3
ISSN 1410-1939 27 RESPONS TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PUPUK DAUN NUTRA-PHOS N DENGAN KONSENTRASI BERVARIASI [RESPONSE OF MUSTARD GREEN (Brassica juncea L.) TO VARIOUS CONCENTRATION OF NUTRA-PHOS N FOLIAR FERTILIZER ] Sosiawan Nusifera 1 Abstract Research to evaluate response of mustard green to various concentration of Nutra-Phos N and to find out best concentration of Nutra-Phos N, was conducted at experimental station of Faculty of Agriculture, Jambi University started from May untill July 2001. Experiment was arranged in a randomized block design (RBD) with Nutra-Phos N as treatment factor. Such treatment factor comprised six levels namely : 0; 1,0 g/L water; 1,5 g/L water; 2,0 g/L water; 2,5 g/L water, and 3,0 g/L water. Variables observed were leaf number, leaf area, plant fresh weight, and consumption weight. Datas were analyzed by analysis of variance continued with DNMRT at α = 5%. Result showed that aplication of foliar fertilizer Nutra-Phos N gave significant different response of mustard green in all variables observed. Concentration of 2,0 g/L water gave the best yield of mustard green. Kata kunci : NutraPhos N, sawi, Brassica juncea 1 Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi 36361 PENDAHULUAN Sawi (Brassica juncea L.) merupakan jenis tanaman sayuran daun yang memiliki nilai ekonomis tinggi setelah kubis dan brokoli. Selain itu, tanaman sawi juga mengandung mineral, vitamin, protein dan kalori (Rukmana, 1994). Oleh karena itu, tanaman ini menjadi komoditas sayuran yang cukup populer di Indonesia. Produktivitas rata-rata sawi yang dicapai secara nasional adalah 89,82 kw/ha. Sedangkan untuk Provinsi Jambi, rata-rata hasil sawi yang dicapai relatif jauh lebih rendah dibandingkan dengan produktivitas nasional yaitu 40,63 kw/ha. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha-usaha peningkatan produktivitas sawi di daerah Jambi. Satu-satunya usaha peningkatan produktivitas adalah melalui intensifikasi. Salah satu bentuk in- tensifikasi adalah melalui perbaikan teknik budida- ya tanaman. Aspek penting yang harus diperhati- kan dalam teknik budidaya salah satunya adalah teknik pemupukan. Menurut Syarief (1989), pupuk adalah setiap bahan yang diberikan ke dalam ta- nah atau disemprotkan ke tanaman dengan maksud menambah unsur hara yang diperlukan tanaman. Terdapat tiga aspek penting yang menentukan efi- siensi dan efektivitas pemupukan yaitu dosis pu- puk, waktu dan teknik aplikasi dan jenis pupuk. Pupuk selain dapat diberikan melalui tanah juga dapat diberikan melalui daun tanaman. Proses penyerapan hara yang diberikan lewat daun lebih cepat jika dibandingkan dengan pemupukan mela- lui tanah. Hilangnya pupuk karena tercuci, peng- uapan dan terfiksasi akan lebih kecil, karena pupuk dapat langsung diserap tanaman. (Sutejo, 1995). Selain itu, Sujatmika (1988) mengatakan bahwa keuntungan pemakaian pupuk daun adalah tanam- an lebih cepat mengeluarkan tunas serta tanaman tidak mudah rusak dan pemupukan melalui daun pada musim kering lebih efisien, karena pupuk yang diberikan melalui daun sudah dalam keadaan siap diabsorpsi, sehingga langsung diserap oleh daun tanaman. Selain itu, pemupukan lewat daun tidak dipengaruhi oleh kondisi pH dan air tanah. Satu hal lagi yang menjadi keuntungan pupuk daun ialah adanya unsur-unsur mikro pada pupuk daun. Unsur mikro merupakan unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil namun

ISSN 1410-1939 RESPONS TANAMAN SAWI (Brassica juncea L

  • Upload
    lytuyen

  • View
    216

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

ISSN 1410-1939

27

RESPONS TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PUPUK DAUN NUTRA-PHOS N DENGAN KONSENTRASI BERVARIASI

[RESPONSE OF MUSTARD GREEN (Brassica juncea L.) TO VARIOUS

CONCENTRATION OF NUTRA-PHOS N FOLIAR FERTILIZER ]

Sosiawan Nusifera1

Abstract

Research to evaluate response of mustard green to various concentration of Nutra-Phos N and to find out best concentration of Nutra-Phos N, was conducted at experimental station of Faculty of Agriculture, Jambi University started from May untill July 2001. Experiment was arranged in a randomized block design (RBD) with Nutra-Phos N as treatment factor. Such treatment factor comprised six levels namely : 0; 1,0 g/L water; 1,5 g/L water; 2,0 g/L water; 2,5 g/L water, and 3,0 g/L water. Variables observed were leaf number, leaf area, plant fresh weight, and consumption weight. Datas were analyzed by analysis of variance continued with DNMRT at α = 5%. Result showed that aplication of foliar fertilizer Nutra-Phos N gave significant different response of mustard green in all variables observed. Concentration of 2,0 g/L water gave the best yield of mustard green. Kata kunci : NutraPhos N, sawi, Brassica juncea

