ITS Undergraduate 10147 Paper

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 ITS Undergraduate 10147 Paper

    1/9

    1

    PEMETAAN DAERAH RAWAN LONGSOR DENGAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS

    (STUDI KASUS HUTAN LINDUNG KABUPATEN MOJOKERTO)

    Oleh :

    Jefri Ardian Nugroho1

    , Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo Sukojo, DEA, DESS1

    , Inggit Lolita Sari, ST2

    1Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS - Sukolilo, Surabaya – 601112 LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), Jakarta

    AbstrakBencana alam sebagai salah satu fenomena alam dapat terjadi setiap saat, dimanapun dan

    kapanpun, sehingga dapat menimbulkan kerugian material dan imaterial bagi kehidupan masyarakat.Bencana longsor adalah salah satu bencana alam yang sering mengakibatkan kerugian harta bendamaupun korban jiwa dan menimbulkan kerusakan sarana dan prasarana lainnya yang bisa berdampak pada kondisi ekonomi dan sosial. Bencana tanah longsor yang terjadi di tahun 2002 dan 2007 pada

    kawasan hutan lindung di Kabupaten Mojokerto disebabkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi danbanyaknya kawasan hutan gundul yang menyebabkan air hujan tidak bisa terserap pada kawasan tersebut.Sehingga jatuh membawa material bukit. Untuk itu dilakukan pemetaan daerah yang rawan terhadapbahaya longsor dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis.

    Data penginderaan jauh yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra satelit SPOT 4 tahun2008, ditunjang data lain; peta jenis tanah Kabupaten Mojokerto skala 1:100000 tahun 2006, data curahhujan tahun 2006, peta kawasan hutan Kabupaten Mojokerto skala 1:100000 tahun 2001, peta geologi Kabupaten Mojokerto tahun 2006 skala 1:100000 dan data SRTM

    Dalam pengolahan citra SPOT 4 ini didapatkan hasil koreksi geometrik dengan nilai rata-rata RMSerror sebesar 0,603 dan nilai SOF sebesar 0.000136. Adapun metode yang digunakan dalam analisa ini adalah melakukan proses tumpang susun (overlay), yaitu dengan meng-overlay beberapa peta parameter (peta jenis tanah, peta curah hujan, peta tutupan lahan, peta kemiringan, peta ketinggian) danmemberikan pengharkatan (skor) pada masing-masing kriteria dari peta parameter tersebut

    Hasil dari penelitian ini memperlihatkan kawasan hutan lindung Kabupaten Mojokerto memiliki tingkat kerawanan longsor rendah (13,28 Ha) kerawanan longsor sedang (177,24 Ha) dan kerawananlongsor tinggi (427,15 Ha.)

    Kata Kunci : Bencana longsor, SPOT 4, Tingkat Kerawanan Longsor

    PENDAHULUANLatar Belakang

    Bencana alam sebagai salah satu fenomenaalam dapat terjadi setiap saat, dimanapun dankapanpun, sehingga dapat menimbulkan kerugianmaterial dan imaterial bagi kehidupanmasyarakat. Bencana longsor adalah salah satubencana alam yang sering mengakibatkankerugian harta benda maupun korban jiwa danmenimbulkan kerusakan sarana dan prasaranalainnya yang bisa berdampak pada kondisiekonomi dan sosial. Bencana alam tanah longsordapat terjadi karena pola pemanfaatan lahan yangtidak mengikuti kaidah kelestarian lingkungan,seperti gundulnya hutan akibat deforestasi, dan

    konversi hutan menjadi lahan pertanian danpermukiman di lahan berkemiringan lereng yangterjal. Bencana tanah longsor yang terjadi di tahun2002 dan 2007 pada kawasan hutan lindung diKabupaten Mojokerto disebabkan oleh intensitascurah hujan yang tinggi dan banyaknya kawasanhutan gundul yang menyebabkan air hujan tidakbisa terserap pada kawasan tersebut. Sehingga jatuh membawa material bukit. Kejadian longsordisebabkan oleh ketidakstabilan lahan yangdiakibatkan umumnya oleh ulah manusia.Ketidakstabilan lahan terjadi karena dua hal,pertama hilangnya tumbuhan atau pohon-pohondidataran tinggi yang memiliki fungsi mengikatbutir-butir tanah sekaligus menjaga pori-pori

