17

Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92
Page 2: Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92

Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92 77

Journal homepage: https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID

Etnomedisin Tumbuhan Obat oleh Subetnis Batak Phakpak di Desa SurungMersada, Kabupaten Phakpak Bharat, Sumatera Utara

Ethnomedicine of Medicinal Plants By Batak Phakpak Subethnicin The Surung Mersada Village, Phakpak Bharat District, North Sumatera

Marina Silalahi1*), Nisyawati2, Eko Baroto Walujo3, Wendy Mustaqim2

1Program Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kristen Indonesia,Jakarta2Departemen Biologi, FMIPA Universitas Indonesia

3Divisi Botani, LIPI, Cibinong, Bogor*E-mail: [email protected]

ABSTRACTThe research was conducted the ethnomedicine of medicinal plants by ethnic Batak Phakpak, inthe Phakpak Bharat District, North Sumatra. The research was conducted by ethnobotany approachthrough semi-structured interview. A total of 39 respondents consisting of 7 key informants and 32general respondents were interviewed. The data obtained were analyzed using values of use values(UV) and cultural index significance (ICS). The sub-ethnic of Batak Phakpak in Surung Mersadavillage have been used 128 species belonging 102 genera and 51 families to cure the 24 types ofdiseases. Asteraceae, Zingiberaceae, Euphorbiaceae, Fabaceae, Solanaceae, and Rutaceae are thefamilies with the highest number of species, 12, 8, 8, 8, 7 and 6 species respectively. UV ofmedicinal plants utilized by Phakpak Batak sub-ethnic is 0.25-3.97, while ICS value is 3-150. Thebark of Bischofia javanica as a cholesterol drug and the leaves of Sauralia pendula as ahypertension drug arethe plants that have the potential to be developed commercially, so its takeresearch of the secondary metabolites and bioassay.

Keywords: Bischofia javanica, Sauralia pendula, use values, cultural significance index

PENDAHULUAN

Penelitian pemanfaatan tumbuhan sebagaibahan obat sejalan dengan peradaban manusiadan terus dikembangkan hingga saat ini.Berbagai metode yang digunakan dalampenelitian tumbuhan obat antara lain melaluipendekatan etnobotani atau etnomedisin,skrining senyawa fitokimia, maupunpendekatan taksonomi (Martin, 1985).Pendekatan etnomedisin merupakan carapenelitian yang efektif dari segi waktu danbiaya untuk mendapatkan senyawa obat baru(Fabricant & Farnsworth, 2001; Purwanto,2002). Hal tersebut mengakibatkan penelitianetnomedisin terus dilakukan diberbagai daerahtermasuk Indonesia.

Etnomedisin merupakan studi tentangpresepsi dan konsepsi masyarakat lokal dalammemahami kesehatan atau studi yangmempelajari sistem medis etnis tradisional(Bhasin, 2007; Daval, 2009) yang dilakukanmelalui pendekatan emik dan pendekatanilmiah (Walujo, 2009). Penelitian pemanfaatantumbuhan obat pada berbagai masyarakat(cross-cultural studies) dapat digunakan untukmenemukan obat maupun senyawa bioaktif(Saslis- Lagoudakis et al., 2011). Faktor yang

mempengaruhi masyarakat dalammemanfaatkan tumbuhan obat diantaranyakhasiat (pharmacological effectiveness),ketersediaan, bahasa, budaya, dan hubungansosial (Menendez-Baceta et al., 2015). Apabilakhasiat tumbuhan obat secara tradisionaldinyatakan sama oleh berbagai etnismenunjukkan senyawa bioaktif yang dimilikitumbuhan tersebut memiliki khasiat sepertiyang dinyatakan oleh masyarakat lokal(Heinrich et al., 1998; Leporatti & Ghedira,2009).

Penelitian etnobotani dan etnomedisin diIndonesia telah banyak dilakukan, namunsebagian besar terpusat di Pulau Jawa danPulau Bali, sedangkan pulau lainnya masihterbatas termasuk pulau Sumatera. PulauSumatera merupakan pulau terbesar ke-enam didunia dan di dalamnya terdapat sekitar 10.000spesies tumbuhan (Anwar et al., 1984) dandihuni sedikitnya 80 etnis. Etnis Batakmerupakan salah satu etnis indegenous di pulauSumatra yang sebagian besar bermukim diSumatera Utara. Etnis Batak terdiri dari 5subetnis yaitu Karo, Phakpak, Simalungun,Toba, dan Angkola-Mandailing (Bangun,2010). Subetnis Batak Phakpak merupakansubetnis Batak dengan daerah induk di daerah

Page 3: Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92

78 Etnomedisin Tumbuhan Obat oleh Subetnis Batak … (Silalahi, dkk)

Kabupaten Phakpak Baharat dan KabupatenDairi Sumatera Utara (Bangun, 2010), yangsampai saat ini masih memanfaatkan tumbuhandalam pengobatan.

Pendokumentasian pengetahuan lokal dapatdilakukan dengan penelitian etnobotani. Datayang diperoleh dapat dianalisis secara kualitatifmaupun kuantitatif. Analisis hasil penelitianetnobotani secara kuantitatif yang banyakdigunakan seperti index cultural significance(ICS), use value (UV) (Ong & Kim, 2014:Sujarwo & Cuneva, 2016) untukmengungkapkan potensi pengembangantumbuhan obat maupun konservasinya. Metodekuantitatif tersebut telah digunakan untuktanaman pangan (Pieroni, 2001; Sujarwo &Cuneva, 2016), tanaman bernilai ekonomi dantanaman obat (Silalahi et al., 2015). Nilaikuantitatif dari penelitian etnobotani, untukmenentukan nilai kepentingan atau seberapapenting tumbuhan tersebut pada masyarakatlokal (Ong & Kim, 2014; Sujarwo & Cuneva,2016).

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanpenelitian pengetahuan lokal pemanfaatantumbuhan obat pada subetnis Batak Phakpak,Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk(1) mendokumentasikan tumbuhan obat yangdimanfaatkan oleh sub-etnis Batak Phakpaksebagai obat; (2) mengetahui use value (UV)dan indeks cultural significance (ICS)tumbuhan obat.

METODELokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di Desa Surung Mersada,Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Phakpak Bharat,Sumatera Utara,yang terletak pada 02o 39’ 65’’ LUdan 098o15’ 33’’ BT (Gambar 1). Desa ini memilikiluas 4,5 km2 (450 ha)berada pada ketinggian 400 -600 m dpl, dengan 45 km dari ibukota KabupatenPhakpak Bharat. Penduduknya lebih dari 90%merupakan subetnis Batak Phakpak dan sisanya sub-etnis Batak Simalungun dan Toba. Matapencaharian utama masyarakat lokal lebih dari 95%adalah petani campuran karet (Hevea brasiliensis)dan kemenyan (Styrax spp.).

