Upload
ulquiorra-murcielago
View
330
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 1/23
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN AUDITOR, BESARNYA KAP DAN
PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KEPUASAN
KERJA AUDITOR DAN IMPLIKASINYA PADA KUALITAS AUDIT
(Survei pada KAP di Jakarta)
Ida Rosnidah
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati
(Unswagati) Cirebon
ABSTRACT
Job satisfaction has much more been talked because job satisfaction has enough
influence directly as well as indirectly to orgaization productivity. At the present
auditor job satisfaction is not yet as it is expected. This can be seen from auditor job satisfaction highly turn over phenomenon . This auditor job dissatisfaction is subject
to be the cause of audit firm performance degradation indicated by, among others,
the degradation of audit quality done by audit firm.
The aim of this research are to analyze : 1) the relation between auditor formal
education level, audit firm size, and the use of information technology, 2) the
influence of auditor formal education level, audit firm size, and the use of information technology either simultenously and partially to auditor job satisfaction,
3) the influence of auditor formal education level, audit firm size, the use of
information technology, and auditor job satisfaction either simultenously and partially to audit quality. The method used in this research is basic research with
testing of hypothesis through path analysis.
The results of this research show that : 1) there is a positive significant relation
between auditor formal education level and audit firm size with the use of information techonolgy, 2) auditor formal education level, audit firm size, and the
use of information technology influence significantly positive to auditor job satisfaction, 3) auditor formal education level, audit firm size, the use of information
technology, and auditor job satisfaction influence significantly positive to audit
quality.
Keywords : auditor formal education level, audit firm size, the use of
1
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 2/23
information technology, auditor job satisfaction, and audit quality
PENDAHULUAN
Dewasa ini masalah kepuasan kerja semakin sering dibicarakan, karena
kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas
organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketidakpuasan merupakan
titik awal dari masalah-masalah yang muncul dalam organisasi seperti : kemangkiran,
konflik manajer-pekerja, turn-over , dan banyak masalah lainnya yang menyebabkan
terganggunya proses pencapaian tujuan organisasi (Suryana Sumantri, 2001).
Para peneliti tentang kepuasan kerja (Robbins, 2003) mendapatkan banyak
sekali dampak kepuasan kerja terhadap produktivitas, kemangkiran dan keluar
masuknya (turn over ) karyawan. Ketika kepuasan dan data produktivitas
dikumpulkan untuk organisasi secara keseluruhan, ditemukan bahwa organisasi
dengan karyawan yang lebih puas cenderung lebih efektif daripada organisasi dengan
karyawan yang kurang puas. Menurut Robbin (2003:91) “Kepuasan kerja ( Job
satisfaction) adalah sikap umum seorang individu terhadap pekerjaan”. Seorang
dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap
pekerjaannya. Sementara seseorang yang tidak puas terhadap pekerjaannya akan
menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya.
Pada saat ini kepuasan kerja auditor belum seperti yang diharapkan, hal ini
terlihat dari fenomena tingkat turn over auditor yang tinggi. Ketidakpuasan kerja
auditor ini diduga mengakibatkan menurunnya kinerja Kantor Akuntan Publik (KAP)
2
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 3/23
yang tercermin salah satunya dengan menurunnya kualiatas audit yang dilakukan oleh
akuntan publik.
Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan yang telah diaudit
mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dilakukannya.
Namun terjadinya banyak skandal yang melibatkan akuntan publik baik di luar negeri
maupun di dalam negeri mengakibatkan kualitas audit dipertanyakan.
Untuk menjadi seorang auditor diperlukan pendidikan formal bidang akuntansi.
Namun apakah tingkat pendidikan ini berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja
auditor dan adakah implikasinya terhadap kualitas audit, sepengetahuan penulis
belum pernah diteliti sebelumnya sehingga penulis tertarik untuk meneliti masalah
ini.
Menurut Guy, Alderman dan Winters yang dialihbahasakan oleh Sugiyarto dkk
(2002 : 20), kantor akuntan biasanya diklasifikasikan ke dalam 4 kategori : kantor
akuntan internasional, kantor akuntan nasional, kantor akuntan regional dan kantor
akuntan lokal. Hasil penelitian yang dilakukan Chuntao Li, Song dan Wong (2005)
menyimpulkan adanya hubungan antara besarnya KAP dengan kualitas audit di Cina.
