PENGUKURAN K ESENJA NGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya) Ag us Herm ant o [ 9112205310] Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Hari Ginardi, M.Kom PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2015
Agus Hermanto [9112205310]
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
• Politeknik Surabaya sebagai salah satu organisasi / lembaga di
bidang pendidikan saat
ini perlu memperhatikan peran teknologi informasi yang strategis
dalam meningkatkan
layanan kegiatan akademik bagi mahasiswa.
• Dalam studi ini telah dilakukan analisis kesenjangan dan
perencanaan pengembangan
teknologi informasi yang sudah dipergunakan oleh Politeknik
Surabaya dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat maturity menggunakan CMM Scorecard dan
langkah perbaikan
menggunakan TOGAF-ADM.
Framework.
2. Architecture Development
5. Operating Unit Participation
8. Governance
maturity
3 Defined
Open Group Architecture Enterprise – Architecture
Development Method (TOGAF-ADM) sebagai panduan dalam
melakukan evaluasi. H
Politeknik Surabaya.
Kemudahan penggunaan aplikasi oleh pengguna
Aplikasi yang mendukung mobilitas pengguna
T U J
U A N
Arsitektur Teknologi
Aplikasi (sistem informasi) yang ada, harus mudah digunakan
oleh pengguna
Perancangan dan pengembangkan aplikasi wajib memperhatikan
kebutuhan mobilitas pengguna
B A T
A S A
N
Kebutuhan infrastruktur yang mendukung perubahan dan perbaikan
teknologi informasi, sehingga meningkatkan integrasi untuk
memberikan kemampuan evolosi pada sistem guna memenuhi kebutuhan
dan perubahan
Kriteria aplikasi yang baik tidak hanya dari kualitas output dan
kecepatan pemrosesan terhadap data, tetapi juga harus mudah
digunakan, sehingga organisasi wajib mengetahui model aplikasi yang
akan digunakan demi menjamin kemudahan penggunaanya
Dengan adanya dukungan mobilitas oleh aplikasi, maka terjadi
peningkatan efisiensi dan efektifitas penggunaan aplikasi oleh
pengguna dalam menjalankan tugas dan fungsinya
M O T
I V A
S I
Perancangan dan pengembangkan aplikasi yang dapat berjalan di semua
platform, dengan interaksi yang sederhana, tetapi meningkatkan
nilai kompleksitas pada saat perancangan
Manajemen kapasitas pada teknologi informasi.
Interoperabilitas antara teknologi informasi / sistem
informasi
T U J
U A N
Arsitektur Teknologi
Organisasi wajib memperhatikan manajemen kapasitas teknologi
informasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan
Penggunaan hardware dan software yang mendukung
interoperabilitas data, harus sesuai standar tertentu.
B A T
A S A
N
Arsitektur Teknologi
Dengan tingginya frekuensi transaksi oleh organisasi, diperlukan
tindakan untuk menjaga performa sistem dengan menyediakan kapasitas
yang memadai
Dengan penggunaan hardware dan software yang standar,
dapat memberikan kemudahan pengelolaan dan meningkatkan kepuasan
pada pengguna dan melindungi investasi, sehingga memaksimalkan
potensi laba dan manfaat atas investasi
M O T
I V A
S I
Arsitektur Teknologi
Keberadaan manajemen teknologi informasi dapat digunakan untuk
perancangan kebutuhan di masa mendatang, sehingga dapat
meningkatkan kualitas layanan kepada pengguna.
Perlunya membuat definisi standar terkait interoperabilitas antar
hardware dan software serta didokumentasikan dengan
baik.
K O N
S E K
U E N
S I
Arsitektur Teknologi
Tampak pada gambar diatas, bahwa tingkat maturity Politeknik
Surabaya sangat rendah, karena adanya kesenjangan
(gap) yang besar di semua indikator. Dari 12 indikator hanya
terdapat satu indikator yang sudah mencapai level
TOGAF dengan peran dan tanggung jawab
yang jelas
hubungan bisnis, prinsip dasar dan target
EA (catalog, diagram, matrices)
• Ada model referensi teknis
• Ada dokumentasi standar profile
As is : 0
bisnis atau pemicu bisnis
4. Senior Manager Involvement
selektif dalam berbagai tingkat komitmen
• Tim senior manajemen menyadari dan
mendukung proses arsitektur enterprise
5A. Operating Unit Participation
dalam proses pengerjaan.
pada kondisi saat ini
5B. Operating Unit Participation
[Keterwakilan organisasi dalam EA]
periodik dan diperbarui oleh unit pelaksana.
