79
www.mudrajad.com 1 E-Mail : [email protected] HP : 0811 25 4255 Prof. MUDRAJAD KUNCORO, Ph.D Guru Besar Ilmu Ekonomi FEB UGM Visit my site: http://www.mudrajad.com KULIAH UMUM AGENDA EKONOMI CAPRES INDONESIA Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Yogjakarta, 21 Mei 2014

Industry & Sectoral Policies-2014__Dosen Mudrajad Kuncoro,Dr.,M.soc.Sc.,Prof(1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

telekomunikasi

Citation preview

  • www.mudrajad.com 1

    E-Mail :

    [email protected]

    HP : 0811 25 4255

    Prof. MUDRAJAD KUNCORO, Ph.D Guru Besar Ilmu Ekonomi FEB UGM

    Visit my site:

    http://www.mudrajad.com

    KULIAH UMUM AGENDA EKONOMI CAPRES INDONESIA

    Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Yogjakarta, 21 Mei 2014

  • 2

    Sumber: IMF (2012). Note * projection.

    Pertumbuhan Ekonomi Indonesia &

    Dunia 2009-2012 (%)

    Countries 2009 2010 2011 2012* 2013*

    Indonesia 4.5 6.1 6.4 6.0 6.4

    Malaysia 3.6 7.2 5.3 4.4 4.7

    Singapura 3.3 14.5 4.8 2.0 2.9

    Thailand 3.5 7.8 4.5 5.5 5.9

    Filipina 1.0 7.3 5.0 4.8 4.7

    Cina 8.5 10.3 9.6 7.8 8.2

    India 5.4 8.6 8.2 4.8 5.9

    Negara

    Sedang

    Berkem-

    bang

    2,1 6,0 6.6 6.4 5.6

    Negara

    Maju -3,2 2,1 2.2 2.6 1.5

    www.mudrajad.com

  • In 2005, Goldman Sachs determined the

    next group of developing countries called

    as Next Eleven (N-11) to follow in the BRICs wake. They are Bangladesh, Egypt, Indonesia, Iran, South Korea,

    Mexico, Nigeria, Pakistan, Philippines,

    Turkey, and Vietnam. Mexico and and

    Korea are potential to become almost as

    important as the BRICs in the global

    economy.

    The four N-11; Indonesia, Korea, Mexico

    and Turkey are called as Growth

    Markets rather than Emerging Markets, due to its largely sound government debt

    and deficit position, robust trading

    networks and huge numbers of people all

    moving steadily up the economic ladder.

  • 4

    Note: Other sectors include the following: electricity, gas, and water sector; construction sector; trade, hotel, and restaurant sector; transportation and communication sector; finance, rental, and company service sector; and service sector. Source: Calculated from BPS (2012)

    Indonesia adalah negara agraris pada tahun 1960an hingga 1980an. Namun sejak tahun 1993, telah terjadi transformasi struktural karena industri telah menggantikan pertanian sebagai penggerak utama PDB Indonesia. Kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB Indonesia cenderung mengalami penurunan kembali sejak tahun 2004. Namun demikian, pada tahun 2011 kontribusi manufaktur meningkat menjadi 27,3%, sedang sektor pertanian menyumbang 13,5% terhadap PDB.

    Sektor 1968

    1978 1988 1998 2000 2004 2006 2008 2009 2010 2011

    Pertanian 51,0 30,5 24,1 17,4 15,6 15,4 14,1 14,1 15,3 15,3 13,5

    Pertamba-

    ngan 4,2

    17,6 12,1 8,3 12,1 8,6 9,4 9,1 10,6 11,2 8,1

    Manufaktur 8,5 10 18,5 23,9 27,8 28,3 28,1 27,8 26,4 24,8 27,3

    Lainnya 36,3 41,9 45,2 50,3 44,6 47,7 48,1 52,9 47,7 48,7 51,1

    PDB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

    MENGAPA SEKTOR INDUSTRI?

    INDUSTRIALISASI TELAH MENYEBABKAN TRANSFORMASI STRUKTURAL

    Kontribusi Masing-masing Sektor terhadap PDB Indonesia, 1969-2011

  • 5

    Sumber: BPS, diolah (2012)

    Indonesia bukan lagi negara agraris. Sektor pertanian yang menyumbang 51% terhadap PDB tahun 1968, kontribusinya terus menurun hingga tinggal 13,5% tahun 2011. Sebagai gantinya, sektor manufaktur dan perdagangan-hotel-restoran menjadi penopang ekonomi Indonesia, dengan kontribusi masing-masing 27,3% dan 13,8% terhadap PDB.

    INDUSTRIALISASI TELAH MENYEBABKAN

    TRANSFORMASI STRUKTURAL

    Kontribusi Masing-masing Sektor terhadap PDB Indonesia, 2004-2011

    www.mudrajad.com 5

  • 6

    Pertumbuhan sektor industri manufaktur di Indonesia 2001-2008 menunjukkan tren yang secara umum meningkat antara 2,8% hingga 7,5%. Ini jauh lebih rendah dibanding sebelum krisis 1998, yang mampu tumbuh 2 digit. Pertumbuhan sektor industri di Indonesia 2005-2008 hanya meningkat sebesar 5.7%. Padahal, pemerintah menargetkan industri tumbuh sebesar 8,56%/tahun dan menyerap tenaga kerja 2,64 juta/tahun selama 2004-2009.

    Pertumbuhan Sektor Industri & Perekonomian

    Indonesia, 1994-2008* (%)

    Sumber: KPIN (2009).

    Sebelum Krisis Sesudah Krisis

  • Peranan Masing-Masing Cabang Industri Terhadap PDB Sektor

    Industri Tahun 1995-2007*

    No.

    Cabang Industri Persen (%)

    1995 2004 2005 2006 2007*

    1 Makanan, Minuman dan Tembakau 47.1 30..3 29.3 27.1 11.0

    2 Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 9.2 13.8 12.5 12.4 10.4

    3 Brg. Kayu & Hasil Hutan 6.7 5.7 5.4 5.8 1.8

    4 Kertas & Barang Cetakan 4 5.8 5.6 5.2 5.7

    5 Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 13.5 11 12.1 12.6 18.6

    6 Semen & Brg. Galian Non-Logam 3.3 3.9 3.9 3.8 3.6

    7 Logam Dasar, Besi & Baja 3.2 2.9 2.9 2.8 8.6

    8 Alat Angkut., Mesin & Peralatannya 12.4 25.7 27.4 29.4 34.6

    9 Barang lainnya 0.6 0.9 0.9 0.9 5.7

    Total Industri 100 100 100 100 100

    *Kuartal 2 2007 Sumber: diolah dari BPS (2007), Depperin (2007)

    Empat penyumbang industri manufaktur utama yang berperanan dalam pembentukan PDB

    industri pengolahan non-migas selama 1995-2007 adalah industri alat angkut, mesin dan

    peralatannya; industri makanan, minuman dan tembakau; industri pupuk, kimia dan barang

    dari karet; serta industri tekstil, barang kulit dan alas kaki

  • Indonesias Leading Food & Beverages Companies

    Indofood, Wingfood, Garudafood are vertically integrated,

    owning production, processing & distribution facilities.