RespondenResponden dalam penelitian ini sebanyak 39 orangmeliputi informan kunci (7 orang) dan respondenumum (32 orang) berumur 30-82 tahun. Informankunci terdiri atas kepala desa (1 orang), sekretarisdesa (1 orang), ketua adat (1 orang), dan pengobattradisional (4 orang). Responden umum ditentukanmelalui teknik purposive sampling dan snowballsampling. Kriteria yang digunakan untuk memilihresponden adalah masyarakat lokal yang masih

memanfaatkan tumbuhan obat, telah berumur di atas30 tahun, telah berumah tangga, dan bersediadiwawancarai. Wawancara dilakukan secarasemiterstruktur dan observasi parsipatif meliputijenis tumbuhan obat, bagian yang dimanfaatkan,cara pemanfaatan, dan sumber perolehan. Jelajahbebas juga dilakukan di pekarangan, kebun danagrofores, serta hutan untuk membuat voucherspesimen (spesimen bukti) tumbuhan obat yangdigunakan. Jelajah bebas merupakan eksplorasitumbuhan obat di seluruh lokasi yang diyakiniditemukan tumbuhan obat. Identifikasi voucherspesimen pertama sekali dikonfirmasi pada ahlitaksonomi di Universitas Indonesia, Depok danHerbarium Bogoriense lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia (LIPI) di Cibinong, Indonesia. Verifikasinama ilmiah dilakukan secara online pada lamanwww.The Plantlist, 2017.

Analisis DataAnalisis data dilakukan secara kualitatif dankuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan secaradeskriptif tentang pengetahuan lokal subetnis Batakdalam memanfaatkan tumbuhan obat. Analisiskuantitatif menggunakan analisis yang digunakandalam penelitian etnobotani meliputi nilai use value(UV) dan index cultural significance (ICS).Use value (UV) setiap jenis dihitung berdasarkanrumus (Phillips & Gentry, 1993).

UV = ∑Ui/NKeterangan Ui : manfaat yang disebutkan informan i

N : jumlah informanIndex cultural significance (ICS) dihitungberdasarkan persamaan yang diperkenalkan(Turner, 1988; Pieroni, 2001).

ICS=∑(qie)niKeterangan q : nilai kualitas

i : nilai intensitase : nilai ekslusivitasn : jumlah manfaat.

HASIL DAN PEMBAHASANKeanekaragaan Tumbuhan Obat yangDimanfaatkan oleh Subetnis Batak Phakpak

Subetnis Batak Phakpak di Desa SurungMersada sedikitnya memanfaatkan 128 spesiestumbuhan obat, yang berasal dari 102 genusdan 51 famili (Tabel 1). Sebanyak 89 spesiesatau lebih dari 65% tumbuhan obat yangdimanfaatkan hanya berasal dari 16 famili,sedangkan siasanya (35 famili) hanya diwakili1-2 spesies saja. Asteraceae, Zingiberaceae,Euphorbiaceae, Fabaceae, Solanaceae, danRutaceae merupakan famili dengan jumlahspesies terbanyak yaitu 12, 8, 8, 8, 7 dan 6spesies secara berturut-turut (Gambar 2).Klasifikasi tumbuhan sampai tingkat familimerupakan faktor penting untuk menentukankegunaan spesies tumbuhan pada masayarakatlokal (Thomas et al., 2009).

Page 4: Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92

Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92 79

Journal homepage: https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID

Jumlah spesies tumbuhan bermanfaat obatdalam penelitian ini lebih sedikit dibandingkandengan subetnis Batak Simalungun (Silalahi etal., 2015) dan subetnis Batak Karo (Silalahi etal., 2013; Purba et al., 2016). Pemanfaatantumbuhan obat oleh masyarakat lokaldipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranyakhasiat dan ketersediaan, bahasa, hubungansosial masyarakat (Menendez-Baceta et al.,2015), sejarah kebudayaan, pemahaman

(Leonti & Casu, 2013), keyakinan dankepercayaan (Pieroni & Quave, 2005; Pieroniet al., 2011; Rexhepi et al., 2013) masyarakatlokal. Tumbuhan obat yang mudah didapatkandan tersedia banyak lebih sering digunakan(Lucena et al., 2007), namun hal yang berbedadinyatakan oleh Guèze et al., (2014) bahwafaktor utama yang mempengaruhi pemanfaatantumbuhan oleh masyarakat lokal adalah tujuanpemanfaatannya.

Gambar 1. Lokasi penelitian Desa Surung Mersada, Kabupaten Phakpak Barat, Sumatera Utara.

Gambar 2. Famili tumbuhan obat dengan jumlah spesies terbanyak yang dimanfaatkan olehsubetnis Batak Phakpak di Desa Surung Mersada, Sumatera Utara

AsteraceaeZingiberaceae

EuphorbiaceaeFabaceae

SolanaceaeRutaceaePoaceae

ArecaceaeLamiaceaeMalvaceae

CucurbitaceaeLiliaceae

MyrtaceaeRosaceae

AraceaeUrticaceae

Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92 79

Journal homepage: https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID

Jumlah spesies tumbuhan bermanfaat obatdalam penelitian ini lebih sedikit dibandingkandengan subetnis Batak Simalungun (Silalahi etal., 2015) dan subetnis Batak Karo (Silalahi etal., 2013; Purba et al., 2016). Pemanfaatantumbuhan obat oleh masyarakat lokaldipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranyakhasiat dan ketersediaan, bahasa, hubungansosial masyarakat (Menendez-Baceta et al.,2015), sejarah kebudayaan, pemahaman

(Leonti & Casu, 2013), keyakinan dankepercayaan (Pieroni & Quave, 2005; Pieroniet al., 2011; Rexhepi et al., 2013) masyarakatlokal. Tumbuhan obat yang mudah didapatkandan tersedia banyak lebih sering digunakan(Lucena et al., 2007), namun hal yang berbedadinyatakan oleh Guèze et al., (2014) bahwafaktor utama yang mempengaruhi pemanfaatantumbuhan oleh masyarakat lokal adalah tujuanpemanfaatannya.

Gambar 1. Lokasi penelitian Desa Surung Mersada, Kabupaten Phakpak Barat, Sumatera Utara.

