53
FOTOSINTESIS JURNAL OLEH: RICKY RINALDO GULO 150301085 AGROEKOTEKNOLOGI II B JURNAL

JURNAL FOTOSINTESIS

Embed Size (px)

Citation preview

FOTOSINTESIS

JURNAL

OLEH:

RICKY RINALDO GULO150301085

AGROEKOTEKNOLOGI II B

L A B O R A T O R I U M F I S I O L O G I T U M B U H A N

PROGRAM S T U D I A G R O E K O T E K N O L O G I

F A K U L T A S P E R T A N I A N

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2 0 1 6

JURNAL

FOTOSINTESIS

JURNAL

OLEH:

RICKY RINALDO GULO150301085

AGROEKOTEKNOLOGI II B

Jurnal sebagai Salah Satu Syarat untuk dapat Menuhi Komponen Penilaian di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Diperiksa Oleh:Asisten Korektor

(Khairul Naim)NIM. 120301044

L A B O R A T O R I U M F I S I O L O G I T U M B U H A N

PROGRAM S T U D I A G R O E K O T E K N O L O G I

F A K U L T A S P E R T A N I A N

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2 0 1 6

JURNAL

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

jurnal ini tepat pada waktunya.

Adapun jurnal ini berjudul “Fotosintesis” yang merupakan salah satu

syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada

Ir. Meiriani, M.P., Ir. Ratna Rosanty Lahay, M.P., Ir. Lisa Mawarni, M.P.,

Ir. Haryati, M.P., dan Ir. Revandy I. M Damanik, M.Sc selaku dosen mata kuliah

Fisiologi Tumbuhan dan kepada abang dan kakak asisten yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan jurnal ini.

Penulis juga menyadari bahwa jurnal ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan jurnal ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih. Semoga jurnal ini

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUANLatar BelakangTujuan PraktikumKegunaan Penulisan

TINJAUAN PUSTAKABotani Tanaman Hydrilla (Hydrilla VerticillataL.)Syarat Tumbuh FotosintesisFaktor-faktor yang Mempengaruhi FotosintesisSpektrum CahayaFotosintesis Pada Tanaman Air Hydrilla verticillata

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu PraktikumBahan dan AlatProsedur Praktikum

HASIL DAN PEMBAHASANHasilPembahasan

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di dunia ini, organisme dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada

persediaan energi yang tidak henti-hentinya dimana sumber energi tersebut

tersimpan dalam molekul-molekul organik. Tumbuhan hijau merupakan

organisme yang dapat menghasilkan suatu energi dengan jalan menangkap energi

matahari yang digunakan untuk sintesis molekul-molekul organik kaya energi dari

senyawa anorganik H2O dan CO2. Hal ini menyebabkan tumbuhan hijau

memiliki sifat autotrof dengan kebalikan dari sifat tersebut yaitu heterotrof yang

dimiliki oleh organisme yang hidupnya bergantung pada organisme autotrof

sebagai contoh yaitu hewan dan manusia (Nawawi, 2006).

Semua organisme hidup memerlukan energi. Tidak saja untuk

mempertahankan kehidupannya, tetapi energi juga diperlukan untuk menyusun

molekul-molekul organik menjadi karbohidrat. Organisme heterotrop hidup dan

tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya sebagai

sumber energi bebas dan sebagai komponen sel. Sifat istimewa yang dimiliki oleh

tumbuhan adalah kemampuannya untuk menggunakan zat karbon dari udara dan

mengubahnya menjadi bahan organik, serta mengasimilasikannya di dalam tubuh

tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung bila ada cahaya. Oleh karena itu

asimilasi zat karbon ini disebut sebagai fotosintesis (Dewi, 2007).

Tumbuhan hijau dalam menghasilkan suatu energi bergantung pada proses

fotosintesis. Fotosintesis merupakan penambatan zat karbon dari udara untuk

diubah menjadi senyawa organik dan menghasilkan suatu energi yang digunakan

tumbuhan hijau untuk pertumbuhan. Proses fotosintesis dapat berlangsung karena

adanya organ pada tumbuhan yang disebut klorofil. Di dalam klorofil terdapat

organel yang disebut kloroplas. Kloroplas berwarna hijau disebabkan adanya

empat tipe utama pigmen yaitu klorofil a dan b yang berwarna hijau serta

xanthofil dan karoten yang berwarna kuning-oranye. Klorofil sangat berperan bagi

kelangsungan proses fotosintesis karena klorofil mampu menangkap cahaya

matahari yang merupakan radiasi elektromaknetik pada spektrum kasat mata

(Arikunto, 2009).

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang

berarti menyusun.Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan

senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya

alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen

tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa

spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda,

sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda. Untuk

mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis

dapat dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi

perlakuan variasi cahaya matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan

mengujinya dengan larutan JKJ untuk memperoleh hasil dan data yang bervariasi

antara daun tumbuhan sampel. Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung

pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan

dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik,

seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan molekul-

molekul organik ke dalam sel-selnya (Lakitan, 2007).

Cahaya matahari merupakan salah satu faktor yang berperan penting

dalam laju fotosintesis. Cahaya matahari berasal dari cahaya putih yang dapat

diuraikan menjadi komponen-komponen warna karena panjang gelombang cahaya

yang berbeda untuk setiap warna yang berbeda. Komponen-komponen warna

tesebut adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu (Utomo, 2007).