  • 8/19/2019 ITS Undergraduate 10147 Paper

    2/9

    2

    tanah dibawahnya sehingga infiltrasi air hujanberjalan lancar. Kedua akibat eksploitasi lahanmiring yang tidak tepat misal pembangunanpemukiman dengan memotong tebing ataupengambilan tanah atau pasir didaerah bawah

    yang berlebihan. Kedua hal penyebab longsortersebut dipacu oleh adanya hujan lebat yangdatang tiba-tiba, sehingga tanah tidak mampu lagimenahan hantaman air hujan dan tergelincir kebawah. Untuk itu pemetaan daerah rawan longsorpada kawasan hutan lindung KabupatenMojokerto menjadi penting dilakukan sebagaisalah satu upaya mitigasi bencana.

    Teknologi penginderaan jauh (remotesensing) dan sistem informasi geografis (SIG)terbukti mampu menyediakan informasi datageospasial setiap objek dipermukaan bumi secara

    cepat, sekaligus menyediakan sistem analisakeruangan yang akurat. Sehingga dapat dilakukanupaya mitigasi bertujuan untuk mencegah bahaya(resiko) yang berpotensi menjadi bencana ataumengurangi efek dari bencana ketika bencanatersebut sudah terjadi.

    Perumusan MasalahDari latar belakang di atas, maka

    permasalahan yang timbul adalah “Bagaimanamemperoleh informasi dari Citra Spot 4 dan data-data pendukung lainnya yang diintegrasikandengan Sistem Informasi Geografis sehinggadapat diketahui daerah rawan longsor”.

    Batasan MasalahBatasan masalah yang akan di bahas dalam

    penelitian adalah sebagai berikut :1. Citra yang digunakan citra Spot 4 resolusi

    20 meter yang terdiri dari 3 scene,denganakuisisi tanggal 11 Januari 2008 dantanggal 16 Juli 2008.

    2. Daerah penelitian di kawasan hutanlindung Kabupaten Mojokerto

    3. Parameter yang digunakan untukmenentukan daerah rawan longsor yaitu jenis tanah, kemiringan, ketinggian, curahhujan, penggunaan lahan.

    Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah melakukan

    pengolahan dan analisis data dari citra satelitSPOT 4 dan data-data pendukung lainnya yangdigunakan untuk menentukan lokasi daerah rawan

    longsor di Kawasan Hutan Lindung KabupatenMojokerto.

    METODOLOGI PENELITIANLokasi Penelitian

    Kabupaten Mojokerto secara geografisterletak pada koordinat 112° 19’ 39” hingga 112°39’ 54” Bujur Timur dan 7° 18’ 14” hingga 7° 46’43” Lintang Selatan. Secara administratif luaswilayah Kabupaten Mojokerto adalah 692,15 km 2

    yang terbagi menjadi 18 kecamatan dan 304 desa.Adapun batas wilayah Kabupaten Mojokertoadalah :

    Batas utara : Kabupaten Lamongan danKabupaten Gresik

    Batas timur : Kabupaten Sidoarjo danKabupaten Pasuruan

    Batas selatan : Kabupaten Malang dan KotaBatuBatas barat : Kabupaten Jombang

    Gambar 1 Lokasi Geografis KabupatenMojokerto dan Kawasan Hutan Kabupaten Mojokerto

    Peralatan BahanPeralatan

    Peralatan yang digunakan dalam penelitianini adalah:• Perangkat Keras (Hardware)

    1. Notebook TOSHIBA Intel Core 2 Duo (2.0GHz) Memori 2 GB DDR2

    2. Printer HP Deskjet-F3803. GPS Navigasi GARMIN eTrex Vista Memori

    Internal 24 MB, 12 parallel chanel GPSreceiver , Barometric Altimeter , ElectronicCompass

    • Perangkat Lunak (Software)1. Sistem Operasi Windows XP2. Microsoft Word 2003 Microsoft Excel 20033. Matlab R2008a4. ER Mapper 7.05. Arc View 3.36. Arc GIS 9.2

