KECEPATAN KELOMPOK 4

Embed Size (px)

Citation preview

KECEPATAN ( SPEED)

PENGERTIAN

Kecepatan adalah kemempuan untuk melaksanakan gerak dengan cepat. Ini tergantung dari kekuatan otot, elastisitas otot, teknik yang tepat dan dibatasi oleh bakat yang terpendam pada diri atlit. (Basuki Sunaryo, dkk)

PENGERTIAN

Kecepatan adalah suatu kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang singkat, atau kemampuan untuk menempuh jarak dalam waktu yang cepat.

PENGERTIANJadi kecepatan adalah kemampuan untuk berjalan, berlari atau bergerak dengan sangat cepat dengan menempuh waktu yang sesingkat mungkin untuk menempuh jarak tertentu.

Seorang atlet pelari sprint dituntut harus dapat berlari mendahului lawan-lawanya pada pertandingan berlangsung, saat itu juga sang atlet harus mengerahkan kecepatannya untuk mencapai finish dan menjadi sang juara. Maka sangat mutlak seorang pelari harus memiliki kecepatan dalam berlari.

Kecepatan anggota tubuh seperti lengan atau tungkai adalah penting juga guna memberikan akselarasi kepada obyekobyek eksternal seperti sepakbola, softball, tenis, cakram, bola voli, dan sebagainya. Pada olahraga bola voli kecepatan ini diperlukan untuk melakukan gerakangerakan yang memerlukan kecepatan, misalnya kecepatan dalam reaksi, dan aplikasinya lebih kepada daya dukung untuk kondisi fisik power.

Kecepatan akan meningkat apabila apabila kekuatan dan daya tahan juga meningkat serta gerakan dilakukan dengan santai. makin kuat otot-ototnya makin mudah ia memindahkan berat badannya itudan hasilnya ialah makin pendek, atau makin baik waktu yang dicapai.

Telah dijelaskan di atas bahwa kekuatan otot mutlak diperlukan bagi setiap olahragawan, khususnya bagi olahragawan atletik, baik pelari jarak pendek maupun ia atlit tolak peluru. Pada sprinter ia harus memindahkan berat badannya sejauh 100 m dalam waktu yang sesingkat mungkin.

Demikian pula dengan atlet tolak peluru, makin kuat otot-ototnya makin kuat makin cepat ia dapat memindahkan letak peluru dari belakang ke depan, yang berarti makin lajunya tolakan peluru dan makin jauh hasil tolakannya. Jadi kecepatan tidak hanya dibutuhkan oleh atlet lari saja.

Elastisilitas otot penting karena makin panjang otot itu terulur, makin kuat dan cepat otot itu memndek waktu berkontraksi. Maka perlu latihan-latihan penguluran bagi otot-otot yang bersangkutan, dan pengendoran otot antagonis agar tidak mengerem gerakan otot-otot yang sedang bekerja.

Teknik yang tepat juga membantu tercapainya kecepatan yang tinggi. Kalau suatu gerakan belum dikuasai dengan benar , biasanya gerakan yang dilakukan dengan kecepatan yang tinggi berakibat menjadi kaku atau atau tegangnya gerakan tersebut, ini disebabkan oleh ikut berkontraksinya otot-otot antagonis yang semestinya harus kendor

Cara meningkatkan kemampuan kecepatan ialah dengan penyempurnaan teknik,ialah dengan melangsungkan gerak dengan kecepatan rendah terlebih dahulu, kemudian dengan kecepatan sedang, diulang-ulang, lalu sedikit ditingkatkan lagi dengan batasan bahwa berlangsungnya geralan itu masih disadari sepenuhnya. Jadi melatih kecepatan jangan sampai mengorbankan teknik yang betul, jangan asal cepat saja.