Proses fotosintesis dapat berlangsung secara cepat maupun lambat. Proses

fotosintesis yang berlangsung dengan cepat dapat menghasilkan energi yang besar

hingga tidak keseluruhan dari energi yang dihasilkan dari proses fotosintesis

terpakai semuanya. Sebagian dari energi yang dihasilkan disimpan dalam bentuk

cadangan makanan. Proses fotosintesis yang berlangsung secara cepat disebabkan

oleh adanya beberapa faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis yaitu cahaya,

konsentrasi karbondioksida, persediaan air, kandungan klorofil, penimbunan hasil

fotosintesis, suhu, resistensi daun terhadap difusi gas bebas dan faktor

protoplasma (Handoko, 2007).

Cahaya matahari memiliki sifat polikromatik bila dibiaskan akan

menghasilkan cahaya-cahaya monokromatik. Cahaya cahaya monokromatik inilah

yang ditangkap oleh klorofil dan digunakan dalam proses fotosintesis. Dalam

suatu percobaan diketahui bahwa gelombang cahaya biru dan cahaya merah

adalah yang paling efektif dalam melakukan proses fotosintesis (Suyitno, 2006).

Bagian tumbuhan yang berpotensi dalam fotosintesis adalah daun. Proses

fotosintesis dalam daun membutuhkan suplai air,CO2 dan cahaya, dan daun juga

membutuhkan siasa gula (Karbohidrat) dan O2 yang merupakan produk

fotosintesis itu sendiri. Seluruh kebutuhan daun untuk fotosintesis dipersiapkan

oleh struktur daun (Utomo, 2007).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas

cahaya matahari terhadap kecepatan fotosintesa.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi

Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dan

sebagai salah satu bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Hydrilla (Hydrilla VerticillataL.)

Tumbuhan hidrilla memiliki sistematika sebagai berikut ;Kingdom :

Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Hydrocharitales Suku :

Hydrocharitaceae Genus : Hydrilla Spesies : Hydrilla verticillata (L.f.) Royle

(Joselin, 2014).

Daun hidrilla berwarna hijau, tipis, berbentuk lanset dengan tepi bergerigi

dan berduri, lebar 2-4 mm dan panjang 6-20 mm, setiap tiga sampai empat helai

daun tumbuh melingkar dan membentuk ruas-ruas pada batang. Tangkai daun

berdiameter 0,1 mm dan berwarna hijau. Pelepah daun sering berwarna merah dan

memiliki satu duri di bawah permukaannya (Joselin, 2014).

Hydrilla verticillata memiliki akar berwarna kekuning-kuningan yang

tumbuh di dasar air dengan kedalaman sampai 2 meter.Batangnya tumbuh dengan

panjang 1 sampai 2 meter dengan 2 hingga 8 helai daun yang tumbuh pada lingkar

batangnya. Tiap-tiap daun memiliki panjang 5 sampai 20 mm dan 0,7 sampai 2

mm lebarnya dengan gerigi atau duri kecil disepanjang ujung daun. Hydrilla

verticillata merupakan tumbuhan berumah satu (meskipun kadang-kadang

berumah dua) dengan bunga jantan dan betina dihasilkan dalam satu

tanaman.Bunganya kecil dengan 3 kelopak dan 3 mahkota dengan mahkota

panjangnya 3 sampai 5 mm berwarna transparan dengan garis merah.Hydrilla

verticillata juga dapat bereproduksi secara vegetatif dengan jalan fragmentasi,

bertunas dan akar tinggal (Handoko dan Yunie, 2013).

Batang Hidrilla berwarna hijau, tegak, ramping, bercabang dan dapat

tumbuh sepanjang 7 m. Batangnya bercabang dan tumbuh mendatar sebagai

stolon yang pada tempat tertentu membentuk akar serabut (Hutauruk, 2014).

Bunga Hydrilla verticillata adalah bunga biseksual atau uniseksual.

Perhiasan bunga dapat dibedakan antara sepal dan petal, petal 3 berwarna hijau

dan sepal 3 berwarna putih atau warna lain, stamen 2 – 3 sampai banyak.

Bunganya jarang ada, apabila ada akan tumbuh pada ketiak daun menuju

permukaan air melalui tangkai bunga yang panjang (Sriyati, 2009).

Hydrilla verticillata memiliki rimpang putih kekuningan yang tumbuh di

sedimen bawah air sampai dengan kedalaman 2 m. Panjang batang yang tumbuh

sekitar 1-2 m. Hydrilla adalah tanaman produktif dalam air yang dapat tumbuh

dengan cepat dan dapat berkembang dalam air dari beberapa sentimeter sampai 20

meter. Daun kecil (1 / 2 - 3 / 4 inci) berbentuk segitiga-lancip yang berada di ulir

dari 4-8 daun di sepanjang batang dengan lebar masing-masing daun 5-20 mm dan

panjang lebar 0,7-2 mm. Tidak seperti tanaman air asli, daun Hydrilla memiliki

tepi bergerigi atau duri kecil menonjol dan seperti gundukan di sepanjang pelepah

di bagian bawah. Hydrilla biasanya hijau, tapi karena berada di bawah sinar

matahari menjadi kuning atau coklat. Batang bercabang banyak dekat permukaan

dan tumbuh secara horisontal, membentuk tikar padat vegetasi. Umbi kecil ada di

dasar akar tanaman. Pelepah daun Hydrilla sering kemerahan jika segar. Tanaman

air ini termasuk monoecious, yaitu bunga jantan dan betina diproduksi secara

terpisah di sebuah tanaman tunggal. Bunga-bunga kecil dengan tiga sepal dan tiga

kelopak, panjang kelopak 3-5 mm, transparan dengan garis-garis merah.

(Dwidjoseputro, 1996).

