222
IMPLEMENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM PEMBELAJARAN PADA SD BERBASIS ISLAM DI KOTA MAGELANG (STUDI KASUS DI SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF DAN SDIT IHSANUL FIKRI KOTA MAGELANG) Oleh oleh MUFLIHATUTH THOHIROH NIM. M1.11.014 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013

Implementasi Multiple Intelligences

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Implementasi Multiple Intelligences

IMPLEMENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM PEMBELAJARAN PADA SD BERBASIS

ISLAM DI KOTA MAGELANG (STUDI KASUS DI SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF

DAN SDIT IHSANUL FIKRI KOTA MAGELANG)

Oleh

oleh

MUFLIHATUTH THOHIROH

NIM. M1.11.014

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2013

Page 2: Implementasi Multiple Intelligences

ii

PROGRAM PASCASARJANA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Nama : MUFLIHATUTH THOHIROH

NIM : M1.11.014

Program Studi : Program Pascasarjana

Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam

Tanggal Ujian : 30 September 2013

Judul : IMPLEMENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES

DALAM PEMBELAJARAN PADA SD BERBASIS

ISLAM DI KOTA MAGELANG (STUDI KASUS DI SD

MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF DAN SDIT

IHSANUL FIKRI KOTA MAGELANG)

Panitia Munaqosah Tesis

Page 3: Implementasi Multiple Intelligences
Page 4: Implementasi Multiple Intelligences

iv

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pola pendidikan yang terjadi saat ini masih banyak yang mengedepankan keseragaman dan pengukuran siswa yang cerdas hanya terbatas pada IQ saja. Penggalian kecerdasan peserta didik masih sangat jarang dilakukan sebagai sandaran utama untuk mengawali setiap rancangan pembelajaran. Kecenderungan minat, bakat, talenta dan ketrampilan dasar belum menjadi bagian yang integral. Dalam teori Gardner (multiple intelligences) yang mengembangkan 9 kecerdasan, pendidik dapat menumbuh kembangkan prestasi siswa secara menyeluruh. Konsep multiple intelligences yang menitik beratkan pada ranah keunikan selalu menemukan kelebihan setiap anak.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil lokasi SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah sampel bertujuan (purposive sample). Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan langkah: reduksi data, display data dan pengambilan kesimpulan dengan metode induktif. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan cara mengadakan triangulasi metode yang dikumpulkan data-data dari hasil wawancara yang dibuktikan dengan observasi dan juga dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Pemahaman kepala sekolah dan guru tentang multiple intelligences sudah tidak asing lagi dalam aktivitas pembelajaran kesehariannya dengan menerapkan strategi multiple intelligences; 2) Kerangka konseptual implementasi multiple intelligences meliputi 3 tahap yaitu: tahap input yang merupakan identifikasi kecerdasan, tahap proses dengan pembelajaran yang menggunakan strategi multiple intelligences mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang mencakup seluruh kecerdasan, tahap output dengan menyelenggarakan penilaian yang meliputi tiga ranah: kognitif, afektif dan psikomotorik; 3) Implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif meliputi pendekatan-pendekatan kecerdasan yang dimiliki siswa, selain itu juga pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan masing-masing kecerdasan; 4) Respon siswa dan orang tua siswa terhadap implementasi multiple intelligences sangat positif dan mendukung pelaksanaannya baik dalam pembelajaran intrakurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler; 5) Dampak implementasi multiple intelligences dapat meningkatkan prestasi siswa, sering menjuarai perlombaan dalam berbagai bidang baik tingkat kecamatan, kota, propinsi, nasional sampai internasional, dan juga berdampak pada kepribadian dengan meningkatnya akhlak, ibadah, kerjasama, kemandirian, kejujuran, kedisiplinan, dan ketaatan.

Page 5: Implementasi Multiple Intelligences

v

ABSTRACT This research is motivated by the educational pattern occurs is still a lot

to promote uniformity and excellent student measurement is limited to just IQ. Excavation intelligence learners are still very rarely done as mainstays to start each lesson plan. Interest inventories, aptitude, talent and skills base has not become an integral part. In theory Gardner (multiple intelligences) that develops 9 intelligence, educators can cultivate student achievement overall. The concept of multiple intelligences which focuses on the areas of uniqueness always find an excess of each child.

This study is a qualitative research, by taking the location of SD Muhammadiyah 1 Alternative and SDIT Ihsanul Fikri Magelang. The data was collected by conducting in-depth interviews, observation, and documentation. The sampling technique used is intended sample (purposive sample). Data analysis was performed using qualitative descriptive analysis steps: data reduction, data and conclusions diplay the inductive method. Examination of the validity of the data is done by holding the triangulation method of data collected from interviews as evidenced by observation and documentation.

The results showed: 1) Understanding of principals and teachers on multiple intelligences are familiar in their daily learning activities to implement the strategy of multiple intelligences; 2) implementation of multiple intelligences conceptual framework includes three stages: the input stage is the identification of intelligence, learning stage of the process by using a strategy of multiple intelligences organize extracurricular activities covering all intelligence, to conduct assessment output stage which includes three domains: cognitive, affective and psychomotor; 3) Implementation of multiple intelligences in learning by using varied teaching methods include approaches intelligence of the students, while also implementing extracurricular activities that can develop each intelligence; 4) The response of students and parents on the implementation of multiple intelligences is very positive and supportive learning implementation in both intra and extracurricular activities; 5) Impact of multiple intelligences can improve student achievement, the race is often won in the various fields of the subdistrict, city, provincial, national and international, and also have an impact on the growing character's personality, worship, cooperation, selfreliance, honesty, discipline, and obedience.

Page 6: Implementasi Multiple Intelligences

vi

PRAKATA

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menuntaskan penulisan tesis yang

berjudul: "IMPLEMENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM

PEMBELAJARAN PADA SD BERBASIS ISLAM DI KOTA MAGELANG

(STUDI KASUS DI SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF DAN SDIT

IHSANUL FIKRI KOTA MAGELANG)."

Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan untuk gelar

Magister Pendidikan Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Salatiga.

Terealisasinya penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan serta dorongan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Iman Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. H. Sa’adi, M.Ag. selaku Direktur Program Pascasarjana STAIN

Salatiga.

3. Bapak Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag. selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan motivasinya.

4. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan motivasinya.

5. Para Dosen STAIN Salatiga dan segenap Civitas Akademik STAIN Salatiga.

Page 7: Implementasi Multiple Intelligences

vii

6. Bapak Salamun, S.Ag, M.Pd.I, selaku Kepala sekolah SD Muhammadiyah 1

Alternatif kota Magelang yang telah memberikan ijin penelitian.

7. Bapak Abdul Rozak Sidik, S. Pd.I, selaku Kepala sekolah SDIT Ihsanul Fikri kota

Magelang yang telah memberikan ijin penelitian.

8. Ayah Ibu tercinta yang telah memberikan doa dan restu.

9. Suamiku tercinta yang telah memberikan motivasi baik materiil maupun spirituil.

10. Rekan-rekan semua yang telah membantu dalam penulisan tesis ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan tambahan informasi serta

masukan yang berharga baik bagi penulis maupun bagi semua pihak yang

berkepentingan.

Salatiga, 14 September 2013

Penulis

Page 8: Implementasi Multiple Intelligences

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ……………………………………………… ……….. i HALAMAN PENGESAHAN……….…………………………….. ……….. ii PERNYATAAN KEASLIAN..…………………………………….……….. iii ABSTRAK ………………………………………………………………….. iv PRAKATA …………………………………………………………………. vi DAFTAR ISI ………..………………………………………………………. viii DAFTAR TABEL ………………………………………………….………. x DAFTAR KODE…….……………………………………………..………. xii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………..………. xvi

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………….. 1

A. Latar Belakang ……………………………………….. 1 B. Rumusan Masalah ………………………..…….………… 7 C. Signifikansi Penelitian ………………………….………... 7

1. Tujuan Penelitian ……….. …………………………… 7 2. Manfaat Penelitian …………… ……………….. ……. 8

D. Sistematika Penulisan ….……………………………….. 9

BAB II LANDASAN TEORI ……………………..………………… 10

A. Kajian Terdahulu …………… .………….………….…... 10 B. Konsep Multiple Intelligences .………….………….…... 13

1. Teori Multiple Intelligences …………………..……… 13 2. Jenis-jenis Multiple Intelligences ……………….. …… 20

C. Perkembangan Perilaku Anak Usia SD …………………. 28 1. Perkembangan Fisik Usia SD…….…………………… 28 2. Perkembangan Motorik Usia SD……………………… 29 3. Perkembangan Kognitif Usia SD………………..……. 30 4. Sikap dan Perilaku Moral Usia SD..………. …………. 32 5. Perkembangan Kreativitas Usia SD………. …………. 32

D. Multiple Intelligences pada sekolah berbasis Islam.…….. 33 1. Reorientasi Kerangka Dasar Filosofis dan Teoritis ….. 34 2. Misi dan Visi Pendidikan Islam .……. ………………. 35 3. Tujuan Pendidikan Islam …………………. …………. 37 4. Strategi Pendidikan Islam …………………. …………. 37 5. Reorientasi Kurikulum Pendidikan Islam ………….…. 39 6. Reorientasi Metodologi Pendidikan Islam ……………. 39

E. Implementasi Multiple Intelligences…………………..… 40 1. Strategi Pembelajaran ……………………………..….. 42 2. Pembelajaran berbasis Multiple intelligences…………. 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………….......….. 72

A. Metode Penelitian………………………………………… 72 1. Jenis Penelitian…………………………………… ….. 72 2. Lokasi Penelitian……………… .……. ………………. 73 3. Waktu Penelitian……… …………………. …………. 74

Page 9: Implementasi Multiple Intelligences

ix

4. Sumber Data Penelitian.. …………………. …………. 74 5. Instrument Pengumpulan Data……. …………………. 72 6. Teknik Pengumpulan Data…………….. ………….…. 76

a. Wawancara Mendalam.………………. ……………. 76 b. Observasi….………………………… ……………. 79 c. Dokumentasi.………………………… ……………. 83

7. Sampling………..………………………. ……………. 84 8. Keabsahan Data…………………………. ……………. 85 9. Analisa Data……………………………. ……………. 87

B. Tahap Tahap Penelitian ..………………. ………………. 89 1. Tahap Pra lapangan.……………………………… ….. 89 2. Tahap Kegiatan Lapangan……………… .……. .……. 90 3. Tahap Analisis Data……… ………………. …………. 90 4. Tahap Penulisan……….. …………………. …………. 90

C. Desain Penelitian ………..……..………. ………………. 90

BAB IV HASIL PENELITIAN………… …………………….......….. 95

A. Deskripsi Subyek Penelitian…………………………… 95 1. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang… ….. 95 2. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.…. ………………. 108

B. Penyajian dan Analisis Data……………………………… 116 1. Pemahaman Mengenai Multiple Intelligences oleh kepala

sekolah dan guru……… ………………….………. ……. 116 a. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang… ….. 117 b. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.…. ………………. 122

2. Kerangka Konseptual Implementasi Multiple Intelligences 127 a. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang… ….. 128 b. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.…. ………………. 133

3. Implementasi Multiple Intelligences dalam Pembelajaran 136 a. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang… ….. 136 b. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.…. ………………. 149

4. Respon Siswa dan Orang tua Siswa terhadap Implementasi Multiple Intelligences di Sekolah…………………….. 170 a. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang… ….. 170 b. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.…. ………………. 175

5. Dampak Implementasi Multiple Intelligences pada Pembelajaran terhadap Prestasi dan Kepribadian Siswa… 180 a. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang… ….. 180 b. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.…. ………………. 188

BAB V SIMPULAN DAN SARAN…… …………………….......….. 196

A. Simpulan………………………………………………… 196 B. Saran……………………………………………………… 198 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS

Page 10: Implementasi Multiple Intelligences

x

DAFTAR TABEL TABEL 3.1 Desain Penelitian ..................................................................... 88

TABEL 3.2 Panduan Wawancara ................................................................ 90

TABEL 3.3 Panduan Observasi ................................................................... 91

TABEL 3.4 Panduan Dokumen .................................................................. 91

TABEL 4.1 Data Kepegawaian SD Muhammadiyah 1 Alternatif .............. 98

TABEL 4.2 Daftar Guru SD Muhammadiyah 1 Alternatif ......................... 99

TABEL 4.3 Keadaan Siswa SD Muhammadiyah 1 Alternatif .................... 101

TABEL 4.4 Nilai Ujian Akhir Sekolah SD Muhammadiyah 1 Alternatif... 101

TABEL 4.5 Sarana Prasarana SD Muhammadiyah 1 Alternatif ................. 103

TABEL 4.6 Inventaris Buku Perpustakaan SD Muhammadiyah 1 Alternatif ..................................................................................

104

TABEL 4.7 Data Kepegawaian SDIT Ihsanul Fikri...…………………….. 108

TABEL 4.8 Daftar Guru SDIT Ihsanul Fikri................................……….... 109

TABEL 4.9 Keadaan Siswa SDIT Ihsanul Fikri…..………….................... 112

TABEL 4.10 Sarana Prasarana SDIT Ihsanul Fikri………………………… 112

TABEL 4.11 Prestasi Lomba SD Muhammadiyah 1 Alternatif……………. 181

TABEL 4.12 Prestasi Lomba SDIT Ihsanul Fikri………………………...... 186

TABEL 4.13 Pemahaman Mengenai Multiple Intelligences……………… 188

TABEL 4.14 Kerangka Konseptual ……………………………………..…. 189

Page 11: Implementasi Multiple Intelligences

xi

TABEL 4.15 Implementasi Multiple Intelligences………………….……… 190

TABEL 4.16 Respon Siswa dan Orangtua Siswa………………………… 191

TABEL 4.17 Dampak Implementasi Multiple Intelligences ………………. 192

Page 12: Implementasi Multiple Intelligences

xii

DAFTAR PENGKODEAN

Wawancara (W):

SD Muhammadiyah 1 Alternatif (M)

1. Pihak Sekolah :

a. Salamun, S.Ag, M.Pd.I : W.M.1.a

b. Mustaqim, M. Pd. : W.M.1.b

c. Wati Prihayanti, M.Pd. : W.M.1.c

d. Luqman Novianto, S.Pd.I : W.M.1.d

2. Pihak Orang Tua

a. Didik Kurniawan : W.M.2.a

b. Arba’in : W.M.2.b

c. Sri Hastuti Ekowati : W.M.2.c

3. Siswa

a. Alfiana Nur Fadhilah : W.M.3.a

b. Fahriza Rifandi Medistra : W.M.3.b

c. Raihan Musthafa Armayadi : W.M.3.c

SDIT Ihsanul Fikri (T)

1. Pihak Sekolah :

a. Abdul Rozak Sidik, S. Pd.I : W.T.1.a

b. Emma Rifa Rahayu, SE : W.T.1.b

c. Rida Rahmawati Rahayu, S.Psi : W.T.1.c

d. Budi Utami, S.TP : W.T.1.d

2. Pihak Orang Tua

a. Bu Dewi : W.T.2.a

b. Umar Singgih : W.T.2.b

c. Maryati : W.T.2.c

Page 13: Implementasi Multiple Intelligences

xiii

3. Siswa

a. Maulana Aditya Wijaya : W.T.3.a

b. Kirana Dewi : W.T.3.b

c. Anissa Aristawati : W.T.3.c

d. Arda Setyo Wibowo : W.T.3.d

Observasi (O):

SD Muhammadiyah 1 Alternatif (M)

1. Pembelajaran Intrakurikuler :

a. Kegiatan harian : O.M.1.a

b. Kelas 2 Nabi Ibrahim : O.M.1.b

c. Kelas 2 Nabi Ismail : O.M.1.c

d. Kelas 5 Nabi Daud : O.M.1.d

2. Pembelajaran Ekstrakurikuler

a. Marching Band : O.M.2.a

b. Sepak Bola : O.M.2.b

SDIT Ihsanul Fikri (T)

1. Pembelajaran Intrakurikuler :

a. Kegiatan harian : O.T.1.a

b. Kelas 5 D : O.T.1.b

c. Kelas 1 A : O.T.1.c

d. Kelas 3 A : O.T.1.d

2. Pembelajaran Ekstrakurikuler

a. Tartil : O.T.2.a

b. Story Telling : O.T.2.b

Page 14: Implementasi Multiple Intelligences

xiv

Dokumentasi (D):

SD Muhammadiyah 1 Alternatif (M)

1. Profil sekolah : D.M.1

2. Sejarah Singkat dan Perkembangan SD Mutual : D.M.2

3. Visi, Misi dan Motto SD Mutual : D.M.3

4. Struktur Organisasi SD Mutual : D.M.4

5. Profil Guru Dan Karyawan SD Mutual : D.M.5

6. Keadaan siswa dan nilai ujian nasional SD Mutual : D.M.6

7. Keadaan Sarana Prasarana SD Mutual : D.M.7

8. Jadwal Harian : D.M.8

9. Jadwal Ekstrakurikuler : D.M.9

10. RPP : D.M.10

a. RPP 1 : D.M.10.a

b. RPP 2 : D.M.10.b

c. RPP 3 : D.M.10.c

11. Daftar Siswa : D.M.11

a. Kelas 2 Nabi Ibrahim : D.M.11.a

b. Kelas 2 Nabi Ismail : D.M.11.b

c. Kelas 5 Nabi Daud : D.M.11.c

12. Ekstrakurikuler : D.M.12

a. Marching Band : D.M.12.a

b. Sepak Bola : D.M.12.b

13. Nilai Raport : D.M.13

a. Alfiana Nur Fadhilah : D.M.13.a

b. Fahriza Rifandi Medistra : D.M.13.b

c. Raihan Musthafa Armayadi : D.M.13.c

14. Daftar Kejuaraan : D.M.14

15. Buku Komunikasi : D.M.15

Page 15: Implementasi Multiple Intelligences

xv

SDIT Ihsanul Fikri (T)

1. Profil sekolah SDIT Ihsanul Fikri : D.T.1

2. Visi, Misi dan Motto SDIT Ihsanul Fikri : D.T.2

3. Struktur Organisasi SDIT Ihsanul Fikri : D.T.3

4. Guru Dan Karyawan SDIT Ihsanul Fikri : D.T.4

5. Keadaan Siswa SDIT Ihsanul Fikri : D.T.5

6. Keadaan Sarana dan Prasarana SDIT Ihsanul Fikri : D.T.6

7. Jadwal Harian : D.T.7

8. Jadwal Ekstrakurikuler : D.T.8

9. RPP : D.T.9

a. RPP 1 : D.T.9.a

b. RPP 2 : D.T.9.b

c. RPP 3 : D.T.9.c

10. Daftar Siswa : D.T.10

a. Kelas 5 D : D. T.10.a

b. Kelas 3 A : D. T.10.b

c. Kelas 1 A : D. T.10.c

11. Ekstrakurikuler : D.T.11

a. Tartil : D.T.11.a

b. Story Telling : D.T.11.b

12. Nilai Raport : D.T.12

a. Maulana Aditya Wijaya : D.T.12.a

b. Kirana Dewi : D.T.12.b

c. Anissa Aristawati : D.T.12.c

d. Arda Setyo Wibowo : D.T.12.c

13. Daftar Kejuaraan : D.T.13

14. Buku Komunikasi : D.T.14

Page 16: Implementasi Multiple Intelligences

xvi

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Catatan Wawancara W.M.1.a

LAMPIRAN 2 Catatan Wawancara W.M.1.b

LAMPIRAN 3 Catatan Wawancara W.M.1.c

LAMPIRAN 4 Catatan Wawancara W.M.1.d

LAMPIRAN 5 Catatan Wawancara W.T.1.a

LAMPIRAN 6 Catatan Wawancara W.T.1.b

LAMPIRAN 7 Catatan Wawancara W.T.1.c

LAMPIRAN 8 Catatan Wawancara W.T.1.c

LAMPIRAN 9 Catatan Wawancara W.M.3.a

LAMPIRAN 10 Catatan Wawancara W.M.3.b

LAMPIRAN 11 Catatan Wawancara W.M.3.c

LAMPIRAN 12 Catatan Wawancara W.T.3.a

LAMPIRAN 13 Catatan Wawancara W.T.3.b

LAMPIRAN 14 Catatan Wawancara W.T.3.c

LAMPIRAN 15 Catatan Wawancara W.T.3.d

LAMPIRAN 16 Catatan Wawancara W.M.2.a

LAMPIRAN 17 Catatan Wawancara W.M.2.b

LAMPIRAN 18 Catatan Wawancara W.M.2.c

LAMPIRAN 19 Catatan Wawancara W.T.2.a

Page 17: Implementasi Multiple Intelligences

xvii

LAMPIRAN 20 Catatan Wawancara W.T.2.b

LAMPIRAN 21 Catatan Wawancara W.T.2.c

LAMPIRAN 22 Catatan Observasi O.M.1.a

LAMPIRAN 23 Catatan Observasi O.M.1.b

LAMPIRAN 24 Catatan Observasi O.M.1.c

LAMPIRAN 25 Catatan Observasi O.M.1.d

LAMPIRAN 26 Catatan Observasi O.T.1.a

LAMPIRAN 27 Catatan Observasi O.T.1.b

LAMPIRAN 28 Catatan Observasi O.T.1.c

LAMPIRAN 29 Catatan Observasi O.T.1.d

LAMPIRAN 30 Catatan Observasi O.M.2.a

LAMPIRAN 31 Catatan Observasi O.M.2.b

LAMPIRAN 32 Catatan Observasi O.T.2.a

LAMPIRAN 33 Catatan Observasi O.T.2.b

LAMPIRAN 34 Profil sekolah SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 35 Sejarah Singkat dan Perkembangan SD Muhammadiyah 1

Alternatif

LAMPIRAN 36 Visi, Misi dan Motto SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 37 Struktur Organisasi SD Muhammdiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 38 Profil Guru dan Karyawan SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 39 Keadaan siswa dan nilai ujian nasional SD Muhammadiyah 1

Page 18: Implementasi Multiple Intelligences

xviii

Alternatif

LAMPIRAN 40 Keadaan Sarana Prasarana SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 41 Jadwal Harian SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 42 Jadwal Ekstrakurikuler SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 43 RPP IPS SD Muhammadiyah 1 Alternatif (D.M.10.a)

LAMPIRAN 44 RPP Sains SD Muhammadiyah 1 Alternatif (D.M.10.b)

LAMPIRAN 45 RPP PAI SD Muhammadiyah 1 Alternatif (D.M.10.c)

LAMPIRAN 46 Daftar Siswa Kelas 2 Nabi Ibrahim SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 47 Daftar Siswa Kelas 2 Nabi Ismail SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 48 Daftar Siswa Kelas 5 Nabi Daud SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 49 Daftar Siswa Ekstrakurikuler Marching Band SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 50 Daftar Siswa Ekstrakurikuler Sepak Bola SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 51 Nilai Raport Alfiana Nur Fadhilah SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 52 Nilai Raport Fahriza Rifandi Medistra SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 53 Nilai Raport Raihan Musthafa Armayadi SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 54 Daftar Kejuaraan SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 55 Buku Komunikasi SD Muhammadiyah 1 Alternatif

LAMPIRAN 56 Profil sekolah SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 57 Visi, Misi dan Motto SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 58 Struktur Organisasi SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 59 Guru dan Karyawan SDIT Ihsanul Fikri

Page 19: Implementasi Multiple Intelligences

xix

LAMPIRAN 60 Keadaan Siswa SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 61 Keadaan Sarana dan Prasarana SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 62 Jadwal Harian SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 63 Daftar Nilai Ekstrakurikuler SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 64 RPP Bahasa Arab SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 65 RPP Sains SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 66 Daftar Siswa Kelas 5 D SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 67 Daftar Siswa Kelas 3 A SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 68 Daftar Siswa Kelas 1 A SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 69 Daftar Presensi Tartil Qur’an SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 70 Daftar Presensi Story Telling SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 71 Nilai Raport Maulana Aditya Wijaya SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 72 Nilai Raport Kirana Dewi SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 73 Nilai Raport Anissa Aristawati SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 74 Nilai Raport Arda Setyo Wibowo SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 75 Daftar Kejuaraan SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 76 Buku Komunikasi SDIT Ihsanul Fikri

LAMPIRAN 77 Lembar Persetujuan Pembimbing

LAMPIRAN 78 Lembar Bimbingan Tesis

LAMPIRAN 79 Lembar Persetujuan Proposal

LAMPIRAN 80 Pengantar Bimbingan Tesis

Page 20: Implementasi Multiple Intelligences

xx

LAMPIRAN 81 Permohonan Izin Penelitian

LAMPIRAN 82 Dokumentasi Penelitian

LAMPIRAN 83 Biografi Penulis

Page 21: Implementasi Multiple Intelligences

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa terletak pada bidang pendidikan. Di

Indonesia sekarang ini sedang berjuang keras untuk meningkatkan kualitas

pendidikan dengan upaya antara lain: penambahan alokasi dana bagi

pendidikan, program peningkatan profesionalisme guru melalui sertifikasi,

pembangunan sarana dan prasarana sekolah.

Pembangunan manusia bersumber pada pendidikan baik dari

kehidupan keluarga di rumah, maupun pengalaman belajarnya di sekolah

dapat memupuk bakat dan kreatifitas para peserta didik dalam

mengembangkan sumber daya manusia1. Hal ini merupakan tantangan yang

berat bagi pendidik karena pendidikan yang berkualitas akan mencetak

generasi masa depan yang juga berkualitas.

Tren dunia pendidikan abad ke-21 kelihatannya lebih berorientasi

kepada pengembangan potensi manusia, bukannya memusatkan kepada

kemampuan teknikal dalam melakukan eksploitasi alam. Hasil penelitian

neuropsikologi menunjukkan bahwa potensi manusia yang sudah

teraktualisasikan masih sangat sedikit, baru sekitar 10%. Salah satu intinya

adalah bagaimana kita bisa mengoptimalkan potensi mind and brain untuk

1 Conny Semiawan, A.S. Munandar, S.C.U. Munandar, Memupuk Bakat Dan

Kreativitas Siswa Sekolah Menengah, Jakarta: Gramedia, 1984, viii.

Page 22: Implementasi Multiple Intelligences

2

meraih prestasi peradaban secara cepat dan efisien.2 Dalam dunia pendidikan

dengan menggunakan metode yang tepat seseorang bisa memaksimalkan

potensi yang ada didalam dirinya sehingga dapat meraih prestasi belajar yang

berlipat ganda.

Ranah pendidikan yang notabene merupakan tempat untuk

mengetahui, membaca, mengenal kepribadian dan kemampuan diri serta

sampai di mana kompetensi dirinya dalam hidup ini sebenarnya adalah ranah

ideal dan signifikan. Tapi masalahnya ada pada gerak dan proses ranah itu

sendiri yang belum efektif dan efisien bagi kebutuhan dan keinginan

masyarakat. Pendidikan yang ada hanyalah proses transfer pengetahuan saja

dan belum menyentuh akar yang lebih mendasar lagi seperti penggalian

kepribadian, potensi dan mental yang sanggup menghadapi derasnya

perputaran roda jaman.3

Guru perlu memiliki pengetahuan mengenai siapa siswa tersebut dan

bagaimana karakteristiknya ketika memasuki suatu proses belajar dan

mengajar di sekolah. Siswa mempunyai latar belakang tertentu, yang

menentukan keberhasilannya dalam mengikuti proses belajar. Tugas guru

adalah mengakomodasi keragaman antar siswa tersebut sehingga semua siswa

dapat mencapai tujuan pengajaran.4 Agar pelayanan pendidikan yang selama

ini diberikan peserta didik mencapai sasaran optimal, maka pembelajaran

2 Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta:

Pustaka Insan Madani, 2009, xiv. 3 Sutrisno, Revolusi Pendidikan di Indonesia, Yogyakarta, Ar-ruzz, 2005, 1. 4 Dedi Supriadi, Membangun Bangsa Melalui Pendidikan, Bandung: Remaja

RosdaKarya, 2005, 79.

Page 23: Implementasi Multiple Intelligences

3

harus diselaraskan dengan potensi peserta didik.5 Karena itu guru perlu

melakukan pelacakan potensi peserta didik.

Pembelajaran akan efektif ketika memperhatikan perbedaan-

perbedaan individual. Setiap anak dilahirkan dengan kondisi yang terbaik

(cerdas) dan membawa potensi serta keunikan masing-masing yang

memungkinkan untuk menjadi yang terbaik (cerdas). Hal ini telah

difirmankan oleh Allah SWT dalam surat At-Tiin: 4.

نسان يف أحسن تـقومي ( )٤لقد خلقنا اإل

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”6

Manusia diciptakan oleh Allah dalam bentuk sebaik-baiknya. Setiap

manusia memiliki keunikan tersendiri. Tidak seorangpun manusia di dunia ini

yang diciptakan sama. Hal inilah yang sejak lama dalam ilmu pendidikan

dikenal dengan konsep perbedaan individual.

Pola pendidikan yang terjadi saat ini masih banyak yang

mengedepankan keseragaman dan pengukuran siswa yang cerdas hanya

terbatas pada IQ saja. Penggalian kecerdasan peserta didik masih sangat

jarang dilakukan sebagai sandaran utama untuk mengawali setiap rancangan

pembelajaran, strategi dan pendekatan yang digunakan, serta evaluasi yang

ditetapkan. Kecenderungan minat, bakat, talenta dan ketrampilan dasar belum

menjadi bagian yang integral.

5 H. Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam

Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, 3. 6 Tim Syamil, Al-Qur’anulkarim, Miracle The Reference, Bandung: Sygma

Publishing, 2010, 1191.

Page 24: Implementasi Multiple Intelligences

4

Dalam teori Gardner (multiple intelligences) mengembangkan 9

kecerdasan antara lain: Verbal linguistik, Kecerdasan logis matematis,

Kecerdasan visual spasial, Kecerdasan musika ritmis, Kecerdasan

interpersonal, Kecerdasan intrapersonal, Kecerdasan jasmaniah kinestetik,

Kecerdasan naturalis, Inteligensi eksistensial spiritual.7

Berdasarkan teori multiple intelligences pendidik dapat menumbuh

kembangkan prestasi siswa secara menyeluruh. Berarti bukan hanya beberapa

kecerdasan saja melainkan seluruh potensi kecerdasan dari masing-masing

siswa.

Konsep multiple intelligences yang menitik beratkan pada ranah

keunikan selalu menemukan kelebihan setiap anak, lebih jauh lagi konsep ini

percaya bahwa tidak ada yang bodoh sebab setiap anak pasti memiliki

minimal satu kelebihan. Apabila kelebihan tersebut dapat terdeteksi sejak

awal, otomatis kelebihan itu adalah potensi kepandaian sang anak yang dapat

dijadikan dasar untuk melejitkan kecerdasan yang ada pada anak tersebut.

Pengembangan multiple intelligences siswa hendaknya dilakukan

sejak dini, minimal sejak usia Sekolah Dasar. Hal ini dapat dipahami bahwa

usia Sekolah Dasar (usia 6-12 tahun) merupakan masa yang paling penting

bagi anak karena hal-hal yang dipelajari pada usia tersebut akan menjadi

pijakan bagi anak untuk perkembangan selanjutnya.8 Oleh karena itu,

7 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta: Dian

Rakyat, 2012, 24. 8 Ariyani Syurfah, Multiple Intelligences for Islamic Teaching: Panduan Melejitkan

Kecerdasan Majemuk Anak Melalui Pengajaran Islam, Bandung: Syamil Cipta, Media, 2007, V.

Page 25: Implementasi Multiple Intelligences

5

pengembangan multiple intelligences harus tetap memperhatikan tingkat

perkembangan mereka.

Dapatkah sekolah dan gurunya memenuhi semua fasilitas untuk

kepentingan mengasah multiple intelligences dan sesuai dengan gaya belajar

secara proporsional. Sekolah yang besar dapat menyediakan segala macam

fasilitas pendidikan yang diperlukan oleh peserta didik. Fasilitas olahraga

yang diperlukan oleh sekian cabang olahraga, seperti senam, sudah tentu

bulutangkis, atletik, permainan kecil, permainan besar, sampai dengan kolam

renang dengan standar internasional. Juga segala macam fasilitas kesenian,

baik seni lukis, seni tari, sampai dengan seni kontemporer. Demikian juga

dengan fasilitas perpustakaan dengan koleksi yang lengkap untuk semua

cabang ilmu pengetahuan dan teknologi. Belum lagi dengan guru-guru yang

memiliki kompetensi sesuai dengan bidang kecerdasannya masing-masing.

Inilah masalah terbesar untuk menerapkan konsep multiple intelligences dari

segi proses belajar mengajar. Pemenuhan fasilitas yang diperlukan untuk

mengembangkan potensi kecerdasan itu sudah tentu akan memerlukan

anggaran yang sangat besar bagi pemerintah, khususnya juga bagi sekolah.

Disamping itu, dari segi pengalaman lapangan belum diperoleh data

yang lengkap tentang kemampuan sekolah dan guru untuk dapat memberikan

layanan bagi peserta didik sesuai dengan multiple intelligences. Lagipula,

jika peserta didik hanya diberikan layanan untuk satu multiple intelligences

yang mungkin dimilikinya, maka ada kekhawatiran peserta didik itu justru

tidak memperoleh layanan untuk mengembangkan kecerdasan lainnya, karena

Page 26: Implementasi Multiple Intelligences

6

hanya mementingkan satu atau dua kecerdasan. Padahal, kecerdasan yang

tidak diberikan layanan itu ternyata justru merupakan kecerdasan yang sangat

diperlukan untuk bekal hidup kelak. Potensi kecerdasan itulah yang harus

memperoleh perhatian dari sekolah dan para pendidik, sehingga

penyelenggaraan pendidikan benar-benar mampu mengembangkan potensi

peserta didik sesuai dengan tipe kecerdasan yang dimilikinya. Bukan

mengabaikan, atau bahkan mematikannya.

SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri kota

Magelang memasukkan multiple intelligences sebagai salah satu strategi

pembelajaran bagi siswa sekolah yang terintegrasi dengan kurikulum yang

sudah ada. SD Islam ini membuktikan bahwa strategi multiple intelligences

dapat diberikan dan diterima oleh siswanya. Penyampaian multiple

intelligences berbeda dengan strategi-strategi yang lain, apalagi bila

diterapkan pada usia Sekolah Dasar, tentunya memerlukan strategi khusus

sehingga maksud dan tujuan dari proses pembelajaran ini dapat tercapai.

Strategi multiple intelligences dalam pembelajaran harus menyesuaikan

dengan keadaan jiwa anak dalam masa bermain, bebas berekspresi, dan

mencoba-coba sesuatu yang baru sesuai dengan tingkat kecerdasan yang

dimilikinya.

Berdasarkan latar belakang diatas serta diiringi dengan keingintahuan

yang lebih mendalam tentang penerapan multiple intelligences di sekolah

maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul: Implementasi Multiple

Intelligences dalam Pembelajaran pada SD berbasis Islam di Kota Magelang

Page 27: Implementasi Multiple Intelligences

7

(Studi Kasus di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri kota

Magelang).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemahaman mengenai multiple intelligences oleh Kepala

Sekolah dan Guru-guru di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT

Ihsanul Fikri kota Magelang?

2. Bagaimana kerangka konseptual implementasi multiple intelligences di

SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang?

3. Bagaimana implementasi multiple intelligences di dalam pembelajaran di

SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang?

4. Bagaimana respon siswa dan orang tua siswa terhadap implementasi

multiple intelligences?

5. Bagaimana dampak implementasi multiple intelligences pada

pembelajaran terhadap kepribadian dan prestasi siswa?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pemahaman mengenai multiple intelligences oleh

Kepala Sekolah dan Guru-guru di SD Muhammadiyah 1 Alternatif

dan SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang.

b. Untuk mengetahui kerangka konseptual implementasi multiple

intelligences di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul

Fikri kota Magelang.

Page 28: Implementasi Multiple Intelligences

8

c. Untuk mengetahui implementasi multiple intelligences di dalam

pembelajaran di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul

Fikri kota Magelang.

d. Untuk mengetahui respon siswa dan orang tua siswa terhadap

implementasi multiple intelligences.

e. Untuk mengetahui dampak implementasi multiple intelligences pada

pembelajaran terhadap kepribadian dan prestasi siswa.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi lembaga : secara kelembagaan, peneliti ingin mengungkapkan

tentang konsep multiple intelligences yang diterapkan di sekolah

sehingga siapapun yang berkepentingan bisa mengambil manfaatnya

dengan mengacu pada hasil penelitian ini, dan pada penelitian ini

diharapkan bisa memberi kontribusi pada penambahan kekayaan

literatur tentang konsep multiple intelligences yang saat ini sedang

diterapkan di SD Islam Kota Magelang pada khususnya dan sekolah

lain yang menerapkan konsep serupa pada umumnya.

b. Bagi pengembang keilmuan: Sebagai wahana untuk memperkaya

khazanah pengetahuan kita terutama dalam bidang multiple

intelligences.

c. Bagi penulis: Sebagai wahana penambah keilmuan tentang

kependidikan terutama dalam bidang yang menitikberatkan pada

konsep multiple intelligences yang diterapkan di sekolah.

Page 29: Implementasi Multiple Intelligences

9

D. Sistematika penulisan

BAB I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang: latar

belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II landasan teori yang meliputi: kajian terdahulu, konsep

multiple intelligences yang terdiri dari : teori multiple intelligences, jenis-

jenis multiple intelligences. Perkembangan perilaku anak usia SD, multiple

intelligences pada sekolah berbasis Islam, Implementasi multiple

intelligences.

BAB III metodologi penelitian yang meliputi: jenis penelitian, lokasi

penelitian, waktu penelitian, sumber data penelitian, instrument pengumpulan

data, teknik pengumpulan data, sampling, keabsahan data, analisis data.

Tahap-tahap penelitian, desain penelitian, pedoman penelitian.

BAB IV merupakan pengolahan data hasil penelitian tentang

pemahaman mengenai multiple intelligences, kerangka konseptual multiple

intelligences di sekolah, implementasi multiple intelligences dalam

pembelajaran, respon siswa dan orang tua siswa terhadap implementasi

multiple intelligences, dan dampak implementasi multiple intelligences di SD

Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang.

BAB V berupa penutup yang merupakan akhir pembahasan dari bab-

bab sebelumnya yang berupa: simpulan hasil penelitian dan saran.

Page 30: Implementasi Multiple Intelligences

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Terdahulu

Pendekatan multiple intelligences menekankan pada proses

pembelajaran yang memperhatikan berbagai aspek kecerdasan yang dimiliki

oleh peserta didik. Pendekatan ini dapat diterapkan dalam setiap jenis mata

pelajaran termasuk dalam PAI. Hasil yang dicapai dari pelaksanaan multiple

intelligences dalam PAI yaitu Multiple intelligences mampu menjembatani

proses pengajaran yang membosankan menjadi suatu pengalaman belajar

yang menyenangkan dan siswa tidak hanya dijejali oleh teori semata,

melainkan pemahaman berdasarkan kecerdasan yang mereka miliki, selain itu

semakin bertambahnya pengetahuan agama siswa terutama dalam PAI baik

ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik berdasarkan kecerdasan yang

ada pada siswa.1

Selain pencapaian keberhasilan dalam pembelajaran, modul yang

menggunakan konsep multiple intelligences dapat menumbuhkan minat siswa

mencapai 83,3 % terhadap pembelajaran IPA dan kenaikan rata-rata analisis

pre-test 13,67 % menjadi 23,73 % setelah melakukan post-test.2

1 Imamul Muttaqin, Analisis Multiple Intelligences dalam Pendidikan Agama

Islam di SD Islam Sabilillah Sidoarjo Jawa Timur, Skripsi Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.

2 Adriana Gandasari, Pengembangan Modul Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar dengan Pendekatan Teori Multiple Intelligences, Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta, 2009.

Page 31: Implementasi Multiple Intelligences

11

Metode multiple intelligences juga lebih efektif dilaksanakan daripada

metode tradisional. Efektifitas penggunaan multiple intelligences

menunjukkan terdapat perbedaan motivasi belajar, sikap terhadap

pembelajaran, dan hasil belajar fisika secara bersama-sama antara siswa yang

terlibat dalam proses pembelajaran menggunakan metode intelegensi ganda

dengan metode tradisional. Secara individual, masing-masing variable

terikat, juga menunjukkan perbedaan yang signifikan antara siswa yang

terlibat dalam proses pembelajaran menggunakan metode intelegensi ganda

dengan metode tradisional. Metode intelegensi ganda lebih efektif daripada

metode tradisional dalam meningkatkan motivasi belajar, sikap siswa

terhadap pelajaran, dan hasil belajar fisika.3

Aspek kecerdasan majemuk atau multiple intelligences pada peserta

didik akan mengalami peningkatan dalam model pembelajaran tematik.4

Selain itu aspek-aspek multiple intelligences terdapat korelasi dengan gender.

Analisis multiple intelligences profiling questinnaire III diperoleh adanya

korelasi yang positif antara intelegensi matematik logis dan spasial, adanya

korelasi positif antara intelegensi linguistic dan intrapersonal, dan juga ada

korelasi positif antara linguistic dan intrapersonal dengan spiritual dan

lingkungan. Antara gender, umur dan multiple intelligences menunjukkan

bahwa pria memiliki intelegensi matematis logis lebih tinggi dibandingkan

3 Nurdin A. R dan Suyata, Efektifitas Pengguna Metode Intelegensi Ganda dalam

Proses Pembelajaran Fisika di SMU, 2004. 4 Lely Halimah, Menumbuhkan Kecerdasan Majemuk Siswa SD melalui

penerapan metodologi Quantum Teaching dalam pembelajaran Tematik, 2006.

