39
SIALENDOSCOPY FOR SIALOLITHIASIS: EARLY TREATMENT,BETTER OUTCOME Journal Reading Pembimbing Drg.Ernani Endrawati, Sp.Ort Oleh Dianisa Fitria Ningsih 209.121.0053

Jurnal Dianisa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sialolitiasis

Citation preview

Page 1: Jurnal Dianisa

SIALENDOSCOPY FOR SIALOLITHIASIS: EARLY

TREATMENT,BETTER OUTCOME

Journal Reading

Pembimbing Drg.Ernani Endrawati, Sp.Ort

OlehDianisa Fitria Ningsih

209.121.0053

Page 2: Jurnal Dianisa

TELAAH JURNAL

Page 3: Jurnal Dianisa

Copyright©2010 CompanynameFree template by Investintech PDF Solutions

ABSTRAKLatar Belakang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti apakah pasien dengan sialolithiasis akut dan sialolithiasis kronis menunjukkan perbedaan dalam gambaran klinis dan hasil setelah dilakukan sialendoscopy.Metode. Dianalisis secara retrospektif temuan dan perjalanan klinis dari 62 pasien yang menerima sialendoscopy untuk sialolithiasis.

Page 4: Jurnal Dianisa

Copyright©2010 CompanynameFree template by Investintech PDF Solutions

• Hasil. Pada 30 pasien sialolithiasis, batu dapat diambil dengan cara endoskopi murni. Ukuran batu dan mobilitas batu adalah prediktor yang signifikan dan lamanya gejala adalah prediktor signifikan secara marginal untuk dapat dilakukan endoskopi pengambilan batu. Pasien dengan hasil yang baik memiliki gejala lebih singkat yang signifikan dari pada pasien dengan hasil yang lebih buruk.

Page 5: Jurnal Dianisa

• Kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara lamanya gejala dan hasil setelah sialendoscopy untuk sialolithiasis. Pengobatan sialendoscopic awal menunjukkan hasil yang menguntungkan dan dianjurkan untuk sialolithiasis setelah kegagalan pengobatan konservatif.

Page 6: Jurnal Dianisa

Copyright©2010 CompanynameFree template by Investintech PDF Solutions

Pendahuluan

Sialendoscopy adalah sebuah metode inovatif untuk

diagnosis dan pengobatan penyakit saluran saliva.

Dengan diperkenalkannya sialendoscopy dalam praktek

klinis di akhir 1990-an, manajemen diagnostik dan

terapeutik sialolithiasis mengalami perubahan

mendasar.

Page 7: Jurnal Dianisa

Copyright©2010 CompanynameFree template by Investintech PDF Solutions

Secara khusus, ingin mengetahui apakah

pasien dengan sialolithiasis akut

menunjukkan perbedaan dengan sialolithiasis kronis dalam keparahan penyakit (ukuran

batu, mobilitas batu, temuan duktus

bersamaan) dan apakah pengambilan

batu secara endoskopik lebih

sukses pada tahap akhir.

Kedua, apakah pasien dengan sialolithiasis kronis memiliki hasil

yang lebih buruk (perlunya pendekatan endoskopik-eksternal

gabungan atau sialadenectomy atau

gejala persisten setelah sialendoscopy)

dibandingkan pasien dengan sialolithiasis

akut.

Page 8: Jurnal Dianisa

Copyright©2010 CompanynameFree template by Investintech PDF Solutions

Bahan dan Metode

Jurnal ini dianalisis secara retrospektif 62 pasien dengan sialolithiasis dirawat dengan sialendoscopy.• Semua pasien datang dengan keluhan

kelenjar saliva seperti pembengkakan dan nyeri kelenjar atau episode berulang sialadenitis. Untuk sialendoscopy intervensi menggunakan

set instrument dalam satu endoskopi. Bersama-sama dengan dormia basket atau grasper. • Data pasien dicatat (jenis kelamin, usia, jenis

kelenjar dan posisi, durasi gejala) dan karakteristik tampilan intraoperatif (sialolithiasis ya/tidak, beberapa batu ya/tidak, kehadiran stenosis dan/atau peradangan duktal kronis (sialodochitis), diameter maksimal dan mobilitas batu).

Page 9: Jurnal Dianisa

Copyright©2010 CompanynameFree template by Investintech PDF Solutions

Wire basket dan metalik dilator dengan balon

Pengambilan batu dengan Sialoendoscopi

Page 10: Jurnal Dianisa

Copyright©2010 CompanynameFree template by Investintech PDF Solutions

Ukuran batu diukur dengan

ex vivo

• Analisis statistik dilakukan dengan

menggunakan PASW Statistik

Informed consent tertulis diperoleh dari masing-masing pasien.• Persetujuan

untuk studi ini diperoleh dari

lembaga dewan peninjauAnalisis varians (ANOVA) digunakan untuk

menganalisis hubungan antara mobilitas batu masing-masing pasca operasi, di satu sisi, dan durasi gejala pra operasi masing-

masing ukuran batu, di sisi lain. P-nilai yang dianggap signifikan jika p<0,05. Data

disajikan sebagai nilai rata-rata.

Page 11: Jurnal Dianisa

Copyright©2010 CompanynameFree template by Investintech PDF Solutions

Page 12: Jurnal Dianisa

Copyright©2010 CompanynameFree template by Investintech PDF Solutions

Hasil

GRAFIK 2.1 Ukuran batu meningkat dengan lamanya gejala sialolithiasis

yang tidak diobati (r=0,41; p = 001.).