Syarat Tumbuh

Hydrilla sp adalah tumbuhan Spermatophyta yang hidup di air, sehingga

ia memiliki bentuk adaptasi yang berbeda dengan Spermatophyta darat. Syarat

tumbuh Hydrilla d a pa t tumbuh dalam berbagai kond i s i , t e rm asuk cahaya

rendah, atau masih mengalir air, dangkal atau mendalam. Ini keluar-bersaing luas

air yang invasif milfoil-Eurasia dengan lebih cepat pertumbuhan dan reproduksi.

Ini merupakan ancaman serius bagi danau dan sungai di mana-mana karena

adaptasi nya (Nurzaman, 2013).

Hydrilla verticillata adalah tumbuhan air yang merupakan bagian dari

ekosistem danau dan berperan sebagai sumber daya baik langsung maupun tidak

langsung . Tumbuhan air adalah tumbuhan yang tumbuh di air atau sebagian

siklus hidupnya berada di air. Keberadaan tumbuhan air di perairan terbuka tidak

selalu menimbulkan kerugian. Hydrilla verticillata hidup secara submersum dan

sering terdapat pada perairan-perairan tergenang seperti danau atau waduk

(Hutauruk, 2014).

Fotosintesis

Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz.

Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi,

dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara

langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan

memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air.

Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi

yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak

lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan

adanya oksigen (Kimball, 1993).

Fotosintesis adalah suatu proses pada tumbuhan hijau untuk menyusun

senyawa organik dari karbondioksida dan air. Proses fotosintesis hanya akan

terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau klorofil yang terletak

pada organel sitoplasma tertentu yang disebut kloroplas (Bresnick, 2007).

Fotosintesis merupakan suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan,

alga dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi)

dengan memanfaatkan energi cahaya matahari. Fotosintesis berjasa menghasilkan

sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang

menghasilkan energi melalui fotosintesis (photosberarti cahaya) disebut sebagai

fototrof (Abidin, 2006).

Klorofil adalah pigmen hijau fotosintesis yang terdapat dalam tanaman,

algae dan cyanobakteria. Nama klorofil barasal dari bahasa yunani yaitu

chlorophyll (choloros = green (hijau) dan phyllon = leaf (daun)). Fungsi klorofil

pada tanaman adalah menyerap energy dari sinar matahari untuk digunakan dalam

proses fotosintesis. Fotosintesis adalah Proses perubahan zat anorganik H2O dan 

CO2 oleh klorofil dengan bantuan   cahaya/sinar matahari menjadi zat organik 

karbohidrat. Reaksi dari fotosintesis dapat dituliskan pada persamaan sebagai

berikut (Heddy, 1990).

Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen

fotosintetik.Dalam daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang

dimana dalam jaringan tersebut mengandung klorofil (pigmen hijau) yang

merupakan salah satu pigmen fotosintesis yang mampu menyerap energi cahaya

matahari (Handoko dan Yunie, 2013).

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis

Fotosintesis merupakan aktivitas kompleks, dipengaruhi oleh banyak

faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal menyangkut kondisi

jaringan/ organ fotosintetik, kandungan klorofil, umur jaringan, aktivitas fisiologi

yang lain seperti transpirasi, respirasi dan adaptasi fisiologis yang lain yang saling

kait mengkait. Faktor eksternal meliputi faktor klimatik seperti suhu, kelembaban,

kecepatan angin, hujan, dan juga faktor cahaya, konsentrasi CO2, O2, kompetitor,

dan organisme pathogen. Selain itu juga faktor penyebab timbulnya stress seperti

ketersediaan air, ada polutan biosida dan zat-zat beracun lain. Kondisi excess pada

berbagai factor yang dibutuhkan dari lingkungan juga berpengaruh terhadap

fotosintesis. Misal, logam-logam berat beracun, biosida , SO2 dan juga O2

(Suyitno, 2006).

Pigmen fotosintesis yang sangat menentukan dalam fotosintesis adalah

klorofil a, karena pigmen ini yang menempati pusat reaksi dari fotosistem,

sehingga sering dikatakan sebagai pigmen utama. Pigmen-pigmen fotosintesis

lainnya merupakan antena pigmen, yang akan meneruskan energi yang

diserapnya kepada klorofil a. Dengan demikian, faktor-faktor yang

mempengaruhi sintesis dan perlindungan terhadap kerusakan klorofil

merupakan faktor yang penting. Kerusakan klorofil yang banyak terjadi adalah

karena fotooksidasi oleh oksigen yang tereksitasi (singlet oxygen). Perlindungan

dari fotooksidasi dilakukan oleh pigmen karotenoid yang akan mengikat

oksigen yang tereksitasi tersebut menjadi epoxy-karotenoid. Pada daun yang

masih muda laju kerusakan klorofil dapat diatasi dengan meningkatkan

sintesisnya namun pada daun yang agak tua, laju sintesi klorofil sudah mulai

menurun, sehingga aktivitas fotosintesis dialihkan pada daun yang muda

(Suyitno, 2006).

