29
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020 1 PENGARUH PERAN PENDETA JEMAAT UNTUK MEMPERTUMBUHKAN IMAN WARGA JEMAAT ANTAR DENOMINASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR Oleh: Elfri Darlin Sinaga, Dosen STFT Surya Nusantara, Pematangsiantar Email: [email protected] ABSTRACT The low level of community faith can occur due to various factors such as: Lack of moral and religious education from parents to the children, adolescents and young people in the household, lack of moral education in schools, and less role of clergy (pastors of the congregation) carry out their responsibilities fully to the members of their congregations. The purpose of this study was to determine how much influence the role of the Church Pastors on the growth of faith of the church members among the inter-denominational congregation in Pematangsiantar city. The method used in this research is descriptive method. Data were collected by distributing questionnaires to 40 respondents representing 105 inter-denominational pastors in Pematangsiantar city. Then the data collected is analyzed and discussed. The results showed that the growth of faith of the members of the congregation (Y) can be influenced by the role of the Pastors of the Church (X). The influence of the role of the Church Pastors (X) on the growth of the faith of church members among the inter-denominational congregations in Pematangsiantar city (Y) is in a significant level. The magnitude of the influence of the role of the Church pastor (X) on the growth of faith of the church members among the inter-denominational congregations in Pematangsiantar city (Y) is 32%. The relationship between the role of the Pastor of the Church (X) with the growth of the faith of the church members among the inter-denominational congregations in Pematangsiantar city (Y) is illustrated through the linear regression equation Y = 28,978 + 0,643X. that is, for every unit to improve the role of the Church Pastor (X), the growth of the faith of the church members among the inter-denominational congregation in Pematangsiantar City (Y) will increase by 0.643 times from the present condition with a constant of 28.978.For this reason, the pastor of the church needs to improve the quality of his role, especially as a shepherd, a spiritual leader, and as a trainer to increase the growth of faith of the church members among the inter-denominational congregations in Pematangsiantarcity. Keywords: Growth of faith, pastor's role, inter-denominational congregation, Pematangsiantar city

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

1

PENGARUH PERAN PENDETA JEMAAT UNTUK MEMPERTUMBUHKAN

IMAN WARGA JEMAAT ANTAR DENOMINASI

DI KOTA PEMATANGSIANTAR

Oleh: Elfri Darlin Sinaga,

Dosen STFT Surya Nusantara, Pematangsiantar

Email: [email protected]

ABSTRACT

The low level of community faith can occur due to various factors such as: Lack of moral and religious education from parents to the children, adolescents and young people in the household, lack of moral education in schools, and less role of clergy (pastors of the congregation) carry out their responsibilities fully to the members of their congregations. The purpose of this study was to determine how much influence the role of the Church Pastors on the growth of faith of the church members among the inter-denominational congregation in Pematangsiantar city. The method used in this research is descriptive method. Data were collected by distributing questionnaires to 40 respondents representing 105 inter-denominational pastors in Pematangsiantar city. Then the data collected is analyzed and discussed. The results showed that the growth of faith of the members of the congregation (Y) can be influenced by the role of the Pastors of the Church (X). The influence of the role of the Church Pastors (X) on the growth of the faith of church members among the inter-denominational congregations in Pematangsiantar city (Y) is in a significant level. The magnitude of the influence of the role of the Church pastor (X) on the growth of faith of the church members among the inter-denominational congregations in Pematangsiantar city (Y) is 32%. The relationship between the role of the Pastor of the Church (X) with the growth of the faith of the church members among the inter-denominational congregations in Pematangsiantar city (Y) is illustrated through the linear regression equation Y = 28,978 + 0,643X. that is, for every unit to improve the role of the Church Pastor (X), the growth of the faith of the church members among the inter-denominational congregation in Pematangsiantar City (Y) will increase by 0.643 times from the present condition with a constant of 28.978.For this reason, the pastor of the church needs to improve the quality of his role, especially as a shepherd, a spiritual leader, and as a trainer to increase the growth of faith of the church members among the inter-denominational congregations in Pematangsiantarcity. Keywords: Growth of faith, pastor's role, inter-denominational congregation, Pematangsiantar city

Page 2: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

2

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pematangsiantar adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara,

merupakan kota terbesar kedua setelah kota Medan. Kota ini letaknya strategis

karena berada di Jalan Raya Lintas Sumatera, dan merupakan pintu masuk menuju

daerah obyek pariwisata Danau Toba. Kota ini memiliki luas wilayah 79,971 km2 dan

berpenduduk sebanyak 249.505 jiwa, terdiri dari 121.684 laki-laki dan 127.821

perempuan, tersebar di delapan kecamatan, yakni: kecamatan Siantar Marihat,

Siantar Marimbun, Siantar Selatan, Siantar Barat, Siantar Utara, Siantar Timur,

Siantar Martoba dan Siantar Sitalasari, (lihat tabel 1.1).1

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga di

Kota Pematangsiantar (Per Kecamatan) Tahun 2017 No. Kecamatan Jumlah (Jiwa) Jumlah KK 1. Siantar Timur 40.542 9.198 2. Siantar Barat 37.439 9.023 3. Siantar Utara 48.950 11.335 4. Siantart Selatan 18.010 4.488 5. Siantar Marihat 19.257 4.466 6. Siantar Martoba 40.809 9.471 7. Siantar Sitalasari 28.759 6.672 8. Siantar Marimbun 15.739 3.680 Total Jumlah Penduduk dan KK = 249.505 58.333

Penduduk kota Pematangsiantar sangat majemuk dan beragam. Ada etnis

Simalungun, Toba, Karo, Pakpak Dairi, Mandailing, Nias, Jawa, Melayu, Tionghoa,

1Sumber Data, Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar Tahun 2018.

Page 3: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

3

India, dan lain-lain. Agama yang dianut oleh penduduk juga beragam, yakni:

Kristen Protestan, Islam, Katholik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Chu, (lihat tabel

1.2).2

Tabel 1.2 Data Penduduk Kota Pematangsiantar Tahun 2017

(Berdasarkan Etnis) No. Etnis Jumlah (Jiwa) JumlahPersentase

1. Simalungun 153.271 61,43% 2. Toba & Mandailing 23.952 9,6% 3. Jawa 35.430 14,2% 4. Tionghoa,Melayu,dll 36.852 14,77%

Total Jumlah Penduduk = 249.505 100%

Gereja Kristen Protestan pada saat ini adalah agama mayoritas dari penduduk

kota Pematangsiantar dengan jumlah warga jemaat sebesar 124.328 atau 49,83

persen dari seluruh penduduk kota Pematangsiantar, diikuti pemeluk agama Islam

sebesar 41,91 persen, Katholik 4,71 persen, Buddha 3,36 persen, Hindu 0,11 persen,

Parmalim 0.07 persen, dan Konghucu 0,01 persen, (lihat tabel 1.3).3

Tabel 1.3

Penduduk Kota Pematangsiantar Tahun 2017

(Berdasarkan Pemeluk Agama)

No. Agama Jumlah (Jiwa) Jumlah Persentase 1. Kristen Protestan 124.328 49,83% 2. Islam 104.568 41,91% 3. Katholik 11.752 4,71% 4. Buddha 8.383 3,36% 5. Hindu 274 0,11% 6. Parmalim 175 0,07% 7. Konghucu 24 0,01%

Total Jumlah Penduduk = 249.505 100%

Agama Kristen Protestan di kota Pematangsiantar tersebar di berbagai

denominasi berbeda yang sebagian besar berkantor pusat di kota Pematangsiantar,

antara lain: Gereja HKBP, GKPS, GKPI, HKI, GKII, GPI, Gereja Masehi Advent

2Ibid. 3Badan Pusat Statistik, Data Pemeluk Agama, Kota Pematangsiantar 2018.