Gambar 2. Famili tumbuhan obat dengan jumlah spesies terbanyak yang dimanfaatkan olehsubetnis Batak Phakpak di Desa Surung Mersada, Sumatera Utara

12888

76

5444

333333

75

76

43

54

333

23

122

0 5 10

AsteraceaeZingiberaceae

EuphorbiaceaeFabaceae

SolanaceaeRutaceaePoaceae

ArecaceaeLamiaceaeMalvaceae

CucurbitaceaeLiliaceae

MyrtaceaeRosaceae

AraceaeUrticaceae

Jumlah genus

Jumlah spesies

Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92 79

Journal homepage: https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID

Jumlah spesies tumbuhan bermanfaat obatdalam penelitian ini lebih sedikit dibandingkandengan subetnis Batak Simalungun (Silalahi etal., 2015) dan subetnis Batak Karo (Silalahi etal., 2013; Purba et al., 2016). Pemanfaatantumbuhan obat oleh masyarakat lokaldipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranyakhasiat dan ketersediaan, bahasa, hubungansosial masyarakat (Menendez-Baceta et al.,2015), sejarah kebudayaan, pemahaman

(Leonti & Casu, 2013), keyakinan dankepercayaan (Pieroni & Quave, 2005; Pieroniet al., 2011; Rexhepi et al., 2013) masyarakatlokal. Tumbuhan obat yang mudah didapatkandan tersedia banyak lebih sering digunakan(Lucena et al., 2007), namun hal yang berbedadinyatakan oleh Guèze et al., (2014) bahwafaktor utama yang mempengaruhi pemanfaatantumbuhan oleh masyarakat lokal adalah tujuanpemanfaatannya.

Gambar 1. Lokasi penelitian Desa Surung Mersada, Kabupaten Phakpak Barat, Sumatera Utara.

Gambar 2. Famili tumbuhan obat dengan jumlah spesies terbanyak yang dimanfaatkan olehsubetnis Batak Phakpak di Desa Surung Mersada, Sumatera Utara

15

Jumlah genus

Jumlah spesies

Page 5: Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92

80 Etnomedisin Tumbuhan Obat oleh Subetnis Batak … (Silalahi, dkk)

Tabel 1. Tumbuhan obat, nilai ICS, dan UV yang dimanfaatkan oleh subetnis Batak Phakpak diDesa Surung Mersada, Sumatera Utara

Famili Nama Ilmiah Nama Lokal Bagianyangdimanfaatkan

Habitus Manfaat ICS UV

Achantaceae JusticiagendarussaBurm.f.

Sangkesempilit

Daun Perdu Demam,asma

45 0,74

Strobilanthescrispa Blume

Pijer keling Daun Perdu Sakit perut,luka

54 1,51

Amaryllidaceae

Crinumasiaticum L.

Empu-empu Umbi Herba keseleo 30 1,00

Apocynaceae Alstoniapneumatophora Baker exDen Berger

Geci Daun Pohon Sakit perut,maag

12 0,67

Dyeracostulata(Miq.) Hook.f.

Gapuk Getah Pohon Sakit perut,maag

27 0,72

Araceae Acoruscalamus L.

Jrango Batang Herba Demam,sakit perut,asma dankurang gizi

90 1,97

Colocasiaesculenta (L.)Schott

Langge Batang Herba Gatal 6 0,76

Colocasia sp. Sukat Batang Herba Gatal 3## 0,38Arecaceae Areca catechu

L.Pinang Akar,

buahPohon Gatal,

demam,oukup, luka,keseleo

84 2,81

Arengapinnata(Wurmb)Merr.

Pola Akar Pohon DiabetesMellitus

45 1,75

Cocos nuciferaL.

Neur Akar,buah

Herba Bisul,demam,oukup, sakitgigi, keseleo

87 2,50

Salaccazalacca (Gaertn.)Voss

Salak Buahmuda

Pohon Sakit perut,luka

36 1,05

Asteraceae Ageratumconyzoides (L.) L.

Gorat-gorat Daun Herba Luka, bisul 36 1,67

Bidenschinensis (L.)Willd.

Lesi-lesi Daun Herba Demam,hipertensi,kurang gizi

12 0,60

Blumeabalsamifera(L.) DC.

Galunggung Daun Herba Sakit perut,luka

54 1,34

Blumeachinensis (L.)DC.

Sibelkas Seluruhbagian

Herba Demam 3## 0,38

Page 6: Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92

Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92 81

Journal homepage: https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID

Blumea lacera(Burm.f.) DC.

Sirungkas Seluruhbagian

Herba Demam 3## 0,43

Blumea sp. Singgaren Seluruhbagian

Herba Demam,kurang gizi

4,5 0,43

Clibadiumsurinamense L.

Deka-deka Daun Perdu Luka, sakitperut

60 1,47

Dichrocephalaintegrifolia

Cileket babi Daun Herba Demam,asma

9 0,46

GynuracrepidioidesBenth.

Kambing-kambing

Daun Herba Luka, sakitperut

14 1,67

Gynura sp.1 Bindulang Daun Herba Sakit perut,asma

18 1,04

Gynura sp.2 Cilangkabe Daun Herba Demam,luka, asma,rematik

36 2,27

SpilanthesiabadicensisA.H. Moore

Sibancir Daun Herba Sakit gigi 18 1.41

Bombacaceae

Ceibapentandra (L.) Gaertn.

Kapas Daun Pohon Demam,asma

36 1,43

Duriozibethinus L.

Trutung Kulitbatang

Pohon Sakit perut 12 0,67

Balsaminaseae

ImpatienswallerianaHook.f.

Bunga pancur Bunga Herba Demam 24 0,75

Caricaceae CaricapapayaL.

Botik Daun,getah

Herba Malaria,sakit perut,sakit gigi

69 1,97

Campanulaceae

Isotomalongiflora

Daun katarak Bunga Herba Infeksimata

9 0,58

Convolvulaceae

Ipomea batatas Gadongenjolor

Daun Herba Terkilir,sakit maag,demam

63 1,43

Crassulaceae

Kalanchoepinnata (Lam.)Pers.

Dindingan Daun Herba Bisul,demam

30 0,92

Cucurbitaceae

Cucumissativus L.

Cimen atahan Buah Herba Demam,hipertensi

39 1,17

Lagenariasiceraria(Molina)Standl.

Tabu Buah Herba Maag, batuginjal,kurang giji

36 1,06

Sechiumedule(Jacq.) Sw.

Cimen jepang Buah Herba hipertensi 30 0,71

Cyatheaceae Cyathea sp. Tandiang Daun Pohon Demam,hypertensi,asma

27 1,05

Dilleniaceae Tetracerascandens (L.)Merr.

Andorpalastulan

Batang Herba Infeksi mata 9 0,92

Dioscoreaceae

Dioscoreaalata

Waren baliang Batang Herba Sakit perut 18 0,64

Dipterocarp Vaticapauciflo Raru Kulit Pohon 57 1,81

Page 7: Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92

82 Etnomedisin Tumbuhan Obat oleh Subetnis Batak … (Silalahi, dkk)

aceae ra Blume batangEuphorbiaceaeFabaceae

AglaiaargenteaBlume

Sibalik angin Daun Pohon Kurang gizi,guna-guna

9 0,55

Aleuritesmoluccanus(L.) Willd.

Keras Buah Pohon Bisul,demam,diabetes,mmag, sakitperut, luka,asma

132 3,72

BischofiajavanicaBlume

Cinkam Kulitbatang

Pohon Diabetesmelitus,kolesterol,sakit perut

75 1,55

Homalanthusgiganteus Zoll.& Moritz.

