Upload
jajangpermanasubhan
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 Journal Reading A!
1/15
WRAP UP JOURNAL READING
BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKTOR IKLIM DAN ANGKA INSIDEN DEMAM BERDARAH DENGUE
DI KABUPATEN SERANG
KELOMPOK A-1
KETUA : JAJANG PERMANA SUBHAN (1102012136)
SEKRETARIS : AYUNINGTYAS TRI HANDINI (110201300)
ANGGOTA : AIMAN IDRUS ALATAS (110201301)AMIRTHA MUSTIKASARI (1102013022)
ABIYYA FARAH PUTRI (1102013003)
BENING IRHAMNA (11020130!)
DHARMANING ESTU WIRASTYO (11020130"1)
INTAN MARSELA (1102013136)
LATHIFAH NABILAHSARI (11020131#)
ADIYATY YUNITA P (110201100")
JAKARTA
UNI$ERSITAS YARSI
201%2016
8/16/2019 Journal Reading A!
2/15
FAKTOR IKLIM DAN ANGKA INSIDEN DEMAM BERDARAH DENGUE DIKABUPATEN SERANG
Abstrak
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit berbasis vektor yang menjadi penyebabkematian utama di banyak negara tropis. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa variasi
iklim (jumlah hari hujan, lama penyinaran matahari, kelembaban) memiliki hubungan
bermakna dengan insiden DBD di Kota Bogor. ujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran dan hubungan antara !aktor iklim (suhu, "urah hujan, hari hujan, lama penyinaran
matahari, kelembaban, dan ke"epatan angin) dengan kejadian DBD di Kabupaten #erang
tahun $%%&'$%%. Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder !aktor iklim dan jumlah
kasus DBD. asil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
antara !aktor iklim suhu, "urah hujan, hari hujan, lama penyinaran matahari, kelembaban, dan
ke"epatan angin dengan angka insiden DBD di Kabupaten #erang tahun $%%&'$%%. al ini
disebabkan karena kurang lamanya durasi data yang diambil, kurang lengkapnya data iklim
yang didapat, dan kurangnya !rekuensi data insiden DBD yang diambil.
Pendahuluan
Penularan beberapa penyakit menular sangat dipengaruhi oleh !aktor iklim. Parasit dan vektor
penyakit sangat peka terhadap !aktor iklim, khususnya suhu, "urah hujan, kelembaban,
permukaan air, dan angin. Penyakit yang tersebar melalui vektor (vector borne disease)
seperti malaria dan Demam Berdarah Dengue (DBD) perlu diwaspadai karena penularan
penyakit seperti ini akan makin meningkat dengan perubahan iklim. Di banyak negara tropis
penyakit ini merupakan penyebab kematian utama.
*pidemiologi perubahan vektor penyakit merupakan an"aman bagi kesehatan manusia, salah
satunya adalah penyakit demam berdarah dengue. Kasus DBD dilaporkan terjadi pada tahun
+- di /ilipina kemudian disusul negara hailand dan 0ietnam. Pada dekade enam puluhan,
penyakit ini mulai menyebar ke negara'negara Asia enggara antara lain #ingapura,
1alaysia, #rilanka, dan 2ndonesia. Pada dekade tujuh puluhan, penyakit ini menyerang
kawasan pasi!ik termasuk kepulauan Polinesia.
Penyakit DBD pertama kali di 2ndonesia ditemukan di #urabaya pada tahun +3. #ejak saat
itu penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun +% seluruh
propinsi di 2ndonesia telah terjangkit penyakit DBD.& Berdasarkan data Departemen
Kesehatan, pada tahun $%%& ter"atat dua propinsi menyatakan angka insiden luar biasa pada
penyakit DBD, yaitu Banten dan 4awa Barat. #tatus K5B tersebut didasarkan atas peningkatan kasus DBD sepanjang 4anuari hingga pertengahan /ebruari di Banten dan 4awa
Barat yang meningkat dua kali lipat disbanding tahun $%%3.&
Kabupaten #erang merupakan wilayah di Propinsi Banten yang memiliki jumlah kasus
terbesar kedua setelah Kabupaten angerang. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun
$%% sebanyak $-$ dengan kematian +% kasus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
gambaran dan hubungan antara !aktor iklim (suhu, "urah hujan, hari hujan, lama penyinaran
matahari, kelembaban, dan ke"epatan angin) dengan angka insiden demam berdarah dengue
di Kabupaten #erang tahun $%%&'$%%.
