Upload
aim-aimma
View
113
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Increased oxidative stress in patients with hydatidiform mole
Muge Harma, Mehmet Harma, Ozcan Erel
Ringkasan
Objektif: Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan status oksidatif
dan status antioksidatif plasma pasien dengan complete hydatidiform mole (CHM)
dan untuk membandingkan nilai-nilai ini dengan kehamilan normal.
Metode: Tiga puluh delapan pasien dengan CHM dan 31 ibu hamil sehat
diikutsertakan dalam penelitian. Untuk menentukan status antioksidatif plasma,
total antioxidant potential (TAOP) dihitung, dan untuk menentukan status
oksidatif plasma, kadar peroksida total diukur. Ratio TOAP terhadap peroksida
total diterima sebagai indikator stres oksidator.
Hasil: TOAP plasma secara signifikan lebih rendah pada pasien dengan
hydatidiform mole diabndingkan ibu hamil sehat [mean (SD) nilai masing-masing
adalah 511.9 (105.8) dan 571.7 (109.4) μmol Trolox equiv./L (p < 0.05)].
Sebaliknya, mean (SD) kadar peroksida total plasma secara signifikan lebih tinggi
pada pasien [21.8 (6.4) μmol H2O2/L] dibandingkan ibu hamil sehat [15.6 (6.4)
μmol H2O2/L (p < 0.001)]. Mean nilai index stres oksidatif secara signifikan
lebih tinggi pada pasien dengan CHM dibandingkan pada ibu hamil sehat
[masing-masing, 4.43 (1.70) versus 2.92 (1.50), (p < 0.001)].
Kesimpulan: Pasien dengan CHM terpapar stres oksidatif, yang mungkin
berperan dalam patogenesis penyakit. Pemberian vitamin antioksidatif seperti
vitamin C dan E bisa dipertimbangkan untuk digunakan dalam terapi.
Kata kunci: antioxidant, total antioxidant, total antioxidant potential, total
peroxide, hydatidiform mole, pregnancy
Pendahuluan
Reactive oxygen species (ROS) diproduksi dalam proses metabolik dan
fisiologis, dan reaksi oksidatif yang membahayakan bisa terjadi pada organisme
yang memindahkan ROS via mekanisme antioksidatif enzimatik dan non-
1
enzimatik. Dalam beberapa kondisi peningkatan oksidan dan penurunan
antioksidan tidak bisa dihindari, dan keseimbangan oksidatif/antioksidatif
bergeser ke status oksidatif. Stres oksidatif, yang terlibat dalam lebih dari 100
kelainan, akhirnya terjadi.
Darah mengandung banyak molekul antioksidan yang mencegah dan/atau
menghambat reaksi radikal bebas yang berbahaya. Konsentrasi antioksidan
plasma bisa diukur secara terpisah di laboratorium, tetapi pengukuran ini
memakan waktu, butuh banyak tenaga, dan mahal. Karena efek antioksidatif
komponen antioksidan plasma bersifat aditif, pengukuran total antioxidant
potential (TAOP) menggambarkan status antioksidatif plasma. Kami mengevalusi
status antioksidatif total plasma dengan TAOP.
Hidrogen peroksida dan derivat peroksida lain, yang dihasilkan secara
fisiologis pada organisme dan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi pada
beberapa kondisi patologis, berdifusi ke dalam plasma. Di sini, komponen
antioksidan plasma terkalahkan dan dimakan. Kami mengevaluasi status oksidatif
total plasma dengan mengukur kadar peroksida total.
Telah diketahui bahwa stres oksidatif meningkat selama kehamilan
normal. Pada kehamilan sehat, telah dilaporkan bahwa kadar hidroperoksida lipid
plasma meningkat dan kapasitas antioksidan total berkurang, sementara aktivitas
peroksidase glutathione eritrosit dan kofaktornya, selenium, menghilang. Namun,
sifat alami mekanisme ini belum diketahui.
Pasien pre-eklamsia terpapar stres oksidatif yang meningkat, seperti pasien
dengan kehamilan dengan komplikasi seperti hipertensi dan diabetes mellitus.
Hipersekresi peroksida lipid oleh plasenta atau penurunan produksi enzim
antioksidan plasenta bisa menyebabkan disfungsi endotelial. Kapasitas
antioksidan yang tidak cukup bisa menyebabkan timbulnya stres oksidatif, jejas
oksidatif (oxidative injury) bisa terjadi kemudian pada kompartemen maternal dan
plasental. Oleh karena itu, pada pre-eklamsia, abnormalitas plasenta dan
perubahan metabolik yang berhubungan akan menyebabkan peningkatan stres
oksidatif. Perubahan metabolik serupa terdapat pada kehamilan mola.