Page 4: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

4

Hari Ketujuh (GMAHK), Gereja Pentakosta, GPDI, BNKP, Gereja Bethel, GKPB,

GKPPD, Gereja Oikumene, Gereja Bala Keselamatan, GKKD, GBI, Gereja

Methodist, Gereja Presbiterian, Gereja Kalam Kudus, GPIB, GKI, HKIP, ONKP,

Gereja Tabernakel, GBIS, GKPA, GBKP, GSJA, GMB, GBIP, GKI Sumut, Gereja

Pekabaran Injil Jalan Suci, dan Gereja Jemaat Kristus Indonesia.

Dari 249.505 total penduduk kota Pematangsiantar tercatat ada sejumlah

124.328 warga jemaat yang tersebar di berbagai gereja antardenominasi. Fakta

bahwa ada 165 gereja antar denominasi Kristen Protestan di kota Pematangsiantar.

Gereja-gereja tersebut dipimpin oleh para rohaniwan yang lazim disebut pendeta

jemaat. Pendeta jemaat sebagai rohaniwan gereja antardenominasi Kristen Protestan

di kota Pematangsiantar berjumlah 105 orang (lihat tabel 1.4).4

Tabel 1.4 Gereja Kristen Protestan Antardenominasi di Kota Pematangsiantar

4Kantor Bimas Kristen Protestan, Data Gereja Kristen Protestan,

Pematangsiantar, 2018.

No Nama Gereja Kristen Protestan (Antardenominasi)

Jumlah Gereja

Jumlah Pendeta

Jumlah Anggota Jemaat(jiwa)

1. HKBP 39 10 58.854 2. GKPI 20 8 14.261 3. GKII 2 2 408

4. GPI 3 3 989

5. HKI 15 8 10.531

6. GKPS 16 8 15.865

7. Pentakosta 9 9 2.143

8. GPDI 10 10 2.459

9. BNKP 2 2 898

10. Gereja Bethel 1 1 143

11. GKPB 1 1 143

12. GKPPD 1 1 186

13. Gereja Oikumene 2 2 500

14. Bala Keselamatan 1 1 110

15. GKKD 1 1 175

16. GPT.Kristus Iman Agung 1 1 325

17. GMAHK 8 4 1.315

Page 5: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

5

Kendati di kota Pematangsiantar banyak berdiri denominasi Kristen Protestan

yang dipimpin oleh para pendeta jemaat, ternyata kota Pematangsiantar sering

tercemar oleh berbagai berita dan peristiwa tindak kejahatan yang menunjukkan

rendahnya kualitas keimanan, seperti tindak kejahatan: korupsi, curanmor, curat

(pencurian dengan pemberatan), kasus penggelapan, kasus narkoba, aniring

(penganiayaan ringan), anirat (penganiayaan berat), penipuan, pencurian biasa,

perjudian, dan banyak lagi tindak kejahatan lainnya.

Badan Pusat Statistik kota Pematangsiantar melaporkan bahwa sepanjang

tahun 2016 ada 899 kasus kejahatan/pelanggaran yang terjadi di kota

Pematangsiantar. Kejahatan/pelanggaran peringkat teratas adalah curanmor (191

kasus), curat (pencurian dengan pemberatan) sebanyak 168 kasus, penggelapan (88

kasus). Kejahatan lainnya adalah kasus narkoba (68 kasus yang dilaporkan, namun

ada 83 kasus yang sudah ditangani dan diselesaikan), aniring (penganiayaan ringan)

18. GBI 10 10 2.696

19. Gereja Methodist 3 3 4.427

20. Gereja Presbiterian 1 1 340

21. Gereja Kalam Kudus 1 1 2.400

22. GPIB 1 1 144

23. GPI 2 2 749

24. GBIS 1 1 256

25. ONKP 1 1 678

26. Gereja Tabernakel 1 1 326

27. HKIP 2 2 465

28. GKPA 1 1 312

29. GSJA 2 2 422

30. GKI 2 2 709

31. GMB 1 1 287

32. GBKP 1 1 320

33. GBIP 1 1 287

34. GPIN 1 1 25

35. GEPKIN 1 1 180

Total = 165 105 124.328

Page 6: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

6

60 kasus, anirat (penganiayaan berat) 51 kasus, penipuan (47 kasus), pencurian biasa

(41 kasus), perjudian (34 kasus), dan berbagai tindak kejahatan lainnya, (lihat tabel

1.5).5

Tabel 1.5 Data Tindak Kejahatan di Kota Pematangsiantar tahun 2016

5Kantor BPS Kota Pematangsiantar, Laporan Jumlah Peristiwa

Kejahatan/Pelangaran yang Dilaporkan dan Diselesaikan Menurut Jenis Kejahatan/Pelanggaran tahun 2016, (Pematangsiantar: Badan Pusat Statistik, 2017), 151-154.

No Jenis Kasus/Type of Case

Januari – Desember 2016 Dilaporkan Diselesaikan

1. Pemalsuan surat Januari 7 0 2. Kejahatan susila Sept, Nop,Desember 6 2 3. Perjudian Jan,Feb,Mar,Apr,

Mei,Jun,Juli,Agust,Sept,Okt 34 32

4. Anirat Jan, Feb,Mar,Apr, Mei, Jun,Jul, Agus, Sept,Okt, Nop

51 27

5. Aniring Jan, Feb,Mar,Apr, Mei, Jun,Jul, Agus, Sept,Okt, Nop

60 19

6. Curas Feb,Mar,Apr, Mei, Jun,Jul 9 6

7. Curat Jan, Feb,Mar,Apr, Mei, Jun,Jul, Agus, Sept,Okt, Nop, Des.

168 26

8. Pencurian Biasa Jan, Feb,Mar,Apr, Mei, Jun, Agus, Sept,Okt, Nop, Des.

41 20

9. Curanmor Jan, Feb,Mar,Apr, Mei, Jun,Jul, Agus, Sept,Okt, Nop, Des.

191 16

10. Peras/Ancam Jan ,Mar, Mei, Agus, Sept,Okt, Nop. 9 2

11. Penggelapan Jan, Feb,Mar,Apr, Mei, Jun,Jul, Agus, Sept,Okt, Nop, Des.

88 26

12. Penipuan Jan, Feb, Apr, Mei, Jun,Jul, Agus, Okt, Nop, Des.

47 15

13. Pengrusakan Jan, Feb, Mei, Jun,Jul, Agus, Okt, Nop, Des.

9 3

14. Narkoba Jan, Feb,Mar,Apr, Mei, Jun,Jul, Agus, Sept,Okt, Nop, Des.

68 83

15. Sengketa tanah Nop. 2 0

16. Pembakaran Mei, Nop. 1 2

17. Kebakaran Okt, Des. 1 1

18. Melarikan wanita bawah umur

Mei, Okt, Nop. 2 4

19. Penghinaan Mei, Jun, Agus, Sept, Okt, Nop. 7 2

20. Dll Jan, Feb, Mei, Jun,Jul, Agus, Okt, Nop, Des.

99 40

Total = 899 326

Page 7: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

7

Tabel di atas menunjukkan tingginya tindak kejahatan/pelanggaran di kota

Pematangsiantar dan itu mengindikasikan rendahnya tingkat keimanan warga

masyarakat. Rendahnya tingkat keimanan masyarakat bisa terjadi disebabkan

berbagai faktor seperti: Kurangnya pendidikan moral dan agama dari para orang tua

