi tersebut.

Ketentuan tersebut dimuat dalam Section 16

(a), 16 (b) SecuritiesActof 1934."Ketentuan tersebut hanya mengatur

mengenal tidak boletinya orang daiammelakukan transaksi efek untuk

kepentingannya daiam waktu enam bulan,tetapi tidak mengatur mengenal kapan suatufakta materiel dianggap efektif seteiahdibukanya informasi tersebut kepadamasyarakat.

informasi materiel yang dibuka olehemiten untuk kepentingan masyarakatmerupakan dasar bagi investor untukmenentukan kebijakan investaslnya apakahakan meiakukan transaksi jual atau beii,kebijakan investasi tersebut dapat diiakukandengan cepat atau lambat.

Cepat atau iambatnya penentuan pilihantransaksi tersebut disebabkan oleh:"

1. Tersedianya data yang lengkapmengenalinformasi yang dikeluarkan emiten dankeakuratannya;

2. Latar belakang kebijakan emiten daiammelakukan sesuatu yang bersifat materieltersebut, misainya akan melakukanakuisisi perusahaan target; dan

3. Kondisi keuangan intemai investor ketikainformasi materiel dibuka emiten.

Ketiga sebab tersebutdapat menimbulkansentlmen pasar yang pada akhirnya dapatmembuat harga efek naik atau turun.

Tidak adanya ketentuan yang jelasmengenal kapan informasi yang dibuka

35

emiten dapa:t berlaku efektif bagi masyarakatdapat mengakibatkan misleading informationyang pada gilirannya akan mengurangikepercayaan masyarakat terhadap pasarmodal.

Prosedur di dalam menemukan indikasi

awal adanyainsider trading dilakukan dengancara memantau perkembangan transaksi dibursa. Bilamana ditemukan kecenderungantransaksi yang mencolok, seperti kenaikanatau penurunan harga yang luarbiasa, volumedan frekuensi perdagangan yang istimewa(karena saham sebelumnya tidak aktif),termasuk aktivitas transaksi anggota bursayang luar biasa, maka terhadap transaksitersebutpeiiu dilakukan penelitlan lebih lanjut.Penelitian pertama yang dilakukan adalahdengan meiakukan pengecekan terhadapsemua informasi resmi yangtelahdipubilkasikan, •kemudian emiten juga dihubungi untukmemberikan konfirmasi apakah yangbersangkutan telah memberikan informasitertentu meialui media massa atau memangada keadaan/kejadian yang telah tegadi atauakan dilakukan tetapi masih dirahasiakan.^®

Gejaia-gejala di atas periu diteliti lebihlanjut karena biasanya mereka yangmempunyai informasi orang dalam akanmeiakukan tindakan jual atau bell mendahuiuipengumuman kejadian-kejadian pentingdalam perusahaan. Mereka yang mengetahuiinformasi orang dalam biasanya akan lebihdahulu, misalnya kaiau ada kenaikan pembagiandeviden (dibanding tahun sebelumnya) ataupengambiaiihan (take over) Emiten karena

setelah pengumuman saham biasanya akanmengalami kenaikan. Sebaliknya akan menjualkaiau perusahaan akan mengeluarkanpengumuman yang dapat mengakibatkanpenurunan harga saham misalnya apabila adakerugian dalam tahun buku yang bersangkutan.^

Apabila tidak ditemukan cukup alasanyang menunjang adanya indikasi transaksiyang tidak wajar di maksud, maka penelitianberikutnya dilakukan dengan cara memeriksadatabase anggota bursa maupun emiten yangbersangkutan yang berkaitan dengankemungkinan hubungan afiiiasi satu denganlainnya. Seianjutnya, periu dilakukan penelitianterhadap bukti pesanan nasabah yangbersangkutan. Bilamana ditemukan bahwaterdapat hubungan afiiiasi antara emitendengan anggota bursa yang meiakukantransaksi atas efek emiten tersebut, ataunasabah dengan orang dalam emiten, makaindikasi memanfaatkan informasi orangdalamkemungkinan telah terjadi. Indikasi seperti iniseianjutnya akandilaporkan kepadaBapepamdimana sesuai dengan kewenangannyaBapepam dapat meiakukan tindak lanjutpemeriksaan maupun penyidikan sesuaiUUPM.

Simpulan

Larangan transaksi efek yang berkaitandengan insider trading yang dianut UUPMmenganut konsep fiduciary duties. Teori Inidalam praktiknya memiiiki banyakkeiemahan,ia tidak mampu menjangkau penyaiahgunaan

Hamud M. Balfas, "Tindak Pidana PasarModal dan Pengawasan Perdagangan diBursa Efek", JumalHukum, No. 11Vol 6,1999, him. 89.

Ibid, him'. 93.

36 JURNAL HUKUM. NO. 25 VOL 11. JANUARi 2004:26-37

Ridwan Khairandy. Kendala-Kendala Pendeteksian Praktik Insider...

informasi yang diperoleh oieh orang luarpemsahaan secara tidak sengaja atau tidaklangsung dari orang daiam.

Dalam kenyataannya. penelusuran ataupembuktian adanya insider trading ternyatabukan suatu hal yang mudah. Kesulitantersebut antara lain disebabkan oieh lemahnyapengaturan hukum dan tidak adanya batasanmengenal kapan orang dalam dapatmelakukan fakta meteriil terbuka.

Daftar Pustaka

Balfas, Hamud M."Tindak Pidana Pasar Modaldan Pengawasan Perdagangan diBursa Efek", Jumal Hukum, No. 11 Vol6,1999.

Fuady, Munir. Pasar Modal Modem. Bandung:CitraAditya Bakti, 1996.

Gysmar, Najib A. Insider trading dalamTransaksi Efek. Bandung: Citra AdityaBakti, 1999.

Jalil, A. Sofyan. "Manifulation dan Insider trading", makalah di Pendidikan danPelatihan bagi Profesi PenunjangKonsultan Hukum Pasar Modal

Angkatan VII, LMKA - BPLK, Jakarta21 Oktobar- 8 November 1996.

Khairandy, Ridwan dan Najib."Aspek HukumInsider trading di Bursa Efek", MediaAdvokat, Edisi Perdana, 1997.

Nasution, Bismar. Keterbukaan dalam PasarModal. Jakarta: Program PascasarjanaFakultas Hukum Universitas Indonesia,2001.

Safitri, Indra. Transparansi Independensi, danKejahatan Pasar Modal. Jakarta: GoGlobal Book, 1998.

•••

37