Hal ini sangat menarik untuk diteliti, apakah di Indonesia besarnya KAP juga
berpengaruh terhadap kualitas audit?
Perkembangan teknologi informasi telah sedemikian maju dan sangat cepat.
Teknologi informasi membawa pengaruh yang cukup signifikan pada berbagai sektor
kehidupan, terutama pada bidang bisnis dan organisasi termasuk pada kantor akuntan
publik (KAP). Terdapat bukti bahwa perusahaan yang tidak menggunakan IT,
3
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 4/23
khususnya penggunaan website atau proses yang on line akan mengalami kerugian
yang besar dalam berkompetisi (Dennis, 1997 dalam Halim, 2004). Adapun motivasi
KAP untuk mengadopsi IT (Manson et. al, 2001 :109) adalah :
1) Meningkatkan efisiensi pekerjaan dalam rangka menghadapi persaingan untuk
mendapatkan klien.
2) Adanya fenomena bahwa KAP merekrut lulusan sarjana yang belum
berpengalaman, dan ancaman litigasi yang memaksa KAP untuk meningkatkan
kualitas. Sehingga hal di atas dapat diatasi dengan mengadopsi IT, karena IT
mampu meningkatkan kualitas kerja audit dan meningkatkan produktivitas kerja
auditor.
Apakah benar penggunaan teknologi informasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja
auditor dan kualitas audit , hal ini perlu diteliti sehingga penulis tertarik untuk
menelitinya.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian, dapat dirumuskan masalah-
masalah sebagai berikut : 1). Seberapa besar hubungan tingkat pendidikan auditor,
besarnya KAP, dan Penggunaan Teknologi Informasi.2) Seberapa besar pengaruh
tingkat pendidikan auditor, besarnya KAP dan penggunaan teknologi informasi
terhadap tingkat kepuasan kerja auditor secara parsial maupun simultan . 3) Seberapa
besar pengaruh tingkat pendidikan auditor, besarnya KAP dan penggunaan teknologi
informasi serta tingkat kepuasan kerja auditor terhadap kualitas audit secara parsial
maupun simultan.
4
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 5/23
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Tingkat Pendidikan Auditor
Seorang auditor harus memiliki tingkat pendidikan minimal D3 jurusan
akuntansi, sedangkan untuk mendapat gelar akuntan, mulai tahun 2003, seseorang
harus menyelesaikan pendidikan tingkat S1 pada fakultas ekonomi jurusan akuntansi
serta harus mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPA). Selanjutnya untuk
memperoleh izin praktek sebagai akuntan publik, harus lulus ujian sertifikasi akuntan
publik (USAP) yang diselenggarakan atas kerja sama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
dengan departemen keuangan.
Besarnya Kantor Akuntan Publik (KAP)
Arens, Elder and Beasley (2006:26) mengkategorikan 4 ukuran kantor akuntan
publik, yaitu : “The big four international firms, national firms, regional and large
local firms, and small local firms”. Empat besar KAP internasional adalah Deloitte
& Touche, Ernst & Young, PricewaterhouseCoopers dan KPMG. Sebutan empat
besar didasarkan dari jumlah net revenue yang mencapai milyaran dollar, ribuan
jumlah partners, dan puluhan ribu jumlah tenaga profesional dengan kantor-kantor
yang tersebar di seluruh Amerika Serikat dan seluruh dunia. KAP yang termasuk
kategori KAP nasional adalah KAP yang memiliki cabang-cabang di hampir seluruh
kota besar pada suatu negara. KAP regional memiliki pekerja profesional lebih dari
50 orang. Sedangkan KAP lokal hanya memiliki 1 kantor dengan tenaga profesional
kurang dari 25 orang.
5
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 6/23
Penggunaan Teknologi Informasi
SPAP no.57 (SA seksi 335, 1994, paragraf 06) menyebutkan sifat pengolahan
data elektronik yang perlu diperhatikan oleh auditor dalam perencanaan auditnya
berupa: sistem batch, sistem real time dan sistem online. Sifat dan desain sistem
informasi berbasis komputer dapat juga digolongkan menjadi rancangan sistem
berbasis komputer sebagai berikut: batch input /batch processing , online input/batch
processing , dan online input/real time processing (Watne & Turney, 1990:46 dalam
Halim, 2004:81).