    Kawasanhutan

  • 8/19/2019 ITS Undergraduate 10147 Paper

    3/9

    3

    Bahan1. Citra satelit SPOT-4 Kabupaten

    Mojokerto dengan path/row 296/365tanggal 11 Januari 2008 level 2A ,297/365 tanggal 16 Juli 2008 level 2A,

    297/366 tanggal 16 Juli 2008 level 2A.Lembaga Penerbangan dan AntariksaNasional (LAPAN)

    2. Peta RBI Digital Kabupaten Mojokertoskala 1: 25000 tahun 2006 (Sumber:BAPPEDA Kabupaten Mojokerto)

    3. Data SRTM/ Shuttle Radar TopographicMission (Sumber : LAPAN)

    4. Peta Geologi Kabupaten Mojokertotahun 2006 (Sumber : BAPPEDAKabupaten Mojokerto

    5. Peta Kawasan Hutan Kabupaten

    Mojokerto skala 1: 100000 tahun 2001(Sumber : Perhutani)6. Peta Jenis Tanah Kabupaten Mojokerto

    tahun 2006 (Sumber : BAPPEDAKabupaten Mojokerto.

    Tahapan Kegiatan PenelitianTahapan yang dilaksanakan dalam penelitian

    ini adalah sebagai berikut:

    Gambar 2 Diagram Alir Kegiatan Penelitian

    Gambar 3 Diagram Alir Pengolahan Data

    HASIL DAN PEMBAHASANPerhitungan Jaring Titik Kontrol ( Strength of Figure )

    Jumlah Titik : 21 titikJumlah Baseline : 47 baselineN Ukuran = Baseline x 3

    = 47 x 3 = 141N Parameter = Titik x 3

    = 21 x 3 = 63U = N Ukuran – N Parameter

    = 141 – 63 = 78Besar SoF = trace {( [A] x [A] T)-1 }

    U = 0.000136

    Koreksi GeometrikKoreksi geometrik dilakukan dengan

    menggunakan acuan peta RBI tahun 2006 denganskala 1:25000. Koreksi geometrik dilakukandengan menggunakan 21 buah titik GCP.Perhitungan nilai root mean square (RMS) error sebesar 0,603. Hasil atau nilai dari koreksigeometrik diwakili oleh nilai RMS error dari

    Pengumpulan Data

    Pengolahan Data:1. Pengolahan Citra SPOT-42. Pembuatan PetaKemiringan,curah hujan,jenis tanah,dan Ketinggian3.Pembuatan SIG

    Analisa

    Hasil Dan Kesimpulan

    Identifikasi danPerumusan Maslah

    Studi Literatur :Penginderaan Jauh danSIG

    Tahap persiapan

    Tahap PengolahanData

    Tahap Analisa

    Tahap Akhir

  • 8/19/2019 ITS Undergraduate 10147 Paper

    4/9

    4

    perhitungan GCP. Batas toleransi untuk nilaikesalahan RMS error adalah 1 pixel , sehinggaapabila nilai RMS error lebih dari 1 harus dilakukanperhitungan ulang (Purwadhi, 2001 ).

    Uji KetelitianSebelum melakukan uji ketelitian, dilakukangroundtruth untuk mengecek kebenaran hasilklasifikasi di citra dengan kenampakan obyek dilapangan. Caranya dengan pengambilan sample-sample tutupan lahan dari citra terklasifikasikemudian mencocokkan sample-sample tersebutdi lapangan dengan menggunakan hand GPSuntuk menentukan posisi sample tersebut dilapangan.

    Berdasarkan uji ketelitian denganmenggunakan confusion matrix , didapatkan hasil

    kebenaran ketelitian citra sebesar 85,93%sedangkan kesalahannya sebesar 14,07%.Sehingga dari hasil perhitungan tersebut, makaklasifikasi dianggap benar, karena nilainya lebihbesar dari 80%.

