Upload
satriomega
View
34
Download
5
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
1427274234126.855 JURNALSKRIPSI|NovaArumDaluAcademia.edu
http://www.academia.edu/3836410/JURNAL_SKRIPSI 1/12
JURNAL SKRIPSI
Log In Sign UpSearch...
https://www.academia.edu/signuphttps://www.academia.edu/https://www.academia.edu/login
1427274234351.782 JURNALSKRIPSI|NovaArumDaluAcademia.edu
http://www.academia.edu/3836410/JURNAL_SKRIPSI 2/12
1427274234419.282 JURNALSKRIPSI|NovaArumDaluAcademia.edu
http://www.academia.edu/3836410/JURNAL_SKRIPSI 3/12
2. Cara kerja penelitiana. Desain Formulasi Fast Disintegrating
Tablet Ranitidin Hidroklorida
Tabel I. Formula fast disintegrating tabletranitidin hidroklorida dengan
superdisintegran crosscarmellose
sodium dan crospovidone
Bahan (mg) FI FII FIII
Ranitidin HCl 84 84 84
Croscarmellose Na 12 7,5 3
Crospovidone 3 7,5 12
Mannitol 24 24 24
Avicel PH 102 24 24 24
Mg Stearat 1,5 1,5 1,5
Aerosil 1,5 1,5 1,5Keterangan :FI = Croscarmellose Na : Crospovidone (8:2%)
FII = Croscarmellose Na : Crospovidone (5:5%)
FII = Croscarmellose Na : Crospovidone (2:8%)
b.
Pembuatan campuran serbukPenyiapan bahan bahan yang akan
digunakan untuk pembuatan fast disintegrating
tablet ranitidin hidroklorida. Penimbangan
ranitidin hidroklorida, crosscarmellose sodium,
crospovidone, manitol, avicel PH 102,
magnesium stearat dan aerosil. Setelah semua
bahan ditimbang dilakukan pengayakan dengan
yang diperlukan hingga semua granul telah
melewati lubang corong. Sudut diam yang baik
antara 25-45o.
(3) Indeks pengetapanDihitung untuk mengetahui persentase
selisih volume granul tanpa dimampatkan
terhadap volume setelah pemampatan. Granul
dimasukkan ke dalam gelas ukur dan volumenya
dicatat (Vo), kemudian dilakukan pengetukan
dengan alat. %T harus
1427274234646.615 JURNALSKRIPSI|NovaArumDaluAcademia.edu
http://www.academia.edu/3836410/JURNAL_SKRIPSI 4/12
ayakan mesh 30. Kemudian semua bahan
dicampurkan hingga homogen kecuali
magnesium stearat dan aerosil. Dimasukkan
magnesium stearat dan aerosil ke dalam
campuran bahan (ranitidin hidroklorida,
crosscarmellose sodium, crospovidone, manitol,
avicel PH 102 dicampur hingga homogen.
c. Pemeriksaan Sifat Fisik Serbuk(1) Waktu alir
Serbuk dengan bobot 100 gram
ditempatkan dalam sebuah corong, kemudian
penutup corong dibuka. Dihitung waktu yang
dibutuhkan serbuk mengalir. Waktu alir
dikatakan baik jika 100 gram serbuk yang diuji
memiliki waktu alir 10 detik.
(2) Sudut diamSebanyak 100 g granul dimasukkan dalam
corong yang terdapat pada alat. Wadah
disiapkan untuk menampung granul pada bagian
bawah alat. Buka tutup corong sehingga granul
mulai meluncur melewati corong, dicatat waktu
single punch (Korsch / EK-0, Belin, Germany
e. Pemeriksaan Sifat Fisik FastDisintegrating Tablet
(1) Organoleptik TabletSepuluh tablet yang dihasilkan diamati
secara visual, homogenitas warna (baik dalam
satu tablet maupun antar tablet), bentuk tablet,
permukaan cacat atau tidak, harus noda atau bintik-bintik dan bau tablet.
(2) Keseragaman bobot tabletDiambil sebanyak 20 tablet kemudian
ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya.
Kemudian dihitung harga rata-rata (X),koefisien
variasi (CV) dan persen penyimpangan bobot.