Page 32: Implementasi Multiple Intelligences

12

wanita, dan wanita memiliki intelegensi linguistic lebih tinggi dibandingkan

pria.5

Dalam pengembangan pembelajaran multiple intelligences dan

aplikasinya diperlukan pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan

multiple intelligences itu sendiri termasuk dalam usia prasekolah. Pihak-

pihak yang terlibat dalam pengembangan kecerdasan jamak di TK perlu

memahami konsep-konsep yang mencakup perkembangan fisik, kognitif,

psikososial, bahasa dan komunikasi. Disamping itu, konsep-konsep yang

berkaitan dengan kecerdasan jamak dan indikatornya serta pembelajaran

terpadu perlu dipahami karena berkaitan dengan penyusunan prosedur dan

langkah-langkahnya agar dapat dilaksanakan dalam pembelajaran TK.6

Dari kajian pustaka berupa hasil penelitian-penelitian terdahulu dapat

disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan multiple

intelligences dapat menumbuhkembangkan potensi pada siswa yang

berdampak pada prestasi siswa semakin meningkat dan menjembatani

kebosanan pada saat proses pembelajaran. Pada penelitian terdahulu banyak

menitikberatkan pada proses pembelajaran dalam intrakurikuler.

Penelitian sebelumnya yang banyak menekankan pada

implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran di intrakurikuler.

Namun pada penelitian ini menitikberatkan pada implementasi multiple

intelligences dalam strategi pembelajaran baik dalam kegiatan

5 Kirsi Tirri dan Petri Nokelainen, Identification of MI with The Multiple

Intelligences Profiling Questinnaire III, 2008. 6 Martini Jamaris, Pengembangan MI dan Aplikasinya melalui pembelajaran

terpadu di TK (suatu kajian literature dan aplikasinya), 2004.

Page 33: Implementasi Multiple Intelligences

13

intrakurikuler maupun ekstrakurikuler yang membedakan posisi penelitian

ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu berupa penelitian

dalam bentuk tesis “Implementasi Multiple intelligences dalam

Pembelajaran pada SD Berbasis Islam di Kota Magelang”. (Studi Kasus

di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri kota

Magelang).

B. Konsep Multiple Intelligences

1. Teori Multiple Intelligences

Multiple intelligences adalah sebuah teori kecerdasan yang

dimunculkan oleh Howard Gardner, adalah seorang pakar psikologi

perkembangan dan professor pada Universitas Harvard dari project Zero

(kelompok riset) pada tahun 1983. Hal yang menarik dari teori

kecerdasan ini adalah terdapat usaha untuk melakukan redefinisi

kecerdasan. Sebelum muncul teori multiple intelligences, teori

kecerdasan lebih cenderung diartikan secara sempit. Kecerdasan

seseorang lebih banyak ditentukan oleh kemampuannya menyelesaikan

serangkaian tes IQ, kemudian tes itu diubah menjadi angka standar

kecerdasan. Gardner berhasil mendobrak dominasi teori dan tes IQ yang

sejak 1905 banyak digunakan oleh para pakar psikolog di seluruh dunia.7

Sangat berbeda definisi kecerdasan yang dibuat Gardner dengan

definisi kecerdasan yang telah berlaku sebelumnya. Gardner mengatakan

7 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di

Indonesia, Bandung: Kaifa, 2013, 132.

Page 34: Implementasi Multiple Intelligences

14

bahwa “Intelligence is the ability to solve problems, or to create

products, that are valued within one or more cultural”.8 Menurut

Gardner kecerdasan seseorang tidak diukur dari hasil tes psikologi

standar, namun dapat dilihat dari kebiasaan seseorang menyelesaikan

masalahnya sendiri (problem solving) dan kebiasaan seseorang

menciptakan produk-produk baru yang punya nilai budaya (creativity).

Stenberg mengatakan, sangat terbatas apabila kecerdasan

seseorang harus ditentukan dengan angka-angka IQ. Hal ini merupakan

reduksi dan penyederhanaan makna yang sangat sempit untuk sebuah

esensi luas yang bernama kecerdasan. Bagaimana dengan kemampuan

untuk menganalisis, kreativitas, dan kemampuan praktis seseorang?

Angka-angka IQ tidak mampu menjawab hal itu. Gardner dengan cerdas

memberi label “multiple” (jamak atau majemuk) pada luasnya makna

kecerdasan. Gardner menggunakan istilah “multiple” sehingga

memungkinkan ranah kecerdasan terus berkembang. Dan ini terbukti:

ranah-ranah kecerdasan yang ditemukan terus berkembang, mulai dari 6

kecerdasan (ketika pertama kali konsep itu dimunculkan) hingga 9

kecerdasan. Kecerdasan itu berkembang dan masih banyak lagi

kecerdasan yang belum ditemukan Gardner atau ahli lain. Kecerdasan

lebih dititikberatkan pada proses untuk mencapai akhir terbaik. Multiple

intelligences punya metode discovering ability, artinya proses

menemukan kemampuan seseorang. Metode ini meyakini bahwa setiap

8 Howard Gardner, Frames Of Mind (The Theory of Multiple Intelligences),

NewYork: Basicbooks, 1983, x.

Page 35: Implementasi Multiple Intelligences

15

orang pasti memiliki kecenderungan jenis kecerdasan tertentu.

Kecenderungan tersebut harus ditemukan melalui pencarian kecerdasan.

Dalam teori multiple intelligences menyarankan kepada kita untuk

mempromosikan kemampuan atau kelebihan dan mengubur kelemahan

kita. Proses menemukan inilah yang menjadi sumber kecerdasan seorang

anak. Dalam menemukan kecerdasan, seorang anak harus dibantu oleh

lingkungan, orang tua, guru, sekolah, maupun sistem pendidikan yang

diimplementasikan di suatu negara.9

Thomas Armstrong menjelaskan bahwa teori multiple

intelligences memperluas lingkup potensi dalam diri manusia di luar

batas-batas nilai IQ. Dalam mengembangkan teori multiple intelligences

harus berhati-hati untuk tidak menggunakan istilah kecerdasan diukur

menggunakan IQ. Dalam menggambarkan perbedaan individual semua

orang memiliki kecerdasan. Kemungkinan seseorang yang dianggap

memiliki kecerdasan yang lemah dapat berubah menjadi kuat setelah

diberi kesempatan untuk berkembang. Titik kunci multiple intelligences

adalah kebanyakan orang dapat mengembangkan kecerdasan ke tingkat

yang relatif dapat dikuasainya.10

Muhammad Yaumi menjelaskan dalam teori multiple intelligences

dibagi dalam roda domain kecerdasan jamak untuk memvisualisasikan

hubungan tidak tetap antara berbagai kecerdasan yang dikelompokkan

9 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di

Indonesia, Bandung: Kaifa, 2013, 74-78. 10 Thomas Armstrong, Multiple Intelligences In The Classroom, Virginia: ASCD,

2009, 27.

Page 36: Implementasi Multiple Intelligences

16

dalam tiga wilayah atau domain yakni: interaktif, analitik, dan

introspektif. Ketiga domain ini dimaksudkan untuk menyelaraskan

kecerdasan dengan siswa yang ada kemudian diamati oleh guru secara

rutin di dalam ruang kelas.11

Teori multiple intelligences adalah validasi tertinggi, gagasan

bahwa perbedaan individu adalah penting. Pemakaiannya dalam

pendidikan sangat tergantung dalam pengenalan, pengakuan, dan

penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara siswa (pelajar) belajar, di

samping pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat

dan bakat masing-masing pembelajar. Teori multiple intelligences bukan

hanya mengakui perbedaan individual ini untuk tujuan-tujuan praktis,

seperti pengajaran dan penilaian tetapi juga menganggap serta

menerimanya sebagai sesuatu yang normal, wajar, bahkan menarik dan

sangat berharga. Teori ini merupakan langkah raksasa menuju suatu titik

dimana individu dihargai dan keragaman dibudidayakan.12

Teori multiple intelligences adalah gagasan bahwa perbedaan

individu sangat penting. Pemakaian dalam pendidikan sangat tergantung

pada pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap atau

berbagai cara siswa belajar, disamping pengenalan, pengakuan dan

penghargaan terhadap setiap minat dan bakat masing-masing pembelajar.

11 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta:

Dian Rakyat, 2012, 12-14. 12 Julia Jasmine, Metode Mengajar Multiple Intelligences, Bandung: Nuansa

Cendekia, 2012, 5-7.

Page 37: Implementasi Multiple Intelligences

17

Dalam Islam sebenarnya sudah dikemukakan berbagai

pengembangan tentang kecerdasan manusia, yaitu terdapat di dalam ayat-

ayat Al-Qur’an. Kecerdasan eksistensial spiritual merupakan

kemampuan untuk menempatkan diri dalam hubungannya dengan suatu

kosmos yang tak terbatas dengan kondisi manusia seperti makna

penciptaan dirinya, kehidupan, kematian dan perjalanan akhir dari dunia.

Hal ini sesuai dengan ayat :

)٦اهدنا الصراط المستقيم (

Artinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus. (QS. Al Fatihah: 6) {Ihdina (tunjukilah kami), diambil dari kata hidaayah: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik}.13

Dari ayat tersebut dapat diambil hubungan antara kecerdasan

eksistensial spiritual dengan hidayah (petunjuk) yang Allah berikan

kepada manusia melalui naluri, pancaindera, akal, maupun benih agama

dan akidah tauhid pada jiwa manusia. Manusia memahami dengan

akalnya bahwa Zat Yang Gaib itulah yang menciptakannya, yang

menganugerahkan kepadanya dan kepada jenis manusia seluruhnya,

segala sesuatu yang dibutuhkannya yang ada di alam ini, untuk

memelihara diri dan mempertahankan hidupnya. Karena merasa

berhutang budi pada Zat Yang Gaib, maka dia berfikir bagaimana cara

berterima kasih dan membalas budi serta bagaimana cara menyembah Zat

Yang Gaib itu. Bila manusia mau memikirkan dari mana datangnya alam

13 Tim Syamil, Al-Qur’anulkarim, Miracle The Reference, Bandung: Sygma Publishing, 2010, 1.

Page 38: Implementasi Multiple Intelligences

18

ini, akan sampai pada keyakinan tentang adanya Tuhan, bahkan akan

sampai kepada keyakinan tentang keesaan Tuhan (tauhid) karena akidah

(keyakinan) tentang keesaan Tuhan ini lebih mudah dan lebih cepat

dipahami oleh akal manusia. Karena itu dapat kita tegaskan bahwa

manusia itu menurut nalurinya adalah beragama tauhid.14

Kecerdasan linguistik yang merupakan kemampuan berbahasa

yang terkandung dalam diri Adam, manusia berakal pertama. Menurut

Al-Qur’an, Adam dilebihkan atas makhluk Tuhan yang lain, sehingga

iblis harus tunduk padanya karena Adam memiliki kemampuan untuk

menyebut nama-nama, suatu keahlian menciptakan, dan memahami

simbol-simbol.

Allah berfirman:

هم بأمسائهم فـلما أنـبأهم بأمسائهم قال أمل أقل لكم إين أعلم قال يا آدم أنبئـ

) ٣٣غيب السماوات واألرض وأعلم ما تـبدون وما كنتم تكتمون (

Artinya: Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (QS. Al Baqarah: 33).15

14 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Departemen Agama

RI, 2009, 21-24. 15 Tim Syamil, Al-Qur’anulkarim, Miracle The Reference, Bandung: Sygma

Publishing, 2010, 9.

Page 39: Implementasi Multiple Intelligences

19

Selain itu kecerdasan linguistik verbal juga terdapat dalam QS. Ar

Rahmaan: 1-4:

نسان (٢) علم القرآن (١الرمحن ( ) ٤) علمه البـيان (٣) خلق اإل

Artinya: (Allah) Yang Maha Pengasih, Yang telah mengajarkan Al Qur'an, Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara.16

Ayat di atas merupakan bukti bahwa Allah telah mengajarkan

kepada manusia Al Qur’an dan mengajarkannya (Nabi Muhammad SAW)

pandai berbicara sehingga dapat menyampaikan ayat-ayat Al Qur’an

kepada umatnya. Dari ayat ini dapat dijadikan dasar pengajaran linguistik

verbal kepada manusia.

Anak yang memiliki kecerdasan logis matematis atau cerdas

angka akan berfikir secara numerik atau dalam konteks pola serta urutan

logis, atau dalam bentuk-bentuk cara berfikir logis yang lain.

Allah berfirman:

)٤٣وتلك األمثال نضربـها للناس وما يـعقلها إال العالمون (

Artinya: Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (QS Al-Ankabut: 43)17

Dari ayat di atas kita akan memahami ayat-ayat Allah dengan

berfikir logis. Didalam Al Qur’an banyak perumpamaan-perumpamaan

16 Tim Syamil, Al-Qur’anulkarim, Miracle The Reference, Bandung: Sygma

Publishing, 2010, 1059. 17 Tim Syamil, Al-Qur’anulkarim, Miracle The Reference, Bandung: Sygma

Publishing, 2010, 799.

Page 40: Implementasi Multiple Intelligences

20

yang hanya orang-orang berilmu saja yang akan memahaminya. Untuk

memahami perumpamaan tersebut harus dengan berfikir logis.

Selain kecerdasan logis matematis, terdapat juga kecerdasan

interpersonal yang tertera dalam ayat berikut:

ين ( ب بالدذي يكذاليتيم (١أرأيت ال ذي يدععلى ٢) فذلك ال وال حيض (

) ٣طعام المسكني (

Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin (QS Al Maa’uun: 1-3)18

Dalam QS. Al Maa’uun: 1-3 dijelaskan bahwa orang yang

termasuk mendustakan agama adalah orang-orang yang menghardik anak

yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Dari ayat

ini dapat dipetik pelajaran bahwa kasih sayang dan saling tolong

menolong dalam agama Islam sangat dianjurkan sesuai dengan

karakteristik kecerdasan interpersonal.

2. Jenis-Jenis Multiple Intelligences

a. Kecerdasan Verbal Linguistik

Kecerdasan linguistik sering disebut sebagai kecerdasan

verbal. Kecerdasan linguistik mewujudkan dirinya dalam kata-kata,

baik dalam tulisan maupun lisan. Orang yang memiliki jenis

kecerdasan ini juga memiliki keterampilan auditori yang sangat

tinggi, dan mereka belajar melalui mendengar. Mereka gemar

18 Tim Syamil, Al-Qur’anulkarim, Miracle The Reference, Bandung: Sygma

Publishing, 2010, 1021.

Page 41: Implementasi Multiple Intelligences

21

membaca, menulis dan berbicara, dan suka bercengkerama dengan

kata-kata. Mereka memakai kata-kata bukan hanya untuk makna

tersurat dan juga tersiratnya semata, namun juga dengan bentuk dan

bunyinya, serta untuk citra yang tercipta ketika kata-kata dirancang

reka dalam cara yang lain dan berbeda dari yang biasa.19

Penyair sebagai contoh pemilik jenis kecerdasan ini,

walaupun juga pada orang yang berada di masing-masing pihak

dalam satu perdebatan politik yang sengit dan pada orang yang gemar

menciptakan permainan kata atau senang menceritakan lelucon yang

lazimnya merupakan permainan kata. Mereka sangat mahir dan

terampil dalam mengolah kata-kata yang berbeda dari yang biasanya.

b. Kecerdasan Logis Matematis

Kecerdasan logis matematis adalah kecerdasan tentang angka-

angka dan penalaran. Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk

mempergunakan penalaran induktif dan deduktif, memecahkan

masalah-masalah abstrak, dan memahami hubungan-hubungan

kompleks antara analisis matematis dan proses ilmiah.20

Siswa yang menonjol memiliki kecerdasan ini senang dengan

proses pembelajaran yang dirancang dalam bentuk analisis masalah,

pertanyaan, eksperimen, dan analisis untuk mencari solusi.21

19 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta: Dian

Rakyat, 2012, 14 . 20 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta:

Dian Rakyat, 2012, 15 . 21 Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas Yang Dinamis, Yogyakarta: Kanisius,

2007, 27.

Page 42: Implementasi Multiple Intelligences

22

Orang yang kuat dalam hal kecerdasan logis matematis

mempunyai keterampilan berfikir kritis untuk merangkai,

menghubungkan, menganalisa suatu data. Mereka sering unggul

dalam penggunaan matematika, sains, dan komputer. Mereka

mempunyai suatu logika untuk berfikir pada level-level yang

kompleks, menganalisis data, menafsirkan informasi dan

memecahkan jenis-jenis masalah yang beraneka ragam.

c. Kecerdasan Visual Spasial

Kecerdasan visual spasial adalah kemampuan untuk

membentuk dan menggunakan model mental. Orang yang memiliki

kecerdasan jenis ini cenderung berfikir dalam atau dengan gambar

dan cenderung mudah belajar melalui sajian-sajian visual seperti film,

gambar, video, dan peragaan yang menggunakan model dan slaid.

Mereka gemar menggambar, melukis, atau mengukir gagasan-

gagasan yang ada dikepala dan sering menyajikan suasana serta

perasaan hatinya melalui seni. Mereka sering mengalami dan

mengungkapkan dengan berangan-angan, berimajinasi dan

berperan.22

Meningkatkan kecerdasan ini dengan sering berlatih

permainan gambar tiga dimensi, puzzle, kubus, teka-teki visual lain,

dekorasi interior dan taman rumah, dan membuat logo.23

22 Julia Jasmine, Metode Mengajar Multiple Intelligences, Bandung: Nuansa

Cendekia, 2012, 17-18. 23 H. Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam

Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, 39.

Page 43: Implementasi Multiple Intelligences

23

Orang yang memiliki Kecerdasan visual spasial memiliki

kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia gambar dan ruang

secara akurat (cermat). Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan

warana, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga hubungan diantara

elemen-elemen tersebut. Kecerdasan ini juga melibatkan kemampuan

untuk melihat obyek dari berbagai sudut pandang.

d. Kecerdasan Jasmaniah Kinestetik

Orang yang memiliki kecerdasan ini memproses informasi

melalui informasi melalui sensasi yang dirasakan pada badan mereka.

Mereka sangat baik dalam keterampilan jasmaninya baik dengan

menggunakan otot kecil maupun otot besar, dan menyukai aktivitas

fisik dan berbagai jenis olahraga. Mereka lebih nyaman

mengkomunikasikan informasi dengan peragaan (demonstrasi) atau

pemodelan. Mereka dapat mengungkapkan emosi dan suasana

hatinya melalui tarian.24

Cara meningkatkan kecerdasan ini dengan bergabung dengan

klub olah raga, kegiatan dansa, mengumpulkan macam benda dengan

bermacam tekstur.25

Orang yang memiliki kecerdasan kinestetik, mereka mahir

dalam menggunakan tubuh secara terampil untuk mengungkapkan

ide, pemikiran dan perasaan. Kecerdasan ini juga meliputi

24 Julia Jasmine, Metode Mengajar Multiple Intelligences, Bandung: Nuansa

Cendekia, 2012, 25. 25 H. Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam

Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, 40.

Page 44: Implementasi Multiple Intelligences

24

keterampilan fisik dalam bidang koordinasi, keseimbangan, daya

tahan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan. Orang yang memiliki

kecerdasan kinestetik menyukai olahraga dan hal-hal yang

berhubungan dengan olah tubuh.

e. Kecerdasan Musikal

Orang yang mempunyai kecerdasan ini sangat peka terhadap

suara atau bunyi, lingkungan dan juga musik. Mereka sering

bernyanyi, bersiul atau bersenandung ketika melakukan aktivitas lain.

Mereka gemar mendengarkan musik, serta mampu memainkan musik

di atas rata-rata. Mereka bernyanyi dengan menggunakan kunci nada

yang tepat dan mampu mengingat serta, secara vokal dapat

mereproduksi melodi. Mereka bisa bergerak secara ritmis atau

membuat ritme-ritme serta lagu-lagu untuk membantunya mengingat

fakta dan informasi lain.26

Orang yang memiliki kecerdasan ini terampil dalam

bernyanyi, memainkan instrumen musik, melakukan improvisasi,

mengubah lagu, membedakan nada, membuat aransemen, melakukan

orkestrasi, dan mengkritik gaya musik. Mereka juga suka menyanyi

dan dengan gubahan lagu mereka mampu mengingat informasi lain.

f. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk

membentuk sebuah model diri seseorang yang akurat dan

26 H. Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam

Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, 39.

Page 45: Implementasi Multiple Intelligences

25

menggunakan model itu untuk dilaksanakan secara efektif dalam

kehidupan. Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan

mengetahui diri sendiri dan mengambil tanggung jawab atas

kehidupan dan proses belajar seseorang.27

Siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang kuat

mengenali berbagai kekuatan dan keterbatasan mereka dan

menantang diri mereka sendiri supaya bisa menjadi jauh lebih baik.

Siswa jenis ini berorientasi pada tujuan, reflektif, dan melihat

kesuksesannya sebagai hasil langsung dari perencanaan, usaha, dan

ketekunannya sendiri. Mereka cepat bangkit kembali ketika

mengalami suatu kegagalan karena motivasi dalam diri mereka sangat

kuat.

g. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan memahami dan

berinteraksi dengan baik dengan orang lain. Kecerdasan ini

ditampakkan pada kegembiraan berteman dan kesenangan dalam

berbagai macam aktivitas sosial serta keengganan dalam kesendirian

dan menyendiri. Orang yang memiliki jenis kecerdasan ini menyukai

dan menikmati bekerja secara berkelompok, belajar sambil

berinteraksi dan bekerjasama juga senang bertindak sebagai mediator

perselisihan baik di sekolah maupun di rumah dan lingkungannya.28

27 Evelyn Wiliams English, Mengajar dengan Empati, Bandung: Nuansa

Cendekia, 2012, 142. 28 Julia Jasmine, Metode Mengajar Multiple Intelligences, Bandung: Nuansa

Cendekia, 2012, 26.

Page 46: Implementasi Multiple Intelligences

26

Orang yang memiliki kecerdasan interpersonal yang kuat

lebih suka bekerja dalam berbagai situasi dimana mereka dapat

menjadi sosial, merencanakan secara bersama, dan bekerja dengan

orang lain demi keuntungan timbal-balik. Mereka lebih suka bekerja

sama ketimbang bekerja sendirian dan menunjukkan ciri keterampilan

empati dan komunikasi yang baik.

h. Kecerdasan Naturalistik

Kecerdasan naturalis adalah kemampuan menggunakan input

sensorik dari alam untuk menafsirkan lingkungan seseorang.

Kecerdasan ini memungkinkan orang-orang berkembang dengan

pesat dalam lingkungan-lingkungan yang berbeda dan

mengkategorisasi, mengamati, beradaptasi, dan menggunakan

fenomena alam.29

Orang yang memiliki kecerdasan naturalis mereka mampu

untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat

kategori terhadap apa yang dijumpai di alam maupun lingkungan.

Intinya adalah kemampuan manusia untuk mengenali tanaman, hewan

dan bagian lain dari alam semesta. Mereka menyukai memelihara

hewan peliharaan ataupun menanam tanaman dengan penuh

kecintaan.

29 Evelyn Wiliams English, Mengajar dengan Empati, Bandung: Nuansa Cendekia, 2012, 180.

Page 47: Implementasi Multiple Intelligences

27

i. Kecerdasan Eksistensial Spiritual

Kecerdasan eksistensial adalah kemampuan untuk

menempatkan diri dalam hubungannya dengan suatu kosmos yang tak

terbatas dan sangat kecil serta kapasitas untuk menempatkan diri

dalam hubungannya dengan kondisi manusia seperti makna

kehidupan, kematian, perjalanan akhir dari dunia, psikologi.

Sedangkan kecerdasan spiritual adalah istilah yang digunakan untuk

menunjukkan bahwa spiritual berkorelasi dengan IQ, EQ, dan SQ.

Menurut Rossiter dalam buku Yaumi bahwa spiritual intelligence is

an organic wisdom, an innate quality of knowing, the “Wise Self”

that resides within us all and connects us with the enigma of our

existence (kecerdasan spiritual adalah suatu kearifan organik, kualitas

pengetahuan bawaan, diri yang bijaksana yang berada dalam diri kita

semua dan menghubungkan kita dengan pertanyaan tentang

keberadaan kita). Spirit memiliki akar kata spirit yang berarti roh.

Roh bisa diartikan sebagai tenaga yang menjadi energi kehidupan.

Hal inilah yang dimaksud Dewantoro dalam buku Yaumi sebagai

budi pekerti.30

“Budi pekerti, watak atau karakter, itulah bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan, yang lalu menimbulkan tenaga. Ketahuilah bahwa budi itu pikiran, perasaan, kemauan dan pekerti artinya tenaga. Jadi, budi pekerti itu sifatnya jiwa manusia, mulai angan-angan hingga terjelma sebagai tenaga.”

30 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta:

Dian Rakyat, 2012, 232.

Page 48: Implementasi Multiple Intelligences

28

Dengan demikian, karakteristik orang yang memiliki

kecerdasan eksistensial spiritual menjadi analitis sekaligus kreatif,

logis dan imaginatif, senang pada hal-hal yang bersifat detail dan

pada saat yang sama juga senang pada hal-hal yang bersifat umum.

Namun, pada kecerdasan ini menyimpan karakteristik yang masih

bersifat abstrak atau belum terurai dalam wujud aktivitas yang dapat

diukur dan dibuktikan. Mereka menjadi orang yang arif dan

bijaksana karena dalam diri mereka sudah tertanam budi pekerti yang

telah menyatu dalam kehidupan mereka.

C. Perkembangan Perilaku Anak Usia SD

Periode ini berlangsung dari usia 6 tahun hingga tiba saatnya individu

menjadi matang secara seksual. Permulaan masa pertengahan dan akhir anak-

anak ini ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu SD. Bagi sebagian

besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupannya.

Sebab, masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi anak yang dapat

mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku.

1. Perkembangan Fisik Usia SD

Pada masa ini periode pertumbuhan fisik lambat dan relatif

seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas dan disebut

sebagai periode tenang. Sampai dengan usia sekitar 6 tahun terlihat

badan anak bagian atas lebih lambat daripada bagian bawah. Anggota

badan relatif pendek, kepala dan perut relatif masih besar. Selama masa

Page 49: Implementasi Multiple Intelligences

29

akhir anak-anak, tinggi bertumbuh sekitar 5-6% dan berat bertambah

sekitar 10% setiap tahun. Pada usia 6 tahun tinggi rata-rata anak adalah

46 inci dengan berat 22,5 kg. kemudian pada usia 12 tahun tinggi anak

mencapai 60 inci dan berat hingga 42,5 kg.31

Untuk pertumbuhan fisik pada usia SD ini tidak secepat

pertumbuhan ketika pada bayi. Dalam pembelajaran di kelas kita juga

harus menyesuaikan perkembangan fisik siswa kita, misalnya letak papan

tulis jangan terlalu tinggi disesuaikan dengan tinggi rata-rata siswa dalam

kelas. Untuk meja dan kursipun diusahakan menyesuaikan juga dengan

kondisi fisik jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil.

2. Perkembangan Motorik Usia SD

Sejak usia 6 tahun, koordinasi antara mata dan tangan (motorik)

yang dibutuhkan untuk membidik, menyepak, melempar dan menangkap

juga berkembang. Pada usia 7 tahun, tangan anak semakin kuat dan ia

lebih menyukai pensil daripada krayon untuk melukis. Dari usia 8-10

tahun, tangan dapat digunakan secara bebas, mudah dan tepat.

Koordinasi motorik halus berkembang, dimana anak sudah dapat menulis

dengan baik. Pada usia 10-12 tahun anak-anak mulai memperlihatkan

keterampilan-keterampilan orang dewasa. Mereka mulai memperlihatkan

gerakan-gerakan yang komplek, rumit, dan cepat, yang diperlukan untuk

31 Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2005, 155.

Page 50: Implementasi Multiple Intelligences

30

menghasilkan karya kerajinan yang bermutu bagus atau memainkan

instrumen musik tertentu.32

Keterampilan motorik halus mulai berkembang pada usia awal

SD, sebagai pendidik kita jangan mengabaikan hal ini, karena ketika

perkembangan motorik halus sudah tampak terus dilatih dan diberi

stimulus supaya berkembang dengan maksimal, misalnya dalam

keterampilan menuliskan huruf-huruf dibimbing dengan cara yang benar

dan diberikan latihan secara intensif, sedangkan untuk keterampilan

motorik pada kelas atas melatihnya misalnya dengan mengaktifkan anak

dengan melibatkan gerakan-gerakan tubuh yang komplek dan terbimbing

ketika pembelajaran.

3. Perkembangan Kognitif Usia SD

Pada usia 7-12 tahun anak-anak mengalami masa perkembangan

concrete operational yang ditandai dengan tiga kemampuan yaitu:

mengklasifikasikan angka-angka atau bilangan. Dalam periode ini anak

mulai pula mengkonservasi pengetahuan tertentu. Perilaku kognitif yang

tampak pada periode ini ialah kemampuannya dalam proses berfikir untuk

mengoperasikan kaidah-kaidah logika meskipun masih terkait dengan

objek-objek yang bersifat konkret.33

Pada taraf perkembangan kecerdasan dan pikirannya yang tertuju

pada kenyataan maka pelajaran harus diberikan dengan alat peraga,

32 Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2005, 155. 33 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2003, 103.

Page 51: Implementasi Multiple Intelligences

31

penjelasan tidak perlu diberikan panjang lebar tetapi yang terpenting

adalah memberikan contoh-contoh yang kongkrit.34

Pada masa transisi ke masa operasional konkret terjadilah

perubahan yang amat signifikan dalam perkembangan anak yaitu ia peka

untuk pembelajaran berdasarkan: a. Pengembangan kemampuan

membedakan berbagai aspek lingkungan yang penting, yang dapat

dilakukan melalui berbagai permainan mencari persamaan kelompok

benda yang disembunyikan untuk dilombakan yang paling cepat

memperolehnya. b. Koordinasi bentuk yang terpisah dalam suatu

keseluruhan yang lebih besar dan struktur kognitif menyatu serta dalam

suatu operasi konkret. c. Kemampuan berpikir berkenaan dengan sebab

akibat maupun sebaliknya dilakukan melalui berbagai permainan yang

dikombinasikan dengan ilmu lainnya.35

Untuk menyesuaikan perkembangan kognitif pada usia SD

pembelajaran dengan menggunakan alat peraga karena pada

perkembangan ini siswa baru pada tahap konkrit. Penggunaan alat peraga

ataupun cantoh benda nyata akan sangat membantu dalam keberhasilan

pembelajaran. Selain menggunakan alat peraga yang tepat juga

penggunaan metode yang melibatkan koordinasi kemampuan berfikir

konkrit.

34 Mustaqim dan Abdul Wahid, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1991, 48. 35 Conny Semiawan, Belajar Dan Pembelajaran Prasekolah Dan Sekolah

Dasar, Jakarta: PT Indeks, 2008, 121-122.

Page 52: Implementasi Multiple Intelligences

32

4. Sikap dan Perilaku Moral Usia SD

Perkembangan moral anak pada usia sekolah lambat laun

memperluas konsep sosial sehingga mencakup situasi apa saja. Pada usia

ini anak mulai menemukan bahwa kelompok sosial terlibat dalam

berbagai macam perbuatan. Antara usia 5-12 tahun konsep keadilan anak

sudah berubah dan anak mulai memperhitungkan keadaan-keadaan

khusus. Relativisme moral menggantikan konsep moral yang kaku.36

Perkembangan moral pada usia SD bisa kita latih dan pantau

dalam keseharian. Para pendidik memberi contoh sikap-sikap telada

bagaimana kita berempati kepada sesama, bekarjasama dan saling

menghargai. Sikap tersebut dapat kita terapkan melalui pembelajaran

dengan berkelompok.

5. Perkembangan Kreativitas Usia SD

Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang

baru. Melalui proses kreatif tercipta produk yang beragam, solusi baru

atau pernyataan baru. Beberapa falsafah mengajar yang perlu

dikembangkan guru dalam mendorong kreativitas peserta didik antara

lain: belajar yang menyenangkan, dihargai dan disayangi, didorong

menjadi pelajar yang aktif, merasa nyaman tanpa ketegangan ataupun

36 Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2005, 163.

Page 53: Implementasi Multiple Intelligences

33

ancaman, mempunyai rasa memiliki dan kebangsaan, lebih banyak

bekerja sama, lebih dekat dengan pengalaman dunia nyata.37

Anak harus berkembang sebebas mungkin sesuai dengan minat

dan bakat alami, biarkan ia mengambil keputusan sendiri dan

bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Dengan demikian,

kemampuan yang masih terpendam dapat berkembang, aktif, kreatif dan

merasa bahagia, sehingga berkembang sehat dan terhindar dari cemas dan

rasa benci.38

Untuk meningkatkan kreativitas anak pada usia SD dapat

dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi

dan mengaktifkan siswa. Kreativitas guru dalam mengelola kelas juga

berpengaruh pada perkembangan kreativitas anak. Selain itu menghindari

pemberian hukuman yang tidak mendidik karena hal tersebut hanya akan

menambah ketakutan anak sehingga tidak akan memunculkan kreativitas

dalam diri anak tersebut.

D. Multiple Intelligences pada Sekolah Berbasis Islam

Konsep dasar pendidikan Islam, sebenarnya dapat dianalisa dari

proses Allah mendidik manusia (dalam arti menumbuhkan dan

mengembangkannya secara bertahap) sepanjang sejarah kehidupan manusia

untuk mengembangkan potensi fitrahnya sekaligus menjalankan tugas

37 Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, 175-

178. 38 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1992,

110.

Page 54: Implementasi Multiple Intelligences

34

kekhalifahan.39 Pendidikan Islam merupakan salah satu kekuatan pendidikan

nasional. Pendidikan Islam sebagai kelanjutan dari sistem pendidikan

tradisional diapresiasi gagasan tentang sistem pendidikan nasional terpadu

yang bervisi memperdayakan seluruh lapisan masyarakat.40

Strategi dan langkah yang perlu diperhatikan dalam usaha perubahan

pendidikan Islam antara lain:

1. Reorientasi Kerangka Dasar Filosofis dan Teoritis

Unsur-unsur esensial dalam sistem pendidikan Islam didasarkan

atas beberapa konsep pokok tertentu, yaitu konsep agama, konsep

manusia, konsep ilmu, konsep kebijakan, konsep keadilan, konsep

universitas, dan konsep demokrasi. Kerangka dasar pertama pembaruan

pendidikan yang didasarkan pada asumsi-asumsi dasar tentang manusia

dan hubungannya dengan masyarakat, lingkungannya menurut ajaran

Islam. Proses pendidikan Islam dan pandangan Islam terhadap manusia

sebagai makhluk yang dididik dan mendidik, sebagai berikut: a. sesuai

dengan maksud pendidikan Islam adalah kegiatan untuk mengarahkan

dengan sengaja perkembangan seseorang sejalan dengan nilai-nilai Islam,

b. pembahasan tentang hakekat manusia dalam Al Qur’an kata kuncinya

Khalaqa artinya menciptakan atau membentuk.41

39 Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Pondok Pesantren

di Tengah Arus Perubahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, 39. 40 Muhammad Abdurrahman, Pendidikan di Alaf Baru, Yogyakarta: Prismasophie,

2003, 36-37. 41 Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam, Membangun Masyarakat

Madani Indonesia, Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2003, 128.

Page 55: Implementasi Multiple Intelligences

35

Pendidikan Islam didasarkan pada asumsi bahwa manusia itu

dijadikan khalifah di bumi, yang dilengkapi dengan fitrah yaitu potensi

bawaan berupa: potensi keimanan, memikul amanah dan tanggung jawab,

kecerdasan, komunikasi dan bahasa dan potensi fisik. Pendidikan Islam

merupakan pendidikan yang berwawasan tentang Tuhan, manusia dan

alam secara integratif. Pendidikan sebagai proses belajar, harus mampu

menghasilkan individu dan masyarakat religius yang secara personal

memiliki integritas dan kecerdasan. Implementasi multiple intelligences

pada sekolah Islam berorientasi pada ajaran Islam sesuai dengan Al

Qur’an dan Hadis. Misalnya dalam pengembangan kecerdasan musikal

diusahakan musik-musik yang bernuansa Islami dan menyesuaikan

karakter-karakter Islam.

2. Misi dan Visi Pendidikan Islam

Lembaga-lembaga pendidikan Islam mau tidak mau dituntut untuk

menyusun misi dan visi, baik tingkat makro maupun mikro. Apabila

mencoba merumuskan misi pendidikan Islam bagaimana pendidikan

Islam dapat:42

a. Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal melalui

pendidikan dan pengajaran bermutu berdasarkan nilai-nilai Islam.

b. Mendorong pembaruan pemikiran Islam menuju masyarakat madani.

c. Mengintegrasikan ilmu agama Islam dengan ilmu pengetahuan umum.

42 Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam, Membangun Masyarakat

Madani Indonesia, Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2003, 141-143.

Page 56: Implementasi Multiple Intelligences

36

d. Menghasilkan individu dan masyarakat yang religius (iman dan

takwa), akhlak mulia, cerdas, berketrampilan, menguasai IPTEK,

kreatif, inovatif, memiliki, integritas pribadi, merdeka, demokrasi,

bersikap adil, disiplin, memiliki sikap toleran yang tinggi, menghargai

hak asasi manusia, taat hukum, dalam rangka mengembangkan

kualitas manusia Indonesia yang memiliki orientasi global.

Dalam menyusun visi pendidikan Islam mempertimbangkan lima

visi dasar yaitu:43

a. Belajar bagaimana berpikir.

b. Memuat aspek-aspek keterampilan dalam keseharian hidup termasuk

kemampuan pribadi memecahkan setiap masalah.

c. Belajar menjadi diri sendiri.

d. Belajar untuk hidup.

Dalam Implementasi multiple intelligences sesuai dengan visi dan

misi Pendidikan Islam dapat dikembangkan pembelajaran yang

mengandung nilai-nilai Islami. Dalam pengembangan kurikulumnya

dapat mengintegrasikan perpaduan nilai umum dan nilai agama, dan

mampu manghasilkan peserta didik yang religius dan toleransi dalam

beragama.

43 Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam, Membangun Masyarakat

Madani Indonesia, Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2003, 144-145.

Page 57: Implementasi Multiple Intelligences

37

3. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan Islam untuk:44

a. Mewujudkan cendekiawan muslim yang bertakwa dan berakhlak

mulia, cerdas, cakap, terampil, mandiri dan bertanggung jawab

terhadap kemaslahatan umat;

b. Mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang

memiliki kemampuan akademik atau profesional untuk menyelesaikan

tugas-tugas dan kewajibannya sehari-hari, yaitu dengan jalan

menerapkan dan mengembangkan ilmu dan keterampilan yang ada

pada dirinya masing-masing di lingkungannya;

c. Mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan dan teknologi

di lingkungan kerjanya sehari-hari sehingga menemukan teknologi

baru yang lebih bermanfaat bagi manusia.

Dari tujuan di atas salah satunya adalah memiliki kemampuan

akademik dan mengembangka ilmu sesuai bidang masing-masing, hal ini

merupakan bentuk implementasi multiple intelligences dalam tujuan

pendidikan Islam yang akan menghasilkan cendekiawan-cendekiawan

muslim yang berahlakul karimah yang mampu menghasilkan teknologi

baru yang lebih bermanfaat.

4. Strategi Pendidikan Islam

Untuk menciptakan pendidikan Islam perlu dibuat strategi dan

kebijakan pendidikan Islam antara lain:45

44 Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Safiria Insania

Press, 2003, 157.

Page 58: Implementasi Multiple Intelligences

38

a. Menyelenggarakan pendidikan Islam yang relevan, bermutu, dapat

dipertanggung jawabkan, demokratis dan profesional.

b. Meningkatkan efisiensi internal dan eksternal.

c. Memberi peluang yang luas dan meningkatkan kemampuan

masyarakat.

d. Merampingkan birokrasi pendidikan sehingga lebih lentur.

Adapun strategi pelaksanaan ciri khas agama Islam di sekolah

antara lain:46

a. Peningkatan Pendidikan Agama Islam melalui mata pelajaran selain

pendidikan agama Islam.

b. Peningkatan Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstra

kurikuler.

c. Peningkatan Pendidikan Agama Islam melalui suasana keagamaan

yang kondusif.

d. Peningkatan Pendidikan Agama Islam melalui pembiasaan dan

pengamalan agama, misalnya sholat berjama’ah di sekolah.

Dalam pengembangan strategi pendidikan Islam dapat

diselnggarakan dalam bentuk kegiatan intra maupun ekstrakurikuler

sebagai wadah untuk penggalian dan pengembangan kecerdasan pada

masing-masing siswa. Selain juga melalui suasana keagamaan yang

kondusif serta pembiasaan-pembiasaan pengalaman beragama.

45 Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Safiria Insania

Press, 2003, 157. 46 Shaleh Abdul Rachman, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2004, 259.

Page 59: Implementasi Multiple Intelligences

39

5. Reorientasi Kurikulum Pendidikan Islam

Materi pendidikan Islam tergambar dalam kurikulum yang

disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Untuk itu, dalam

kurikulum terdapat kelompok mata pelajaran yang berorientasi pada

pembentukan sikap dan nilai pribadi muslim yang terintegral sebagai

masyarakat dan warga negara. Prinsip yang dikembangkan dalam

menyusun kurikulum terpadu antara lain: 47

a. Prinsip integrasi ilmu dunia dan akhirat.

b. Prinsip keseimbangan.

c. Prinsip persamaan dan pembebasan.

d. Prinsip kontinu-berkelanjutan seiring perkembangan zaman.

e. Prinsip kemaslahatan dan keutamaan.

Kurikulum pada sekolah berbasis Islam haruslah mengembangkan

keterpaduan antara ilmu dunia dan akhirat yang dilaksanakan secara

seimbang dan mengikuti perkambangan zaman yang akan mencetak

ilmuan muslim yang mampu memberikan kemanfaatan kepada semua.

6. Reorientasi Metodologi Pendidikan Islam

Konsep pemikiran metodologi pendidikan Islam sebagai berikut: 48

a. Tidak ada pemisahan istilah pendidikan dan pengajaran, pengajaran

selalu dilandasi nilai-nilai kependidikan dan pendidikan selalu

diwujudkan melalui kegiatan pengajaran.

