66
INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN (Skripsi) Oleh Intan Wulandari FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

  • Upload
    buiminh

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN

DI NEGARA ASEAN

(Skripsi)

Oleh

Intan Wulandari

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

ABSTRACT

FINANCIAL INCLUSION AND BANKING STABILITYON ASEAN COUNTRY

By

Intan Wulandari

This study aims to analyze the correlation between the Index of FinancialInclusion (IFI) as a proxy of financial inclusion and Non-Performing Loans (NPL)as a proxy of banking stability and to analyze the factors that influence Non-Performing Loans (NPLs) from 2005 - 2015. Data were analyzed using Pearsoncorrelation method and Fixed Effect Model (FEM). The results show that there isa negative correlation with low closeness between the Index of Financial Inclusion(IFI) and Non-Performing Loans (NPL). Factors that influence Non-PerformingLoans (NPLs) are Index of Financial Inclusion (IFI), and GDP per Capita (GDPP)while Non-FDI Capital Flow has no effect on Non-Performing Loans (NPLs).

KEYWORDS: Banking Stability, Financial Inclusion, Fixed Effect Model, Indexof Financial Inclusion.

Page 3: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

ABSTRAK

INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKANDI NEGARA ASEAN

Oleh

Intan Wulandari

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan korelasi antara Index ofFinancial Inclusion (IFI) sebagai proksi dari inklusi keuangan dan NonPerforming Loan (NPL) sebagai proksi dari stabilitas perbankan dan untukmenganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi Non Performing Loan (NPL)dari tahun 2005 – 2015. Data dianalisis menggunakan Fixed Effect Model (FEM).Hasil menunjukan bahwa terdapat hubungan korelasi negatif dengan keeratanlemah antara Index of Financial Inclusion (IFI) dan Non Performing Loan (NPL).Faktor yang berpengaruh terhadap Non Performing Loan (NPL) yaitu Index ofFinancial Inclusion (IFI), dan GDP per Kapita (GDPP) sedangkan Non FDICapital Flow tidak berpengaruh terhadap Non Performing Loan (NPL).

KATA KUNCI : Fixed Effect Model, Index of Financial Inclusion, InklusiKeuangan, Stabilitas Perbankan.

Page 4: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN

DI NEGARA ASEAN

OlehIntan Wulandari

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelarSarjana Ekonomi.

Pada Jurusan Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh
Page 6: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh
Page 7: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh
Page 8: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Intan Wulandari yang lahir di Bandar Lampung pada tanggal 01

Januari 1996, merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak

Bambang Suprapto dan Ibu Darusni.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 2000 di TK Citra Melati

Kedaton Bandar Lampung, yang diselesaikan tahun 2002. Penulis melanjutkan

sekolah di SDN 3 Gedong Air yang diselesaikan pada tahun 2008. Penulis

melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 10 Bandar Lampung

yang diselesaikan pada tahun 2011 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta

Perintis 2 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2014.

Pada tahun 2014 penulis diterima di Universitas Lampung, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan melalui jalur SBMPTN. Selama masa

kuliah penulis mengikuti kegiatan organisasi kampus, diantaranya sebagai anggota

Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan (Himepa) sebagai tutor di bidang I

pendidikan. Selain itu, penulis aktif di komunitas penerima beasiswa Bank

Indonesia yang ada di Universitas Lampung yaitu Generasi Baru Indonesia

(GenBI) sebagai Bendahara Umum Komisariat Universitas Lampung Periode

2018/2019.

Pada tahun 2016 penulis mengikuti program short courses “The Safety and Relief

and Japanese Culture ACP Consortium Program” di Kansai University Jepang

Page 9: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

selama dua minggu bersama mahasiswa lain yang berasal dari Indonesia,

Malaysia, Vietnam dan Jepang.

Pada tahun 2017 di bulan Januari, Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di Desa Gunung Batin Udik Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten

Lampung Tengah selama 40 hari.

Page 10: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah swt. ku persembahkan skripsi ini dengan segala

ketulusan dan kerendahan hati kepada :

Kedua orang tuaku tercinta Bapak Bambang Suprapto dan Ibu Darusni yang

dengan penuh ketulusan selalu mendukung, menyanyangi, mengasihi, serta

memberikan motivasi. Terima kasih untuk segala bentuk perjuangan yang penuh

keikhlasan Bapak dan Mamak berikan, untuk kesabaran, pengertian dan

kepercayaan yang begitu besar dalam mendukung semua pencapaian penulis, serta

doa yang tiada pernah henti sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih juga untuk adikku tercinta Darmawan yang selalu menghiburku,

mendengarkan segala keluh kesahku dan selalu mendukungku di setiap keadaan.

Almamaterku tercinta, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Lampung.

Page 11: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

MOTO

“Sebaik – baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain”.

(HR : Ahmad)

“Melakukan sesuatu hal itu harus Ikhlas seperti surat Al – Ikhlas, dimana tidak

ada kata kata Ikhlas didalam nya.”

(Intan Wulandari)

Page 12: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat serta nikmat-

NYA sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam

meraih gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Ekonomi Pembangunan. Skripsi yang

berjudul “Inklusi Keuangan dan Stabilitas Perbankan di Negara ASEAN”. Penulis

menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan serta

bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan, motivasi

dan bimbingan selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara

khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M,Si. Selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Ibu Nurbetty Herlina Sitorus, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu dan fikiran untuk memberikan bimbingan,

masukan, motivasi, saran, nasihat, bantuan, hingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Page 13: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

5. Ibu Irma Febriana M.K., S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah

banyak memberikan masukan, motivasi, saran, nasihat, bantuan, hingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

memberikan masukan, motivasi, saran, nasihat, bantuan, hingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

7. Ibu Dr. Marselina, S.E., M. EP. selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan saran, masukan,

motivasi, nasihat, serta bantuannya selama proses pendidikan penulis di

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung.

8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang

telah memberikan ilmu dan pelajaran yang bermanfaat selama masa

perkuliahan.

9. Seluruh karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

yang telah membantu penulis selama penulis menjadi mahasiswa di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

10. Kedua orang tuaku, Bapak Bambang Suprapto dan Ibu Darusni yang

penuh keikhlasan dan penuh kasih sayang selalu memberikan doa,

dukungan, semangat, motivasi, dan bimbingan untuk penulis, serta

menjadi penguat bagi penulis untuk tidak pernah pantang menyerah dan

tidak mudah mengeluh dalam mengejar cita-cita untuk dapat

membanggakan Bapak dan Mamak.

Page 14: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

11. Adikku satu – satunya Darmawan, saudaraku, sandaranku, tempat berbagi

cerita yang selama ini selalu menghibur, mendengarkan segala keluh kesah

dan memberikan semangat agar penulis tidak pantang menyerah dalam

menjalankan segala hal dan meraih segala impian.

12. Makwekku tersayang, Ibu Rosidah yang telah menjadi nenek sekaligus ibu

buat aku. Terima kasih karena selalu mendukung dan mengerti aku.

13. Sahabat masa SMP ku, Nena Nurmaliyani, Himawati Putri dan Shinta

Pratiwi yang selalu menjadi tempat pelipur lara, pemberi arahan,

pemotivasi, kesibukan masing – masing tidak menghalangi persahabatan

kita sedari dulu.

14. Sahabat-sahabat siputku sedari SMA Puji Amalia, Siti Hediyanti,

Shafiyatin Nufus, Fitri Oktavianica, Niken Puspita Putri, M. Arif Rahman

Jamaludin, Deswelman Kurniawan, Eko Saputra, yang selalu memberikan

ku dukungan, motivasi serta penghiburan untuk penulis.

15. Sahabat-sahabat yang tercinta dan tersayang selama masa perkuliahan

UKM GARDU, Lupita Indah Sari, Annisa Adelina, Febrina Risha Asmara,

Jeng Lara, Dellia Septinovita Sari, Alin Hafiza Amanda, M. Pandu

Wijaya, Malik Al Hafizh, Fatchul Bais, dan Aldianka Nurullahesa, yang

selalu mempercayaiku, menghiburku, memberikan motivasi, saling

mendukung, dan membuat kisah kasih persahabatan yang sangat indah,

tidak ada drama yang tercipta diantara kita. Terima kasih karena telah tulus

dan ikhlas berteman denganku.

16. Lupita Indah Sari dan Annisa Adelina temanku, saudaraku, sahabatku,

yang selalu menuntun ku menjadi pribadi yang lebih baik, mendengarkan

Page 15: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

segala keluh kesahku, yang dengan sabar menghadapi kecerobohanku.

Jangan pernah berubah meskipun jarak dan waktu nantinya akan

memisahkan kita. Kalian berdua wanita yang sangat hebat.

17. Teman – teman satu konsentrasi moneteria yaitu Sofie Magfira, Dewy

Astuty, Aulia Frisca, Rahayu Sri Wulan, Laila Sekar Wigati, Ahmad

Saprudin, Agus Muhdiaji, Rizzo Anindito, Rahmad Santoso, M. Vickry,

Muhamad Afwan, Febri Anditama, Nanang Setiadi, Farid Syah Putra yang

tidak pernah menyerah dalam berjuang di konsentrasi yang mengajarkan

kita arti sebuah kesabaran dan perjuangan

18. Teman – teman geng bandara Kansai University of International Studies,

Tia Utari, Probo Sutejo, Sekar Arum Probowati Rambe, Deonesia Gilda

yang telah mengajarkan ku arti sebuah bertahan hidup dan memberikan

pengalaman yang sangat berharga dan tak terlupakan. Terima kasih untuk

kalian.

19. Teman-teman pengurus komunitas penerima beasiswa Bank Indonesia

(GenBI) komisariat Universitas Lampung yaitu Adam Jordan, Syailendra

Kurniawan, Ismathul Umi S.R., Fanisya Alya Puteri, Fadhilla Indri Yanie,

M. Iswahyudi Falah, Imran Sumardi, Medi Saputra, Mutiyana

Nihandayonda, Panji Irawan, Lea Ayu Utari, Suci Mardina Putri, Risma

Purnama Sari yang selalu berjuang untuk menjadikan GenBI lebih baik

lagi.

20. Teman – teman GenBI Provinsi Lampung Fauzi Nur Dewangga, Hardini

Tristiya, M. Ibnu Romdani dan teman-teman yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Page 16: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

21. Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2014 yang super duper Akhmad

Gusroni, Citra Marista, Aprilia Mutiara Sari, Murniati, Arnoldi Pradisco,

Rully, dan teman teman yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu,

terima kasih atas segala dukungan kepada penulis. Sukses untuk kita

semua.

22. Keluarga KKN Desa Gunung Batin Udik Kecamatan Terusan Nunyai,Abi

Wijaya, Khesy Zistari, Grace Sara, Fandi Prayoga, Mbak Sukma Ayu, Pak

Kordes. Terima kasih atas kisah KKN dan pembelajaran hidup selama 40

hari yang tidak pernah terlupakan.

23. Berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penulisan skripsi

ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,

akan tetapi penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Semoga segala dukungan, bimbingan, dan do’a yang diberikan kepada penulis

mendapatkan balasan dari Allah SWT. Aamiin.

Bandar Lampung, 08 Oktober 2018Penulis

Intan Wulandari

Page 17: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

DAFTAR ISI

Halaman

COVER ................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7

C. Tujuan ......................................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Teori

a. Sistem Keuangan ................................................................................ 10

b. Inklusi Keuangan................................................................................ 13

2. Tinjauan Empiris ....................................................................................... 17

B. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 20

C. Hipotesis .................................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 25

B. Definisi dan Operasional Variabel ............................................................ 26

C. Metode Analisis ........................................................................................ 28

1. Analisis Deskriptif .............................................................................. 28

2. Analisis Kuantitatif ............................................................................. 30

D. Prosedur Analisis ...................................................................................... 31

1. Pemilihan Model Data Panel ............................................................... 31

2. Pengujian Asumsi Klasik .................................................................... 35

3. Pembentukan Model............................................................................ 37

4. Uji Hipotesis ....................................................................................... 38

5. Analisis Koefisien Determinasi .......................................................... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perkembangan Inklusi Keuangan di Negara ASEAN ............................... 41

B. Hasil Pemilihan Model Data Panel ........................................................... 45

C. Pengujian Asumsi Klasik .......................................................................... 49

D. Uji Hipotesis ............................................................................................. 51

E. Hasil Koefisien Determinasi ..................................................................... 53

F. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 53

Page 18: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

G. Analisis Intercept Model Regresi Fixed Effect ......................................... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................... 61

B. Saran .......................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 19: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

iv

DAFTAR TABEL

Tabel ............................................................................................................ Halaman

1. Tingkat Akses Terhadap Layanan Keuangan Formal ....................................... 2

2. Tinjauan Empiris ............................................................................................. 17

3. Ringkasan Variabel Penelitian ........................................................................ 25

4. Statistik Indeks Inklusi Keuangan di Negara ASEAN ................................... 42

5. Hasil Uji Chow ............................................................................................... 48

6. Hasil Uji Hausman .......................................................................................... 49

7. Hasil Perhitungan Regresi Fixed Effect Model (FEM) ................................... 49

8. Hasil Deteksi Multikolinieritas ....................................................................... 51

9. Hasil Uji Heterokedastisitas ............................................................................ 52

10. Hasil Uji Hipotesis Parsial .............................................................................. 53

11. Hasil Uji Hipotesis Secara Bersama – sama ................................................... 54

12. Nilai Koefisien Individual Effect .................................................................... 59

Page 20: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar ........................................................................................................ Halaman

1. Jumlah Deposito per 1.000 Populasi Dewasa ................................................... 4

2. Non Performing Loan (NPL) ............................................................................ 6

3. Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 23

4. Index of Financial Inclusion Lima Negara ASEAN ....................................... 44

Page 21: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ..................................................................................................... Halaman

1. Non Performing Loan (NPL) ........................................................................ L-1

2. Index of Financial Inclusion (IFI) ................................................................ L-2

3. Non – FDI Capital Flow (NFDI) .................................................................. L-3

4. GDP per Kapita (GDPP) ............................................................................... L-4

5. Nilai Indeks Dimensi Inklusi Keuangan ....................................................... L-5

6. Hasil Estimasi Model dengan Pendekatan Panel Least Squares .................. L-6

7. Hasil Estimasi Model dengan Pendekatan Fixed Effect Model .................... L-7

8. Hasil Estimasi Model dengan Pendekatan Random Effect Model ................ L-8

9. Hasil Uji Chow ............................................................................................. L-9

10. Hasil Uji Hausman ...................................................................................... L-10

11. Hasil Uji Breusch-Pagan Lagrange Multiplier ........................................... L-11

12. Hasil Deteksi Multikolinieritas ................................................................... L-12

13. Hasil Penyembuhan Heterokedastisitas ...................................................... L-13

Page 22: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan inklusif adalah kondisi pemerataan pertumbuhan kepada lapisan

masyarakat yang merupakan salah satu tujuan penting dari berbagai kebijakan

ekonomi. Pertumbuhan inklusif menjadi bahasan utama setelah krisis yang terjadi

di tahun 2008. Hal ini terjadi karena dampak yang ditimbulkan dari krisis tersebut

mengenai kelompok in the bottom of the pyramid atau kelompok dengan

pendapatan rendah dan tidak teratur, kelompok yang tinggal di daerah terpencil

dan masyarakat pinggiran yang umumnya tidak terjangkau oleh layanan jasa

keuangan. Kondisi ini terjadi akibat kurang nya pengetahuan masyarakat

mengenai bagaimana memanfaatkan layanan jasa keuangan. Sehingga krisis pada

tahun 2008 membuat masyarakat mengalami kekurangan pendanaan dan

menurunnnya pendapatan.

Pemerintah di berbagai negara memiliki berbagai macam strategi guna

meningkatkan pertumbuhan inklusif salah satu diantaranya melalui peningkatan

program inklusi keuangan. Inklusi keuangan (Financial Inclusion) adalah seluruh

upaya yang bertujuan meniadakan segala bentuk hambatan yang bersifat harga

maupun non harga, terhadap akses masyarakat dalam memanfaatkan layanan jasa

keuangan ( Bank Indonesia ). Inklusi keuangan juga didefinisikan sebagai proses

untuk memastikan akses terhadap produk dan layanan keuangan yang tepat yang

Page 23: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

2

dibutuhkan oleh kelompok rentan seperti bagian yang lebih lemah dan kelompok

berpenghasilan rendah dengan biaya terjangkau secara adil dan transparan oleh

pemain institusional utama (Joshi, 2012). Sarma (2012) mengartikan inklusi

keuangan sebagai sebuah proses yang memudahkan akses, ketersediaan, dan

penggunaan perbankan formal bagi seluruh anggota dari komunitas ekonomi.

Program inklusi keuangan di negara – negara berkembang mulai sering

dibicarakan. Seperti yang terdapat dalam situs Bank Indonesia bahwa negara –

negara di ASEAN berkomitmen untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA) tahun 2025 yang salah satu programnya akan dilaksanakan

implementasi rencana aksi strategis dalam rangka mendorong keuangan kawasan

yang stabil, terintegrasi, dan inklusif.

Inklusi keuangan dilakukan dengan fokus peningkatan akses lebih kepada

masyarakat yang belum menikmati jasa – jasa lembaga keuangan formal

dikarenakan masih terdapat hambatan untuk mengaksesnya. Hambatan tersebut

disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap fungsi lembaga

keuangan dan ketidaksesuaian produk yang ditawarkan lembaga keuangan dengan

kebutuhan masyarakat berpendapatan rendah.

Tabel 1. Tingkat Akses Terhadap Layanan Keuangan FormalJumlah cabang bank per 100.000 populasi ( unit )

Negara 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015Brunei Darussalam 23 23 23 23 22 22 20 20Indonesia 7 8 8 15 17 18 18 18Malaysia 11 11 11 11 11 11 11 11Myanmar 1 1 1 2 2 3 3 3Philipina 8 8 8 8 8 8 9 9Singapura 10 10 10 10 10 10 9 9Thailand 10 11 11 11 12 12 13 13

Sumber : Commercial Bank Branches, World Bank (2017)

Page 24: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

3

Tabel 1 memperlihatkan jumlah cabang bank umum untuk 100.000 populasi di

tujuh negara ASEAN dari tahun 2008 hingga tahun 2015. Data menunjukkan

untuk 100.000 populasi di masing – masing negara hanya tersedia jumlah cabang

bank umum sesuai dengan angka yang tersaji pada tabel. Data memperlihatkan

tidak adanya kenaikan yang cukup besar pada jumlah bank umum di setiap

tahunnya. Seperti yang terlihat pada beberapa negara yaitu Myanmar, dan

Thailand yang hanya menambah satu kantor cabang bank umum untuk 100.000

populasi pada setiap tahunnya. Berbeda dengan Brunei Darussalam dan Singapura

yang justru menurunkan jumlah cabang bank umum di setiap tahunnya. Hal ini

mengindikasikan bahwa kedua negara ini memiliki strategi lain untuk memperluas

akses jasa keuangan dengan cara tidak menambah cabang bank umum untuk

100.000 populasi. Kondisi lain justru terjadi di Indonesia, di Indonesia pemerintah

meningkatkan akses jasa keuangan dengan terus menambah jumlah cabang bank

umum untuk 100.000 populasinya. Terlihat dari data yang telah disajikan,

Indonesia menambah jumlah cabang bank umum sebanyak dua atau tiga unit

setiap tahunnya. Hal ini dilakukan demi memperluas akses jasa keuangan kepada

masyarakat.

Dari tujuh negara ASEAN hanya lima negara yang memiliki kondisi serupa,

Brunei Darussalam dan Myanmar memiliki kondisi yang sangat berbeda. Dimana

Brunei Darussalam memiliki jumlah bank per 100.000 penduduk terbanyak

dibandingkan dengan negara lain, sedangkan Myanmar memiliki jumlah bank per

100.000 penduduk terendah dibandingkan dengan negara lain. Karena alasan

tersebut penulis memilih untuk melihat kondisi kelima negara yang tersisa.

Page 25: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

4

Dari lima negara yang ada terjadi peningkatan jumlah akses pelayanan jasa

keuangan diimbangi dengan meningkatnya jumlah deposito per 1.000 populasi di

setiap negara dari tahun 2005 – 2015.

Gambar 1 Pertumbuhan jumlah deposito per 1.000 populasiSumber : International Monetary Fund (IMF)

Terlihat pada gambar 1 pertumbuhan jumlah deposito setiap negara mengalami

tren yang menaik dari tahun 2005 – 2015. Kenaikan tren ini memperlihatkan

bahwa setiap negara sedang dalam proses perluasan penggunaan jasa keuangan.

