7
 Improving the production of transgenic fish germlines: In vivo evaluation of mosaicism in zebrafish (Danio rerio) using a green fluorescent protein (GFP) and growth hormone cDNA transgene co-injection strategy. Amanda Swari Prasepti 1 , Claudya Larisha 1 , Endah Permata Sari 1 , Shafa Imanda 1 1 Jurusan Biologi (Bioteknologi), Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Al Azhar Indonesia Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110  ABSTRAK  Metode mikroinjeksi pada ikan biasanya digunakan untuk mentransfer  gen. Tetapi hasil terekspresinya gen akan beragam karena integrasi transgen  yang terlambat. Jika tidak terintegrasi ke dalam sel bakteri maka gen tidak dapat terekspresi dengan baik pada keturunannya. Maka dari itu tujuan dilakukannya  penelitian i ni adalah untuk mengevaluasi in vivo mosaikisme s ampai pada tahap tertentu dalam mengekspresikan gen. Ketika ikan tersebut diberi reporter gen berupa GFP dan growth hormone cDNA, maka akan terlihat mosaikisme dari  germline dan ukuran tubuh pada hewan model. Pada penelitian ini menghasilkan keturunan dari ikan transgenik dengan gen yang terekspresi secara stabil.  Kata kunci : Transgenesis, ikan transgenik, mikroin jeksi, growth hormone cDNA. PENDAHULUAN Transgenesis merupakan proses mengintroduksi satu atau lebih gen ke dalam embrio suatu organisme yang selanjutnya gen tersebut dapat ditransmisikan pada generasi berikutnya. Gen asing yang diintroduksikan tersebut  biasanya berkaitan dengan karakter fenotipe penting dalam suatu budidaya, sehingga dapat menghasilkan organisme yang lebih unggul dari pada oraganisme aslinya. Dan dengan adanya metode ini kita dapat mengaplikasikannya ke organisme vertebrata rendah dengan menyajikan reproduksi dan karakteristik  biologis yang memungkinkan mudah untuk di manipulasi proses genetik maupun fisiologis pada tahap awal ontogenesis dan salah satu contoh hewan yang akan ditransgenik adalah ikan jenis  Danio rerio atau yang lebih dikenal zebra fish. Transfer gen pada ikan ini  bertujuan sebagai model eksperimetal dalam hal penelitan dibidang medis khususnya dalam penelitian yang melibatkan embriogenesis dan organogenesis, serta dalam mempelajari  penyakit    penyakit yang menyerang manusia, serta dalam memproduksi protein rekombinan. Salah satu cara untuk transfer gen ini adalah dengan mikroinjeksi.

Improving the production of transgenic fish germlines: In vivo evaluation of mosaicism in zebrafish (Danio rerio) using a green fluorescent protein (GFP) and growth hormone cDNA transgene

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Resume

Citation preview

  • Improving the production of transgenic fish germlines: In vivo evaluation of

    mosaicism in zebrafish (Danio rerio) using a green fluorescent protein (GFP)

    and growth hormone cDNA transgene co-injection strategy.

    Amanda Swari Prasepti1, Claudya Larisha

    1, Endah Permata Sari

    1, Shafa Imanda

    1

    1Jurusan Biologi (Bioteknologi), Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Al Azhar Indonesia

    Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110

    ABSTRAK

    Metode mikroinjeksi pada ikan biasanya digunakan untuk mentransfer

    gen. Tetapi hasil terekspresinya gen akan beragam karena integrasi transgen

    yang terlambat. Jika tidak terintegrasi ke dalam sel bakteri maka gen tidak dapat

    terekspresi dengan baik pada keturunannya. Maka dari itu tujuan dilakukannya

    penelitian ini adalah untuk mengevaluasi in vivo mosaikisme sampai pada tahap

    tertentu dalam mengekspresikan gen. Ketika ikan tersebut diberi reporter gen

    berupa GFP dan growth hormone cDNA, maka akan terlihat mosaikisme dari

    germline dan ukuran tubuh pada hewan model. Pada penelitian ini menghasilkan

    keturunan dari ikan transgenik dengan gen yang terekspresi secara stabil.

