Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
1
PENGARUH PERAN PENDETA JEMAAT UNTUK MEMPERTUMBUHKAN
IMAN WARGA JEMAAT ANTAR DENOMINASI
DI KOTA PEMATANGSIANTAR
Oleh: Elfri Darlin Sinaga,
Dosen STFT Surya Nusantara, Pematangsiantar
Email: [email protected]
ABSTRACT
The low level of community faith can occur due to various factors such as: Lack of moral and religious education from parents to the children, adolescents and young people in the household, lack of moral education in schools, and less role of clergy (pastors of the congregation) carry out their responsibilities fully to the members of their congregations. The purpose of this study was to determine how much influence the role of the Church Pastors on the growth of faith of the church members among the inter-denominational congregation in Pematangsiantar city. The method used in this research is descriptive method. Data were collected by distributing questionnaires to 40 respondents representing 105 inter-denominational pastors in Pematangsiantar city. Then the data collected is analyzed and discussed. The results showed that the growth of faith of the members of the congregation (Y) can be influenced by the role of the Pastors of the Church (X). The influence of the role of the Church Pastors (X) on the growth of the faith of church members among the inter-denominational congregations in Pematangsiantar city (Y) is in a significant level. The magnitude of the influence of the role of the Church pastor (X) on the growth of faith of the church members among the inter-denominational congregations in Pematangsiantar city (Y) is 32%. The relationship between the role of the Pastor of the Church (X) with the growth of the faith of the church members among the inter-denominational congregations in Pematangsiantar city (Y) is illustrated through the linear regression equation Y = 28,978 + 0,643X. that is, for every unit to improve the role of the Church Pastor (X), the growth of the faith of the church members among the inter-denominational congregation in Pematangsiantar City (Y) will increase by 0.643 times from the present condition with a constant of 28.978.For this reason, the pastor of the church needs to improve the quality of his role, especially as a shepherd, a spiritual leader, and as a trainer to increase the growth of faith of the church members among the inter-denominational congregations in Pematangsiantarcity. Keywords: Growth of faith, pastor's role, inter-denominational congregation, Pematangsiantar city
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
2
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pematangsiantar adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara,
merupakan kota terbesar kedua setelah kota Medan. Kota ini letaknya strategis
karena berada di Jalan Raya Lintas Sumatera, dan merupakan pintu masuk menuju
daerah obyek pariwisata Danau Toba. Kota ini memiliki luas wilayah 79,971 km2 dan
berpenduduk sebanyak 249.505 jiwa, terdiri dari 121.684 laki-laki dan 127.821
perempuan, tersebar di delapan kecamatan, yakni: kecamatan Siantar Marihat,
Siantar Marimbun, Siantar Selatan, Siantar Barat, Siantar Utara, Siantar Timur,
Siantar Martoba dan Siantar Sitalasari, (lihat tabel 1.1).1
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga di
Kota Pematangsiantar (Per Kecamatan) Tahun 2017 No. Kecamatan Jumlah (Jiwa) Jumlah KK 1. Siantar Timur 40.542 9.198 2. Siantar Barat 37.439 9.023 3. Siantar Utara 48.950 11.335 4. Siantart Selatan 18.010 4.488 5. Siantar Marihat 19.257 4.466 6. Siantar Martoba 40.809 9.471 7. Siantar Sitalasari 28.759 6.672 8. Siantar Marimbun 15.739 3.680 Total Jumlah Penduduk dan KK = 249.505 58.333
Penduduk kota Pematangsiantar sangat majemuk dan beragam. Ada etnis
Simalungun, Toba, Karo, Pakpak Dairi, Mandailing, Nias, Jawa, Melayu, Tionghoa,
1Sumber Data, Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar Tahun 2018.
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
3
India, dan lain-lain. Agama yang dianut oleh penduduk juga beragam, yakni:
Kristen Protestan, Islam, Katholik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Chu, (lihat tabel
1.2).2
Tabel 1.2 Data Penduduk Kota Pematangsiantar Tahun 2017
(Berdasarkan Etnis) No. Etnis Jumlah (Jiwa) JumlahPersentase
1. Simalungun 153.271 61,43% 2. Toba & Mandailing 23.952 9,6% 3. Jawa 35.430 14,2% 4. Tionghoa,Melayu,dll 36.852 14,77%
Total Jumlah Penduduk = 249.505 100%
Gereja Kristen Protestan pada saat ini adalah agama mayoritas dari penduduk
kota Pematangsiantar dengan jumlah warga jemaat sebesar 124.328 atau 49,83
persen dari seluruh penduduk kota Pematangsiantar, diikuti pemeluk agama Islam
sebesar 41,91 persen, Katholik 4,71 persen, Buddha 3,36 persen, Hindu 0,11 persen,
Parmalim 0.07 persen, dan Konghucu 0,01 persen, (lihat tabel 1.3).3
Tabel 1.3
Penduduk Kota Pematangsiantar Tahun 2017
(Berdasarkan Pemeluk Agama)
No. Agama Jumlah (Jiwa) Jumlah Persentase 1. Kristen Protestan 124.328 49,83% 2. Islam 104.568 41,91% 3. Katholik 11.752 4,71% 4. Buddha 8.383 3,36% 5. Hindu 274 0,11% 6. Parmalim 175 0,07% 7. Konghucu 24 0,01%
Total Jumlah Penduduk = 249.505 100%
Agama Kristen Protestan di kota Pematangsiantar tersebar di berbagai
denominasi berbeda yang sebagian besar berkantor pusat di kota Pematangsiantar,
antara lain: Gereja HKBP, GKPS, GKPI, HKI, GKII, GPI, Gereja Masehi Advent
2Ibid. 3Badan Pusat Statistik, Data Pemeluk Agama, Kota Pematangsiantar 2018.
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
4
Hari Ketujuh (GMAHK), Gereja Pentakosta, GPDI, BNKP, Gereja Bethel, GKPB,
GKPPD, Gereja Oikumene, Gereja Bala Keselamatan, GKKD, GBI, Gereja
Methodist, Gereja Presbiterian, Gereja Kalam Kudus, GPIB, GKI, HKIP, ONKP,
Gereja Tabernakel, GBIS, GKPA, GBKP, GSJA, GMB, GBIP, GKI Sumut, Gereja
Pekabaran Injil Jalan Suci, dan Gereja Jemaat Kristus Indonesia.
Dari 249.505 total penduduk kota Pematangsiantar tercatat ada sejumlah
124.328 warga jemaat yang tersebar di berbagai gereja antardenominasi. Fakta
bahwa ada 165 gereja antar denominasi Kristen Protestan di kota Pematangsiantar.