Pada tingkatan terakhir bakatlah yang menentukan. Ada orang yang berbakat cepat, ada yang memeng lamban dalam gerak, seorang sprinter yang berhasil itu dilahirkan dengan bakat. Bagi seorang yang lamban dalam gerak, meski berlatih dengan tekun pada akhirnya hasilnya tidak akan memuaskan. Sebaliknya atlit yang demikian ini disalurkan pada nomor yang kurang memerlukan kecepatan. Menurut pengalaman, kecepatan tertinggi seseorang tercapai pada usia 18-24 tahun.

Latihan kecepatan dapat dilaksanakan sebagai berikut:

Pada permulaanya atlit melakukan lari interval dengan kecepatan sedang, ditekankan pada lari yang enak, kendor dan santai, tidak kaku dan tegang, sambil menguasai gerakan dengan penuh kesadaran, semua gerakan berlangsung secara harmonis. Hany dengan cara demikian inilah prestasi akan meningkat. Bentuk geraklah yang pertama-tama diutamkan.

Kelanjutan dari latihan ini adalah latihan steigerungslauf ialah lari dengan perlahanlahan lalu meningkat makin cepat ke kecapatan sprint dan diakhiri dengan pengurangan kecepatan sedikit demi sedikit. Demikian ini dikerjakan berulang-ulang. Jarak lari berkisar 80 m 100 m tergantung pada kemampuan anak. Suatu variasi dari latiha kecepatan adalah dengan lari jarak 150 m dengan variasi kecepatan agar kekakuan gerakan berkurang dan memberi kesempatan pada atlit untuk merasakan lari dengan kecepatan yang berbeda-beda

Latihan selanjutnya adalah meningkatkan daya tahannya. Kecepatn tanpa daya tahan kurang berarti. Dengan mengulangulang steigerungslauf kecuali teknik lari menjadi baik, kekakuan gerakan semakin berkurang daya tahan juga meningkat sedikit demi sedikt. Pelatih juga harus mengatur sedemikian rupa sehingga atlit mendapa istirahat cukupsebalum lari lagi. Ini bukan latihan interval.

Untuk meningkatkan kecepatan ini ada baiknya pada waktu-waktu tertentu memperlombakan dengan atlit-atlit yang lain yang lebih maju. Perlu juga diberikan sasaran waktu yang harus dicapai atlit setelah berlatih selama waktu tertentu. Sasaran ini selalu ditingkatkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

Pada akhirnya kecepatan mereaksi tidak boleh dilupakan dan perlu dilatih. Meningkatkan kecepatan mereaksi akan menambah kekuatan gerak refleks, yang berarti makin pendek waktu yang diperlukan untuk memulai gerakan, daya eksplosifpun akan meningkatkan kecepatan mereaksi tersebut.

Selain itu kecepatan juga dapat dilakukan dengan cara: Lari cepat 100 m, kecepatan tertinggi dicurahkan pada 20 m menjelang finish. Setelah melewat finish kecepatan lari dikendorkan Lari 150 m dengan kecepatan sedang yang diselingi dengan sprint dengan kecepatan tinggi.

Melakukan start dan lari 50 m dengan kecepatan penuh berulang kali. Lari interfal jarak 100 m dan 200m dengan kecepatan yang cukup tinggi akan sangat berguna untuk meningkatkan kecepatan, tidak hanya untuk sprinter tetapi juga untuk pelari jarak menengah dan pelari jarak jauh.

Jadi kesimpulannya adalah: kecepatan adalah kemampuan untuk berjalan, berlari atau bergerak dengan sangat cepat dengan menempuh waktu yang sesingkat mungkin untuk menempuh jarak tertentu. Semua atlet memerlukan kecepatan untuk mendukung tekniknya. Kecepatan harus didukung oleh kekuatan (power), daya tahan (endurance), dan kelentukan (flexibility).

SUMBER LITERATURBasuki Sunaryo, dkk. 1979. Atletk latihan dan penyelenggaraan perlombaan II untuk SGO. Jakarta: PT Pertja offset.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA