11
JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016 207 MATHEMATICAL CONNECTION ABILITY IN SOLVING MATHEMATICS PROBLEM BASED ON INITIAL ABILITIES OF STUDENTS AT SMPN 10 BULUKUMBA Sriwahyuni Latif 1) , Irwan Akib 2) 1 SMP Negeri 10 Bulukumba, Sulawesi Selatan, [email protected] 2 Prodi Pendidikan Matematika PPs Universitas Negeri Makassar ABSTRACT Initial ability is ability to determine the success of students in learning. High or low initial ability can cause differences in solving mathematics problems, particularly in connecting ability in solving mathematics problems based on initial ability of the students. This study is descriptive research with qualitive approach.the researcher is the main instrument guided by test of mathematics initial ability, test of mathematics problems problem solving, anda valid guided interview. Data were coffected through test anda verified through interview. The research subjects were the students of grade IXA at SMPN 10 Bulukumba which consisted of two subjects who have high initial ability anda low initial ability. The research process were conducted in the following steps (a) formulating mathematical connection indicators, (b) formulating supporting instrument, test of initial ability, test of problem solving, and guided interview which is valid anda reliable, (c) choosing research subjects based on initial ability, (d) conducting data collection to reveal mathematical connection ability of the students using test of mathematics problem solving. (e) conducti g triangulation to obtain valid data, (f) conducting data analysis, (g) conducting data analysis, and (h) conducting conclusion drawing based on the results of the study. The result of the study reveal that (a) the subject with high initial ability can complete test of mathematics problem solving based on mathematical connection inndicators, (b) the subject with low initial ability cannot solve the test of mathematical problem solving because there is no knowledge to support the problem solving. Keywords: Mathematical Connection, Solving Mathematics PENDAHULUAN Pendidikan menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Seorang guru dalam pendidikan memegang peranan yang penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam pengalaman teoretis tapi juga harus memiliki kemampuan praktis. Kedua

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016 …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016 …

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016

207

MATHEMATICAL CONNECTIONABILITY IN SOLVING MATHEMATICS PROBLEM BASED

ON INITIAL ABILITIES OF STUDENTS AT SMPN 10 BULUKUMBA

Sriwahyuni Latif1), Irwan Akib2)

1SMP Negeri 10 Bulukumba, Sulawesi Selatan, [email protected] Pendidikan Matematika PPs Universitas Negeri Makassar

ABSTRACTInitial ability is ability to determine the success of students in learning.High or low initial ability can cause differences in solvingmathematics problems, particularly in connecting ability in solvingmathematics problems based on initial ability of the students. Thisstudy is descriptive research with qualitive approach.the researcher isthe main instrument guided by test of mathematics initial ability, testof mathematics problems problem solving, anda valid guidedinterview. Data were coffected through test anda verified throughinterview. The research subjects were the students of grade IXA atSMPN 10 Bulukumba which consisted of two subjects who have highinitial ability anda low initial ability. The research process wereconducted in the following steps (a) formulating mathematicalconnection indicators, (b) formulating supporting instrument, test ofinitial ability, test of problem solving, and guided interview which isvalid anda reliable, (c) choosing research subjects based on initialability, (d) conducting data collection to reveal mathematicalconnection ability of the students using test of mathematics problemsolving. (e) conducti g triangulation to obtain valid data, (f)conducting data analysis, (g) conducting data analysis, and (h)conducting conclusion drawing based on the results of the study. Theresult of the study reveal that (a) the subject with high initial abilitycan complete test of mathematics problem solving based onmathematical connection inndicators, (b) the subject with low initialability cannot solve the test of mathematical problem solving becausethere is no knowledge to support the problem solving.Keywords: Mathematical Connection, Solving Mathematics

PENDAHULUANPendidikan menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yangdiperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkankualitas sumber daya manusia. Seorang guru dalam pendidikan memegangperanan yang penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuandalam pengalaman teoretis tapi juga harus memiliki kemampuan praktis. Kedua

Page 2: JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016 …

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016

208

hal ini sangat penting karena seorang guru dalam pembelajaran bukanlah sekedarmenyampaikan materi semata tetapi juga harus berupaya agar mata pelajaran yangsedang disampaikan menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan danmudah dipahami bagi siswa. Apabila guru tidak dapat menyampaikan materidengan tepat dan menarik, dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa,sehingga mengalami ketidaktuntasan dalam belajarnya (Ali, 1987).