1etode Penelitian
8/16/2019 Journal Reading A!
3/15
Penelitian ini bersi!at kuantitati! dan merupakan studi deskripti! yang menggunakan disain
studi ekologi. #tudi ini dapat mengetahui hubungan antara !aktor iklim (suhu, "urah hujan,
hari hujan, lama penyinaran matahari, kelembaban udara, dan ke"epatan angin) dan angka
insiden Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten #erang $%%&'$%%. 5okasi Penelitian
adalah di wilayah Kabupaten #erang, Banten dengan 6 ke"amatan. 5okasi tersebut dijadikan
lokasi penelitian dengan pertimbangan terdapat +& ke"amatan endemis dan seluruhke"amatan merupakan wilayah sporadis DBD. 7aktu pelaksanaan pengambilan data
dilakukan selama bulan 1ei $%%. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kejadian DBD
yang ter"atat di Kabupaten #erang tahun $%%&'$%%. idak dilakukan pengambilan sampel
karena pengamatan dilakukan pada total populasi dengan unit pengamatan adalah Kabupaten
#erang.
Pengumpulan data DBD dilakukan dengan mengambil data sekunder dari Dinas Kesehatan
Kabupaten #erang. Data hanya terbatas pada wilayah Kabupaten #erang dengan 6
ke"amatan. Data !aktor iklim berupa suhu, "urah hujan, hari hujan, lama penyinaran
matahari, kelembaban udara, dan ke"epatan angin diperoleh dari Balai Besar 1eteorologi dan
8eo!isika 7ilayah 22 9iputat. Data tersebut merupakan hasil pengumpulan data yangdilakukan oleh tim Program Pemberantasan Penyakit 1enular (P1) Dinas Kesehatan
Kabupaten #erang dan tim Badan 1eteorologi dan 8eo!isika (B18), kemudian dilakukan
penelurusan dan pemilihan data yang sesuai dengan variabel'variabel yang akan dianalisis.
Analisis data dilakukan untuk memberikan in!ormasi yang baik setelah data angka insiden
Demam Berdarah Dengue dan !aktor iklim Kabupaten #erang tahun $%%&'$%% terkumpul.
ahapan analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis univariate
berman!aat untuk memberi gambaran distribusi angka insiden DBD serta gambaran !luktuasi
!aktor iklim (suhu, "urah hujan, hari hujan, lama penyinaran matahari, kelembaban udara, dan
ke"epatan angin) tahun $%%&'$%%. Analisis bivariat dengan menggunakan uji korelasi'
regresi, dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen yaitu !aktor iklim
dengan variabel dependen yaitu angka insiden DBD di Kabupaten #erang tahun $%%&'$%%.
:ntuk mengetahui derajat;keeratan hubungan dan arah hubungan dua variabel numerik
digunakan analisis korelasi. ubungan dua variabel numerik tersebut dapat berpola positi!
maupun negati!. ubungan positi! terjadi bila kenaikan satu variabel diikuti kenaikan
variabel lain. #edangkan hubungan negati! terjadi bila kenaikan satu variabel diikuti
penurunan variabel yang lain.
Analisis bivariat dilakukan melalui dua langkah yaitu pertama melalui pena!siran nilai
korelasi (r). Dalam pena!siran arti nilai korelasi (r) berikut ini adalah kisaran nilai korelasi
dan arti dari nilai korelasi menurut 9olton, yaitu<r = %,%% > %,$- ? tidak ada hubungan;hubungan lemah
r = %,$3 > %,-% ? hubungan sedangr = %,-+ > %,&- ? hubungan kuatr = %,&3 > +,%% ? hubungan sangat kuat;sempurna
5angkah kedua adalah melihat kemaknaan hasil korelasi melalui nilai probabilitas yang
didapat dengan hipotesis sebagai berikut.% = idak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel+ = Ada hubungan (korelasi) antara dua variabel
Dengan menggunakan Confident Interval (92) -@ maka jika probabilitas yang didapat lebih
besar dari %,%- maka % diterima. 4ika probabilitas yang didapat kurang dari %,%- maka %
ditolak. ipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan (korelasi) antara !aktor iklim
dengan angka kejadian DBD di Kabupaten #erang, Banten
asil dan Pembahasan
8/16/2019 Journal Reading A!