terhadap anak-anak, remaja dan orang muda di rumah tangga. Kurangnya pendidikan

moral di sekolah-sekolah, dan peran para rohaniwan (pendeta jemaat) masih kurang

maksimal melaksanakan tanggungjawabnya terhadap warga jemaatnya.

Kesejahteraan masyarakat, kemajuan jemaat, kemakmuran bangsa tergantung

atas pengaruh-pengaruh rumah tangga.6 Tinggi merosotnya masa depan masyarakat

akan ditentukan oleh tingkah laku dan moral orang-orang muda yang bertumbuh di

sekeliling kita. Sementara orang-orang muda kita dididik, dan tabiat mereka itu

dibentuk pada waktu mereka masih anak-anak kepada kebiasaan-kebiasaan yang

baik, pengendalian diri dan pertarakan, demikianlah kelak pengaruh mereka terhadap

masyarakat.7

Penulis berasumsi bahwa ada hubungan yang erat antara rohaniwan (pendeta

jemaat) terhadap pertumbuhan iman warga jemaat. Untuk itu penulis terdorong

mengadakan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

peran pendeta jemaat terhadap pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di

kota Pematangsiantar. Pertumbuhan keimanan warga jemaat dapat diukur melalui

peningkatan kehadiran dalam kegiatan ibadah dari waktu ke waktu, kehidupan yang

6Ellen G. White, Rumah Tangga Advent, (Bandung: Indonesia Publishing

House, 1994), 5. 7Ellen G. White, Rumah Tangga Advent, (Bandung: Indonesia Publishing

House, 1994), 15.

Page 8: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

8

suka berdoa, rajin belajar Alkitab, aktif terlibat dalam kegiatan pelayanan di jemaat,

serta giat bersaksi maupun menginjil.

Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi pendeta jemaat antardenominasi yang ada

di kota Pematangsiantar, yakni sebagai masukan dan evaluasi diri tentang

pelaksanaan perannya untuk mempertumbuhkan iman warga jemaat.Hasil penelitian

ini juga bermanfaat bagi warga jemaat antardenominasi di kota Pematangsiantar,

yakni terjadinya peningkatan iman warga jemaat sebagai dampak dari pelaksanaan

peran pendeta jemaat.

II. PERTUMBUHAN IMAN DAN PERAN PENDETA JEMAAT

2.1 Pertumbuhan Iman Warga Jemaat

Pertumbuhan iman warga jemaat dan warga masyarakat merupakan aspek

penting yang harus mendapat tempat dalam kerangka dasar pembangunan bangsa.

Kesejahteraan masyarakat, kemajuan jemaat, kemakmuran bangsa tergantung atas

pengaruh-pengaruh rumah tangga.8 Tinggi merosotnya masa depan masyarakat akan

ditentukan oleh tingkah laku dan moral orang-orang muda . Sementara orang-orang

muda dididik, dan tabiat mereka itu dibentuk pada waktu mereka masih anak-anak

kepada kebiasaan-kebiasaan yang baik, pengendalian diri dan pertarakan,

demikianlah kelak pengaruh mereka terhadap masyarakat.9

Dalam penelitian ini, penulis memaparkan lima unsur penting bagi

pertumbuhan iman warga jemaat, antara lain : Kehidupan yang suka berdoa, belajar

8Ellen G. White, Rumah Tangga Advent, (Bandung: Indonesia Publishing

House, 1994), 5. 9Ellen G. White, Rumah Tangga Advent, (Bandung: Indonesia Publishing

House, 1994), 15.

Page 9: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

9

Alkitab, kehadiran dalam setiap pertemuan ibadah, keterlibatan anggota dalam

pelayanan di jemaat, dan keterlibatan dalam kegiatan penginjilan atau bersaksi.

2.1.1 Doa untuk Pertumbuhan Iman

Doa adalah unsur yang sangat penting bagi pertumbuhan iman. Doa berarti

menyatakan dengan iman bahwa Allah mendengar, bahwa Ia peduli, dan bahwa Ia

adalah ”pemberi upah bagi mereka yang dengan tekun mencari Dia” (Ibr 11: 6).

"Doa adalah nafas jiwa"10 dan sama pentingnya bagi kehidupan rohani seperti halnya

nafas bagi kesehatan fisik. Mengabaikan doa menyebabkan anemia rohani.

Setiap warga jemaat perlu menghidupkan kehidupan doa, agar iman

kerohaniannya bertumbuh. Mereka harus datang kepada Tuhan melalui doa dengan

hati yang tulus. Mereka harus merasakan kebutuhan mereka sendiri (Yes. 44: 3),

mengaku dan meninggalkan semua dosa yang diketahui (Ams. 15:29), percaya

bahwa Allah dapat dan akan menjawab (Markus 11:24), dan berlaku benar dengan

orang lain (Mat. 6:14, 15).11

2.1.2 Memperlajari Alkitab untuk Mempertumbuhkan Iman

Mempelajari Alkitab secara pribadi sangat bagus bagi pertumbuhan iman.

Setiap warga jemaat perlu membiasakanmempelajari Alkitab secara pribadi,

memeditasikannya, karena melalui meditasi Alkitab seseorang mendapatkan

kehidupan yang bertumbuh dan keimanan yang semakin bagus. Untuk pendidikan

moral dan karakter, mempelajari Alkitab adalah lebih baik dari buku lain yang

10Ellen G. White, Gospel Workers, Bandung: Indonesia Publishing House, 254),

11Neufeld, D. F. (1995).Seventh-day Adventist Encyclopedia.(Second revised edition.).Commentary Reference Series. Hagerstown, MD: Review and Herald Publishing Association.

Page 10: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

10

manapun. Kebesaran, kesederhanaan dan keindahan Alkitab menguatkan pikiran

warga jemaat lebih dari semua buku-buku lain. Tidak ada pelajaran yang lain yang

mampu memperkuat pikiran daripada memahami kebenaran firman Allah. Pikiran

yang terus mempelajari pikiran Allah akan terus bertumbuh dan menjadi kuat.12

2.1.3 Menghadiri Kegiatan Ibadah untuk Mempertumbuhkan Iman

Kehadiran anggota jemaat dalam setiap acara ibadah sangat penting bagi

pertumbuhan iman dan kualitas kerohanian.Rasul Paulus menasihatkan dalam Ibrani

10:25: “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,

seperti di biasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan

semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Dalam

pertemuan-pertemuan ibadah, setiap warga jemaat hendaknya hadir dan mengikuti

kegiatan ibadah dengan tekun, karena dengan demikianlah keimanan bisa bertumbuh.