Pada dasarnya pembelajaran merupakan hasil sinergi dari tiga komponenpembelajaran utama yakni siswa, kompetensi guru, dan fasilitas pembelajaran.Pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaranmatematika dalam mengajarkan matematika kepada para siswanya, yang didalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayananterhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentangmatematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengansiswa serta antara siswa dengan siswa (Slameto, 2003).

Matematika adalah salah satu bidang studi yang diajarkan di segalajenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar (SD) sampai pada jenjang perguruantinggi. Matematika memegang peranan penting dalam menciptakan sumber dayamanusia (SDM) yang berkualitas, sebab dalam matematika terkandung berbagaikonsep yang logis dan realistis yang mampu membentuk pola pikir manusiadalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Hal ini sejalan dengan yang telah dikemukakan oleh Djaali (Soedjana,1996) bahwa matematika merupakan sarana berfikir ilmiah, memegang perananyang sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untukmeningkatkan kesejahteraan bangsa.

KTSP (2006) yang disempurnakan pada kurikulum 2013, mencantumkantujuan pembelajaran matematika sebagai berikut: 1) memahami konsepmatematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsepatau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepatdalam pemecahan masalah,2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematikadalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan danpernyataan matematika, 3) memecahkan masalah, 4) mengkomunikasikan gagasandengan symbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan ataumasalah, 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,sikap rasa ingintahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, sertasikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan jenisnya, kemampuan matematika dapat diklasifikasikandalam lima kompetensi utama yaitu pemahaman matematis (mathematicalunderstanding), pemecahan masalah (mathematical problem solving), komunikasimatematis (mathematical communication), koneksi matematis (mathematicalconnection) dan penalaran matematis (mathematical reasoning). Salah satu tujuanpembelajaran matematika adalah memahami konsep matematika, menjelaskanketerkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep secara akurat, efisien, dantepat dalam pemecahan masalah.

Kemampuan untuk menjelaskan keterkaitan antar konsep merupakanbagian dari kemampuan koneksi matematis. Oleh karena itu, peneliti dalam hal inibermaksud mendeskripsikan kemampuan koneksi matematis siswa dalam

Page 3: JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016 …

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016

209

menyelesaikan masalah. Kemampuan koneksi matematis merupakan keterampilanyang harus dibangun dan dipelajari supaya kemampuan tersebut dapatdimanfaatkan dalam menghadapi permasalahan kehidupan individu sehari–hari.Namun pada kenyataan siswa belum menyadari pentingnya koneksi matematissehingga masih menganggap bahwa setiap konsep dalam matematika berdirisendiri dan tidak berkaitan dengan konsep matematika yang lain.

Koneksi matematis adalah keterkaitan antar topik matematika, keterkaitanantar matematika dengan disiplin ilmu lain, dan keterkaitan matematika dengandunia nyata atau dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan koneksi matematismerupakan salah satu faktor penting dalam melakukan pemahaman konsepmatematika. Dengan melakukan koneksi, konsep–konsep matematika yang telahdipelajari tidak ditinggalkan begitu saja sebagai bagian yang terpisah, tetapidigunakan sebagai pengetahuan dasar untuk memahami konsep yang baru.