    Kata kunci : Transgenesis, ikan transgenik, mikroinjeksi, growth hormone cDNA.

    PENDAHULUAN

    Transgenesis merupakan proses

    mengintroduksi satu atau lebih gen ke

    dalam embrio suatu organisme yang

    selanjutnya gen tersebut dapat

    ditransmisikan pada generasi berikutnya.

    Gen asing yang diintroduksikan tersebut

    biasanya berkaitan dengan karakter

    fenotipe penting dalam suatu budidaya,

    sehingga dapat menghasilkan organisme

    yang lebih unggul dari pada oraganisme

    aslinya. Dan dengan adanya metode ini

    kita dapat mengaplikasikannya ke

    organisme vertebrata rendah dengan

    menyajikan reproduksi dan karakteristik

    biologis yang memungkinkan mudah

    untuk di manipulasi proses genetik

    maupun fisiologis pada tahap awal

    ontogenesis dan salah satu contoh hewan

    yang akan ditransgenik adalah ikan jenis

    Danio rerio atau yang lebih dikenal zebra

    fish.

    Transfer gen pada ikan ini

    bertujuan sebagai model eksperimetal

    dalam hal penelitan dibidang medis

    khususnya dalam penelitian yang

    melibatkan embriogenesis dan

    organogenesis, serta dalam mempelajari

    penyakit penyakit yang menyerang

    manusia, serta dalam memproduksi protein

    rekombinan. Salah satu cara untuk transfer

    gen ini adalah dengan mikroinjeksi.

  • Penggunaan mikroinjeksi dalam transgenik

    ikan didukung oleh hal-hal seperti jumlah

    telur yang relatif banyak dan fertilisasinya

    terjadi secara eksternal yangmemudahkan

    introduksi gen asing pengkode target.

    Dengan mikroinjeksi pada ikan

    zebra ini yang dapat memungkinkan

    mengevaluasi motif dan potensi induk

    dalam menghasilkan organisme yang

    diingkinkan. Penggunaan gen reporter

    yang memungkinkan evaluasi derajat di

    mosaicism vivo pada ikan transgenik dapat

    memfasilitasi identifikasi pendiri. Gen

    yang digunakan untuk motif pada ikan

    zebra menggunakan gen coding untuk

    green fluorescent protein (GFP) dari ubur-

    ubur ubur yang telah banyak digunakan

    sebagai gen pelapor.

    Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui hasil dari proses transgenesis

    pada zebra fish dengan menonjolkan

    ekspresi sifat pertumbuhannya (msGH)

    dan mozaikisme (GFP).

    METODOLOGI

    Untuk memproduksi ikan

    transgenic maka diperlukan ikan dewasa

    dari spesies zebra fish (Danio rerio) wild

    type. Lalu ikan dipelihara dalam sistem

    perairan tertutup bersuhu 28 C dengan

    penyinaran dibawah 14 h light/10 h. Lalu

    telur yang terbuahi dari ikan tadi diambil

    dan akan di mikroinjeksi dengan dua

    transgen. Transgen yang satu diambil dari

    ikan mas (Cyprinus carpio) - aktin

    promotor mendorong ekspresi baik A.

    Victoria GFP gen (pcA / GFP plasmid)

    atau ikan silverside laut (Odonthestes

    argentinensis) untuk diambil hormon

    pertumbuhannya yaitu (msGH) cDNA

    (pcA / msGH plasmid). Yang kedua

    disediakan oleh Dr. Suzanne Brooks

    (Universitas Southampton, Inggris) yaitu

    plasmid pcA / GFP untuk menghasilkan

    pcA /msGH plasmid dan menggantinya

    dengan gen GFP dengan msGH cDNA

    (Marins et al., 2002). Kedua gen ini

    dilinierisasi dengan Spe I enzim yang

    terekstriksi dan disuntikkan pada

    perbandingan 1 : 1 ke dalam embrio ikan

    tersebut dengan konsentrasi DNA total 35

    ng uL-1. Setelah itu proses mikroinjeksi

    menggunakan protocol yang sama dari

    Vielkind (1992) menggunakan IM-30

    bermotor picoinjector (Narishige, Jepang).