47 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, Pengembangan Pendidikan Integratif di

Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, Yogyakarta: PT. LkiS, 2009, 84-87. 48 Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam, Membangun Masyarakat

Madani Indonesia, Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2003, 195-196.

Page 60: Implementasi Multiple Intelligences

40

b. Menggunakan paradigma holistik artinya materi pengajaran

pendidikan Islam harus selalu terintegrasi dengan ilmu umum.

c. Perlu dipergunakan model penjelasan yang rasional dalam

melaksanakan norma peribadatan.

d. Perlu dipergunakan teknik pembelajaran partisipatori artinya peserta

didik aktif, eksploratif dan bertanggung jawab serta mengamalkan.

e. Perlu dipergunakan pendekatan empirik untuk menghadirkan dan

mengaktualkan iman dalam kehidupan.

f. Berorientasi pembelajaran berpusat pada siswa.

Penyelenggaraan pembelajaran pada sekolah Islam

mengintegrasikan pendidikan Islam dalam pendidikan umum dengan

menggunakan model-model pembelajaran yang kreatif, dan mampu

mengaktifkan siswa. Waktunya untuk merubah pola pembelajaran yang

semula berpusat pada guru, sekarang menjadi berpusat pada siswa, guru

hanya sebagai fasilitator saja.

E. Implementasi Multiple Intelligences

Yang dimaksudkan Implementasi multiple intelligences disini adalah

menguraikan penerapan bagian-bagian dari multiple intelligences,

menelaahnya, dan menghubungkan antar bagian untuk memperoleh

pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan menurut metode yang

konsisten untuk mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip dasarnya serta

untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di lapangan.

Page 61: Implementasi Multiple Intelligences

41

Dalam buku “Mengajar dengan Empati, Panduan Belajar-Mengajar

yang Tepat & Menyeluruh untuk Ruang Kelas dengan Kecerdasan Beragam”

dipaparkan secara jelas strategi-strategi untuk memperbaiki proses belajar

berdasarkan teori multiple intelligences. Dalam buku ini, dibagi menjadi

delapan bagian, setiap bagian membahas salah satu delapan kecerdasan yang

diidentifikasi oleh Gardner. Tiap bagian dalam sumber komprehensif ini

dimulai dengan pembahasan tentang ragam kecerdasan yang dibicarakan

kemudian diikuti dengan serangkaian contoh aktifitas yang dirancang secara

fleksibel untuk meningkatkan kemampuan belajar pada ragam kecerdasan

tersebut. Penting untuk ditekankan bahwa banyak dari aktifitas-aktifitas itu

bermanfaat untuk guru ketika menerapkan multiple intelligences dalam proses

belajar mengajar.49

Dalam buku “Gurunya Manusia (Menjadikan Semua Anak Istimewa

dan Semua Anak Juara)” karya Munif Chatib, implementasi atau penerapan

multiple intelligences di kelas disajikan strategi-strategi belajar mengajar

dengan multiple intelligences. Dalam buku ini ditekankan bahwa strategi

mengajar itu dekat dengan kreatifitas guru sehingga jumlah dan nama strategi

itu harus luas dan tak terbatas. Jadi apapun namanya, strategi multiple

intelligences akan menjadi wadah yang sangat luas dan dapat menampung

semua istilah metodologi pembelajaran. Apabila ketika lebih mendalami

strategi, ternyata setiap strategi tersebut punya multiple intelligences

49 Evelyn Wiliams English, Mengajar dengan Empati, Bandung: Nuansa

Cendekia, 2012, 20-21.

Page 62: Implementasi Multiple Intelligences

42

approach yang sangat bermanfaat untuk pemilihan strategi mengajar oleh

guru.50

1. Strategi Pembelajaran

a. Pengertian Strategi pembelajaran

Strategi berasal dari kata yunani strategia yang berarti ilmu

perang. Dalam konteks pembelajaran strategi adalah kemampuan

seseorang untuk berfikir, memecahkan masalah, dan mengambil

keputusan. Artinya bahwa proses pembelajaran akan menyebabkan

peserta didik berfikir secara unik untuk dapat menganalisa,

memecahkan masalah didalam mengambil keputusan.51

Kata belajar berarti proses perubahan tingkah laku pada

peserta didik akibat adanya interaksi antara individu dan

lingkungannya melalui pengalaman dan latihan. Perubahan ini terjadi

secara menyeluruh, menyangkut aspek kognitif, afektif dan

psikomotor.52

Strategi pembelajaran meliputi kegiatan atau pemakaian

teknik yang dilakukan oleh pengajar mulai dari perencanaan,

pelaksanaan kegiatan sampai ke tahap evaluasi, serta tindak lanjut

yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

tertentu. Dalam usaha memenuhi strategi pembelajaran guru harus

50 Munif Chatib, Gurunya Manusia, Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua

Anak Juara, Bandung: Kaifa, 2012, 138-139. 51 Iskandarwassid, Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2008, 2. 52 Iskandarwassid, Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2008, 5-9.

Page 63: Implementasi Multiple Intelligences

43

mulai mendiagnosa tingkat konseptual rata-rata peserta didik,

memadukan model pembelajaran yang cocok bagi kebutuhan peserta

didik, dan secara berangsur-angsur mendorong transisi peserta didik

pada tahap perkembangan yang lebih tinggi.53

Guru dalam melakukan pembelajaran di kelas mengetahui

terelebih dahulu gaya belajar dari masing-masing anak sebagai

pijakan untuk menentukan strategi yang akan digunakan dalam

pembelajaran dan untuk melakukan pendekatan jenis kecerdasan yang

dimiliki anak, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dengan

optimal.

b. Pengelompokan Strategi Pembelajaran

Exposition learning adalah strategi pembelajaran yang

cenderung menggunakan cara menjelaskan secara terinci materi yang

akan dipelajari. Sedangkan Discovery learning adalah strategi

pembelajaran yang cenderung meminta siswa untuk melakukan

observasi, eksperimen, atau tindakan ilmiah hingga mendapatkan

kesimpulan dari hasil tindakan ilmiah tersebut. Group learning

adalah strategi pembelajaran melibatkan lebih dari satu siswa yang

dibagi dalam kelompok. Biasanya dengan strategi ini siswa dapat

berinteraksi dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.

Individual learning adalah strategi pembelajaran individual. Setiap

53 John P. Miller, Sekolah Kepribadian, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2002, 43.

Page 64: Implementasi Multiple Intelligences

44

siswa diminta untuk belajar sendiri dan menyelesaikan masalahnya

sendiri, tanpa kerjasama dengan yang lain.54

Dalam menerapkan strategi pembelajaran guru hendaknya

melihat gaya belajar masing-masing siswa. Strategi pembelajaran

dapat digunakan satu macam strategi maupun gabungan dari berbagai

macam strategi disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Guru

dapat menjelaskan secara rinci materi, mengajak siswa menemukan

sendiri kesimpulan dengan melakukan observasi/eksperimen maupun

dengan menggunakan strategi berkelompok.

c. Unsur Strategi Pembelajaran

Terdapat empat unsur strategi pembelajaran antara lain:55

1) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran, yakni

perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik. Hal ini

terkait dengan perencanaan pembelajaran yang tertuang dalam

silabus.

2) Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran

yang dipandang paling efektif. Strategi akan bermanfaat ganda

apabila menggunakan pendekatan student centered approach dan

mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran. Dengan belajar

aktif peserta didik dapat menggunakan otak mereka untuk

mempelajari gagasan, memecahkan berbagai masalah, dan

54 Munif Chatib, Gurunya Manusia, Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua

Anak Juara, Bandung: Kaifa, 2012, 130. 55 Munif Chatib, Gurunya Manusia, Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua

Anak Juara, Bandung: Kaifa, 2012,131

Page 65: Implementasi Multiple Intelligences

45

menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif merupakan

langkah cepat, menyenangkan, mendukung dan secara pribadi

menarik hati.56

3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau

prosedur, metode, teknik pembelajaran, termasuk juga desain

kelas. Pemilihan metode disesuaikan dengan gaya belajar siswa.

Peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda-beda antara

lain: visual, auditorial, dan kinestetik. Semua cara sama baiknya.

Setiap cara mempunyai kekuatan sendiri-sendiri. Dalam

kenyataan setiap orang memilki ketiga gaya ini, hanya saja

biasanya satu gaya mendominasi.57 Selain itu desain kelas juga

sangat penting untuk diperhatikan karena kelas merupakan tempat

paling lama dikunjungi oleh anak, jika tidak didesain dengan rapi

akan menimbulkan efek kebosanan. Ada dua hal yang perlu

diperhatikan oleh guru agar ruang kelas menyenangkan dan tidak

menjadi penjara bagi peserta didik yaitu: menyusun barang-

barang pelengkap yang ada di kelas layaknya seorang desainer

interior saat mempercantik sebuah ruangan, membuat display

kelas.58

56 Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta:

Pustaka Insan Madani, 2009, XXI. 57 Bobbi DePorter, Quantum Teaching, Bandung: Kaifa, 2005, 165. 58 Munif Chatib, Kelasnya Manusia, Memaksimalkan Fungsi Otak Belajar dengan

Manajemen Display Kelas, Bandung: Kaifa, 2013, 33.

Page 66: Implementasi Multiple Intelligences

46

4) Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran

keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan. Strategi

yang baik dilengkapi dengan rubrik penilaian autentik.

Belajar bukanlah merupakan salah satu peristiwa pendek.

Belajar terjadi secara bergelombang. Ketika belajar secara pasif,

peserta didik mengalami proses tanpa rasa ingin tahu, tanpa

pertanyaan dan tanpa daya tarik pada hasil. Ketika belajar secara

aktif, belajar mencari sesuatu, ingin menjawab pertanyaan,

memerlukan informasi untuk menyelesaikan masalah atau

menyelidiki cara untuk melakukan pekerjaan.59 Untuk menciptakan

kondisi belajar siswa aktif, diperlukan strategi pembelajaran yang

tepat. Di Indonesia dikenal banyak strategi pembelajaran aktif antar

lain: strategi membangun team, cara belajar siswa aktif (CBSA),

pembelajaran aktif kreatif dan menyenangkan (PAKEM) yang dapat

disebut dengan edutainment. Pemilihan strategi yang tepat

merupakan dasar pijak yang menuntut pendidik untuk memberikan

peran maksimal kepada peserta didik agar terwujud perkembangan

kreativitas. Upaya itu membutuhkan suasana pendidikan dan

pembelajaran yang menyenangkan dengan dasar bahwa pendidikan

dan pembelajaran yang menyenangkan akan berakibat pada

peningkatan motivasi peserta didik untuk mengulang dan selalu

mengulang.

59 Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta:

Pustaka Insan Madani, 2009, 6.

Page 67: Implementasi Multiple Intelligences

47

Ketika ditarik ke dalam dunia edukasi, multiple intelligences

menjadi sebuah strategi pembelajaran untuk materi apapun dalam

semua bidang studi. Inti strategi pembelajaran ini adalah bagaimana

guru mengemas gaya mengajarnya agar mudah ditangkap dan

dimengerti oleh siswanya. Pendalaman tentang strategi pembelajaran

ini akan menghasilkan kemampuan guru membuat siswa tertarik dan

berhasil dalam belajar dengan waktu yang relatif cepat.60

Dengan begitu ketika strategi pembelajaran multiple

intelligences diterapkan dalam pembelajaran di sekolah akan

berdampak lebih mudah diterima oleh siswa dan akan memotivasi

siswa dalam belajar karena siswa belajar dengan senang.

2. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences

Setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda. Prof. Howard

Gardner seorang ahli riset dari Amerika mengembangkan model

kecerdasan "multiple intelligences". Multiple intelligences artinya

bermacam-macam kecerdasan. Ia mengatakan bahwa setiap orang

memiliki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar

pengembangan yang berbeda. Yang dimaksud kecerdasan menurut

Gardner adalah suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang

dapat ditumbuh kembangkan. Teori multiple intelligences dapat

diterapkan untuk situasi pendidikan jika kerangka ini diadopsi setidaknya

dapat mencegah intervensi mereka yang tampaknya untuk ditakdirkan

60 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di

Indonesia, Bandung: Kaifa, 2013, 108.

Page 68: Implementasi Multiple Intelligences

48

untuk gagal dan mendorong orang-orang memiliki kesempatan untuk

sukses. 61

Menurut Howard Gardner dalam setiap diri manusia ada 9 macam

kecerdasan, yaitu:62

a. Kecerdasan Linguistik Verbal

Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan yang berkenaan

dengan kata-kata, dan secara luas untuk komunikasi. Kecerdasan ini

menggambarkan kemampuan memakai bahasa secara jelas melalui

membaca, menulis, mendengar dan berbicara. Aktivitas

pembelajaran yang sesuai dengan kecerdasan ini antara lain:63

bercerita, menulis jurnal, sumbang saran, menulis kreatif, membuat

laporan, membuat buku harian, bermain pantun.

1) Karakteristik Kecerdasan Linguistik Verbal

Karakteristik kecerdasan linguistik verbal menurut Thomas R.

Hoerr sebagai berikut:

Good at reading and writing, spells easily, enjoys word games, understands puns, jokes, riddles, tongue-twisters, has well-developed auditory skills, readily incorporates descriptive language, easily remembers written and spoken information, good story teller, uses complex sentence structure, appreciates the subtleties of grammar and meaning, often enjoys the sounds and rhythms of language, loves to debate issues or give persuasive speeches, able to explain things well64

61 Howard Gardner, Frames Of Mind (The Theory of Multiple Intelligences),

NewYork: Basicbooks, 1983, 10-11. 62 Evelyn Wiliams English, Mengajar dengan Empati, Bandung: Nuansa

Cendekia, 2012, 17-18. 63 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta:

Dian Rakyat, 2012, 43. 64 Thomas R. Hoerr et. all, Celebrating Every Learner, San Fransisco: Jossey-Bass,

2010, 106.

Page 69: Implementasi Multiple Intelligences

49

Diantara karakteristik kecerdasan linguistik-verbal dapat

dilihat dalam kehiupan sehari-hari antara lain: Pandai membaca dan

menulis, mudah dalam pengejaan, menikmati permainan kata-kata,

memahami, lelucon, teka-teki, memutarbalikkan kata, memiliki

keterampilan pendengaran berkembang dengan baik, mudah

menggabungkan bahasa deskriptif, mudah ingat tulisan dan informasi

lisan, pandai dalam mendongeng, menggunakan struktur kalimat yang

kompleks, menghargai kehalusan tata bahasa dan maknanya, sering

menikmati suara dan irama bahasa, suka memperdebatkan isu-isu

atau memberikan persuasif pidato, mampu menjelaskan suatu hal

dengan baik.

2) Aktivitas Pembelajaran Linguistik Verbal

a) Bercerita (Story telling)

Bercerita atau mendongeng adalah menyampaikan peristiwa

melalui kata-kata, gambar, atau suara, yang dilakukan dengan

improvisasi atau menambah-nambah dengan maksud memperindah

jalannya cerita.

Tujuan pembelajaran bercerita agar peserta didik dapat:

Menggunakan pemikiran kritis dan kreatif guna mengembangkan

berbagai keterampilan berbicara dan meningkatkan kemampuan

mendengar.65

65 Evelyn Wiliams English, Mengajar dengan Empati, Bandung: Nuansa

Cendekia, 2012, 34.

Page 70: Implementasi Multiple Intelligences

50

Langkah-langkah pembelajaran bercerita (story telling) dapat

dilakukan dengan:66 Guru membagi kelompok yang terdiri dari

pembawa cerita dan penyimak ide cerita. Guru menentukan topik

cerita atau meminta jenis cerita yang diminati oleh peserta didik.

Guru menunjuk beberapa peserta didik yang dapat memerankan

tokoh dalam cerita. Guru membagi naskah cerita atau peserta didik

mencari sendiri yang ditugaskan pada hari sebelumnya. Peserta

didik meringkas dan mengambil intisari cerita yang akan dipaparkan.

Guru menyediakan daftar pertanyaan yang dapat dijawab oleh

peserta didik setelah cerita tersebut disajikan. Guru memeriksa dan

menjelaskan jawaban yang benar.

b) Menulis Jurnal

Menulis jurnal adalah suatu bentuk aktivitas penulis secara

teratur tentang pengalaman dan pikiran dalam proses pembelajaran.

Jurnal mencakup gambaran konkret tentang pengalaman belajar,

refleksi perasaan dan emosi, keadaan pemahaman, dan bentuk

keterampilan yang mungkin diperoleh dari hasil aktivitas

pembelajaran.

Langkah-langkah aktivitas pembelajaran menulis jurnal dapat

dilakukan dengan cara:67 Guru menentukan topik pembahasan untuk

ditulis dalam bentuk jurnal. Guru menentukan durasi waktu dalam

66 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta:

Dian Rakyat, 2012, 49 67 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta:

Dian Rakyat, 2012, 57.

Page 71: Implementasi Multiple Intelligences

51

penulisan. Peserta didik diminta melakukan refleksi terhadap

pengalaman belajar tentang suatu materi pembelajaran yang telah

diperoleh termasuk pengetahuan, perasaan, dan kemampuan,

kemudian menuliskannya. Peserta didik mengaitkan apa yang

dipelajari dengan pengetahuan atau pengalaman sebelumnya. Peserta

didik mengonstruksi pengetahuan baru dari hasil perpaduan antara

pengetahuan yang diperoleh dengan pengalaman sebelumnya,

kemudian menuliskannya.

b. Kecerdasan Logis Matematis

Kecerdasan logis matematis adalah kecerdasan yang

berkenaan dengan angka-angka dan penalaran. Ciri ragam

kecerdasan ini adalah pada kemampuan memakai penalaran induktif

dan deduktif, memecahkan berbagai masalah abstrak, dan memahami

hubungan sebab-akibat. Aktivitas pembelajaran antara lain:68

berpikir ilmiah, melakukan eksperiman, berfikir kritis, membuat

urutan, membandingkan, membuat pola, menyelesaikan masalah.

Kecerdasan logis matematis atau dikenal dengan cerdas

angka termasuk kemampuan ilmiah yang sering disebut dengan

berpikir kritis. Orang yang memiliki kecerdasan ini cenderung

melakukan sesuatu dengan data untuk melihat pola dan hubungan.

Selain itu, mereka juga sangat menyukai angka-angka dan dapat

menginterpretasi data serta menganalisis pola abstrak dengan mudah.

68 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta:

Dian Rakyat, 2012, 64.

Page 72: Implementasi Multiple Intelligences

52

Orang yang kuat dalam kecerdasan ini sangat senang berhitung,

bertanya, dan melakukan eksperimen.

1) Karakteristik Kecerdasan Logis Matematis

Adapun karakteristik kecerdasan logis matematis antara lain

sebagai berikut:

“Notices and uses numbers, shapes and patterns, is precise, is able to move from the concrete to the abstract easily, uses information to solve a problem, loves collections, enjoys computer games and puzzles, takes notes in an orderly fashion, thinks conceptually, can estimate, explores patterns and relationships, constantly questions, likes to experiment in a logical way, organizes thoughts, employs a systematic approach during problem-solving.”69

Karakteristik logis matematis berhubungan dengan

penggunaan angka, bentuk dan pola yang tepat, yang mampu berfikir

dari konkret ke abstrak dengan mudah, menggunakan informasi

untuk memecahkan masalah, senang mengoleksi, menikmati

permainan komputer dan teka-teki, mencatat secara teratur, berpikir

konseptual, dapat memperkirakan, mengeksplorasi pola dan

hubungan, terus-menerus bertanya, suka bereksperimen dalam cara

logis, mengorganisasikan pikiran, bekerja sistematis dengan

pendekatan pemecahan masalah.

Dari karakteristik di atas dapat diketahui bahwa orang yang

menonjol kecerdasan logis matematis akan menyukai pelajaran

matematika di sekolah karena berhubungan dengan angka-angka dan

dapat menghitung dengan cepat walupun hanya dikepala.

69 Thomas R. Hoerr et. all, Celebrating Every Learner, San Fransisco: Jossey-Bass,

2010, 138.

Page 73: Implementasi Multiple Intelligences

53

2) Aktivitas Pembelajaran Kecerdasan Logis Matematis

Aktivitas pembelajaran dalam kecerdasan logis matematis ini

dapat dilakukan dengan menggunakan metode berpikir kritis (critical

thingking).

Berpikir kritis merupakan kemampuan kognitif untuk

mengatakan sesuatu dengan penuh keyakinan karena bersandar pada

alasan yang logis dan bukti yang kuat. Dalam lingkungan sekolah

berpikir kritis adalah proses terorganisir yang memungkinkan peserta

didik mengevaluasi fakta, asumsi, logika dan bahasa yang mendasari

pernyataan orang lain.

Langkah-langkah pembelajaran ini antara lain:70 Guru

memberi tugas atau bahan ajar yang akan dikaji. Guru

menyampaikan aturan main dalam mengkaji bahan ajar tersebut

(boleh dilakukan mandiri atau kelompok). Peserta didik

mengidentifikasi hakekat dari objek yang dikaji. Peserta didik

menggunakan sudut pandang atau menentukan pendekatan yang

digunakan dalam menganalisis bahan ajar tersebut. Peserta didik

mencari dan membuat alasan yang mendasari temuannya. Peserta

didik membuat asumsi yang mungkin terjadi. Peserta didik

merumuskan pandangan dengan bahan yang sesuai. Peserta didik

menyediakan bukti-bukti empiris berdasarkan data. Peserta didik

membuat keputusan berdasarkan bukti empiris. Guru dan peserta

70 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta:

Dian Rakyat, 2012, 71-72.

Page 74: Implementasi Multiple Intelligences

54

didik bersama-sama melakukan evaluasi terhadap implikasi yang

ditimbulkan dari hasil keputusan tersebut.

c. Kecerdasan Visual Spasial

Visual spasial adalah kecerdasan yang berkenaan dengan

gambar-gambar. Kecerdasan ini berupa kemampuan merasakan

dunia visual secara akurat dan kemudian menciptakan pengetahuan

visual seseorang. Aktivitas pembelajaran antara lain:71 menggambar,

mewarnai, membuat sketsa, membuat poster, pemetaan ide, membuat

peta, symbol, membuat karya seni.

Kecerdasan visual spasial adalah kemampuan untuk

memahami gambar-gambar dan bentuk termasuk kemampuan untuk

mengintepretasi dimensi ruang yang tidak dapat dilihat. Orang yang

memiliki kecerdasan ini cenderung berfikir dengan gambar dan

sangat baik ketika belajar melalui presentasi visual seperti film,

gambar, video dan demonstrasi yang menggunakan alat peraga.

Mereka juga sangat menyukai aktivitas seni (mengecat, mengukir,

mewarnai dan lain-lain). Pada kecerdasan ini juga cenderung untuk

menggambar bentuk dan ruang dari suatu obyek.

1) Karakteristik Kecerdasan Visual Spasial

Adapun karakteristik kecerdasan visual spasial sebagai

berikut:

71 Evelyn Wiliams English, Mengajar dengan Empati, Bandung: Nuansa

Cendekia, 2012, 105.

Page 75: Implementasi Multiple Intelligences

55

“Enjoys maps and charts, likes to draw, build, design, and create things, thinks in three-dimensional terms, enjoys putting puzzles together, loves videos and photos, enjoys color and design, enjoys pattern and geometry in math, likes to draw.”72

Karakteristik kecerdasan visual spasial antara lain: menyukai

peta dan grafik, suka menggambar, membuat desain, dan

menciptakan sesuatu, berpikir dalam tiga-dimensi, menikmati teka-

teki bersama-sama, mencintai video dan foto, menikmati warna dan

desain, menikmati pola dan geometri dalam matematika, suka

menggambar.

2) Aktivitas Pembelajaran Kecerdasan Visual Spasial

Aktivitas pembelajaran ini dapat dilakukan dengan

menggunakan metode imagine (khayalan visual). Melalui khayalan

visual, peserta didik dapat menciptakan ide-idenya sendiri. Khayalan

itu efektif sebagai suplemen kreatif pada belajar kolaboratif. Ia dapat

juga berfungsi sebagai batu loncatan menuju penelitian independen

yang mungkin pada awalnya nampak berlebihan bagi peserta didik.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode

imagine antara lain: memperkenalkan topik yang akan dicakup dan

menjelaskan bahwa pelajaran ini menuntut kreativitas penggunaan

khayalan visual, intruksikan untuk menutup mata dengan

menggunakan latar musik, mintalah peserta didik untuk

memvisualisasikan tempat atau peristiwa yang berkesan, ketika

72 Thomas R. Hoerr et. all, Celebrating Every Learner, San Fransisco: Jossey-Bass,

2010, 198.

Page 76: Implementasi Multiple Intelligences

56

khayalan dilukiskan siapkan jarak sehingga peserta didik dapat

membangun khayalan visual mereka sendiri dengan melukiskan

tempat atau peristiwa secara detail, mintalah peserta didik untuk

membuat kelompok kecil dan saling membagi pengalaman mereka

dan minta mereka untuk menulis tentang pengalaman itu.73

Pembelajaran dengan menggunakan metode imagine dapat

membantu anak mengembangkan kemampuan visual mereka dapat

diterapkan dalam pembelajaran bahasa dalam mendeskripsikan cerita

secara runtut dan sesuai dengan pengalaman yang mereka alami.

d. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jasmaniah Kinestetik

Kecerdasan jasmaniah kinestetik adalah kemampuan untuk

menggunakan seluruh bagian tubuh untuk menyelesaikan masalah

atau membuat sesuatu.74 Orang yang memiliki kecerdasan ini biasa

memproses informasi melalui perasaan yang dirasakan melalui aspek

badaniah atau jasmaniah.

1) Karakteristik Kecerdasan Jasmaniah Kinestetik

Karakteristik kecerdasan jasmaniah kinestetik sebagai

berikut:75 Senang membuat sesuatu dengan menggunakan tangan

secara langsung. Merasa bosan dan tidak tahan untuk duduk pada

suatu tempat dalam waktu yang agak lama. Melibatkan diri pada

73 Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta:

Pustaka Insan Madani, 2009, 183-184. 74 Julia Jasmine, Metode Mengajar Multiple Intelligences, Bandung: Nuansa

Cendekia, 2012, 25. 75 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta:

Dian Rakyat, 2012, 107-108.

Page 77: Implementasi Multiple Intelligences

57

berbagai aktivitas di luar rumah termasuk dalam melakukan berbagai

jenis olahraga. Sangat menyukai jenis komunikasi nonverbal,

seperti komunikasi dengan bahasa-bahasa isyarat. Sangat

sependapat dengan pernyataan “di dalam tubuh yang sehat terdapat

jiwa yang sehat” dan merasa bahwa membuat tubuh tetap berada

dalam kondisi yang fit merupakan hal yang penting untuk

membangun pikiran yang jernih. Selalu mengisi waktu luang

dengan melakukan aktivitas seni berekspresi dan karya seni rupa

lainnya. Senang memperlihatkan ekspresi melalui berdansa atau

gerakan-gerakan tubuh. Ketika bekerja, sangat senang

melakukannya dengan menggunakan alat-alat yang dibutuhkan.

Memperlihatkan dan mengikuti gaya hidup yang sangat aktif atau

dengan kesibukan-kesibukan. Ketika mempelajari, selalu

menyertakan aktivitas yang bersifat demonstratif atau senang belajar

dengan strategi learning by doing.

2) Aktivitas Pembelajaran Kecerdasan Jasmaniah Kinestetik

Aktivitas pembelajaran kecerdasan jasmaniah kinestetik

dapat dilakukan menggunakan metode bermain peran (role play).

Bermain peran digunakan untuk memahami literatur, sejarah dan

bahkan hubungannya dengan sains. Bermain peran juga dipahami

sebagai bentuk permainan yang memerankan karakter seseorang

dalam hubungannya dengan ide cerita.

Page 78: Implementasi Multiple Intelligences

58

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan

metode bermain peran antara lain: Guru mendemonstrasikan teknik

dasar bermain peran, membuat skenario dan mendeskripsikan hal itu

kepada kelas, meminta empat peserta didik dari kelas untuk

mengasumsikan peran karakter dalam permainan peran.

Menugaskan seseorang untuk tetap seperti karakter standar dan

menginstruksikan tiga individu yang ada bahwa mereka akan

memainkan peran yang ada secara bergiliran, meminta tiga relawan

yang bergilir untuk meninggalkan ruangan dan memutuskan susunan

yang mana mereka akan berpartisipasi di dalamnya dan ketika

relawan pertama memasuki kembali ruangan dan mulai bermain

peran dengan relawan standar, setelah tiga menit guru

mengumumkan waktunya dan meminta relawan kedua untuk masuk

ruangan dan mengulangi situasi yang sama, kemudain relawan yang

pertama bisa tinggal di ruangan, setelah tiga menit relawan ketiga

mengulangi skenario, pada kesimpulannya guru meminta peserta

didik untuk membandingkan dan mengontraskan gaya tiga relawan

dengan mengidentifikasi teknik mana yang efektif dan yang tidak.76

e. Kecerdasan Musikal Berirama

Kecerdasan musikal berirama adalah kecerdasan yang

berkaitan dengan nada, irama, pola titi nada, dan warna nada.

Kecerdasan ini berupa tingkatan sensitivitas pada pola-pola suara

76 Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009, 119-120.

Page 79: Implementasi Multiple Intelligences

59

dan kemampuan untuk merespon musik secara emosional. Aktivitas

pembelajaran antara lain:77 diskografi, musik balada, membuat

konsep lagu, menyanyi, memilih daftar musik, membuat iringan

musik, mengkondisikan siswa berbicara seperti alunan musik,

mendengar musik, ilustrasi suara.

Kecerdasan musikal berirama adalah kapasitas untuk berpikir

tentang musik, seperti mampu mendengar, mengenal, mengingat,

dan bahkan memanipulasi pola-pola musik. Orang yang memiliki

kecerdasan musik dianggap memiliki apresiasi yang kuat terhadap

musik, dengan mudah mengingat lagu-lagu dan melodi, mempunyai

pemahaman tentang warna nada dan komposisi, dapat membedakan

perbedaan antara pola nada dan pada umumnya senang terbenam

dalam musik.

1) Karakteristik Kecerdasan Musikal Berirama

Karakteristik kecerdasan musikal berirama antara lain

sebagai berikut:

“Enjoys singing and playing musical instruments, remembers songs and melodies, enjoys listening to music, keeps beats, makes up her own songs, mimics beat and rhythm, notices background and environmental sounds, differentiates patterns in sounds, is sensitive to melody and tone, body moves when music is playing, has a rich understanding of musical structure, rhythm, and notes.”78

Karakteristik orang yang memiliki kecerdasan musikal antara

lain: menikmati bernyanyi dan memainkan alat musik, ingat lagu dan

77 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta:

Dian Rakyat, 2012, 132. 78 Thomas R. Hoerr, et al, Celebrating Every Learner, San Francisco: Josse Bass,

2010, 172.

Page 80: Implementasi Multiple Intelligences

60

melodi, menikmati mendengarkan musik, membuat ketukan,

membuat lagu sendiri, meniru ritme, membuat suara musik latar,

membedakan pola suara, sensitif terhadap melodi dan nada, tubuh

bergerak saat musik dimainkan, memiliki pemahaman yang kaya

akan struktur musik dan ritme.

Anak yang memiliki kecerdasan musikal akan menyukai hal-

hal yang berhubungan dengan musik. Hal ini dapat mendorong

percepatan belajarnya jika dikaitkan dengan musik daripada hanya

disuruh menghafal materi saja. Efektif sekali digunakan

pembelajaran dengan lagu bagi siswa-siswa yang memiliki

kecerdasan ini.

2) Aktivitas Pembelajaran Kecerdasan Musikal Berirama

Aktivitas pembelajaran kecerdasan musikal berirama dengan

menggunakan metode instrumen orkestra. Tujuan penerapan musik

instrumen orkestra adalah mengidentifikasi bentuk dan bunyi yamg

dihasilkan oleh instrumen orkestra.

Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan kecerdasan ini

antara lain:79 peserta didik diperdengarkan suatu rekaman aneka

simfoni atau aransemen orkestra, mintalah para siswa menyebutkan

beberapa instrumen yang sebelumnya pernah mereka lihat atau

dengar suaranya, persiapkan siswa untuk menyebutkan,

membandingkan dan kemudian mendengarkan beberapa instrumen

79 Evelyn Wiliams English, Mengajar dengan Empati, Bandung: Nuansa

Cendekia, 2012, 65-66.

Page 81: Implementasi Multiple Intelligences

61

orkestra tersebut, siswa mendiskusikan jenis-jenis alat musik yang

mengiringi orekestra, bantulah para siswa mengidentifikasi semua

instrumen dengan menggunakan kata kunci, mintalah para siswa

menyebutkan beberapa dari instrumen yang mereka dengar, jika

instrumen itu ada dan bisa digunakan mintalah siswa untuk

memainkan, jika instrumen tidak ada para siswa mendengarkan

rekaman dari masing-masing instrumen tersebut.

f. Kecerdasan Interpersonal

Interpersonal adalah kecerdasan yang terkait dengan

pemahaman sosial. Kecerdasan ini berupa kemampuan untuk

berhubungan dengan orang lain dengan membaca berbagai suasana

hati, temperamen, motivasi, dan tujuan orang lain. Aktivitas

pembelajaran antara lain:80 menerapkan model jigsaw, melakukan

board games, mengajar teman sebaya, membuat teamwork,

ketrampilan kolaboratif, simulasi, wawancara.

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk

membaca tanda dan isyarat sosial, komunikasi verbal dan nonverbal,

dan mampu menyesuaikan gaya komunikasi dengan tepat. Orang

yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi melakukan

negosiasi hubungan dengan keterampilan dan kemahiran karena

orang tersebut mengerti kebutuhan tentang empati, kasih sayang,

pemahaman, ketegasan dan ekspresi dari kebutuhan dan keinginan.

80 Julia Jasmine, Metode Mengajar Multiple Intelligences, Bandung: Nuansa Cendekia, 2012, 26.

Page 82: Implementasi Multiple Intelligences

62

1) Karakteristik Kecerdasan Interpersonal

Adapun karakteristik kecerdasan Interpersonal seperti di

kemukakan oleh Gardner “Enjoys cooperative games, demonstrates

empathy toward others, has lots of friends,is admired by peers,

displays leadership skills, prefers group problem solving, can

mediate confl icts, understand and recognizes stereotypes and

prejudices”81

Karakteristik Kecerdasan Interpersonal sebagai berikut:

a) Menikmati permainan kooperatif.

b) Empati terhadap orang lain.

c) Memiliki banyak teman.

d) Dikagumi oleh rekan-rekan.

e) Memiliki ketrampilan kepemimpinan.

f) Mampu menyelesaikan masalah dalam kelompok.

g) Memahami karakteristik orang lain.

2) Aktivitas Pembelajaran Interpersonal

Aktivitas pembelajaran interpersonal dapat dilakukan dengan

menggunakan metode jigsaw. Aktivitas Jigsaw adalah salah satu

tipe belajar kooperatif yang menekankan kerjasama dan membagi

tanggung jawab dalam kelompok. Proses pelaksanaan Jigsaw

mendorong terbangunnya keterlibatan dan perasaan empati dari

81 Thomas R. Hoerr, et al, Celebrating Every Learner, San Francisco: Josse Bass,

2010, 8.

Page 83: Implementasi Multiple Intelligences

63

semua peserta didik dengan memberikan bagian-bagian tugas yang

esensial untuk dilakukan oleh masing-masing anggota dalam

kelompok dan harus bekerja sama untuk menyelesaikan tugas

tersebut.82

Langkah-langkah pembelajaran jigsaw antara lain dengan

cara:83

a) Guru membagi kelompok jigsaw ke dalam beberapa kelompok yang

terdiri atas 5 sampai 6 anggota (pembagian kelompok boleh

didasarkan atas kemampuan atau cara lain yang sesuai).

b) Guru menunjuk salah seorang pada masing-masing kelompok untuk

menjadi ketua kelompok (sebaiknya seorang ketua lebih matang,

mampu, dan dapat disetujui bersama).

c) Guru membagi materi pelajaran untuk masing-masing kelompok dan

setiap kelompok membagi submateri kepada setiap anggota.

d) Guru memfasilitasi setiap individu dalam kelompok untuk

mempelajari masing-masing satu segmen atau subpokok bahasan

termasuk meyakinkan setiap individu mempunyai akses langsung

hanya pada bidang yang dikaji.

e) Memberikan waktu yang cukup bagi setiap anggota untuk membaca

dan mengkaji lebih dalam tentang masing-masing tugas yang

82 Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta:

Pustaka Insan Madani, 2009, 168. 83 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta:

Dian Rakyat, 2012, 152-153.

Page 84: Implementasi Multiple Intelligences

64

diberikan. Masing-masing anggota tidak perlu menghafal yang

dibacanya, cukup hanya memahami saja.

f) Guru membentuk kelompok ahli temporer yang anggotanya masing-

masing dari setiap kelompok jigsaw. Guru memberi waktu yang

cukup kepada kelompok ahli untuk mendiskusikan elemen penting

dari masing-masing segmen dan melatih beberapa saat tentang

elemen penting tersebut untuk dipresentasikan kepada kelompok

jigsaw.

g) Guru meminta anggota kelompok ahli kembali kepada kelompok

jigsaw dan mempresentasikan segmen yang telah dibicarakan,

kemudian meminta anggota dalam kelompok mengajukan pertanyaan

untuk klarifikasi.

h) Guru berkunjung dari kelompok yang satu ke kelompok lain untuk

mengamati proses. Jika terdapat kelompok yang mengalami

kesulitan (misalnya, ada anggota yang mendominasi atau

mengganggu), perlu diberi penanganan yang tepat. Akhirnya yang

melibatkan pemimpin kelompok untuk menangani tugas tersebut.

Pemimpin dapat dilatih dengan membisikkan instruksi tentang

bagaimana melakukan penanganan sampai pemimpin dapat

menguasai anggota-anggota dalam kelompok.

i) Pada akhir sesi diskusi, guru memberikan kuis-kuis yang berkenaan

dengan materi yang didiskusikan sehingga peserta didik menyadari

Page 85: Implementasi Multiple Intelligences

65

bahwa seluruh rangkaian aktivitas yang dilakukan melalui jigsaw

bukan hanya sebatas permainan belaka, melainkan juga ada penilaian.

g. Kecerdasan Intrapersonal

Intrapersonal adalah kecerdasan yang tercermin dalam

kesadaran mendalam akan perasaan batin. Inilah kecerdasan yang

memungkinkan seseorang memahami diri sendiri, kemampuan dan

pilihannya diri sendiri. Orang yang memiliki kecerdasan ini mandiri,

tidak tergantung dengan orang lain dan yakin dengan pendapat diri

yang kuat.84

Kecerdasan intrapersonal merujuk kepada kesukaan

menyendiri, mengatur aktivitas, mampu bekerja sendiri, memiliki

kesadaran diri yang kuat dan mampu memproses tujuan yang jelas

tentang segala sesuatu yang dilakukan sekarang dan mendatang.

1) Karakteristik Kecerdasan Intrapersonal

Karakteristik kecerdasan intrapersonal antara lain sebagai

berikut:85

a) Menyadari dengan baik tentang hal-hal yang terkait dengan

keyakinan atau moralitas.

b) Belajar dengan sangat baik ketika guru memasukkan materi yang

berhubungan dengan sesuatu yang bersifat emosional.

84 Julia Jasmine, Metode Mengajar Multiple Intelligences, Bandung: Nuansa

Cendekia, 2012, 27. 85 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta:

Dian Rakyat, 2012, 175.

Page 86: Implementasi Multiple Intelligences

66

c) Sangat mencintai keadilan baik dalam persoalan sepele maupun

persoalan besar lainnya.

d) Sikap dan perilaku, mempengaruhi gaya dan metode belajar.

e) Sangat peka terhadap isu-isu yang berhubungan dengan keadilan

sosial (sosial justice).

f) Bekerja sendirian jauh lebih produktif daripada bekerja dalam suatu

kelompok atau tim.

g) Selalu ingin tahu tujuan yang hendak dicapai sebelum memutuskan

untuk melakukan suatu pekerjaan.

h) Ketika meyakini sesuatu yang dapat membawa kebaikan bagi

kehidupan, seluruh daya dan upaya tercurah untuk mengejar sesuatu

itu.

i) Senang berpikir dan berbicara tentang penyebab seseorang dapat

menolong orang lain.

j) Senang untuk bersikap protek terhadap diri dan keluarga, bahkan

orang lain.

k) Membuka diri atau bersedia melakukan protes atau menandatangani

petisi untuk memperbaiki segala kekeliruan.

2) Aktivitas Pembelajaran Kecerdasan Intrapersonal

Aktivitas pembelajaran menggunakan kecerdasan

intrapersonal dapat menggunakan metode phisical self-assesement,

dengan menggunakan aktivitas ini pada akhir pembelajaran,

dipersilakan peserta didik untuk menilai beberapa banyak yang telah

Page 87: Implementasi Multiple Intelligences

67

mereka pelajari atau untuk memodifikasi keyakinan yang dipegangi

sebelumnya. Langkah-langkah pembelajaran ini antara lain:86

singkirkan bangku ke satu sisi dan perintahkan peserta didik untuk

duduk di depan, membuat skala rating 1-5 di papan tulis, peserta

didik berdiri di depan rating angka yang paling cocok dengan

penilaian dirinya, ketika setiap pernyataan dibaca, peserta didik

pindah tempat yang paling cocok dengan penilaian dirinya,

doronglah peserta didik untuk menilai dirinya secara realistis, setelah

terbentuk garis di depan beragam posisi, ajaklah peserta didik untuk

berbagi mengapa memilih rating tersebut, garis bawahi kejujurannya,

buatlah kesimpulan bersama-sama.

h. Kecerdasan Naturalis

Naturalis adalah kecerdasan yang berkaitan dengan dunia

alam. Kecerdasan ini berasal dari kemampuan untuk mengenali,

memahami, dan mengklasifikasi tumbuh-tumbuhan, aneka ragam

binatang, dan elemen-elemen lain di lingkungan seseorang.