    0

    1,000,000

    2,000,000

    3,000,000

    4,000,000

    5,000,000

    6,000,000

    7,000,000

    8,000,000

    Indofood

    (Noodle

    Only)

    Nestl

    (Domestic

    without JV)

    Garudafood

    (Peanut &

    Snack)

    Coca-Cola Sinar Sosro

    (RTD Tea)

    Frisian Flag Santos

    (Coffee &

    Candy)

    Heinz ABC Danone

    (Biscuit &

    Beverages)

    Mayora

    (Coffee, Hot

    Cereal,

    Candy)

    Sa

    les

    20

    06

    (m

    io R

    p)

    manufacturer

  • Pertumbuhan Industri Non-Migas (YoY) Tahun 2004-2007*

    Sumber: diolah dari BPS (2007), Depperin (2007)

    No. Cabang Industri Persen (%)

    1995 2004 2005 2006 2007* 2004-2007

    1 Makanan, Minuman & Tembakau 16.5 1.4 2.7 7.2 1.2 3.1

    2 Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 10.4 4.1 1.3 1.2 -10.3 -0.9

    3 Barang Kayu & Hasil Hutan 3 -2.1 -1 -1 -10.3 -3.6

    4 Kertas & Barang Cetakan 13.5 7.6 2.4 2.1 -16.3 -1.0

    5 Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 11.9 9 8.8 4.5 20.2 10.6

    6 Semen & Brg. Galian Non-Logam 20.1 9.5 3.8 0.5 -3.1 2.7

    7 Logam Dasar, Besi & Baja 18.6 -2.6 -3.7 4.7 4.7 0.8

    8 Alat Angkut, Mesin & Peralatan 7.7 17.7 12.4 7.5 31.2 17.2

    9 Barang Lainnya 8.9 12.8 2.6 3.6 -29.9 -2.7

    Total Industri 13.1 7.5 5.9 5.3 7.3 6.5

    *Kuartal 2 2007

  • Terjadi Peningkatan Volume Pemakaian BBM

    Terjadi peningkatan penggunaan premium pada bulan Oktober dan diperkirakan akan terus

    meningkat sejalan dengan peningkatan penjualan kendaraan bermotor (Mobil dan Motor) 10

    Volume BBM

    -

    200.000

    400.000

    600.000

    800.000

    1.000.000

    1.200.000

    1.400.000

    1.600.000

    1.800.000

    Des 2005

    Jan 2006

    Peb 2006

    Mar 2006

    April 2006

    Mei 2006

    Juni 2006

    Juli 2006

    Agust 2006

    Sept 2006

    Okt 2006

    Nop 2006

    Des 2006

    Jan 2007

    Peb 2007

    Mar 2007

    April 2007

    Mei 2007

    Juni 2007

    Juli 2007

    Agust 2007

    Sept 2007

    Okt 2007

    Bulan

    Kilo

    Lit

    er

    Premium

    Minyak Tanah

    Minyak Solar

    Penjualan Motor

    0

    1.000

    2.000

    3.000

    4.000

    5.000

    6.000

    Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct

    2006 2007

    Hundreds

    Motor Sale

    Penjualan Mobil

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    450

    Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct

    2006 2007

    Hundreds

    Car Sale

  • TANTANGAN: SUNSET DAN SUNRISE

    INDUSTRY

    Sumber: Diolah dari BPS (2012)

    11

    Pangsa terhadap Industri Manufaktur 2004-2009

    Tinggi Rendah

    Pertum-

    buhan

    2004-2009

    Tinggi

    Industri Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet

    Industri Pengolahan Lainnya

    Industri Kertas dan Barang Cetakan

    Industri Semen dan Barang Galian

    Nonlogam

    Rendah

    Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau

    Industri Tekstil dan Barang dari Kulit

    Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan

    Industri Logam Dasar, Besi dan Baja

    Sunrise Industry: Industri pupuk, kimia, dan barang dari karet banyak diuntungkan dengan

    kenaikan harga minyak dunia terutama untuk produk amoniak. Lonjakan penjualan kendaraan

    bermotor juga berpengaruh terhadap penjualan industri pengolahan bahan karet.

    Sunset Industry: Industri barang kayu dan hasil hutan serta industri logam dasar, besi dan baja

    dimana pertumbuhan menurun akibat persaingan global, di mana China dan Korea Selatan

    menjadi pemain besar dalam industri barang kayu dan hasil hutan.

  • 12

    12

    TOP TEN INDONESIAS COMPANIES AMONGST ASIA 200, 2004-2010

    2005-04 2006 2008-07 2009 2010 Company

    1 2 1 2 1 Astra

    4 1 2 1 2 Unilever

    2 4 3 4 3 BCA

    3 3 4 3 4 Indofood

    - - 7 7 5 Bank

    Mandiri

    5 5 6 6 6 Indosat

    - 8 10 9 7 Telkom

    6 - 5 5 8 HM.

    Sampoerna

    - - - - 9 BRI

    - - - - 10 Holcim

    Indonesia

    Source: Asian Wall Street Journal (Januari 2011)

    Consumption driven growth: PERILAKU KONSUMTIF

    RAKYAT INDONESIA: TETAP

    BELI MOBIL/SEPEDA

    MOTOR, MANDI DENGAN

    SABUN & SHAMPOO, BELI

    DENNGAN CREDIT CARD,

    MAKAN MIE INSTANT,

    NGROKOKAN UNTUK

    PENGHILANG STRESS,

    RENOVASI RUMAH DENGAN

    SEMEN, KE MANA-MANA

    NENTENG PONSEL,

    NONTON TV TERUS, SAMBIL

    MINUM TEH BOTOL SOSRO.

  • @Mudrajad 13

    Analisis 2000 perusahaan terbaik di dunia tersebut menunjukkan bahwa meskipun gejolak di sektor

    keuangan global, bank masih mendominasi, dengan 5 perusahaan di jajaran 10 terbaik di

    Indonesia. Sektor-sektor ini bukan pemimpin dalam pertumbuhan sepanjang tahun lalu. 13

    10 Besar

    Perusahaan Terbaik di Indonesia yang masuk The Worlds Biggest Companies Menurut Majalah Forbes (21/4/2010) Sumber:

    http://www.forbes.c

    om/lists/2010/18/glo

    bal-2000-10_The-

    Global-2000-

    Indonesia_10Rank.h

    tml, accessed 3

    Nov2010

    Company Rank Sales

    ($Bil)

    Profits

    ($Bil)

    Aset

    ($Bil)

    Market

    ($Bil)

    Telekom Indonesia 684 5.42 0.95 8.37 17.74

    Bank Central Asia 796 2.07 0.52 22.46 12.65

    Bank Mandiri 796 2.85 0.47 32.32 10.03

    Bank Rakyat Indonesia 843 2.74 0.53 22.39 9.49

    Bank Negara Indonesia 1412 2.47 0.26 24.07 3.07

    Bumi Resources 1533 2.96 0.57 5.44 4.56

    Bank Danamon 1802 2.00 0.16 10.39 4.62

    PGN 1915 1.14 0.06 2.34 9.82

    Semen Gresik 1977 1.09 0.23 0.97 4.87

    PT Bukit Asam 1986 0.95 0.29 0.83 3.93

  • 14

    CONSUMPTION DRIVEN GROWTH Indonesia mampu tumbuh 4,5% di tengah krisis global 2009 karena ditopang oleh konsumsi (consumption-driven growth) tapi unbalanced growth. Pada tahun 2008 Konsumsi rumah tangga merupakan pendorong utama ekonomi Indonesia (57,8% terhadap PDB Indonesia), diikuti oleh investasi (24,6%), net export (10,6%), dan pengeluaran pemerintah (7%). Dan pada tahun 2012 hal tersebut masih terjadi, Konsumsi rumah tangga merupakan pendorong utama ekonomi Indonesia (55,08%).

    * Hingga Kuartal ke 2 tahun 2011. Sumber: Diolah dari BPS (2013)

    57,2 57,4 56,9 55,58 55,08

    8,1 9 8,6 8,23 7,84

    23,7 23,4 24,1 24,42 25,24

    49,6

    42,8

    46,6 49,55

    47,58

    40,05

    32,54

    36,2 38,23 38,38

    9,55 10,26 10,5 11,32

    9,2

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    2008 2009 2010* 2011** 2012***

    Per

    sen

    (%

    )

    Tahun

    Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Investasi Ekspor Impor Net Ekspor

    KUATKAH FONDASI EKONOMI KITA?

    CONSUMPTION DRIVEN GROWTH

  • @Mudrajad Kuncoro\GBE 15

    PRODUKSI ROKOK DI INDONESIA

    Krisis moneter tidak mempengaruhi industri

    rokok di Indonesia

    Negara tujuan ekspor rokok kretek Indonesia

    adalah Malaysia

    dengan volume

    5.041.217 kg dengan

    nilai US$ 61.184.464 0

    50000

    100000

    150000

    200000

    250000

    300000

    1996 1997 1998 1999 2000 2001

    Rokok Kretek

    Rokok Putih

    Klobot/Klembak

    Total

    Perkembangan Produksi

    Rokok Kretek di Indonesia

    Sumber:

    Diolah dari data Indocommercial

    (1999;2002)

  • @Mudrajad Kuncoro\GBE 16

    ANALISIS STRUKTUR

    INDUSTRI ROKOK KRETEK Untuk mengukur

    konsentrasi industri

    digunakan dua indikator:

    Rasio konsentrasi:

    CR4 & CR 8 : pangsa 4 perusahaan terbesar dan

    pangsa 8 perusahaan

    terbesar dalam industri.

    Indeks Herfindahl-Hirschman (IHH):

    penjumlahan kuadrat pangsa pasar tiap-tiap perusahaan

    dalam suatu industri.

    IHH bernilai antara 0-1.

    Jika mendekati 0 berarti struktur industri mendekati

    pasar persaingan sempurna.

    Jika mendekati 1 maka struktur industri cenderung

    ke pasar monopoli.

    Jika CR4 = 40%, maka struktur industri dikatakan berbentuk

    oligopoli (Kuncoro, et al, 1997:

    Bab 22)

    Menurut Stigler, suatu industri dikatakan berstruktur oligopoli

    bila mempunyai konsentrasi

    industri lebih dari 60%.

    (Hasibuan, 1993)

  • @Mudrajad Kuncoro\GBE 17

    KONSENTRASI INDUSTRI ROKOK

    KRETEK DI INDONESIA, 1996-1999 Dengan metode Rasio

    Konsentrasi:

    rata-rata CR4 industri rokok di Indonesia sebesar 77,56%.

    Rata-rata CR8 industri rokok di Indonesia sebesar 88,15%.

    Berdasarkan klasifikasi struktur industri menurut Bain (1956),

    struktur industri rokok kretek di

    Indonesia termasuk tipe II yaitu

    oligopoli dengan tingkat

    konsentrasi tinggi.

    Dengan metode IHH diperoleh nilai 0,27 yang

    berarti struktur industri rokok

    kretek di Indonesia tidak

    berstruktur monopoli.

    Tahun CR4 CR8 IHH Total Firm

    1996 0.8109 0.9174 0.3131 191

    1997 0.8216 0.9071 0.3207 190

    1998 0.6807 0.8206 0.2056 204

    1999 0.7891 0.8812 0.2716 206

    rata - rata 0.7756 0.8815 0.2778Sumber: diolah dari data BPS.

  • @Mudrajad Kuncoro\GBE 18

    Diversifikasi usaha

    Djarum

    Bermula dari raja rokok, merambah berbagai bisnis:

    Perbankan: beli saham BCA bersama Farallon Capital; Bank

    Haga & Hagakita

    Properti: WTC Mangga Dua. Mal Daan Mogot, Perum

    Karawang Resinda, Griya

    Padma Semarang, Hotel

    Padma

    Optik: pemain terbesar bisnis lensa kacamata

    Elektronika: Polytron, Digitec

    Tekstil: busana & garmen

    Funiture: Ligna,Kudus Istana Furnitur

    Sumber: Swa (Jan, 2003)

  • @Mudrajad Kuncoro\GBE 19

    Para Pemain

    Rokok Pinggiran

    Sebagai follower

    Meniru desain grafis & kemasan produk 4 besar

    Harga murah

    Pemasaran sebatas kec, kab, provinsi

    Iklan bombastis & sihir kata:

    Rokok ini memakai tembakau sangat canggih

    & cocok untuk kaum

    intelektual (Dja Yen Ng)

    Dari umat untuk umat (Aseng Jaya, 565)

  • @Mudrajad Kuncoro\GBE 20

    JURUS 4 P DAN 4 C

    4 P (kiat pemasar): PRODUCT: macam

    produk, mutu, desain,

    penyajian, ukuran,

    pelayanan, garansi

    PRICE: harga dasar, diskon, jangka waktu,

    syarat

    PLACE: saluran, cakupan, jenis, lokasi,

    transportasi

    PROMOTION: promosi, iklan, wiraniaga, humas,

    pemasaran langsung

    4 C (kiat pelanggan):

    Customer needs & wants

    Cost to customers

    Convenience: kemudahan,

    kenyamanan

    Communication

    Segmen rokok pinggiran:

    klas bawah, pengin tampil gaul

    dg merek terkenal, tapi duit cekak

  • @Mudrajad Kuncoro\GBE 21

    Jurus mengekor nama:

    369 (Sam Liok Kioe), 565 (Dja Yen Ng), 33 (sam

    Sam), 21 (Dji It), 468 (Soe

    Laa Pan)

    Gudang Gandum, Gudang Gamping, Gudang Rasa

  • @Mudrajad Kuncoro\GBE 22

    STRATEGI FOCUS:

    UMAT ISLAM, HURUF ARAB

  • Tantangan RRC dan India

    Integrasi Ekonomi Regional dengan Lingkungan Global yang semakin kompetitif

    ASEAN Economic Community 2015

    1. Menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal yang didukung oleh

    aliran barang dan jasa, investasi, modal dan tenaga kerja

    terdidik yang lebih bebas.

    2. Menjadikan kawasan ASEAN sebagai magnet bagi penanaman

    modal asing

    Visi ASEAN 2020 (1997)

    Dipertegas oleh Deklarasi ASEAN Concord II

    (2003); ASEAN Charter (2007)

    Liberalisasi Perdagangan

    WTO

    Tantangan RegionalAsean Economic Community dan Liberalisasi Perdagangan Dunia

  • Persentase Jumlah Usaha (Total: 22,7 juta)

    Perbandingan Daya Serap Tenaga

    Kerja/Unit Usaha dan Persentase Jumlah

    Usaha 0,2 0,7

    15,8

    83,3

    108

    19

    3

    2

    Besar

    Menengah

    Kecil

    Mikro

    Tenaga Kerja/ Unit Usaha (Total: 49,7 juta orang)

    9,6%

    5,9%

    21,9%

    62,5%

    Sumber: Diolah dari BPS, Sensus Ekonomi 2006

    DATA TERBARU SENSUS EKONOMI 2006 Usaha mikro dan kecil mendominasi dari sisi unit usaha (99,1%) dan penyerapan tenaga kerja (84,4%), dengan perbandingan 2 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha mikro dan 3 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha kecil. Sebaliknya industri besar dan menengah, yang jumlah unit usahanya hanya 0,9%, menyerap 15,5% tenaga kerja dengan perbandingan 19 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha menengah, dan 108 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha besar.