Gereja-gereja tersebut dipimpin oleh para rohaniwan yang lazim disebut pendeta
jemaat. Pendeta jemaat sebagai rohaniwan gereja antardenominasi Kristen Protestan
di kota Pematangsiantar berjumlah 105 orang (lihat tabel 1.4).4
Tabel 1.4 Gereja Kristen Protestan Antardenominasi di Kota Pematangsiantar
4Kantor Bimas Kristen Protestan, Data Gereja Kristen Protestan,
Pematangsiantar, 2018.
No Nama Gereja Kristen Protestan (Antardenominasi)
Jumlah Gereja
Jumlah Pendeta
Jumlah Anggota Jemaat(jiwa)
1. HKBP 39 10 58.854 2. GKPI 20 8 14.261 3. GKII 2 2 408
4. GPI 3 3 989
5. HKI 15 8 10.531
6. GKPS 16 8 15.865
7. Pentakosta 9 9 2.143
8. GPDI 10 10 2.459
9. BNKP 2 2 898
10. Gereja Bethel 1 1 143
11. GKPB 1 1 143
12. GKPPD 1 1 186
13. Gereja Oikumene 2 2 500
14. Bala Keselamatan 1 1 110
15. GKKD 1 1 175
16. GPT.Kristus Iman Agung 1 1 325
17. GMAHK 8 4 1.315
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
5
Kendati di kota Pematangsiantar banyak berdiri denominasi Kristen Protestan
yang dipimpin oleh para pendeta jemaat, ternyata kota Pematangsiantar sering
tercemar oleh berbagai berita dan peristiwa tindak kejahatan yang menunjukkan
rendahnya kualitas keimanan, seperti tindak kejahatan: korupsi, curanmor, curat
(pencurian dengan pemberatan), kasus penggelapan, kasus narkoba, aniring
(penganiayaan ringan), anirat (penganiayaan berat), penipuan, pencurian biasa,
perjudian, dan banyak lagi tindak kejahatan lainnya.
Badan Pusat Statistik kota Pematangsiantar melaporkan bahwa sepanjang
tahun 2016 ada 899 kasus kejahatan/pelanggaran yang terjadi di kota
Pematangsiantar. Kejahatan/pelanggaran peringkat teratas adalah curanmor (191
kasus), curat (pencurian dengan pemberatan) sebanyak 168 kasus, penggelapan (88
kasus). Kejahatan lainnya adalah kasus narkoba (68 kasus yang dilaporkan, namun
ada 83 kasus yang sudah ditangani dan diselesaikan), aniring (penganiayaan ringan)
18. GBI 10 10 2.696
19. Gereja Methodist 3 3 4.427
20. Gereja Presbiterian 1 1 340
21. Gereja Kalam Kudus 1 1 2.400
22. GPIB 1 1 144
23. GPI 2 2 749
24. GBIS 1 1 256
25. ONKP 1 1 678
26. Gereja Tabernakel 1 1 326
27. HKIP 2 2 465
28. GKPA 1 1 312
29. GSJA 2 2 422
30. GKI 2 2 709
31. GMB 1 1 287
32. GBKP 1 1 320
33. GBIP 1 1 287
34. GPIN 1 1 25
35. GEPKIN 1 1 180
Total = 165 105 124.328
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
6
60 kasus, anirat (penganiayaan berat) 51 kasus, penipuan (47 kasus), pencurian biasa
(41 kasus), perjudian (34 kasus), dan berbagai tindak kejahatan lainnya, (lihat tabel
1.5).5
Tabel 1.5 Data Tindak Kejahatan di Kota Pematangsiantar tahun 2016
5Kantor BPS Kota Pematangsiantar, Laporan Jumlah Peristiwa
Kejahatan/Pelangaran yang Dilaporkan dan Diselesaikan Menurut Jenis Kejahatan/Pelanggaran tahun 2016, (Pematangsiantar: Badan Pusat Statistik, 2017), 151-154.
No Jenis Kasus/Type of Case
Januari – Desember 2016 Dilaporkan Diselesaikan
1. Pemalsuan surat Januari 7 0 2. Kejahatan susila Sept, Nop,Desember 6 2 3. Perjudian Jan,Feb,Mar,Apr,
Mei,Jun,Juli,Agust,Sept,Okt 34 32
4. Anirat Jan, Feb,Mar,Apr, Mei, Jun,Jul, Agus, Sept,Okt, Nop
51 27
5. Aniring Jan, Feb,Mar,Apr, Mei, Jun,Jul, Agus, Sept,Okt, Nop
60 19
6. Curas Feb,Mar,Apr, Mei, Jun,Jul 9 6
7. Curat Jan, Feb,Mar,Apr, Mei, Jun,Jul, Agus, Sept,Okt, Nop, Des.
168 26
8. Pencurian Biasa Jan, Feb,Mar,Apr, Mei, Jun, Agus, Sept,Okt, Nop, Des.
41 20
9. Curanmor Jan, Feb,Mar,Apr, Mei, Jun,Jul, Agus, Sept,Okt, Nop, Des.
191 16
10. Peras/Ancam Jan ,Mar, Mei, Agus, Sept,Okt, Nop. 9 2
11. Penggelapan Jan, Feb,Mar,Apr, Mei, Jun,Jul, Agus, Sept,Okt, Nop, Des.
88 26
12. Penipuan Jan, Feb, Apr, Mei, Jun,Jul, Agus, Okt, Nop, Des.
47 15
13. Pengrusakan Jan, Feb, Mei, Jun,Jul, Agus, Okt, Nop, Des.
9 3
14. Narkoba Jan, Feb,Mar,Apr, Mei, Jun,Jul, Agus, Sept,Okt, Nop, Des.
68 83
15. Sengketa tanah Nop. 2 0
16. Pembakaran Mei, Nop. 1 2
17. Kebakaran Okt, Des. 1 1
18. Melarikan wanita bawah umur
Mei, Okt, Nop. 2 4
19. Penghinaan Mei, Jun, Agus, Sept, Okt, Nop. 7 2
20. Dll Jan, Feb, Mei, Jun,Jul, Agus, Okt, Nop, Des.
99 40
Total = 899 326
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
7
Tabel di atas menunjukkan tingginya tindak kejahatan/pelanggaran di kota
Pematangsiantar dan itu mengindikasikan rendahnya tingkat keimanan warga
masyarakat. Rendahnya tingkat keimanan masyarakat bisa terjadi disebabkan
berbagai faktor seperti: Kurangnya pendidikan moral dan agama dari para orang tua
terhadap anak-anak, remaja dan orang muda di rumah tangga. Kurangnya pendidikan
moral di sekolah-sekolah, dan peran para rohaniwan (pendeta jemaat) masih kurang
maksimal melaksanakan tanggungjawabnya terhadap warga jemaatnya.