Pentingnya pemilikan kemampuan koneksi matematis terkandung dalamtujuan pemebelajaran matematika (KTSP, 2006) yaitu: memahami konsepmatematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsepatau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.Dalam rumusan tujuan tersebut, kemampuan koneksi matematis menjadi sangatpenting karena akan membantu penguasaan pemahaman konsep yang bermaknadan membantu menyelesaikan tugas pemecahan masalah melalui keterkaitan antarkonsep matematis dan antar konsep matematika dengan konsep dalam disiplinlain. Demikian pula kemampuan koneksi matematis ini akan membantu siswadalam menyusun model matematika yang juga menggambarkan keterkaitan antarkonsep dari suatu masalah atau situasi yang diberikan

Kemampuan koneksi matematis harus dikuasai siswa agar siswa mampumemecahkan masalah matematika yang dihadapinya. Pemecahan masalahmerupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika yang meliputi kemampuanmemahami masalah, merancang model matematika, dan menyelesaikan modeldan menafsirkan solusi yang diperoleh. Sumarmo (2014) menambahkan bahwapemecahan masalah merupakan hal yang sangat penting sehingga menjadi tujuanumum pengajaran matematika bahkan sebagai jantungnya matematika.

Pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah nyata akanmemberikan pengalaman kepada siswa, sehingga siswa menyadari bahwamatematika berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang dapat digunakan dalammemecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan pernyataan Ruseffendi (1988)bahwa salah satu sebab diberikannya pemecahan masalah kepada siswa karenadapat meningkatkan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang sudah diperolehnya.Dalam pemecahan masalah, siswa dilatih untuk berpikir dan menganalisamengapa masalah itu muncul, memahami masalah, cara apa yang tepat digunakanuntuk memecahkan masalahnya, dan menghubungkan informasi yang diketahuidengan yang tidak diketahui. Untuk memahami masalah dan menghubungkaninformasi tentunya dibutuhkan kemampuan koneksi siswa. Karena pentingnyakoneksi matematis dalam pemecahan masalah, maka siswa sebaiknya memilikikemampuan koneksi yang memadai.

Kemampuan koneksi siswa dalam pemecahan masalah matematika tidakterlepas dari pemahaman konsep siswa dalam bermatematika. Agar siswa dapat

Page 4: JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016 …

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016

210

berpikir atau bernalar maka siswa harus memahami terlebih dahulu masalahmatematika yang dihadapi. Lebih lanjut NCTM (2000) menyatakan untukmencapai pemahaman yang bermakna maka pembelajaran matematika harusdiarahkan pada pengembangan kemampuan koneksi matematik antar berbagai ide,memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait satu sama lain sehinggaterbangun pemahaman menyeluruh, dan menggunakan matematik dalam konteksdi luar matematika.

Dalam proses belajar mengajar, untuk memahami hal–hal baru siswamemerlukan modal berupa kemampuan yang telah melekat padanya dan terkaitdengan hal baru yang akan dipelajari selanjutnya. Sebelum mengoptimalkandalam proses belajar, hal yang perlu diketahui yaitu mengetahui sejauh manapengetahuan yang diperoleh siswa sebelum mereka menerima pengetahuan yangbaru. Untuk itu, diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk mengkoneksikanpengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Dalam hal ini, koneksi matematissangat erat kaitannya dengan pengetahuan awal siswa. Menurut Gagne dalamSudjana (1996) seorang siswa yang mempunyai kemampuan awal yang baik akanlebih cepat memahami materi dibandingkan dengan siswa yang tidak mempunyaikemampuan awal dalam proses pembelajaran.

Untuk mendeskripsikan kemampuan koneksi matematis dalammenyelesaikan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal siswa, makapenulis mengangkat masalah penelitian dengan judul “Kemampuan KoneksiMatematis Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Ditinjau dari KemampuanAwal Siswa Di SMPN Negeri 10 Bulukumba”.

METODE PENELITIANJenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif-kualitatif. Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menganalisishubungan antara kemampuan awal siswa dan kemampuan koneksi matematissiswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Pendekatan kualitatif bertujuanuntuk menjelaskan kemampuan koneksi matematis siswa dalam menyelesaikanmasalah matematika yang ditinjau berdasarkan kemampuan awal siswa. Koneksimatematis siswa dalam pemecahan masalah matematika dapat dilihat dari perilakusiswa dalam menyelesaikan tes pemecahan masalah matematika yangmencerminkan aktivitas mentalnya melalui wawancara secara mendalam.