  • THINK GLOBALLY BUT ACT LOCALLY: Jurus ATM & STP

    Tiru Modifikasi

    Positioning

    Targeting

    Segmenting 25

  • DAYA SAING PRODUK MANUFAKTUR INDONESIA TERHADAP NEGARA CHINA PASCA ACFTA

    Sumber: Tjahjana (2010)

  • Hambatan tarif masih banyak terjadi, misal produk olahan sayur dan buah yang mengandung gula atau tidak ke Korsel masih sekitar 20

    45%, ke Afsel sekitar 20 35%, ke Jepang 10 24%,

    dsb.nya. 27

  • Categorization of Goods

    Normal Track (target of tariff rate = 0%)

    (a) Early Harvest Program (2006)

    (b) NT1 (2010)

    (c) NT2 (2012)

    Sensitive list

    (a) Tahun 2012 tarif menjadi 20%

    (b) Tahun 2018 tarif menjadi 0-5%

    Highly Sensitive list

    Tahun 2015 tarif menjadi 50% (untuk produk yang pada tahun 2002 tingkat tarifnya >50%)

  • ASEAN-

    Australia- New

    Zealand FTA

    ASEAN-Korea FTA

    ASEAN-Japan CEP

    ASEAN-Canada

    ASEAN-China FTA

    ASEAN-Russia

    ASEAN-EU

    ASEAN-Pakistan

    ASEAN-India FTA

    ASEAN-US TIFA

    AEC : ASEAN Economic Community

    EAFTA : East Asia Free Trade Area

    CEPEA : Comprehensive Economic

    Partnership in East Asia

  • Peluang

    Jumlah penduduk AC-FTA sebanyak 1,9 miliar, merupakan salah satu blok perdagangan

    terbesar di dunia.

    Nilai perdagangan AC-FTA mencapai US$ 200 miliar, terbesar setelah Uni Eropa dan NAFTA.

    Negara ASEAN mendapat keuntungan dari rendahnya tarif ekspor ke China, dengan rata-

    rata 8,9 persen pada 2007.

  • Sumber: Sindhuwinata (2010)

  • 32

    Uraian

    NILAI EKSPOR (Juta US$)

    Growth

    2008-2009

    (% y o y)

    Growth

    (Jan-Aug

    2009-2010,

    % y o y)

    2005 2006 2007 2008 2009 2010*

    Total Ekspor 86,995 103,527

    118,014 139,605

    119,480 99,226

    -(14.41) 35.10

    Minyak

    9,553

    10,906

    12,496

    15,387

    10,612 9,375

    -(31.03) 40.43

    Minyak Mentah

    7,259

    7,905

    9,380

    11,442

    7,996 6,876

    -(30.12) 22.64

    Hasil Minyak

    2,264

    3,001

    3,117

    3,945

    2,616 2,499

    -(33.68) 30.43

    Gas

    10,720

    12,039

    12,285

    16,333

    9,826 8,481

    -(39.84) 38.86

    Nonmigas

    66,752

    80,577

    93,142

    107,884

    97,760 81,369

    -(8.50) 31.91

    Sumber: Bank Indonesia (2010)

    Selama 2008-2009, ekspor Indonesia mengalami pertumbuhan yang negatif yakni

    minus 14,4%. Penurunan growth terbesar terjadi pada komoditas ekspor migas yakni

    minus 31%, sementara komoditas ekspor nonmigas hanya turun hingga minus 8,5%.

    Namun, kinerja ekspor mulai membaik selama Jan-Agust 2009-2010, di mana total

    ekspor tumbuh 35,1%. Kenaikan ekspor terutama dari ekspor minyak, gas, dan

    nonmigas.

    EKSPOR INDONESIA 2005-2010

    *hingga Agustus 2010

  • ASEAN-China FTA? Ekspor dan Impor Indonesia dengan China (2006-2009)

    * Sampai dengan Agustus 2010

    Sumber: diolah dari Departemen Perdagangan (2010)

    Sejak tahun 2008, neraca perdagangan Indonesia terhadap

    China mengalami defisit, sebesar

    US$3.610,70 juta pada tahun 2008.

    Hal yang sama masih terjadi pada tahun 2009, sampai dengan

    November, Indonesia mengalami

    defisit sebesar US$ 2.501,80 juta.

    Tahun

    Surplus/Defisit Neraca Perdagangan (juta

    US$) 2006 1.706,70 2007 1.117,60 2008 -3.610,70 2009 -2.502,80 2010* -3.686,60

  • Ekspor Nonmigas Menurut Negara Tujuan, 2008-2010

    Negara Tujuan

    Nilai (Ribu US $) % Perubaha

    n 2009 terhadap

    2008

    % Peran Thd Total Ekspor

    Non Migas 2009

    % Peran Thd Total Ekspor Non Migas

    Aug 2010

    2008 2009 Jan-Aug

    2010

    Jepang 13,336,150 12,206,915 10,093,982 -8.46 10.21 12.51 Malaysia 6,175,988 5,619,469 4,800,832 -9.01 4.71 5.95 Amerika Serikat

    12,375,319 17,659,533 8,658,341 42.69 14.78 10.72

    China 9,574,441 7,421,250 9,755,906 -22.44 6.21 12.08 Thailand 3,253,375 2,587,798 2,671,201 -20.45 2.16 3.31 Singapura 10,496,994 8,854,736 6,428,411 -15.64 7.41 7.96 Taiwan 2,837,584 2,860,955 1,976,128 -0.82 2,39 2.44 Korea Selatan

    4,490,555 5,109,186 3,798,641 13.77 4.27 4.71

    Australia 2,683,064 2,287,935 1,918,418 -14.73 1.91 2.37 Vietnam 1,688,865 1,449,335 1,109,627 -14.18 1.21 1.32

    5,121,148.7 8,071,688.2 11,948,003.2

    Tahun 2009 Tahun 2010

    Sumber: Bank indonesia (2010)

  • Peringkat Nilai Ekspor Indonesia ke China Menurut Jenis

    Barang

    * Sampai dengan September; Sumber: diolah dari Departemen Perdagangan (2010)

    No Code HS Description of Goods 2008 2009*

    1 1511 Palm Oil and Its Fractions 1.519,3 1.178,5

    2 4001

    Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha, Guayule, Chicle and Similar Natural Gums 859,1 557,5

    3 2701 Coal 716,4 995,6

    4 1513

    Coconut (Copra), Palm Kernel of Babassu Oil and Fractions Thereof 337,0 213,0

    5 2604 Nickel Ores and Concentrates 230,9 87,4 6 7408 Copper Wire 210,2 84,5

    7 2606 Aluminium Ores and Concentrates 203,6 161,6

    8 1516 Animal and Vegetable Fats and Oil and Their Fractions 157,6 18,2

    9 8471 Automatic Data Proccessing Machines and Units Thereof 117,1 89,2

    10 2902 Cyclic Hydrocarbons 112,8 56,7

    China merupakan mitra dagang ASEAN terbesar

    ketiga pada tahun 2008,

    setelah Jepang dan Uni

    Eropa.

    Pangsa China dalam perdagangan intra-regional di

    Asia Timur dan Tenggara

    meningkat dari 31,7 persen

    pada tahun 1990 menjadi 42

    persen pada 2008 (ADB,

    2009)

    India, Vietnam dan Indonesia saat ini mengalami

    perdagangan defisit dengan

    China. Ketiga negara

    mengimpor manufaktur China

    dan mengekspor bahan

    mentah utama.