Keseragman bobot memenuhi persyaratan jika
tidak ada dua tablet yang bobotnya menyimpang
7,5 % dan satu tablet 15% atau nilai CV
5%.
(3) Kekerasan tablet
Dilakukan uji kekerasan tablet satupersatu sampai 20 tablet dengan alathardness tester. Kekerasan tablet yang
diperkenankan adalah antara 1 sampai 4 kg(4) Kerapuhan tablet
Dua puluh tablet dibersihkan dari debu,
ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam alat
uji kerapuhan. Alat diputar pada kecepatan 25
rpm selama 4 menit dan alat tersebut akan
menjatuhkan tablet sejauh 6 inci setiap putaran.
Seluruh tablet dikeluarkan, dibersihkan dari
debu dan ditimbang kembali. Dihitung
kehilangan bobot dalam persentase. Persyaratan
uji adalah tidak boleh lebih kecil dari 1% dari
berat awal tablet uji
(5) Waktu pembasahanTablet fast disintegrating ditempatkandalam cawan petri dengan diameter 6,5 cm,
f. Penetapan Kadar
(1)Penentuan panjang gelombang maksimalranitidin hidroklorida dalam
Larutan baku dengan kadar 5,0; 7,5; 10; 15
dan 20 pm, diamati serapannya pada panjang
gelombang 200-400 ppm menggunakan
spektrofotometer UV-Vis (Carry 50
(2) Pembuatan kurva bakuDibuat larutan 1000 ppm dengan
menimbang 100 mg ranitidin hidroklorida dalam
labu takar 100 ml. Dari larutan 1000 ppm dibuat
larutan 100 ppm dengan menggambil 10 ml
filtrat dimasukkan dalam labu takar 100 ml.
Kemudian dari larutan 100 ppm dibuat masing-
masing seri kadar 20, 15, 10, 7,5 dan 5,0 ppm,
lalu dibaca serapannya pada panjang gelombang
maksimum.
(3) Penetapan kadar zat aktif
1427274234752.834 JURNALSKRIPSI|NovaArumDaluAcademia.edu
http://www.academia.edu/3836410/JURNAL_SKRIPSI 5/12
dalam cawan petri dengan diameter 6,5 cm,
tambahkan air 10 ml dan catat waktu untuk
pembasahan
(6) Waktu hancurBejana diisi dengan air suling bersuhu 36-
38oC, dan volume diatur sedemikian rupa,
sehingga pada kedudukan tertinggi kawat kasa
tepat berada di atas permukaan air dan pada
kedudukan terendah mulut keranjang tepat di
permukaan air. Enam buah tablet dimasukkan
satu per satu ke dalam masing-masing
keranjang, kemudian keranjang diturunnaikkan
secara teratur 30 kali tiap menit. Tablet
dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet
yang tertinggal di atas kasa
(7) Waktu disolusiMedium disolusi (aquadest) diisikan ke
dalam tabung disolusi sebanyak 900 ml, pada
suhu 370,5oC. Masukkan satu tablet pada
masing-masing tabung disolusi, kemudian
jalankan alat uji disolusi metode paddle dengan
kecepatan pengadukan dan lama pengujian
disesuaikan dengan ketentuan pada zat aktif
yang ada dalam Farmakope Indonesia.Pengambilan sampel 5 ml dilakukan pada selang
wkatu tertentu. Setiap pengambilan sampel
diganti dengan media disolusi dengan volume
dan suhu yang sama.
(3) Penetapan kadar zat aktif
Dua puluh tablet ditimbang dan digerus.
Sejumlah serbuk ranitidin hidroklorida yang
setara denagn 84 mg ranitidin hidroklorida
dilarutkan dalam 100 ml aquadest, disaring,
diencerkan sesuai dan dianalisis untuk
kandungan obat pada 314nm menggunakan
spektrofotometer UV-Visible (Carry 50
B. HASIL DAN PEMBAHASAN1. Hasil Uji Sifat Fisik Serbuk Fast
Disintegrating Tablet Ranitidin
Hidroklorida
Uji sifat fisik dilakukan untukmendapatkan kriteria-kriteria fisik dari
campuran serbuk yang akan dibuat menjadibentuk sediaan fast disintegrating
(FDT). Kriteria-kriteria tersebut nantinya
akan menjadi patokan sifat fisik serbuk
ranitidin hidroklorida pada produksidisintegrating tablet(FDT) selanjutnya.