Adapun fokus dalam penelitian adalah mengetahui kemampuan koneksimatematis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau darikemampuan awal siswa. Untuk menjawab pertanyaan Peneliti dengan baik, makafokus penelitian ini diarahkan pada indikator kemampuan koneksi matematissebagai berikut: 1) mengenali dan memanfaatkan hubungan-hubungan antaragagasan dalam matematika, 2) mengenali dan memanfaatkan hubungan-hubunganantara gagasan dalam matematika dengan bidang studi lain, 3) mengenali danmenerapkan matematika dalam konteks dunia nyata.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IXA SMP Negeri 10 Bulukumba padasemester genap tahun pelajaran 2015/2016. Karena penelitian ini bertujuan untukmengetahui kemampuan koneksi matematis siswa, maka pemilihan subjekdilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu

Page 5: JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016 …

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016

211

yaitu dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti kesediaan siswaberpartisipasi dama wawancara dan kemampuan siswa dalam berkomunikasi.

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah adalah peneliti sendiri, karenapeneliti bertugas sebagai perencana, pelaksana, pengamat, pengumpul data,penganalisis data, penafsir data, dan pelapor hasil penelitian. Peneliti sebagaiinstrumen utama akan mempermudah menggali informasi yang menarik meliputiinformasi lain dari yang lain (temuan-temuan yang menarik), yang tidakdirencanakan sebelumnya, yang tidak terduga terlebih dahulu atau yang tidaklazim terjadi. Pada penelitian ini juga digunakan instrumen pendukung lainnyayaitu: (1) tes kemampuan awal matematika, (2) tes pemecahan masalahmatematika , dan (3) pedoman wawancara.

HASIL DAN PEMBAHASANHasil Penelitian

Tabel 1. Data valid kemampuan koneksi matematis subjek Kemampuan AwalTinggi

Hasil validasi KodeKemampuan Mengenali Dan Memanfaatkan Hubungan Antara Gagasan-gagasan

Dalam Matematika(TPM1)

1) Subjek mengenali gagasan-gagasan dalam matematika yangsaling berhubungan yang akandigunakan untuk menyelesaikanmasalah yaitu rumus luastrapesium dan luas segitigaberdasarkan informasi yangtedapat dalam soal.

valid

2) Subjek mampu memanfaatkanhubungan antara gagasan-gagasantersebut dengan tepat sehinggamemeperoleh penyelesaian yangtepat pula

valid

Kemampuan Mengenali Dan Memanfaatkan Hubungan-hubungan AntaraGagasan-gagasan Dalam Matematika

Dengan Bidang Sutudi Lain(TPM2)

1) Subjek mengenali gagasanmatematika yang digunakan untukmenyelesaikan masalahberdasarkan hasil penyelesaiansubjek.

valid

2) Subjek mengenali gagasan bidangstudi lain yang digunakan untukmenyelesaikan masalah yaiturumus kecepatan, jarak dan waktu

Valid

Page 6: JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016 …

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016

212

berdasarkan informasi yangterdapat dalam soal.

3) Subjek mampu memanfaatkanhubungan antara gagasan-gagasantersebut untuk memperolehpenyelesaian yang tepat

Valid

Kemampuan Mengenali Dan Memanfaatkan Konsep Matematika Dalam KonteksDunia Nyata

(TPM3)1) Subjek mengenali konsep

matematika yang akandigunakan untukmenyelesaikan masalah yaiturumus volume tabung danvolume kubus berdasarkaninformasi yang ada dalamsoal.

valid

Tabel 2. Data Valid Kemampuan Koneksi Matematis Subjek Kemampuan AwalRendah

Hasil validasi KodeKemampuan Mengenali Dan Memanfaatkan Hubungan Antara Gagasan-gagasan

Dalam Matematika(TPM1)

1) Subjek tidak mengenaligagasan-gagasan dalammatematika yang salingberhubungan yang akandigunakan untuk menyelesaikanmasalah yaitu rumus luastrapesium dan luas segitigaberdasarkan informasi yangtedapat dalam soal.