  • Peringkat Nilai Impor Indonesia dari China Menurut Jenis

    Barang

    * Sampai dengan September

    Sumber: diolah dari Departemen Perdagangan (2010)

    No Code HS Description of Goods 2008 2009*

    1 8517 Elect. App. For LineTelephony/Line Telegraphy 1.619,0 1.027,6

    2 8471 Automatic Data Processing Machines and Units Thereof 457,8 422,0

    3 7308 Structures and Parts Thereof 277,0 98,9

    4 8404 Auxiliary Plant for Use with Boilers of Heading 8402 or 8403 268,9 240,1

    5 7208 Flat-Rolled Products of Iron or Non-Alloy Steel 215,6 261,3

    6 7304 Tubes, Pipes, and Hollow Profiles, Seamless, of Iron or Steel 195,0 196,0

    7 7606 Aluminium Plates, Sheets and Strip 191,3 26,1

    8 8473

    Parts and Accessories Suitable for Use Solely/Principally with the Machines of Headings 8469 to 8470 183,6 51,9

    9 3103 Mineral or Chemical Fertilisers. Phospatic 178,9 39,2

    10 8406 Steam Turbines and Other Vapour Turbines 169,1 167,2

    China menjadi importir utama mineral dan bahan

    mentah lainnya, bahan

    bakar, makanan, barang

    kapital dan sejumlah barang

    konsumsi.

    Konsumen China mengimpor seafood, batu

    permata, dan furnitur dari

    Asia Tenggara.

    Empat negara Asia Tenggara termasuk di

    antara sepuluh besar tujuan

    kunjungan turis China pada

    tahun 2007; Vietnam,

    Thailand, Singapura dan

    Malaysia.

  • Dampak krisis global terhadap Perkembangan

    Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Indonesia,

    Juli 2011-2012

    www.mudrajad.com 37

    Ekspor Indonesia terus mengalami penurunan dan bahkan telah menyebabkan defisit

    perdagangan sejak April 2012 dan terus berlanjut.

    Sumber: Kementerian Koordinator Perekonomian (2012)

  • Neraca Pembayaran Indonesia, 2011-2012 (Dalam Juta Dolar

    AS): perlu waspada meningkatnya defisit transaksi berjalan

    sejak triwilan 1 2012

    www.mudrajad.com 38

    Uraian 2011

    2012

    Triwulan I Triwulan II Triwulan

    III

    A. Transaksi Berjalan

    1. Barang (fob)

    Ekspor (fob) 200.788 48.353 47.538 45.572

    Impor (fob) -166.005 -44.543 -46.720 -42.354

    2. Jasa - jasa -10.631 -2.075 -2.893 -2.449

    3. Pendapatan -26.649 -5.898 -6.473 -6.740

    4. Transfer Berjalan 4.211 1.037 860 815

    Total Transaksi Berjalan 1.714 -3.126 -7.688 -5.336

    B. Transaksi Modal dan Finansial

    1. Transaksi Modal 33 6 3 7

    2. Transaksi Finansial (di luar

    cadangan devisa)

    Investasi Langsung 11.528 1.587 3.735 3.583

    Investasi Portofolio 3.947 2.704 4.038 3.847

    Investasi Lainnya -2.064 -1.922 -2.721 -1.477

    Total Transaksi Modal dan

    Finansial 13.444 2.368 5.052 5.960

    Total (A+B) 15.158 -752 -2.634 624

    Selisih Perhitungan Bersih -3.301 -281 -178 210

    Neraca Keseluruhan 11.857 -1,034 -2.811 834

    Cadangan Devisa Terkait -11.857 1.034 2.811 -834

  • Ekspor Indonesia 2011 masih terkonsentrasi ke negara China, Jepang, AS,

    India, Singapura. Peluang lebar untuk ekspor ke emerging market. Ekspor

    nonmigas Indonesia ke Pantai Gading meningkat 295% dengan nilai USD73,4

    juta pada semester I tahun 2012, juga ke Libia (374%), Guinea (286%),

    Mauritania (278%), Rep Macedonia (272%), Laos (259%), Haiti (208%),

    Ethiopia (153%), Nikaragua (138%), dan Liberia (131%).

    www.mudrajad.com 39 Sumber: Kemenperin (2011)

  • Perbandingan Daya Saing Produk Manufaktur Indonesia

    dan China Pada Pasar Dunia

    Berdasarkan perhitungan daya saing pada pasar global berdasarkan HS 4 digit, dari 1075 total produk yang memiliki daya saing antara Indonesia dan China, Indonesia memiliki 36 produk yang sama kuat dengan China

    Pada produk Indonesia yang memiliki daya saing lebih baik dari China, nilai total ekspor Indonesia tampak berada masih jauh dari nilai total ekspor China

    Sumber: Tjahjana (2010)

  • Indonesias Sensitive Track

    Sensitive List : 304 Produk (HS 6 digit), antara lain barang jadi kulit (tas, dompet); alas kaki (sepatu sport, casual, kulit); kacamata; alat musik (tiup, petik, gesek); mainan-boneka; alat olah raga; alat tulis; besi dan baja; spare part; alat angkut; glokasida dan alkaloid nabati; senyawa organik; antibiotik; kaca; barang-barang plastik.

    Highly Sensitive List : 47 Produk (HS 6 digit), antara lain terdiri dari produk pertanian, seperti beras, gula, jagung dan kedelai; produk industri tekstil dan produk tekstil (itpt); produk otomotif; produk ceramic tableware.

  • Sektor Yang Dikhawatirkan Terkena Dampak AC-FTA

    Sumber: Tjahjana (2010)

    Terdapat 228 Kategori Produk yang terdiri atas 12 sektor industri yang dikhawatirkan

    akan terkena dampak negatif dari AC-FTA

  • Konsep Daya Saing Daya saing adalah produktivitas dimana suatu negara, wilayah atau cluster

    mendayagunakan modal, sumber daya manusia dan potensi alam-nya.

    Produktivitas menentukan standard of living dari suatu negara atau wilayah (tingkat upah, kesejahteraan sosial maupun lingkungan)

    Daya saing: Bukan tentang industri apa yang berkompetisi di suatu kawasan, tapi bagaimana perusahaan berkompetisi dalam industri tersebut

    Produktivitas di suatu kawasan merefleksikan apa yang dilakukan perusahaan domestik maupun asing di kawasan tsb

    Produktivitas dari industri lokal merupakan hal paling fundamental dalam daya saing, bukan sekedar hubungan perdagangan dengan pihak luar

    Hanya bisnis yang kompetitif yang dapat menciptakan lapangan kerja yang sinambung dan upah yang atraktif

    Negara atau kawasan bersaing dalam menawarkan lingkungan paling produktif untuk bisnis

    Sektor publik dan privat memainkan peran berbeda tapi saling terkait dalam menciptakan suatu produktivitas ekonomi

    43

  • Faktor Penentu Daya Saing

    Kekayaan alam saja tidak cukup untuk meningkatkan taraf hidup

    Kondisi makroekonomi yang kondusif akan menciptakan potensi daya saing, namun belum cukup

    Produktivitas sangat tergantung pada perbaikan kemampuan mikroekonomi dan tingkat persaingan lokal

    Source: On Competition, Prof. Michael Porter

    44

  • 10 Ekspor Nonmigas Terbesar masih

    berbasis SDA dan buruh murah.

    www.mudrajad.com 45 Sumber: Kemenperin (2011)

  • Persepsi atas Daya Saing Indonesia

    World Economic Forum mengurutkan 139 Negara di dunia berdasarkan tingkat daya saing perekonomian negara tersebut yang dilihat dari 12 pilar utama perekonomian. Indonesia menempari urutan 44 pada tahun 2011, atau naik dari urutan 54 tahun lalu.