Tabel V. Data hasil uji sifat fisik massa tablet
FDT ranitidin hidroklorida
Sifat Fisik FI FII
Waktu Alir
(detik)
4,850,555 4,04 0,410
Sudut
Diam (o)
23,36 0,770 12,011,324
Indeks Tap
(%)
23,33 0,577 22,330,577 22,33 1,154
Keterangan :FI = Croscarmellose Na : Crospovidone (8:2%)
FII = Croscarmellose Na : Crospovidone (5:5%)
FII = Croscarmellose Na : Crospovidone (2:8%)
a. Waktu alirHasil uji waktu alir menunjukkan mudah
atau tidaknya granul mengalir dalam mesin
cetak tablet. Menurut US Pharmacopoeia(5) baik
buruknya waktu alir granul dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu ukuran granul, bentuk
granul, dan kelembapan relatif. Granul dengan
aliran granul yang kurang baik akan
menata diri dalam mengisi ruang antar partikel
dan dalam kondisi paling mampat, tanpa terjadi
perubahan bentuk partikelnya. pengetapan yang (% Tap) lebih besar
maka sifat alirnya tergolong kurang baik.
Sebaliknya, semakin kecil harga persen tapnya
maka sifat alirnya semakin baik
formula I, II, dan III memiliki T% 23,334%,
22,334,67%, 23,334%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa dari keempat formulasi
tersebut memiliki sifat alir yang cukup baik
(passable) dan menghasilkan karakteristik
pengompakkan yang diharapkan.
1427274234827.126 JURNALSKRIPSI|NovaArumDaluAcademia.edu
http://www.academia.edu/3836410/JURNAL_SKRIPSI 6/12
aliran granul yang kurang baik akan
menyebabkan aliran granul dari hopper ke
dalam die tidak sempurna, akibatnya bobot
tablet yang dihasilkan tidak konstan sehingga
akan berpengaruh pada keseragaman zat aktif.
Hasil pada FI 4,85 detik, FII 4,04 detik dan FIII
3,86 detik menunjukkan bahwa waktu alir yang
di dapat tiap formula baik, karena masuk ke
dalam range waktu alir yang disyaratkan untuk
granul yang baik yaitu 10g/dtk. Uji waktu alir
dilakukan untuk mengetahui serbuk memiliki
waktu alir yang baik atau tidak. Serbuk dengan
waktu alir yang tidak baik akan menyebabkan
aliran serbuk dari hopper kedalam die tidak
sempurna, akibatnya bobot tablet yang
dihasilkan tidak konstan sehingga berpengaruh
pada keseragaman bobot.
b. Sudut diamMenurut United State Pharmacopoeia(5),
suatu granul memiliki sudut istirahat yang
sangat baik jika nilai (sudut istirahat) kurang
dari 30 maka mengalir bebas (free flowing).
Ketiga formula memiliki sudut istirahat kurang
dari 30o sehingga dapat dikatakan serbuk massa
fast disintegrating tablet ranitidin hidroklorida
memiliki sifat alir yang baik dan memiliki sifat
mengalir bebas.
Hasil yang didapat pada FI 23,36o, FII
12,01o, dan FIII 27,89o masuk pada rentang
dimana kurang dari 30o.
c. Indeks pengetapanBesar kecilnya harga indeks pengetapan
ditentukan oleh kemampuan serbuk untuk
2. Sifat fisik fast disintegrating tabletranitidin hidroklorida
a). Organoleptis tabletSebagai pengenalan terhadap tablet maka
dilakukan pemeriksaan organoleptik terhadap
tablet. Pemeriksaan dilakukan dengan
indera untuk mendeskripsikan bentuk, warna
dan bau. Fast disintegrating tablet ranitidin
hidroklorida yang dihasilkan mempunyai
karakter fisik yang seragam yaitu berbentuk
bulat pipih tanpa retakan, dan berwarna
kekuningan, warna ini yang berasal dari serbuk
ranitidin hidroklorida yang cenderung kuning.
Bau dari tablet tetap berbau khas ranitidin
hidroklorida. Sebagai pengenalan awal terhadap
FDT ranitidin hidroklorida maka dilakukan
pemeriksaan organoleptik terhadap
Pemeriksaan ini dilakukan dengan melihat
bentuk, warna, dan bau dari FDT hidroklorida yang dihasilkan.