Kecerdasan naturalistik adalah kemampuan seseorang untuk

mengidentifikasi dan mengklasifikasi pola-pola alam atau

mengklasifikasi berbagai spesies termasuk flora dan fauna dalam

suatu lingkungan.

1) Karakteristik Kecerdasan Naturalistik

Karakteristik kecerdasan naturalistik antara lain sebagai berikut:

86 Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta:

Pustaka Insan Madani, 2009, 266-267.

Page 88: Implementasi Multiple Intelligences

68

“Learns through observation and discovery of natural phenomenon; is good at comparing, categorizing, and sorting; enjoys being outdoors; excels in finding fine distinctions between similar items; feels alive when in contact with nature; appreciates scenic places; enjoys having pets; likes to camp, hike or climb; is conscious of changes in the environment.”87

Karakteristik kecerdasan naturalistik antara lain: belajar

melalui observasi dan penemuan fenomena alam, membandingkan,

mengkategorikan, dan pemilahan, menikmati berada di alam terbuka,

unggul dalam pengamatan perbedaan antara hal-hal yang serupa,

terasa hidup ketika kontak dengan alam, menghargai tempat-tempat

indah, menikmati memiliki hewan peliharaan, suka berkemah,

mendaki atau pendakian, sadar akan perubahan lingkungan.

2) Aktivitas Pembelajaran Kecerdasan Naturalistik

Aktivitas pembelajaran kecerdasan naturalistik bisa

menggunakan strategi service learning yaitu pembelajaran dengan

mengunjungi suatu tempat atau lingkungan tertentu dengan

melakukan pelayanan informasi pada tempat tersebut. Siswa

melakukan pelayanan kepada lingkungan berdasarkan materi yang

sudah dikuasai di kelas. Konsep service learning adalah give

something artinya siswa akan memberikan pengetahuan dan

informasi kepada lingkungan yang dikunjungi. Strategi ini

mempunyai point prosedur sebagai berikut: konsep adalah materi

yang akan diajarkan kepada siswa yang biasanya terdapat dalam

87 Thomas R. Hoerr et. all, Celebrating Every Learner, San Fransisco: Jossey-Bass,

2010, 226.

Page 89: Implementasi Multiple Intelligences

69

indikator hasil belajar, lingkungan yang akan dikunjungi diharapkan

berkaitan dengan penguasaan konsep, siswa memberikan pelayanan

kepada lingkungan yang sudah dipilih sesuai dengan konsep

pembelajaran, siswa menulis catatan tentang kunjungan ke

lingkungan pembelajaran berupa laporan hasil wawancara,

identifikasi proses kunjungan, juga tentang dampak dan kualitas

pelayanan yang diberikan.88

i. Kecerdasan Eksistensial Spiritual

Kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan

seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam keberadaan

atau eksistensi manusia. Kecerdasan eksistensial spiritual dapat

diidentifikasi melalui ciri-ciri sebagai berikut:89

1. Menganggap sangat penting untuk mengambil peran dalam

menentukan hal-hal yang besar dari sesuatu.

2. Senang berdiskusi tentang kehidupan.

3. Berkeyakinan bahwa beragama dan menjalankan ajaran-Nya sangat

penting bagi kehidupan.

4. Senang memandang hasil karya seni dan memikirkan cara

membuatnya.

5. Berdzikir, bermeditasi, dan berkonsentrasi merupakan bagian dari

aktivitas yang ditekuni.

88 Munif Chatib, Gurunya Manusia, Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua

Anak Juara, Bandung: Kaifa, 2012, 189. 89 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta:

Dian Rakyat, 2012, 209.

Page 90: Implementasi Multiple Intelligences

70

6. Senang mengunjungi tempat-tempat yang mendebarkan hati.

7. Senang membaca biografi filosuf klasik dan moderen.

8. Belajar sesuatu yang baru menjadi mudah ketika memahami nilai

yang terkandung di dalamnya.

9. Selalu ingin tahu jika terdapat bentuk kehidupan lain di alam.

10. Sering mendapatkan perspektif baru dari hasil belajar sejarah dan

peradaban kuno.

Aktivitas pembelajaran kecerdasan eksistensial spiritual

dapat digunakan dengan metode memberi respons pada suatu

peristiwa. Tujuan penerapan aktivitas pembelajaran memberi

respons pada suatu peristiwa penting yang terjadi dalam masyarakat

agar peserta didik dapat:90

1. Meningkatkan minat baca bukan hanya buku pelajaran melainkan

juga segala macam bahan bacaan seperti surat kabar, majalah,

informasi dan dari situs jejaring sosial.

2. Berperan aktif dalam mengkaji hakekat masalah yang terjadi dalam

masyarakat dan mencari makna yang paling dalam dari berbagai

peristiwa yang terjadi.

3. Mengetahui perkembangan yang terjadi secara lokal, regional,

nasional, dan internasional dan dapat mendiskusikan isu-isu sosial

dalam kehidupan sehari-hari.

90 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta:

Dian Rakyat, 2012, 238.

Page 91: Implementasi Multiple Intelligences

71

4. Memberi respons dengan mengajukan solusi cerdik untuk

menyelesaikan perbagai persoalan atau isu-isu yang sedang hangat

dibicarakan dalam masyarakat.

5. Mengambil manfaat dari berbagai kejadian dan dapat merumuskan

peristiwa tersebut dalam bentuk ringkasan yang merupakan hasil

refleksi dan sintesis.

6. Mengungkap nilai-nilai yang terkandung dibalik peristiwa tersebut

dan menjadikan nilai tersebut untuk dianut dan diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 92: Implementasi Multiple Intelligences

72

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang didasari oleh

konsep konstruktivisme yang memiliki pandangan bahwa realita bersifat

jamak, menyeluruh dalam satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan.

Selain itu penelitian ini lebih dicurahkan untuk memahami fenomena-

fenomena sosial dari perspektif partisipan yang diperoleh melalui

pengamatan partisipatif. Dalam penelitian kualitatif peneliti lebur dalam

situasi yang diteliti. Peneliti adalah pengumpul data, orang yang memiliki

kesiapan penuh untuk memahami situasi.1

Sedangkan penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha

menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu

secara jelas dan sistematis. Dalam penelitian ini mereka melakukan

eksplorasi, menggambarkan dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan

memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang

diperoleh di lapangan.2

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008, 12-13. 2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, 14.

Page 93: Implementasi Multiple Intelligences

73

Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif karena data yang dianalisis

tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada), melainkan hasil

analisis itu berupa deskriptif dari gejala-gejala yang diamati.3

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif karena

melalui pengamatan partisipatif dengan tujuan untuk menggambarkan apa

adanya dan mengungkap bagaimana implementasi multiple intelligences

pada pembelajaran di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul

Fikri Kota Magelang.

2. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian ini adalah:

a. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang. Adapun profil

sekolah sebagai berikut:

Nama Sekolah : SD Muhammadiyah I Alternatif Kota Magelang

Status Sekolah : Disamakan terakreditasi A

Alamat Sekolah : Jl. Tidar No. 21 Kota Magelang 56125

Kelurahan : Magersari

Kecamatan : Magelang Selatan

Kota : Magelang

Provinsi : Jawa Tengah

b. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang. Adapun profil sekolah sebagai

berikut:

Nama Sekolah : SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang

3 M Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia,

2001, 15.

Page 94: Implementasi Multiple Intelligences

74

Status Sekolah : Disamakan terakreditasi A

Alamat Sekolah : Jl. Jeruk Timur V Kramat Kota Magelang 56115

Kelurahan : Kramat Selatan

Kecamatan : Magelang Utara

Kota : Magelang

Provinsi : Jawa Tengah

3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian mulai 15 Mei 2013 sampai 31 Agustus 2013.

4. Sumber Data Penelitian

Sumber data primer (utama) dalam penelitian kualitatif adalah

kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data sekunder (tambahan)

seperti dokumen-dokumen dan foto.4 Adapun sumber data dalam

penelitian ini antara lain:

a. Data Primer.

Kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau yang diwawancarai

merupakan sumber primer, dan dicatat melalui catatan tertulis atau

melalui perekaman video, pengambilan foto ataupun film. Hasil dari

pengamatan dan wawancara mendalam membatasi kata-kata dan

tindakan yang relevan saja kemudian dianalisis menjadi sumber data

primer. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber utama yaitu:

kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua baik di SD Muhammadiyah

1 Alternatif maupun SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.

4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, 157.

Page 95: Implementasi Multiple Intelligences

75

b. Data Sekunder

Sumber tertulis merupakan sumber kedua dan merupakan bahan

tambahan yang dapat dibagi atas sumber buku, majalah ilmiah, arsip,

dokumen pribadi dan resmi.5 Sumber tertulis dari penelitian ini antara

lain: dokumen-dokumen resmi sekolah yang berupa dokumen profil

SD Muhammadiyah 1 Alternatif maupun SDIT Ihsanul Fikri Kota

Magelang, dan juga dokumen pribadi guru yang relevan.

c. Foto

Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering

digunakan untuk menelaah segi-segi subyektif dan hasilnya dianalisis

secara induktif. Hasil dari pengamatan ataupun wawancara

didokumentasikan melalui foto ataupun direkam melalui video.

5. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang utama ialah peneliti sendiri. Pada awal penelitian

penelitilah alat satu-satunya. Ada kemungkinan hanya dialah merupakan

alat sampai akhir penelitian. Namun setelah penelitian berlangsung

diperoleh fokus yang lebih jelas melalui wawancara.6

Ciri umum manusia sebagai instrumen mencakup segi responsif,

dapat menyesuaikan diri, menekankan keutuhan, mendasarkan diri atas

5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009, 159. 6 S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Transito, 2003,

34.

Page 96: Implementasi Multiple Intelligences

76

pengetahuan, memproses dan mengikhtisarkan, dan memanfaatkan

kesempatan mencari respons yang tidak lazim.7

Adapun instrumen lain yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain: tape recorder, kamera, alat perekam video, catatan lapangan dan

peneliti adalah instrumen itu sendiri.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dikenal oleh penelitian kualitatif

pada umumnya pertama adalah wawancara mendalam. Kedua teknik

observasi dan ketiga teknik dokumentasi.8 Ketiga teknik tersebut

digunakan dengan harapan dapat saling melengkapi antar ketiganya.

Lebih jelasnya ketiga teknik tersebut adalah:

a. Wawancara Mendalam

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi

verbal yang bertujuan memperoleh informasi.9 Wawancara secara

garis besar dibagi dua, yakni wawancara tak tersetruktur dan

wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga disebut

wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif,

terbuka, etnografis. Sedangkan wawancara terstruktur disebut

7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009, 160. 8 Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif, Malang: Universitas Muhammadiyah

Malang, 2004, 72. 9 S. Nasution, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, 113.

Page 97: Implementasi Multiple Intelligences

77

wawancara baku yang susunan pertanyaannya sudah dibakukan

sebelumnya dengan pilihan jawaban yang tersedia.10

Sedangkan menurut Patton11 macam wawancara dibedakan

menjadi 3 antara lain:

1) Wawancara pembicaraan informal. Jenis wawancara ini

pertanyaan yang diajukan sangat tergantung pada pewawancara itu

sendiri. Jadi bergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan

pertanyaan kepada terwawancara. Hubungan pewawancara

dengan terwawancara dalam suasana biasa, wajar, seperti

pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari.

2) Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara.

Pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok

yang dirumuskan. Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk

secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga

agar pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup.

3) Wawancara baku terbuka. Jenis wawancara ini adalah wawancara

yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan

pertanyaan kata-katanya dan cara penyajiannyapun sama untuk

setiap responden. Keluwesan mengadakan pertanyaan

pendalaman terbatas, dan hal itu bergantung pada situasi

wawancara dan kecakapan pewawancara.

10 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2004, 180. 11 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009, 187.

Page 98: Implementasi Multiple Intelligences

78

Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur dan

menggunakan pendekatan menggunakan petunjuk umum dimana

peneliti hanya menggunakan pedoman wawancara yang memuat

kerangka garis besar berisi tentang pokok-pokok yang dirumuskan

yang akan ditanyakan kepada subyek dengan tujuan untuk

memperoleh informasi bukan baku / informasi tunggal dengan irama

yang bebas.

Persiapan wawancara tak terstruktur dapat diselenggarakan

menurut tahap-tahap antara lain:12 1) menemukan siapa yang akan

diwawancarai, 2) mencari tahu bagaimana yang sebaiknya untuk

mengadakan kontak dengan responden, 3) mengadakan persiapan

yang matang untuk pelaksanaan wawancara.

Sebelum pelaksanaan wawancara peneliti membuat pedoman

wawancara terlebih dahulu untuk menentukan siapa yang akan

diwawancarai, materi atau pedoman garis-garis besar topik yang akan

dilakukan dalam proses wawancara. Setelah pedoman wawancara

dibuat, peneliti mengadakan kontak awal dengan responden baik

langsung maupun tidak langsung untuk menentukan waktu yang tepat

untuk dilaksanakan wawancara. Sebelum melaksanakan wawancara

peneliti melakukan persiapan-persiapan berupa catatan harian,

kamera, maupun alat perekam. Dalam proses wawancara peneliti

meminta persetujuan terlebih dahulu untuk direkam dengan

12 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009, 199.

Page 99: Implementasi Multiple Intelligences

79

responden. Dan setelah selesai wawancara untuk keabsahan data

peneliti melakukan member check dengan menyimpulkan poin-poin

penting dan meminta persetujuan kembali dengan responden. Dalam

wawancara peneliti merekam dan membuat catatan hasil dari

wawancara tersebut.

Pertimbangan digunakan teknik ini adalah untuk memperoleh

data dari sumbernya secara langsung dengan berbagai pihak yang

terlibat langsung dalam pembelajaran di SD Muhammadiyah 1

Alternatif antara lain dengan bapak Salamun, bapak Mustaqim, ibu

Wati, bapak Luqman. Sedangkan dari pihak wali murid: bapak Didik,

bapak Arba’in, ibu Sri Hastuti dan dari pihak siswa: Alfiana, Fahriza

dan Raihan. Sedangkan di SDIT Ihsanul Fikri pihak sekolah dengan

bapak Abdul Rozak, ibu Rida, ibu Emma dan ibu Budi. Dari pihak

orang tua: bu Dewi, bapak Umar, ibu Maryati, dari pihak siswa:

Maulana, Kirana, Annisa dan Arda.

b. Observasi

Observasi atau pengamatan dalam rangka mengumpulkan data

dalam suatu penelitian merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif

dan penuh perhatian. Untuk menyadari adanya suatu rangsangan

tertentu yang diinginkan atau studi yang disengaja dan sistematis

tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala psikis dengan jalan

Page 100: Implementasi Multiple Intelligences

80

mengamati.13 Dalam observasi ini diusahakan mengamati keadaan

yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk

mempengaruhi mengatur atau memanipulasikannya.14 Dalam

penelitian kualitatif, metode pengamatan berperan sangat penting.

Karena memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi secara

lengkap. Bentuk kegiatan peneliti dengan mengamati secara terjun

langsung ke lapangan atau ke sekolah sehingga peneliti ikut aktif di

dalamnya, langsung dapat melihat situasi yang diamati dan dipaparkan

melalui pengamatan dan pencatatan. Pengamatan berlatar alamiah

atau tak terstruktur karena terjadi secara naturalistik dan apa adanya

yang terjadi di sekolah.15

Dalam melakukan pengamatan peneliti terjun langsung ke

lokasi penelitian yaitu di SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT

Ihasanul Fikri Kota Magelang. Peneliti mengamati implementasi

multiple intelligences dalam pembelajaran. Peniliti melihat langsung

kondisi dan situasi yang diamati selanjutnya dipaparkan melalui

pencatatan. Dalam melakukan pencatatan peneliti menuliskan kondisi

yang sebenarnya dan tidak dibuat-buat.

13 Mandalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan proposal, Jakarta: Bumi

Aksara, 2003, 63. 14 S. Nasution, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, 106.

15 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, 176.

Page 101: Implementasi Multiple Intelligences

81

Dalam melakukan pengamatan tidak bisa berdiri sendiri,

artinya tidak dapat dilakukan tanpa pencatatan datanya. Adapun

langkah-langkah dalam pembuatan catatan lapangan sebagai berikut:16

1) Membuat catatan lapangan.

Catatan lapangan sangat penting karena merupakan anak rantai

antara pengumpulan data berdasarkan observasi dan wawancara

dengan analisis serta pengolahan data. Catatan lapangan menjadi

dasar utama dalam penulisan laporan, maka sejak mulanya perlu

kita melaksanakan menurut sistematika tertentu.17

Ketika melakukan pengamatan peneliti menuliskan hal-hal pokok

saja dalam pengamatan dan direkam dalam video, ketika sampai di

rumah baru dibuat catatan lapangan berdasarkan data dan video

rekaman. Catatan lapangan ini diguanakan sebagai pedoman untuk

membuat paparan data hasil observasi implementasi multiple

intelligences di SD Muhammadiyah 1 Alternatif maupun SDIT

Ihsanul Fikri Kota Magelang.

2) Buku harian pengalaman lapangan dibuat dalam bentuk yang telah

terorganisasi dan harus diisi setiap hari. Pembuatan buku harian

itu dimanfaatkan untuk analisis data dan pengkategorian.

16 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009, 180-182. 17 S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Transito,

2003, 98-99.

Page 102: Implementasi Multiple Intelligences

82

3) Catatan kronologis dilakukan secara rinci dan secara kronologi dan

secara kronologi dari waktu ke waktu. Catatan itu diberi nomor

urut kemudian pencatatan disertai waktu.

4) Jadwal pengamatan berisi waktu secara rinci tentang apa yang

akan dilakukan dimana bilamana apa yang diamati dan

semacamnya.

5) Balikan melalui pengamat lainnya. Pengalaman pengamat itu

dapat saling dipertukarkan dengan pengamat sendiri dan hal itu

dapat lebih memperbaiki teknik pengamatannya.

6) Alat elektronika seperti video, alat perekam maupun kamera.

7) Daftar cek, dibuat untuk mengingatkan pengamat apakah seluruh

aspek informasi sudah diperoleh atau belum.

Sesuai dengan setting yang dikehendaki. Teknik ini

digunakan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi

multiple intelligences dan berbagai hal yang terkait dengan multiple

intelligences dalam pembelajaran baik di SD Muhammdiyah 1

Alternatif ataupun di SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.

Observasi yang kami lakukan di SD Muhammadiyah 1

Alternatif dalam intrakurikuler meliputi: gambaran pembelajaran

harian, observasi kelas 2 Nabi Ibrahim, kelas 2 Nabi Ismail dan kelas

5 Nabi Daud. Sedangkan pembelajaran ekstrakurikulernya: marching

band dan sepak bola. Di SDIT Ihsanul Fikri yang kami observasi:

Page 103: Implementasi Multiple Intelligences

83

kegiatan pembelajaran harian, kelas 5 D, kelas 1 A dan kelas 3 A.

Sedangkan pembelajaran ekstrakurikulernya: tartil dan story telling.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik

dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen

tersebut diurutkan sesuai dengan kekuatan dan kesesuaian isinya

dengan tujuan pengkajian. Isinya dianalisis, dibandingkan dan

dipadukan membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan

utuh.18

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumen antara

lain: 19

1) Dokumen Pribadi.

Dokumen pribadi merupakan catatan atau karangan seseorang

secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya.

Maksud mengumpulkan dokumen pribadi ialah untuk memperoleh

kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di

sekitar subyek penelitan. Contoh dokumentasi pribadi adalah buku

harian, surat pribadi dan otobiografi.

18 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008, 221-222. 19 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009, 217-219.

Page 104: Implementasi Multiple Intelligences

84

2) Dokumen Resmi.

Dokumentasi resmi terbagi atas dokumen internal dan dokumen

eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman,

instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan

dalam kalangan sendiri. Dokumen eksternal berisi bahan-bahan

informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial misalnya

majalah, buletin, pernyataan dan berita yang disiarkan kepada

media massa.

Teknik ini secara khusus digunakan untuk memperoleh

dokumen resmi tentang profil sekolah secara umum, visi misi, struktur

organisasi, profil guru dan karyawan, keadaan siswa, sarana dan

prasarana. Sedangkan dokumen pribadi guru meliputi: rpp, daftar

siswa, hasil raport, penilaian ekstrakurikuler dan buku komunikasi.

7. Sampling

Teknik sampling dalam penelitian kualitatif berbeda dengan

penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif maksud sampling di sini

untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam

sumber dan bangunannya. Dalam penelitian ini tidak ada sampel acak,

tetapi sampel bertujuan (purposive sampel). Sampel bertujuan ini ciri-

cirinya sebagai berikut:20

a. Rancangan sampel yang muncul: Sampel tidak dapat ditentukan atau

ditarik terlebih dahulu.

20 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009, 224-225

Page 105: Implementasi Multiple Intelligences

85

b. Pemilihan sample secara berurutan: Tujuan untuk memperoleh variasi

sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan

sampel dilakukan jika satuannya sebelumnya sudah dijaring dan

dianalisis. Teknik sampling bola salju bermanfaat dalam hal ini, yaitu

mulai dari satu menjadi makin lama makin banyak.

c. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel: Pada mulanya setiap sampel

dapat sama kegunaannya, namun semakin banyak informasi sampel

dipilih atas dasar fokus penelitian.

d. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan: Jika informasi

yang diperlukan sudah dapat dijaring, maka penarikan sampel pun

sudah dapat diakhiri.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel bertujuan. Hal

ini dilakukan untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang

fokus penelitian. Ketika informasi tersebut sudah mencukupi maka

penarikan sampel dihentikan. Sampel yang diambil dari penelitian ini

antara lain beberapa guru, orang tua murid, dan siswa. Selain itu juga

sampel pengamatan pembelajaran di kelas dan juga pembelajaran

ekstrakurikuler.

8. Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan

data. Pelaksanaan teknik pemeriksaan data didasarkan pada derajat

kepercayaan (kredibilitas). Derajat kepercayaan ini berfungsi untuk:

melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan

Page 106: Implementasi Multiple Intelligences

86

penemuannya dapat dicapai dan untuk mempertunjukkan derajat

kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti

pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.21

Berbagai cara dapat dilakukan untuk memenuhi kriteria derajat

kepercayaan (kredibilitas) antara lain:22

a. Memperpanjang masa observasi: harus cukup waktu untuk betul-betul

mengenal suatu lingkungan, mengadakan hubungan baik dengan

orang-orang di sana, mengenal kebudayaan lingkungan dan mengecek

kebenaran informasi.

b. Pengamatan yang terus-menerus: dengan pengamatan yang terus-

menerus dapat memperhatikan sesuatu secara lebih cermat.

c. Triangulasi: data atau informasi yang telah dikumpulkan dalam suatu

penelitian kualitatif perlu diuji keabsahannya melalui teknik

triangulasi metode: jika informasi atau data yang berasal dari hasil

wawancara misalnya, perlu diuji dengan hasil observasi dan

seterusnya. Selain itu juga triangulasi sumber: jika informasi tertentu

misalnya ditanyakan kepada responden yang berbeda atau antara

responden dan dokumentasi.23 Untuk menguji keakuratan data

digunakan trianggulasi metode pengumpulan data yaitu dengan cara

21 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009, 324. 22 S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito, 2003,

114-117. 23 Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif, Malang: Universitas Muhammadiyah

Malang, 2004, 83.

Page 107: Implementasi Multiple Intelligences

87

menggunakan beberapa cara pengumpulan data seperti observasi,

wawancara mendalam dan dokumentasi.24

d. Membicarakan dengan orang lain: diskusi dilakukan dengan orang

yang sebaya dengan peneliti, menghindari yang senior agar tidak

terpengaruh otoritasnya, dan menghindari yunior karena orang seperti

ini enggan memberikan kritik. Orang itu hendaknya tidak terlibat

dalam penelitian agar pandangannya lebih netral.

e. Menganalisis kasus negatif: kasus negatif adalah kasus yang tidak

sesuai dengan hasil penelitian hingga saat tertentu. Selama masih ada

kasus-kasus demikian penelitian harus dilanjutkan sampai kasus ini

tuntas tercakup dalam kesimpulan yang diambil.

f. Menggunakan bahan referensi: sebagai bahan referensi untuk

meningkatkan kepercayaan akan kebenaran data, dapat digunakan

hasil rekaman atau video atau dokumentasi.

g. Mengadakan member check: salah satu cara yang sangat penting

melakukan member check dengan cara pada akhir wawancara kita

ulangi dalam garis besarnya, berdasarkan catatan kita dengan maksud

memperbaiki kekeliruan atau menambah apa yang masih kurang.

9. Analisis data

Analisis data penelitian kualitatif dimulai dengan menyusun fakta-

fakta hasil temuan lapangan. Kemudian peneliti membuat diagram-

diagram, tabel, gambar-gambar, dan bentuk-bentuk pemaduan fakta

24 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2003, 105.

Page 108: Implementasi Multiple Intelligences

88

lainnya. Hasil analisis data, diagram, bagan, tabel, dan gambar-gambar

tersebut diinterpretasikan, dikembangkan menjadi proposisi dan prinsip-

prinsip.25

Untuk menganalisa data penulis menggunakan analisis data

deskriptif kualitatif dengan langkah: reduksi data, display data,

mengambil kesimpulan.

Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam analisis data

antara lain: 26

a. Mengumpulkan dan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai

sumber wawancara, observasi, maupun dokumentasi dan juga foto-

foto kegiatan.

b. Mengadakan reduksi data: data yang diperoleh di lapangan ditulis

dalam bentuk karangan atau laporan terinci, disusun lebih sistematis,

ditonjolkan pokok-pokok yang penting dan dibuat susunan yang lebih

sistematis.

c. Display data: untuk dapat melihat gambaran gambaran keseluruhan

atau bagian tertentu dari penelitian diusahakan peneliti membuat tabel

atau diagram yang berupa pedoman penelitian baik dokumentasi,

wawancara maupun observasi.

25 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008, 115. 26 S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Transito,

2003, 129.

Page 109: Implementasi Multiple Intelligences

89

d. Pengkodean: agar catatan tidak bercampur aduk sehingga susah

dikendalikan, catatan diberi kode. Untuk wawancara diberi kode “w”

dan observasi diberi kode “o”.

e. Membuat kesimpulan dengan menggunakan metode induktif yaitu

dengan jalan mengumpulkan fakta-fakta khusus untuk diambil

kesimpulan yang bersifat umum.

B. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melakukan penelitian kualitatif menurut Lexy J. moleong, ada

empat tahapan yang harus dilakukan, yaitu tahap pra-lapangan, tahap kegiatan

lapangan, tahap analisis data dan tahap penulisan laporan.27

1. Tahap Pra-Lapangan

Pada tahap ini peneliti mengunjungi lokasi, dalam hal ini adalah

SD Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.

Untuk mendapatkan gambaran yang tepat tentang latar penelitian.

Kemudian peneliti menggali informasi yang diperlukan dari orang-orang

yang dianggap memahami subyek penelitian.

Selain itu peneliti juga melakukan beberapa langkah penelitian,

yaitu menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian,

mengurus perizinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih

dan memanfaatkan informasi, dan menyiapkan perlengkapan penelitian.

27 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009, 85.

Page 110: Implementasi Multiple Intelligences

90

2. Tahap Kegiatan Lapangan

Pada tahap kegiatan lapangan, ada tiga langkah yang harus

dilakukan, yaitu memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki

lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan data. Pada tahap ini

peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan dengan metode-metode

yang telah ditentukan sebelumnya. Disamping itu, peneliti melakukan

pengecekan dan pemeriksaan keabsahan data untuk membuktikan bahwa

kredibilitas data dapat dipertanggung jawabkan.

3. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini, peneliti melakukan penghalusan data yang

diperoleh dari subyek, informan maupun dokumen dengan memperbaiki

bahasa dan sistematikanya agar dalam pelaporan ini hasil penelitian tidak

terjadi kesalahpahaman maupun salah penafsiran. Setelah data-data itu

dianalisis dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya.

4. Tahap Penulisan

Pada tahap ini, peneliti menyusun laporan hasil penelitian dengan

format yang sesuai dalam bentuk tulisan dan bahasa yang mudah

dipahami oleh pembaca.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian tersebut

dilaksanakan. Dalam penelitian non eksperimen baik pendekatan kuantitatif

maupun kualitatif, desain penelitian lebih mengarah kepada langkah-langkah

pengumpulan data. Dalam desain tersebut diuraikan secara agak rinci: data

Page 111: Implementasi Multiple Intelligences

91

apa yang dikumpulkan, dari mana dan dari siapa data tersebut dikumpulkan,

dikumpulkan dengan menggunakan teknik dan instrumen apa, bagaimana

langkah-langkah pengumpulan datanya.28

Desain penelitian ini yang akan dilakukan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Data yang dikumpulkan

Sumber data Teknik pengumpulan

data

Instrumen pengumpulan

data Profil sekolah SD Mutual 1 Alter-natif dan SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang

- Dokumen-dokumen profil sekolah (letak dan keadaan geografis, seja-rah berdirinya, visi misi, tujuan sekolah, struktur organisasi, kea-daan tenaga kependidikan, keadaan peserta didik, sarana dan prasarana.

- Foto sekolah

- Wawancara mendalam de-ngan Kepala sekolah dan Waka kurikulum

- Dokumentasi

- Peneliti sendiri - Pedoman wa-

wancara tentang profil sekolah

- Alat perekam - Kamera

Pemahaman mengenai multiple intelligences oleh Kepala Sekolah dan guru-guru

- Kata-kata atau tindakan

- Wawancara mendalam kepa-da Kepala Seko-lah dan 3 orang guru tentang pe-mahaman multi-ple intelligences

- Peneliti sendiri - Pedoman wa-

wancara tentang pengetahuan multiple intelli-gences

- Alat perekam - Kamera

Kerangka konsep-tual implementasi multiple intelli-gences di sekolah SD Mutual 1 Al-ternatif dan SDIT

- Dokumen-dokumen sekolah

- Dokumen pri-badi guru (silabus, RPP)

- Dokumentasi - Wawancara

dengan Waka Kurikulum dan Waka Kesiswaan

- Peneliti sendiri - Alat perekam - Kamera - Pedoman wa-

wancara tentang kerangka kon-

28 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008, 287-288.

Page 112: Implementasi Multiple Intelligences

92

Ihsanul Fikri Kota Magelang

yang memuat konsep multiple intelligences di sekolah

- Beberapa guru septual imple-mentasi multiple intelligences

Implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran

- Dokumen-dokumen kegiatan pembelajaran berbasis multiple intelligences

- Foto / video rekaman

- Observasi, wawancara, dokumentasi

- Peneliti sendiri - Pedoman obser-

vasi kegiatan pembelajaran berbasis multiple intelligences

- Peneliti sendiri - Alat perekam

suara dan video - Kamera - Catatan lapangan

Respon siswa dan orang tua siswa terhadap implementasi multiple intelligences

- Kata-kata dan tindakan

- Wawancara mendalam dengan beberapa wali murid dan siswa tentang respon mereka terhadap implementasi multiple intelligences di sekolah

- Peneliti - Pedoman

wawancara - Respon orang

tua maupun siswa terhadap implementasi multiple intelli-gences di sekolah

- Alat perekam - Kamera

Dampak imple-mentasi multiple intelligences terhadap prestasi siswa

- Dokumen prestasi siswa

- Kata-kata / tindakan

- foto

- Dokumentasi tentang prestasi-prestasi yang pernah diraih oleh siswa

- Wawancara mendalam dengan Waka Kesiswaan

- Peneliti - Pedoman wa-

wancara - Dampak imple-

mentasi multiple intelligences dalam pembe-lajaran terhadap prestasi siswa

- Alat perekam - Kamera

Page 113: Implementasi Multiple Intelligences

93

Tabel 3.2 Panduan Wawancara

PANDUAN WAWANCARA No SUBYEK

TOPIK PANDUAN WAWANCARA

1 Kepala sekolah SD Muhammad-iyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsa-nul Fikri

Gambaran Umum SD Muhammad-iyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri

Gambaran umum sekolah, ciri khas sekolah, pemahaman tentang multiple Intelli-gences.

2 Guru Pengelolaan Sekolah

- Pemahaman guru tentang multiple intelligences

- Implementasi multiple in-telligences dalam pembe-lajaran intrakurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah

- Bentuk evaluasi - Dampak implementasi Mul-

tiple Intelligences terhadap siswa

3 Orang tua murid Respon terhadap sekolah

- Latar belakang pemilihan sekolah

- Respon tentang pembela-jaran di sekolah

- Pandangan tentang kegiatan ekstrakurikuler.

- Dampak implementasi ter-hadap prestasi dan kepri-badian siswa.

4 Siswa Motivasi dan Aktivitas

- Motivasi belajar di sekolah - Respon siswa terhadap

sekolah - Pandangan tentang KBM di

sekolah - Kegiatan ekstra di sekolah - Dampak terhadap prestasi

dan kepribadian

Page 114: Implementasi Multiple Intelligences

94

Tabel 3.3 Panduan Observasi

PANDUAN OBSERVASI No FOKUS

EVENT/MOMENT PANDUAN OBSERVASI

1 Gambaran Umum Situasi sekolah

Aktivitas Harian

2 Situasi Pembela-jaran di Sekolah

Pembelajaran

KBM didalam Jam pela-jaran

3 Aktivitas Pembe-lajaran Ekstra

Ekstra wajib Ekstra pilihan

Pelaksanaan kegiatan eks-trakurikuler

Tabel 3.4 Panduan Dokumen

PANDUAN DOKUMEN No FOKUS

DOKUMEN YG

DIKUMPULKAN 1 Gambaran Umum Sekolah Profil sekolah

Data dan struktur 2 Pembelajaran Proses

Hasil

Jadwal Kegiatan Harian Hasil raport siswa

3 Situasi Pembelajaran di Sekolah

Jadwal dan bentuk Kegiatan Ekstra

Page 115: Implementasi Multiple Intelligences

95

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Subyek Penelitian

1. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang

a. Identitas SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang

1) Nama Sekolah : SD Muhammadiyah 1 Alternatif (SD

MUTUAL)

2) Alamat :

a) Jalan : Tidar no. 21

b) Kelurahan : Magersari

c) Kecamatan : Magelang Selatan

d) Kota : Magelang

e) Provinsi : Jawa Tengah

f) Telp. /HP. : (0293) 314181, 5505007, 08156815724

g) Fax : 0293- 364889

h) Website : www.sdmutual.sch.id

i) E-mail : [email protected]

3) Mulai Operasional : 16 juli 1961

4) Luas Tanah / lahan : + 3.000 M2

5) Luas bangunan : + 2.500 M2

6) Status Tanah : Milik sendiri / wakaf

7) Status Bangunan : Milik sendiri

8) Terakreditasi : A (nilai 96) Tahun 2009

9) Jumlah siswa : 682

Page 116: Implementasi Multiple Intelligences

96

Ditinjau dari letaknya, SD MUTUAL sangat strategis karena

terletak di tengah-tengah kota Magelang sehingga mudah untuk

dijangkau oleh berbagai pihak yang berkepentingan. SD MUTUAL

juga terletak di kompleks yayasan Pimpinan Daerah Muhammadiyah

(PDM) kota Magelang yang sangat kondusif untuk pembelajaran

karena akses mudah untuk berkoordinasi dengan yayasan secara

langsung.

b. Sejarah Singkat dan Perkembangannya

SD Muhammadiyah 1 didirikan oleh Almarhum Bp. Fajar

(Ayah Prof. Drs. H. Malik Fajar, MSc) tahun 1961. Mula-mula

sekolah membuka kelas IV, kemudian berlanjut sampai dengan kelas

VI yang masuk sore.

Sekolah ini di atas tanah wakaf dari Almarhum dokter kulit di

Kota Magelang (dr. Antariksa) yang juga didanai untuk bangunan

masjid Jami’.

SD Muhammadiyah 1 oleh tokoh Muhammadiyah Kota

Magelang dan tokoh masyarakat setempat antara lain: Bp. Sukro, Bp.

Mul Sirod serta tokoh lain yang belum diketahui namanya (semuanya

sudah almarhum). SD Muhammadiyah 1 dipimpin oleh Bp.

Djafariyanto, BA (Alm) yang dibantu oleh guru-guru yang merangkap

di SD Negeri.

Dengan perkembangannya juga menerima siswa baru mulai

kelas 1 dan masuk pagi, untuk mengantisipasi dari mana murid

Page 117: Implementasi Multiple Intelligences

97

didapat dan kemana sesudahnya. Beliau-beliau mendirikan TK ABA

2 dan SMP Muhammadiyah.

SD Muhammadiyah 1 mengalami pergantian pimpinan mulai

dari Bp. Djafariyanto, BA, Bp. Darminto, Bp. Munadir, Ibu

Djarwanti, Bp. Sukotjo, Bp. Suharto, Bp. Haryono, Ibu Semi dan Bp.

Drs. Muchrodji, Ymt. Bp. Nur Khamid, S.Ag dan terakhir Bp.

Salamun, S.Ag, M.Pd.I sampai sekarang.

Tahun 1998 SD Muhammadiyah 1 adalah kondisi terlemah

(hampir kolep), ialah siswa kelas 1 s/d 6 terdiri dari 50 siswa dan

perolehan NEM (kelas 6) menduduki peringkat 42 se Kecamatan

Magelang selatan dari 45 sekolah.

Mulai Juli 1998 PDM Majelis Dikdasmen mengangkat Bp.

Drs. Muchrodji seorang guru PAI dari Sekolah Negeri Kecamatan

Magelang Utara (SD Negeri Gelangan 3), untuk memimpinnya, dan

memperbaiki kondisinya. Perolehan NEM mulai merangkak dari 42

menjadi peringkat 36, 34, 30, 24 dan terakhir peringkat 12, siswa juga

berkembang sangat baik.

Untuk mencapai kondisi sekarang, tidak lepas dari belajar di

beberapa sekolah yang sudah maju misalnya SD Muhammadiyah

Gunung Pring, SD Pasuruhan 2, SD Banjar Sari 1-6 dan SDIT Salman

Farizi (keduanya di Bandung), SD Muhammadiyah Sapen (Yogya),

SD Muhammadiyah Denpasar 1 (Bali), MIN Malang, SD

Muhammadiyah Condong Catur Yogyakarta.

Page 118: Implementasi Multiple Intelligences

98

Tahun 2001, Drs. Muchrodji didampingi seorang Guru Agama

(Muslih, A.Ma) dan sekretaris Komite Sekolah yang juga anggota

Majelis Dikdasmen (Hadi Prayitno) melamar SD Muhammadiyah

Sapen Yogyakarta untuk menjadi pembinanya.

Mulai tahun pelajaran 2001/2002 SD Muhammadiyah 1 Kota

Magelang dibina langsung dari SD Muhammadiyah Sapen (Yogya)

dan dinyatakan Cabang Sapen oleh Bp. H. Sutrisno lewat TVRI.

Mulai tahun tersebut sampai sekarang berkembang lebih cepat

dengan program alternative. Alternative ini dimaksudkan karena

masih memberi kesempatan siswa untuk bersosialisasi dengan

lingkungannya. Tetapi siswa terbimbing ketaqwaannya lewat

bimbingan guru di Sekolah. Sehingga siswa sampai di rumah sudah

sholat Dhuha, Dhuhur, baca Al Qur’an dan sebagainya.

Guru-guru dahulu bantuan dari Pemerintah 100%, sekarang

2%, kelebihannya merekrut dari para Sarjana alumni berbagai

Universitas antara lain: UNS, UNES, IAIN Suka, IAIN Wali Songo,

UNIBRAW, UNSOED, UMM Magelang, UNY, UNTID, STAIN dan

UNSURI. Siswa-siswa yang dahulu hanya limpahan sekolah negeri,

sekarang telah menjadi idola. Dahulu belum ada sarana transportasi,

sekarang sudah ada 8 armada. Siswa dari jarak 0 Km s/d 15 Km di

daerah Kabupaten Magelang. Dan tahun 2004/2005 mempersiapkan

pembangunan gedung dengan biaya 2,2 milyar. Tepatnya di Jl. Tidar

No. 21 Komplek PTM Kota Magelang. Dan di bawah kepemimpinan

Page 119: Implementasi Multiple Intelligences

99

Bp. Salamun, S.Ag.M.Pd.I seorang aktivis Pemuda Muhammadiyah

Kota Magelang dan Dosen di FAI UMM, sekolah mengalami

kemajuan yang luar biasa sehingga bisa bertengger diperingat 1

SD/MI se-Kota Magelang.

c. Visi, Misi dan Motto SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota

Magelang

1) Visi

Menjadi sekolah yang unggul dan model bagi SD Islam

pada umumnya dan SD di lingkungan muhammadiyah pada

khususnya.

2) Misi

a) Mewujudkan sekolah Islam yang melaksanakan proses belajar

mengajar dengan mengaitkan secara mendalam ketiga aspek

perkembangan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b) Menyiapkan siswa sebagai aset sumber daya insani yang

muttaqin dan berkualitas unggul dalam berbagai aspek.

c) Mewujudkan 5 kualitas output secara maksimal: keislaman,

keilmuan, keindonesiaan, kebahasaan, dan ketrampilan

(khususnya komputer)

3) Motto

”Islamic, Creative, Innovative, and Competitive School”

Page 120: Implementasi Multiple Intelligences

100

Dilihat dari visinya SD MUTUAL bercita-cita menjadi

sekolah yang unggul baik dari segi ilmu pengetahuan maupun ilmu

Agama. Dari misinya SD MUTUAL ingin menciptakan kondisi

pembelajaran yang mengaitkan secara mendalam pengetahuan,

keterampilan dan akhlakul karimah. Takwa dan unggul dalam

berbagai aspek. Dari misi ini terlihat keseimbangan antara ilmu

agama dan juga ilmu pengetahuan umum sehingga menghasilkan

manusia yang berkualitas baik agamanya, ilmu pengetahuan

ataupun keterampilan sesuai dengan misi pendidikan Islam yaitu

perpaduan antara dzikir dan pikir yang menjadikan sebagai ilmu

yang terpadu dan utuh.