    Dari 3 kategori negara berdasarkan keadaan ekonominya, yakni Factor Driven, Efficiency Driven, dan Innovation Driven, WEF mengkategorikan Indonesia ke dalam negara yang sedang bertransisi dari 1 ke 2 (dari factor driven ke efficiency driven).

    Sumber: World Economic Forum (2011), Global Competitiveness Report 2011

    URUTAN INDONESIA SECARA UMUM BESERTA URUTAN PER PILAR EKONOMI

    SKOR PER PILAR EKONOMI INDONESIA DIBANDING NEGARA LAIN YANG SETARA (skor 1 min 7 max/baik)

    46

  • BAGAIMANA PERINGKAT DAYA SAING INDONESIA?

    10 Besar Dunia Peringkat ASEAN

    Tahun 2011

    1. Swiss

    2. Singapura

    3. Swedia

    4. Finlandia

    5. AS

    6. Jerman

    7. Belanda

    8. Denmark

    9. Jepang

    10. Inggris

    Tahun 2012

    1. Swiss

    2. Singapura

    3. Finlandia

    4. Swedia

    5. Belanda

    6. Jerman

    7. AS

    8. Inggris

    9. Hong Kong

    10. Jepang

    Tahun 2011

    1. Singapura (2)

    2. Malaysia (21)

    3. Thailand (39)

    4. Indonesia (46)

    5. Vietnam (65)

    6. Filipina (75)

    Tahun 2012

    1. Singapura (2)

    2. Malaysia (25)

    3. Thailand (38)

    4. Indonesia (50)

    5. Vietnam (75)

    6. Filipina (65)

    Dari 186 negara, peringkat 10 besar daya saing tahun 2012 didominasi oleh negara-

    negara Eropa. Peringkat daya saing Indonesia di Asean tahun 2011 dan 2012 tetap

    meskipun peringkat secara keseluruhan menurun dari peringkat 46 ke 50. Dibandingkan

    dengan negara-negara setingkat, tingkat daya saing kita lebih baik daripada Afsel (52),

    India (59), Meksiko (53), dan Rusia (67). Namun Indonesia berada di bawah tingkat daya

    saing Korea Selatan (19) dan China (29).

    47

    Sumber: WEF (2012), The Global Competitiveness Report 2012-2013

  • Daya Saing Komoditi Unggulan Indonesia di Pasar Global

    Secara agregat, produk pertanian, kerajinan dan TPT Indonesia memiliki

    daya saing yang relatif tinggi di pasar dunia (nilai RCA>1). Namun, daya

    saing kita rendah untuk peralatan kantor, produk kulit, makanna olahan,

    elektronik, perhiasan, otomotif, peralatan medis.

    Sumber: UNCOMTRADE (diolah Puska Daglu)

    2005 2006 2007 2008 2009

    1 SAWIT 45.97 47.66 48.94 47.04 42.95

    2 KAKAO 10.00 11.89 11.43 12.20 11.82

    3 REMPAH-REMPAH 9.06 9.06 9.65 9.29 8.52

    4 UDANG 8.34 8.74 7.90 8.46 6.40

    5 KOPI 4.78 4.69 4.29 5.30 4.34

    6 KARET DAN PRODUK KARET 4.19 5.47 5.33 5.57 4.07

    7 MINYAK ATSIRI 4.33 4.09 5.02 5.88 3.63

    8 PRODUK HASIL HUTAN 4.79 4.67 4.11 3.97 3.53

    9 ALAS KAKI 2.53 2.57 2.37 2.37 2.40

    10 TPT 2.03 2.03 1.91 1.85 1.84

    11 IKANPRODUK PERIKANAN 1.59 1.42 1.69 1.83 1.78

    12 KERAJINAN 1.78 1.89 2.05 1.71 1.75

    13 TANAMAN OBAT 0.97 0.96 0.76 0.74 1.04

    14 PERALATAN KANTOR 0.95 1.02 1.07 0.92 0.88

    15 KULITPRODUK KULIT 0.46 0.57 0.71 0.70 0.64

    16 MAKANAN OLAHAN 0.54 0.53 0.52 0.56 0.61

    17 ELEKTRONIK 0.60 0.47 0.43 0.48 0.55

    18 PERHIASAN 0.20 0.36 0.37 0.35 0.42

    19 OTOMOTIF 0.17 0.19 0.22 0.27 0.23

    20 PERALATAN MEDIS 0.12 0.13 0.14 0.13 0.14

    No. KOMODITIRCA Indonesia relatif terhadap Dunia

    48

  • 49

    Competitiveness Cube (IMD, 2010)

    Source: IMD World Competitiveness Yearbook, http://www02.imd.ch/wcy/methodology/

  • 50

    The Most Problematic Factors for Doing Business, selected Asian countries, 2010-2011 (% of Respondents)

    Malay-sia

    Singa-pore

    China Thailand Indo-nesia

    Philippines

    Inefficient government bureaucracy 13.0 3.3 9.0 13.3 16.2 18.3

    Corruption 8.0 0.1 9.5 11.4 16.0 22.7

    Inadequately educated workforce 9.5 13.6 7.4 7.1 5.4 2.3

    Policy instability 9.9 1.1 10.1 16.4 6.0 11.8

    Restrictive labor regulations 9.4 14.4 3.9 1.6 5.3 4.0

    Poor work ethic in national labor force 7.9 8.5 5.7 4.0 4.9 1.7

    Inadequate supply of infrastructure 6.3 7.7 8.0 4.7 8.4 15.4

    Foreign currency regulations 1.8 3.7 3.9 1.6 2.2 1.3

    Access to financing 10.5 9.2 13.2 4.9 7.8 2.1

    Inflation 4.7 21.6 9.0 0.8 6.7 1.2

    Tax rates 5.6 9.2 7.1 4.2 2.7 5.1

    Tax regulations 6.2 7.3 8.4 3.9 5.6 9.2

    Crime and theft 4.4 0.1 1.1 0.7 3.6 1.7

    Government inability/coups 1.4 0.0 2.0 24.8 6.4 2.3

    Source: Global Competitiveness Report 2010-2011

    50

  • Lembaga 2004 2005 2006 2007 2009

    Partai politik 4,4 * 4,2 * 4,1 4,0 4,0

    Legislatif 4,4 * 4,0 4,2* 4,1 4,4*

    Kepolisian 4,2 4,0 4,2* 4,2* -

    Lembaga peradilan 4,2 3,8 4,2* 4,1 4,1

    LEMBAGA TERKORUP di Indonesia Rendahnya IPK Indonesia disebabkan oleh adanya praktek korupsi dalam urusan

    layanan pada bidang bisnis, terutama: ijin-ijin usaha (ijin domisili, ijin usaha, HGU, IMB,

    ijin ekspor, angkut barang, ijin bongkar muat barang,), pajak (restitusi pajak,

    penghitungan pajak, dispensasi pajak), pengadaan barang dan jasa pemerintah

    (proses tender, penunjukkan langsung), proses pengeluaran dan pemasukan barang di

    pelabuhan (bea cukai), pungutan liar oleh polisi, imigrasi, tenaga kerja, proses

    pembayaran termin proyek dari KPKN (Kantor Perbendaharaan Kas Negara).

    Sumber: Transparency International Indonesia (2009); Sekneg (2012)

    *=institusi dengan skor paling tinggi/paling korup pada tahun itu

  • @Mudrajad/FEB UGM 52

    BAGAIMANA MENGATASI MULTILEVEL CORRUPTIONS?

    Sumber: Dwiyanto, et al. (2002); Kuncoro (2006)

  • Prioritas Pemberantasan Korupsi

    Berdasarkan Lembaga/Instansi

    Sumber : Transparency International Indonesia (TII)

    53

  • What is grease money?