1 Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi 36361

PENDAHULUAN

Sawi (Brassica juncea L.) merupakan jenis tanaman sayuran daun yang memiliki nilai ekonomis tinggi setelah kubis dan brokoli. Selain itu, tanaman sawi juga mengandung mineral, vitamin, protein dan kalori (Rukmana, 1994). Oleh karena itu, tanaman ini menjadi komoditas sayuran yang cukup populer di Indonesia.

Produktivitas rata-rata sawi yang dicapai secara nasional adalah 89,82 kw/ha. Sedangkan untuk Provinsi Jambi, rata-rata hasil sawi yang dicapai relatif jauh lebih rendah dibandingkan dengan produktivitas nasional yaitu 40,63 kw/ha. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha-usaha peningkatan produktivitas sawi di daerah Jambi.

Satu-satunya usaha peningkatan produktivitas adalah melalui intensifikasi. Salah satu bentuk in-tensifikasi adalah melalui perbaikan teknik budida-ya tanaman. Aspek penting yang harus diperhati-kan dalam teknik budidaya salah satunya adalah teknik pemupukan. Menurut Syarief (1989), pupuk adalah setiap bahan yang diberikan ke dalam ta-nah atau disemprotkan ke tanaman dengan maksud

menambah unsur hara yang diperlukan tanaman. Terdapat tiga aspek penting yang menentukan efi-siensi dan efektivitas pemupukan yaitu dosis pu-puk, waktu dan teknik aplikasi dan jenis pupuk.

Pupuk selain dapat diberikan melalui tanah juga dapat diberikan melalui daun tanaman. Proses penyerapan hara yang diberikan lewat daun lebih cepat jika dibandingkan dengan pemupukan mela-lui tanah. Hilangnya pupuk karena tercuci, peng-uapan dan terfiksasi akan lebih kecil, karena pupuk dapat langsung diserap tanaman. (Sutejo, 1995). Selain itu, Sujatmika (1988) mengatakan bahwa keuntungan pemakaian pupuk daun adalah tanam-an lebih cepat mengeluarkan tunas serta tanaman tidak mudah rusak dan pemupukan melalui daun pada musim kering lebih efisien, karena pupuk yang diberikan melalui daun sudah dalam keadaan siap diabsorpsi, sehingga langsung diserap oleh daun tanaman. Selain itu, pemupukan lewat daun tidak dipengaruhi oleh kondisi pH dan air tanah.

Satu hal lagi yang menjadi keuntungan pupuk daun ialah adanya unsur-unsur mikro pada pupuk daun. Unsur mikro merupakan unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil namun

Jurnal Agronomi 8(1): 27-29

28

sangat diperlukan oleh tanaman. Ketidak hadiran salah satu unsur hara dari 16 unsur hara baik makro maupun mikro akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman (hukum minimum Liebig) (Dwijoseputro, 1983).

Hampir semua merek pupuk daun yang beredar di pasar dilengkapi dengan unsur mikro. Salah satu pupuk daun yang merupakan pupuk daun lengkap adalah Nutra-Phos N dengan unsur hara yang dimilikinya yaitu 16% N, Fosfor 12%, Kalium 4%, Mg 1,5%, unsur hara mikro Zn 2%, Fe 1% dan Boron 1%. Penggunaan pupuk daun Nutra-Phos dengan konsentrasi yang tepat akan memberikan pertumbuhan yang optimal pada tanaman budidaya (Anonim, t.t).

Dari hasil penelitian Hermawati (1994), diperoleh jumlah klorofil dan berat hasil tanaman buncis yang terbaik pada pemberian pupuk daun Nutra-Phos N dengan konsentrasi 1,5 – 2,0 g/L air dengan selang waktu pemberian 7 hari sekali.

BAHAN DAN METODA

Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi dengan ketinggian tempat + 35 m dpl. mulai bulan Mei hingga Juli 2001.

Bahan yang digunakan adalah benih sawi , pupuk kandang (kotoran ayam), pupuk daun Nutra-Phos N, Tamaron 200 LC dan Dithane M-45. Sementara alat-alat yang digunakan adalah alat bercocok tanam, alat ukur panjang, hand sprayer, alat ukur bobot, alat tulis, tali plastik, Leaf Area Meter, polybag, gembor dan ember.