Tabel III.Data hasil uji organoleptik FDT
ranitidin hidroklorida
Parameter Hasil
Warna Putih kek
Bau Khas ra
Bentuk Pipih bu
retakan
Tabel IV. Sifat Fisik Fast Disintegrating Tablet
Ranitidin HidrokloridaSifat Fisik Formula I Formula II Formula III
Bobot tablet
(mg)
CV
148,900
0,912
0,612
147,550
0,945
0,640
149,550
1,234
0,825
yang didapatkan bahwa kekerasan yang paling
tinggi adalah formula I sebesar 3,27 0,313 kg,
sedangkan formula III 2,71 0,230 kg dankekerasan terendah terdapat pada formula II
yaitu sebesar 2,5 0,290 kg. Formula I tidak
sesuai dengan yang diharapkan, yaitu
seharusnya dikendalikan 3 kg untuk
1427274234951.237 JURNALSKRIPSI|NovaArumDaluAcademia.edu
http://www.academia.edu/3836410/JURNAL_SKRIPSI 7/12
Kekerasan (kg) 3,270
0,310
2,500
0,290
2,710
0,230
Kerapuhan (%) 0,190
0,051
0,319
0,084
0,110
0,052
Waktu
pembasahan
(detik)
22,620
3,050
26,980
7,932
18,52
3,452
Waktu hancur
(menit)
1,700
0,125
1,667
0,076
1,217
0,108
b). Keseragaman bobot
Keseragaman bobot ditujukan untuk
mengetahui bobot tablet yang seragam dan uji
ini dijadikan parameter produksi yang
merupakan pengukuran secara rutin untuk
mendapatkan bobot tablet yang diinginkan.Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasar
banyaknya penyimpangan bobot tablet rata-rata
yang masih diperbolehkan menurut persyaratan
yang ditentukan. Pada formula I, didapaatkan
nilai CV sebesar 0,612% dan bobot tablet 148,90
mg. pada formula II, didapatkan nilai CV
sebesar 0,640% dan bobot tablet 147,55 mg.pada formula III, didapatkan nilai CV sebesar
0,825% dan bobot tablet 149,55 mg. Dari tabel
diatas dapat disimpulkan bahwa antara ketiga
formula tersebut telah memenuhi persyaratan
dimana nilai CV tidak melebihi 5% (5%).
c). Kekerasan tablet
Kekerasan merupakan parameter yang
menggambarkan kekuatan tablet terhadap
goncangan mekanik. Tablet FDT ranitidin
hidroklorida memerlukan kekuatan mekanik
yang berarti dalam proses pembuatannya,
pengepakan, pendisitribusian, hingga
penyerahan ke konsumen. Kekerasan tablet
dipengaruhi oleh tekanan kompresi mesin
pencetak tablet, kompresibilitas bahan dan
penggunaan bahan pengikat. Kekerasan tablet
FDT dibuat lebih rendah dari tablet
konvensional biasa, kekerasan yang baik untuk
tablet FDT berkisar antara 0,1 - 3 kg(6). Hasil
seharusnya dikendalikan 3 kg untuk
menghindari pengaruh perbedaan kekerasan
tablet terhadap waktu hancur dan disolusi.
Gambar 1.Profil kekerasan fast disintegrating
tablet berdasarkan pendekatan
simplex lattice design
Berdasarkan persamaan pendekatan SLD
(tabel IX) yaitu 0,03300A + 0,02700B -
0,00020AB menunjukkan terdapat interaksi
antara kedua kombinasi croscarmellose sodiumdan crospovidone. Secara teori
memiliki sifat kompresibilitas dan sifat alir
serbuk yang baik, serta ketika kelembapan (%
RH) meningkat maka persen absorpsi air jugaakan meningkat, sehingga menimbulkan ikatan
yang lebih kuat antar partikelnya secara
signifikan(7). Namun, dikarenakan pada formula
I kekerasan tablet tidak dikendalikan, maka
croscarmellose sodium
kekerasan tablet.
