17
JOURNAL READING The Effect of Prebiotics in the Management of Neonatal Hyperbilirubinemia Presentan: Natharina Yolanda (2010-061- 023) Acta Paeditrica 2009; 98; pp. 1579-1581

Journal Reading.pptx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pembahasan "The Effect of Prebiotics in the Management of Neonatal Hyperbilirubinemia"

Citation preview

JOURNAL READING The Effect of Prebiotics in the Management of Neonatal Hyperbilirubinemia

JOURNAL READING

The Effect of Prebiotics in the Management of Neonatal Hyperbilirubinemia

Presentan:Natharina Yolanda (2010-061-023)Acta Paeditrica 2009; 98; pp. 1579-1581

ABSTRAKLATAR BELAKANGOligosakarida pada ASI seperti galacto-oligosaccharides (scGOS) dan fructo-oligosaccharides (lcFOS) dapat mempengaruhi flora mikrobial usus berperan dalam metabolisme bilirubin. Oleh karena itu, suplementasi prebiotik pada susu formula dipertimbangkan sebagai intervensi yang baik dan aman untuk mengatasi hiperbilirubinemia ringan pada neonatus aterm. METODEProspective, randomized, double-blind clinical trialHASILNeonatus yang diberi prebiotik menunjukan produksi feses lebih banyak dan kadar bilirubin transkutan yang lebih rendah (signifikan secara statistik pada 72 jam setelah lahir).KESIMPULANPenambahan prebiotik pada diet standar neonatus merupakan strategi yang baik untuk mengontrol hiperbilirubinemia neonatus.PENDAHULUANHiperbilirubinemia neonatal masih sering ditemui dan menjadi masalah klinis yang berbahaya.

Masalah klinis yang ditakuti adalah bilirubin ensefalopati. Selain itu, jaundice dapat menimbulkan kecemasan orangtua dan tingginya biaya perawatan.

Penelitan akhir-akhir ini mengarah pada penggunaan formula baru yang terdiri dari campuran oligosakarida prebiotik scGOS dan lcFOS (analog dengan konstituen ASI) meningkatkan metabolisme bilirubin.

Untuk mengetahui signifikansi pemberian formula tersebut, maka dilakukan uji klinis. TUJUAN Mengetahui efek suplementasi prebiotik terhadap hiperbilirubinemia sedang pada bayi aterm yang sehat.

METODESubjek dan ProtokolNeonatus aterm sehat yang tidak mendapatkan ASIGrup:Grup Intervensi: susu formula yang disuplementasi dengan 0,8 g/dl campuran scGOS dan lcFOS, rasio 9:1Grup Kontrol: susu formula + 0,8 g/dl maltodextrine sebagai plaseboRandomisasi: random numbers table allocation ratio 1:1Blinded : personel penelitian, tenaga kesehatan, dan orangtua Periode intervensi: 28 hari

METODE (2)Kriteria Eksklusi:Distres respirasiMalformasi kongenital mayorInborn error of metabolismInfeksi atau sepsis yang terbuktiSefalohematomaKetidakcocokan golongan darahSaudara dengan riwayat jaundiceMETODE (3)Konsentrasi bilirubin dimonitor secara transkutan dengan sistem BiliCheckWaktu awal pengukuran (T1): dalam 2 jam setelah kelahiranPengukuran berikutnya: pada 24, 48, dan 72 jam dan pada 5, 10, dan 28 hari Dilakukan pengukuran BB, PB, dan lingkar kepala pada setiap waktu pengukuran bilirubinPencatatan:Efek samping (pengisian diary oleh orang tua)Frekuensi BAB di RS dan di rumah

METODE (4)Analisis DataSampel minimal = 31 balita ( error = 0.05, error = 0.8) Data berupa mean standar deviasiANOVA : untuk pengukuran berulangp-value < 0.05 : signifikanAnalisis dengan STATA Statistical Software vr. 4

HASIL Subjek penelitian94 neonatus10 orang tua neonatus tidak setuju8 neonatus memenuhi kriteria eksklusi76 neonatus menyelesaikan penelitianHASIL (2)Karakteristik demografis dan klinis

HASIL (3)Parameter klinis setelah intervensi 28 hari

Tidak ada perbedaan penambahan BB, PB, dan lingkar kepalaFrekuensi BAB secara signifikan lebih tinggi pada grup intervensi (ANOVA p