Perkembangan teknologi informasi akan mempengaruhi peran auditor dengan
tuntutan yang semakin tinggi. Audit trail yang sebelumnya dapat dilihat dalam sebuah
dokumen tidak lagi dapat dijumpai dalam sistem komputerisasi yang paperless.
Untuk mengatasi hal tersebut dikembangkan berbagai pendekatan antara lain
pendekatan audit arround the computer , audit through the computer , dan audit with
the computer .
Pendekatan audit arround the computer menganggap proses sebagai black box
yang tidak perlu diperhatikan, proses audit cukup dilakukan dengan melihat input dan
output yang dihasilkan dari sistem informasi tersebut. Pendekatan audit through the
computer tidak lagi menganggap proses sebagai black box dan harus tetap dilakukan
verifikasi atas proses tersebut. Sedangkan pendekatan audit with the computer adalah
penggunaan teknologi, khususnya teknologi software dalam membantu melaksanakan
6
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 7/23
proses auditing. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling populer saat ini
(Halim, 2004:210-212).
Kepuasan Kerja
Beberapa ahli memberikan definisi mengenai kepuasan kerja, yaitu Davis dan
Newstroom (1985) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai seperangkat perasaan
senang atau tidak senang yang dirasakan oleh pekerja mengenai pekerjaannya. Para
ahli lainnya merumuskan kepuasan kerja sebagai suatu sikap. Baron (1986) kepuasan
kerja merupakan sikap positif dan negatif yang dimiliki oleh individu terhadap
pekerjaannya. Menurut Locke (1976) kepuasan kerja merupakan kondisi emosional
yang menyenangkan atau positif sebagai akibat dari penilaian terhadap pekerjaan atau
pengalaman pekerjaan seseorang. Menurut Osborn (1982) kepuasan kerja adalah
derajat perasaan yang positif maupun yang negatif dari seseorang mengenai berbagai
segi tugas-tugas pekerjaan, tatanan kerja dan hubungan pekerja dengan yang lain.
Menurut Wexley & Yukl (1997) kepuasan kerja adalah perasaan-perasaan pekerja
mengenai pekerjaannya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep kepuasan
kerja adalah suatu respons emosional terhadap situasi pekerjaan tertentu dan hanya
dapat dipahami sepenuhnya melalui introspeksi. Konsep kedua dari kepuasan kerja
adalah hasil dari yang diharapkan seseorang dari pekerjaannya dibandingkan dengan
berapa banyak kenyataan yang dia peroleh (kesenjangan/discrepancy).
Menurut Wexley & Yukl dalam Suryana Sumantri (2001:84-91) cara yang
terbaik untuk menjelaskan bagaimana sikap kerja ditentukan adalah dengan memakai
7
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 8/23
interaction model , yaitu kepuasan kerja seseorang bergantung pada karakteristik
situasi pekerjaan dan karakteristik pekerjaannya. Persepsi seseorang tentang apa yang
seharusnya diterima dari pekerjaan akan ditentukan oleh karakteristik karyawan dan
variabel-variabel situasional, sedangkan persepsi tentang apa yang sekarang diterima
dari pekerjaan akan sangat ditentukan oleh kondisi-kondisi pekerjaan. Tiga macam
karakteristik pekerja yang mempengaruhi persepsi tentang yang seharusnya diterima
adalah : needs (kebutuhan-kebutuhan), values (nilai-nilai), dan personality traits
(pilihan seseorang terhadap pekerjaannya).
Selain karakteristik pekerja terdapat juga tiga aspek situasi pekerjaan yang
mempengaruhi persepsi yang seharusnya diterima, yaitu :
1) Social Comparison with Other Employee
Pekerja akan membandingkan outcomes yang diterimanya dengan apa yang
diterima oleh pekerja lainnya dalam suatu pekerjaan yang serupa. Pekerja juga
akan memperhitungkan inputs yang diberikannya dengan input yang dikeluarkan
oleh pekerja lain.