    Illegal charges:

    It is not stated in any laws/regulations

    When you pay you do not get any receipts

    By duit (money) you can do it (semua bisa diatur)

    Some gifts (grant) are given to government officers. It is called as gratification.

    Other extra cost (beyond production and distribution costs) that companies have to pay in

    dealing with bureaucracy.

  • Raw Materials PRODUCTION

    PROCESS EXPORTS

    -ETPIK

    -ILLEGAL

    LOGGING

    -Value added tax

    -Business Permissions

    (HO, SIUP, dll)

    -Regional minimum

    Wages

    -Tariff increase

    -ILLEGAL CHARGES

    collected by customs

    officers

    -THC (Terminal

    Handling Charges)

    -EDI (ELECTRONIC

    DATA INTERCHANGE)

    -CONTAINER

    PARKING CHARGES

    Illegal Charges

    collected by

    scale bridge

    stations

    Illegal Charges

    collected by police &

    unofficial bodyguards

    Masih adanya "grease money" dalam bentuk pungli, upeti dan biaya

    ekstra yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dari sejak mencari bahan

    baku, memproses input menjadi output, maupun ekspor. Besarnya pungli

    mencapai 7,5% dari biaya ekspor atau minimal Rp 3 trilyun per tahun!

  • ILLEGAL CHARGES TO EXPORT COST IS

    ESTIMATED AT LEAST ABOUT RP 3 TRILLIONS

    (US$ 300 MILLIONS) PER ANNUM

    Proportion of illegal charges to export

    cost 7.5%

    Assuming the export cost/container Rp 4 millions

    then amount of illegal charges becomes Rp 300 thousands

    If Indonesia can export on average per

    annum

    10 millions

    containers

    TOTAL ILLEGAL CHARGES Rp 3 trillions

    Or in US$ (With exhange rate

    US$1=Rp10,000) US$ 300 millions

  • 57

    Year CPI

    Rank

    (Number of Countries)

    2000 1,7 85 (90)

    2001 1.9 84 (91)

    2002 1,9 96 (102)

    2003 1,9 122 (133)

    2004 2,0 133 (145)

    2005 2,2 137 (159)

    2008 2,6 126 (180)

    2009 2,8 111(180)

    2010 2,8 110(178)

    * Corruption Perception Index;

    0 = Worst ; 10 = Best

    Source: Transparancy International Indonesia (2008)

    Corruption Perception Index (CPI): Indonesia 2000-2008 Indonesia is no longer included in the top 10 most corrupted

    country in the world.

  • KONDISI DAYA SAING & KORUPSI INDONESIA POSISI DAYA SAING: Global Competitiveness Ranking (World Economic Forum)

    Tahun 2006 2007 sampai dengan 2010 2011 Negara 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 2011-

    2012

    Indonesia 50 54 55 54 44 46

    Kamboja 103 109 109 110 109 97

    Malaysia 26 21 21 24 26 51

    Singapura 5 7 5 3 3 2

    Thailand 35 28 34 36 38 39

    Vietnam 77 64 70 75 59 65

    Filipina 71 70 71 87 85 75

    Negara 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

    Indonesia 1.9 1.9 1.9 2.2 2.2 2.4 2.3 2.6 2.8 2.8 3,0

    Kamboja 2.3 2.3 2.1 2.0 1.8 2.0 2,1 2,1

    Malaysia 5.0 4.9 5.2 5.1 5.0 5.0 5.1 5.1 4.5 4,4 4,3

    Singapura 9.2 9.3 9.4 9.4 9.4 9.4 9.3 9.2 9.2 9,3 9,2

    Thailand 3.2 3.2 3.3 3.8 3.8 3.6 3.3 3.5 3.4 3,5 3,4

    Vietnam 2.6 2.4 2.4 2.6 2.6 2.6 2.6 2.7 2.7 2,7 2,9

    Filipina 2.9 2.6 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.3 2.4 2,4 2,6

    TINGKAT KORUPSI: Corruption Perception Index (Transparency International)

    Asia Tenggara Tahun 2001 2011

  • ZERO TOLERANCE ON CORRUPTION

    = ZERO DEVELOPMENT? RASULULLAH SAW:

    Allah melaknat orang yang menyuap berikut orang yang menerima suap dan broker suap yang menjadi penghubung antara keduanya (HR Imam Ahmad)

    PERJANJIAN LAMA Kitab Keluaran 23:8 Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta

    mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang

    yang benar.

    Kitab Ulangan 10:17 Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak

    memandang bulu ataupun menerima suap.

  • 60

    CATCH-UP INDUSTRIALIZATION

    STOP DEINDUSTRIALISASI Deindustrialisasi terlihat di sentra-sentra utama industri padat karya

    khususnya di pulau Jawa maupun daerah yang terkena bencana alam (Kuncoro, 2007: bab 16).

    Gejala deindustrialisasi dini ini harus dicari akar masalahnya.

    Catch-up industralization Suehiro (2008) menemukan bahwa gejala tersebut merupakan

    fenomena yang wajar dari negara yang melakukan industrialisasi yang mengejar ketertinggalan (catch-up industralization). Di Asia Timur, Jepang adalah negara pertama yang mencoba, diikuti oleh Korea Selatan, Taiwan, dan negara-negara ASEAN.

    Dua fenomena umum yang muncul: Negara yang baru saja melakukan industrialisasi biasanya tertinggal

    dalam hal teknologi dan produk.

    Negara ini biasanya mengimpor sebagian besar produk industrinya, memulai strategi industrialisasi substitusi impor, dan mengandalkan industri padat karya.

  • Kerangka Penyusunan Grand Design (Roadmap) Strategi Pengembangan Industri

    LINGKUNGAN INTERNAL Makro Industri

    Negara industri

    2030?

    Visi &

    Misi Industri

    2030

    Strategi & Kebijakan

    Implementasi Strategis

    LINGKUNGAN EKSTERNAL

    Blok-blok perdagangan dunia

    Perkembangan perusahaan TNC

    Internasionalisasi sistem produksi

    Liberalisasi perdagangan

    Perubahan teknologi Visi Indonesia 2030

    Negara maju yang unggul dalam

    Pengelolaan Kekayaan Alam

    Kondisi industri

    Indonesia

    Pengumpulan Data Data Sekunder FGD

    Tinjauan Pustaka

    Pancasila & UUD 1945 UU No. 5/1984 Perindustrian UU No. 25/2004 Sisrenbangnas. Perpres No. 7/2005 RPJM 2004-2009 UU No. 17/2007 Rencana Pembangunan

    Jangka Panjang Nasional 2005-2025

  • 62

    Bangun Industri Indonesia Masa Depan

    Sumber: Depperin (2005: 40);

    Perpres no.28/2008

  • 63

    34 industri prioritas dari 365 industri, dengan:

    total output 78%

    total ekspor 83%

    1. Industri Material Dasar

    (besi dan baja, semen,

    petrokimia, keramik)

    2. Industri Permesinan

    (peralatan listrik &

    mesin listrik, mesin &

    peralatan umum)

    3. Industri Manufaktur

    Padat Tenaga Kerja

    (tekstil & produk tekstil,

    alas kaki, farmasi)

    I. Basis Industri Manufaktur

    1.Kelapa sawit

    2.Karet dan barang karet

    3.Kakao dan Coklat

    4.Kelapa

    5.Kopi

    6.Gula

    7.Tembakau

    8.Industri Buah-buahan

    9.Kayu dan barang kayu

    10.Hasil perikanan & laut

    11.Pulp & kertas

    12.Pengolahan susu

    II. AGRO

    PENGEMBANGAN KLUSTER INDUSTRI PRIORITAS

    (Perpres no. 28/2008)