Dulpak Daun Pohon Gatal,demam

6 0,46

Manihotutilissima Pohl

Gadong hau Daun Perdu Luka 9 0,79

Phyllanthusniruri L.

Pedem-pedem Daun Herba Ganguanginjal

39 1,27

Phyllanthusurinaria L.

Sidukung anak Daun Herba Batu karang 18 0,75

Triadica sp. Waren gegeh Batang Herba Sakit perut,keseleo

36 0,60

Archidendronmicrocarpum(Benth.)I.C.Nielsen

Kabo Kulitbatang

Pohon Sakit perut,demam

9 0,93

Cassia alata L. Belinggang Daun Perdu Gatal, maag,sakit perut

27 1,43

Leucaenaleucocephala

Pote-pote Daun Pohon Sakit perut,luka

6 0,59

MimosapudicaL.

Cikerputjantan

Seluruhbagian

Herba Sakit perut,sakit gigi

9 0,97

Mimosa sp.1 Cikerputbetina

Seluruhbagian

Herba Diabetesmellitus

6 0,71

Mimosa sp.2 Parimbalang Daun Pohon Sakitkepala,demam

14 0,63

ParkiaspeciosaHassk.

Pote Daun Pohon Sakit perut 24 0,46

Pithecolobiumlobatum Benth.

Jering Kulitbuah

Pohon Sakit perut,luka

18 1,18

Gesneriaceae

AeschynanthussumatranusOhwi.

Raja bulung-bulung

Seluruhbagian

Herba Guna-guna,asma,tuberculosis

66 1,07

Gleicheniaceae

Gleichenialinearis (Burm.f.) C.B. Clarke

Sampilpil Daun Herba Demam 18 0,75

Lamiaceae Ocimumamericanum L.

Pane-pane Seluruhbagian

Herba Oukup,sakit perut,kurang giji

48 1,19

Page 8: Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92

Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92 83

Journal homepage: https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID

Ocimumbasilicum L.

Kumangi Seluruhbagian

Herba Kumangi,oukup

24 0,92

OrthosiphonstamineusBenth.

Gomis kucing Batang,daun

Herba Batu ginjal 24 0,87

Pogostemoncablin(Blanco)Benth.

Nilam Daun Herba Oukup, luka 63 1,76

Lauraceae Perseagratissima C.F.Gaertn.

Pokat Daun Pohon Asma, batukarang

18 0,63

Liliaceae Allium cepa L. Bawangmerah

Umbi Herba Demam,maag, sakitperut, luka

112 3,19

Allium sativumL.

Bawang putih Umbi Herba Diabetes,Maag, luka

95 2,31

Cordylinefructicosa (L.)A.Chev.

Silinjuang Daun Herba Demam 30 0,91

Loranthaceae

Loranthus sp. Sarindan kopi Seluruhbagian

Herba Tuberculosis, demam,batuk

24 1,01

Malvaceae Hibiscus rosa-sinensis L.

Barbarsema Daun Perdu Batu ginjal,malaria,demam

54 2,09

Hibiscussimilis Blume

Baru Akar Perdu Demam,patahtulang,hypertensi,batuk, luka

24 1,51

Sidarhombifolia L.

Sibaguri Batang,akar

Perdu Demam,sakit kepala,patahtulang,batuk, luka

48 1,30

Urena lobataL.

Sampelulut Bunga,akar

Perdu Luka, sakitperut

52 1,81

Melastomataceae

Allomarphiabullata (Griff.)Cogn.

Sampuladeleng

Daun Herba Demam,sakit kepala,tuberculosis

72 1,30

Clidemia hirta(L.) D. Don

Sampuladeleng

Daun Perdu Luka 72 1,42

MelastomasylvaticumSchltdl.

Sampula Daun Perdu Luka, sakitperut

72 1,81

Meliaceae LansiumdomesticumCorrea

Langsat Kulitbatang

Pohon Malaria,demam,sakit perut,diabetesmellitus

90 2,67

Marattiaceae Angiopterisevecta (G. Forst.)Hoffm

Engel-engel Daun Pohon Bisul,demam

24 0,84

Menispermiaceae

Tinospora sp. Waren balki Batang Herba Sakit perut,sakit kepala,

24 0,46

Page 9: Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92

84 Etnomedisin Tumbuhan Obat oleh Subetnis Batak … (Silalahi, dkk)

patah tulangMoraceae Artocarpus

heterophyllusLam.

Nangka Daun Pohon Sakit perut 6 0,75

Artocarpus sp. Ciporgat Buah Pohon Sakit perut,sakit gigi

18 1,13

Myrtaceae Eugeniaaromatic O.Berg

Cengkeh Daun Pohon Oukup,rematik

45 1,51

EugeniapolyanthaBarb. Rord.

Lemas Daun Pohon Demam,sakit kepala,sakit perut

42 1,43

Psidiumguajava L.

Dalima Daun Pohon Oukup,sakit perut

24 0,38

Musaseae Musaparadisiaca L.

Galuh sitabar Daun,getah

Herba Keseleo 60 1,79

Oxalidaceae Averrhoacarambola L.

Belimbing Bunga Pohon Hipertensi 9 1,62

Pandanaceae

PandanusamaryllifoliusRoxb.

Pandan Daun Herba Oukup 12 0,75

Piperaceae Peperomiatamentosa(Vahl) A. Dietr

Raja ipuh Daun Herba Sakit perut,luka

6 0,73

Piper betle L Gatap Daun Herba Sakit perut,luka, infeksimata, sakitgigih

109 3,18

Poaceae BambusavulgarisSchrad.

Buluh Akar Pohon Diabetesmellitus,luka, kuranggiji

30 1,15

Imperatacylindrica (L.)Raeusch.

Rih Akar Herba Gangguanginjal,sariawan

9 1,46

Cymbopogoncitratus (DC.)Staft

Sereh Batang Herba Oukup,sakit perut

36 1,51

Eleusine indica Padang teguh Seluruhbagian

Herba Keseleo/patah tulang

3## 0,34

Scleria laevisWilld.

Peria-ria Daun Herba Batu ginjal,malaria

4,5 0,43

Polypodiaceae

Platyceriumcoronarium(Mull.) Desv.

Peldang raja Daun Herba Demam,asma, patahtulang

12 0,81

Plassifloraceae

Adeniacordifolia(Blume) Engl.

Cemun bodat Buah Herba Asma,diabetesmellitus,hipertensi,gangguanginjal

18 0,96

Passifloraedulis

Warenmarkisah

Daun,batang

Herba Malaria 24 0,75

Rosaceae Rubus niveus Gagatanbiahat boru

Daun Herba Demam,maag, sakit

75 0,48

Page 10: Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92

Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92 85

Journal homepage: https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID

perut,aprosidiak,asma

Rubusmoluccanu auct.

Kupi-kupi Daun Herba Asma, sakitperut

18 1,22

RubuspyrifoliusHook.f. &Thomson exHook.f.