Daun sebagai salah satu organ tumbuhan yang menerima cahaya

matahari secara langsung, telah beradaptasi dengan kondisi lingkungan

dimana tumbuhan itu tumbuh. Daun bunga matahari (Helianthus anuus)

misalnya, mempunyai morfologi dan dapat meng- orientasikan kedudukan

daunnya agar dapat mengabsorbsi cahaya matahari secara optimum. Rambut-

rambut daun juga berfungsi untuk mengurangi jumlah cahaya yang diterima

oleh daun ketika cahaya matahari membentuk sudut dengan kedudukan

daun. Adanya lapisan lilin pada perrnukaan epidermis daun bagian atas

menaikkan refleksi cahaya matahari, sehingga dapat mengurangi absorbsi cahaya

matahari secara berlebihan. Stomata yang terdapat pada epidermis daun

merupakan pintu masuknya CO 2 ke dalam daun. Didalam daun CO 2 akan

berdifusi menuju ke kloroplas, sehingga resistensi untuk berdifusinya CO 2 ,

secara teoritis harus dibuat minimum (Gambar 12). Keberadaan ruang-ruang

antar sel pada mesofil bunga karang dan rongga sub-stomata dapat membantu

menampung untuk sementara CO2 yang berasal dari atmosfer sehingga

tekanannya meningkat dan akan meningkatkan daya difusinya (Suyitno, 2006).

Sumber cahaya matahari merupakan suatu faktor terpenting dalam

kehidupan makhluk hidup, khususnya dalam ekosistem perairan karena hampir

semua energi yang menggerakkan dan mengontrol metabolisme di perairan

berasal dari energi matahari yang dikonversi secara biokimia melalui proses

fotosintesis. Laju fotosintesis akan tinggi bila intensitas cahaya tinggi dan

menurun bila intensitas cahaya berkurang. Oleh karena itu cahaya berperan

sebagai faktor pembatas utama dalam fotosintesis atau produktifitas primer

(Sudjadi, 2005).

Suhu, Laju fotosintesis pada tumbuhan tropis meningkat dari suhu

minimum 5ºC sampai suhu 35ºC, diatas kisaran suhu ini laju fotosintesis

menurun. Suhu diatas 35ºC menyebabkan kerusakan sementara atau permanen

protoplasma yang mengakibatkan menurunnya kecepatan fotosintesis, semakin

tinggi suhu semakin cepat penurunan laju fotosintesis (Cyntia, 2007).

Selain faktor intensitas cahaya, umur daun sangat menentukan

produktivitas daun dalam aktivitas fotosintesisnya. Kapasistas kemampuan daun

melakukan fotosintesis berkembang seiring dengan perkembangan kedewasaan

daun mencapai perkembangan dan pertumbuhan optimalnya. Pada fase awal

pertumbuhannya, daun muda masih menggatungkan asimilat dari daun dewasa

lainnya (Pratama, 2009).

Konsentrasi Karbondioksida, Konsentrasi karbondioksida yang rendah

dapat mempengaruhi laju fotosintesis hingga kecepatannya sebanding dengan

konsentrasi karbondioksida. Namun bila konsentrasi karbondioksida naik maka

dapat dicapai laju fotosintesis maksimum kira-kira pada konsentrasi 1 % dan

diatas persentase ini maka laju fotosintesis akan konstan pada suatu kisaran lebar

dari konsentrasi karbondioksida.Kadar CO2 tidak boleh melebihi 1000-1200

μmolˉ¹ kerena konsentrasi kadar CO2 tersebut sering menyebabkan keracunan

atau penutupan stomata, kadang kala bahkan dapat menurunkan laju fotosintesis

(Ratnaningsih, 2010).

Intensitas Cahaya, ketika intensitas cahaya rendah, perputaran gas pada

fotosintesis lebih kecil daripada respirasi. Pada keadaan diatas titik kompensasi

yaitu konsentrasi karbondioksida yang diambil untuk fotosintesis dan dikeluarkan

untuk respirasi seimbang, maka peningkatan intensitas cahaya menyebabkan

kenaikan sebanding dengan laju fotosintesis. Pada intensitas cahaya sedang

peningkatan laju fotosintesis menurun sedangkan pada intensitas cahaya tinggi

laju fotosintesis menjadi konstan (Utomo, 2007).

Oksigen merupakan salah satu produk samping dari fotosintesis, dari hasil

fotolisis air. Namun demikian, akadar oksigen yang tinggi pada jaringan

fotosintetik akan menghambat laju fotosintesis (Utomo, 2007).

Spektrum Cahaya

Spektrum cahaya atau spektrum tampak adalah bagian dari spektrum

elektromagnetik yang tampak oleh mata manusia. Radiasi elektromagnetik dalam

rentang panjang gelombang ini disebut cahaya. Sedangkan cahaya merupakan

bentuk energi yang dikenal sebagai energi elektromagnetik yang disebut radiasi.

Spektrum elektromagnetik ini dipancarkan oleh matahari secara keseluruhan

melewati atmosfer bumi sedangkan radiasi elektromagnetik diluar jangkauan

panjang gelombang optik atau jendela tranmisi lainnya, hampir seluruhnya diserap

atmosfer (Purba, 2012).

Cahaya matahari merupakan sumber energi utama fotosintesis. Albert

Einstein menyebut energi matahari sebagai foton (kuantum). Cahaya

mempengaruhi fotosintesis dalam tiga hal, yaitu : (1) intensitas, (2) lama

pencahayaan dan (3) warna cahayanya. Menurut warna cahayanya, cahaya

matahari terdiri atas 7 jenis warna sinar. Bukti bahwa cahaya matahari tersusun

atas bermacam-macam warna sinar dapat kita lihat pada peristiwa pelangi. Ke

tujuh warna sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Berdasar

urutan panjang gelombangnya dari panjang ke pendek adalah meliputi sinar

merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu .Tetapi tidak semua jenis sinar

tersebut dimanfaatkan atau diserap secara optimal oleh tumbuhan.Klorofil

menyerap semua warna sinar,kecuali sinar hijau. Sinar yang paling banyak diserap

untuk fotosintesis adalah sinar merah (± 700 nm) dan biru (± 750 nm). Jenis sinar

yang lain juga diserab energinya walaupun dalam tingkat yang lebih rendah. Sinar

hijau justru dipantulkan oleh klorofil, sehingga daun tampak berwarna hijau

(Suyitno, 2013).