Kesejahteraan masyarakat, kemajuan jemaat, kemakmuran bangsa tergantung
atas pengaruh-pengaruh rumah tangga.6 Tinggi merosotnya masa depan masyarakat
akan ditentukan oleh tingkah laku dan moral orang-orang muda yang bertumbuh di
sekeliling kita. Sementara orang-orang muda kita dididik, dan tabiat mereka itu
dibentuk pada waktu mereka masih anak-anak kepada kebiasaan-kebiasaan yang
baik, pengendalian diri dan pertarakan, demikianlah kelak pengaruh mereka terhadap
masyarakat.7
Penulis berasumsi bahwa ada hubungan yang erat antara rohaniwan (pendeta
jemaat) terhadap pertumbuhan iman warga jemaat. Untuk itu penulis terdorong
mengadakan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
peran pendeta jemaat terhadap pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di
kota Pematangsiantar. Pertumbuhan keimanan warga jemaat dapat diukur melalui
peningkatan kehadiran dalam kegiatan ibadah dari waktu ke waktu, kehidupan yang
6Ellen G. White, Rumah Tangga Advent, (Bandung: Indonesia Publishing
House, 1994), 5. 7Ellen G. White, Rumah Tangga Advent, (Bandung: Indonesia Publishing
House, 1994), 15.
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
8
suka berdoa, rajin belajar Alkitab, aktif terlibat dalam kegiatan pelayanan di jemaat,
serta giat bersaksi maupun menginjil.
Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi pendeta jemaat antardenominasi yang ada
di kota Pematangsiantar, yakni sebagai masukan dan evaluasi diri tentang
pelaksanaan perannya untuk mempertumbuhkan iman warga jemaat.Hasil penelitian
ini juga bermanfaat bagi warga jemaat antardenominasi di kota Pematangsiantar,
yakni terjadinya peningkatan iman warga jemaat sebagai dampak dari pelaksanaan
peran pendeta jemaat.
II. PERTUMBUHAN IMAN DAN PERAN PENDETA JEMAAT
2.1 Pertumbuhan Iman Warga Jemaat
Pertumbuhan iman warga jemaat dan warga masyarakat merupakan aspek
penting yang harus mendapat tempat dalam kerangka dasar pembangunan bangsa.
Kesejahteraan masyarakat, kemajuan jemaat, kemakmuran bangsa tergantung atas
pengaruh-pengaruh rumah tangga.8 Tinggi merosotnya masa depan masyarakat akan
ditentukan oleh tingkah laku dan moral orang-orang muda . Sementara orang-orang
muda dididik, dan tabiat mereka itu dibentuk pada waktu mereka masih anak-anak
kepada kebiasaan-kebiasaan yang baik, pengendalian diri dan pertarakan,
demikianlah kelak pengaruh mereka terhadap masyarakat.9
Dalam penelitian ini, penulis memaparkan lima unsur penting bagi
pertumbuhan iman warga jemaat, antara lain : Kehidupan yang suka berdoa, belajar
8Ellen G. White, Rumah Tangga Advent, (Bandung: Indonesia Publishing
House, 1994), 5. 9Ellen G. White, Rumah Tangga Advent, (Bandung: Indonesia Publishing
House, 1994), 15.
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
9
Alkitab, kehadiran dalam setiap pertemuan ibadah, keterlibatan anggota dalam
pelayanan di jemaat, dan keterlibatan dalam kegiatan penginjilan atau bersaksi.
2.1.1 Doa untuk Pertumbuhan Iman
Doa adalah unsur yang sangat penting bagi pertumbuhan iman. Doa berarti
menyatakan dengan iman bahwa Allah mendengar, bahwa Ia peduli, dan bahwa Ia
adalah ”pemberi upah bagi mereka yang dengan tekun mencari Dia” (Ibr 11: 6).
"Doa adalah nafas jiwa"10 dan sama pentingnya bagi kehidupan rohani seperti halnya
nafas bagi kesehatan fisik. Mengabaikan doa menyebabkan anemia rohani.
Setiap warga jemaat perlu menghidupkan kehidupan doa, agar iman
kerohaniannya bertumbuh. Mereka harus datang kepada Tuhan melalui doa dengan
hati yang tulus. Mereka harus merasakan kebutuhan mereka sendiri (Yes. 44: 3),
mengaku dan meninggalkan semua dosa yang diketahui (Ams. 15:29), percaya
bahwa Allah dapat dan akan menjawab (Markus 11:24), dan berlaku benar dengan
orang lain (Mat. 6:14, 15).11
2.1.2 Memperlajari Alkitab untuk Mempertumbuhkan Iman
Mempelajari Alkitab secara pribadi sangat bagus bagi pertumbuhan iman.
Setiap warga jemaat perlu membiasakanmempelajari Alkitab secara pribadi,
memeditasikannya, karena melalui meditasi Alkitab seseorang mendapatkan
kehidupan yang bertumbuh dan keimanan yang semakin bagus. Untuk pendidikan
moral dan karakter, mempelajari Alkitab adalah lebih baik dari buku lain yang
10Ellen G. White, Gospel Workers, Bandung: Indonesia Publishing House, 254),
11Neufeld, D. F. (1995).Seventh-day Adventist Encyclopedia.(Second revised edition.).Commentary Reference Series. Hagerstown, MD: Review and Herald Publishing Association.
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
10
manapun. Kebesaran, kesederhanaan dan keindahan Alkitab menguatkan pikiran
warga jemaat lebih dari semua buku-buku lain. Tidak ada pelajaran yang lain yang
mampu memperkuat pikiran daripada memahami kebenaran firman Allah. Pikiran
yang terus mempelajari pikiran Allah akan terus bertumbuh dan menjadi kuat.12
2.1.3 Menghadiri Kegiatan Ibadah untuk Mempertumbuhkan Iman
Kehadiran anggota jemaat dalam setiap acara ibadah sangat penting bagi
pertumbuhan iman dan kualitas kerohanian.Rasul Paulus menasihatkan dalam Ibrani
10:25: “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,
seperti di biasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan
semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Dalam
pertemuan-pertemuan ibadah, setiap warga jemaat hendaknya hadir dan mengikuti
kegiatan ibadah dengan tekun, karena dengan demikianlah keimanan bisa bertumbuh.
2.1.4 Keterlibatan dalam Kegiatan Pelayanan di Jemaat
Dedikasi orang Kristen terhadap dirinya sendiri dalam kehidupan yang
murni, suci dan aktif dalam pelayanan di jemaat adalah tindakan ibadah spiritual.Dia
tidak lagi mempersembahkan hewan sebagai kurban, melainkan dirinya sebagai
tindakan pelayanan keagamaan yang berkaitan dengan alasannya.Petrus
menggambarkan orang-orang percaya sebagai "imamat kudus, untuk
mempersembahkan korban rohani, yang dapat diterima oleh Allah oleh Yesus
Kristus"(1 Pet 2:5).13
12E.G. White, Education, 124. 13Nichol, F. D. The Seventh-day Adventist Bible Commentary : The Holy
Bible with Exegetical and Expository Comment. Commentary Reference Series (Ro
12:2). Washington, D.C.: Review and Herald Publishing Association, 1978).