Sungsang dori Daun Herba Demam,maag, sakitperut, asma

4,5 0,64

Rubiaceae Uncariagambir(Hunter) Roxb.

Gambir Getah Perdu Gula, maag,sakit perut,asma

96 2,72

Rutaceae Citrusaurantiifolia(Christm.)Swingle

Rimo bunga Buah Pohon Mata,terkilir,oukup

63 1,44

Citrus hystrixDC.

Rimo mungkur Buah,daun

Pohon Demam,oukup

60 1,75

Citrus sp.1 Rimo kayu Buah Pohon Demam,oukup, asma

27 0,52

Citrus sp.2 Rimo kesumba Daun Pohon Demam,oukup

18 0,52

Clausenaexcavata

Cirik-cirikmanuak

Daun Perdu Gatal 3## 0,25**

Zanthoxylumacanthopodium

Tuba Buah Perdu Rematik,Asma

45 0,43

Sapindaceae Nepheliumlappaceum L.

Cimbubuken Kulitbatang,Daun

Perdu Malaria,demam,oukup, gula,sakit perut

96 2,19

Saurauiaceae

Saurauiapendula Blume

Endep Daun Pohon Asma,hipertensi

24 0,80

Simaroubaceae

Eurycomalongifolia Jack.

Tongkat ali Akar,daun

Pohon Aprosidiak,asmamalaria,demam

75 2,15

Solanaceae Capsicumfrutescens L.

Cina Daun Herba Bisul, sakitgigi

30 1,69

Nicotianatabacum L.

Isap Daun Herba Kurang giji,luka

36 1,39

Physalisangulata L.

Kurtak-kurtak Seluruhbagian

Herba Demam,asma,hipertensi

54 1,38

Solanum ferox Bungke pagit Daun,buah

Herba Sakit perut,luka

9 1,26

Solanummelongena L.

Tuyung Buah Perdu Hipertensi 9 0,62

Solanumnigrum L.

Leuh Daun Herba Sakit perut,luka

24 0,80

Solanumtorvum SW

Rimbang Buah Perdu Luka, sakitperut,gangguanmata

18 1,22

Page 11: Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92

86 Etnomedisin Tumbuhan Obat oleh Subetnis Batak … (Silalahi, dkk)

Keterangan: * nilai UV tertinggi; ** nilai UV terendah# nilai ICS tertinggi; ## nilai ICS terendah

Styraceae Styrax benzoinDryand.

Kemenjen Daun,getah

Pohon Obatdeman, luka

42 1,51

Theacea Rhodamnia sp. Baja Daun,getah

Pohon Maag, sakitperut, sakitgigi, luka

92 2,27

Urticaceae Elatostemasp.1

Kerih Daun Herba Demam 9 0,21

Elatostemasp.2

Komil Daun Herba Demam,luka

6 0,41

LeucosykecapipetalaWedd.

Ikan-ikan Daun Herba Demam,hipertensi,kurang gizi

30 0,75

Vitaceae Ampelocissusthyrsiflora(Blume)Planch

Gagatanbiahat

Daun Herba Approsidiak, sakit perut,maag

84 1,89

Ampelocissussp.

Napuranbiahat

Daun Herba Sakit perut,sakit kepala

45 0,85

Zingiberaceae

Alpiniagalangal L.(Willd.)

Lengkuas Rhizoma Herba Gatal,oukup, asma

63 1,67

CurcumaheyneanaValeton &Zijp.

Koning gajah Rhizoma Herba Demam,oukup,maag, gula,sakit kepala

92 2,81

Curcumalonga L.

Koning Rhizoma Herba Malaria,oukup,diabetes,maag, sakitperut, luka,sakit kepala,keseleo

150# 4,76

CurcumazanthorrhizaRoxb.

Temulawak Rhizoma Herba Oukup,maag, sakitperut,satmina

66 2,30

Etlingeraeliator (Jack.)R.M.Sm.

Cekala Rhizoma Herba Demam,oukup, batukarang

81 1,84

HedychiumcylindricumRidl.

Cekalakabang

Rhizoma Herba Asma 3## 0,30

Kaempferiagalangal L.

Keceur Rhizoma Herba Demam,oukup, gula,maag, sakitperut, luka,rematik

145 3,90*

ZingiberofficinaleRoscoe

Bahing Rhizoma Herba Demam,oukup, sakitperut, luka,stamina,asma

145 3,53

Page 12: Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92

Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92 87

Journal homepage: https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID

Gambar 3. Bagian tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh subetnis Batak Phakpak di DesaSurung Mersada, Sumatera Utara

Tumbuhan obat yang dimanfaatkan olehsub-etnis Batak Phakpak sebagian besar sudahdikenal secara umum seperti Acorus calamus,Areca catechu,Ageratum conyzoides, Blumeabalsamifera, Zingiber officinale, dan Curcumalonga. Pada penelitian etnomedisin, apabiladitemukan khasiat suatu tumbuhan obat samapada berbagai etnis atau kultur makakandungan senyawa bioaktifnya memilikikhasiat yang sama dengan yang dinyatakanoleh masayarakat lokal (Heinrich et al., 1998;Leporatti & Ghedira, 2009). Walaupundemikian Menendez-Baceta et al., (2015)menyatakan bahwa dalam pemanfaatantumbuhan obat pada berbagai pengobatantradisional sebagian berhubungan dengankandungan senyawa bioaktif pada tumbuhanobat, namun sebagian hanya berperan sebagaisimbol pada acara ritual pada prosespengobatan. Dalam penelitian ini, tumbuhanyang digunakan sebagai pelengkap ritual dalamproses pengobatan merupakan spesiestumbuhan yang digunakan untuk mengatasisemua jenis penyakit dan hanya digunakansebagai media. Citrus histryk pada etnis Batakmerupakan tumbuhan yang wajib dalam acararitual pengobatan (Silalahi et al., 2015).

Sebagian tumbuhan obat yang ditemukanmerupakan laporan baru seperti Dyeracostulata, Saurauia pendula, Bidens chinensis,Allomarphia bullata, Angiopteris evecta,Tetracera scandens, Bischofia javanica,Triadica sp., dan Aeschynanthus sumatranus.Daun Saurauia pendula dimanfaatkan untukmengatasi hipertensi dan asma. Daun Saurauia

pendula terlebih dahulu dikering-anginkankemudian direbus dan air hasil rebusandiminum. Air hasil rebusan daun Saurauiapendula mirip warna air “teh” komersial,sehingga sangat potensial dikembangkansebagai “teh” anti hipertensi. Untukpengembangannya perlu dilakukan penelitianlebih lanjut untuk menguji toksisitasnya.Munim dan Hanani (2011) menyatakan untukobat hipertensi dimanfaatkan ramuankombinasi dari tumbuhan yang memiliki sifat-sifat diuretik dan penenang.