Malaysia dan Singapura memiliki nilai deposito tertinggi di kawasan ASEAN,

diikuti oleh Thailand, Indonesia dan yang terendah adalah Philipina. Kedua hal

yang terjadi baik perluasan akses jasa keuangan dan peningkatan penggunaan jasa

keuangan mencerminkan bahwa negara di kawasan ASEAN sedang berproses

dalam peningkatan penerapan program inklusi keuangan.

504

934

2026

2279

375556

20212261

11901527

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Ribu

an

Deposito per 1.000 PopulasiLima negara ASEAN

Indonesia Malaysia Philipina Singapura Thailand

Page 26: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

5

Dibalik tingginya tingkat penerapan program inklusi keuangan, hal ini justru

menimbulkan pemikiran adanya dampak terhadap stabilitas perbankan di negara

ASEAN. Inklusi keuangan dapat memberikan dampak positif terhadap stabilitas

perbankan karena inklusi keuangan meningkatkan diversifikasi aset perbankan

dan stabilitas basis tabungan. Selain itu inklusi keuangan juga dapat memberikan

dampak negatif terhadap stabilitas perbankan karena inklusi keuangan dapat

menurunkan standar kredit karena lembaga keuangan berusaha menjangkau

kalangan masyarakat bawah yang unbankable dengan menurunkan syarat-syarat

pinjaman, kedua dapat meningkatkan risiko reputasi bank dengan menurunkan

standar pendirian suatu lembaga keuangan untuk daerah pedesaan, serta dapat

menyebabkan instabilitas karena regulasi yang tidak matang dan mencukupi dari

lembaga microfinance (Khan, 2011).

Penelitian sebelumnya baik menggunakan metode kuantitatif maupun kualitatif

sudah banyak membahas mengenai dampak inklusi keuangan terhadap

pembangunan serta kemiskinan. Penelitian mengenai dampak inklusi keuangan

terhadap stabilitas perbankan masih relatif sedikit dikarenakan keterbatasan data

serta belum terdapatnya pengertian serta proksi yang baku mengenai stabilitas

perbankan itu sendiri.

Morgan dan Pontiner (2014) dalam penelitian nya mengatakan bahwa tingkat

stabilitas perbankan dapat tercermin dari nilai rasio total kredit bank atau Non –

Performing Loan (NPL) suatu negara. Non-performing loan adalah suatu nilai

yang menunjukkan keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar

sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank atas pinjaman yang dilakukan

seperti yang telah diperjanjikan.

Page 27: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

6

Seperti yang diketahui menurut peraturan Bank Indonesia 17/11/PBI/2015 batas

atas nilai NPL adalah lima persen dari total gross loan. Hal ini mengartikan

bahwa seluruh negara harus memiliki nilai NPL kurang dari lima persen agar

kondisi perbankannya dapat dikatakan stabil.

Gambar 2 Non Performing Loan (NPL)

Sumber : World Development Indicator, World Bank (2018)

Gambar 2 memperlihatkan pergerakan nilai Non Performing Loan (NPL) lima

negara ASEAN dari tahun 2005 – 2015. Pada tahun 2005 terlihat bahwa Malaysia,

Indonesia dan Thailand memiliki nilai NPL di atas lima persen. Hal ini

mengindikasikan bahwa ketidakmampuan nasabah untuk melakukan pembayaran

kredit dalam kondisi yang tinggi sehingga ketiga negara mengalami

ketidakstabilan pada sektor perbankan.

Hal yang berbeda terjadi pada Singapura dan Philipina, dari tahun 2005 hingga

tahun 2015 nilai NPL kedua negara tersebut cenderung stabil dan di bawah lima

2.431.61.89

0.92

2.68

012345678910

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Non Performing Loan (NPL)Lima Negara ASEAN

Indonesia Malaysia Philipina Singapura Thailand

Page 28: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

7

persen. Hal ini mengindikasikan bahwa kedua negara memiliki sektor perbankan

yang stabil. Tetapi nilai NPL kelima negara memperlihatkan tren yang menurun

dari tahun ke tahun. Kondisi yang demikian mengartikan bahwa ketidakmampuan

nasabah untuk membayar kredit mengalami penuruunan yang mengartikan

semakin stabilya kondisi sektor perbankan negara tersebut.

Dienillah dan Anggraeni (2016) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa korelasi

antara Non – Performing Loan (NPL) sebagai proksi dari stabilitas perbankan

dengan Index of Financial Inclusion (IFI) sebagai proksi dari inklusi keuangan

menunjukkan tingkat hubungan yang sedang serta memiliki hubungan yang

negatif dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi stabilitas perbankan

menunjukkan hasil yang positif dan signifikan data yang digunakan adalah sampel

tujuh negara pada periode 2007 – 2011.

Di sisi lain Aduda dan Kalunda (2012) mengatakan bahwa inklusi keuangan

memiliki dampak positif yang signifikan terhadap populasi dan perkembangannya

serta stabilitas perbankan. Oleh karena itu penulis akan melihat hubungan korelasi

antara Non – Performing Loan (NPL) sebagai proksi dari stabilitas perbankan

dengan Index of Financial Inclusion (IFI) sebagai proksi dari inklusi keuangan

serta faktor – faktor lain yang mempengaruhi stabilitas perbankan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, adapun rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu

Page 29: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

8

1. Bagaimanakah perkembangan tingkat inklusi keuangan negara – negara

ASEAN ?

2. Bagaimanakah pengaruh inklusi keuangan negara ASEAN terhadap stabilitas

perbankan negara ASEAN ?

3. Bagaimanakah pengaruh Non FDI Capital Flow negara ASEAN terhadap

stabilitas perbankan negara ASEAN ?

4. Bagaimanakah pengaruh GDP per Kapita negara ASEAN terhadap stabilitas

perbankan negara ASEAN ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu

1. Untuk memaparkan perkembangan tingkat inklusi keuangan negara – negara

ASEAN.

2. Untuk mengetahui adakah pengaruh inklusi keuangan negara ASEAN

terhadap stabilitas perbankan negara ASEAN.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh Non FDI Capital Flow negara ASEAN

terhadap stabilitas perbankan negara ASEAN.

4. Untuk mengetahui adakah pengaruh GDP per Kapita negara ASEAN

terhadap stabilitas perbankan negara ASEAN.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan, adapun maanfaat dari adanya penelitian

ini yaitu :

Page 30: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

9

1. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar

Sarjana Ekonomi dan dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

memperluas pengetahuan dan wawasan peneliti tentang inklusi keuangan dan

stabilitas perbankan di negara ASEAN.

2. Bagi dunia ilmu pengetahuan, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

melengkapi kajian mengenai inklusi keuangan dan stabilitas perbankan di

negara ASEAN.

3. Bagi instansi terkait pembuat kebijakan, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi yang berguna untuk memahami inklusi keuangan dan

stabilitas perbankan di negara ASEAN.

Page 31: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

II. KAJIAN PUSTAKA,

KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Teori

a. Sistem keuangan

Sistem keuangan adalah sistem yang memungkinkan terjadinya transfer keuangan

antara pihak kelebihan dana dan pihak kekurangan dana. Sistem tersebut terdiri

atas kumpulan lembaga, pasar, instrumen, produk, jasa, praktik dan keuangan

yang sederhana maupun kompleks dan saling berinteraksi satu sama lain

(Simorangkir : 2014).

Sistem keuangan dapat dikatakan stabil maupun tidak stabil, hal ini sesuai dengan

beberapa definisi yang diperoleh dari beberapa sumber. Menurut Bank Indonesia

sistem keuangan adalah sebuah sistem mampu mengalokasikan sumber dana dan

menyerap kejutan (shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan

terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan. Sistem keuangan yang stabil

adalah sistem keuangan yang kuat dan tahan terhadap berbagai gangguan ekonomi

sehingga tetap mampu melakukan fungsi intermediasi, melaksanakan pembayaran

dan menyebar risiko secara baik. (Sumber : Bank Indonesia)

Schinasi (2004) menyatakan terdapat lima prinsip dalam mendefinisikan stabilitas

sistem keuangan. (1) Stabilitas sistem keuangan menyangkut konsep yang luas,

terkait dengan aspek – aspek yang berbeda dalam sistem keuangan yaitu

Page 32: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

11

infrastruktur, lembaga dan pasar. (2) Stabilitas sistem keuangan tidak hanya

mengindikasikan bahwa sistem keuangan mampu menjalankan peranannya dalam

mengalokasikan sumber dana dan risiko, tetapi juga mobilisasi dan memfasilitasi

akumulasi, perkembangan dan pertumbuhan kekayaan. Selain itu, sistem

keuangan yang stabil mengindikasikan terjaganya sistem pembayaran secara

lancar dan mampu mendukung kelancaran kegiatan ekonomi. (3) Stabilitas sistem

keuangan tidak hanya terkait dengan tidak hadirnya krisis keuangan, tetapi juga

terkait dengan kemampuan sistem keuangan untuk menangani ketidakseimbangan

sebelum berubah menjadi ancaman bagi sistem keuangan dan kegiatan ekonomi.

Dalam sistem keuangan yang stabil upaya ini terwujud antara lain melalui

mekanisme self-corretive dan disiplin pasar (market discipline) yang dapat

menciptakan ketahanan dan mencegah timbulnya masalah menjadi risiko

sistemik. (4) Stabilitas sistem keuangan diformulasikan berdasarkan potensi

dampaknya kepada ekonomi riil. (5) Stabilitas sistem keuangan merupakan

kejadian yang berlangsung terus menerus.

Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi sistem keuangan, yaitu faktor

endogen yang berasal dari dalam sistem keuangan itu sendiri dan faktor eksogen

yaitu faktor yang berasal dari luar sistem keuangan tersebut. Faktor endogen dapat

hadir dari tiga hal yang terdapat di sistem keuangan yaitu :

Faktor dari Institusi

Faktor ini ditimbulkan dari institusi yang menjadi bagian dari sistem keuangan

yaitu sistem keuangan dan lembaga keuangan non – bank. Faktor ini dapat berupa

risiko keuangan (kredit, likuiditas, suku bunga dan nilai tukar), risiko operasional,

risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategi, risiko konsentrasi dan risiko modal.