2
Kami memiliki postulasi bahwa peningkatan stres oksidatif bisa terdapat
pada pasien dengan CHM, dan menurut sepengetahuan kami sampai saat ini
belum ada laporan mengenai status oksidatif/antioksidatif plasma pada status
pseudopregnancy CHM. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
menambah pengetahuan mengenai hal tersebut.
Materi dan Metode
Subjek
Penelitian ini melibatkan 69 wanita yang datang ke Harran University
Hospital selama periode antara Juli 1998 dan September 2002. Dari wanita-wanita
ini, 11 adalah ibu hamil sehat (kontrol) pada trimester pertama kehamilan dengan
janin viabel tunggal (mean usia gestasi 13.2 minggu sesuai estimasi USG).
Delapan belas pasien menderita CHM (mean usia gestasi 12.9 minggu sesuai
estimasi periode menstruasi terakhir). Wanita obese, wanita underweight, dan
perokok tidak diikutsertakan dalam penelitian. Diagnosis complete hydatidiform
mole berdasarkan pemeriksaan histopatologis jaringan mola, menunjukkan ciri
proliferasi jaringan trophoblastik abnormal, kecilnya janin yang dapat
diidentifikasi, villi korionik dengan pembengkakan hydatidiform general, dan
hiperplasia trophoblastik difus yang berasal dari fertilisasi abnormal. Semua
subjek menyetujui informed consent tertulis.
Sampel
Sampel darah dimasukkan dalam tabung dengan heparin setelah puasa satu
malam. Plasma dipisahkan dari sel-sel dengan sentrifugasipada 1500 g selama 10
menit. Sampel plasma diperiksa secepatnya atau disimpan pada suhu -80oC.
Pengukuran plasma total antioxidant potential
TAOP plasma ditentukan menggunakan ferric reducing/antioxidant power
(FRAP) assay, dikembangkan oleh Benzie dan Strain. Singkatnya, 1.5 ml reagen
FRAP yang telah dihangatkan sebelumnya pada 37oC (10 vols 300 mM acetate
buffer, pH 3.6 + 1 vol. 10 mM 2,4,6-trypyridyl-S-triazine dalam 40 mM HCl + 1
3
vol. 20 mMol FeCl3) dilakukan vortex mixed dengan 50 μL sampel tes dan
standar. Tes dilakukan pada 37oC. Absorbance pada 593 nm dibaca disamping
suatu reagent blank pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya
(predeterminated time) (0—4 menit) setelah pencampuran sampel-reagen. Suatu
unit arbitrary, konsentrasi ‘Trolox equivalent’, digunakan sebagai ukuran TOAP.
Sehingga hasilnya diekspresikan dalam satuan μmol Trolox equiv./L.
Pengukuran konsentrasi peroksida total plasma
Konsentrasi peroksida total ditentukan dengan menggunakan metode
‘FOX2’ dengan sedikit modifikasi. Sistem tes FOX2 berdasarkan oksidasi ion
ferrous ke ion ferric dengan berbagai tipe yang mengandung peroksida dalam
sampel plasma, untuk menghasilkan kompleks ferric-xylenol yang berwarna
kuning yang absorbance-nya bisa diukur. Reagen FOX2 dipersiapkan dengan
melarutkan ammonium ferrous sulphate (9.8 mg) dalam 250 mM H2SO4 (10 ml)
untuk menghasilkan konsentrasi akhir 250 μM ion ferrous dalam asam. Larutan
ini ditambahkan dalam 90 ml HPLC-grade methanol yang mengandung 79.2 mg
butylated hydroxytoluene (BHT). Terakhir, 7.6 mg xylenol orange ditambahkan
dengan diaduk sehingga menghasilkan reagen akhir (250 μM ammonium ferrous
sulphate, 100 μM xylenol orange, 25 mM H2SO4, dan 4 mM BHT dalam 90%
vol/vol methanol dalam volume akhir 100 ml). Reagen blank hanya mengandung
ferrous sulphate.
Aliquots (200 μL) plasma dicampur dengan 1800 μL reagen FOX2.
setelah inkubasi dalam suhu ruangan selama 30 menit, vial disentrifugasi pada
12000 g selama 10 menit. Absorbance supernatant kemudian ditentukan pada 560
nm. Kandungan peroksida total sampel plasma ditentukan sebagai suatu fungsi
perbedaan absorbance antara tube tes dan tube blank menggunakan larutan H2O2
sebagai standar. Koefisien variasi untuk sampel plasma individual adalah kurang
dari 5%.