Daun (68 spesies) merupakan bagian yangpaling banyak dimanfaatkan, diikuti denganbatang/kulit batang (19 spesies), buah (16spesies), dan semua bagian (11 spesies)(Gambar 3). Daun merupakan organ tumbuhanyang paling mudah diperoleh, sehinggamerupakan bagian yang paling sering dicobaoleh manusia khususnya pada daerah tropis.Johns et al. (1990) menyatakan bahwasebagian pemanfaatan tumbuhan obat olehmanusia diadaptasi dari perilaku hewanherbivora. Purba et al. (2016) menyatakanbahwa etnis Karo memanfaatkan ekstrakrumput dari rumen sapi sebagai bahan panganyang berkhasiat untuk menyehatkan. Umbi (3spesies) dan bunga (4 spesies) merupakanbagian tumbuhan yang paling sedikitdimanfaatkan. Hal tersebut berhubungandengan sebagian besar tumbuhan memilikibunga hanya pada waktu tertentu.

Tumbuhan obat yang ditemukan dalampenelitian ini dimanfaatkan untuk mengatasisebanyak 24 jenis penyakit. Sakit perut,

919 16

4

68

6 7 11 30

1020304050607080

∑ S

peci

es

Bagian Yang Dimanfaatkan

Page 13: Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92

88 Etnomedisin Tumbuhan Obat oleh Subetnis Batak … (Silalahi, dkk)

demam, luka, asma, dan oukup merupakanjenis penyakit yang memanfaatkan sebanyak50, 47, 32, 23, 21 spesies secara berurutan(Gambar 4). Acorus calamus, Blumeabalsamifera, Clibadium surinamense, Gynuracrepidioides, Durio zibethinus, dan Caricapapaya merupakan beberapa spesies yangdigunakan untuk mengatasi sakit perut.Masyarakat lokal memanfaatkan tumbuhanyang memiliki rasa pahit untuk mengatasi sakitperut. Silalahi (2014) menyatakan bahwagangguan saluran pencernaan merupakanpenyakit yang paling sering ditemukan padamasyarakat pedesaan, karena minimnya saranasanitasi yang dimiliki.

Tumbuhan yang memiliki rasa pahit danjuga memberi efek dingin digunakan untukmengatasi demam seperti: Blumea balsamifera,Blumea chinensis, Blumea lacera, Impatienswalleriana, Kalanchoe pinnata, Gleichenialinearis dan. Blumea balsamifera oleh etnisBali Aga dimanfaatkan sebagai bahan utamauntuk pembuatan loloh (minuman kesehatan)dan memiliki sifat antimikroba, antikanker, danantidiabetes (Sujarwo et al., 2015). Demammerupakan pertahanan alami tubuh terhadapagen infeksius atau jaringan yang rusak, yangdisebabkan dampak sekunder dari infeksi,kerusakan jaringan, pembengkakan, penolakantransplantasi, keganasan atau keadaanberpenyakit lainnya (Chattopadhyay et al,2005). Oleh karena itu tumbuhan yangdimanfaatkan sebagai obat demam memilikiaktivitas sebagai antimikroba.

Guna-guna, kolesterol, dan sariawanmerupakan penyakit yang hanya memanfaatkansatu jenis tumbuhan obat. Pemanfaatan kulitbatang Bischofia javanica sebagai obatkolesterol pada awalnya diadaptasi daripemanfaatannya sebagai bahan yang digunakan

dalam pewarna makanan khususnya dagingseperti halnya dengan subetnis BatakSimalungun (Silalahi et al., 2015). MasyarakatTamil memanfaatkan kulit batang Bischofiajavanica sebagai obat kelainan syaraf dengancara menempelkan ramuan kulit batang dibagian yang sakit (Ignachimutu et al., 2006).Daun Bischofia javanica sebagai obat diare(Harmida & Yuni, 2011), obat sakit gigi, sakitmata, diare, dan sebagai penyubur rambut(Indra et al., 2013). Variasi pemanfaatantumbuhan obat dipengaruhi oleh budayamasayarakat lokal (Menendez-Baceta et al.,2015). Untuk pengembangan Bischofiajavanica sebagai obat kolesterol perludilakukan uji bioaktivitasnya.

Oukup merupakan sauna tradisional bagietnis Batak Phakpak maupun etnis Batak Karo,yang digunakan untuk memulihkan staminapasca melahirkan. Tumbuhan yang digunakansebagai bahan oukup merupakan tumbuhanyang menghasilkan aroma khas ketika diremas.Sebagaian besar bahan oukup berasal darifamili Rutaceae (Citrus aurantiifolia, Citrushystrix dan Citrus spp.) dan familiZingiberaceae (Alpinia galangal, Curcumalonga, Etlingera eliator, dan Zingiberofficinale). Tumbuhan obat dari kedua sukutersebut menghasilkan aroma yang dikenalsebagai minyak essensial atau minyak volatilyang bersifat mudah menguap. Daun E. elatiordidominasi oleh mono dan sesquiterpenoids(Wong et al., 2010), yang memiliki sifat mudahmenguap (Zulak & Bohlmann, 2010), sehinggamenghasilkan aroma khas dan memberi efekrelaksasi. Pemanfaatan rhizoma sebagairamuan pasca melahirkan juga ditemukan padaetnis di Malaysia (Ibrahim et al., 2008) danMinahasa (Zumsteg & Weckerle, 2007).

Gambar 4. Penyakit dan jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh subetnis Batak

50 4732

23 21 18 14 12 12 10 9 8 8 7 7 6 5 5 4 3 3 1 1 10

102030405060

Saki

t Per

utD

emam

Luka

Asm

aO

ukup

Maa

gD

iabe

tes…

Kes

eleo

/pat

…H

iper

tens

iSa

kit G

inja

lK

uran

g G

izi

Saki

t Gig

iSa

kit K

epal

aG

atal

Mal

aria

Bis

ulA

ppro

sidi

akSa

kit M

ata

Rem

atik

Bat

ukTB

CG

una-

guna

Kol

este

rol

Saria

wan

∑ S

peci

es

Penyakit

Page 14: Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92

Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92 89

Journal homepage: https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID

Phakpak di Desa Surung Mersada, Sumatera Utara

Nilai UV dan ICS Tumbuhan ObatInformasi evaluasi dan nilai tumbuhan obatsecara kuantitatif yang diperoleh dari penelitianetnobotani berperan untuk pengembanganmenjadi obat komersial maupun untuk tujuankonservasi. Berdasarkan nilai kegunaan atauuse values (UV), tumbuhan obat yangdimanfaatkan subetnis Batak Phakpak sebesar0,25-3,90 (Tabel 1). Nilai UV tertinggi dimilikioleh Kaempferia galangal (3,90), diikuti olehAleurites moluccanus (3,72), dan Zingiberofficinale (3,53). Tumbuhan yang memilikinilai UV tinggi merupakan tumbuhan obatyang memiliki banyak khasiat dan dikenalioleh sebagian besar responden. Ketiga tanamanyang memiliki UV tertinggi merupakantumbuhan yang yang mudah ditemukan dilingkungan sekitar dan juga memiliki manfaatsebagai bumbu masak.