2) Previous Job Characteristics
Persepsi pekerja tentang yang seharusnya diterima juga dipengaruhi oleh
persepsinya tentang apa yang ia peroleh pada pekerjaan sebelumnya. Kondisi
sebelumnya ini penting, dalam arti, akan turut menentukan harapan minimum dari
pekerjaan yang sekarang. Tidak seorangpun menginginkan gaji yang lebih rendah
dibandingkan dengan yang diterimanya dahulu untuk jenis pekerjaan yang sama.
3) Reference Group
8
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 9/23
Merupakan tempat dimana seseorang mencari bimbingan dalam
menginterpretasikan dan menilai pengalaman-pengalaman pribadi. Harapan dan
aspirasi seseorang terhadap pekerjaannya akan dipengaruhi oleh konsepsi
reference group tentang pekerjaan dan kondisi kerja apa yang cocok untuknya.
Pekerja akan lebih puas apabila pekerjaannya didukung oleh reference group.
Secara umum terdapat tiga teori yang membicarakan tentang kepuasan kerja,
yaitu Discrepancy Theory, Equity Theory, dan Two Factor Theory (Wexley & Yukl,
1997).
1) Discrepancy Theory
Menurut Wexley & Yukl, teori ini pertama kali dikemukakan oleh Porter (1961)
yang mengukur kepuasan kerja dengan menghitung selisih antara apa yang
seharusnya ada dengan kenyataan yang dirasakan. Kemudian Locke (1969),
menerangkan bahwa kepuasan kerja dicapai jika tidak terdapat perbedaan atau
kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan kenyataan yang dipersepsi.
Semakin jauh kenyataan yang dirasakan dari standar minimum, maka akan
semakin besar pula ketidakpuasan pekerja terhadap pekerjaannya. Kemudian,
berdasarkan penelitian dari Wanous dan Lawler (Wexly & Yukl, 1997)
menyatakan bahwa sikap pekerja terhadap pekerjaannya tergantung pada
bagaimana kesenjangan tersebut dipersepsi oleh pekerja.
2) Equity Theory
Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas
tergantung dari apakah ia merasakan adanya keadilan, kesepadanan (equity) atau
9
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 10/23
tidak, terhadap situasi tertentu. Perasaan equity dan inequity terhadap suatu situasi
diperoleh dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas,
sekantor, maupun di tempat lain pada tingkat hierarki yang sama (Wexley &
Yukl, 1997). Komponen-komponen utama dari teori ini adalah :
(1) Inputs (masukan) yaitu segala sesuatu yang berharga dan dirasakan
pekerja akan membantu pekerjaannya, seperti pendidikan, pengalaman,
keterampilan, jumlah usaha yang dikerahkan, jumlah jam kerja, dan
perlengkapan yang digunakan dalam bekerja.
(2) Outcomes (hasil), yaitu segala sesuatu yang berharga dan dirasakan oleh
pekerja sebagai hasil dari pekerjaannya, seperti upah, tunjangan (fasilitas
perusahaan), status simbol, pengakuan, dan kesempatan berprestasi atau
menyatakan diri.
(3) Comparison Persons, yaitu orang lain sebagai pembanding. Comparison
person ini dapat berupa seseorang di perusahaan yang sama atau di tempat
lain, atau bisa juga dengan dirinya sendiri pada waktu yang lampau.
(4) Equity-inequity, menurut teori ini setiap pekerja akan membandingkan
ratio (perimbangan) antara inputs dengan outcomes dirinya dengan inputs dan
outcomes orang lain Apabila perbandingan tersebut dirasakan tidak seimbang,
tetapi menguntungkan, maka kondisi itu dapat menimbulkan kepuasan, bisa
juga tidak (merasa bersalah atau malu). Tetapi apabila perbandingan tersebut
dirasakan tidak seimbang dan merugikan, maka akan menimbulkan
ketidakpuasan kerja, keadaan ini akan mendorong pekerja untuk mencapai
10
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 11/23
keadaan equity. Berbagai cara dapat dilakukan pekerja untuk mencapai
keadaan equity, yaitu :
a) Meningkatkan atau menurunkan personal inputs, terutama dalam
berusaha.
b) Membujuk comparison person yang digunakan sebagai
pembanding untuk meningkatkan atau menurunkan personal inputs.
c) Membujuk perusahaan untuk mengubah personal outcomes
pekerja atau comparison person.
d) Secara psikologis mengubah personal inputs dan personal
outcomes.
e) Secara psikologis mengubah personal inputs dan/atau outcomes
pada comparison persons.
f) Memilih comparison persons yang lain.
g) Keluar dari perusahaan/pekerjaannya.