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
11
Keterlibatan warga jemaat dalam pelayanan di jemaat akan sangat
berdampak bagi pertumbuhan iman. Oleh sebab itu setiap anggota perlu aktif terlibat
dalam kegiatan pelayanan di jemaat. Pelayanan adalah pekerjaan atau fungsi
melayani yang berkontribusi untuk kesejahteraan orang lain, suatu bentuk yang
diikuti dalam ibadat, tindakan yang membantu, fasilitas yang menyediakan
pemeliharaan dan perbaikan. 14
2.1.5 Keterlibatan dalam Penginjilan atau Bersaksi
Setiap umat percaya adalah agen Tuhan untuk mencapai tujuan-Nya, yakni
menyampaikan kabar Injil kepada semua bangsa, suku dan bahasa yang ada di
seluruh penjuru dunia ini. (Mrk 16:15-16; Mat. 24:14).Tugas misi penginjilan adalah
adalah tanggung jawab setiap orang percaya. Wiersbe mengatakan bahwa setiap kali
kita dipakai Tuhan untuk menolong membawa jiwa yang terhilang kepada Kristus,
maka kita mengalami sukacita yang indah, dan saudara-saudara dalam keluarga
Allah akan turut bersukacita sebab demikian pulalah yang sedang terjadi di Sorga.15
Keterlibatan dalam penginjilan merupakan unsur penting bagi pertumbuhan
iman.Itu ibarat olah raga bagi kesehatan tubuh.Sebagaimana olah raga sangat penting
bagi kesehatan jasmani, demikianlah keterlibatan dalam penginjilan atau bersaksi
merupakan unsur penting bagi kesehatan rohani dan pertumbuhan iman.
2.2 Peran Pendeta Jemaat dalam Mempertuhkan Iman Warga Jemaat
14Soanes, C., & Stevenson, A. (2004).Concise Oxford English dictionary
(11th ed.). Oxford: Oxford University Press.
15Warren W. Wiersbe, Teguh DidalamKristus (Bandung: Penerbit kalam
Hidup, 1989), 30.
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
12
Pendeta jemaat adalah seorang yang telah ditetapkan Allah untuk
memelihara, memperhatikan, mengasihi dan memberikan hidupnya bagi kawanan
domba, yaitu para anggota jemaat. Tugas dari seorang pendeta jemaat adalah
sebagai: administrator, evangelist, preacher, priest, shepherd, promoter, dan public
relation.16Sementara Martin, G. Carlos menyatakan bahwa peran utama dari seorang
pendeta, adalah sebagai evangelist, shepherd, administrator, organisator, preacher,
priest, theologian, dan sebagai teacher.17 Dari semua tugas dan peran seorang
pendeta jemaat, penulis membatasi hanya akan membahas tiga, yakni: Pendeta
jemaat sebagai Gembala Sidang (shepherd), sebagai Imam (priest) atau pemimpin
rohani, dan pendeta jemaat sebagai Pelatih atau trainer.
2.1.1 Pendeta sebagai Gembala Jemaat
Pendeta sebagai seorang gembala jemaat memiliki peran penting untuk
memelihara anggota jemaat, menaruh perhatian pada semua hal yang menyangkut
kesejahteraan kawanan domba, memberi makan, membimbing dan membela mereka.
Ia akan melengkapi dirinya dengan kebijaksanaan yang besar, dan akan menyatakan
pertimbangan yang lembut terhadap semua orang, terutama bagi yang ditimpa
pencobaan, yang tertindas dan yang tawar hati.
Pendeta jemaat sebagai Gembala Sidang harus berupaya melaksanakan peran
yang maksimal terhadap warga jemaat, yakni:
16 John Rhodes, Success Secrets for Pastors, Review and Herald Graphics:
Hagerstown, Maryland 21740),3-4. 17 Carlos Martin, Pastoral Ministry, AIIAS, Philippines, 1997), 61-62.
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
13
1. Memberikan kepada warga jemaat pelayanan yang memuaskan, sehingga
anggota-anggota jemaat tidak merasa berkekurangan dalam kebutuhan
makanan rohani mereka.18
2. Memberikan makanan sehat yang menyuburkan melalui khotbah-khotbah
yang menyentuh hati, dan mengungkapkan kebenaran rohani yang selalu
baru sehingga domba-domba itu tidak pergi kepada gembala yang lain atau
pindah ke jemaat lain.19
3. Mengunjungi dan menyertai warga jemaat dalam setiap permasalahan hidup
dan mampu memberikan solusi dalam setiap permasalahan mereka. Yang
hilang dicari, yang tersesat dibawa pulang dan yang luka diobati serta yang
gemuk dan kuat akan dilindungi (Yehezkiel 34:16, Matius 18:12-14).
4. Memelihara dan melindungi kawanan domba gembalaannya. Pendeta sebagai
seorang gembala jemaat, harus mengunjungi anggota jemaatnya yang sakit,
memberikan nasehat kepada anggota jemaat, dan membawa mereka ke dalam
kebenaran.20
2.1.2 Pendeta Sebagai Pemimpin Rohani
Pertumbuhan iman warga jemaat sangat dipengaruhi oleh pendeta jemaat
sebagai pemimpin rohani dan gaya kepemimpinan yang diterapkannya. Gaya
kepemimpinan yang diterapkan Pendeta jemaat akan mentransfer nilai-nilai rohani
dan semangat misi kepada anggota jemaat.
18Aritonang Urbanus, Gembala Sebagai Guru, (Bandung: Universitas
Advent Indonesia, 2000), 1. 19Ibid, 2-3.
20Carlos Martin, Pastoral Ministry, AIIAS, Philippines, 1997), 62.
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
14
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh yang
konstruktif kepada orang lain untuk melakukan satu usaha kooperatif mencapai
tujuan yang sudah dicanangkan. Maka pendeta jemaat sebagai pemimpin rohani
harus mahir melaksanakan kepemimpinannya jika dia ingin sukses dalam
melaksnaakan tugas dan perannya.
Setiap pendeta jemaat harus berusaha menerapkan gaya kepemimpinan
Yesus. Kepemimpinan Yesus memberikan nuansa yang sungguh sangat berbeda
dengan konsep kepemimpinan yang pernah ada di dunia ini.Ia berkata, “Kamu tahu,
bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan
pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah
demikian di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” Mat. 2:20:25-26.
Gaya kepemimpinan yang patut diterapkan pendeta jemaat adalah gaya
kepemimpinan Kristus, yakni servant leadership. Gaya kepemimpinan servant
leadership mencakup semua kriteria yang baik yang disarankan oleh para ahli.