Indeks stres oksidatif
Ratio peroksida total terhadap total antioxidant potential adalah indeks
stres oksidatif, suatu indikator derajat stres oksidatif.
4
Analisis statistik
Student’s test dilakukan menggunakan paket SPSS. P ≤ 0.05 dianggap
signifikan secara statistik.
Hasil
Data demografik dan klinis subjek ditunjukkan pada Tabel 1. Tidak ada
perbedaan pada mean usia, usia gestasi, graviditas, paritas, aborsi, dan body mass
index (BMI) antara pasien dengan CHM dan kontrol.
Seperti terlihat pada Tabel 2, kadar TOAP plasma pasien dengan CHM
ditemukan secara signifikan lebih rendah dibandingkan ibu hamil sehat; 511.9
(105.8) vs 571.7 (109.4) μmol Trolox equoiv./L (p < 0.05). Kadar peroksida total
plasma secara signifikan lebih tinggi pada pasien mola hidatidosa dibandingkan
pada kontrol; 21.8 (6.4) vs 15.6 (6.4) μmol H2O2 (p < 0.001). OSI secara
signifikan lebih tinggi pada pasien hidatidosa komplit dibandingkan pada kontrol;
4.43 (1.70) vs 2.92 (1.50) (p < 0.001).
Diskusi
Pada penelitian ini, kami menemukan bahwa keseimbangan
oksidatif/antioksidatif bergeser ke arah status oksidatif, disebut peningkatan stres
oksidatif terdapat pada pasien dengan CHM dibandingkan dengan subjek kontrol
ibu hamil sehat.
Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan mekanisme pasti
stres oksidatif pada pasien dengan CHM. Kami memiliki postulasi bahwa
hipotesis mekanisme pada pre-eklamsia mungkin juga bertanggung jawab untuk
CHM. Pada kedua penyakit, plasenta adalah sumber kunci faktor yang
menyebabkan perubahan metabolik yang serupa.
Pada pre-eklamsia, leukosti seperti neutrophil dan monosit, teraktivasi.
Sitokin inflamasi, seperti interleukin-6 (IL-6) dan tumour necrosis factor
(TNF)alpha)), dan vascular cell adhesion molecule (VCAM-1), meningkat pada
sirkulasi maternal. Neutrofil yang teraktivasi melekat ke sel endotelial dimana
mereka membuat ROS, terdapat pada stres oksidatif dalam sel dan milieu internal.
5
Pada penyakit CHM, terdapat mekanisme inflamasi serupa dengan yang telah
disinggung di atas. Peningkatan ROS dan penurunan sistem pertahanan
antioksidatif juga bisa menyebabkan jejas oksidatif pada pasien dengan CHM.
Seperti terlihat pada Tabel 2, kami menemukan bahwa TOAP menurun
dan kadar peroksida total meningkat pada pasien-pasien ini dan, seperti harapan,
mereka terpapar stres oksidatif yang meningkat. Peningkatan stres oksidatif
mungkin berperan dalam patogenesis penyakit atau mungkin sekunder terhadap
penyakit. Pemberian suplemen dengan antioksidan vitamin C dan E terbukti
berguna dalam terapi CHM.
Tabel 1.
Karakteristik demo-
Grafik pasien dengan
CHM dan ibu hamil
sehat
Variabel Complete hydatidiform mole
(n = 18)
Mean (SD)
Ibu hamil sehat
(n = 31)
Mean (SD)
P
Usia (tahun) 31.0 (8.1) 29.5 (5.7) NS
Usia gestasi (minggu) 12.9 (4.8) 13.2 (4.4) NS
Graviditas 5.9 (3.5) 5.1 (2.3) NS
Paritas 4.5 (3.3) 3.3 (2.0) NS
Aborsi 0.3 (0.6) 0.2 (0.5) NS
BMI (kg/m2) 21.1 (1.8) 21.0 (1.7) NS
Tabel 2.
Indikator plasma stres
oksidatif pada pasien
CHM dan kontrol ibu
hamil
Complete hydatidiform mole
(n = 18)
Mean (SD)
Ibu hamil sehat
(n = 31)
Mean (SD)
P
Total antioxidant potential
(μmol Trolox equiv./L)
511.9 (105.8) 571.7 (109.4) 0.029
Peroksida total
(μmol H2O2/L)
21.8 (6.4) 15.6 (6.4) 0.001
Indeks stres oksidatif 4.43 (1.70) 2.92 (1.50) 0.001
6