2.1.4 Keterlibatan dalam Kegiatan Pelayanan di Jemaat

Dedikasi orang Kristen terhadap dirinya sendiri dalam kehidupan yang

murni, suci dan aktif dalam pelayanan di jemaat adalah tindakan ibadah spiritual.Dia

tidak lagi mempersembahkan hewan sebagai kurban, melainkan dirinya sebagai

tindakan pelayanan keagamaan yang berkaitan dengan alasannya.Petrus

menggambarkan orang-orang percaya sebagai "imamat kudus, untuk

mempersembahkan korban rohani, yang dapat diterima oleh Allah oleh Yesus

Kristus"(1 Pet 2:5).13

12E.G. White, Education, 124. 13Nichol, F. D. The Seventh-day Adventist Bible Commentary : The Holy

Bible with Exegetical and Expository Comment. Commentary Reference Series (Ro

12:2). Washington, D.C.: Review and Herald Publishing Association, 1978).

Page 11: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

11

Keterlibatan warga jemaat dalam pelayanan di jemaat akan sangat

berdampak bagi pertumbuhan iman. Oleh sebab itu setiap anggota perlu aktif terlibat

dalam kegiatan pelayanan di jemaat. Pelayanan adalah pekerjaan atau fungsi

melayani yang berkontribusi untuk kesejahteraan orang lain, suatu bentuk yang

diikuti dalam ibadat, tindakan yang membantu, fasilitas yang menyediakan

pemeliharaan dan perbaikan. 14

2.1.5 Keterlibatan dalam Penginjilan atau Bersaksi

Setiap umat percaya adalah agen Tuhan untuk mencapai tujuan-Nya, yakni

menyampaikan kabar Injil kepada semua bangsa, suku dan bahasa yang ada di

seluruh penjuru dunia ini. (Mrk 16:15-16; Mat. 24:14).Tugas misi penginjilan adalah

adalah tanggung jawab setiap orang percaya. Wiersbe mengatakan bahwa setiap kali

kita dipakai Tuhan untuk menolong membawa jiwa yang terhilang kepada Kristus,

maka kita mengalami sukacita yang indah, dan saudara-saudara dalam keluarga

Allah akan turut bersukacita sebab demikian pulalah yang sedang terjadi di Sorga.15

Keterlibatan dalam penginjilan merupakan unsur penting bagi pertumbuhan

iman.Itu ibarat olah raga bagi kesehatan tubuh.Sebagaimana olah raga sangat penting

bagi kesehatan jasmani, demikianlah keterlibatan dalam penginjilan atau bersaksi

merupakan unsur penting bagi kesehatan rohani dan pertumbuhan iman.

2.2 Peran Pendeta Jemaat dalam Mempertuhkan Iman Warga Jemaat

14Soanes, C., & Stevenson, A. (2004).Concise Oxford English dictionary

(11th ed.). Oxford: Oxford University Press.

15Warren W. Wiersbe, Teguh DidalamKristus (Bandung: Penerbit kalam

Hidup, 1989), 30.

Page 12: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

12

Pendeta jemaat adalah seorang yang telah ditetapkan Allah untuk

memelihara, memperhatikan, mengasihi dan memberikan hidupnya bagi kawanan

domba, yaitu para anggota jemaat. Tugas dari seorang pendeta jemaat adalah

sebagai: administrator, evangelist, preacher, priest, shepherd, promoter, dan public

relation.16Sementara Martin, G. Carlos menyatakan bahwa peran utama dari seorang

pendeta, adalah sebagai evangelist, shepherd, administrator, organisator, preacher,

priest, theologian, dan sebagai teacher.17 Dari semua tugas dan peran seorang

pendeta jemaat, penulis membatasi hanya akan membahas tiga, yakni: Pendeta

jemaat sebagai Gembala Sidang (shepherd), sebagai Imam (priest) atau pemimpin

rohani, dan pendeta jemaat sebagai Pelatih atau trainer.

2.1.1 Pendeta sebagai Gembala Jemaat

Pendeta sebagai seorang gembala jemaat memiliki peran penting untuk

memelihara anggota jemaat, menaruh perhatian pada semua hal yang menyangkut

kesejahteraan kawanan domba, memberi makan, membimbing dan membela mereka.

Ia akan melengkapi dirinya dengan kebijaksanaan yang besar, dan akan menyatakan

pertimbangan yang lembut terhadap semua orang, terutama bagi yang ditimpa

pencobaan, yang tertindas dan yang tawar hati.

Pendeta jemaat sebagai Gembala Sidang harus berupaya melaksanakan peran

yang maksimal terhadap warga jemaat, yakni:

16 John Rhodes, Success Secrets for Pastors, Review and Herald Graphics:

Hagerstown, Maryland 21740),3-4. 17 Carlos Martin, Pastoral Ministry, AIIAS, Philippines, 1997), 61-62.

Page 13: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

13

1. Memberikan kepada warga jemaat pelayanan yang memuaskan, sehingga

anggota-anggota jemaat tidak merasa berkekurangan dalam kebutuhan

makanan rohani mereka.18

2. Memberikan makanan sehat yang menyuburkan melalui khotbah-khotbah

yang menyentuh hati, dan mengungkapkan kebenaran rohani yang selalu

baru sehingga domba-domba itu tidak pergi kepada gembala yang lain atau

pindah ke jemaat lain.19

3. Mengunjungi dan menyertai warga jemaat dalam setiap permasalahan hidup

dan mampu memberikan solusi dalam setiap permasalahan mereka. Yang

hilang dicari, yang tersesat dibawa pulang dan yang luka diobati serta yang

gemuk dan kuat akan dilindungi (Yehezkiel 34:16, Matius 18:12-14).

4. Memelihara dan melindungi kawanan domba gembalaannya. Pendeta sebagai

seorang gembala jemaat, harus mengunjungi anggota jemaatnya yang sakit,

memberikan nasehat kepada anggota jemaat, dan membawa mereka ke dalam

kebenaran.20

2.1.2 Pendeta Sebagai Pemimpin Rohani

Pertumbuhan iman warga jemaat sangat dipengaruhi oleh pendeta jemaat

sebagai pemimpin rohani dan gaya kepemimpinan yang diterapkannya. Gaya

kepemimpinan yang diterapkan Pendeta jemaat akan mentransfer nilai-nilai rohani

dan semangat misi kepada anggota jemaat.

18Aritonang Urbanus, Gembala Sebagai Guru, (Bandung: Universitas

Advent Indonesia, 2000), 1. 19Ibid, 2-3.

20Carlos Martin, Pastoral Ministry, AIIAS, Philippines, 1997), 62.

Page 14: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

14

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh yang

konstruktif kepada orang lain untuk melakukan satu usaha kooperatif mencapai

tujuan yang sudah dicanangkan. Maka pendeta jemaat sebagai pemimpin rohani

harus mahir melaksanakan kepemimpinannya jika dia ingin sukses dalam

melaksnaakan tugas dan perannya.