4/15
A&' I&*+,& DBD. Diketahui bahwa rata'rata angka insiden DBD untuk periode tahun$%%&'$%% adalah -,6 per +%.%%% penduduk, dengan nilai minimal tingkat insidensi (2) %,
per +%.%%% penduduk serta nilai maksimalnya adalah +%,6+ per +%.%%% penduduk. #ementara
untuk rata'rata angka;tingkat insidensi pada tahun $%%& adalah &,- per +%.%%% dan untuk
tahun $%% adalah , per +%.%%% penduduk (abel +).
F/ I+. asil uji keeratan hubungan antara suhu, "urah hujan, hari hujan, lama penyinaran, kelembaban, dan ke"epatan angin menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang bermakna dengan insiden DBD selama tahun $%%&'$%%, dengan nilai r dan p masing'
masing %,$+$ ( p = %,$+) %,+ ( p = %,++6) %,%+ ( p = %,+-%) '%,+% ( p = %,3+$) '%,%+3 ( p
= %,6+) dan %, ( p =%,+%3). al ini dapat dilihat pada 8ambar +, $, , 6, -, dan 3.
S454 ,&'& I&*+,& DBD. 2klim dapat berpengaruh terhadap pola penyakit in!eksi karenaagen penyakit baik virus, bakteri atau parasit, dan vekor bersi!at sensiti! terhadap suhu,kelembaban, dan kondisi lingkungan ambien lainnya. #elain itu, 7C juga menyatakan
bahwa penyakit yang ditularkan melalui nyamuk seperti DBD berhubungan dengan kondisi
"ua"a yang hangat. Penelitian yang dilakukan Andriani ($%%+) menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara !a"tor iklim dengan angka insiden DBD selama tahun +&'
$%%% di DK2 4akarta terutama untuk suhu udara,+% sedangkan penelitian ini menghasilkan hal
yang sebaliknya, yaitu tidak ada hubungan antara iklim dengan insiden DBD. asil penelitian
ini sejalan dengan penelitian #ungono ($%%6) di 4akarta :tara tahun +'$%% yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara suhu dengan angka insiden DBD.++
Begitu juga dengan penelitian ohaedi ($%%) di 4akarta Barat tahun $%%&.
8/16/2019 Journal Reading A!
5/15
idak terdapat hubungan yang bermakna antara suhu dengan angka insiden DBD mungkin
disebabkan karena suhu udara rata'rata per bulan yang berkisar antara $-,'$&, 9 kurang
mendukung dalam proses perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dan untuk penularan
virus
dengue. 1eskipun suhu di Kabupaten #erang merupakan suhu optimal dan dapatmenyebabkan jumlah ve"tor meningkat, tetapi terdapat kemungkinan bahwa ve"tor nyamuk
yang ada dan berjumlah meningkat tidak in!ekti! sehingga tidak berpengaruh pada
peningkatan angka insiden DBD.
45 H47& ,&'& I&*+,& DBD. asil penelitian ini sejalan dengan penelitian #ungono($%%6) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara "urah hujan dengan
insiden DBD di 4akarta :tara tahun +'$%%.++ ohimat ($%%$) juga menyatakan tidak
ada hubungan antara suhu dengan penurunan; peningkatan angka insiden DBD di Bogor
tahun +' $%%+.+- #ementara itu penelitian lain yang dilakukan Andriani ($%%+)
menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara !aktor iklim "urah hujan dan angkainsiden DBD selama tahun +&'$%%% di DK2 4akarta.+%
H+ H47& ,&'& I&*+,& DBD. asil penelitian ini sejalan dengan penelitian yangdilakukan #ungono ($%%6) di 4akarta :tara tahun +'$%% yang menyatakan bahwa tidak
ada hubungan bermakna antara hari hujan dengan insiden DBD.++ Begitu juga dengan
penelitian ohaedi ($%%) di 4akarta Barat tahun $%%& yang menyatakan tidak ada hubungan
yang bermakna antara hari hujan dengan insiden DBD.+$
8/16/2019 Journal Reading A!