    Klasifikasi CitraKlasifikasi yang dilakukan pada citra SPOT 4

    menggunakan klasifikasi terselia. Hasil dariklasifikasi citra SPOT 4 yaitu berupa Peta tutupanlahan yang diklasifikasi menjadi 6 kelas yaitu :

    a. Tubuh Airb. Pemukimanc. Sawahd. Tegalane. Kebunf. Hutan

    Tabel 1 Jenis dan Luas Area Tutupan Lahan

    Kawasan HutanBerdasarkan data Peta Kawasan Hutan

    Kabupaten Mojokerto, kawasan hutan diKabupaten Mojokerto terbagi menjadi 4 macam,Hutan Lindung, Klas Perusahaan Jati, Klas

    perusahaan pinus, Taman Hutan Raya.

    Tabel 2 Luas Kawasan Hutan

    Dari hasil tabel 2 diatas dapat diketahuibahwa luas total kawasan hutan KabupatenMojokerto adalah 27663,294 Ha yang terdiri dariHutan Lindung seluas 618,672 Ha, Klas PerusahaanJati seluas 10225,941 Ha, Klas Perusahaan Pinusseluas 4911,886 Ha, dan Taman Hutan Raya seluas11906,815 Ha.

    Geologi BatuanPenamaan dan pengelompokan satuan batuan

    didaerah pemetaan berdasarkan data peta geologikabupaten mojokerto tahun 2006. Sedangkanpemerian (deskripsi) tentang sifat fisik batuan dantanah pelapukan didasarkan pada data hasilpenelitian yang dilakukan oleh DirektoratVulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi tahun2003.

    Berdasarkan hasil pengolahan data, KawasanHutan Lindung di Kabupaten Mojokerto, termasukFormasi Notopuro (Qpn) terdiri dari breksi, batupasir tufaan. Breksi berwarna abu-abu tua,komponennya terdiri dari andesit dan batu apung,kemas terbuka, kompak, dan keras. Pelapukan

    No.Jenis Tutupan

    Lahan Area (Ha)Area(%)

    1 Tubuh Air 38,155 0,05

    2 Pemukiman 451,488 1,33

    3 Sawah 1893,440 5,53

    4 Tegalan 8952,126 26,13

    5 Kebun,perkebunan 11390,367 33,25

    6 Hutan 11550,760 33.71

    Total 34256,336 100

    KawasanHutan

    Kecamatan

    HutanLindung(Ha)

    KlasPerusahaanJati (Ha)

    KlasPerusahaanPinus (Ha)

    TamanHutanRaya (Ha)

    Dawarblandong 1877,384 - -

    Jetis 805,077 - -

    Kemlagi 1832,982 - -

    Gondang 2075,228 - 5504,881

    Jatirejo 2857,770 - 2641,665Ngoro

    399,376- 452,455 -

    Pungging - 1,957 -

    Trowulan 687,816 - -

    Trawas219,236

    - 2363,395 469,667

    Pacet 89,684 2094,079 3303,602

    Total 618,672 10225, 941 4911,886 11906,815

  • 8/19/2019 ITS Undergraduate 10147 Paper

    5/9

    5

    batuan berupa lanau lempungan, berwarna coklat,bersifat lunak sampai agak teguh, plastisitassedang, tebal antara 0,75 sampai 1,25 m. Sebaranbatuan ini pada kawasan Hutan Lindung seluas618,672 Ha.

    Curah HujanBerdasarkan hasil penelitian dengan

    menggunakan data curah hujan tahun 2006(selama 10 tahun terakhir), kawasan hutanlindung Kabupaten Mojokerto curah hujan pertahun berkisar antara 2000-2500 mm/thn.

    KelerenganKelerengan lereng di daerah penelitian di bagi

    menjadi 5 kelas, yaitu : 0-8%, 8-15%, 15-25%, 25-40%, >40%. Berdasarkan hasil pengolahan data

    didapatkan kawasan hutan lindung KabupatenMojokerto termasuk dalam kriteria kelerenganantara 15-25%(agak curam) seluas 32,318 Ha, 25-40%(curam) seluas 109,939 Ha dan >40%(sangatcuram) seluas 476,385 Ha.