Page 33: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

12

a. Risiko Kredit Bank

Bank Indonesia mendefinisikan “risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan

debitur dan atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank”. Tujuannya

pemantauan risiko kredit adalah untuk memastikan bahwa aktivitas penyediaan

dana bank tidak terekspos pada risiko kredit yang dapat menimbulkan kerugian

pada bank.

b. Risiko Likuiditas

Bank Indonesia (2011) mendefinisikan risiko likuiditas adalah “ risiko akibat

ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber

pendanaan arus kas dan/ atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat

diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank”. Tujuan

pemantauan risiko likuiditas adalah untuk meminimalkan kemungkinan

ketidakmampuan bank dalam memperoleh sumber pendanaan arus kas.

Faktor dari Pasar

Faktor ini ditimbulkan dari pasar yang ada di dalam sistem keuangan baik itu

pasar saham dan pasar obligasi. Faktor ini dapat berupa harga aset yang tidak

tepat, pengambilan dana besar – besaran dari sistem keuangan, dan lainnya.

Faktor dari Infrastruktur

Faktor ini ditimbulkan dari struktur yang ada di dalam sistem keuangan. Faktor ini

dapat berupa adanya risiko dalam sistem pembayaran, kelemahan hukum dan

peraturan, kelemahan pengawasan, runtuhnya kepercayaan dan lainnya.

Sedangkan faktor eksogen berupa gangguan makro domestik (contoh : Adanya

Page 34: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

13

ketidakseimbangan kebijakan dan risiko ekonomi lingkungan) dan risiko yang tak

terhindarkan (contoh : Bencana alam, kekacauan politik, dan kegagalan usaha).

Di samping faktor – faktor tersebut, masih terdapat faktor lain yang juga dapat

menimbulkan risiko sistemik, misalnya adanya keterkaitan yang sangat luas antara

satu lembaga keuangan yang satu dengan yang lain. Keterkaitan yang tinggi

antara lembaga keuangan memainkan peranan penting dalam memperkuat

kerugian dalam sistem keuangan selama krisis keuangan. Dengan kata lain,

adanya keterkaitan antar lembaga keuangan dapat disebut sebagai faktor yang bisa

menimbulkan risiko sistemik yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya krisis.

b. Inklusi Keuangan (Financial Inclusion)

Inklusi keuangan adalah suatu kondisi dimana semua orang berusia kerja mampu

mendapatkan akses yang efektif terhadap kredit, tabungan, sistem pembayaran

dan asuransi dari seluruh penyedia layanan finansial. Akses yang efektif juga

termasuk layanan yang nyaman dan bertanggung jawab, pada harga yang

terjangkau untuk masyarakat dan berkelanjutan untuk penyedia. (The Consultative

Group to Assist the Poor (CGAP-GPFI))

Hannig and Jansen (2010) dalam Diennilah dan Anggreaeni (2016)

mengungkapkan inklusi keuangan merupakan upaya untuk memasukan

masyarakat unbankable ke dalam perbankan formal sehingga memiliki

kesempatan untuk menikmati jasa-jasa keuangan seperti tabungan, pembayaran,

serta transfer. Selain itu menurut Sarma (2012) inklusi keuangan merupakan

sebuah proses yang menjamin kemudahan dalam akses, ketersediaan, dan manfaat

dari perbankan formal bagi seluruh pelaku ekonomi. Sehingga dapat diimpulkan

Page 35: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

14

bahwa inklusi keuangan merupakan upaya meningkatkan akses masyarakat

khususnya masyarakat unbankable ke dalam layanan jasa keuangan formal

dengan mengurangi berbagai macam hamabatan untuk mengaksesnya.

Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan kegiatan inklusi keuangan

diperlukan suatu ukuran kinerja yang dinamakan Index Financial Inclusion (IFI).

Index Financial Inclusion (IFI) adalah salah satu cara alternatif untuk pengukuran

keuangan inklusif yang menggunakan indeks multidimensional berdasarkan data

makroekonomi, terutama pada jangkauan layanan sektor perbankan. Pengukuran

IFI pada dasarnya merupakan upaya yang dilakukan Bank Indonesia untuk

mengkombinasikan berbagai indikator sektor perbankan, sehingga pada akhirnya

IFI dapat menggabungkan beberapa informasi mengenai berbagai dimensi dari

sebuah perbankan yang inklusif, yaitu akses (access), penggunaan (usage) dan

kualitas (quality) dari layanan perbankan (Sumber : Bank Indonesia).

Dimensi Akses (Access)

Dimensi Akses adalah dimensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan

penggunaan jasa keuangan formal, sehingga dapat dilihat terjadinya potensi

hambatan untuk membuka dan mempergunakan rekening bank, seperti biaya atau

keterjangkauan fisik layanan jasa keuangan (kantor bank, ATM, dll.). Indikator

yang dipergunakan dalam mengukur dimensi akses meliputi:

Kantor Bank adalah sebagai seluruh jaringan/unit kantor bank yang tercatat

dapat memberikan layanan keuangan kepada nasabah (melakukan kegiatan

operasional) dan terpisah secara fisik dengan kantor utamanya, antara lain

meliputi: Kantor Cabang (KC), Kantor Cabang Pembantu (KCP), Kantor Kas,

Page 36: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

15

Unit Usaha Syariah, Kas Mobil, Payment Point, Agency, dan Deposit Taking

Company (DTC). Yang dimaksud dengan jaringan kantor adalah Jaringan Kantor

Bank sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Bank

Umum dan ketentuan Bank Indonesia mengenai Bank Umum Syariah.

ATM adalah mesin dengan sistem komputer yang diaktifkan dengan kartu

magnetik bank yang berkode atau bersandi, dengan mesin tersebut nasabah dapat

menabung, mengambil uang tunai, transfer dana antar-rekening, dan transaksi

rutin lainnya. Jumlah ATM dalam penghitungan ini adalah ATM yang tercatat

sebagai aset Bank dan ATM yang dikelola dan menjadi tanggung jawab bank

pelapor sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Bank

Umum dan ketentuan Bank Indonesia mengenai Bank Umum Syariah.

Penduduk Dewasa adalah semua penduduk di suatu negara atau provinsi atau

kabupaten/kota yang berusia di atas 15 tahun.

Luas Wilayah (km2) adalah seluruh luas daratan yang merupakan wilayah

administratif negara provinsi, dan kabupaten/kota.

Dimensi Penggunaan (Usage)

Dimensi Penggunaan adalah dimensi yang digunakan untuk mengukur

kemampuan penggunaan aktual produk dan jasa keuangan, antara lain terkait

keteraturan, frekuensi dan lama penggunaan.

Indikator yang dipergunakan dalam mengukur dimensi akses meliputi : Jumlah

rekening dana pihak ketiga (deposito, giro, tabungan) per 1.000 penduduk dewasa

dan jumlah rekening kredit per 1.000 penduduk dewasa.

Page 37: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

16

Data yang dipergunakan dalam pengukuran dimensi akses dan dimensi

penggunaan di atas, diperoleh dari supply-side data yang disediakan oleh lembaga

keuangan dan instansi pemerintah lainnya, terdiri dari:

a. Data jumlah Kantor dan ATM bersumber dari Laporan Kantor Pusat Bank

Umum (LKPBU)

b. Data jumlah rekening Dana Pihak Ketiga (Deposito, Tabungan dan Giro)

bersumber dari Laporan Bank Umum (LBU)

c. Data Penduduk Dewasa bersumber dari BPS

d. Data Luas Wilayah bersumber dari Kementerian Dalam Negeri

Dimensi Kualitas (Quality)

Dimensi Kualitas adalah dimensi yang digunakan untuk mengetahui apakah

ketersediaan atribut produk dan jasa keuangan telah memenuhi kebutuhan

pelanggan. Pengukuran terhadap dimensi ini masih sukar untuk dilakukan dan

saat ini beberapa lembaga internasional yang perhatian dalam pengembangan

keuangan inklusif sedang menyusun indikator dari dimensi kualitas beserta tools

yang dipergunakan. Secara umum The Alliance for Financial Inclusion (AFI)

telah menyepakati prinsip-prinsip yang dipergunakan dalam menyusun indikator

dari dimensi kualitas, meliputi ringkas (conciseness), spesifik (specifity),

sederhana (simplicity), adanya perbaikan (improvement), dan client perspective.

Pengukuran dimensi kualitas dapat didekati salah satunya melalui pengukuran

tingkat financial literacy (melek keuangan). Bank Indonesia bekerja sama dengan

Lembaga Demografi FEUI melakukan survei skor financial literacy pada tahun

Page 38: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

17

2012. Skor financial literacy pada survei ini mengacu pada skor yang dibangun

oleh OECD. Skor financial literacy dibangun dari 3 dimensi, yaitu pengetahuan

keuangan, sikap terhadap keuangan dan perilaku keuangan yang kemudian

diagregasi menjadi skor total untuk menggambarkan tingkat melek keuangan

suatu negara.

2. Tinjauan Empiris

Adapun jurnal yang menjadi acuan di dalam penelitian ini yaitu

Tabel 2 Tinjauan Empiris

Penulis/ Judul

/ Tahun

Tujuan

Penelitian

Variabel /

Metode Analisis

Hasil dan

Kesimpulan

Peter J.

Morgan dan

Victor Pontines

/ Financial

Stability and

Financial

Inclusion /

2014

Untuk

mengetahui

dampak inklusi

keuangan

terhadap

stabilitas sistem

keuangan.

Variabel Terikat :

Bank Z Score

(BZS), Non

Performing Loan

(NPL) Variabel

Bebas : Rasio

Outstanding Loan,

LN GDP

perkapita, Rasio

kredit swasta

terhadap GDP,

Aset lancar

terhadap deposito

dan pembiayaan

jangka pendek,

Rasio Non - FDI

Capital Flow

terhadap GDP,

Indeks

Keterbukaan

Keuangan / Model

Deskriptif korelasi

dan Dinamic

Panel Regression.

Hasil Penelitian

menunjukkan adanya

korelasi antara

inklusi keuangan

yang diproksikan

dengan rasio

outstanding loan

dengan BZS dan

NPL sebagai proksi

stabilitas sistem

keuangan. Selain itu

rasio outstanding

loan sebagai proksi

inklusi keuangan

berpengaruh negatif

dan signifikan

terhadap NPL dan

BZS. Sedangkan

faktor - faktor lain

berpengaruh positif

terhadap NPL dan

BZS.