valid

2) Subjek tidak mampumemanfaatkan hubungan antaragagasan-gagasan tersebutdengan tepat sehinggamemeperoleh penyelesaian yangtepat pula

valid

Kemampuan Mengenali Dan Memanfaatkan Hubungan-hubungan AntaraGagasan-gagasan Dalam Matematika

Dengan Bidang Sutudi Lain

Page 7: JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016 …

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016

213

(TPM2)1) Subjek tidak mengenali gagasan

matematika yang digunakanuntuk menyelesaikan masalahberdasarkan hasil penyelesaiansubjek.

valid

2) Subjek tidak mengenali gagasanbidang studi lain yang digunakanuntuk menyelesaikan masalahyaitu rumus kecepatan, jarak danwaktu berdasarkan informasiyang terdapat dalam soal.

valid

3) Subjek tidak mampumemanfaatkan hubungan antaragagasan-gagasan tersebut untukmemperoleh penyelesaian yangtepat

valid

Kemampuan Mengenali Dan Memanfaatkan Konsep Matematika Dalam KonteksDunia Nyata

(TPM3)1) Subjek mengenali konsep

matematika yang akan digunakanuntuk menyelesaikan masalahyaitu rumus volume tabung danvolume kubus berdasarkaninformasi yang ada dalam soal.

valid

Terkait kemampuan koneksi matematis, subjek yang memiliki kemampuanawal tinggi dalam memecahkan masalah matematika untuk indikator mengenalidan memanfaatkan hubungan antara gagasan-gagasan dalam matematika,indikator mengenali dan memanfaatkan hubungan antara gagasan dalammatematika dengan bidang studi lain, serta indikator mengenali danmemanfaatkan matematika dalam konteks dunia nyata, subjek mengenali konsep-konsep yang terlibat dalam memecahkan masalah dengan memahami terlebihdahulu msalah yang diberikan. Dalam memahami masalah tersebut, subjekmenentukan terlebih dahulu unsur-unsur yang diketahui dan yang ditanyakandalam soal kemudian menghubungkan unsur-unsur tersebut dengan pengetahuansubjek yang telah dimiliki sebelumnya untuk menentukan konsep apa yang akandigunakan dalam menyelesaikan masalah. Hal ini menunjukkan bahwa subjekdengan kemampuan awal tinggi mampu menentukan konsep-konsep yang akandigunakan dengan menghubungkan informasi-informasi yang telah diketahuisebelumnya dengan informasi yang baru yang didapatkan dalam menyelesaikanmasalah. Kemudian subjek dengan kemampuan awal rendah dalam menyelesaikanketiga tes pemecahan masalah matematika yang diberikan subjek hanya mampumenentukan unsur-unsur yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal, subjektidak memiliki pengetahuan yang menunjang agar dapat menyelesaikan masalah

Page 8: JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016 …

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016

214

yang terlihat dari hasil penyelesaiannya dalam mengerjakan tes pemecahanmasalah matematika tersebut. Subjek dengan kemampuan awal rendah tidak bisamenghubungkan unsur-unsur yang diketahui di dalam soal dengan konsep dalammatematika yang seharusnya digunakan dalam menyelesaikan masalah yangdiberikan, sehingga mengakibatkan subjek tidak mampu memperoleh solusi yangtepat dari masalah tersebut.