6/15
asil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan #ungono ($%%6) di 4akarta
:tara tahun +' $%% yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara lama
penyinaran matahari dengan insiden DBD.++ Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
#ilaban ($%%-) di Bogor pada $%%6'$%%- yang menyimpulkan terdapat hubungan yang
bermakna antara lama penyinaran matahari dengan insiden DBD.+& Depkes dalam #itorus
($%%) menyimpulkan bahwa intensitas atau lama pen"ahayaan matahari sangat berpengaruhdengan suhu dan kelembaban yang ada di sekitarnya. 9ahaya berpengaruh pada kebiasaan
nyamuk untuk men"ari makan atau tempat beristirahat. Karena terdapat spesies nyamuk yang
meninggalkan tempat istirahat setelah $%'% menit matahari terbenam. 7C dalam #ilaban
($%%-) menyimpulkan bahwa nyamuk A.aegypti memiliki kebiasaan beristirahat di tempat
yang gelap dan terlindung dari sinar matahari, begitu pula dalam kebiasaan meletakkan telur
K88& ,&'& I&*+,& DBDasil penelitian ini sesuai dengan penelitian ohimat ($%%$) yang menyatakan tidak ada
hubungan antara kelembaban dengan penurunan;peningkatan angka insiden DBD di Bogor tahun +'$%%+.+- Eamun hal ini tidak sejalan dengan penelitian #ungono ($%%6) di 4akarta
:tara tahun +'$%% yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara kelembaban
dengan insiden DBD.++ Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Andriani ($%%+)
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara !aktor iklim kelembaban dan
angka insiden DBD selama tahun +&'$%%%. Kelembaban dapat mempengaruhi transmisi
vector borne disease, terutama vektor serangga. Kemampuan nyamuk dalam bertahan hidup
mengalami penurunan pada kondisi kering. ata'rata kelembaban telah ditemukan sebagai
!aktor paling kritis pada iklim;penyakit
8/16/2019 Journal Reading A!
7/15
K9/& A&'+& ,&'& I&*+,& DBD. Penelitian ini sejalan dengan penelitian #ungono($%%6) di 4akarta :tara tahun +'$%% yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara ke"epatan angin dengan insiden DBD.++ Demikian pula halnya dengan
penelitian yang dilakukan oleh #ilaban ($%%-) di Bogor pada $%%6'$%%- yang menyimpulkan
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara ke"epatan angin dengan insiden
DBD.+& Eamun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Andriani ($%%+) yangmenyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara !a"tor iklim ke"epatan angin
dan angka insiden DBD selama tahun +&'$%%%.+% Berdasarkan penelitian #ulaksana dalam
Purba ($%%3) dengan ke"epatan angin ++'+6 meter;detik atau $$'$ knot maka akan
menghambat perkembangan nyamuk sehingga penyebaran vektor menjadi terbatas.
#ementara
menurut teori yang dikemukakan Poorwo dalam Purba ($%%3) menyatakan bahwa angin
sangat mempengaruhi arah terbang nyamuk dan nyamuk melakukan perkawinannya di
udara.$$ Andriani ($%%+) menyatakan semakin tinggi ke"epatan angin maka semakin sulit
nyamuk untuk terbang karena tubuhnya yang ke"il dan ringan sehingga mudah terbawa oleh
angin.+%
7C dalam #ilaban ($%%3) menyimpulkan ke"epatan angin akan mempengaruhi penyebarannyamuk A.aegypti.+& Ke"epatan angin akan mempengaruhi daya jangkau terbang nyamuk A.