Setidaknya ada sepuluh kriteria kepemimpinan melayani yang perlu diterapkan
pendeta jemaat dalam melaksanakan perannya sebagai imam atau pemimpin rohani,
yakni: mengenal Allah secara pribadi, suka melayani, memiliki kasih,
suka berdoa, memiliki visi, bisa menguasai diri, memiliki kerinduan untuk terus
bertumbuh, mampu memberdayakan anggota jemaat, bisa mempengaruhi bawahan
untuk mencapai tujuan bersama, dan memiliki roh pengorbanan diri.
2.1.3. Pendeta Sebagai Pelatih
Pendeta memiliki tugas dan peran sebagai pelatih. “Seorang pelatih adalah
seorang jenderal yang memberi perintah kepada seluruh pasukannya.Ia harus
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
15
menginvestigasi kesiapan dari pasukannya secara regular.21Pelatihan adalah unsur
penting bagi kesuksesan gereja dalam mencapai misinya.Untuk itu adalah penting
bagi setiap pendeta jemaat untuk melatih dan melibatkan warga jemaat dalam
pekerjaan pemberitaan Injil. Sebagaima Kwon & Hutabarat menekankan bahwa
sebuah organisasi tanpa anggota yang terlatih dan berserah tidaklah berguna. Untuk
itu, pelatihan adalah kunci menuju sukses dari setiap organisasi.22
Setiap gereja harus menjadi tempat pelatihan bagi pekerja-pekerja Kristen.
Para anggota harus diajar cara untuk mengajar Alkitab, cara untuk memimpin
danmengajar Sekolah Sabat, cara terbaik untuk menolong orang miskin, dan merawat
orang sakit, dan cara untuk bekerja bagi orang-orang yang belum bertobat.”23
Pendeta jemaat bertanggungjawab melatih warga jemaat untuk melakukan
tugas-tugas di jemaat, untuk berkhotbah, mengajar Alkitab, memimpin acara-acara
di jemaat, bahkan mereka perlu dilatih dan dilibatkan dalam pekerjaan penginjilan
kepada masyarakat sekitar gereja.Peran Pendeta jemaat adalah untuk
memperlengkapi orang-orang kudus untuk pekerjaan pelayanan (Efesus 4:11).
III. METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Penelitian deskriptif dalam penulisan disertasi ini menggunakan metode survei,
yakni dengan membagikan kuesioner kepada responden, penelitian kepustakaan,
dan menganalisa data yang ada. Metode penelitian deskriptif analisis yang
21Manbok Kwon dan Hutabarat, Penginjilan Sel Hidup yang Berhasil,
(Bandung: IPH, 2010), 103. 22 Manbok Kwon dan Hutabarat, Penginjilan Sel Hidup yang Berhasil,
(Bandung: IPH, 2010), 97. 23Ibid.
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
16
digunakan dalam studi ini difokuskan untuk mengetahui “Pengaruh peran Pendeta
Jemaat untuk meningkatkan iman warga jemaat antardenominasi di Kota
Pematangsiantar.”
3.1 Populasidan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah para pendeta jemaat
antardenominasi di kota Pematangsiantar yang menggembalakan jemaat pada
saat ini berjumlah 105 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah perwakilan
para pendeta jemaat antardenominasi di kota Pematangsiantar. Pedoman
pengambilan sampel didasarkan pada pedoman umum yang dikutip Sasmoko
dari teori Kricie Morgan: “Jika populasinya diatas 200 responden maka harus
mengambil sampel sebanyak minimal 20% dari populasi.24Berdasarkan
ketentuan ini peneliti mengambil sampel 38 % dari total jumlah 105 pendeta
aktif yang melayani di antar denominasi Kristen di Pematangsiantar, yakni 40
orang (lihat tabel 3.1).
Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
No Nama Gereja (Antardenominasi) di Kota
Pematangsiantar
Jumlah Populasi (Pendeta)
Jumlah Sampel
(Responden)
Jumlah Anggota Jemaat (jiwa)
1. HKBP 10 3 58. 854 2. GKPI 8 2 14.261 3. GKII 2 - 408 4. Gereja Pentakosta
Indonesia 3 2 989
5. HKI 8 3 10.531 6. GKPS 8 2 15.865 7. Gereja Pentakosta 9 1 2.143 8. GPDI 10 6 2.459
24E. Sasmoko, Bahan Kuliah “Metode Penelitian dan Measurement
Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan di Tanah Toraja” (2006), 256.
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
17
9. BNKP 2 1 898 10. Gereja Bethel 1 - 143 11. GKPB 1 - 143 12. GKPPD 1 1 186 13. Gereja Oikumene 2 - 500 14. Bala Keselamatan 1 - 110 15. GKKD 1 - 175 16. GPT.Kristus Iman Agung 1 - 325 17. GMAHK 4 3 1.315 18. GBI 10 3 2.696 19. Gereja Methodist 3 1 4.427 20. Gereja Presbiterian 1 1 340 21. Gereja Kalam Kudus 1 1 2400 22. GPIB 1 1 144 23. Gereja Penyebaran Injil 2 2 749 24. GBIS 1 1 256 25. ONKP 1 - 678 26. Gereja Tabernakel 1 - 326 27. HKIP 2 1 465 28. GKPA 1 - 312 29. GSJA 2 1 422 30. GKI 2 - 709 31. GMB 1 1 287 32. GBKP 1 1 320 33. GBIP 1 - 287 34. GPIN (Gereja Protestan
Injili Nusantara) 1 1 25
35. GEPKIN 1 1 180 Total = 105 40 124.328
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi atau tempat penelitian adalah Gereja Kristen Protestan
Antardenominasi yang ada di kota Pematangsiantar. Penelitian dilakukan sejak bulan
Januari 2019 hingga Juni 2020.
3.3 Variabel Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif memiliki dua
variable.Variabel bebas terdiri dari peran pendeta jemaat (X), dan
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
18
Pertumbuhan Iman warga Jemaat Antardenominasi di Kota Pematangsiantar
(Y). Variabel X yakni: Peran Pendeta jemaat di Jemaat diukur dengan
indikator-indikator:
1. Peran Pendeta sebagai Gembala Jemaat terdiri dari item 1-7.
2. Peran Pendeta sebagai Pemimpin Rohani mencakup item 8-14.
3. Peran Pendeta sebagai Pelatih mencakup item 15-21.
Variabel Y yakni pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi
diukur dengan indikator-indikator:
1. Pentingnya doa dan belajar Alkitab untuk pertumbuhan iman
mencakup item 22 – 28.
2. Pentingnya menghadiri-kegiatan-kegiatan ibadah untuk
pertumbuhan iman warga jemaat mencakup item 29 – 35.
3. Pentingnya terlibat aktif dalam kegiatan pelayanan di jemaat, kegiatan
menginjil dan bersaksi untuk pertumbuhan iman. 36 – 42.