Sedangkan dari mottonya terlihat bahwa SD MUTUAL

berusaha mengkondisikan dalam keseharian semua warga sekolah

dan lingkungannya yang takwa, berkepribadian muslim, kreatif

baik dalam berfikir maupun bertindak dalam kehidupan sehari-hari,

menghasilkan sesuatu yang baru sebagai hasil dari kreativitas dan

mampu bersaing baik dari segi ilmu ataupun keterampilan dalam

menghadapi perkembangan zaman.

d. Struktur Organisasi

Kepala Sekolah : Salamun, S.Ag, M.Pd.I

Waka Urusan Kurikulum : Mustaqim, S.Pd.I

Waka Urusan AIM : S. Endro Susilo, S.Ag

Waka Urusan Kesiswaan : Wati Prihayanti, S.Ag

Page 121: Implementasi Multiple Intelligences

101

Keuangan : Lis Apriyanti DA, Ani Lestari, SE

Administrasi : Miftakhul Azis, SE

Kebersihan : Lilik Sumedi, Kusnadi, Rochmad H.

Koordinator BP : S. Endro Susilo, S.Ag

Koor. Perpustakaan : Dwi Susilowati, S.Pd.I, Joko Adi Y.

Koor. Lab. IPA : Ambarsari Puspita R, SP

Koor. Lab. Komputer : Singgih Hardjanto

Koor. Lab. Matematika : Yudha Hardiyanto, SE

Koor. Lab. UKS : Ari Nur Cahyani, S.Pd.Si

Koor. Lab. UKS : Ari Nur Cahyani, S.Pd.Si

e. Profil Guru dan Karyawan SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota

Magelang

1) Data Kepegawaian SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota

Magelang Tahun Ajaran 2012/2013:

Tabel 4.1 Data Kepegawaian SD Muhammadiyah 1 Alternatif

NO STATUS KEPEGAWAIAN L P JUMLAH

1. Guru Tetap Diknas - - -

2. Guru Tetap Depag 1 - 1

3. Guru Bantu - - -

4. Guru Tetap Yayasan 5 4 9

5. Guru Kontrak & Tidak Tetap Yayasan

12 17 27

6. Karyawan tetap Yayasan - 2 2

Page 122: Implementasi Multiple Intelligences

102

7. Karyawan Tidak Tetap Yayasan

6 1 7

JUMLAH 24 24 48

2) Profil Guru

Tabel 4.2 Daftar Guru SD Muhammadiyah 1 Alternatif

No Nama Jabatan

1. Salamun, S.Ag, M.Pd.I Kepala Sekolah

2. Mustaqim, S.Pd.I Guru

3. Luqman Novianto, S.Pd.I Guru

4. Jody Nur Ismawan, S.Pd. Guru

5. Wati Prihayanti, S.Ag Guru

6. Yudha Hardiyanto, SE Guru

7. Kussariyani, SP Guru

8. S. Endro Susilo, S.Ag Guru

9. Dika Prima PN, S.Pd. Guru

10. Anwar Rosyid, S.Sos Guru

11. Sulaiman, S.Sos Guru

12. Ida Mubasyiroh, S.Ag Guru

13. Sri Undaryani, S.Pd Guru

14. Hani Hendraswati, S.Si Guru

15. Yeti Indarsih, S.Pd Guru

16. Eka Sulistyaningsih, S.Pd Guru

Page 123: Implementasi Multiple Intelligences

103

17. Maziah Husnawati, S.Pd Guru

18. Erni Setyowati, SS Guru

19. Arini Tilawatil M, S.TP Guru

20. Siti Badilah Guru

21. Singgih Hardjanto Guru

22. Nur Salim, S.Ag Guru

23. Ambarsari Puspita R, SP Guru

24. Anam Muawan S, S.Pd.I Guru

25. Dwi Susilowati, S.Pd.I Guru

26. Wildan Ari Furqon, SS Guru

27. Danu Rohmah Indriningtyas, S.Pd.Si Guru

28. Ari Nur Cahyani, S.Pd.Si Guru

29. Rury Hendrayani, SE Ka. Tata Usaha

30. Lilik Sumedi

Penjaga/Cleaning Servis

31. Lis Apriyanti DA Bendahara

32. Joko Adi Yunarto Perpustakaan

33. Miftakhul Azis, SE Karyawan

34. Ani Lestari, SE Karyawan

35. Kusnadi

Penjaga/Cleaning Servis

36. Rochmad Hidayat Cleaning servis

Page 124: Implementasi Multiple Intelligences

104

f. Keadaan Siswa

1) Jumlah Kelas 1 – 6 = 14 Kelas & Jumlah Siswa:

Tabel 4.3 Keadaan Siswa SD Muhammadiyah 1 Alternatif

Tahun I II III IV V VI Jumlah Jumlah kelas

2005/2006 83 94 85 70 50 7 389 10

2006/2007 105 77 78 78 67 47 452 14

2007/2008 81 106 79 70 80 62 478 14

2008/2009 87 81 103 69 73 73 486 14

2009/2010 120 87 85 100 66 68 525 16

2010/2011 119 120 91 84 91 63 568 18

2011/2012 141 116 116 90 77 84 624 19

2012/2013 144 140 114 115 93 73 679 20

2) Nilai Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional / Ujian Nasional

Sejak adanya Ujian Akhir Sekolah berstandar nasional

(UASBN) atau Ujian Nasional (UN), tahun 2007/2008 sampai

dengan tahun 2011/2012 selalu menempati peringkat satu tingkat

SD/MI sekota Magelang.

Tabel 4.4 Nilai Ujian Akhir Sekolah SD Muhammadiyah 1 Alternatif

Tahun Mata Pelajaran Untuk UASBN Keterangan

Nilai B.IND MAT. IPA JMLH

2007/2008 Klasifikasi A A A A Nilai rata-rata

Page 125: Implementasi Multiple Intelligences

105

Rata-rata 9,06 8,67 8,32 26,05 tertinggi Se-Kota Magelang Terendah 8,00 6,00 7,25 21,50

Tertinggi 9,80 10.00 9,25 28,60

Std.Deviasi 0,48 1,05 0,59 1,8

2008/2009

Klasifikasi A A A A Nilai rata-rata tertinggi Se-Kota Magelang

Rata-rata 8.73 8.75 8.77 26.25

Terendah 6.60 5.75 7.25 21.35

Tertinggi 9.60 10.00 9.50 28.85

Std.Deviasi 0.50 1.14 0.54 1.79

2009/2010

Klasifikasi A A A A Nilai rata-rata tertinggi Se-Kota Magelang

Rata-rata 8.60 9.80 8.90 27.30

Terendah 7.40 8.25 7.75 24.90

Tertinggi 9.80 10.00 9.75 28.90

Std.Deviasi 0.53 0.32 0.43 0.82

2010/2011

Klasifikasi A A A A Nilai rata-rata tertinggi Se-Kota Magelang

Rata-rata 8.72 8.83 8.77 26.32

Terendah 7.60 5.75 6.00 21.85

Tertinggi 9.60 9.75 9.75 28.50

Std.Deviasi 0.40 0.69 0.69 1.29

2011/2012

Klasifikasi A A A A Nilai rata-rata tertinggi Se-Kota Magelang

Rata-rata 8.53 9.35 8.70 26.58

Terendah 7.40 7.90 6.90 23.40

Tertinggi 9.40 10.00 9.60 28.90

Std.Deviasi 0.42 0.45 0.48 1.13

Page 126: Implementasi Multiple Intelligences

106

g. Keadaan Sarana Prasarana

SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang memiliki

sarana dan prasarana sebagai berikut:

1) SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang Jl. Tidar No. 21

Magelang merupakan pengembangan dari SD Muhammadiyah 1

di Jl. Singosari No. 30 Magelang. Berdiri di atas tanah seluas +

3.080 m2 memiliki 2 unit gedung yang berlantai dua dan

digunakan untuk:

Tabel 4.5 Sarana Prasarana SD Muhammadiyah 1 Alternatif

No Nama Ruang Jumlah

1 R. KBM 20

2 R. Laboratorium Bahasa 1

3 R. Laboratorium Komputer 1

4 R. Dapur 1

5 R. Pusat Perpustakaan berbasis IT 1

6 R. UKS dan BP 1

7 R. Guru 1

8 R. Kepala Sekolah 1

9 R. Tata Usaha & Bendahara 1

10 Kamar mandi dan WC 12

11 Ruang Alat Peraga 1

12 Ruang Gudang 1

13 Masjid 1

Page 127: Implementasi Multiple Intelligences

107

2) Memiliki Masjid sebagai tempat kegiatan keagamaan: Sholat

Dhuha, Sholat Dzuhur, dan lain-lain.

3) SD Muhammadiyah 1 Kota Magelang memiliki perpustakaan

dengan dilengkapi dengan 10 rak buku, almari katalog, meja dan

kursi untuk membaca dan ruangan AC. Buku perpustakaan

memiliki koleksi sejumlah 11.275 exp. Terdiri dari Non fiksi dan

fiksi sebagai berikut:

Tabel 4.6 Inventaris Buku Perpustakaan SD Muhammadiyah 1 Alternatif

No Jenis Buku Jumlah

1 Karya Umum 225 exp

2 Agama 424 exp

3 Ilmu-ilmu Sosial 502 exp

4 Bahasa 151 exp

5 Ilmu Alam & Matematika 1197 exp

6 Tehnologi &Terapan 2638 exp

7 Kesenian, Hiburan, dan Olahraga 470 exp

8 Kasusastran (Fiksi) 3398 exp

9 Geografi dan sejarah 293 exp

10 Referensi 800 exp

11 Pegangan Guru 1177 exp

Jumlah 11275 exp

Page 128: Implementasi Multiple Intelligences

108

2. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang

a. Identitas SDIT Ihsanul Fikri Kota Kota Magelang

1) Nama Sekolah : SDIT Ihsanul Fikri

2) Alamat :

a) Jalan : Jl. Jeruk Timur V Sanden

b) Kelurahan : Kramat Selatan

c) Kecamatan : Magelang Utara

d) Kota : Magelang

e) Provinsi : Jawa Tengah

f) Kode Pos : 56115

g) Telp. /HP. : (0293) 314537

h) Website : www.sditihsanulfikri.sekolahjuara.com

i) E-mail : [email protected]

3) Status Tanah : Milik sendiri

4) Status Bangunan : Milik sendiri

5) Terakreditasi : A

6) Jumlah siswa : 706

Ditinjau dari letaknya, SDIT Ihsanul Fikri sangat strategis

karena terletak di tengah-tengah kota Magelang sehingga mudah

untuk dijangkau oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Ditinjau

dari sudut pendidikan SDIT Ihsanul Fikri terletak di dalam kota

namun jauh dari keramaian sehingga sangat kondusif untuk proses

pembelajaran juga terletak dekat daerah persawahan memungkinkan

proses pembelajaran dipadukan dengan alam sekitar.

Page 129: Implementasi Multiple Intelligences

109

b. Visi, Misi dan Motto SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang

1) Visi

Menjadi sekolah Islam unggulan yang mampu

menumbuhkan jiwa pemimpin berkepribadian islami, terampil,

mandiri, menguasai IPTEK dan berpengetahuan luas serta sehat

dan kuat jasmaninya.

2) Misi

a) Menyelenggarakan pendidikan Islam unggulan yang mampu

mengintegrasikan nilai – nilai Islam sebagai pondasi dasar

bagi pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

b) Menyelenggarakan pendidikan untuk melahirkan generasi

yang beraqidah lurus, beribadah secara benar, berakhlak

mulia, berfikir ilmiah, mandiri, kreatif, disiplin serta berbadan

sehat dan bermanfaat bagi umat.

c) Sebagai pioneer dan pusat pengembangan pendidikan Islam

unggulan yang berbasis pada sumber Islam dengan metode

pembelajaran efektif, kreatif, menyenangkan dan bermanfaat

bagi diri sendiri dengan kemaslahatan umat sesuai apa yang

telah ditentukan dalam Al Qur’an dan hadist.

d) Menciptakan suasana kerjasama yang baik antara sekolah,

wali murid, masyarakat dan pemerintah.

Page 130: Implementasi Multiple Intelligences

110

3) Motto

Gali Potensi Raih Prestasi Menuju Ridho Ilahi

Dari visi dan misi tersebut menunjukkan bahwa SDIT

Ihsanul Fikri berusaha menjadi sekolah Islam unggulan,

mengintegrasikan nilai-nilai Islam sebagai pondasi dasar bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga

menghasilkan generasi yang beraqidah lurus, beribadah secara

benar, berakhlak mulia, berfikir ilmiah, mandiri, kreatif, disiplin

serta berbadan sehat dan bermanfaat bagi umat.

c. Struktur Organisasi

Kepala Sekolah : Abdul Rozak Sidik, S.Pd.I

Waka Bidang Kurikulum : Siwi Widiyastuti, S.Pd. SI

Litbang Kurikulum : Rida Rahmawati Rahayu, S.Psi

Admin. Kurikulum : Ari Sulistyana, S.Pd.

Perpustakaan : Idah Rohyati, Budhi Listyawati

Wardhani, S.Pd

Ke-IT-an : Imam Sadzali Cahyo Ari Wibowo,

S.Pd.I, Faisal Trie Atmadja, A.Md

Ko. Wali kelas pararel 1 : Maliehah, S.H.I.

Ko. Wali kelas pararel 2 : Nurfiyati

Ko. Wali kelas pararel 3 : Sri Rahayu, S.Ag

Ko. Wali kelas pararel 4 : Sriningdayanti, S.Pd

Ko. Wali kelas pararel 5 : Ariana Puspasari, SP

Page 131: Implementasi Multiple Intelligences

111

Ko. Wali kelas pararel 6 : Rosyidah Rizki Yanendri, SH

Waka Bidang Tata Usaha : Eny Musana, A.Md

Keuangan : Erry Endah Rahardiyanti, SE, Evik

Priharlina

Adm. Kepegawaian : Bintari Suharyati, SE

Logistik : Slamet Zaenab

Waka Bidang Kesiswaan : Rosiyanti Diah Winarni, SP.

Adm. Kesiswaan : Alfia Rahyuni

Ko. Konseling : Maulina Indrasari, S.Pd

Ko. UKS : Sekar Indraswari, S.Si

Ko. Ekstra kurikuler : Achmad Widodo

Ko. Intra Kurikuler : Abdur Rochim Siddiq, S.Ag.

Waka Bidang Sarpras : Jusixca Tri Marlino, SE

Staf Sarana Prasarana : Abdur Rochim Siddiq, S.Ag

d. Profil Guru dan Karyawan SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang

1) Data Kepegawaian SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang:

Tabel 4.7 Data Kepegawaian SDIT Ihsanul Fikri

NO STATUS KEPEGAWAIAN L P JUMLAH

1. Guru Tetap Diknas - - -

2. Guru Tetap Depag - 1 1

3. Guru Bantu - - -

4. Guru Tetap Yayasan 12 33 45

Page 132: Implementasi Multiple Intelligences

112

5. Guru Kontrak & Tidak Tetap Yayasan

3 12 15

6. Karyawan tetap Yayasan - - -

7. Karyawan Tidak Tetap Yayasan

- - -

JUMLAH 15 46 61

2) Profil Guru

Tabel 4.8 Daftar Guru SDIT Ihsanul Fikri

No Nama Jabatan

1. Abdul Rozak Sidik, S. Pd.I Kepala Sekolah

2. Retno Murdjajanti, S.Pd Guru

3. Budi Listyawati W, S.Pd Guru

4. Achmad Widodo Guru

5. Eny Musana, A.Md Guru

6. Sumiyati, SE. Akt Guru

7. Siti Nurharyati, S.Ag Guru

8. Nur Solikhah, S.Pd.I Guru

9. Rumi Kardiyani Guru

10. Nur Fiati Guru

11. Nurani Setyaningsih, A.Md Guru

12. Bangun Wasito Aji, S.H.I Guru

13. Hening Prasetyaningtyas,S.Pd.I Guru

14. Maulina Indrasari, S.Pd Guru

Page 133: Implementasi Multiple Intelligences

113

15. Rosyidah Rizki Yanendri, SH Guru

16. Titi Wahyu Nugraheni, SH. Guru

17. Heriawan Prasetyo, S.T Guru

18. Akhmad Faozi, S.S Guru

19. Imam Sadzali Cahyo Ariwibowo, S.Pd.I

Guru

20. Siwi Widyastuti, S.Pd.Si Guru

21. Budi Utami, S.TP Guru

22. Abdur Rochim Siddiq, S.Ag Guru

23. Sriningdayanti, S.Pd Guru

24 Rosiyanti Diah Winarni, SP Guru

25 Faisal Trie Atmadja, A.Md Guru

26 M. Tahzinus Showwam, S.Sos.I Guru

27 Ari Sulistyana, S.Pd Guru

28 Dessy Nurmalasari, S.Sos Guru

29 Sekar Indraswari, S.Si Guru

30 Ariana Pusposari, SP Guru

31 Cicik Kusdayanti, S.Ag Guru

32 Sri Rahayu, S.Ag Guru

33 Maliehah, S.H.I Guru

34 Ina Rofi'ah Guru

35 Erry Endah Rahardiyanti Guru

36 Dwi Haryati, S.Pd.Si Guru

37 Muhammad Andy Kurniawan, SE Guru

Page 134: Implementasi Multiple Intelligences

114

38 Jusixca Trimarlino, SE Guru

39 Kriswati, S.Pd Guru

40 Feri Trihadi Prasetyaningsih, S.IP Guru

41 Fitri Linawati, S.Fil.I Guru

42 Erwanto, ST Guru

43 Afni Aishah, SE Guru

44 Puji Ismantari, A.Md Guru

45 Rida Rahmawati Rahayu, S.Psi Guru

46 Eny Sustiyati Guru

47 Irawati, S.Pd Guru

48 Yakup Guru

49 Mohamad Taufik, S.TH.I Guru

50 Anita Sri kurniawati, S.Pd Guru

51 Annisa Uswatun Khasanah Guru

52 Ari Mudrikah, S.Pd Guru

53 Fatimah, S.Pd.I Guru

54 Resti Budi Hestiningdyah, S.Pd.I Guru

55 Anne Zuria El Hanifatullah, S.Pd Guru

56 Nur Ani Susanti, S.Pd Guru

57 Retno Budiarti, S.Pd Guru

58 Titi Kurniasri, S.Pd Guru

59 Sedah Sekar Lati, S.Psi Guru

60 Emma Rifa Rahayu, SE Guru

61 Rudy Haryanto Guru

Page 135: Implementasi Multiple Intelligences

115

e. Keadaan Siswa

1) Jumlah Kelas 1 – 6 dan Jumlah Siswa:

Tabel 4.9 Keadaan Siswa SDIT Ihsanul Fikri

Tahun I II III IV V VI Jumlah Jumlah kelas

2008/2009 111 102 113 99 66 51 542 21

2009/2010 112 106 100 112 100 66 596 23

2010/2011 116 110 104 99 111 99 639 24

2012/2013 158 125 119 109 99 96 706 25

f. Keadaan Sarana dan Prasarana

SDIT Ihsanul Fikri kota Magelang Jl. Jeruk Timur V Sanden

Kramat Selatan, Magelang Utara, Kota Magelang memiliki gedung

yang berlantai dua dan digunakan untuk:

Tabel 4.10 Sarana Prasarana SDIT Ihsanul Fikri

No Nama Ruang Jumlah

1 R. KBM 24

2 R. Kepala Sekolah 1

3 R. Guru 1

4 R. Laboratorium Komputer 1

5 R. Perpustakaan 1

6 R. UKS 2

7 R. Tata Usaha 1

Page 136: Implementasi Multiple Intelligences

116

8 Ruang Sirkulasi / Selasar 4

9 Tempat Bermain / Tempat Olahraga 2

10 Kamar mandi dan WC Guru 4

11 Kamar mandi dan WC Siswa 10

12 Ruang Gudang 5

13 Tempat ibadah 1

B. Penyajian dan Analisis Data

Setelah data terkumpul dengan metode observasi, interview dan

dokumentasi, peneliti dapat menganalisis hasil penelitian dengan teknik

deskriptif kualitatif. Artinya peneliti akan menggambarkan, menguraikan dan

menginterpretasikan data-data yang telah terkumpul sehingga akan

memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh.

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di SD

Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang tentang

implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran adalah sebagai

berikut:

1. Pemahaman Mengenai Multiple Intelligences oleh Kepala Sekolah dan

Guru-Guru.

Teori multiple intelligences merupakan teori kecerdasan ganda

yang menghargai setiap individu memiliki kecerdasan yang unik. Pada

dasarnya setiap anak memiliki kecerdasan majemuk hanya saja tidak

semuanya terasah dengan baik oleh orang tua, pendidik di sekolah atau

Page 137: Implementasi Multiple Intelligences

117

kurikulum nasional sehingga kecerdasan tersebut kurang berkembang.

Teori ini menekankan bahwa kecerdasan itu dikembangkan oleh pengaruh

kebiasaan atau budaya di lingkungan sekolah maupun rumah. Untuk

mengetahui bagaimana implementasi multiple intelligences di SD

Muhammadiyah 1 Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang,

peneliti terlebih dahulu akan menggali pemahaman kepala sekolah dan

guru-guru tentang multiple intelligences itu sendiri, dengan paparan

sebagai berikut:

a. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang

Teori multiple intelligences yang diprakarsai Howard Gardner

merupakan sebuah teori yang menghargai bermacam-macam

kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak. Teori ini terus

berkembang dan sampai saat ini ditemukan 9 macam kecerdasan

antara lain: verbal linguistik, logis-matematis, visual-spasial,

jasmaniah-kinestetik, musikal, intrapersonal, interpersonal,

naturalistik dan eksistensial-spiritual.

Menurut Bapak Salamun, S.Ag, M.Pd.I selaku kepala sekolah

SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang:

“Multiple intelligences meliputi beragam kecerdasan yang pada prinsipnya menghargai kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki setiap anak. Setiap manusia dilahirkan dengan membawa kecerdasan itu baik berupa kecerdasan logis-matematis, naturalistik, bahasa, kinestetik, interpersonal maupun intrapersonal. Sebenarnya kecerdasan itu akan muncul dan berkembang ketika anak diberi stimulus baik dari rumah, sekolah maupun lingkungan sekitar. Ketika seorang anak sejak dini terasah kemampuan atau kecerdasannya akan semakin bagus untuk masa depannya kelak. Di SD Muhammadiyah 1

Page 138: Implementasi Multiple Intelligences

118

Alternatif ini, secara garis besar sudah menggunakan strategi multiple intelligences yang terintegrasi dalam kurikulum berupa pendekatan-pendekatan ataupun strategi yang digunakan oleh guru-guru dalam pembelajaran di kelas. Namun pelaksanaannya belum maksimal. Di SD Muhammadiyah 1 Alternatif ini, sudah memfasilitasi penggalian bakat ataupun kecerdasan melalui kegiatan ekstrakurikuler.”1

Disamping itu pemahaman multiple intelligences itu sendiri

menurut Bapak Mustaqim, M.Pd. sebagai berikut:

“Multiple intelligences merupakan ide yang bagus karena menggali kecerdasan-kecerdasan anak yang tidak hanya diukur melalui IQ saja tapi meliputi berbagai aspek kecerdasan baik logis-matematis, linguistik, intrapersonal, interpersonal, bahasa, musik, naturalis dan kecerdasan agama. Namun dalam penerapannya multiple intelligences itu merupakan proyek yang besar yang melibatkan berbagai sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk memfasilitasi setiap kecerdasan. Pelaksanaan di SD Mutual sendiri diterapkan secara tidak langsung terimplementasi dalam kurikulum misalnya: anak yang pandai dalam musik, guru akan menggunakan strategi pembelajaran dengan lagu ataupun bantuan alat musik. Siswa yang menonjol kinestetiknya, guru akan menggunakan strategi yang melibatkan psikomotoriknya. Selain itu dalam penggalian kecerdasan anak juga disalurkan dalam kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat atau kecerdasan yang dimilikinya.”2

Menurut Bu Wati Prihayanti, M.Pd.:

“Multiple Intelligences merupakan kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa yang harus kita sikapi dengan bijak. Multiple intelligences adalah sebuah gagasan besar di mana anak tidak diukur hanya menggunakan kemampuan IQ saja tetapi memiliki beragam kecerdasan baik dari segi bahasa, matematis, seni, musik, kecerdasan sosial, ataupun intrapersonal. Multiple intelligences sangat penting diterapkan di sekolah. Anak tidak hanya belajar akademis saja, namun perlu digali kecerdasan yang ada pada siswa. Di SD Mutual ini sudah menerapkan Multiple intelligences ditandai dengan ketika pembelajaran di dalam kelas, para guru sudah menerapkan berbagai

1 W.M.1.a

2 W.M.1.b

Page 139: Implementasi Multiple Intelligences

119

metode pembelajaran yang mencakup berbagai aspek kecerdasan. Penggunaan berbagai metode yang beragam tersebut untuk mengantisipasi berbagai kecerdasan yang dimiliki siswa di dalam satu kelas. Di SD ini belum menerapkan kelas-kelas dalam satu macam kecerdasan, namun ada keuntungan juga ketika salah satu siswa memiliki berbagai kecerdasan dan tidak terfokus pada satu kecerdasan saja. Selain pembelajaran di dalam kelas, di SD Mutual ini juga memfasilitasi berbagai kecerdasan misalnya: cerdas di logis-matematis bisa masuk ke KPI Matematika, robotik. Cerdas secara naturalis bisa masuk ke KPI IPA. Cerdas bahasa bisa masuk ke KPI Bahasa Inggris ataupun conversation. Cerdas kinestetis bisa dikembangkan melalui kegiatan sepakbola, bulu tangkis, renang, tapak suci. Cerdas musik bisa dimasukkan ke marching band, kelompok band, paduan suara. Sosial bisa dikembangkan melalui kegiatan Hizbul Wathan.”3

Sedangkan hasil wawancara dengan Bapak Luqman Novianto,

S.Pd.I pengampu pelajaran PAI:

“Multiple intelligences merupakan kecerdasan majemuk yang sangat variatif. Terdapat 8 kecerdasan dalam multiple intelligences itu sendiri antara lain: musik, matematis, emosional, sosial, psikomotorik, bahasa, seni, kecerdasan agama. Selama ini saya mengajar menggunakan berbagai metode yang menyesuaikan dengan kecerdasan-kecerdasan yang ada pada siswa, karena ketika kita menggunakan berbagai variasi metode akan tampak anak tersebut unggul atau berpotensi dalam kegiatan menulis, dengan lagu, metode-metode permainan yang menggunakan gerak psikomotorik. Penerapan multiple intelligences di SD Mutual ini sudah melalui berbagai metode yang bervariatif, maupun melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang menampung berbakai bakat siswa. Misalnya sepakbola, siswa yang cerdas secara kinetetis akan kelihatan berbakat sekali ketika bermain sepak bola di lapangan, atau siswa yang cerdas di musik akan kelihatan sekali ketika siswa bermain band. Potensi kecerdasan itu akan kelihatan menonjol ketika kita sering melakukan komunikasi dan pengamatan baik ketika kegiatan di intra maupun

3 W.M.1.c

Page 140: Implementasi Multiple Intelligences

120

ekstra kurikuler. Hal tersebut merupakan langkah awal untuk menggali kecerdasan yang ada dalam diri siswa.”4

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan tiga orang

guru di SD Muhammadiyah 1 Alternatif kota Magelang tentang

pemahaman multiple intelligences, pengertian yang disampaikan oleh

bapak Salamun bahwa multiple intelligences pada prinsipnya

menghargai kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak.

Beliau sendiri menyebutkan terdapat beberapa kecerdasan dalam teori

ini antara lain: logika, bahasa, kinestetik, interpersonal dan

intrapersonal. Belum seluruh 9 kecerdasan yang dikemukakan oleh

Gardner disebutkan oleh beliau. Sesuai dengan teori ini bahwa

kecerdasan itu akan muncul dan berkembang dengan diberi respon

yang positif. Bapak Salamun menjelaskan kecerdasan-kecerdasan itu

akan muncul ketika diberi stimulus baik di rumah, sekolah maupun

lingkungan sekitar.

Senada dengan bapak Mustaqim yang memaknai bahwa

multiple intelligences merupakan redefinisi dari kecerdasan.

Kecerdasan dulu hanya dinilai dan diukur dari hasil tes IQ saja, namun

dengan adanya teori multiple intelligences ini kecerdasan itu meliputi

berbagai aspek kecerdasan baik logis, linguistik, intrapersonal,

interpersonal, bahasa, musik, audio visual dan naturalis. Begitu juga

yang dikemukakan oleh bu Wati Prihayanti, multiple intelligences

merupakan gagasan besar dimana anak tidak hanya diukur dari segi

4 W.M.1.d

Page 141: Implementasi Multiple Intelligences

121

kemampuan IQ saja, namun mereka memiliki beragam kecerdasan

yang harus disikapi oleh pendidik dengan bijak dalam arti guru guru

menyesuaikan gaya belajar yang dimiliki siswa. Bu Wati juga

menyebutkan beberapa macam kecerdasan majemuk sesuai dengan

teori multiple intelligences antara lain: kecerdasan bahasa, matematis,

seni musik, visual, kinestetis maupun sosial. Bu Wati Prihayanti

menyebutkan kecerdasan ini dengan kata yang mudah untuk diingat.

Di SD ini siswa belajar tidak hanya segi akademis saja, namun juga

memfasilitasi dan menyeimbangkan berbagai macam kecerdasan dan

bakat yang dimiliki oleh anak.

Hal serupa juga disampaikan oleh bapak Luqman Novianto

yang menjelaskan bahwa multiple intelligences merupakan kecerdasan

majemuk yang sangat variatif. Teori multiple intelligences sendiri

macamnya ada 8 kecerdasan dan disebutkan semua kecuali kecerdasan

eksistensial spiritual.

Pada prinsipnya di SD Muhammadiyah 1 Alternatif kota

Magelang ini baik bapak kepala sekolah maupun para guru sudah

memahami multiple intelligences. Hal ini dibuktikan dengan

pemahaman mereka dalam mendefinisikan teori tersebut. Selain itu di

SD ini juga sudah menerapkan teori ini yang terimplementasi dalam

kurikulum pembelajaran walaupun belum maksimal dalam arti

penerapan belum optimal karena belum mengelompokkan satu macam

kecerdasan ke dalam kelompok 1 kelas. Teori multiple intelligences

Page 142: Implementasi Multiple Intelligences

122

sendiri sudah terimplementasi dalam pembelajaran dalam kegiatan

belajar mengajar dengan menggunakan berbagai macam metode untuk

menggali dan mengembangkan kecerdasan-kecerdasan dalam diri

siswa. Selain itu sekolah ini juga memfasilitasi keberagaman

kecerdasan itu dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini

membuktikan bahwa kepala sekolah dan para guru telah memahami

teori multiple intelligences.

b. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang

Hasil wawancara dengan Bapak Abdul Rozak Sidik, S. Pd.I

mengenai pemahaman multiple intelligences sebagai berikut:

“Multiple intelligences merupakan suatu kecerdasan majemuk / ganda yang dimiliki oleh setiap orang, dalam hal ini siswa. Setiap siswa mempunyai minimal satu macam kecerdasan dan ada juga yang memiliki beberapa kecerdasan. Teori ini sangat menghargai keadaan siswa karena siswa tidak hanya dinilai dari segi IQ saja. Misalnya siswa yang berbakat di bidang sepakbola itu memiliki kecerdasan kinestetik namun nilai rapornya kurang. Dalam kasus seperti ini teori multiple intelligences menghargai betul siswa tersebut tidak hanya dinilai dalam hasil rapor saja tetapi ia memiliki kecerdasan di kinestetiknya. Untuk macamnya sendiri banyak antara lain kecerdasan logis matematis, kinestetik, musik, sosial, keagamaan, seni, bahasa. SDIT Ihsanul Fikri sendiri belum sepenuhnya menggunakan kelas yang mengelompokkan siswa yang memiliki satu macam kecerdasan saja. Namun dalam pembelajaran guru-guru menggunakan metode-metode yang bervariasi yang mengakomodir kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki oleh siswa. Sesuai dengan motto sekolah “Gali Potensi Raih Prestasi menuju Ridho Ilahi.” Dalam motto tersebut kita berusaha menggali sedalam-dalamnya potensi yang dimiliki siswa

Page 143: Implementasi Multiple Intelligences

123

untuk meraih prestasi setinggi-tingginya dengan mengharap ridho Ilahi.”5

Pemahaman multiple intelligences menurut bu Emma Rifa

Rahayu, SE:

“Pada intinya saya sangat setuju sekali dengan teori multiple intelligences yang diprakarsai oleh Munif Chatib. Multiple intelligences merupakan bentuk penghargaan yang sangat tinggi menghargai siswa. Kecerdasan majemuk merupakan kecerdasan yang bervariasi dan banyak mewakili kecerdasan tiap-tiap siswa. Ada terdapat 8 (delapan) kecerdasan antara lain kecerdasan matematis, kecerdasan sosial, kecerdasan naturalis, kecerdasan seni musik, kinestetik. Kita sebagai pendidik harus jeli melihat kecerdasan-kecerdasan yang terdapat dalam diri anak. Peristiwa kecil misalnya anak menangis, temannya datang. “Tak antar ke Bu guru yuk!” Dari sini kelihatan si anak yang mengantar itu adalah anak cerdas, punya empati yang tinggi. Multiple intelligences adalah proyek besar yang melibatkan seluruh komponen untuk ikut andil dalam proyek tersebut. Dan di SDIT ini belum menerapkan secara maksimal namun secara ekplisit terdapat dalam metode-metode pembelajaran yang digunakan para guru. Selain itu juga terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler.”6

Pemahaman multiple intelligences menurut Ibu Budi Utami

selaku pengampu mata pelajaran bahasa Inggris:

“Multiple intelligences merupakan kecerdasan majemuk yang terdiri atas kecerdasan-kecerdasan bahasa, matematis, musik, psikomotorik, sosial. Di SDIT ini belum menerapkan teori tersebut secara optimal karena dalam satu kelas masih terdapat berbagai macam kecerdasan dan belum dikelompokkan ke dalam kelompok 1 macam kecerdasan. Namun, teori ini terimplementasi dalam pembelajaran. Ketika menyikapi satu kelas dengan keragaman kecerdasan saya menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif. Dengan begitu akan terseleksi secara alam kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki oleh siswa. Misalnya ketika saya menggunakan metode menyanyi siswa yang memiliki kecerdasan ini akan sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran dan hasil evaluasi sangat memuaskan atau siswa

5 W.T.1.a

6 W.T.1.b

Page 144: Implementasi Multiple Intelligences

124

menonjol di bahasa ketika menggunakan metode percakapan langsung dengan teman akan tampak sekali kemahiran dalam percakapan menggunakan bahasa Inggris.”7

Pemahaman multiple intelligences menurut Bu Rida

Rahmawati Rahayu selaku waka kurikulum SDIT Ihsanul Fikri:

“Multiple intelligences merupakan teori yang mendasari kita untuk berbuat adil dan bijaksana kepada anak-anak karena dalam teori ini kecerdasan seorang anak tidak hanya diukur melalui tingkat IQ saja namun meliputi bermacam-macam kecerdasan antara lain kecerdasan bahasa, logis, kinestetik, naturalis, ataupun sosial. Ketika kita menerapkan teori ini dalam pendekatan kepada siswa akan sangat bijaksana karena kita mengetahui kecerdasan setiap anak yang berbeda-beda dan kita berusaha untuk menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan gaya belajar pada kecerdasan yang menonjol pada siswa tersebut. Misalnya siswa yang menonjol dalam bidang kinestetik, kita menggunakan metode permainan yang berhubungan dengan gerak tubuh ataupun menonjol di kecerdasan musik kita menggunakan metode lagu ataupun alat musik. Multiple intelligences belum secara total digunakan di SDIT ini namun dalam pembelajaran sehari-hari para guru sudah menggunakan berbagai macam metode untuk mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki siswa tersebut. Selain itu kita juga memfasilitasi pengembangan beragam kecerdasan tersebut dalam kegiatan ekstrakurikuler yang memfasilitasi berbagai macam kecerdasan.”8

Multiple intelligences atau biasa disebut dengan kecerdasan

jamak adalah berbagai keterampilan dan bakat yang dimiliki siswa

untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam pembelajaran yang

mencakup 9 kecerdasan antara lain: verbal linguistik, logis matematis,

visual spasial, jasmaniah kinestetik, musikal, intrapersonal,

interpersonal, naturalistik dan eksistensial spiritual.

7 W.T.1.d

8 W.T.1.c

Page 145: Implementasi Multiple Intelligences

125

Di SDIT Ihsanul Fikri, peneliti melakukan wawancara dengan

kepala sekolah dan guru tentang pemahaman multiple intelligences.

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan pemahaman multiple

intelligences oleh Bapak Rozak adalah multiple intelligences

merupakan kecerdasan majemuk atau ganda yang dimiliki oleh setiap

orang dalam hal ini adalah siswa. Beliau menyebutkan bahwa setiap

siswa mempunyai minimal satu kecerdasan yang menonjol dan ada

juga yang memiliki beberapa macam kecerdasan yang menonjol.

Beliau juga menjelaskan teori ini sangat menghargai keadaan siswa

yang tidak hanya dinilai dari segi IQ saja. Misalnya siswa yang

memiliki IQ rendah akan dikatakan bodoh walaupun dia memiliki

prestasi di bidang olah raga. Namun menurut Bapak Rozak sendiri,

siswa tersebut justru cerdas dalam bidang kinestetik. Selain kinestetik

juga disebutkan kecerdasan majemuk itu adalah kecerdasan logis,

musik, sosial, keagamaan, seni, dan juga bahasa. Beliau tidak

menyebutkan tokoh-tokoh multiple intelligences dan menyebutkan

macam kecerdasan itu kurang lengkap.

Motto dari SDIT sendiri adalah gali potensi, raih prestasi,

menuju ridlo Ilahi. Dari moto tersebut tersirat bahwa SDIT ini

menggali potensi atau kecerdasan yang dimiliki oleh siswa untuk

meraih prestasi agar mendapatkan ridlo Ilahi. Hal senada juga

disampaikan oleh Bu Emma yang sangat setuju sekali dengan teori

multiple intelligences yang diprakarsai oleh Munif Chatib. Multiple

Page 146: Implementasi Multiple Intelligences

126

intelligences merupakan bentuk penghargaan yang sangat tinggi dan

bervariasi yang terdiri dari 8 kecerdasan antara lain: logis, sosial,

musik, kinestetik, visual, seni. Bu Emma sendiri sudah menyebutkan

salah satu tokoh multiple intelligences Indonesia yaitu Munif Chatib.

Sebagai pendidik, menurut Bu Emma harus jeli melihat kecerdasan-

kecerdasan yang terdapat dalam diri anak sebagai pijakan untuk

menggali dan mengembangkan kecerdasan mereka melalui

pembelajaran yang menggunakan metode bervariatif. Sama halnya

dengan Bu Budi Utami yang menyatakan bahwa multiple intelligences

merupakan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh siswa. Terdapat

banyak kecerdasan antara lain: kecerdasan bahasa, matematis,

psikomotorik. Menurut Bu Budi Utami, multiple intelligences ketika

diterapkan dengan metode yang bervariasi akan menghasilkan

pembelajaran yang menyenangkan dan mengaktifkan siswa.

Kecerdasan siswa akan berkembang ketika sesuai dengan metode

yang kita terapkan. Bu Budi Utami menemukan berbagai macam

kecerdasan di dalam kelas dan hal itu dijadikan sebagai pijakan untuk

pendekatan pembelajaran secara individual ataupun proses evaluasi

terhadap siswa sesuai dengan kecerdasan masing-masing.

Sedangkan menurut Bu Rida, multiple intelligences

merupakan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh siswa.

Kecerdasan itu antara lain: musik, logis, seni, kinestetik, visual. Siswa

sebenarnya tidak ada yang bodoh, semua siswa dilahirkan dalam

Page 147: Implementasi Multiple Intelligences

127

keadaah fitrah dan cerdas. Hal ini yang menjadikan teori multiple

intelligences sangat adil dan bijak ketika diterapkan di dalam dunia

pendidikan. Kita dapat melihat kecerdasan siswa dari kacamata yang

berbeda-beda dan dari kecerdasan itulah kita gunakan untuk

pendekatan-pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kecerdasan

siswa.

Dari pendapat di atas bahwa pemahaman multiple intelligences

oleh kepala sekolah dan guru sangat bagus sehingga dibuktikan

mereka menerapkan di kelas dengan menggunakan metode-metode

pembelajaran yang bervariasi. Selain itu juga memfasilitasi

perkembangan kecerdasan siswa dengan beragamnya kegiatan

ekstrakurikuler.

2. Kerangka Konseptual Implementasi Multiple Intelligences.

Dalam proses pembelajaran, pendidik berusaha memahami

kemampuan dan kepribadian siswa agar tujuan dapat tercapai yaitu

mengubah tingkah laku baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan

maupun sikap, atau bahkan meliputi segenap aspek kepribadian. Untuk

menyesuaikan dan mengembangkan berbagai kecerdasan anak maka

pembelajaran akan lebih efektif, efisien dan produktif apabila dalam

proses pembelajaran dikemas dalam suasana yang menyenangkan.