aegypti. #emakin luas daya jangkau nyamuk, maka semakin banyak kesempatan untuk
kontak dengan manusia sehingga umur dan masa reproduksi nyamuk akan semakin panjang
#impulan
#e"ara keseluruhan, tidak ada salah satu pun dari !a"tor iklim yang diteliti (suhu, "urah hujan,
hari hujan, lama penyinaran matahari, kelembaban, dan ke"epatan angin) yang memiliki
hubungan bermakna dengan insiden DBD di Kabupaten #erang tahun $%%&'$%%. Ada beberapa hal yang mungkin membuat hal ini terjadi. Beberapa diantaranya adalah kurang
lamanya durasi data yang diambil, kurang lengkapnya data iklim yang didapat, dan
kurangnya !rekuensi data insiden DBD yang diambil. #elain itu, mungkin upaya
pemberantasan nyamuk A. aegepty sebagai vektor DBD yang dilaksanakan di Kabupaten
#erang telah berhasil.
Ada kemungkinan penelitian ini kurang akurat karena hanya mengambil data selama dua
tahun, sehingga tidak ada !aktor iklim yang terlihat memiliki hubungan bermakna dengan
insiden DBD. #ebaiknya pihak kesehatan bekerja sama dengan Badan 1eteorologi dan
8eo!isika supaya !aktor iklim dapat terpantau dengan baik. 1asyarakat pun harus senantiasa
digerakkan
dalam program imunisasi dan PB#, karena penyakit DBD berkaitan dengan imunitas.Dengan diketahuinya kekurangan dari penelitian ini, diharapkan untuk peneliti selanjutnya
8/16/2019 Journal Reading A!
8/15
supaya dapat mengentisipasi hal'hal yang dapat menimbulkan kekurangan yang sama seperti
penelitian ini. 5angkah yang dapat dilakukan diantaranya mengumpulkan data sekunder lebih
lama dari yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu minimal tahun. #elain itu, diharapkan
peneliti selanjutnya menggunakan data sekunder tidak hanya dari satu stasiun, melainkan dari
beberapa stasiun. Dengan demikian, diharapkan akan terlihat beberapa !aktor yang
berhubungan bermakna dengan angka insiden DBD di Kabupaten #erang.
8/16/2019 Journal Reading A!
9/15
KOMPONEN YANG DITELAAH
1. J4,4
a. idak terlalu panjang atau terlalu pendek (;)
4udul yang baik tidak lebih dari $% kata, dan jurnal ini hanya menggunakan ++kata dan sudah men"akup seluruh variabel yang diteliti
b. 1enggambarkan topik utama penelitian (;)1engenai hubungan iklim dan insiden kejadian demam berdarah
". 1enarik minat untuk memba"a (;)d. 1enggunakan bahasa baku (;)
2. P&'&'
Pengarang lebih dari satu, penulisan pengarang dengan nama lengkap. Penulisan
pengarang sudah benar, urutan penulisan nama dimulai dari penulis pertama, lalu
kedua, dan seterusnya.
3. A8*/*+a. 1emuat komponen 21AD (2ntrodu"tion, 1ethods, esults, Dis"ussion) (;)
2ntrodu"tion < #alah satu dampak dari perubahan iklim adalah kemungkinan
peningkatan kejadian yang terus menerus dari vector borne disease. Demam
berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit berbasis vektor yang menjadi
penyebab kematian utama di banyak negara tropis. Penelitian sebelumnya
menyatakan bahwa variasi iklim (jumlah hari hujan, lama penyinaran matahari,
kelembaban) memiliki hubungan bermakna dengan insiden DBD di Kota Bogor.
1ethods < 1enggunakan data sekunder yakni !aktor iklim dan jumlah kasus
DBD.
esults < asil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara !aktor iklim suhu, "urah hujan, hari hujan, lama penyinaran
matahari, kelembaban, dan ke"epatan angin dengan angka insiden DBD di
Kabupaten #erang tahun $%%&'$%%.
Dis"ussion < al ini disebabkan karena kurang lamanya durasi data yang diambil,
kurang lengkapnya data iklim yang didapat, dan kurangnya !rekuensi data insiden
DBD yang diambil.
b. #ingkat dan jelas (;) karena sudah merepresentasikan penelitian yang telahdilaksanakan.