Alat pengumpul data yang dibutuhkan untuk memperoleh data
berupa kuesioner secara tertutup yang terdiri dari lima opsi alternatif jawaban
dengan menggunakan skala Likert 1 sampai 5 yang dimodifikasi skala sikap
dengan menghilangkan pernyataan negatif, dengan kinerja ditunjukkan pada
tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Penetapan Skor Jawaban Angket Skala Likert
No Nilai Kriteria Tanggapan 1 5 Sangat baik/tinggi Sangat Sering Dilakukan 2 4 Baik/tinggi Sering Dilakukan
3 3 Cukup Kadang-Kadang
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
19
4 2 Tidak baik/rendah Jarang Dilakukan 5 1 Sangat tidak baik/sangat
rendah Tidak Pernah Dilakukan
3.4 Pengajuan Hipotesis
Pertumbuhan iman warga jemaat tidak terlepas dari peran pendeta jemaat.
Pengaruh positif implementasi peran pendeta jemaat, sangat diharapkan untuk
pertumbuhan iman yang optimal dari warga jemaat. Semakin setia pendeta jemaat
melaksanakan perannya, maka akan semakin tinggi pertumbuhan iman warga
jemaat.
Untuk pengujian hipotesis yang telah diajukan atau untuk mengetahui
pengaruh peran pendeta jemaat (X) terhadap pertumbuhan iman warga jemaat
Antardenominasi di kota Pematangsiantar (Y) dengan menggunakan analisis regresi
sederhana. Pelaksanaan uji hipotesis ini dilakukan degan bantuan program SPSS
Windows Versi 22.
Berdasarkan kajian tersebut di atas, maka hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut: Ada pengaruh peran pendeta jemaat (X)
terhadap pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di kota Pematangsiantar
(Y). Pengujian hipotesis menggunakan bantuan software computer program SPSS
versi 22. Selanjutnya dilakukan analisis regresi.
3.5 Rancangan Penafsiran
Berdasarkan kriteria koefisien korelasi bahwa:
1. Jika nilai r semakin mendekati nol atau r = 0, berarti tidak ada pengaruh
implementasi peran pendeta jemaat, tugas panggilan gereja, dan pendidikan
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
20
agama Kristen di gereja terhadap pertumbuhan iman warga jemaat
antardenominasi di kota Pematangsiantar.
2. Jika r > 0, berarti ada pengaruh yang positif, sehingga dapat dikatakan bahwa
ada pengaruh implementasi peran pendeta jemaat, tugas panggilan gereja,
dan pendidikan agama Kristen di Gereja terhadap pertumbuhan iman warga
jemaat antardenominasi di kota Pematangsiantar.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Berdasarkan data yang diperoleh, deskripsi data latar belakang jenis
kelamin adalah sebagai berikut: jenis kelamin laki-laki 36 orang (90%) dan jenis
kelamin perempuan 4 orang (10%). Deskripsi data latar belakang status kependetaan
adalah: Pendeta Muda 9 orang (22,5%) dan pendeta senior 31 orang (77,5%).
Deskripsi data latar belakang jenis usia adalah: responden berusia 26-35 tahun
sebanyak 5 orang (12,5%), responden berusia 36-45 tahun sebanyak 13 orang
(32,5%), responden berusia 46-55 tahun berjumlah 10 orang (25%), dan responden
berusia 56 tahun lebih berjumlah 12 orang (30%). Deskripsi data latar belakang
status responden adalah: responden yang belum menikah sebanyak 3 orang (7,5%),
dan yang sudah menikah sebanyak 37 orang (92,5%). Deskripsi data latar belakang
pendidikan adalah: responden yang berpendidikan SMA sebanyak 3 orang (7,5%),
sarjana (S1) sebanyak 23 orang (57,5%), magister (S2) sebanyak 24 orang (35%),
dan responden yang berpendidikan doktoral (S3) tidak ada. Responden berdasarkan
masa pelayanan: yang melayani 1-10 tahun sebanyak 13 orang (32,5%), 11-20 tahun
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
21
sebanyak 12 orang (30%), 21-30 tahun sebanyak 9 orang (22,5%), 31-40 tahun
sebanyak 5 orang (12,5%), dan yang melayani > 40 tahun sebanyak 1 orang (2,5%).
4.2 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada 40 orang
responden, yakni para pendeta yang menggembalakan jemaat antardenominasi di
kota Pematangsiantar diperoleh data sebagai berikut (lihat tabel 4.1).
Tabel 4.1 Peran Pendeta Jemaat untuk Meningkatkan Iman Warga Jemaat
Antardenominasi di Kota Pematangsiantar
No. “PERAN PENDETA JEMAAT UNTUK MENINGKATKAN IMAN
WARGA JEMAAT ANTARDENOMINASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR“
TPD (%)
JD (%)
KK (%)
SD (%)
SSD (%)
A. Peran Pendeta Sebagai Gembala Jemaat (Indikator 1) 1. Pendeta memberikan perhatian penuh kepada kawanan domba gembalaan
(anggota jemaat) 0 0 7,5 30 62,5
2. Pendeta memberi makan kawanan domba (anggota jemaat) dengan pemberitaan firman Tuhan yang mengenyangkan dan bergizi.
0 0 0 32,5 67,5
3. Pendeta mengajarkan firman Tuhan dengan penuh kesabaran untuk mendewasakan iman jemaat dan untuk melindungi jemaat dari pengajaran yang menyimpang.
0 0 0 40 60
4. Pendeta m elakukan perlawatan pastoral kepada setiap anggota jemaat tanpa memandang bulu dan pilih kasih.
0 0 5 45 50
5. Pendeta memberikan pelayanan pastoral bagi orang-orang muda dan anggota jemaat yang baru bergabung.
0 0 15 50 35
6. Pendeta memberikan pelayanan khusus bagi orang sakit dan berduka 0 0 0 40 60 7. Pendeta memberikan pelayanan khusus bagi anggota jemaat Lansia 0 2,5 27,5 47,5 22,5
B. Peran Pendeta Sebagai Pemimpin Rohani (Indikator 2) 8. Pendeta memimpin jemaat bukan dengan otoriter, melainkan dengan
kerendahan hati, kebaikan dan kasih. 0 0 2,5 25 72,5
9. Pendeta membangun iklim kepemimpinan rohani melalui kepemimpinan berdoa dan berhubungan dengan Allah.
0 0 2,5 37,5 60
10. Pendeta memiliki visi, misi, arah tujuan yang benar dan perencanaan yang jelas untuk dicapai oleh jemaat.
0 0 2,5 42,5 55
11. Pendeta mengorganiser, mengelola, mendelegasikan tanggungjawab dan mengatur segala bidang pelayanan di jemaat dengan baik, tertib dan teratur.
0 0 2,5 42,5 55
12. Pendeta memberikan pengaruh yang meyakinkan bagi anggota jemaat melalui Integritas, cerdas, rajin, bersemangat dan bijaksana.