Setiap pendeta jemaat harus berusaha menerapkan gaya kepemimpinan

Yesus. Kepemimpinan Yesus memberikan nuansa yang sungguh sangat berbeda

dengan konsep kepemimpinan yang pernah ada di dunia ini.Ia berkata, “Kamu tahu,

bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan

pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah

demikian di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” Mat. 2:20:25-26.

Gaya kepemimpinan yang patut diterapkan pendeta jemaat adalah gaya

kepemimpinan Kristus, yakni servant leadership. Gaya kepemimpinan servant

leadership mencakup semua kriteria yang baik yang disarankan oleh para ahli.

Setidaknya ada sepuluh kriteria kepemimpinan melayani yang perlu diterapkan

pendeta jemaat dalam melaksanakan perannya sebagai imam atau pemimpin rohani,

yakni: mengenal Allah secara pribadi, suka melayani, memiliki kasih,

suka berdoa, memiliki visi, bisa menguasai diri, memiliki kerinduan untuk terus

bertumbuh, mampu memberdayakan anggota jemaat, bisa mempengaruhi bawahan

untuk mencapai tujuan bersama, dan memiliki roh pengorbanan diri.

2.1.3. Pendeta Sebagai Pelatih

Pendeta memiliki tugas dan peran sebagai pelatih. “Seorang pelatih adalah

seorang jenderal yang memberi perintah kepada seluruh pasukannya.Ia harus

Page 15: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

15

menginvestigasi kesiapan dari pasukannya secara regular.21Pelatihan adalah unsur

penting bagi kesuksesan gereja dalam mencapai misinya.Untuk itu adalah penting

bagi setiap pendeta jemaat untuk melatih dan melibatkan warga jemaat dalam

pekerjaan pemberitaan Injil. Sebagaima Kwon & Hutabarat menekankan bahwa

sebuah organisasi tanpa anggota yang terlatih dan berserah tidaklah berguna. Untuk

itu, pelatihan adalah kunci menuju sukses dari setiap organisasi.22

Setiap gereja harus menjadi tempat pelatihan bagi pekerja-pekerja Kristen.

Para anggota harus diajar cara untuk mengajar Alkitab, cara untuk memimpin

danmengajar Sekolah Sabat, cara terbaik untuk menolong orang miskin, dan merawat

orang sakit, dan cara untuk bekerja bagi orang-orang yang belum bertobat.”23

Pendeta jemaat bertanggungjawab melatih warga jemaat untuk melakukan

tugas-tugas di jemaat, untuk berkhotbah, mengajar Alkitab, memimpin acara-acara

di jemaat, bahkan mereka perlu dilatih dan dilibatkan dalam pekerjaan penginjilan

kepada masyarakat sekitar gereja.Peran Pendeta jemaat adalah untuk

memperlengkapi orang-orang kudus untuk pekerjaan pelayanan (Efesus 4:11).

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Penelitian deskriptif dalam penulisan disertasi ini menggunakan metode survei,

yakni dengan membagikan kuesioner kepada responden, penelitian kepustakaan,

dan menganalisa data yang ada. Metode penelitian deskriptif analisis yang

21Manbok Kwon dan Hutabarat, Penginjilan Sel Hidup yang Berhasil,

(Bandung: IPH, 2010), 103. 22 Manbok Kwon dan Hutabarat, Penginjilan Sel Hidup yang Berhasil,

(Bandung: IPH, 2010), 97. 23Ibid.

Page 16: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

16

digunakan dalam studi ini difokuskan untuk mengetahui “Pengaruh peran Pendeta

Jemaat untuk meningkatkan iman warga jemaat antardenominasi di Kota

Pematangsiantar.”

3.1 Populasidan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah para pendeta jemaat

antardenominasi di kota Pematangsiantar yang menggembalakan jemaat pada

saat ini berjumlah 105 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah perwakilan

para pendeta jemaat antardenominasi di kota Pematangsiantar. Pedoman

pengambilan sampel didasarkan pada pedoman umum yang dikutip Sasmoko

dari teori Kricie Morgan: “Jika populasinya diatas 200 responden maka harus

mengambil sampel sebanyak minimal 20% dari populasi.24Berdasarkan

ketentuan ini peneliti mengambil sampel 38 % dari total jumlah 105 pendeta

aktif yang melayani di antar denominasi Kristen di Pematangsiantar, yakni 40

orang (lihat tabel 3.1).

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

No Nama Gereja (Antardenominasi) di Kota

Pematangsiantar

Jumlah Populasi (Pendeta)

Jumlah Sampel

(Responden)

Jumlah Anggota Jemaat (jiwa)

1. HKBP 10 3 58. 854 2. GKPI 8 2 14.261 3. GKII 2 - 408 4. Gereja Pentakosta

Indonesia 3 2 989

5. HKI 8 3 10.531 6. GKPS 8 2 15.865 7. Gereja Pentakosta 9 1 2.143 8. GPDI 10 6 2.459

24E. Sasmoko, Bahan Kuliah “Metode Penelitian dan Measurement

Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan di Tanah Toraja” (2006), 256.

Page 17: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

17

9. BNKP 2 1 898 10. Gereja Bethel 1 - 143 11. GKPB 1 - 143 12. GKPPD 1 1 186 13. Gereja Oikumene 2 - 500 14. Bala Keselamatan 1 - 110 15. GKKD 1 - 175 16. GPT.Kristus Iman Agung 1 - 325 17. GMAHK 4 3 1.315 18. GBI 10 3 2.696 19. Gereja Methodist 3 1 4.427 20. Gereja Presbiterian 1 1 340 21. Gereja Kalam Kudus 1 1 2400 22. GPIB 1 1 144 23. Gereja Penyebaran Injil 2 2 749 24. GBIS 1 1 256 25. ONKP 1 - 678 26. Gereja Tabernakel 1 - 326 27. HKIP 2 1 465 28. GKPA 1 - 312 29. GSJA 2 1 422 30. GKI 2 - 709 31. GMB 1 1 287 32. GBKP 1 1 320 33. GBIP 1 - 287 34. GPIN (Gereja Protestan

Injili Nusantara) 1 1 25

35. GEPKIN 1 1 180 Total = 105 40 124.328

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi atau tempat penelitian adalah Gereja Kristen Protestan

Antardenominasi yang ada di kota Pematangsiantar. Penelitian dilakukan sejak bulan

Januari 2019 hingga Juni 2020.

3.3 Variabel Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif memiliki dua

variable.Variabel bebas terdiri dari peran pendeta jemaat (X), dan

Page 18: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

18

Pertumbuhan Iman warga Jemaat Antardenominasi di Kota Pematangsiantar

(Y). Variabel X yakni: Peran Pendeta jemaat di Jemaat diukur dengan

indikator-indikator:

1. Peran Pendeta sebagai Gembala Jemaat terdiri dari item 1-7.

2. Peran Pendeta sebagai Pemimpin Rohani mencakup item 8-14.

3. Peran Pendeta sebagai Pelatih mencakup item 15-21.

Variabel Y yakni pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi

diukur dengan indikator-indikator:

1. Pentingnya doa dan belajar Alkitab untuk pertumbuhan iman

mencakup item 22 – 28.