Implementasi multiple intelligences di SD Muhammadiyah 1

Alternatif dan SDIT Ihsanul Fikri secara umum adalah strategi

pengkondisian suatu proses pembelajaran yang menerapkan PAKEM

Page 148: Implementasi Multiple Intelligences

128

(Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan). Guru

dituntut benar-benar kreatif dalam mengemas metode-metode yang efektif

dan efisien serta menyenangkan. Kerangka konseptual implementasi

multiple intelligences dalam pembelajaran sebagai berikut:

a. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang

Implementasi multiple intelligences secara garis besar meliputi

tahapan-tahapan input, proses dan output. Tahap input yang

dilakukan adalah mengidentifikasi intelligences primer setiap anak

didik yang dilakukan dengan cara mengobservasi perilaku siswa baik

di kelas atau di luar kelas. Untuk tahap input, anak masuk dari TK ke

SD ada semacam tes psikologi untuk mengetahui kesiapan belajar

anak dan tes ini dilaksanakan bekerjasama dengan fakultas psikologi

Universitas Muhammadiyah Magelang. Untuk kelas 2 - 6 awal

penjajagan dikelompokkan berdasarkan kecerdasan logis matematis

yaitu dengan melihat nilai mata pelajaran matematika dan sains untuk

mempermudah pengelolaan dalam pembelajaran di kelas.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Salamun, S.Ag,

M.Pd.I selaku kepala sekolah SD Mutual Kota Magelang:

“Untuk tahap awal perekrutan, kami mengadakan tes psikologi bagi anak untuk mengetahui kesiapan belajar anak yang dilaksanakan dengan menjalin kerjasama Fakultas psikologi UMM. Untuk kenaikan kelas 2 – 6 pengelompokan berdasarkan kecerdasan logis matematis untuk memudahkan dalam pengelolaan kelas.

Page 149: Implementasi Multiple Intelligences

129

Pengelompokan belum mencakup seluruh kecerdasan karena kendala SDM yang belum siap.”9

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Mustaqim, S.Pd.I

selaku waka kurikulum:

“Untuk tahap awal kita menggunakan tes psikologi dan untuk kenaikan kelas sudah berdasarkan logis matematis. Pengelompokan baru berdasarkan logis matematis saja karena kendala SDM yang belum mencukupi, sarana prasarana masih kurang.”10

Jadi tahap awal perekrutan di SD Mutual ini menggunakan tes

psikologi, kenaikan kelas baru berdasarkan kecerdasan logis

matematis. Belum menekankan pada kelas-kelas berdasarkan

kecerdasan masing-masing siswa karena kendala SDM yang belum

siap.

Tahap kedua adalah tahap proses. Setelah anak terdeteksi

dalam tahap primer, hal ini dikomunikasikan antar guru. Untuk

pelaksanaan pembelajaran di kelas sebagai pedoman menyusun

rencana pembelajaran yang dapat mengembangkan beberapa

intelligensi. Selain menyusun RPP, guru juga memilih strategi

pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh potensi

intelligensi. Strategi pembelajaran dikombinasikan dengan metode-

metode yang bervariatif yang mengoptimalkan kecerdasan-kecerdasan

yang beragam untuk mencapai kompetensi tertentu yang dituntut oleh

suatu kurikulum.

9 W.M.1.a

10 W.M.1.b

Page 150: Implementasi Multiple Intelligences

130

Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Luqman Novianto,

S.Pd.I selaku guru mata pelajaran PAI:

“Ketika mengajar di kelas menggunakan berbagai metode variatif untuk menghindari kebosanan anak. Selain itu juga untuk mengoptimalkan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki anak. Misalnya anak yang aktif (cerdas kinestetik) itu saya buat metode bermain peran menjadi tokoh misalnya tokoh dermawan yang menyantuni orang-orang miskin. Atau untuk pembelajaran di kelas 6, anak yang memiliki kecerdasan audio visual membuat powerpoint sendiri untuk menyajikan hasil diskusi kelompok. Ketika menggunakan media audio visual berupa laptop dan LCD, siswa dapat mempelajari Al Qur’an dan artinya mencakup bahasa, musik, kinestetik, interpersonal dan intrapersonal. Dengan demikian tingkat belajar siswa akan lebih tinggi dibanding jika siswa hanya membaca buku atau mendengar penjelasan dari guru saja”11

Setelah guru di dalam kelas menggunakan berbagai metode

variatif, dilakukan observasi/penilaian baik dilakukan wali kelas

maupun oleh guru-guru lain tentang kecerdasan-kecerdasan yang

menonjol dalam diri siswa. Hal tersebut dilakukan pendekatan

individual dan dikomunikasikan kepada orang tua siswa. Selain

dalam pembelajaran intrakurikuler juga diadakan kegiatan

ekstrakurikuler yang mencakup/memfasilitasi berbagai macam

kecerdasan siswa.

Seperti pernyataan Bu Wati Prihayanti, S.Ag selaku waka

kesiswaan di SD Mutual:

“Implementasi multiple intelligences ketika di dalam kelas guru menerapkan berbagai metode. Selain itu di sekolah ini juga memfasilitasi untuk menggali potensi yang dimiliki anak melalui program ekstrakurikuler yang terdiri dari ekstra wajib dan ekstra

11

W.M.1.d

Page 151: Implementasi Multiple Intelligences

131

pilihan yang dilaksanakan mulai kelas satu sampai kelas lima. Dalam kegiatan ekstra ini langkah awal memberi surat edaran kepada wali murid untuk siswa mengikuti kegiatan ekstra wajib satu dan ekstra pilihan dua. Biasanya orang tua mengkomunikasikan hal ini kepada wali kelas bidang ekstra apa yang pas dengan kemampuan anaknya.”12

Selain dalam pembelajaran yang menggunakan berbagai

metode, SD Mutual juga memfasilitasi berbagai kecerdasan yang

dimiliki oleh siswa antara lain: ekstrakurikuler Tapak Suci, KPI IPA,

KPI Komputer, KPI B.Inggris, KPI MTK, Conversation Club, Seni

Lukis, Tari, Paduan Suara, Macapat, Rebana, Tahfidz dan tartil,

Hisbul Wathan, Sastra Puisi dan Menulis, teater, Marching Band,

PBB, Mading, Sepak Bola (swadana), Renang (swadana), Robotik

(Swadana), Bulutangkis (swadana).

Tahap output dalam implementasi multiple intelligences di SD

Mutual adalah dengan menerapkan evaluasi. Evaluasi menerapkan 3

ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Selain itu juga

melaksanakan penilaian yang bervariasi dan dapat memberikan

banyak motivasi dan merupakan penilaian yang menarik. Penilaian

kognitif biasanya untuk mengukur pengetahuan dari materi

pembelajaran berupa tes harian, tes tengah semester maupun akhir

semester. Penilaian afektif dilakukan melalui pengamatan sikap dan

perilaku keseharian siswa serta penilaian psikomotorik yang dilakukan

biasanya dengan penilaian unjuk kerja. Hasil penilaian ini dilaporkan

12

W.M.1.c

Page 152: Implementasi Multiple Intelligences

132

dalam penilaian raport yang dilaporkan kepada orang tua, padat, dan

penilaian pertengahan semester maupun penilaian akhir semester.

Seperti pernyataan Bapak Mustaqim, S.Pd.I selaku waka

kurikulum SD Mutual:

“Penilaian melalui 3 tahap kognitif baik secara lisan maupun secara tertulis melalui tes harian, mid semester maupun semesteran. Untuk penilaian afektif menggunakan penilaian skala sikap dengan menggunakan interval. Dan untuk penilaian psikomotor dilakukan secara langsung pengamatan oleh guru.”13

Senada dengan pernyataan Bapak Luqman Novianto, S.Pd.I:

“Evaluasi dilakukan melalui tiga tahap kognitif dengan tertulis, pengamatan untuk sikap (afektif) bagi anak yang aktif dan tidak aktif, ataupun penilaian psikomotorik dilakukan ketika praktek sholat, wudhu ataupun penilaian berupa laporan akhir setelah diskusi, kadang evaluasi dengan membuat powerpoint. Untuk pelaksanaan evaluasi dilakukan pada setiap mata pelajaran baik meliputi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Selain evaluasi dalam intrakurikuler saya, dilakukan evaluasi pada kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki metode-metode evaluasi sendiri pada bidang masing-masing untuk mengukur hasil belajar yang tercakup dalam berbagai intelligensi pada setiap individu siswa.”14

Dalam tahap akhir implementasi multiple intelligences di SD

Mutual dilakukan assesmen/penilaian yang tidak hanya mencakup

ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Penilaian-penilaian

menarik lainnya menggunakan pola-pola penilaian alternatif sehingga

semua unsur mendapat perhatian yang optimal baik tentang hasil

belajar siswa maupun tentang pengembangan intelligensi siswa.

Disini menarik sekali karena evaluasi dilakukan dengan menggali

13

W.M.1.b 14

W.M.1.d

Page 153: Implementasi Multiple Intelligences

133

potensi kecerdasan dalam diri siswa pada bidangnya masing-masing

sesuai dengan kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya.

b. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang

Dalam pembelajaran di SDIT Ihsanul Fikri, implementasi

multiple intelligences juga terimplementasi dalam kurikulum yang

Islami. Kerangka konseptual melalui 3 tahap yaitu tahap input,

proses, output melalui tes psikologi dengan tujuan untuk mengetahui

kesiapan belajar siswa dan tes baca Al Qur’an. Namun untuk tes baca

Al Qur’an tidak berpengaruh pada penerimaan siswa. Tes tersebut

hanya untuk mengetahui kemampuan membaca Al Qur’an saja.

Sedangkan tes psikologi pelaksanaannya kerjasama dengan Rumah

Sakit Jiwa kota Magelang. Seperti yang diutarakan oleh Bapak Abdul

Rozak Sidik, S. Pd.I:

“Untuk pendaftaran, jika pendaftar melebihi target dari kuota dilakukan seleksi tes psikologi yang dilaksanakan bekerjasama dengan RSJ Magelang untuk mengetahui kesiapan anak dalam belajar. Dari tes awal itu akan terdeteksi kemampuan bahasa, kemampuan sosial maupun intelektual.”15

Adapun pernyataan dari Bu Emma Rifa Rahayu:

“Untuk perekrutan pertama dilakukan tes psikologi dengan melakukan kerjasama dengan RSJ Kota Magelang, dari hasil tes tersebut digunakan untuk pedoman guru dalam menggunakan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa.”16

Setelah dilakukan tahap awal dengan tes psikologi, tahap

selanjutnya adalah tahap proses dalam pembelajaran. Untuk

15 W.T.1.a

16 W.T.1.b

Page 154: Implementasi Multiple Intelligences

134

pembagian ke kelas 2 – 6 menggunakan kelas campur dimana satu

kelas terdiri dari berbagai macam kecerdasan siswa. Namun untuk

pembagian kelas campur ada keuntungannya yaitu ketika siswa

memiliki lebih dari satu kecerdasan bisa digunakan metode yang

bervariatif. Senada dengan hasil wawancara dengan Bu Budi Utami:

“Ketika mengajar di kelas yang terdapat berbagai macam kecerdasan siswa, maka ada kesulitan. Namun dapat diantisipasi dengan menggunakan berbagai macam metode yang bervariasi. Guru harus dituntut lebih kreatif lagi menggunakan metode-metode baru. Untuk menggali kecerdasan dan mengembangkannya saya sering menggunakan metode yang bervariatif. Salah satunya dengan metode lagu untuk menghafal kosa kata. Dengan menggunakan lagu-lagu yang menarik selain siswa cepat hafal juga mengurangi kebosanan di dalam kelas. Saya juga kadang menggunakan metode “mind map”. Dari metode ini akan terasah kecerdasan seni para siswa untuk berkreasi dalam menuangkan materi dalam bentuk gambar. Terkadang juga menggunakan metode conversation antar teman. Dari sini akan kelihatan sekali anak yang cerdas linguistik.”17

Di SDIT terdapat buku kasus yang dimiliki oleh wali kelas

untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang terjadi pada setiap

siswa. Dalam pengamatan sehari-hari baik oleh guru maupun wali

kelas ada evaluasi yang disampaikan kepada wali murid dan dari hasil

pengamatan itu pula dijadikan pijakan guru dalam menentukan

strategi yang tepat untuk melaksanakan pendekatan-pendekatan

pembelajaran sesuai dengan kecerdasan-kecerdasan yang ditemukan

di dalam kelas.

Selain dalam pembelajaran intrakurikuler yang menggunakan

metode pembelajaran yang bervariatif di SDIT memfasilitasi kegiatan

17 W.T.1.d

Page 155: Implementasi Multiple Intelligences

135

ekstrakurikuler yang beragam untuk menggali dan mengembangkan

potensi kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu siswa. Kegiatan

ekstra terdiri 2 macam yaitu ekstra wajib dan ekstra pilihan. Adapun

ekstra wajib terdiri dari ekstrakurikuler komputer, pramuka, renang

dan lifeskill. Sedangkan untuk ekstra pilihan terdiri dari ekstra-

kurikuler sepakbola, bulutangkis, tenis meja, tartil, rebana, tilawah,

kaligrafi, gambar, jurnalistik dan story telling.

Tahap terakhir dalam proses implementasi multiple

intelligences di SDIT Ihsanul Fikri adalah tahap evaluasi. Evaluasi

dilakukan dengan menggunakan berbagai metode evaluasi yang

menarik bagi siswa. Seperti dinyatakan oleh Bp. Rozak:

“Penilaian dilakukan selain kognitif melalui tes-tes harian juga penilaian afektif dilakukan pengamatan secara langsung sikap keseharian anak ataupun penilaian psikomotor yang dapat dinilai secara langsung.”18

Selain evaluasi meliputi 3 ranah tersebut juga dilakukan

evaluasi linguistik seperti pernyataan Bu Budi Utami pengampu

bahasa Inggris:

“Evaluasi dilakukan dengan secara berpasangan melakukan praktek langsung percakapan bahasa Inggris dari materi yang telah disampaikan.”19

Evaluasi yang dilaksanakan di SDIT juga meliputi penilaian

kognitif yang dilakukan dalam tes tertulis maupun tes lisan selain

penilaian kognitif juga dilakukan penilaian afektif dengan pantauan

18

W.T.1.a 19

W.T.1.d

Page 156: Implementasi Multiple Intelligences

136

keseharian siswa di sekolah maupun melalui buku-buku komunikasi

untuk memantau sikap siswa di rumah yang bekerjasama dengan

orangtua di rumah. Penilaian psikomotor juga dilakukan ketika siswa

unjuk kerja maupun kegiatan-kegiatan yang dilakukan olah siswa di

sekolah. Selain ketiga penilaian tadi juga dilakukan penilaian dengan

pendekatan bahasa yaitu dengan percakapan dengan teman

menggunakan bahasa Inggris. Ataupun penilaian sesuai dengan

bidang ekstrakurikuler masing-masing.

3. Implementasi Multiple Intelligences dalam Pembelajaran

a. Kegiatan dalam Intrakurikuler

1) SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang

Gambaran umum pembelajaran harian di SD Muhammadiyah

1 Alternatif Kota Magelang. SD Mutual mulai masuk pukul 06:30

dan termasuk SD yang masuknya awal di Kota Magelang ini. Rata-

rata SD disini masuk pukul 07:00. Seperti dinyatakan oleh Bapak

Salamun, S.Ag, M.Pd.I selaku kepala sekolah:

“SD Mutual masuk pukul 06:30, kedatangan siswa disambut oleh para guru di depan pintu gerban. Setelah itu siswa masuk ke kelas masing-masing dan dilanjutkan pembelajaran BTA oleh guru pengampu BTA dengan berkelompok. Setelah itu baru pembelajaran biasa. Pukul 09:00 anak-anak istirahat dan melaksanakan sholat dhuha di Masjid. Setelah sholat baru makan snack dilanjutkan pembelajaran dan pukul 12:00 anak-anak kelas 1-2 pulang, kelas 3-6 mendapat makan siang dilaksanakan dikelas masing-masing dan dilanjutkan sholat Dhuhur berjamaah di Masjid dan didampingi oleh Bapak/Ibu guru. Pukul 13:00 masuk pembelajaran di kelas dan pukul

Page 157: Implementasi Multiple Intelligences

137

14:00 anak-anak pulang. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan setelah jam pulang sesuai jadwal ekstra.”20

Setelah melakukan wawancara tentang gambaran umum

pembelajaran harian di SD Mutual, peneliti melakukan pengamatan di

lapangan tentang pelaksanaan pembelajaran harian.21

Peneliti datang di SD Mutual pukul 06:15. Terlalu pagi bagi

kami, namun di SD Mutual sudah banyak Bapak/Ibu guru yang sudah

datang. Para siswa sudah banyak yang berdatangan dan disambut oleh

4 guru. (Pak Wahyu, Pak Singgih, Bu Wulan, dan Bu Ida) di depan

gerbang masuk. Anak-anak berdatangan dengan tertib satu persatu

menyalami guru dan guru menyambut dengan penuh kasih sayang.

Bapak Salamun selaku kepala sekolah juga menyambut anak-anak di

tengah lapangan SD Mutual dan anak-anak bersalaman dengan tertib.

Bel masuk berbunyi, anak-anak memasuki kelas masing-masing.

Pukul 06:30 pelajaran BTA dimulai peneliti melakukan pengamatan di

kelas Nabi Hud. Pembelajaran BTA dibagi menjadi 4 kelompok, tiap

kelompok terdiri dari 8-10 siswa dan diampu oleh 1 orang gutu BTA.

Setelah dibuka bersama-sama dengan doa, anak-anak mengaji satu

persatu dibimbing guru BTA dan yang lainnya. Belajar menulis

huruf-huruf hijaiyah yang sudah terbimbing dalam buku prestasi

Iqro’. Jadi kelas tetap tertib dan wali kelas mendampingi anak-anak

yang kesulitan belajar.

20

W.M.1.a 21

O.M.1.a

Page 158: Implementasi Multiple Intelligences

138

Kami lanjutkan pengamatan ke kelas 2-6 dan rata-rata mereka

pembelajaran klasikal dengan bimbingan wali kelas masing-masing.

Kami melanjutkan ke Masjid ada sekitar 6 guru pengampu BTA bagi

anak-anak bukan kelas I, namun belum bisa membaca Al Qur’an.

Pukul 07:50 bel berbunyi akan mulai pembelajaran. Pukul 09:00-

09:35 ada siswa melaksanakan sholat dhuha secara bergantian dan

yang belum sholat dhuha makan snack terlebih dahulu. Pukul 09:35

masuk pembelajaran sampai pukul 10:30-10:45 istirahat II dilanjutkan

2 pelajaran dan pukul 12:05-12:50 ishoma (istirahat, sholat dhuhur,

dan makan) untuk kelas 3-6. Sedangkan kelas 1 dan 2 pulang.

Pembelajaran kembali sesuai jadwal dan kelas 3-6 pulang. Ketika

sebelum pulang ada evaluasi sebentar tentang pr hari ini yang ditulis

di buku petunjuk pekerjaan rumah. Tepat pukul 14:00 bel pulang

berbunyi anak keluar kelas dengan tertib dan yang bertugas piket

mengerjakan piket kelas. Wali murid sudah menunggu disekitar

lapangan dan masjid.

Dalam kegiatan keseharian dari hasil pengamatan peneliti,

siswa datang pertama kali menyalami guru. Hal ini dapat melatih

kecerdasan interpersonal karena mereka belajar menghormati guru.

Selain itu juga dilakukan pembiasaan sholat Dhuha dan sholat Dhuhur

berjamaah serta hafalan surat-surat pendek dapat meningkatkan

kecerdasan eksistensial spiritual.

Page 159: Implementasi Multiple Intelligences

139

Selain melakukan observasi kegiatan harian, peneliti juga

melakukan observasi implementasi multiple intelligences di dalam

pembelajaran di kelas.

a) Pembelajaran dengan Pendekatan Kecerdasan Jasmaniah Kinestetik,

Linguistik Verbal, Visual Spasial dan Intrapersonal Kelas 2 Nabi

Ibrahim.22

Pembukaan dengan salam oleh Bapak Guru. Untuk memberi

semangat kepada anak-anak, anak-anak menyanyikan lagu “kalau kau

suka hati dengan peragaan tepuk tangan, tepuk meja, injak bumi. Pak

Luqman memberikan ceramah interaktif dengan memancing

pertanyaan ke siswa tentang surat Al Maun. Pak guru menuliskan

poin intinya di papan tulis QS. Al Maun diturunkan di kota Makkah,

terdiri dari 7 ayat, diambil dari surat ke 7 yang artinya barang-barang

berguna.

Setelah anak-anak faham dan dengan tanya jawab yang

mengaktifkan siswa, dilakukan permainan dengan cara dosgrip

dipegang bergiliran sambil menyanyi potong bebek angsa. Ketika

lagu terhenti dan posisi anak yang membawa dosgrip maka anak

tersebut maju ke depan untuk memerankan menjadi guru untuk

menjelaskan kepada teman-teman materi yang sudah dituliskan di

papan tulis. Yang pertama maju, Farhan: mengucapkan salam dan

dengan suara yang lantang ia menjelaskan kepada teman-teman

22

O.M.1.b

Page 160: Implementasi Multiple Intelligences

140

tentang al Maun, anak-anak memberi applaus. Yang kedua Saskia,

anaknya agak pemalu maka Pak Guru membimbing dan memotivasi

Saskia untuk tampil percaya diri dan akhirnya Saskia bisa. Yang

ketiga Raihan. Raihan mengucapkan salam seperti Pak Guru dan

membawa penggaris kayu untuk menjelaskan materi tersebut. Yang

keempat Zaki, Zaki mengucapkan salam dan menjelaskan surat Al

Maun dengan lancar.

Anak-anak bersemangat sekali ketika menyanyikan dan

mendengarkan teman-teman yang maju. Anak-anak mencatat dalam

buku pelajaran dan waktunya ditentukan. Setelah selesai mencatat,

Pak Guru menghidupkan “LCD” dalam layar terdapat ayat pertama

surat al Maun. Kemudian ayat itu dipotong perkata dan diartikan.

Setelah itu anak disuruh membaca lantang dan menghafalkan

artinya. Guru menghapus artinya di layar dan anak-anak diberi

pertanyaan kata yang ditunjuk dan mengartikannya. Siswa menjawab

dengan antusias dan semangat, kemudian Pak Guru menunjuk siapa

yang bisa mengartikan dan Zeta menunjuk jari dan menjawab

pertanyaan dengan benar. Zeta menunjuk Nasya dan Nasya menjawab

dengan benar pula. Seperti proses mengartikan ayat 1, ayat keduapun

demikian.

Setelah itu diadakan kuis antar kelompok berdasarkan deret

meja, kelompok yang menjawab benar dan jawaban paling banyak

itulah pemenangnya. Namun semua kelompok menjadi pemenang

Page 161: Implementasi Multiple Intelligences

141

karena menjawab dengan benar. Sebagai evaluasi akhir, siswa

menuliskan potongan-potongan ayat dan mengartikannya. Guru

melakukan penilaian dan pelajaran ditutup dengan doa penutup majlis.

Dari kegiatan pembelajaran di atas guru tampak sekali

bersemangat dalam menyampaikan pembelajaran sehingga kelas anak-

anak juga terlihat semangat dan antusias. Guru dalm kegiatan

pembelajaran ini dengan menggunakan pendekatan kecerdasan

jasmaniah kinestetik terlihat dari karakteristik pembelajaran ini

melibatkan aktivitas fisik dengan melakukan gerakan-gerakan tubuh

dengan bermain peran menjadi seorang guru. Dalam pembelajaran ini

tampak proses transfer ilmu dilakukan dengan penghafalan dan

penguatan materi yang dulang ulang melalui kegiatan siswa

menjelaskan kembali pokok materi yang sudah dituliskan dalam

bentuk diagram yang menarik sehingga tampak pokok materi

disampaikan oleh anak yang berperan menjadi seorang guru mudah

untuk dilakukan tanya jawab langsung kepada teman-temannya yang

berperan sebagai murid.

Dalam kegiatan ini akan tampak sekali anak yang memiliki

kecerdasan jasmaniah kinestetik ketika ia memerankan diri secara

aktif menjadi seorang guru yang persis dengan contoh gerakan dari

pak guru tadi sewaktu menjelaskan pertama kali. Namun ada anak

yang tampak malu dan dengan gerakan yang kaku memerankan

menjadi guru, dan perlu dimotivasi oleh guru secara langsung.

Page 162: Implementasi Multiple Intelligences

142

Aktivitas ini juga menggunakan pendekatan kecerdasan linguistik

verbal karena anak ketika menjelaskan materi yang disampaikan

menggunakan kata-kata sendiri. Dari aktivitas ini nampak sekali

kemampuan linguistik yang dimiliki oleh setiap anak. Anak yang

menonjol dalam kecerdasan linguistiknya akan nampak sekali lancar

dan runtut dalam menyampaikan materi dan dengan bahasa luwes.

Namun ditemui juga anak yang kaku bahasanya dan perlu dibimbing

dan diberi contoh langsung dari guru dengan mengikuti kata-kata dari

guru tersebut.

Kegiatan pembelajaran ini diakhiri dengan penyajian

pembelajaran menggunakan LCD untuk memudahkan anak dalam

mengartikan penggalan kata-kata setiap ayat dalam surat Al Maun.

Kegiatan ini merangsang dan mengembangkan kecerdasan anak visual

spasial. Anak yang menonjol dalam kecerdasan visual spasial akan

cepat hafal daripada siswa yang lain, dan selalu aktif menjawab arti

ayat yang dihilangkan oleh guru. Ketika guru menyimpulkan

pelajaran melibatkan pendekatan kecerdasan intrapersonal guru

menciptakan suasana yang melibatkan emosional anak-anak dari

kandungan surat Al Maun (ayat 1-2) yaitu termasuk orang yang

mendustakan agama karena menghardik anak yatim. Guru mengajak

anak-anak untuk selalu menyayangi anak-anak yatim.

Dari observasi di kelas 2 Nabi Ibrahim memperlihatkan

bahwa ketika guru menggunakan metode yang menarik, kreatif dan

Page 163: Implementasi Multiple Intelligences

143

melibatkan keaktifan siswa melalui beberapa pendekatan kecerdasan

akan efektif sekali untuk mengembangkan masing-masing kecerdasan

yang muncul sehingga anak tidak terbebani dengan hafalan tetapi

tanpa menyadarinya mereka hafal dengan sendirinya.

b) Pembelajaran dengan Pendekatan Kecerdasan Linguistik Verbal,

Intrapersonal dan Logis Matematis Kelas 2 Nabi Ismail.23

Guru membuka dengan salam, siswa diajak tepuk semangat

dan tepuk anak sholeh. Guru melakukan apersepsi dengan mengulang

pelajaran kembali tentang benda-benda berharga seperti piala, foto

album, medali.

Dan tugas kemarin anak membawa foto bersama keluarga dan

masing-masing siswa mengeluarkan foto masing-masing. Guru

menyuruh siswa menceritakan foto itu, kapan, dimana dan dalam

peristiwa apa. Secara bergantian namun tidak semuanya anak dapat

menceritakan dengan cerita tersebut. Kemudian guru dengan tanya

jawab interaktif tentang dokumen-dokumen berharga. Guru

menunjukkan kartu keluarga dan menjelaskan sisi yang terkandung

dalam kartu keluarga tersebut dan kegunaannya. Setelah dijelaskan

tentang kartu keluarga, siswa diberi pertanyaan sebagai umpan balik

seputar kartu keluarga. Dokumen yang kedua adalah akte kelahiran.

Guru membawa contoh langsung dan tanya jawab interaktif dan siswa

aktif menjawab karena rata-rata mereka memilikinya. Dokumen

23

O.M.1.c

Page 164: Implementasi Multiple Intelligences

144

ketiga adalah buku pernikahan. Ketika dokumen itu ditunjukkan,

banyak siswa yang belum tahu kemudian guru menjelaskan itu adalah

buku pernikahan yang dimiliki oleh orang yang sudah menikah.

Seperti ayah dan ibu kalian. Dokumen keempat yang ditunjukkan

adalah KTP. Siswa disuruh mengidentifikasi KTP, apa saja yang

tercantum dalam KTP, dan siswa menjawab dengan aktif. Guru

memberi selingan tepuk semangat. Dokumen kelima adalah SIM,

salah satu siswa menceritakan tentang SIM. Guru menjelaskan

tentang SIM kemudian guru dan siswa menyimpulkan bersama-sama

dokumen-dokumen yang telah dijelaskan tadi. Setelah itu evaluasi

terakhir adalah guru menuliskan di papan tulis 5 soal tentang dokumen

tadi. Siswa mengerjakan dan buku dikumpulkan kemudian guru

menutup pelajaran dengan salam.

Dari kegiatan pembelajaran di atas guru menggunakan

pendekatan kecerdasan linguistik verbal dengan aktivitas anak

menceritakan foto dari tugas yang dibawa oleh anak. Guru

memperlihatkan foto yang dibawa kepada anak-anak dan anak yang

membawa tersebut disuruh menceritakan peristiwa yang terjadi dalam

foto tersebut. Anak yang menonjol kecerdasan linguistiknya akan

mampu menceritakan foto tersebut dari waktu, peristiwa ketika foto,

tempat, siapa saja yang ada dalam foto tersebut secara runtut dan tidak

dibantu oleh guru, namun ditemukan juga anak yang belum bisa

menceritakan foto tersebut dan perlu digali melalui beberapa

Page 165: Implementasi Multiple Intelligences

145

pertanyaan. Anak yang memiliki kecerdasan linguistik ini juga aktif

memberikan tanggapan pada foto yang sedang diceritakan oleh siswa

tersebut. Dari kegiatan menceritakan peristiwa dalam foto siswa

sebenarnya juga mengembangkan kecerdasan intrapersonal dengan

mengungkapkan perasaan yang dialaminya ataupun memberikan

tanggapan terhadap perasaan yang dialami oleh temannya.

Selain pendekatan linguistik guru juga melakukan pendekatan

logis matematis dengan aktivitas anak memberikan tanggapan

terhadap dokumen-dokumen yang dibawa oleh guru. Misalnya KTP,

anak disuruh mengidentifikasi pengamatan pada KTP tersebut secara

rinci, dari kegunaan, apa saja identitas seseorang yang tercantum

dalam KTP begitu juga dengan KK, akte kelahiran dan juga SIM. Dari

kegiatan ini anak akan terlihat berpikir kritis dalam membuat

penjabaran-penjabaran dari dokumen yang ditunjukkan oleh guru

dengan bahasa yang sederhana sesuai dengan kematangan berfikir

pada anak kelas 2.

Untuk membantu mengaktifkan berpikir kritis guru menggali

dengan pertanyaan-pertanyaan yang beragam, dari kegiatan ini anak

yang memiliki kecerdasan menojol dalam logis matematis akan aktif

menjawab pertanyaan dari guru dan akan bertanya juga mengenai

peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki berhubungan

dengan dokumen tersebut, misalnya “kenapa KTP dimiliki setelah

umur kita 17 tahun?” pertanyaan tersebut sederhana namun, kritis.

Page 166: Implementasi Multiple Intelligences

146

Tetapi banyak juga ditemukan siswa yang hanya mendengarkan

penjelasan dari guru saja.

c) Pembelajaran dengan Pendekatan Kecerdasan Logis Matematis,

Visual Spasial, jasmaniah kinestetik Kelas 5 Nabi Daud.24

Setelah membuka dengan salam, guru melakukan apersepsi

tentang pelajaran kemarin tentang kerja paru-paru. Guru melakukan

pertanyaan interaktif kerja paru-paru dibantu oleh otot tulang rusuk

dan diafragma. Guru memberi pertanyaan ‘pernafasan dada dibantu

oleh apa’ dan dijawab oleh Galih ‘otot tulang rusuk’. Dan pertanyaan-

pertanyaan interaktif terus dilakukan dan anak-anak aktif menjawab.

Kelas aktif interaktif dan anak-anak terkonsentrasi ke guru. Karena

guru juga jeli memperhatikan siswa yang tidak konsentrasi akan diberi

pertanyaan.

Proses pernafasan dada langsung dipraktekkan, siswa

seluruhnya langsung mempraktekkan pernafasan dada dan menghirup

oksigen dan mengeluarkannya berulang-ulang. “Apa yang siswa

rasakan?” ketika oksigen masuk. Siswa menjawab ‘tulang rusuk naik’

dan selanjutnya “Apa yang kalian rasakan, bagaimana rongga dada?”

Siswa menjawab “rongga dada mengembang.”

Guru membuat skema di papan tulis ketika oksigen masuk

ditanyakan kepada anak-anak kondisi tulang rusuknya, anak-anak

menjawab “tulang rusuk naik sehingga dada mengembang.” Dan

24 O.M.1.d

Page 167: Implementasi Multiple Intelligences

147

“Bagaimana karbondioksida keluar?” Maka anak menjawab “tulang

rusuk kembali semula, rongga dada mengempis.”

Setelah pernafasan dada, guru menyuruh anak untuk

melakukan pernafasan perut namun sebelum mempraktekkan guru

tanya jawab dulu tentang diafragma. Dan Fida menjawab “sekat atau

batas rongga dada dengan perut.” Guru menyimpulkan definisi dari

diafragma dan menggambarkannya di papan tulis. Guru mengajak

siswa-siswa berdiri semua untuk mempratikkan pernafasan rongga

perut. Ketika oksigen masuk, diafragma naik, rongga perut

mengembang dan sebaliknya. Setelah anak mempratikkan dan faham

perbedaan pernafasan rongga dada dan rongga perut, sebagai bentuk

evaluasi guru menyuruh siswa mencatat sendiri bagaimana proses

terjadinya pernafasan rongga dada dan rongga perut. Ketika mencatat

itu, siswa menulis semuanya dan guru melakukan pembimbingan

berkeliling kelas untuk membantu siswa yang belum bisa membuat

kesimpulan sendiri. Setelah mencatat selesai, Qoni membacakan hasil

kesimpulannya menggunakan kata-kata sendiri. Sama dengan Qoni,

Rafi membacakan hasil kesimpulan.

Guru bersama-sama dengan murid menyimpulkan pelajaran

hari ini tentang proses pernafasan dada dan perut. Setelah

menyimpulkan, terjadi tanya jawab penyakit yang berhubungan

dengan pernafasan. Sebagai penutup, guru menutup dengan salam.

Page 168: Implementasi Multiple Intelligences

148

Dalam pembelajaran yang peneliti amati ini, guru melakukan

strategi pembelajaran multiple intelligences dengan pendekatan

kecerdasan logis matematis, hal ini terlihat ketika guru dan siswa

mempraktekkan proses pernafasan dada, anak disuruh

menghubungkan proses tersebut dengan keadaan tulang rusuk anak-

anak dan keadaan rongga dada. Ketika udara masuk paru-paru akan

naik dan rongga dada akan mengembang karena terisi penuh dengan

udara. Begitu juga ketika udara keluar tulang rusuk akan turun dan

rongga dada mengempis. Dari kegiatan ini guru mengarahkan anak

untuk berfikir logis dan analisis dalam mencari hubungan udara

masuk dengan keadaan tulang rusukdan rongga dada. Anak berfikir

logis dan analisis merupakan karakteristik kecerdasan logis matematis.

Selain pendekatan logis matematis guru juga menggunakan

pendekatan kecerdasan visual spasial dengan menggambarkan

keadaan diafragma di papan tulis. Anak sulit membayangkan keadaan

diafragma yang masih asing bagi anak, dengan menggambarkan

keadaan diafragma di papan tulis anak jadi faham bagaimana keadaan

diafragma ketika udara masuk pada pernafasan perut dan dihubungkan

keadaan perut. Udara masuk diafragma akan naik karena rongga perut

membesar pada pernafasan perut, dan rongga udara keluar diafragma

akan kembali semula. Dengan menggunakan gambar anak jadi

semakin faham tentang kondisi diafragma. Karakteristik anak yang

Page 169: Implementasi Multiple Intelligences

149

cerdas dalam visual spasial salah satunya dengan mudah faham ketika

pelajaran disajikan dengan gambar.

Pembelajaran ini juga melakukan pendekatan jasmaniah

kinestetik dengan melakukan berbagai kegiatan gerak tubuh ketika

melakukan praktek pernafasan dada maupun saat melakukan

pernafasan perut.

2) SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang

Proses pembelajaran di SDIT Ihsanul Fikri dimulai pada pukul

07:30. Sebelum pembelajaran dimulai pada tiap kelas melakukan bina

suasana terlebih dahulu yang dilakukan oleh wali kelas masing-

masing. Seperti pernyataan Bapak Abdul Rozak Sidik, S. Pd.I:

“Sebelum dilakukan pembelajaran di SDIT ini dilakukan bina suasana yang diisi oleh wali kelas. Bina suasana ini bertujuan untuk memotivasi awal siswa. Kegiatannya berupa hafalan-hafalan ayat, pembacaan Ma’tsurat, mengaji bersama, tausiah-tausiah dari wali kelas. Kadang ada cerita-cerita inspiratif yang dapat membangkitkan cita-cita siswa seperti cerita tokoh-tokoh penemu dunia. Setelah dilakukan bina suasana masuk jam pelajaran sesuai dengan jadwal masing-masing kelas. Pada pukul 09:00 istirahat dan kegiatan siswa adalah sholat dhuha, setelah itu baru makan snack. Setelah itu dilanjutkan proses pembelajaran kembali. Pembelajaran Ummi dilakukan sesuai jadwal pada kelas masing-masing. Pembelajaran Ummi merupakan pembelajaran Al Qur’an dengan metode Ummi yang dibuat perkelompok dan tempat tidak harus di dalam kelas. Bisa di aula, lorong-lorong kelas untuk menghindari kebosanan siswa duduk di dalam kelas. Pukul 12:00 sholat dhuhur dan makan siang. Pukul 12:55 masuk kembali ke kelas dan pada pukul 14:40 ada tausiah sore dilakukan oleh wali kelas masing-masing untuk mengevaluasi

Page 170: Implementasi Multiple Intelligences

150

kegiatan siswa selama satu hari penuh dan kegiatan diakhiri dengan berdoa dan pulang.”25

Dari gambaran umum di atas dapat terlihat padat sekali jadwal

di SDIT Ihsanul Fikri yang dimulai dari pukul 07:30 sampai dengan

pukul 14:40. Peneliti mengadakan pengamatan tentang gambaran

umum kegiatan harian siswa. 26

Pagi itu peneliti datang pukul 07:15 terlihat siswa banyak

berdatangan dan disambut langsung oleh guru-guru di pintu masuk

SDIT. Siswa berjabat tangan dengan para guru yang menyambutnya.

Peneliti melihat beberapa anak laki-laki tidak berjabat tangan dengan

guru yang kebetulan perempuan. Setelah kami tanyakan ternyata

mulai kelas 4 – 6 mulai dikenalkan konsep ikhwan dan akhwat. Jadi

ikhwan tidak bersalaman dengan bu guru atau sebaliknya akhwat tidak

bersalaman dengan pak guru. Siswa masuk dengan tertib dan

membawa sepatu karena memang untuk menjaga kebersihan. Di sini

para siswa dan guru masuk tanpa sepatu. Setelah itu siswa

meletakkan sepatu ditempatnya masing-masing yang diletakkan

disamping pintu masuk setiap kelas. Bunyi bel berdering menandakan

sudah masuk. Kebetulan hari itu hari senin jadi diadakan apel

bersama. Para guru sibuk menyiapkan peralatan apel dan

mempersiapkan siswa untuk berbaris rapi perkelas dari kelas 1 – 6

dengan pola barisan membentuk huruf U. Para bapak guru di sebelah

25

W.T.1.a 26

O.T.1.a

Page 171: Implementasi Multiple Intelligences

151

kanan tempat inspektur upacara dan para ibu guru di sebelah kiri.

Ada juga guru-guru yang menjaga di belakang barisan siswa untuk

mengawasi jalannya apel pagi supaya tertib setelah barisan siap.

Komandan upacara memasuki lapangan dan menyiapkan keseluruhan

peserta upacara. Inspektur upacara memasuki lapangan, pasukan

disiapkan dan pemberian hormat kepada inspektur upacara.

Pembacaan ayat suci Al Qur’an dilanjutkan tausiyah dari Bu Siwi

selaku inspektur upacara menyampaikan pembinaan tentang ketertiban

siswa ketika sholat dhuhur di Masjid ternyata dinilai oleh masyarakat

sekitar, untuk itu siswa dihimbau untuk lebih tertib lagi. Bu Siwi

menyebutkan termasuk orang-orang yang beruntung adalah mereka

yang sholatnya khusu’. Jadi ketika sholat tidak boleh sambil bermain.

Selain itu juga menjaga dari perkataan yang sia sia yang kadang dapat

memicu perkelahian antar siswa itu sendiri. Dan orang yang paling

kuat adalah orang yang mampu mengendalikan amarah dan hawa

nafsunya. Setelah itu pasukan disiapkan kembali dan pembacaan doa

oleh Bpk. Rochim. Penghormatan pada inspektur upacara dan segera

meninggalkan lapangan upacara. Komandan upacara meninggalkan

barisan dan pembubaran barisan dengan tertib dari kelas satu

bersalaman dengan bapak kepala sekolah satu persatu. Untuk kelas 4-

6 masuk lewat pintu kanan.

Dari gambaran di atas peneliti lihat bahwa pembinaan karakter

di SDIT sangat bagus. Dari pertama siswa datang dan disambut oleh

Page 172: Implementasi Multiple Intelligences

152

guru sudah terlihat contoh teladan dari para guru dalam sopan santun,

senyum, rapi dalam berpakaian, tertib dan juga disiplin. Dari

penyambutan yang siswa menyalami guru yang ada di depan gerbang

sudah tampak ditanamkan sejak dini perbedaan lawan jenis ikhwan

dan akhwat untuk sebutan di SDIT. Mulai kelas 4 anak-anak tidak

bersalaman dengan bapak/ibu guru yang beda lawan jenisnya.

Kedisiplinan tampak sekali ketika anak datang sebelum bel berbunyi.