Page 13: Jurnal Dianisa

Copyright©2010 CompanynameFree template by Investintech PDF Solutions

GRAFIK 2.2. Semakin lama menderita sialolithiasis, batu semakin tetap. Lamanya

gejala untuk kategori yang berbeda dari mobilitas batu adalah 29 bulan (free), 66 bulan

(adhesive) dan 88 bulan (fixed) (p=0,001).

Page 14: Jurnal Dianisa

GRAFIK 2.3. Mobilitas Batu berbanding terbalik berkorelasi dengan ukuran batu

saliva (p = 0,001). Kesalahan bar menampilkan standard error dari mean.

Page 15: Jurnal Dianisa

Tabel 2. Model regresi logistik dengan OR dan 95% CI menunjukkan ukuran batu dan mobilitas batu sebagai prediktor signifikan dan durasi gejala sebagai

prediktor sedikit signifikan untuk dapat dilakukan endoskopi pengambilan batu.

Page 16: Jurnal Dianisa

Pembahasan

• Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara durasi sialolithiasis dan temuan sialendoscopic.

• Berbagai hipotesis untuk patogenesis sialolithiasis sendiri, dalam literatur batu saluran saliva dapat memperbesar dari waktu ke waktu karena pengendapan lapisan zat anorganik dan organik.

• Beberapa hasil untuk penilaian diukuran dengan ultrasonografi, alat diagnostik yang dianggap pemeriksaan wajib sebelum sialendoscopy oleh sebagian besar dokter. sensitivitas adalah sekitar 80%.

• Metode alternatif untuk pencitraan sialolithiasis termasuk radiografi polos, MRI, atau CT. Di antaranya, resolusi tinggi CT memiliki sensitivitas tertinggi.

Page 17: Jurnal Dianisa

Hasil akhir dari penelitian menunjukkan bahwa dalam 88% kasus pengambilan batu menggunakan sialendoscopic dapat menghilangkan gejala.

fokus kedua dari studi ini adalah untuk menunjukkan hubungan antara lamanya gejala pra operasi dan temuan endoskopi. Data ini menunjukkan bahwa ukuran batu dan mobilitas sangat berpengaruh dalam penentuan hasil.

Page 18: Jurnal Dianisa

Kesimpulan

PATOGENESA

• Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara waktu penyakit dan hasil setelah dilakukan sialendoscopy untuk sialolithiasis.

• Pengobatan sialendoscopic awal menunjukkan hasil yang menguntungkan dan dianjurkan untuk sialolithiasis.

Page 19: Jurnal Dianisa

TINJAUAN PUSTAKA

Page 20: Jurnal Dianisa

Anatomi Kelenjar Saliva Mayor

Page 21: Jurnal Dianisa

Kelenjar Saliva Minor

• Kelenjar saliva minor sangat banyak jumlahnya, berkisar antara 600 sampai 1000 kelenjar. Di antaranya ada yang memproduksi cairan serosa, mukoid, ataupun keduanya. Masing-masing kelenjar memiliki duktus yang bermuara di dalam rongga mulut.

Page 22: Jurnal Dianisa

Fisiologi Kelenjar Saliva

• Produksi Saliva

• Inervasi Autonom dan Sekresi Saliva

• Sistem saraf parasimpatis

• Sistem saraf simpatis

Page 23: Jurnal Dianisa

SIALO: • Air liur , kelenjar

ludah .

LITHIASIS: • Gangguan yang

ditandai dengan pembentukan batu ..

SIALOLITHIASIS

Page 24: Jurnal Dianisa

Pembentukan batu (kalkulus) pada kelenjar saliva, sialolithiasis diduga karena penumpukan bahan degeneratif yang diproduksi oleh kelenjar saliva dan mengalami proses kalsifikasi hingga terbentuk batu.

Patología Oral y Maxilofacial Contemporánea: Philip Sapp, Lewis R. Eversole, George P. Wysocki: 3° Edición. **Tratado de Patología Bucal: W. . Shafer, B. M. Levy: 4° Edición. *

definisi

Page 25: Jurnal Dianisa

Epidemiologi

• 90% kelenjar submandibula• >5% kelenjar parotis + Kelenjar

sublingual• 2-6% kelenjar saliva minor• Insidensi pada anak-anak umur

0-10 1%

Page 26: Jurnal Dianisa

ETIOlOGI

-Penyebab pasti sialolithiasis masih belum jelasKemungkin:

berhubungan dengan infeksi kronis (Staphylococcus aureus , Streptococcus viridans)Sjögren's sindrompeningkatan kalsiumDehidrasiasupan makanan berkurangobat yang menurunkan produksi salivabanyak kasus dapat timbul secara idiopatik

Page 27: Jurnal Dianisa
Page 28: Jurnal Dianisa
Page 29: Jurnal Dianisa
Page 30: Jurnal Dianisa
Page 31: Jurnal Dianisa
Page 32: Jurnal Dianisa
Page 33: Jurnal Dianisa

Pemeriksaan Penunjang

• Plain-film Radiography• Computed tomography scan• Ultrasonography• Sialografi• Magnetic Resonance (MR)

Sialography • Endoskopis

Page 34: Jurnal Dianisa
Page 35: Jurnal Dianisa
Page 36: Jurnal Dianisa

Penatalaksanaan

• Tanpa pembedahan • Pembedahan • Minimal invasive

- Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL)

- Sialendoskopi

Page 37: Jurnal Dianisa

Tanpa Pembedahan

Tanpa pembedahan biasa diberikan pada kondisi akut dengan pemberian analgetik dan antibiotik

Page 38: Jurnal Dianisa

KOMPLIKASI

Komplikasi meliputi obstruksi terus-menerus dari saluran, yang mengarah ke invasi bakteri, pertumbuhan berlebih dan infeksi yang menyebabkan sialoadenitis.

Page 39: Jurnal Dianisa

a

y

k

o

n

u

T h