Page 39: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

18

Penulis/ Judul

/ Tahun

Tujuan

Penelitian

Variabel /

Metode Analisis

Hasil dan

Kesimpulan

Azka Azifah

Dienillah dan

Lukytawati

Anggraeni /

Dampak Inklusi

Keuangan

Terhadap

Stabilitas

Perbankan di

Asia / 2016

Untuk mengetahui

hubungan antara

inklusi keuangan

dan stabilitas

sistem keuangan

dan untuk

mengetahui faktor

apa sajakah yang

dapat

mempengaruhi

stabilitas sistem

keuangan di tujuh

negara ASIA

periode 2007 -

2011

Variabel Terikat :

Bank Z Score

(BZS), Non

Performing Loan

(NPL) Variabel

Bebas : Stabilitas

sistem keuangan

Periode

Sebelumnya, Rasio

Outstanding Loan,

LN GDP perkapita,

Rasio kredit swasta

terhadap GDP, Aset

lancar terhadap

deposito dan

pembiayaan jangka

pendek, Rasio Non -

FDI Capital Flow

terhadap GDP,

Indeks Keterbukaan

Keuangan / Model

Deskriptif dan

regresi data panel.

Hasil Penelitian

menunjukkan adanya

korelasi antara inklusi

keuangan yang

diproksikan dengan

rasio outstanding loan

dengan Bank Z Score

dan NPL sebagai

proksi stabilitas sistem

keuangan. Selain itu

rasio outstanding loan

sebagai proksi inklusi

keuangan berpengaruh

negatif dan signifikan

terhadap NPL dan

BZS. Sedangkan faktor

- faktor lain

berpengaruh positif

terhadap NPL dan

BZS, terkecuali CGDP

dan OPNS yang tidak

berpengaruh terhadap

NPL dan BZS.

Mandira Sarma /

Index of

Financial

Inclusion - A

Measure of

financial sector

inclusiveness /

2012

Untuk

merekomendasika

n sebuah indeks

yang akan

menjelaskan

mengenai tingkat

inklusi keuangan

dengan

pendekatan

multidimensional.

Indeks ini dapat

digunakan untuk

membandingkan

tingkat inklusi

keuangan di

berbagai negara

dan untuk melihat

kemajuan

ekonomi dari

waktu ke waktu.

Variabel yang

digunakan untuk

membangun indeks

ini yaitu : Jumlah

rekening deposito

per 1.000 penduduk

dewasa, jumlah

cabang bank per

100.000 penduduk

dewasa , jumlah

ATM per 100.000

penduduk dewasa,

volume kredit sektor

swasta dan

simpanan yang

dimobilisasi oleh

sektor swasta

Penelitian ini

memberikan

rekomendasi sebuah

indeks untuk inklusi

keuangan yang

menggunakan

pendekatan

multidimensional.

Hasilnya tingkat inklusi

keuangan di berbagai

negara yang digunakan

memberikan hasil yang

beragam. Untuk negara

dengan tingkat

pendapatan rendah

menengah ke bawah

memiliki tingkat

inklusi keuangan yang

rendah,

Page 40: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

19

Penulis/ Judul

/ Tahun

Tujuan

Penelitian

Variabel /

Metode Analisis

Hasil dan

Kesimpulan

Metode analisis

dengan pendekatan

multidimensional

membentuk sebuah

indeks.

dan untuk negara

negara yang memiliki

pendapatan yang tinggi

memiliki tingkat

inklusi keuangan yang

tinggi juga.

Josiah Aduda

dan Elizabeth

Kalunda /

Financial

Inclusion and

Financial Sector

Stability With

Reference To

Kenya : A

Review of

Literature /

2012

Untuk mengetahui

pentingnya inklusi

keuangan yang

berdampak pada

stabilitas

perbankan

Stabilitas

perbankan, Index of

Financial Inclusion

(IFI), jumlah

pengguna yang

dikecualikan dalam

perbankan, lembaga

keuangan dan

Banking Model.

Penelitian ini

menyimpulkan bahwa

dimensi penetrasi dan

penyediaan

berpengaruh pada

penawaran pelayanan

jasa keuangan. Di sisi

lain pengukuran

intervensi inklusi

keuangan harus

dilanjutkan dengan

menambah produk

serta peningkatan akses

dan penggunaan agar

inklusi keuangan

berjalan dengan cepat.

I Made

Sanjaya dan

Nursechafia /

Inklusi

Keuangan dan

Pertumbuhan

Inklusif :

Analisis Antar

Provinsi di

Indonesia /

2016

Untuk mengukur

dan

menganalisis

tingkat inklusi

keuangan dan

pertumbuhan

inklusif di

Indonesia.

Index of Financial

Inclusion (IFI) dan

Index Growth

Inclusion (IGI)

Hasil Penelitian

menunjukkan bahwa

Indonesia masuk ke

dalam kategori

medium selama masa

pengamatan. Secara

umum, inklusi

keuangan di

Indonesia

dipengaruhi oleh

dimensi aksesibilitas,

availibilitas dan

penggunaan. Disisi

lain antara IFI dan

IGI memiliki korelasi

yang positif.

Page 41: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

20

B. Kerangka Pemikiran

Inklusi keuangan adalah indikator yang berpengaruh terhadap stabilitas

perbankan. Dienilah dan Anggraeni ( 2016 ) menyatakan bahwa hubungan antara

inklusi keuangan dan stabilitas perbankan memiliki hubungan yang sedang. Hal

ini menunjukan adanya keterkaitan hubungan antara inklusi keuangan dan

stabilitas perbankan.

Selain itu Aduda dan Kalunda ( 2012 ) mengatakan bahwa inklusi keuangan

memang penting dan memiliki dampak positif yang signifikan terhadap populasi

dan perkembangannya serta stabilitas perbankan. Hal tersebut menyiratkan bahwa

untuk masalah pengecualian populasi yang tidak bisa mengakses lembaga

keuangan diperlukan langkah yang pasti untuk meningkatkat inkluasi keuangan.

Chiwira, Tadu dan Muyambiri (2013) juga mengatakan bahwa inklusi keuangan

mengurangi risiko yang dapat menyebabkan perubahan pada perbankan,

kemungkinan bahwa inklusi keuangan dapat mengakibatkan ketidakstabilan

keuangan menyiratkan harus ada kondisi khusus dimana inklusi keuangan dapat

memberikan kestabilitas perbankan.

Seperti yang dikatakan Cull et al (2012:2) pada Chiwira, Tadu dan Muyambiri

(2013) bahwa kondisi khusus inklusi keuangan dapat mengakibatkan perubaha

perbankan. Pertama, karena inklusi keuangan menarik penabung kecil, penulis

berpendapat bahwa penghematan tersebut memperkuat stabilitas pada tingkat

individu dan rumah tangga dan mengingat jumlah mereka yang besar, penabung

Page 42: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

21

kecil berpotensi memberikan kontribusi pada stabilitas pada tingkat perbankan.

Kedua, karena perbankan inklusif mengarah pada sektor rumah tangga dan usaha

kecil yang lebih sehat, para penulis berpendapat bahwa hal itu juga dapat

berkontribusi terhadap stabilitas makroekonomi dan keuangan yang meningkat.

Ketiga, karena, di tingkat negara, bukti menunjukkan penyertaan keuangan dapat

menyebabkan intermediasi keuangan yang lebih baik (misalnya, melalui

intermediasi tabungan domestik dalam jumlah besar), penulis berpendapat bahwa

hal ini harus mengarah pada penguatan siklus tabungan dan investasi domestik

yang sehat dan sehingga stabilitas lebih besar.

Keempat, penulis berpendapat bahwa karena lebih banyak klien yang bertugas

terkait dengan penyertaan keuangan mungkin juga diharapkan mengarah pada

ekonomi yang lebih tangguh dan stabil, akibatnya pengurangan ketidaksetaraan

pendapatan melalui pengembangan keuangan dan penyertaan dapat menyebabkan

stabilitas sosial dan politik yang lebih besar. gilirannya bisa memberi kontribusi

pada stabilitas keuangan yang lebih besar.

Hadad (2010) pada Chiwira, Tadu dan Muyambiri (2013) menegaskan bahwa

inklusi keuangan memiliki hubungan yang kuat dengan stabilitas keuangan.

Penulis berpendapat bahwa stabilitas keuangan merupakan konsekuensi dari

intermediasi keuangan yang berfungsi dengan baik dan inklusi keuangan adalah

salah satu pernyataan penting dari intermediasi keuangan dan akibat terhadap

stabilitas perbankan.

Page 43: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

22

Beberapa penelitian terdahulu telah memperlihatkan adanya hubungan serta

keterkaitan antara inklusi keuangan dan stabilitas perbankan, sehingga pada

penelitian ini akan memaparkan adakah korelasi antara IFI sebagai proksi inklusi

keuangan dan NPL sebagai proksi stabilitas perbankan. Dan juga bagaimanakah

variabel – variabel lain selain inklusi keuangan berpengaruh terhadap stabilitas

perbankan. Penelitian ini menggunakan lima negara ASEAN sebagai dasar

penggunaan data yaitu Indonesia, Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand.

Penggunaan lima negara tersebut didasarkan pada tingkat pendapatan perkapita ke

lima negara dan berdasarkan kelengkapan data yang tersedia.

Dalam penelitian ini digunakan variabel Index of Financial Inclusion (IFI) untuk

mendeskripsikan kondisi tingkat inklusi keuangan di masing – masing negara.

Sedangkan untuk menjelaskan korelasi antara inklusi keuangan dan stabilitas

keuangan digunakan variabel Non – Performing Loan (NPL) sebagai proksi dari

stabilitas perbankan dan Index of Finanacial Inclusion (IFI) sebagai proksi dari

inklusi keuangan. Selain itu untuk memperlihatkan bagaimanakah faktor lain

berpengaruh terhadap stabilitas perbankan digunakan variabel Non FDI Capital

Flow (NFDI) dan GDP per Kapita (GDPP).