    Sebanyak 1872 embrio disuntikkan

    dan diinkubasi dengan suhu 28 C sampai

    telur-telur menetas. Satu minggu setelah

    pembuahan, ikan dianalisa kembali dengan

    mikroskop epifluorescence (eksitasi = 485

    nm; emisi = 520 nm). Lalu diklasifikasikan

    menurut terekspresinya GFP embrio yang

    tertetasi dengan pola ekspresi

    mosaikismenya(Gibbs dan Schmale, 2000;

    Thermes et. al, 2002). Jika lemah maka

    hanya ada beberapa sel yang terkspresi.

  • Jika moderat maka kurang dari 50%

    terekspresi dan yang terkuat akan lebih

    dari 50% terekspresi GFP-nya. Lalu gen

    akan dievaluasi keberadaannya dengan

    (RT-PCR). Ikan transgenic ini diberikan

    nama G0 yang membawa gen GFP.

    Lalu ikan G0 dan ikan non-

    transgenik sama-sama dibesarkan untuk

    dilihat skala pertumbuhannya. Mereka

    diberi makan sehari dua kali dengan kadar

    protein 47.5 %. Dan data ukuran serta

    berat tubuh dianalisa menggunakan t-test

    variasi heterogenus statistic program v.06

    (statsoft, USA). Delapan G0 yang terpilih

    dengan ekspresi GFP yang terkuat

    dipisahkan di akuarium yan g berbeda dari

    teman-temannya dan dipasangkan dengan

    ikan non-transgenik. Hanya enam yang

    memilki hasrat untuk kawin dengan ikan

    non-transgenik (wild type) dan membuahi

    G1 dengan GFP yang terekspresi. Dari

    semua ketrurunan G0, G1, dan seterusnya

    diekstrak DNA-nya dengan PCR untuk

    dilihat apakah GFP dapat terekspresi

    dengan baik di setiap keturunannya.

    HASIL

    Transgenik yang dilakukan pada

    ikan zebra menghasilkan 1872 embrio

    pada satu sel.dengan penggunaan cA /

    GFP dan cA / msGH dengan rasio

    equimolar (1:1). Dan setelah seminggu

    pengamatan didapatkan embrio yang atau

    telur yang masih bertahan sebanyak 1414

    yang diamati dibawah mikroskop

    epifluorescence, satu minggu setelah

    pembuahan, tingkat kelangsungan hidup

    untuk ikan yang tidak diobati embrio

    adalah 1414 dari 1872 (75,5%), sedangkan

    kelangsungan hidup tingkat embrio

    microinjected adalah 877 dari 1872

    (46,8%), dimana 275 dari 877 (31,4%)

    digolongkan sebagai GFP negatif (tidak

    ada ekspresi), 315 dari 877 (35,9%)

    sebagai lemah GFP positif, 198 dari 877

    (22,6%) sebagai moderat GFP positif dan

    89 dari 877 (10,1%) sekuat GFP positif.

    Jumlah dari tiga kelas ekspresi GFP adalah

    602 dari 877 ikan (68,6%).

    Dan setelah 12 bulan didapatkan

    hasil ikan positif untuk ekspresi msGH

    oleh RT-PCR msGH transgen. Dan analisa

    untuk berat rata rata menunjukan

    peningkatan yang signifikan (p

  • transgenik tidak menunjukan perilaku

    reproduksi yang dikembangkan namun

    terdapat dua jantan (M0104 dan M0204)

    dan empat betina (F0104, F0204, F0304

    dan F0404) yang direproduksi, empat di

    antaranya (M0104, F0104, F0204 dan

    F0304) ditransmisikan gen GFP ke G1

    dalam persentase yang bervariasi dari

    2,2% menjadi 42%. Ekspresi GFP diamati

    dalam keturunan G1 menunjukkan ikan

    mengekspresikan gen ditransfer di semua

    sel tubuh.