    1. Elektronika

    2. Perangkat keras

    telekomunikasi &

    pendukungnya

    3. Perangkat penyiaran &

    pendukungnya

    4. Komputer & peralatannya

    5. Perangkat lunak & content

    multimedia

    6. Kreatif TIK

    IV. LEKTRONIKA

    & TELEMATIKA

    1.Kendaraan

    bermotor

    2.Perkapalan

    3.Kedirgantaraan

    4.Perkeretaapian

    III. ALAT ANGKUT

    V. Industri Penunjang

    Industri Kreatif *) & Industri

    Kreatif Tertentu

    1. Perangkat lunak dan

    content multimedia

    2. Kerajinan & barang seni

    3. Fashion

    4. Industri Kreatif Teknologi

    Informasi & Komunikasi

    1.Batu Mulia dan

    Perhiasan

    2.Garam Rakyat

    3.Gerabah & Keramik

    Hias

    4.Minyak Atsiri

    5.Makanan Ringan

    VI. IKM Tertentu Fokus

    Industri Prioritas

  • 64

    Kekuatan utama industri kelas dunia (California Wine & TPT Italia) adalah

    keterkaitan dan sinergi antara industri terkait & pendukung,

    dengan dukungan universitas, lembaga keuangan, dan

    kebijakan pemerintah yang kondusif

  • Area

    Saintifik

    Area

    Komersial

    Siklus Riset-Market Ideal

    Alva E. Tontowi-UGM

    Hasil

    Riset

    Mitra

    Industri

    Peneliti

    (UGM)

    Market

    Proses Produksi: Scale-up

    (incubator, pilot project),

    spin-off, dst.

    HKI 2014/10/11

  • @www.mudrajad.com 66

    Dari Soeharto ke Susilo:

    Apa yang beda?

  • 67

    Krisis adalah cobaan. Quran Srt Al Baqarah ayat 155: Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,

    kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira

    kepada orang-orang yang sabar.

    akhirnya. Lebih Kurang Mohon Dimaafkan

    Lain Kali Mohon Diundang

  • Baca zikir pembuka rizki

    Surat Al Isro ayat 30:

    [17:30] Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.

    Surat Al Maidah ayat 114:

    [5:114] Isa putera Maryam berdo'a: "Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada

    kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezki Yang Paling Utama" 68

  • @Mudrajad Kuncoro\GBE 69

    GROUP ASSIGMENT

    Take an industry as a case study. Analyze to what extent the

    performance of industry is

    influenced by industry and sectoral

    policy?

    Deadline of paper submission: one & half month after the lecture.

  • OUTLINE OF YOUR PAPER

    1. INTRODUCTION

    Research question?

    Outline

    2. MAIN BODY

    Contribution of an industry:Mengapa memilih suatu industri? Pakai data BPS untuk menunjukkan sumbangan industri tsb terhadap total

    ind manufaktur: nilai tambah, jumlah perusahaan, penyerapan tenaga

    kerja

    Overview related macro and sectoral policies

    Impacts of those policies on industrial performance

    3. CONCLUSIONS:

    Lessons learned

    Key findings

    4. REFERENCES: books, articles (journals, magazine, newspapers, web)

  • @Mudrajad Kuncoro\GBE 71

    SUGGESTED WEB SITES

    KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN, http://www.kemenperin.go.id

    KEMENTRIAN PERDAGANGAN, http://www.kemendag.go.id

    ASEAN, http://www.aseansec.org World Bank, http://www.worldbank.org International Monetary Fund,

    http://www.imf.org

    Badan Pusat Statistik, http://www.bps.go.id Bank Indonesia, http://www.bi.go.id Kementerian

    Keuangan,http://www.kemenkeu.go.id

  • 72

    SUGGESTED READINGS

  • Prof. Boediono, Ph.D Wakil Presiden RI 2009-2014, Guru Besar FEB UGM,

    Gubernur Bank Indonesia ( April 2008-Mei 2009)

    Dalam buku Ekonomi Indonesia ini Prof. Mudrajad Kuncoro dengan sangat baik mengulas isu-isu relevan perekonomian Indonesia baik yang bersifat struktural jangka panjang maupun yang kontemporer. Sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin ikut serta dalam percaturan mengenai ekonomi kita.

  • Latar Belakang

    Pendidikan

    Sarjana Ekonomi with cum laude: FE UGM (1989)

    Master of Social Science in International Finance: University of Birmingham, UK (1993)

    PhD in Business & Regional Devt, University of Melbourne, Australia (2001), dalam tempo 3 tahun

  • Contact me?

    E-Mail : [email protected]

    Fax: 0274 895734 HP : 0811254255

    Profil Dosen Anda

    Penulis 29 buku: Economic Integration and Multinational Investment Behavior Regional Development In Transition Ekonomi Mikro Ekonomi Pertanian Ekonomi Industri Indonesia Manajemen Keuangan Internasional Ekonomi Pembangunan Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif Metode Kuantitatif Analisis Spasial dan Regional Manajemen Perbankan Metode Riset Bisnis & Ekonomi Otonomi dan Pembangunan Daerah Ekonomi Pembangunan II Visi, Misi dan Strategi Untuk Kaltim Bangkit 2008-2013 Ekonomika Industri Indonesia: Menuju Negara Industri Baru

    2030 Ekonomika Indonesia: Dinamika Lingkungan Bisnis di Tengah

    Krisis Global

    KUNJUNGI SITUS:

    http://www.mudrajad.com

  • TIDAK PERLU BAKAT

    Bagi pemula, memulai menulis merupakan hal yang sulit. Namun, kalau menulis surat kepada pacar atau facebook/

    chatting kok bisa lancar bahkan sampai berlembar-lembar? Ibarat menciptakan kebiasaan baru. Misal merokok, apabila Anda

    tiap hari menghisap satu batang rokok, dapat dipastikan dalam tempo satu bulan Anda sudah menjadi perokok.

    Saya tidak punya bakat menulis. Namun, saya memilih untuk langsung menceburkan diri ke kolam renang tanpa menggunakan teori berenang. Jadi tulis dulu apa yang anda ketahui, baru pelajari bagaimana teori berenang (teori menulis yang baik). Temukan dan tekuni talenta (bakat) terselubung

    anda. Bakat hanya syarat perlu tapi belum mencukupi untuk dapat menulis.

  • Menjadi Kaya dari Menulis Buku?

    J.K. Rawling: 1 novel Harry Potter (Harry Potter and The Goblet of Fire) setidaknya US$2,97 juta atau sekitar Rp29,7 milyar. Padahal J.K. Rawling telah menulis 7 judul novel Harry Potter lainnya.

    Habiburrahman El-Shirazy (novelis): Ayat-Ayat Cinta (2004) berpredikat mega bestseller. Sampai akhir tahun 2006 terjual 240 ribu eksemplar. Royalti hampir Rp 500 juta hanya dalam waktu sekitar dua tahun rata-rata penghasilan sekitar Rp25 juta per bulan.

    Raditya Dika: dengan seri Kambing Jantan, juga bisa menimbun royalti sampai angka di atas 100 juta per tahun.

    Hadiiswa: buku "Membuat Foto Indah Dengan Kamera Saku" menghasilkan royalti sekitar 7 juta rupiah per periode pembayaran royaltinya.

  • Jangan minta kaya, tapi cukup.

    78

  • Presenter Talkshow TV

    www.mudrajad.com 79