Tumbuhan obat yang memiliki nilai UVyang terendah adalah Clausena excavata(0,25), Eleusine indica (0,34), Psidium guajava(0,38), dan Scleria laevis (0,42). Tumbuhandengan nilai UV rendah merupakan tumbuanyang memiliki khasiat sedikit atau tidakdikenali oleh responden. Tiga dari empattumbuhan obat yang memiliki UV rendahmerupakan tumbuhan liar. Hasil penelitian iniberbeda dengan yang ditemukan oleh Ong &Kim (2014) pada ethnis di Filipina yangmenemukan bahwa Psidium guajavamerupakan tumbuhan obat yang memiliki nilaiUV paling tinggi.

Berdasarkan nilai ICS atau nilai kulturaltumbuhan obat dalam penelitian ini sebesar 3-150 (Tabel 1). Curcuma longa (150), Zingiberofficinale (145), Kaempferia galangal (145),Aleurites moluccanus (132), dan Allium cepa

(112) merupakan tumbuhan obat dengan nilaiICS tertinggi. Tumbuhan yang memiliki nilaiICS tinggi dalam penelitian ini merupakntumbuhan yang mudah ditemukan dilingkungan sekitar. Sebagai contoh Curcumalonga merpaka tumbuhan yang digunakansebagai salah bumbu utama masakan dalamkehidupan sehari-hari sehingga rhizomanyamudah ditemukan dalam di rumah maupunpekarangan sehingga mudah dikenalimasyarakat. Sujarwo & Caneva (2016)menemukan pada masyarakat Bali Aga bahwaArtocarpus heterophyllus, Lablab purpureus,dan Cinnamomum burmanni merupakantumbuhan dengan nilai kultural tertinggi.Perbedaan tersebut diduga karena adanyapersepsi tumbuhan yang berbeda pada jenistumbuhan pada masyarakat lokal (Ong danKim, 2014). Artocarpus heterophyllusmerupakan tanaman yang mudah ditemukan dipekarangan Bali Aga sedangkan dalampenelitian ini tanaman yang tersebut ditemukandi agrofores yang mengakibatkan aksesnyalebih sulit.

Eleusine indica, Clausena excavata,Colocasia sp., Blumea chinensis, dan Blumealacera merupakan tumbuhan obat dengan nilaiICS terendah yaitu sebesar tiga (3). Tumbuhanyang memiliki nilai ICS rendah merupakantumbuhan liar yang hanya dikenali olehsebgaian responden umum dan hanya dikenalioleh sebagian informan kunci khususnyapengobat tradisional serta jarang ditemukan dilingkungan sekitar. Sebagai contoh Clausenaexcavata hanya ditemukan di agrofores yangberdekatan dengan hutan. Bila dilihat lebihdetail sebagian besar tumbuhan yang memilikinilai ICS berbanding lurus dengan nilai UV.

Gambar 5. Kategori, nilai ICS dan jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan olehsubetnis Batak Phakpak di Desa Surung Mersada, Sumatera Utara

25 2737 33

6

010203040

0-10 (SangatRendah)

10-20(Rendah)

20-50(Sedang)

50-100(Tinggi)

>100 (SangatTinggi)

∑ S

peci

es

Kategori ICS

Page 15: Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92

90 Etnomedisin Tumbuhan Obat oleh Subetnis Batak … (Silalahi, dkk)

Nilai ICS tumbuhan obat dibedakanmenjadi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi,dan sangat tinggi (Turner, 1988). Berdasarkankategori nilai ICS tumbuhan obat yangdiperoleh dalam penelitian ini dikategorikanmenjadi sangat rendah (25 spesies), rendah (27spesies), sedang (37 spesies), tinggi (33spesies), dan sangat tinggi (6 spesies) (Gambar5). Hal tersebut menunjukkan secara kulturaltumbuhan obat yang digunakan oleh sub-etnisBatak Phakpak memiliki nilai kultural sedang.Bila dihubungkan dengan konservasi tumbuhanyang memiliki nilai ICS tinggi secara langsungatau tidak langsung akan dijaga olehmasyarakat kelestariannya

KESIMPULAN

Subetnis Batak Phakpak di desa SurungMersada memanfaatkan sebanyak 128 spesiestumbuhan obat, yang berasal dari 102 genusdan 51 famili untuk mengatasi 24 jenispenyakit. UV tumbuhan obat yangdimanfaatkan sub-etnis Batak Phakpak sebesar0,25-3,90, sedangkan nilai ICS sebesar 3-150.Kulit batang Bischofia javanica sebagai obatkolesterol dan daun Sauralia pendula sebagaiobat hipertensi merupakan tumbuhan yangberpotensi untuk dikembang secara komersial,sehingga diperlukan penelitian mengenaimetabolit sekundernya maupun bioassaynya.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, J, Damanik SJ, Hisyam N., & WhittenAJ. 1984. Ekologi Ekosistem Sumatera.Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Bangun, P. 2010. Kebudayaan Batak. Dalam:Koentjaraningrat. 2010. Manusia dankebudayaan di Indonesia. Djambatan,Jakarta: 94-117.

Bhasin, V. 2007. Medical Anthropology: areview. Ethno.Med. 1(1): 1-20.

Chattopadhyay, D, Arunachalam G, & GhoshL. 2005. Antipyretic Activity of Alstoniamacrophylla Wall ex A. DC: AnEthnomedicine of Andaman Islands. JPharm Pharm Sci. 8(3):558-64.

Daval, N. 2009. Consevation and Cultivationof Ethnomedicinal Plants in Jharkhand.Dalam: Trivedi, P.C. Medicinal plantsutilisation and conservation. AavishkarPublishers Distributor, Jaipur. India: 130-136.

Fabricant, DS & Farnsworth NR. 2001. TheValue of Plant Used Medicine for Drug

Discovery. Enviromental HealthPerspective, 109(1): 69-75.

Guèze, M, Luz AC, Paneque-Gálvez J, MacíaMJ, Orta-Martínez M, Pino J & Reyes-García V. 2014. Are Ecologically ImportantTree Species The Most Useful? A CaseStudy from Indigenous People in theBolivian Amazon. Economic Botany.68(1),1–15.

Harmida, S & Yuni VF. 2011. Studietnofitomedika di Desa Lawang AgungKecamatan Mulak Ulu Kabupaten LahatSumatera Selatan. Jurnal Penelitian Sain.14(1): 42-46.

Heinrich, M, Ankli A, Frel B, Weiman C &Sticher O. 1998. Medicinal Plant inMexico: Healers Consensus and CulturalImportance. Social Science Medicine.47(11): 1859-1891.

Ibrahim, H, Awang K, Ali NAM, Malek SNA,Jantan I & Syamsir DR. 2008. SelectedMalaysian Aromatic Plants and TheirEssential Oil Components. University ofMalaya.