#. P&,544&< 4/:a. Alasan penelitian (;)
Kabupaten #erang merupakan wilayah di Propinsi Banten yang memiliki jumlah
kasus terbesar kedua setelah Kabupaten angerang.
b. ujuan penelitian (;)Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran dan hubungan antara !aktor
iklim (suhu, "urah hujan, hari hujan, lama penyinaran matahari, kelembaban, dan
ke"epatan angin) dengan angka insiden demam berdarah dengue di Kabupaten
#erang tahun $%%&'$%%.
8/16/2019 Journal Reading A!
10/15
". Pustaka yang mendasari relevan (;) karena semua pustaka yang digunakan berguna untuk menunjang penelitian.
. M/,'+< 4/:a. Disain, lokasi, dan waktu penelitian dilakukan (;)
Disain < #tudi deskripti! dengan disain studi ekologi5okasi < Kabupaten #erang
7aktu < #elama bulan 1ei $%%
b. Populasi penelitian (;)Populasi yang dipakai adalah seluruh penduduk Kabupaten #erang
". Kriteria pemilihan populasi (T+, ,)d. eknik sampling dan perkiraan besar sampel (T+, ,). eknik pengumpulan data (;)
Data tersebut merupakan hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh tim
Program Pemberantasan Penyakit 1enular (P1) Dinas Kesehatan Kabupaten
#erang dan tim Badan 1eteorologi dan 8eo!isika (B18), kemudian dilakukan penelurusan dan pemilihan data yang sesuai dengan variabel'variabel yang akan
diteliti.
=. De!inisi operasional dari variabel penelitian (;)De!inisi operasional variable tidak dijelaskan se"ara jelas.
0ariabel penelitian :ntuk mengetahui derajat;keeratan hubungan dan arah
hubungan dua variabel numerik digunakan analisis korelasi. ubungan dua
variabel numerik tersebut dapat berpola positi! maupun negati!. ubungan positi!
terjadi bila kenaikan satu variabel diikuti kenaikan variabel lain. #edangkan
hubungan negati! terjadi bila kenaikan satu variabel diikuti penurunan variabel
yang lain.'. en"ana pengolahan dan analisis data, batas kemaknaan, dan kekuatan penelitian
(;)en"ana pengolahan didalam jurnal setelah pengumpulan data, dilakukan
penelurusan dan pemilihan data yang sesuai dengan variabel'variabel yang akan
diteliti.
Analisis data pada penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis
univariat berman!aat untuk memberi gambaran distribusi angka insiden DBD serta
gambaran !luktuasi !aktor iklim (suhu, "urah hujan, hari hujan, lama penyinaran
matahari, kelembaban udara, dan ke"epatan angin) tahun $%%& $%%. Analisis
bivariat dengan menggunakan uji korelasi'regresi, dilakukan untuk melihat
hubungan antara variabel independen yaitu !aktor iklim dengan variabel dependen
yaitu angka insiden DBD di Kabupaten #erang tahun $%%&'$%%. :ntuk
mengetahui derajat;keeratan hubungan dan arah hubungan dua variabel numerik
digunakan analisis korelasi.
Batas kemaknaan dan kekuatan penelitian, melihat kemaknaan hasil korelasi
melalui nilai probabilitas yang didapat dengan hipotesissebagai berikut.
% = idak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel
+ = Ada hubungan (korelasi) antara dua variabel
Dengan menggunakan 9on!ident 2nterval (92) -@ maka jika probabilitas yang
didapat lebih besar dari %,%- maka % diterima. 4ika probabilitas yang didapat
kurang dari %,%- maka % ditolak.
8/16/2019 Journal Reading A!
11/15
6. H*+< 4/:. abel deskripsi subyek penelitian (;)
8. abel dan ilustrasi ditulis dengan tepat dan in!ormative (;)
abel dan ilustrasi ditulis dengan tepat dan in!ormative karena terdapat keterangan
yang menyertai sehingga mudah untuk dimengerti". #emua hasil penelitian yang penting (;)
8/16/2019 Journal Reading A!