Di SDIT ini kebersihan juga ditanamkan dengan cara siswa melepas

sepatu ketika mau memasuki gedung. Dan dengan tertib sekali baik

guru maupun siswa meletakkan sepatu pada tempatnya sehingga

tampak rapi di depan pintu masuk gedung. Setelah bel berbunyi siswa

dan guru langsung menuju ke lapangan untuk mengikuti upacara.

Kesadaran siswa tinggi dalam mengikuti apel terbukti dengan tidak

adanya siswa di dalam kelas. Ketika apel tetap ada pembacaan ayat

suci Al Qur’an, ini membedakan dengan SD umum lainnya. Inspektur

upacara ketika memberi pembinaan juga mengacu pada ayat-ayat Al

Qur’an. Walaupun pagi itu panas namun tetap terlihat tertib. Saat

pembubaranpun sangat tertib karena satu-persatu menyalami bapak

kepala sekolah.

Selain apel pagi kami juga mengamati pembelajaran Ummi

yang merupakan program ungulan SDIT sebagai pembelajaran Al

Qur’an. Pembelajaran Ummi dilakukan secara berkelompok

Page 173: Implementasi Multiple Intelligences

153

berdasarkan jilid Ummi. Tempat juga kebanyakan di luar kelas untuk

menghindari kebosanan ketika berada di dalam kelas terus.

Kegiatan dilanjutkan dengan pembelajaran di kelas masing-

masing. Pada pukul 09.15-09.50 anak-anak istirahat dan dilanjutkan

dengan sholat dhuha. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan lagi sesuai

dengan jadwal masing-masing kelas. Pada pukul 12.10 anak-anak

istirahat dimanfaatkan untuk sholat dhuhur berjamaah di masjid untuk

kelas 3-6 dan di kelas masing-masing untuk kelas 1-2. Pukul 12.30

anak-anak pulang awal karena hari pertama masuk sekolah setelah

libur hari raya.

Dalam melakukan kegiatan harian anak-anak tampak tertib

dan tetap ceria walaupun pulang sampai sore. Hal ini karena di

sekolah dikondisikan hubungan yang akrab antara guru dan siswa,

perhatian, komunikatif, pembelajaran yang menyenangkan dari para

guru menjadikan siswa nyaman di sekolah. Selain aktifitas harian

peneliti juga melakukan pengamatan pembelajaran di kelas.

a) Pembelajaran dengan Pendekatan kecerdasan Interpersonal dan

Jasmaniah Kinestetik Kelas V D.27

Guru masuk ke kelas pukul 11.05, guru mengucapkan salam

dilanjutkan dengan hafalan surat Al Fajr dipandu oleh guru dengan

bacaan murottal. Suasana terlihat tenang dan damai dengan alunan

27

O.T.1.b

Page 174: Implementasi Multiple Intelligences

154

hafalan surat Al Fajr dari anak-anak dengan fasih dan murottal yang

bagus sekitar 5-10 menit hafalan itu selesai. Setelah itu dilanjutkan

dengan review materi yang sudah berlangsung selama 1 semester

tentang surat Al Maun, Al Fiil, Nabi dan Rasul, Khalifah Abu Bakar

dan Umar, meneladani kisah Abu Bakar dan Umar, serta puasa.

Tanya jawab interaktif oleh guru dan siswa menjawab dengan aktif.

Setelah review dan mengingat kembali materi yang sudah dipelajari.

Guru membentuk kelompok untuk diskusi dalam satu kelas dibagi

menjadi 6 kelompok dan guru menuliskan materi diskusi. Dalam

kelompok membuat pertanyaan-pertanyaan tentang materi kel I (Al

Maun), kelompok II (Al Fiil), kelompok III (Nabi dan Rasul),

kelompok IV (Khalifah Abu Bakar dan Umar), kelompok V

(Meneladani kisah Abu Bakar dan Umar), kelompok VI (puasa).

Dalam diskusi tersebut diberi waktu 15 menit dan tiap kelompok

bebas memilih tempat yang mereka sukai. Ada yang di halaman, teras

kelas, di dalam kelas bahkan di belakang kelas.

Dalam diskusi kelompok mereka mendiskusikan pertanyaan-

pertanyaan dan dituliskan pada 12 kertas yang disediakan oleh guru.

Setiap satu kertas terdiri dari satu pertanyaan. Setelah diskusi selesai

kertas-kertas tersebut digulung dan dimasukkan ke dalam kaleng yang

disediakan guru. Kertas-kertas tersebut disebar dan dilempar ke atas,

setiap anak harus mengambil 2 kertas gulungan. Guru menyuruh

anak-anak berkumpul di lapangan dan membuat lingkaran besar dan

Page 175: Implementasi Multiple Intelligences

155

guru berdiri di tengah. Selanjutnya sebagai bentuk evaluasi siswa

maju bergantian untuk membaca soal dan menjawabnya, bagi yang

tidak bisa menjawab mendapat hukuman. Guru dan siswa yang lain

menyimak jawaban siswa yang maju dan mengoreksi jawaban secara

lisan dari hasil jawaban siswa tersebut. Ketika waktu hampir habis

dan tidak semua siswa bisa membaca satu persatu, akhirnya dibuat

berpasangan. Dengan berpasangan satu siswa menjawab gulungan

kertas dan pasangannya menyimak jawabannya jika belum tahu

ditanyakan kepada guru langsung. Guru memberikan penilaian

terhadap siswa dan setelah itu menutup dengan salam.

Dari pembelajaran ini guru melakukan strategi pembelajaran

multiple intelligences dengan pendekatan interpersonal hal ini terlihat

ketika dalam diskusi kelompok. Siswa yang memiliki kecerdasan ini

akan tampak bahagia ketika berada dalam situasi yang membangun

interaksi antara satu dengan yang lainnya. Mereka juga terlihat sangat

produktif dalam menguasai diskusi dalam kelompok dan berkembang

dengan pesat ketika belajar secara kooperatif dan kolaboratif. Namun,

ditemukan juga beberapa anak yang tampak tidak aktif dan biasa saja

menanggapi belajar dalam kelompok.

Selain pendekatan kecerdasan interpersonal, guru juga

melakukan pendekatan kecerdasan jasmaniah kinestetik dengan

melakukan kegiatan di lapangan, dengan guru melempar soal-soal

yang sudah ditulis dikertas dan digulung serta dilempar keatas, anak

Page 176: Implementasi Multiple Intelligences

156

dengan semangat berlarian mengambil kertas-kertas tersebut. Siswa

tampak senang aktifitas tersebut.

b) Pembelajaran dengan Pendekatan Kecerdasan Naturalistik, Logis

Matematis dan Linguistik Verbal Kelas 1 A.28

Bu Emma mengucapkan salam kepada anak-anak, setelah

anak-anak menjawab salam bu Emma menyuruh anak-anak

melakukan tepuk semangat. Setelah itu dilakukan apersepsi, guru

menanyakan materi kemarin dan memperagakan suara-suara hewan,

anak-anak disuruh menyebutkan jenis hewan yang mempunyai suara

tersebut.

Inti pembelajaran, dimulai dengan pertanyaan: “Siapa yang

menciptakan tumbuh-tumbuhan?”, anak menjawab “Allah”. Di depan

kelas tersedia banyak sayuran. Guru mengambil wortel, anak-anak

disuruh mengidentifikasi wortel dari rasa, kegunaan, warna dan lain-

lain. Mengambil salak, anak-anak disuruh mengidentifikasi manfaat,

rasa, warna. Kacang panjang dan anak-anak mengidentifikasi

termasuk jenis, manfaat, bentuk, warna.

Guru menyuruh Maulana maju untuk mengambil satu

buah/sayur dan disuruh bercerita. Maulana mengambil pepaya dan

disuruh menceritakan nama, jenis, manfaat. Guru mengambil daun

pohon jati dan menyebutnya sebagai jenis pohon pelindung. Setelah

itu Oca maju ke depan dan mengambil wortel. Teman-teman

28

O.T.1.c

Page 177: Implementasi Multiple Intelligences

157

mengidentifikasi kegunaan, jenis dan warna. Guru menawarkan siapa

yang mau maju ke depan? Mas Yuli maju ke depan dan mengambil

sayuran. Dan teman-teman mengidentifikasi nama dan jenis. Anak-

anak berebut untuk maju ke depan. Mas Ata mengambil tempe dan

teman-teman mengidentifikasi kegunaan nama, jenis dan manfaat.

Setelah itu Mbak Dila mengambil timun, anak-anak mengidentifikasi

nama, jenis dan manfaat.

Disela-sela pembelajaran, guru menyelipkan pembimbingan

karakter tentang kancil mencuri timun. Setelah itu mas Firman maju

dan mengambil kobis dan menceritakan tentang kobis itu, jenis dan

manfaatnya. Setelah itu mas Rafi mengambil kangkung dan teman-

teman mengidentifikasi nama, jenis dan manfaat. Setelah semua

menyebutkan jenis-jenis tumbuhan yang dibawa oleh bu Emma,

akhirnya guru dan siswa membuat kesimpulan tentang jenis-jenis

tumbuhan. Ucapan bersyukur dengan Hamdalah bersama-sama dan

menutupnya dengan salam. Dilanjutkan makan pepaya bersama.

Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan dalam

pembelajaran ini guru menggunakan strategi multiple intelligences

dengan melakukan pendekatan naturalistik, dimana guru menyediakan

macam-macam sayuran dan buah-buahan yang dapat diamati dan

dipegang langsung oleh anak. Karakteristik yang menonjol pada

kecerdasan ini terliahat anak sangat antusias melihat guru yang datang

membawa bermacam-macan jenis buah dan sayur, mereka senang

Page 178: Implementasi Multiple Intelligences

158

melakukan proyek pelajaran yang berbasis alam dengan mengamati

sayuran dan buah-buahan tersebut.

Selain itu guru juga melakukan pembelajaran dengan

pendekatan kecerdasan linguistik verbal dengan anak di suruh

menceritakan pengalaman tentang sayuran tersebut. Dengan bercerita

anak akan kelihatan cerdas linguistik verbal dengan menceritakan

pengalamannya secara runtut dan lancar, namun ada anak yang

kesulitan dalam menceritakan pengalamannya itu.

Pendekatan dengan kecerdasan logis matematis juga dilakukan

ketika anak di suruh mengidentifikasi dari tumbuhan yang dipegang

sendiri ataupun dipegang oleh temannya. Dengan bahasa sederhana

dan bimbingan dari guru anak mampu mengidentifikasi jenis

tumbuhan dengan ciri dan manfaatnya.

c) Pembelajaran dengan Pendekatan Kecerdasan Musikal Berirama,

Visual Spasial, Liguistik Verbal dan Interpersonal Kelas 3 A.29

Pelajaran dibuka dengan salam, sebelum inti pelajaran

dilakukan apersepsi dengan lagu-lagu untuk mengingat materi

kemarin. Anak-anak tampak riang sekali karena kosa kata kosa kata

dalam bahasa Arab dibuat menjadi lagu. Setelah masuk ke inti

pembelajaran, guru membuat kelompok dengan cara anak-anak

memutar penghapus dari satu anak ke anak yang lain dengan

29

O.T.1.d

Page 179: Implementasi Multiple Intelligences

159

berhitung satu sampai empat. Bagi yang berhitung satu maka

berkumpul pada kelompok satu dan selanjutnya. Setelah terbuat

kelompok, permainan perebutan singgasana. Guru menjelaskan cara

permainannya yaitu disediakan enam kursi di depan kelas dan

kelompok yang maju bernyanyi tentang materi pelajaran dengan

bahasa Arab, ketika anak sudah selesai maka duduk dengan

memperebutkan kursi yang ada. Salah satu anak ada yang tidak

mendapatkan kursi maka ada hukuman untuk anak tersebut.

Permainanpun dimulai dengan kelompok satu yang maju pertama

dengan menyanyikan lagu tema alat-alat tulis dan siswa lain boleh

menirukan. Setelah selesai bernyanyi, ada satu anak yang tidak

mendapatkan kursi dan dihukum dengan menyanyikan kembali

tentang alat-alat tulis tersebut sendirian.

Giliran kelompok tiga menyanyikan kosa kata benda di sekitar

sekolah dengan bahasa Arab dengan lagu “Ayo kawan kita berkebun”.

Anak yang tidak mendapatkan kursi dihukum menyanyikan kembali

lagu tersebut sendirian. Suasana ramai sekali dan anak-anak terlihat

riang, dilanjutkan kelompok dua menyanyikan tema lagu profesi

dalam bahasa Arab dengan lagu pelangi-pelangi. Satu anak yang

tidak mendapatkan kursi mendapat hukuman dengan menyanyikan

lagu hitungan satu sampai sepuluh dalam bahasa Arab. Giliran

kelompok empat menyanyikan lagu tema peralatan dapur dalam

bahasa Arab dengan lagu “Prook Prook ada sepatu.”

Page 180: Implementasi Multiple Intelligences

160

Setelah permainan selesai, dilakukan evaluasi. Evaluasi yang

dilakukan sangat menarik sekali. Guru menempel gambar-gambar

peralatan dapur, foto profesi, alat-alat tulis dan juga benda di sekitar

sekolah, menempelnya diluar kelas, dilorong-lorong koridor. Setelah

itu anak disuruh mencari tiga gambar dan masing-masing gambar

dibuat dua kalimat dalam bahasa Arab. Suasana tampak riuh karena

aktivitas anak mencari gambar dan menuliskannya di dalam buku

tulis. Waktu untuk evaluasi habis dan guru melakukan penilaian.

Setelah guru melakukan penilaian pembelajaran ditutup dengan salam.

Dalam pembelajaran ini guru menggunakan pendekatan

musikal berirama dengan cara kosa kata kosa kata dalam setiap bab

dibuat menjadi sebuah lagu yang populer bagi anak-anak. Pendekatan

dengan kecerdasan ini sangat menarik siswa karena siswa mudah hafal

dan merasa mudah belajar dengan pola-pola lagu. Siswa menjadi

terfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan bab-bab yang telah

diajarkan. Kreatifitas guru dalam membuat lagu dapat

mengembangkan dan menggali potensi kecerdasan musikal karena

siswa dapat dengan mudah menerima pelajaran ini.

Selain pendekatan musikal, guru juga melakukan pendekatan

linguistik verbal karena berhubungan dengan anak mengucapkan

secara jelas kosa kata kosa kata di dalam bahasa Inggris. Siswa

menjadi suka dengan pelajaran bahasa Inggris merupakan salah satu

karakteristik kecerdasan ini. Siswa yang menonjol dalam kecerdasan

Page 181: Implementasi Multiple Intelligences

161

ini akan tampak antusias dan fasih dalam mengucapkan kosa kata kosa

kata bahasa Inggris. Namun sebaliknya bagi yang kurang menonjol

akan kesulitan dalam pelafalannya.

Guru juga melakukan pendekatan kecerdasan visual spasial

dengan menempel gambar-gambar langsung benda-benda yang

dipelajarinya dan membuat kalimat dari gambar tersebut. Siswa yang

menonjol pada kecerdasan ini tampak sekali dengan mudah membuat

kalimat dengan melihat gambar yang ditempel pada tembok. Namun

ada juga siswa yang menonjol dalam musikal tidak begitu aktif dan

kesulitan ketika membuat kalimat dari gambar tersebut. Hal ini

memang membuktikan bahwa setiap siswa memiliki kecerdasan

sendiri-sendiri.

b. Kegiatan dalam Ekstrakurikuler

1) SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang

Kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di SD Mutual ini yang

dilakukan pertama kali adalah dari penyebaran surat edaran tentang

pemberitahuan ekstrakurikuler yang akan dipilih oleh siswa dan

diketahui oleh orang tua. Dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

ini, anak boleh mengikuti satu ekstra wajib dan dua ekstra pilihan.

Adapun ekstrakurikuler wajib yang diadakan di SD Mutual ini

meliputi: Hizbul Wathan (kelas 3 – 5), Marching band (kelas 4),

Tilawah (kelas 4 – 5), Tapak suci (kelas 2). Selain ekstra wajib ada

Page 182: Implementasi Multiple Intelligences

162

juga ekstra pilihan yang diikuti oleh siswa yang telah lolos seleksi

terlebih dahulu antara lain: Kelompok Pencinta Ilmu (KPI)

Matematika, KPI IPA, KPI Bahasa Inggris, KPI Komputer, Library

Kids. Kegiatan ekstrakurikuler pilihan tanpa seleksi dan merupakan

pilihan anak antara lain: seni lukis, band, conversatioan club, seni tari,

macapat, paduan suara, rebana, sastra puisi, mading. Kegiatan

ekstrakurikuler dengan biaya anak sendiri antara lain: renang, sepak

bola, bulu tangkis, robotik.

Dari sekian banyak kegiatan ekstrakurikuler di SD Mutual

merupakan fasilitas bagi anak anak dalam menggali dan

mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki oleh anak.

Dari kegiatan ekstrakurikuler tersebut, peneliti mengkategorikan ke

dalam masing-masing kecerdasan. Kecerdasan linguistik verbal:

conversation, KPI bahasa Inggris, tilawah, tartil, tahfidz, sastra puisi,

menulis mading, librarian kids. Kecerdasan logis matematis: KPI

Matematika, robotik. Kecerdasan visual spasial: KPI komputer, seni

lukis. Kecerdasan jasmaniah kinestetik: tari, tapak suci, volly, sepak

bola, bulu tangkis, renang. Kecerdasan musikal berirama: band,

macapat, paduan suara, rebana, marching band. Kecerdasan

interpersonal: hisbul wathan. Kecerdasan naturalistik: KPI IPA.

Kecerdasan eksistensial spiritual: pembiasaan BTA, sholat Dhuha dan

sholat Dhuhur berjamaah. Peneliti mengadakan observasi

ekstrakurikuler marching band dan sepak bola.

Page 183: Implementasi Multiple Intelligences

163

a) Ekstrakurikuler Marching Band

Kegiatan dimulai pukul 10:30 di lapangan SD Mutual dengan

pelatih Bapak Joko, Bapak Doni dan Bapak Anto. Anak-anak

berkumpul di lapangan. Ada pembukaan dan pengarahan tentang alat-

alat marching band. Anak mempersiapkan peralatan dengan

mengambil dari tempat penyimpanan alat menuju lapangan. Suasana

gaduh karena sebelum dimulai anak-anak memainkan tanpa arahan.

Setelah semuah berkumpul dengan posisi dan alat masing-masing, Pak

Joko memberi pengarahan dengan posisi penempatan masing-masing

bagian.30

Untuk bendera di bagian belakang karena membutuhkan

tempat yang luas. Posisinya sebagai berikut:

a) Senar : 9 anak

b) Bass : 5 anak

c) Kuarto : 2 anak

d) Simbal : 3 anak

e) Balera : 8 anak

f) Mayoret : 2 anak

g) Gitapati : 1 anak

h) Pianika : 10 anak

i) Bendera : 14 anak

30

O.M.2.a

Page 184: Implementasi Multiple Intelligences

164

Setelah terbentuk barisan sesuai dengan kelompoknya dan alat

sudah ditangan masing-masing, mayoret memberi aba-aba untuk

mulai lagu yang dimainkan adalah mars SD mutual. Semua terlihat

senang dan menikmati musik yang sedang mereka mainkan. Anak-

anak sudah terlihat terlatih dan lincah dalam memainkan alat-alat

musik. Tampak Pak Joko berkeliling dan memberi pengarahan bagi

siswa yang masih keliru, begitu Pak Doni dan Pak Antok. Kelompok

bendera di belakang juga terlihat kompak, lagu mars SD Mutual

diulang sampai dua kali. Diselingi istirahat selama 10 menit, setelah

itu mayoret memberi aba-aba kembali untuk memainkan lagu ke dua

yaitu lagu Sholawat yang dipopulerkan oleh Wali band. Setelah itu

pukul 11:30 latihan selesai dan evaluasi dari Bapak Joko kemudian

ditutup dengan doa dan salam. Anak-anak membubarkan diri dengan

membawa alat-alat tersebut dan kemudian mengembalikan ke gudang

tempat penyimpanan alat marching band dengan tertib dan dibantu

oleh guru.

Pelaksanaan ekstrakurikuler marching band ini dapat menggali

potensi musik anak-anak dan mengembangkannya. Marching band

merupakan fasilitas sekolah dalam mengembangkan kecerdasan

musikal berirama karena anak-anak memainkan alat musik dengan

memadukan banyak alat. Hasil keterpaduan beberapa macam alat

menghasilkan sebuah lagu yang harmoni maka disebut dengan

marching band bukan drumband.

Page 185: Implementasi Multiple Intelligences

165

b) Ekstrakurikuler Sepak Bola

Kegiatan ekstrakurikuler sepak bola dimulai dari pukul 14:30

sampai 16:30.31 Peneliti mengamati kelompok sepak bola untuk kelas

satu dan dua. Setelah ada peluit panjang, anak-anak berkumpul ke

lapangan. Di lapangan terdapat Pak Oki dan Pak Rosyid sebagai

pelatih sepak bola di SD Mutual. Anak-anak tampak rapi dengan

seragam sepakbola SD Mutual yang bewarna merah dan lengkap

dengan sepatu khas sepak bola. Untuk membedakan, baju kelas satu

dimasukkan dan kelas dua baju dikeluarkan. Kegiatan pertama berdoa

setelah itu berhitung selanjutnya pemanasan dengan lari mengikuti

lapangan tiga kali putaran.

Setelah pemanasan dilakukan latihan kerjasama dengan

melempar dan menangkap bola. Anak kelas satu melempar ke kelas

satu dan anak kelas dua melempar ke kelas dua. Setelah itu istirahat

minum sekitar 15 menit, selanjutnya anak berkumpul kembali ke

lapangan dan dibentuk dua kelompok. Kelompok berbakat dengan

Pak Oki dan kelompok yang hanya permainan kelompok dengan Pak

Rosyid.

Latihan kedua adalah latihan mengoper bola satu teman ke

teman lain. Anak-anak berpasangan dan berhadapan dengan jarak

kurang lebih empat meter untuk mengoper bola dengan pasangannya.

Setelah latihan anak-anak mempraktekkan latihan tadi ke dalam

31

O.M.2.b

Page 186: Implementasi Multiple Intelligences

166

permainan sepakbola yang dibagi menjadi dua kelompok dan diacak.

Pertandingan kelompok satu dan kelompok dua berlangsung selama

kurang lebih 90 menit dengan istirahat 10 menit.

Setelah pertandingan dan kelompok satu memenangkan

dengan skor 2-1. Anak-anak melakukan pendinginan dengan duduk

kaki diluruskan digoyang kanan dan kiri. Kaki kanan diangkat

bergantian dengan kaki kiri. Evaluasi dari Pak Oki tentang teknik

yang belum betul dan diakhiri dengan berdoa bersama.

Dari pelaksanaan ekstrakurikuler sepakbola itu dapat

mengembangkan kecerdasan kinestetik anak karena dari karakteristik

kecerdasan kinestetik anak suka melibatkan diri pada berbagai aktifitas

luar rumah termasuk dalam melakukan berbagai jenis olah raga.

Selain kecerdasan kinestetik dari latihan sepak bola juga dapat

melatih kecerdasan interpersonal karena dalam sepak bola merupakan

satu tim yang harus kompak dalam kerjasama agar tercipta gol pada

lawannya. Kemampuan kerjasama ini dimiliki pada anak-anak yang

menonjol kecerdasannya dalam kinestetik.

2) SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang

Kegiatan ekstrakurikuler di SDIT sebelumnya diberikan surat

edaran pemberitahuan ekstrakurikuler kepada seluruh siswa untuk

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya tentu saja dengan

persetujuan orang tua. Adapun kegiatan ekstrakurikuler di SDIT ini

Page 187: Implementasi Multiple Intelligences

167

terdiri dari ekstra wajib: renang, pramuka, komputer dan lifeskill.

Sedangkan ekstra pilihan antara lain: sepak bola, bulu tangkis, tenis

meja, tartil, rebana, tilawah, kaligrafi, gambar, jurnalistik dan story

telling, matematika dan IPA.

Peneliti mengkategorikan kegiatan ekstrakurikuler di SDIT

Ihsanul Fikri ke dalam beberapa kecerdasan. Kecerdasan linguistik

verbal: story telling, jurnalistik, tartil, tilawah. Kecerdasan logis

matematis: Olimpiade matematika. Kecerdasan visual spasial:

komputer, menggambar dan kaligrafi. Kecerdasan jasmaniah

kinestetik: renang, sepak bola, tenis dan bulu tangkis. Kecerdasan

musikal berirama: rebana. Kecerdasan interpersonal: pramuka.

Kecerdasan naturalistik: Olimpiade IPA. Kecerdasan eksistensial

spiritual: bina suasana, mentoring, sholat Dhuha dan sholat Dhuhur

berjamaah. Peneliti mengadakan observasi pada ekstrakurikuler tartil

dan story telling.

a) Ekstrakurikuler Tartil

Dalam pelaksanaan ekstrakurikuler di SDIT diampu oleh

Bapak Faisal. Kegiatan ini diikuti oleh 22 siswa kelas tiga sampai

kelas lima, pada hari Sabtu pukul 10.30, tempat di kelas V A.32

Gambaran kegiatannya yang pertama dibuka dengan salam

oleh Bapak Faisal. Setelah itu dilanjutkan hafalan bersama-sama surat

Al Lail yang dilagukan dengan murottal dan tajwid yang fasih.

32

O.T.2.a

Page 188: Implementasi Multiple Intelligences

168

Setelah hafalan, Bapak Faisal menjelaskan tentang hukum bacaan

yang harus jelas pada idhar dan dicontohkan secara langsung bacaan

Idhghom dan juga Ikhfak serta penekanan-penekanan pada panjang

pendeknya. Selanjutnya guru membaca surat Al Baqarah dengan

tajwidnya benar dan ditirukan oleh siswa. Selain tajwid dalam hal ini

juga murottalnya diperhatikan sekali. Setelah pembelajaran dengan

terbimbing dilaksanakan secara klasikal. Anak-anak disuruh

membaca sendiri secara bersama-sama dengan murottal yang sudah

diajarkan tadi.

Kegiatan dilanjutkan dengan satu persatu anak-anak membaca

surat Al Baqarah dengan ditentukan oleh guru. Guru membimbing

satu persatu dan langsung dievaluasi setelah siswa selesai membaca.

Guru mengadakan evaluasi secara klasikal untuk kegiatan

ekstrakurikuler hari itu. Kegiatan ditutup dengan doa penutup Majlis

dan salam.

Dalam pelaksanaan ekstrakurikuler tartil, guru menggunakan

pendekatan kecerdasan linguistik verbal karena karakteristiknya pada

kecerdasan ini menggali potensi dan mengembangkan ucapan anak-

anak yang berhubungan dengan kefasihan dalam membaca Al Qur’an.

Dalam pembelajaran ini guru mengembangkan kemampuan bahasa

Anak yang dihubungkan dengan kecerdasan musikal berirama dilihat

dari lagu-lagu atau murottal yang digunakan ketika anak membaca

ayat demi ayat dalam Al Qur’an. Irama murottal dibuat harmonis

Page 189: Implementasi Multiple Intelligences

169

sesuai dengan panjang pendeknya ayat yang dibaca tersebut. Dari sini

kemampuan musikal berirama anak terasah yang dipadukan dengan

kemampuan linguistik verbalnya.

b) Ektrakurikuler Story Telling

Kegiatan ekstrakurikuler story telling adalah kegiatan

ekstrakurikuler untuk menggali dan mengembangkan kemampuan

bercerita anak dalam bahasa Inggris.33 Kegiatan ini merupakan

kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada hari Sabtu pukul

09:45 di kelas VI D. Kegiatan ini diikuti oleh enam siswa kelas empat

dan lima. Kegiatan dimulai dengan guru membuka salam dan berdoa

bersama. Setelah itu siswa diberikan bacaan dengan bahasa Inggris

dan siswa membaca bersama dengan panduan guru untuk pelafalan

kata yang tepat. Anak disuruh membaca satu persatu dengan bacaan

yang benar dan disimak oleh guru dan siswa lainnya. Setelah

membaca satu persatu, anak diberi waktu untuk menghafal cerita

tersebut kurang lebih lima belas menit.

Kegiatan dilanjutkan dengan anak menceritakan teks tersebut

ke depan secara bergantian. Dari sini terlihat sekali kemampuan

linguistik verbal anak ketika menceritakan kembali teks tersebut

dengan pelafalan yang fasih. Guru melakukan evaluasi setelah anak

tampil ke depan. Setelah semua maju ke depan untuk bercerita dalam

33

O.T.2.b

Page 190: Implementasi Multiple Intelligences

170

bahasa Inggris guru memberikan evaluasi klasikal untuk pelajaran hari

ini. Guru menutup dengan doa dan salam.

Dari kegiatan ekstrakurikuler story telling ini bertujuan untuk

menggali potensi dan mengembangkan kecerdasan linguistik verbal

anak. Dari kegiatan ini pula anak semakin terasah dan berkembang

kemampuan bahasanya sehingga ketika tampil ke depan tidak kaku

lagi dan sudah lancar.

4. Respon Siswa dan Orangtua Siswa terhadap Implementasi Multiple

Intelligences

a. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang

SD Muhammadiyah 1 Alternatif kota Magelang sangat

diminati oleh orangtua yang ingin menyekolahkan putra-putrinya pada

tingkat SD, hal ini terbukti dengan banyaknya siswa di SD ini

meningkat dari tahun ke tahun

1) Respon Siswa

Hasil wawancara dengan siswa Alfiana Nur Fadhilah:

“Motivasi dari orang tua soalnya sekolahnya bagus dan prestasinya juara robotik tingkat internasional. Pembelajaran di sekolah ini menyenangkan, banyak teman, gurunya enak dalam mengajar, sering menggunakan permainan, ada yang praktek langsung, gurunya juga menyenangkan tidak galak tapi tegas dan lucu-lucu. Ekstrakurikuler yang diikuti KPI IPA karena saya suka pada pelajaran IPA yang mempelajari tubuh kita, tumbuhan, hewan. Saya juga senang

Page 191: Implementasi Multiple Intelligences

171

menanam pohon , dirumbah menanam rambutan, memelihara hewan ikan dan juga kura-kura.”34

Wawancara dengan siswa Fahriza Rifandi Medistra:

“Motivasinya untuk transportasinya satu jalur dengan pekerjaan ayah. Sekolah ini juga bagus, terus materi ada tambahan pengayaan. Selain itu pembelajaran agama juga dibiasakan dengan mengaji dan sholat berjamaah. Pak guru / ibu guru disini tegas, sering menggunakan metode permainan selain itu bahasa Inggris juga sering pakai lagu-lagu, praktek membuat periskop, pernah buat cakram warna, jadi mudah menerima pelajaran. Senang pelajaran matematika itu sering berhitung kalau IPS mempelajari sejarah. Saya mengikuti ekstra KPI IPA karena banyak percobaan-percobaan.”35

Wawancara dengan siswa Raihan Musthafa Armayadi:

“Motivasinya di SD ini karena pengetahuan ilmunya bagus, prestasinya bagus, memenangi lomba puisi, agamanya bagus. Saya senang pelajaran ini karena gurunya memberikan dengan cara lain misalnya permainan praktek membuat periskop, bahasa Inggris dengan gambar, menyanyi. Sholat berjamaah, ada miscall sholat Tahajud. Kalau saya ikut KPI Matematika karena suka pelajaran matematika, sepakbola juga senang.”36

Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa di SD Mutual ini

dapat dijelaskan bahwa motivasi mereka sekolah di SD Mutual ini

karena prestasinya bagus secara umum, pernah menjuarai lomba

robotik tingkat internasional di Malaysia atau memenangi lomba cipta

puisi tingkat kota. Selain dari sisi pengetahuan umum juga mereka

mempelajari agama lebih dalam, misalnya mengaji dipagi hari,

pembiasaan sholat Dhuha dan Dhuhur secara berjamaah. Mereka

senang di sekolah ini karena sekolah ini banyak temannya, Bapak/Ibu

34

W.M.3.a 35

W.M.3.b 36

W.M.3.c

Page 192: Implementasi Multiple Intelligences

172

guru ketika mengajar menyenangkan sekali, lucu dan juga

menggunakan variasi metode yang berbeda-beda sehingga anak bisa

menangkap pelajaran dengan mudah dan menyenangkan. Hal ini

sesuai dengan implementasi multiple intelligences ketika melakukan

pembelajaran di kelas menggunakan berbagai macam metode untuk

melakukan pendekatan-pendekatan yang disesuaikan dengan gaya

belajar anak. Dalam pembelajaran guru selalu memotivasi siswa

untuk terus menerus mengembangkan bakat dan kecerdasan siswa

dengan belajar sungguh-sungguh dan hati yang senang. Selain itu

guru-guru juga komunikatif dan jeli melihat bakat misalnya Fahriza

diamati memiliki kecerdasan naturalistik, maka guru menyarankan

dan mengkomunikasikan untuk mengikuti KPI IPA, ataupun Raihan

memiliki kecerdasan logis matematis disarankan untuk mengikuti KPI

Matematika.

2) Respon Orang Tua

Respon orang tua terhadap SD Muhammadiyah 1 Alternatif

kota Magelang sangat positif dan selalu mendukung kegiatan yang ada

di SD ini terlihat dari orang tua yang rajin mengantar dan menjemput

kegiatan ekstra di siang hari.

Hasil wawancara dengan Bapak Didik Kurniawan:

“Latar belakang menyekolahkan di sini karena prestasi sekolah ini sangat bagus, sering menjuarai perlombaan-perlombaan dan nilai UN yang berturut-turut peringkat satu sekota Magelang. Respon saya di sekolah ini bagus. Di sekolah ini harus benar-benar siap belajar karena persaingan anaknya sangat ketat kadang hari libur sekolahpun

Page 193: Implementasi Multiple Intelligences

173

diberi tugas mandiri yang sangat banyak. Kami melihat dalam KBM, guru mengajar dengan sabar dan telaten. Ketika ada hambatan sedikit dalam proses KBM segera dikonsultasikan kepada orang tua. Untuk bakat dan kecerdasan yang dimiliki Raihan sebenarnya sudah terlihat sejak kecil. Dia senang di matematika, gurunya mengarahkan ikut ke KPI Matematika. Selain itu dia juga berbakat di bidang sepakbola. Untuk pengembangannya dia ikut kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di sekolah.”37

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Arba’in:

“Latar belakang menyekolahkan karena mengikuti dulu dari TK yang satu yayasan dengan Muhammadiyah di sini. Selain itu basic agamanya di sekolah ini cukup kuat dan dalam, Kami kerja di kota, maka sekalian dibawa berangkat. Respon saya terhadap sekolah ini adalah bagus, prestasi bagus, dikelola dengan baik. Walaupun mahal tetapi hasilnya memuaskan. Untuk kegiatan belajar mengajar gurunya profesional betul, manajemennya sekolah ini juga cukup bagus. Untuk cucu saya memang sejak kecil senang pada tanaman dan memelihara binatang. Kami memfasilitasinya di rumah dengan mengajak ia bercocok tanam ringan, atau membelikan hewan peliharaan yang ia inginkan. Kami tidak memaksakan anak dalam belajar. Kesadaran dirinyalah yang membawa ia berprestasi. Untuk kegiatan ekstrakurikuler, ia disarankan mengikuti KPI IPA.”38

Wawancara ketiga kami lakukan dengan Ibu Sri Hastuti

Ekowati:

“Saya menyekolahkan anak saya di sini karena sekolah ini mutunya sangat bagus, disiplin, agamanya juga bagus. Respon saya terhadap sekolah ini bagus sekali. Karena sekolah ini selain pendidikan umumnya maju, agamanya juga bagus, diajari mengaji, pembiasaan sholat dhuha maupun sholat Dhuhur berjamaah. Untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah, saya melihat gurunya sangat telaten, penuh semangat, tanggung jawab dan juga menyampaikan pelajaran itu mudah dimengerti oleh anak juga komunikatif. Perkembangan anak di sekolah sering dikomunikasikan baik lewat buku penghubung maupun buku kegiatan siswa di rumah yang berisi kegiatan sholat lima waktu, mengaji dan belajar. Untuk kecerdasan ataupun bakat anak saya sudah sejak kecil dia suka mengamati kejadian-kejadian

37

W.M.2.a 38

W.M.2.b

Page 194: Implementasi Multiple Intelligences

174

aneh, misalnya proses bunga ketika mekar, rumput yang bisa hidup di batu. Dia sering menemukan hal-hal yang kadang di luar dugaan. Kami mengembangkannya di rumah dengan membelikan bibit-bibit tanaman apa saja yang ia akan telaten merawatnya. Di sekolah kami juga disarankan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KPI IPA.”39

Dari hasil wawancara yang kami lakukan dengan beberapa

wali murid bahwa latar belakang mereka menyekolahkan putra

putrinya di SD Mutual ini adalah karena selain kualitas / mutu, SD

Mutual ini bagus juga nilai-nilai agama Islam sangat ditanamkan di

SD ini, misalnya dari mengaji, hafalan surat-surat pendek dan juga

pembiasaan sholat Dhuha dan Dhuhur secara berjamaah. Selain itu

orang tua juga menanggapi positif dalam kegiatan belajar mengajar di

SD ini. Komunikasi antara orang tua dan pihak guru juga terjalin erat.

Perkembangan belajar anak setiap harinya terpantau melalui buku

kegiatan harian anak tentang sholat lima waktu, mengaji dan belajar di

rumah. Selain itu orang tua juga sering diberi informasi tentang

perkembangan pembelajaran di sekolah. Ketika ada permasalahan

yang terjadi dalam diri anak segera dikomunikasikan dengan orang

tua.

Dalam pembelajaran di sekolah guru sangat disiplin dan

bertanggung jawab terhadap perkembangan dalam diri anak. Para

guru profesional dalam mengajar. Ketika ada siswa yang mendapat

nilai dibawah KKM, akan dilakukan perbaikan-perbaikan. Selain itu

pengamatan terhadap kecerdasan atau bakat yang dimiliki anak

dikomunikasikan dengan orang tua. Setelah dikomunikasikan, guru

39 W.M.2.c

Page 195: Implementasi Multiple Intelligences

175

memberikan masukan untuk kegiatan ekstrakurikuler yang tepat yang

diikuti oleh anak sehingga akan muncul dan berkembang kecerdasan

yang dimiliki anak tersebut. Dari sini terlihat implementasi multiple

intelligences dengan melihat kemampuan/kecerdasannya yang

dimiliki anak digali dan dioptimalkan melalui kegiatan ekstrakurikuler

yang lebih spesifik lagi dalam pengembangan pada masing-masing

bentuk kecerdasan sehingga anak akan berkembang sesuai dengan

kecerdasan yang dimilikinya. Misalnya Raihan yang terlihat bakatnya

dari kecil menyenangi perhitungan matematika disarankan untuk

mengikuti KPI Matematika sedangkan Fahriza ataupun Alfiana yang

terlihat bakatnya menyenangi kegiatan yang berhubungan dengan

tumbuhan dan alam maka disarankan oleh bu Ambar sebagai guru IPA

untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KPI IPA. Di sini tampak

pengarahan guru yang menemukan bakat alam pada tiap-tiap anak dan

dikonsultasikan pada orang tua untuk dikembangkan pada bidang

ekstrakurikuler yang mengakomodir keberagaman kecerdasan yang

dimiliki setiap siswa.

b. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang

1) Respon Siswa

Hasil wawancara dengan Maulana Aditya Wijaya Kusuma

pada hari Sabtu tanggal 24 Agustus 2013 pukul 09.28:

“Motivasi sekolah di SDIT karena di sini sekolah itu biar menjadi anak sholeh. Bacaan biar fasih karena menggunakan Ummi yang berbeda dengan ketika belajar di TPA dengan Iqro’, tajwidnya diperhatikan dan pakai murottal. Respon juga baik, kemampuan

Page 196: Implementasi Multiple Intelligences

176

mengajarnya baik, senang sekolah di sini karena banyak teman, guru guru baik, sering memotivasi anak-anak. Untuk kelas 4-5 sering pakai permainan sedang di kelas 6 biasanya pakai diskusi kelompok kadang pakai LCD. Guru juga sering melakukan pengajaran di luar kelas. Ekstrakurikuler saya mengikuti kelompok olimpiade matematika karena disarankan oleh wali kelas. Dampaknya, nilai raport peringkat tiga, menjadi sholeh, menjaga hubungan ikhwan dan akhwat, berani tampil untuk adzan di Masjid.”40

Hasil wawancara dengan Kirana Dewi:

“Motivasi sekolah di SDIT, akhlaknya menjadi baik karena di sini sekolah Islam. Respon bagus dilihat dari prestasi SDIT yang sering tampil. Senang di SDIT ini, teman-teman baik, Bapak Ibu guru sering menggunakan permainan, praktek di lapangan, ikut story telling. Dampaknya, raport bagus peringkat satu, lebih baik, keluar pakai kerudung lebih sopan santun.”41

Hasil wawancara dengan Anissa Aristawati:

“Motivasi sekolah Islam supaya lebih baik khususnya diagamanya. Responnya senang, gurunya menyenangkan, teman banyak, guru juga mengajar menyenangkan dengan berbagai cara, kadang menyanyi, pakai LCD, diskusi kelompok, praktek langsung , misalnya IPA menggunakan alat-alat latihan IPA. Saya senang karena di sekolah ini ada ekstrakurikuler bulutangkis. Ikut bulutangkis karena saya suka bulutangkis sejak kecil dan sering diajari oleh ayah di rumah. Dampaknya nilainya meningkat, menutup aurat, sholat lima waktu rajin, menjaga hubungan dengan ikhwan.”42

Hasil wawancara dengan Arda Setyo Wibowo:

“Motivasi sekolah di sini inginnya dan menjadi anak yang sholeh karena diajari mengaji yang benar dan sholat Dhuha dan juga sholat Dhuhur. Senang di sekolah di sini karena belajar di sini tidak di kelas terus kadang-kadang di luar ruangan. Selain itu gurunya menggunakan pembelajaran menarik. Misalnya dengan diskusi kelompok, permainan ataupun pak guru pakai LCD yang menarik. Di sini Bapak / Ibu gurunya ramah dan tidak suka marah. Kami sering diadakan kesepakatan terlebih dahulu dan yang tidak memenuhi kesepakatan tersebut akan mendapat hukuman. Dalam kegiatan ekstrakurikuler saya ikut sepak bola karena saya senang sepak bola.”43

40

W.T.3.a 41

W.T.3.b 42

W.T.3.c 43

W.T.3.d

Page 197: Implementasi Multiple Intelligences

177

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada empat siswa

tersebut, peneliti mengetahui motivasi sekolah di SDIT Ihsanul Fikri.