Ignacimuthu, S, Ayyanar M & Sivaraman KS.2006. Ethnobotanical Investigations amongTribes in Madurai District of Tamil Nadu(India). Journal of Ethnobiology andEthnomedicine. 2: 25.

Indra, R, Bachheti RK & Archana J. 2013.Chemical Composition, Mineral, andNutritional Value of Wild Bischofiajavanica Seed. International FoodResearch Journal. 20(4): 1747-1751.

Johns, T, Kokwaro JO & Kimanani EK. 1990.Herbal Remedies of The Luoof SiayaDistrict, Kenya: Establishing QuantitativeCriteria for Consensus. Economic Botany.44 (3): 369-381.

Leonti, M & Casu L. 2013.TraditionalMedicines and Globalisation: Current andFuture Perspectives in Ethnopharmacology.Frontiers in Pharmacology. 25: 4-92.

Leporatti, ML & Ghedira K. 2009.Comparative Analysis of Medicinal PlantsUsed in Traditional Medicine in Italy andTunisia. Journal of Ethnobiology andEthno- medicine. 5(31).

Lucena, RFP, Araújo EL & Albuquerque UP.2007. Does the Local Availability ofWoody Caatinga Plants (NortheasternBrazil) Explain Their Use Value?Economic Botany. 61: 347-361.

Page 16: Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92

Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92 91

Journal homepage: https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID

Martin, GJ. 1995. Ethnobotany a People andPlants Conservation Mannual. Chapmanand Hall. London. UK.

Munim, A & Hanani E. 2011. FisioterapiDasar. Dian Rakyat. Jakarta.

Menendez-Baceta, G, Aceituno-Mata L,Reyes-García V, Tardío J, Salpeteur M &Pardo-de-Santayana M. 2015. TheImportance of Cultural Factors in theDistribution of Medicinal Plant Knowledge:A Case Study in Four Basque Regions.Journal of Ethnopharmacology.161: 116-127.

Ong, G & Kim YG. 2014. Quantitativeethnobotanical study of the medicinalplants used by the Ati Negrito indigenousgroup in Guimaras island, Philippines.Homerverge Journal ofEthnopharmacology. 157: 228-242.

Phillips, O & Gentry AH. 1993. The UsefulPlants of Tambopata, Peru: StatisticalHypotheses Tests with a New QuantitativeTechnique. Economic Botany. 47: 15-32.

Pieroni, A, Giusti ME & Quave C. 2011.Cross-Cultural Ethnobiology in TheWestern Balkans: Medical Ethnobotany andEthnozoology among Albanians andSerbsin the Pešter Plateau, Sandžak, South-Western Serbia. Human Ecology.39: 333-349.

Pieroni, A. 2001. Evaluation of The CulturalSignificance of Wild Food BotanicalsTraditionally Consumed in NorthwesternTuscany, Italy. J. Ethnobiol. 21: 89-104.

Pieroni, A & Quave C. 2005. TraditionalPharmacopoeias and Medicines amongAlbanians and Italians in Southern Italy: aComparison. Journal ofEthnopharmacology. 101: 258-270.

Purwanto, Y. 2002. Studi etnomedisinal danfitofarmakope tradisional Indonesia.Prosiding Seminar Nasional II TumbuhanObat dan Aromatik. LIPI. Bogor: 96-109.

Purba, EC, Nisyawati & Silalahi M. 2016. TheEthnomedicine of The Batak Karo Peoplesof Merdeka Subdistrict, North Sumatra,Indonesia, International Journal ofBiologycal Research 4(2): 181-189

Saslis-Lagoudakis, CH, Williamson EM,Savolainen V & Hawkins JA. 2011. Cross-cultural Comparison of Three MedicinalFloras and Implications for BioprospectingStrategies. Journal of Ethnopharmacology.135: 476-487.

Sujarwo, W, Keim AP, Savo V, Guarrera PM,& Caneva G. 2015. Ethnobotanical Studyof Loloh: Traditional Herbal Drinks fromBali (Indonesia). Journal ofEthnopharmacology .169: 34-48.

Sujarwo, W & Caneva G. 2016. UsingQuantitative Indices to Evaluate TheCultural Importance of Food andNutraceutical Plants: Comparative Datafrom The Island of Bali (Indonesia).Journal of Cultural Heritage.18: 342-348.

Silalahi, M, Supriatna J, Walujo EB &Nisyawati. 2013. Local Knowledge andDiversity of Medicinal Plants in SubethnicBatak Karo, North Sumatra. The NationalSeminary Biodiversity and IndonesiaTropica Ecology. Padang, Indonesia.

Silalahi, M. 2014. The Ethnomedicine of TheMedicinal Plants in Subethnic Batak NorthSumatra and The Conservation Perspective.Indonesia165p. PhD Thesis. UniversityIndonesia of Biology Departement.

Silalahi, M, Nisyawati, Walujo EB & SupriatnaJ. 2015. Local Knowledge of MedicinalPlants in Subethnic Batak Simalungun ofNorth Sumatra,Indonesia.Biodiversitas.16(1): 44-54.

www.The Plantlist, 2017. The PlantlistDatabase. www.theplantlist.org. (accessed11.10.17).

Thomas, E, Vandebroek I, Sanca S & vanDammea P. 2009. Cultural Significance ofMedicinal Plant Families and Speciesamong Quechua Farmers in Apillapampa,Bolivia. Journal of Ethnopharmacology.122: 60-67.

Turner, NJ. 1988. “The importance of a rose”:Evaluating the cultural significance ofplants in Thompson and Lillooet InteriorSalish. American Anthropologist. 90: 272-290.

Walujo, EB. 2009. Etnobotani:MemfasilitasiPenghayatan, Pemutakhiran Pengetahuandan Kearifan Lokal dengan MenggunakanPrinsip-Prinsip Dasar Ilmu Pengetahuan.Prosiding Seminar Etnobotani IV CibinongScience Center-LIPI:12-20.

Wong, KC, Sivasothy Y, Boey PL, Osman H& Sulaiman B. 2010. Essential Oils ofEtlingera elatior (Jack) R. M. Smith andEtlingera littoralis (Koenig) Giseke.Journal of Essential Oil Research. 22(5):461-466.

Zulak, KG & Bohlmann J. 2010. TerpenoidBiosynthesis and Specialized Vascular

Page 17: Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 2, Juli 2018 :77-92

92 Etnomedisin Tumbuhan Obat oleh Subetnis Batak … (Silalahi, dkk)

Cells of Conifer Defense. Journal ofIntegrative Plant Biology.52(1): 86-97.

Zumsteg, IS & Weckerle CS. 2007. Bakera, aHerbal Steam Bath for Postnatal Care

Minahasa (Indonesia): Documentation ofThe Plants Used and Assessment ofMethod. Journal ofEthnopharmacology.111: 641-650.