0 0 0 47,5 52,5
13. Pendeta memilih para pemimpin departemen pelayanan di jemaat dengan cermat dan di bawah tuntunan Roh Kudus.
2,5 0 5 47,5 45
14. Pendeta bekerja melalui komite jemaat untuk melaksanakan program pelayanan jemaat dan untk membangun tubuh Kristus.
2,5 0 5 45 47,5
C. Peran Pendeta Sebagai Pelatih (Indikator 3) 15. Pendeta bertanggungjawab untuk melatih anggota jemaat dalam tugas-
tugas pelayanan di jemaat, di luar jemaat, maupun tugas penginjilan. 0 2,5 12,5 57,5 27,5
16. Pendeta berusaha menggali talenta dan karunia rohani yang diberikan Roh 0 7,5 15 47,5 30
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
22
Kudus kepada setiap anggota jemaat untuk dimanfaatkan dalam pelayanan. 17. Pendeta melatih anggota jemaat untuk mengembangkan talenta dan karunia
rohani mereka untuk pelayanan di jemaat maupun di luar jemaat. 0 0 22,5 50 27,5
18. Pendeta mendelegasikan tugas-tugas pelayanan di jemaat maupun di luar jemaat kepada anggota jemaat
7,5 5 7,5 47,5 2,5
19. Pendeta membentuk suatu pasukan pengerja (tim pelayan jemaat) yang siap untuk melayani di jemaat maupun di luar jemaat.
5 5 5 55 30
20. Pendeta berusaha merencanakan pekerjaan pelayanan bagi setiap anggota jemaat.
0 0 17,5 40 42,5
21. Pendeta berusaha memotivasi anggota jemaat dan menjadi contoh dalam kegiatan penginjilan maupun kegiatan bersaksi.
0 2,5 2,5 57,5 37,5
4.3 Pembahasan
Berikut ini dijelaskan hasil uji hipotesisPengaruh Peran Pendeta Jemaat (X)
Terhadap Pertumbuhan Iman (Y):
Besarnya koefisien korelasi (ry1) antara variabel Peran Pendeta Jemaat (X)
terhadap Pertumbuhan Iman (Y) sebesar 0,566 dengan memiliki hubungan positif.
Besarnya koefisien determinasi varians sebesar 0,320 yang berarti bahwa variabel
Peran Pendeta Jemaat (X) memberikan kontribusi terhadap Pertumbuhan Iman (Y)
sebesar 32%. Berdasarkan pengujian signifikansi dengan uji t diperoleh koefisien
sebesar 4,232 dengan P-value sebesar 0,000 yang berarti sangat signifikan pada taraf
signifikansi α<0,01. Jadi disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
sangat signifikan antara variabel Peran Pendeta Jemaat (X1) terhadap Pertumbuhan
Iman (Y) dimana rhitung > rtabel yaitu 0,566> 0,31225 pada α<0,01, dan sig hitung
0,000 < 0,01. Untuk dapat memprediksi besarnya kontribusi variabel Peran Pendeta
Jemaat (X1) terhadap Pertumbuhan Iman (Y), diperoleh persamaan regresi Y =
28,978 + 0,643X1 serta koefisien Fhitung sebesar 17,911 dan P-value sebesar 0,000.
Hasil ini menunjukkan bahwa persamaan regresi tersebut sangat signifikan atau
sangat berarti sehingga dapat digunakan untuk prediksi. Persamaan Y = 28,978 +
25Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), 402
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
23
0,643X1 memiliki makna bahwa apabila Peran Pendeta Jemaat (X) diperbaiki satu
unit program maka Pertumbuhan Iman (Y) akan meningkat sebesar 0,643 pada
konstanta 28,978 (Lampiran 29). Berikut tabel jumlah program perbaikan variabel
Peran Pendeta Jemaat (X) terhadap terbentuknya variabel Pertumbuhan Iman
(Y)dapat kita lihat melalui tabel 4.2.
Tabel 4.2 Jumlah Program Perbaikan Variabel Peran Pendeta Jemaat (X)
terhadap terbentuknya variabel Pertumbuhan Iman (Y) Peningkatan skor rata-rata Variabel Peran Pendeta Jemaat (X) melalui
satu Progam perbaikan
Hasil perbaikan Variabel Peran Pendeta Jemaat (X) terhadap peningkatan Variabel
Pertumbuhan Iman (Y)
1 0,643
2 1,286
3 1,929
4 2,572
5 3,215
6 3,858
7 4,501
8 5,144
9 5,787
10 6,43
11 7,073
12 7,716
13 8,359
14 9,002
15 9,645
16 10,288
17 10,931
18 11,574
19 12,217
20 12,86
21 13,503
22 14,146
23 14,789
24 15,432
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara
25
Berikut adalah gambar sumbangan Variabel Peran Pendeta Jemaat (X
terhadap terbentuknya Variabel Pertumbuhan Iman (Y) adalah sebagai berikut:
Jumlah Program Perbaikan terhadap Variabel Peran Pendeta Jemaat (X) dan Dampaknya
Pembahasan ini untuk mengetahui
independen dengan variabel dependen.
Pertumbuhan Iman (Y) berada dalam taraf signifikan.Terbukti dengan persamaan
regressi Y = 28,978 + 0,643
serta P-value = 0,000 pada α < 0,001. Jadi hipotesis terbukti.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa
Pertumbuhan Iman (Y) dapat dipengaruhi oleh Peran Pendeta Jemaat (X).
Berdasarkan hasil uji hipotesis, menunjukkan hubungan Peran Pendeta Jemaat (X)
dengan Pertumbuhan Iman (Y) digambar
28,978 + 0,643X.. Artinya setiap satu unit perbaikan Peran Pendeta Jemaat
Pertumbuhan Iman (Y) warga jemaat antardenominasi di Kota Pematangsiantar
naik sebesar 0,643 kali dari kondisi sekarang denga
0
5
10
15
20
25
1 3 5 7 9 11
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
24
16,075
Berikut adalah gambar sumbangan Variabel Peran Pendeta Jemaat (X
terbentuknya Variabel Pertumbuhan Iman (Y) adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3.10 Jumlah Program Perbaikan terhadap Variabel Peran Pendeta Jemaat (X) dan Dampaknya
terhadap Pertumbuhan Iman (Y)
Pembahasan ini untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Pengaruh Peran Pendeta Jemaat (X) terhadap
Pertumbuhan Iman (Y) berada dalam taraf signifikan.Terbukti dengan persamaan
643X dengan R = 0,566, t test = 4,232 dan F hitung
= 0,000 pada α < 0,001. Jadi hipotesis terbukti.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa
Pertumbuhan Iman (Y) dapat dipengaruhi oleh Peran Pendeta Jemaat (X).