Energi cahaya diubah menjadi energi kimia oleh pigmen fotosintesis yang

terdapat pada membran interna atau tilakoid.Pigmen fotosintesis yang utama ialah

klorofil dan karotenoid.Klorofil a dan b menunjukkan absorpsi yang sangat kuat

untuk panjang gelombang biru dan ungu, jingga dan merah (lembayung) dan

menunjukkan absorpsi yang sangat kurang untuk panjang gelombang hijau dan

kuning hijau (500-600 nm).Klorofil merupakan komponen kloroplas yang utama

dan kandungan klorofil relatif berkorelasi positif dengan laju fotosintesis.Klorofil

disintesis di daun dan berperan untuk menangkap cahaya matahari yang

jumlahnya berbeda untuk tiap spesies. Sintesis klorofil dipengaruhi oleh berbagai

faktor seperti cahaya, gula atau karbohidrat, air, temperatur, faktor genetik, unsur-

unsur hara seperti N, Mg, Fe, Mn, Cu, Zn, S dan O. Karotenoid menunjukkan

absorpsi kuat untuk panjang gelombang biru dan ungu; memantulkan dan

mentransmisikan panjang gelombang hijau, kuning, lembayung, merah

(kombinasi warna-warna tersebut tampak kuning) (Ai, 2012).

Cahaya merupakan salah satu bentuk gelombang elektromagnetik. Jarak

antara puncak gelombang elektromagnetik disebut panjang gelombang. Panjang

gelombang berkisar antara kurang dari 1 nanometer hingga lebih dari 1 kilometer.

Cahaya ultraviolet (UV) berada pada daerah panjang gelombang dari 100 sampai

380 nm. Keseluruhan kisaran radiasi ini dikenal sebagai spektrum

elektromagnetik. Berikut merupakan gambar yang menunjukkan spektrum cahaya

dalam spektrum gelombang elektromagnetik secara keseluruhan

(Widyastuti & Bahar, 2008).

Klorofil menyerap semua warna sinar, kecuali sinar hijau. Sinar yang

paling banyak diserap untuk fotosintesis adalah sinar merah (± 700 nm) dan biru

(± 450 nm). Jenis sinar yang lain juga diserab energinya walaupun dalam tingkat

yang lebih rendah. Sinar hijau justru dipantulkan oleh klorofil, sehingga daun

tampak berwarna hijau (Suyitno, 2006).

Terkait dengan sinar tampak diketahui bahwa energi sinar yang digunakan

tumbuhan untuk fotosintesis ternyata hanya 0,5 sampai 2% dari jumlah energi

sinar yang tersedia. Energi yang diberikan oleh sinar itu bergantung kepada kua

litas (panjang gelombang), intensitas (banyaknya sinar per 1 cm² per detik) dan

waktu. Fotosintesis dan reaksi fotokimia lainnya tidak bergantung pada energi

total cahaya, tapi pada jumlah fotonatau kuanta yang diserap. Foton berenergi

tinggi pada spektrum biru mempunyai energi hampir 2 kali lipat dibandingkan

dengan foton pada spektrum merah, tapi kedua foton itu mempunyai efek yang

persis sama dalam fotosintesis (Purba, 2012).

Hal ini terkait dengan sifat cahaya dimana cahaya dapat dipantulkan,

diteruskan (ditransmisi) dan diserap (diabsorpsi). Bahan-bahan yang menyerap

cahaya tampak disebut pigmen. Pigmen yang berbeda akan menyerap cahaya

dengan panjang gelombang yang berbeda dan panjang gelombang yang diserap

akan menghilang. Jika suatu pigmen diterangi dengan cahaya putih maka warna

yang akan terlihat adalah warna paling banyak dipantulkan atau diteruskan oleh

pigmen bersangkutan. (jika suatu pigmen menyerap semua panjang gelombang,

pigmen itu akan tampak hitam). Daun tampak berwarna hijau karena klorofil

menyerap cahaya warna merah dan biru ketika meneruskan dan memantulkan

cahaya warna hijau (Nawawi, 2006).

Fotosintesis Pada Tanaman Air Hydrilla verticillata

Tumbuhan air efektif meningkatkan kadar oksigen dalam air melalui

proses fotosintesis. Karbondioksida dalam proses fotosintesis diserap dan oksigen

dilepas ke dalam air. Proses fotosintesis mempunyai manfaat penting dalam

akuakultur, di antaranya adalah menyediakan sumber bahan organik bagi

tumbuhan itu sendiri serta sumber oksigen yang digunakan oleh semua organisme

(Puspitaningrum et al., 2012).

Hydrilla verticillata memiliki daun yang kecil berwarna hijau karena

mengandung klorofil. Untuk bertumbuhnya tanaman ini tidak terlepas dari

pengaruh cahaya yang dapat diterima pada tanaman tersebut yang digunakan

untuk berfotosintesis. Hydrilla verticillata merupakan tumbuhan yang letak

stomatanya lebih banyak berada pada permukaan bawah daun. Hal ini dibuktikan

pada percobaan yang dilakukan oleh Ingen House diketahui bahwa daun-daun

yang berfotosintesis mengeluarkan oksigen lebih cepat pada bagian permukaan

sisi bawah daun daripada sisi permukaan atas daun. Terdapat sejumlah

± 100.000/cm2 stomata dibagian sisi permukaan bawah daun dan tidak ditemukan

sama sekali adanya stomata di permukaan atas daun (Handoko, 2011).