Untuk belajar agama yang lebih baik karena di sini diajari mengaji

dengan sistem Ummi yang telah memperhatikan bacaan tajwidnya dan

juga murottal. Selain itu juga pembiasaan-pembiasaan sholat Dhuha

dan sholat Dhuhur berjamaah. Selain itu juga prestasi SDIT dalam

perlombaan-perlombaan. Respon mereka terhadap SDIT ini bagus

dan juga senang sekolah di sini karena guru-gurunya sabar dan

komunikatif dengan siswa maupun wali murid. Sedangkan dalam

pembelajaran guru sering menggunakan metode-metode pembelajaran

yang menyenangkan dan disesuaikan dengan kecerdasan masing-

masing anak. Misalnya metode permainan untuk melakukan

pendekatan mereka yang tidak suka diam di kelas ataupun dengan

lagu atau diskusi kelompok.

Dalam pembelajaran guru suka mengamati kemampuan-

kemampuan anak misalnya Maulana memang suka matematika sejak

kelas satu dan prestasinya bagus. Oleh wali kelas Maulana disarankan

untuk mengikuti ekstrakurikuler pada kelompok olimpiade

Matematika. Dan hal ini dapat dicermati bahwa guru-guru selain

mengajar juga mengamati kecerdasan-kecerdasan pada diri siswa dan

memberikan saran untuk lebih berkembang dalam kecerdasan tersebut

mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.

Page 198: Implementasi Multiple Intelligences

178

Para siswa merespon bagus dan sangat mendukung baik

kegiatan intrakurikuler yang menggunakan metode bervariasi dalam

pembelajaran maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler yang

merupakan fasilitas dan sekolah untuk mengembangkan kecerdasan

masing-masing anak.

2) Respon Orang Tua

Respon dari orang tua terhadap implementasi multiple

intelligences di sekolah sangat setuju sekali karena dapat

mengembangkan bakat-bakat kecerdasan siswa. Seperti disampaikan

oleh Bu Dewi:

“Saya senang menyekolahkan anak saya di sini karena selain agamanya bagus, komunikasi selalu dilakukan oleh wali kelas. Gurunya sabar-sabar dan mengajar menyenangkan dari cerita anak saya. Saya mendukung sekali diadakannya kegiatan ekstrakurikuler terutama ekstra gambar. Saya tahu anak saya suka gambar maka saya konsultasikan dengan wali kelas untuk mengikuti kegiatan ekstra gambar. Selain itu anak saya di kelas 5 mulai senang menulis dan saya suruh ikut pada kegiatan jurnalistik. Banyak kegiatan ekstrakurikuler di SDIT untuk memfasilitasi bakat-bakat yang dimiliki anak-anak di sekolah ini.”44

Hal senada juga disampaikan oleh bapak Umar Singgih:

“Latar belakang kami menyekolahkan di SDIT, karena di SDIT pendidikan agamanya bagus, lingkungannya agamis dan pendidikan umumnya juga bagus. Minat anak ke sekolah tersebut sangat tinggi sejak dari TK. Respon saya terhadap SDIT secara umum bagus, pendampingan dan komunikasi terus dipantau setiap harinya oleh wali kelas. Kami mengira yang dulu SDIT sangat ekstrim namun ternyata pendidikan di sana sangat toleran terhadap perbedaan-perbedaan di masyarakat. Guru dalam mengajar tidak kaku dan anak merasa nyaman karena jumlah siswa di kelas efektif untuk pembelajaran. Saya merespon positif untuk kegiatan ekstrakurikuler yang pelaksanaannya benar-benar sesuai dengan minat anak. Kebetulan anak kami dari kecil senang bahasa Inggris dan kegiatan ekstranya

44

W.T.2.a

Page 199: Implementasi Multiple Intelligences

179

ikut story telling. Dampak kepribadian tutur kata anak saya santun dengan kata-kata Islami (Subhanallah, Alhamdulillah). Selain itu hafalan surat pendek juga bagus dan selalu mengingatkan kami untuk puasa senin kamis. Dampak ke prestasi akademik, Alhamdulillah nilai raport anak saya bagus khususnya pelajaran bahasa Inggris.”45

Pernyataan bapak Umar Singgih tersebut sangat merespon

positif dengan adanya ekstrakurikuler story telling. Sama halnya

dengan ibu Maryati:

“Latar belakang saya menyekolahkan anak saya di sini agar faham agama karena saya melihat sekolah ini berbasis Islam yang menekankan sekali Akhlakul karimah. Saya merespon positif tentang kegiatan di sekolah ini karena guru-gurunya sangat sabar dalam menyampaikan pembelajaran. Saya juga mendukung sekolah ini mengadakan kegiatan ekstrakurikuler sepak bola. Anak saya itu tidak bisa diam dari kecil senang bola. Ketika di SDIT ada kegiatan ekstrakurikuler sepak bola, saya mendukung sekali. Anak saya semangat sekali ketika mengikuti ekstra sepakbola.”46

Dari hasil wawancara dengan beberapa wali murid, dapat

dijelaskan bahwa mereka menyekolahkan di SDIT ini agar tahu

banyak tentang agama karena di SDIT ini berbasis agama Islam yang

kuat. Penekanan pada akhlakul karimah juga sangat kental di SDIT

ini. Orang tua sangat setuju dengan pembelajaran intra yang tidak

membosankan dan dengan berbagai cara. Selain itu orang tua banyak

yang merespon positif dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler yang

beragam dan untuk mengembangkan bakat-bakat yang dimiliki oleh

anak-anak. Contohnya saja dari hasil wawancara dengan bu Dewi

yang merupakan wali murid dari Devia Rahmadani yang mengetahui

anaknya senang menulis ia merespon positif dengan diadakannya

45

W.T.2.b 46

W.T.2.c

Page 200: Implementasi Multiple Intelligences

180

kegiatan ekstra jurnalistik. Dari kegiatan jurnalistik ini Devia mampu

mengembangkan kemampuan menulisnya, mengolah kata menjadi

sebuah laporan. Dalam hal ini tampak kecerdasan verbal linguistik

yang salah satu karakteristiknya adalah memaparkan ide /

pendapatnya di hadapan orang lain. Senada dengan bapak Umar

Singgih merespon positif khususnya pada ekstra story telling karena

anaknya Kirana Dewi senang bahasa Inggris. Dan disini tampak

kecerdasan verbal linguistik juga yang memiliki karakteristik suka

pada pelajaran bahasa termasuk bahasa daerah / bahasa asing.

5. Dampak Implementasi Multiple Intelligences pada Pembelajaran

terhadap Kepribadian dan Prestasi Siswa

Suatu pelajaran jika bahan pelajarannya diajarkan dengan

kecenderungan intelligences yang dimiliki akan lebih mudah dipahami.

Dengan berbagai perbedaan intelligences siswa, sangat penting bagi guru

untuk memberikan kebebasan bagi siswanya untuk belajar dengan

menggunakan beberapa pendekatan yang bervariasi. Dengan

menggunakan berbagai variasi strategi pembelajaran akan berdampak

pada hasil prestasi siswa maupun terhadap kepribadian siswa.

a. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang

Dampak implementasi multiple intelligences yang pelaksanaannya

terimplementasi dalam kurikulum dalam kegiatan intrakurikuler maupun

Page 201: Implementasi Multiple Intelligences

181

ekstrakurikuler akan memiliki dampak terhadap prestasi siswa. Seperti

yang diuraikan Bapak Mustaqim S.Pd.:

“Dampak implementasi multiple intelligences di sekolah ini meningkatkan nilai akademiknya karena guru akan melakukan pendekatan-pendekatan pada siswa sesuai dengan jenis kecerdasan yang dimilikinya. Di dalam penulisan raport tidak dicantumkan peringkat, hal ini justru untuk menghargai berbagai kecerdasan yang dimiliki oleh siswa. Misalnya yang pandai di kinestetik nilai penjas bagus tapi belum tentu untuk nilai matematikanya.”47

Di SD ini berarti patokan nilai raport dilakukan sesuai dengan

kurikulum namun tidak dicantumkan rangking karena kecerdasan

seseorang tidak dapat diukur hanya dengan nilai-nilai raport.

Pencantuman rangking kelas hanya akan menghargai siswa yang pandai

dalam artian rata-rata kelasnya bagus. Namun bagi siswa yang nilai rata-

ratanya rendah akan berakibat minder karena dicap sebagai siswa bodoh.

Untuk menghilangkan kesan minder maka kebijaksanaan sekolah memang

tidak ada pencantuman rangkingnya.

Dampak dari implementasi multiple intelligences di sekolah

terhadap prestasi siswa, karena guru melakukan metode-metode yang

bervariasi atau kadang dengan audio visual, ini sangat menyenangkan bagi

anak. Siswa tidak terbebani dalam belajar sehingga mudah dalam

menerima pelajaran. Jika pelajaran sudah menyenangkan maka siswa

menerima pelajarannyapun mudah seperti yang dikatakan oleh Raihan:

“Saya senang belajar di sini karena gurunya ketika mengajar menyenangkan dan mudah diterima sehingga saya menjadi jelas dan nilai saya akan bagus. Selain itu saya di sini mengikuti KPI Matematika yang

47

W.M.1.b

Page 202: Implementasi Multiple Intelligences

182

berdampak pada nilai matematika saya bagus. Dampak pada sikap saya menjadi lebih berani dan mandiri dalam belajar di sekolah.”48

Hal senada juga disampaikan oleh Fahriza:

“Sekolah di SD Mutual ini, saya sangat senang. Pembelajaran menyenangkan, gurunya mengajar dengan cara yang berbeda-beda misalnya matematika menggunakan alat bantu bangun-bangun ruang atau pelajaran bahasa Inggris dengan menyanyi, kosa kata dibuat dengan lagu-lagu jadi lebih mudah mengingatnya. Pelajaran IPA juga sering melakukan melakukan praktikum, misalnya membuat periskop. Jadi kita paham dengan cara kerja periskop tanpa menghafal dari buku. Dengan pembelajaran yang menyenangkan nilai saya jadi meningkat. Saya juga ikut KPI IPA, nilai IPA saya di raport menjadi meningkat. Selain nilai raport meningkat dampak ke sikap saya menjadi lebih mandiri, tanggung jawab ketika ada tugas dan disiplin dalam sholat karena dipantau Bapak/Ibu guru melalui buku kegiatan siswa.”49

Dari pernyataan siswa di atas pembelajaran dengan menggunakan

strategi multiple intelligences dapat meningkatkan prestasi siswa. Seperti

Raihan dari kelas VI Ilyasa yang memang memiliki kecerdasan logis

matematis dengan menggunakan strategi multiple intelligences yang

digunakan oleh para Bapak/Ibu guru serta ikut dalam kegiatan

ekstrakurikuler KPI Matematika dapat meningkatkan nilai matematikanya.

Dari hasil raport di kelas V nilai matematika Raihan 95. Dampak pada

sikap dan kepribadian menjadi anak yang mandiri dalam belajar di rumah.

Tanggung jawab ketika ada tugas-tugas yang diberikan serta disiplin

dalam sholat karena ada pantauan yang dilakukan oleh wali kelas setiap

harinya melalui buku kegiatan siswa. Selain berdampak pada nilai

akademik pada Alfiana Nur Fadhilah yang memiliki kecerdasan

naturalistik, memiliki nilai IPA 90 juga pada kepribadiannya lebih

48

W.M.3.c 49

W.M.3.b

Page 203: Implementasi Multiple Intelligences

183

mencintai tumbuh-tumbuhan dengan menanam dan merawatnya serta

memelihara beberapa binatang di rumah.

Selain dampak pada nilai raport, implementasi multiple

intelligences di SD Mutual, anak akan berprestasi sesuai dengan bakat /

kecerdasan masing-masing seperti dinyatakan oleh Bu Wati:

“Dalam kegiatan ekstrakurikuler ini berdampak pada nilai akademiknya bagus. Selain itu mutual sering memenangi perlombaan-perlombaan yang sering dadakan oleh pemerintah maupun swasta.”50

Karena pemupukan bakat dan kecerdasan dilakukan di sekolah

dalam bentuk kegiatan-kegiatan baik intra maupun ekstrakurikuler. Para

peserta didik di SD MUTUAL walaupun dengan jadwal pelajaran yang

padat dan jam pelajaran yang lebih lama dibanding sekolah pada

umumnya, mereka tidak merasa terbebani karena berkat kerjasama antara

berbagai pihak terutama para guru dengan membuat strategi pembelajaran

yang bervariasi dan orang tua siswa yang selalu memotivasi dan

mengawasi perkembangan belajar anak di rumah. Hal ini terbukti dengan

berbagai prestasi yang mereka ukir, dengan berbagai kejuaraan dari

tingkat lokal sampai tingkat nasional bahkan tingkat internasional.

Prestasi yang telah dicapai oleh SD Muhammadiyah 1 Alternatif

kota Magelang dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 baik tingkat

kota Magelang sampai tingkat internasional sebagai berikut:

50

W.M.1.c

Page 204: Implementasi Multiple Intelligences

184

Tabel 4.11 Prestasi Lomba SD Muhammadiyah 1 Alternatif

NO JENIS LOMBA TINGKAT KETERANGAN

1 Global Art Internasional Drawing & Coloring Competition 2009

Internasional Harapan 1

2 Olimpiade JSM Ono Jowo 2010

Nasional

Emas Sains & The Bestr Theory

Emas Sains

Juara 1 Komputer & The Best Of Skill

Juara Harapan 1 Komputer

Juara Harapan 2 Cabang ISMUBA

3 OSN 2011 Propinsi Juara Harapan 3 (seleksi tahap 3)

4 Lomba Cipta Puisi 2011 Propinsi Finalis 10 besar

5 Latih tanding Bulu Tangkis Antar Club Se-Jateng (2010)

Propinsi Juara 1 anak-anak putra

6 Olimpiade MIPA SD Propinsi Seleksi Tahap II Olimpiade MIPA cabang IPA

7 Kompetisi Matematika Terbuka ke-6 Tingkat SD/MI Se-Jawa Tengah 2009

Propinsi Peringkat 9

8 OSN 2008 Propinsi Peringkat 4 seleksi Tahap 1 IPA

Page 205: Implementasi Multiple Intelligences

185

9 Kejuaraan Wushu Taolu Junior JATENG Th. 2008

Propinsi Juara 2 (Juan Shu Putri Pemula B)

10 Rantja Competition V (MIPA) Tingkat SD Th. 2011

Karesidenan Kedu

Juara 2

11 Lomba Mewarnai Gambar Karesidenan Kedu

Juara 1

12 Lomba Mewarnai Gambar Karesidenan Kedu

Juara 1

13 Lomba Mewarnai Gambar Karersidenan Kedu

Juara 2

14 Lomba MIPA Smart Prestasi Primagama 2011

Karesidenan Kedu

Juara 1 (Kelas 3 SD)

15 Lomba MIPA Smart Prestasi Primagama 2011

Karesidenan Kedu

Juara 2 (Kelas 5 SD)

16 Kontes Robot Pejuang 2011 Kategori SD

Kota/Kab. Magelang

Juara 3

17 Lomba MTQ (Tilawah Putri)

Kota Magelang

Juara 1

18 Lomba MTQ (Tartil Putri) Kota Magelang

Juara 1

19 Siswa Berprestasi 2011 Kota Magelang

Juara 1 (PI)

20 Siswa Berprestasi 2011 Kota Magelang

Juara 1 (PA)

21 Lomba Cipta Puisi 2011 Kota Magelang

Juara 1

22 OSN IPA 2011 Kota Magelang

Juara 1, 2 dan 3 (Mewakili Kota Magelang Maju di Tk. Propinsi)

Page 206: Implementasi Multiple Intelligences

186

23 Lomba MIPA Jalur B SD Tahun 2010

Kota Magelang

Juara 1

24 Lomba Pidato 2011 Kota Magelang

Juara 3

25 Lomba Lukis 2011 Kota Magelang

Juara 3

26 LCC Dokter Kecil Siswa SD Tahun 2010

Kota Magelang

Juara 3

27 Lomba MAPSI SD Tahun 2011

Kota Magelang

Juara 1

28 Kejuaraan Taekwondo Pra Junior-Junior 2011

Kota Magelang

Juara 1

29 Lomba Mapel IPA Try Out SD/MI Kota Magelang 2012

Kota Magelang

Juara 1

30 Lomba Mapel Matematika Tryout SD/MI Kota Magelang 2012

Kota Magelang

Juara 1

31 Lomba Robotik Sekolah Muhammadiyah 2012

Nasional Juara 1

32 International Matematik Sains Olimpade 2012

Nasional

33 Olimpiade Primagama Smart 2012

Kota / Kabupaten Magelang

Juara 1Kelas 4

34 Lomba Robotik Hari Jadi kota Magelang

Karesidenan Kedu

Juara 3

35 Lomba Litle Reporter SPEC Kota / Kabupaten Magelang

Juara 1

36 Lomba Written Test SPEC Kota / Juara 2

Page 207: Implementasi Multiple Intelligences

187

Kabupaten Magelang

37 Lomba Written Test SPEC Kota / Kabupaten Magelang

Juara 3

38 Lomba Spelling SPEC Kota / Kabupaten Magelang

Juara 3

39 Olimpiade Primagama Smart 2012

Kota / Kabupaten Magelang

Juara 2

40 Olimpiade Primagama Smart 2012

Kota / Kabupaten Magelang

Juara 2 Kelas 5

41 International Mathematics and Science Olympiad

Internasional Juara 2 Science

42 Olimpiade Robot Internasional Juara 2 Robot Sumo

43 Olimpiade Robot Internasional Best Design Indoor

44 Esmic Olimpiad Nasional Juara 2 Komputer

45 Esmic Olimpiad Nasional Juara 3 Bahasa Inggris

46 Lomba Cerdas Cermat Kota / Kabupaten Magelang

Juara 2

47 Kompetisi Matematika Nalaria Realistik

Nasional Medali Perunggu

Page 208: Implementasi Multiple Intelligences

188

Dari kejuaraan-kejuaraan yang diperoleh SD Mutual membuktikan

bahwa implementasi multiple intelligences berdampak. SD ini sering

menjuarai perlombaan-perlombaan baik tingkat kecamatan, kota, propinsi,

nasional bahkan sampai tingkat internasional. Perlombaan tersebut

membuktikan bahwa pemupukan dan pengembangan pada masing-masing

kecerdasan menghasilkan output yang profesional dibidang kecedasan

masing-masing. Kecerdasan logis matematis memenangi juara robotik,

olimpiade matematika, kecerdasan verbal linguistik menjuarai tilawah,

tartil, litle reporter, writen tes spelling, kecerdasan naturalis menjuarai

olimpiade IPA.

b. SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang

Implementasi multiple intelligences yang terintegrasi dalam

kurikulum di SDIT ini tentu akan memiliki dampak dalam diri siswa

seperti yang dinyatakan oleh Ibu Ema:

“Implementasi multiple intelligences berdampak pada peningkatan prestasi akademik. Selain itu juga di SDIT sering menjuarai perlombaan-perlombaan baik tingkat kecamatan, tingkat kota maupun tingkat propinsi. Implementasi multiple intelligences juga berdampak pada kepribadian siswa, siswa jadi lebih tanggung jawab dalam belajar, ahlak menjadi bagus karena ada pantauan di rumah dan di sekolah. Anak juga semakin terampil menyesuaikan metode pembelajaran Bapak / Ibu guru.”51

Dampak implementasi multiple intelligences terhadap prestasi

siswa dipengaruhi oleh proses pembelajaran Bapak / Ibu guru yang

menggunakan strategi yang bervariasi. Dari strategi-strategi pendekatan

multiple intelligences menumbuhkan minat siswa untuk belajar terus

51

W.T.1.b

Page 209: Implementasi Multiple Intelligences

189

menerus karena merasa senang dan tidak tertekan. Hal tersebut

berdampak pada nilai siswa meningkat. Selain itu juga pelaksanaan

ekstrakurikuler yang sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki anak akan

mengembangkan potensi kecerdasan dalam diri siswa. Seperti yang

dikatakan oleh Kirana Dewi:

“Dampak dari penerapan strategi-strategi yang bervariasi yang dilakukan oleh guru akan meningkatkan prestasi kita. Apalagi saya mengikuti ekstra story telling dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris yang tentunya nilai bahasa Inggris saya meningkat. Di raport kemarin nilainya 99 hampir 100. Selain dampak pada prestasi saya jadi lebih berani tampil di depan umum karena sering ditampilkan pada acara besar di SDIT.”52

Berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Maulana Aditya:

“Dari dulu saya senang matematika dan di SDIT ini disarankan oleh guru untuk bergabung dalam kelompok olimpiade Matematika. Dari hal tersebut nilai matematika saya menigkat, di raport kemarin matematikanya nilai 96. Selain itu juga berdampak pada keberanian saya. Sekarang sudah berani untuk adzan di Masjid.”53

Dari hasil wawancara dengan siswa implementasi multiple

intelligences baik dari kegiatan intra maupun ekstrakurikuler dapat

meningkatkan nilai akademis raport pada akhir semester. Selain

berdampak pada raport juga berdampak pada prestasi hasil perlombaan

baik tingkat kecamatan, kota, dan propinsi. Prestasi perlombaan yang

diraih oleh SDIT antara lain:

Tabel 4.12 Prestasi Lomba SDIT Ihsanul Fikri

NO JENIS LOMBA TINGKAT KETERANGAN

1 Lomba mapel PAI putri Kecamatan Juara 1

52

W.T.3.b 53

W.T.3.a

Page 210: Implementasi Multiple Intelligences

190

2 Lomba mapel PAI putra Kecamatan Juara 3

3 Lomba Adzan Kecamatan Juara 2

4 Lomba Kaligrafi Kecamatan Juara 2

5 Lomba Komputer putra Kecamatan Juara 3

6 Olimpiade Sains Unes 2012 Jateng DIY Juara 2

7 Lomba Macapat Kota Magelang

Juara 2

8 Lomba Mapel IPA Kecamatan Juara 1

9 Olimpiade Sains SD Jateng DIY Juara 2

10 Lomba Tahfidz Jateng DIY Juara 1

11 Lomba catur O2SN Kota Magelang

Juara 3

12 MTQ Putra Kecamatan Juara 1

13 MTQ Putri Kecamatan Juara 2

14 MTQ Putra Kota Magelang

Juara 1

15 MTQ Putri Kota Magelang

Juara 1

16 Tartil Qur’an Putra Kota Magelang

Juara 1

17 Tartil Qur’an Putri Kota Magelang

Juara 2

18 Tahfidz Putra Kota Magelang

Juara 3

19 Tahfidz Putri Kota Juara 1

Page 211: Implementasi Multiple Intelligences

191

Selain dampak pada prestasi siswa, prestasi kejuaraan juga

berdampak pada kepribadian siswa yang dipantau melalui buku

penghubung siswa dan kerjasama dengan orang tua untuk memantau di

rumah. Hasil dari pemantauan harian di catumkan dalam raport antar lain

pengembangan kepribadian, akhlak, ibadah, kedisiplinan, kerapian,

kerjasama, kesopanan, kemandirian kerajinan, kejujuran, kepemimpinan

dan juga ketaatan.

C. PEMBAHASAN

1. Pemahaman Mengenai multiple intelligences oleh Kepala Sekolah dan Guru-

Guru.

Tabel 4.13 Pemahaman Mengenai Multiple Intelligences

SD Mutual SDIT Dari hasil wawancara kepala sekolah dan para guru, multiple intelligences pada prinsipnya menghargai kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak. Kecerdasan yang dulu diukur dengan IQ saja, dengan adanya multiple intelligences ini kecerdasan meliputi berbagai aspek. Di SD Mutual ini belum sepenuhnya menerapkan multiple intelligences secara keseluruhan, namun terimplementasi di dalam kurikulum baik intrakurikuler yang menggunakan berbagai macam metode pendekatan multiple intelligences maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan para guru, multiple Intelligences merupakan kecerdasan majemuk, ganda yang dimiliki oleh setiap anak. Teori ini menghargai kecerdasan siswa yang tidak hanya dinilai dari segi IQ saja. Multiple intelligences merupakan bentuk penghargaan yang sangat tinggi kepada siswa sekolah. Di SDIT ini belum berbasis multiple intelligences dalam arti setiap kelas berdasarkan pengelompokkan masing-masing kecerdasan, namun sekolah ini mengimplementasikan dalam kurikulum pembelajaran.

Page 212: Implementasi Multiple Intelligences

192

2. Kerangka Konseptual Implementasi Multiple Intelligences.

Tabel 4.14 Kerangka Konseptual

SD Mutual SDIT Kerangka konseptual implementasi multiple intelligences meliputi 3 tahap yaitu: 1. Tahap input

Tahap input yang dilakukan adalah pada awal masuk kelas I diadakan tes psikologi untuk mengetahui kesiapan belajar anak dan dilaksanakan bekerja sama dengan fakultas psikologi UMM, untuk kelas 2-6 awal penjajagan dikelompokkan berdasarkan kecer-dasan logis matematis untuk mempermudah pengelolaan dalam pembelajaran.

Kerangka konseptual implementasi multiple intelligences meliputi tiga tahap: 1. Tahap input

Tahap input yang dilakukan di SDIT ini melalui tes awal masuk berupa tes psikolog untuk mengetahui kesiapan belajar siswa yang pelaksanaannya bekerja sama dengan Rumah Sakit Jiwa Pusat Magelang. Selain tes awal masuk, juga dilakukan observasi langsung dalam keseharian.

2. Tahap proses Tahap kedua adalah tahap proses. Setelah anak terdeteksi dalam tahap awal, hal ini dikomunikasikan antar guru. Sebagai pedoman menyusun RPP yang dapat menggambarkan intelligensi yang beragam di dalam kelas. Strategi pembelajaran di-kombinasikan dengan metode yang bervariatif yang mengoptimalkan kecerdasan yang beragam. Di SD Mutual memberikan fasilitas untuk pengembangan beragam kecer-dasan dalam berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang diampu oleh guru sendiri maupun mendatangkan guru lain dari luar SD. Adapun kegiatan ekstra-kurikuler meliputi: Tapak Suci, KPI IPA, KPI Komputer, KPI B.Inggris, KPI MTK, Conver-sation Club, Seni Lukis, Tari, Paduan Suara, Macapat, Rebana, Tahfidz dan tartil, Hisbul Wathan, Sastra Puisi dan Menulis, teater,

2. Tahap proses Tahap kedua merupakan tahap proses setelah anak terdeteksi kecerdasannya secara alami melalui proses pengamatan, hal ini dikomunikasikan antar guru dan juga wali kelas dalam memilih strategi pembelajaran dengan pendekatan metode pembelajaran variatif dari berbagai macam kecerdasan. Kegiatan ekstrakuri-kuler diampu oleh guru-guru di SDIT itu sendiri. Adapun kegiatan ekstrakurikuler meliputi: kompu-ter, pramuka, renang dan lifeskill, sepakbola, bulutangkis, tenis meja, tartil, rebana, tilawah, kaligrafi, gambar, jurnalistik dan story telling, olimpiade Matematika dan olimpiade IPA.

Page 213: Implementasi Multiple Intelligences

193

Marching Band, PBB, Madding, Sepak Bola (swadana), Renang (swadana), Robotik (Swadana), Bulutangkis (swadana).

3. Tahap Output Dalam implementasi multiple intelligences di SD Mutual ini dengan melakukan evaluasi yang menerapkan 3 ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian kognitif dengan tes, Penilaian afektif dilakukan melalui pengamatan sikap dan perilaku keseharian siswa serta penilaian psikomotorik yang dilakukan biasanya dengan penilaian unjuk kerja.

3. Tahap output Tahap terakhir dalam implementasi multiple intelligences di SDIT adalah tahap output yang dilakukan dengan cara penilaian. Penilaian dilakukan meliputi penilaian kognitif melalui tes, penilaian afektif melalui pengamatan sikap keseharian, penilaian psikomotorik berupa unjuk kerja. antara lain praktek percakapan bahasa Inggris, aktivitas sholat dan hafalan.

3. Implementasi Multiple Intelligences dalam Pembelajaran

Tabel 4.15 Implementasi Multiple Intelligences

SD Mutual SDIT a. Intrakurikuler

Dalam kegiatan keseharian pembelajaran di SD Mutual diawali dengan bersalaman dengan bapak ibu guru. Hal ini dapat mengembangkan kecerdasan inter-personal. Pembelajaran BTA, pembiasaan sholat Dhuha dan Dhuhur juga dapat mengem-bangkan kecerdasan interpersonal maupun kecerdasan eksistensial spiritual.

Dalam kegiatan intrakuri-kuler pembelajaran menggunakan metode yang bervariatif dengan pendekatan kecerdasan jasmaniah kinestetis, linguistik verbal, visual spasial, intrapersonal, logis matematis dan juga naturalistik.

a. Intrakurikuler Dalam kegiatan pembela-

jaran keseharian di SDIT diawali dengan bersalaman antara siswa dan guru. Hal ini juga dapat mengembangkan kecerdasan inter-personalnya. Bina suasana, pembiasaan sholat Dhuha dan Dhuhur berjamaah dapat me-ngembangkan kecerdasan eksis-tensial spiritual. Dalam kegiatan intrakurikuler pembelajaran dari hasil observasi peneliti menemukan penggunaan metode yang bervariatif melalui pendekatan kecerdasan jasmaniah kinestetik, intrapersonal, natu-ralistik, logis matematis, linguistik verbal, musikal, visual spasial.

b. Ekstrakurikuler Dari hasil observasi dalam

b. Ekstrakurikuler Dalam kegiatan ekstrakurikuler

Page 214: Implementasi Multiple Intelligences

194

kegiatan ekstrakurikuler, peneliti mengobservasi kegiatan marching band yang dapat mengembangkan kecerdasan musikal dan juga kecerdasan interpersonal. Selain itu juga observasi sepak bola yang dapat mengembangkan kecerdasan kines-tetik serta interpersonal.

peneliti telah melakukan observasi kegiatan tartil yang dapat mengembangkan kecerdasan linguistik verbal maupun kegiatan story telling yang mengembangkan kecerdasan linguistik verbal pula

4. Respon Siswa dan Orangtua Siswa Terhadap Implementasi Multiple

Intelligences

Tabel 4.16 Respon Siswa dan Orangtua Siswa

SD Mutual SDIT Respon siswa terhadap

implementasi multiple intelligences di SD Mutual ini sangat bagus. Mereka merespon positif dengan adanya pembiasaan-pembiasaan keagamaan. Mereka juga senang dengan bapak/ibu guru yang mengajar dengan berbagai metode yang menyenangkan dan mudah diterima. Para siswa juga antusias mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler untuk mengembangkan kecerdasan dan bakat mereka.

Respon siswa terhadap implementasi multiple intelligences di SDIT ini sangat bagus dan positif karena dengan pembiasaan keagamaan. Respon mereka juga senang ketika pelajaran karena bapak/ibu guru menggunakan metode-metode bergan-ti-ganti yang menyenangkan dan tempatnya tidak di kelas terus. Mereka juga merespon senang dengan adanya kegiatan ekstra yang mengembangkan kecerdasan dan bakat mereka.

Sedangkan respon orang tua siswa sangat positif dan mendukung implementasi multiple intelligences di SD Mutual ini dengan kegiatan keagamaan, mereka juga menanggapi positif dalam hal kegiatan pembelajaran dan terjalinnya komu-nikasi yang efektif antara guru dan orang tua dalam mengembangkan kecerdasan yang dimiliki putra-putrinya. Selain itu juga mereka mendukung kegiatan ekstrakurikuler yang beragam dan dapat mengem-bangkan bakat dan kecerdasan yang dimiliki putra-putrinya.

Sedangkan respon orang tua siswa di SDIT, mereka merespon positif dan mendukung sekolah ini karena banyak kegiatan keagamaan serta pantauan dan komunikasi dari wali kelas maupun guru yang sangat intensif dan perhatian terhadap perkembangan putra atau putrinya. Mereka juga merespon positif dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler yang beragam dan dapat mengembangkan bakat yang dimiliki oleh putra-putrinya.

Page 215: Implementasi Multiple Intelligences

195

5. Dampak Implementasi Multiple Intelligences pada Pembelajaran terhadap

Kepribadian dan Prestasi Siswa.

Tabel 4.17 Dampak Implementasi Multiple Intelligences

SD Mutual SDIT Dampak Implementasi multiple

intelligences di SD Mutual adalah dapat meningkatkan prestasi siswa. Dengan penggunaan metode yang bervariasi didukung oleh pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang beragam dapat meningkatkan prestasi siswa. Selain itu berdapat juga terhadap prestasi kejuaraan. SD Mutual ini sering menjuarai perlombaan-perlombaan baik tingkat kecamatan, kota, propinsi, nasional bahkan sampai tingkat internasional.

Dampak implementasi multiple intelligences di SDIT dapat mening-katkan prestasi siswa. Dengan penggunaan metode yang bervariatif dan didukung pelaksanaan ekstra-kurikuler yang beragam dapat meningkatkan prestasi siswa. Selain itu juga SDIT sering menjuarai kejuaraan diberbagai perlombaan yang diadakan baik tingkat kecamatan, kota maupun tingkat propinsi Jawa tengah dan DIY.

Sedangkan dampak ke kepri-

badian dapat meningkatkan kedi-siplinan, mandiri dalam belajar, tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, berani dalam berpendapat, dan juga kreatif serta bertambah ketaqwaannya.

Sedangkan dampak kepribadian siswa dapat meningkatkan ahlakul karimah melalui pembiasaan sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah yang dituangkan dalam penilaian raport kepribadian meliputi akhlak, ibadah, kedisiplinan, kebersihan dan kerapian, kerjasama, kesopanan, kemandirian, kerajinan, kejujuran, kepemimpinan dan ketaatan.

Page 216: Implementasi Multiple Intelligences

196

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Dari hasil penelitian tentang implementasi multiple intelligences dalam

pembelajaran pada SD berbasis Islam kota Magelang dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Dari hasil penelitian tentang implementasi multiple intelligences pada SD

berbasis Islam kota Magelang, bahwa pemahaman kepala sekolah dan guru

tentang multiple intelligences sudah tidak asing lagi. Hal ini dibuktikan

dengan memasukkan pendekatan-pendekatan multiple intelligences sebagai

sebuah strategi dalam aktivitas pembelajaran kesehariannya, yang

terimplementasi dengan kurikulum berbasis Islam. Selain itu mereka juga

memperlakukan siswa dengan bijaksana untuk mengarahkan kecerdasan-

kecerdasan yang menonjol dalam diri siswa untuk dikembangkan dalam

kegiatan ekstrakurikuler yang mencakup 9 kecerdasan yang dikemukakan

Howard Gardner yaitu kecerdasan linguistik verbal, logis matematis, visual

spasial, jasmaniah kinestetik, musikal berirama, interpersonal, intrapersonal,

naturalistik, eksistensial spiritual.

Page 217: Implementasi Multiple Intelligences

197

2. Kerangka konseptual implementasi multiple intelligences di SD berbasis Islam

kota Magelang meliputi 3 tahap yaitu : tahap input yang merupakan

identifikasi kecerdasan primer baik melalui tes psikotes awal maupun

pengamatan keseharian siswa. Tahap 2 yaitu tahap proses dengan

pembelajaran yang menggunakan strategi multiple intelligences dalam

pendekatan-pendekatan yang bervariatif disesuaikan dengan kecerdasan siswa.

Selain itu juga mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang mencakup seluruh

kecerdasan yang dimiliki setiap siswa. Tahap terakhir adalah output yang

menyelenggarakan bentuk penilaian meliputi 3 ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik.

3. Implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran di SD berbasis Islam

kota Magelang dilakukan oleh guru dalam kegiatan intrakurikuler dengan

menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif meliputi pendekatan-

pendekatan kecerdasan yang dimiliki siswa. Selain itu juga implementasi

dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat mengembangkan masing-masing

kecerdasan.

4. Respon siswa dan orang tua siswa terhadap implementasi multiple

intelligences dalam pembelajaran di SD berbasis Islam kota Magelang sangat

positif dan mendukung adanya pembiasaan-pembiasaan keagamaan. Mereka

juga merespon senang terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan variasi

metode disesuaikan dengan kecerdasan anak. Dan juga mendukung sekali

Page 218: Implementasi Multiple Intelligences

198

diadakannya kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kecerdasan-

kecerdasan mereka.

5. Dampak implementasi multiple intelligences dapat meningkatkan prestasi

siswa. Selain itu berdampak juga pada SD berbasis Islam kota Magelang yang

sering menjuarai perlombaan dalam berbagai bidang baik tingkat kecamatan,

kota, propinsi, nasional sampai internasional. Selain itu juga berdampak pada

meningkatnya akhlak, ibadah, kedisiplinan, kebersihan, kerjasama, kesopanan,

kemandirian, kerajinan, kejujuran, kepemimpinan, dan ketaatan.

B. SARAN

1. Bagi Lembaga Pendidikan

Khususnya kepada SD berbasis Islam kota Magelang sebagai lembaga

pendidikan hendaknya:

a. Lebih meningkatkan pendekatan individu terhadap guru dan siswa,

sehingga mudah memperoleh informasi tentang perkembangan dan gaya

belajarnya sehingga mudah diketahui permasalahan-permasalahan yang

timbul dan menghambat pelaksanaan pendidikan terutama berkaitan

dengan implementasi pembelajaran berbasis multiple intelligences.

b. Mengadakan pendeteksian awal dengan tes khusus untuk mengetahui

masing-masing kecerdasan siswa dan mengelompokkan ke dalam kelas-

Page 219: Implementasi Multiple Intelligences

199

kelas berdasarkan satu macam kecerdasan untuk lebih mengoptimalkan

pembelajaran berbasis multiple intelligences.

c. Lebih meningkatkan hubungan dengan orang tua murid dan masyarakat

sehingga akan membantu memperlancar penerapan konsep pembelajaran

berbasis multiple intelligences dengan metode yang bervariasi yang dapat

diterapkan juga di rumah oleh orang tua.

2. Bagi guru

Khususnya ditujukan kepada seluruh guru di SD berbasis Islam kota

Magelang hendaknya:

a. Dapat mengimplementasikan pembelajaran berbasis multiple intelligences

sebaik mungkin dan menciptakan metode yang lebih bervariatif lagi sesuai

dengan gaya belajar siswa.

b. Menambah wawasan baru tentang pembelajaran yang aktif, kreatif,

inovatif, efektif dan menyenangkan bagi siswa.

Page 220: Implementasi Multiple Intelligences

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Muhammad. Pendidikan di Alaf Baru. Yogyakarta: Prismasophie, 2003.

Armstrong, Thomas. Multiple intelligences In The Classroom. Virginia: ASCD, 2009.

Tim Syaamil. Al-Qur’anulkarim, Miracle The Reference. Bandung: Sygma Publishing, 2010.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003.

Chatib, Munif. Gurunya Manusia, Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara. Bandung: Kaifa, 2012.

Chatib, Munif. Sekolahnya Manusia, Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia. Bandung: Kaifa, 2013.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Departemen Agama RI, 2009.

DePorter, Bobbi. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa, 2005.

Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.

English, Evelyn Wiliams. Mengajar dengan Empati. Bandung: Nuansa Cendekia, 2012.

Gardner, Howard. Frames Of Mind (The Theory of Multiple intelligences). NewYork: Basicbooks, 1983.

Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar Dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru, 1992.

Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004.

Harsanto, Radno. Pengelolaan Kelas Yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius, 2007

Iskandarwassid, Sunendar, Dadang. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.

Page 221: Implementasi Multiple Intelligences

Jasmine, Julia. Metode Mengajar Multiple intelligences. Bandung: Nuansa Cendekia, 2012.

Makmun, Abin Syamsuddin. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.

Mandalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan proposal. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Miller, John P. Sekolah Kepribadian. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2002.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.

M Subana, Sudrajat. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia, 2001.

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Mustaqim, Wahid, Abdul. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991..

Nasir, Ridlwan. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Pondok Pesantren di Tengah Arus Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Rachman, Shaleh Abdul. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004.

R. Hoerr, Thomas et. All. Celebrating Every Learner. San Fransisco: Jossey-Bass, 2010.

Roqib, Moh. Ilmu Pendidikan Islam, Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta: PT. LKIS, 2009.

Sanaky, Hujair AH. Paradigma Pendidikan Islam. Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2003.

Semiawan, Conny, A.S. Munandar, S.C.U. Munandar. Memupuk Bakat Dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia, 1984.

Silberman, Mel. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009.

S.Nasution. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Transito, 2003.

S.Nasution. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Page 222: Implementasi Multiple Intelligences

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008.

Supriadi, Dedi. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan. Bandung: Remaja RosdaKarya, 2005.

Sutrisno. Revolusi Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta, Ar-ruzz, 2005.

Syurfah, Ariyani. Multiple intelligences for Islamic Teaching: Panduan Melejitkan Kecerdasan Majemuk Anak Melalui Pengajaran Islam. Bandung: Syamil Cipta Media, 2007.

Uno, Hamzah B., Masri Kuadrat. Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Yaumi, Muhammad. Pembelajaran Berbasis Multiple intelligences. Jakarta: PT. Dian Rakyat, 2012.