Secara umum kemampuan koneksi matematis subjek dalam menyelesaikanmasalah matematika dapat digambarkan berdasarkan cara subjek dalammemecahkan masalah yang dilihat pada tiap indikator koneksi matematis. Padaindikator mengenali dan memanfaatkan hubungan antara gagasan – gagasandalam matematika, mengenali dan memanfaatkan hubungan gagasan dalammatematika dengan bidang studi lain, serta mengenali dan menerapkan gagasanmatematika dalam konteks dunia nyata, subjek dengan kemampuan awal tinggimengenali gagasan-gagasan matematika tersebut, kemudian mengkoneksikaninformasi yang diketahui dalam soal dengan pengetahuan yang telah dimilikinyauntuk memperoleh solusi dari masalah yang diberikan. Sementara subjek dengankemampuan awal rendah tidak mampu mengkoneksikan gagasan-gagasan dalammatematika dikarenakan subjek dengan kemampuan rendah tidak memilikipengatahuan yang memadai sebagai penunjang dalam menentukan penyelesaianmasalah. Hal ini mendukung pernyataan Gagne dalam Sudjana (1996) bahwa“Kemampuan awal lebih rendah daripada kemampuan baru dalam pembelajaran,kemampuan awal merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelummemasuki pembelajaran materi pelajaran berikutnya yang lebih tinggi’. Jadiseorang siswa yang mempunyai kemampuan awal yang baik akan lebih cepatmemahami materi dibandingkan dengan siswa yang tidak mempunyaikemampuan awal dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pernyaatan Gagnetersebut agar mampu melakukan koneksi tentunya siswa harus memilikipengetahuan awal yang cukup dan dengan melakukan koneksi, konsep–konsepmatematika yang telah dipelajari tidak ditinggalkan begitu saja sebagai bagianyang terpisah, tetapi digunakan sebagai pengetahuan dasar untuk memahamikonsep yang baru. Dengan demikian kemampuan koneksi perlu dilatihkan kepadasiswa. Apabila siswa mampu mengaitkan ide–ide matematika maka pemahamanmatematikanya akan semakin dalam dan bertahan lama.

SIMPULAN DAN SARANSimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkanbahwa kemampuan koneksi matematis subjek dalam menyelesaikan masalahmatematika dapat dideskripsikan berdasarkan cara subjek dalam memecahkanmasalah yang dilihat pada tiap indikator koneksi matematis. Pada indikatormengenali dan memanfaatkan hubungan antara gagasan–gagasan dalammatematika, mengenali dan memanfaatkan hubungan gagasan dalam matematikadengan bidang studi lain, serta mengenali dan menerapkan gagasan matematikadalam konteks dunia nyata, subjek dengan kemampuan awal tinggi mengenaligagasan-gagasan matematika tersebut, kemudian mengkoneksikan informasi yangdiketahui dalam soal dengan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk

Page 9: JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016 …

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016

215

memperoleh solusi dari masalah yang diberikan. Sementara subjek dengankemampuan awal rendah tidak mampu mengkoneksikan gagasan-gagasan dalammatematika dikarenakan subjek dengan kemampuan rendah tidak memilikipengatahuan yang memadai sebagai penunjang dalam menentukan penyelesaianmasalah.

SaranHasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru agar

lebih memperhatikan kemampuan awal yang dimiliki siswa. Kemampuan awalsiswa penting bagi pengajar agar dapat memberikan dosis pelajaran yang tepat,tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Terkhusus kepada siswa yangmemiliki kemampuan awal rendah diharapkan agar guru dapat membimbing siswadengan memberikan remedial di luar jam pelajaran.

DAFTAR PUSTAKAAli, Muhammad. 1987. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algensindo.Anita. 2011. Deskripsi Kemampuan Siswa Menyelesaikan Masalah Matematika

Di SMK Negeri I Pallangga Kabupaten Gowa ditinjau daritipeKepribadian. Tesis. Tidak Diterbitkan. Makassar: PPs UNM.

Andari, Tri. 2010. Efektifitas Pembelajaran Matematika MenggunakanPendekatan Kontekstual Terhadap Prestasi Belajar Matematika DitinjauDari Kemampuan Awal Siswa Kelas V Sd Se-Kecamatan BangunrejoKabupaten Lampung Tengah. Tesis. Tidak Diterbitkan. Surakarta: PPSUniversitas Sebelas maret.

Arfiyani, Dewi. 2014. Deskripsi Proses Berpikir dalam Menyelesaikan MasalahRepresentasi Matematika pada Siswa Kelas VII Sekolah MenengahPertama (SMP) Negeri I Pinrang. Tesis. Tidak Diterbitkan. Makassar:PPs UNM.

Avianti, Nunik. 2011. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas IX SMP/MTS.Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan nasional

Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan menengah.