    Namun, gen msGH hanya dapat

    dideteksi dalam keturunan G1 yang

    diperoleh dari induk ikan M0104 dan

    F0104 . Hanya setengah keturunan GFP-

    positif dari orangtua M0104 yang dapat

    membawa gen msGH tetapi untuk induk

    F0104 semuanya membawa gen tersebut.

    Keturunan GFP-positif juga positif untuk

    eksogen-nous GH gen (Tabel 1). Tidak ada

    ekspresi gen GFP dideteksi dalam

    keturunan dari orang tua M0204 dan

    F0404.

    Keturunan G1 dari M0104 dan

    F0104 G0 mosaik orang tua yang positif

    untuk kedua transgen yang dipelihara

    sampai pematangan seksual dan enam G1

    ikan dari masing-masing induk

    dikawinkan dengan jenis ikan liar untuk

    menghasilkan keturunan G2. Sebanyak

    466 anak G2 dihasilkan dari perkawinan

    M0104 sementara 588 anak G2 diperoleh

    dari perkawinan F0104.

    Gambar 1. Ikan Zebra (Danio rerio) a.Ikan

    non-transgenik berumur 1 tahun (bobot =

    0.68g 0.13 g) b. Ikan transgenik G0

    berumur 1 tahun (bobot = 1.79 g 0.37 g)

  • PEMBAHASAN

    Proses yang paling sulit pada

    transgenic adalah saat menghasilkan

    germline yang dapat membawa transgen

    dalam keadaan stabil. Hal ini bertujuan

    untuk menghasilkan ikan transgenik yang

    membawan transgen aktif (cA/msGH)

    namun juga transgen reporter (cA/GFP)

    yang mampu mengevaluasi mozaik yang

    terdapat disemua generasi G0 ikan

    transgenik.

    Seminggu setelah 68,6% embrio

    ikan diinjeksi, maka menghasilkan ikan

    transgenik. Bila dibandingan dengan ikan

    zebra transgenik 1,95% yang diperoleh

    Morales et al. (2011) dan 10% ikan

    transgenik yang diperoleh Rahman dkk.

    (1997) yang menggunakan transgen

    reporter yang sama dengan startegi co-

    injeksi.

    Mereka menemukan bahwa 10%

    dari ikan yang dianalisis olehnya

    menghasilkan ekspresi gen reporter GFP

    yang kuat, lebih dari 5% ekspresi GFP

    lebih kuat dripada yang diperoleh oleh

    Gibbs dan Schmale (2000) untuk ikan

    zebra transgenik G0 dan 3% lebih kuat

    yang diperoleh Thermes et al. (2002)

    untuk G0 ikan transgenik. Kondisi yang

    digunakan oleh para peneliti sebelumnya

    mirip dan mereka juga menggunakan

    transgen linierisasi di mana gen GFP

    dikendalikan oleh promotor ( dan -

    aktin).

    Analisis RT-PCR menunjukkan

    bahwa 100% dari G0 ikan transgenik GFP

    positif mengekspresikan gen msGH namun

    tidak semua ikan tersebut membawa

    transgen msGH dalam sel dan bisa saja

    menurunkan transgen msGH ke generasi

    berikutnya, ini akan terlihat jelas ketika G0

    dan ikan wildtype disilangkan. Data

    percobaan pertumbuhan didukung hasil

    RT-PCR dan menunjukkan bahwa

    kelompok transgenik meningkat berat 2,6

    kali lebih banyak dari kelompok

    nontransgenic. Hasil ini menunjukkan

    bahwa cA / msGH transgen

    menghasilkan hormon aktif. Semakin berat

    ikan transgenik itu memungkin terkaitnya

    dengan peningkatan msGH yang beredar

    dan tidak dapat dikontrol oleh mekanisme

    umpan balik negatif yang mengatur

    ekspresi gen GH endogen (Peter dan

    Marchant, 1995).

    Konsekuensi negatif dari produksi

    mozaik germline ikan transgenik

    kenyataan adalah bahwa sel ikan G0 hanya

    dapat menerima sedikit atau tidak ada

    sama sekali salinan transgen yang

    membuat transmisi transgen ke generasi

    berikutnya namun hal ini dapat

    diminimalkan dengan mengevaluasi

    mozaik dengan penggunaan strategi co

    injeksi reporter. Hal ini dapat didukung

  • dengan adanya penelitian yang

    menunjukan adanya iakn yang positif GFP

    ke generasi G1.