12/15
#e"ara keseluruhan, tidak ada salah satu pun dari !a"tor iklim yang diteliti (suhu,
"urah hujan, hari hujan, lama penyinaran matahari, kelembaban, dan ke"epatan
angin) yang memiliki hubungan bermakna dengan insiden DBD di Kabupaten#erang tahun $%%&'$%%.
d. asil uji statistik, nilai p, dan interval keper"ayaan (bila menggunakan) (;)4urnal ini terdapat hasil uji statistik dan nilai p, tetapi tidak men"antumkan
interval keper"ayaan pada tabel.
8/16/2019 Journal Reading A!
13/15
e. Disertakan komentar dan pendapat (;)
!. D+*4*+a. 1embahas semua hal yang relevan (;)
4umah insiden DBD dipengaruhi atau tidaknya pada beberapa !aktor, "ontohnya
!aktor iklim tidak mempengaruhi insiden, suhu dapat berpengaruh pada pola
penyakit in!eksi, "urah hujan tidak berpengaruh pada insiden namun berpengaruh
pada penyebaran vektor nyamuk, lamanya penyinaran matahari, kelembaban dan
ke"epatan angin juga tidak berpengaruh pada insiden DBD. b. Dikemukakan keterbatasan penelitian dan kemungkinan dampaknya terhadap
hasil (;)Pada jurnal dikemukakan keterbatasan penelitian yang hanya mengambil selama $
tahun sehingga kurang untuk dapat menunjukkan hubungan bermakna antara
!aktor iklim dengan insiden DBD.
". 1enghubungkan antara teori dengan hasil penelitian (;)asil penelitian sudah sesuai dengan teori yang sudah ada
d. 1enghubungkannya dengan pertanyaan penelitian (;)Pada Abstrak disebutkan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan
hubungan antara !aktor iklim dan jumlah kasus DBD, pertanyaan penelitian sudahterjawab bahwasannya, tidak ada hubungannya iklim dengan insiden DBD
8/16/2019 Journal Reading A!
14/15
e. 1engemukakan kesimpulan yang sahih berdasarkan data penelitian (;)Dilakukan berbagai penelitian didapatkan tidak adanya korelasi antara iklim dan
insiden DBD namun iklim mempengaruhi tingkat penyebaran dan pertumbuhan
vektor nyamuk. erdapat kesimpulan pada jurnal yaitu se"ara keseluruhan, tidak
ada salah satu pun dari !aktor iklim yang di teliti yang memiliki hubungan
bermakna dengan insiden DBD di kabupaten serang tahun $%%&'$%%
!. 1engemukakan saran penelitian selanjutnya disertai dengan anjuran metodologis
yang tepat (;)Dianjurkan penelitian selanjutnya menggunakan studi retrospekti! tahun
kebelakang dengan saran lebih mengembangkan kerjasama antara B1K8. Pada
simpulan di paragraph ,6,- terdapat saran penelitian untuk selanjutnya
mengantisipasi hal hal yang dapat menimbulkan kekurangan yang sama seperti
penilitian ini serta anjuran metodologis yang tepat untuk mengabil langkah
mengumpulkan data sekunder lebih lama dari yang dilakukan pada penellitian ini,
minimal tahun.
". U9& T+ K*+5a. Ditujukan kepada orang yang tepat (;)
b. Dinyatakan se"ara wajar (;)
>. D=/ P4*/a. #emua yang tertulis di da!tar pustaka tertera di naskah, dan sebaliknya (;)
b. Disusun se"ara urut (T+,)
Karena penulisan da!tar pustaka menggunakan !ormat van"ouper, sehingga
menjadi tidak urut sesuai abjad.
8/16/2019 Journal Reading A!
15/15
10. L+&-+&a. Ditulis dengan bahasa yang nyaman diba"a, in!ormati!, hemat kata, dan e!ekti!
(;) b. 1enggunakan ejaan bahasa yang baku (;)
Penulis menggunakan ejaan bahasa yang baku dan sistematis.