• Komunikasi tentang proses EA melalui rapat atau
pertemuan lainnya terjadi setiap saat, tapi tidak
teratur
As is : 0
6C. Architecture Communication
As is : 0
7. IT Security
As is : 0
As is : 0
To be : 2 • Tata kelola pada beberapa standar arsitektur (misalnya
:
desktop dan manajemen basis data) dan beberapa
kepatuhan terhadap profil standar yang ada.
• Telah ada pemahaman pada berbagai tingkatan terhadap
struktur tata kelola yang diusulkan
9. IT Investment and Acquisition Strategy
[Dampak EA terhadap investasi dan strategi akuisisi IT]
As is : 0
To be : 1 • Tidak ada atau sedikit peran serta perencanaan
strategis dan
akuisisi personel dalam proses EA.
• Tidak ada atau sedikit kepatuhan terhadap profil standar
yang
sudah ada
sudah meningkat pesat, karena adanya tindakan korektif,
sehingga
kesenjangan (gap) hampir mencapai 0 di semua indikator
target,
kecuali IT Security (indikator 10), dikarenakan manajemen
belum
berencana untuk mengubah atau memperbaiki.
23
unit untuk menentukan definisi ruang lingkup dari
arsitektur organisasi
dipertimbangkan dan merupakan perancangan
Tujuan dari matriks ini adalah untuk menunjukkan
aktor melakukan peran, definisi yang mendukung
persyaratan keamanan dan keterampilan
menentukan kesepakatan pemahaman oleh
serta menentukan lingkup dari arsitektur yang
akan dibangun
Definisi penggerak, tujuan dan sasaran [tabel 4.9]
Definisi fungsionalitas layanan bisnis [tabel 4.10]
Hirarki proses, pengendalian, kejadian & luaran [tabel
4.11]
Deskripsi hubungan interaksi antara fungsi bisnis [tabel
4.12]
Deskripsi hubungan informasi dengan fungsi bisnis [tabel 4.4]
Deskripsi proses bisnis pada fungsi bisnis organisasi [gbr
4.5]
Diagram layanan bisnis [gbr 4.6]
Analisis kesenjangan [tabel 4.13]
mengembangkannya dengan menyusun
yang telah ditetapkan
Mengembangkan target arsitektur,
organisasi, fungsional, proses, informasi,
Untuk menganalisis kesenjangan antara
pertimbangan yang relevan untuk pengembangan
26
Data Architecture :
Hubungan entitas data dengan komponen aplikasi [tabel 4.17]
Hubungan layanan bisnis, entitas data dan aplikasi [tabel
4.18]
Diagram migrasi komponen data [gambar 4.7]
Analisis kesenjangan [tabel 4.19]
menentukan kesepakatan pemahaman oleh
serta menentukan lingkup dari arsitektur yang
akan dibangun
data yang relevan, tidak untuk merancang
sistem penyimpanan logis atau fisik.
Untuk menganalisis kesenjangan antara
pertimbangan yang relevan untuk pengembangan
27
Daftar aplikasi layanan akademik saat ini [tabel 4.21]
Relasi layanan sistem informasi & komponen aplikasi [tabel
4.22]
Definisi relasi antar aplikasi dalam komponen fisik [tabel
4.23]
Pemetaan proses bisnis dan aplikasi sistem informasi [tabel
4.24]
deskripsi fungsi aplikasi [lamp. V]
Diagram perpindahan aplikasi [lamp. VI]
Revisi diagram konsep solusi bisnis [gbr 4.8]
Model referensi teknis [gbr 4.9]
Analysis kesenjangan [tabel 4.25]
organisasi dan jenis aplikasi yang diperlukan untuk
mengelola data dan menyajikan informasi kepada user atau sistem
dalam organisasi.
untuk menggambarkan semua model dan pemetaan
terkait dengan komunikasi antar aplikasi dan hanya
menunjukkan teknologi perantara berupa arsitektur yang
relevan.
representasi visual dari struktur sistem
informasi dan fungsi platform yang mendukung aplikasi bisnis
organisasi
Mengidentifikasi kesenjangan dan
28
Analisis Kesenjangan [tabel 4.28]
Pemetaan sistem bisnis pada
architecture catalog), berdasarkan kondisi arsitektur teknologi
sekarang
analisis kesenjangan antara arsitektur teknologi
saat ini dengan kondisi yang diharapkan
usulan prioritas perubahan teknologi
• arsitektur sistem informasi (arsitektur data &
aplikasi)
[tabel 4.31 - 4.32]
fase B ke D, memberikan serangkaian arsitektur transisi
yang memberikan nilai bisnis yang berkelanjutan (misalnya,
tingkat kapabilitas) dan menghasilkan kesepahaman pada pelaksanaan
strategi Migrasi
Phase F : Migration Planning
dengan memastikan bahwa Implementasi dan rencana
migrasi adalah terkoordinasi dengan berbagai kerangka
kerja manajemen yang digunakan dalam organisasi
30