2. Pentingnya menghadiri-kegiatan-kegiatan ibadah untuk

pertumbuhan iman warga jemaat mencakup item 29 – 35.

3. Pentingnya terlibat aktif dalam kegiatan pelayanan di jemaat, kegiatan

menginjil dan bersaksi untuk pertumbuhan iman. 36 – 42.

Alat pengumpul data yang dibutuhkan untuk memperoleh data

berupa kuesioner secara tertutup yang terdiri dari lima opsi alternatif jawaban

dengan menggunakan skala Likert 1 sampai 5 yang dimodifikasi skala sikap

dengan menghilangkan pernyataan negatif, dengan kinerja ditunjukkan pada

tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Penetapan Skor Jawaban Angket Skala Likert

No Nilai Kriteria Tanggapan 1 5 Sangat baik/tinggi Sangat Sering Dilakukan 2 4 Baik/tinggi Sering Dilakukan

3 3 Cukup Kadang-Kadang

Page 19: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

19

4 2 Tidak baik/rendah Jarang Dilakukan 5 1 Sangat tidak baik/sangat

rendah Tidak Pernah Dilakukan

3.4 Pengajuan Hipotesis

Pertumbuhan iman warga jemaat tidak terlepas dari peran pendeta jemaat.

Pengaruh positif implementasi peran pendeta jemaat, sangat diharapkan untuk

pertumbuhan iman yang optimal dari warga jemaat. Semakin setia pendeta jemaat

melaksanakan perannya, maka akan semakin tinggi pertumbuhan iman warga

jemaat.

Untuk pengujian hipotesis yang telah diajukan atau untuk mengetahui

pengaruh peran pendeta jemaat (X) terhadap pertumbuhan iman warga jemaat

Antardenominasi di kota Pematangsiantar (Y) dengan menggunakan analisis regresi

sederhana. Pelaksanaan uji hipotesis ini dilakukan degan bantuan program SPSS

Windows Versi 22.

Berdasarkan kajian tersebut di atas, maka hipotesis yang diajukan pada

penelitian ini adalah sebagai berikut: Ada pengaruh peran pendeta jemaat (X)

terhadap pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di kota Pematangsiantar

(Y). Pengujian hipotesis menggunakan bantuan software computer program SPSS

versi 22. Selanjutnya dilakukan analisis regresi.

3.5 Rancangan Penafsiran

Berdasarkan kriteria koefisien korelasi bahwa:

1. Jika nilai r semakin mendekati nol atau r = 0, berarti tidak ada pengaruh

implementasi peran pendeta jemaat, tugas panggilan gereja, dan pendidikan

Page 20: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

20

agama Kristen di gereja terhadap pertumbuhan iman warga jemaat

antardenominasi di kota Pematangsiantar.

2. Jika r > 0, berarti ada pengaruh yang positif, sehingga dapat dikatakan bahwa

ada pengaruh implementasi peran pendeta jemaat, tugas panggilan gereja,

dan pendidikan agama Kristen di Gereja terhadap pertumbuhan iman warga

jemaat antardenominasi di kota Pematangsiantar.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Berdasarkan data yang diperoleh, deskripsi data latar belakang jenis

kelamin adalah sebagai berikut: jenis kelamin laki-laki 36 orang (90%) dan jenis

kelamin perempuan 4 orang (10%). Deskripsi data latar belakang status kependetaan

adalah: Pendeta Muda 9 orang (22,5%) dan pendeta senior 31 orang (77,5%).

Deskripsi data latar belakang jenis usia adalah: responden berusia 26-35 tahun

sebanyak 5 orang (12,5%), responden berusia 36-45 tahun sebanyak 13 orang

(32,5%), responden berusia 46-55 tahun berjumlah 10 orang (25%), dan responden

berusia 56 tahun lebih berjumlah 12 orang (30%). Deskripsi data latar belakang

status responden adalah: responden yang belum menikah sebanyak 3 orang (7,5%),

dan yang sudah menikah sebanyak 37 orang (92,5%). Deskripsi data latar belakang

pendidikan adalah: responden yang berpendidikan SMA sebanyak 3 orang (7,5%),

sarjana (S1) sebanyak 23 orang (57,5%), magister (S2) sebanyak 24 orang (35%),

dan responden yang berpendidikan doktoral (S3) tidak ada. Responden berdasarkan

masa pelayanan: yang melayani 1-10 tahun sebanyak 13 orang (32,5%), 11-20 tahun

Page 21: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

21

sebanyak 12 orang (30%), 21-30 tahun sebanyak 9 orang (22,5%), 31-40 tahun

sebanyak 5 orang (12,5%), dan yang melayani > 40 tahun sebanyak 1 orang (2,5%).

4.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada 40 orang

responden, yakni para pendeta yang menggembalakan jemaat antardenominasi di

kota Pematangsiantar diperoleh data sebagai berikut (lihat tabel 4.1).

Tabel 4.1 Peran Pendeta Jemaat untuk Meningkatkan Iman Warga Jemaat

Antardenominasi di Kota Pematangsiantar

No. “PERAN PENDETA JEMAAT UNTUK MENINGKATKAN IMAN

WARGA JEMAAT ANTARDENOMINASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR“

TPD (%)

JD (%)

KK (%)

SD (%)

SSD (%)

A. Peran Pendeta Sebagai Gembala Jemaat (Indikator 1) 1. Pendeta memberikan perhatian penuh kepada kawanan domba gembalaan

(anggota jemaat) 0 0 7,5 30 62,5

2. Pendeta memberi makan kawanan domba (anggota jemaat) dengan pemberitaan firman Tuhan yang mengenyangkan dan bergizi.

0 0 0 32,5 67,5

3. Pendeta mengajarkan firman Tuhan dengan penuh kesabaran untuk mendewasakan iman jemaat dan untuk melindungi jemaat dari pengajaran yang menyimpang.

0 0 0 40 60

4. Pendeta m elakukan perlawatan pastoral kepada setiap anggota jemaat tanpa memandang bulu dan pilih kasih.

0 0 5 45 50

5. Pendeta memberikan pelayanan pastoral bagi orang-orang muda dan anggota jemaat yang baru bergabung.

0 0 15 50 35

6. Pendeta memberikan pelayanan khusus bagi orang sakit dan berduka 0 0 0 40 60 7. Pendeta memberikan pelayanan khusus bagi anggota jemaat Lansia 0 2,5 27,5 47,5 22,5

B. Peran Pendeta Sebagai Pemimpin Rohani (Indikator 2) 8. Pendeta memimpin jemaat bukan dengan otoriter, melainkan dengan

kerendahan hati, kebaikan dan kasih. 0 0 2,5 25 72,5

9. Pendeta membangun iklim kepemimpinan rohani melalui kepemimpinan berdoa dan berhubungan dengan Allah.

0 0 2,5 37,5 60

10. Pendeta memiliki visi, misi, arah tujuan yang benar dan perencanaan yang jelas untuk dicapai oleh jemaat.

0 0 2,5 42,5 55

11. Pendeta mengorganiser, mengelola, mendelegasikan tanggungjawab dan mengatur segala bidang pelayanan di jemaat dengan baik, tertib dan teratur.