    Jenis TanahDari hasil pengolahan di atas dapat diketahui

    bahwa kawasan hutan lindung KabupatenMojokerto jenis tanahnya adalah grumosol seluas618,672. Tanah grumusol pada umumnyamempunyai tekstur liat, berwarna kelabu hinggahitam, pH netral hingga alkalis, dan mudah pecahsaat musim kemarau .

    KetinggianKetinggian di daerah kawasan hutan lindung

    Kabupaten Mojokerto meliputi < 1000 m dplseluas 271,058 Ha, 1000-2000 m dpl seluas347,406 Ha.

    Hasil Overlay PetaDidalam memprediksi tanah longsor

    diperlukan beberapa parameter antara lain bentuklahan, ketinggian,jenis tanah, penggunaan lahan,serta curah hujan. Berikut merupakan tabelparameter rawan longsor dan nilai skornya.

    Tabel 3 Parameter Rawan Longsor dan Nilai

    Kriteria tingkat kerentanan terhadap bahayalongsor di klasifikasikan menjadi 5 kelas yaitu (Aryanto dalam Alfan 2002 ):

    1. Tidak rawan2. Kerawanan rendah3. Kerawanan sedang

    No.Variabel Kriteria

    Nilai

    1Kelerengan

    • Datar, kemiringan 0-8%

    1• Landai, berombak sampai

    bergelombang, kemiringan 8-15 %

    2

    • Agak curam, berbukit,kemiringan 15-25% 3

    • Curam s/d sangat curam, kemiringan 25-40% 4

    • Sangat curam s/d terjal,kemiringan >40% 5

    2 Ketinggian

    • Hutan Dataran Rendah 0-1000 m dpl 1

    • Hutan Dataran Tinggi 1000-2000m dpl 2

    • Hutan Pegunungan >2000 mdpl 3

    3CurahHujan

    • Curah Hujan 2500 mm/thn

    5

    4Jenis Tanah

    • Alluvial1

    • Μ editeran, Brown Forest,Non Calcic Brown 2

    • Α ndosol3

    • Litosol4

    5Penggunaan

    Lahan

    • Tubuh Air1

    • Hutan2

    •Kebun 3

    • Tegalan, Sawah,Pemukiman 4

  • 8/19/2019 ITS Undergraduate 10147 Paper

    6/9

    6

    4. Kerawanan tinggi5. Sangat rawan

    Dengan proses overlay akan dihasilkan dataspasial baru (data analisis ).Pada data analisis, nilaiskor dari setiap area di jumlahkan. Denganmembagi selisih nilai tersebut dengan 5 kelastingkat kerentanan terhadap bahaya longsor (Deliar dalam Alfan 2000 ).

    Nilai minimal = 7Nilai maksimal = 21Interval Tingkat Kerentanan ( ITK ) =ITK = Nilai Max- Nilai Min 5 = 21 – 7 5 = 2,8 = 2

    Berdasarkan kriteria dari tingkat kerentananbahaya longsor dibagi menjadi lima kelas :1. Tidak rawan, nilai total skor 7-92. Kerawanan rendah, nilai total skor 10-123. Kerawanan sedang, nilai total skor 13-154. Kerawanan tinggi, nilai total skor 16-185. Sangat rawan, nilai total skor 19-21

    Dari proses overlay beberapa peta tematikyang dijadikan parameter daerah rawan longsordan proses skoring pada daerah penelitiandidapatkan hasil sebagai berikut:

    1. Daerah Hutan Lindung di kabupaten

    Mojokerto terletak pada kecamatan Ngorodan kecamatan Trawas

    2. Berdasarkan geologi batuan, Hutan Lindungdi Kabupaten Mojokerto terletak padaFormasi Notopuro. Terdiri dari breksi, batupasir tufaan. Breksi berwarna abu-abu tua,komponennya terdiri dari andesit dan batuapung, kemas terbuka, kompak, dan keras.Pelapukan batuan berupa lanau lempungan,berwarna coklat, bersifat lunak sampai agakteguh, plastisitas sedang, tebal antara 0,75sampai 1,25 m.