Eka, Karunia. 2014. Implementasi Brain-Based Learning Untuk MeningkatkanKemampuan Koneksi Dan Kemampuan Berpikir Kritis Serta MotivasiBelajar Siswa SMP: jurnal pendidikan Unsika. Volume 2 Nomor 1November 2014, 36.

Harahap, Halomoan. 2015. Penerapan Contextual Teaching And Learning UntukMeningkatkan Kemampuan Koneksi Dan Representasi MatematikaSiswa Kelas VII-2 SMP Nurhasanah Medan Tahun Pelajaran2012/2013:Jurnal EduTech Vol .1 No 1 Maret 2015.

Hudoyo, Herman. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang: IKIPMalang

Ikram, Muhammad. 2013. Eksplorasi Penalaran Siswa Dalam PemecahanMasalah Trigonometri Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Logis PadaSiswa Kelas XII-IPA.Tesis. Tidak diterbitkan. Makassar: PPs UNM

Page 10: JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016 …

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016

216

Kanisius, mandur. 2013. Kontribusi Kemampuan Koneksi, KemampuanRepresentasi, Dan Disposisi Matematis Terhadap Prestasi BelajarMatematika Siswa SMA Swasta Di Kabupaten Manggarai:JurnalProgram Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha,Volume 2.

Kasmila, Sitti. 2011. Deskripsi Kemampuan Menyelesaikan Masalah PecahanOperasi Penjumlahan dalam Pembelajaran Matematika Realistik SiswaKelas V SD Pertiwi. Tesis. Tidak Diterbitkan.Makassar: PPS UNM.

Mahmudi, Ali. 2008. Pembelajaran Problem Posing untuk MeningkatkanKemampuan Pemecahan Masalah Matematika.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ali%20Mahmudi.Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015.

Milda, Afni. 2012. Deskripsi kesalahan Siswa dalam memecahkan masalahTrigonometri Pada kelas X-A SMAN 12 Cenrana Maros. Tesis. Tidakditerbitkan. Makassar: PPs UNM.

Muhkal, M. 2009. Materi Kuliah Strategi Belajar Mengajar Matematika.Makassar: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UniversitasNegeri Makassar.

Munib, Achmaddkk. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : UNNESPress.

Nirmala. 2009. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan pemecahanMasalah Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman danKomunikasi Matematik Siswa Sekolah Dasar. Tesis. Tidak diterbitkan.Bandung. PPs UPI.

Nuharini, Dewi. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VIII SMPdan MTS. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan nasional.

Nurwijaya, Sugian. 2014. Profil Kemampuan Penalaran dan KomunikasiMatematika dalam Pemecahan Masalah Matematika ditinjau dari GayaKognitif Siswa SMP Negeri 1 Watampone. Tesis. Tidak diterbitkan.Makassar: PPs UNM

Padang, Neli Salu. 2014. Eksplorasi Penalaran dan Komunikasi Siswa dalamPemecahan Masalah Geometri Ditinjau dari Kemampuan awal padasiswa kelas VIII SMP Negeri 2 Rantepao. Tesis. Tidak Diterbitkan.Makassar: PPs UNM

Rafrin, Asmawaty. 2014. Profil Kemampuan Komunikasi Matematika DitinjauDari Gaya Kognitif Dan Kemampuan Awal matematika Pada siswakelas VIII SMPN 12 Makassar. Tesis. Tidak Diterbitkan. Makassar: PPsUNM.

Ruseffendi, E.T. (1988). Pengantar Kepada Membantu Guru MengembangkanKompetensinya dalam Pengajaran Matematika Untuk MeningkatkanCBSA, Bandung : Tarsito.

Ruspiani. 2000. Kemampuan Siswa dalam Melakukan Koneksi Matematis. Tesis.Tidak Diterbitkan. Bandung : PPs UPI.

Soemarmo dkk. 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika. Cimahi:RefikaAditama.

Sudjana. 1996. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.

Page 11: JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016 …

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 4 No. 2 Juli 2016

217

Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: BumiAksara.