Tumbuhan akuatik lebih menyukai karbondioksida sebagai sumber karbon

dibandingkan dengan bikarbonat dan karbonat. Bikarbonat sebenarnya dapat

berperan sebagai sumber karbon. Namun, di dalam kloroplas bikarbonat harus

dikonversi terlebih dahulu menjadi karbondioksida dengan bantuan enzim

karbonik anhidrase.Energi matahari diserap oleh klorofil dan digunakan untuk

menguraikan molekul air, membentuk gas oksigen dan mereduksi molekul NADP

menjadi NADPH (Puspitanigrum et al., 2012).

Tumbuhan akuatik lebih menyukai karbondioksida sebagai sumber karbon

dibandingkan dengan bikarbonat dan karbonat. Bikarbonat sebenarnya dapat

berperan sebagai sumber karbon. Namun, di dalam kloroplas bikarbonat harus

dikonversi terlebih dahulu menjadi karbondioksida dengan bantuan enzim

karbonik anhidrase.Energi matahari diserap oleh klorofil dan digunakan untuk

menguraikan molekul air, membentuk gas oksigen dan mereduksi molekul NADP

menjadi NADPH (Dion, 2013).

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

pada hari Rabu, 27 April 2016 pukul 13.00 - 14.40 WIB pada ketinggian ± 25

mdpl.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Hydrilla

verticulata sebagai objek pengamatan, air kolam sebagai perendam hydrilla,

kertas minyak (biru, merah, kuning, hijau) sebagai penutup gelas beker.

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas beker

digunakan sebagai wadah objek percobaan,funnel digunakan untuk menyangga

objek percobaan,tabung reaksi digunakan untuk menutup ujung funnel, corong

sebagai tempat meletakkan objek percobaan , kawat digunakan untuk menegakkan

objek percobaan dengan funnel, timbangan untuk menimbang objek percobaan,

ember digunakan sebagai tempat air kolam, stopwatch digunakan untuk

menghitung waktu, buku tulis untuk mencatat hasil data, alat tulis digunakan

untuk mencatat data dan kalkulator digunakan untuk menghitung data

.Prosedur Praktikum

1. Ditimbang Hydrilla verticulata 5 gram, sebanyak 5 bagian.

2. Diisi 5 buah gelas beker dengan air kolam ¾ bagian

3. Dimasukkan Hydrilla verticulata ke dalam gelas beker dan ditahan dengan

menggunakan funnel hingga setinggi 2 cm dari dasar gelas beker dan

ditegakkan dengan menggunakan kawat

4. Ditutup ujung funnel dengan tabung reaksi sehingga berisi air tetapi tidak

boleh ada gelembung udara di dalam tabung reaksi.Tutup gelas beker dengan

kertas minyak warna merah, hijau dan kuning.

5. Ditempat kan dibawah sinar matahari.

6. Diamati gelembung udara yang dibentuk pada interval waktu 10 menit,

sebanyak 5 kali.

7. Dihitung jumlah gelembung udara yang dibentuk persatuan waktu :

Jumlah gelembung Udara/waktu

8. Dibandingkan hasil yang diperoleh. Pada penutupan dengan kertas minyak

apa gelembung udara yang paling banyak dibentuk? Apa artinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Waktu/Cahaya 10 Menit 20 Menit 30 Menit 40 Menit

Kontrol 14 165 218 -

Biru 0 2 13 -

Merah 3 6 30 -

Kunung 0 0 29 -

Hijau 5 12 21 -

Perhitungan

Putih (kontrol) = 14/ 10 menit = 14/600 = 0,023 gel/s

= 163/20 menit = 163/1200 = 0,13 gel/s

= 218/30 menit = 218/1800 = 0,12 gel/s

Biru = 0/10 menit = 0/ 600 = 0 gel/s

= 2/ 20 menit = 2/1200 = 0,0016 gel/s

= 13/ 30 menit = 13/1800 = 0,0072 gel/s

Merah = 3/ 10 menit = 3/600 = 0,005 gel/s

= 6/ 20 menit = 6/ 1200 = 0,005 gel/s

= 3/ 30 menit = 3/ 1800 = 0,0017 gel/s

Kuning = 0/ 10 menit = 0 gel/s

= 0/ 20 menit = 0 gel/s

= 29/ 30 menit = 29/1800 = 0,016 gel/s

Hijau = 5/10 menit = 5/600 = 0,008 gel/s

= 12/ 20 menit = 12/1200 = 0,01 gel/s

= 21/ 30 menit = 21/ 1800 = 0,012 gel/s

Pembahasan

Dari hasil percobaan yang dilakukan, gelembung paling banyak dihasilkan

pada perlakuan tanpa menggunakan kertas minyak berwarna/kontrol sedangkan

paling sedikit dihasilkan pada perlakuan dengan kertas minyak warna biru, hal ini

berarti proses fotosintesis tertinggi berlangsung pada keaadaan kontrol. Ini

membuktikan bahwa intensitas cahaya sangat mempengaruhi proses fotosintesis.

Intensitas cahaya yang tinggi akan meningkatkan laju fotosintesis, intensitas

cahaya yang rendah akan menurunkan laju fotosintesis. Gelembung-gelembung

gas oksigen yang dihasilkan di tempat yang terkena cahaya akan lebih banyak.