d). Kerapuhan tablet
Uji kerapuhan ini bertujuan untuk
mengetahui kerapuhan dari tablet FDT ranitidin
hidroklorida sehingga dapat diketahui
kemampuan tablet dalam menahan guncangan
tanpa hancur selama proses manufaktur,
pengemasan, pengiriman, dan penggunaan
konsumen. Jika nilai kekerasan tablet tinggi
maka ikatan antar partikel akan kuat sehinggakerapuhan tablet akan rendah(7). Menurut
State Pharmacopoeia(5), tablet yang baik
memiliki kerapuhan kurang dari 1%. Dari hasil
penelitian diperoleh kerapuhan
1427274235033.324 JURNALSKRIPSI|NovaArumDaluAcademia.edu
http://www.academia.edu/3836410/JURNAL_SKRIPSI 8/12
formula I sebesar 0,19 %, formula II sebesar
0,32 %, formula III sebesar 0,11 %. Dari data
tersebut, kerapuhan tablet mempunyai nilaidibawah 1%, sehingga dapat dikatakan ketiga
formula memiliki nilai kerapuhan yang
memenuhi persyaratan yang baik.
Gambar 2. Profil kerapuhan fast disintegrating
tablet berdasarkan pendekatan
simplex lattice design
Berdasarkan pendekatan SLD, y =
0,00200A + 0,00100B + 0,00007AB. Terdapat
interaksi antara croscarmellose sodium dan
crospovidone, namun sama sama memberikan
nilai positif yang kecil pada kerapuhan tablet.
Respon yang dimunculkan pada tingkat
kerapuhan tertinggi terdapat pada formula II.
Secara teori ketika suatu bahan memiliki daya
ikat yang baik, maka akan menghasilkan bentuk
tablet yang kompak. Crospovidone diketahuicenderung memiliki daya ikat yang baik, namun
ketika kadarnya sama dengan croscarmellose
sodium yang daya ikatnya kurang, akan
menyebabkan peningkatan nilai kerapuhan
tablet.
e). Waktu Hancur
Dari hasil uji waktu hancur tablet diperoleh
waktu hancur formula I 1,70 menit, formula II
1,67 menit dan formula III 1,22 menit. Ketiga
formula tersebut masuk ke dalam rentang waktu
hancur tablet menurut European
Pharmacopoeia, dimana waktu hancur untuk
fast disintegrating tablet maksimal adalah 3
menit(8).
Gambar 3. Profil waktu hancur fast
disintegrating tabletberdasarkan pendekatan
simplex lattice design
Persamaan pendekatan SLD yaitu
0,01700A + 0,01200B + 0,00008
menunjukkan bahwa croscarmellose sodium
crospovidone dapat meningkatkan waktu hancur
tablet. Kombinasi dari kedua bahan tersebut juga
menunjukkan adanya interaksi
meningkatkan waktu hancur namun sangat kecil
efek yang didapatkan. Croscarmellose sodiumdapat meningkatkan waktu hancur lebih lama
dibandingkan dengan crospovidone
keduanya antara lain wicking dan
Namun secara teori diketahui
crospovidone juga memiliki
menyerap air dan mengembang namun tidak
membentuk jel, sehingga hal inilah yang dapat
mempercepat waktu hancur.
f). Waktu Pembasahan
Waktu pembasahan memiliki hubungan erat
dengan struktur bagian dalam tablet dan
hidrofilisitas dari eksipien. Diketahui bahwa
ukuran pori-pori menjadi lebih kecil dan waktupembasahan meningkat dengan
gaya tekan atau penurunan porositas. Terdapat
hubungan linear antara waktu pembasahan dan
waktu hancur tablet. Tujuan dari uji
adalah mengetahui seberapa cepat air akan
terserap kedalam tablet, sehingga waktu
pembasahan merupakan langkah penting
proses disintegrasi secara langsung.
1427274235116.559 JURNALSKRIPSI|NovaArumDaluAcademia.edu
http://www.academia.edu/3836410/JURNAL_SKRIPSI 9/12
Gambar 4. Profil waktu pembasahan fastdisintegrating tablet berdasarkan
pendekatan simplex lattice design
Pendekatan persamaan SLD yaitu 0,22600A
+ 0,18500B + 0,00257AB, dimana menunjukkan
adanya interaksi positif dari masing-masing
superdisintegran dalam meningkatkan waktu
pembasahan. Waktu pembasahan tercepat terjadipada formula III dimana komposisi
croscarmellose sodium : crospovidone (2% :
8%).