    3. Jenis tanah pada Hutan Lindung diKabupaten Mojokerto merupakan jenistanah Mediteran. Tanah ini berkembangdari bahan induk batu gamping denganperkembangan profil solum tanah sedanghingga dangkal. Sifat tanah ini berteksturlempung dengan struktur granuler gempal.Konsistensi dalam keadaan lembab danbasah sangat lekat, pH antara 6.5-7.5.

    Warna tanah merah sampai cokelatkemerahan.

    4. Kawasan Hutan Lindung kemiringanlerengnya meliputi 15-25% (agak curam)seluas 31,068 ha, 25-40% (curam) seluas

    109,669 ha dan > 40% (sangat curam) seluas475,135 ha5. Berdasarkan overlay Hutan Lindung di

    Kabupaten Mojokerto terletak pada kelasketinggian < 1000 (271.058 ha) dan 1000-2000 (347,406 ha)

    6. Curah hujan pada kawasan Hutan LindungKabupaten Mojokerto tergolong tinggiantara 2000-2500 mm.

    7. Berdasarkan hasil overlay dari peta tematikyang merupakan parameter dari rawanlongsor dan proses skoring kawasan Hutan

    Lindung Kabupaten Mojokerto terletak padakelas kerawanan longsor rendah (13.28),kelas kerawanan sedang (177,24 ha) dankerawanan tinggi (427,15 ha).

    Tabel 4 Luas Daerah Rawan Longsor BerdasarkanTingkat Kerawanan

    Kesimpulan1. Area Hutan Lindung pada Kabupaten

    Mojokerto termasuk kriteria daerahdengan tingkat kelongsoran rendah(13.28), tingkat kelongsoran sedang(177,24 ha) dan tingkat kelongsoran tinggi(427,15 ha)

    2. Daerah Hutan Lindung KabupatenMojokerto berdasarkan struktur geologibatuan termasuk ke dalam Formasi

    Kawasan Hutan

    KelasRawan

    HutanLindung(Ha)

    KlasPerusahaanJati (Ha)

    KlasPerusahaanPinus (Ha)

    TamanHutanRaya(Ha)

    Tidak

    Rawan

    436.35 - 228.71

    KerawananRendah

    13.28 7018.70 704.13 2190.18

    KerawananSedang

    177.24 2610.05 2559.79 5491.84

    KerawananTinggi

    427.15 160.81 1536.45 3840.26

    SangatRawan

    - 110.67 156.16

  • 8/19/2019 ITS Undergraduate 10147 Paper

    7/9

    7

    Notopuro, dengan jenis tanahnya adalahMediteran

    3. Nilai rata – rata RMS error citra SPOT 4tahun 2008 adalah 0,603 pergeseran rata-rata setelah dilakukan rektifikasi adalah

    sebesar 0,603 x 20 m = 12,06 meter.4. Adapun salah satu faktor penyebabkelongsoran pada daerah Hutan LindungKabupaten Mojokerto disebabkan karenatingkat curah hujan yang tinggi yaitu 2000-2500 mm/tahun, dan juga kelerengandaerah yang mencakup kelerengansebesar 15-25% (agak curam) seluas32,318 ha, 25-40% (curam) seluas 109,939ha dan > 40% (sangat curam) seluas476,385 ha

    5. Perhitungan SOF didapat besar SOF yaitu

    0,000136. Nilai SOF tersebut memenuhibatas toleransi yang disyaratkan untukkoreksi geometrik yaitu kurang dari 1(abidin, 2002).

    Saran1. Penelitian dilakukan secara berkala

    sehingga mempunyai data pembandingdaerah rawan longsor.

    2. Daerah penelitian memiliki tingkatkerawanan sedang dan kerawanan tinggi,untuk itu diupayakan agar tidak meningkatkelas kerawanannya. Hal ini dapatdilakukan dengan tetap menjagakelestarian hutan dengan tidak menebang

    pohon secara sembarangan.