0 0 2,5 42,5 55

12. Pendeta memberikan pengaruh yang meyakinkan bagi anggota jemaat melalui Integritas, cerdas, rajin, bersemangat dan bijaksana.

0 0 0 47,5 52,5

13. Pendeta memilih para pemimpin departemen pelayanan di jemaat dengan cermat dan di bawah tuntunan Roh Kudus.

2,5 0 5 47,5 45

14. Pendeta bekerja melalui komite jemaat untuk melaksanakan program pelayanan jemaat dan untk membangun tubuh Kristus.

2,5 0 5 45 47,5

C. Peran Pendeta Sebagai Pelatih (Indikator 3) 15. Pendeta bertanggungjawab untuk melatih anggota jemaat dalam tugas-

tugas pelayanan di jemaat, di luar jemaat, maupun tugas penginjilan. 0 2,5 12,5 57,5 27,5

16. Pendeta berusaha menggali talenta dan karunia rohani yang diberikan Roh 0 7,5 15 47,5 30

Page 22: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

22

Kudus kepada setiap anggota jemaat untuk dimanfaatkan dalam pelayanan. 17. Pendeta melatih anggota jemaat untuk mengembangkan talenta dan karunia

rohani mereka untuk pelayanan di jemaat maupun di luar jemaat. 0 0 22,5 50 27,5

18. Pendeta mendelegasikan tugas-tugas pelayanan di jemaat maupun di luar jemaat kepada anggota jemaat

7,5 5 7,5 47,5 2,5

19. Pendeta membentuk suatu pasukan pengerja (tim pelayan jemaat) yang siap untuk melayani di jemaat maupun di luar jemaat.

5 5 5 55 30

20. Pendeta berusaha merencanakan pekerjaan pelayanan bagi setiap anggota jemaat.

0 0 17,5 40 42,5

21. Pendeta berusaha memotivasi anggota jemaat dan menjadi contoh dalam kegiatan penginjilan maupun kegiatan bersaksi.

0 2,5 2,5 57,5 37,5

4.3 Pembahasan

Berikut ini dijelaskan hasil uji hipotesisPengaruh Peran Pendeta Jemaat (X)

Terhadap Pertumbuhan Iman (Y):

Besarnya koefisien korelasi (ry1) antara variabel Peran Pendeta Jemaat (X)

terhadap Pertumbuhan Iman (Y) sebesar 0,566 dengan memiliki hubungan positif.

Besarnya koefisien determinasi varians sebesar 0,320 yang berarti bahwa variabel

Peran Pendeta Jemaat (X) memberikan kontribusi terhadap Pertumbuhan Iman (Y)

sebesar 32%. Berdasarkan pengujian signifikansi dengan uji t diperoleh koefisien

sebesar 4,232 dengan P-value sebesar 0,000 yang berarti sangat signifikan pada taraf

signifikansi α<0,01. Jadi disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan

sangat signifikan antara variabel Peran Pendeta Jemaat (X1) terhadap Pertumbuhan

Iman (Y) dimana rhitung > rtabel yaitu 0,566> 0,31225 pada α<0,01, dan sig hitung

0,000 < 0,01. Untuk dapat memprediksi besarnya kontribusi variabel Peran Pendeta

Jemaat (X1) terhadap Pertumbuhan Iman (Y), diperoleh persamaan regresi Y =

28,978 + 0,643X1 serta koefisien Fhitung sebesar 17,911 dan P-value sebesar 0,000.

Hasil ini menunjukkan bahwa persamaan regresi tersebut sangat signifikan atau

sangat berarti sehingga dapat digunakan untuk prediksi. Persamaan Y = 28,978 +

25Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), 402

Page 23: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

23

0,643X1 memiliki makna bahwa apabila Peran Pendeta Jemaat (X) diperbaiki satu

unit program maka Pertumbuhan Iman (Y) akan meningkat sebesar 0,643 pada

konstanta 28,978 (Lampiran 29). Berikut tabel jumlah program perbaikan variabel

Peran Pendeta Jemaat (X) terhadap terbentuknya variabel Pertumbuhan Iman

(Y)dapat kita lihat melalui tabel 4.2.

Tabel 4.2 Jumlah Program Perbaikan Variabel Peran Pendeta Jemaat (X)

terhadap terbentuknya variabel Pertumbuhan Iman (Y) Peningkatan skor rata-rata Variabel Peran Pendeta Jemaat (X) melalui

satu Progam perbaikan

Hasil perbaikan Variabel Peran Pendeta Jemaat (X) terhadap peningkatan Variabel

Pertumbuhan Iman (Y)

1 0,643

2 1,286

3 1,929

4 2,572

5 3,215

6 3,858

7 4,501

8 5,144

9 5,787

10 6,43

11 7,073

12 7,716

13 8,359

14 9,002

15 9,645

16 10,288

17 10,931

18 11,574

19 12,217

20 12,86

21 13,503

22 14,146

23 14,789

24 15,432

Page 24: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

25

Berikut adalah gambar sumbangan Variabel Peran Pendeta Jemaat (X

terhadap terbentuknya Variabel Pertumbuhan Iman (Y) adalah sebagai berikut:

Jumlah Program Perbaikan terhadap Variabel Peran Pendeta Jemaat (X) dan Dampaknya

Pembahasan ini untuk mengetahui

independen dengan variabel dependen.

Pertumbuhan Iman (Y) berada dalam taraf signifikan.Terbukti dengan persamaan

regressi Y = 28,978 + 0,643

serta P-value = 0,000 pada α < 0,001. Jadi hipotesis terbukti.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa

Pertumbuhan Iman (Y) dapat dipengaruhi oleh Peran Pendeta Jemaat (X).

Berdasarkan hasil uji hipotesis, menunjukkan hubungan Peran Pendeta Jemaat (X)

dengan Pertumbuhan Iman (Y) digambar

28,978 + 0,643X.. Artinya setiap satu unit perbaikan Peran Pendeta Jemaat

Pertumbuhan Iman (Y) warga jemaat antardenominasi di Kota Pematangsiantar

naik sebesar 0,643 kali dari kondisi sekarang denga

0

5

10

15

20

25

1 3 5 7 9 11

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

24

16,075

Berikut adalah gambar sumbangan Variabel Peran Pendeta Jemaat (X

terbentuknya Variabel Pertumbuhan Iman (Y) adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3.10 Jumlah Program Perbaikan terhadap Variabel Peran Pendeta Jemaat (X) dan Dampaknya

terhadap Pertumbuhan Iman (Y)

Pembahasan ini untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Pengaruh Peran Pendeta Jemaat (X) terhadap

Pertumbuhan Iman (Y) berada dalam taraf signifikan.Terbukti dengan persamaan

643X dengan R = 0,566, t test = 4,232 dan F hitung

= 0,000 pada α < 0,001. Jadi hipotesis terbukti.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa

Pertumbuhan Iman (Y) dapat dipengaruhi oleh Peran Pendeta Jemaat (X).