Penelitian ini menggunakan percobaan lapangan yang disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK). Faktor yang dicobakan adalah konsentrasi pupuk daun yang terdiri dari 6 (enam) taraf perlakuan yaitu n0 = tanpa pupuk; n1 = 1,0 g/L air, n2 = 1,5 g/L air; n3 = 2,0 g/L air; n4 = 2,5 g/L air; n5 = 3,0 g/L air. Perlakuan diberikan pada saat tanaman berumur 3 hari di pertanaman dan selanjutnya dilakukan seminggu sekali. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari jam 9.00 – 11.00 WIB.

Variabel yang diamati adalah jumlah daun, luas daun, bobot segar tanaman, dan bobot konsumsi. Data pengamatan tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis varians dan dilanjutkan dengan uji DNMRT masing-masing dengan tingkat kepercayaan 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pengamatan pada berbagai variabel percobaan, terlihat bahwa tanaman sawi sangat responsif terhadap pemberian pupuk daun Nutra-Phos N. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk daun Nutra-Phos N dengan konsentrasi bervariasi memperlihatkan respons yang berbeda pada jumlah daun, luas daun, bobot segar tanaman, dan bobot konsumsi tanaman sawi. Adanya pengaruh ini diduga karena pupuk daun Nutra-Phos N yang diberikan melalui daun dapat segera diabsorbsi oleh daun untuk seterusnya ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman yang membutuhkan sehingga dapat lebih cepat digunakan.

Tabel 1. Hasil uji DNMRT pada variabel jumlah daun, luas daun, bobot segar tanaman, dan bobot

konsumsi

Konsentrasi pupuk Nutra-Phos

N (g/L air) Jumlah Daun Luas Daun (cm2) Bobot Segar

tanaman (g) Bobot Konsumsi

(g)

0 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0

10,15 d 10,62 cd 12,55 b 13,10 a 11,07 c 10,30 d

462,80 d 579,07 d

2045,60 b 2411,90 a 862,80 c 778,40 cd

142,5 d 155,0 d 517,5 b 607,5 a 275,0 c 200,0 cd

108,9 d 230,5 cd 443,7 b 508,0 a 348,4 c 120,3 d

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DNMRT pada taraf α = 5%.

Sosiawan Nusifera : Respons Tanaman Sawi…

29

Hasil uji lanjut DNMRT pada taraf α = 5% yang disajikan pada Tabel 1 menunjukkan bahwa konsentrasi 2,0 g/L air memperlihatkan respons terbaik dari tanaman sawi untuk semua variabel yang diamati. Hal ini diduga pada perlakuan terse-but, jumlah unsur hara yang dibutuhkan oleh ta-naman sawi sudah mencukupi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut Agustina (1990), jika jumlah unsur hara yang dibe-rikan cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman, maka akan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang bersangkutan.

Selain itu, konsentrasi 2,0 g/L ternyata meru-pakan konsentrasi yang tepat sehingga proses ab-sorpsi lewat daun dapat dilakukan dengan optimal. Seperti diketahui, penyerapan unsur hara melalui daun sangat berkaitan dengan permeabilitas mem-bran. Hal ini dikarenakan mekanisme penyerapan unsur hara oleh daun merupakan proses difusi dan untuk unsur-unsur hara tertentu melalui mekanis-me transpor aktif (Salisburry dan Ross, 1992). Oleh karena itu, dapat dimaklumi bahwa tingkat kepekatan suatu larutan sangat mempengaruhi per-meabilitas membran sel daun dan pada akhirnya sangat menentukan kuantitas unsur hara yang da-pat diserap pada suatu proses pemupukan melalui daun tersebut.

KESIMPULAN

1. Tanaman sawi menunjukkan perbedaan respons terhadap pemberian pupuk daun Nutra-

Phos pada variabel jumlah daun, luas daun, bobot segar tanaman, dan bobot konsumsi

2. Konsentrasi pupuk daun Nutra-Phos N yang memberikan hasil terbaik pada tanaman sawi adalah 2,0 g/L air

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (t.t). Pupuk Daun Nutra-Phos N. Bima Kimia Nufarm Jakarta.

Dwijoseputro. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta

Hermawati dkk., 1994. Pengaruh berbagai konsentrasi pupuk daun Nutra-Phos N terhadap jumlah klorofil dan produksi tanaman buncis (tidak dipublikasikan)

Rukmana.1994. Bertanam Petsai dan Sawi. Kanisius. Yogyakarta.

Salisbury, F.B., and C.W. Ross. 1992. Plant Physiology. Wadsworth Publishing Company. Belmont, California.

Sujatmika. 1988. Keuntungan Pemupukan Lewat Daun. Trubus 225 Tahun XIX. Jakarta.

Sutejo, M.M., 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Syarief, S. 1989. Kesuburan dan Pemupukan Tanaman Pertanian. Pustaka Buana. Bandung