    Daftar Pustaka

    Ali, H. 2009. Analisa Pendidikan Dasar Kecamatan Lowokwaru Kota MalangDengan Menggunakan SIG Berbasis Web.Program Studi Teknik Geomatika ITS.Surabaya

    Badan Geologi, 2006. Gerakan Tanah. Pusat

    Vulkanologi dan Mitigasi BencanaGeologiBadan Planologi Kehutanan, 2002. Petunjuk

    Teknis Skoring Penentuan FungsiKawasan Hutan. Departemen Kehutanan.Jakarta

    GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007. Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar . Staf Pemerintahan Kota Banda Aceh.Banda Aceh

    Kumajas, M. Desember 2006. Inventarisasi danPemetaan Rawan Longsor Kota Manado-Sulawesi Utara . Forum Geografi Vol.20

    No.2, 190-197Kurniawan, A.F. 2005. Pemanfaatan Penginderaan

    Jauh dan Sistem Informasi GeografisUntuk Pembuatan Peta Rawan BencanaTanah Longsor (Studi Kasus : KabupatenSitubondo) . Program Studi Teknik Geodesi ITS. Surabaya.

    Lilesand T.M, and Kiefer R. W. 2004. RemoteSensing and Image Interpretation., FifthEdition , John Wiley & Sons. New York.

    Lukitasari, F. 2009. Evaluasi Perubahan TutupanLahan Wilayah Pesisir Surabaya Timur Menggunakan Citra SPOT-4 Multispektral2005 dan Peta LPI (Lingkungan PantaiIndonesia) Tahun 1983. Program StudiTeknik Geomatika ITS.Surabaya

    Sudomo, O. Pengenalan ArcGIS 9.2, 2008, PTDuta Informatika.

    Paripurno, ET. 2006.Pengenalan Longsor Untuk PenanggulanganBencana ,http://geohazard.blog.com/2006/09/15/pengenalan-longsor-untuk-

    penanggulangan-bencana/ . Di kunjungi pada tanggal 9 Juni 2009, jam 09.30

    Pedoman Umum Budidaya Pertanian di LahanPegunungan. Faktor Penentu KepekaanTanah Terhadap Longsor dan Erosi,http://www.litbang.deptan.go.id/regulasi/o

    ne/12/file/BAB-II.pdf . Di kunjungi padatanggal 9 Juni 2009, jam 09.30Prahasta, E. 2001. Konsep-Konsep Dasar Sistem

    Informasi Geografis. Informatika.Bandung

    Prahasta, E. 2004. Sistem Informasi Geografis :ArcView lanjut.Informatika. Bandung

    Prahasta, E. 2007. Sistem Infomasi Geografis :Tutorial Arc View. Informatika.Bandung

    Purnawati, N.P. 2009. Analisa Potensi LahanPertanian Dengan MenggunakanTeknologi Penginderaan Jauh Dan

    Sistem Informasi Geografis DiKabupaten Tabanan dan Badung-Bali .Program Studi Teknik Geodesi ITS.Surabaya

    Purwadhi, H.F. 2001. Interpretasi Citra Digital.PT Grasindo. Jakarta.

    Rahmah. 2009. Penentuan Daerah Retensi Banjir Menggunakan Teknologi PenginderaanJauh Dan Sistem Informasi Geografis(Studi Kasus Kabupaten Mojokerto).

    http://geohazard.blog.com/2006/0http://geohazard.blog.com/2006/0http://www.litbang.deptan.go.id/regulasi/ohttp://www.litbang.deptan.go.id/regulasi/ohttp://geohazard.blog.com/2006/0

  • 8/19/2019 ITS Undergraduate 10147 Paper

    8/9

    8

    Program Studi Teknik Geomatika ITS.Surabaya.

    SPOT(satellites) http://en.wikipedia.org/wiki/SPOT.Dikunjungi pada tanggal 12 Maret 2009,

    pukul 19.00 WIBSutanto. 1994. Penginderaan Jauh Jilid I. Gadjah

    Mada University Press. YogyakartaUsman, B dan Luthfi, A. 2003. Laporan Peta Zona

    Kerentanan Gerakan Tanah DaerahMojokerto Dan Sekitarnya Jawa Timur.Direktorat Vulkanologi dan MitigasiBencana Geologi-Badan Geologi.Bandung

    Lampiran

    http://en.wikipedia.org/wiki/SPOThttp://en.wikipedia.org/wiki/SPOT

  • 8/19/2019 ITS Undergraduate 10147 Paper

    9/9

    9