    Presentasi dari GFP menujukan

    bahwa ikan G1 memiliki tingkat mozaik

    yangs ama pada germ line ikan G0. Namun

    pada penelitian ini menunjukan terdapat

    dua ikan yang tidak menghasilkan

    keturunan transgen, sementara empat ikan

    yang ditransmisikan dengan cA / GFP

    dari 2,2% menjadi 42% yang positif

    menunjukan adanya GFP. Pada penelitian

    ini dalam mengidentifikasi ikan G1

    sangatlah berhubungan dengan adanya gen

    reporter GFP dan penggunaan mikroskop

    epifluorescence. Ikan G1 ini berasal dari

    betina F0104 dan jantan M0104yang

    disilangkan dengan jenis ikan wild yang

    memverifikasi bagaimana transgen

    tersebut di integrasi pada genom ikan G2.

    Dalam G2 diproduksi dari keturunan

    M0104 sejumlah ikan GFP-positif tidak

    membawa eksogen GH transgen sementara

    beberapa ikan GFP-negatif membawanya.

    Hal ini menunjukkan bahwa cA / GFP

    dan cA / msGH transgen terpisah di G2,

    sejak diamati rasio genotipe (Tabel 1)

    sesuai dengangen terletak pada kromosom

    yang berbeda. Namun, untuk F0104

    keturunan G2 keturunan semua individu

    GFP-positif yang membawa cA / msGH

    transgen serta cA / GFP transgenik,

    menunjukkan bahwa kedua transgen

    memiliki telah terintegrasi pada kromosom

    yang sama.

    Dengan adanya metode ini dapat

    memungkinkan mengidentifikasi ikan G0

    dan dapat pula mengidentifikasi ikan

    transgen pada generasi berikutnya. Selain

    itu, metode ini juga dapat digunakan untuk

    mengetahui proses integrasi transgen

    genomik serta mengidentifikasi keturunan

    yang ditransmisikan transgen pada

    kromosom yang sama.

    KESIMPULAN

    Transgenik merupakan teknik

    memindahkan gen dari satu makhluk hidup

    ke makhluk hidup lainnya, baik dari satu

    hewan ke hewan lainnya ataupun dari satu

    tanaman ke tanaman lainnya. Salah contoh

    dari teknologi transgenetik ini yaitu ikan

    transgenik yang mampu menghasilkan

    benih ikan unggul, melalui perbaikan

    mutu genetik ikan yang dibudidayakan.

    DNA rekombinan ikan yang telah

    dikendalikan dimasukkan ke dalam

    genom, sehingga DNA ikan yang

    dimasukkan dapat mengembangkan salah

    satu aspek dari produktivitas, juga efeknya

    dapat diturunkan kepada keturunannya. Ini

    bermanfaat untuk meningkatkan produksi

    dan produktivitas ikan. Keunggulan dari

    rekayasa ini yaitu pertumbuhan cepat,

    tahan terhadap serangan penyakit, dan

    tahan terhadap lingkungan yang cukup

  • ekstrem. Dalam transgenik ikan

    menggunaan mikroinjeksi yang didukung

    oleh hal-hal seperti jumlah telur yang

    relatif banyak dan fertilisasinya terjadi

    secara eksternal yang memudahkan

    introduksi gen asing pengkode target, yang

    dapat memungkinkan mengevaluasi motif

    dan potensi induk dalam menghasilkan

    organisme yang diingkinkan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Figueiredo, Mrcio de Azevedo., Lanes,

    Carlos Frederico Ceccon., Almeida,

    Daniela Volcan., and Marins, Luis

    Fernando. 2007. Improving the production

    of transgenic fish germlines: In vivo

    evaluation of mosaicism in zebrafish

    (Danio rerio) using a green fluorescent

    protein (GFP) and growth hormone cDNA

    transgene co-injection strategy. Genetics

    and Molecular Biology. Vol 30 (1):31-36.