Mekanisme crospovidone secara cepat
menunjukkan aktifitas kapiler yang tinggi dankapasitas hidrasi (3). Ukuran partikel yang besar
menunjukkan disintegrasi lebih cepat
dibandingkan dengan partikel yang lebih kecil.
Crospovidone memiliki ukuran partikel lebihbesar dibandingkan dengan croscarmellose
sodium. Sehingga diketahui bahwa waktu
pembasahan yang dihasilkan pada formula III
lebih cepat dibanding dengan formula I yang
kandungan croscarmellose sodium :
crospovidone (8% : 2%). Waktu pembasahan
pada penelitian masuk pada rentang waktu yang
dibutuhkan, sehingga sesuai dengan waktu yang
dibutuhkan untuk tablet hancur bila tetap
bergerak di lidah.
g). Disolusi Tablet
Tujuan dari uji disolusi ini adalah
penggambaran pelepasan obat secara in vitro
(tidak langsung). Faktor-faktor yang
mempengaruhi waktu larut tablet adalahdiameter, ketebalan, porositas tablet dan adanya
bahan penghancur dari superdisintegran. Dari
hasil penelitian waktu disolusi formula I adalah
84,73%, formula II 82,44, dan formula III
88,13%. Hasil ini diketahui masuk dalam
persyaratan menurut US Pharmacopoeia(5) yang
ranitidin hidroklorida yang terdisolusi tidak
kurang dari 80%.
Gambar 5. Profil waktu disolusi pada t = 45
menit fast disintegrating tablet
berdasarkan pendekatan simplex
lattice design
Pendekatan persamaan SLD yaitu
0,79100A + 0,80800B - 0,00163AB. Diketahui
bahwa crospovidone lebih menunjukkan nilai
positif dalam meningkatkan % disolusi.
dikarenakan tekanan sifat dari kompresi yang
diberikan, higroskopisitas dan kekerasan tablet
biasanya memberikan sedikit efek
disintegrasi tablet. Ukuran partikel juga dapat
mempengaruhi waktu disolusinya, dimana
semakin besar luas permukaan partikel, akancenderung membuat permukaannya cepat
berinteraksi dengan media
menyerap air).
3. Penetapan Kadara). Penentuan panjang gelombang maksimal
ranitidin hidroklorida dalam aquadest
Penetapan panjang gelombang
menggunakan spektrometri UV penting
dilakukan untuk menganalisis secara kuantitatif
dan mengetahui persentase kadar dari ranitidin
hidroklorida. Larutan ranitidin hidroklorida
memiliki serapan maksimum pada panjang
gelombang 314 nm.
Dari penelitian ini dihasilkan panjang
gelombang maksimum dari ranitidinhidroklorida dalam medium aquadest adalah 314
nm. Hasil penentuan panjang gelombang ini
digunakan untuk pembuatan kurva baku dan
penetapan kadar ranitidin hidroklorida
disolusi.
1427274235208.768 JURNALSKRIPSI|NovaArumDaluAcademia.edu
http://www.academia.edu/3836410/JURNAL_SKRIPSI 10/12
persyaratan menurut US Pharmacopoeia(5) yang
menyatakan bahwa dalam waktu 45 menit
1427274235250.576 JURNALSKRIPSI|NovaArumDaluAcademia.edu
http://www.academia.edu/3836410/JURNAL_SKRIPSI 11/12
Nova Arum Dalu top 2% 5,310 Info Uploaded by
http://uii.academia.edu/NovaArumDalu
1427274235366.061 JURNALSKRIPSI|NovaArumDaluAcademia.edu
http://www.academia.edu/3836410/JURNAL_SKRIPSI 12/12
Job Board About Press Blog Stories Terms Privacy Copyright We're Hiring! Help Center
Academia 2015
http://www.academia.edu/privacyhttp://www.academia.edu/hiringhttp://www.academia.edu/abouthttps://medium.com/@academiahttp://www.academia.edu/Jobshttp://www.academia.edu/presshttp://www.academia.edu/storieshttp://www.academia.edu/termshttp://support.academia.edu/http://www.academia.edu/copyright