Pemaparan yang ada membentuk alur pikir atau kerangka pemikiran seperti di

bawah ini :

Page 44: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

23

Gambar 3 Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap sesuatu hal yang akan diuji

kebenarannya. Dari pemaparan yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya,

adapun hipotesis yang terbentuk di dalam penelitian ini adalah

STABILITAS PERBANKAN

Non Performing Loan

INKLUSI KEUANGAN

Index Financial Inclusion

Dimensi

Access

Dimensi

Usage

Dimensi

Quality

Rasio Non – FDI

Capital Flow

GDP Percapita

Keterangan

Menunjukan Pengaruh

Page 45: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

24

1. Diduga Index of Financial Inclusion (IFI) berpengaruh negatif terhadap Non

Performing Loan (NPL) Negara ASEAN.

2. Diduga rasio Non – FDI Capital Flow terhadap PDB berpengaruh positif

terhadap Non Performing Loan (NPL) Negara ASEAN.

3. Diduga PDB per Kapita berpengaruh positif terhadap Non Performing Loan

(NPL) Negara ASEAN.

Page 46: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

berbentuk data panel yaitu data gabungan antara data runtun waktu ( time series )

dan data kerat lintang ( cross section ) yang diperoleh dari Interational Monetary

Fund (IMF) dan World Bank dimulai dari tahun 2005 hingga 2015. Data

dikumpulkan dari lima negara ASEAN yang digunakan di dalam penelitian yaitu

Indonesia, Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand.

Penelitian ini menggunakan variabel Non Performing Loan (NPL), Jumlah

rekening deposito bank umum per 1.000 populasi, Jumlah cabang dari bank per

100.000 populasi, Jumlah atm per 100.000 populasi, Rasio Non – FDI Capital

Flow, dan GDP per kapita. Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian

ini dirangkum pada tabel 3.

Tabel 3 Ringkasan Variabel Penelitian

Variabel Satuan Sumber

Non Performing Loan (NPL) Persen (%) World BankJumlah Rekening Deposito Bank Umum per1000 orang

Unit IMF

Jumlah cabang dari dari bank per 100.000populasi

Unit IMF

Jumlah atm per 100.000 populasi Unit IMF

Proporsi Kredit dan Deposito terhadap GDP Persen (%) IMF

Rasio Non – FDI capital flow terhadap PDB Indeks World Bank

GDP per Kapita US Dolar IMF

Page 47: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

26

B. Definisi Operasional Variabel

Untuk memperjelas dan mempermudah pemahaman terhadap variabel – variabel

yang digunakan, maka definisi batasan variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Performing Loan

(NPL). Non-performing loan adalah suatu nilai yang menunjukkan keadaan

dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh

kewajibannya kepada bank atas pinjaman yang dilakukan seperti yang telah

diperjanjikan. Data NPL diperoleh dari World Bank untuk lima negara ASEAN

periode 2005 – 2015.

2. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Index Of Financial Inclusion (IFI)

Index of Financial Inclusion merupakan sebuah indeks yang digunakan untuk

mengukur tingkat inklusi keuangan suatu wilayah tertentu. Data yang digunakan

untuk membentuk indeks ini diperoleh dari International Monetary Fund (IMF)

untuk lima negara ASEAN periode 2005 – 2015. Adapun variabel yang digunakan

untuk membentuk Index of Financial Inclusion sebagai berikut :

Jumlah Rekening Deposito Bank Umum per 1000 orang

Variabel jumlah rekening deposito bank umum per 1000 orang digunakan untuk

mewakili dimensi penggunaan dalam inklusi keuangan. Yaitu proporsi dari

populasi yang memiliki rekening bank.

Page 48: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

27

Jumlah cabang dari dari bank per 100.000 populasi

Variabel jumlah cabang dari dari bank per 100.000 populasi digunakan untuk

mewakili dimensi akses dalam inklusi keuangan. Yaitu gambaran jangkauan jasa

perbankan terhadap masyarakat.

Jumlah atm per 100.000 populasi

Variabel jumlah cabang dari dari bank per 100.000 populasi digunakan untuk

mewakili dimensi akses dalam inklusi keuangan. Yaitu gambaran jangkauan jasa

perbankan terhadap masyarakat.

Proporsi Kredit dan Deposito terhadap GDP

Variabel proporsi kredit dan deposito bank dan lembaga keuangan lain terhadap

PDB merupakan rasio nilai kredit yang diberikan kepada perbankan dan lembaga

keuangan lain terhadap PDB.

b. Rasio Non – FDI Capital Flow terhadap PDB

Variabel Non-FDI capital flow terhadap PDB merupakan rasio dari nilai investasi

asing berupa hot money terhadap PDB. Nilai investasi tersebut didapat dari nilai

modal masuk dikurangi oleh modal keluar pada negara tersebut. Data NFDI

diperoleh dari World Bank untuk lima negara ASEAN periode 2005 – 2015.

c. GDP per Kapita

GDP perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu

negara. Data GDP per Kapita diperoleh dari International Monetary Fund (IMF)

untuk lima negara ASEAN periode 2005 – 2015.

Page 49: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

28

C. Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, dimana analisis

deskriptif akan menjabarkan mengenai kondisi inklusi keuangan di masing –

masing negara dengan menggunakan Index of Financial Inclusion ( IFI ). Hal ini

didasarkan pada penelitian Sarma (2012) dan penelitian Sanjaya dan Nursechafia

(2016) dimana keduanya juga melakukan analisis deskriptif inklusi keuangan

setiap negara dengan menggunakan Index of Financial Inclusion (IFI). Analisis

kuantitatif akan menjabarkan mengenai pengaruh antar variabel terhadap stabilitas

perbankan. Dalam analisis kuantitatif akan digunakan metode regresi data panel

dengan pemilihan model tertentu. Penggunaan metode ini di dasarkan pada

penelitian Morgan dan Pantiner (2014) serta penelitian Dienillah dan Anggraeni

(2016) yang juga menggunakan metode regresi data panel dalam penelitiannya.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menjabarkan suatu

kondisi tertentu. Dalam penelitian ini digunakan Index of Financial Inclusion ( IFI

) sebagai acuan untuk menjelaskan kondisi tingkat inklusi keuangan suatu negara.

Index of Financial Inclusion ( IFI ) atau indeks inklusi keuangan adalah salah

satu metode yang digunakan untuk mengukur tingkat inklusi keuangan suatu

wilayah tertentu metode ini diadopsi dari metode yang digunakan oleh Sarma

(2012). Indeks inklusi keuangan ini mencakup tiga dimensi yaitu dimensi

penetrasi perbankan, ketersediaan jasa perbankan, dan penggunaan jasa

perbankan. Indeks inklusi keuangan dapat dihitung jika masing-masing dimensi

telah dihitung nilai indeks dimensi. Indeks dari setiap dimensi ( ) dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan berikut :

Page 50: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

29

= −−di = indeks dimensi i

wi = bobot untuk dimensi i, 0 ≤ wi ≤ 1

Ai = Nilai terkini dari dimensi i

Mi = Nilai maksimum ( batas atas ) dari dimensi i

mi = Nilai minimun ( batas bawah) dari dimensi i

Persamaan di atas menghasilkan nilai antara 0 hingga 1 atau 0 ≤ di ≤ 1. Semakin

tinggi nilai indeks suatu dimensi, samakin tinggi pula pencapaian di dalam

dimensi tersebut. Pada penelitian ini, bobot yang digunakan untuk seluruh dimensi

bernilai sama yaitu 1. Dengan merujuk ke metode yang digunakan oleh Sarma

(2012), penelitian ini mengasumsikan bahwa seluruh dimensi memiliki prioritas

yang sama, sehingga bobot nilai nya adalah wi = 1 untuk seluruh i. Nilai dimensi

yang mendekati wi menunjukkan area dengan capaian tertinggi pada seluruh

dimensi.

Sarma (2012) secara empiris melakukan pengamatan batas minimum terendah dan

batas maksimum tertinggi. Dalam kasus inklusi keuangan penentuan batas

minimum terendah dan batas maksimum tertinggi menjadi sulit. Oleh sebab itu

titik Mi mewakili nilai maksimum dari data yang tersedia yang merupakan batas

maksimum untuk setiap dimensi, sedangkan mi merepresentasikan batas terendah.

Selanjutnya, X1 adalah jarak normalitas Eclidean X dari titik terendah 0,

sedangkan merupakan jarak normalitas X dengan titik ideal w. IFI akan

dikerjakan dengan menggunakan rumus di bawah ini

= + ++ +

Page 51: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

30

dan

= ( − ) + ( − ) + ( − )+ +Sehingga timbul rumus sederhana yang merupakan nilai rata – rata dari kedua

rumus di atas, yaitu

= 12 [ + ]Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, nilai indeks dari setiap dimensi terletak

antara 0 dan wi . Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa bobot ( Wi = 1) maka

rumus yang terbentuk adalah

= 12 + +√3 + 1 − (1 − ) + (1 − ) + (1 − )√3Hasil dari perhitungan tersebut lah yang akan dijabarkan untuk menggambarkan

kondisi inklusi dari lima negara ASEAN. Perlu di ingat hasil dari perhitungan

tersebut hanya berkisar 0 hingga 1, dengan kata lain semakin mendekati 1 akan

semakin baik pula kondisi inklusi keuangan yang ada di lima negara ASEAN.

2. Analisis Kuantitatif

Dalam analisis kuantitatif digunakan metode regresi data panel. Terdapat hal yang

sedikit berbeda dengan metode regresi lain, dalam mengestimasi data panel

terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan yaitu Common Effect, Fixed Effect

dan Random Effect. Model Common Effect merupakan teknik yang paling

sederhana untuk mengestimasi parameter model data panel, yaitu dengan

mengkombinasikan data cross section dan time series sebagai satu kesatuan tanpa

melihat adanya perbedaan waktu dan entitas (individu). Dimana pendekatan yang

Page 52: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

31

sering dipakai adalah metode Ordinary Least Square (OLS). Model Common

Effect mengabaikan adanya perbedaan dimensi individu maupun waktu atau

dengan kata lain perilaku data antar individu sama dalam berbagai kurun waktu.

Model Efek Tetap (Fixed Effect) mengasumsikan bahwa intersep dari setiap

individu adalah berbeda sedangkan slope antar individu adalah tetap (sama).

Teknik ini menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan

intersep antar individu. Dan yang terakhir adalah Model Efek Random (Random

Effect) yang mengasumsikan setiap perusahaan mempunyai perbedaan intersep,

yang mana intersep tersebut adalah variabel random atau stokastik. Model ini

sangat berguna jika individu (entitas) yang diambil sebagai sampel adalah dipilih

secara random dan merupakan wakil populasi. Teknik ini juga memperhitungkan

bahwa error mungkin berkorelasi sepanjang cross section dan time series.