Teori equity ini memberikan prediksi bahwa seorang pekerja akan lebih
mungkin untuk melakukan perubahan terhadap masukan usaha, dibandingkan
reaksi lainnya terhadap inequity. Misalnya, seorang pekerja menerima upah lebih
rendah, maka ia akan mengurangi masukan usahanya, apakah dengan
menurunkan kualitas atau kuantitas kinerjanya. Sebaliknya jika seorang pekerja
menerima upah lebih besar, maka untuk mencapai keadaan equity ia akan
meningkatkan masukan usahanya.
3) Two-factors Theory
11
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 12/23
Teori ini dikembangkan dan dikemukakan oleh Frederick Herzberg (Wexley &
Yukl, 1997). Teori Herzberg ini sebagian besar didasarkan pada rumusan hierarki
kebutuhan dari Maslow.
Kualitas Audit
Kualitas audit menurut De Angelo (1981) sebagai probabilitas auditor mampu
mengungkapkan dan melaporkan suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.
Dalam standar pekerjaan lapangan audit keuangan (SPAP, 2001) menyebutkan bahwa
auditor bertanggung jawab untuk sedemikian rupa mewaspadai karakteristik dan jenis
ketidakberesan material yang potensial, berkaitan dengan bidang yang diaudit,
sehingga auditor dapat merencanakan auditnya untuk memberikan kepastian yang
memadai dalam mendeteksi ketidakberesan material tersebut. Kualitas audit sulit
diukur secara obyektif, sehingga para peneliti menggunakan berbagai dimensi
kualitas audit.
Kerangka Pemikiran
12
Tingkat Pendidikan
Auditor
Besarnya Kantor
Akuntan Publik
(KAP)
PenggunaanTeknologi Informasi
Kualitas
Audit
Tingkat KepuasanKerja Auditor
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 13/23
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini memperlihatkan adanya pengaruh
tingkat pendidikan auditor, besarnya KAP, penggunaan teknologi informasi terhadap
tingkat kepuasan kerja auditor dan implikasinya pada kualitas audit.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran, rumusan hipotesis disusun sebagai berikut :
Hipotesis 1
Tingkat pendidikan auditor, besarnya KAP, dan penggunaan teknologi informasi
saling berhubungan satu sama lain .
Hipotesis 2
Tingkat pendidikan auditor, besarnya KAP, dan penggunaan teknologi informasi
berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor baik secara parsial maupun simultan.
Hipotesis 3
Tingkat pendidikan auditor, besarnya KAP, dan penggunaan teknologi informasi
serta kepuasan kerja auditor berpengaruh terhadap kualitas audit baik secara parsial
maupun simultan .
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah basic /
fundamental research (Sekaran , 2003:8). Basic research memiliki tujuan utama
13
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 14/23
untuk menghasilkan lebih banyak pengetahuan dan pemahaman terhadap fenomena
yang menarik dan membangun teori-teori berdasarkan hasil penelitian.
Populasi dan Teknik Penarikan Sampel
Berdasarkan direktori IAI-KAP tahun 2007 yang dikeluarkan oleh Institut
Akuntan Publik IAI, jumlah KAP di Jakarta adalah 272, dengan jumlah anggota KAP
sebanyak 653 auditor . Penarikan sampel dilakukan dengan teknik probability yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk terpilih. Teknik
penarikan sampel yang dipakai adalah random sampling . Dalam teknik ini, penarikan
sampel dilakukan secara acak. Jumlah sampel minimal ditentukan dengan
menggunakan rumus Slovin (Umar, 2005:78), yaitu :
2).(1 e N
N n
+
=
di mana :
n = ukuran sampel
N = populasi
e = derajat kesalahan yang masih dalam batas toleransi diambil 10%.
Berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka jumlah sampel minimal untuk auditor
KAP di Jakarta dihitung sebagai berikut :
2)10,0.(6531
653
+
=n = 87
Teknik Pengumpulan Data
14
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 15/23
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengiriman kuesioner dengan
surat, email dan mendatangi langsung responden. Sedangkan responden adalah
auditor KAP di Jakarta. Oleh karena pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner, perlu diuji validitas dan reliabilitasnya.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
dan analisis jalur (path Analysis). Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui
karakteristik dari populasi yang terjaring sedangkan analisis jalur digunakan untuk
menjelaskan hubungan kausal yang kompleks yang melibatkan banyak variabel..
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Unit Observasi
Unit observasi dari penelitian ini adalah auditor KAP di Jakarta dengan jumlah
sampel 110. Responden adalah pemimpin rekan atau rekan atau auditor KAP.
Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik responden adalah : berdasarkan masa
kerja sebagian besar responden baru memiliki masa kerja kurang dari 3 tahun,
disusul kemudian responden yang memiliki masa kerja antara 3 – 5 tahun. Sementara
responden yang memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun hanya 11,82
persen.Berdasarkan jabatan mayoritas responden adalah auditor, yang lainnya
sebanyak 1,8% pemimpin dan 1,8% patner.
Gambaran Data Hasil Penelitian
15
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 16/23
Agar lebih mudah dalam menganalisis jawaban responden maka pada analisis
deskriptif akan dilakukan kategorisasi terhadap persentase skor tanggapan responden.
Penentuan persentase skor tanggapan responden didasarkan pada skor minimum
dengan skor maksimum, dimana rentang persentase skor minimum dengan persentase
skor maksimum akan dibagi menjadi 5 kategori sesuai dengan jumlah pilihan
jawaban pada instrumen penelitian.
Prinsip pengklasifikasian persentase skor jawaban responden diadopsi dari
Sugiyono (2006) dengan kriteria pengklasifikasian sebagai berikut.
Tabel 1
Kriteria Skor Jawaban Responden Berdasarkan Persentase Skor Aktual
No Persentase Skor Kategori Skor
1 20,00 – 36,00 Sangat Rendah/ Tidak Baik
2 36,01 – 52,00 Rendah/Kurang Baik
3 52,01 – 68,00 Cukup Tinggi/Cukup Baik
4 68,01 – 84,00 Tinggi/Baik
5 84,01 – 100 Sangat tinggi/Sangat Baik
20% diperoleh dari 1/5 x 100%100% diperoleh dari 5/5 x 100%
Hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada lampiran.
Uji Instrumen Penelitian
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner diperoleh hasil valid dan
reliabel (terlampir).
Hasil Analisis Data
Pengujian Hipotesis Pertama
16
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 17/23
Sebagaimana dihipotesiskan bahwa diantara ketiga variabel bebas terdapat
hubungan, untuk membuktikan hipotesis tersebut maka nilai korelasi diantara ketiga
variabel bebas dihitung dan dari hasil pengolahan diperoleh koefisien korelasi
diantara ketiga variabel bebas sebagai berikut.
X1 X2 X3
X1 1,0000 0,3498 0,4368
X2 1,0000 0,4122
X3 1,0000
Berdasarkan nilai koefisien korelasi diatas dapat dibuktikan bahwa:
• Antara tingkat pendidikan auditor dengan besarnya kantor akuntan publik
terdapat hubungan positif dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,3498,
hubungan antara tingkat pendidikan auditor dengan besarnya kantor akuntan
publik masuk dalam kategori lemah.
• Antara tingkat pendidikan auditor dengan penggunaan teknologi informasi
terdapat hubungan positif dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,4368,
hubungan antara tingkat pendidikan auditor dengan penggunaan teknologi
informasi masuk dalam kategori cukup kuat/cukup erat
• Antara besarnya kantor akuntan publik dengan penggunaan teknologi
informasi juga terdapat hubungan positif dengan nilai koefisien korelasi
sebesar 0,4122, hubungan antara besarnya kantor akuntan publik dengan
penggunaan teknologi informasi masuk dalam kategori cukup kuat/cukuperat.