Berdasarkan hasil uji hipotesis, menunjukkan hubungan Peran Pendeta Jemaat (X)

dengan Pertumbuhan Iman (Y) digambarkan melalui persamaan regressi linear Y =

Artinya setiap satu unit perbaikan Peran Pendeta Jemaat

warga jemaat antardenominasi di Kota Pematangsiantar

kali dari kondisi sekarang dengan konstanta 28,978. Untuk itu

13 15 17 19 21 23 25

Peningkatan skor rata-rata Variabel Peran Pendeta Jemaat (X1) melalui satu Progam perbaikan

Hasil perbaikan Variabel Peran Pendeta Jemaat (X1) terhadap peningkatan Variabel Pertumbuhan Iman (Y)

Vol.VIII no. 1, 2020

Berikut adalah gambar sumbangan Variabel Peran Pendeta Jemaat (X1)

terbentuknya Variabel Pertumbuhan Iman (Y) adalah sebagai berikut:

Jumlah Program Perbaikan terhadap Variabel Peran Pendeta Jemaat (X) dan Dampaknya

hubungan antara variabel

Pengaruh Peran Pendeta Jemaat (X) terhadap

Pertumbuhan Iman (Y) berada dalam taraf signifikan.Terbukti dengan persamaan

ung = 17,911

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa

Pertumbuhan Iman (Y) dapat dipengaruhi oleh Peran Pendeta Jemaat (X).

Berdasarkan hasil uji hipotesis, menunjukkan hubungan Peran Pendeta Jemaat (X)

kan melalui persamaan regressi linear Y =

Artinya setiap satu unit perbaikan Peran Pendeta Jemaat (X) maka

warga jemaat antardenominasi di Kota Pematangsiantar akan

. Untuk itu

rata Variabel Peran Pendeta Jemaat (X1) melalui satu

Hasil perbaikan Variabel Peran Pendeta Jemaat (X1)

Variabel Pertumbuhan Iman

Page 25: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

25

perlu meningkatkan kualitas Peran Pendeta Jemaatterutama sebagai Gembala jemaat,

Pemimpin rohani, dan sebagai Pelatih untuk meningkatkan Pertumbuhan Iman warga

jemaat di gereja masing-masing.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Proses penulisan penelitian ini diakhiri dengan bab penutup yang berisi

kesimpulan-kesimpulan teoritis maupun praktis, implikasi serta saran-saran yang

berhubungan dengan hasil temuan penelitian di lapangan.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada bab-bab sebelumnya, khususnya dari hasil penelitian dan

pembahasan, maka peneliti memberikan kesimpulan terhadap penelitian tentang

“Pengaruh Implementasi Peran Pendeta Jemaat, Tugas Panggilan Gereja, dan

Pendidikan Agama Kristen di Gereja Terhadap Pertumbuhan Iman Warga Jemaat

Antardenominasi di Kota Pematangsiantar, sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa Pertumbuhan Iman

warga jemaat antar denominasi di kota Pematangsiantar (Y) dapat

dipengaruhi oleh Peran Pendeta Jemaat (X).

2. Pengaruh Peran Pendeta Jemaat (X) terhadap Pertumbuhan Iman (Y) berada

dalam taraf signifikan.

3. Besarnya pengaruh implementasi peran pendeta jemaat (X) terhadap

pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di kota Pematangsiantar

(Y) adalah sebesar 32%.

Page 26: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

26

4. Hubungan Peran Pendeta Jemaat (X) dengan Pertumbuhan Iman warga

jemaat antardenominasi di kota Pematangsiantar (Y) digambarkan melalui

persamaan regressi linear Y = 28,978 + 0,643X., yakni setiap satu unit

perbaikan Peran Pendeta Jemaat (X) maka Pertumbuhan Iman (Y) warga

jemaat antardenominasi di Kota Pematangsiantar akan naik sebesar 0,643 kali

dari kondisi sekarang dengan konstanta 28,978.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di

Kota Pematangsiantar, sebaiknya pendeta jemaat melaksanakan kunjungan

perlawatan ke rumah anggota jemaat minimal 1 x sebulan untuk mendoakan,

memberikan dorongan, menasihati anggota jemaat masing-masing untuk

selalu berdoa, belajar Alkitab, dan rajin menghadiri kegiatan gereja dan

pertemuan-pertemuan ibadah.

2. Untuk keterlibatan anggota jemaat dalam pelayanan jemaat, penginjilan dan

bersaksi sebaiknya pendeta mengadakan pelatihan di jemaat secara

berkesinambungan hingga semua anggota jemaat aktif melayani, giat dalam

menginjil dan bersaksi.

3. Untuk meningkatkan iman warga jemaat antardenominasi di kota

Pematangsiantar, sebaiknya warga jemaat mau berkomitmen dan lebih

sungguh-sungguh untuk berdoa, belajar Alkitab, bersedia menerima pelatihan

dari pendeta jemaat untuk terlibat aktif dalam pekerjaan pelayanan di jemaat,

dan bersedia diutus untuk menginjil dan bersaksi.

Page 27: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

27

4. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Aritonang Urbanus, Gembala Sebagai Guru, Bandung: Universitas Advent

Indonesia, 2000.

Badan Pusat Statistik, Data Kependudukan, Kota Pematangsiantar Tahun 2018.

Badan Pusat Statistik, Data Pemeluk Agama, Kota Pematangsiantar 2018. Badan Pusat Statistik, Laporan Jumlah Peristiwa Kejahatan/Pelangaran

yang Dilaporkan dan Diselesaikan Menurut Jenis Kejahatan/ Pelanggaran tahun 2016, Pematangsiantar: Badan Pusat Statistik, 2017.

Kantor Bimas Kristen Protestan, Data Gereja Kristen Protestan,

Pematangsiantar, 2018.

Kwon, Manbok dan Hutabarat, Penginjilan Sel Hidup yang Berhasil,

Bandung: Indonesia Publishing House, 2010.

Martin, Carlos, Pastoral Ministry, AIIAS, Philippines, 1997. Neufeld, D. F., Seventh-day Adventist Encyclopedia. (Second revised

edition.). Commentary Reference Series. Hagerstown, MD: Review and Herald Publishing Association,1995.

Nichol, F. D. The Seventh-day Adventist Bible Commentary : The Holy Bible

with Exegetical and Expository Comment. Commentary Reference

Series (Ro 12:2). Washington, D.C.: Review and Herald Publishing

Association, 1978.

Rhodes, John, Success Secrets for Pastors, Review and Herald Graphics: Hagerstown, Maryland, 2000.

Sasmoko, E., Bahan Kuliah “Metode Penelitian dan Measurement

Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan di Tanah Toraja”, 2006.

Soanes, C., & Stevenson, A.,Concise Oxford English dictionary (11th ed.).

Oxford: Oxford University Press, 2004.

Page 28: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

28

White, Ellen G., Rumah Tangga Advent, Bandung: Indonesia Publishing House, 1994.

____________, Gospel Workers, Bandung: Indonesia Publishing House, 1994.

____________, Education, Bandung: Indonesia Publishing House, 1997.

Wiersbe, Warren W, Teguh Didalam Kristus, Bandung: Penerbit Kalam

Hidup, 1989.

Page 29: Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

29