D. Prosedur Analisis

Prosedur analisis adalah urutan – urutan yang dilakukan dalam melakukan analisis

terhadap suatu penelitian. Penelitian ini menggunakan beberapa prosedur analisis

yaitu

1. Pemilihan Model Data Panel

Untuk melakukan pemilihan model manakah yang akan digunakan terdapat tiga

uji yang harus di lakukan yaitu

Uji Statistik F (Uji Chow)

Untuk mengetahui model mana yang lebih baik dalam pengujian data panel, bisa

dilakukan dengan penambahan variabel dummy sehingga dapat diketahui bahwa

Page 53: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

32

intersepnya berbeda dapat diuji dengan uji Statistik F. Uji ini digunakan untuk

mengetahui apakah teknik regresi data panel dengan metode Fixed Effect lebih

baik dari regresi model data panel tanpa variabel dummy atau metode Common

Effect.

Hipotesis nul pada uji ini adalah bahwa intersep sama, atau dengan kata lain

model yang tepat untuk regresi data panel adalah Common Effect, dan hipotesis

alternatifnya adalah intersep tidak sama atau model yang tepat untuk regresi data

panel adalah Fixed Effect.

Nilai Statistik F hitung akan mengikuti distribusi statistik F dengan derajat

kebebasan (deggre of freedom) sebanyak m untuk numerator dan sebanyak n – k

untuk denumerator. m merupakan merupakan jumlah restriksi atau pembatasan di

dalam model tanpa variabel dummy. Jumlah restriksi adalah jumlah individu

dikurang satu. n merupakan jumlah observasi dan k merupakan jumlah parameter

dalam model Fixed Effect. Jumlah observasi (n) adalah jumlah individu dikali

dengan jumlah periode, sedangkan jumlah parameter dalam model Fixed Effect (k)

adalah jumlah variabel ditambah jumlah individu. Apabila nilai F hitung lebih

besar dari F kritis maka hipotesis nul ditolak yang artinya model yang tepat untuk

regresi data panel adalah model Fixed Effect. Dan sebaliknya, apabila nilai F

hitung lebih kecil dari F kritis maka hipotesis nul diterima yang artinya model

yang tepat untuk regresi data panel adalah model Common Effect.

Sehingga hipotesis untuk uji chow sebagai berikut :

Page 54: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

33

H0 : F hitung < F kritis, H0 diterima artinya model yang digunakan adalah

Common Effect Model (CEM)

Ha : F hitung > F kritis, H0 ditolak artinya model yang digunakan adalah

Fixed Effect Model (FEM)

Uji Hausman

Hausman telah mengembangkan suatu uji untuk memilih apakah metode Fixed

Effect dan metode Random Effect lebih baik dari metode Common Effect. Uji

Hausman ini didasarkan pada ide bahwa Least Squares Dummy Variables (LSDV)

dalam metode metode Fixed Effect dan Generalized Least Squares (GLS) dalam

metode Random Effect adalah efisien sedangkan Ordinary Least Squares (OLS)

dalam metode Common Effect tidak efisien. Dilain pihak, alternatifnya adalah

metode OLS efisien dan GLS tidak efisien. Karena itu, uji hipotesis nulnya adalah

hasil estimasi keduanya tidak berbeda sehingga uji Hausman bisa dilakukan

berdasarkan perbedaan estimasi tersebut.

Statistik uji Hausman mengikuti distribusi statistik Chi-Squares dengan derajat

kebebasan (df) sebesar jumlah variabel bebas. Hipotesis nulnya adalah bahwa

model yang tepat untuk regresi data panel adalah model Random Effect dan

hipotesis alternatifnya adalah model yang tepat untuk regresi data panel adalah

model Fixed Effect. Apabila nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritis

Chi-Squares maka hipotesis nul ditolak yang artinya model yang tepat untuk

regresi data panel adalah model Fixed Effect. Dan sebaliknya, apabila nilai

statistik Hausman lebih kecil dari nilai kritis Chi-Squares maka hipotesis nul

Page 55: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

34

diterima yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model

Random Effect.

Sehingga hipotesis untuk uji hausman sebagai berikut :

H0 : Chi - square hitung < Chi - square tabel, H0 diterima artinya model yang

digunakan adalah Random Effect Model (REM)

Ha : Chi - square hitung > Chi - square tabel, H0 ditolak artinya model yang

digunakan adalah Fixed Effect Model (FEM)

Uji Lagrange Multiplier

Menurut Widarjono (2007: 260), untuk mengetahui apakah model Random Effect

lebih baik dari model Common Effect digunakan Lagrange Multiplier (LM). Uji

Signifikansi Random Effect ini dikembangkan oleh Breusch-Pagan. Pengujian

didasarkan pada nilai residual dari metode Common Effect.

Uji LM ini didasarkan pada distribusi Chi-Squares dengan derajat kebebasan (df)

sebesar jumlah variabel independen. Hipotesis nulnya adalah bahwa model yang

tepat untuk regresi data panel adalah Common Effect, dan hipotesis alternatifnya

adalah model yang tepat untuk regresi data panel adalah Random Effect. Apabila

nilai LM hitung lebih besar dari nilai kritis Chi-Squares maka hipotesis nul

ditolak yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model

Random Effect. Dan sebaliknya, apabila nilai LM hitung lebih kecil dari nilai

kritis Chi-Squares maka hipotesis nul diterima yang artinya model yang tepat

untuk regresi data panel adalah model Common Effect.

Page 56: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

35

Sehingga hipotesis untuk uji LM sebagai berikut :

H0 : LM hitung < Chi - square tabel, H0 diterima artinya model yang

digunakan adalah Random Effect Model (REM)

Ha : LM hitung > Chi - square tabel, H0 ditolak artinya model yang digunakan

adalah Common Effect Model (CEM).

2. Pengujian Asumsi Klasik

Dalam melakukan analisis regresi dengan menggunakan data panel diperlukan

pengujian asumsi klasik apabila model yang terpilih adalah Common Effect Model

dan Fixed Effect Model, karena kedua model tersebut merupakan regresi dengan

metode least square. Adapun beberapa uji asumsi klasik yang akan di gunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Deteksi Multikolinieritas

Deteksi multikolinieritas adalah salah satu uji asumsi klasik yang digunakan untuk

mengetahui apakah terdapat hubungan linier antar variabel bebas yang digunakan.

Karena bila terjadi hubungan antar variabel bebas, maka akan membuat pengujian

menjadi efisien yang akan memperbesar nilai residu sehingga menyebabkan nilai t

statistik nya mengecil. Untuk melakukan deteksi multikolinieritas dapat dilakukan

dengan beberapa cara yaitu melihat nilai r2 nya, korelasi parsial antar variabel

bebas, regresi auxiliary, metode deteksi klien, dan variance inflation factor (VIF).

Dalam pengujian ini akan digunakan metode variance inflation factor untuk

mendeteksi apakah ada multikolinieritas antar variabel yang digunakan. Model

dikatakan mengandung multikolinieritas atau tidak bergantung pada aturan di

bawah ini :

Page 57: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

36

Multikolinieritas Rendah

Dikatakan multikolinieritas rendah bilai nilai VIF nya yaitu rentan nilai dari 1

hingga 5 (1 ≤ VIF ≤ 5)

Multikolinieritas Sedang

Dikatakan multikolinieritas sedang bilai nilai VIF nya yaitu rentan nilai dari 5

hingga 10 (5 ≤ VIF ≤ 10)

Multikolinieritas Tinggi

Dikatakan multikolinieritas tinggi bila nilai VIF nya yaitu lebih dari 10 (VIF

> 10)

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas adalah satu uji asumsi klasik yang digunakan untuk

mengetahui apakah variabel gangguan mempunyai rata-rata nol, mempunyai

varian yang konstan atau ( ) = atau homokedastisitas atau justru

heterokedastisitas.

Dalam menguji heterokedastisitas terdapat banyak metode yang dapat digunakan

diantaranya adalah metode informal, metode park, metode glesjer, metode

korelasi spearman, metode goldfeld-quandt, metode bruesch-pagan dan metode

white. Namun dalam penelitian ini kami menggunakan metode white untuk

menguji variabel gangguan yang ada bersifat heterokedastisitas atau

homokedastisitas.

Sama dengan pengujian yang lain, metode white juga nanti nya dalam menguji

hipotesis akan membandingkan antara nilai χ tabel dengan nilai Obs*R-squared

dari pengujian. Jika nilai χ tabel lebih besar dari pada nilai Obs*R-squared dari

pengujian maka variabel gangguan bersifat homokedastisitas atau tidak adanya

Page 58: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

37

heterokedastisitas dan jika nilai χ tabel lebih kecil dari pada nilai Obs*R-squared

dari pengujian maka variabel gangguan bersifat heterokedastisitas.

Sehingga hipotesis yang terbentuk :

H0 : Chi – square hitung < Chi - square tabel, H0 diterima artinya model

bersifat homokedastisitas.

Ha : Chi – square hitung > Chi - square tabel, H0 ditolak artinya model

bersifat heterokedastisitas.

3. Pembentukan Model

Setelah melakukan pemilihan model dengan ketiga uji yang ada, akan dibentuk

sebuah model umum untuk regresi data panel yaitu

= + + + +Bentuk umum yang telah tersedia akan di transformasi ke dalam bentuk variabel –

variabel yang digunakan, sehingga model yang terbentuk adalah

= + + + +Dimana :

NPL : Proksi untuk stabilitas perbankan yang diwakili oleh variabel Non

Performing Loan pada negara i tahun ke t .

IFI : Proksi untuk inklusi keuangan yang diwakili oleh Index of Financial

Inclusion (IFI) pada negara i tahun ke t.

NFDI : Non-FDI capital flow terhadap GDP untuk negara i tahun ke t (Indeks).

GDPP : GDP per kapita untuk negara i tahun ke t

Page 59: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

38

4. Uji Hipotesis

Untuk mendukung penggunaan metode regresi data panel, dilakukan dua

pengujian statistik yaitu uji statistik secara parsial dan uji statistik secara bersama

– sama.

a. Uji t (Pengujian Hipotesis Secara Parsial)

Uji t adalah pengujian yang digunakan untuk mengetahui kebenaran hipotesis dari

setiap data sampel yang kita bentuk. Pengujian ini ada dua jenis yaitu pengujian

satu arah ataupun pengujian dua arah. Dalam pengujian ini hal yang penting

adalah pembentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha), selain hal

tersebut dalam melakukan pengujian kita akan membandingkan antara t tabel

yang disajikan dengan t hitung yang diperoleh. Jika nilai t hitung lebih besar dari

pada t tabel maka H0 ditolak dan jika nilai t hitung lebih kecil dari pada t tabel

maka H0 diterima.