17
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 18/23
Pengujian Hipotesis Kedua
Tabel 2
Besar Pengaruh Masing-Masing Variabel Independen Terhadap Tingkat Kepuasan
Kerja Auditor
Variabel
Bebas
Koefisien
Pengaruh
Pengaruh
Langsung
Pengaruh Tidak
LangsungTotal
X1 0,3094 9,58% 8,55% 18,13%
X2 0,3486 12,15% 8,85% 21,00%
X3 0,3535 12,49% 9,86% 22,35%Total Pengaruh Secara Bersama-sama = 61,48%
Secara bersama-sama tingkat pendidikan auditor, besarnya kantor akuntan
publik dan penggunaan teknologi informasi mampu menjelaskan perubahan yang
terjadi pada tingkat kepuasan kerja sebesar 61,48% dan sisanya sebesar 38,52%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Diantara ketiga variabel bebas,
penggunaan teknologi informasi memberikan kontribusi yang paling besar terhadap
tingkat kepuasan kerja. Hasil ini konsisten dengan pendapat Manson dalam Halim
(2004) bahwa penggunaan teknologi informasi membantu auditor dalam
melaksanakan pekerjaanya sehingga akan meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja
auditor.
18
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 19/23
Pengujian Hipotesis Ketiga
Tabel 4.3
Besar Pengaruh Masing-Masing Variabel Independen Terhadap Kualitas Audit
Variabel
Bebas
Koefisien
Pengaruh
Pengaruh
Langsung
Pengaruh Tidak
LangsungTotal
X1 0,2065 4,26% 7,69% 11,95%
X2 0,2034 4,14% 7,62% 11,76%
X3 0,2107 4,44% 8,43% 12,87%
Y 0,3719 12,77% 13,46% 26,23%
Total Pengaruh Secara Bersama-sama = 62,81%
Secara bersama-sama tingkat pendidikan auditor, besarnya kantor akuntan
publik, penggunaan teknologi informasi dan tingkat kepuasan kerja mampu
menjelaskan perubahan yang terjadi pada kualitas audit sebesar 62,81% dan sisanya
sebesar 37,19% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Diantara
keempat variabel bebas, tingkat kepuasan kerja memberikan kontribusi yang paling
besar terhadap kualitas audit. Hasil ini konsisten dengan pendapat Robbin (2003),
seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif
terhadap pekerjaannya. Sementara seseorang yang tidak puas terhadap pekerjaannya
akan menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian adalah :
1. Terdapat hubungan positif signifikan antara tingkat pendidikan auditor, besarnya
KAP dengan penggunaan teknologi informasi.
19
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 20/23
2. Terdapat pengaruh positif signifikan tingkat pendidikan auditor, besarnya KAP
dan penggunaan teknologi informasi terhadap tingkat kepuasan kerja auditor baik
secara parsial maupun simultan.
3. Terdapat pengaruh positif signifikan tingkat pendidikan auditor, besarnya KAP,
penggunaan teknologi informasi dan tingkat kepuasan kerja auditor terhadap
kualitas audit baik secara parsial maupun simultan.
Saran
Saran Pengembangan Ilmu
1. Bagi dunia akademis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
yang berharga dalam mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan kepuasan
kerja auditor dan kualitas audit.
2. Penelitian ini belum mengungkapkan seluruh variabel yang dapat mempengaruhi
tingkat kepuasan kerja auditor dan kualitas audit, maka dalam rangka
pengembangan ilmu, bagi peneliti lainnya yang tertarik dengan permasalahan
serupa sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan menambah variabel
eksogen/independen seperti : auditor firm tenure, auditor profesionalism dan
pergantian auditor.
Saran Operasional
1. Bagi KAP diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja auditornya dengan
meningkatkan pendidikan formal auditornya, selalu menyertakan auditornya
dalam pelatihan di bidang akuntansi dan auditing, selalu meningkatkan
20
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 21/23
kemampuan auditornya dalam penggunaan teknologi informasi serta memberikan
gaji yang besarnya sama pada jenjang kepangkatan atau beban kerja yang sama.
2. Bagi KAP diharapkan dapat meningkatkan kualitas auditnya dengan
meningkatkan pendidikan formal auditornya, selalu menyertakan auditornya
dalam pelatihan di bidang akuntansi dan auditing dan selalu meningkatkan
kemampuan auditornya dalam penggunaan teknologi informasi.