Berdasarkan hasil uji hipotesis, menunjukkan hubungan Peran Pendeta Jemaat (X)
dengan Pertumbuhan Iman (Y) digambarkan melalui persamaan regressi linear Y =
Artinya setiap satu unit perbaikan Peran Pendeta Jemaat
warga jemaat antardenominasi di Kota Pematangsiantar
kali dari kondisi sekarang dengan konstanta 28,978. Untuk itu
13 15 17 19 21 23 25
Peningkatan skor rata-rata Variabel Peran Pendeta Jemaat (X1) melalui satu Progam perbaikan
Hasil perbaikan Variabel Peran Pendeta Jemaat (X1) terhadap peningkatan Variabel Pertumbuhan Iman (Y)
Vol.VIII no. 1, 2020
Berikut adalah gambar sumbangan Variabel Peran Pendeta Jemaat (X1)
terbentuknya Variabel Pertumbuhan Iman (Y) adalah sebagai berikut:
Jumlah Program Perbaikan terhadap Variabel Peran Pendeta Jemaat (X) dan Dampaknya
hubungan antara variabel
Pengaruh Peran Pendeta Jemaat (X) terhadap
Pertumbuhan Iman (Y) berada dalam taraf signifikan.Terbukti dengan persamaan
ung = 17,911
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa
Pertumbuhan Iman (Y) dapat dipengaruhi oleh Peran Pendeta Jemaat (X).
Berdasarkan hasil uji hipotesis, menunjukkan hubungan Peran Pendeta Jemaat (X)
kan melalui persamaan regressi linear Y =
Artinya setiap satu unit perbaikan Peran Pendeta Jemaat (X) maka
warga jemaat antardenominasi di Kota Pematangsiantar akan
. Untuk itu
rata Variabel Peran Pendeta Jemaat (X1) melalui satu
Hasil perbaikan Variabel Peran Pendeta Jemaat (X1)
Variabel Pertumbuhan Iman
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
25
perlu meningkatkan kualitas Peran Pendeta Jemaatterutama sebagai Gembala jemaat,
Pemimpin rohani, dan sebagai Pelatih untuk meningkatkan Pertumbuhan Iman warga
jemaat di gereja masing-masing.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Proses penulisan penelitian ini diakhiri dengan bab penutup yang berisi
kesimpulan-kesimpulan teoritis maupun praktis, implikasi serta saran-saran yang
berhubungan dengan hasil temuan penelitian di lapangan.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada bab-bab sebelumnya, khususnya dari hasil penelitian dan
pembahasan, maka peneliti memberikan kesimpulan terhadap penelitian tentang
“Pengaruh Implementasi Peran Pendeta Jemaat, Tugas Panggilan Gereja, dan
Pendidikan Agama Kristen di Gereja Terhadap Pertumbuhan Iman Warga Jemaat
Antardenominasi di Kota Pematangsiantar, sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa Pertumbuhan Iman
warga jemaat antar denominasi di kota Pematangsiantar (Y) dapat
dipengaruhi oleh Peran Pendeta Jemaat (X).
2. Pengaruh Peran Pendeta Jemaat (X) terhadap Pertumbuhan Iman (Y) berada
dalam taraf signifikan.
3. Besarnya pengaruh implementasi peran pendeta jemaat (X) terhadap
pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di kota Pematangsiantar
(Y) adalah sebesar 32%.
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
26
4. Hubungan Peran Pendeta Jemaat (X) dengan Pertumbuhan Iman warga
jemaat antardenominasi di kota Pematangsiantar (Y) digambarkan melalui
persamaan regressi linear Y = 28,978 + 0,643X., yakni setiap satu unit
perbaikan Peran Pendeta Jemaat (X) maka Pertumbuhan Iman (Y) warga
jemaat antardenominasi di Kota Pematangsiantar akan naik sebesar 0,643 kali
dari kondisi sekarang dengan konstanta 28,978.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di
Kota Pematangsiantar, sebaiknya pendeta jemaat melaksanakan kunjungan
perlawatan ke rumah anggota jemaat minimal 1 x sebulan untuk mendoakan,
memberikan dorongan, menasihati anggota jemaat masing-masing untuk
selalu berdoa, belajar Alkitab, dan rajin menghadiri kegiatan gereja dan
pertemuan-pertemuan ibadah.
2. Untuk keterlibatan anggota jemaat dalam pelayanan jemaat, penginjilan dan
bersaksi sebaiknya pendeta mengadakan pelatihan di jemaat secara
berkesinambungan hingga semua anggota jemaat aktif melayani, giat dalam
menginjil dan bersaksi.
3. Untuk meningkatkan iman warga jemaat antardenominasi di kota
Pematangsiantar, sebaiknya warga jemaat mau berkomitmen dan lebih
sungguh-sungguh untuk berdoa, belajar Alkitab, bersedia menerima pelatihan
dari pendeta jemaat untuk terlibat aktif dalam pekerjaan pelayanan di jemaat,
dan bersedia diutus untuk menginjil dan bersaksi.
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
27
4. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
Aritonang Urbanus, Gembala Sebagai Guru, Bandung: Universitas Advent
Indonesia, 2000.
Badan Pusat Statistik, Data Kependudukan, Kota Pematangsiantar Tahun 2018.
Badan Pusat Statistik, Data Pemeluk Agama, Kota Pematangsiantar 2018. Badan Pusat Statistik, Laporan Jumlah Peristiwa Kejahatan/Pelangaran
yang Dilaporkan dan Diselesaikan Menurut Jenis Kejahatan/ Pelanggaran tahun 2016, Pematangsiantar: Badan Pusat Statistik, 2017.
Kantor Bimas Kristen Protestan, Data Gereja Kristen Protestan,
Pematangsiantar, 2018.
Kwon, Manbok dan Hutabarat, Penginjilan Sel Hidup yang Berhasil,
Bandung: Indonesia Publishing House, 2010.
Martin, Carlos, Pastoral Ministry, AIIAS, Philippines, 1997. Neufeld, D. F., Seventh-day Adventist Encyclopedia. (Second revised
edition.). Commentary Reference Series. Hagerstown, MD: Review and Herald Publishing Association,1995.
Nichol, F. D. The Seventh-day Adventist Bible Commentary : The Holy Bible
with Exegetical and Expository Comment. Commentary Reference
Series (Ro 12:2). Washington, D.C.: Review and Herald Publishing
Association, 1978.
Rhodes, John, Success Secrets for Pastors, Review and Herald Graphics: Hagerstown, Maryland, 2000.
Sasmoko, E., Bahan Kuliah “Metode Penelitian dan Measurement
Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan di Tanah Toraja”, 2006.
Soanes, C., & Stevenson, A.,Concise Oxford English dictionary (11th ed.).
Oxford: Oxford University Press, 2004.
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
28
White, Ellen G., Rumah Tangga Advent, Bandung: Indonesia Publishing House, 1994.
____________, Gospel Workers, Bandung: Indonesia Publishing House, 1994.
____________, Education, Bandung: Indonesia Publishing House, 1997.
Wiersbe, Warren W, Teguh Didalam Kristus, Bandung: Penerbit Kalam
Hidup, 1989.
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020
29