Di dalam penelitian ini karena digunakan tiga variabel bebas sehingga diperoleh

hipotesis sebagai berikut:

1. Pengaruh Index of Financial Inclusion (IFI) terhadap stabilitas

perbankan

H0 : = 0 artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antar Index of Financial

Inclusion (IFI) terhadap stabilitas perbankan.

Ha : ≠ 0 artinya terdapat pengaruh signifikan antar Index of Financial Inclusion

(IFI) terhadap stabilitas perbankan

2. Pengaruh Non – FDI Capital Flow terhadap stabilitas perbankan

Page 60: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

39

H0 : = 0 artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antar Non – FDI Capital

Flow terhadap stabilitas perbankan.

Ha : ≠ 0 artinya terdapat pengaruh signifikan antar Non – FDI Capital Flow

terhadap stabilitas perbankan

3. Pengaruh GDP per Kapita terhadap stabilitas perbankan

H0 : = 0 artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antar GDP per Kapita

terhadap stabilitas perbankan.

Ha : ≠ 0 artinya terdapat pengaruh signifikan antar GDP per Kapita terhadap

stabilitas perbankan.

b. Uji F (Pengujian Hipotesis secara bersama-sama)

Uji F adalah pengujian yang digunakan untuk menguji apakah benar bahwa

seluruh variabel bebas yang digunakan bersama-sama dapat mempengaruhi

variabel terikat. Dalam penelitian ini yang akan di uji adalah apakah benar Index

of Financial Inclusion, Non FDI Capital Flow, GDP per Kapita secara bersama-

sama akan mempengaruhi stabilitas perbankan di Negara ASEAN. Sama hal nya

dengan uji t, uji F juga akan membandingkan antara nilai F hitung dengan nilai F

tabel. Jika nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel maka H0 ditolak, hal ini

berarti variabel independen secara bersama – sama berpengaruh terhadap variabel

terikat. Begitu pula sebaliknya jika nilai F hitung lebih kecil dari pada F tabel

maka H0 diterima, hal ini berarti variabel independen secara bersama – sama tidak

berpengaruh terhadap variabel terikat.

Sehingga hipotesis yang terbentuk adalah

Page 61: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

40

H0 : , , = 0 artinya secara bersama – sama variabel bebas tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Ha : , , ≠ 0 artinya secara bersama – sama variabel bebas berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat.

5. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen dalam

menjelaskan secara keseluruhan terhadap variabel dependen serta pengaruhnya

secara potensial dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi (R2). Nilai

R2 dikategorikan kedalam dua hal yaitu jika nilai R2 semakin besar (mendekati

nilai 1) maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen lebih

besar. Begitu pula sebaliknya jika nilai R2 semakin besar (mendekati nilai 0) maka

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen semakin kecil.

Sehingga besaran nilai R2 berada antara 0 sampai 1 atau 0 < R2 < 1.

Page 62: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil perhitungan Index of Financial Inclusion (IFI) dapat

diketahui bahwa negara – negara di kawasan ASEAN memiliki tingkat

inklusi keuangan dalam kategori sedang atau medium selama tahun 2005 -

2015. Peningkatan tingkat inklusi keuangan di negara – negara ASEAN

terjadi akibat tingginya penerapan program inklusi keuangan seperti

perluasa edukasi keuangan, perluasan layanan jasa keuangan ke wilayah

terpencil dan peningkatan layanan publik.

2. Berdasarkan hasil estimasi, Index of Financial Inclusion (IFI) yang

mencerminkan tingkat inklusi keuangan memberikan pengaruh negatif dan

signifikan terhadap stabilitas perbankan di negara ASEAN. Sehingga

semakin tinggi nilai Index of Financial Inclusion (IFI) mengindikasikan

semakin baik tingkat inklusi keuangan maka akan meningkatkan kestabilan

pada perbankan.

3. Berdasarkan hasil estimasi, variabel NFDI yang mencerminkan tingkat

aliran modal diluar investasi asing langsung memberikan pengaruh positif

tetapi tidak signifikan terhadap stabilitas perbankan di negara ASEAN. Hal

Page 63: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

62

ini mengartikan apabila terjadi kenaikan pada tingkat aliran modal diluar

investasi langsung maka tidak akan meningkatkan kestabilan pada

perbankan.

4. Berdasarkan hasil estimasi, variabel GDPP yang mencerminkan tingkat

pendapatan memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap stabilitas

perbankan di negara ASEAN. Hal ini mengartikan bahwa apabila terjadi

kenaikan pada pendapatan perkapita maka akan meningkatkan kestabilan

pada perbankan.

B. Saran

Adapun saran yang diajukan penulis untuk perbaikan penelitian selanjutnya antara

lain:

1. Berdasarkan penelitian Philipina memiliki tingkat inklusi keuangan yang

rendah dan juga memiliki tingkat kestabilan perbankan yang rendah

dibandingkan keempat negara lain. Sehingga hendaknya otoritas moneter di

Philipina meningkatkan tingkat inklusi keuangan di Philipina. Dengan

melakukan penambahan akses layanan jasa keuangan seperti penambahan

jumlah kantor cabang bank dan jumlah atm. Selain itu hendaknya

pemerintah Philipina dan otoritas moneter Philipina membuat program

edukasi keuangan dengan pemanfaatan perkembangan teknologi agar

masyarakat di Philipina lebih mudah dalam mengakses layanan jasa

keuangan.

2. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat inklusi keuangan di Indonesia masuk

ke dalam kategori rendah ke medium. Sehingga hendaknya Bank Indonesia

Page 64: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

63

mengeluarkan program untuk lebih meningkatkan perluasan layanan akses

jasa keuangan kepada masyarakat. Seperti peningkatan edukasi keuangan di

seluruh lapisan masyarakat mulai dari anak – anak hingga orang dewasa

terkait adanya layanan jasa keuangan yang telah berbasis teknologi maupun

non teknologi.

3. Untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik mengenai tingkat inklusi

keuangan perlu ditambahkan indikator lain untuk mengukur dimensi yang

ada, seperti jumlah penduduk dewasa miskin, persentase kredit yang tersalur

untuk UMKM dan lainnya.

4. Untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik mengenai stabilitas perbankan

perlu ditambahkan variabel lain yang lebih mampu mencerminkan tingkat

kestabilan perbankan.

Page 65: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

DAFTAR PUSTAKA

Aduda Josiah dan Elizabeth Kalunda. 2012. Financial Inclusion and FinancialSector Stability With Reference To Kenya: A Review of Literature.Journal of Applied Finance & Banking, Vol : 2 No. 6.

Bangko Sentral ng Pilipinas. 2016. Report on the State of Financial Inclusion inPhilipina. Manila

Bank Indonesia. 2014. Booklet Keuangan Inklusif. Jakarta: Bank Indonesia.

Bank Indonesia. 2017. Statistik Sistem Keuangan Indonesia. Jakarta: BankIndonesia

Chiwira Oscar, Ruramayi Tadu, dan Brian Muyambiri. 2013. Financial inclusionand financial stability: The Important Role Of Financial Regulation InExplaining The Relationship. Empirical review. Journal of Research inInternational Business and Management (ISSN: 2251-0028) Vol. 3(4)pp. 139-149

Cull R, Demirguc-Kunt A, Lyman T. 2011. Financial Inclusion and Stability.What Does Research Show? CGAP Brief

Dienillah, Azka Azifah dan Lukytawati Anggraeni. 2016.” Dampak InklusiKeuangan Terhadap Stabilitas Sistem Keuangan Di Asia”.Buletin EkonomiMoneter dan Perbankan.Vol.18 Th. 2016.No.4

Dougherty, C. 2002. Introduction to Economics 2nd ed. New York OxfordUniversity Press

Dyk, F. 2010. “The new importance of financial stability's 2nd dimension:towards Basel III & post the recent credit-liquidity crisis.” FinancialMarkets Journal.

Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometric. Fourt Edition. McGraw HillCompanies. Inc. New York.

Hannig, Alfred dan Jansen, Stefan. (2010). Financial Inclusion and FinancialStability: Current Policy Issues. Asian Development Bank InstituteWorking Paper.

Iqbal, Muhammad. 2015. “Regresi Data Panel – Tahap Analisis”.https://dosen.perbanas.id/regresi-data-panel-2-tahap-analisis/

Page 66: INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA …digilib.unila.ac.id/54922/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · INKLUSI KEUANGAN DAN STABILITAS PERBANKAN DI NEGARA ASEAN Oleh

Joshi DP (2011). Financial Inclusion and Financial Literacy BI OECD

Khan, H.R. 2011. “Financial inclusion and financial stability: are they two sidesof the same coin.” The Indian Bankers Association and Indian OverseasBank.

Kunt, Asli Demirguc dan Leora Klapper. 2012. Measuring Financial Inclusion :The Global Findex. Development Reasearch Group World Bank

Morgan, Peter J. dan Victor Pontiner. 2014. Financial Stability and FinancialInclusion. ADBI Working Paper Series, No. 488

Sanjaya, I Made dan Nursechafia. 2016.” Inklusi Keuangan Dan PertumbuhanInklusif: Analisis Antar Provinsi Di Indonesia”. Buletin Ekonomi Moneterdan Perbankan.Vol.18 Th. 2016.No.3

Sarma, Mandira. 2012.”Index of Financial Inclusion – A measure of financialsector inclusiveness”.Berlin Working Papers on Money, Finance, Tradeand development. No. 07

Schinasi, G.J. (2004). Defining Financial Stability.IMF Working Paper –International Capital Markets Department.

Simorangkir, Dr. Iskandar.2014.”Pengantar Kebanksentralan : Teori dan Praktikdi Indonesia”.Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Widarjono, Agus. 2013. “Ekonometrika : Pengantar dan Aplikasinya”.Yogyakarta : UPP STIM YKPN

World Bank. 2017. World Development Indicators

World Bank. 2017. Knowledge and Research : Financial Inclusion in Malaysia