Penyebabnya adalah bila klorofil terkena cahaya, maka klorofil tersebut akan

menangkapnya dan menggunakannya dalam proses fotosintesis. Fotosintesis

hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang

berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari. Hal ini sesuai dengan

literatur Utomo (2007) yang menyatakan Intensitas Cahaya, ketika intensitas

cahaya rendah, perputaran gas pada fotosintesis lebih kecil daripada respirasi.

Pada keadaan diatas titik kompensasi yaitu konsentrasi karbondioksida yang

diambil untuk fotosintesis dan dikeluarkan untuk respirasi seimbang, maka

peningkatan intensitas cahaya menyebabkan kenaikan sebanding dengan laju

fotosintesis. Pada intensitas cahaya sedang peningkatan laju fotosintesis menurun

sedangkan pada intensitas cahaya tinggi laju fotosintesis menjadi konstan.

Fotosintesis merupakan suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan,

alga dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi)

dengan memanfaatkan energi cahaya matahari. Hal ini sesuai dengan literatur

Abidin (2006) yang menyatakan bahwa, Fotosintesis merupakan suatu proses

biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga dan beberapa jenis bakteri untuk

memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya

matahari. Fotosintesis berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat

di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis

(photosberarti cahaya) disebut sebagai fototrof.

Berdasarkan praktikum yang dilakukan diperoleh data bahwa gelembung

yang paling banyak di peroleh dari perlakuan yang menggunakan warna putih

yaitu dalam waktu 30 menit menghasilkan 218 gelembung/s dengan laju

fotosintesis yaitu 0,12 gel/s dan yang gelembung yang paling sedikit di dapatkan

pada perlakuan yang menggunakan warna biru dalam waktu 30 menit yaitu

sebanyak 13 gelembung/ s deng laju fotosintesis sebesar 0,0072 gel/s. Perbedaan

banyak gelembung per rentang waktu yang sama yaitu 30 menit menghasilkan

banyak gelembung yang berbeda, hal ini dikarenakan perbedaan dari perlakuan

yang di berikan pada tiap-tiap bahan hal ini sesuai dengan pernyataan dari Suyitno

(2013) yang menyatakan bahwa klorofil menyerap semua warna sinar, kecuali

sinar hijau. Sinar yang paling banyak diserap untuk fotosintesis adalah sinar

merah (± 700 nm) dan biru (± 450 nm). Sinar hijau justru dipantulkan oleh

klorofil, sehingga daun tampak berwarna hijau.

Faktor yang mempengaruhi fotosintesis terbagi atas factor internal antara

lain umur daun, keadaan stomata, dan jenis tumbuhan dan factor eksternal antara

lain CO2 dan O2, ketersediaan air, kelembaban dan suhu udara serta keadaan

cahaya. Hal ini sesuai dengan literature Utomo (2007) yang menyatakan bahwa

fotosintesis dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam maupun faktor

dari luar. Faktor dalam antara lain adalah : 1) umur daun, 2) keadaan stomata 3)

jenis tumbuhan. Faktor luar antara lain adalah : 1) CO2 dan O2, 2) Ketersediaan

air, 3) Kelembaban dan suhu udara 4) Keadaan cahaya.

Fotosintesis yang terjadi pada tanaman air yaitu fotosintesis bawah air

dimana terjadinya proses yang membantu dalam menseimbangkan keseimbangan

osmotic. Hal ini sesuai dengan literature Pratama (2009) yang menyatakan bahwa

semua proses ini membantu dalam mengatur keseimbangan osmotik, yang jika

tidak akan menyebabkan pencucian air dan pengeringan tanaman. Dengan cara

ini, tanaman air menjalani fotosintesis bawah air

Dalam percobaan ini digunakan tanaman hydrilla karena tanaman hydrilla

merupakan salah satu jenis tanaman yang bisa melakukan metabolisme di dalam

air. Melalui tanaman hydrilla ini nantinya akan mengeluarkan gelembung-

gelembung gas. Gelembung-gelembung gas ini adalah oksigen. Dari sinilah

dibuktikan bahwa fotosintesis melepaskan oksigen (O2). Hal ini sesuai dengan

literature Ratnaningsih (2010) Hydrilla verticillata merupakan tanaman air yang

hidup di kolam maupun danau yang airnya relatif jernih atau tidak keruh. Hydrilla

verticillata memiliki daun yang kecil berwarna hijau karena mengandung klorofil.

Untuk bertumbuhnya tanaman ini tidak terlepas dari pengaruh cahaya yang dapat

diterima pada tanaman tersebut yang digunakan untuk berfotosintesis. Hydrilla

verticillata sering kali digunakan dalam suatu percobaan Ingenhoustz dikarenakan

mudah untuk dilakukan pengambilan data yang digunakan sebagai parameter

Dari percobaan yang dilakukan dengan menggunakan kertas minyak

berwarna merah, kuning,dan hijau, gelombang gas O2 tertinggi terdapat pada

kertas minyak warna merah sedangkan gelembung gas O2 terendah terdapat pada

kertas minyak warna biru. Hal ini disebabkan oleh panjang gelombang, kisaran

panjang gelombang yang dapat diserap oleh tumbuhan untuk berfotosintesis

adalah 470-760 mμ. Semkin besar panjang gelombang maka semakin besar

intensitas cahaya matahari yang diterima tumbuhan. Selain itu, sinar mtahari dan

suhu juga mempengaruhi besarnya laju fotosintesis. Dimana cahaya digunakan

sebagai sumber energi fotosintesis. Hal ini sesuai dengan literatur Nawawi (2006)

yang menyatakan bahwa, pigmen yang berbeda akan menyerap cahaya dengan

panjang gelombang yang berbeda dan panjang gelombang yang diserap akan

menghilang. Jika suatu pigmen diterangi dengan cahaya putih maka warna yang

akan terlihat adalah warna paling banyak dipantulkan atau diteruskan oleh pigmen

bersangkutan. (jika suatu pigmen menyerap semua panjang gelombang, pigmen

itu akan tampak hitam). Daun tampak berwarna hijau karena klorofil menyerap

cahaya warna merah dan biru ketika meneruskan dan memantulkan cahaya warna

hijau.