3. Bagi Ikatan Akuntan Indonesia, khususnya Institute Akuntan Publik Indonesia,
hasil penelitian ini menemukan bahwa kualitas audit akan meningkat jika auditor
KAP merasakan kepuasan kerja yang tinggi yang tercermin dari peningkatan
kualifikasi auditor, besarnya KAP dan penggunaan teknologi informasi, untuk itu
IAPI harus sering melakukan pelatihan di bidang akuntansi dan auditing dengan
pendekatan teknologi informasi berupa software auditing dan lain-lain.
21
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 22/23
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 2004. Auditing dan Sistem Informasi (Isu-isu Dampak Teknologi Informasi). Yogyakarta : Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Arens, Alvin A., Elder, Randal J. & Beasley, Mark S. 2006. Auditing and Assurance
Services. New Jersey : Pearson Education, Inc.
Badan Pemeriksa Keuangan. 2002. Panduan Manajemen Pemeriksaan. BPK-RI.
Chris Barker, Nancy Pistrang & Robert Elliot . 2002. Research Methods in Clinical
Psychology. 2nd ed. John Wiley & Sons, LTD Chichester England
Dang, Li, Brown, Kevin F., & McCullough, B D. 2004. Assessing Audit Quality: AValue Relevance Perspective. Melalui
http://business.ubalt.edu/events/asl-%20GNP_Mtg_Paper%5B1%5D.pdf
Duff. 2004. Understanding Audit Quality : The View of Auditors, Auditees and
Investors. Melalui
http://aaahg.org/AM2005/display.cfm?filename=sub10_1867.pdf&MIMEType=application%2Fpdf
Ghosh, Aloke & Moon, Doocheol. 2005. Auditor Tenure and Perceptions of AuditQuality. The Accounting Review 80 (2) : 585-612
Guy, Dan. M, C. Wayne Alderman and Alan J. Winters. 2001. Auditing . TerjemahanSugiyarto dkk. Jakarta : Erlangga.
Imam Ghozali & Fuad. 2005. Structural Equation Modelling : Teori, Konsep, dan
Aplikasi dengan program LISREL 8.54. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik . Jakarta :Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik. 2007. Directory2007 .Jakarta.
Jogiyanto. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman.Yogyakarta : BPFE UGM.
Kusnendi. 2005. Analisis Jalur Konsep dan Aplikasi dengan Program SPPS dan
LISREL 8.. Bandung : Univ.ersitas Pendidikan Indonesia.
22
5/12/2018 Jurnal Akt-ida Rosnidah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-akt-ida-rosnidah 23/23
Li, Chuntao, Song, Frank M. & Wong, Sonia M.L. 2005. Audit Firm Size Effects in
China’s Emerging Audit Market. Melalui
http://www.econ.upf.es/docs/papers/downloads/452.pdf
Poznanski, Peter J & Blinc, Dennis M. 1997. Using Structural Equation Modeling to
Investigate the Causal Ordering of Job Satisfaction and OrganizationalCommitment among Staff Accountants. Behavioral Research in Accounting.
Volume 9. Accounting, Behavior & Organizations Section of The American Accounting Association.
Robbins, Stephen P. 2001. Organizational Behavior . New Jersey : Prentice Hall, Inc.
…………………... 2003. Perilaku Organisasi. Terjemahan Tim Index. Jakarta : PT.
Index Kelompok Gramedia.
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business. New York : John Wiley &Sons.
Sukrisno Agoes. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh KAP . Jakarta :
Lembaga Penerbit FEUI.
………………… 2005. Pidato Pengukuhan Guru Besar : Peranan Internal Audit
Department, Enterprises Risk Management, dan Good Corporate Governance
terhadap Pencegahan Fraud dan Implikasinya kepada Peningkatan MutuLulusan Perguruan Tinggi di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat .
Sugiyono.2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Suryana Sumantri. 2001. Perilaku Organisasi. Bandung : Universitas Padjadjaran.
Sri Trisnaningsihi &Didik Ardiyanto. 2002. Pengaruh Komitmen terhadap
Kepuasan Kerja Auditor : Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris
pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur). Proceeding Simposium Nasional
Akuntansi 5 :468-480.
23