Spectrum cahaya yang digunakan dalam fotosintesis adalah merah,

kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya yang paling banyak diserap dalam

fotosintesis adalah cahaya biru dan cahaya merah. Hal ini dikarenakan terdapatnya

klorofil di dalam daun yang menyebabkan cahaya hijau memantul sedangkan

cahaya yang lain diserap terutama cahaya biru dan cahaya merah. Cahaya hijau

tidak sepenuhnya dipantulkan tetapi hanya sedikit cahaya hijau yang dapat diserap

oleh daun. Hal ini sesuai dengan literature Suyitno (2009) yang menyatakan

bahwa cahaya matahari merupakan sumber energi utama fotosintesis. Menurut

warna cahayanya, cahaya matahari terdiri atas 7 jenis warna sinar. Ke tujuh warna

sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Berdasar urutan panjang

gelombangnya dari panjang ke pendek adalah meliputi sinar merah, jingga,

kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

KESIMPULAN

1. Fotosintesis merupakan suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga

dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi)

dengan memanfaatkan energi cahaya matahari

2. Faktor yang mempengaruhi fotosintesis terbagi atas factor internal antara lain

umur daun, keadaan stomata, dan jenis tumbuhan dan factor eksternal antara

lain CO2 dan O2, ketersediaan air, kelembaban dan suhu udara serta keadaan

cahaya.

3. Gelembung paling banyak di peroleh pada perlakuan menggunakan warna

putih sebesar 218 gel/s dalam waktu 30 menit sedangkan yang paling sedikit

pada warna biru sebesar 13 gel/s.

4. Fotosintesis yang terjadi pada tanaman air yaitu fotosintesis bawah air dimana

terjadinya proses yang membantu dalam menseimbangkan keseimbangan

osmotic.

5. Dalam percobaan ini digunakan tanaman hydrilla karena tanaman hydrilla

merupakan salah satu jenis tanaman yang bisa melakukan metabolisme di

dalam air. Melalui tanaman hydrilla ini nantinya akan mengeluarkan

gelembung-gelembung gas. Gelembung-gelembung gas ini adalah oksigen.

Dari sinilah dibuktikan bahwa fotosintesis melepaskan oksigen (O2).

6. Dari percobaan yang dilakukan dengan menggunakan kertas minyak

berwarna merah, kuning,dan hijau, gelombang gas O2 tertinggi terdapat pada

kertas minyak warna merah sedangkan gelembung gas O2 terendah terdapat

pada kertas minyak warna biru.

7. Spectrum cahaya yang digunakan dalam fotosintesis adalah merah, kuning,

hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya hijau tidak sepenuhnya dipantulkan tetapi

hanya sedikit cahaya hijau yang dapat diserap oleh daun.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2006. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa, Bandung.

Ai, N. S. 2012. Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi V.Rineka Cipta, Jakarta.

Bresnick, S.D., 2007. Intisari Biologi. Hipokrates, Jakarta.

Cyntia, I., 2007. Pengenalan Fotosintesis Pada Tanaman Unggul. Hipokrates, Jakarta.

Dewi,I.R. 2007. Fotosintesis Sebagai Proses Dasar. Universitas Padjajaran. Bandung.

Dion, M. 2013. Fotosintesis dan Peranannya. UI Press. Jakarta

Dwidjoseputro. 1996. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Handoko, P. 2007. Buku Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Universitas Nusantara PGRI, Kediri.

Handoko, P dan Yunie, F. 2013. Pengaruh Spektrum Cahaya Tampak Terhadap Laju Fotosintesis Tanaman Air Hydrilla Verticillata.Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Nusantara PGRI, Kediri.

Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.

Hutauruk, V.O. 2014. Pengaruh Ekstrak Segar Limut (Hydrilla Verticillata L.) Danau Toba Terhadap Kadar Kolesterol Total Dan Gambaran Mikrostruktur Aorta Mencit (Mus Musculusl.). Universitas Sumatera Utara.Medan.

Joselin, M. 2014. Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksi dan Ekstrak Air Dan Ekstrak Etanol Hidrilla (Hydrilla verticillata(L.f.) Royle). Universitas Sumatera Utara, Medan.

Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.

Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Nawawi. 2006. Buku Penuntun Belajar Fisika. Sagufindo Kinarya, Surabaya.

Nurzaman,J. 2013. Laporan Tetap Praktikumekologi Pertanian Daur Karbon.Universitas Sriwijaya. Indralaya.

Pratama, T. A. 2009. Praktikum Fisiologi Tumbuhan Fotosintesis. Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas, Padang.

Purba, E dan Ade, C. K. 2012. Kajian Awal Laju Reaksi Fotosintesis untuk Penyerapan Gas CO2 Menggunakan Mikroalga Tetraselmis Chuii. Fakultas Teknik Universitas Lampung, Lampung.

Ratnaningsih, T.2010.Biologi Umum. Bandung.

Utomo, B. 2007. Fotosintesis Pada Tumbuhan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Widyastuti, D dan F.A. Bahar. 2008. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Anggrek Dendrobium. Jurnal Holtikultura. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

LAMPIRAN